BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Dunia saat ini.
Setiap negara serius dalam pengelolaan Pariwisata, karena hal tersebut dapat memberikan dampak yang besar bagi sektor lainnya, terutama sektor perekonomian. Selain meningkatkan perekonomian dengan ditandai dengan peningkatan pendapatan devisa negara yang dikunjungi wisatawan, dunia
pariwisata juga dapat memperluas lapangan pekerjaan di negara tersebut dengan
semakin berkembangnya bisnis di dunia Pariwisata yang meliputi bisnis Travel Agent, Tour Operator, Perhotelan, Transportasi dan fasilitas penunjang kepariwisataan lainnya. United Nation World Tourism Organization (UN-WTO, 2011) menyebutkan bahwa pertumbuhan pariwisata internasional akan mencapai kisaran 4–5%. Hal tersebut
menjadi fakta bahwa dunia pariwisata akan terus
berkembang ke tahun-tahun selanjutnya. Negara–negara di Benua Asia khususnya Asia Tenggara terus meningkatkan kualitas kepariwisataannya, dengan strategi branding yang semakin kreatif dan menarik seperti Malaysia dengan slogan Trully Asia, Thailand dengan Amazing Thailand, Singapore dengan Uniquely Singapore dan Indonesia dengan Wonderfull Indonesia, membuat wisatawan mancanegara semakin melirik dunia pariwisata di Asia Tenggara menjadi daerah tujuan wisata utama selain Benua Eropa. Strategi branding dapat menjadi jalan untuk memperkenalkan dunia pariwisata suatu negara, namun hal tersebut perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan ketersediaan Sumber Daya Alam yang unik dan memberikan daya tarik tinggi bagi wisatawan seperti keindahan alam yang dimiliki Negara Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang menyimpan sejuta keindahan alam dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Memiliki 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Pulau Bali, Pulau Jawa, Taman Laut Bunaken, Gunung Bromo, Yogyakarta, Kepulauan Raja Ampat, dan
1
Candi Borobudur merupakan sebagian kecil daerah tujuan wisata di Indonesia,
menyimpan keunikan dan karakteristik masing-masing yang dapat memikat
wisatawan domestik maupun mancanegara. Pariwisata merupakan sektor penting bagi Indonesia, karena menjadi
penyumbang devisa terbesar ketiga setelah Minyak dan gas bumi. Pada tahun
2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menghasilkan devisa negara sebesar 7.603,45 juta US$.(Wikipedia, 2010) Banyaknya pulau, keindahan alam dan budaya menjadi faktor utama
mengapa Indonesia begitu diminati oleh wisatawan domestik maupun
mancanegara. Namun hingga saat ini, masih banyak potensi wisata Indonesia yang belum dikembangkan, salah satunya di Pulau Jawa tepatnya di Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan Provinsi maju yang menyimpan sejuta keindahan alam, dengan tradisi dan budaya suku sunda yang masih dipertahankan keasliannya. Jawa Barat memiliki dua kawasan dengan karakteristik berbeda yaitu kawasan pantai yang terletak di bagian selatan yang merupakan dataran rendah dengan iklim pantai yang panas dan kawasan pegunungan yang meliputi sebagian besar bagian tengah dan selatan yang berudara sejuk. Sehingga Provinsi Jawa Barat merupakan daerah tujuan wisata alam yang lengkap, menyajikan keindahan alam pegunungan dan pantainya. Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yang memiliki karakteristik daerah berkontur pegunungan dengan iklim dingin. Merupakan daerah tujuan wisata dengan lokasi yang strategis berada di daerah lintas antara Jakarta, Purwakarta, Garut, dan Tasikmalaya, membuat Bandung menjadi daerah yang banyak di kunjungi wisatawan dari kota yang berada di sekitarnya. Keadaan alam yang sejuk, wisata alam, keindahan panorama, wisata kuliner, dan wisata belanja yang ditawarkan membuat wisatawan yang datang ke Bandung semakin betah untuk menghabiskan waktu lebih lama (Fairuz, 2010). Saat ini Bandung memiliki 2 wilayah tingkat 2 yaitu Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Kabupaten Bandung Barat memiliki luas wilayah 1.305.77 km². Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cianjur
2
di sebelah barat, Kabupaten Subang di sebelah utara, Kabupaten Bandung dan
Kota Cimahi di sebelah timur, dan Kota Bandung di sebelah selatan. Dilihat dari
wilayah perbatasan tersebut, Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata, karena selain berada di lokasi yang strategis berada di perlintasan antara Kabupaten Purwakarta, Kota Cimahi dan Kota
Bandung , Kabupaten Bandung Barat juga memiliki objek wisata alam yang tersebar di 15 Kecamatan dan 165 Desa. Objek wisata tersebut diantaranya berada di Rajamandala–Waduk Saguling, Padalarang–Situ Ciburuy, Cipatat–Gua Pawon, Cirata, Ngamprah-Air panas Cibaligo, Gunung Halu-Curug Cipeundeuy–Waduk
Malela, dan di Cililin terdapat kawasan Wana Wisata Curug Sawer.
(www.bandungbaratkab.go.id). Kawasan Wana Wisata Curug Sawer terletak di Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat yang dikelola sepenuhnya oleh KPH (Kawasan Penguasaan Hutan) Perhutani Bandung Selatan. Kawasan Wana Wisata Curug Sawer menempati areal seluas 10 ha berada di ketinggian 768 meter diatas permukaan laut. Kawasan Wana Wisata Curug Sawer memiliki beberapa atraksi wisata alam berupa Curug Sawer, Curug Biru, Curug Orok, Goa Rangkong, Bumi Perkemahan serta keindahan pemandangan alam hutan pinus yang menyuguhkan udara pegunungan yang segar sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempat wisata sekaligus melakukan aktivitas di luar. Fasilitas yang terdapat di Kawasan Wana Wisata Curug Sawer adalah tersedianya bumi perkemahan yang berada dekat dengan gerbang masuk, toilet, mushola, dan lapangan parkir yang cukup luas. Namun, Kawasan Wana Wisata Curug Sawer saat ini belum dikembangkan secara optimal, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Pengelola Kawasan Wana Wisata Curug Sawer beliau bernama Bapak Iim menyebutkan bahwa Kawasan Wana Wisata Curug Sawer memang memilki beberapa atraksi wisata yang terdiri dari Curug Sawer, Curug Biru, Curug Orok, Goa Rangkong, dan Bumi Perkemahan, tetapi yang paling banyak dikunjungi hanya Curug Sawer, hal tersebut dikarenakan lokasinya yang paling dekat, sekira 1 Km dan yang paling dikenal oleh wisatawan. Padahal apabila dibandingkan dengan Curug Biru, Curug tersebut memiliki ketinggian air terjunnya diatas Curug Sawer, dan memiliki pemandangan yang lebih indah.
3
Namun, karena lokasinya berjarak sekira 1,5 Km, akses menuju ke Curug Biru
yang kurang baik, dan kurangnya interpretasi mengenai Curug Biru maka Curug
tersebut kurang dikunjungi oleh wisatawan, hal tersebut sama seperti Goa Rangkong yang masih kurang dalam interpretasinya. Berdasarkan keterangan yang terdapat di website resmi Kabupaten Bandung
Barat “www.bandungbaratkab.go.id” yang menyebutkan bahwa Kawasan Wana Wisata Curug sawer disayangkan hanya ramai dikunjungi wisatawan pada hari minggu dan musim liburan, hal tersebut dikarenakan Kawasan Wana Wisata Sawer belum maksimal dikembangkan. Dari fenomena diatas maka dapat Curug
disimpulkan bahwa “Kawasan Wana Wisata Curug Sawer memiliki potensi
untuk lebih dikembangkan dari segi atraksi, akses, amenti, dan ansilari atau dikenal dengan istilah Komponen 4A serta Zonasi untuk menjadi Kawasan Wana Wisata Ekologi andalan di Kawasan Kabupaten Bandung Barat”. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka di ajukan Proyek dengan judul “Perancangan Pengembangan Komponen 4A dan Zonasi Kawasan Wana Wisata Curug Sawer Di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat”.
1.2. Identifikasi Proyek Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas. Dapat disimpulkan identifikasi Proyek dari Tugas Akhir ini sebagai berikut: 1. Gambaran umum kondisi Kawasan Wana Wisata Curug Sawer, dilihat dari : a. Atraksi (Attraction) Kawasan Wana Wisata Curug Sawer dan, b. Akses (Accesibility) Kawasan Wana Wisata Curug Sawer, c. Ameniti (Amenities) Kawasan Wana Wisata Curug Sawer. d. Ansilari (Ancillary) Kawasan Wana Wisata Curug Sawer. 2. Perancangan Pengembangan Kawasan Wana Wisata Curug Sawer yang meliputi: a. Rancangan penambahan dan pengembangan Atraksi (Attraction) wisata di Kawasan Wana Wisata Curug Sawer. b. Rancangan penambahan dan pengembangan Akses (Accesibility) Kawasan Wana Wisata Curug Sawer.
4
c. Rancangan penambahan dan pengembangan Ameniti (Amenities) di
Kawasan Wana Wisata Curug Sawer. d. Rancangan penambahan dan pengembangan Ansilari (Ancillary) di
Kawasan Wana Wisata Curug Sawer.
3. Perancangan Zonasi di Kawasan Wana Wisata Curug Sawer.
1.3. Tujuan Proyek Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan potensi dan perancangan kawasan wisata Curug Sawer, yaitu: wana
1. Memberikan informasi mengenai keadaan Kawasan Wana Wisata Curug
Sawer yang berpotensi untuk dikembangkan, seperti: a. Memberikan informasi mengenai keadaan Atraksi (Attraction) yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna meningkatkan kunjungan wisatawan. b. Memberikan informasi mengenai keadaan Akses (Accesibility) yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna meningkatkan kunjungan wisatawan. c. Memberikan informasi mengenai keadaan Ameniti (Amenities) yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna meningkatkan kunjungan wisatawan. d. Memberikan informasi mengenai keadaan Ansilari (Ancillary) yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna meningkatkan kunjungan wisatawan. 2. Memiliki Rancangan Pengembangan Kawasan Wana Wisata Curug Sawer yang meliputi: a. Rancangan penambahan dan pengembangan Atraksi (Attraction) wisata di Kawasaan Wana Wisata Curug Sawer. b. Rancangan pengembangan Akses (Accessibility) wisata di Kawasaan Wana Wisata Curug Sawer. c. Rancangan penambahan dan pengembangan Ameniti (Amenities) di Kawasan Wana Wisata Curug Sawer.
5
d. Rancangan penambahan dan pengembangan Ansilari (Ancillary) di
Kawasan Wana Wisata Curug Sawer.
3. Memiliki rancangan Zonasi Kawasan Wana Wisata Curug Sawer sebagai saran untuk meningkatkan kualitas alam Kawasan Wana Wisata Curug Sawer.
1.4
Manfaat Proyek Menginformasikan keadaan asli Kawasan Wana Wisata Curug Sawer serta
potensi yang dimiliki untuk perencanaan pengembangan Kawasan Wana Wisata
Curug Sawer yaitu:
1. Bagi pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat semakin memperkenalkan Kawasan Wana Wisata Curug Sawer. 2. Bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat, diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan daerah di bidang pariwisata. 3. Bagi KPH Perhutani Bandung Selatan, Semoga semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan meningkatkan pendapatan Kawasan Wana Wisata Curug Sawer . 4. Bagi Kecamatan Cililin, diharapkan dapat lebih dikenal daerahnya dari segi pariwisata sehingga dapat mempercepat pembangunan daerah. 5. Bagi Masyarakat lokal di sekitar kawasan wana wisata curug Sawer, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan baru. 6. Bagi Kawasan Wana Wisata Curug Sawer, semoga dapat lebih indah, tertata dan tetap terjaga keasliannya. 7. Bagi Wisatawan, dapat memberikan gambaran mengenai keadaan Kawasan Wana Wisata Curug Sawer. 8. Bagi penulis, Diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan
dan dapat
bermanfaat
bagi
kelangsungan
dan
pengembangan dunia pariwisata Indonesia.
6