BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Variasi leksikal merupakan variasi bahasa yang dapat diketahui dari adanya
perbedaan cara pelafalan dan perubahan bentuk dalam suatu bahasa. Seperti pada leksikon [inong] dan [omak] yang sama-sama bermakna ‘ibu’ merupakan salah satu contoh variasi leksikal. Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturannya yang tidak bersifat homogen. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan banyak orang meninggalkan bahasanya, atau menggunakan bahasa lain. Dalam perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing. Hal tersebut memberikan dampak terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Dalam kajian ini, bahasa sangat berpengaruh, karena bahasa merupakan objek dalam penelitian variasi bahasa. Ada beberapa pengertian bahasa menurut para ahli. Ritonga (2008:1) mengatakan bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dalam KBBI, bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Bahasa
adalah
kecakapan
manusia
untuk
berkomunikasi
dengan
menggunakan jenis-jenis tertentu (misalnya suara, isyarat) dan disusun dalam jenis-jenis unit tertentu (misalnya tataurut), Duranti (dalam Jufrizal dkk, 2007:79). Bahasa juga merupakan perwujudan tingkah laku manusia baik lisan maupun tulisan sehingga orang dapat mendengar, mengerti, serta merasakan apa yang dimaksud. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk
11
menjalin hubungan antarsesama manusia (Samsuri:1994: 4). Namun, setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa bila tidak terkandung makna di dalamnya. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berinteraksi antarsesamanya. Selain bahasa, bahasa Batak Toba juga termasuk dalam penelitian ini, karena penelitian ini mengkaji variasi leksikal dalam bahasa Batak Toba. Bahasa daerah adalah salah satu sumber kosa kata bahasa Indonesia. Bahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa daerah yang masih dipergunakan oleh penuturnya sampai sekarang. Salah satu daerah yang menggunakan bahasa Batak Toba sebagai bahasa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari adalah Kabupaten Samosir. Secara geografis, letak Kabupaten Samosir adalah 2º 24’- 2º 45’ LU dan 98º 21’- 99º 55’ BT. Kabupaten Samosir berada di antara tujuh kabupaten, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat. Kabupaten Samosir terdiri atas sembilan kecamatan, yaitu Kecamatan Harian, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Palipi, Kecamatan Pangururan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kecamatan Simanindo dan Kecamatan Sitiotio. Kesembilan kecamatan tersebut merupakan wilayah yang menggunakan bahasa Batak Toba sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun penelitian ini hanya berfokus di Kecamatan Sianjur Mulamula. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sianjur Mulamula, karena Kecamatan Sianjur Mulamula merupakan tempat dimana penduduknya asli suku Batak Toba. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana variasi leksikal bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula tersebut. Apakah terdapat perbedaan yang sangat mencolok atau sebaliknya, yang mana Kecamatan Sianjur Mulamula ini merupakan salah satu wilayah yang sudah lama ada. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan bagi pembaca, terutama peneliti dalam
12
aspek leksikal bahasa Batak Toba. Karena sudah banyak anak muda yang sudah lupa dengan bahasa daerahnya. Menurut kenyataan sehari-hari, suku Batak Toba, khususnya generasi muda yang bertempat tinggal diperkotaan boleh dikatakan tidak mampu lagi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerahnya sendiri yaitu bahasa Batak Toba, walaupun mereka mengerti makna pembicaraan itu. Dengan kata lain, walaupun kita berbicara kepada mereka dengan menggunakan bahasa Batak Toba, maka mereka akan menjawabnya dengan bahasa Indonesia, karena kemampuan mereka menggunakan bahasa daerahnya sudah sangat kurang. Untuk itu, para generasi muda perlu dituntun dan dibina, agar dapat mengetahui bahasa daerahnya. Dengan adanya penelitian ini, para generasi muda dapat menambah pengetahuan tentang bahasa Batak Toba, yakni dengan adanya leksikon-leksikon bahasa Batak Toba dalam Penelitian ini. Sebelumnya, peneliti sudah pernah meneliti kajian dialektologi, yang berjudul Situasi Kebahasaan di Desa Sarimarrihit Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir. Dalam hal ini peneliti menemukan banyak perbedaan baik dari segi fonologi, morfologi, sintaksis, maupun leksikon. Namun, pada penelitian ini peneliti berfokus pada aspek leksikalnya. Salah satu contoh perbedaan leksikon, pada kata ‘melihat’ terdapat tiga kata untuk merealisasikannya, yaitu [mamɛrɛŋ] (mamereng), [manaili], dan [maŋida] (mangida). Hal ini merupakan perbedaan leksikon, yang ketiga daerah pengamatan tersebut berbeda dalam segi leksemnya untuk merealisasikan kata ‘melihat’.
13
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah variasi leksikal bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir?
2.
Bagaimanakah pemetaan variasi leksikal bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir?
3.
Bagaimanakah status perbedaan leksikal bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir berdasarkan analisis dialektometri?
1.3
Batasan Masalah Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada unsur kosa kata atau leksikon
saja, serta membatasi daerah penelitian pada empat (4) desa di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir. Empat desa tersebut adalah desa Boho, desa Aek Sipitudai, desa Sianjur Mulamula, dan desa Sarimarrihit.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan variasi leksikal bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir.
2.
Mendeskripsikan pemetaan variasi leksikal bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir.
3.
Mengetahui status perbedaan leksikal bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir.
14
1.4.2 Manfaat Penelitian 1.4.2.1 Manfaat Teoretis Adapun manfaat teoretis penelitian ini antara lain: 1.
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang Variasi Leksikal Bahasa Batak Toba di Kecamatan Sianjur Mulamula kabupaten Samosir.
2.
Menjadi acuan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian tentang dialektologi khususnya tentang Variasi Leksikal Bahasa Batak Toba.
1.4.2.2 Manfaat Praktis 1.
Memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang dapat memperkaya kebudayaan Indonesia.
2.
Sebagai informasi bagi pemerintah daerah mengenai hasil penelitian baru tentang Variasi Leksikal Bahasa Batak Toba serta sebagai referensi bagi pemerintahan daerah.
15