BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Metrologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran,
alat ukur, serta satuan ukuran. Dalam metrologi terdapat ilmu tentang cara-cara pengukuran, kalibrasi, tera dan tera ulang serta akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia modern metrologi berperan penting untuk melindungi konsumen dan memastikan barang-barang yang diproduksi memenuhi standar dimensi dan kualitas yang telah ditetapkan oleh badan metrologi legal. Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai ukur sebuah besaran fisika. Kegiatan pengukuran mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu pengetahuan, kehidupan pribadi manusia dan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi. Kehidupan modern semakin dicirikan oleh canggihnya perangkat untuk memperoleh data. Manusia modern makin bergantung kepada kegiatan mendapatkan data yang secara teknis dinamakan pengukuran. Cara demikian manusia dapat memantau dan mengendalikan kehidupannya secara ketat dan efisien. Peranan pengukuran dalam kehidupan manusia semakin terasa vital dan imperatif ( Ibrahim, 1998). Timbangan merupakan alat ukur massa atau berat dan selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari perdagangan di pasar sampai dengan perdagangan barang mulia sekalipun selalu menggunakan timbangan. Saat ini dijumpai 2 jenis timbangan, yaitu analog dan elektronik. Perkembangan
zaman
yang
menuntut
hampir
semua
pengukuran
terkomputerisasi telah membuat timbangan elektronik menjadi lebih popular dibanding timbangan analog. Pada penggunaan timbangan untuk transaksi di masyarakat, timbangan elektronik merupakan salah satu timbangan yang digemari oleh penjual dan pembeli
dikarenakan
Penunjukan
digital
kemudahan ini
pembacaan
memerlukan
penunjukan
pembulatan
untuk
timbangan. menampilkan
penunjukan muatan yang ditimbang. Dikarenakan pembulatan ini, pada
1
2
KEPDJPDN No.31 tahun 2010 tentang Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis, kita memerlukan imbuh sebesar 0.1e untuk menentukan posisi penunjukan timbangan yang hasilnya akan digunakan untuk mencari “error” yang akan dibandingkan dengan BKD (Batas Kesalahan yang Diizinkan) untuk menentukan sah ataupun batalnya nilai ukur sebuah timbangan. Penentuan dengan menggunakan error ini memakan waktu yang cukup lama. Pada regulasi NMI Australia untuk menentukan error pada timbangan elektronik tidak memerlukan imbuh 0.1e yang ditempatkan secara bertahap, namun pada regulasi tersebut terkadang tidak memerlukan imbuh sama sekali ataupun jika memerlukan imbuh hanya membutuhkan 0.5e saja. Pada KEPDJPDN No.31 tahun 2010 tentang Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis penentuan sah ataupun batalnya pengujian timbangan elektronik memerlukan imbuh sebesar 0.1e. Hal ini dikarenakan pada syarat teknis akan membandingkan nilai
error dengan BKD muatan uji. Syarat
Teknis timbangan bukan otomatis mengadopsi dari OIML R76 tentang Nonautomatic Weighing Instruments. Perhitungan standar deviasi untuk pengujian ketidaktetapan (repeatability) untuk timbangan non otomatis di lapangan sulit dilakukan apabila tidak menggunakan kalkulator ataupun komputer. Namun ada beberapa cara mudah untuk menentukan apakah kesalahan pada pengujian ketidaktetapan penunjukan masuk dalam Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD). Pada prosedur NMI Australia tidak mencari nilai error penunjukan timbangan. Untuk menelaah bagaimana prosedur NMI Australia dapat menjadi sederhana dibandingkan syarat teknis. Atas dasar tersebut penulis akan membahas tentang perbandingan antara menggunakan kedua metode ini, bagaimana perbedaan hasil pengujian timbangan elektronik menggunakan kedua prosedur tersebut meskipun keduanya menggunakan acuan yang diadopsi dari OIML R76.
3
1.2
Perumusan Masalah
Pada uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka pada penelitian ini dirumuskan 2 masalah yang perlu diperhatikan. 1.
Bagaimana prosedur pengujian ketidaktetapan (repeatability) pada timbangan elektronik yang lebih cepat?
2.
Bagaimana perbandingan hasil pengujian ketidaktetapan (repeatability) pada timbangan elektronik menggunakan metode sesuai Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis dan metode NMI Australia?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini adalah membandingkan metode pengujian ketidaktetapan (repeatability) timbangan elektronik menggunakan metode sesuai Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis dan metode NMI Australia yang keduanya mengacu pada OIML R76 dalam penentuan sah ataupun batalnya pengujian repeatability timbangan elektronik.
1.4
Batasan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk tugas akhir (TA) bagi penulis. Berhubung terkait TA maka penelitian ini terkendala oleh, setidaknya, waktu dan biaya. Selain itu, juga dibatasi oleh sarana sehingga penulis melakukan TA di tempat lain (bukan di lab SV). Terkait dengan kendala tersebut maka penelitian ini dibatasi oleh 3 hal. 1.
Pengujian
Repeatability
pada
timbangan
elektronik
dengan
membandingkan 2 metode penelitian. 2.
Timbangan yang digunakan yaitu 3 jenis timbangan elektronik, 1 diantaranya timbangan elekronik kelas II dengan kapasitas maksimum penimbangan 10kg dan 2 diantaranya timbangan elektronik kelas III dengan kapasitas maksimum 5kg.
3.
Metode yang digunakan untuk membandingkan yaitu metode sesuai Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis dan Metode NMI Australia.
4
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini tentunya mampu memberi manfaat kepada Tridharma Perguruan Tinggi (PT). Kemanfaatan itu terkait: Pendidikan dan pengajaran (dijkar), penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi pendidikan dan pengajaran (dikjar), penulis bisa lebih memahami mengenai pengujian ketidaktetapan (repeatability) pada timbangan elektronik.
2.
Bagi penelitian, pengalaman penulis dalam melakukan pengujian ketidaktetapan (repeatability) dengan menggunakan metode sesuai dengan syarat teknis pengujian timbangan elektronik di lapangan sulit ditentukan apabila tidak menggunakan kalkulator atau computer. Sehingga diharapkan penulisan ini dapat memberi kemudahan pada tenaga kemetrologian dalam menentukan sah atau tidaknya pengujian repeatability di lapangan.
3.
Bagi masyarakat, tulisan ini dapat memberikan informasi ini kepada masyarakat mengenai pengujian repeatability pada timbangan elektronik.
1.6
Metode Penelitian
Metode penulisan yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1.
Studi Literatur. Mempelajari makalah, jurnal, karya tulis, serta buku-buku yang berkaitan dengan tema tugas akhir yang diangkat.
2.
Konsultasi. Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai tema pengujian yang diangkat.
3.
Implementasi dan Pengujian. Menerapkan teori yang telah diperoleh dari studi lainnya yaitu pengujian menggunakan metode Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis serta menggunakan metode NMI Australia. Timbangan yang digunakan pada pengujian ini adalah timbangan elektronik.
5
4.
Menganalisa hasil pengujian. Menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu membahas hasil yang didapat.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1.
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini dijelaskan secara singkat mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode pengambilan data dan sistematika penulisan
2.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai hasil beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian berkaitan dengan tema pada penelitian ini.
3.
BAB III LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan dan menjelaskan beberapa teori yang mendasari penyusunan tugas akhir ini. Adapun teori yang terdapat pada bab ini adalah teori yang berkaitan erat dengan pengetahuan dasar tentang pengujian repeat timbangan elektronik ini.
4.
BAB IV METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan, alat dan bahan yang digunakan, serta rumus yang mendukung pengujian ketidaktetapan timbangan elektronik.
5.
BAB V HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan pembahasan tentang implementasi dan pengujian data pengamatan yang didapat mengenai hasil pengujian repeatability timbangan elektronik secara keseluruhan, serta membahas masalah yang dikemukakan dengan membandingkan teori yang didapat dengan penelitian di lapangan.
6.
BAB VI PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang memuat uraian singkat mengenai hasil penelitian dan saran – sehingga dapat dikaji lebih lanjut.
6
7.
DAFTAR PUSTAKA Bab ini berisi referensi yang digunakan untuk melengkapi laporan tugas akhir ini.
8.
LAMPIRAN Berisi lampiran – lampiran berkaitan dengan laporan tugas akhir.