BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen (stratejik), mutlak dilakukan oleh suatu organisasi sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya dan sebagai upaya mewujudkan tata kelola sistem yang modern. Perencanaan yang disusun dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui suatu perumusan strategi tertentu. Perumusan strategi yang berupa visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut bersifat permanen dan jangka panjang antara 5 sampai 20 tahun. Untuk menentukan bagaimana perumusan strategi dicapai diperlukan strategi yang lebih operasional berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan serta tidak lupa perlu dianalisa faktor resiko yang menyertainya. Untuk menentukan alternatif strategi operasional, harus dilakukan melalui proses sistematis yang memiliki prosedur yang jelas. Hal tersebut tidak terlepas dari faktor internal organisasi berupa kekuatan dan kelemahannya serta adanya faktor eksternal berupa ancaman dan peluang. Seperti halnya organisasi pada umumnya, dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik dan modern, RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang juga menyusun Rencana Strategi Bisnis untuk 5 tahun mendatang (2015 – 2019). Perlunya Rencana Strategsi Bisnis berkaitan dengan pola pengelolaan keuangan RS. Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Badan Layanan Umum merupakan perubahan yang diharapkan akan mampu meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat sehingga diperlukan persiapan matang dari rumah sakit dalam hal pola pikir, sikap dan perilaku sumber daya manusia, budaya kerja, serta pemberdayaan seluruh asetnya. Hal ini berdasar pada PP 23/2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan BLU dalam pasal 4 (4) dan PP No. 74/2012 tentang perubahan atas PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum terkait Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut: a.
Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat
b.
Pola tata kelola
c.
Rencana Strategis Bisnis
d.
Laporan keuangan pokok
e.
Standar pelayanan minimum
f.
Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
Sebagai hasilnya melalui SK Menteri Keuangan RI No. 278/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007 dan SK Menteri Kesehatan RI No. 756/Men.Kes/SK/VI/2007 tertanggal 26 Juni 2007, RS. Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan PPK–BLU secara penuh, dan selanjutnya diikuti perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja sebagai Badan Layanan Umum melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 253/Per/Menkes/III/2008 tanggal 11 Maret 2008. Dalam pola pengelolaan keuangan BLU sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005, rumah sakit diberikan beberapa keleluasaan atau fleksibilitas. Namun sebagai pengimbangnya, rumah sakit dikendalikan secara ketat dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungjawabannya. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang sebagai suatu instansi yang memberikan pelayanan kesehatan kepada publik dituntut untuk selalu berpikir strategis, bisa menterjemahkan sumber daya yang ada untuk strategi yang efektif guna menghadapi tuntutan masyarakat yang sangat variatif dan cepat berubah serta bisa memberikan alasan yang diperlukan untuk meletakkan landasan bagi pemakaian dan pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. Terlebih lagi sebagai Rumah Sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK – BLU) dituntut untuk selalu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, selalu 1
mengeksplorasi alternatif – alternatif yang menguntungkan dan perencanaan yang menekankan implikasi masa depan keputusan sekarang. Perencanaan rumah sakit ini meliputi perencanaan jangka panjang yang komprehensif atau perencanaan induk, perencanaan jangka menengah yang lebih familiar dengan istilah Rencana Strategis Bisnis dan perencanaan jangka pendek satu tahunan yang biasa disebut rencana bisnis anggaran (RBA). Ketiga perencanaan diatas sama – sama memfokuskan pada rumah sakit dan apa yang harus dikerjakan rumah sakit untuk memperbaiki kinerjanya, Rencana Strategis Bisnis lebih memfokuskan kepada pengidentifikasian dan pemecahan isu –isu aktual, penilaian terhadap faktorfaktor eksternal dan internal yang dinamis dan cepat berubah dengan memperhatikan asumsi-asumsi baik mikro maupun makro, sedangkan rencana bisnis anggaran banyak berorientasi kepada tindakan (action). Tuntutan untuk bisa menyajikan perencanaan yang baik, pemilihan strategi yang tepat ini bagi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang merupakan kebutuhan yang amat penting. Apalagi didalam era global dimana persaingan bisnis pelayanan kesehatan begitu tajamnya maka pilihan strategi yang ditetapkan berorientasi : 1. Banyak organisasi pelayanan kesehatan di sekitar yang berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanan tetapi kita harus yakin bahwa kita harus menjadi yang terbesar dan terbaik. 2. Dinamika internal rumah sakit sebagai suatu organisasi pelayanan publik semakin komplek untuk itu pihak manajemen harus bisa mencari jalan keluar. 3. Pembiayaan dari unit kerja yang ada di rumah sakit semakin komplek sedangkan pagu anggaran yang tersedia sangat terbatas untuk itu rumah sakit harus bisa menetapkan prioritas. Dengan pagu anggaran yang terbatas belanja yang dikeluarkan harus selalu berorientasi sebesar-besarnya manfaat, baik untuk rumah sakit maupun pengguna jasa layanan. 4. Memastikan bahwa segenap sumber daya yang ada di rumah sakit mampu dimanfaatkan secara optimal sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan dengan efisien dan efektif.
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya. Pengelolaan pelayanan kesehatan pada rumah sakit menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan hidup matinya pelanggan. Oleh karena itu perencanaan Rumah Sakit memiliki fleksibilitas dan elastisitas relative tinggi yang mensyaratkan pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan kinerjanya. Berikut ini kecenderungan strategis yang tengah dan akan dialami oleh Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang : 1. Teknologi yang terkait dengan RSJ. Bagaimana teknologi tersebut berkembang dan mempengaruhi kinerja dari RSJ. Teknologi dapat dikaitkan dengan 2 hal besar dalam rumah sakit jiwa yaitu :
2.
3.
4.
5.
a. Ilmu Pengetahuan Medis Layanan Kesehatan Jiwa dan b. Peralatan Medis yang dipakai para ahli dalam memberikan layanan medisnya. Faktor ekonomi mulai dari kurs mata uang, daya beli pasar, pendapatan per kapita, pertumbuhan penduduk, kenaikan Tarif dasar listrik, kenaikan BBM dll bisa jadi terjadi fluktuasi dan diluar kontrol dari manajemen RSJ tetapi akan berdampak kepada kinerja termasuk peningkatan investasi, peningkatan biaya, peluang pasar yang lebih besar dll. Pasar yang menjadi segmentasi dan target dari RSJ yang harus diantisipasi, maka perlu ditentukan sekaligus segmentasi yang dipilih dan seberapa target pasar yang ada. Pengembangan segmentasi dan target akan bisa menjadi peluang baru. Kemampuan untuk melihat adanya segmentasi dan target pasar yang baru menjadi penting untuk pertumbuhan. Kondisi Politik tidak dapat diabaikan dibeberapa sektor industri khususnya untuk memastikan stabilitas dan tingkat kepercayaan. Indonesia mengalami siklus 5 tahunan tentang agenda politik yaitu pemilihan wakil rakyat dan Presiden. Diluar itu masih adanya Pilkada diseluruh propinsi dan kabupaten serta walikota. Hal tersebut seringkali dilihat sebagai ancaman tetapi dapat pula dilihat sebagai peluang terhadap produk dan jasa organisasi termasuk RSJ. Berbagai peraturan dan regulasi pemerintah pusat dan daerah yang harus diikuti oleh RSJ menjadi penting diantisipasi untuk memastikan pemenuhan terhadap persayaratan dalam rangka menjadikan RSJ mempunyai Good Corporate Governance. 2
6. Persyaratan Lingkungan yang harus diikuti dan dipenuhi oleh RSJ menjadikan lebih komprehensif melihat peluang dan ancaman yang berkaitan dengan lingkungan. Bila RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang sudah memiliki fasilitas kesehatan lingkungan dan memenuhinya justru akan memberikan banyak peluang kedepannya. 7. Antisipasi terhadap supplier baik berkaitan dengan SDM medis dan non medis, Peralatan Medis, Supplies Medis serta Infra struktur harus menjadi perhatian manajemen rumah sakit. Khususnya SDM medis yang masih terbatas dan pertumbuhan rumah sakit yang pesat menjadi tantangan tersendiri. Peralatan Medis yang notabene teknologinya dimiliki oleh produsen dan terus berkembang dengan pesat perlu disiasati untuk membantu pengembangan RSJ. Kompetensi dan kinerja dari para supplier yang harus menjadi bahan dalam seleksi dan evaluasi supplier termasuk supplier SDM dan Infrastruktur. 8. Kondisi Sosial Masyarakat yang perlu dicermati adalah nilai tambah yang diberikan RSJ Prof. Dr. Soerojo – Magelang dalam menjalankan operasional rumah sakit jiwa terhadap masyarakat sekitarnya. Faktor sosial masyarakat bisa menjadi peluang bila mampu mensiasatinya akan tetapi dibeberapa industri menjadi ancaman yang bisa menyebabkan organisasi berhenti beroperasi.
Berikut ini arah dan prioritas strategi yang merupakan konsepsi dasar dari Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang yang disusun dalam rangka menghadapi ancaman dan peluang usaha serta mewujudkan excellent performance kepada pengguna jasa layanan rumah sakit : 1. Pemahaman prioritas kebutuhan dan harapan pelanggan tiap Segmen a. Pasien BPJS b. Pasien Asuransi Pribadi c. Pasien Institusi d. Institusi (Instansi Pemerintah atau Perusahaan Swasta) 2. Membangun Komunitas Sehat Jiwa a. Membangun Komunitas menggunakan Jejaring Pelayanan Kesehatan (mis. Dinkes, Diknas) b. Memberikan Pendidikan & Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat c. Memberikan Pelayanan Kesehatan di setiap komunitas bekerjasama dengan Jejaring Pelayanan Kesehatan 3. Membangun Jejaring Pelayanan Kesehatan a. Membangun Sinergi Kerjasama berdasarkan Manfaat Bersama b. Menjalankan Program Sinergi untuk melayani Kesehatan Jiwa Masyarakat c. Meningkatkan Mutu dan Layanan Prima Bersama d. Menjadi Pusat Rujukan bagi Jejaring Pelayanan (Service Network) 4. Memasarkan Pelayanan Utama di RSJS a. Pelayanan Kesehatan Jiwa : Holistik dan Terpadu b. Pelayanan Pendidikan & Pelatihan : One Stop Service c. Pelayanan Penelitian & Pengembangan : Mutual Benefit (Bagi RSJS harus mendapat manfaat hasil Penelitian & Pengembangan untuk meningkatkan Mutu dan Layanan Kesehatan Jiwa Holistik Terpadu) d. Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Aplikasi SIRS dan Penyewaan (Fasilitas RS dengan perbaikan Gedung/Pertamanan/Lingkungan : Utilisasi Aset) 5. Peningkatan Standar Mutu & Layanan Prima untuk memenuhi prioritas kebutuhan dan harapan Pelanggan tiap Segmen a. Standar Mutu & Layanan Prima ditiap Instalasi yang harus memenuhi Segmen Pelanggan dengan Prioritas Kebutuhan dan Harapan masing-masing. b. Standar Mutu & Layanan Prima ditinjau ulang sesuai perubahan Prioritas Pelanggan. c. Standar Mutu Pelayanan dan Keamanan Pasien harus sudah diterapkan secara konsisten 3
6. Penyelarasan Proses Kerja untuk mencapai Standar Mutu & Layanan Prima a. Kepedulian antar Direktorat, Bidang, Bagian dan Instalasi dalam membangun Kinerja RSJS. b. Membangun komunikasi terbuka, positif, jujur, bertanggungjawab dan produktif. c. Menjalankan Proses Bisnis Rumah Sakit untuk mencapai Sasaran & Target Pelanggan. d. Pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja tiap fungsi. e. Progres dan Pencapaian dari Implementasi Action Plan sesuai Balanced Scorecard f. Melaksanakan Proses Bisnis masing-masing fungsi dan SOP serta Instruksi Kerja yang ada g. Melakukan pendataan dengan disiplin, tepat waktu dan benar ke dalam SIRS 7. Penyelarasan Hubungan dengan Mitra Kerja dan Pemasok a. Membangun Kemitraan Strategis untuk Penelitian & Pengembangan. b. Membangun Kemitraan Strategis dengan R&D Centre (Luar Negeri) untuk mengadopsi Ilmu dan Metode Kesehatan Jiwa di negara maju. c. Membangun Kemitraan Strategis (KSO) untuk Peralatan Medik yang Investasinya Tinggi tetapi jumlah Pasien masih belum banyak. d. Seleksi dan Evaluasi Kinerja Pemasok sesuai SOP & Kebijakan. e. Membangun hubungan rantai pemasok yang Good Corporate Governance (GCG) 8. Menjalankan Tata Kelola Rumah Sakit dengan prinsip GCG (Good Corporate Governance) a. Mendukung tercapainya Sasaran masing-masing Direktorat, Bidang dan Bagian serta Instansi dengan penyediaan dana sesuai anggaran b. Menyusun Anggaran secara akurat dan realistik bersama Direktorat SDM & Pendidikan serta Direktorat Medik dan Keperawatan (Anggaran Operasional dan Strategis termasuk Investasi). c. Mengendalikan Biaya sesuai dengan Anggaran yang disetujui d. Mencapai target pendapatan dari Jasa Pelayanan Kesehatan Lingkungan Jasa Aplikasi SIRS dan Sewa fasilitas properti RSJS (Menara BTS, Lapangan Tenis dll.) e. Mengendalikan Arus Kas untuk menjaga Likuiditas rumah sakit f. Menjalankan Tata Kelola Rumah Sakit memenuhi prinsip Good Coorporate Governance 1.2 TUJUAN RENCANA SRATEGIS BISNIS Penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, bertujuan: 1)
Untuk memenuhi salah satu persyaratan administratif Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum berdasarkan PP 23 tahun 2005 pasal 4 ayat (4) dan PP No. 74/2012 tentang perubahan atas PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
2)
Mengarahkan kebijakan alokasi sumberdaya rumah sakit untuk mewujudkan visi organisasi.
3)
Sebagai pedoman, landasan dan referensi dalam menetapkan skala prioritas Rencana Bisnis Anggaran tahunan. Hal tersebut berdasar pada PP 23/2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan BLU disebutkan dalam hal Perencanaan dan Penganggaran sesuai pasal 10: (1)
BLU menyusun Rencana Strategis Bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-KL)
(2)
BLU menyusun RBA tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
4)
Alat pengendalian organisasi
5)
Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan selama periode lima tahunan yang sejalan dengan Rencana Aksi Ditjen Bina Upaya Kesehatan
6)
Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pengembangan mutu RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang
4
7)
Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang dan dalam pencapaian visi yang telah ditentukan
8)
Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan para stakeholders inti UPT Vertikal
9)
Mengayomi semua Direktorat dalam Organisasi RSJS sehingga semua Direktorat mempunyai Kontribusi dalam Eksekusi Rencana Strategis. Hal ini dituangkan dalam Positioning dan Peta Strategi serta Balanced Scorecard masing-masing.
10)
Membangun Sinergi 3 Direktorat dan seluruh jajarannya sehingga RSJ Prof. Dr. Soerojo – Magelang mempunyai blue print menuju visi yang harus diikuti oleh semua Pejabat disemua Direktorat dan Jajarannya tanpa melihat siapapun yang sedang menjabat.
11)
Rencana Tindakan sebagai turunan dari Peta Strategi dan Balanced Scorecard masingmasing Direktorat sebagai acuan pelaksanaan dan evaluasi progres dan hasil tiap bulan.
12)
Key Result Area yang akan mempertajam tanggungjawab tiap pejabat struktural dalam kontribusi menjalankan Renstra 2015-2019 secara terukur dan kuantitatif sehingga menghasilkan Penilaian Kinerja yang terkait dengan Strategi dan Operasional
1.3 DASAR HUKUM 1. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara 2. PP 23 tahun 2005 pasal 4 ayat (4) dan PP No. 74/2012 tentang perubahan atas PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.05/2014 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 5. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-54/PB/2013 tentang Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan 6. Keputusan Dirjen BUK No. HK.02.04/I/568/12 tentang Kontrak Kinerja 7. SK Menteri Keuangan RI No. 278/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007 dan SK Menteri Kesehatan RI No. 756/Men.Kes/SK/VI/2007 tertanggal 26 Juni 2007, RS. Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan PPK–BLU secara penuh 8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 253/Per/Menkes/III/2008 tanggal 11 Maret 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RS. Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
1.4 SISTEMATIKA LAPORAN Bab I
Gambaran atas latar belakang dibutuhkannya Rencana Strategis Bisnis, kecenderungan strategis tertentu yang tengah dan akan dialami, tujuan utama penyusunan Rencana Strategis Bisnis, dan peraturan yang menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Strategis dan Bisnis
Bab II
Gambaran pencapaian kinerja non financial dan financial yang telah dicapai oleh Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam 5 tahun terakhir
Bab III
Penjelasan pilihan atas arah dan prioritas strategis terhadap tantangan strategis yang tengah dan akan dihadapi oleh Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang sesuai dengan tugas pokok fungsi dan karakteristiknya melalui rumusan pernyataan visi, misi, dan tata nilai; harapan dan kekhawatiran dari setiap stake holder; tantangan strategis; benchmarking; analisa SWOT; diagram kartesius pilihan prioritas strategis; analisa TOWS 5
Bab IV
Penjelasan ukuran kinerja utama dan target ukuran kinerja utama yang hendak dicapai untuk mengawal kemajuan pencapaian visi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang pada kurun waktu 2015 – 2019; matriks indikator kinerja utama sebagai barometer kemajuan perwujudan suatu sasaran strategis, penjelasan terperinci terkait indikator kinerja utama; program kerja strategis
Bab V
Penjelasan resiko yang akan dihadapi dalam mewujudkan berbagai sasaran strategis untuk merealisasikan visi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang meliputi penilaian dan mitigasi resiko melalui agenda identifikasi resiko, penilaian tingkat resiko, rencana mistigasi resiko
Bab VI
Penjelasan proyeksi financial pada kurun waktu periode lima tahunan Rencana Strategis Bisnis meliputi estimasi pendapatan dan rencana kebutuhan anggaran
6
BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI
2.1
GAMBARAN KINERJA ASPEK PELAYANAN Strategi untuk meningkatkan kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, dilakukan pemilihan prioritas utama strategi yang didasarkan pada peta kekuatan organisasi Rumah Sakit yaitu terletak pada kuadran II. Prioritas strategi utama yang terseleksi dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis Rumah Sakit yang tertuang dalam rencana Strategi Rumah Sakit Jiwa Prof.dr.Soerojo Magelang pada adalah sebagai berikut : 1. Bidang Pelayanan Strategi yang diterapkan adalah inovasi produk layanan baik bidang psikiatri maupun bidang layanan fisik dengan menambah dan mengembangkan layanan spesialis lainnya. Dan untuk meningkatkan profesionalisme layanan maka setiap tindakan layanan dilakukan berdasarkan pada Protap dan SOP serta Layanan Prima. 2.
Bidang Keuangan Strategi yang diterapkan dalam bidang keuangan yaitu investasi baru sesuai kemampuan Rumah Sakit yang potensial mendatangkan laba dengan tidak membebani biaya operasional Rumah Sakit. Disamping itu juga perlu penyempurnaan pola tarif Rumah Sakit dengan menghitung Unit Cost secara lebih akurat dan membuat rencana pendapatan dan operasional Rumah Sakit.
3. Bidang Organisasi Untuk pengembangan bisnis rumah sakit, maka strategi organisasi Rumah Sakit membetuk unit bisnis baru, dengan mengembangkan jaringan bisnis dengan pihak ketiga, dimana dalam pengembangan unit bisnis tersebut dilakukan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Rumah Sakit dan Rencana Bisnis Anggaran Rumah Sakit yang selaras dengan Visi dan Misi Rumah Sakit. 4.
Bidang Sumber Daya Manusia Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk menghadapi tantangan layanan kesehatan yang semakin kompetitif. Dan dalam rangka meningkatkan kinerja, meningkatkan kesejahteraan, kedisiplinan pegawai, maka diperlukan sistem penilaian kinerja pegawai secara obyektif dan remunerasi yang bisa memotivasi pegawai.
5.
Bidang Sarana dan Prasarana Strategi yang diterapkan untuk bidang Sarana dan Prasarana adalah melakukan pengadaan sesuai prioritas kebutuhan pelayanan Rumah Sakit. Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana secara rutin. Mengembangkan sistem informasi terpadu untuk mempercepat pelayanan Rumah Sakit. Meningkatkan keandalan sarana dan prasarana rumah sakit.
7
A. Kinerja Aspek Pelayanan Capaian kinerja pelayanan terdiri dari beberapa indikator diantaranya: 1. Pertumbuhan Produktivitas, Adapun data-data mengenai pertumbuhan produktifitas dari tahun 2009 s/d tahun 2013 sebagai berikut : 2009 No
1
INDIKATOR A. PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS Rerata kunjungan rawat jalan per hari
SKOR
HAPER
11.00
2010 NILAI RIIL
SKOR
8.80
11.00
HAPER
2011 NILAI RIIL
SKOR
2.80
11.00
HAP ER
2012 NILAI RIIL
SKOR
6.20
11.00
HAPER
2013 NILAI RIIL
SKOR
4.10
18.00
HAPER
NILAI RIIL 13.00
2.00
2.82
2.00
2.00
0.91
0.40
2.00
0.94
0.40
2.00
1.02
0.80
2.00
1.29
2.00
2
Rerata kunjungan rawat darurat per hari
2.00
1.23
1.60
2.00
1.00
0.80
2.00
1.18
1.60
2.00
1.03
0.80
2.00
1.15
2.00
3
Hari Perawatan (H P)
2.00
1.08
1.20
2.00
0.84
0.00
2.00
0.99
0.80
2.00
1.02
0.80
2.00
0.82
0.00
4
Pemeriksaan Radiologi/Hr
1.50
0.62
0.00
1.50
0.64
0.00
0.50
1.83
1.50
0.50
1.12
0.30
2.00
1.27
2.00
1.00
0.58
0.00
1.00
0,86
0.20
2.00
1.04
1.50
0.50
0.99
0.20
0.50
0.62
0.00
2.00
1.29
2.00
2.00
1.60
2.00
2.00
0.84
0.00
2.00
1.00
1.50
5 6
Pemeriksaan Psikometri/Hr Pemeriksaan Laboratorium/Hr
1.50
1.46
2.00
1.50
0.87
0.40
7
Rata-rata Operasi/Hr
1.00
2.28
2.00
1.00
0.82
0.40
0.50
1.05
0.30
0.50
0.63
0.00
8
Rata-rata Rehab Medik/Hr
1.00
0.77
0.00
1.00
1.01
0.80
0.50
1.02
0.20
0.50
1.36
0.50
9
Kegiatan Kesehatan Jiwa Masyarakat / bulan
1.00
< 1,25
1.00
1.00
0.19
0.00
0.50
0.90
0.10
0.50
1.29
0.50
0.50
0.91
0.10
0.50
1,04
0.20
10 11 12 13
Pelayanan Rehab Psikososial / Hr Kegiatan Psikoterapi / Hr Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan
8
GRAFIK PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat kesimpulan: - Untuk Tahun 2009 dengan Skor 11.00 dengan perhitungan dapat nilai 8.80, maka dengan ini belum mencapai nilai maksimal dikarenakan dari data pelayanan yang belum mencapai, misalnya dari rerata pemeriksaan radiologi dan rerata rehab medik masih belum mencapai. - Untuk Tahun 2010 dengan Skor 11.00 dengan perhitungan dapat nilai 2.80, ini menunjukkan nilainya turun dibanding tahun sebelumnya dikarenakan rerata kunujungan rawat jalan maupun gawat darurat menurun. - Untuk Tahun 2011 dengan Skor 11.00 dengan perhitungan didapat 6.20, ini menunjukkan sedikit kenaikan berbanding tahun 2010 kenaikannya terlihat pada rerata kunjungan rawat darurat dari 0.80 ke 1.60. - Untuk Tahun 2012 dengan Skor 11.00 dengan perhitungan 4.10, pada tahun ini nilainya menurun berbanding tahun 2011 dikarenakan dari panduan nilai parameternya berubah dan penambahan poin indicator selain itu juga angka kunjungannya juga menurun - Untuk Tahun 2013 dengan Skor 18.00 dengan perhitungan 13.00, pada tahun ini terjadi perubahan panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, sedangkan rerata kunjungan dan pelayanan bertambah.
9
2. Efisiensi Pelayanan Adapun data-data mengenai Efisiensi Pelayanan dari tahun 2009 s/d tahun 2013 sebagai berikut : a. Tahun 2009 s/d 2010 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : Kepmenkes no.550/Menkes/SK/VII/2009 2009 No
INDIKATOR
B. EFISIENSI PELAYANAN
SKOR
HAPER
14.00
2010 NILAI RIIL
SKOR
6.00
14.00
HAPER
NILAI RIIL 6.00
13
1
Rasio Pasien Rawat Jalan dg Dokter
1.00
14.90
0.25
1.00
2
Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Perawat
1.00
7.00
0.25
1.00
7 orang
0.25
3
Rasio Pasien Rawat darurat dengan dokter
1.00
6.00
0.50
1.00
6 orang
0.50
4
Rasio Pasien Rawat Darurat dengan Perawat
1.00
2.00
0.50
1.00
2 orang
0.50
5
Rasio Pasien Rawat Inap dengan Dokter
1.00
2.00
0.25
1.00
1 orang
0.25
6
Rasio Pasien Rawat Inap dengan Perawat
1.00
1.00
0.25
1.00
1 orang
0.25
7
BOR
2.00
0.95
1.50
2.00
86.73%
1.50
8
AvLOS
2.00
45.40
0.50
2.00
30.37
0.50
9
BTO
2.00
10.00
0.50
2.00
10.77
0.50
10
TOI
2.00
0.02
1.50
2.00
4 hari
1.50
orang
0.25
10
b. Tahun 2011 s/d 2012 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : Kepmenkes no.209/Menkes/SK/I/2011
2011 No
INDIKATOR
B. EFISIENSI PELAYANAN
SKOR
HAPER
14.00
2012 NILAI RIIL
SKOR
6.00
14.00
HAPER
NILAI RIIL 6.00
1
Rasio Pasien Rawat Jalan dg Dokter
1.00
11.60
0.25
1.00
8.70
0.25
2
Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Perawat
1.00
7.00
0.25
1.00
22.00
0.50
3
Rasio Pasien Rawat darurat dengan dokter
1.00
2.00
0.25
1.00
7.00
0.50
4
Rasio Pasien Rawat Darurat dengan Perawat
1.00
1.00
0.25
1.00
4.00
0.50
5
Rasio Pasien Rawat Inap dengan Dokter
1.00
1.00
0.25
1.00
1.00
0.25
6
Rasio Pasien Rawat Inap dengan Perawat
1.00
2.00
0.25
1.00
2.00
0.50
7
BOR
2.00
0.79
2.00
2.00
0.79
2.00
8
AvLOS
2.00
44.50
1.50
2.00
27.60
0.50
9
BTO
2.00
10.26
0.50
2.00
9.98
0.50
10
TOI
2.00
7.32
0.50
2.00
7.70
0.50
11
c.
Tahun 2013 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : Peraturan Dirjen Perbendahaan PER-54/PB/2013
2013 No
INDIKATOR
B. EFISIENSI PELAYANAN 1 2
BOR Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan
SKOR
HAPER
14.00
NILAI RIIL 9.25
2.00
0.62
1.50
2.00
52.81%
1.25
3
Pengembalian Rekam Medik
2.00
96%
2.00
4
Angka Pembatalan Operasi
2.00
4.86%
0.50
5
Angka Kegagalan Hasil Radiologi
2.00
4%
0.50
6
Penulisan Resep sesuai Formularium
2.00
99.94%
2.00
7
Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
2.00
1.71%
1.50
12
Dari tabel diatas berdasarkan panduan yang tiap tahun ke tahun berubah berubah maka data tersebut juga otomatis mengikuti panduan yang bersangkutan, bisa dilihat juga dengan grafik sebagai berikut : GRAFIK EFISIENSI PELAYANAN
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat kesimpulan: - Untuk Tahun 2009 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan dapat nilai 6.00, maka dengan ini belum mencapai nilai maksimal dikarenakan dari pelayanan Rasio Pasien rawat jalan maupun inap dengan dokter dan perawat belum seimbang - Untuk Tahun 2010 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan dapat nilai 6.00, ini masih sama dengan tahun sebelumnya nilai rasio pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan dokter dan perawat. - Untuk Tahun 2011 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan didapat 6.00, ini masih sama dengan tahun sebelumnya nilai rasio pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan dokter dan perawat tetapi nilai BOR menunjukkan kenaikan dari 1.50 menjadi 2.00 - Untuk Tahun 2012 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan 6.00, ini masih sama dengan tahun sebelumnya nilai rasio pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan dokter dan perawat - Untuk Tahun 2013 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan 9.25, pada tahun ini terjadi perubahan panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, dengan menghilangkan nilai rasio pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan dokter dan perawat.
13
3. Pendidikan dan Pelatihan Adapun data-data mengenai Pendidikan dan Pelatihan dari tahun 2009 s/d tahun 2013 sebagai berikut : a. Tahun 2009 s/d 2012 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : 2009 s/d 2010 - Kepmenkes no.550/Menkes/SK/VII/2009 2010 s/d 2012 - Kepmenkes no.209/Menkes/SK/I/2011
2009 No
C.
INDIKATOR
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SKOR
HAPER
3.00
2010 NILAI RIIL 3.00
SKOR
3.00
Ada program 1 Program Diklat
2
Penghargaan dan Sanksi
2.00
1.00
sebagian
HAPER
2011 NILAI SKO RIIL
R
2.00 3.00 Ada Program
2.00
2.00
HAPER
sebagian
2012 NILAI RIIL 2.50
SKOR
3.00
Ada Program 1.50 2.00
sebagian
HAPER
Ada Program 1.50
2.00
sebagian
dilaksanakan
dilaksanakan
dilaksanakan
Ada program
Ada program
Ada Program
Ada Program
dilaksanakan
1.00
1.00
sebagian dilaksanakan
0.50 1.00 dilaksanakan sepenuhnya
RIIL 2.50
dilaksanakan
sebagian
NILAI
1.00
1.00
semua
1.50
1.00
terlaksana
14
b. Tahun 2013 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : Peraturan Dirjen Perbendahaan PER-54/PB/2013
2013 No
INDIKATOR
SKOR
HAPER
NILAI RIIL
C.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3.00
1
Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan
1.00
0.90
1.00
2
Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT
1.00
89%
1.00
3
Program Reward dan Punishment
1.00
3.00
Ada program dilaksanakan sepenuhnya
1.00
15
Dari tabel diatas berdasarkan panduan yang tiap tahun ke tahun berubah berubah maka data tersebut juga otomatis mengikuti panduan yang bersangkutan, bisa dilihat juga dengan grafik sebagai berikut : GRAFIK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat kesimpulan: - Untuk Tahun 2009 dengan Skor 3.00 dengan perhitungan dapat nilai 3.00, maka dengan ini nilai pendidikan dan pelatihan mencapai 100% - Untuk Tahun 2010 dengan Skor 10.00 dengan perhitungan dapat nilai 2.00, ini nilainya menurun berbanding tahun sebelumnya dikarenakan nilai dari program diklat nya menurun. - Untuk Tahun 2011 dengan Skor 3.00 dengan perhitungan didapat 2.50, tahun ini mulai naik dibanding tahun sebelumnya kenaikkannya terlihat dari penghargaan dan sanksi. - Untuk Tahun 2012 dengan Skor 3.00 dengan perhitungan 2.50, ini masih sama dengan tahun sebelumnya tidak terjadi penurunan nilai - Untuk Tahun 2013 dengan Skor 3.00 dengan perhitungan 3.00, pada tahun ini terjadi perubahan panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, namun untuk nilai mencapai 100%.
16
4. Mutu Pelayanan Adapun data-data mengenai Mutu Pelayanan dari tahun 2009 s/d tahun 2013 sebagai berikut : a. Tahun 2009 s/d 2010 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : Kepmenkes no.550/Menkes/SK/VII/2009
2009 No
INDIKATOR
D. MUTU PELAYANAN
SKOR
HAPER
14.00
2010 NILAI RIIL
SKOR
10.75
14.00
HAPER
NILAI RIIL 2.00
3 Menit 6
1
Emergency response time rate
3
< 8 Menit
3.00
3
2
Angka pasien rawat inap yang dirujuk
3
0.4%
3.00
3
0,22%
2,00
3
Kecepatan pelayanan resep obat jadi
3
2.00
3
10'44 detik
1,50
4
Waktu Tunggu Rawat Jalan
0.75
2.00
5
Waktu tunggu sebelum operasi
2.00
3
2.00 3
8 - 30 Menit 61 -120 Menit 2 - 3 hari
Detik
11 - 34 menit 1 hari
3,00
2.00 3,00
17
b. Tahun 2010 s/d 2012 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : Kepmenkes no.209/Menkes/SK/I/2011
No
INDIKATOR
D. MUTU PELAYANAN
2011 SKOR
HAPER
13.00
2012 NILAI RIIL
SKOR
13.00
13.00
1
Emergency response time rate
1.5
< 8 Menit
1.50
1.50
2
Angka pasien rawat inap yang dirujuk
1.5
0.58%
1.50
1.50
3
Kecepatan pelayanan resep obat jadi
1
0;07;42
1.00
1.00
4
Waktu Tunggu Rawat Jalan
2.00
2.00
5
Waktu tunggu sebelum operasi
6
2.00
7 Menit 12 detik
HAPER
NILAI RIIL 12.25
1 Menit 6 Detik 0.48 12 Menit 38 detik 7 Menit 12 detik
1.50 1.50 0.75
2.00
1
< 24 jam
1.00
1.00
1 Hari
1.00
Angka Pasien lari
1.5
0.45
1.50
1.50
0.46
1.50
7
Angka bunuh diri
1.5
0.03
1.50
1.50
0.04
1.50
8
Angka Cidera fisik
1
0.00%
1.00
1.00
10%
0.50
2
146.91
2.00
2.00
149
2.00
9
Pasien dengan Askep Modal Praktek Keperawatan Profesional
18
c.
Tahun 2013 Dasar Hukum Penilaian Indikator Kinerja : Peraturan Dirjen Perbendahaan PER-54/PB/2013 No
INDIKATOR
D. MUTU PELAYANAN
2013 SKOR
HAPER
14.00
NILAI RIIL 12.50
1
Emergency response time rate
2.00
14 Detik
2.00
2
Kecepatan pelayanan resep obat jadi
2.00
3 Menit 4 Detik
2.00
3
Waktu Tunggu Rawat Jalan
2.00
23 Menit 3 Detik
2.00
4
Waktu tunggu sebelum operasi
2.00
1 Hari
2.00
5
Length of Stay
2.00
27 Hari
1.50
6
Waktu Tunggu Hasil Laboratorium
2.00
4 Jam 30 Menit
1.00
7
Waktu Tunggu Hasil Radiologi
2.00
1 Hari
2.00
19
Dari tabel diatas berdasarkan panduan yang tiap tahun ke tahun berubah berubah maka data tersebut juga otomatis mengikuti panduan yang bersangkutan, bisa dilihat juga dengan grafik sebagai berikut : GRAFIK MUTU PELAYANAN
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat kesimpulan: - Untuk Tahun 2009 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan dapat nilai 10.75, maka dengan ini nilai mutu pelayananbelum mencapai nilai maksimal dikarenakan pada poin indikator kecepatan pelayanan resep dan waktu tunggu masih kurang mencapai nilai maksimal. - Untuk Tahun 2010 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan dapat nilai 11.50, menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan dari rawat inap rujukan dan kecepatan pelayanan resep obat mengalami nilai penurunan. - Untuk Tahun 2011 dengan Skor 13.00 dengan perhitungan didapat 13.00, pada tahun ini terjadi penambahan indikator dari panduan maka sudah mencapai nilai 100%. - Untuk Tahun 2012 dengan Skor 13.00 dengan perhitungan 12.25, masih sama indikator dari tahun sebelumnya namun mengalami nilai penurunan dibanding tahun sebelumnya dikarenakan indikator kecepatan pelayanan resep nilainya menurun. - Untuk Tahun 2013 dengan Skor 14.00 dengan perhitungan 12.50, pada tahun ini terjadi perubahan panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, namun terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya,
20
5. Mutu Klinik Adapun data-data mengenai Mutu Klinik dari tahun 2009 s/d tahun 2013 sebagai berikut : 2009 No
INDIKATOR
E. Mutu Klinik 1
2
Angka Kematian di Gawat Darurat Angka Kematian/Kebutaan≥ 48 Jam
SKOR
HAPER
12.00
2010 NILAI RIIL
SKOR
12.00
12.00
HAPER
2011 NILAI RIIL
SKOR
12.00
7.00
HAPER
2012 NILAI RIIL
SKOR
7.00
7.00
HAPER
2013 NILAI RIIL
SKOR
7.00
12.00
NILAI
HAPER
RIIL 12.00
3.00
0.05%
3.00
3.00
0.16%
3.00
1.50
0.108%
1.50
1.50
0.199
1.50
2.00
0%
2.00
3.00
10.2
3.00
3.00
7.2
3.00
3.00
8.40%
3.00
3.00
7.70
3.00
2.00
1.26%
2.00
3
Post Operative Death Rate
3.00
0.31%
3.00
3.00
0.63%
3.00
1.00
0.00%
1.00
1.00
0.00
1.00
2.00
0%
2.00
4
Angka Infeksi Nosokomial
3.00
0.02%
3.00
3.00
0.27%
3.00
1.50
0.13%
1.50
1.50
0.06%
1.50
4.00
0%
4.00
2.00
0.00
2.00
5
Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit
21
Dari tabel diatas berdasarkan panduan yang tiap tahun ke tahun berubah berubah maka data tersebut juga otomatis mengikuti panduan yang bersangkutan, bisa dilihat juga dengan grafik sebagai berikut : GRAFIK MUTU KLINIK
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat kesimpulan: - Untuk Tahun 2009 dengan Skor 12.00 dengan perhitungan dapat nilai 12.00, pada indikator tahun 2009 sudah mencapai 100% terpenuhi semua indikatornya . - Untuk Tahun 2010 dengan Skor 12.00 dengan perhitungan dapat nilai 12.00, pada tahun menunjukkan nilainya stabil untuk angka kematian gawat darurat maupun angka infeksi nosokonialnya. - Untuk Tahun 2011 dengan Skor 7.00 dengan perhitungan didapat 7.00, pada tahun ini terjadi perubahan parameter-parameter Skor dari dasar panduannya, maka terjadi penurunan nilai skor dan otomatis nilai perhitungannya juga terjadi penurunan. - Untuk Tahun 2012 dengan Skor 7.00 dengan perhitungan 12.25, masih sama pada tahun sebelumnya nilai skornya tidak mengalami perubahan tercapai 100% namun nilai perhitungannya terjadi penurunan. - Untuk Tahun 2013 dengan Skor 12.00 dengan perhitungan 12.00, pada tahun ini terjadi perubahan dasar panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, dari skor 7.00 menjadi 12.00, maka terjadi kenaikan disamping itu juga terjadi kenaikan dari pelayanan gawat darurat dll.
22
6. Kepuasan Pelanggan Adapun data-data mengenai Kepuasan Pelanggan dari tahun 2009 s/d tahun 2013 sebagai berikut : No
INDIKATOR
C. KEPUASAN PELANGGAN
2009
2010
2011
2012
2013
SOR
NILAI RIIL
SOR
NILAI RIIL
SOR
NILAI RIIL
SOR
NILAI RIIL
SOR
NILAI RIIL
4.00
2.00
4.00
3.00
4.00
4.00
4.00
4.00
2.00
1.78
1
Prosentase complain
2.00
1.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
1.00
1.00
2
Kepuasan Pelanggan
2.00
1.00
2.00
1.00
2.00
2.00
2.00
2.00
1.00
0.78
23
Dari tabel diatas berdasarkan panduan yang tiap tahun ke tahun berubah berubah maka data tersebut juga otomatis mengikuti panduan yang bersangkutan, bisa dilihat juga dengan grafik sebagai berikut : GRAFIK KEPUASAN PELANGGAN
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat kesimpulan: - Untuk Tahun 2009 dengan Skor 4.00 dengan perhitungan dapat nilai 2.00, pada indikator ini tercapai 50% untuk kepuasan pelanggan ini dikarenakan angka prosentase komplain dan kepuasan pelanggannya belum maksimal - Untuk Tahun 2010 dengan Skor 4.00 dengan perhitungan dapat nilai 3.00, pada tahun menunjukkan nilainya naik dari 2.00 menjadi 3.00, pada indikator ini menunjukkan presentase komplain terjadi kenaikan skor - Untuk Tahun 2011 dengan Skor 4.00 dengan perhitungan didapat 4.00, pada tahun ini sudah mencapai nilai maksimal 100% ini menunjukkan kenaikkan. - Untuk Tahun 2012 dengan Skor 4.00 dengan perhitungan 4.00, pada tahun ini sudah mencapai nilai maksimal 100% ini menunjukkan kenaikkan, tidak terjadi perubahan dibanding tahun sebelumnya. - Untuk Tahun 2013 dengan Skor 2.00 dengan perhitungan 1.78, pada tahun ini terjadi perubahan dasar panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, dari skor 4.00 menjadi 2.00, maka terjadi penurunan skor dari sub indikatornya.
24
7. Kepedulian kepada Masyarakat Adapun data-data mengenai Kepedulian kepada Masyarakat dari tahun 2009 s/d tahun 2013 sebagai berikut : No B. 1
2
INDIKATOR KEPEDULIAN KEPADA MASYARAKAT Pembinaan kepada Puskesmas, unit terkait dan sarana kesehatan lain Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS)
2009
2010
2011
2012
2013
SKOR
NILAI RIIL
SKOR
NILAI RIIL
SKOR
NILAI RIIL
SKOR
NILAI RIIL
SKOR
NILAI RIIL
5.00
4.00
5.00
4.00
12.00
9.50
12.00
10.50
4.00
4.00
1
0.50
1
0.50
2.5
2.00
2.50
2.00
1.00
1.00
1
0.50
1
0.50
1.5
1.00
1.50
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
3
Rasio Tempat Tidur kelas III
1
1.00
1
1.00
2
1.50
2.00
2.00
4
Pemanfaatan TT (BOR) kelas III
1
1.00
1
1.00
2.5
1.50
2.50
1.50
1
1.00
1
1.00
2
2.00
2.00
2.00
1.5
1.50
1.50
2.00
5 6
Prosentase Pasien Rawat Jalan tidak mampu Penyuluhan di luar Rumah Sakit
25
Dari tabel diatas berdasarkan panduan yang tiap tahun ke tahun berubah berubah maka data tersebut juga otomatis mengikuti panduan yang bersangkutan, bisa dilihat juga dengan grafik sebagai berikut : GRAFIK KEPEDULIAN MASYARAKAT
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat kesimpulan: - Untuk Tahun 2009 dengan Skor 5.00 dengan perhitungan dapat nilai 4.00, pada indikator ini tahun 2009 tidak tercapai angka maksimal dikarenakan pada sub indikator pembinaan kepada puskesmas, unit terkait dan sarana kesehatan lain dan sub indikator penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit angka perhitungannya tidak mencapai angka skor terkait. - Untuk Tahun 2010 dengan Skor 5.00 dengan perhitungan dapat nilai 4.00, pada tahun menunjukkan tidak terjadi perubahan nilai skor dibanding tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 namun terjadi kenaikan angka perhitungan. - Untuk Tahun 2011 dengan Skor 12.00 dengan perhitungan didapat 9.50, pada tahun ini terjadi perubahan dasar panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, dari skor 5.00 menjadi 12.00, maka terjadi kenaikan skornya - Untuk Tahun 2012 dengan Skor 12.00 dengan perhitungan 10.50, pada tahun ini masih sama skornya dari tahun lalu tahun 2011 namun menunjukka kenaikan angka. - Untuk Tahun 2013 dengan Skor 4.00 dengan perhitungan 4.00, pada tahun ini terjadi perubahan dasar panduan dari parameter – parameter sub poin indikator, dari skor 12.00 menjadi 4.00, sehingga nilai skornya terjadi penurunan.
26 26
2.2 GAMBARAN KINERJA ASPEK KEUANGAN Rasio keuangan 5 tahun yaitu dari 2009 – 2013 tidak dapat diperbandingkan karena terdapat perbedaan pedoman perhitungan rasio keuangan, sehingga pebandingan rasio hanya bisa disajikan untuk tahun-tahun yang mengacu pada pedoman yang sama. Tabel rasio keuangan tahun 2009 dan 2010 sebagai berikut: 2009 No. 1 2 3 4 5 6 7
INDIKATOR Imbalan Investasi (Return on Investment) Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Collection Period (CP) Perputaran Persediaan (PP) Perputaran Total Aset (Tatto) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Jumlah
BOBOT NILAI 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 4.00 20.00
2010
HAPER
NILAI RIIL
1.42% 158% 343% 43 hari 63 hari 9% 10%
0.60 3.00 3.00 3.00 1.80 1.40 2.40 15.20
BOBOT NILAI 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 4.00 20.00
HAPER
NILAI RIIL
-2% 43% 70% 212 hari 66 hari 5% 97%
0.20 3.00 0.00 3.00 1.80 1.40 2.70 12.10
Grafik rasio keuangan tahun 2009 dan 2010 Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat ditarik kesimpulan: 1. Return on Investment Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat produktivitas seluruh aset atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan sebelum pajak. Realisasi ROI tahun 2009 dan 2010 belum mencapai skor maksimal bobot nilai. Bahkan untuk tahun 2010 mengalami penurunan. Kecilnya skor yang diperoleh dikarenakan perolehan laba/surplus yang kecil pula dibandingkan dengan aset yang dimiliki rumah sakit. Bahkan untuk tahun 2010 rumah sakit mengalami defisit. 2. Cash Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan Rumah Sakit dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia. Untuk tahun 2009 dan 2010 RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang telah mencapai skor maksimal. 3. Current Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas Rumah Sakit yaitu kemampuan rumah sakit dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia. Untuk tahun 2009 sudah mencapai skor maksimal, tapi untuk tahun 2010 nilainya 0,00 dikarenakan kewajiban lancar lebih besar dibandingkan dengan aset lancarnya.
27 27
4.
5.
6.
7.
Collection Period Merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya. Untuk tahun 2009 dan 2010 RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang telah mencapai skor maksimal. Inventory Turnover Merupakan rasio yang digunakan untuk mengevaluasi posisi persediaan yang dimiliki oleh rumah sakit atau menunjukkan berapa kali jumlah persediaan diganti. Skor perhitungan rasio ini untuk tahun 2009 dan 2010 mendekati bobot nilai maksimal. Perputaran Total Aset Total asset turn over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan. Skor perhitungan rasio ini untuk tahun 2009 dan 2010 mendekati bobot nilai maksimal. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Merupakan rasio yang menunjukkan solvabilitas rumah sakit dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisasi sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Tabel rasio keuangan tahun 2011 dan 2012 sebagai berikut: 2011 No. 1 2 3 4 5 6 7
INDIKATOR Imbalan Investasi (Return on Investment) Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Collection Period (CP) Perputaran Persediaan (PP) Perputaran Total Aset (Tatto) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Jumlah
BOBOT NILAI 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 20,00
BOBOT HAPER NILAI RIIL NILAI 0,10% 0,40 2,00 77% 3,00 3,00 106% 1,80 3,00 5 hari 0,72 3,00 6 hari 0,72 3,00 0,05% 1,40 3,00 97,28% 1,80 3,00 9,84 20,00
2012 HAPER NILAI RIIL 3% 33% 63% 7 hari 13 hari 17% 97%
0,80 2,40 0,00 3,00 3,00 0,80 1,80 11,80
Grafik rasio keuangan tahun 2011 dan 2012
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat ditarik kesimpulan: 1. Return on Investment Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat produktivitas seluruh aset atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan sebelum pajak. Realisasi ROI tahun 2011 dan 2012 belum mencapai skor maksimal bobot nilai. Kecilnya skor yang diperoleh dikarenakan perolehan laba/surplus yang kecil pula dibandingkan dengan aset yang dimiliki rumah sakit.
28 28
2.
Cash Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan Rumah Sakit dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia. Untuk tahun 2011 RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang telah mencapai skor maksimal. Namun terdapat penurunan skor pada tahun 2012. Current Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas Rumah Sakit yaitu kemampuan rumah sakit dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia. Untuk tahun 2011 dan 2012 belum mencapai skor maksimal, dikarenakan kewajiban lancar lebih besar dibandingkan dengan aset lancarnya. Collection Period Merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya. Untuk tahun 2012 skor rasio ini RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang mengalami kenaikan bahkan telah mencapai skor maksimal. Inventory Turnover Merupakan rasio yang digunakan untuk mengevaluasi posisi persediaan yang dimiliki oleh rumah sakit atau menunjukkan berapa kali jumlah persediaan diganti. Untuk tahun 2012 skor rasio ini RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang mengalami kenaikan bahkan telah mencapai skor maksimal. Perputaran Total Aset Total asset turn over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan. Skor perhitungan rasio ini untuk tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun 2011. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Merupakan rasio yang menunjukkan solvabilitas rumah sakit dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisasi sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca.
3.
4.
5.
6.
7.
Tabel rasio keuangan tahun 2013 sebagai berikut: 2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
INDIKATOR Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Periode Penagihan Piutang (Collection Periods) Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) Imbalan atas Aset Tetap (Return on Fixed Asset) Imbalan Ekuitas (Return on Equity) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Rasio Pendapatan PNBP thd Biaya Operasional Rasio Subsidi Biaya Pasien Jumlah
BOBOT NILAI 2,00 2,50 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,50 2,00 19,00
HAPER NILAI RIIL TARGET 878,59% 1904% 92,86 9,63% 4,74% 5,01% 18 hari 57,74% 0,53%
0,25 2,50 0,25 0,50 1,40 1,40 1,00 2,25 0,00 9,55
0,25 2,50 2,00 0,50 1,10 1,20 1,25 2,50 0,00 11,30
29
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat ditarik kesimpulan untuk masing-masing rasio keuangan tahun 2013, yaitu: 1. Cash Ratio Realisasi rasio kas sudah sesuai dengan rasio kas yang ditargetkan. Skor ideal untuk rasio kas yaitu apabila hasil perhitungannya mencapai nilai 240 < RK ≤ 300. Untuk mencapai skor ideal tersebut (dengan asumsi nilai kewajiban jangka pendek tidak berubah signifikan) maka rumah sakit berencana untuk mengurangi nilai kas dan setara kas yaitu dengan cara mengalokasikan kas dan setara kas yang tersedia dalam bentuk deposito (jatuh tempo tiga bulan sampai dengan 1 tahun) maupun dalam bentuk penanaman dana lainnya. 2.
3.
4.
5.
Current Ratio Realisasi rasio lancar sudah sesuai dengan rasio lancar yang ditargetkan dan sudah sesuai juga dengan skor ideal untuk rasio lancar yaitu dengan nilai perhitungan 600 < RL dalam arti rumah sakit memiliki dana yang lebih dari cukup untuk memenuhi/membayar hutang-hutangnya. Karena sudah mencapai skor ideal maka rencana ke depan yaitu mempertahankan nilai tersebut atau dengan meningkatkan nilai aset lancar. Namun jangan sampai peningkatan aset lancar disebabkan karena meningkatnya kas setara kas. Apabila hal tersebut yang terjadi maka akan mempengaruhi nilai rasio kas. Collection Periods Realisasi periode penagihan piutang belum mencapai skor yang ditargetkan maupun dengan skor ideal yaitu CP < 30. Untuk dapat mencapai skor maksimal maka yang harus dilakukan rumah sakit adalah dengan memperkecil nilai piutang yaitu dengan cara penagihan piutang secara aktif (diupayakan agar piutang-piutang tersebut terbayar/terlunasi). Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pendapatan rumah sakit. Fixed Asset Turnover Realisasi perputaran aset tetap sudah mencapai skor yang ditargetkan. Namun untuk dapat mencapai skor ideal yaitu 20 < PAT maka yang dapat dilakukan rumah sakit adalah dengan meningkatkan pendapatan atau dengan cara lain yaitu mengurangi investasi ke aset tetap karena nilai aset tetap rumah sakit sudah cukup besar. Rumah sakit bisa mengalihkan investasi ke selain aset tetap yaitu misalnya deposito dengan jatuh tempo lebih dari 3 bulan sampai dengan 1 tahun atau dalam bentuk penanaman dana lainnya. Return on Fixed Asset Realisasi ROA sudah melebihi skor yang ditargetkan. Namun untuk dapat mencapai skor ideal yaitu 6 < ROA maka yang dapat dilakukan rumah sakit adalah meningkatkan surplus/defisit sebelum pos keuntungan/kerugian yaitu dengan meningkatkan pendapatan operasional dan efisiensi biaya operasional rumah sakit.
30 30
6.
7.
8.
9.
Return on equity Realisasi ROE sudah mencapai skor yang ditargetkan. Namun untuk dapat mencapai skor ideal yaitu 8 < ROE maka yang dapat dilakukan rumah sakit adalah meningkatkan surplus/defisit sebelum pos keuntungan/kerugian yaitu dengan meningkatkan pendapatan operasional dan efisiensi biaya operasional rumah sakit. Inventory Turnover Realisasi perputaran persediaan belum mencapai skor yang ditargetkan. Untuk dapat mencapai target skor dan skor ideal yaitu 35 < PP maka yang dapat dilakukan rumah sakit adalah dengan meningkatkan nilai persediaan yaitu bisa dengan cara menambah persediaan atau dengan penghematan dalam penggunaan barang-barang konsumsi. Dengan meningkatkan persediaan berarti juga meningkatkan nilai rasio lancar. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional Realisasi BOPO belum mencapai skor yang ditargetkan. Untuk dapat mencapai target skor dan skor ideal yaitu 65 < BP maka dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan operasional rumah sakit dan efisiensi biaya operasional rumah sakit. Rasio Subsidi Biaya Pasien Skor realisasi dan target rasio subsidi terhadap pendapatan PNBP adalah 0. Untuk dapat mencapai skor ideal yaitu 20 < STP maka dapat dilakukan dengan mengevaluasi dan memperbaiki sistem pengelolaan biaya subsidi pasien, dan meningkatkan biaya subsidi pasien salah satunya dengan menambah kegiatan bakti sosial rumah sakit (CSR). Berdasarkan Keputusan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Nomor: KEP-01/PB.5/2012 tentang Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Satuan Kerja Badan Layanan Umum Tahun 2011, tanggal 20 Nopember 2012, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang memperoleh total skor 45,25 dengan predikat B-Sedang (penilaian kinerja belum memasukkan kinerja di bidang layanan). Berdasarkan Keputusan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Nomor: KEP-221/PB.5/2013 tentang Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan Tahun 2012, tanggal 31 Desember 2013, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang memperoleh skor untuk aspek keuangan 16,95 dan aspek layanan 62,50 dengan total skor 79,45 sehingga memproleh predikat A-Baik.
Pedoman Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan dan Keuangan Tahun Acuan Pedoman 2009 – 2010 Kepmenkes No. 550/ Menkes/SK/VII/2009 2011 – 2012 Kepmenkes No. 209/ Menkes/SK/I/2011 2013 - Panduan buku indikator kinerja RS BLU Bagian Program dan Informasi Setditjen BUK Kemenkes RI Tahun 2013 - PMK No. /PMK.05/2013 tentang kinerja satuan kerja BLU bidang layanan kesehatan
31
BAB III Arah dan Prioritas Strategis 3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai RSJ Prof. Dr. Soerojo mempunyai Visi, Misi dan Tata Nilai yang menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis. Rumusan Visi Misi masih melanjutkan visi misi yang ditetapkan th 2010 untuk Rencana Strategis 2010 – 2014. Visi, Misi dan Tata Nilai tersebut adalah : Visi : Menjadi Pusat Unggulan Pelayanan dan Pendidikan Kesehatan Jiwa secara Holistik di tingkat Nasional 2015 dan ASEAN 2018 (UN5 A 8) Misi :
Melaksanakan pelayanan prima kesehatan jiwa terpadu dan komprehensif Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan jiwa terpadu dan komprehensif Mengembangkan pelayanan berdasarkan mutu dan profesionalisme Mengembangkan model pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan jiwa yang terpadu dan komprehensif melalui pendekatan seni budaya Melaksanakan tata kelola rumah sakit yang baik (Good Corporate Governance)
Tata Nilai : Kerendahan Hati Kebersamaan Keterbukaan Kejujuran Komitmen Bekerja Keras & Cerdas Atas dasar misi yang sudah ada diatas maka dilakukan dengan pengelompokkan agar fokus pelayanan menjadi lebih jelas dan akan menjadi pendorong strategis dalam merumuskan Rencana Strategis Bisnis dari RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Model Pelayanan, Penelitian dan Pendidikan Untuk memberikan penjabaran strategis yang lebih mudah dan fokus dari salah satu pernyataan dalam Misi maka RSJ Prof.Dr. Soerojo menggambarkan satu Model Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian di bidang Kesehatan Jiwa yang Terpadu dan Komprehensif. Pemikiran Strategis dari Model Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian ini bahwa RSJ Prof. Dr. Soerojo harus dimulai dengan membangun Cetak Biru (blue print) Penelitian yang strategis dan visioner dimana akan menjadi acuan dalam pelaksanaan Penelitian. 32
Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan pihak luar terkait seperti tenaga medis, mahasiswa praktek, dosen-dosen dari berbagai pendidikan tinggi sebagai pelaksana dari penelitian dengan topik yang diambil dari Cetak Biru (blue print) penelitian. Hasil dari Penelitian dalam lingkup Keswa akan menjadi masukan dalam perbaikan mutu pelayanan & keselamatan pasien yang akan dipakai untuk melayani pasien dan masyarakat. Dengan pematangan hasil penelitian melalui praktek langsung dalam pelayanan medis baik di IGD, Rawat Jalan dan Rawat Inap maka akan diperoleh mutu pelayanan berdasarkan best practice. Hasil pengalaman praktek terbaik (Best Practice) mutu pelayanan akan menjadi masukan dalam penyusunan materi pendidikan dan pelatihan di RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang. Secara sistematis maka Model Pelayanan, Penelitian dan Pendidikan RSJ Prof.Dr. Soerojo adalah :
3.2. Aspirasi Stakeholders Inti RSJ Prof.Dr. Soerojo antisipasi terhadap aspirasi dari Stakeholder yang meliputi : Komponen No Harapan Kekhawatiran Stakeholder 1 Kementerian 1 Kontribusi UPT Kemenkes dalam 1 Tidak terintegrasi Visi & Misi dan Kesehatan RI mewujudkan Visi, Misi, Strategi Strategi UPT BUK dengan dan Nilai-nilai Kementerian Kementerian Kesehatan Kesehatan 2 Menurunnya Komplain 2 Meningkatnya Komplain masyarakat terhadap Pelayanan masyarakat Kesehatan 2 Ditjen Bina Upaya 1 UPT BUK bisa memenuhi 1 Indikator tidak bisa tercapai secara Kesehatan Regulasi Kemenkes dalam konsisten memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sesuai dengan indikator kinerja BLU yang sudah ditetapkan (Kinerja Pelayanan, Keuangan dan Manfaat bagi masyarakat)
33
No
Komponen Stakeholder
Harapan 2
UPT BUK bisa mengembangkan produk-produk layanan sesuai keunggulannya sehingga menjadi rujukan Nasional.
2
3
UPT BUK harus bisa mandiri secara keuangan dan bisa berkembang UPT BUK tetap melaksanakan fungsi sosial pelayanan kesehatan masyarakat (Preventif dan Promotif) Melayani Kesehatan Masyarakat Magelang
3
2
Kerjasama Lintas Institusi di Pemerintah Daerah (kota & kabupaten) Magelang
2
1
Pusat Praktek Kerja Terbaik dan Terlengkap Pusat Penelitian Keswa terlengkap Pelayanan satu atap (one stop service) Peningkatan kualitas dokter pendidik klinis, Clinical Instruktur melalui sertifikasi Sarana prasarana pendidikan yang 2 sesuai dengan standar RS Pendidikan 2 Mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
1
Kesejahteraan Meningkat Pengelolaan Jenjang Karir dan Golongan yang sesuai dengan pedoman/ peraturan Penyelesaian kegiatan kepegawaian tepat waktu
1 2
4
3
4
Pemerintah Daerah (kota & kabupaten) Magelang
Institusi Pendidikan terkait
1
2 3 5
Peserta Didik
Kekhawatiran
1
2
6
Pasien dan Keluarga
1
7
Karyawan
1 2
8
Biro Kepegawaian, PPSDM Kesehatan, Badan Kepegawaian Negara dan Kementerian PAN RB
1
2
3
4
1
2 3 1
2
1
1
Ancaman Persaingan Global dengan adanya AFTA 2015 dan kemampuan inovasi pengembangan produk-produk layanan kesehatan sub spesialistik Ketidakmampuan untuk mengelola keuangan secara mandiri dan terus berkembang Pelaksanaan fungsi sosial pelayanan kesehatan masyarakat tidak konsisten Tidak meratanya pelayanan kesehatan masyarakat di kota dan kabupaten Magelang. Kurangnya Koordinasi lintas Institusi yang menyebabkan tidak berjalannya Program Pemerintah khususnya dalam hal Kesehatan masyarakat. Pelayanan dibawah standar Kurangnya tenaga Medis pendamping Penelitian Fasilitas dibawah standar / tidak tersedia Tidak sesuainya kurikulum yang diajarkan dengan target kompetensi pendidik / instruktur Keterbatasan sarana dan prasarana yang memenuhi standar Tingginya harapan pasien dan keluarga terhadap mutu pelayanan yang belum bisa dipenuhi oleh standar RS. Remunerasi belum ditetapkan Ketidakjelasan Jenjang Karir dan Persyaratan menduduki suatu jabatan Gangguan Internet network yang mempengaruhi proses aplikasi database
Aplikasi online membantu kelancaran proses usulan kegiatan kepegawaian Kebijakan paperless dalam proses kepegawaian sangat membantu mengurangi kehilangan / kekurangan berkas pendukung usulan proses kepegawaian
34
3.3. Tantangan Strategis Dalam mempersiapkan Rencana Strategis Bisnis, RSJ Prof.Dr. Soerojo mempertimbangkan mulai dari faktor makro dan persaingan serta daya saing yang dimiliki. Pentingnya mempertimbangkan faktor makro adalah untuk mengantisipasi faktor-faktor yang diluar kontrol RSJ Prof.Dr. Soerojo tetapi dapat mempengaruhi keberlangsungan operasional rumah sakit. Faktor-faktor makro akan bisa menjadi masukkan untuk menentukan Opportunity dan Threat. Sedangkan persaingan dan daya saing harus dipetakan karena akan memberikan kontribusi terhadap masukkan untuk menentukan Strength dan Weakness dalam Analisa SWOT. Untuk lebih detil analisa-analisa yang menjadi tantangan strategis bagi RSJ Prof.Dr. Soerojo adalah :
3.3.1 Analisa Makro : (TEMPLESS)
Analisa ini penting karena Rencana Strategis harus melihat faktor-faktor diluar organisasi yang bisa memberikan dampak positif dan negatif kepada RSJ Prof.Dr. Soerojo. Paling tidak faktor makro harus dilakukan analisis setiap tahun atau bila ada perubahan yang mendasar dalam tatanan teknolog, ekonomi, pasar, politik, hukum, lingkungan dan supplier. Dalam analisa ini digunakan Analisa Makro dengan menganalisa faktor-faktor : 1. TECHNOLOGY : Teknologi yang terkait dengan RSJ. Bagaimana teknologi tersebut berkembang dan mempengaruhi kinerja dari RSJ. Teknologi dapat dikaitkan dengan 2 hal besar dalam rumah sakit jiwa yaitu : a. Ilmu Pengetahuan Medis Layanan Kesehatan Jiwa dan b. Peralatan Medis yang dipakai para ahli dalam memberikan layanan medisnya. 2. ECONOMY : Dalam analisa ekonomi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan mulai dari kurs mata uang, daya beli pasar, pendapatan per kapita, pertumbuhan penduduk, kenaikan Tarif dasar listrik, kenaikan BBM dll. Faktor-faktor tersebut bisa jadi terjadi fluktuasi dan diluar kontrol dari manajemen RSJ tetapi akan berdampak kepada kinerja termasuk peningkatan investasi, peningkatan biaya, peluang pasar yang lebih besar dll. 3. MARKET : Pasar yang menjadi segmentasi dan target dari RSJ yang harus diantisipasi, maka perlu ditentukan sekaligus segmentasi yang dipilih dan seberapa besar target pasar yang ada. 35
4.
5.
6.
7.
8.
Pengembangan segmentasi dan target akan bisa menjadi peluang baru. Kemampuan untuk melihat adanya segmentasi dan target pasar yang baru menjadi penting untuk pertumbuhan. POLITIC : Faktor politik tidak dapat diabaikan dibeberapa sektor industri khususnya untuk memastikan stabilitas dan tingkat kepercayaan. Indonesia mengalami siklus 5 tahunan tentang agenda politik yaitu pemilihan wakil rakyat dan Presiden. Diluar itu masih adanya pilkada diseluruh propinsi dan kabupaten serta walikota. Hal tersebut seringkali dilihat sebagai ancaman tetapi dapat pula dilihat sebagai peluang terhadap produk dan jasa organisasi termasuk RSJ. LAW : Berbagai peraturan dan regulasi pemerintah pusat dan daerah yang harus diikuti oleh RSJ menjadi penting diantisipasi untuk memastikan pemenuhan terhadap persyaratan dalam rangka menjadikan RSJ mempunyai Good Corporate Governance. ENVIRONMENT : Persyaratan Lingkungan yang harus diikuti dan dipenuhi oleh RSJ menjadikan kita lebih komprehensif melihat peluang dan ancaman yang berkaitan dengan lingkungan. Bila RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang sudah memiliki fasilitas kesehatan lingkungan dan memenuhinya justru akan memberikan banyak peluang kedepannya. SUPPLIER : Antisipasi terhadap supplier baik berkaitan dengan SDM medis dan non medis, peralatan medis, supplies medis serta infrastruktur harus menjadi perhatian manajemen rumah sakit. Khususnya SDM medis yang masih terbatas dan pertumbuhan rumah sakit yang pesat menjadi tantangan tersendiri. Peralatan medis yang notabene teknologinya dimiliki oleh produsen dan terus berkembang dengan pesat perlu disiasati untuk membantu pengembangan RSJ. Kompetensi dan kinerja dari para supplier yang harus menjadi bahan dalam seleksi dan evaluasi supplier termasuk supplier SDM dan infrastruktur. SOCIETY : Faktor terakhir yaitu Sosial Masyarakat yang perlu dicermati adalah nilai tambah yang diberikan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam menjalankan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat sekitarnya. Faktor sosial masyarakat bisa menjadi peluang bila mampu mensiasatinya akan tetapi dibeberapa industri menjadi ancaman yang bisa menyebabkan organisasi berhenti beroperasi.
36
37
3.3.2. Analisa BCG Matrix : Analisa ini mempertajam status setiap jasa dalam RSJ Prof.Dr.Soerojo dan pergerakan yang akan dituju dan tindak perbaikan yang mau dilakukan untuk menuju pada posisi baru yang lebih menguntungkan dan berdaya saing. Analisa BCG Matrix - MEDIS
ANALISA BCG Matrix – NON MEDIS
38 38
3.3.3 Analisa Persaingan Industri : Analisa Persaingan Industri untuk melihat sebesar apa daya tawar pelanggan, ancaman pendatang baru, daya tawar supplier , ancaman pengganti pelayanan Keswa dan tingkat rivalitas dalam persaingan dalam Rumah Sakit Jiwa.
3.3.4. Analisa Value Chain : Analisa Value Chain memberikan gambaran urutan proses bernilai tambah yang terjadi di dalam RSJ Prof.Dr.Soerojo mulai dari Nilai Pelayanan Inti dan Nilai Penawaran kepada target pasar dimana membutuhkan juga Jejaring Pelayanan yang merupakan mitra kerja dan regulator untuk memberikan layanan terbaik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
39 39
3.3.5. Analisa Ansoff Matrix : Analisa Ansoff Matrix membantu memetakan antara Service (Baru dan Lama) dan Pasar (Baru dan Lama) dan kegerakan yang akan dilakukan dalam rangka menggeser dan memperkuat posisi dan penetrasi kepada pasar termasuk perbaikan/pengembangan service baru. ANALISA ANSOFF - MEDIS
ANALISA ANSOFF – NON MEDIS
40
3.4. Benchmarking Dalam manuver strategis menuju Visi dari RSJ Prof.Dr. Soerojo maka ada beberapa yang rumah sakit jiwa yang menjadi bencmarking karena merupakan rumah sakit jiwa yang mempunyai keunggulan dibidang tertentu. Rumah Sakit Jiwa yang menjadi benchmarking adalah : 1. Institute of Mental Hospital, Singapore Keunggulan : Rumah sakit tersebut berfokus pada pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja berbasis komunitas. 2. Yuli Hospital, Department of Health, Taiwan, ROC Keunggulan : ◦ Sistem Pembiayaan untuk Kesehatan Jiwa dari Pemerintah Taiwan memberikan jaminan mulai dari pasien masuk sampai pasien kembali ke komunitas masyarakat yang tertata secara holistik baik kebutuhan kesehatan, sosial dan finansialnya. ◦ Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian dari Rumah Sakit tersistem secara berkesinambungan sehingga banyak menghasilkan riset-riset kesehatan jiwa dan teknologi. ◦ Pendekatan secara Preventif, Promotif, Kuratif, dan Rehabilitatif sudah berjalan dalam suatu sistem dibawah Kementerian Kesehatan tanpa lintas Kementerian/Lembaga. ◦ Pemerintah sudah memberikan kesejahteraan dengan layak bagi para profesional medis sehingga mereka bisa mendedikasikan profesionalisme secara maksimal dalam pelayanan Kesehatan Jiwa. 3. Rumah Sakit Pendidikan UKM – Malaysia Keunggulan : ◦ Pemerintah menyediakan kesejahteraan yang jelas dan layak bagi para profesional medis sehingga mereka lebih memberikan mutu dan tingkat layanan kesehatan jiwa secara maksimal (tidak adanya Fee for Service). ◦ Ada suatu ketentuan Manajemen Rumah Sakit kepada tenaga medis untuk mengalokasikan 30% waktu untuk Penelitian sehingga produktivitas Penelitian menjadi tinggi. ◦ Teamwork Rumah Sakit berjalan dengan produktivitas dan kinerja yang tinggi berlandaskan Sistem Manajemen Mutu.
3.5
Analisa SWOT
Analisa SWOT dilakukan untuk Pelayanan, Pendidikan & Penelitian, SDM dan Sarpras & Keuangan atas masukkan dari Analisa Makro dan Analisa Bisnis dengan beberapa manajemen tools seperti BCG Matrix, Analisa Persaingan, Analisa Value Chain, Analisa Ansoff Matrix. Opportunity (Faktor Peluang Eksternal) 1 Meningkatnya permasalahan kesehatan jiwa anak dan remaja di masyarakat 2 Pengembangan pelayanan akibat pergeseran pola penyakit dan perkembangan teknologi kedokteran meningkat 3 Program pembiayaan jaminan kesehatan oleh pemerintah
Threats (Faktor Ancaman Internal) 1 Regulasi tentang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pelatihan terkait dengan globalisasi dan pasar bebas (AFTA 2015) 2 Makin berkurangnya subsidi anggaran dari pemerintah 3 Belum adanya alokasi pembiayaan untuk pasien yang tidak tertanggung dalam jaminan 41
Opportunity (Faktor Peluang Eksternal)
4 Regulasi pengelolaan aset melalui kerjasama dengan pihak 3 5 Meningkatnya kebutuhan lahan praktek dari Institusi Pendidikan
Threats (Faktor Ancaman Internal) kesehatan nasional 4 Meningkatnya tuntutan hak konsumen terhadap mutu pelayanan 5 Belum adanya regulasi yang komprehensif dalam implementasi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif yang sudah berjalan dalam suatu sistem di bawah Kementerian Kesehatan tanpa lintas Kementerian/ Lembaga
6 Meningkatnya kebutuhan kerja sama antara Institusi Pendidikan dan Rumah Sakit untuk penelitian & pengembangan pelayanan Kesehatan Jiwa
Strength (Faktor Kekuatan Internal) 1 Pusat rujukan nasional kesehatan jiwa dengan unggulan kesehatan jiwa anak dan remaja berbasis komunitas 2 Fleksibilitas pengelolaan keuangan 3 Memiliki produk layanan yang spesifik, komprehensif dan terintegrasi sesuai kebutuhan masyarakat 4 Tersedianya aset rumah sakit yang potensial untuk dimanfaatkan 5 Telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan afiliasi Bidang Kedokteran Jiwa 6 Tersedianya SDM yang berkomitmen untuk 7
8
mendukung visi Rumah Sakit Meningkatnya permintaan masyarakat dan institusi untuk assesment dan brain assesment kesehatan jiwa terpadu Terbentuknya jejaring pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan primer
Weakness (Faktor Kelemahan Internal) 1 Belum optimalnya penatausahaan barang milik negara dan pemanfaatan aset 2 Belum adanya budaya kerja yang bersifat kompetitif 3 Belum lengkapnya kompetensi sub spesialistik Kedokteran Jiwa 4 Tingginya biaya pemeliharaan aset rumah sakit 5 Belum adanya blue print penelitian sehingga belum ada hasil riset yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa 6 kurangnya pemahaman dan ketajaman analisis beban kerja dalam penyusunan kebutuhan SDM 7 Belum optimalnya budaya penerapan patient safety di rumah sakit 8 Kurangnya montoring dan evaluasi dari masingmasing unit kerja terhadap SPO dan SPM 9 Belum diterapkannya kebijakan reward dan konsekuensi secara jelas terhadap penghargaan tenaga profesional
42
3.6
Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis Diagram Kartesius dilakukan untuk Pelayanan, Pendidikan & Penelitian, SDM dan Sarpras & Keuangan. Dari Kartesius yang dihasilkan akan menjadi masukkan untuk penentuan langkah strategis dari masing-masing direktorat.
Diagram Kartesius :
Analisis Grafik Kartesius : Dari analisis diagram kartesius tampak bahwa posisi total nilai kelemahan melebihi total nilai kekuatan dan total nilai peluang melebihi total nilai ancaman. Posisi bersaing jatuh pada kuadran II, yakni terbentuk oleh potongan sumbu vertikal positif (peluang usaha) dan potongan sumbu horisontal negatif (kelemahan), sehingga langkah strategis yang akan diambil yaitu memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk menjaga kestabilan organisasi atau penguatan mutu kelembagaan. Artinya, prioritas strategis untuk investasi penyempurnaan dan penataan kemampuan organisasi, kemampuan sistem manajemen, sistem informasi manajemen rumah sakit, proses bisnis, dan membangun budaya organisasi. Langkah strategis yang akan diambil dari Direktorat Medik dan Keperawatan adalah memfokuskan arah pengembangan produk pelayanan kesehatan jiwa yang holistik dan terpadu berbasis kepada hasil penelitian (evidence base medicine) yang akan dijalankan mulai tahun 2015. Mengembangkan inovasi dan kreativitas produk-produk sub spesialistik sesuai kekhususan berbasis tim kerja. Langkah strategis yang akan diambil dari Direktorat SDM dan Pendidikan adalah investasi penyempurnaan dan penataan kemampuan SDMnya dalam rangka menuju ke pasar bebas ASEAN. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipraktekkan dalam pelayanan kesehatan akan digunakan
43 43
untuk menyusun materi pendidikan dan pelatihan. Selain itu, posisi bersaing di kuadran II menunjukkan dimana masih besarnya peluang yang ada di pasar yang bisa diraih tetapi di internal RSJS harus melengkapi sarana prasarana, topik pendidikan dan pelatihan berbasis best practice pelayanan. Bahkan best practice pelayanan ini akan bisa ditawarkan pada institusi lain yang bisa mendatangkan pendapatan bagi RSJS. Langkah strategis yang akan diambil dari Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum adalah mengoptimalkan besarnya peluang di pasar yang bisa dilayani oleh sarpras RSJS (misalnya layanan kesling, layanan SIRS), tetapi internal RSJS harus memperkuat baik dari sisi jenis layanan, pemasaran, infrastruktur, dan kemampuan SDM untuk melayani pihak eksternal. Selain itu, perlu memperkuat sistem aplikasi (SIRS) pengelolaan keuangan yang terintegrasi mulai dari front office hingga back office.
3.7
Analisa TOWS : Analisa TOWS akan membantu untuk memanfaatkan kekuatan yang ada di RSJS dalam rangka meraih peluang yang ada dan sekaligus mengatasi berbagai ancaman. Pada saat yang bersamaan mencoba meminimalkan kelemahan untuk mengisi peluang. Strength Weakness (Faktor Kekuatan Internal) (Faktor Kelemahan Internal) 1 Pusat rujukan nasional kesehatan 1 Belum optimalnya jiwa dengan unggulan kesehatan penatausahaan barang milik jiwa anak dan remaja berbasis negara dan pemanfaatan aset komunitas 2 Fleksibilitas pengelolaan keuangan 2 Belum adanya budaya kerja yang bersifat kompetitif 3 Memiliki produk layanan yang 3 Belum lengkapnya kompetensi spesifik, komprehensif dan sub spesialistik Kedokteran terintegrasi sesuai kebutuhan Jiwa masyarakat 4 Tersedianya aset rumah sakit yang 4 Tingginya biaya pemeliharaan potensial untuk dimanfaatkan aset rumah sakit 5 Telah ditetapkan sebagai rumah 5 Belum adanya blue print sakit pendidikan afiliasi Bidang penelitian sehingga belum ada Kedokteran Jiwa hasil riset yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa 6 Tersedianya SDM yang berkomitmen 6 kurangnya pemahaman dan untuk mendukung visi Rumah Sakit ketajaman analisis beban kerja dalam penyusunan kebutuhan SDM 7 Belum optimalnya budaya penerapan patient safety di rumah sakit 8 Kurangnya montoring dan evaluasi dari masing-masing unit kerja terhadap SPO dan SPM
Opportunity (Faktor Peluang Eksternal) 1 Meningkatnya permintaan masyarakat dan institusi untuk assesment dan brain assesment
Strategy Strength Opportunities (Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang) 1 Peningkatan jejaring pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan primer, sekunder dan masyarakat
Strategy Weakness Opportunities (Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengisi peluang) 1 Pengembangan mutu pelayanan berbasis penelitian 44
kesehatan jiwa terpadu Opportunity (Faktor Peluang Eksternal) 2 Meningkatnya permasalahan kesehatan jiwa anak dan remaja di masyarakat 3 Pengembangan pelayanan akibat pergeseran pola penyakit dan perkembangan teknologi kedokteran meningkat 4 Program pembiayaan jaminan kesehatan oleh pemerintah
Strategy Strength Opportunities (Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang) 2 Rujukan nasional dalam pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja berbasis komunitas 3 Pengembangan sistem Pendidikan dan Penelitian Kesehatan Jiwa
(Faktor Ancaman Internal) 1 Regulasi tentang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pelatihan terkait dengan globalisasi dan pasar bebas (AFTA 2015) 2 Makin berkurangnya subsidi anggaran dari pemerintah
3 Penerapan tata kelola keuangan yang baik dan produktivitas aset
4 Penerapan Good Clinical Governance dan Good Corporate Governance
4 Peningkatan Kompetensi SDM sesuai kebutuhan organisasi dalam mencapai visi rumah sakit 5 Penerapan SIRS yang Terintegrasi
Strategy Strength Threats (Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman) 1 Pengembangan produk layanan subspesialistik yang berorientasi pada mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
Strategy Weakness Threats (Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman) 1 Peningkatan Efisiensi Anggaran
5 Regulasi pengelolaan aset melalui kerjasama dengan pihak 3 6 Meningkatnya kebutuhan lahan praktek dari Institusi Pendidikan 7 Meningkatnya kebutuhan kerja sama antara Institusi Pendidikan dan Rumah Sakit untuk penelitian & pengembangan pelayanan Kesehatan Jiwa 8 Terbentuknya jejaring pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan primer Threats
Strategy Weakness Opportunities (Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengisi peluang) 2 Pengembangan pendidikan dan pelatihan berbasis hasil riset
2
Penerapan fleksibilitas pengelolaan keuangan secara optimal
Peningkatan budaya caring 2 dalam peningkatan unjuk kinerja organisasi
3 Belum adanya alokasi pembiayaan untuk pasien yang tidak tertanggung dalam jaminan kesehatan nasional 4 Meningkatnya tuntutan hak konsumen terhadap mutu pelayanan 5 Belum diterapkannya kebijakan reward dan konsekuensi secara jelas terhadap penghargaan tenaga profesional 6 Belum adanya regulasi yang komprehensif dalam implementasi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif yang sudah berjalan dalam suatu sistem di bawah Kementerian Kesehatan tanpa lintas Kementerian/ Lembaga 45
3.7.A Fokus Pelayanan Medik & Keperawatan Fokus Pelayanan Keswa Terpadu dan Holistik yang harus menjadi prioritas dari Direktorat Medik dan Keperawatan bersama dengan seluruh jajarannya dalam periode Rencana Strategis Bisnis 2015-2019 dengan berbagai terobosan yang sudah diidentifikasi sehingga akan menjadi manuver strategis dalam rangka meningkatkan daya saing pelayanan dan memberikan layanan terbaik buat pasien dan keluarga serta masyarakat.
Tampak ada 3 Terobosan yang teridentifikasi adalah : 1. Meningkatkan Fungsi Pemasaran, secara proaktif dan konsisten yang didukung dengan tim kerja yang kompeten, sistem manajemen, program kerja (action plan) serta anggaran yang tepat guna untuk membangun kesadaran masyarakat, proaktif masuk ke tiap segmen potensial. 2. Meningkatkan Pelayanan Klinis berbasis psiko neuro, psiko endokrin, psiko imuno biologi, dan vasculer surgery. 3. Memperkuat pelayanan trauma centre yang difokuskan pada pemulihan kesehatan jiwa paska bencana (Disaster Recovery).
3.7.B Fokus Pendidikan & Penelitian Fokus Penelitian Penyusunan Cetak Biru (Blue Print) Penelitian harus dibuat sebagai lompatan strategis ke depan dan menjadi motor pengembangan RSJ Prof.Dr. Soerojo baik dari sisi medis terpadu maupun keperawatan. Pelaksanaan penelitian berdasarkan cetak biru (Blue Print) tersebut, harus memperoleh hasil penelitian yang mampu menunjang tercapainya visi RSJ Prof. Dr. Soerojo. Fokus Pendidikan dari RSJ Prof.Dr. Soerojo menyediakan pendidikan Keswa terpadu bagi peserta didik (medik, keperawatan dan non medik), profesional dan masyarakat umum. Perbaikan infrastruktur dan materi serta tenaga pengajar menjadi bagian dalam rencana strategis akan mendukung dalam pembentukan paket-paket pendidikan yang mempunyai nilai jual tinggi karena disediakannya sarana praktek lapangan di RSJ Prof.Dr. Soerojo. Pendidikan ini menjadi unggulan karena materi berdasarkan Praktek Terbaik (Best Practice) dari hasil Penelitian yang sudah diterapkan dalam layanan Keswa di Direktorat Medik dan Keperawatan sehingga pasti sudah teruji dan absah. Perkembangan Ilmu Keswa dan Keperawatan 46
yang sudah teruji inilah yang akan dipakai menjadi materi dalam Proses Pendidikan kepada pelanggan.
3.7.C Fokus Tata Kelola Rumah Sakit Yang Baik Pelayanan di bawah Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum mencakup pengelolaan keuangan dan pengelolaan sarana prasarana yang memenuhi tata kelola yang baik. Fokus pengelolaan keuangan akan diperkuat dengan sistem aplikasi pengelolaan keuangan (SIRS) yang mendukung transaksi dan pelaporan serta pengendalian keuangan. Fokus Sarana Prasarana yang akan ditingkatkan mencakup : a. Jasa Pelayanan SIRS : mulai dari pengembangan sistem aplikasi rumah sakit yang terintegrasi dan berbasis tata kelola yang baik untuk kebutuhan internal dan suatu saat dapat ditawarkan ke pihak eksternal. Salah satu sasaran dari SIRS yaitu meningkatkan efisiensi dan produktivitas RSJS. b. Jasa Pelayanan Kesling : yang semula untuk kebutuhan internal akan berinovasi untuk dapat melayani pihak eksternal c. Pengelolaan Aset : aset yang dimiliki RSJS akan dimanfaatkan secara lebih produktif sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku Ketiga jasa di atas diharapkan dapat menjadi tambahan sumber pendapatan bagi RSJS di bawah pengelolaan Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum.
47
3.8
Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC) Sebelum menentukan Peta Strategi dengan konsep Balanced Scorecard maka RSJ Prof. Dr.Soerojo membuat Sasaran Jangka 5 Tahun yang memberikan gambaran akan Positioning dan Perubahannya untuk menuju Visi. Sasaran Jangka 5 Tahun akan menjadi acuan dalam menyusun Peta Strategi dan Balanced Scorecard yang akan menggambarkan peta perjalanan yang akan dilalui semua jajaran dalam organisasi RSJ Prof. Dr. Soerojo.
48
RSJ Prof. Dr. Soerojo mempertimbangkan arah dan prioritas strategis ke depan dengan melihat peluang yang masa depan dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan yang dimiliki oleh RSJ Prof. Dr. Soerojo sampai 2014. Oleh karena itu, dalam periode 2015-2016 RSJ Prof.Dr. Soerojo mencanangkan mempunyai Positioning sebagai “National Centre of Mental Health” dengan fokus unggulan strategis : 1. Penelitian dari Cetak Biru (Research by Blue Print) 2. Pelayanan Keswa Holistik (Holistic Mental Health Services) 3. Pendidikan Hasil Praktek Keswa (Mental Health Best Practice Learning) Sedangkan dalam periode 2017-2019 RSJ Prof.Dr. Soerojo berencana membangun prioritas strategis dengan Positioning yang lebih global sebagai “ASEAN Mental Health Services – UN5A8” dengan fokus unggulan strategis : 1. Penelitian Nasional Keswa (National Research of Mental Health) 2. Pelayanan Keswa Hasil Research (Mental Health Service by Research) 3. Pendidikan Hasil Praktek Keswa Nasional (National Mental Health Best Practice Learning) Bahkan RSJ Prof.Dr. Soerojo sudah mencanangkan pada periode 2020 – 2022 adalah ingin menjadi “ASEAN Centre of Mental Health” dengan beberapa keunggulan strategis : 1. Penelitian Asean bidang Keswa (ASEAN Research of Mental Health) 2. Pelayanan Keswa Hasil Riset ASEAN (Mental Health Service by ASEAN Research) 3. Pendidikan Hasil Praktek Keswa ASEAN (ASEAN Mental Health Best Practice Learning) Dengan semua sumber daya yang dimiliki RSJ Prof. Dr. Soerojo sekarang (SDM, Infastruktur, Sistem Manajemen, Sistem Informasi) akan mewujudkan ketiga tahapan besar yang menjadi arah strategis dan Positioning-nya dengan melaksanakan Rencana Strategis Bisnis secara berkesinambungan selama 5 tahun mulai 2015 – 2019. Sasaran Finansial dari RSJ Prof. Dr. Soerojo untuk 5 Tahun kedepan terdiri dari kontribusi pendapatan Direktorat Medik & Keperawatan, Direktorat SDM & Pendidikan, Direktorat Keuangan & Administrasi. Sasaran Pendapatan Direktorat Medik & Keperawatan
49
Sasaran Pendapatan Direktorat SDM & Pendidikan
Sasaran Pendapatan Direktorat Keuangan & Administrasi
Peta strategi menjadi penting bagi RSJ Prof. Dr. Soerojo karena akan menggambarkan manuver aktivitas utama dan penting yang harus dijalankan oleh berbagai fungsi dalam masing-masing Direktorat. Dengan demikian maka masing-masing fungsi tahu peran dan kontribusinya untuk terlibat dalam proses penerapan Peta Strategi dan upaya mencapai Balanced Scorecard-nya.
50
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Stake Holders
Menjadi Pusat Unggulan Pelayanan dan Pendidikan Secara Holistik di Tingkat Nasional 2015 dan ASEAN 2018 (UN5A8)
Perspektif Keuangan
Terwujudnya Kepuasan Stake Holders Terwujudnya Peningkatan Pendapatan Terwujudnya Inovasi Pelayanan Holistik
Terwujudnya Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Best Practice dari Pelayanan
Terwujudnya Kemitraan Strategis dengan Institiusi dan Masyarakat Dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian
Terwujudnya Penerapan Proses Bisnis Terintegrasi
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Terwujudnya Hasil Riset 0 Blue Print Berdasarkan Penelitian
Terwujudnya Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien (Good Clinical Governance)
Terwujudnya Efisiensi
Terwujudnya Standar Mutu Pendidikan dan Pelatihan
Terwujudnya Tata Kelola Organisasi yang Baik (Good Corporate Governance)
Terwujudnya Budaya Kerja Sesuai Nilai-Nilai Organisasi
Terwujudnya SIM RS Terintegrasi
Tersedianya SDM yang Kompeten Sesuai Kebutuhan Organisasi
Terwujudnya Keandalan Sarana dan Prasarana
51
Penjelasan Peta Strategi Balanced Scorecard RSJ Prof.Dr. Soerojo : Peta strategi BSC menggambarkan jalinan sebab akibat berbagai sasaran strategis yang dikelompokkan dalam perspektif keuangan, stakeholder, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menggambarkan bahwa terwujudnya SIMRS yang terintegrasi, kompetensi SDM sesuai kebutuhan organisasi, dan optimalisasi sarana prasarana menyebabkan terwujudnya organisasi dengan budaya pelayanan berdasarkan nilai-nilai organisasi. Dengan organisasi yang memiliki budaya pelayanan siap menjalankan proses bisnis internal. Dari perspektif proses bisnis internal menggambarkan terwujudnya pengembangan layanan holistik yang inovatif (kesehatan jiwa anak remaja dan Consultation Liasion Pschiatry (CLP)), terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice pelayanan kesehatan, serta terwujudnya kemitraan strategis dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian dengan institusi dan masyarakat. Untuk mewujudkan 3 sasaran strategis proses bisnis internal di atas maka RSJS memperkuat proses bisnis terintegrasi untuk dilaksanakan oleh setiap unit kerja. Proses bisnis internal harus didukung oleh : 1. Hasil riset berdasarkan blue print penelitian 2. Mutu pelayanan dan keselamatan pasien 3. Standar mutu pendidikan dan pelatihan 4. Tata kelola organisasi yang baik Perwujudan dari 3 sasaran strategis dalam proses bisnis internal akan mewujudkan tingkat kepuasan stakeholders (karyawan, pasien, dan peserta didik). Secara finansial, RSJS akan dapat mewujudkan peningkatan pendapatan dan efisiensi. Terwujudnya kepuasan stakeholder di perspektif stakeholder menyebabkan terwujudnya pusat unggulan pelayanan dan pendidikan kesehatan jiwa secara holistik di tingkat Nasional 2015 dan ASEAN 2018 (UN5A8)
52
BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS Penjelasan ukuran kinerja utama dan target ukuran kinerja utama yang hendak dicapai untuk mengawal kemajuan pencapaian visi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang pada kurun waktu 2015 – 2019; matriks indikator kinerja utama sebagai barometer kemajuan perwujudan suatu sasaran strategis, penjelasan terperinci terkait indikator kinerja utama; program kerja strategis. 4.1. Matriks IKU Berikut ini indikator kinerja utama (IKU) yang dituju untuk setiap sasaran strategis. Sebuah IKU menunjukkan kemajuan perwujudan suatu sasaran strategis. Sebuah sasaran strategis dapat mempunyai lebih dari satu jenis IKU. IKU dan targetnya dapat digunakan untuk mengukur status kemajuan pencapaian strategis, baik dari segi masukan (input), proses, keluaran (output) dan hasil (outcome) dari suatu sasaran strategis. Untuk setiap IKU yang teridentifikasi ditentukan besar bobotnya. Bobot IKU menyatakan tingkat kepentingan IKU tersebut terhadap pencapaian visi dan total penjumlahan bobot semua IKU bernilai 100%. No
1
2
3
1
2
3
SASARAN IKU STRATEGIS PERSPEKTIF KEUANGAN Rasio Terwujudnya Pencapaian peningkatan pendapatan pendapatan terhadap proyeksi Rasio Pendapatan Operasional Terwujudnya efisiensi terhadap Biaya Operasional PERSPEKTIF PELANGGAN Terwujudnya Kepuasan Stake Holder
Kepuasan Pelanggan
2015
TARGET IKU Per Tahun 2016 2017 2018
2019
100%
100%
100%
100%
100%
69%
69%
69%
69%
69%
%
85
86
87
88
90
4,00%
#
2
2
1
1
1
3,00%
#
3
3
4
3
1
3,00%
#
1
1
2
2
2
10%
#
1
2
2
3
3
5%
#
3
3
3
3
3
5%
#
5%
5%
5%
5%
5%
PIC
Bobot
Satuan
Dir. Keuangan dan Adm. Umum
10,00%
%
Dir. Keuangan dan Adm. Umum
10,00%
%
Dir. SDM dan Pendidikan
5,00%
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL Jumlah produk Dir. Medik layanan Terwujudnya Inovasi dan inovatif Pelayanan Holistik Keperawat kesehatan an jiwa anak dan remaja Jumlah produk Dir. Medik layanan dan Consultation Keperawat Liaison an Psikiatri (CLP) Jumlah Dir. Medik produk dan layanan Keperawat Psychiatri an Forensik Jumlah Topik Terwujudnya Pelatihan Dir. SDM pendidikan dan berbasis best dan pelatihan berbasis best practice dari Pendidikan practice dari pelayanan pelayanan Jumlah Terwujudnya kemitraan penambahan strategis dengan kemitraan Dir. Medik institusi dan dengan dan masyarakat dalam institusi dan Keperawat pelayanan, pendidikan, masyarakat an dan penelitian dalam pelayanan Jumlah Dir. Sdm kemitraan dan dengan Pendidikan institusi dan
Baseline 2014
69%
53
No
4
5
6
7
8
1
2
3
4
SASARAN STRATEGIS
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
IKU
PIC
Bobot
Satuan
Baseline 2014
2015
TARGET IKU Per Tahun 2016 2017 2018
2019
masyarakat pendidikan dan penelitian Maksimum temuan setiap hasil audit Jumlah Hasil Riset dari Blue Print
Direktur Utama
10%
%
10
10
10
10
10
Dir. SDM dan Pendidikan
5%
#
1
2
2
2
2
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik
Dir. Medik dan Keperawat an
5%
%
82
82
84
86
88
90
5%
%
82
82
84
86
99
90
5%
#
1
2
2
3
3
5%
%
82
84
86
88
90
2,50%
%
60
65
70
75
80
8
15
17
20
25
65
70
75
80
85
50
50
50
50
50
Prosentase Dir. Medik Pencapaian dan Indikator Mutu Keperawat Manajerial an Jumlah Terwujudnya standar Pelatihan Dir. SDM mutu pendidikan dan yang memliki dan pelatihan Kurikulum Pendidikan Terstandar Capaian Terwujudnya tata kelola indikator organisasi yang baik Direktur kinerja RS (Good Corporate Utama BLU tahun Governance) berjalan PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN Prosentase Terwujudnya budaya Hasil Penilain Direktur kerja sesuai nilai-nilai Nilai Nilai Utama organisasi Organisasi Jumlah modul Dir. Terwujudnya SIM RS Manajemen Keuangan terintegrasi yang dan Adm. terintegrasi Umum Prosentase Tersedianya SDM yang Dir. SDM Pencapaian kompeten sesuai dan Kompetensi kebutuhan organisasi Pendidikan SDM DirMedik & Terwujudnya Minimum Kep, keandalan sarana dan Prosentase Dirkeu, Dir prasarana OEE SDM&Pen didikan
2,50%
2,5%
2,50%
91,65
15
%
54
4.2. Kamus IKU Untuk setiap IKU yang teridentifikasi disusun suatu penjelasan tentang IKU, informasi periode pelaporan IKU, formula IKU, bobot IKU, penanggung jawab suatu IKU, sumber data, dan target tiap tahun. Perspektif Keuangan Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Pendapatan IKU Rasio Pencapaian pendapatan terhadap proyeksi pendapatan Definisi operasional Perbandingan pencapaian pendapatan terhadap proyeksi pendapatan Formula Bobot IKU (%) Person In Charge Sumber Data Periode Laporan Target
Kepuasan Pelanggan Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional
Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula
Pencapaian Pendapatan Tahun Berjalan Proyeksi Pendapatan Tahun Berjalan 10% Direktur Keuangan dan Administrasi Umum Laporan Keuangan Tahunan 2015 100%
2016 100%
2017 100%
2019 100%
Customer Terwujudnya Kepuasan Pelanggan Kepuasan Pelanggan (KP) Efektivitas dan Mutu Pelayanan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagimana diatur dalam pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat unit layanan instansi pemerintah (KEP/25/M.PAN/2/2004). tahunan 1 tahun Hasil Penilaian IKM Skala Maksimal Nilai IKM Hasil Penilaian IKM Skala Maksimal Nilai IKM
Bobot KPI Sumber Data Standar
2018 100%
x 100%
5% Hasil Survey ≥ 85%
55
Kriteria Penilaian
PIC
Kepuasan Pelanggan (KP) (%)
Skor
KP > 85
100
70 < KP < 85
75
55 < KP ≤ 70
50
40 < KP ≤ 55
25
KP ≤ 40
0
Tim Mutu
Rasio Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional Perspektif Sasaran Strategis IKU Definisi
Keuangan Terwujudnya Efisiensi Anggaran Rasio Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional Perbandingan antara Pendapatan operasional PNBP dibandingkan dengan Biaya Operasional
Formula Total Pendapatan - Pendapatan APBN Total Biaya Bobot IKU (%) Person In Charge Sumber Data Periode Pelaporan Target
x 100%
10% Direktur Keuangan dan Adm. Umum Laporan Keuangan Bulanan 2015 69%
2016 69%
2017 69%
2018 69%
2019 69%
Jumlah Pelatihan terstandar dengan minimal salah satu modul berbasis best practice. Perspektif Bisnis Proses Internal Sasaran Strategis Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice. Judul KPI Jumlah Pelatihan terstandar dengan minimal salah satu modul berbasis best practice. Dimensi Mutu Efektivitas dan Mutu Pelatihan Tujuan Terselenggaranya pelatihan dengan menggunakan minimal 1 (satu) modul berbasis best practice Definisi operasional Pelaksanaan pelatihan terstandar dengan menggunakan minimal 1 (satu) modul yang disusun berbasis best practice. Frekuensi 1 (satu) kali setahun Pengumpulan Data Periode Analisa 1 (satu) tahun Numerator Denominator Formula Bobot KPI 7.5 % Sumber Data Instalasi Pendidikan dan Penelitian Standar 1 Kriteria Penilaian PIC Instalasi Pendidikan dan Penelitian
56
Jumlah produk pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja Perspektif Internal Bisnis Proses Sasaran Strategis Terwujudnya Inovasi Pelayanan Holistik IKU Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaj Definisi Jumlah Layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja adalah layanan yang dikembangkan oleh RS dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan jiwa anak dan remaja secara lebih spesifik dan memiliki daya saing / keunggulan Formula Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja yang dikembangkan setiap tahunnya Bobot IKU (%) 4% Person In Charge Direktur Medik dan Keperawatan Sumber Data Ka SMF Periode Pelaporan 6 Bulanan Target 2015 2
2016 2
2017 1
2018 1
2019 1
Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP) Perspektif Internal Bisnis Proses Sasaran Strategis Terwujudnya Inovasi Pelayanan Holistik IKU Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP) Definisi Layanan inovatif Consultation Liaison Psychiatri (CLP) adalah layanan yang dikembangkan oleh RS secara holistik yang lebih spesifik dan memiliki daya saing / keunggulan Formula Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP) setiap tahunya Bobot IKU (%) 3% Person In Charge Direktur Medik dan Keperawatan Sumber Data Ka SMF Periode Pelaporan 6 Bulanan Target
Perspektif Sasaran Strategis IKU Definisi
Formula Bobot IKU (%) Person In Charge Sumber Data Periode Pelaporan
2015
2016
2017
2018
2019
3
3
4
3
1
Internal Bisnis Proses Terwujudnya Inovasi Pelayanan Holistik
Jumlah produk pelayanan Psychiatri Forensik pelayanan Psychiatri Forensik adalah pelayanan ekspertise psikiatri pada konteks hukum baik pidana, perdata, administrasi terutama pada konsultasi klinis yang berhubungan dengan area penilaian tingkat resiko. Jumlah produk pelayanan Psychiatri Forensik setiap tahun 3% Direktur Medik dan Keperawatan Ka SMF 6 Bulanan
57
Target 2015
2016
2017
2018
2019
1
1
1
2
2
Penambahan jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan Perspektif Internal Bisnis Proses Sasaran Strategis Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian IKU Penambahan jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan Definisi Penambahan jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan adalah penambahan jumlah kemitraan yang meliputi institusi (Puskesmas, Rumah Sakit, sekolah, kelurahan, Pemda) Formula Jumlah penambahan kemitraan dalam satu tahun Bobot IKU (%) 5% Person In Charge Direktur Medik dan Keperawatan Sumber Data Inst KESWAMAS Periode Pelaporan 6 Bulanan Target 2015
2016
2017
2018
2019
3
3
3
3
1
Capaian Indikator Mutu Klinik Perspektif Sasaran Strategis IKU Definisi Formula Bobot IKU (%) Person In Charge Sumber Data Periode Pelaporan
Internal Bisnis Proses
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance) Capaian Indikator Mutu Klinik Capaian Indikator Mutu Klinik adalah capaian indikator mutu klinik yang ada dalam indikator kinerja direktur utama di tahun berjalan Skor total realisasi indikator mutu klinik 5% Direktur Medik dan Keperawatan Masing=masing instalasi 6 Bulanan
Target 2015
2016
2017
2018
2019
82%
84%
86%
88%
90%
Capaian Indikator Mutu Manajerial Perspektif Sasaran Strategis IKU Definisi
Formula Bobot IKU (%) Person In Charge
Internal Bisnis Proses
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance) Capaian Indikator Mutu Manajerial Capaian Indikator Mutu Manajerial adalah capaian indikator mutu manajerial yang ada dalam indikator kinerja direktur utama di tahun berjalan Skor total realisasi indikator mutu klinik 5% Direktur Medik dan Keperawatan 58
Sumber Data Periode Pelaporan
Masing=masing instalasi 6 Bulanan
Target 2015
2016
2017
2018
2019
82%
84%
86%
88%
90%
Prosentase implementasi pendidikan berbasis hasil riset yang dilaksanakan sesuai blue print pada tahun berjalan Perspektif Internal Bisnis Proses Sasaran Strategis Terwujudnya Pendidikan dan Penelitian berbasis hasil riset (Best Practice) IKU Prosentase implementasi pendidikan berbasis hasil riset yang dilaksanakan sesuai blue print pada tahun berjalan Definisi Kegiatan pendidikan yang materinya berdasarkan best practice/ hasil penelitian keswa dan telah diaplikasikan dalam pelayanan keswa terpadu Formula Jumlah materi pendidikan yang didasarkan pada best practice Bobot IKU (%) 7,5% Person In Charge Direktur SDM dan Pendidikan Sumber Data 1. Bagian Diklit 2. Instalasi Diklat dan Litbang Periode Pelaporan Tahunan Target 2015 2016 2017 2018 2019 2 2 2 2 2
Jumlah pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar Perspektif Bisnis Proses Internal Sasaran Strategis Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan Judul KPI Jumlah pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar Dimensi Mutu Efektivitas dan Mutu Pelatihan Tujuan Memiliki pelatihan dengan kurikulum terstandar Definisi operasional Proses penyusunan kurikulum pelatihan yang terstandar mengacu ketentuan BPPSDMKes Frekuensi 1 (satu) kali setahun Pengumpulan Data Periode Analisa Tahunan Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Instalasi Pendidikan dan Penelitian Standar 1 Kriteria Penilaian PIC Instalasi Pendidikan dan Penelitian
Jumlah Hasil Riset dari Blue Print Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional
Bisnis Proses Internal Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian Jumlah Hasil Riset dari Blue Print Efektivitas dan Mutu Penelitian Terlaksananya penelitian sesuai blue print. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan dan diselesaikan dengan berdasarkan 59
blue print RSJS Magelang Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian PIC
1 (satu) kali setahun Tahunan Instalasi Pendidikan dan Penelitian 1 Instalasi Pendidikan dan Penelitian
Prosentase Hasil Penilaian Nilai Nilai Organisasi Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Sasaran Strategis Terwujudnya budaya kerja sesuai nilai-nilai organisasi Judul KPI Prosentase Hasil Penilaian Nilai Nilai Organisasi Dimensi Mutu SDM yang berintegritas dan profesional sesuai nilai – nilai organisasi Tujuan Terintegrasinya budaya kerja dan nilai organisasi pada setiap pegawai Definisi operasional Kegiatan yang mengintegrasikan budaya kerja RSJ Prof. dr. Soerojo ke dalam aktifitas organisasi sesuai nilai– nilai organisasi, yang meliputi Kerendahan Hati, Kebersamaan, Keterbukaan, Kejujuran dan Integritas. Frekuensi 1 (satu) kali setahun Pengumpulan Data Periode Analisa Tahunan Numerator Jumlah pegawai yang mengadopsi budaya kerja sesuai nilai – nilai organisasi Denominator Jumlah pegawai di unit kerja terkait Formula
Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian PIC
2,5 % Bagian Sumber Daya Manusia 60 % Bagian Sumber Daya Manusia
Prosentase pemenuhan Kompetensi SDM di unit kerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Sasaran Strategis Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi Judul KPI Prosentase pemenuhan Kompetensi SDM di unit kerja Dimensi Mutu SDM yang berintegritas dan profesional Tujuan Tersedianya SDM yang kompeten di setiap unit kerja Definisi operasional Adalah kegiatan untuk memenuhi gap kompetensi SDM di sebuah unit kerja di RSJS Magelang Frekuensi 1 (satu) kali setahun Pengumpulan Data Periode Analisa Tahunan Numerator Jumlah pegawai yang memenuhi kompetensi Denominator Jumlah pegawai di unit kerja terkait Formula
Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian PIC
2,5 % Bagian Sumber Daya Manusia 65 % Bagian Sumber Daya Manusia 60
Prosentase pencapaian kompetensi SDM rspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sasaran Strategis Terwujudnya kompetensi SDM sesuai kebutuhan organisasi IKU Prosentase pencapaian kompetensi SDM Definisi Banyaknya kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan kompetensi SDM berdasar perencanaan Formula Jumlah kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan kompetensi SDM Bobot IKU (%) 2,5% Person In Charge Direktur SDM dan Pendidikan Sumber Data 1. Bagian Diklit 2. Instalasi Diklat dan Litbang Periode Pelaporan Tahunan Target 2015 2016 2017 2018 2019 65 70 75 80 85
Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan Perspektif Internal Proses Bisnis Sasaran Strategis Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance) IKU Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan Definisi Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan meliputi kinerja keuangan, pelayanan, dan mutu manfaat Formula Skor total realisasi indikator kinerja RS BLU Bobot IKU (%) 5% Person In Charge Direktur Utama Sumber Data Laporan Instalasi SIRS, Laporan Keuangan Periode Pelaporan Tahunan Target 2015 2016 2017 2018 2019 82 84 86 88 90
Jumlah modul manajemen yang terintegrasi Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sasaran Strategis Terwujudnya SIM RS terintegrasi IKU Jumlah modul manajemen yang terintegrasi Definisi Perwujudan modul/ system aplikasi system informasi berbasis enterprise resource planning Formula Jumlah modul manajemen Sistem Informasi yang dihasilkan Bobot IKU (%) 2,5% Person In Charge Direktur Keuangan dan Administrasi Umum Sumber Data Laporan Instalasi SIRS Periode Pelaporan Tahunan Target 2015 2016 2017 2018 2019 8 15 17 20 25
61
Perspektif Sasaran Strategis IKU Definisi
Formula Bobot IKU (%) Person In Charge Sumber Data
Periode Pelaporan Target
Pembelajaran dan Pertumbuhan Terwujudnya keandalaan sarana prasarana Minimum prosentase OEE Presentase prasarana yang memenuhi OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang mencakup tiga aspek yaitu ketersediaan, kinerja dan atau kualitas. Ketersediaan (Ke) adalah jumlah hari alat beroperasi dibagi jumlah hari kerja Kinerja (Ki) adalah kemampuan yang ada dibagi kemampuan tersedia Kualitas (Ku) adalah jumlah unit produk baik yang berhasil diproduksi dibanding dengan total jumlah unit produk yang dihasilkan. OEE = Ke x Ki x Ku 2,5% Direktur Keuangan dan Administrasi Umum Kartu Kendali Pemeliharaan Alat Kartu Asset Dokumen Procurement Tahunan 2015 50
2016 50
2017 50
2018 50
2019 50
62
4.3. Program Kerja Strategis NO
SASARAN STRATEGIS
IKU
PERSPEKTIF KEUANGAN 1 Terwujudnya Rasio Pencapaian peningkatan pendapatan pendapatan terhadap proyeksi 2
Terwujudnya efisiensi
Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional
PERSPEKTIF PELANGGAN 3 Terwujudnya Kepuasan Kepuasan Stake Pelanggan Holder
PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS 4 Terwujudnya Inovasi Jumlah produk Pelayanan Holistik layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja
Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psikiatri (CLP)
2015
2016
PROGRAM KERJA 2017
2018
2019
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya
Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian Kinerja Keuangan
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - SDM internal - Institusi jejaring (keperawatan dan psikologi)
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - SDM internal - BPJS
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - SDM internal - Ditjen BUK
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - BPJS - Institusi jejaring (kedokteran dan non medis)
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - BPJS - Dinas sosial / Dinas kesehatan.
Pengembangan pelayanan holistic care: 1. Learning Diffuculties, 2, Autism
Pengembangan pelayanan holistic care: 1. Addiction, 2. ADHD
Pengembangan pelayanan holistic care: 1. Psikogeriatri, 2, Psiko Gastroenterologi – anxietas
Pengembangan pelayanan Psiko endokrin: tiroid, Hormonal, Diabetes
Pengembangan pelaynan Conduct Disorder: Permasalahan remaja- (dalam keluarga) Pengembangan pelayanan Psiko endokrin: tiroid, Hormonal, Diabetes
Pengembangan pelayanan Conduct Disorder: Permasalahan remaja- (anak jalanan) Pengembangan pelayanan holistic: Psiko neuro: kronik pain, epilepsi, infektion brain, stroke
Pengembangan pelayanan Suicide Prevention
Pengembangan pelayanan holistic: Psiko surgery
63
NO
SASARAN STRATEGIS
IKU Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik
5
Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian 6
2015 Pengembangan pelayanan holistic Anak dan perempuan
Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan
Menyusun modul berdasarkan best practice Melaksanakan pelatihan Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang
2016 Pengembangan pelayanan holistic traficking
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice Menyusun modul berdasarkan best practice Melaksanakan pelatihan Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang dan kabupaten magelang
PROGRAM KERJA 2017 Pengembangan pelayanan holistic Perdata Psikotik dan retardasi mental
2018 Pengembangan pelayanan holistic pidana : dementia dan post stroke
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
Menyusun modul berdasarkan best practice Melaksanakan pelatihan Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang, kabupaten magelang dan tingkat karesidenan kedu
Menyusun modul berdasarkan best practice Melaksanakan pelatihan Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang, kabupaten magelang, tingkat karesidenan kedu dan banyumas
2019 Pengembangan pelayanan holistic Pidana : Psikotik dan retardasi mental Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice Menyusun modul berdasarkan best practice Melaksanakan pelatihan Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang, kabupaten magelang, tingkat karesidenan kedu dan banyumas
64
NO
7
8
9
SASARAN STRATEGIS
IKU
2018
2019
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pendidikan dan penelitian
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi
Maksimum temuan setiap hasil audit
Monitoring dan evaluasi kepatuhan terhadap standar
Monitoring dan evaluasi kepatuhan terhadap standar
Monitoring dan evaluasi kepatuhan terhadap standar
Monitoring dan evaluasi kepatuhan terhadap standar
Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian
Jumlah implementasi pendidikan d berbasis hasil riset
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar
Penetapan blue print penelitian Melaksanakan minimal 2 penelitian sesuai blue print Akreditasi KARS 2007
Penetapan blue print penelitian Melaksanakan minimal 2 penelitian sesuai blue print ISO 9001
Penetapan blue print penelitian Melaksanakan minimal 2 penelitian sesuai blue print Akreditasi JCI
Penetapan blue print penelitian Melaksanakan minimal 2 penelitian sesuai blue print Peningkatan efektifitas dan konsistensi ISO 9001 dan JCI
Monitoring dan evaluasi kepatuhan terhadap standar Penetapan blue print penelitian Melaksanakan minimal 2 penelitian sesuai blue print Peningkatan efektifitas dan konsistensi ISO 9001 dan JCI
- Menyusun kurikulum pelatihan Kedaruratan Psikiatri untuk Perawat
- Menyusun kurikulum pelatihan employee safety dan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja
Menyusun kurikulum pelatihan - CLP - Psikogeriatri
Menyusun kurikulum pelatihan - Neuro Psikiatri - Penilaian Kapasitas Mental
Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja
Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja
10
Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan
11
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate
Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan
2015
Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja
2016
PROGRAM KERJA 2017
Menyusun kurikulum pelatihan - Non Jiwa - Forensik Psikiatri dan Psikometri Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja 65
NO
SASARAN STRATEGIS
IKU
2015
2016
PROGRAM KERJA 2017
2018
Learning Organization (outbond) Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi
Learning Organization (outbond) Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai nilai organisasi
Learning Organization (outbond) Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai nilai organisasi
Learning Organization (outbond) Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi
RSJS 6 (Dashboard Keuangan) Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Intensife Care Unit - Instalasi Penilaian Kapasitas Mental - Bagian Administrasi Umum
RSJS 8 (Dashboard HRD)
BI 1 (Management Bisnis Intelegent 1)
Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Direktorat SDM dan Pendidikan - Instalasi Rehabilitasi Psikososial - Unit Gawat Darurat
Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Bagian Keuangan - Unit Pelayanan Intensife - Bidang Keperawatan
BI 2 (Management Bisnis Intelegent 2) Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Instalasi di Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum
Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
2019
Governance)
PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN 12 Terwujudnya budaya Prosentase Hasil Learning kerja sesuai nilai-nilai Penilain Nilai Nilai Organization organisasi Organisasi (outbond) Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi 13
Terwujudnya SIM RS terintegrasi
14
Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi
15
Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana
Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM
Minimum Prosentase OEE
RSJS 5 (Dashboard Billing) Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja - Unit Pelayanan Jiwa Fisik - Unit Kamar Operasi Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
66
BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko
No
1
Sasaran Strategis
PIC
PERSPEKTIF KEUANGAN Terwujudnya Dir. Keuangan dan peningkatan pendapatan Adm. Umum
2
Terwujudnya efisiensi
Dir. Keuangan dan Adm. Umum
3
PERSPEKTIF PELANGGAN Terwujudnya Kepuasan Dir. SDM dan Stake Holder Pendidikan
Kemungkinan Risiko Terjadi
Dampak Risiko
Tingkat Risiko
Warna
Besar
Mayor
Ekstrim
Merah
Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait Melakukan pengendalian, perencanaan, realisasi, evaluasi dan monitoring anggaran
Besar
Mayor
Ekstrim
Merah
Melakukan pengendalian, perencanaan, realisasi, evaluasi dan monitoring anggaran
Tingkat kepuasan stakeholders kurang
Sedang
Medium
Tinggi
Kuning
kepedulian stakeholders rendah
Sedang
Mayor
Ekstrim
Merah
- Identifikasi penyebab ketidakpuasan - Membangun hubungan / komunikasi dengan stakeholders
Resiko
Perubahan regulasi terkait pembiayaan BPJS Faktor ekonomi meliputi mulai dari kurs mata uang, daya beli pasar, pendapatan per kapita, pertumbuhan penduduk, kenaikan Tarif dasar listrik, kenaikan BBM dll bisa jadi terjadi fluktuasi dan diluar kontrol dari manajemen RSJ tetapi akan berdampak kepada kinerja termasuk peningkatan investasi, peningkatan biaya, peluang pasar yang lebih besar dll Tidak tercapainya target pendapatan untuk memenuhi biaya operasional Ketidaktepatan penyusunan program/ kegiatan dan anggaran
Rencana Mitigasi Risiko
67
No
1
2
3
Sasaran Strategis
PIC
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL Terwujudnya Inovasi Dir. Medik dan Pelayanan Holistik Keperawatan
Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian
Dir. SDM dan Pendidikan
Dir. Medik dan Keperawatan
Kemungkinan Risiko Terjadi
Dampak Risiko
Tingkat Risiko
Warna
Belum optimalnya pelayanan unggulan kesehatan jiwa anak dan remaja
Besar
Mayor
Moderate
Merah
Kurangnya Kompetensi SDM dalam bidang pelayanan medik CLP Kurangnya Kompetensi SDM dalam bidang Psikiatri Forensik Belum memiliki best practice yang dihasilkan dari penelitian internal
Besar
Medium
Tinggi
Kuning
Besar
Medium
Tinggi
Kuning
Peningkatan kompetensi SDM
Besar
Medium
Tinggi
Kuning
Komitmen SDM yang belum kuat
Sedang
Mayor
Ekstrim
Merah
kurangnya koordinasi lintas sektor
Sedang
Minor
Moderate
Kuning
- Mengadop best practice dari eksternal RSJS Magelang Sosialisasi hasil penelitian dan manfaat best practice kepada pemberi pelayanan Optimalisasi kerjasama lintas sektor
Belum adanya unit pemasaran produk layanan rumah sakit
Sedang
Minor
Moderate
Kuning
Besar
Medium
Tinggi
Kuning
Sedang
Medium
Tinggi
Kuning
Resiko
Semua institusi pendidikan di sekitar RSJS telah menjadi mitra Jumlah BOR mengalami
Rencana Mitigasi Risiko
Koordinasi dan optimalisasi Tim Kerja pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja Peningkatan kompetensi SDM
Pembentukan Tim Pemasaran produk layanan rumah sakit Ekspansi ke wilayah yang lebih luas Membentuk lahan 68
No
Sasaran Strategis
PIC
4
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi
Direktur Utama
5
Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian
Dir. SDM dan Pendidikan
6
7
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan
Dir. Medik dan Keperawatan
Dir. SDM dan Pendidikan
Resiko penuruan sehingga rasio pasien dan peserta didik tidak ideal masih rendahnya kepatuhan terhadap standar
Kemungkinan Risiko Terjadi
Dampak Risiko
Tingkat Risiko
Warna
pendidikan satelit
Besar
Mayor
Ekstrim
merah
Kurangnya peneliti yang kompeten untuk melaksanakan penelitian sesuai blue print Waktu penelitian tidak sesuai rencana Rendahnya kepatuhan terhadap Standar Prosedur Operasional
Sedang
Mayor
Ekstrim
merah
Sedang
Minor
Moderate
Kuning
Besar
Mayor
Ekstrim
Merah
Belum terbentuknya budaya keselamatan pasien dalam pelayanan
Besar
Mayor
Ekstrim
Merah
Sedang
Minor
Moderate
Kuning
Sedang
Medium
Tinggi
Kuning
masih adanya sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar Mutu pelatihan yang dilaksanakan di bawah standar
Rencana Mitigasi Risiko
Optimalisasi pengawasan terhadap pelaksanaan standar Mengadakan pelatihan metode penelitian Menyusun time schedulle penelitian sosialisasi, mnitoring dan evaluasi pelaksanaan standar prosedur operasional Sosialisasi, monitoring dan evaluasi penerapan budaya keselamatan pasi Standarisasi sarana dan prasarana - Membentuk tim penyusun kurikulum
69
No 8
1
2
Sasaran Strategis
PIC
Resiko
Terwujudnya tata kelola Dir. Keuangan dan Perubahan regulasi terkait organisasi yang baik Adm. Umum Good Corporate Governance (Good Corporate Governance) PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN Terwujudnya budaya Dir. SDM dan - Belum terwujudnya budaya kerja sesuai nilai-nilai Pendidikan kerja berdasarkan nilai nilai organisasi organisasi - Rendahnya pemahaman pegawai terhadap nilai - nilai organisasi
Terwujudnya SIM RS terintegrasi
Dir. Keuangan dan Adm. Umum
Dinamika perubahan aturan, komitmen Business Process dan SOP unit kinerja
Kemungkinan Risiko Terjadi
Dampak Risiko
Tingkat Risiko
Warna
Sedang
Mayor
Tinggi
Kuning
Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait
Besar
Medium
Tinggi
Kuning
Besar
Mayor
Ekstrim
- Sosialisasi secara intens tentang nilai - nilai organisasi - Pelaksanaan Learning Organization baik outbond maupun inclass Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait
Aplikasi software (Aplikasi Windows) dasar tidak menggunakan software original, sehingga berisiko lisensi penjualan Kendala bridging dengan alat medis terkait dengan vendor pembuat alat medis
3
Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi
Dir. SDM dan Pendidikan
Kurangnya pemahaman SDM terkait sistem dan basis manajemen dengan teknologi informasi Maintenance terkait faktor alam/ kondisi (petir dll) Mutu pelayanan kurang optimal oleh karena kompetensi SDM belum
Rencana Mitigasi Risiko
Merah
Besar
Medium
Tinggi
Kuning
Memenuhi kompetensi SDM dengan pendidikan 70
No
Sasaran Strategis
PIC
Resiko
Kemungkinan Risiko Terjadi
Dampak Risiko
Tingkat Risiko
Warna
terpenuhi.
4
Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana
Dir. Keuangan dan Adm. Umum
Tidak teridentifikasinya aset idle
Kurang optimalnya penggunaan barang milik negara dalam rangka mendukung tugas pokok dan fungsi pemerintah Kurang optimalnya pemanfaatan barang milik negara dalam rangka menghasilkan pendapatan
Rencana Mitigasi Risiko dan pelatihan
Sedang
Medium
Tinggi
Kuning
Penataan kembali tertib administrasi dan pengamanan aset negara dalam bentuk legalitas dan/ atau fisik Penataan kembali atas tertibnya penggunaan aset
Usaha kreatif dan inovatif dalam pengelolaan asset yang dapat menghasilkan pendapatan
71
BAB VI Proyeksi Finansial
6.1. Estimasi Pendapatan Estimasi pendapatan disusun selama lima tahunan periode RSB berdasarkan sumber-sumber pendapatan serta estimasi besarannya per tahun selama lima tahun. Dana Pemerintah bersumber dari dana APBN Rupiah Murni. Kontribusi Unit Kerja bersumber dari penerimaan rumah sakit dari pelayanan fungsional. Estimasi Pendapatan (Rp)
N o
Sumber Pendapatan
Baseline Tahun Sekarang
Tahun ke-1
Tahun ke-2
Tahun ke-3
Tahun ke-4
Tahun ke-5
1
Dana Pemerintah
61.051.781.000
76.652.918.000
88.150.855.700
101.373.484.055
116.579.506.663
128.237.457.330
a. b. 2
Dana Masyarakat a. b.
3 4
Kontribusi Unit Kerja Pemasukan Lain-lain Total
61.000.000.000
61.670.705.000
71.115.632.758
81.768.779.219
92.921.268.878
106.030.968.155
122.051.781.000
138.323.623.000
159.266.488.458
183.142.263.274
209.500.775.542
234.268.425.484
6.2. Rencana Kebutuhan Anggaran 6.2. a. Anggaran Program Kelangsungan Operasi Anggaran program kelangsungan operasi ditujukan untuk menjaga kegiatan operasional yang tidak dapat ditangguhkan. Anggaran program kelangsungan operasi disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarannya per tahun. Nama Kegiatan
No 1
2
Belanja Pegawai Belanja Pegawai
Baseline Tahun Sekarang*
Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) 2015
2016
2017
2018
2019
34.687.476.000
46.197.215.175
50.816.936.693
55.898.630.362
61.488.493.398
67.637.342.738
34.687.476.000
46.197.215.175
50.816.936.693
55.898.630.362
61.488.493.398
67.637.342.738
14.640.300.000
16.254.011.006
17.879.412.107
19.667.353.317
21.634.088.649
23.797.497.514
1.134.000.000
1.247.400.000
1.372.140.000
1.509.354.000
1.660.289.400
1.826.318.340
Telepon
106.000.000
117.480.000
129.228.000
142.150.800
156.365.880
172.002.468
Gas (Gas Medis)
150.000.000
345.723.906
380.296.297
418.325.926
460.158.519
506.174.371
1.200.000
1.320.000
1.452.000
1.597.200
1.756.920
1.932.612
Pemeliharaan Gedung Perkantoran
6.269.290.000
6.276.372.500
6.904.009.750
7.594.410.725
8.353.851.798
9.189.236.977
Pemeliharaan Inventaris, peralatan dan mesin, komputer, jaringan, kendaraan
1.984.206.000
2.699.290.600
2.969.219.660
3.266.141.626
3.592.755.789
3.952.031.367
Belanja Operasional Perkantoran Listrik
Air
72
No
Nama Kegiatan Kebutuhan sehari-hari perkantoran (bel. Barang, jasa, penyediaan brg & jasa lainnya) Honor Pengelola Anggaran (Kepanitiaan) Perjadin rutin (termasuk operasional pimpinan)
3
4
Baseline Tahun Sekarang*
Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) 2015
2016
2017
2018
2019
3.469.900.000
3.780.140.000
4.158.154.000
4.573.969.400
5.031.366.340
5.534.502.974
351.640.000
351.640.000
386.804.000
425.484.400
468.032.840
514.836.124
1.174.064.000
1.434.644.000
1.578.108.400
1.735.919.240
1.909.511.164
2.100.462.280
17.756.516.000
25.445.748.288
27.990.323.117
30.789.355.428
33.868.290.971
37.255.120.068
Makanan dan minuman pasien kelas 3
4.151.095.000
6.025.380.000
6.627.918.000
7.290.709.800
8.019.780.780
8.821.758.858
Obat-obatan pasien kelas 3 (obat+alkes)
9.143.442.000
10.889.716.196
11.978.687.816
13.176.556.597
14.494.212.257
15.943.633.483
Bahan habis pakai pasien kelas 3
661.500.000
4.380.991.092
4.819.090.201
5.300.999.221
5.831.099.143
6.414.209.058
Penambah daya tahan tubuh
716.579.000
651.833.000
717.016.300
788.717.930
867.589.723
954.348.695
Pakaian dinas
927.900.000
936.000.000
1.029.600.000
1.132.560.000
1.245.816.000
1.370.397.600
Laporan pengujian kalibrasi dan proteksi radiasi
90.000.000
95.000.000
104.500.000
114.950.000
126.445.000
139.089.500
Peningkatan kemampuan SDM
2.066.000.000
2.466.828.000
2.713.510.800
2.984.861.880
3.283.348.068
3.611.682.875
Belanja penyediaan barang dan jasa lainnya
62.047.184.000
56.389.945.706
69.139.443.434
84.002.513.748
100.447.051.063
114.309.328.558
132.351.781.000
138.323.623.000
159.266.488.458
183.142.263.274
209.500.775.542
234.268.425.484
Belanja Operasional Tupoksi
Total
Ket. *Baseline th. 2014 berasal dari alokasi belanja RM, alokasi belanja BLU (Penggunaan Saldo Awal dan Target Penerimaan yang telah direvisi)
73
6.2. b. Anggaran Program Pengembangan Anggaran program pengembangan ditujukan untuk pembiayaan program strategis dalam rangka pencapaian IKU dan mitigasi resiko. Anggaran program pengembangan disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarannya per tahun yang dirinci per direktorat adalah sebagai berikut No A
B.
Nama Program Strategis Pencapaian IKU Dit. Medik dan Keperawatan Dit. SDM dan Pendidikan Dit. Keuangan dan Adm. Umum Belanja yang digunakan untuk semua kegiatan Total Mitigasi Resiko Dit. Medik dan Keperawatan Dit. SDM dan Pendidikan Dit. Keuangan dan Adm. Umum Total Total
Baseline Tahun Sekarang
Tahun ke-1
Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4
Tahun ke-5
37.736.761.186
7.470.000.000
7.070.000.000
6.364.650.000
2.668.720.000
3.220.000.000
947.308.687
9.427.575.000
1.412.200.000
1.750.000.000
1.412.200.000
1.065.750.000
11.767.759.977
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
750.000.000
62.047.184.000
99.677.504.550
125.894.315.189
146.556.273.783
172.994.739.210
194.092.411.662
112.499.013.850
117.575.079.550
135.376.515.189
155.670.923.783
178.075.659.210
199.128.161.662
19.852.767.150
20.748.543.450
23.889.973.269
27.471.339.491
31.425.116.331
35.140.263.823
132.351.781.000
138.323.623.000
159.266.488.458
183.142.263.274
209.500.775.542
234.268.425.484
Anggaran mitigasi resiko diestimasikan sebesar 15% dari anggaran pencapaian IKU.
74
Rincian anggaran program pengembangan dari masing-masing program kerja sebagai berikut Tahun 2015
NO
SASARAN STRATEGIS
Perspektif Keuangan 1 Terwujudnya tata kelola keuangan yang baik
2
IKU
Rasio Pencapaian pendapatan terhadap proyeksi
Terwujudnya efisiensi anggaran
Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional Perspektif Kepuasan Stake Holder 3 Terwujudnya Kepuasan Kepuasan Pelanggan Stake Holder
Kecepatan Respon Terhadap Komplain Perspektif Internal Bisnis Proses 4 Terwujudnya Inovasi Jumlah produk Pelayanan Holistik layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja
Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP)
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya
Evaluasi Berkala
Penilaian Kinerja Keuangan
Evaluasi Berkala
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - SDM internal - Institusi jejaring (keperawatan dan psikologi)
Survey Kepuasan Pelanggan
Pengembangan pelayanan holistic care: 1. Learning Diffuculties, 2, Autism
Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan kesehatan jiwa anak remaja dan kesehatan jiwa masyarakat berdasarkan hasil mapping pengembangan Benchmark ke Institut of Mental Health Singapura Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper
Pengembangan pelayanan holistic care: 1. Psikogeriatri, 2, Psiko Gastroenterologi anxietas. 3.anak remaja
Menetapkan produk layanan Consultation Liaison Psikiatri (CLP) berdasarkan hasil mapping pengembangan Fellow CLP Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik
Pengembangan pelayanan psikiatri forensik: Anak dan perempuan
Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper
Belanja Pegawai
ANGGARAN Belanja Barang
Belanja Modal
15.000.000
Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
Sesuai Tupoksi
100.000.000
Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi
100.000.000 10.000.000
75
NO
5
SASARAN STRATEGIS
Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
IKU
Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
PROGRAM KERJA
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
Menyusun modul berdasarkan best practice
Melaksanakan pelatihan
6
7
8
9
Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan
Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pendidikan dan penelitian
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian
Maksimum temuan setiap hasil audit
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik
Monitoring dan evaluasi kepatuhan terhadap standar - Penetapan blue print penelitian - Melaksanakan minimal 2 penelitian sesuai blue print Akreditasi KARS versi 2012
Jumlah implementasi pendidikan d berbasis hasil riset
KEGIATAN Menetapkan produk layanan Psikiatri Forensik berdasarkan hasil mapping pengembangan Fellow Psikiatri Forensik a. Menyusun draft rencana pelatihan b. Konsultasi draft rencana pelatihan c. Finalisasi rencana pelatihan a. Menyusun draft modul pelatihan b. Konsultasi draft modul pelatihan c. Finalisasi modul pelatihan a. Melaksanakan pelatihan b. Monev pelatihan Melakukan bimbingan dan pendampingan, monitoring dan evaluasi hasil bimbingan kepada petugas puskesmas, lapas, guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyarakat tingkat kota magelang Mengadakan workshop standar praktik klinis dengan peserta: - Institusi pendidikan yang sudah menjadi mitra -institusi pendidikan yang akan diprospek Evaluasi Berkala
Belanja Pegawai Sesuai Tupoksi
ANGGARAN Belanja Barang
Sesuai Tupoksi
Belanja Modal
100.000.000 5.000.000
10.000.000
50.000.000
Sesuai Tupoksi
100.000.000
50.000.000
Membentuk Tim Akreditasi
Sesuai Tupoksi
25.000.000
bimbingan akreditasi
Sesuai Tupoksi
500.000.000
76
NO
SASARAN STRATEGIS
IKU
PROGRAM KERJA
Governance)
KEGIATAN Sosialisai ke semua unit pelayanan Melengkapi sarana dan prasarana
10
Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar
Menyusun rencana pelatihan yang akan dibuat kurikulum
Membentuk tim penyusun kurikulum
Menyusun kurikulum pelatihan
11
Terwujudnya tata kelola Capaian indikator organisasi yang baik kinerja RS BLU tahun (Good Corporate berjalan Governance) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Terwujudnya budaya Prosentase Hasil kerja sesuai nilai-nilai Penilain Nilai Nilai 12 organisasi Organisasi
13
Terwujudnya SIM RS terintegrasi
Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi
14
Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi
Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM
15
Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana
Minimum Prosentase OEE
Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja
Learning Organization (outbond)
Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi RSJS 5 (Dashboard Billing) FO 1 (Fiber Optic 1) Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja - Unit Pelayanan Jiwa Fisik - Unit Kamar Operasi Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
TOTAL Uraian Program/ Kegiatan Anggaran Program Pengembangan/ Kegiatan Belanja yang digunakan untuk semua kegiatan termasuk mitigasi risiko Jumlah
rapat penyusunan rencana kegiatan tahun berjalan a. membentuk surat tugas untuk tim penyusun kurikulum b. Koordinasi Tim penyusun kurikulum a. Membuat draft kurikulum pelatihan b. Finalisasi Kurikulum pelatihan Evaluasi Berkala
Pelatihan budaya kerja, capacity building, outbond
Developing Software User Requirement pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan standar kompetensi
Kerja sama dengan pihak ketiga Penanaman pohon/tumbuhan di lahan kosong
Belanja Pegawai Sesuai Tupoksi
ANGGARAN Belanja Barang
Sesuai Tupoksi
Belanja Modal 10.000.000
3.000.000.000
5.000.000
1.500.000
15.000.000
115.801.000
14.100.000
1.000.000.000
3.036.124.900
270.086.000
200.000.000
3.503.425.900
5.249.186.000
Biaya 8.752.611.900 129.571.011.100 138.323.623.000
77
Tahun 2016 NO SASARAN STRATEGIS
ANGGARAN IKU
Perspektif Keuangan 1 Terwujudnya tata kelola keuangan yang baik
Rasio Pencapaian pendapatan terhadap proyeksi 2 Terwujudnya efisiensi Pendapatan anggaran Operasional terhadap Biaya Operasional Perspektif Kepuasan Stake Holder 3
Terwujudnya Kepuasan Stake Holder
Kepuasan Pelanggan
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya Penilaian Kinerja Keuangan
Evaluasi Berkala
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - SDM internal - BPJS
Survey
Pengembangan pelayanan holistic care: 1. Addiction game, 2.ADHD
Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi kesehatan jiwa anak remaja dan kesehatan jiwa masyarakat berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Consultation Liaison Psikiatri (CLP) berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Evaluasi Berkala
15.000.000
Kecepatan Respon Terhadap Komplain Perspektif Internal Bisnis Proses 4
Terwujudnya Inovasi Pelayanan Holistik
Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja
Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP)
Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik
Pengembangan pelayanan Psiko endokren: 1.Tiroid, 2,Hormonal. 3.Diabetes
Pengembangan pelayanan psikiatri forensik:
Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
100.000.000 Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi
100.000.000 10.000.000
78
NO SASARAN STRATEGIS
5
Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
ANGGARAN IKU
Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
PROGRAM KERJA
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
Menyusun modul berdasarkan best practice
Melaksanakan pelatihan
6
7
Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan
Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang dan kabupaten Magelang
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pendidikan dan penelitian
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Maksimum temuan setiap hasil audit
Monitoring dan evaluasi kepatuhan terhadap standar
KEGIATAN Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Psikiatri Forensik berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi a. Menyusun draft rencana pelatihan b. Konsultasi draft rencana pelatihan c. Finalisasi rencana pelatihan a. Menyusun draft modul pelatihan b. Konsultasi draft modul pelatihan c. Finalisasi modul pelatihan a. Melaksanakan pelatihan b. Monev pelatihan Melakukan bimbingan dan pendampingan, monitoring dan evaluasi hasil bimbingan kepada petugas puskesmas, lapas, guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyarakat tingkat kota magelang dan kabupaten magelang Mengadakan workshop standar praktik klinis dengan peserta: - Institusi pendidikan yang sudah menjadi mitra -institusi pendidikan yang akan diprospek Evaluasi Berkala
Belanja Pegawai Sesuai Tupoksi
Belanja Barang
Sesuai Tupoksi
Belanja Modal
100.000.000 5.000.000
10.000.000
50.000.000
Sesuai Tupoksi
100.000.000
50.000.000
79
NO SASARAN STRATEGIS 8
Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian
ANGGARAN IKU Jumlah Hasil Riset dari Blue Print
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Menyusun penelitian berdasarkan blueprint
a. Melakukan koordinasi dengan direktorat untuk menyusun rancangan penelitian b. Mengkompilasi usulan judul penelitian c. Menentukan prioritas penelitian yang sesuai dengan kebutuhan Membuat SK Tim Peneliti a. Melakukan ethical clearance b. Kegiatan Penelitian
Menyiapkan Tim Peneliti Melaksanakan Penelitian
9
10
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar
ISO 9001
bimbingan akreditasi Sosialisai ke semua unit pelayanan Melengkapi sarana dan prasarana
Menyusun rencana pelatihan yang akan dibuat kurikulum
Membentuk tim penyusun kurikulum
Menyusun kurikulum pelatihan
11
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance)
Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 12 Terwujudnya budaya Prosentase Hasil kerja sesuai nilai-nilai Penilain Nilai Nilai organisasi Organisasi
13
Terwujudnya SIM RS
Jumlah modul
Membentuk Tim
Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja
Learning Organization (outbond)
Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi RSJS 6 (Dashboard
rapat penyusunan rencana kegiatan tahun berjalan a. membentuk surat tugas untuk tim penyusun kurikulum b. Koordinasi Tim penyusun kurikulum a. Membuat draft kurikulum pelatihan b. Finalisasi Kurikulum pelatihan Evaluasi Berkala
Pelatihan budaya kerja, capacity building, outbond
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
50.000.000
Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi
25.000.000 500.000.000 10.000.000
Sesuai Tupoksi
1.000.000.000
5.000.000
1.500.000
15.000.000
133.200.000
16.250.000
Developing
80
NO SASARAN STRATEGIS terintegrasi
ANGGARAN IKU Manajemen yang terintegrasi
14
Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi
Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM
15
Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana
Minimum Prosentase OEE
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Keuangan)
Software
FO 2 (Fiber Optic 2)
User Requirement pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan standar kompetensi pelayanan
Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Intensife Care Unit - Instalasi Penilaian Kapasitas Mental - Bagian Administrasi Umum Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
TOTAL
Belanja Pegawai
Belanja Modal
1.000.000.000 3.462.000.000
Kerja sama dengan pihak ketiga Penanaman pohon/tumbuhan di lahan kosong
311.000.000
200.000.000
-
Uraian Program/ Kegiatan Anggaran Program Pengembangan/ Kegiatan Belanja yang digunakan untuk semua kegiatan termasuk mitigasi risiko Jumlah
Belanja Barang
3.996.700.000
3.292.250.000
Biaya 7.288.950.000 151.977.538.458 159.266.488.458
81
2017 NO
SASARAN STRATEGIS
ANGGARAN IKU
Perspektif Keuangan 1 Terwujudnya tata kelola keuangan yang baik
Rasio Pencapaian pendapatan terhadap proyeksi 2 Terwujudnya efisiensi Pendapatan anggaran Operasional terhadap Biaya Operasional Perspektif Kepuasan Stake Holder 3 Terwujudnya Kepuasan Kepuasan Pelanggan Stake Holder
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya Penilaian Kinerja Keuangan
Evaluasi Berkala
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - SDM internal - Ditjen BUK
Survey
Pengembangan pelayanan holistic care: Conduct disorder (Permasalahan anak remaja dirumah)
Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi kesehatan jiwa anak remaja dan kesehatan jiwa masyarakat berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Consultation Liaison Psikiatri (CLP) berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Evaluasi Berkala
15.000.000
Kecepatan Respon Terhadap Komplain Perspektif Internal Bisnis Proses 4
Terwujudnya Inovasi Pelayanan Holistik
Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja
Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP)
Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik
Pengembangan pelayanan Psikoneuro:1.Chronik pain, 2.Epilepsi, 3.Brain infection
Pengembangan pelayanan psikiatri forensik:
Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
100.000.000 Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi
100.000.000 10.000.000
82
NO
5
SASARAN STRATEGIS
Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
ANGGARAN IKU
Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
PROGRAM KERJA
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
Menyusun modul berdasarkan best practice
Melaksanakan pelatihan
6
7
Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan
Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang kabupaten Magelang, Kedu dan banyumas
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pendidikan dan penelitian
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Maksimum temuan setiap hasil audit
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
KEGIATAN Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Psikiatri Forensik berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi a. Menyusun draft rencana pelatihan b. Konsultasi draft rencana pelatihan c. Finalisasi rencana pelatihan a. Menyusun draft modul pelatihan b. Konsultasi draft modul pelatihan c. Finalisasi modul pelatihan a. Melaksanakan pelatihan b. Monev pelatihan Melakukan bimbingan dan pendampingan, monitoring dan evaluasi hasil bimbingan kepada petugas puskesmas, lapas, guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyarakat tingkat kota magelang, kabupaten magelang, Kedu dan Banyumas Mengadakan workshop standar praktik klinis dengan peserta: - Institusi pendidikan yang sudah menjadi mitra -institusi pendidikan yang akan diprospek a. Menyusun draft rencana pelatihan b. Konsultasi draft rencana pelatihan c. Finalisasi rencana pelatihan
Belanja Pegawai Sesuai Tupoksi
Belanja Barang
Sesuai Tupoksi
Belanja Modal
100.000.000 5.000.000
10.000.000
50.000.000
Sesuai Tupoksi
100.000.000
50.000.000
5.000.000
83
NO 8
SASARAN STRATEGIS Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian
ANGGARAN IKU Jumlah Hasil Riset dari Blue Print
PROGRAM KERJA Menyusun modul berdasarkan best practice
Melaksanakan pelatihan
9
10
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar
Akreditasi JCI
Menyusun rencana pelatihan yang akan dibuat kurikulum
Membentuk tim penyusun kurikulum
Menyusun kurikulum pelatihan
11
Terwujudnya tata kelola Capaian indikator organisasi yang baik kinerja RS BLU tahun (Good Corporate berjalan Governance) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 12 Terwujudnya budaya Prosentase Hasil kerja sesuai nilai-nilai Penilain Nilai Nilai organisasi Organisasi
13
Terwujudnya SIM RS terintegrasi
Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi
Monitoring dan evaluasi capaian kinerja
Learning Organization (outbond)
Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi RSJS 8 (Dashboard HRD) FO 3 (Fiber Optic 3)
KEGIATAN
Belanja Pegawai
a. Menyusun draft modul pelatihan b. Konsultasi draft modul pelatihan c. Finalisasi modul pelatihan a. Melaksanakan pelatihan b. Monev pelatihan Membentuk Tim Akreditasi bimbingan akreditasi Sosialisai ke semua unit pelayanan Melengkapi sarana dan prasarana
rapat penyusunan rencana kegiatan tahun berjalan a. membentuk surat tugas untuk tim penyusun kurikulum b. Koordinasi Tim penyusun kurikulum a. Membuat draft kurikulum pelatihan b. Finalisasi Kurikulum pelatihan Evaluasi Berkala
Pelatihan budaya kerja, capacity building, outbond
Developing Software
Belanja Barang 10.000.000
Belanja Modal
50.000.000
Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi
25.000.000 500.000.000 10.000.000
Sesuai Tupoksi
3.000.000.000
5.000.000
1.500.000
15.000.000
153.600.000
18.700.000
1.000.000.000
User Requirement
84
NO
SASARAN STRATEGIS
ANGGARAN IKU
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
14
Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi
Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM
Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Direktorat SDM dan Pendidikan - Instalasi Rehabilitasi Psikososial - Unit Gawat Darurat
pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan standar kompetensi pelayanan
15
Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana
Minimum Prosentase OEE
Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
Kerja sama dengan pihak ketiga Penanaman pohon/tumbuhan di lahan kosong
TOTAL
Uraian Program/ Kegiatan Anggaran Program Pengembangan/ Kegiatan Belanja yang digunakan untuk semua kegiatan termasuk mitigasi risiko Jumlah
Belanja Pegawai
Belanja Barang 3.606.100.000
Belanja Modal 357.200.000
200.000.000
4.176.200.000
5.140.900.000
Biaya 9.317.100.000 173.825.163.274 183.142.263.274
85
2018
NO
SASARAN STRATEGIS
Perspektif Keuangan 1 Terwujudnya tata kelola keuangan yang baik 2
Terwujudnya efisiensi anggaran
IKU
Rasio Pencapaian pendapatan terhadap proyeksi Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional
Perspektif Kepuasan Stake Holder Kepuasan Pelanggan 3 Terwujudnya Kepuasan Stake Holder
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Belanja Pegawai
ANGGARAN Belanja Belanja Modal Barang
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya Penilaian Kinerja Keuangan Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - BPJS - Institusi jejaring (kedokteran dan non medis)
Survey
Pengembangan pelayanan Conduct Disorder: Permasalahan remaja(anak jalanan)
Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi kesehatan jiwa anak remaja dan kesehatan jiwa masyarakat berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Consultation Liaison Psikiatri (CLP) berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi
15.000.000
Kecepatan Respon Terhadap Komplain Perspektif Internal Bisnis Proses 4 Terwujudnya Inovasi Jumlah produk layanan Pelayanan Holistik inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja
Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP)
Pengembangan pelayanan holistic: Psiko neuro: kronik pain, epilepsi, infektion brain, stroke
Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
100.000.000 Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
Sesuai Tupoksi
100.000.000
86
NO
SASARAN STRATEGIS
IKU Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik
5
6
Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian
Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
PROGRAM KERJA Pengembangan pelayanan psikiatri forensik:
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
KEGIATAN Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Psikiatri Forensik berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi a. Menyusun draft rencana pelatihan b. Konsultasi draft rencana pelatihan c. Finalisasi rencana pelatihan
Belanja Pegawai Sesuai Tupoksi
ANGGARAN Belanja Belanja Modal Barang 10.000.000
Sesuai Tupoksi
Sesuai Tupoksi
100.000.000 5.000.000
Menyusun modul berdasarkan best practice
a. Menyusun draft modul pelatihan b. Konsultasi draft modul pelatihan c. Finalisasi modul pelatihan
10.000.000
Melaksanakan pelatihan
a. Melaksanakan pelatihan b. Monev pelatihan Melakukan bimbingan dan pendampingan, monitoring dan evaluasi hasil bimbingan kepada petugas puskesmas, lapas, guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyarakat tingkat kota magelang, kabupaten magelang, kedu dan banyumas Mengadakan workshop standar praktik klinis dengan peserta: - Institusi pendidikan yang sudah menjadi mitra -institusi pendidikan yang
50.000.000
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan
Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang, kabupaten magelang, tingkat karesidenan kedu dan banyumas
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pendidikan dan penelitian
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
Sesuai Tupoksi
100.000.000
50.000.000
87
NO
SASARAN STRATEGIS
IKU
7
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian
Maksimum temuan setiap hasil audit Jumlah Hasil Riset dari Blue Print
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Belanja Pegawai
ANGGARAN Belanja Belanja Modal Barang
akan diprospek
8
Menyusun penelitian berdasarkan blueprint
Menyiapkan Tim Peneliti Melaksanakan Penelitian 9
10
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar
Peningkatan efektifitas dan konsistensi ISO 9001 dan JCI
Terwujudnya tata kelola Capaian indikator organisasi yang baik kinerja RS BLU tahun (Good Corporate berjalan Governance) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 12 Terwujudnya budaya kerja Prosentase Hasil sesuai nilai-nilai Penilain Nilai Nilai
50.000.000
Sesuai Tupoksi
600.000.000
Sesuai Tupoksi Menyusun rencana pelatihan yang akan dibuat kurikulum Membentuk tim penyusun kurikulum
Menyusun kurikulum pelatihan
11
a. Melakukan koordinasi dengan direktorat untuk menyusun rancangan penelitian b. Mengkompilasi usulan judul penelitian c. Menentukan prioritas penelitian yang sesuai dengan kebutuhan Membuat SK Tim Peneliti a. Melakukan ethical clearance b. Kegiatan Penelitian Evaluasi hasil pencapaian efektivitas pelayanan tahun lalu Penyusunan POA Pencapaian efektifitas Pelayanan Penilaian indikator pencapaian efektivitas pelayanan
rapat penyusunan rencana kegiatan tahun berjalan a. membentuk surat tugas untuk tim penyusun kurikulum b. Koordinasi Tim penyusun kurikulum a. Membuat draft kurikulum pelatihan b. Finalisasi Kurikulum pelatihan
600.000.000
1.500.000.000 5.000.000 1.500.000
15.000.000
Monitoring dan evaluasi capaian kinerja
Learning Organization (outbond)
Pelatihan budaya kerja, capacity
176.300.000
21.500.000
88
NO
SASARAN STRATEGIS organisasi
IKU
PROGRAM KERJA
Organisasi
KEGIATAN
Belanja Pegawai
ANGGARAN Belanja Belanja Modal Barang
building, outbond Learning Organization (inclass)
13
Terwujudnya SIM RS terintegrasi
Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi
14
Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi
Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM
Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana
Minimum Prosentase OEE
15
Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi BI 1 (Management Bisnis Intelegent 1)
Developing Software
FO 4 (Fiber Optic 4) Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Bagian Keuangan - Unit Pelayanan Intensife - Bidang Keperawatan
User Requirement pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan standar kompetensi pelayanan
Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
Kerja sama dengan pihak ketiga Penanaman pohon/tumbuhan di lahan kosong
TOTAL Uraian Program/ Kegiatan Anggaran Program Pengembangan/ Kegiatan Belanja yang digunakan untuk semua kegiatan termasuk mitigasi risiko Jumlah
1.000.000.000
3.772.200.000
411.000.000
200.000.000
4.950.000.000
3.962.500.000
Biaya 8.912.500.000 200.588.275.542 209.500.775.542
89
2019 NO
SASARAN STRATEGIS
IKU
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Belanja Pegawai
ANGGARAN Belanja Barang
Belanja Modal
Perspektif Keuangan 1
Terwujudnya tata kelola keuangan yang baik
Rasio Pencapaian pendapatan terhadap proyeksi 2 Terwujudnya efisiensi Pendapatan anggaran Operasional terhadap Biaya Operasional Perspektif Kepuasan Stake Holder 3 Terwujudnya Kepuasan Kepuasan Pelanggan Stake Holder
Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Biaya Penilaian Kinerja Keuangan
Survey kepuasan pelanggan: - Pasien / keluarga - BPJS - Dinas sosial / Dinas kesehatan.
Survey
Holistic Care : Suicide Prevention
Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi kesehatan jiwa anak remaja dan kesehatan jiwa masyarakat berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Consultation Liaison Psikiatri (CLP) berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi Mapping Pengembangan atau evaluasi produk layanan bersama Ka SMF, Komdik dan Komper
15.000.000
Kecepatan Respon Terhadap Komplain Perspektif Internal Bisnis Proses 4 Terwujudnya Inovasi Jumlah produk Pelayanan Holistik layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja
Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psychiatri (CLP)
Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik
Pengembangan pelayanan holistic: Psiko surgery
Pengembangan pelayanan psikiatri forensik: Psikotic, Retardasi Mental
Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
100.000.000 Sesuai Tupoksi
10.000.000
Sesuai Tupoksi
Sesuai Tupoksi Sesuai Tupoksi
100.000.000 10.000.000
90
NO
5
SASARAN STRATEGIS
Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
IKU
Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan
PROGRAM KERJA
Menyusun rencana pelatihan terstandar dengan modul hasil best practice
Menyusun modul berdasarkan best practice
Melaksanakan pelatihan
6
Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian
7
Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan
Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyaraka tingkat kota Magelang, kabupaten magelang, tingkat karesidenan kedu dan banyumas
Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pendidikan dan penelitian
Sosialisasi produk pendidikan RSJS kepada institusi pendidikan yang belum menjadi mitra
KEGIATAN Menetapkan produk layanan, monitoring dan evaluasi Psikiatri Forensik berdasarkan hasil mapping pengembangan Peningkatan kompetensi a. Menyusun draft rencana pelatihan b. Konsultasi draft rencana pelatihan c. Finalisasi rencana pelatihan a. Menyusun draft modul pelatihan b. Konsultasi draft modul pelatihan c. Finalisasi modul pelatihan a. Melaksanakan pelatihan b. Monev pelatihan Melakukan bimbingan dan pendampingan, monitoring dan evaluasi hasil bimbingan kepada petugas puskesmas, lapas, guru, petugas sosial dan kader kesehatan masyarakat tingkat kota magelang, kabupaten magelang, kedu dan banyumas Mengadakan workshop standar praktik klinis dengan peserta: - Institusi pendidikan yang sudah menjadi mitra -institusi pendidikan yang akan diprospek
Belanja Pegawai Sesuai Tupoksi
ANGGARAN Belanja Barang
Sesuai Tupoksi
Belanja Modal
100.000.000 5.000.000
10.000.000
50.000.000
Sesuai Tupoksi
200.000.000
50.000.000
Maksimum temuan setiap hasil audit
91
NO 8
SASARAN STRATEGIS Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian
IKU Jumlah Hasil Riset dari Blue Print
PROGRAM KERJA
KEGIATAN
Menyusun penelitian berdasarkan blueprint
a. Melakukan koordinasi dengan direktorat untuk menyusun rancangan penelitian b. Mengkompilasi usulan judul penelitian c. Menentukan prioritas penelitian yang sesuai dengan kebutuhan Membuat SK Tim Peneliti a. Melakukan ethical clearance b. Kegiatan Penelitian
Menyiapkan Tim Peneliti Melaksanakan Penelitian
9
10
Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance)
Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik
Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar
Peningkatan efektifitas dan konsistensi ISO 9001 dan JCI
Menyusun rencana pelatihan yang akan dibuat kurikulum
Membentuk tim penyusun kurikulum
Menyusun kurikulum pelatihan
11
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance)
Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan
Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja
Evaluasi hasil pencapaian efektivitas pelayanan tahun lalu Penyusunan POA Pencapaian efektifitas Pelayanan Penilaian indikator pencapaian efektivitas pelayanan
rapat penyusunan rencana kegiatan tahun berjalan a. membentuk surat tugas untuk tim penyusun kurikulum b. Koordinasi Tim penyusun kurikulum a. Membuat draft kurikulum pelatihan b. Finalisasi Kurikulum pelatihan Evaluasi Berkala
Belanja Pegawai
ANGGARAN Belanja Barang
Belanja Modal
50.000.000
Sesuai Tupoksi
1.000.000.000
Sesuai Tupoksi
1.500.000.000
5.000.000
1.500.000
15.000.000
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 12
Terwujudnya budaya kerja sesuai nilai-nilai organisasi
Prosentase Hasil Penilain Nilai Nilai Organisasi
Learning Organization (outbond)
Pelatihan budaya kerja, capacity building, outbond
202.540.000
24.665.000
92
NO
13
SASARAN STRATEGIS
Terwujudnya SIM RS terintegrasi
IKU
Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi
PROGRAM KERJA Learning Organization (inclass) Survey Budaya Kerja berbasis nilai - nilai organisasi BI 2 (Management Bisnis Intelegent 2)
14
Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi
Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM
Penilaian capaian peningkatan kompetensi SDM: - Instalasi di Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum
15
Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana
Minimum Prosentase OEE
Optimalisasi pemanfaatan Aset Tetap
TOTAL
Uraian Program/ Kegiatan Anggaran Program Pengembangan/ Kegiatan Belanja yang digunakan untuk semua kegiatan termasuk mitigasi risiko Jumlah
KEGIATAN
Belanja Pegawai
ANGGARAN Belanja Barang
Developing Software User Requirement pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan standar kompetensi pelayanan Kerja sama dengan pihak ketiga Penanaman pohon/tumbuhan di lahan kosong
Belanja Modal
750.000.000
3.962.391.000
472.383.000
200.000.000
4.566.431.000
4.277.048.000
Biaya 8.843.479.000 225.424.946.484 234.268.425.484
93
6.3. Rencana Pendanaan Rencana pendanaan disusun dengan terlebih dahulu membandingkan pendapatan dan anggaran pengeluaran. Melalui perbandingan ini dapat diketahui posisi keuangan serta rencana pendanaannya (terutama jika proyeksi anggaran melebihi proyeksi pendapatan). Berdasarkan perbandingan estimasi pendapatan dan pengeluaran (operasional dan pengembangan) maka target pendapatan dapat memenuhi estimasi kebutuhan anggaran. Oleh karena itu, semua program kerja diperkirakan dapat dilaksanakan.
Estimasi Pendapatan
Estimasi Pengeluaran
2015
138.323.623.000
-
2016
159.266.488.458
138.323.623.000 159.266.488.458
2017
183.142.263.274
183.142.263.274
-
2018
209.500.775.542
209.500.775.542
-
2019
234.268.425.484
234.268.425.484
-
Tahun
Selisih
-
94
BAB VII IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS BISNIS
Agar RSB UPT vertikal dapat diimplementasikan maka ada lima mekanisme yang perlu diterapkan pada suatu UPT vertikal. Berbagai mekanisme yang dimaksud diringkaskan dalam gambar 12. Mekanisme yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Mekanisme Penetapan Kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan: RSB UPT vertikal yang disusun sudah harus ditandatangani oleh manajemen puncak UPT vertikal untuk disampaikan kepada Ditjen Bina Upaya Kesehatan untuk direview dan jika disetuji untuk dilakukan pelaksanaan kontrak kinerja. Pelaksanaan Penetapan Kinerja mengacu kepada Keputusan Dirjen BUK HK.02.04/I/568/12, yang merupakan suatu kontrak kinerja atau sebuah kesepakatan kinerja antara Dirjen Bina Upaya Kesehatan dan pimpinan UPT vertikal. Dokumen Penetapan Kinerja hendaknya berisi sasaran strategis dan target IKU (Indikator Kinerja Utama) yang mengacu kepada RSB UPT vertikal untuk suatu tahun penilaian kinerja. Pelaksanaan Penetapan Kinerja dilakukan di awal tahun penilaian kinerja (tentatif bulan Januari atau Februari) sesuai dengan Keputusan Dirjen BUK HK.02.04/I/568/12. Bila dipandang perlu, Penetapan Kinerja dapat digunakan oleh para pimpinan UPT vertikal untuk mengusulkan program-program investasi berkaitan dengan pelaksanaan sasaran strategis UPT vertikal yang bersifat baru dan membutuhkan dana investasi untuk pelaksanaannya. Dengan demikian, Penetapan Kinerja merupakan sebuah pendekatan penyelarasan vertikal antara arah dan prioritas strategis Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan UPT-UPT vertikal yang ada di bawah kendalinya.
95
Akhir tahun
Menentukan arah Strategi UPT vertikal (RSB)
IKU (Indikator Kinerja Utama)
Penentuan Insentif (Pay For Performance) & konsekuensi
Rewards and consequences
Misal Tiap Tiap Semester
Mengukur nilai tambah
Budaya Kinerja
Akhir tahun Proses penetapan KPI / Awal tahun dikembangkan
Targets & performance contracts
Segenap unit kerja & pegawai membuat kontrak kinerja
Performance dialogue
Bln Januari /Februari
Monitoring
Menggunakan realisasi pencapaian target IKU untuk menentukan
Atasan melakukan pemantauan pencapaian kinerja & hambatan
permasalahan & RTL (Rencana Tindak Lanjut)
Minimal 1 kali/bulan
Traffic light
Tercapai
Setiap saat
Mendekati target Jauh dari target
Tahapan Implementasi RSB UPT vertikal
96
(2)
Mekanisme Kontrak Kinerja di internal UPT vertikal: Berdasarkan hasil Penetapan kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan, maka manajemen puncak UPT vertikal juga kontrak kinerja dengan pimpinan sub-unit kerja di lapisan organisasi di bawahnya (baik sub-unit kerja medis maupun administratif). Isi kontrak kinerja akan berisi apa saja sasaran strategis RSB UPT vertikal dan target IKU (Indikator Kinerja Utama) UPT vertikal yang perlu dilakukan oleh suatu unit kerja, dan sasaran strategis serta target IKU sub-unit kerja yang diusulkan ke pihak manajemen puncak UPT vertikal untuk suatu tahun penilaian kinerja. Kontrak kinerja antara manajemen puncak UPT vertikal dan pimpinan sub-unit kerja disarankan juga dilakukan di awal tahun penilaian kinerja, sesudah pelaksanaan kontrak kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan. Dengan demikian, isi RSB UPT vertikal dapat dilaksanakan pada tingkatan organisasi yang lebih rendah pada suatu UPT vertikal.
(3)
Mekanisme Monitoring: Mekanisme monitoring ini merupakan fase pemantauan atas pencapaian target IKU dalam mengawal pelaksanaan suatu sasaran strategis UPT vertikal atau sub-unit kerja yang sudah disepakati dalam kontrak kinerja. Untuk kepentingan ini direkomendasikan bahwa proses pemantauan kemajuan status pelaksanaan berbagai target IKU RSB UPT vertikal dan sub-unit kerja di bawahnya dilakukan melalui pusat data (data base) berbasis teknologi informasi agar membantu manajemen puncak dan para pimpinan unit kerja dalam mengambil keputusan dan tindakan terhadap status kemajuan pencapaian RSB UPT vertikal dan kontrak kinerja para pimpinan sub-unit kerja. Dalam waktu mendekat direncanakan status capaian target IKU suatu UPT vertikal dapat diintegrasikan dengan data base berbasis teknologi informasi yang dimiliki Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, sedemikian sehingga, Pimpinan Ditjen Bina Upaya Kesehatan dapat memantau dan mengendalikan status kemajuan implementasi RSB UPT Vertikal.
(4)
Mekanisme Dialog Kinerja (Performance Dialogue): Mekanisme dialog kinerja ini merupakan sebuah pertemuan berkala (misal tiap bulan atau dua bulan sekali) antara manajemen puncak UPT vertikal dan pimpinan sub-unit kerja UPT vertikal untuk mengevaluasi status pencapaian kontrak kinerja. Setiap pertemuan dialog kinerja diperkirakan membutuhkan waktu maksimal 1 (satu) jam. Ada tiga tujuan utama dari pelaksanaan mekanisme dialog kinerja : (i) Mengidentifikasi dan mengevaluasi mana saja target IKU pada kontrak kinerja suatu sub-unit kerja yang belum dicapai dan mana saja tindak lanjut dari pertemuan dialog kinerja pada periode sebelumnya yang belum bisa dilakukan. (ii) Menentukan apa saja penyebab utama target IKU pada kontrak kinerja sub-unit kerja jika belum tercapai. (iii) Merumuskan tindak lanjut yang dibutuhkan agar target IKU dalam kontrak kinerja unit kerja bisa dicapai di kemudian hari dan berbagai risiko penyebab ketidaktercapaian target IKU bisa dihindari atau ditiadakan. Tindak lanjut tersebut perlu diwujudkan dalam suatu dokumentasi komitmen antara manajemen puncak UPT vertikal dan pimpinan sub-unit kerja agar ditindaklanjuti oleh manajemen puncak dan pimpinan sub-unit kerja dalam operasi keseharian UPT vertikal
(5)
Mekanisme Reward & Consequences : Mekanisme ini merupakan penerapan penghargaan (bisa berbentuk finansial atau non-finansial) atas kontribusi sub-unit kerja atau personil yang telah melaksanakan kontrak kinerja dengan memerhatikan tingkat capaian berbagai target IKU yang sudah disepakati dalam kontrak kinerja demi mendukung pelaksanaan RSB UPT vertikal. Mekanisme yang sama juga akan diterapkan oleh Ditjen Bina Upaya Kesehatan terhadap UPT vertikal.
Diharapkan dengan menjalankan secara disiplin kelima mekanisme tersebut di atas, maka budaya kinerja pada suatu UPT vertikal akan tumbuh dan melembaga dalam operasi keseharian UPT vertikal. Implikasinya, RSB UPT vertikal dapat dilaksanakan, sedemikian sehingga visi UPT vertikal dapat dicapai sekaligus dapat membantu mewujudkan berbagai sasaran strategis Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
97
BAB VIII PENUTUP
Kesamaan berpikir dan pandangan kedepan dari t i g a Direktorat dan seluruh jajarannya perlu dibentuk terus menerus dengan menggunakan Rencana Strategis Bisnis (RSB) 2015 – 2019 sampai terjadi penyelarasan (alignment) menjadi organisasi dengan satu visi dan tahu bagaimana langkah mewujudkan sesuai dengan rincian dalam RSB ini. Peluang meningkatkan Kinerja RSJ Prof. Dr. Soerojo (RSJS) dengan adanya RSB 2015 – 2019 amat besar karena memiliki potensi sumber pendapatan yang banyak tetapi belum optimal. Untuk mewujudkan membutuhkan komitmen bersama dari direksi dan seluruh jajaran struktural dan fungsional agar bisa menjadi tim kerja yang solid dengan etos kerja yang lebih produktif dan bernilai tambah berlandaskan budaya melayani yang harus dibangun secara berkesinambungan. Konsisten menjalankan RSB 2015 – 2019 siapapun pejabat yang memimpinnya adalah amat penting dan menjadi kunci keberhasilan pencapaian kinerja Balanced Scorecard, sasaran, positioning dan visi. Konsistensi Review/ Evaluasi setiap bulan atau kuartal untuk memastikan progres semua pelaksanaan rencana tindakan menjadi bagian kegiatan utama manajerial RSJS. Kesempatan masingmasing pejabat struktural dan fungsional mengadakan presentasi dihadapan Direksi untuk evaluasi progres pelaksanaan rencana tindakan menjadi sarana mematangkan Kompetensi Manajerial sekaligus bentuk pertanggungjawaban pekerjaan. Tidak pernah ada RSB yang berhasil tanpa adanya konsistensi evaluasi secara terjadwal oleh seluruh jajaran manajemen madya sampai manajemen puncak. Direksi RSJ Prof. Dr. Soerojo harus memberikan keteladanan dalam kepemimpinan partisipatif seperti dalam Peta Balanced Scorecard yang diwujudkan dengan kedekatan dengan semua karyawan di RSJS. Disediakannya waktu setiap minggu untuk dapat mengunjungi semua fungsi dalam organisasi RSJS untuk dapat mendengarkan aspirasi dari bawah. sosialisasi Route Map to Vision ke seluruh bagian dalam organisasi RSJS dan memberikan penjelasan untuk membentuk Kesamaan. Keberanian untuk menyederhanakan proses kerja dan birokrasi untuk mengakselerasi proses kerja RSJS akan menciptakan etos kerja seperti pada rumah sakit swasta dan asing. pemetaan terhadap bobot pekerjaan dari semua jajaran dan fungsi serta keseimbangan beban kerja melalui mutasi atau promosi akan membangun pemerataan beban kerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Demikian Rencana Strategis Bisnis 2015-2019 ini disampaikan untuk dapat dimanfaatkan dan menjadi inspirasi dan langkah strategis bagi Direksi dan jajarannya dalam proses mewujudkan Visi RSJ Prof. Dr. Soerojo – Magelang. Magelang, Direktur Utama RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang
dr. Bambang Prabowo, M.Kes NIP. 196007071988021001
98