BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) menuju ke pemerintahan yang baik (good governance) perlu ada pertanggungjawaban dari penyelenggara negara yang dilaporkan dalam LAKIP. Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang diikuti dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 2003/M.PAN/2002 tanggal 24 Juli 2002 dan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perihal Pelaksanaan LAKIP menegaskan bahwa setiap unit pelayanan masyarakat yang manajemennya bersifat mandiri diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan LAKIP kepada pejabat atasan langsungnnya. Penyusunan LAKIP merupakan pelaksanaan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang secara eksplisit maupun implisit dituntut oleh berbagai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku antara lain :
Undang-undang Dasar 1945, pasal 4 ayat (1)
UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara
UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
PP No. 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah 1
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Peraturan Presiden RI No. 7/2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2004-2009.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi Unit Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian merupakan unit kerja eselon II pada Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
:
61/Permentan/OT.140/10/2010
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian tersebut di atas, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai tugas pokok :melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil pertanian. Sedangkan fungsi Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian adalah :
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan; dan
Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.
2
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
1.3 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai struktur organisasi sebagai berikut: DIREKTUR PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
KASUB BAG. TATA USAHA
KASUBDIT TANAMAN PANGAN
SEKSI Serealia
SEKSI Aneka Kacang dan Aneka Umbi
KASUBDIT HORTIKULTURA
SEKSI Tan. Buah dan Sayuran
SEKSI Tan.Florikultura dan Tan. Obat
KASUBDIT PERKEBUNAN
SEKSI Tan. Semusim
SEKSI Tan. Tahunan
KASUBDIT PETERNAKAN
SEKSI Ruminansia
SEKSI Non Ruminansi a
Gambar . Struktur organisasi Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian
3
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 Rencana Strategi 2.1.1 Visi dan Misi Mengacu kepada visi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yakni ”
Menjadi institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk
mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui penyelenggaraan birokrasi yang profesional dan berintegritas”, maka visi Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian adalah ”Menjadikan Institusi yang mampu mengoptimalkan nilai tambah hasil pertanian menjadi produk yang berdaya saing di dalam maupun di luar negeri sehingga dapat mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera handal dan berkeadilan’’ Untuk mencapai visi pembangunan pengolahan hasil pertanian tersebut, diemban Misi yang harus dilaksanakan, yaitu: a. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di perdesaan melalui keterpaduan sistem produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan dan peningkatan nilai tambah produk pertanian secara adil serta profesional. b. Mengembangkan kapasitas institusi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang profesional dan berintegritas moral tinggi. 2.1.2 Tujuan Dan Sasaran Berdasarkan
misi
pembangunan
pengolahan
hasil
pertanian,
maka
dirumuskan tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut: a. Menumbuhkembangkan agroindustri untuk memacu pertumbuhan perekonomian di perdesaan. b. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian 4
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Sedangkan sasaran yang akan dicapai yakni : a. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan pelaku bisnis lainnya dalam usaha pengolahan serta kelembagaannya. b. Berkembangnya unit-unit pengolahan hasil pertanian yang berbasis GMP (Good Manufacturing Practices). c. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan profesionalisme SDM Direktorat Pengolahan dan Pelaku usaha pengolahan/kelompok/ Gapoktan 2.1.3. Strategi, Kebijakan Dan Program Untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan pengolahan hasil pertanian,
maka
strategi, kebijakan dan program yang ditempuh harus
mencerminkan visi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.Adapun
strategi,
kebijakan
dan
program
yang
dilakukan
dalampembangunan pengolahan hasil pertanian adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Pengolahan Melalui Konsep Kawasan Terpadu yang Berkelanjutan di Sentra – Sentra Produksi Pertanian Pokok-pokok
rencana
aksi,
dalam
jangka
menengah
ditujukan
memperkuat rantai nilai (value chain) melalui penguatan struktur,
untuk
diversifikasi
produk olahan (produk utama, produk turunan dan produk samping), peningkatan nilai tambah, peningkatan mutu produk olahan dan pengelolaan lingkungan usaha pengolahan, sehingga dihasilkan produk olahan yang ramah lingkungan (green product). Sedangkan untuk jangka panjang difokuskan pada upaya pembangunan pengolahan hasil pertanian yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Adapun prioritas pengembangan komoditi hasil pertanian (agroprosessing) yang akan dikembangkan dalam jangka menengah (2010-2014) mencakup kebijakan: a) Pengembangan usaha pengolahan untuk meningkatkan daya saing pada produk pangan utama 1) Pengolahan beras, jagung, kedelai 5
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
2) Pengolahan daging sapi 3) Pengolahan tebu b) Pengembangan usaha pengolahan sebagai produk andalan ekspor 1) Pengolahan Kakao dan Cokelat; 2) Kelapa Sawit; dan CPO 3) Pengolahan Karet dan Barang Karet, 4) Pengolahan Daging Ayam c) Pengembangan usaha pengolahan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing dan berpeluang ekspor tinggi 1) Pengolahan buah tropika (mangga, manggis, salak dan pisang) 2) Pengolahan Tanaman Obat (simplisia dan instan) 3) Pengolahan tanaman hias dan minyak atsiri d) Pengembangan usaha pengolahan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing sebagai subtitusi impor 1) Pengolahan susu 2) Tepung lokal (ubikayu, sagu, sukun) 3) Jeruk b. Meningkatkan Kemampuan Petugas Pembina dan Pelaku pengolahan Hasil Pertanian Melalui Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pengolahan Untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekpor produk olahan hasil pertanian maka perlu upaya-upaya yang didasarkan pada kebijakan: a) Revitalisasi, optimalisasi
dan modernisasi
kelembagaan dan sarana
pengolahan b) Pengembangan kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber inovasi teknologi seperti lembaga riset, perguruan tinggi dan bengkel-bengkel swasta pembuat alat mesin pengolahan dalam rangka pengembangan dan diseminasi teknologi tepat guna;
6
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
c) Innisiasi dan advokasi sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan) terhadap inovasi teknologi yang dilakukan oleh masyarakat; d) Reformasi model penerapan teknologi dan sarana pengolahan hasil pertanian yang ramah lingkungan dan e) Apresiasi para pelaku usaha dengan penerapan teknologi tepat guna. c. Meningkatkan
Efisiensi
Usaha
Pengolahan
Hasil
Pertanian
Melalui
Pengutuhan Usaha, Optimalisasi dan Modernisasi Sarana Pengolahan Salah satu kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk olahan hasil pertanian adalah efisiensi dalam proses pengolahannya. Tingkat efisiensi pengolahan dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap harga dari setiap produk yang dihasilkan. Kebijakan dalam rangka meningkatkan efisiensi pengolahan hasil pertanian di antaranya adalah: a) Optimalisasi, revitalisasi dan modernisasi teknologi dan sarana/prasarana usaha pengolahan hasil pertanian; b) Mendorong berkembangnya bengkel alat mesin (alsin) pengolahan hasil pertanian; c) Mengembangkan sarana yang mendukung pengembangan produk olahan sesuai dengan potensi pasar; d) Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GMP dalam setiap aspek pengolahan sebagai syarat (pre-requisite) dalam penerapan sistim jaminan mutu; e) Mengembangkan
kelembagaan pengelolaan sarana pengolahan yang
dikelola secara profesional oleh kelompok tani di sentra produksi, dan f)
Mengembangkan sistem dan proses pengolahan yang efisien yang berbasis pada pemanfaatan sarana yang efektif dan berbahan baku lokal.
g) Mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan pada usaha pengolahan hasil pertanian.
7
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
d. Meningkatkan Kemampuan dan Memberdayakan SDM Pengolahan dan Penguatan Lembaga Usaha Pengolahan Hasil di Tingkat Petani Salah satu permasalahan yang mendasar dalam memajukan usaha pengolahan hasil pertanian di tanah air adalah masih lemahnya kemampuan sumber daya manusia, kelembagaan usaha, dan sumber permodalan. Hal tersebut disebabkan oleh pembinaan SDM pertanian selama ini lebih difokuskan kepada
upaya
peningkatan
produksi
(budidaya)
pertanian.
Sedangkan
pembinaan sumberdaya manusia pertanian untuk pengolahan hasil pertanian masih kurang (termasuk sumber permodalan). Hal ini menyebabkan produktivitas dan daya saing usaha agribisnis masih sangat lemah. e. Peningkatan Pengolahan yang Ramah Lingkungan (Green Product) Proses
pengolahan
seringkali
limbahnya
menimbulkan
dampak
lingkungan yang perlu dikelola secara baik. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat berupa polusi suara, udara, air dan limbah lainnya. pengelolaan lingkungan usaha pengolahan, maka
Dalam kerangka
kebijakan yang ditempuh
mengupayakan peningkatan penerapan GMP pada skala usaha kecil-menengah dan Rumah Tangga. f. Peningkatan Pengolahan Hasil Samping Produktivitas dan Nilai Tambah usaha pengolahan masih dapat terus ditingkatkan dengan pemanfaatan hasil ikutan sebagai hasil samping dari proses pengolahan hasil pertanian. Adapun beberapa kebijakan operasional terkait dengan strategi tersebut adalah: a) Meningkatkan pengetahuan, pendampingan dalam upaya transfer teknologi (knowledgement), di bidang pengolahan hasil ikutan pertanian dengan fokus komoditas yang diunggulkan dan tidak menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan 8
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
b) Mengembangkan kerjasama usaha pengolahan hasil ikutan pertanian baik horizontal maupun vertikal secara lebih terintegrasi dengan berbagai ragam skala usaha; c) Memfasilitasi pelayanan dan informasi dalam kerjasama teknis di bidang usaha pengolahan hasil pertanian ikutan antar pelaku usaha pengolahan hasil pertanian. 2.2. Penetapan Kinerja
Untuk mewujudkan pembangunan pengolahan hasil pertanian, pada tahun 2013 telah dilakukan penetapan kinerja oleh Direktur Pengolahan Hasil Pertanian Sebagai berikut : 1) Jumlah unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan dengan target 301 Unit 2) Jumlah unit usaha pengolahan hasil hortikultura dengan target 74
Unit
3) Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan dengan target 137 Unit 4) Jumlah unit usaha pengolahan hasil peternakan dengan target 173 Unit 5) Layanan Perkantoran dengan target 12 Bulan Layanan Selain Penetapan kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian tahun 2013, dalam melaksanakan kegiatannya mengikuti rencana aksi melalui rancangan pengembangan industri hilir pertanian yang terdapat dalam Renstra Ditjen PPHP.
9
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Rancangan Pengembangan Industri Hilir Pertanian KOMODITAS
RENCANA AKSI DAN SASARAN
LOKASI
Beras (Peningkatan - Revitalisasi rendemen dan Penggilingan Padi peningkatan mutu beras)
Beras organik: OKU Timur, Lampung Tengah, Karawang, Subang, Jombang, Tasikmalaya, Pinrang, Sidrap, Bone, Sragen, Cianjur, Temanggung, Sidoarjo Beras konsumsi dalam negeri: NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, NTB, Sulsel, Kalsel, Bali, Banten
Tepung Lokal (5% substitusi Impor) Pengembangan pengolahan Jagung
- Pengembangan Agroindustri aneka tepung berbahan baku lokal - Pengembangan agroindustri jagung
Biofarmaka (peningkatan ekspor 20%/thn)
Indragiri Hilir, Seram Bagian Barat,Waropen, Riau, Trenggalek, Gunungkidul,Lampung, Garut, Pacitan, Malang,Tulungagung Simalungun, Lampung Selatan, Kuningan, Ciamis, Cirebon, Wonogiri, Gunung Kidul, Lamongan, NTB, Kupang, Bolaang Mongondow, Boalemo, Bone
- Pengembangan pengolahan hasil biofarmaka - Pengolahan biofarmaka kering, granule, tepung, minuman, jus, nata, jelli dan bahan baku obat Sawit (10% - Pengembangan peningkatan Agroindustri sawit ekspor CPO dan produk olahannya)
Semarang, Wonogiri, Karanganyar, Kebumen, Bantul, Madura
Kakao (20% - Pengembangan kakao agroindustri kakao fermentasi 10%
Sulsel, Sulbar, Sultra, Sulteng, Sumbar, Gorontalo, Bali, NTT, Papua, Kalbar, Jatim
Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Jabar, Banten, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Babel, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Jabar, banten, Papua Barat
10
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
dalam bentuk olahan) Karet
- Pengembangan Agroindustri karet
Tebu (mendukung swasembada gula industry)
- Pengembangan Cirebon, Cilacap, Jombang, Kulonprogo, usaha pengolahan Lampung Utara, Bone, Gorontalo tebu
Susu (50% - Pengembangan substitusi agroindustri susu impor)
Muara enim, Bengkulu Utara, Hulu Sungai Tengah, Kutai Timur, Barito Utara
Riau, Bengkulu, Jabar, DIY, Jateng, Jatim, Sulsel
11
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Kinerja Tahun 2013 Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan evaluasi kinerja dari beberapa kegiatan utama yang menunjang tugas-tugas pokok dari Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Indikator kinerja yang digunakan dalam penyusunan LAKIP ini adalah : 1) Input atau masukan seperti anggaran/dana, SDM (panitia, peserta dan narasumber), data dan informasi dsb, 2) output atau hasil langsung dari kegiatan yang telah dilaksanakan, 3) out comes atau hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut, 4) benefit atau manfaat dari kegiatan yang telah dilaksanakan serta 5) impact atau dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Kinerja yang diukur adalah kebijakan dan progam serta hasil pelaksanaan kegiatan tahun 2013 Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, sebagai berikut : A. Kegiatan Pusat I. Pengembangan Kebijakan 1.
Penyusunan Pedoman Teknis Tanaman Pangan (perbaikan) a) Input, berupa dana
dan
SDM.
Dana
ditargetkan sebesar Rp.
29.250.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 29.190.000,- atau pencapaian target sebesar 97,30 %. b) Output, Tersusunnya Buku Pedoman Teknis Tanaman Pangan c) Outcomes, berjalannya kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan sesuai dengan yang direncanakan. d) Benefit, Berkembangnya UPH tanaman pangan di 255 kabupaten/kota. e) Impact, meningkatnya pendapatan pelaku usaha.
12
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
2. Penyusunan Buku SPO Mocaf a) Input, berupa dana
dan
SDM.
Dana
ditargetkan sebesar Rp.
51.550.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 34.050.000,- atau pencapaian target sebesar 97.54 %. b) Output, Tersusunnya Buku SPO Mocaf c) Outcomes, berjalannya kegiatan pengolahan mocaf sesuai standar. d) Benefit, meningkatnya mutunproduk olahan mocaf. e) Impact, Berkembangnya usaha mocaf yang sesuai standar. 3. Pembahasan Bahan Kebijakan dan Standar Komoditi Perkebunan a) Input, berupa dana dan SDM, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 115.450.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 115.347.800,- atau pencapaian target sebesar 99,91 %. b) Output,
Tersedianya
2
paket
laporan
tentang bahan
kebijakan
pengolahan perkebunan dan standar komoditi perkebunan. c) Outcomes,
tersedianya kebijakan dan standar produk yang dapat
diterapkan. d)
Benefit, Meningkatnya produk dan mutu komoditi perkebunan.
e) Impact, Meningkatnya daya saing dan nilai tambah komoditi perkebunan 4. Penyusunan Pedoman Pengolahan limbah Ternak (Biogas) a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 74.100.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 65.787.375,- atau pencapaian target sebesar 88,87 %. b) Output, Tersusunnya Buku Pedoman Pengolahan Limbah Ternak (Biogas) c) Outcomes, berjalannya kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan sesuai dengan yang direncanakan d) Benefit, Berkembangnya UPH Pengolahan limbah Ternak (Biogas) di 38 kabupaten/kota e) Impact, meningkatnya pendapatan pelaku usaha
13
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
5.
2013
Pembahasan Pedoman Teknis Pengolahan Hasil Peternakan a) Input, berupa data, dana, dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 73.400.000,- dan terealisasi sebesar Rp 71.193.500,- atau pencapaian target sebesar 87 %. b) Output,
Terselenggaranya kegiatan Pembahasan Pedoman Teknis
pengolahan Hasil Peternakan c) Outcomes, Tercetaknya buku Pedoman Teknis pengolahan Hasil Peternakan sebanyak 200 eksemplar d) Benefit, Meningkatnya Pengetahuan aparat pembina di daerah terkait pengadaan bantuan alat pengolahan hasil peternakan e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha pengolahan hasil peternakan II.
Penumbuhan dan Pengembangan Unit Pengolahan Hasil 1.
Bimbingan Teknis Agroindustri Tanaman Pangan (Padi) a)
Input, berupa dana dan SDM (pelaksana dan peserta). Dana ditargetkan sebesar Rp. 384.750.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 384.623.000,- atau pencapaian target sebesar 99.62 %.
b)
Output, Terbinanya 215 orang aparat pembina dari berbagai Propinsi
c)
dan Kabupaten/Kota penerima Dana Tugas Perbantuan TA. 2013. Outcomes, yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas SDM Pembina pengolahan Hasil Tanaman Pangan
d)
Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk penggilingan padi
e)
Impact, Meningkatnya Pendapatan Kelompok Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
2.
Fasilitasi Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan (Jagung dan Kedelai) a)
Input, berupa dana dan SDM Pelaksana. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 304.650.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 304.185.500,atau pencapaian target sebesar 99.85 %. 14
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
b)
Output, Terbinanya 110
2013
orang aparat pembina dari berbagai
Propinsi dan Kabupaten/Kota penerima Dana Tugas Perbantuan TA. c)
2013. Outcomes, yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas SDM Pembina pengolahan Hasil Tanaman Pangan
d)
Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan tanaman pangan
e)
Impact, Meningkatnya Pendapatan Kelompok Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
3.
Workshop Pengembangan Penggilingan Padi a)
Input, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 30.300.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp.
30.150.000,-
atau
pencapaian target sebesar 99,85 %. b)
Output, Terselenggaranya Workshop Pengembangan Penggilingan Padi dengan peserta 39 orang pembina di Propinsi, Kabupaten/Kota penerima dana TP 2013
c)
Outcomes dari kegiatan ini adalah Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penggilingan padi.
d)
Benefit, Peningkatan kualitas dan rendemen penggilingan padi
e)
Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah beras sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
4.
Film Agroindustri Tepung Mocaf a)
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.150.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.149.870.000,- atau pencapaian target sebesar 89.01 %.
b)
Output, Tercetaknya 500 keping CD film agroindustri mocaf berbasis GMP
c)
Outcomes dari kegiatan ini adalah terinformasikannya teknologi pengolahan mocaf berbasis GMP
d)
Benefit, Meningkatnya penerapan GMP pada teknologi pengolahan mocaf 15
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
e) 5.
2013
Impact, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk mocaf
Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian a)
Input,
dana
dan
SDM.
Dana
yang
ditargetkan
sebesar
Rp.190.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.189.772.700,- atau pencapaian target sebesar 87.19 %. b)
Output, Terselenggaranya kegiatan Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian dengan mengundang 33 Propinsi penerima dana Tugas Pembantuan Tahun 2013
c)
Outcomes dari kegiatan ini adalah Tersosialisasinya teknologi pengolahan yang dihasilkan oleh para peneliti, perekayasa alat maupun produsen alat pada para pengguna
d)
Benefit, Peningkatan pemanfaatan teknologi dan alsin pengolahan hasil pertanian oleh pengguna
e)
Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk olahan pertanian
6.
Direktori Pengolahan Hasil Tanaman Pangan a)
Input, berupa dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp. 158.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 151.056.250,-
atau
pencapaian target sebesar 96 %. b)
Output, Tersusunnya 3 eksemplar Buku Direktori Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
b)
Outcomes, tersedianya data dan informasi UPH Pengolahan Hasil Tanaman Pangan bagi stake holder terkait
d)
Benefit, meningkatnya informasi dan peluang jaringan pasar bagi pelaku usaha pengolah hasil tanaman
e)
Impact, meningkatnya jumlah UPH yang memiliki jangkauan/jaringan pasar lebih luas
7.
Rapat Koordinasi Pengembangan Tepung Lokal (Mocaf)
16
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
a)
2013
Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 60.350.000,- dan terealisasi sebesar Rp.30.174.900,atau pencapaian target sebesar 50 %.
b)
Output,
Terlaksananya
Rapat
Koordinasi
Pengembangan
Agroindustri Tepung Lokal dengan mengundang 25 orang stake holder terkait c)
Outcomes dari kegiatan ini adalah Teridentifikasinya permasalahan pada UPH tepung lokal
d)
Benefit, Ditemukannya solusi terhadap permasalahan pengembangan tepung mocaf
e)
Impact, Berkembangnya UPH agroindustri tepung lokal (mocaf) di daerah
8.
Pemutakhiran Database Pengolahan Tepung a)
Input, berupa dana , data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 40.700.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 22.155.100,atau pencapaian target sebesar 79 %.
b)
Output,
Tersusunnya 3 eksemplar database pengolahan tepung
terkini c)
Outcomes, dari kegiatan ini adalah Tersedianya data base tepung lokal yang up to date
d)
Benefit, Sebagai bahan penyusunan program, kebijakan dan strategi pengembangan tepung lokal
e) 9.
Impact, Berkembangnya Agroindustri tepung lokal
Rapat Koordinasi Pengembangan Agroindustri Penggilingan Padi a)
Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.76.100.000,- dan terealisasi sebesar Rp.75.969.800,atau pencapaian target sebesar 100 %.
b)
Output,
Terlaksananya
Rapat
Koordinasi
Pengembangan
Agroindustri Penggilingan Padi dengan mengundang 15 orang stake holder terkait 17
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
c)
2013
Outcomes dari kegiatan ini adalah Teridentifikasinya permasalahan pada UPH penggilingan padi
d)
Benefit,
Ditemukannya
solusi
terhadap
permasalahan
yang
pengembangan Agroindustri Penggilingan Padi e)
Impact, Berkembangnya UPH agroindustri penggilingan padi di daerah
10.
Pemutakhiran Database Penggilingan Padi a)
Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.226.600.000,- dan terealisasi sebesar Rp.179.295.800,atau pencapaian target sebesar 79 %.
b)
Output,
Tersusunnya
3 eksemplar database penggilingan padi
terkini c)
Outcomes dari kegiatan ini adalah Tersedianya data base yang dapat dijadikan bahan penyusunan program, kebijakan dan strategi pengembangan penggilingan padi
d)
Benefit, Berkembangnya agroindustri penggilingan padi
e)
Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing agroindustri penggilingan padi
11.
Pembahasan Sistem Informasi Agroindustri Penggilingan Padi a)
Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.76.100.000,- dan terealisasi sebesar Rp.56.216.700,atau pencapaian target sebesar 74 %.
b)
Output, Terlaksananya Kegiatan Pembahasan Konsep Agroindustri penggilingan padi terpadu
c)
Outcomes dari kegiatan ini adalah terinfentarisasinya data terkait penggilingan padi
d)
Benefit,
Sebagai
bahan
untuk
menyusun
Sistem
Informasi
Penggilingan Padi e)
Impact, Kemudahan mendapatkan informasi pengembangan usaha penggilingan padi 18
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
12.
2013
Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Hortikultura a)
Input, berupa dana, peserta dan narasumber. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 172.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 162.717.725,atau pencapaian target sebesar 95 %.
b)
Output, Terbinanya 45 orang aparat pembina dari Propinsi dan Kabupaten penerima Dana Tugas Perbantuan TA. 2013.
c)
Outcomes, meningkatnya kualitas SDM Pembina pengolahan Hortikultura pada 74 Unit Pengolahan Hasil Hortikultura di 30 propinsi
d)
Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan hortikultura
e) 13.
Impact, Meningkatnya Pendapatan Kelompok Pengolahan Hasil Pada 104 kelompok usaha
Pertemuan Koordinasi Teknis Pengolahan Hasil Pertanian a)
Input, berupa dana, peserta dan narasumber. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 260.300.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 257.739.000,atau pencapaian target sebesar 99,07 %.
b)
Output,
terbinanya
69
Unit
Pengolahan
Hortikultura
dan
meningkatnya penerapan teknologi pengolahan pada 69 UPH hortikultura c)
Outcomes, meningkatnya kualitas SDM pembina UPH Hortikultura dan Meningkatnya penggunaan teknologi yang mengacu pada kaidah GMP
d)
Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan Hasil Hortikultura
e)
Impact, Meningkatnya pendapatan kelompok / gapoktan pengelola UPH.
14.
Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
19
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
a)
2013
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 209.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 199.988.000,- atau pencapaian target sebesar 95 %.
b)
Output,
terselenggaranya
Kegiatan
Fasilitasi
Gelar
Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian di Jakarta c)
Outcomes, meningkatnya informasi dan pengetahuan penggunaan produk Olahan Hasil Pertanian
d)
Benefit, meningkatnya inovasi teknologi dan penggunaan sarana pengolahan hasil hortikultura yang up to date
e) 15.
Impact, Peningkatan pendapatan usaha pertanian
Pembinaan Sentra Pengemasan Produk Hortikultura a)
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 379.450.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 358.534.700,- atau pencapaian target sebesar 95,19 %.
b)
Output, terbinanya rumah sentra pengemasan di 5 propinsi.
c)
Outcomes, Termanfaatkannya rumah sentra pengemasan untuk pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura
d)
Benefit, Meningkatnya peluang usaha pengolahan hasil hortikultura
e)
Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk olahan hasil hortikultura.
16.
Fasilitasi Pelaku Usaha Pengolahan Hasil Hortikultura a)
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 237.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 187.120.900,- atau pencapaian target sebesar 78,79 %.
b)
Output, terbinanya 20 orang pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura dari 20 propinsi
c)
Outcomes, Tersosialisasikannya produk olahan hortikultura..
d)
Benefit, meningkatnya apresiasi terhadap produk olahan hortikulura
e)
Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 20
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
17.
2013
Pertemuan Nasional Asosiasi Pengolah Hasil Hortikultura a)
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 195.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 194.505.600,- atau pencapaian target sebesar 99,75 %.
b)
Output, 1) Terfasilitasinya Pertemuan Asosiasi Pengolah Hasil Hortikultura di Tingkat Nasional dan 2) Terbentuknya Pengurus Assosiasi Pengolah Hasil Hortikultura di Tingkat Nasional
c)
Outcomes, 1) Terjalinnya kerjasama antara pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura, 2) Berkembangnya jenis olahan dan pasar yang kondusif untuk produk olahan hasil hortikultura, 3) Meningkatnya kemampuan menejeman usaha, permodalan, teknologi, pasar, dan mutu olahan.
d)
Benefit, Meningkatnya pendapatan asli daerah dari peningkatan konsumsi produk olahan dalam negeri
e)
Impact, Meningkatnya kesejahteraan pengolah hasil hortikultura khususnya
anggota
Assosiasi
Pengolah
Hasil
Hortikultura
(ASPEHORTI) 18.
Film Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura a)
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 139.350.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 138.840.8000,- atau pencapaian target sebesar 99,64 %.
19.
b)
Output, Terlaksananya kegiatan pembuatan Film Penerapan
Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura c)
Outcomes, Terinformasikannya teknologi pengolahan buah, sayuran dan tanaman obat yang berbasis GMP
d)
Benefit, Meningkatnya kemampuan pelaku usaha pengolahan buah, sayuran dan tanaman obat berbasis GMP
e)
Impact, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan buah, sayuran dan tanaman obat
20.
Koordinasi Antar Instansi 21
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
a)
2013
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 92.700.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp.
85.291.150,-
atau
pencapaian target sebesar 92,01 %. b)
Output, Terlaksananya koordinasi yang efektif antar instansi yang menangani pengolahan hasil hortikultura
c)
Outcomes, Terjalinnya kerjasama yang baik antar instansi
d)
Benefit,
Terlaksananya
kegiatan
kegiatan
pengolahan
hasil
hortikultura dengan lancar e)
Impact, Selarasnya visi misi dalam memajukan pengolahan hasil hortikultura antar instansi
21.
Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Kakao a)
Input, berupa dana yang ditargetkan sebesar Rp. 179,300,000,- dan terealisasi sebesar Rp. 179.123.200,- atau pencapaian target sebesar 99,34 %.
b)
Output,
terlatihnya pelaku usaha di bidang pengolahan cokelat
sekunder. c)
Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM (petugas, pelaku usaha) dalam
pengembangan
pengolahan
agroindustri
kakao
dan
Tersosialisasinya pengolahan agroindustri kakao kepada petugas dan pelaku usaha d)
Benefit, dihasilkannya produk-produk lanjutan kakao Meningkatnya pendapatan pelaku usaha/gapotan pengolah kakao lanjutan
e) 22.
Impact, berkembangnya unit
agroindustri cokelat di pedesaan
Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Teh a)
Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 40.500.000,dan terealisasi sebesar Rp. 40.489.800,- atau pencapaian target sebesar 99,97 %.
b)
Output,
Mengakomodir
program
ANFPWG
dengan
agenda
pertemuan workshop dan kunjungan lapang untuk melihat potensi dan manfaat kesehatan Teh. 22
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
c)
2013
Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan pengolahan
agroindustri
teh
Tersosialisasinya
pengolahan
agroindustri perkebunan kepada peserta workshop. d)
Benefit, Terjadinya tukar informasi antara pelaku usaha dengan peserta workshop dan membuka informasi pasar bagi pelaku usaha yang menjadi tempat kunjungan lapang.
e)
Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan
petani. 23.
Penyusunan Pedoman/ Petunjuk Teknis Pengolahan Hasil Perkebunan a)
Input, berupa data, SDM dan dana yang ditargetkan sebesar Rp. 305,700,000,- dan terealisasi sebesar Rp. 303.840.850,- atau pencapaian target sebesar 93,10 %.
b)
Output,
tersedianya
3
paket
pedoman
komoditi
pengolahan
perkebunan yaitu kopi luwak , rendemen sawit, pedoman teknis tahun 2014. c)
Outcomes, terdorong-nya petani untuk melakukan pengolahan dengan optimal, tumbuh dan kembangnya unit-unit pengolahan di tingkat Gapoktan
d)
Benefit, meningkatnya produk dan mutu komoditi perkebunan
e)
Impact, meningkatnya daya saing dan nilai tambah komoditi perkebunan
24.
Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Kakao a).
Input, berupa dana yang ditargetkan sebesar Rp. 179.300.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 178.123.200,- atau pencapaian target sebesar 99,34 %.
b).
Output,
terlatihnya pelaku usaha di bidang pengolahan cokelat
sekunder. 23
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
c).
2013
Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM (petugas, pelaku usaha) dalam
pengembangan
pengolahan
agroindustri
kakao
dan
tersosialisasinya pengolahan agroindustri kakao kepada petugas dan pelaku usaha d).
Benefit, dihasilkannya produk-produk lanjutan kakao Meningkatnya pendapatan pelaku usaha/gapotan pengolah kakao lanjutan
e). 25.
Impact, berkembangnya unit
agroindustri cokelat di pedesaan
Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Teh a)
Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 40.500.000,dan terealisasi sebesar Rp. 40.489.800,- atau pencapaian target sebesar 99,97 %.
b)
Output,
Mengakomodir
program
ANFPWG
dengan
agenda
pertemuan workshop dan kunjungan lapang untuk melihat potensi dan manfaat kesehatan Teh. c)
Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan pengolahan
agroindustri
teh
Tersosialisasinya
pengolahan
agroindustri perkebunan kepada peserta workshop. d)
Benefit, Terjadinya tukar informasi antara pelaku usaha dengan peserta workshop dan membuka informasi pasar bagi pelaku usaha yang menjadi tempat kunjungan lapang.
e)
Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan
petani. 26.
Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Perkebunan a)
Input,
berupa
105.000.000,-dan
dana,
Dana
terealisasi
yang sebesar
ditargetkan Rp.
sebesar
83.931.266,-
Rp. atau
pencapaian target sebesar 79,93 %. b)
Output,
Paket informasi teknologi, peluang pasar dan peluang
kerjasama 24
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
c)
2013
Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan pengolahan agroindustri perkebunan, pengolahan
agroindustri
meningkatnya
perkebunan
dan
teknologi
tersosialisasinya
pengolahan agroindustri perkebunan kepada petugas dan pelaku usaha. d)
Benefit, Dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu dan daya saing yang tinggi, agar dapat bersaing di pasar global, aparat pembina dan pelaku usaha yang memahami pengolahan agroindustri perkebunan
e)
Impact, Berkembangnya unit pengolahan agroindustri perkebunan yang memadai sesuai kebutuhan Meningkatnya kualitas pembinaan oleh aparat
27.
Fasilitasi Pertemuan ICCO a)
Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 50. 000.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 48.000.000,- atau pencapaian target sebesar 96,00 %.
b)
Output,
Paket informasi teknologi, peluang pasar dan peluang
kerjasama c)
Outcomes, Terfasilitasinya usulan-usulan dari Indonesia dalam rangka pengembangan kakao ditingkat dunia.
d)
Benefit, Dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu dan daya saing yang tinggi, agar dapat bersaing di pasar global, aparat pembina dan pelaku usaha yang memahami pengolahan kakao
e)
Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil kakao sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
28.
Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Tahunan a)
Input,
berupa
dana,
Dana
yang
ditargetkan
sebesar
Rp.
292.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 288.362.700,- atau pencapaian target sebesar 99 %. 25
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
b)
Output,
2013
Terbinanya UPH tanaman tahunan, baik secara teknis
maupun manajemen c)
Outcomes, Meningkatnya jumlah UPH yang operasional.
d)
Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan
hasil
perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan perkebunan e)
Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya
29.
Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Semusim a)
Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 81.000.000,dan terealisasi sebesar Rp. 80.599.500,- atau pencapaian target sebesar 99,11 %.
b)
Output,
Terbinanya UPH tanaman semusim, baik secara teknis
maupun manajemen. c) d)
Outcomes, Meningkatnya jumlah UPH yang operasional. Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan
hasil
perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan e)
Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya
30.
Pembinaan Pengolahan Minyak Atsiri a)
Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 36.000.000,dan terealisasi sebesar Rp. 36.000.000,- atau pencapaian target sebesar 100%.
b)
Output,
Paket informasi teknologi, peluang pasar dan peluang
pengawasan/ kemitraan c)
Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan pengolahan agroindustri atsiri, meningkatnya teknologi pengolahan 26
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
agroindustri atsiri dan tersosialisasinya pengolahan agroindustri perkebunan kepada petugas dan pelaku usaha. d)
Benefit, Dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu daya saing yang tinggi, agar dapat bersaing di pasar global Pelaku usaha memiliki jaringan pasar yang lebih luas
e)
Impact, Berkembangnya unit agroindustri atsiri yang memadai sesuai kebutuhan
31.
Optimalisasi Unit Pengolahan Hasil Perkebunan a)
Input,
berupa
dana,
Dana
yang
ditargetkan
sebesar
Rp.
115.700.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 113.091.600,- atau pencapaian target sebesar 98 %. b)
Output,
Terbinanya Unit-unit Pengolahan yang telah mendapat
fasilitasi bangunan, alat dan mesin c)
Outcomes, Meningkatnya jumlah jumlah UPH yang operasional.
d)
Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan
hasil
perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan. e)
Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil olahan
olahan
kesejahteraan
32.
perkebunan,
Peningkatan
pendapatan
dan
petani dan masyarakat sekitarnya
Rapat Koordinasi Teknis Pengolahan Bokar Bersih a)
Input,
berupa
105.150.000,-dan
dana,
Dana
terealisasi
yang sebesar
ditargetkan Rp.
sebesar
Rp.
100.410.150,-
atau
pencapaian target sebesar 95,52 %. b)
Output, Terbinanya UPPB karet dengan baik secara teknis maupun manajemen
c)
Outcomes, Meningkatnya jumlah UPPB yang operasional
27
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
d)
2013
Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan
hasil
perkebunan dan Meningkatnya kuantitas serta kualitas produk olahan e.
Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya
33.
Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian a)
Input,
berupa
dana,
Dana
yang
ditargetkan
sebesar
Rp.
109.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 109.000.000,- atau pencapaian target sebesar 100%. b)
Output, terkini
Tersosialisasinya teknologi pengolahan hasil perkebunan kepada pembina, pelaku usaha, dan steakholder bidang
perkebunan c)
Outcomes,
Tumbuh
dan
agroindustri
perkebunan,
berkembangnya Terserapnya
unit
tenaga
pengolahan
kerja
dibidang
pengolahan agroindustri perkebunan d)
Benefit, Meningkatnya jumlah aparat pembina dan pelaku usaha yang
memahami
pengolahan
agroindustri
perkebunan,
dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu dan daya saing yang tinggi, agar dapat bersaing dipasar global. e)
Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasilolahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya
34.
Monitoring dan Evaluasi Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Tahunan. a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 72.000.000,dan terealisasi sebesar Rp. 66.748.200,- atau pencapaian target sebesar 92,71 %. b) Output,
Tersedianya 1 paket
laporan hasil evaluasi pelaksanaan
kegiatan tanaman tahunan pengolahan hasil perkebunan. 28
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
c) Outcomes, Meningkatnya jumlah UPH yang operasional d) Benefit,
Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan
hasil
perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya 35.
Bimtek Pengolahan Pakan ternak Skala Kecil dan Penanganan Limbah Peternakan a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 229.105.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 223.383.400,- atau pencapaian target sebesar 97,5 %. b) Output, Terselenggaranya Bimtek Pengolahan Pakan ternak Skala Kecil dan Penanganan Limbah Peternakan c) Outcomes, Meningkatnyapengetahuan dan keterampilan teknis para pelaku usaha dan aparat pembina dibidang teknologi penanganan limbah peternakan d) Benefit, Meningkatnya pendapatan pelaku usaha pengolahan limbah peternakan e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha peternakan
36.
Sosialisasi Pedoman Pengolahan Limbah Ternak (Biogas) a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 132.775.000,- dan terealisasi sebesar Rp.130.374.925,- atau pencapaian target sebesar 98,2 %. b) Output,Terselenggaranya kegiatan Sosialisasi Pedoman Pengolahan Limbah Ternak (Biogas)
29
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
c) Outcomes, Tersosialisasikannya Ternak
(Biogas)
dan
2013
Pedoman Pengolahan Limbah
Meningkatnya
pengetahuan
terhadap
pemanfaatan limbah ternak untuk biogas d) Benefit, Meningkatnya penggunaan limbah ternak sebagai sumber energi alternatif (biogas) e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha peternakan dan hasil olahannya 37.
Workshop Nasional Agroindustri Persusuan a) Input, berupa data, dana, dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 251.160.000,- dan terealisasi sebesar Rp 248.109.975,- atau pencapaian target sebesar 98,8 %. b) Output, Terselenggaranya kegiatan Workshop Nasional Agroindustri Persusuan c) Outcomes, Tersebarluasnya informasi mengenai manfaat susu bagi kesehatan
dan
Meningkatnya
pengetahuan
tentang
indudtri
pengolahan susu d) Benefit, Meningkatnya Konsumsi susu masyarakat e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha pengolahan hasil peternakan 38.
Seminar Pengembangan Agroindustri Persusuan di Perguruan Tinggi a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 184.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp.179.066.150,- atau pencapaian target sebesar 96,7 %. b) Output,Terselenggaranya
kegiatan
Seminar
Pengembangan
Agroindustri Persusuan di Perguruan Tinggi c) Outcomes, Tersebarluasnya informasi mengenai manfaat susu bagi kesehatan
dan
Meningkatnya
pengetahuan
tentang
indudtri
pengolahan susu d) Benefit, Meningkatnya Konsumsi susu masyarakat 30
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha peternakan 39.
Bimtek Pengolahan Hasil Peternakan (Daging dan Susu) a) Input, berupa data, dana, dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 253.053.000,- dan terealisasi sebesar Rp248.233.648,- atau pencapaian target sebesar 98,1 %. b) Output,
Terselenggaranya kegiatan Bimtek Pengolahan Hasil
Peternakan (Daging dan Susu) c) Outcomes, Meningkatnyapengetahuan dan keterampilan teknis para pelaku usaha dan aparat pembina dibidang teknologi Pengolahan Hasil Peternakan (Daging dan Susu) d) Benefit, Meningkatnya pendapatan pelaku usaha pengolahan daging dan susu e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha pengolahan hasil peternakan 40.
Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Pengolahan Susu a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 182.880.000,- dan terealisasi sebesar Rp.166.269.850,- atau pencapaian target sebesar 91 %. b) Output,Terselenggaranya kegiatan Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Pengolahan Susu c) Outcomes, Terfasilitasinya pembentukan asosiasi pengolahan susu d) Benefit, Meningkatnya usaha pengolahan susu e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha persusuan
41.
Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 100.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.99.000.000,- atau pencapaian target sebesar 99 %.
31
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
b) Output,Terselenggaranya
kegiatanFasilitasi
Gelar
2013
Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian c) Outcomes, Terfasilitasinya acara Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian d) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha persusuan 42.
Pengawalan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 315.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 297.647.400,- atau pencapaian target sebesar 96,8 %. b) Output, Gapoktan atau usaha pengolahan yang memiliki ketrampilan, pengetahuan dan wawasan tentang pengolahan hasil peternakan c) Outcomes, Terkawalnya unit usaha pengolahan hasil peternakan di daerah d) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah hasil peternakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
B.
Kegiatan Daerah/Tugas Pembantuan (TP) 1.
Revitalisasi Penggilingan Padi a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 90.375.970.000,- dan terealisasi Rp. 89.075.970.000,- (98,56 %). b) Output, berkembangnya usaha dan kemitraan penggilingan padi kecil. c) Outcomes,
Terbangun
dan
beroperasinya
Usaha
dan
Kemitraan
Penggilingan Padi Kecil di 29 Propinsi, 184 Kabupaten d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit penggilingan padi yang menghasilkan beras yang berkualitas e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing padi/beras sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 2 Fasilitasi Agroindustri Jagung
32
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 10.100.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya agroindustri pengolahan jagung. c)
Outcomes,
Terbangun
dan
beroperasinya
agroindustri
pengolahan jagung di 13 Propinsi 27 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan jagung. e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan jagung sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. 3. Fasilitasi Agroindustri Kedelai a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 5.300.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya agroindustri pengolahan kedelai. c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri pengolahan kedelai di 7 Propinsi 13 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan kedelai. e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan kedelai sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. 4. Fasilitasi Agroindustri Hortikultura a) Input berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 14.450.000.000,- dan terealisasi 100% b) Output, terlaksananya fasilitasi pengolahan hasil hortikultura di tingkat Gapoktan c) Outcomes,
terfasilitasinya
teknologi
dan
sarana
pengolahan
hasil
hortikultura mengacu pada norma GMP ditingkat Gapoktan d) Benefit, meningkatnya apresiasi terhadap produk olahan hortikultura 5. Fasilitasi Sentra Pengemasan Produk Hortikultura f) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 2.750.000.000,- dan terealisasi 100 % 33
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
g) Output, terbangunnya 5 unit sentra pengemasan produk olahan hasil hortikultura tersebar di 5 propinsi h) Outcomes, meningkatnya penggunaan kemasan/labeling produk segar yang mengacu kepada kaidah GMP i) Benefit, meningkatnya nilai tambah dan daya saing olahan produk hortikultura 6. Pengembangan Agroindustri Tepung Berbasis Sumberdaya Lokal a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 9.200.000.000,- dan terealisasi Rp. 8.950.000,- (97,28 %). b) Output, berkembangnya Agroindustri Tepung Berbasis Sumberdaya Lokal c)Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri Tepung Berbasis Sumberdaya Lokal di 13 Propinsi 27 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan tepung berbasis sumberdaya lokal e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan tepung berbasis sumberdaya lokal sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. 7.
Pengembangan Agroindustri Bokar a)
Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 15.634.300,- dan terealisasi 100 %
b) Output, berkembangnya Agroindustri Bokar c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Bokar di 14 propinsi 46 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan bokar e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan bokar sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 8.
Pengembangan Agroindustri Kelapa a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 9.150.000.000,- dan terealisasi 100 % 34
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
b) Output, berkembangnya agroindustri kelapa c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Kelapa di 17 propinsi 28 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan kelapa e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan kelapa sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 9.
Pengembangan Agroindustri Atsiri a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 5.650.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Agroindustri Atsiri c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Atsiri di 11 propinsi 16 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan atsiri e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan atsiri sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
10. Pengembangan Agroindustri Mete a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 2.971.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Agroindustri Mete a) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Mete di 7 propinsi 12 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan mete e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan mete sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 11. Pengembangan Agroindustri Tebu, Gula Aren dan Lontar a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 5.875.000.000,- dan terealisasi 100 % 35
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
b) Output, berkembangnya Agroindustri Tebu, Gula Aren dan Lontar c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Tebu, Gula Aren dan Lontar di 9 propinsi 16 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan tebu, gula aren dan lontar e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan tebu, gula aren dan lontar sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan
kesejahteraan petani. 12. Pengembangan Agroindustri Gambir a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 277.800.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Agroindustri Gambir c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Gambir di 1 propinsi 1 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan gambir e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan gambir sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 13. Pengembangan Agroindustri Teh a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 500.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Agroindustri Teh c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Gambir di 1 propinsi 1 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan Teh e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan Teh sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 14. Pengembangan Agroindustri Cokelat
36
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 600.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Agroindustri Cokelat c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Cokelat di 2 propinsi 2 kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan Cokelat e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan Cokelat sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 15. Fasilitasi Pengolahan Pakan Ternak a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 9.650.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Usaha Pakan Ternak Skala Kecil c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Usaha Pakan Ternak Skala Kecil di 17 Propinsi 38 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit usaha pakan ternak skala kecil e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha pakan ternak skala kecil sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 16. Pengembangan Agroindustri Susu a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 4.200.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya agroindustri susu c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri susu di 6 Propinsi 13 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan susu e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha pengolahan susu sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 37
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
17. Fasilitasi Agroindustri Daging a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 15.225.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya agroindustri daging c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri daging di 24 Propinsi 66 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit pengolahan daging e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha pengolahan daging sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan
petani 18. Pengembangan Pengolahan Limbah Peternakan (biogas) a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 7.850.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Usaha Pengolahan Limbah Peternakan (biogas) c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Usaha Pengolahan Limbah Peternakan (biogas) di 17 Propinsi 40 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit usaha Pengolahan Limbah Peternakan (biogas) e) Impact, peningkatan nilai tambah Pengolahan Limbah Peternakan (biogas)sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani 20. Pengemasan Produk Daging a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 800.000.000,- dan terealisasi 100 % b) Output, berkembangnya Usaha Pengemasan Produk Daging c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Usaha Pengemasan Produk Dagingdi 3 Propinsi 4 Kabupaten. d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha Pengemasan Produk Daging 38
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha produk dagingsehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan
petani III.
Dukungan Manajemen 1. Pelayanan Sumber Daya Manusia Direktorat a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp. 301.850.000
,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp
287.183.500,-
atau
pencapaian target sebesar 95.141 %. b) Output, 1. Tersusunnya Data Base Kepegawaian Direktorat Pengholahan Hasil Pertanian yang up to date yang ROPAK Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian tahun 2013 dengan baik dan benar. 2. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001;2008 Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian dengan baik. 3. Terbentuknya Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidangnya. 2. Pelayanan Keuangan Direktorat a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp. 328.850.000 ,- dan terealisasi
sebesar Rp. 288.887.450,- atau
pencapaian target sebesar 87.848 %. b) Output, 1. Tersusunnya Rencana Operasian Kegiatan Direktorat Pengholahan Hasil Pertanian tahun 2013 dengan baik . 2. Tersusunya Rancangan Kegiatan Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian tahun 2014. 3. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian tahun 2013 dengan baik. 4. Tersusunnya
Laporan
Bulanan
Direktorat
Pengolahan
Hasil
Pertanian yang tepat waktu.
39
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
5. Tersusunnya
Laporan
Tahunan
Direktorat
2013
Pengolahan
Hasil
Pertanian tahun 2012 dengan baik dan benar. 3. Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan Direktorat a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp. 1.693.400 ,- dan terealisasi sebesar Rp.1.559.508.404,- atau pencapaian target sebesar 91.397 %. b) Output, Terlaksananya pelayanan perkantoran selama dua belas bulan. 3.2 Analisis Capaian Kinerja Analisis dan evaluasi capaian kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian dapat dijabarkan dalam pencapaian pada setiap sasaran per indikator kinerja serta kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran, yang difokuskan pada kegiatan tahun 2013 sebagai berikut: a)
Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian pelaku pengolahan dan pelaku bisnis lainnya dalam usaha agroindustri serta kelembagaannya
b)
Berkembangnya agroindustri terpadu di perdesaan melalui, keterpaduan sistem produksi, dan pengolahan hasil pertanian
c)
Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan profesionalisme SDM Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian
40
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Dari hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan pada setiap indikator diperoleh hasil sebagai berikut : Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Strategis Meningkatnya
Unit Usaha Pengolahan
301 Unit
721 Unit
239.5
Usaha
Hasil Tan.Pangan
Pengolahan hasil Unit Usaha Pengolahan Pertanian yang Hasil Hortikultura
74 Unit
104 Unit
140.5
Berkelanjutan
Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan
137 Unit
129 Unit
94,2
Unit Usaha Pengolahan Hasil Peternakan
173 Unit
230 Unit
133,0
Laporan dan Pembinaan
176 lap
170 Lap.
96.6
Layanan Perkantoran
12 bln
12 Bln
100
Dari target 685 unit Usaha Pengolahan hasil Pertanian yang Berkelanjutan terrealisasi sejumlah 1.178 unit. Besarnya realisasi ini disebabkan pada saat penentuan target diasumsikan bahwa 1 kabupaten hanya 1 unit usaha, namun ternyata di lapangan terdapat lebih dari 1 unit usaha setiap kabupaten Analisis capaian kinerja tahun 2013 Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian untuk setiap sasarannya dapat dijelaskan sebagai berikut : a)
Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan. Pelaksanaan kegiatan pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan tahun 2013 target indikatornya yang telah tercapai dengan baik bahkan melebihi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 239.5% terdiri dari: 1)
Penggilingan padi sejumlah 560 unit di 360 kabupaten/kota dengan kapasitas antara 1 s/d 2 ton/jam. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan Penggilingan padi dengan mengutuhkan penggilingan 41
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
padi yang telah ada dengan menambah/mengganti komponen alsin penggilingan serta membangun penggilingan padi baru. 2)
Kelompok
usaha
kacang-kacangan
sebanyak
23
unit
di
13
kabupaten/kota. Kegiatan ini dilakukan melalui fasilitasi sarana dan alat pengolahan kacang-kacangan dengan jenis olahan yang dikembangkan sesuai dengan bahan baku yang tersedia, kemampuan kelompok serta peluang pasar yang ada. 3)
Kelompok usaha Tepung sebanyak 48 unit di 27 kabupaten/kota, melalui kegiatan pengembangan agroindustri tepung berbasis sumberdaya lokal. Tepung yang dikembangkan antara lain tepung tapioca, cassava, cassava terfermentasi serta tepung jenis lainnya.
4)
Kelompok usaha jagung sebanyak 90 unit di 13 kabupaten/kota, melalui kegiatan pengembangan agroindustri jagung.
Secara rinci data lokasi pengembangan usaha pengolahan hasil tanaman pangan terlampir. Dalam rangka mendukung pencapaian target indikator sasaran, telah dilakukan beberapa kegiatan baik di tingkat pusat maupun propinsi dan kabupaten/kota. Untuk kegiatan pusat terdapat 14 rencana kegiatan yang telah dilaksanakan seluruhnya yaitu 1) Penyusunan Pedoman Teknis Tanaman Pangan 2) Penyusunan Buku SPO Mocaf. 3) Bimbingan Teknis Agroindustri Tanaman Pangan (Padi). 4) Fasilitasi Teknologi Pengolahan hasil Tanaman Pangan. 6) Pengawalan Pengembangan Agroindustri Tepung Mocaf (Rapat Koordinasi, Pembahasan, Workshop). 7) Pemutakhiran Data Base Pengolahan Tepung. 8) Pemuktahiran Data Base Penggilingan Padi. 9) Pembahasan Sistem Informasi Agroindustri
Penggilingan
Penggilingan
Padi
Padi.
Terintegrasi
10) 11)
Pembahasan Rapat
Konsep
Koordinasi
Agroindustri
Pengembangan
Agroindustri Penggilingan Padi. 12) Film Agroindustri Tepung Mocaf. 13) Gelar Teknologi
Pengolahan
Hasil
Pertanian.
14)
Workshop
Pengembangan
Penggilingan Padi.
42
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
Sedangkan
kegiatan
Pendampingan
dekonsentrasi
Pengolahan
Hasil
yaitu
Pembinaan
Pertanian,
2013
Pengawalan
Pemutakhiran
Data
dan dan
Optimalisasi Pengolahan Hasil seluruhnya telah dilaksanakan. Begitu pula dengan kegiatan fasilitasi
yang dilakukan melalui Tugas Pembantuan sudah
dilaksanakan hampir di seluruh kabupaten/kota, namun ada 3 lokasi yang tidak terealisasi yaitu 2 revitalisasi di Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo, serta 1 agroindustri tepung di Kabupaten Belitung Timur b)
Pengembangan Pengolahan Hasil Hortikultura Pencapaian sasaran yang dilakukan dari pengembangan pengolahan hasil hortikultura yaitu 98 unit (capaian kinerja sebesar 132.4%). Kegiatan pengembangan pengolahan hortikultura di kabupaten/kota tahun 2013 tersebar di 22 Propinsi dan 65 kabupaten/kota dengan basis pengolahan komoditi sayuran, buah dan tanaman obat. Penyebaran tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Pengembangan Agroindustri hortikultura berbasis buah dan sayuran sejumlah 72 Unit di 49 kabupaten/kota,.
2)
Pengembangan
Agroindustri
hortikultura
berbasis
Tanaman
Obat
sejumlah 24 unit di 14 kabupaten/kota 3)
Pengembangan Agroindustri hortikultura lainnya sejumlah 2 unit di 2 kabupaten/kota
Selain itu pad atahun 2013 dilakukan fasilitasi pembuatan sentra pengemasan produk hortikultura sejumlah 6 unit di 6 propinsi. Secara rinci data lokasi pengembangan usaha pengolahan hasil hortikultura terlampir. Pengembangan pengolahan hasil hortikultura tahun 2013 ditempuh melalui kegiatan-kegiatan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Kegiatan yang
dilakukan pusat adalah: 1) Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil, 2) Pertemuan Koordinasi Teknis Pengolahan Hasil Pertanian, 3)
Fasilitasi Gelar Teknologi 43
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
Pengolahan Hasil
Pertanian,
2013
4)Pembinaan Sentra Pengemasan Produk
Hortikultura, 5) Pertemuan Nasional Asosiasi Pengolah Hasil Hortikultura, 6) Film Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura, 7) Koordinasi Antar Instansi dan 8) Fasilitasi Pelaku Usaha Pengolahan Hortikultura. Sedangkan kegiatan tingkat kabupaten adalah fasilitasi peralatan pada pengembangan
agroindustri
hortikultura
dan
biofarmaka
melalui
tugas
pembantuan di kabupaten didukung dengan kegiatan penunjang lainnya yaitu :1) Fasilitasi Agroindustri Hortikultura; 2)
Fasilitasi
Sentra Pengemasan Produk
Hortikultura c)
Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan Pencapaian sasaran yang dilakukan dari pengembangan pengolahan hasil perkebunan yaitu 129 unit
(capaian kinerja sebesar 94,16%). Kegiatan
pengembangan pengolahan perkebunan di kabupaten/kota tahun 2013 tersebar di 31 Propinsi dan 116 kabupaten/kota. Penyebaran tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Pengembangan agroindustri Bokar sejumlah 49 Unit di 49 kab/kota.
2.
Pengembangan agroindustri atsiri sejumlah 16 Unit di 16 kab/kota
3.
Pengembangan agroindustri kelapa sejumlah 22 Unit di 22 kab/kota
4.
Pengembangan agroindustri gula tebu sejumlah 12 Unit di 12 kab/kota
5.
Pengembangan agroindustri gula kelapa sejumlah 6 Unit di 6 kab/kota
6.
Pengembangan agroindustri gula aren sejumlah 4 Unit di 4 kab/kota
7.
Pengembangan agroindustri mete sejumlah 12 Unit di 12 kab/kota
8.
Pengembangan agroindustri kakao sejumlah 1 Unit di 1kab/kota
9.
Pengembangan agroindustri kemasan sejumlah 3 Unit di 3 kab/kota
10. Pengembangan agroindustri gambir sejumlah 1 Unit di 1 kab/kota 11. Pengembangan agroindustri cokelat sejumlah 1 Unit di 1 kab/kota 12. Pengembangan agroindustri teh sejumlah 1 Unit di 1 kab/kota 44
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Kegiatan fasilitasi yang dilakukan melalui Tugas Pembantuan tidak dapat dilaksanakan seluruhnya dikarenakan terdapat 5 lokasi mengalami pemotongan anggaran (Atsiri di Takalar Sulsel, Kelapa di Pelelawan Riau, Gula Tebu di Cirebon Jabar, Kemasan di Tanah karo sumut, Teh di Bandung Jabar) dan 3 lokasi tidak realisasi (karet di Lebak Banten, Kelapa di Pandeglang Banten dan Gowa Sulsel) Secara rinci data lokasi pengembangan usaha pengolahan hasil perkebunan terlampir. Pencapaian target pengembangan UPH perkebunan tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pusat sampai daerah. Kegiatan pusat yang dilakukan yaitu : 1) Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Kakao, 2) Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Teh, 3) Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Perkebunan, 4) Fasilitasi Pertemuan ICCO, 5) Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Tahunan, 6) Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Semusim, 7) Pembinaan Pengolahan Minyak Atsiri, 8) Optimalisasi Unit Pengolahan Hasil Perkebunan, 9) Rapat Koordinasi Teknis Pengolahan Bokar Bersih, 10) Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dan
11)
Monitoring dan Evaluasi Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Tahunan. Sedangkan kegiatan dekonsentrasi yaitu Bimbingan Teknis dan Manajemen Agroindustri Perkebunan di tingkat propinsi seluruhnya telah dilaksanakan. d)
Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan Pencapaian sasaran yang dihasilkan dari pengembangan pengolahan hasil peternakan sejumlah 230 unit atau 133% yaitu: 1. Pengolahan Susu 14 unit usaha di 13 kabupaten/kota 2. Pengolahan Daging 122 unit usaha di 70 kabupaten/kota 3. Pengolahan Pakan Ternak Skala Kecil 43 unit usaha di 41 kabupaten/kota 4. Pengolahan komoditas peternakan lainnya sebanyak 47 unit usaha.
45
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Selain itu difasilitasi kepada pengelola Pengemasan Daging sejumlah 4 unit untuk 4 kelompok usaha 3 kabupaten/kota Pencapaian tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan pusat maupun daerah.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pusat antara lain : 1)
Penyusunan Pedoman Pengolahan limbah Ternak (Biogas). 2) Pembahasan Pedoman Teknis Pengolahan Hasil Peternakan. 3) Bimtek Pengolahan Pakan Ternak Skala Kecil dan Penanganan Limbah Peternakan. 4) Sosialisasi Pedoman Pengolahan Limbah Ternak (Biogas). 5) Workshop Nasional Agroindustri Persusuan. 6) Seminar Pengembangan Agroindustri Persusuan di Perguruan Tinggi. 7) Bimtek Pengolahan Hasil Peternakan (Daging dan Susu). 8) Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Pengolahan Susu. 9) Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. 10) Pengawalan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan di tingkat propinsi melalui dana dekonsentrasi
adalah
Pengolahan Hasil
1)
Pembinaan,
Peternakan;
2)
Pengawalan
Bimbingan Teknis
dan
Pendampingan
Pengolahan Hasil
Peternakan; 3) Sosialisasi dan Apresiasi Pengolahan Hasil Peternakan. Selain kegitan tersebut dilakukan pula kegiatan yang bersifat Tugas pembantuan yang dilaksanakan kabupaten/kota yaitu : 1) Pengembangan Agroindustri Susu; 2) Fasilitasi Agroindustri Daging; 3) Fasilitasi Pengolahan Pakan Ternak S; 4) Pengembangan Pengelolaan Limbah Ternak (Biogas); 5) Pengemasan Produk Daging. e)
Laporan dan Pembinaan Dalam hal mendukung kegiatan –kegiatan teknis, maka dilakukan pula pengukuran kinerja dalam mendukung kelancaran pelaksanaan teknis melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat administrative dan manajemen. Indicator kinerja sasaran yang telah ditargetkan tahun 2013 telah tercapai 176 laporan tercapai 46
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
170 laporan dan pembinaan atau sebesar 98%. dengan kegiatan yang mencakup pembinaan SDM, pembinaan dan pengawalan kegiatan, pengelolaan Keuangan dan ketatausahaan, dll. f)
Layanan Perkantoran Kegiatan-kegiatan lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan teknis adalah pelayanan perkantoran. Kegiatan ini ditargetkan 12 bulan selama tahun 2013. Kegiatan tersebut antara lain dukungan manajemen dan pelayanan bidang rumah tangga perlengkapan yang dilaksanakan selama 1 tahun penuh.
3.3 Evaluasi Kinerja Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap capaian kinerja berdasarkan rencana kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian telah berhasil mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan. Namun untuk komoditi pengolahan hasil perkebunan tidak mencapai target 100% dikarenakan adanya penghematan anggaran sebanyak 5 unit di 5 Kabupaten (Kab. Takalar, Kab. Pelalawan, Kab. Tanah Karo, Kab. Cirebon dan Kab. Bandung). Serta 3 Kabupaten (Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang propinsi Banten dan kab. Gowa Propinsi Sulawesi Selatan) disebabkan pihak penyedia barang tidak dapat menyelesaikan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan. Meskipun komoditi pengolahan tanaman pangan (revitalisasi pengilingan padi) melampaui target, namun terdapat 2 kabupaten (kab. Wonogiri dan kabupaten sukoharjo) dan fasilitasi pengembangan tepung lokal di kabupaten Belitung Timur yang tidak dapat melaksanakan kegiatan tugas pembantuan dikarenakan penyedian barang dan jasa tidak bisa menyediakan alsin sampai dengan batas waktu yang ditentukan. Apabila dilihat dari kinerja tahun anggaran 2012, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian pada tahun anggaran 2013 mengalami peningkatan, hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya agroindustri di perdesaan ditempuh melalui pengembangan Unit Pengolahan Hasil (UPH). Unit 47
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Pengolahan Hasil (UPH) adalah industri pengolahan hasil pertanian skala kecil dan rumah tangga yang berbasis di perdesaan. Unit Pengolahan Hasil (UPH) Pertanian merupakan program
terobosan dalam mempercepat penumbuhan pendapatan
masyarakat petani dan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Sebagai program terobosan, Unit Pengolahan Hasil (UPH) Pertanian dikembangkan dengan mengacu pada skala usaha yang ekonomis, sehingga fungsi pelayanan dapat berkembang ke arah peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi untuk memasok pasar. Pada tahun anggaran 2013 Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian menetapkan target untuk kegiatan pembangunan pengolahan hasil pertanian melalui alokasi Tugas Pembantuan baik di Kabupaten/Kota sebanyak
685 unit usaha dan dapat
direalisasikan sejumlah 1.186 atau 173.1% . Tahun 2012 unit pengolahan hasil pertanian berjumlah 806 unit dan tahun 2013 sejumlah 1.184 unit. Pertumbuhan pengembangan jumlah unit pengolah hasil tanaman pangan dan peternakan mengalami kenaikan masing-masing 128.88% dan 18.55%. Sedangkan untuk unit usaha pengolahan hasil hortikultura dan perkebunan mengalami penurunan masing-masing sebesar 12.60% dan 27.52%. Jika dilihat secara keseluruhan unit usaha pengolahan hasil pertanian
mengalami kenaikan
sebesar
46.89 % dibandingkan dengan tahun 2012. Table 1. Capaian Kinerja tahun 2010-2013 No 1 2 3 4
Unit Usaha Unit Usaha Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Unit Usaha Pengolahan Hasil Hortikultura Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan Unit Usaha Pengolahan Hasil Peternakan Jumlah
2013
Progress 20122013 (%)
315 721 119 104 178 129 194 230 806 1.184
128.88 (12.60) (27.52) 18.55 46.89
Tahun (Unit) 2010
2011
97
193
21 24 76 218
65 121 81 460
2102
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan selama ini, usaha pengolahan hasil pertanian sudah mulai berkembang khususnya pada skala kecil dan menengah, namun dinilai relatif belum mampu secara optimal memberikan kontribusi pada kesejahteraan 48
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
para pelakunya. Disamping itu, produk olahan yang dihasilkan belum sepenuhnya dapat memenuhi permintaan dalam negeri meskipun bila dilihat dari segi protensi cukup tersedia. Dalam rangka mewujudkan pembinaan secara efektif dan efisien, telah dirumuskan program-program kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan. Memahami, bahwa pembinaan pada bidang pengolahan hasil pertanian tersebut melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi lain didalam dan diluar lingkup Kementerian Pertanian, maka kerjasama yang harmonis secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para pelaku usaha agribisnis, pemerintah daerah, dan masyarakat luas yang merupakan komponen utama didalam sistem agribisnis nasional juga sangat dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung, diharapkan program-program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu,
bentuk usaha pengolahan hasil pertanian yang berbasis di
perdesaan, perlu lebih ditumbuhkembangkan lagi dengan mengacu kepada potensi sumberdaya setempat, dan mengimplementasikan model pembinaan yang terintegrasi antara hulu dan hilir serta terkoordinasi dengan program-program terkait yang ada di daerah dengan prinsip pembinaan yang berkesinambungan setiap tahun. Selain itu program
pengembangan
dan
penguatan
agroindustri
perdesaan
harus
terus
dilaksanakan dengan menggerakkan komponen stakeholders (instansi pemerintah, Pemda, Perguruan Tinggi, swasta, asosiasi, perhimpunan profesi, LSM dan lain-lain) secara sinergis dan berkelanjutan. Beberapa permasalahan yang ditemui dilapangan antara lain masalah kelembagaan, SDM, Pembinaan, teknologi, site manager dan pembagian peralatan : a. Kelembagaan Penentuan
dan
penetapan
calon
penerima/calon
lokasi
(CP/CL)
Gapoktan/kelompok tani penerima/pengelola bantuan peralatan masih kurang cermat. Sehingga Gapoktan/kelompok terpilih kurang memenuhi persyaratan atau belum
siap
menjalankan
usaha
pengolahan
yang
disebabkan
kurangnya
49
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
kemampuan
manajerial
dan
jiwa
kewirausahaan
2013
(entrepeunership)
dalam
pengelolaan usaha pengolahan. b. Pembinaan Kurangnya dukungan pembinaan dari Pemda Propinsi dan Kabupaten/Kota. Hal ini terkait dengan keterbatasan petugas dinas propinsi dan kabupaten/kota yang menguasai pengetahuan tentang pengolahan hasil pertanian. c. SDM Keterbatasan sumberdaya manusia dalam Gapoktan/kelompok yang menguasai teknologi dan pemasaran produk olahan. Hal ini disebabkan karena lemahnya pelatihan, pengenalan teknologi dan pemagangan. d. Teknologi Peralatan mesin yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung sumberdaya yang ada di lokasi. (misalnya: daya listrik, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan, dsb), Hal ini disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh oleh pelaksana kegiatan. e. Site Manager Site manager tidak berada dilokasi karena daerah binaan terlalu luas
yaitu
cakupan luas kabupaten. f. Fasilitasi Sarana Terkait dengan identifikasi/verifikasi CP/CL, daerah sering melakukan pemerataan bantuan sehingga kegiatan tidak fokus. Untuk itu ditekankan agar pada TA. 2013 bantuan peralatan tidak dipecah pada kelompok kecil tetapi pada kelompok yang memenuhi skala ekonomi. 3.4.
Akuntabilitas Keuangan Program pengembangan pengolahan hasil pertanian yang dilaksanakan oleh
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian pada tahun 2013 terdiri dari a) Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan; b) Pengembangan Pengolahan Hasil Hortikultura; c) Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan; d) Pengembangan Pengolahan Hasil 50
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Peternakan; e) Dukungan Manajemen Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian; f) Serta alokasi kegiatan melalui dana dekonsentrasi di tingkat Propinsi dan Tugas Pembantuan Propinsi/Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan pengembangan pengolahan hasil pertanian mendapatkan Alokasi pagu anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar
Rp. 264.811.721.000,-
terealisasi Rp. 248.663.438.000,- (93,90%). Sampai dengan akhir bulan Desember 2013kegiatan Pusat Rp.10.266.573.000,-terealisasi sebesar Rp. 9.701.786.628,(94,%), kegiatan propinsi (Dekonsentrasi) Rp.37.681.971.000,- terealisasi sebesar Rp.33.935.691.000,- (90,06%), dan Kegiatan Tugas Pembantuan Rp. 216.863.177.000, terealisasi sebesar Rp. 205.002.321.000,-(94,53%).
3.5.
Analisis Sumberdaya Manusia Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian merupakan salah satu unit kerja eselon II
pada Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai tugas pokok : melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian menyelenggarakan fungsi :
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
51
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan; dan
Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010,dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian didukung oleh unit kerja Eselon III terdiri dari: a. Sub Direktorat Tanaman Pangan b. Sub Direktorat Hortikultura c. Sub Direktorat Perkebunan d. Sub Direktorat Peternakan Masing – masing Sub Direktorat didukung oleh 2 (dua) seksi dan staf yang kompeten di bidangnya.
Keragaan pegawai Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian
dilihat dari jenjang Struktural dan Fungsional adalah sebagai berikut: a. Pejabat eselon II = 1 orang b. Pejabat eselon III = 4 orang c. Pejabat eselon IV = 9 orang d. Pejabat fungsional umum/staf = 31 orang Jumlah keseluruhan pegawai yang berada di Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian sebanyak 45 (empat puluh lima) orang. Terdiri dari S3 (1 orang), S2 (13 orang), S1 (22 orang), D3 (4 orang), SLTA (5 orang). Sedangkan keragaan SDM berdasarkan tingkat pendidikan seprti terlihat pada tabel 1.
52
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Tabel 2 : Keragaan SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan TINGKAT PENDIDIKAN No
UNIT KERJA
1.
Direktur
2.
Subdit Pangan
STRATA STRATA STRATA DIPLOMA SLTA SLTP III II I III
Jumlah
-
1
-
-
-
-
1
Tanaman
1
2
6
-
-
-
9
3.
Subdit Hortikultura
-
4
3
1
-
-
8
4.
Subdit Perkebunan
-
4
4
-
1
-
9
5.
Subdit Peternakan
-
2
6
-
-
-
8
6.
Tata Usaha
-
-
3
3
4
-
10
Jumlah
1
13
21
5
5
0
45
Sedangkan SDM Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian ditinjau dari pangkat dan golongan adalah IV/c (1 orang), IV/b (2 orang), IV/a (4 orang), III/d (9 orang), III/c (6 orang), III/b (6 orang), III/a (11 orang), II/d (2 orang), II/c (1 orang), II/b (3 orang). Keragaan SDM berdasarkan pangkat dan golongan seperti terlihat pada tabel 3.
53
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
Tabel 3 : Keragaan SDM Berdasarkan Pangkat dan Golongan No
UNIT KERJA
PANGKAT DAN GOLONGAN IV/c
IV/b
IV/a
III/d
III/c
III/b
III/a
II/d
II/c
II/b
II/a
Jumla h
1
Direktur
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
Subdit Tanaman Pangan
-
-
1
2
2
2
2
-
-
-
-
9
3
Subdit Hortikultura
-
1
-
2
2
-
3
-
-
-
-
8
4
Subdit Perkebunan
-
1
1
2
1
2
2
-
-
-
-
9
5
Subdit Peternakan
-
-
2
1
1
1
3
-
-
-
-
8
6
Tata Usaha
-
-
-
2
-
2
2
4
-
-
-
10
Jumlah
1
2
4
9
6
6
11
2
1
3
-
45
54
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
BAB IV. TINDAK LANJUT
1.
Perlunya koordinasi dan perencanaan yang matang pada awal tahun anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan serta peran aktif dari personil yang menangani adminitrasi dan keuangan perlu ditingkatkan.
2.
Agar
Tugas
pembantuan
dapat
terealisasi
dengan
baik,
maka
perlu
pendampingan dan pengawalan dari instansi pusat, propinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu dana perjalanan untuk pendampingan dan pengawalan harus cukup tersedia. 3.
Penguatan kelembagaan unit usaha kelompok/gapoktan masih diperlukan melalui bimbingan teknis (aspek teknis dan aspek manajemen) secara berjenjang dan program pendampingan di tingkat kelompok/gapoktan, serta penguatan di organisasi kelompok melalui manajemen kelembagaan kelompok, pengembangan usaha terintegrasi (produk olahan).
4.
Pengembangan agroindustri perdesaan berbasis kelompok, dan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi dalam bentuk bantuan peralatan kepada kelompok didorong untuk dapat dikelola secara profesional oleh pengelola (Site Manager) dan dikawal/didampingi oleh Sarjana Membangun Desa (SMD). Hal tersebut sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja dalam pelaksanaan Tugas Pembantuan. Keberadaan site manager dalam rangka mengawal kegiatan tersebut tetap diperlukan dan diharapkan alokasi dana untuk site manager tersebut disediakan pusat, sedangkan pengelolaan fasilitasi bantuan dianggarkan dari propinsi terkait.
55
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
BAB V PENUTUP
Pertumbuhan pengembangan jumlah unit usaha pengolah hasil pertanian tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 46.89% jika dibandingkan dengan tahun 2012. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap capaian kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mampu melampaui target telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2013 yaitu 685 unit dan terrealisasi 1.186 unit atau 173.1%. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan pimpinan serta kesadaran seluruh jajaran (staf teknis maupun administrasi) lingkup Direktorat PHP untuk secara terus menerus meningkatkan kinerja, mengembangkan sistem dan prosedur kerja, melengkapi sarana dan prasarana kerja, serta mengembangkan kapabilitas dan kompetensi dibidangnya. Disamping keberhasilan yang telah tercapai namun masih ditemukan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar pencapaian kinerja pada masa yang akan datang dapat lebih ditingkatkan lagi. Pembinaan yang intensif terhadap staf juga merupakan tugas yang harus diselesaikan untuk menjaga kualitas SDM lingkup Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian sehingga tidak menjadi kendala dalam pencapaian kinerja.
56
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
2013
LAMPIRAN
57