LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR
:
2
TANGGAL
:
13
TAHUN Mei
2011 2011
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Malang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun 1965 dengan pusat pemerintahan berada di Kota Malang, namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008 maka Ibukota Kabupaten Malang dipindahkan dari Wilayah Kota Malang ke wilayah Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Adapun tujuan umum pembentukan Kabupaten Malang selaras dengan semangat dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat yang merupakan warisan leluhur pendahulu yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur material spiritual diatas dasar kesucian yang langgeng (abadi) dan dikenal dengan sesanti Satata Gama Karta Raharja. Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Periode 2010-2015 ini adalah hasil pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2010 yang disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.35–803 Tahun 2010 tentang Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Malang Provinsi Jawa Timur serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.35–804 Tahun 2010 tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Bupati Malang dan Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Malang Provinsi Jawa Timur. Dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta peraturan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan komitmen politik pemerintah untuk menata kembali dan meningkatkan sistem, mekanisme, prosedur dan kualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang lebih baik, demokratis, dan pembangunan daerah berkelanjutan. Dalam peraturan dan perundangan baru, penyusunan rencana dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan dan akuntabel, konsisten dengan rencana lainnya yang relevan, juga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholders dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi implementasinya. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 telah ditetapkan proses pelaksanaan desentralisasi dimana Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian proses, mekanisme dan tahapan perencanaan
2 yang dapat menjamin keselarasan pembangunan antar daerah tanpa mengurangi kewenangan yang diberikan. Selanjutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, dan tanggap terhadap perubahan, demikian juga perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, sehingga perencanaan pembangunan daerah harus disusun secara terpadu (integrated), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (aplicable) dan berkelanjutan (sustainable). Undang–Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menetapkan bahwa daerah kabupaten/kota yang memiliki Kepala Daerah baru diharuskan memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang 32 Tahun 2004, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ini pula diamanatkan bahwa daerah kabupaten/kota wajib memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa pengertian RPJMD adalah dokumen rencana pembangunan jangka menengah, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun. Yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi. Selanjutnya pula berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 bahwa RPJMD ditetapkan paling lambat 6 bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Sebagai suatu dokumen rencana yang penting sudah sepatutnya Pemerintah Daerah bersama DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian penuh pada proses penyusunan dokumen RPJMD, dan yang tentunya diikuti dengan pemantauan, evaluasi, dan review berkala atas implementasinya. Dokumen RPJMD ini disusun guna menjabarkan visi dan misi serta program Kepala Daerah terpilih sesuai dengan janji-janjinya di masa kampanye berdasarkan isu dan permasalahan strategis dan potensi Kabupaten Malang. Dalam rangka tetap menjaga sinkronisasi perencanaan antar level pemerintahan dalam jangka menengah baik dalam hal program pembangunan di daerah, provinsi, maupun pusat, maka RPJMD Kabupaten Malang disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 dan memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2010–2014 dan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009–2014 yang telah ditetapkan lebih dahulu. Pada tahapan pembangunan pertama RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 selama kurun waktu 5 tahun yang lalu banyak permasalahan pembangunan di Kabupaten Malang yang telah ditangani dan mengalami perubahan yang cukup signifikan baik dalam segi pelayanan pemerintahan maupun pembangunan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya kepercayaan masyarakat antara lain disebabkan banyaknya permasalahan yang dapat diatasi
3 secara bersama serta memberikan rasa kepuasan kepada masyarakat, dengan demikian dapat mensinergikan ketiga kekuatan utama pembangunan yaitu pemerintah dan DPRD, dunia usaha serta masyarakat, walaupun masih banyak permasalahan pembangunan dan kemasyarakatan yang masih harus ditangani kedepan. Namun hal yang mendasar dari keberhasilan pembangunan 5 tahun tahap pertama RPJPD Kabupaten Malang adalah telah mampu menggeser paradigma pembangunan dari ketergantungan sepenuhnya kepada pemerintah menjadi pembangunan terpadu antar stakeholder dan paradigma pembinaan masyarakat menjadi pemberdayaan serta mampu pula merubah paradigma aparatur dari kebiasaan yang minta dilayani menjadi melayani masyarakat. RPJMD sebagai dokumen perencanaan 5 tahunan merupakan penjabaran RPJPD yang memiliki kurun waktu 20 tahun. RPJMD selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). RPJM Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010–2015 merupakan dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 tahun kedepan. Dengan demikian, substansi materi didalamnya harus mengacu dan mengarah bagi terwujudnya ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan pemanfaatan ruang baik kebijakan struktur ruang maupun pola ruang. Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/915/II/Bangda tanggal 3 Maret 2011 perihal Konsultasi Rancangan Akhir RPJMD dan RKPD, dijelaskan bahwa periodesasi RPJMD sesuai dengan masa jabatan Kepala Daerah terpilih terhitung sejak dilantik sedangkan Bupati Malang dan Wakil Bupati Malang dilantik pada tanggal 26 Oktober 2010, maka dengan demikian RPJMD Kabupaten Malang ditetapkan periodesasinya Tahun 2010-2015, walaupun secara substansi perencanaan Tahun 2010 sudah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 yang telah dilaksanakan serta telah dipertanggung jawabkan melalui Laporan Keterangan Pertangung Jawaban (LKPJ) Tahun 2010 tanggal 14 Maret 2011. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku antara lain 1) landasan idiil Pancasila, 2) Landasan konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. serta landasan operasional sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
4 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan
Pemerintah
Nomor
39
Tahun
2006
tentang
Tata
Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah; 19. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Malang Dalam Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025. 23. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang;
5 1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan lainnya Gambar 1.1 Hubungan RPJMD Kabupaten Malang dengan Dokumen lainnya RPJM NASIONAL
RPJMD PROVINSI JATIM
RTRW PROVINSI JATIM
RPJPD KABUPATEN MALANG
RPJMD KABUPATEN MALANG
RKPD KABUPATEN MALANG
RTRW KABUPATEN MALANG RENSTRA SKPD TH. 2010-2015 RENJA SKPD
1.3.1 RPJM Nasional RPJM Nasional Tahun 2010-2014 menyebutkan bahwa visi Indonesia Tahun 2010-2014 adalah terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan, serta dengan misi 1) melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera, 2) memperkuat pilar-pilar demokrasi, 3) memperkuat dimensi keadilan di semua bidang. Untuk mewujudkan visi misi tersebut Pemerintah memiliki 5 agenda pembangunan yaitu 1) Pembangunan Ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, 2) perbaikan tata kelola pemerintahan, 3) penegakan pilar demokrasi, 4) penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, 5) Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Dengan 11 prioritas pembangunan nasional yaitu (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. 1.3.2 RPJMD Provinsi Jawa Timur RPJM Daerah Jawa Timur Tahun 2009-2014 memiliki visi terwujudnya Jawa Timur yang makmur dan berakhlak dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mempunyai satu misi mewujudkan makmur bersama wong cilik melalui APBD untuk rakyat. Untuk mewujudkan visi misi tersebut maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki 9 agenda utama yaitu 1) Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin. 2) Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik, dan meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat. 3) Meningkatkan percepatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama pertanian dan pedesaan. 4) Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan
6 sumber daya alam, dan penataan ruang. 5) Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik. 6) Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial. 7) Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender, dan meningkatkan peran pemuda, serta mengembangkan dan memasyarakatkan olahraga. 8) Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan penghormatan hak asasi manusia. 9) Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo. 1.3.3 RTRW Provinsi Jawa Timur Arahan Pengembangan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur yang cukup terkait dengan Kabupaten Malang adalah tentang struktur pemanfaatan ruang wilayah, menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan permukiman perdesaan dan perkotaan serta sistem perwilayahan di Provinsi Jawa Timur sehingga terjadi pemerataan pelayanan, mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan. Perwilayahan Jawa Timur direncanakan dalam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) dengan kedalaman penataan struktur pusat permukiman perkotaan yang dibagi dalam 9 SWP yaitu 1) SWP Gerbangkertosusila Plus, 2) SWP Malang Raya, 3) SWP Madiun dan sekitarnya, 4) SWP Kediri dan sekitarnya, 5) SWP Probolinggo, Lumajang, 6) SWP Blitar, 7) SWP Jember, 8) SWP Banyuwangi, 9) SWP Madura dan Kepulauan. Sedangkan kedudukan Kabupaten Malang di dalam orde-orde perkotaan di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang termasuk dalam Orde II-B yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang sistem metropolitan dan sebagai pusat pertumbuhan wilayah dengan potensi utama pertanian, industri dan pariwisata. 1.3.4 RTRW Kabupaten Malang Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Malang adalah 1) Kebijakan dan strategi perencanaan ruang wilayah yang meliputi penetapan struktur ruang wilayah, penetapan pola ruang wilayah, penetapan kawasan strategis serta penetapan fungsi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. 2) Kebijakan dan strategi penetapan struktur ruang wilayah daerah memuat kebijakan dan strategi sistem perdesaan; kebijakan dan strategi sistem perkotaan; kebijakan dan strategi penetapan fungsi kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan; kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah. RTRW Kabupaten Malang sampai dengan akhir 2009 sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 11 Tahun 2003 yang mengarahkan Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) menjadi 8 SSWP yaitu 1) SSWP I Ngantang 2) SSWP II Lingkar Kota Malang 3) SSWP III Lawang 4) SSWP IV Tumpang 5) SSWP V Kepanjen 6) SSWP VI Donomulyo 7) SSWP VII Gondanglegi 8) SSWP VIII Dampit. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang SSWP diubah menjadi 6 Wilayah Pengembangan (WP) yang terdiri 1) WP I lingkar kota Malang 2) WP II Kepanjen 3) WP III Ngantang, 4) WP IV Tumpang, 5) WP V Turen dan Dampit, 6) WP VISumbermanjing Wetan.
7
1.3.5 RPJPD Kabupaten Malang RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam penyusunan RPJMD karena RPJMD Tahun 2010-2015 ini merupakan bagian tahapan pembangunan kedua. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan ini mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan, atas dasar pemikiran tersebut tahapan skala prioritas utama dalam Tahapan Pembangunan kedua RPJPD (2010-2015) yaitu: 1) Meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat dengan mengembangkan sistem informasi hukum; 2) Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik; 3) Mengembangkan perekonomian berbasis pertanian, pertambangan, kelautan, industri, perdagangan dan pariwisata yang didukung infrastruktur yang memadai; 4) Mengembangkan sistem pengamanan, perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup; 5) Mengurangi kemiskinan, pengangguran dan perbaikan iklim ketenagakerjaan; 6) Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan; 7) Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan kualitas keluarga dan pengarusutamaan gender, serta diarahkan pula pada sasaran untuk melanjutkan program-program RPJMD Tahap I yang belum terselesaikan. 1.3.6 Renstra SKPD Penyusunan Renstra SKPD harus mengacu dan berpedoman pada RPJMD. Kinerja penyelenggaraan urusan SKPD akan sangat mempengaruhi kinerja pemerintahan daerah dan Kepala Daerah selama masa kepemimpinannya. Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi SKPD untuk mengklarifikasikan secara eksplisit visi dan misi Kepala Daerah terpilih dan RPJMD, kemudian menerjemahkan kedalam rencana strategis SKPD, dan disajikan secara sistematis, dan terpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas SKPD serta dilengkapi dengan indikator atau tolok ukur pencapaiannya. 1.3.7 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Malang RKPD merupakan dokumen perencanaan pemerintah untuk periode satu tahun dan merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat a) rancangan kerangka ekonomi daerah b) program prioritas pembangunan daerah dan c) rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju, yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar penyusunan KUA-PPAS. 1.3.8 Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 tahun yang merupakan penjabaran dari Renstra SKPD yang memuat: a) program dan kegiatan; b) lokasi kegiatan; c) indikator kinerja; d) kelompok sasaran; e) pagu indikatif dan prakiraan maju.
8 1.4. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan 1.5. Maksud dan Tujuan BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.4. Aspek Daya Saing Daerah BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.3. Kerangka Pendanaan Tahun 2011-2015 BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan Kabupaten Malang 4.2. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Malang 4.3. Fokus Pembangunan Sektoral BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 5.2. Misi 5.3. Tujuan 5.4. Sasaran BAB VI AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Agenda dan Prioritas Pembangunan 6.2. Strategi Pembangunan 6.3. Arah Kebijakan Umum 6.4. Icon Promotif 6.5. Kerjasama Antar Kabupaten/Kota BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAANNYA BAB IX INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Pedoman Transisi 10.2. Kaidah Pelaksanaan 1.5. Maksud dan Tujuan 1.5.1 Maksud 1. Sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan arah kebijakan pembangunan dan strategi pembangunan daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang serta dalam rangka menjamin keberlanjutan pembangunan jangka panjang (sustainibility development) dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang sehingga secara
9 bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Malang. 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Malang serta menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan. 3. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah. 4. Sebagai dasar komitmen bersama antara eksekutif, legislatif dan pemangku kepentingan pembangunan terhadap program-program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan kurun waktu 5 tahun dalam rangka pencapaian visi misi daerah. 1.5.2. Tujuan 1. Tersedianya dokumen RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yang menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). 2. RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 sebagai indikator evaluasi kinerja lima tahunan pemerintah daerah.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Aspek Geografi 1. Karakter Lokasi dan Wilayah Wilayah Kabupaten Malang terletak pada wilayah dataran tinggi dengan koordinat antara 112O17’10,90” – 122O57’00,00” Bujur Timur, 7O44’55,11” – 8O26’35,45” Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.534,86 km2 atau 353.486 ha terletak pada urutan luas terbesar kedua setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Timur, terdiri dari 33 Kecamatan 12 Kelurahan, 378 Desa, 3.217 Rukun Warga (RW) dan 14.718 Rukun Tetangga (RT), yang tersebar pada wilayah perkotaan dan perdesaan dan terletak antara 0–2000 m dari permukaan laut. Wilayah datar sebagian besar terletak di Kecamatan Bululawang, Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran, Pakisaji sebagian Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis, Dampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum, Gedangan. Wilayah bergelombang terletak di wilayah Sumbermanjing Wetan, Wagir dan Wonosari. Daerah terjal perbukitan sebagian besar di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo. Secara administrasi wilayah Kabupaten Malang berbatasan dengan: Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto dan Jombang Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri Lingkar dalam : Kota Malang dan Kota Batu Kondisi topografis Kabupaten Malang merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah pada ketinggian 250-500 meter dari permukaan laut yang terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi merupakan daerah perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian Selatan pada ketinggian 0-650 meter dari permukaan laut, daerah lereng Tengger Semeru di bagian Timur membujur dari Utara ke Selatan pada ketinggian 500-3600 meter dari permukaan laut dan daerah lereng Kawi Arjuno di bagian Barat pada ketinggian 500-3.300 meter dari permukaan laut. Terdapat 9 gunung dan 1 pegunungan yang menyebar merata di sebelah Utara, Timur, Selatan dan Barat wilayah Kabupaten Malang: G. Kelud (1.731 m), G. Kawi (2.651 m), G. Panderman (2.040 m), G. Anjasmoro (2.277 m), G. Welirang (2.156 m), G. Arjuno (3.339 m), G.Bromo (2.329 m), G. Batok (2.868 m), G.Semeru (3.676 m), Pegunungan Kendeng (600 m). Dengan kondisi topografi seperti ini mengindikasikan potensi hutan yang besar, memiliki sumber air yang cukup yang mengalir sepanjang tahun melalui sungai-sungainya untuk mengaliri lahan pertanian. Memiliki 18 sungai besar, diantaranya Sungai Brantas sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur.
11 Kondisi topografis pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah Kabupaten Malang sebagai daerah yang sejuk dan banyak diminati sebagai tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara 19,1º C hingga 26,6º C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 71º C hingga 89º C dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada bulan Desember. Struktur penggunaan lahan meliputi: permukiman/kawasan terbangun 22,5%; industri 0,2%; sawah 13%; pertanian lahan kering 23,8%; perkebunan 6%; hutan 28,6%; rawa/waduk 0,2%; tambak kolam 0,1% padang rumput/tanah kosong 0,3%; tanah tandus/tanah rusak 1,5%; tambang galian C 0,3%; lain-lain 3,2%. 2. Potensi Pengembangan Wilayah Secara geografis wilayah Kabupaten Malang merupakan pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah dan pesisir. Klasifikasi pengembangan wilayah adalah hutan bakau, perikanan darat, perkebunan, permukiman dan hutan. Beberapa permasalahan pengembangan wilayah adalah kerusakan alam dan lingkungan seperti banjir, erosi, longsor, kerusakan hutan, kekeringan, alih fungsi lahan, sumber daya manusia yang rendah, pengangguran, terbatasnya ketersediaan lahan. Sedangkan potensi pengembangan wilayah diarahkan ke pengembangan kawasan a) Gunung Bromo di Kecamatan Poncokusumo meliputi potensi alam yang sangat indah, aktifitas keagamaan dan acara ritual Yadnya Kasada dari masyarakat Tengger yang memiliki keunikan sendiri, vegetasi yang beragam seperti bunga abadi edelweis, flora fauna yang sangat indah; b) Gunung Kawi di Kecamatan Wonosari dengan aktifitasnya antara lain adanya mitos dan kepercayaan tentang Gunung Kawi dan komodifikasi budaya termasuk Kirab Budaya Agung, Pesarean yang dikeramatkan, kirab dan gebyar Suroan; c) Wisata Selorejo di Kecamatan Ngantang yaitu keindahan bendungan yang dikelilingi gunung; d) potensi alam Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan memiliki potensi perikanan tangkap dan olahan yang sangat besar. Untuk efektifitas dan efisiensi percepatan dan pemerataan pembangunan Kabupaten Malang dibagi menjadi 6 wilayah pengembangan (WP): 1) WP lingkar Kota Malang yang berorientasi ke Kota Malang (meliputi Kecamatan Dau, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari, Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Wagir, Kecamatan Tajinan, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Pakis), memiliki potensi pengembangan sub sektor perdagangan dan jasa, pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan), industri, pariwisata serta transportasi udara, dengan prioritas pengembangan infrastruktur; 1) Peningkatan akses jalan tembus terkait Kota Malang, 2) Pengembangan jalan Malang–Batu, 3) Peningkatan konservasi lingkungan, 4) Peningkatan kualitas koridor jalan Kota Malang-Bandara Abdul Rahman Saleh; dan pengembangan permukiman. 2) WP Kepanjen dengan pusat di perkotaan Kepanjen (meliputi Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Ngajum, Kecamatan
12
3)
4)
5)
6)
Kromengan, Kecamatan Pagak, Kecamatan Sumberpucung, Kecamatan Kalipare, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan Pagelaran), memiliki potensi pengembangan sub sektor perdagangan dan jasa skala Kabupaten, pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan), peternakan, perikanan darat, industri, pariwisata, kehutanan serta pariwisata pilgrim, dengan prioritas pengembangan infrastruktur 1) Jalan Lingkar Timur dan penyelesaian Jalan Lingkar Barat Kepanjen, 2) Peningkatan akses menuju Gunung Kawi dan Wisata Ngliyep, 3) Jalan penghubung antar sentra ekonomi di perdesaan dengan pusat kecamatan, 4) Percepatan penyelesaian JLS, 5) Peningkatan sediaan air bersih pada kawasan rawan kekeringan; dan pengembangan permukiman. WP Ngantang dengan pusat pelayanan di perkotaan Ngantang (meliputi Kecamatan Ngantang, Kecamatan Pujon, Kecamatan Kasembon), memiliki potensi pengembangan di sub sektor pariwisata antara lain Bendungan Selorejo, pertanian (tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan), peternakan, industri serta perikanan air tawar, dengan prioritas pengembangan infrastruktur 1) Jalan menuju sentra produksi pertanian di perdesaan, 2) Jalan penghubung dengan Blitar dari Ngantang, 3) Peningkatan pengelolaan tanah pada kawasan rawan longsor sepanjang Pujon–Ngantang–Kasembon–Kandangan, 4) Peningkatan sediaan air di perdesaan dan penunjang irigasi. WP Tumpang dengan pusat pelayanan di perkotaan Tumpang (meliputi Kecamatan Tumpang, Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Wajak, Kecamatan Jabung), memiliki potensi pengembangan sub sektor pariwisata, pertanian (tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan perkebunan), Peternakan, Perikanan serta Industri; dengan prioritas pengembangan infrastruktur 1) Jalan utama Pakis–Tumpang– Poncokusumo–Ngadas–Bromo, 2) Jalan pada pusat ekonomi di perdesaan, 3) Jalan tembus utama antar kecamatan, 4) Perbaikan sistem irigasi dan sediaan air; di WP ini dikembangkan Kawasan Agropolitan Poncokusumo termasuk pengembangan kawasan wisata menuju Gunung Bromo dan kawasan Minapolitan Wajak. WP Turen dan Dampit (meliputi Kecamatan Turen, Kecamatan Dampit, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Ampelgading) dengan pusat pelayanan sosial di Turen, dan pusat pelayanan ekonomi di Dampit, memiliki potensi pengembangan sub sektor pertanian (tanaman pangan dan perkebunan), peternakan, perikanan laut, industri, pariwisata serta kehutanan, dengan prioritas pengembangan infrastruktur 1) Jalan menuju perdesaan pusat produksi, 2) Jalan menuju pantai selatan (untuk perikanan dan pariwisata), 3) Jalan khusus penunjang ekonomi sekaligus untuk evakuasi bencana (bila terjadi letusan Gunung Semeru) dan kemungkinan tsunami, 4) Peningkatan irigasi dan sediaan air; dikawasan ini dikembangkan peternakan kambing Peranakan Etawa (PE). WP Sumbermanjing Wetan dengan pusat pelayanan di perkotaan Sendangbiru (meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Bantur), memiliki potensi pengembangan sub sektor pertanian (perkebunan, tanaman pangan), perikanan laut, pertambangan, industri, pariwisata serta kehutanan, dengan prioritas
13 pengembangan infrastruktur 1) Jalan kearah perdesaan pusat produksi, 2) Jalan menuju pantai selatan terutama ke Sendangbiru dan Bajulmati (untuk perikanan dan pariwisata), 3) Pengembangan pelabuhan berskala nasional, 4) Jalur jalan khusus untuk evakuasi bencana (kemungkinan tsunami), 5) Peningkatan irigasi dan sediaan air; dikawasan ini dikembangkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sendangbiru dan direncanakan pembangunan pelabuhan umum. 3. Wilayah Rawan Bencana Dengan kondisi topografis Kabupaten Malang yang bergunung-gunung serta memiliki bentang wilayah yang sangat luas selain memiliki potensi keindahan dan kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana banjir, erosi, longsor dan juga tsunami, yaitu antara lain: 1) Daerah rawan longsor berada di wilayah sebelah Timur dan Selatan meliputi Kecamatan Tumpang, Jabung, Poncokusumo, Bantur, Gedangan dan Sumbermanjing Wetan. 2) Daerah rawan banjir meliputi wilayah Kabupaten Malang sebelah Barat yaiku Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon. 3) Daerah rawan tsunami meliputi wilayah Kabupaten Malang bagian Selatan yaitu Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan dan Ampelgading.
2.1.2 Aspek Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2.419.889 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki 1.230.461 jiwa (50,8%) dan perempuan 1.189.426 jiwa (49,2%). Tingkat pertumbuhan rata-rata 5 tahun terakhir 0,4 %, dan tingkat kepadatan sebesar 685 jiwa/Km². Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Malang 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Perkembangan Kependudukan Tahun 2006-2010 Uraian Satuan 2006 2 Luas wilayah km 3.535 Jumlah penduduk jiwa 2.419.822 Jumlah Laki-laki jiwa 1.218.739 Jumlah Perempuan jiwa 1.201.083 Pertumbuhan % 1,08 penduduk Kepadatan 2 688 jw/ km penduduk Sumber : BPS Kab. Malang, 2010
2007 3.535 2.401.624 1.221.001 1.180.623
2008 3.535 2.413.779 1.227.297 1.186.482
2009 3.535 2.419.887 1.230.461 1.189.426
2010 3.535 2.443.609 1.233.691 1.191.309
-0,75
0,51
0,25
0.21
679
683
685
686
Dari data diatas pertumbuhan dalam 5 tahun rata-rata sebesar 0,5% namun sebagai konsekuensi daerah penyangga Kota Malang dan Kota Batu serta percepatan pembangunan lingkar Kota Malang, Kota Kepanjen dan wilayah Malang Selatan dengan terbukanya Jalan Lintas Selatan (JLS) maka untuk 5 tahun kedepan diasumsikan pertumbuhan penduduk rata-rata 0,8 % sehingga prakiraan jumlah penduduk dalam 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
14 Tabel 2.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Malang Tahun 2011-2015 Uraian
Satuan
2011
2012
2013
2014
2
Luas wilayah km 3.535 3.535 3.535 3.535 Juml penduduk: - BPS jiwa 2.463.158 2.482.863 2.502.726 2.522.748 - Dispenduk jiwa 2.789.336 2.817.229 2.845.402 2.873.856 Kepadatan: 2 - BPS jiwa/km 697 702 708 714 2 - Dispenduk jiwa/km 789 797 805 813 Sumber : BPS dan Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Malang, 2010 diolah
2015 3.535 2.542.930 2.899.805 719 821
Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap perkembangan jumlah penduduk diatas adalah pelaksanaan program Keluarga Berencana di Kabupaten Malang. Jika dilihat dari perkembangan jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yang bermakna bahwa tingkat kesadaran masyarakat juga sudah meningkat, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS Tahun 2006 -2010 Uraian
Satuan
2006
2007
PUS pasangan 455.209 465.336 Peserta KB aktif Orang 326.076 336.429 Prosentase Peserta KB dg % 71,63 72,30 PUS Peserta KB orang 175.112 184.706 Mandiri Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
2010
471.768 333.585
483.061 353.064
491.481 367.378
70,71
73,09
74,75
187.142
201.320
201.230
Mata pencaharian penduduk hampir 40 % didominasi sektor pertanian, 18% di sektor industri, 11 % di sektor jasa dan sisanya 32 % di sektor yang lain, secara rinci mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.4 Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2006–2010 Uraian
Satuan
2006
2007
2008
Pertanian orang 464.171 464.171 462.658 Pertambangan orang 4.489 4.489 4.445 Perindustrian orang 206.585 206.585 219.255 Jasa orang 129.221 129.221 133.103 Lain-lain orang 383.813 383.813 381.934 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2009 462.658 4.445 219.255 133.103 381.934
2010 462.658 4.445 219.255 133.103 381.934
15 Mayoritas penduduk Kabupaten Malang beragama Islam, Kristen, Katolik serta sarana peribadatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.5 Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama Tahun 2006-2010 Uraian Islam
Satuan
2006
2007
2008
2009
2010
orang
2.250.321
2.250.321
2.308.854
2.338.170
2.338.170
Kristen
orang
127.479
127.479
62.822
60.543
60.543
Katolik
orang
20.349
20.349
25.417
17.147
17.147
Hindu
orang
9.576
9.576
22.144
16.161
16.161
Buddha
orang
3.112
3.112
5.429
3.034
3.034
Lain-lain
orang
2.873
2.873
43
43
43
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2 .2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten Malang merupakan satu Kabupaten yang tergolong memiliki tingkat aktifitas ekonomi yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari besarnya jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB Kabupaten Malang yang dalam 5 tahun terakhir selalu masuk 5 besar di Jawa Timur. Secara umum aktifitas ekonomi Kabupaten Malang yang tinggi selama 5 tahun terakhir mengalami trend kenaikan yang positif hal ini dicerminkan dari pertumbuhan PDRB baik Atas Dasar Harga Konstan maupun Atas Dasar Harga Berlaku. Seiring dengan hal tersebut PDRB per kapita ADHB juga meningkat pada Tahun 2006 sebesar Rp. 7.997.915,- sedangkan pada Tahun 2010 sebesar Rp. 12.144.878,-. Kabupaten Malang memiliki jumlah penduduk yang terbesar kedua di Jawa Timur mengakibatkan tingkat PDRB perkapita masih relatif rendah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang selama 5 tahun terakhir rata-rata sebesar 5,8% dan inflasi pada Tahun 2010 berkisar 6,2-5,8%. Tabel 2.6 Perkembangan PDRB, PDRB Per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Tahun 2006-2010 Uraian Satuan 2006 2007 2008 PDRB 21.702.482 27.716.128 Juta Rp 19.030.257 ADHB PDRB 12.325.207 13.035.088 Juta Rp 11.617.937 ADHK PDRB/K 9.036.586 10.232.446 APITA Rp. 7.997.915 ADHB PDRB/K 5.132.030 5.400.282 APITA Rp. 4.882.712 ADHK Pertumb. % 5,74 6,09 5,76 Ekonomi Inflasi % 11,76 7,50 7,61 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2009
2010
31.087.994
31.573.866
14.542.303
14.537.635
11.288.183
12.981.456
5.619.894
5.977.084
5,25
5,97
6,01
7,35
16 Sedangkan untuk proyeksi 5 tahun ke depan, PDRB ADHB Kabupaten Malang pada Tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp. 53.168.244.000.000,- dan PDRB ADHK sebesar Rp. 19.847.571.000.000,- dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% per tahun. Tingkat inflasi dalam 5 tahun kedepan juga relatif terkendali dengan kisaran 6-7% per tahun. Tabel 2.7 Proyeksi PDRB, PDRB per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Tahun 2011-2015 Uraian
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
PDRB ADHB
Juta Rp.
35.574.189
40.302.895
44.231.925
48.839.376
53.168.244
PDRB ADHK
Juta Rp.
15.443.926
16.430.793
17.498.795
18.636.216
19.847.571
17.394.768
19.016.541
20.497.097
6,5
6,6
6,7
6-5,3
5,8-5,2
5,5-4,9
PDRB ADHB 14.862.778 16.008.123 Rp. Perkapita Pertumbuhan 6,2 6,4 % Ekonomi 6,6-5,9 6,3-5,6 Inflasi % Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang , 2010
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang menunjukkan trend positif dalam 5 tahun terakhir, walaupun masih lamban. Hal ini disebabkan karena kontribusi sektor yang dominan di Kabupaten Malang adalah sektor primer yang pada umumnya menghasilkan nilai tambah yang sedikit atau dengan kata lain harga jualnya masih relatif rendah dibanding sektor yang lain. Oleh karena itu kontribusi ekonomi diharapkan bergeser pada sektor industri olahan (agroindustri dan pertambangan). Pertumbuhan ekonomi sektoral secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini dimana sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi dibanding pertumbuhan Kabupaten Malang secara rerata adalah sektor bangunan sebesar 10,3 %, industri pengolahan 8,2 %, pertambangan dan penggalian 7,3 %, disusul, hotel dan restoran. Sedangkan pertumbuhan terendah dan stabil adalah di sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yaitu sebesar 4,4 %. Tabel 2.8 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB ADHK Tahun 2006-2010 (dalam persen) Uraian
2006
2007
2008
2009
2010
Rerata
Pertumbuhan ekonomi Primer 1. Pertanian
5,74
6,09
5,76
5,25
5,97-6
5,71
4,29
4,28
4,39
4,81
4,9
4,4
2. Pertambangan & Penggalian
7,81
7,89
6,55
7,08
7
7,3
3. Industri Pengolahan
8,37
9,54
8,47
6,41
6,5
8,2
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5,32
3,85
6,30
4,81
5,0
5.1
5. Bangunan Tersier 6. Perdag, Hotel & Restoran
9,14
10,49
10,93
10,68
10,7
10,3
6,54
7,06
5,95
4,72
6,5
6,1
7. Pengangkutan & Komunikasi
4,87
5,37
4,23
3,66
4,2
4,5
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
6,12
5,14
5,79
5,46
6
5,6
9. Jasa-jasa 3,97 4,07 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
4,59
5,05
5,0
4,4
Sekunder
17 Kontribusi sektoral dalam menopang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang selama 5 tahun ke depan diproyeksikan terus mengalami peningkatan pertumbuhan dengan pertumbuhan terbesar pada sektor sekunder dan sektor tersier, sementara pertumbuhan sektor primer relatif stagnan. Tabel 2.9 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB ADHK Tahun 2011-2015 (dalam persen) Uraian 2011 2012 Pertumbuhan ekonomi 6,2 6,4 Primer 1. Pertanian 4,9 4,9 2. Pertambangan & Penggalian 7,2 7,3 Sekunder 3. Industri Pengolahan 6,6 6,7 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,1 5,2 5. Bangunan 10,7 10,8 Tersier 6. Perdag, Hotel & Restoran 6,7 7,0 7. Pengangkutan & Komunikasi 5,0 5,4 8. Keu, Persewaan & Jasa Persh. 6,3 6,3 9. Jasa-jasa 5,2 5,3 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2013 6,5
2014 6,6
2015 6,7
5 7,4
5 7,5
5 7,6
6,8 5,3 10,8
6,9 5,4 10,9
7,0 5,6 10,9
8,0 6,1 6,7 5,4
8,3 6,7 6,8 5,5
8,9 7,2 7,1 5,6
Cukup tingginya aktifitas ekonomi di Kabupaten Malang tidak terlepas dari tingginya aktifitas masyarakat dalam masing-masing sektor ekonomi produktif yang ada di Kabupaten Malang. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi paling tinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah pertanian dengan ratarata sebesar 30,77 %, disusul perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,87 %, dan industri pengolahan sebesar 18,04 %, jasa-jasa sebesar 13,17 %. Tumbuhnya perekonomian Kabupaten Malang juga mengundang sektor retail pasar modern seperti Indomart, Alfamart dan sejenisnya menjamur. Sektor ini mulai tumbuh dan mencoba bersaing dengan pasar tradional yang terlebih dahulu berkembang, untuk itu Pemerintah Kabupaten Malang akan menerapkan regulasi yang tepat, guna menyeimbangkan persaingan pasar tradisional dan pasar modern agar dapat bejalan selaras beriringan. Tabel 2.10 Perkembangan Struktur Ekonomi PDRB ADHK Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 (dalam persen) Uraian 2006 2007 Primer 34,03 33,54 1. Pertanian 31,40 30,87 2. Pertambangan & Penggalian 2,63 2,67 Sekunder 20,45 21,05 3. Industri Pengolahan 17,34 17,91 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,57 1,54 5. Bangunan 1,54 1,60 Tersier 45,52 45,41 6. Perdag, Hotel & Restoran 23,71 23,93 7. Pengangkutan & Komunikasi 4,48 4,45 8. Keu, Persewaan & Jasa Persh. 3,89 3,85 9. Jasa-jasa 13,44 13,19 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008 33,16 30,47 2,69 21,60 18,37 1,55 1,68 45,24 23,97 4,38 3,85 13,04
2009 33,08 30,34 2,74 21,88 18,57 1,54 1,77 45,04 23,85 4,32 3,86 13,00
2010 32,8 30 2,8 22,1 18,7 1,6 1,9 45,2 24,0 4,4 3,9 13,0
Rerata 33,45 30,77 2,68 21,24 18,04 1,55 1,65 45,30 23,87 4,41 3,86 13,17
18 Untuk 5 tahun ke depan, struktur perekonomian Kabupaten Malang masih didominasi oleh sektor primer dengan perkiraan sebesar 31,1% sekunder 23,1% dan tersier 45,9% pada Tahun 2015. Dari data tersebut terlihat bahwa dalam kurun 5 tahun mendatang secara perlahan struktur ekonomi Kabupaten Malang mengalami pergeseran dengan semakin meningkatnya sektor sekunder dan tersier. Tabel 2.11 Proyeksi Struktur Ekonomi PDRB ADHK Kabupaten Malang Tahun 2011-2015 (dalam persen) Uraian
2011 2012 Primer 32,4 32,1 1. Pertanian 29,6 29,2 2. Pertambangan & Penggalian 2,8 2,8 Sekunder 22,3 22,5 3. Industri Pengolahan 18,8 18,9 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,6 1,6 5. Bangunan 1,9 2,0 Tersier 45,3 45,5 6. Perdag, Hotel & Restoran 24,1 24,2 7. Pengangkutan & Komunikasi 4,4 4,4 8. Keu, Persewaan & Jasa Persh. 3,9 3,9 9. Jasa-jasa 12,9 12,9 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2013 31,7 28,9 2,9 22,7 19,0 1,6 2,1 45,6 24,3 4,4 3,9 12,9
2014 31,4 28,5 2,9 22,9 19,1 1,6 2,2 45,7 24,5 4,5 3,9 12,9
2015 31,1 28,1 2,9 23,1 19,2 1,6 2,3 45,9 24,6 4,5 4,0 12,8
Hal yang sama juga berlaku pada struktur ekonomi ADHB Kabupaten Malang selama kurun waktu 5 tahun terakhir juga masih didominasi oleh sektor pertanian dengan rerata sebesar 29,15% kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,82% dan disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,71%. Tabel 2.12 Struktur Ekonomi PDRB ADHB Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 (dalam persen) Uraian
2006
2007
Primer 31,97 31,50 1. Pertanian 29,75 29,26 2. Pertambangan & Penggalian 2,22 2,24 Sekunder 22,36 23,24 3. Industri Pengolahan 18,86 19,65 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,96 1,91 5. Bangunan 1,54 1,68 Tersier 45,67 45,24 6. Perdag, Hotel & Restoran 23,86 23,74 7. Pengangkutan & Komunikasi 5,35 5,08 8. Keu, Persewaan & Jasa Persh. 3,66 3,72 9. Jasa-jasa 12,80 12,70 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
2010
Rerata
31,1 28,88 2,22 23,73 20,09 1,8 1,84 45,17 23,93 4,95 3,73 12,56
31,00 28,74 2,26 23,96 20,26 1,79 1,91 45,04 23,78 4,92 3,74 12,60
30,58 28.26 2,32 24,56 20.62 1.87 2.07 44,86 23.65 4.47 3.90 12.84
31,39 29,15 2,23 23,32 19,71 1,86 1,74 45,28 23,82 5,07 3,71 12,66
19 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi Kabupaten Malang apabila dikelompokkan dalam 3 sektor pokok yaitu primer, sekunder dan tersier maka sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sektor tersier dengan rerata sebesar 45,28 %, disusul sektor primer dengan rerata sebesar 31,39 % dan sektor sekunder rerata sebesar 23,32 %. Untuk melihat disparitas wilayah dari aspek ekonomi sekaligus gambaran pemerataan pertumbuhan masih disajikan perbandingan dari 8 Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) belum mengacu pada 6 Wilayah Pengembangan (WP) sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang dikarenakan data yang tersaji pada laporan BPS masih 8 SSWP. Sebagai gambaran tingkat pemerataan ekonomi antar wilayah di Kabupaten Malang dapat dilihat bahwa selama kurun waktu 2005-2009 kegiatan ekonomi antar SSWP, posisi perbandingannya, dilihat dari sisi besaran nilai nominal PDRB ADHB sedikit mengalami perubahan. Posisi pertama dengan nilai nominal PDRB ADHB tertinggi dibangkitkan oleh SSWP II Lingkar Kota Malang. Ditinjau dari pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) SSWP II pada tahun berjalan mencapai Rp 7.916,67 milyar. Pendukung utama PDRB ADHB SSWP II Tahun 2009 adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang masing-masing mencapai Rp 2.671,54 milyar, Rp 1.788,57 milyar dan Rp 1.497,31 milyar. Posisi kedua yang sejak Tahun 2000 dipegang oleh SSWP VIII Dampit dan sekitarnya, memasuki Tahun 2009 posisinya belum mengalami perubahan dengan sumbangan sebesar Rp 5.036,45 milyar. Urutan berikutnya SSWP V Kepanjen dan sekitarnya Rp 5.034,81 milyar, SSWP VII Gondanglegi dan sekitarnya Rp 2.784,29 milyar, SSWP I Ngantang dan sekitarnya Rp 1.760,44 milyar serta SSWP III Lawang Rp 1.472,79 milyar. Pada posisi terakhir masih diduduki oleh SSWP VI Donomulyo dengan sumbangan sebesar Rp 663,13 milyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.13 di bawah ini : Tabel 2.13 PDRB ADHB per SSWP Tahun 2005–2009 (milyar rupiah) Sub Satuan Wilayah Pengembangan 2005 (SSWP) I. Ngantang & 1.014,49 Sekitarnya II. Lingkar Kota Malang 4.523,92 III. Lawang 832,63 IV. Tumpang & sekitarnya 1.796,48 V. Kepanjen & sekitarnya 2.943,51 VI. Donomulyo 397,76 VII. Gondanglegi & 1.620,28 sekitarnya VIII. Dampit & sekitarnya 2.973,22 KAB. MALANG 16.103,30 * Angka diperbaiki ** Angka Sementara
2006
2007
2008*)
2009**)
1.206,72
1.367,13
1.581,28
1.760,44
5.340,51 986,77 2.123,93 3.468,22 467,87
6.101,18 1.136,91 2.400,53 3.923,04 527,66
7.155,37 1.317,78 2.763,32 4.514,05 602,43
7.916,67 1.472,79 3.086,57 5.034,81 663,13
1.912,37
2.163,44
2.495,86
2.784,29
3.523,86 19.030,26
3.975,90 21.595,80
4.558,06 25.026,86
5.036,12 27.754,81
20
Sedangkan dari perkembangan pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan untuk masing masing SSWP, secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.14 Perkembangan PDRB ADHK per SSWP Tahun 2005–2008 (dalam juta rupiah)
SSWP
2005
2008
Primer
Sekunder
Tersier
Primer
Sekunder
Tersier
SSWP I
276.863,25
89.777,88
325.716,67
324.709,64
114.870,58
384.088,70
SSWP II
836.534,87
962.313,11
1.225.991,66
945.999,52
1.229.260,01
1.444.988,31
SSWP III
68.394,09
234.476,37
242.285,04
79.118,02
298.468,43
286.715,50
SSWP IV
438.026,14
147.750,27
634.940,27
504.379,21
189.757.79
746.086,17
SSWP V
780.961,39
262.078,92
944.020,80
886.742,81
340.272,69
116.216,56
SSWP VI
127.265,36
21.578,84
128.552,94
144.544,05
27.529,19
151.367,59
SSWP VII
359.843,23
182.063,11
540.939,05
412.768,35
235.512,92
632.307,22
SSWP VIII
893.452,05
296.781,22
966.461,51
1.024.129,56
379.477,64
1.135.784,08
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas kecamatan yang ada di Kabupaten Malang didominasi oleh sektor tersier dan tertinggi pada Tahun 2005 maupun Tahun 2008 adalah di SSWP II (lingkar Kota Malang) dan diikuti SSWP VIII (Turen dan sekitarnya), sedangkan terendah di SSWP VI (Donomulyo). Sektor Sekunder pada Tahun 2005 dan Tahun 2008 tertinggi berada di SSWP II sedang terendah di SSWP VI. Sedangkan sektor primer baik Tahun 2005 tertinggi berada di SSWP VIII diikuti SSWP II, dan pada Tahun 2008 tertinggi pada SSWP II diikuti SSWP VIII. Terendah di Tahun 2005 berada di SSWP III dan pada Tahun 2008 di SSWP VI, namun demikian sektor ini tidak mendominasi di semua SSWP. Untuk membandingkan posisi SSWP dengan wilayah regional Kabupaten Malang maka dipakai analisis typologi Klassen untuk melihat aktifitas ekonomi dan kecenderungan kemajuan suatu wilayah. Analisis typologi Klassen membagi daerah menjadi 4 kwadran yaitu: 1) daerah yang memiliki PDRB per kapita dan laju pertumbuhan lebih tinggi dari Kabupaten Malang disebut daerah maju dan cepat tumbuh, 2) daerah yang PDRB per kapita lebih tinggi tetapi laju pertumbuhan lebih rendah dengan Kabupaten Malang disebut daerah maju tapi tertekan, 3) daerah yang memiliki PDRB per kapita rendah namun laju pertumbuhan tinggi disebut daerah berkembang cepat, 4) daerah yang PDRB per kapita dan laju pertumbuhan rendah dibanding Kabupaten Malang disebut daerah relatif tertinggal. Gambaran analisis typologi Klassen Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
21 Tabel 2.15 Klasifikasi Kinerja Ekonomi SSWP Tahun 2005–2008
PDRB per kapita Laju Pertumbuhan
Tinggi
Rendah
Tinggi
Daerah maju cepat tumbuh: - SSWP II - SSWP III Daerah maju tertekan: - SSWP V
Rendah
dan Daerah berkembang cepat: - SSWP I tapi Daerah relatif lamban: - SSWP IV - SSWP VI - SSWP VII - SSWP VIII
Sumber : Bappekab. Malang, 2010 (data diolah) SSWP yang berada di kwadran I yaitu SSWP II (lingkar Kota Malang) dan SSWP III (Kecamatan Lawang) merupakan daerah maju dan berkembang cepat dan mampu tumbuh karena adanya aktifitas ekonomi yang cukup tinggi baik disebabkan oleh faktor internal (potensi daerah itu sendiri) maupun eksternal seperti lingkar Kota Malang yang mendapat imbas pertumbuhan Kota Malang. SSWP pada kwadran II yaitu SSWP V (Kepanjen dan sekitarnya) merupakan daerah maju dengan income perkapita tinggi tetapi pertumbuhan ekonomi relatif rendah. Hal ini disebabkan potensi ekonomi wilayah ini didominasi oleh sektor primer yang pada umumnya memiliki produktifitas rendah sehingga pertumbuhan ekonomi rendah. Namun demikian masih memiliki harapan dengan meningkatkan sektor sekunder dan tersier seperti perdagangan, hotel, restoran, angkutan rel, angkutan jalan raya, jasa penunjang angkutan, pos dan telekomunikasi, bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan, jasa perorangan dan rumah tangga. Diharapkan dengan kepindahan ibukota Kabupaten Malang ke Kepanjen akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Kepanjen dan sekitarnya. SSWP pada kwadran III yaitu SSWP I (Kasembon dan sekitarnya) yaitu merupakan daerah yang cepat berkembang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, wilayah ini memiliki potensi ekonomi primer perikanan, kehutanan, peternakan, perkebunan, ekonomi sekunder listrik dan air bersih, dan ekonomi tersier berupa perdagangan, restoran, jasa penunjang komunikasi, lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan, jasa perusahaan, jasa pemerintahan umum, jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan dan rumah tangga. Wilayah ini cepat berkembang karena menjadi poros lalu lintas pertemuan ke tiga kota yaitu Malang Raya, Jombang dan Kediri. Namun demikian, income per kapita wilayah ini masih rendah.
22 SSWP pada kwadran IV adalah SSWP IV (Jabung dan sekitarnya), SSWP VI (Donomulyo), SSWP VII (Bantur dan sekitarnya), SSWP VIII (Turen dan sekitarnya) adalah termasuk daerah tertinggal dengan pertumbuhan ekonomi dan income per kapita rendah, yang secara geografi merupakan daerah dibagian Timur dan Selatan yang memiliki topografi pegunungan sehingga memerlukan biaya tinggi bagi pembangunan sarana prasarananya. Namun demikian diharapkan dengan pembangunan Jalan Lintas Selatan dan Pembangunan Pelabuhan di Sendang Biru dapat lebih meningkatkan aktivitas perekonomian daerah ini. Namun demikian dari ke-8 SSWP tersebut tidak terdapat perbedaan pertumbuhan ekonomi yang sangat mencolok seperti kondisi 5 tahun yang lalu, semua SSWP hampir mendekati rata-rata. Kebijakan pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun ke depan yang berorientasi pada potensi 6 WP diarahkan semakin terjadi pemerataan pertumbuhan yang diproyeksikan sebagai berikut: Tabel 2.16 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi per Wilayah Pengembangan Tahun 2011-2015 (dalam persen) URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Pertumbuhan ekonomi
6,2
6,4
6,5
6,6
6,7
1. WP I Lingkar Kota Malang
6,4
6,5
6,6
6,72
6,75
2. WP II Kepanjen
6,2
6,4
6,55
6,6
6,65
3. WP III Ngantang
6,0
6,1
6,2
6,4
6,5
4. WP IV Tumpang
5,8
5,95
6,25
6,3
6,4
5. WP V Turen dan Dampit 5,9 6,1 6. WP VI Sumbermanjing 5,8 6 Wetan Sumber : Bappekab. Malang, 2010 (data diolah)
6,3
6,35
6,45
6,2
6,3
6,4
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi WP I yang terdiri dari Kecamatan Dau, Karangploso, Lawang, Singosari, Pakisaji, Wagir, Tajinan, Bululawang, Pakis; disamping pertanian pangan, perkebunan, industri, perdagangan dan pariwisata. Dengan pengungkit Bandara Abdulrachman Saleh, perusahaan industri besar dan permukiman. Untuk WP II yang terdiri dari Kecamatan Kepanjen, Wonosari, Ngajum, Kromengan, Pagak, Sumberpucung, Kalipare, Donomulyo, Gondanglegi dan Pagelaran; pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan darat, industri, pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas Selatan, wisata budaya Gunung Kawi dan Kota Kepanjen sebagai pusat pemerintahan. WP III yang terdiri dari Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon; pertanian pangan, perkebunan, peternakan, hortikultura, perindustrian, perikanan air tawar dan pariwisata dengan pengungkit Sub Terminal Agrobis Mantung dan wisata Selorejo. WP IV yang terdiri dari Kecamatan Tumpang, Poncokusumo, Wajak dan Jabung; pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hortikultura,
23 perikanan, pariwisata dan industri dengan pengungkit Kawasan Agropolitan Poncokusumo, Minapolitan Wajak, wisata menuju Bromo. WP V yang terdiri dari Kecamatan Turen, Dampit, Tirtoyudo dan Ampelgading; pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan laut, industri, perdagangan dan pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas Selatan. WP VI yang terdiri dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Bantur dan Gedangan; pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan laut, pertambangan, industri, pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas Selatan, Pelabuhan Nusantara Sendang Biru. Selain itu akan dipertajam program-program terkait dengan pengentasan kemiskinan dan desa tertinggal karena sebagian besar kecamatan yang memiliki tingkat kemiskinan dan desa tertinggal yang tinggi cenderung pertumbuhan ekonominya lebih rendah. Gambar 2.1 Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Malang
24 2.2.2 Kesejahteraan Sosial 1. Kemiskinan, Pengangguran, Desa Tertinggal dan IPM Sebagai amanat Milenium Development Goals (MDGs) yaitu komitmen dunia untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan, dimana Pemerintah Indonesia termasuk salah satu negara yang menandatangani deklarasi millenium untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan millenium yaitu 1) pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim, 2) pemerataan pendidikan dasar, 3) mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) mengurangi tingkat kematian anak, 5) meningkatkan kesehatan ibu, 6) perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, 7) menjamin daya dukung lingkungan hidup, 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Begitu juga dengan arahan RPJM Provinsi Jawa Timur maupun Nasional masalah kemiskinan, pengangguran menjadi urusan bersama yang sangat prioritas. Sama halnya dengan Kabupaten Malang yang sudah dimulai dari RPJMD Kabupaten Malang Periode 2006-2010 sudah memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang dikaitkan dengan seluruh program prioritas pembangunan yang pada impact-nya dapat mengurangi angka kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran. Dalam kurun waktu 5 tahun kondisi kemiskinan, pengangguran IPM serta pemberdayaan gender di Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.17 Perkembangan Angka Kemiskinan, Pengangguran dan IPM Kabupaten Malang Tahun 2006-2010
Uraian Satuan Tingkat % Kemiskinan Tingkat % Pengangguran IPM Indeks Harapan Hidup Indeks Pendidikan Indeks Daya Beli Pemberdayaan Gender Pembangunan Gender
2006
2007
2008
2009
2010*
22,98
23,15
23,56
14,7
13,6
5,59
6,44
6,67
4,1
4,1
66,93
69,07
69,55
69,89
70,3
67,30
68,22
68,43
72,56
72,7
73,27
73,50
73,50
74,40
74,6
57,76
65,49
66,72
62,72
63,2
-
-
-
67,4
67,4
-
-
-
65,0
65,7
Sumber : Hasil-hasil pembangunan Kabupaten Malang, 2010 Keterangan: *angka sementara.
Dari data diatas dapat kita lihat tingkat kemiskinan Kabupaten Malang pada level mencapai 13,6 persen di Tahun 2010. Kemudian angka
25 pengangguran sendiri masih tergolong kecil yaitu mencapai 4,1 persen di Tahun 2010. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa indeks pembangunan manusia Kabupaten Malang dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 selalu meningkat, yaitu Tahun 2006 sebesar 66,93, Tahun 2007 sebesar 69,07, Tahun 2008 sebesar 69,55, Tahun 2009 sebesar 69,89 dan meningkat menjadi 70,3 di Tahun 2010, hal ini disebabkan karena adanya perbaikan/peningkatan pada bidang kesehatan, pendidikan dan komponen daya beli. Tabel 2.18 Proyeksi Angka Kemiskinan, Pengangguran dan IPM Kabupaten Malang Tahun 2010-2015
Uraian Tingkat Kemiskinan Tingkat Pengangguran IPM Indeks Harapan Hidup
Sat %
2010 14,7
2011 13,4
2012 11,9
2013 10,1
2014 8,6
2015 6,9
%
4,10
3,8
3,58
3,40
3,20
3,00
70,2 72,68 74,6 63,2
70,8 73,1 75,2 64
71,1 73,3 75,5 64,6
71,7 73,7 76 65,3
72,1 73,9 76,4 65,9
72,6 74,3 76,9 66,6
69,5
70,2
71,2
71,4
67,8
68,5
69,6
70,1
Indeks Pendidikan Indeks Daya Beli Pemberdayaan 67,6 68,8 Gender Pembangunan 65,7 66,5 Gender Sumber : Bappeda. Kabupaten Malang, 2010
Dari gambaran ini trend prediksi angka kemiskinan Kabupaten Malang akan semakin berkurang sejalan dengan target RPJMD Provinsi Jawa Timur dan MDG’s yaitu pada Tahun 2010 sebesar 14,7%, Tahun 2011 sebesar 13,4%, Tahun 2012 sebesar 11,9%, Tahun 2013 sebesar 10,1%, Tahun 2014 sebesar 8,6%, dan Tahun 2015 ditargetkan turun hingga sebesar 6,9%. Sedangkan tingkat pengangguran sebesar 4,10% di Tahun 2010 kemudian Tahun 2011 sebesar 3,8%, Tahun 2012 sebesar 3,58%, Tahun 2013 sebesar 3,40%, Tahun 2014 sebesar 3,20%, dan Tahun 2015 ditargetkan turun hingga sebesar 3%. IPM sendiri dari Tahun 2010-2015 sebesar 70,2 pada Tahun 2010 sebesar 70,8 pada Tahun 2011, 71,1 pada Tahun 2012, 71,7 pada Tahun 2013, 72,1 pada Tahun 2014 dan pada Tahun 2015 ditargetkan 72,6.
26 Tabel 2.19 Daftar Desa Tertinggal Kabupaten Malang NO
KECAMATAN
1
DONOMULYO
2
KALIPARE
3
PAGAK
4
5
6
BANTUR
GEDANGAN
SUMBERMANJING WETAN
7
DAMPIT
8
TIRTOYUDO
9
PONCOKUSUMO
10
WAJAK
DESA 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 5
SUMBEROTO TLOGOSARI KEDUNGSALAM BANJAREJO PURWODADI ARJOSARI KALIASRI PUTUKREJO SUMBERPETUNG SUKOWILANGUN PANDANREJO SUMBERKERTO PAGAK BANDUNGREJO SUMBERBENING SRIGONCO WONOREJO BANTUR PRINGGODANI REJOSARI KARANGSARI TUMPAKREJO SINDUREJO GAJAHREJO SIDODADI GIRIMULYO KEDUNGBANTENG TAMBAKASRI TEGALREJO SUMBERAGUNG SUKODONO BATURETNO PURWODADI KEPATIHAN TAMANKUNCARAN DAWUHAN SUMBEREJO PANDANSARI NGADAS SUMBERPUTIH WONOAYU BAMBANG PATOK PICIS NGEMBAL
NO
KECAMATAN
11
TUREN
12
BULULAWANG
13
GONDANGLEGI
14 15
KEPANJEN SUMBERPUCUNG
16
KROMENGAN
17
NGAJUM
18
WONOSARI
19
WAGIR
20
PAKISAJI
21 22
TAJINAN TUMPANG
23
PAKIS
DESA 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 1 2 3 4 5 6 1 2
UNDAAN JERU SANANKERTO TUMPUKRENTENG SUKONOLO GADING BAKALAN SUDIMORO KASRI PRINGU KASEMBON BULUPITU SUKOSARI PANGGUNGREJO PUTAT KIDUL UREK-UREK SUMBERJAYA MOJOSARI JATIGUWI SENGGRENG TERNYANG NGADIREJO JAMBUWER BABADAN BALESARI PLAOSAN BANGELAN SUMBERDEM SUMBERTEMPUR SUMBERSUKO PETUNGSEWU SUKODADI DALISODO JATISARI WADUNG GUNUNGRONGGO NGINGIT KIDAL KAMBINGAN PULUNGDOWO DUWET DUWETKRAJAN KEDUNGREJO PUCANGSONGO
27 2. Perlindungan Sosial Beberapa kecenderungan permasalahan sosial, dibarengi dengan terjadinya perubahan sosial yang sangat cepat, maka persoalan yang dihadapi sampai saat ini di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut: 1) masih terbatasnya sarana dan prasarana panti sosial baik milik pemerintah maupun masyarakat; 2) masih minimnya peran serta potensi sumber kesejahteraan sosial dan sektor swasta dalam penanganan PMKS; 3) masih banyaknya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) baik secara kualitas maupun secara kuantitas, antara lain, kemiskinan, kecacatan, ketunasusilaan, keterlantaran, korban bencana/bencana alam; 4) serta belum efektifnya penanganan bencana baik yang bersifat prefentif, tanggap darurat maupun rehabilitatif. Perkembangan jumlah penduduk rawan sosial Kabupaten Malang Tahun 2006 sampai 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.20 Perkembangan Jumlah Penduduk Rawan Sosial Tahun 2006–2010 Uraian Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 Keluarga Fakir jiwa 555.971 555.971 568.591 568.591 568.591 Miskin Balita Terlantar jiwa 1.404 1.435 1.276 677 677 Anak Terlantar jiwa 71.867 72.115 63.225 39.659 39.659 Lanjut Usia jiwa 4.639 5.671 3.380 3.748 3.748 Terlantar Gelandangan jiwa 17 62 22 105 105 Komunitas Adat jiwa 40 0 77 77 Terpencil Penyandang jiwa 8.684 401 908 5.774 5.774 Cacat Korban jiwa 20 124 1.279 628 628 Bencana Alam Korban lain jiwa 0 0 0 1 1 Pengemis jiwa 213 151 81 167 167 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010 3. Kesetaraan Gender Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah maka telah dibentuk lembaga khusus yang menangani pengarusutamaan gender sehingga kesetaraan gender dapat diwujudkan. Perkembangan keterlibatan perempuan dalam organisasi, penanganan kasus KDRT dan perlindungan anak serta program sosialisasi Undang-Undang KDRT dan Perlindungan Anak secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
28 Tabel 2.21 Perkembangan Keterlibatan Perempuan Dalam Organisasi Tahun 2006-2009 Uraian Perempuan
Jumlah yang Bekerja Jumlah Perempuan PNS di Pemerintah Kab. Malang Jumlah Perempuan Anggota S DPRD Kab. Malang Jumlah Organisasi Perempuan Jumlah Kelompok Usaha Perempuan
Satuan
2006
2007
2008
2009
orang
424.496
631.020
547.317
547.317
orang
7.705
7.598
8.376
8.483
orang
7
7
7
8
organisasi
26
26
27
28
kelompok
3.678
3.678
4.087
4.280
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
Dari data diatas diketahui bahwa keterlibatan perempuan baik di lembaga swasta maupun di Pemerintahan sudah cukup tinggi. Sebagai contoh di lembaga swasta angka tersebut secara rasio lebih kurang 39 %, di lembaga Pemerintah Daerah 47 % sedangkan di DPRD 20 %. 2 .3 Aspek Pelayanan Umum 2.3.1 Pendidikan Pendidikan merupakan kunci strategi dalam mempersiapkan terwujudnya anak bangsa yang demokratis, berketrampilan, cerdas, kreatif, memperteguh akhlaq serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka menghadapi persaingan global yang tanpa batas. Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat dari perkembangan indikator Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Indikator APM ini mencerminkan perbandingan jumlah siswa yang bersekolah di jenjang tertentu dengan usia tertentu dibanding dengan jumlah penduduk usia sekolah (usia tertentu untuk jenjang tertentu). Sedangkan indikator APK mencerminkan perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang tertentu dibandingkan jumlah penduduk usia sekolah untuk jenjang tertentu. Indikator APM dari Tahun 2006 sampai dengan 2009 meningkat untuk SD/MI dari 98,91 menjadi 99,13, untuk SMP/MTs dari 63,32 menjadi 72,43, dan untuk SMA/MA dari 28,80 menjadi 34,61, sedangkan untuk indikator APK dari 2006 sampai dengan Tahun 2009 untuk SD/MI dari 114,8 turun menjadi 112,9, untuk SMP/MTs dari 85,32 menjadi 92,26, untuk SMA/MA dari 35,23 menjadi 39,25. Indikator APM dan APK secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.22 di bawah ini: Tabel 2.22 Perkembangan APM dan APK Tahun 2006-2009 2006
2007
2008
APM APK APM APK APM Uraian SD/MI 98,91 114,8 99,01 115,0 99,10 SMP/MTs 63,32 85,32 68,69 89,68 76,64 SMA/MA 28,80 35,23 29,33 35,23 34.61 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
APK 115,22 91,22 37,24
2009 APM 99,10 76,64 32,10
APK 115,0 91,22 37,24
29 Dari data diatas dapat dilihat baik APM maupun APK Tahun 2006 sampai dengan 2009 cenderung meningkat kecuali APM tingkat SMA/MA. Hal ini disebabkan masih banyaknya lulusan SMP/MTs melanjutkan sekolah ke Kota Malang, yang tidak terdata di sekolah-sekolah Kabupaten Malang. Selanjutnya tabel rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Malang dibandingkan dengan Kabupaten/Kota bertetangga dan rata-rata Jawa Timur adalah sebagai berikut : Tabel 2.23 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Di Kabupaten Malang dan Sekitarnya Tahun 2005-2010 Uraian
2005
2006
Kab. Blitar 6,47 7,08 Kab. Kediri 6,99 7,01 Kab. Malang 5,96 6,65 Kab. Lumajang 5,10 5,76 Kab. Probolinggo 4,96 4,98 Kab. Pasuruan 6,00 6,16 Kab. Mojokerto 7,38 7,16 Kota Malang 9,56 10,57 Kota Batu 7,72 7,70 Jawa Timur 6,68 6,90 Sumber : BPS Kabupaten Malang, 2009
2007
2008
2009
2010
7,09 7,45 6,66 5,90 5,00 6,16 7,67 10,80 8,19 6,90
7,09 7,45 6,66 5,90 5,00 6,16 7,67 10,80 8,20 6,95
7,12 7,50 6,69 5,93 5,03 6,25 7,70 10,83 8,30 7,07
7,12 7,50 6,69 5,93 5,03 6,25 7,70 10,83 8,30 7,07
Untuk mendukung peningkatan kualitas anak didik maka upaya peningkatan kualitas dan profesionalisme guru yang dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus, di tingkat SD/MI pada Tahun 2006 sebesar 40,35 % menjadi 48,62 % di Tahun 2009, di tingkat SMP/MTs dari 65,83 % di Tahun 2006 menjadi 71,62 % di Tahun 2009, di tingkat SMA/MA dari 86,27 % di Tahun 2006 menjadi 86,98 % di Tahun 2009, secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.24 di bawah ini : Tabel 2.24 Perkembangan Guru yang Berkualifikasi Tahun 2006-2010 Uraian Satuan 2006 2007 SD/MI % 40,35 40,82 SMP/MTs % 65,83 66,23 SMA/MA % 86,27 86,32 Sumber : BPS Kabupaten Malang, 2009
2008 42,47 71,19 86,50
2009 48,62 71,62 86,98
2010 48,62 71,62 86,98
Keberhasilan di bidang pendidikan ini juga dapat dilihat dari jumlah lulusan SMK yang telah mendapat pekerjaan yang meningkat dari tahun ke tahun, dari jumlah 3.650 orang di Tahun 2006, naik menjadi 4.217 orang di Tahun 2007,
30 meningkat menjadi 4.336 orang di Tahun 2008 dan menjadi 4.802 orang di Tahun 2009. Angka partisipasi sekolah dari tingkatan SD/MI, SMP sederajat, dan SMA sederajat perkembangannya dapat dilihat dari tabel diatas. Tabel 2.25 Perkembangan Partisipasi Sekolah Dibandingkan dengan Jumlah Penduduk Tahun 2006-2009 No Jenjang Pendidikan 2006 2007 I SD/MI 1 Juml murid usia 7-12 th 141.064 251.814 2 Juml penddk usia 7-12 th 143.552 257.415 3 APS SD/MI 0 ,4 0 0 ,2 2 II SMP/MTs 1 Juml murid usia 13-15 th 99.618 81.366 2 Juml penddk usia 13-15 th 129.960 96.601 3 APS SMP/MTs 1 ,3 9 1 ,4 0 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
225.963 228.105 0 ,2 9
273.439 278.851 0,002
95.234 124.267 1 ,0 0
104.055 122.355 0,0075
Sedangkan ditinjau dari ketersediaan infrastruktur sekolah terutama dari banyaknya gedung sekolah terlihat bahwa rasionya masih rendah. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah penduduk usia sekolah dari waktu ke waktu sedangkan pertumbuhan gedung sekolah tidak sebesar penduduk usia sekolah. Tabel 2.26 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2006-2009 No Jenjang Pendidikan I SD/MI 1 2 3 II 1
Jumlah Gedung Sekolah Juml pddk klp usia 7-12 th Rasio SMP/MTs Jumlah Gedung Sekolah
2006
2007
1.165
1.171
143.552 0 ,8 1
257.415 0 ,4 5
295
302
2 Juml pddk klp usia 13-15 th 129.960 96.601 3 Rasio 0 ,2 3 0 ,3 2 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
1.180 (1.171) 228.105 0 ,5 2
1.170 (1.161) 278.851 0 ,4 2
302 (267) 124.267 0 ,2 4
302 (279) 122.355 0 ,2 5
Sedangkan untuk perbandingan dan perkembangan jumlah murid dan guru pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut.
31 Tabel 2.27 Perkembangan Jumlah Guru dan Murid per Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2006-2009 Jenjang 2006 2007 2008 Pendidikan I SD/MI 1 Jumlah Guru 10.710 10.717 12.986 2 Jumlah Murid 211.330 210.675 207.525 3 Rasio 0.05068 0.05087 0.06289 II SMP/MTs 1 Jumlah Guru 5.963 5.944 5.349 2 Jumlah Murid 71.172 73.452 73.933 3 Rasio 0.08378 0.08092 0.07764 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010 No
2009 11.729 207.113 0.05682 5.395 73.290 0.0779
2.3.2 Kesehatan Sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dicerminkan melalui indeks harapan hidup yaitu suatu indeks yang dipakai untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia melalui meningkatnya derajat kesehatan. Dari data diatas menunjukkan bahwa indeks harapan hidup di Kabupaten Malang Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009 juga selalu meningkat yaitu 67,30 di Tahun 2006 menjadi 72,56 di Tahun 2009. Kondisi ini diupayakan untuk terus menerus meningkat dan berkesinambungan karena masalah kesehatan yang terjadi sekarang dapat berpengaruh terhadap keturunan berikutnya. Derajat kesehatan ini juga harus terus menerus ditingkatkan seiring dengan memberikan fasilitas kesehatan yang memadai dan meningkatkan kesadaran pola hidup sehat bagi masyarakat secara sinergis. Apabila Indeks Harapan Hidup (IHH) semakin tinggi berarti hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan sosial ekonomi suatu daerah semakin maju. Berikut disajikan tabel IHH Kabupaten Malang dan sekitarnya, adalah sebagai berikut : Tabel 2.28 Perkembangan Indeks Harapan Hidup, Kematian Bayi, Kematian Anak dan Ibu Kabupaten Malang Tahun 2006-2009 No
Satuan
2006
2007
2008
2009
1
Indeks Harapan Hidup
%
67,30
68,22
68,43
72,56
2
Angka Kematian Bayi
orang
160
142
147
154
3
Angka Kematian Anak
orang
28
33
16
18
4
Angka Kematian Ibu
orang
28
25
24
19
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
32 Dari data diatas tampak bahwa IHH Kabupaten secara rerata lebih tinggi dari Kabupaten yang berada di Jawa Timur bagian Selatan dan masih lebih rendah dari rerata Jawa Timur. Salah satu pendukung IHH ini adalah angka kematian bayi. Angka kematian bayi di Kabupaten Malang per 1000 orang penduduk Tahun 2006 sebesar 3,58 dan Tahun 2007 turun menjadi 3,44, tetapi naik di Tahun 2008 sebesar 3,72 dan Tahun 2009 sebesar 4,05, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat masih rendah, namun demikian untuk angka kematian ibu melahirkan per 1000 orang penduduk pada Tahun 2006 sebesar 57,41 naik di Tahun 2007 sebesar 75,07, dan turun cukup signifikan di Tahun 2008 menjadi sebesar 60,68 dan Tahun 2009 menjadi 53,05. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Malang telah berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan melalui pengembangan Pondok Kesehatan Desa sebagai pusat penyuluhan dan konsultasi kesehatan termasuk penyuluhan gizi yang program terpadu Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten Malang. Sedangkan untuk perbandingan jumlah dokter, paramedis dan sarana prasarana kesehatan Tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.29 Perkembangan Jumlah Dokter, Paramedis dan Sarana Prasarana Kesehatan Tahun 2006-2009 No 1 2 3 4 5
Uraian Satuan 2006 2007 Jumlah dokter umum orang 102 133 Jumlah dokter spesialis orang 60 115 Jumlah dokter gigi orang 53 59 Jumlah paramedis orang 181 124 Unit Pelaksana Gizi unit 389 389 dan Kesehatan (UPGK) 6 Posyandu unit 2.733 2.740 7 Puskesmas/Poliklinik/P ustu persatuan unit penduduk 8 Rasio apotik 49.300 44.722 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008 136 128 62 245
2009 130 130 63 268
390
390
2.750
2.762
195
197
40.650
32.830
2.3.3 Ketenagakerjaan Kondisi ketenagakerjaan dicerminkan dari jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Malang pada Tahun 2007 sejumlah 1.443.799 orang pada Tahun 2009 menjadi 1.495.743 orang dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 1,8 %, demikian juga dengan jumlah angkatan kerja sejumlah 1.043.373 pada Tahun 2007 menjadi 1.347.500 orang dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 14,58 %. Sementara itu jumlah angkatan kerja tertampung disektor formal pada Tahun 2007 sebanyak 6.735 orang, pada Tahun 2009 tertampung 4.358. Jumlah pencari kerja yang terdaftar Tahun 2007 sebanyak 45.110 orang sedangkan pada Tahun 2009 sebesar 47.263 orang.
33 Secara lengkap kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.30 Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Malang Tahun 2007–2009 Uraian
Satuan
2007
2008
Penduduk Usia Kerja orang 1.443.799 1.487.523 Angkatan Kerja orang 1.043.373 1.210.549 Angkatan Kerja orang 3.654 6.157 Tertampung Pencari Kerja orang 45.110 47.543 Jumlah Pengiriman 4.529 5.584 TKI Remitansi + (Rp. ) 107,8 M 95 M Kebutuhan Fisik Rp. 769.000 813.000 Minimum UMK Rp. 743.250 802.000 Tingkat pengangguran 7,85 6,44 terbuka Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2009 1.495.743 1.347.500 4.358 47.263 2.008 84, 1 M 975.000 954.500 6,4
Salah satu masalah pemerintah baik pusat maupun daerah adalah ketersediaan lapangan pekerjaan bagi penduduknya yang kerap kali tidak mencukupi kebutuhan sehingga bekerja di luar negeri masih menjadi pilihan sebagian besar pencari kerja di Indonesia pada umumnya dan juga di Kabupaten Malang walaupun dari data yang ada jumlah pengiriman TKI berdasarkan data pemberangkatan TKI ke luar negeri Tahun 2007 sampai Tahun 2009 mengalami penurunan. Pada Tahun 2007 tercatat pemberangkatan TKI sebanyak 4.529 orang dan Tahun 2008 naik menjadi 5.584 orang dan Tahun 2009 turun menjadi 2.008 orang. Kebutuhan fisik minimum dari Tahun 2007 sebesar Rp. 769.000,- naik di Tahun 2008 menjadi Rp. 813.000,- dan Tahun 2009 naik lagi menjadi Rp. 975.000,-, disisi yang lain Upah Minimum Kabupaten juga cenderung meningkat pada Tahun 2007 sebesar Rp. 743.000,-, Tahun 2008 naik menjadi Rp. 802.000,- dan Tahun 2009 naik lagi menjadi Rp. 954.500,-. Menjadi sedikit lebih tinggi dari kebutuhan fisik minimum, dengan demikian daya beli masyarakat diharapkan meningkat. 2.3.4 Pertanian Potensi pertanian di wilayah Kabupaten Malang beraneka ragam dan tersebar di seluruh kecamatan. Bidang pertanian unggulan meliputi tanaman pangan, perkebunan, sayuran, peternakan dan perikanan. Unggulan tanaman pangan padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, dan kacang-kacangan. Sedangkan unggulan perkebunan tebu, kopi, kakao, kelapa. Untuk komoditi sayuran, terdiri
34 dari kentang, kubis, cabe, tomat. Terdapat komoditas khas Kabupaten Malang yaitu: apel, klengkeng, salak Swaru, ketela gunung kawi. Berikut data produksi komoditas pertanian andalan Kabupaten Malang sebagai daerah agro yang merupakan andalan Provinsi Jawa Timur, sebagai berikut: Tabel 2.31 Produksi Komoditas Andalan Pertanian Tahun 2006–2009 No Uraian Satuan 2006 2007 1 Padi ton 366.271 368.509 2 Jagung ton 265.361 240.445 3 Sayuran ton 155.196 127.974 4 Tebu ton 2.820.500 3.249.096 5 Kopi ton 7.331 8.592 6 Daging ton 13.743 13.882 7 Susu ton 89.841 93.732 8 Ikan ton 9.289 10.092 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008 416.396 279.057 146.457 2.974.171 7.248 14.021 97.623 9.439
2009 450.006 296.159 174.751 3.375.125 8.588 14.160 101.515 9.817
2.3.5 Industri dan Perdagangan Bidang industri di Kabupaten Malang berkembang pesat seiring dengan kemudahan aksesibilitas. Bidang industri ini tumbuh pesat khususnya pada wilayah pengembangan lingkar Kota Malang seperti Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Singosari, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Pakis, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Dau dan Kecamatan Wagir. Industri besar umumnya berlokasi pada jalan utama atau kolektor primer sedangkan industri kecil tersebar di kawasan permukiman penduduk. Untuk pengembangan industri pada tahun kedepan harus diprioritaskan pada kawasan Malang Selatan untuk memeratakan pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Kegiatan industri nantinya dapat berupa pengolahan hasil tambang berupa bahan dasar bangunan seperti semen, kapur dan marmer dimana bahan bakunya banyak tersedia di kawasan Malang Selatan seperti di Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Pagak, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Dampit, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Kalipare dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Berikut data perkembangan industri dan perdagangan: Tabel 2.32 Perkembangan Industri dan Perdagangan Tahun 2006–2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Uraian Satuan 2006 2007 Jumlah perusahaan Unit usaha 1.229 1.331 industri Jumlah sentra industri Unit usaha 63 50 Tenaga kerja industri Unit usaha 86.122 91.753 Jumlah industri Unit usaha 49.647 50.750 informal Investasi Juta Rupiah 4.343.788 5.382.522 (PMDN/PMA) Jumlah SIUP Perusahaan 11.166 12.952 Nilai Ekspor RibuanUS $ 189.095 262.410 Nilai Impor RibuanUS $ 62.025 67.227 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
1.407
1.475
50 95.778
50 98.781
51.865
52.365
6.106.865
6.119.365
14.245 266.100 60.030
15.695 271.910 51.926
35 Sebagaimana dikemukakan dimuka peran sektor industri dan sektor perdagangan dalam perekonomian Kabupaten Malang cukup dominan. Tahun 2009 kontribusi kedua sektor ini sebesar 44,27 % terdiri dari sektor industri 20,62%, dan sektor perdagangan 23,65 %. Dalam rangka memacu percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mengandalkan nilai tambah sektor industri dan perdagangan, maka kebijakan pembangunan ekonomi diarahkan untuk memacu peningkatan sektor industri dan perdagangan secara gradual dengan tetap memperhatikan penguatan UMKM dan Koperasi agar kemajuan industrialisasi dan modernisasi tidak menggerus UMKM yang justru merupakan kekuatan lokal terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi global yang menyebabkan melemahnya posisi industri dan perdagangan pada umumnya. 2.3.6 Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Malang memiliki potensi sumberdaya mineral yang cukup besar dan tersebar hampir di seluruh wilayah, namun karena kewenangan pengelolaannya berada di Pemerintah Pusat terkecuali golongan C maka kontribusinya terhadap PDRB masih sangat kecil. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.33 Potensi Mineral di Kabupaten Malang URAIAN Batu gunung/adesit
Pasir
Phosphat
LOKASI Singosari, lawang, Karangploso, Jabung, Tumpang Wajak, Turen, Ampelgading, Dampit, Tumpang, Tirtoyudo, Poncokusumo, Kasembon, Pakis, kalipare Sumbermanjing Wetan
Kalsit
Gedangan, donomulyo, Sbrmanjing pagak,
bantur,
Batu kapur
Kalipare, gedangan, donomulyo, Sbrmanjing Wetan, Pagak, Bantur
Wetan,
MANFAAT
CADANGAN
Sebagai agregat Diperkirakan fondasi dan batu hias jutaan ton
Sebagai campuran beton, plester pasang, Diperkirakan fondasi jalan dan jutaan ton konstruksi Bahan campuran pembuatan gelas Bahan pemutih dan pengisi cat, gelas, karet, penetral keasaman tanah, bahan pelapis kertas Bahan mentah semen, karbit, bahan pemutih pembuatan soda abu, penetral keasaman tanah, bahan pupuk, industri keramik, bahan bangunan
8,51 10^8
Diperkirakan jutaan ton
4.368,83 10 ^8
36 URAIAN
Felspar
Tanah liat
Marmer
Kaolin
Kuarsa
Bentonit
Tanah urug
Tras
Piropilit
LOKASI Dampit, Gondanglegi, Kepanjen, Sbrmanjing Wetan,
MANFAAT
CADANGAN
Sebagai flug dalam Diperkirakan industri keramik, gelas jutaan ton dan kaca
Sebagai campuran Sumberpucung, beton, plester pasang, Pagak, bantur, fondasi jalan dan singosari, Tirtoyudo konstruksi Sebagai amomen Kalipare, bangunan Ampelgading, (lantai,dinding, Gedangan, Dampit, asesories) Untuk industri Kalipare, Pagak, keramik, kertas, cat, Bantur, dampit, kosmetik dan farmasi, Ampelgading bahan pembuatan karet/ pestisida dll Kalipare, Tirtoyudo, Untuk industri gelas, dampit, optik, keramik, brasive Ampelgading, dan semen Sebagai bahan lumpur pemboran, pencegah kebocoran pada Sumbermanjing bangunan sipil basah, Wetan, Pagak, campuran pembuatan Bantur, Singosari, cat, latex dan tinta Tirtoyudo cetak, bahan penyerap, zat perekat, pelet/makanan ternak Sebagai bahan Singosari urugan Bahan pembuatan PPC, pembuatan semen tras kapur Sumbermanjing untuk batu cetak atau Wetan, Donomulyo, batako, campuran Ampelgading pembuatan beton, campuran plester dan tanah urug Sebagai bahan industri keramik, refraktori, kosmetik, Sumnbermanjing kertas, bahan Wetan, bantur campuran cat dan plastik
49,625 10^8
2.300.000
Diperkirakan jutaan ton
Diperkirakan jutaan ton
3.250
10^8
Diperkirakan jutaan ton
Diperkirakan jutaan ton
45,304
10^8
37 URAIAN Sirtu Gipsum
Zeolit
Oniks
Mangaan
Oker
Toseki
LOKASI
MANFAAT
Urugan , material campuran beton, jalan Bahan kimia dan amomen, bahan agregat ringan, bahan pengembang dan pengisi pasta gigi, Sumbermanjing bahan penjernih air Wetan, Tirtoyudo, limbah dan kolam Gedangan ikan, makan ternak, pemurnian gas metan/ gas alam/gas murni/penyerap zat/ logam beracun Singosari
Ampelgading
Perhiasan
Kalipare, Gedangan, Dampit, Arang baterai, Sumbermanjing campuran aluminium Wetan Bahan campuran cat, Dampit, interior bangunan Sebagai bahan baku dan campuran Sumbermanjing keramik, refraktori, Wetan, Tirtoyudo isolator dll
Kalipare, Gedangan, dampit, Emas Perhiasan sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo Untuk industri campuran besi, Donomulyo, industri gelas, optik, Pasir besi gedangan keramik, abrasif dan semen Sumber : Dinas ESDM, 2010
CADANGAN Diperkirakan jutaan ton -
3,5
10^6
Diperkirakan jutaan ton Diperkirakan jutaan ton Diperkirakan jutaan ton Diperkirakan jutaan ton
Diperkirakan jutaan ton
Diperkirakan jutaan ton
2.4. Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah Struktur ekonomi Kabupaten Malang dalam 5 tahun terakhir yang menggambarkan pilar-pilar kemampuan dan potensi perekonomian daerah dapat dilihat dari peran sektoral dalam perekonomian sebagai berikut:
38 Tabel 2.34 Perkembangan Peran Sektoral Dalam Perekonomian Berdasarkan PDRB ADHK Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 (dalam persen) Uraian
2006 34,03 31,40 2,63 20,45 17,34 1,57 1,54 45,52 23,71 4,48
2007 33,54 30,87 2,67 21,05 17,91 1,54 1,60 45,41 23,93 4,45
2008 33,16 30,47 2,69 21,60 18,37 1,55 1,68 45,24 23,97 4,38
Primer Pertanian Pertambangan & Penggalian Sekunder Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Tersier Perdag, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keu, Persewaan & Jasa 3,85 3,85 3,89 Persh. Jasa-jasa 13,44 13,19 13,04 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2009 33,08 30,34 2,74 21,88 18,57 1,54 1,77 45,04 23,85 4,32
2010 32,8 30 2,8 22,1 18,7 1,6 1,9 45,2 24,0 4,4
Rerata 33,45 30,77 2,68 21,24 18,04 1,55 1,65 45,30 23,87 4,41
3,86
3,9
3,86
13,00
13,0
13,17
Untuk 5 tahun ke depan, struktur perekonomian Kabupaten Malang diprediksikan masih akan didominasi oleh sektor primer sebesar 31,1% sekunder 23,1% dan tersier 45,9% pada Tahun 2015. Secara sektoral tetap akan didominasi oleh sektor pertanian primer menyusul sektor perdagangan dan pariwisata, selanjutnya sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Sedang sektor yang diharapkan berkembang sektor pertambangan dan sektor bangunan. Dilihat dari ketersediaan potensi di kawasan Malang Raya dan beberapa Kabupaten/Kota yang memiliki sektor andalan yang bersamaan dengan Kabupaten Malang sesungguhnya diperlukan kerjasama kawasan yang dapat mempercepat kemajuan daerah sekaligus menjadi kekuatan daya saing bersama. Berikut gambaran potensi Kabupaten/Kota yang potensinya bersamaan dengan Kabupaten Malang: Tabel 2.35 Daerah yang Potensi Andalannya Sama Dengan Kabupaten Malang
NO. 1 2 3 4 5 6 7
TANAMAN PANGAN Kab. Malang Kab. Probolinggo Kab. Jember Kab. Banyuwangi Kab. Bojonegoro Kab. Blitar Kab. Lamongan
PERKEBUNAN
PETERNAKAN
PERIKANAN
Kab Jember Kab. Blitar Kab. Malang
Kab. Malang Kab. Blitar Kab. Bangkalan
Kab. Gresik Kab. Lamongan Kab. Sidoarjo Kab. Bondowoso
PERTAMBA NGAN Kab. Tuban Kab. Gresik
Sumber :Bappeda Provinsi Jawa Timur, 2009 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa posisi Kabupaten Malang cukup bersaing untuk sektor tanaman pangan, peternakan, perkebunan namun sektor
39 yang potensi besar yaitu perikanan dan pertambangan belum mampu bersaing dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Timur. Perekonomian Kabupaten Malang juga ditopang oleh sektor industri yang berorientasi ekspor. Berikut data realisasi ekspor Tahun 2009 : Tabel 2.36 Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Tujuan Tahun 2009 NEGARA TUJUAN VOLUME (kg) NILAI (US $) Jepang 34.015.695,32 53.294.526,34 China 5.801.894,54 10.015.943,64 Jerman 19.826.540,74 37.935.266,52 Singapura 7.653.071,13 12.682.375,88 Inggris 14.762.302,20 26.385.156,55 Mesir 6.804.735,62 9.378.249,96 Yunani 9.012.501,48 14.874.825,26 Perancis 4.739.200,54 7.286.302,10 Belgia 11.907.532,07 12.832.450,26 Amerika 11.873.026,82 31.799.250,05 51 Negara lainnya 45.453.552,32 55.425.345,33 Total 271.909.691,89 171.850.052,78 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Hal yang sama juga bisa dilihat dari dari perkembangan investasi yang cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu baik investasi dalam negeri maupun investasi asing. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor pada Kabupaten Malang masih bagus. Tabel 2. 37 Perkembangan Jumlah dan Nilai Investasi PMDN/PMA Tahun 2008-2009 NO 1
2
3
URAIAN
SATUAN
2008
2009
-PMDN
buah
20
20
-PMA
buah
17
19
Nilai Investasi
rupiah
6,106,864,874,177.00
6,119,364,874,177.00
-PMDN
rupiah
3,299,051,926,802.00
3,303,051,926,802.00
-PMA
rupiah
2,807,812,947,375.00
2,816,312,947,375.00
Nilai Investasi Non PMA/PMDN
rupiah
4,865,803,229,000.00
5,152,704,436,000.00
- Industri
rupiah
2,179,472,229,000.00
2,298,873,436,000.00
- Perdagangan
rupiah
2,103,200,000,000.00
2,266,200,000,000.00
- Koperasi
rupiah
583,131,000,000.00
587,631,000,000.00
Jumlah Investasi
Sumber : Kantor Penanaman Modal
40 2.4.2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Sarana yang penting dalam mendukung laju pembangunan adalah prasarana jalan. Tersedianya jalan untuk menjangkau semua daerah di suatu wilayah pemerintahan sangat besar pengaruhnya terhadap kecepatan pendistribusian hasil pembangunan. Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting guna memperlancar kegiatan pembangunan. Seiring dengan semakin meningkatnya pembangunan jalan yang terbagi atas jalan nasional, jalan provinsi dan kabupaten harus selalu ditingkatkan, baik panjang maupun kualitasnya, agar pembangunan regional/nasional dapat berjalan lancar. Panjang jalan yang ada di Kabupaten Malang mencapai 1.903,19 km terbagi atas jalan negara 115,63 km (1%), jalan provinsi 128,80 km (1%), jalan kabupaten 1.668,76 km (19%) dan jalan desa 6.907,92 km (79%) sehingga total 8.809,66 km. Kondisi jalan yang baik di Kabupaten Malang dari Tahun 2006–2009 meningkat cukup signifikan yaitu Tahun 2006 panjang jalan 1.096 km, Tahun 2007 menjadi 1.205 km, Tahun 2008 menjadi 1.258 km, dan Tahun 2009 menjadi 1.274 km. Jembatan mantap Tahun 2006 sepanjang 1.975 meter, 2007 sepanjang 2.607 meter, 2008 sepanjang 2.668 meter, dan Tahun 2009 meningkat menjadi sepanjang 3.107 meter. Tabel 2.38 Prasarana Jalan Tahun 2006-2009 Uraian
Satuan
2006
2007
2008
2009
Jalan Negara
km
115,63
115,63
115,63
115,63
Jalan Provinsi
km
118,80
118,80
128,80
128,80
Jalan Kabupaten
km
1.667,31 1.667,31
1.667,31
1.668,76
Jalan Desa
km
6.907,90 6.907,90
6.907,90
6.907,90
Sumber : Dinas Bina Marga, 2010
Teknologi komunikasi kini semakin dirasakan penting peranannya dalam penyampaian informasi jarak jauh. Aktifitas pemerintahan, swasta maupun masyarakat sangat erat kaitannya dengan pos dan telekomunikasi sebagai sarana untuk pengiriman informasi. Bahkan ketersediaan teknologi informasi berdampak pada intelektualitas penduduk, karena dengan tersedianya teknologi dan kemampuan sumberdaya manusia maka akan sangat mudah membaca kemajuan yang mutakhir sehingga dapat memacu perkembangan teknologi di daerah. Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi masyarakat, dari tahun ke tahun semakin banyak bermunculan wartel swasta. Jumlah telpon umum koin dari tahun ke tahun semakin berkurang, sedangkan jasa telekomunikasi dari pemerintah dan rumah tangga berkembang pesat. Data PT. Telkom Kabupaten Malang menunjukkan jumlah pelanggan telpon semakin meningkat dari tahun ke tahun.
41 Tabel 2.39 Perkembangan Telekomunikasi Tahun 2006-2009 Uraian Kapasitas sentral Kapasitas terpasang Kapasitas terpakai Pelanggan Telp koin Wartel/kios/TUT
Satuan SST SST SST SST SST SST
2006 66.898 66.898 60.539 197 3.910
2007 66.898 66.898 60.539 197 3.910
2008 73.299 73.299 66.835 49.997 169 2.753
2009 65.817 65.817 51.372 44.662 144 2.665
Sumber : Telkom Malang
Ketersediaan bank sangat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di segala bidang, khususnya dalam penyediaan modal dan lalu lintas uang antar daerah, kepentingan lalu lintas uang di Kabupaten Malang sangat mudah karena telah tersedia bank-bank pemerintah maupun bank swasta. Bank pemerintah yang terdapat di Kabupaten Malang antara lain, BRI, BNI’46 dan Bank Mandiri, sedangkan swasta BCA, CIMB Niaga dan Bank Jatim, serta BPR-BPR yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini. Selanjutnya perkembangan ketersediaan energi listrik sebagai pendukung penting pembangunan dan perekonomian sebagai berikut: Tabel 2.40 Perkembangan Kelistrikan Tahun 2006-2009 Uraian Distribusi JTM Distribusi JTR
Satuan kms
2006 2.589.630
2007 2.589.630
2008 2.589.630
2009 2.622.990
kms
5.317.290
5.317.290
5.317.290
5.350.950
3.349 9 687.850 1.359.547.399
3.349 9 687.850 1.359.547.399
3.349 9 701.172 1.432.837.083
3.402 9 716.966 1.508.030.540
Distribusi GRD unit Gardu Induk unit SR buah Konsumsi Listrik kwh/th Sumber : PLN Malang, 2010
Sarana dan prasarana strategis dalam rangka mendukung daya saing daerah a) pengembangan Bandar Udara Abdulracman Saleh yang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir berkembang sangat pesat dan kedepan perlu di tingkatkan kapasitasnya lebih besar lagi sehingga dapat menambah maskapai dan jumlah penerbangan sesuai dengan kebutuhan untuk melayani beberapa Kabupaten/Kota di bagian Selatan Tengah Jawa Timur; b) pembangunan jalan tol Pandaan-Malang melanjutkan tol Surabaya-Pandaan sehingga akan terhubung layanan tol antara Kota Surabaya dengan Malang Raya sebagai salah satu pusat pertumbuhan dan Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur; c) pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa Timur dimana wilayah Kabupaten Malang merupakan titik tengah yang akan menghubungkan Malang-Jogjakarta ke Barat dan Malang Denpasar Bali melalui Banyuwangi ke sebelah Timur, dengan demikian potensi yang selama ini belum tergali karena hambatan transportasi di
42 Malang Selatan akan segera berkembang seperti potensi pertambangan perkebunan, dan perikanan laut, serta tidak kalah pentingnya adalah obyek wisata pantai yang cukup banyak di Malang Selatan. 2.4.3 Sarana Transportasi Berikutnya sarana transportasi yang menjamin kelancaran arus orang dan barang dari sentra produksi ke pasar maupun ke obyek-obyek wisata adalah sebagai berikut:
Tabel 2.41 Perkembangan Sarana Transportasi Tahun 2006-2009 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Uraian 2006 2007 2008 Mobil Penumpang Umum 725 751 761 Bus umum 2.354 2.402 2.472 Bus bukan umum 122 157 182 Mobil barang umum 3.194 3.709 4.338 Mobil barang bukan umum 11.165 11.935 12.516 Kereta gandengan 177 180 184 Kereta tempelan 20 22 33 Kendaraan khusus 32 34 35 JUMLAH 17.789 19.190 20.521 Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kabupaten Malang, 2010
2009 762 2.620 213 5.244 13.494 192 30 39 22.594
Dari data diatas diketahui bahwa trend perkembangan sarana transportasi Kabupaten Malang dalam 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dimana pada Tahun 2006 hanya sebanyak 17.789 Tahun 2009 meningkat tajam menjadi 22.594 atau terjadi kenaikan rata-rata 8% per tahun. Kedepan peningkatan diprediksi akan lebih tajam lagi dengan selesainya Tol Pandaan-Malang, selesainya Jalan Lintas Selatan Provinsi Jawa Timur semakin besarnya kapasitas penerbangan Bandara Abulrachman Saleh dan pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Malang ke Kota Kepanjen dan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik memberi dampak kepada perkembangan investasi, industri, perdagangan dan perumahan. 2.4.4 Iklim Berinvestasi Iklim berinvestasi sangat ditentukan oleh faktor keamanan dan ketertiban. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat harus difokuskan pada terwujudnya kesadaran masyarakat untuk menjaga keamanan masyarakat lingkungan masing-masing serta peran aktif masyarakat dalam memberantas kejahatan yang terjadi. Tindak kejahatan terbanyak sebagaimana data Kepolisian Kabupaten Malang terbanyak adalah kasus pencurian dengan pemberatan yaitu sebayak 576 kasus yang dilaporkan namun hanya 372 kasus yang baru diselesaikan, kemudian kasus pencurian kayu jati sebanyak 372 kasus, kasus perjudian sebanyak 210 kasus dan 178 kasus penipuan. Sementara itu, berdasarkan data yang ada masih terdapat kasus demonstrasi pemogokan tenaga kerja, kasus politik dan kasus ekonomi, namun demikian secara umum angka kriminalitas di
43 Kabupaten Malang baik secara kualitas maupun kuantitas kecenderungannya mengalami penurunan. Hal lain yang mendukung terjaminnya keamanan wilayah Kabupaten Malang karena terdapat banyak institusi militer baik dari TNI AD, TNI AU dan TNI AL yang juga berperan aktif dalam mendukung keamanan dan ketertiban masyarakat termasuk juga keamanan berinvestasi.
Tabel 2.42 Angka Kriminalitas Tahun 2006-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Uraian Jumlah kasus narkoba Jumlah kasus pembunuhan Jumlah kejahatan seksual Jumlah kasus penganiayaan Jumlah kasus pencurian Jumlah kasus penipuan Jumlah kasus pemalsuan uang Kasus perjudian Kasus pemerasan dan penadahan Bunuh diri Jumlah Jumlah penduduk 11 Angka kriminalitas (8/9) Sumber : Kepolisian, data diolah, 2010
2006
2007
2008
2009
33 5 13 62 351 0 1 158 12 15 640 2.419.822 0.0264482
4 5 14 20 63 0 7 10 0 18 141 2.442.442 0.0057729
0 4 2 19 148 0 0 27 7 0 207 2.413.779 0.0085758
0 0 0 0 3 0 0 2 0 2 7 2.419.887 0.0002893
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi Pemerintahan Daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan (money follow function). Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 tahun sebelumnya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah (Perda). Dalam hubungannya dengan RPJM Daerah, APBD merupakan komitmen politik penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk mendanai strategi pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun. Hubungan antara dokumen perencanaan strategik dengan anggaran, dapat dilihat dalam Gambar 3.1 sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka Hubungan Antara Kebijakan Keuangan Daerah/APBD dengan RKPD dan Visi, Misi, Strategi RPJMD
RPJMD Visi, Misi, Strategi
RKPD 1
RKPD 2
RKPD 3
RKPD 4
RKPD 5
Kebijakan Keuangan Daerah /APBD
Arah kebijakan keuangan daerah yang diambil oleh Kabupaten Malang mengandung makna bahwa: 1) Arah belanja APBD Kabupaten Malang digunakan sepenuhnya untuk mendukung kebijakan dan prioritas strategis jangka menengah, 5 tahunan. 2) Untuk menjamin ketersediaan dana maka kebijakan pendapatan diarahkan untuk mendapatkan berbagai sumber pendapatan yang sustain dan jumlah yang memadai. Mengingat kebijakan masing-masing komponen APBD berbeda maka kebijakan Keuangan Daerah juga dirinci pada masing-masing komponen tersebut,
45 meliputi kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Adapun, hubungan strategi dengan (arah kebijakan) komponen APBD dapat dilihat dalam Gambar 3.2 berikut ini: Gambar 3.2 Kerangka Hubungan Antara Strategi dan Komponen APBD A R A H
K E B I J A K A N
Program/ Kegiatan P1 P2 P3 Visi
Misi
Strategi P4 P5 P~..
P E N D A P A T A N .....
P E M B I A Y A A N
B E L A N J A
(-)
.....
(=)
.....
Gambar diatas menunjukkan hubungan antara proses perencanaan kegiatan dengan keuangan. Satuan terkecil dari perencanaan strategik adalah program dan kegiatan. Melalui analisis belanja, standar pelayanan, dan standar harga atas komponen belanja tiap kegiatan, dapat dihitung kebutuhan belanja. Dengan demikian, arah kebijakan belanja Kabupaten Malang, pada prinsipnya adalah agar belanja dapat mendukung kebutuhan dana seluruh kegiatan. Belanja yang tidak strategik dan tidak memiliki nilai tambah (non value-added) diminimalisir. Pada tahap berikutnya, untuk menutup semua kebutuhan belanja, APBD harus mampu mengoptimalkan sumber-sumber pendapatannya. Semua potensi pendapatan semaksimal mungkin digali agar mampu menutup seluruh kebutuhan belanja. Kebijakan pendapatan diarahkan agar sumber-sumber pendapatan yang mendukung APBD selama ini harus diidentifikasi dengan baik, ditingkatkan penerimaannya (intensifikasi), dan diupayakan sumber-sumber pendapatan baru (ekstensifikasi) oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Mengingat bahwa komponen anggaran menggunakan struktur surplus/defisit maka atas selisih antara pendapatan dan belanja dihitung sebagai surplus/defisit dan dialokasikan ke pembiayaan. Dalam hal suatu APBD mengalami defisit maka kebijakan pembiayaan mengupayakan sumber pemasukan kas untuk menutup defisit tersebut (pembiayaan penerimaan). Sebaliknya, apabila APBD mengalami selisih lebih maka atas surplus tersebut akan dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran pada pos-pos pembiayaan yang diperkenankan oleh peraturan. Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
46 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang antara lain menyebutkan bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundanganundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, maka semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dan selanjutnya APBD tersebut akan dipakai sebagai dasar bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan penerimaan dan pengeluaran daerah yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan serta kemampuan keuangan daerah, oleh karena itu prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006-2010 memberikan gambaran trend yang positif dengan rata-rata kenaikan sebesar 11,54%, walaupun pada masa itu terjadi kenaikan BBM yang membawa dampak signifikan pada perkembangan ekonomi makro namun karena struktur pendukung ekonomi daerah Kabupaten Malang yang berbasis pada sektor primer mengakibatkan pengaruh perubahan tersebut tidak begitu terasa dampaknya pada perekonomian Kabupaten Malang. Gambaran perkembangan struktur pendapatan, belanja dan pembiayaan Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Perimbangan dari Provinsi LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH Dana Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi & Pemda lainnya Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya
1
JUMLAH Prosentase Kenaikan Realiasi Pendapatan Pertahun Rata-rata kenaikan 2006-2010 Sumber : DPPKA 2011, diolah
3
2
URAIAN
NO
1,166,221,678 13
1,307,756,530 11 11,54%
118,500
-
1,020,199,155
58,413,584 14,174,598
58,686,801 8,279,547
4,362,756 -
72,706,682 -
4,844,397 46,909,988 1,134,458,800 77,072,608 967,647,192 89,739,000 -
67,957,671 991,324
4,416,694 17,258,767 1,013,910,110 64,805,110 880,921,000 68,184,000 -
4,362,756 -
3,341,689 21,783,463 946,184,615 52,551,285 795,059,000 35,690,000 62,884,330
2006 69,651,784 23,684,589 20,842,042
TAHUN (Rp. 000) 2007 2008 84,353,897 100,591,048 26,393,016 30,357,572 36,285,421 18,479,090
Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
47
1,427,167,882 8
29,840,637
79,883,170 2,127,834
111,851,641 -
4,920,768 90,310,302 1,161,789,799 108,708,109 959,098,690 93,983,000 -
2009 153,526,442 33,782,875 24,512,496
1,668,263,268 14
69,187,050
94,532,940 166,702,934
330,437,924 15,000 -
6,299,099 58,079,758 1,204,222,085 148,456,036 967,107,349 88,658,700 -
2010 133,603,260 39,362,653 29,861,750
Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Prosentase kenaikan Pertahun Rata-rata kenaikan Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Prosentase kenaikan Pertahun Rata-rata kenaikan
URAIAN
Jumlah Prosentase kenaikan Pertahun Rata-rata kenaikan Sumber : DPPKA 2011, diolah
II 1 2 3
I 1 2 3 4 5 6 7
NO
908,075,765
585,004,515 302,812,765 140,671,167 141,520,583
2006 323,071,250 182,082,219 32,306,195 0 0 0 108,670,336 12,500
1,175,744,856 29.48
537,353,688 44,529,373 117,581,160 375,243,155 -8.15
2007 638,391,167 507,873,992 97,656 8,186,121 65,593,865 10,158,845 45,560,000 920,688 97.6
1,337,850,741 13.79 16.75%
TAHUN (Rp. 000) 2008 807,679,075 623,113,507 77,319 32,682,445 48,000,848 10,613,409 93,041,547 150,000 26.52 40.94% 530,171,667 50,499,108 147,863,051 331,809,508 -1.34 -3.16
1,387,731,032 3.73
484,695,872 47,739,226 154,166,147 282,790,499 -8.58
2009 903,035,160 713,012,042 56,531 40,420,470 41,983,286 10,702,782 96,399,420 460,629 11.81
1,665,421,191 20.01
510,892,482 55,284,309 185,801,482 269,806,692 5.4
2010 1,154,528,709 933,230,894 35,969 67,257,121 46,923,782 11,684,517 95,007,195 389,231 27.85
Dilihat dari trend pendapatan yang dalam Tahun 2006 ke 2007 naik sebesar 12,52% Tahun 2007 ke 2008 naik sebesar 10,82% selanjutnya tahun berikutnya naik lagi sebesar 8,37% dan Tahun 2010 naik menjadi 14,45% atau rata-rata dalam 4 tahun naik sebesar 11,54% per tahun, khusus PAD naik rata-rata sebesar 20% per tahun; Dana Perimbangan naik rata-rata sebesar 6,28% per tahun; dan Lain-lain Pendapatan yang Sah naik rata-rata sebesar 428,48% per tahun Tabel 3.2 Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2006-2010
48
Belanja
Persentase
2
3
89.01
908,075,765
1,020,199,155
2006
100.82
1,175,744,856
1,166,221,678
2007
102.3
1,337,850,741
1,307,756,530
2008
TAHUN (Rp. 000)
97.24
1,387,731,032
1,427,167,882
2009
99.83
1,665,421,191
1,668,263,268
2010
Dari data tersebut Tahun 2006 besaran belanja hanya 89,01% dari pendapatan Tahun berjalan; tahun 2007 sebesar 100,82%; Tahun 2008 sebesar 102,3%; Tahun 2009 sebesar 97,24% dan Tahun 2010 sebesar 99,83%. Hal ini menunjukkan apabila besaran belanja lebih kecil dari pendapatan dalam tahun berjalan berarti terjadi SILPA sebaliknya apabila besaran belanja melebih dari pendapatan maka defisit yang ada ditutupi dari SILPA tahun yang lalu.
Sumber : DPPKA 2011, diolah
Pendapatan
URAIAN
1
NO
Tabel 3.3 Rasio Pendapatan dengan Belanja Dalam Tahun Berjalan Tahun Anggaran 2006-2010
Dilihat dari data tersebut Belanja Tidak Langsung yang Tahun 2006 sebesar 35% Tahun 2010 menjadi 69,2% yang didalamnya termasuk belanja pegawai yang trend setiap tahun mengalami kenaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain kenaikan gaji dan kenaikan penghasilan guru. Sedangkan belanja langsung yang dalam Tahun 2006 sebesar 64% Tahun 2010 menjadi sebesar 30,7%. Terjadinya kenaikan belanja tidak langsung disatu sisi dan disisi lain penurunan porsi belanja langsung karena kenaikan dana perimbangan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan kenaikan belanja gaji pegawai negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebijakan belanja tentunya mendahulukan belanja wajib (mandatory) terutama gaji pegawai negeri sipil dan tunjangan guru setelah itu sisanya baru diperuntukkan membiayai kebutuhan belanja urusan pembangunan.
49
Jumlah Penerimaan Pembiayaan SILPA Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan derah yang dipisahkan Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerah Prosentase kenaikan Pertahun
URAIAN
62,636,414 5,000,000 1,999,606 55,636,808 -
144,166,248 134,643,071
94,008,487 206,131,877
206,802,663 206,493,331 309,332
2007
11,930,989 5,000,000 5,000,000 1,930,989 -
105,939,477 105,939,477 -
2006
132,059,904 101,965,693
6,672,599 5,000,000 1,500,000 172,599 -
138,732,503 134,643,071 4,089,432 -
2008
TAHUN (Rp. 000)
99,792,094 139,228,944
2,173,599 2,001,000 172,599 -
101,965,693 101,965,693 -
2009
153,691,019 156,533,096
2,391,914 1,853,989 537,925 -
156,082,933 139,228,944 15,000,000 1,853,989 -
2010
` Data ini menunjukkan besaran SILPA yang dipergunakan untuk menutupi pengeluaran pembiayaan yang nilainya dalam Tahun 2006 sebesar Rp. 206,131,877,151; Tahun 2007 sebesar Rp. 134,643,070,789; Tahun 2008 sebesar Rp. 101,965,692,960; Tahun 2009 sebesar Rp. 139,228,943,838 dan Tahun 2010 sebesar Rp. 156,533,095,764 atau apabila dibandingkan dengan besaran APBD setiap tahun SILPA
Rata-rata kenaikan II Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 1 Pembentukan dana cadangan 2 Penyertaan modal (investasi) daerah 3 Pembayaran pokok utang 4 Pemberian pinjaman daerah Prosentase kenaikan Pertahun Rata-rata kenaikan Pembiayaan Netto Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) Sumber : DPPKA 2011, diolah
I 1 2 3 4 5 6
NO
Tabel 3.4 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2006-2010
50
2,510,488,398
58,918,712
-
2,267,421,278
71,579,424
112,568,984
2005
3,027,860,040
170,612,904
5,000,000
2,560,439,604
76,579,424
215,228,108
2006
3,388,286,229
15,142,104
10,231,388
3,131,828,666
85,184,688
145,899,383
2007
Tahun (Rp. 000)
3,703,473,273
10,707,082
16,105,218
3,469,914,894
88,892,113
117,853,966
2008
4,045,971,473
57,939,956
17,367,091
3,731,328,942
90,137,268
149,198,217
2009
Data tersebut menunjukkan perkembangan aset daerah dari Tahun 2005 sebesar Rp. 2,510,488,398 dan Tahun 2009 menjadi sebesar Rp.4,045,971,473 atau rata-rata kenaikan dalam 4 tahun terakhir sebesar 12,77%; khusus aktiva lancar naik rata-rata sebesar 16,59% sedangkan aktiva tetap naik rata-rata 13,39% per tahun.
Sumber : DPPKA 2011, diolah
Total
Aktiva lain lain
Dana cadangan
Aktiva tetap
Investasi jangka panjang
Aktiva lancar
Uraian
Tabel 3.5 Aset Daerah Tahun 2005-2009
tahunan rata-rata sebesar Rp. 147.700.536.100 atau + 9%-10% dari APBD. Besaran SILPA ini diperoleh dari pelampauan realisasi dari target penerimaan, penghematan belanja program dan pendapatan tidak terduga yang belum dianggarkan dalam tahun berkenaan.
51
59 41 100
99 1 100
Tahun (Rp. 000) 2007 9,446,050 95 517,796 5 9,963,846 100
2006 3,027,860,040
2007 3,388,286,229
Tahun (Rp. 000)
Tabel 3.8 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana Tahun 2006-2009
2006 150,391,633 2,806,941,537 2,957,333,170
Tahun (Rp. 000) 2007 135,877,805 3,232,213,190 3,368,090,995
Tabel 3.7 Ekuitas Dana Tahun 2006-2009
2006 64,836,475 690,395 65,526,870
2005 2,510,486,399
2005 24,356,754 2,484,019,053 2,508,375,807
2005 1,247,599 862,994 2,110,592
Total Utang dan Ekuitas Dana Sumber : DPPKA 2011, diolah
Uraian
Dana lancar Dana investasi Total Sumber : DPPKA 2011, diolah
Uraian
Kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Total Sumber : DPPKA 2011, diolah
Uraian
Tabel 3.6 Hutang/Kewajiban Tahun 2006-2009
52
97 3 100
2008 3,703,473,273
2008 106,363,474 3,569,168,892 3,675,532,365
2008 11,490,492 345,197 11,835,690
99 1 100
2009 4,045,971,473
2009 132,232,865 3,879,233,567 4,011,466,432
2009 16,965,351 172,599 17,137,950
53 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010 Pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru. Sumber-sumber pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Sumber PAD berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha perusahaan milik daerah dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan berasal dari bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, subsidi daerah otonom, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan pembangunan daerah, penerimaan lain-lain. Bagian lain-lain penerimaan berasal dari lain-lain penerimaan yang sah dan lain-lain penerimaan dari provinsi. Untuk mendukung pembelanjaan daerah dalam rangka pelaksanaan berbagai program dan kegiatan strategik berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru. Secara umum, upaya peningkatan pendapatan daerah, lebih khusus diupayakan pada sumber PAD, mengingat controllability-nya yang tinggi dibanding sumber-sumber pendapatan yang lain. Upaya yang dilakukan meliputi: 1. Program intensifikasi dan ekstensifikasi, yaitu dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan rendahnya tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak yang berada di wilayah Kabupaten Malang. Indikator keberhasilan program ini adalah berupa peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah dan PBB. 2. Program Koordinasi/Sinkronisasi Lintas Sektoral, yaitu program yang dimaksudkan untuk mendukung program pertama dalam mendukung peningkatan pendapatan pajak daerah dari aspek pembangunan ekonomi. Program ini juga dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan atas rendahnya rasio elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan pajak daerah. Indikator keberhasilan program ini adalah berupa peningkatan pembangunan yang mendukung potensi pajak daerah. 3. Program Peningkatan Kualitas SDM Aparatur, yaitu program yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan atas keterbatasan kualitas aparatur yang berhubungan dengan upaya penggalian dan pelayanan penerimaan pendapatan daerah. Indikator keberhasilan program ini adalah peningkatan kualitas SDM aparat dalam jangka pengelolaan pajak daerah melalui penyelenggaraan pelatihan yang relevan. 3.2.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah Tahun 2006–2010 Suatu arah pengelolaan belanja daerah dimaksudkan untuk menjamin agar seluruh kegiatan (strategik) dapat dibiayai oleh APBD. Belanja daerah diarahkan untuk seefektif mungkin membiayai urusan penyelenggaraan pemerintahan dan prioritas pembangunan yang dialokasikan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang terformulasikan dalam program dan kegiatan. Belanja diklasifikasikan menjadi belanja aparatur, belanja publik serta belanja tidak langsung. Pos belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja wajib yang dikeluarkan seperti belanja pegawai, belanja bunga, belanja pokok pinjaman, serta
54 belanja barang dan jasa. Selisih antara belanja wajib dikeluarkan merupakan dana yang dialokasikan sebagai pagu indikatif dari masing-masing SKPD. 3.2.3 Arah Pembiayaan Tahun 2006-2010 Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah. 3.3
Kerangka Pendanaan Tahun 2011-2015 Keuangan daerah dalam bentuk PAD menjadi sangat strategis dan menjadi isu sentral tersendiri apalagi kondisi kapasitas dan rasionalitas APBD Kabupaten Malang dibandingkan dengan jumlah penduduk dan tugas-tugas otonomi daerah sangat kecil.
3.3.1 Arah Kebijakan Pendapatan Tahun 2011-2015 Difokuskan pada upaya penggalian PAD walaupun tetap dengan penuh kehati-hatian agar tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan beban UMKM dan masyarakat secara berlebihan, selain itu perlu dilakukan upaya peningkatan optimalisasi dana perimbangan termasuk bagi hasil dari provinsi serta tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan pendapatan dari sumber pendapatan lain-lain yang sah termasuk hibah baik dari internal maupun eksternal Kabupaten Malang. 3.3.2 Arah Kebijakan Belanja Tahun 2011-2015 Difokuskan pada belanja untuk membiayai urusan wajib dan urusan pilihan serta pemberian stimulan ataupun motivasi dalam rangka pengembangan UMKM, pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan serta bantuan kepada organisasi kemasyarakatan yang sinergi dengan program-program pembangunan yang berdampak signifikan terhadap pencapaian visi-misi dan kebijakan pembangunan daerah. Hal yang tidak kalah penting dalam mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan daerah adalah dengan melakukan kemitraan dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam bentuk sinergitas program termasuk program dana dekonsentrasi dan hibah/bantuan langsung kepada masyarakat. 3.3.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Tahun 2011-2015 Sebagaimana periode yang lalu maka arah kebijakan pembiayaan (financing) masih tetap sama yaitu bahwa seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
55 Berdasarkan analisis keuangan 5 tahun yang lalu yaitu trend kenaikan pada struktur APBD Tahun 2006-2010 baik dari sisi pendapatan, belanja dan pembiayaan serta arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Malang Tahun 2011–2015 maka kondisi rencana pendapatan dan rencana belanja Tahun 2011-2015 dapat diproyeksikan dengan asumsi bahwa kondisi makro dan mikro ekonomi nasional tidak mengalami perubahan yang signifikan serta stabilitas politik tetap terjaga dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
1 2 3
7.49
7.44 7,54%
1,926,684,227
371,280,051
1,792,425,579
350,264,199
330,437,924
1,668,263,268
2011 153,643,749 1,288,517,631
2010 133,603,260 1,204,222,085
7.54
2,071,974,547
393,556,854
TAHUN (Rp. 000) 2012 2013 176,690,311 203,193,858 1,378,713,865 1,475,223,835
442,200,481
7.59
7.65
2,229,332,706 2,399,908,127
417,170,265
2014 2015 233,672,936 268,723,877 1,578,489,504 1,688,983,769
Komponen Pendapatan Asli Daerah diprediksikan naik 15% per tahun dengan asumsi terjadinya perubahan pengelolaan pajak dan retribusi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan semakin membaiknya perekonomian daerah yang ditargetkan tumbuh antara 6% - 6,7% selama 5 tahun kedepan. Komponen Dana Perimbangan diprediksikan naik 7% per tahun seiring dengan semakin baiknya perekonomian nasional yang juga ditargetkan tumbuh antara 7% - 7,5% per tahun sampai Tahun 2014 yang berpengaruh positif pada kenaikan APBN dan pada gilirannya akan memperbesar porsi dana perimbangan. Sedangkan komponen Lain-Lain Pendapatan yang Sah diprediksikan naik 6% per tahun dimana disamping sumber-sumber yang sudah ada dapat dikembangkan sumber pendapatan yang baru sejalan dengan peningkatan daya saing daerah yang memungkinkan timbulnya sumber pendapatan daerah lain-lain yang sah tanpa mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang memberatkan investasi.
JUMLAH Prosentase Kenaikan Realiasi Pendapatan Pertahun Rata-rata kenaikan 2010-2015 Sumber : DPPKA 2011, diolah
URAIAN
NO
Tabel 3.9 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2010-2015
56
Belanja Tidak Langsung
URAIAN
Rata-rata kenaikan
Prosentase kenaikan Pertahun
Belanja Langsung
Rata-rata kenaikan
Prosentase kenaikan Pertahun
1,668,263,268,179
513,734,559,500
1,154,528,708,679
2010
7,6
1,792,425,578,500
9
557,079,860,214
7
1,235,345,718,287
2011
7,5
1,926,684,226,908
8,6
604,864,308,342
7
1,321,819,918,567
2012
7,6%
7,5
2,071,974,547,170
8,8%
8,7
657,627,234,304
7,6%
7
1,414,347,312,866
2013
TAHUN (Rp. 000)
7,6
2,229,332,705,554
8,9
715,981,080,787
7
1,513,351,624,767
2014
7,7
2,399,908,127,205
9
780,621,888,704
7
1,619,286,238,501
2015
Komponen Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdapat belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga direncanakan naik rata-rata 7% per tahun dengan memperhatikan arahan/ketentuan yang berlaku dan memperketat bantuan-bantuan. Komponen Belanja Langsung yang merupakan selisih dari target pendapatan dengan belanja tidak langsung diperkirakan mengalami kenaikan rata-rata 8% per tahun yang diprioritaskan untuk membiayai program-program SKPD yang merupakan jabaran dari visi-misi dan program strategis RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015.
Sumber : DPPKA 2011, diolah
Rata-rara kenaikan
Prosentase kenaikan Pertahun
Jumlah
II
I
NO
Tabel 3.10 Proyeksi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2015
11 57
BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS
4.1
Permasalahan Pembangunan Kabupaten Malang 1. Pendidikan murah dan berkualitas terutama pendidikan bagi warga miskin dan dusun-dusun terpencil. 2. Pelayanan kesehatan yang terjangkau terutama penyediaan pelayanan bagi masyarakat miskin dan dusun-dusun terpencil. 3. Penyediaan infrastruktur yang memadai terutama pembangunan baru dan pemantapan jalan jembatan untuk mendukung aktivitas perekonomian, pariwisata dan dusun terpencil. 4. Perluasan kesempatan kerja dengan mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi besar, peningkatan ketrampilan kerja dan pengembangan semangat kewirausahaan bagi angkatan kerja. 5. Peningkatan produksi dan ketahanan pangan dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi dan menjamin ketahanan pangan masyarakat. 6. Kemudahan pelayanan publik baik pelayanan administrasi kependudukan dan hak-hak masyarakat lainnya maupun pelayanan perijinan dan informasi peluang usaha kepada dunia usaha. 7. Pemenuhan pelayanan dasar dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin terutama kecukupan energi, air bersih dan kesehatan lingkungan terutama di dusun terpencil dan sentra kemiskinan.
4.1.1 Analisis lingkungan Permasalahan Kabupaten Malang dalam 5 tahun mendatang masih terkait dengan tingkat pencapaian 5 tahun sebelumnya termasuk dalam program kegiatan serta dinamika perkembangan baik internal maupun eksternal sehingga akan sangat berperan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah lima tahun mendatang. 1. Kekuatan a. Letak geografis dan tata ruang wilayah yang strategis. b. Tersedia sarana perhubungan darat, laut, udara dan kereta api. c. Tersedia sumber daya alam pertanian pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan yang cukup besar. d. Tersedia perusahaan industri dan perdagangan besar serta obyek wisata. e. Tersedia lembaga/tokoh/pakar keagamaan dan pendidikan keagamaan yang cukup banyak. f. Tersedia sumber daya manusia usia angkatan kerja yang cukup besar. g. Tersimpan peninggalan sejarah dan budaya luhur bukti kejayaan masa lalu. 2. Kelemahan a. Produktifitas hasil pertanian pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan sebagai andalan masih belum optimal dan potensi wisata belum terkelola secara optimal.
59 b. Peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dalam perkonomian daerah masih kecil. c. Kondisi jalan/jembatan untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa sebagian belum mantap dan masih kurang. d. Jumlah pengangguran dan masyarakat miskin masih cukup besar. e. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat belum memuaskan. f. Masih sering terjadi gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat. g. Terdapat kawasan rawan bencana gunung berapi, tanah longsor, banjir dan tsunami. 3. Peluang a. Adanya political will secara nasional untuk memajukan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui prioritas pembangunan pendidikan dan kesehatan. b. Adanya program nasional percepatan pembangunan infrastruktur wilayah dibidang kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/perumahan rakyat dan energi. c. Adanya program nasional pengentasan kemiskinan dan percepatan pembangunan daerah tertinggal/desa tertinggal. d. Ditetapkannya Malang Raya sebagai salah satu pusat wilayah pengembangan Provinsi Jawa Timur dimana Kabupaten Malang sebagai andalan pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri dan pariwisata. e. Kapasitas APBD yang rendah masih berpeluang menggali PAD dan mendapatkan bantuan program, dana dekonsentrasi/tugas pembantuan dan bantuan dari lembaga lainnya. f. Terbukanya peluang kerjasama kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah baik antar daerah didalam maupun di luar negeri. 4. Ancaman a. Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan tantangan untuk terus kreatif, inovatif dalam memproduksi barang dan jasa yang memiliki daya saing. b. Fluktuasi harga minyak dan perekonomian dunia yang sering kali berdampak negatif bagi perekonomian daerah perlu disikapi dengan penguatan struktur perekonomian yang berbasis lokal dan penguatan ketahanan pangan masyarakat. c. Angka pertumbuhan penduduk masih tinggi sehingga perlu peningkatan kualitas keluarga dan pemasyarakatan kembali norma keluarga sejahtera. d. Dampak kasus sara, kriminalitas dan gangguan keamanan lintas daerah. e. Lingkungan hidup yang rusak sebagai pengaruh dari pemanasan global dan perubahan iklim yang ekstrim.
60 Tabel 4.1 Analisa SWOT
Internal
Eksternal
PELUANG (Opportunities) 1.
2.
3. 4.
5.
6.
Political will nasional untuk memajukan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan. Adanya program nasional percepatan pembangunan infrastruktur wilayah. Adanya program nasional pengentasan kemiskinan. Ditetapkannya Malang Raya sebagai salah satu pusat pertumbuhan. Peluang menggali PAD dan mendapatkan bantuan program, dana dekonsentrasi/tugas pembantuan dan bantuan dari lembaga lainnya Peluang kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak ANCAMAN (Threats)
1. 2.
3. 4.
5.
4.2
KEKUATAN (Strenghts) 1. Letak geografis. 2. Tersedia sarana dan prasarana perhubungan 3. Tersedia sumber daya alam pertanian. 4. Tersedia perusahaan industri dan perdagangan besar serta obyek wisata. 5. Tersedia lembaga/tokoh/pakar keagamaan dan pendidikan keagamaan yang cukup banyak. 6. Tersedia sumber daya manusia usia angkatan kerja yang cukup besar. 7. Tersimpan peninggalan sejarah dan budaya luhur bukti kejayaan masa lalu
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
STRATEGI (SO) 1. Peran umat beragama dalam pembangunan. 2. Keterjangkauan pendidikan yang bermutu. 3. Kemudahan layanan kesehatan masyarakat 4. Pertumbuhan Ekonomi dan revitalisasi pertanian. 5. Pembangunan infrastruktur penunjang perekonomian dan investasi
STRATEGI (WO) 1.
2. 3.
STRATEGI (ST)
Globalisasi. 1. Optimalisasi pengelolaan Dampak Fluktuasi harga sumberdaya alam dan minyak dan perekonomian pelestarian fungsi lingkungan dunia. hidup. Angka pertumbuhan penduduk masih tinggi. Dampak kasus sara, kriminalitas dan gangguan keamanan lintas daerah. Lingkungan hidup yang rusak akibat pemanasan global dan cuaca ekstrim
KELEMAHAN (Weakneses) Produktifitas hasil pertanian masih rendah. Peran UMKM dalam perekonomian masih kecil. Kondisi jalan/jembatan dan irigasi belum mantap. Jumlah pengangguran dan kemiskinan masih cukup besar. Pelayanan pemerintah belum memuaskan. Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat Terdapat kawasan rawan bencana.
Peningkatan produktivitas enterpreneurship industri kreatif dan daya saing. Good governance dan pelayanan prima. Pengarusutamaan gender dan pengendalian pertumbuhan penduduk
STRATEGI (WT) 1. 2.
Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran. Supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia dan demokrasi
Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Malang Dari analisis lingkungan internal maupun eksternal dapat dirumuskan 11 isu strategis yang penting untuk diperhatikan dalam perencanaan pembangunan
61 lima tahun ke depan sebagai berikut : a. Peran umat beragama dan budaya lokal dalam pembangunan. b. Good Governance dan Pelayanan Prima. c. Supremasi Hukum dan HAM serta Demokrasi. d. Keterjangkauan pendidikan yang bermutu. e. Kemudahan layanan kesehatan masyarakat. f. Pengarusutamaan gender dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk. g. Pertumbuhan ekonomi dan revitalisasi pertanian. h. Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran. i. Infrastruktur penunjang perekonomian dan investasi. j. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. k. Produktivitas, enterpreneurship, industri kreatif dan daya saing daerah. 4.3
Fokus Pembangunan Sektoral Fokus pembangunan sektoral sebagai ikon untuk masing-masing sektor yang telah mulai ditangani sejak 5 tahun yang lalu dikaitkan dengan isu strategis 5 tahun kedepan yang masih perlu dilanjutkan: Tabel 4.2. Hubungan Fokus Pembangunan Sektoral dengan Isu Strategis NO.
FOKUS PEMBANGUNAN SEKTORAL
1.
Pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta ketahanan pangan a. Komoditas pangan andalan b. Lumbung desa modern dan lumbung pangan desa c. Sub Terminal Agribisnis Mantung d. Kawasan peternakan sapi dan kambing e. Kawasan agropolitan Poncokusumo f. Kawasan minapolitan Wajak dan Sendangbiru g. Pelabuhan Perikanan Sendangbiru h. Pengembangan produk unggulan Pengembangan teknologi tepat guna i. Pemanfaatan Pekarangan untuk Tanaman Pangan dan obat keluarga Industri, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal a. Produk unggulan b. Sentra industri kecil
2.
ISU STRATEGIS •
•
•
•
Pertumbuhan ekonomi dan revitalisasi pertanian Pengentasan kemiskinan dan pengangguran produktifitas, enterpreneurship, industri kreatif dan daya saing daerah
infrastruktur penunjang perekonomian investasi
dan
62 NO.
3.
4.
5.
6.
FOKUS PEMBANGUNAN SEKTORAL c. Pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan kerajinan Kendedes d. Revitalisasi pasar daerah e. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah f. Koperasi g. Investasi h. Bandara Abdulrachman Saleh i. Pelabuhan Umum Tamban j. Terminal type B Kepanjen k. Jalan tol Pandaan-MalangKepanjen l. Jalan Lintas Selatan Rumah Tangga Miskin a. Bantuan Modal Kepada Usaha Produktif Dasawisma; b. Pembangunan Rumah Tangga Miskin (RTM) berbasis Komoditas. Tenaga Kerja dan Pengangguran a. Padat Karya; b. Informasi Pasar Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja; c. Pemanfaatan CSR. Pariwisata a. Paket Singosari b. Paket Kanjuruhan c. Paket Wisata Wendit d. Paket Pantai Selatan Malang e. Paket Gunung Kawi f. Paket Menuju Bromo
ISU STRATEGIS •
produktifitas, enterpreneurship, industri kreatif dan daya saing daerah
•
Pengentasan kemiskinan pengangguran
dan
Pengentasan kemiskinan pengangguran
dan
•
•
•
Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga • a. Sekolah Unggulan SD, SMP, SMA/SMK di 33 Kecamatan b. Sekolah Satu Atap • c. Budaya Baca d. Kompleks olah raga Kanjuruhan e. Olah raga berprestasi f. Seni Budaya Malangan •
7.
Kesehatan a. Posyandu b. Puskesmas Ideal c. Badan Layanan Umum Kesehatan
• •
Infrastruktur penunjang perekonomian dan investasi Optimalisasi Sumber Daya Alam dan pelestarian Lingkungan Hidup Keterjangkauan pendidikan yang bermutu Pengarustamaan gender dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk Pengentasan kemiskinan dan pengangguran kemudahan layanan kesehatan masyarakat Pengarustamaan gender dan
63 NO.
FOKUS PEMBANGUNAN SEKTORAL
ISU STRATEGIS
•
8.
9.
Keagamaan • a. Pusat Informasi Islam b. Forum Kerukunan Umat Beragama Pelayanan Publik • a. Manajemen Mutu Pelayanan (ISO) b. Pelayanan Satu Atap Perijinan • Usaha c. e-KTP d. Pelayanan Keliling e. Informasi dan penyuluhan hukum f. Pengamanan swakarsa
pengendalian laju pertumbuhan penduduk Pengentasan kemiskinan dan pengangguran peran umat beragama dan budaya lokal dalam pembangunan Good governance dan pelayanan prima Supremasi hukum, HAM dan demokrasi
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan, cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders. Visi dapat dikatakan juga semacam tujuan yang dapat mengarahkan dan mendorong semua stakeholders (pemerintah dan non pemerintah) untuk berkontribusi pada pencapaian visi. Visi mempunyai jangkauan 5 tahun atau lebih ke depan dan merupakan keadaan ideal yang sifatnya memberikan inspirasi dan arah serta posisi (setting) daerah di masa depan. Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Malang saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah, maka dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2010-2015, dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten Malang adalah sebagai berikut: Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MADEP MANTEB. Penjelasan visi : Pada visi tersebut terdapat 8 kata kunci yaitu mandiri, agamis, demokratis, produktif, maju, aman, tertib dan berdaya saing artinya dalam rangka mencapai tujuan umum pembangunan Kabupaten Malang yaitu masyarakat sejahtera maka dalam 5 tahun yang akan datang ini diperlukan upaya mewujudkan: 1. Mandiri, yang dimaknai dengan pertama : kemandirian pengelolaan daerah berupa kebijakan Pemerintah Daerah yang mengutamakan kemampuan daerah dalam rangka mengelola potensi sumber daya alam dan buatan yang didukung oleh kemampuan sumber daya manusia, energi, infrastruktur dan pelayanan publik. Kedua: Kemandirian Masyarakat berupa sikap dan kondisi masyarakat yang memiliki semangat entrepreneurship untuk semakin mampu memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Inti dari pengertian kemandirian adalah semakin berkembangnya jiwa leadership dikalangan pemerintahan dan semangat entrepreneurship di kalangan masyarakat luas. 2. Agamis, yang dimaknai dengan kondisi masyarakat yang senantiasa menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia yang berdampak terhadap keamanan, ketertiban dan produktivitas tinggi. 3. Demokratis, yang dimaknai dengan kondisi penyelenggaraan pemerintahan yang senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
65 keputusan yang berlandaskan hukum dan keadilan; sedangkan dari sisi masyarakat terwujudnya suatu kondisi masyarakat yang modern dan majemuk, menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan falsafah Negara Pancasila, ditandai dengan perilaku bijaksana, dan melaksanakan prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat. 4. Produktif, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas kinerja masyarakat sebagai pilar utama peningkatan perekonomian daerah. 5. Maju, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan hasil-hasil pembangunan yang ditandai dengan semakin meningkatnya indeks pembangunan manusia. 6. Aman, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya keamanan masyarakat dan terlaksananya penegakan hukum yang berkeadilan tanpa memandang kedudukan, pangkat, jabatan seseorang serta terciptanya penghormatan pada hak-hak asasi manusia. 7. Tertib, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap berbagai peraturan hukum yang berlaku. 8. Berdaya Saing, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas produk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi untuk bersaing di pasar lokal maupun nasional serta semakin meningkatnya daya saing daerah dalam rangka menarik minat investor. Hal ini sejalan dengan pesan filosofi pembangunan dalam sesanti lambang Kabupaten Malang yaitu: Satata Gama Karta Raharja atau terwujudkan Kabupaten Malang yang adil dan makmur materiil dan spirituil disertai kerukunan beragama atas dasar kesucian yang langgeng (abadi). Dengan kata lain kemakmuran atau kesejahteraan yang ingin diwujudkan bukan hanya kesejahteraan meteriil atau lahiriyah semata namun juga sejahtera secara spiritual atau batiniyah. Kesejahteraan yang utuh itu diyakini dapat dicapai dengan mewujudkan kemajuan secara komprehensif dari 8 kunci tersebut di atas. 5.2 Misi Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun misi pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adat-istiadat dan budaya. 2. Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola kepemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan demokratis. 3. Mewujudkan supremasi hukum dan HAM. 4. Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib, dan damai. 5. Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur. 6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing. 7. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan.
66 8. Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. 5.3 Tujuan Mengacu pada pernyataan visi misi yang didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik maka tujuan yang secara spesifik ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan adalah: 1. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya luhur dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan; yang ditandai dengan menurunnya kualitas dan kuantitas bahkan tidak terjadinya kasus SARA. 2. Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah yang ditandai dengan semakin meningkatnya kepuasan masyarakat. 3. Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. 4. Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman, tertib dan damai yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus kriminal dan semakin terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat. 5. Meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/permukiman serta energi untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. 6. Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia yang ditandai dengan semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG). 7. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga perdesaan yang ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi (PDRB, inflasi, pendapatan perkapita) dan menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan. 8. Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus pelanggaran lingkungan, meningkatnya luas lahan yang dihutankan kembali dan penghijauan serta meningkatnya sumberdaya alam yang terkelola. 5.4 Sasaran Sasaran umum yang merupakan target atau hasil yang diharapkan dari pembangunan Kabupaten Malang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dimana atas keberhasilan target ini diharapkan berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatnya peran lembaga/tokoh agama, pendidikan keagamaan dan sosial budaya dalam pembinaan umat dan kemasyarakatan. 2. Semakin kuatnya kelembagaan SKPD dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pelayanan kepada masyarakat. 3. Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi publik serta terlaksananya sosialisasi dan deseminasi produk hukum. 4. Terciptanya sistem pengamanan swakarsa dan kerjasama pengamanan dengan aparat keamanan. 5. Terbangun dan terpeliharanya infrastruktur kebinamargaan, pengairan,
67 keciptakaryaan/permukiman, energi untuk mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan kemiskinan. 6. Semakin mudahnya masyarakat mengakses layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu. 7. Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas sebagai basis peningkatan industri, perdagangan dan jasa-jasa; serta meningkatnya pertumbuhan sektor potensi pariwisata, pertambangan dan jasa konstruksi/bangunan yang mengarusutamakan peran UMKM dan koperasi serta pengentasan kemiskinan. 8. Semakin terkendalinya perencanaan dan pemanfaatan tata ruang dan pemberian ijin industri yang rentan pencemaran serta semakin meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam.
BAB VI AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. Agenda dan Prioritas Pembangunan Dari rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran dikelompokkan menjadi 4 agenda besar pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan masyarakat yang agamis dan berbudaya, yaitu suatu kondisi masyarakat yang senantiasa menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia yang berdampak terhadap keamanan, ketertiban dan produktivitas tinggi. 2. Mewujudkan pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, yaitu suatu kondisi penyelenggaraan pemerintahan yang senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan hukum dan keadilan, sedangkan dari sisi masyarakat terwujudnya suatu kondisi masyarakat yang modern dan majemuk, menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan falsafah Negara Pancasila, ditandai dengan perilaku bijaksana, dan melaksanakan prinsipprinsip musyawarah untuk mufakat. 3. Mewujudkan pemerintahan dan masyarakat yang mandiri dan berdaya saing, yaitu suatu kondisi pemerintahan dan masyarakat yang semakin mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan kemampuan sendiri dan berdaya saing tinggi yang di tandai dengan semakin berkembangnya jiwa leadership dikalangan pemerintahan dan semangat enterpreneurship di kalangan masyarakat luas. 4. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, yaitu masyarakat yang semakin meningkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan adanya jaminan masa depan yang lebih baik. Selanjutnya dari agenda tersebut diarahkan menjadi 7 prioritas sebagai fokus pembangunan 5 tahun kedepan yang merupakan permasalahan mendasar dan aktual untuk segera ditangani mulai tahun pertama RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yaitu : 1. Pelayanan kesehatan yang terjangkau; terutama penyediaan pelayanan bagi masyarakat miskin dan dusun-dusun terpencil. 2. Pendidikan murah dan berkualitas; terutama pendidikan bagi warga miskin dan dusun-dusun terpencil. 3. Penyediaan infrastruktur yang memadai; terutama pembangunan baru dan pemantapan jalan/jembatan untuk mendukung aktivitas perekonomian, pariwisata dan dusun terpencil. 4. Perluasan kesempatan kerja; dengan mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi besar, peningkatan ketrampilan kerja dan pengembangan semangat enterpreneurship bagi angkatan kerja. 5. Peningkatan produksi dan ketahanan pangan; dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi dan menjamin ketahanan pangan masyarakat.
69 6. Kemudahan pelayanan publik; baik pelayanan administrasi kependudukan dan hak-hak masyarakat lainnya maupun pelayanan perijinan dan informasi peluang usaha kepada dunia usaha. 7. Pemenuhan pelayanan dasar dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin; terutama kecukupan energi (listrik perdesaan dan pemanfaatan biogas), air bersih dan kesehatan lingkungan terutama di dusun terpencil dan sentra kemiskinan. 6.2. Strategi Pembangunan Strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka mengimplementasikan agenda pembangunan dimana untuk 5 tahun kedepan diperlukan strategi sebagai berikut: 1. Peningkatan akhlak mulia dan kesholehan sosial; strategi diarahkan melalui penguatan lembaga/tokoh agama, sosial budaya dengan memberikan bantuan pembinaan dan pemberdayaan yang sinergi dengan programprogram pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah/pemerintah daerah. Dengan penguatan lembaga/tokoh ini diharapkan peran dan fungsi lembaga/tokoh dalam rangka pembinaan umat dan masyarakat pada umumnya dapat lebih optimal, yang pada gilirannya akan terwujud masyarakat Kabupaten Malang yang berakhlak mulia dan berkesalehan sosial sebagai modal dasar pembangunan. 2. Peningkatan kelembagaan SKPD dan profesionalisme aparatur; strategi diarahkan melalui penguatan wewenang, tugas pokok dan fungsi SKPD, peningkatan profesionalisme aparatur termasuk peningkatan leadership, peningkatan sarana dan prasarana kerja serta penguatan anggaran SKPD. Diharapkan dengan kuatnya SKPD maka akan meningkat pula kemampuan melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat. 3. Peningkatan sistem informasi hukum dan komunikasi publik; strategi diarahkan melalui penguatan jejaring informasi hukum dan informasi pembangunan termasuk peningkatan kemampuan masyarakat dibidang hukum dan Hak Asasi Manusia melalui penyuluhan hukum dan deseminasi produk-produk hukum daerah untuk disebarluaskan kepada masyarakat. 4. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat; strategi diarahkan melalui penguatan pengamanan swakarsa dengan memperkuat peran dan fungsi satuan perlindungan masyarakat, termasuk sosialisasi mitigasi bencana dan kerjasama bidang keamanan antara pemerintah daerah dengan aparat keamanan. 5. Peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur; strategi diarahkan melalui pemeliharaan dan pembangunan baru sarana kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan dan tata ruang serta permukiman dengan mengutamakan infrastruktur yang secara langsung mendukung perekonomian yaitu peningkatan produksi dan ketahanan pangan, pengembangan industri, lokasi dan paket wisata, serta desa tertinggal dan sentra kemiskinan. Selain daripada itu dalam rangka mendukung pemanfaatan ruang secara lebih optimal akan ditetapkan ruang terbuka hijau, kawasan industri dan kawasan khusus lainnya. Berkaitan dengan penyediaan infrastruktur strategis seperti jalan tol Pandaan–Malang, Jalan
70 Lintas Selatan Jawa Timur, Bandar Udara Abd. Saleh, Pelabuhan Perikanan Nusantara Sendang Biru dalam 5 tahun ke depan terus akan didorong pembangunannya; khusus untuk transportasi akan dilakukan penataan ulang manajemen transportasi sesuai dengan trend kebutuhan setelah berfungsinya infrastruktur strategis tersebut seperti jalan-jalan sirip dan jalan antar kota kecamatan di wilayah Malang Raya termasuk kawasan-kawasan permukiman dimana wilayah Kabupaten Malang merupakan wilayah tampungan bagi kota Malang dan kota Batu. Untuk percepatan pembangunan prasarana perdesaan dilakukan kemitraan bersama pemerintahan desa dan masyarakat. 6. Peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia; strategi diarahkan melalui penguatan lembaga pendidikan guna kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang murah dan bermutu, penguatan lembaga pelayanan kesehatan untuk kemudahan masyarakat mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau serta penguatan lembaga dan sarana prasarana olah raga dan seni budaya dalam rangka menunjang olah raga prestasi maupun olah raga masyarakat guna menciptakan masyarakat sehat dan produktif. Selain daripada itu dilakukan pula kemitraan dengan lembaga perguruan tinggi terutama dibidang penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. 7. Peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi; strategi diarahkan melalui peningkatan produksi komoditas andalan seperti pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri pengolahan, perdagangan dan jasa serta mendorong pengembangan produk potensial seperti pertambangan dan pariwisata. Selain itu juga diarahkan melalui peningkatan investasi dan pengembangan produk industri untuk tujuan ekspor. Dari aspek sumberdaya manusia dilakukan pula peningkatan dan pengembangan semangat enterpreneurship terutama pada generasi muda dan angkatan kerja agar mampu menciptakan lapangan kerja lokal. Strategi lainnya ialah mengembangkan produk unggulan 1 desa/kelurahan 1 produk unggulan utama dan 1 kecamatan 1 produk unggulan utama dengan memperkuat basis pasar lokal melalui gerakan “cinta dan bangga mengkonsumsi produk lokal”. 8. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan; strategi diarahkan melalui penataan tata ruang pertambangan, selektif dalam memberikan ijin pengelolaan sumberdaya alam yang rentan pencemaran, menata kembali ruang terbuka hijau dan melaksanakan gerakan penghijauan dan penghutanan kembali bersama masyarakat. 6.3. Arah Kebijakan Umum Dalam rangka melaksanakan strategi pembangunan sebagaimana tersebut diatas dirumuskan arah kebijakan umum sebagai berikut: 1. Mendorong maju dan berkembangnya lembaga keagamaan, lembaga pendidikan keagamaan dan sosial budaya dengan mengajak serta tokoh agama dan budaya dalam merumuskan kebijakan pembangunan dan mensosialisasikannya kepada masyarakat, dengan rincian:
71 a.
Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar zakat, wakaf, infaq, dan shodaqoh. c. Meningkatkan kualitas penataan dan pengelolaan serta pengembangan fasilitas ibadah, dengan memperhatikan kepentingan seluruh lapisan umat beragama dengan akses yang sama bagi seluruh pemeluk agama. d. Meningkatkan pembinaan keluarga harmonis untuk menempatkan keluarga sebagai pilar utama pembentukan moral dan etika. e. Meningkatkan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan, sosial keagamaan, dan lembaga swadaya masyarakat dalam mencegah dan mengevaluasi ketidakadilan, diskriminasi dan ketimpangan sosial sebagai bagian penting dari upaya pembangunan masyarakat sipil yang kokoh. f. Meningkatkan kerjasama intern dan antar umat bergama dibidang sosial ekonomi. g. Mereaktualisasi nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu dasar pengembangan etika sosial. h. Meningkatkan kecintaan kepada masyarakat terhadap budaya daerah. i. Mengembangkan potensi ekonomi lokal yang berbasiskan pengembangan budaya. 2. Memperkuat kelembagaan, tugas pokok, fungsi serta norma standar pelayanan SKPD, meningkatkan kesejahteraan pegawai dan melengkapi prasarana dan prasarana kerja, meningkatkan diklat aparatur, memberikan penghargaan dan sanksi kepada pejabat dan pegawai secara konsisten dengan rincian: a. Menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan di semua kegiatan. b. Menyusun rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan secara partisipatif. c. Menata kelembagaan pemerintahan yang lebih efektif. d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua lini pemerintahan. e. Mengoptimalkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (e-government) dalam penyelenggaraan pemerintahan. f. Meningkatkan pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan umum dan pelayanan unggulan. g. Memperkuat peran masyarakat sipil (civil society). h. Memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi. i. Memberikan jaminan bagi pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat. 3. Membangun sistem informasi dan komunikasi publik, sosialisasi dan deseminasi produk hukum serta kunjungan ke desa dan dusun terpencil dalam rangka dialog pembangunan dengan rincian: a. Menata kembali substansi hukum melalui peninjauan dan penataan kembali produk hukum untuk mewujudkan tertib perundang-undangan
72 dengan memperhatikan asas umum dan hirarkhi perundanganundangan dan menghormati serta memperkuat kearifan lokal. b. Membenahi struktur hukum melalui penguatan kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme aparat hukum. c. Meningkatkan budaya taat hukum pada masyarakat. d. Meningkatkan hukum secara adil dan tidak diskriminatif. e. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas dan taraf hidup perempuan. f. Meningkatkan kampanye anti trafficking dan anti kekerasan perempuan dan anak. g. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi perempuan dan anak. h. Meningkatkan kelembagaan dan pemberdayaan perempuan. 4. Mendorong terwujudnya pengamanan swakarsa menggalakkan kembali pos keamanan lingkungan dan kerjasama dengan aparat keamanan membangun sistem keamanan dan ketertiban masyarakat terpadu dan komprehensif dengan mengajak serta tokoh agama, sosial, budaya dan tokoh masyarakat, dengan rincian: a. Meningkatkan kemampuan mencegah, menangkal dan menindak kejahatan melalui deteksi dini dan keterlibatan para tokoh masyarakat. b. Meningkatkan upaya sinergis komprehensif dalam menyeimbangkan dan memadukan pengurangan pemasokan dan pengurangan permintaan narkoba. c. Meningkatkan profesionalisme aparat Satuan Polisi Pamong Praja melalui pembinaan kinerja dengan meningkatkan sumberdaya organisasi dan manajemen serta pemanatapan struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja. d. Meningkatkan kerjasama dengan Kepolisian dalam upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban. e. Meningkatkan pengamanan aset-aset pemerintah daerah. 5. Membangun dan memelihara infrastuktur perhubungan, kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/permukiman, energi dengan memprioritaskan untuk kepentingan mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan kemiskinan; dengan rincian: a. Menangani seluruh ruas jalan dangan mengutamakan pemeliharaan rutin dan berkala. b. Meningkatkan daya dukung dan kapasitas jalan dan jembatan untuk mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas. c. Membangun sistim jaringan jalan yang mendukung kawasan strategis potensial. d. Meningkatkan sikap profesionalisme dan kemandirian institusi dan sumber daya manusia bidang penyelenggaraan prasarana jalan e. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dan swasta untuk pembiayaan pembangunan prasarana jalan. f. Mengelola sumber daya air yang dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara
73
g.
h.
i.
j.
k. l. m.
n. o. p. q. r.
s. t. u. v.
w. x.
pengelolaan demand dan pengelolaan supply, serta antara pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang. Mendayagunakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi pada 5 tahun ke depan difokuskan pada upaya peningkatan fungsi jaringan irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan, dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan. Mendayagunakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga terutama di wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah strategis. Mengembangkan dan mengelola sumber daya air dan penataan kelembagaan melalui pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan. Menata dan memperkuat sistem pengolahan data dan informasi sumber daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara berkesinambungan sehingga tercipta basis data yang dapat dijadikan dasar acuan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air. Memantapkan rencana detail tata ruang kota, kecamatan dan kawasan strategis. Menyelesaikan pembangunan gedung perkantoran, dan sarana prasarana pemerintahan terutama di Ibukota Kepanjen. Memberikan dukungan pada Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta Rumah (GNPSR) melalui penyediaan hunian rumah sederhana sehat, rumah susun sewa dengan melibatkan semua stakeholders. Memberikan dorongan pada pembangunan perumahan yang bertumpu pada kemandirian (swadaya) kelompok masyarakat. Menciptakan pola subsidi baru pembangunan perumahan yang tepat sasaran. Meningkatkan pemahaman peraturan jasa konstruksi dan pembinaan teknis pengelolaan/pembangunan gedung negara. Mengembangkan teknologi pembangunan bidang perumahan permukiman. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran target cakupan pelayanan air minum di perkotaan dan perdesaan. Menunjang pelaksanaan pengendalian kebocoran air minum. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air minum. Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di perkotaan dan perdesaan. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pelestarian sumber air serta dalam pemeliharaan dan pengelolaan sarana air minum dan air limbah. Mendorong upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sarana air minum dan air limbah dengan mitra usaha swasta. Mendorong terwujudnya sistem pembuangan air limbah terpusat terutama di perkotaan.
74 y. z.
Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di perdesaan. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam mencapai sasaran pembangunan persampahan dengan prinsip 3R. aa. Meningkatkan upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sampah dengan mitra usaha swasta. bb. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan kesadaran berperilaku hidup dan sehat (PHBS). cc. Mengarahkan kebijakan pembangunan energi pada pemerataan dan pemenuhan distribusi energi yang tepat dan efisien khususnya pada bagian hilir, serta pengembangan dan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan. 6. Meningkatkan aksessibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan, mengembangkan sekolah kejuruan yang mampu menghasilkan SDM yang memiliki daya saing tinggi, mengembangkan Puskesmas sebagai pusat informasi masyarakat sehat, sekolah dan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin, dengan rincian: a. Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi bidang pendidikan antara Kabupaten, Provinsi dan Nasional. b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui peningkatan kualitas pendidikan yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya yang mampu mengakomodasikan kepentingan pembangunan dengan cara meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik maupun peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. c. Memberdayakan orang tua siswa dan masyarakat sebagai stakeholder sekolah dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan yang berbasis sekolah, dengan menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif yang memungkinkan terciptanya sekolah yang mandiri dan memiliki akuntabilitas yang baik. d. Meningkatkan layanan pendidikan ketrampilan bagi anak luar biasa agar dapat hidup mandiri. e. Mengoptimalkan peran komite sekolah. f. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi kecakapan hidup (PBKH) atau life skill berdasarkan paradigma Broad Based Education (BBE). g. Meningkatkan kompetensi pendidikan kejuruan untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam rangka memasuki dunia kerja. h. Memanfaatkan sistem pendidikan jarak jauh/terbuka dengan mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi pendidikan. i. Mendorong terwujudnya upaya-upaya ke arah pemberdayaan budaya lokal dan tradisional untuk meningkatkan fungsinya sebagai asset pendidikan, maupun ilmu pengetahuan. j. Memperbanyak penyelenggaraan SMK Kecil di Pondok Pesantren. k. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat menuju tercapainya manusia berkualitas tinggi dengan meningkatkan anggaran pendidikan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
75 l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t. u.
v.
w. x.
Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kecakapan hidup secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen masyarakat agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Meningkatkan efisiensi penyelenggaran pendidikan dengan memberdayakan dan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat, didukung oleh sarana dan prasarana untuk menciptakan sistem pendidikan yang efektif dan efisien. Mewujudkan iklim dan sistem pendidikan yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Mewujudkan suatu sistem pendidikan yang terpadu sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang mengutamakan kerjasama sinergi dengan masyarakat. Mengembangkan dan melembagakan pendidikan kecakapan hidup pada berbagai lembaga dan satuan pendidikan baik pada jalur pendidikan sekolah maupun pada jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah. Mengembangkan program pendidikan kecakapan hidup yang difokuskan pada menyiapkan warga belajar untuk usaha mandiri dan permintaan pasar kerja. Mengembangkan program pendidikan kecakapan hidup yang diorientasikan dan diintegrasikan dengan pengembangan industri dan ekonomi masyarakat tingkat lokal, dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan lokal. Memanfaatkan seoptimal mungkin berbagai potensi dari elemen masyarakat, prasarana dan sarana yang ada di masyarakat untuk pengembangan penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup. Memberikan fasilitas dan insentif pada daerah untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup. Mengintegrasikan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dengan berbagai program pembangunan yang dilaksanakan bagi masyarakat desa, kota dan masyarakat terasing. Melakukan sosialisasi program pendidikan keaksaraan kepada masyarakat luas terutama pada masyarakat pedesaan, baik melalui media cetak atau elektronik maupun wadah-wadah pertemuan kegiatan sosial kemasyarakatan. Meningkatkan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan. Mengembangkan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama keluarga miskin. Meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
76 y.
Meningkatkan kualitas lingkungan sehat dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat. z. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan obat dan perbekalan kesehatan. aa. Meningkatkan pemerataan fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan. bb. Mengembangkan manajemen dan regulasi bidang kesehatan. cc. Mempertajam prioritas penelitian, pengembangan dan rekayasa IPTEK yang berorientasi pada permintaan dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha dan serta berbagai masukan dalam pembuatan kebijakan Pemerintah Daerah. dd. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas IPTEK dengan memperkuat kelembagaan, sumberdaya dan jaringan. ee. Menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki aturan main ketenagakerjaan yang berkaitan dengan rekruitmen, outsourcing, pengupahan, PHK, serta memperbaiki aturan main yang mengakibatkan perlindungan yang berlebihan. ff. Menciptakan kesempatan kerja melalui investasi. Dalam hal ini Pemerintah akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan peningkatan investasi. Iklim usaha yang kondusif memerlukan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan, biaya produksi yang rendah, kepastian hukum serta peningkatan ketersediaan infrastruktur. gg. Memperbarui program-program perluasan kesempatan kerja yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain adalah program pekerjaan umum, kredit mikro, pengembangan UMKM dan Koperasi, serta program-program pengentasan kemiskinan. hh. Menyempurnakan kebijakan program pendukung program penempatan dan pengembangan kesempatan kerja dengan mendorong terbentuknya jejaring informasi ketenagakerjaan dan informasi pasar kerja serta Perencanaan Tenaga Kerja Daerah. ii. Meningkatkan Prestasi Pemuda dan Olahraga 7. Memacu pertumbuhan sektor andalan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa-jasa; serta mendorong pertumbuhan sektor potensi seperti pariwisata, pertambangan dan jasa kontruksi/bangunan dengan mengarusutamakan peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dan pengentasan kemiskinan dengan rincian: a. Mendorong pemerataan pembangunan dengan percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah tertinggal, strategis dan cepat tumbuh yang mempunyai potensi sumber daya alam dan lokasi yang strategis dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, dunia usaha, dan masyarakat guna mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah termasuk kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota, provinsi dan pihak-pihak lainnya. b. Menciptakan kawasan ekonomi terpadu yang didasarkan pada keterkaitan antar sektor ekonomi dan kawasan sentra produksi melalui
77
c.
d.
e.
pengembangan sektor unggulan dan potensial serta menciptakan pusat pengembangan baru yang berorientasi pada sektor primer. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dan meningkatkan ketersediaan pangan hasil ternak dan ikan. Kebijakan pengembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi ternak dan produksi hasil ternak agar ketersediaan dan keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk mendukung peningkatan kualitas SDM; melakukan penganekaragaman pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat. Mendorong peningkatan produksi sektor andalan: pertanian dalam arti luas, industri, perdagangan, pariwisata, dan jasa serta mendorong percepatan pengembangan sektor potensi seperti kelautan dan perikanan, pertambangan, bangunan dan konstruksi. Mewujudkan peningkatan produksi, efisiensi, produktivitas, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk 1) Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep Cooperative Farming. Pendekatan ini akan meningkatkan kelayakan dalam pengembangan/skala ekonomi, sehingga akan lebih meningkatkan efisiensi dan nilai tambah serta mendukung pembangunan pedesaan dan perekonomian daerah. 2) Peningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan, melalui dorongan dan insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan, peningkatan standar mutu komoditas pertanian dan keamanan pangan serta mengupayakan perlindungan petani dan nelayan dari persaingan yang tidak sehat. 3) Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengatasi resiko usaha pertanian maupun dalam mendukung pengembangan agroindustri. 4) Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan dalam mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya, melalui: a) penataan dan perbaikan lingkungan perikanan budidaya, b) penataan industri perikanan dan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir, c) perbaikan dan peningkatan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, terutama di wilayah ZEE, d) peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan, e) peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan teknologi pasca tangkap/panen, dan f) peningkatan kemampuan SDM, penyuluh, dan pendamping perikanan. Kebijakan dalam meningkatkan kemampuan petani dan nelayan serta pelaku pertanian dan perikanan lain serta penguatan lembaga pendukungnya, diarahkan untuk: 1) Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan pembudidaya ikan. 2) Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sumberdaya produktif. 3) Peningkatan kemampuan/kualitas SDM pertanian/ perikanan.
78 f.
g.
h.
i.
j.
k. l.
m. n.
o.
p.
q.
Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan untuk : 1) Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan. 2) Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu, 3) Peningkatan partisipasi kepada masyarakat luas dalam pengembangan hutan tanaman, 4) Peningkatan produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. 5) Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan sistem distribusi legal. 6) Akselarasi rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar kawasan hutan. Meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk pertanian dan perdesaan lainnya untuk meningkatkan kontinuitas pasokan, khususnya ke pasar perkotaan terdekat serta industri olahan berbasis sumber daya lokal. Memperluas akses masyarakat, terutama kaum perempuan, ke sumber daya-sumber daya produktif untuk pengembangan usaha seperti lahan, prasarana sosial ekonomi, permodalan, informasi, teknologi dan inovasi; serta akses masyarakat ke pelayanan publik dan pasar. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui peningkatan kualitasnya, baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan, serta penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat perdesaan berupa jaringan kerjasama untuk memperkuat posisi tawar. Menyempurnakan berbagai kebijakan yang merintangi aksesibitas dan lebih berpihak kepada rakyat miskin serta konsisten dalam pelaksanaannya. Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha melalui kebijakan yang mampu mengentaskan kemiskinan. Menajamkan program pembangunan lintas sektor dan lintas pelaku yang diarahkan pada desa-desa dan kantong-kantong komunitas miskin. Meningkatkan pemenuhan dan aksesibilitas masyarakat miskin terhadap ketersediaan pangan yang memadai dan bermutu. Menata dan mengembangkan sektor informal perkotaan melalui penyediaan fasilitas tempat usaha yang strategis, sehat dan tidak mengganggu sektor dan penyedia/pengguna jasa lainnya. Meningkatkan akses dan layanan permodalan dan pengembangan usaha bagi masyarakat miskin dengan memberikan skim khusus (bunga rendah) tetapi tetap memperhatikan mekanisme pasar yang ada. Mengembangkan potensi wilayah dan cluster ekonomi perdesaan baik pada daerah pesisir, sekitar hutan, persawahan, pertambakan, dan daerah-daerah sekitar kawasan industri dengan mengembangkan produk unggulan yang spesifik dan kompetitif serta mempunyai dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Mengembangkan kapasitas yang berorientasi pada penguatan peran pemerintah sebagai fasilitator dan katalisator pembangunan serta
79 mengembangkan secara sinergi dengan kalangan LSM dan Perguruan Tinggi dalam rangka fasilitasi atas pemberdayaan masyarakat miskin. r. Meningkatkan keterlibatan masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan pembangunan terutama yang secara langsung menyangkut kepentingan dan eksistensinya melaui forum dialog yang konstruktif. 8. Mengendalikan arahan perencanaan tata ruang, selektif dalam pemberian ijin industri yang rawan pencemaran, penghutanan/penghijauan lahan kritis dan pembuatan mitigasi bencana untuk antisipasi dini, dengan rincian: a. Mengarahkan pembangunan kehutanan pada 1) Memperbaiki sistem pengelolaan hutan termasuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukumnya dan 2) Mengefektifkan sumber daya yang tersedia dalam pengelolaan hutan. b. Mengarahkan pembangunan kelautan pada 1) Membangun sistem pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, yang disertai dengan penegakan hukum yang ketat, 2) Meningkatkan upaya konservasi pesisir dan laut serta merehabilitasi ekosistem yang rusak seperti mangrove dan terumbu karang, 3) Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di wilayah pesisir, laut dan perairan tawar dan 4) Menggiatkan kemitraan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. lingkungan hidup pada c. Mengarahkan pembangunan 1) Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan, 2) Meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup, 3) Meningkatkan upaya penegakan hukum secara konsisten kepada pencemar lingkungan, 4) Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup, dan 5) Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup dan berperaln aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup. d. Kerjasama lintas wilayah dalam penanganan kawasan lindung, kawasan budidaya dan pemanfaatan struktur ruang yang berbatasan. 6.4. Ikon Promotif Dalam perspektif promosi daerah guna meningkatkan daya saing, daya tarik dan daya tahan sebagai salah satu strategi pencapaian visi-misi pembangunan daerah maka melalui RPJMD ini sejak tahun 2011 setidaknya hingga 5 tahun kedepan dicanangkan slogan promosi daerah: Kabupaten Malang sebagai Bumi Agro-Wisata yang terkemuka di Jawa Timur, dengan 2 ikon andalan 1) Agro atau pertanian dalam arti luas meliputi komoditas beras, jagung, sayur mayur, gula, daging, susu dan ikan; 2) Wisata; dengan paketpaket unggulan wisata khas Malangan yaitu: paket Singosari, paket Kawasan Menuju Bromo, paket Gunung Kawi, paket Pantai Selatan Malang, paket Wisata Air Wendit dan paket Kanjuruhan (dalam rangka hari jadi Kabupaten Malang). Mengangkat sektor pertanian dan sektor pariwisata sebagai promosi ekonomi, dilandaskan atas kondisi riil potensi utama Kabupaten Malang, yaitu sektor pertanian dan sektor pariwisata. Apabila kedua sektor ini berkembang pesat maka sektor lainnya seperti industri pengolahan, perdagangan, jasa-jasa akan
80 terpacu berkembang pesat. Begitu juga dengan pariwisata yang disamping akan mendatangkan wisatawan juga akan memajukan perdagangan dan investasi. Pada tahapan berikutnya semua sektor akan berkembang bersama dan pada gilirannya akan berdampak pada perekonomian serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang bahkan hingga ke Malang Raya dan Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Malang begitu beragam maka dicanangkan pula slogan promosi pariwisata yaitu Kabupaten Malang Merupakan Pesona Jawa Timur Yang Sesungguhnya. Selain itu dalam rangka pengembangan produk unggulan dalam 5 tahun kedepan dilaksanakan pula gerakan 1 desa/kelurahan dan 1 kecamatan masing-masing mengembangkan 1 produk unggulan utama dan dalam rangka memperkuat pasar lokal didorong kepada seluruh masyarakat khususnya jajaran pemerintahan dapat mengembangkan aksi “cinta dan bangga mengkonsumi produk lokal”. Dalam implementasinya ikon promotif disamping merupakan program SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi juga akan menjadi gerakan masyarakat dalam rangka meningkatkan daya saing Kabupaten Malang diantara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. 6.5. Kerjasama antar Kabupaten/Kota Kerjasama antar kabupaten/kota terutama diprioritaskan dengan kabupaten/kota bertetangga untuk penanganan bersama wilayah perbatasan yaitu: dengan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, Blitar, Kediri, Jombang dan Mojokerto terutama di bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, pariwisata, permukiman dan lingkungan hidup, perekonomian, sumberdaya alam, sosial budaya, keamanan lingkungan. Telah dilakukan pembicaraan pendahuluan sebagai rintisan kerjasama anatara lain melalui: rapat koordinasi pembangunan kabupaten/kota wilayah Malang Raya plus dan forum Musrenbang RPJMD, RKPD dan pembahasan RTRW masing-masing kabupaten/kota. Beberapa kegiatan yang sudah mulai dirintis a) Pengembangan agropolitan dan wisata terpadu Bromo (agropolitan Poncokusumo Kabupaten Malang dengan agropolitan Tutur Kabupaten Pasuruan); b) Pengembangan jaringan jalan Kabupaten Malang-Kota Batu– Kota Malang; c) Pemanfaatan sumberdaya air (Kabupaten Malang–Kabupaten Pasuruan–Kabupaten Sidoardjo, Kota Malang, dan Kota Batu). Dalam 5 tahun ke depan kerjasama akan ditingkatkan lagi sehingga lebih kongkrit memberikan manfaat bagi para pihak.
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Kebijakan umum adalah arah tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan;, yang dirumuskan berdasarkan arahan strategi dan misi dalam rangka mencapai visi pembangunan 5 tahun Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yang selanjutnya dijabarkan ke dalam program. Sedangkan program adalah instrumen kebijakan yang berisi 1 atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat. Dengan demikian program yang ada didalam RPJMD perlu dijabarkan dan dikembangkan menjadi program ddan rencana aksi melalui Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, kondisi dan situasi obyektif berdasarkan kajian dan hasil musyawarah pembangunan.
2
1
N o
Sasaran : Semakin kuatnya kelemba-gaan SKPD dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
Tujuan : Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah
Sasaran : Meningkatnya peran lembaga/tokoh agama, pendidikan keagamaan dan sosial budaya dalam pembinaan umat dan kemasyarakatan.
Tujuan : Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya luhur dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan.
TUJUAN/SASARAN
Memperkuat kelembagaan, tugas pokok, fungsi serta norma standar pelayanan SKPD, meningkatkan kesejahteraan pegawai dan melengkapi
Mendorong maju dan berkembangnya lembaga agama, lembaga pendidikan keagamaan dan sosial budaya dengan mengajak serta tokoh agama dan budaya dalam merumuskan kebijakan pembangunan dan mensosialisasikannya kepada masyarakat
KEBIJAKAN UMUM
Semakin meningkatnya kepuasan masyarakat dan menurunnya kasus pengaduan masyarakat
Peran serta masyarakat dalam pembangunan dan menurunnya kualitas dan kuantitas bahkan tidak terjadinya kasus sara dan
INDIKATOR
a. Rasio jumlah PNS terhadap jumlah penduduk 1 : 136 b. Masih terdapat kasus pengaduan
a. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan b. Tidak terjadi konflik dan kasus sara namun perlu terus diwaspadai dan diantisipasi karena Kabupaten Malang merupakan wilayah potensi
a. Rasio jumlah PNS terhadap jumlah penduduk 1 : 120 b. Semakin menurunnya kasus pengaduan
a. Semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan b. Tidak terjadinya konflik dan kasus sara dan tetap terjaganya kondisi kondusif kerukunan masyarakat.
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Kabupaten Malang
a. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
a. Sosial b. Kebudayaan c. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
URUSAN
2. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
1. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
1. Pengembangan Wawasan Kebangsaan dan toleransi beragama 2. Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 3. Pengelolaan Kekayaan Budaya 4. Pengembangan Nilai Budaya 5. Pengelolaan Keragaman Budaya
PROGRAM
Bag. Kesra Bag. Bintal Bakesbangpol Dinas Sosial Dinas Budpar Lintas SKPD Lintas Wilayah
Bag.Organisasi Bag.Hukum Bag.Tapum Bag.Tapemdes Bag.Pertanahan Bag.Perekonomi an • Bag.Kerjasama • • • • • •
• • • • • • •
SKPD
N o
pelayanan kepada masyarakat
TUJUAN/SASARAN
prasarana dan prasarana kerja, meningkatkan diklat aparatur, memberikan penghargaan dan sanksi kepada pejabat dan pegawai secara konsisten
KEBIJAKAN UMUM
terhadap pelayanan pemerintah
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
69
PROGRAM
3. Pendidikan Kepegawaian Kedinasan dan Persandian b. Pertanahan 4. Pembinaan dan c. Kependudukan Pengembangan dan Catatan Aparatur Sipil 5. Peningkatan d. Perencanaan Profesionalisme Pembangunan Tenaga Pemeriksa e. Statistik dan Aparatur, Pengawas 6. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 7. Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 8. Penataan Peraturan Perundangundangan 9. Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan 10. Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 11. Peningkatan Pelayanan Publik 12. Optimalisasi Pemanfaatan
URUSAN
• Bag.Adm.Pemba ngunan • Bag.PDE • Bag. Umum & Protokol • Bag.Humas • Bag. Tata Usaha • BKD • Bandiklat • BAPPEDA • DPPKA • Inspektorat • Balitbang • UPT Perijinan • Dispendukcapil • Dinas Cikartarung • Dinas Kesehatan • Lintas SKPD • Lintas Wilayah
SKPD
N o
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
70
URUSAN Teknologi Informasi 13. Pengembangan Wilayah Perbatasan 14. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 15. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Diklat dalam jabatan 16. Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 17. Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan 18. Penataan administrasi kependudukan 19. Pengembangan Data/Informasi 20. Kerjasama Pembangunan 21. Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh 22. Perencanaan Pembangunan Kotakota Menengah & Besar
PROGRAM
SKPD
3
N o
Sasaran : Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi publik serta terlaksananya sosialisasi dan deseminasi produk hukum.
Tujuan : Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat
TUJUAN/SASARAN
Membangun sistem informasi dan komunikasi publik, sosialisasi dan deseminasi produk hukum serta kunjungan ke desa dan dusun terpencil dalam rangka dialog pembangunan
KEBIJAKAN UMUM
Semakin menurunnya kasus hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia
INDIKATOR
a. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 1 : 500 b. Masih terdapat kasus pelanggaran hukum
URUSAN
a. Rasio a. Kesatuan Kekerasan Bangsa dan Politik dalam Dalam Rumah Tangga Negeri, (KDRT) b. Pemberdayaan Perempuan dan 1 : 1000 b. Semakin Perlindungan anak menurunnya kasus c. Komunikasi dan pelanggaran informatika hukum
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
71
23. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah 24. Perencanaan Pembangunan Daerah 25. Perencanaan Sosial Budaya 26. Perencanaan Pembangunan Ekonomi 27. Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam 28. Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah 29. Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah 1. Pendidikan Politik Masyarakat 2. Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam 3. Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
PROGRAM
Bag. Hukum Bag. PDE Bag. Humas KP3A Bakesbangpol Satpol PP Linmas • Lintas SKPD • Lintas Wilayah • • • • • •
SKPD
4.
N o
Sasaran : Terciptanya sistem pengamanan swakarsa dan kerjasama pengamanan dengan aparat keamanan
Tujuan : Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman, tertib dan damai
TUJUAN/SASARAN
Mendorong terwujudnya pengamanan swakarsa menggalakkan kembali pos keamanan lingkungan dan kerja sama dengan aparat keamanan membangun sistem
KEBIJAKAN UMUM
Semakin menurunnya kasus kriminal dan semakin terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat
INDIKATOR
a. Rasio Angka Kriminalitas 1 : 30.000 b. Persentase pamswakarsa (kelompok Linmas aktif) 60%
a. Rasio Angka Kriminalitas 1 : 40.000 b. Persentase pamswakarsa (kelompok Linmas aktif 80%
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
72
PROGRAM
4. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 5. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender 6. Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan 7. Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan 8. Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 9. Kerjasama Informasi dengan Media Massa 10. Fasilitas Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi a. Kesatuan 1. Peningkatan Bangsa dan Keamanan dan Politik dalam Kenyamanan Negeri Lingkungan b. Sosial 2. Pemeliharaan Kamtrantibnas dan Pencegahan Tindak Kriminal 3. Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
URUSAN
• Bag. Kesra • Kesbangpol • Satpol PP Linmas • Dinas Sosial • Lintas SKPD • Lintas Wilayah
SKPD
5.
N o
Sasaran : Terbangun dan terpeliharanya
Tujuan : Meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/ permukiman serta energi untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya
TUJUAN/SASARAN
Membangun dan memelihara infrastuktur perhubungan, kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/ permukiman, energi dengan memprioritaskan untuk kepentingan mendorong perekonomian pariwisata dan
keamanan dan ketertiban masyarakat terpadu dan komprehensif dengan mengajak serta tokoh agama, sosial, budaya dan tokoh masyarakat
KEBIJAKAN UMUM
semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas infra struktur kebinamargaa, pengairan dan keciptakaryaan/ permukiman
INDIKATOR
a. Kondisi Jalan Mantap 79% b. Kondisi Jembatan Mantap 97% c. Panjang irigasi mantap 299.403 m d. Pelayanan Air Minum Ibukota Kecamatan 43% e. Pelayanan Air minum a. Kondisi Jalan Mantap 95% b. Kondisi Jembatan Mantap98% c. Panjang irigasi mantap 438.353 m d. Pelayanan Air Minum Ibukota Kecamatan 45% e. Pelayanan Air minum
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
73
a. Perhubungan b. Pekerjaan Umum c. Perumahan d. Energi Sumber Daya Mineral
URUSAN
4.
3.
2.
1.
8.
7.
6.
5.
4.
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Pembinaan Anak Terlantar Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma pembinaan panti asuhan/panti jompo Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Peningkatan pelayanan angkutan Pembangunan sarana & prasarana
PROGRAM
• Kantor Perumahan • Dinas Cikartarung • Dinas Bina Marga • Dinas Pengairan • Dinas ESDM • Dishubkominfo • Lintas SKPD • Lintas Wilayah
SKPD
N o
infrastruktur kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/permuki man, energi untuk mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan kemiskinan
TUJUAN/SASARAN
pengentasan kemiskinan
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR pedesaan 42% Pelayanan sanitasi 38 desa g. Persentase desa berlistrik 75% f.
pedesaan 48% f. Pelayanan sanitasi 152 desa g. Persentase desa berlistrik 90%
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
74
URUSAN perhubungan 5. Peningkatan kelaikan pengoperasian kendr. bermotor 6. Peningkatan dan pengamanan lalu lintas 7. Pembangunan Jalan dan Jembatan 8. Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong - Gorong 9. Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong 10. Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 11. Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan 12. Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan 13. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 14. Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 15. Pengelolaan Sistem Informasi/ Database Jalan dan jembatan 16. Pengelolaan Pelengkap Jalan dan Penerangan Jalan Umum 17. Pengembangan dan
PROGRAM
SKPD
N o
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
75
URUSAN
28.
27.
26.
25.
24.
23.
22.
20. 21.
19.
18.
pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Pengendalian Banjir Pengembangan Perumahan Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Pengembangan Kinerja Pengelolaan air minum dan air limbah Lingkungan sehat perumahan Pemberdayaan Komunitas Perumahan Pengelolaan Areal Pemakaman Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Pengawasan dan Penertiban kegiatan
PROGRAM
SKPD
6.
N o
Sasaran : Semakin mudahnya masyarakat mengakses layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu
Tujuan : Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia
TUJUAN/SASARAN
INDIKATOR
Semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG)
KEBIJAKAN UMUM
Meningkatkan aksessibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan, mengembangkan sekolah kejuruan yang mampu menghasilkan SDM yang memiliki daya saing tinggi, mengembangkan puskesmas sebagai pusat informasi masyarakat sehat, sekolah dan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin a. IPM 70,3 b. Indeks Pendidikan 74,6 c. Indeks Kesehatan 72,7 d. Indeks Pembangunan Gender 65,7 e. Indeks Pemberdayaan Gender 67,4 a. IPM 72,6 b. Indeks Pendidikan 76,9 c. Indeks Kesehatan 74,3 d. Indeks Pembangunan Gender 70,1 e. Indeks Pemberdayaa n Gender 71,4
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
76
a. Pendidikan b. Kesehatan c. KB dan Keluarga Sejahtera d. Kearsipan e. Perpustakaan f. Ketenagakerjaan g. Kepemudaan dan Olah Raga h. Transmigrasi
URUSAN
11.
10.
9.
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
29.
SKPD
rakyat yang Berpotensi merusak lingkungan Pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Pendidikan Anak • Dinas Usia Dini (PAUD) Pendidikan Wajib Belajar • Dinas Pendidikan Dasar 9 Kesehatan Tahun • Dispora Pendidikan • Disnakertrans Menengah • Badan KB Pendidikan Non • RSUD Formal Kanjuruhan Pendidikan Luar • BPM Biasa • Badan Peningkatan Mutu Perpustakaan Pendidik dan dan arsip Tenaga • KP3A Kependidikan • Lintas SKPD Manajemen • Lintas Wilayah Pelayanan Pendidikan Obat dan Perbekalan Kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Perbaikan Gizi Masyarakat
PROGRAM
N o
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
77
URUSAN 12. Pengembangan Lingkungan Sehat 13. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 14. Standarisasi Pelayanan Kesehatan 15. Pengawasan Obat dan Makanan 16. Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 17. Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata. 18. Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan 19. Pemeliharaan Sarana &Prasarana Rumah Sakit 20. Keluarga Berencana (KB) 21. Kesehatan
PROGRAM
SKPD
N o
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
78
URUSAN reproduksi remaja 22. Pelayanan Kontrasepsi 23. pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri 24. Pengembangan bahan Informasi tentang Pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak 25. Penyiapan tenaga pendamping Kelompok Bina Keluarga 26. Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan 27. Peningkatan kualitas Pelayanan Informasi 28. Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan 29. Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/ Arsip Daerah 30. Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
PROGRAM
SKPD
7.
N o
Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas sebagai basis peningkatan industri, perdagangan dan jasajasa; serta meningkatnya pertumbuhan sektor
Tujuan : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga perdesaan
TUJUAN/SASARAN
Memacu pertumbuhan sektor andalan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa-jasa; serta mendorong pertumbuhan sektor potensi seperti pariwisata, pertambangan dan jasa kontruksi/ bangunan dengan
KEBIJAKAN UMUM
Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi (PDRB, inflasi, pendapatan perkapita) dan menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan
INDIKATOR
e. Pertumbuhan Ekonomi 6% f. Inflasi 6,2–5,8 %
a. PDRB-ADHB Rp.31.087.994 juta b. PDRB-ADHK Rp.14.488.474 juta c. Pendapatan Perkapita ADHB Rp. 12.144.878 d. Indeks daya beli 63,2
e. Pertumbuhan Ekonomi 6,7%
a. PDRB-ADHB Rp.53.168.244 juta b. PDRB-ADHK Rp.19.847.571 juta c. Pendapatan Perkapita ADHB Rp. 20.497.097 d. Indeks daya beli 66,6
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
79
a. Ketahanan Pangan b. Pertanian c. Kehutanan d. Kelautan dan Perikanan e. Perindustrian f. Perdagangan g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah h. Pariwisata i. Pemberdayaan masyarakat dan desa j. Penanaman
URUSAN 31. Peningkatan Kesempatan Kerja 32. Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 33. Pengembangan dan Keserasian dan Kebijakan Pemuda 34. Peningkatan Peran serta Kepemudaan 35. Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah raga 36. Peningkatan sarana Prasarana Olahraga 37. Pengembangan Wilayah Transmigrasi 1. Peningkatan Ketahanan Pangan 2. Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan lapangan 3. Peningkatan Kesejahteraan Petani 4. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan 5. Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan
PROGRAM
• Dinas Peternakan dan Keshtn.hewan • Disperidag
• Bag.Perekono mian • KPM • BPM • Distanbun • Dinas Kehutanan • Dinas Kelautan Perikanan
SKPD
N o
KEBIJAKAN UMUM
mengarusutamakan peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dan pengentasan kemiskinan
TUJUAN/SASARAN
potensi pariwisata, pertambangan dan jasa konstruksi/bangunan yang mengarusutamakan peran UMKM dan koperasi serta pengentasan kemiskinan.
INDIKATOR g. Tingkat Kemiskinan 13,6% h. Tingkat Pengangguran 4,1% f. Inflasi 5,5– 4,9% g. Tingkat Kemiskinan 6,9% h. Tingkat Pengangguran 3%
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
80
Modal
URUSAN 6. Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan 7. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 8. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 9. Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 10. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 11. Pemanfaatan potensi sumber daya hutan 12. Rehabilitasi hutan dan lahan 13. Perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan 14. Pengembangan Usaha Perhutanan dan Peran Serta Masyarakat 15. Pengembangan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Kehutanan 16. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir 17. Peningkatan
PROGRAM
Pasar • Diskop dan UMKM • Disbudpar • Lintas SKPD • Lintas Wilayah
SKPD
N o
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
81
URUSAN
27.
26.
25.
24.
23.
22.
21.
20.
19.
18.
Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut Pengembangan Budidaya Perikanan Pengembangan Perikanan Tangkap Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Pembinaan Industri Rokok dan Tembakau Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
PROGRAM
SKPD
N o
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
82
URUSAN Perdagangan 28. Peningkatan Pengembg. Ekspor 29. Pengembangan dan Pengawasan Perdag. Dalam Negeri 30. Peningkatan Pengelolaan Pasar dan Pembinaan Pedagang 31. Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pasar 32. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 33. Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif KUKM 34. Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 35. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 36. Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif 37. Pengembangan Destinasi Pariwisata
PROGRAM
SKPD
8.
N o
Tujuan : Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam
TUJUAN/SASARAN
Mengendalikan arahan perencanaan tata ruang, selektif dalam pemberian ijin industri yang rawan pencemaran,
KEBIJAKAN UMUM
Semakin menurunnya kasus pelanggaran lingkungan, meningkatnya
INDIKATOR
a. Prosentase perusahaan yang memenuhi baku mutu lingkungan 57% b. Luas lahan
a. Prosentase perusahaan yang memenuhi baku mutu lingkungan 75% b. Luas lahan
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
83
38. Pengembangan Kemitraan 39. Pengembangan Pemasaran Pariwisata 40. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 41. Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
PROGRAM
42. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa 43. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa 44. Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan 45. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 46. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi a. Penataan Ruang 1. Perencanaan Tata b. Lingkungan Ruang Hidup 2. Pemanfaatan Ruang 3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang 4. Pengendalian
URUSAN
• Dinas Cikartarung • Dinas ESDM • Dinas Kehutanan
SKPD
N o
INDIKATOR
luas lahan yang dihutankan kembali dan penghijauan serta meningkatnya sumberdaya alam yang terkelola
KEBIJAKAN UMUM
penghutanan/ penghijauan lahan kritis dan pembuatan mitigasi bencana untuk antisipasi dini
TUJUAN/SASARAN
Sasaran : Semakin terkendalinya perencanaan dan pemanfaatan tata ruang dan pemberian ijin industri yang rentan pencemaran serta semakin meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam c. Lahan 9.639 ha
kritis
hutan rakyat yang terkelola 1.268 ha
c. Lahan 3.932 ha
kritis
hutan rakyat yang terkelola 9.708 ha
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL KONDISI AKHIR
84
URUSAN
9.
8.
7.
6.
5.
SKPD
Pencemaran dan • Badan LH Perusakan • BAPPEDA Lingkungan Hidup • Lintas SKPD Perlindungan dan • Lintas Wilayah Konservasi Sumber Daya Alam Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
PROGRAM
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAANNYA
Suatu program pembangunan daerah merupakan sekumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah. Suatu program pembangunan daerah dapat berupa pernyataan yang disamakan atau sekurang-kurangnya mengandung program Kepala Daerah terpilih yang didalamnya berisi program prioritas yang bersifat strategis yang telah dirumuskan berdasarkan kebijakan umum pada masing-masing perspektif dan indikator kinerja (outcome) yang dipersyaratkan. Suatu program prioritas, baik strategis maupun operasional, kinerjanya merupakan tanggung jawab Kepala SKPD. Namun, bagi program prioritas yang dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama Kepala SKPD dengan Kepala Daerah pada tingkat kebijakan. Berbeda dengan penyelenggaraan aspek strategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan setiap tahun, tidak langsung dipengaruhi oleh visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Artinya, suatu prioritas pada beberapa urusan untuk mendukung visi dan misi serta program Kepala Daerah terpilih, tidak berarti bahwa urusan lain ditinggalkan atau diterlantarkan. Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan sejak tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan pada identifikasi permasalahan pembangunan diseluruh urusan (wajib dan pilihan). Selanjutnya, perhitungan pagu indikatif masing-masing program dipisahkan menjadi pagu indikatif untuk program prioritas yang berhubungan dengan program pembangunan daerah (strategik) dan pagu indikatif untuk program-program yang berhubungan dengan pemenuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Setelah pagu setiap kegiatan diketahui kemudian perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan dilakukan berdasarkan kompilasi hasil verifikasi terhadap rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari setiap rancangan Renstra SKPD.
Indikator Kinerja Program (outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
g
f
e
Program Pendidikan Seluruh Luar Biasa penyandang tuna tertampung di PLB Program Peningkatan Meningkatnya Mutu Pendidik dan profesionalism Tenaga Kependidikan e dan kompetensi guru Manajemen Pelayanan Meningkatnya Pendidikan mutu menejemen pelayanan
Sek ber IT 14,20 %
Guru S1 prof 58,49%
APK PLB 65,54%
1 2 3 4 1.01 PENDIDIKAN a Progam Pendidikan Meningkatnya APK PAUD Anak Usia Dini (PAUD) akses 53,71% pendidikan anak usia 4-6 tahun ke PAUD b Wajib Belajar Meningkatnya APK SMP Pendidikan Dasar 9 akses 92,26% Tahun pendidikan1315 tahun ke SMP c Program Pendidikan Meningkatnya APK SM Menengah akses 39,25% pendidikan 1618 th ke SM d Program Pendidikan Tuntas buta Angka buta Non Formal aksara & aksara >45 th meningkatnya 0,76% , kecakapan Kec hdp 72% hidup pdd
No.
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
803.02
0,43%
26,68%
66,79%
338.11
1,141.13
3,254.32
3,254.32
45,40%
69,76%
59,254.06
94,47%
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 68,974.77 59,58% 929.81
39,16%
75,09%
71,66%
0,23%
51,55%
96,68%
350.48
1,132.09
3,230.89
779.87
3,230.89
45,685.96
51,64%
83,39%
75,56%
0,00%
57,7%
98,89%
381.05
1,230.84
3,512.72
847.90
3,512.72
49,671.19
64,12%
91,69%
77,46%
0,00%
63,85%
101,10%
414.86
1,340.06
3,824.42
923.14
3,824.42
54,078.71
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 55,315.38 60,140.59 65,477.10 65,45% 905.21 71,32% 984.17 78,19% 1,071.50
Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Malang Tahun 2011–2015
100
76,60%
99,99%
79,36%
0,00%
70,00%
103,31 %
452.32
1,461.04
4,169.70
1,006.48
4,169.70
58,961.09
DISDIK
16
SKPD Penanggung Jawab
Sek ber IT 76,60%
Guru S1 prof 100 %
APK PLB 79,36 %
0,00% Angka buta aksara >45 th 0,76% , Kec hdp 72%
APK SM 70%
DISDIK
DISDIK
DISDIK
DISDIK
DISDIK
APK SMP 103,31 DISDIK
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 71,388.56 APK PAUD 83,06 1,168.23 83,06%
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Program Upaya Meningkatnya Kesehatan Masyarakat cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat Program Pengawasan Meningkatnya Obat dan Makanan perlindungan masyarakat terhadap makanan tidak sehat dan bahan berbahaya Program Promosi Meningkatnya Kesehatan dan jumlah desa Pemberdayaan siaga aktif Masyarakat
b
Meningkatnya Masih cakupan lokasi diperlukan ODF pengembanga n lingkungan sehat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
f
e
Diperlukan media promosi dan informasi sadar hidup sehat Program Perbaikan Gizi Meningkatnya Masih Masyarakat cakupan diperlukan pemberian peningkatan makanan status gizi ibu tambahan bagi hamil dan masyarakat balita
Masih diperlukan pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan Masih diperlukan pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau Diperlukan keamanan pangan di masyarakat
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
d
c
Program Obat dan Meningkatnya Perbekalan Kesehatan ketersediaan obat yang berkualitas
3
Indikator Kinerja Program (outcome)
a
1 2 1.02 KESEHATAN
No.
20%
20%
14%
20%
20%
20%
253.58
1,521.50
4,226.39
126.79
16,187.09
13,101.82
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 76,244.16
20%
20%
14%
20%
20%
20%
248.41
1,515.92
5,177.99
109.64
17,069.09
12,981.78
20%
20%
14%
20%
20%
20%
270.08
1,648.15
5,629.67
119.20
18,558.04
14,114.19
20%
20%
14%
20%
20%
20%
294.04
1,794.40
6,129.21
129.78
20,204.77
15,366.59
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 80,824.07 87,874.43 95,671.87
101
20%
20%
14%
20%
20%
20%
320.59
1,956.40
6,682.57
141.50
22,028.91
16,753.93
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14 104,309.40
100% terlaksananya pengembangan lingkungan sehat
100% terlaksananya perlindungan masyarakat terhadap makanan tidak sehat dan bahan berbahaya 70% desa siaga aktif, meningkatnya promkes dan pemberdayaan masyarakat 100%, terlaksananya pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita
100% terlaksananya pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau
100% terlaksananya pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
16
SKPD Penanggung Jawab
l
k
Belum optimalnya peralatan kesehatan yang ada
Program Pemeliharaan Keberlanjutan Sarana dan Prasarana pemeliharaan Rumah Sakit sarana prasarana
Optimalisasi pemeliharaan sarana prasarana
Meningkatnya Diperlukan perlindungan penyuluhan masyarakat keamanan terhadap pangan pada makanan tidak IRTP oleh sehat dan petugas bahan kesehatan berbahaya
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
Program Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
i
j
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
h
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
4 Diperlukan pencegahan dan pemberantasa n penyakit menular Meningkatnya Masih menejemen diperlukan kesehatan standar operating prosedur di bidang kesehatan Meningkatnya Belum jumlah optimalnya puskesmas kualitas ideal, pustu pelayanan garda, kesehatan Ponkesdes dasar
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 3 Program Pencegahan Meningkatnya dan Penanggulangan cakupan Penyakit Menular pemberantasan penyakit
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
1 g
No.
20%
20%
20%
20%
718.49
42.26
27,260.25
7,607.51
464.90
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 4,733.56
20%
20%
20%
20%
20%
696.88
21.10
29,345.44
7,518.34
477.63
20%
20%
20%
20%
20%
757.67
22.94
31,905.27
8,174.17
519.30
20%
20%
20%
20%
20%
824.90
24.97
34,736.35
8,899.50
565.37
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 5,661.87 20% 6,155.76 20% 6,701.98
102
20%
20%
20%
20%
20%
899.38
27.23
37,872.45
9,702.97
616.42
100% terlaksananya pemeliharaan secara berkelanjutan
100% terlaksananya penyuluhan keamanan pangan pada IRTP oleh petugas kesehatan
100% terlaksananya pengadaan alatalat kesehatan RS, Puskesmas dan jaringannya
100%, terbangunnya 30 puskesmas ideal, 30 pustu garda dan 390 Penkesdes
100% terlaksananya penyusunan rencana kerja tahunan
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 100% 20% 7,307.06 terlaksananya pencegahan penyakit menular
Rumah Sakit Daerah
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
16 Dinas Kesehatan
SKPD Penanggung Jawab
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Program (outcome)
1 2 3 1.03 PEKERJAAN UMUM a Program Pembangunan Meningkatnya Jalan dan Jembatan jalan dan jembatan sesuai standar b Program Pembangunan Meningkatnya Saluran Drainase/ fungsi saluran Gorong - Gorong drainase gorong-gorong c Program Pembangunan Meningkatnya Turap/ Talud/ Bronjong fungsi plengsengan pengaman badan jalan sesuai kebutuhan d Program Rehabilitasi/ Meningkatnya Pemeliharaan Jalan pemeliharaan dan Jembatan jalan dan jembatan secara rutin dan berkala e Program Inspeksi Meningkatnya Kondisi Jalan dan inspeksi Jembatan terhadap kondisi jalan f Program Tanggap Meningkatnya Darurat Jalan dan jumlah jalan Jembatan dan jembatan yang membutuhkan penanganan mendesak g Program Peningkatan Meningkatnya Sarana dan Prasarana sarana dan Kebinamargaan prasarana kebinamargaan h Program Pembangunan Meningkatnya Infrastruktur Perdesaan jumlah jalan dan jembatan perdesaan yang terbangun
No.
507.17
26%
19,44%
79,07%
20%
16%
10%
0,62%
0,8%
Saluran goronggorong belum optimal 18,84%
78,78%
0,00%
0,00%
30%
Jalan 59,59%
Jemb 0,92%
5,071.67
126.79
84.53
42.26
27,894.21
1,563.77
22,13%
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 111,365.51 3% 49,364.29
Jemb 21,3%
Jalan 4,42%
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
0,8%
1,62%
10%
16%
20%
79,37%
20,04%
26%
25,14%
5,506.71
137.67
91.78
45.89
30,286.88
550.67
1,697.90
0,8%
1,62%
10%
16%
20%
79,66%
20,64%
13%
28,15%
5,987.06
149.68
99.78
49.89
32,928.83
598.71
1,846.01
0,8%
0,62%
10%
16%
20%
80,55%
21,24%
13%
31,15%
6,518.32
162.96
108.64
54.32
35,850.74
651.83
2,009.81
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 120,918.08 131,465.87 143,131.36 63,444.94 58,274.06 3,3% 53,598.60 3,3% 3%
103
0,8%
0,62%
10%
16%
Meningka t nya inspeksi terhadap kondisi jalan 20%
21,84%
13%
34,20%
7,106.81
177.67
118.45
59.22
39,087.44
710.68
2,191.27
Dinas bina Marga
Dinas bina Marga
Dinas bina Marga
Dinas bina Marga
16
SKPD Penanggung Jawab
4,92%
66,68%
80%
Dinas bina Marga
Dinas bina Marga
Meningkatnya Dinas bina inspeksi Marga terhadap kondisi jalan 80% Dinas bina Marga
100%
21,84%
91%
34,20%
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 156,053.66 69,172.93 15,9% 3,3%
n
Diperlukan rehab dan pemeliharaan jaringan irigasi yang ada Diperlukan pembinaan dan penyuluhan pemanfaatan air baku
PJU 85,10% Drainase 31,96% Trotoar 73,7%
4 15%
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Diperlukan penyusunan program pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumberdaya air lainnya Program Pengendalian Meningkatnya Diperlukan Banjir fungsi bantaran pemeliharaan dan tanggul bantaran dan sungai tanggul sungai
Meningkatnya fungsi dan pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumberdaya air lainnya
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
l
k
j
m
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 3 Pengelolaan Sistem Meningkatnya Informasi/ Database ketersediaan Jalan dan Jembatan data/informasi melalui SIM jalan, jembatan dan PJU Program Pengelolaan Meningkatnya Pelengkap Jalan dan ketersediaan Penerangan Jalan dan Umum pemeliharaan pelengkap jalan Program Meningkatnya Pengembangan dan rehabilitasi dan Pengelolaan Jaringan pemeliharaan Irigasi, Rawa dan jaringan irigasi Jaringan Pengairan Lainnya Program Penyediaan Meningkatnya dan Pengolahan Air peran serta Baku masyarakat dalam pengelolaan air baku
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
1 i
No.
20%
20%
20%
20%
36,6% 77,04%
86,8%
1,352.45
211.32
2,789.42
15,088.23
4,099.60
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 15% 126.79
20%
20%
20%
20%
38,85% 80,37%
88,5%
1,468.45
229.45
3,028.69
16,382.45
4,451.25
20%
20%
20%
20%
41,/9% 83,7%
9/,19%
1,596.55
249.46
3,292.88
17,811.51
4,839.54
20%
20%
20%
20%
43,34% 87,04%
91,89%
1,738.22
271.60
3,585.07
19,391.99
5,268.97
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 15% 137.67 10% 149.68 10% 162.96
104
20%
20%
20%
20%
45,59% 90,37%
93,58%
1,895.15
296.12
3,908.74
21,142.75
5,744.67
Dinas bina Marga
16 Dinas bina Marga
SKPD Penanggung Jawab
100% Terlaksananya pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai
100% Terlaksananya penyusunan program pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumberdaya air lainnya
100% terlaksananyape mbinaan dan penyuluhan pemanfaatan air baku
Dinas Pengairan
Dinas Pengairan
Dinas Pengairan
100% Dinas terlaksananya Pengairan rehabilitasi/peme liharaan jaringan irigasi
45,59% 90,37%
93,58%
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 75% 10% 177.67
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 3 Program Meningkatnya Pengembangan ketersediaan Wilayah Strategis dan data dan Cepat Tumbuh pengembangan infra struktur jaringan Program Meningkatnya Pengembangan Kinerja pengelolaan air Pengelolaan Air Minum minum dan air dan Air Limbah Limbah
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Optimalisasi pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
4 Diperlukan pengembanga n infra stuktur jaringan serta updating data
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Meningkatnya 200 Ha / ketersediaan 20000 unit rumah layak belum huni bagi terbangun masyarakat b Program Lingkungan Meningkatnya 1000KK Sehat Perumahan kualitas lingkungan di kawasan permukiman c Program Meningkatnya 1225 KK Pemberdayaan rumah layak Komunitas Perumahan huni untuk KK miskin dan MBR d Program Pengelolaan Terpeliharanya Perlunya Areal Pemakaman 11 TMP dan pemeliharaan TMB pada 11 TMP/TMB e Program Peningkatan Menurunnya Optimalisasi Kesiagaan dan dampak Kesiagaan Pencegahan Bahaya Bahaya dan Kebakaran Kebakaran Pencegahan Bahaya Kebakaran 1.05 PENATAAN RUANG a Program Perencanaan Pemahaman Belum Tata Ruang RTRW dipahaminya RTRW
1.04 PERUMAHAN a Program Pengembangan Perumahan
p
1 o
No.
26%
20%
295.85
211.32
2,193.50 2,028.67
20%
26%
20%
20%
225kk
718.49
225kk
200KK
40 Ha/ 4000 unit terbangun
26%
126.79
4,268.66 2,916.21
1,859.61
2,381.65 2,202.68
229.45
321.22
780.12
137.67
4,634.81 3,166.36
2,019.13
20%
13%
20%
200KK
180KK
30 Ha/ 3000 unit terbangun
13%
2,589.40 2,394.82
249.46
349.25
848.17
149.68
5,039.11 3,442.56
2,195.26
20%
13%
20%
200kk
180KK
30 Ha/ 3000 unit terbangun
13%
2,819.17 2,607.33
271.60
380.24
923.43
162.96
5,486.25 3,748.03
2,390.05
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 1,284.90 20% 1,396.98 20% 1,520.94
200KK
40 Ha/ 4000 unit terbangu n
26%
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 1,183.39
105
20%
13%
20%
200kk
180KK
3,073.69 2,842.72
296.12
414.56
1,006.80
177.67
5,981.56 4,086.41
100% terlaksananya sosialisasi dokumen RTRW
Terlaksananya pemeliharaan pada 11 TMP/TMB Peningkatan upaya Pencegahan Bahaya Kebakaran
1,150 KK
940 KK
170 Ha/ 17.000 unit terbangun
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 100% 20% 1,658.26 terlaksananya pengembangan infra stuktur jaringan serta updating data 3495 buah 13% 2,605.83
Bappekab, Balitbang
Dinas CKTR
Dinas Sosial
Kantor Perumahan
Kantor Perumahan
Kantor Perumahan
Dinas Pengairan
16 Dinas Pengairan
SKPD Penanggung Jawab
3
Indikator Kinerja Program (outcome)
b
Program Kerjasama Meningkatnya Pembangunan fasilitasi bagi dunia usaha/lembaga dan pemerintah daerah dalam pembangunan daerah
Program Pemanfaatan Tersedianya Ruang dokumen Ruang Terbuka Hijau, Ruang Lahan Pertanian Berkelanjutan, dan kawasan khusus. c Program Pengendalian Termanfaatkan Pemanfaatan Ruang nya RuangRuang sesuai denga peruntukannya 1.06 PERENCANAAN PEMBANGUNAN a Program Tersedianya Pengembangan bahan analisa Data/Informasi dan evaluasi kebijakan perekonomian daerah
2
1
b
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
Diperlukan koordinasi antar SKPD dan pelaku usaha termasuk untuk penyaluran dana CSR
Diperlukan koordinasi penyusunan bahan analisa dan evaluasi kinerja ekonomi daerah
Belum tersedianya dokumen RTH, Ruang Lahan Pertanian Berkelanjutan dan kawasan khusus Belum Optimalnya pemanfaatan Ruang
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
20%
20%
126.79
20%
84.53
338.11
2,620.36
38.04
20%
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
20%
20%
20%
20%
91.78
367.11
2,845.13
137.67
41.30
20%
20%
20%
20%
99.78
399.14
3,093.31
149.68
44.90
20%
20%
20%
20%
108.64
434.55
3,367.80
162.96
48.89
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
106
20%
20%
20%
20%
118.45
473.79
3,671.85
177.67
53.30
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
SKPD Penanggung Jawab
Bappekab, Balitbang
Dinas CKTR
100% Bappekab, terlaksananya Bagian fasilitasi bagi Kerjasama dunia usaha/lembaga dalam pembangunan daerah melalui penyaluran dana CSR kepada masyarakat serta keterpaduan program pembangunan
100% terlaksananya pertemuan rutin Tim ekonomi daerah serta penyusunan bahan analisa dan evaluasi kinerja ekonomi daerah
Optimalisasi pemanfaatan Ruang
15 16 2009 - 2029 Optimalisasi Dinas CKTR dokumen kawasan khusus.
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Program Perencanaan Pembangunan Kotakota Menengah & Besar
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Program Perencanaan Meningkatnya Pembangunan Daerah efisiensi dan efektifitas perencanaan pembangunan daerah
c
d
e
f
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Diperlukan musrenbang, penyusunan draft RKPD, RPJMD, koordinasi LKPD &LKPJ
Diperlukan masterplan sarana dan prasarana di kawasan perkotaan Kepanjen serta meningkatnya sosialisasi, koordinasi pemanfaatan ruang antar SKPD Optimalisasi Diperlukanny dokumen a dokumen Perencanaan Perencanaan Kota Menengah Kota & Besar Menengah & Besar Meningkatnya Tersedianya pemahaman dokumen dan perencanaan pemanfaatan jangka dokumen panjang, RPJMD subagai menengah acuan Renstra dan pendek SKPD
Tersedianya masterplan sarana dan prasarana di kawasan perkotaan Kepanjen serta meningkatnya sosialisasi, koordinasi pemanfaatan ruang antar SKPD
3
2
1
Indikator Kinerja Program (outcome)
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
20%
20%
20%
591.70
295.85
126.79
84.53
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
20%
20%
26%
20%
642.45
321.22
137.67
91.78
20%
20%
13%
20%
698.49
349.25
149.68
99.78
20%
20%
13%
20%
760.47
380.24
162.96
108.64
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
107
20%
20%
13%
20%
829.13
414.56
177.67
118.45
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
Cipta Karya dan Tata Ruang
Bappekab, Cipta Karya dan Tata Ruang
16
SKPD Penanggung Jawab
100% Bappekab terlaksananya musrenbang, penyusunan draft RKPD, RPJMD, koordinasi LKPD &LKPJ
100% Bappekab tersedianya dokumen RPJMD serta terlaksananya sosialisasi RPJPD,RPJMD dan RKPD
Terkendalinya Pemanfaatan Ruang Kota Menengah & Besar
15 daerah tersusunnya masterplan sarana dan prasarana di kawasan perkotaan Kepanjen serta meningkatnya sosialisasi, koordinasi pemanfaatan ruang antar SKPD
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Program Perencanaan Meningkatnya Prasarana Wilayah dan keterpaduan Sumber Daya Alam koordinasi dan perencanaan spasial
Program Peningkatan Keterpaduan Kerjasama Antar Antar Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
i
j
Belum Optimalnya Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
Diperlukan sinkronisasi & koordinasi serta monev perencanaan spasial
Diperlukan sinkronisasi & koordinasi serta monev perencanaan pembanguna n perekonomia n dan kesra
4 Diperlukan sinkronisasi & koordinasi serta monev perencanaan pembanguna n sosbud dan pemerintahan
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
1.07 PERHUBUNGAN a Program Pembangunan Meningkatnya Belum Prasarana dan Fasilitas pelayanan di optimalnya Perhubungan bidang sarana perhubungan prasarana perhubungan darat dan udara
Program Perencanaan Meningkatnya Pembangunan keterpaduan Ekonomi perencanaan program pembangunan perekonomian dan kesra
h
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 3 Program Perencanaan Meningkatnya Sosial Budaya keterpaduan perencanaan program pembangunan sosial budaya
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
1 g
No.
20%
20%
26%
20%
1,601.80 38.04
84.53
380.38
507.17
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 126.79
20%
26%
20%
20%
1,739.20 41.30
91.78
413.00
550.67
20%
13%
20%
20%
1,890.91 44.90
99.78
449.03
598.71
20%
13%
20%
20%
2,058.70 48.89
108.64
488.87
651.83
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 137.67 20% 149.68 20% 162.96
108
20%
13%
20%
20%
2,244.57 53.30
118.45
533.01
710.68
Bappekab, Balitbang
100% berfungsinya sarana prasarana perhubungan secara optimal
OptimalisasiKerj a sama Antar Pemerintah Daerah
Dinas perhubungan, komunikasi & informatika
Bappekab, Bagian Kerjasama
100% Bappekab, terlaksananya Balitbang sinkronisasi & koordinasi serta monev perencanaan spasial
100% terlaksananya sinkronisasi & koordinasi serta monev perencanaan pembangunan perekonomian dan kesra
SKPD Kondisi Kinerja Tahun 2015 Penanggung pada Akhir Target Rp. Jawab Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 16 100% Bappekab, 20% 177.67 terlaksananya Balitbang sinkronisasi & koordinasi serta monev perencanaan pembangunan sosbud dan pemerintahan
Program Pembangunan Meningkatanya Sarana dan Prasarana pelayanan Perhubungan angkutan umum di jalan
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
d
e
Meningkatnya sarana pendukung pelayanan pengujian kendaraan
Program Peningkatan Meningkatnya Pelayanan Angkutan disiplin dan ketertiban lalu lintas terhadap pengemudi angkutan
c
3 Meningkatnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor serta pemeliharaan prasarana dan fasilitas pendukung perhubungan
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
1 b
No.
Kondisi sarana pendukung pelayanan masih 70 %
31.578 pengemudi belum mendapat pembinaan disiplin berlalu lintas (jumlah semua 31.6780 Masih memiliki 27 halte, Belum ada gedung terminal di Wonosari, Perlu relokasi terminal penumpang Talangagung
4 Belum optimalnya pengujian kendaraan bermotor dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pendukung perhubungan
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Tersedia nya kompres or, AC dan tool set di
Terbang unnya 4 halte baru
50 ORANG
211.32
422.64
338.11
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 42.26
Tersedian ya 3 unit komputer di talangagu ng
Terbangu nnya 4 halte baru, Terbangu nnya gedung terminal Wonosari
50 ORANG
229.45
458.89
367.11
Tersedian ya 3 unit komputer di Karanglo
Terbangu nnya 4 halte baru, Terbangu nnya relokasi terminal Talangag ung 30 %
50 ORANG
249.46
498.92
399.14
Tersedian ya alat timbang kendaraa n bermotor
Terbangu nnya 4 halte baru dan Terbangu nnya relokasi terminal talangagu ng 30%
50 ORANG
271.60
543.19
434.55
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 45.89 20% 49.89 20% 54.32
109
Tersedian ya exhouse di kolong uji
Terbangu nnya 4 halte baru dan Terbangu nnya relokasi terminal talangagu ng 40%
50 ORANG
296.12
592.23
473.79
Kondisi sarana pendukung pelayanan meningkat 90 %
Terbangunnya 20 halte baru, Terbangunnya gedung terminal Wonosari, Terbangunnya relokasi terminal talangagung
terlaksananya pembinaan terhadap 250 orang pengemudi
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 100% 20% 59.22 tersedianya 10 alat uji kendaraan bermotor yang memenuhi standart serta terpeliharanya 7 terminal, 27 halte serta 2 gedung pengujian kendaraan bermotor
Dinas perhubungan, komunikasi & informatika
Dinas perhubungan, komunikasi & informatika
16 Dinas perhubungan, komunikasi & informatika
SKPD Penanggung Jawab
3 bermotor
Indikator Kinerja Program (outcome)
1.08 LINGKUNGAN HIDUP a Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan perundangundangan tentang pengendalian lingkungan hidup
Program Peningkatan Meningkatnya dan Pengamanan Lalu pengaman lalu Lintas lintas dan tersedianya manajemen trasportasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
2
1
f
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
35
Belum optimalnya pemasangan rambu. Jumlah yg terpasang rambu 3774 buah, marka 25.803 m2 dan 50 traffic cone dan tersedianya dokumen arahan manajemen trasportasi
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
35
Terpasa ngnya: 1000 unit rambu, 50 RPPJ, 100 RPPJ mini, 10 warningl ight, 5000 m2 marka, penggan tian instalasi listrik bawah tanah, 100 traffick cone, 200 papan jalan 5,747.90 676.22
549.43
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 talangag ung
53
Terpasan gnya: 1000 unit rambu, 50 RPPJ, 100 RPPJ mini, 10 warninglig ht, 5000 m2 marka, 1 set APILL led di Karangplo so 200 traffic cone 200 papan nama jalan
13,216.09 1,652.01
596.56
62
Terpasan gnya: 1000 unit rambu, 50 RPPJ, 100 RPPJ mini, 10 warninglig ht, 5000 m2 marka, 200 traffic cone, 200 papan nama jalan, 1 set APILL led di Bululawa ng
14,368.95 1,796.12
648.60
71
Terpasan gnya: 1000 unit rambu, 50 RPPJ, 100 RPPJ mini, 10 warninglig ht, 5000 m2 marka, 200 traffic cone 200 papan nama jalan 1 set APILL led di Turen
15,643.96 1,955.49
706.15
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 portable
110
80
Terpasan gnya: 1000 unit rambu, 50 RPPJ, 100 RPPJ mini, 10 warninglig ht, 5000 m2 marka, 200 traffic cone 200 papan nama jalan 1 set APILL led di Dampit
17,056.34 2,132.04
769.90
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
80 terlaksananya sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundangundangan tentang pengendalian lingkungan hidup
Terpasangnya: 5000 unit rambu, 250 RPPJ, 500 RPPJ mini, 50 warninglight, 25000 m2 marka, 850 traffic cone 800 papan nama jalan 4 set APILL led di Karangploso, Bululawang, Turen, dampit
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Badan Lingkungan hidup
Dinas perhubungan, komunikasi & informatika
16
SKPD Penanggung Jawab
Program Program Pengembangan Kinerja pengembangan Pengelolaan kinerja Persampahan pengelolaan persampahan
e
1.09 PERTANAHAN a Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah b Penyelesaian KonflikKonflik Pertanahan
Meningkatkan penataan administrasi pertanahan Meningkatan penyelesaian kasus pertanahan
Program Pengelolaan Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau peran serta (RTH) masyarakat dalam pengelolaan RTH
c
d
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 3 Program Perlindungan Meningkatnya dan Konservasi kualitas dan Sumber Daya Alam kuantitas sumber air serta konservasi SDA Program Peningkatan Meningkanya Kualitas dan Akses ketersediaan Informasi Sumber Daya data dan Alam dan Lingkungan informasi Hidup lingkungan hidup
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
1 b
No.
20%
20%
0%
38
37
126.79
8,790.90 8,664.11
3,846.02
803.02
42.26
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 38 380.38
0%
Meningkanya pengetahuan, kepedulian, krmandirian masyarakat terhadap pengelolaan sampah
30%
30%
4 30%
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
20%
20%
46
44
137.67
9,544.96 9,407.29
8,764.84
871.90
596.56
20%
20%
54
51
149.68
10,377.57 10,227.90
9,529.40
947.95
648.60
20%
20%
62
58
162.96
11,298.41 11,135.46
10,374.99
1,032.07
706.15
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 4600% 1,330.79 54 1,446.87 6200% 1,575.26
111
20%
20%
76
70
65
177.67
12,318.47 12,140.80
11,311.67
1,125.24
769.90
100%
100%
76% terlaksananya peningkaan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah
76% terlaksananya peningkaan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah
65 terlaksananya penyediaan informasi lingkungan hidup
Bagian Pertanahan
Bagian Pertanahan
Badan Lingkungan hidup
Badan Lingkungan hidup
Badan Lingkungan hidup
SKPD Kondisi Kinerja Tahun 2015 Penanggung pada Akhir Target Rp. Jawab Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 16 70 terlaksananya Badan 7000% 1,717.48 peningkatan Lingkungan kualitas dan hidup kuantitas sumber air serta konservasi SDA
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Program (outcome)
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
b
c
d
Meningkatnya peran masyarakat yang berkeadilan gender
Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG
Meningkatnya kapasitas kelembagaan berbasis perempuan
1 2 3 1.10 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL a Program Penataan Meningkatnya Administrasi pelayanan Kependudukan administrasi kependudukan melalui implementasi sistem informasi administrasi kependudukan 1.11 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK a Program Peningkatan Meningkatnya Kualitas Hidup dan kualitas hidup Perlindungan dan Perempuan perlindungan perempuan
No.
Jumlah lembaga yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan dibidang pemberdayaa n perempuan
Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG
20%
Cakupan perempuan /anak yang akan mendapat penanganan Jumlah pemberdayaa n lembaga berbasis gender
20%
20%
20%
20%
126.79
169.06
253.58
3,592.44
4,141.87
1,014.33
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 1,014.33
Diperlukan pelayanan eKTP bagi wajib KTP , dan akte Kelahiran
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
20%
20%
20%
20%
20%
137.67
183.56
275.34
3,900.58
4,497.14
1,101.34
20%
20%
20%
20%
20%
149.68
199.57
299.35
4,240.83
4,889.43
1,197.41
20%
20%
20%
20%
20%
162.96
217.28
325.92
4,617.14
5,323.29
1,303.66
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 1,101.34 1,197.41 1,303.66
112
20%
20%
20%
20%
20%
177.67
236.89
355.34
5,033.99
5,803.89
1,421.36
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14 1,421.36
100%
100%
100%
100%
100% terlayaninya eKTP bagi wajib KTP , dan akte Kelahiran
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Kantor Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan anak Kantor Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan anak Kantor Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan anak Kantor Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan anak
Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil
16
SKPD Penanggung Jawab
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Program (outcome)
1 2 3 1.12 KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA a Program Keluarga Meningkatnya Berencana (KB) pasangan usia subur menjadi persera KB aktif sebesar 73,25 % (PUS dibagi pesera KB aktif x 100%) b Program Kesehatan Menurunnya Reproduksi Remaja usia nikah pertama wanita < 20 tahun, menjadi kurang dari 25% (% perempuan menikah <20% th dibanding jumlah perkawinan c Program Pelayanan Meningkatnya Kontrasepsi jumlah peserta KB baru sebesar 315.000 akseptor KB semua metode kontrasepsi d Program Pembinaan PPKBD Aktif Peran Serta Masyarakat dan mandiri ³ dalam Pelayanan 80% dari 390 KB/KR Yang Mandiri org, Sub PPKBD yang aktif ³ 70% dari 3818 org, 40% dari tokoh masyaraka dan tokoh agama
No.
72,25%
29%
63000
176 Kl 1429 Kl 1053 Kl 176 Kl
31,34% (perempuan menikah <20tahun)
PUS menjadi pesera KB baru sebesar 60815 aksepor
PPKBD =156 Sub PPKBD =1.270 org TOGA = 936 org TOMA = 156 org 126.79
507.17
84.53
507.17
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 1,732.82
Peserta KB aktif 72,01 % = 133.563 akseptor. PUS = 185.300 org
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
195 Kl 1588 Kl 1170 Kl 195 Kl
63000
28%
72,50%
106.37
489.99
72.40
489.14
293 Kl 2382 Kl 1755 Kl 293 Kl
63000
27%
72,75%
115.65
532.74
78.72
531.81
351 Kl 2858 Kl 2106 Kl 351 Kl
63000
26%
73%
125.91
580.01
85.70
579.00
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 1,656.43 1,800.92 1,960.72
113
390 Kl 3176 Kl 2340 Kl 390 Kl
63000
25%
73,25%
137.28
632.37
93.44
631.28
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14 2,137.74
Badan Keluarga Berencana
16
SKPD Penanggung Jawab
80% 70% 40% 40%
Tercapainya peserta KB baru sebesar 315.000 orang
Badan Keluarga Berencana
Badan Keluarga Berencana
25% Badan usia nikah Keluarga pertama wanita < Berencana 20% turun menjadi 25%
Peserta KB aktif 73,25%
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
2
Program Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
1
e
b
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Diperlukan bantuan bagi 1920 orang/400 OT
Diperlukan pembinaan untuk 680 orang PMKS
3 4 aktif mendukung program KB meningkatnya Sarana sarana pendukung pendukung BKB = 450 kel bagi 700 kelompok BKB Aktif Terbentuknya 679 klp BKB 700 kelompok dan 101 Klp BKB baru dan BKR aktif serta £ 80 Kel 70% ibu balita anggota BKB menjadi peserta KB aktif serta Terbentuknya 130 klp BKR baru dan aktif serta £ 70%
Indikator Kinerja Program (outcome)
Meningkatnya pembinaan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) : fakir miskin, lansia terlantar, wanita rawan sosial ekonomi dan keluarga rentan Program Pelayanan Meningkatnya dan Rehabilitasi pelayanan, Kesejahteraan Sosial perlindungan dan jaminan sosial serta kesetiakawana
1.13 SOSIAL a Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
f
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
250 KK/ 80 OT
15%
500
1,775.09
4,944.88 803.02
169.06
338.11
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
340 KK/ 80 OT
20%
550
1,927.35
5,369.04 871.90
177.66
320.86
380 KK/ 80 OT
20%
600
2,095.47
5,837.38 947.95
193.16
348.84
450 KK/ 80 OT
20%
650
2,281.41
6,355.36 1,032.07
210.30
379.80
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
114
500 KK/ 80 OT
25%
700
2,487.38
6,929.14 1,125.24
229.28
414.09
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
Badan Keluarga Berencana
16
SKPD Penanggung Jawab
100% terlaksananya bantuan bagi 1920 orang/ 400 OT
100% Terlaksananya pembinaan kepada 680 orang PMKS
Dinas Sosial
Dinas Sosial , Bagian Kesra
tersedianya 700 Badan kelompok BKB Keluarga baru dan aktif Berencana serta £ 70% ibu balita anggota BKB menjadi peserta KB aktif serta Terbentuknya 130 klp BKR baru dan aktif serta £ 70%
700 klp BKB
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Program Pembinaan Meningkatnya Panti Asuhan/Panti pembinaan Jompo terhadap panti asuhan dan panti jompo
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
e
f
g
Meningkatnya pembinaan terhadap potensi dan sumber
Meningkatnya pembinaan terhadap eks penyandang penyakit sosial (eks napi, PSK, narkoba, penyakit sosial lainnya)
Program Pembinaan Meningkatnya Para Penyandang pembinaan Cacat dan Trauma terhadaap para penyandang cacat dan eks trauma
d
c
2
1
Indikator Kinerja Program (outcome)
3 n sosial masyarakat kepada korban bencana orang terlantar Program Pembinaan Meningkatnya Anak Terlantar pembinaan terhadap anak terlantar
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
Perlunya pembinaan kepada 760 PSM
Diperlukan pembinaan kepada 900 orang eks penyandang penyakit sosial (eks napi, PSK, narkoba, penyakit
Diperlukan pembinaan 43 panti asuhan dan panti jompo
Diperlukan pembinaan bagi 900 orang penyandang cacta dan trauma
Diperlukan pembinaan bagi 440 anak terlantar
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
90 KT /PSM
100 orang
10 panti
100 orang
50 anak
211.32
380.38
338.11
972.07
464.90
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
120 KT /PSM
150 orang
10 panti
150 orang
75 anak
229.45
413.00
367.11
1,055.45
504.78
150 KT /PSM
180 orang
15 panti
180 orang
90 anak
249.46
449.03
399.14
1,147.52
548.81
180 KT /PSM
220 orang
20 panti
220 orang
100 anak
271.60
488.87
434.55
1,249.34
597.51
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
115
220 KT /PSM
250 orang
25 panti
250 orang
125 anak
296.12
533.01
473.79
1,362.14
651.46
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
Dinas Sosial , Bagian Kesra
16
SKPD Penanggung Jawab
100% Terlaksananya pembinaan kepada 760 PSM
100% Terlaksananya pembinaan kepada 900 orang eks penyandang penyakit sosial (eks napi, PSK, narkoba, penyakit sosial lainnya)
Dinas Sosial , Bagian Kesra
Dinas Sosial
100% Dinas Sosial Terlaksananya pembinaan 43 panti asuhan dan panti jompo
100% Dinas Sosial terlaksananya pembinaan kepada 900 orang penyandang cacat dan trauma
100% terlaksananya pembinaan kepada 440 anak terlantar
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
2
1
3 kesejahteraan sosial
Indikator Kinerja Program (outcome)
c
b
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Meningkatnya pemahaman tentang pengelolaan dan pengawasan KSP/USP
Meningkatnya promosi produk usaha bagi UMKM
1.14 KETENAGAKERJAAN a Program Peningkatan kenaikan Kesempatan Kerja jumlah angkatan kerja yang terserap serta menurunnya jumlah TKI yang bermasalah b Program Perlindungan Menurunnya Pengembangan jumlah angka Lembaga pelanggaran Ketenagakerjaan terhadap UU ketenagakerjaa n 1.15 KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a Program Meningkatnya Pengembangan ketrampilan Kewirausahaan dan kewirausahaan Keunggulan Kompetitif bagi KUMKM KUKM
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
20%
Belum optimalnya ketrampilan kewirausahaa n KUMKM
Masih rendahnya pemahaman terhadap tatacara pengelolaan dan pengawasan
20%
20%
20%
Diperlukan pembinaan dan sosialisasi UU ketenagakerja an
Belum optimalnya pemasaran produk UMKM
20%
422.64
591.70
169.06
1,352.45
549.43
1,352.45 803.02
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
Diperlukan informasi peluang kerja
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
20%
20%
20%
20%
20%
477.36
662.17
207.50
1,532.98
552.50
1,342.36 789.85
20%
20%
20%
20%
20%
519.00
719.93
225.60
1,666.71
600.70
1,459.45 858.75
20%
20%
20%
20%
20%
565.05
783.82
245.62
1,814.60
654.00
1,588.95 934.95
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
116
20%
20%
20%
20%
20%
616.07
854.58
267.80
1,978.43
713.05
1,732.41 1,019.36
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
100% terlaksananya sosialisasi permen tentang pengelolaan dan pengawasan
100% meningkatnya pemasaran produk UMKM
100% terlaksananya pelatihan kewirausahaan bagi KUMKm
100% terlaksananya pembinaan dan sosialisasi UU ketenagakerjaan
100% tersedianya informasi peluang kerja serta tertanganinya permasalahan TKI
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Dinas Koperasi & UMKM
Dinas Koperasi & UMKM
Dinas Koperasi & UMKM
Disnakertrans
Disnakertrans
16
SKPD Penanggung Jawab
2 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
3 Meningkatkan kemudahan pelayanan bagi UMKM
Indikator Kinerja Program (outcome)
c
b
11%
2%
14%
11,8%
Masih diperlukan pembinaan Kepemudaan dlm pembangunan Masih diperlukan latihan ketrampilan pada 8210 orang pemuda Program Pembinaan Meningkatnya Diperlukan dan Pemasyarakatan prestasi atlit PORKAB Olah raga dan pelaku OR untuk 22 di masyarakat cabang OR
10%
Rp. 6,3 T
40 PMA/PMDN
4 Belum optimalnya pelayanan bagi UMKM
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
39%
Meningkatnya nilai investasi PMA/PMDN
Meningkatnya pemahaman terhadap peran serta pemuda dalam pembangunan Program Peningkatan Meningkatnya Peran serta ketrampilan Kepemudaan dan wawasan kebangsaan pemuda
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 1.17 KEBUDAYAAN a Program Pengelolaan Kekayaan Budaya b Pengembangan Nilai Budaya c Pengelolaan Keragaman Budaya 1.18 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA a Program Pengembangan dan Keserasian dan Kebijakan Pemuda
b
1.16 PENANAMAN MODAL a Program Peningkatan Meningkatnya Promosi dan jumlah investor Kerjasama Investasi PMS/PMDN
1 d
No.
2%
20%
20%
20%
5%
5%
315 M
1 PMA/PM DN
126.79
84.53
38.04
841.05
169.06
20%
20%
20%
2,2%
2%
6%
3,634.70 3,423.38 42.26
315 M
1 PMA/PM DN
111.26
86.45
14.41
815.63
183.56
45.89
3,717.03 3,717.03
181.74
662.64 480.90
20%
20%
20%
2,4%
1%
10%
315 M
1 PMA/PM DN
120.96
93.99
15.66
886.78
199.57
49.89
4,041.27 4,041.27
197.60
720.44 522.85
20%
20%
20%
2,4%
1%
10%
315 M
1 PMA/PM DN
131.70
102.33
17.05
965.46
217.28
54.32
4,399.86 4,399.86
215.13
784.37 569.24
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 185.95 20% 202.17 20% 220.11
169.06
591.70 422.64
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 169.06
117
20%
20%
20%
2,5%
2%
10%
315 M
1 PMA/PM DN
143.59
111.56
18.59
1,052.63
236.89
59.22
4,797.10 4,797.10
234.55
855.19 620.63
DISBUDPAR
DISBUDPAR
DISBUDPAR
Kantor Penanaman Modal, Bagian Perekonomia n Kantor Penanaman Modal
16 Dinas Koperasi & UMKM, Bagian Perekonomia n
SKPD Penanggung Jawab
100% Terlaksananya PORKAB untuk 22 cabang olah raga
100% terlaksananya pembinaan pada 8210 orang pemuda
Dinas Pemuda dan OR
Dinas Pemuda dan OR
100% Dinas terlaksananya Pemuda dan pembinaan OR kepemudaan dlm pembangunan
2.9%
14%
39%
7,8 T
45 PMA/PMDN
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 100% 20% 239.98 terlaksananya pembinaan bagi KUMKM
Indikator Kinerja Program (outcome)
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Program Pemeliharaan Kamtrantipnas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan dan Toleransi Beragama
a
b
c
Meningkatnya kesadaran berbangsa, bermasyarakat dan bernegara
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan lingkungan dengan pendekatan kearifan lokal
Meningkatnya Peran Masyarkat terhadap keamanan
2 3 Program Peningkatan Meningkatnya Sarana dan Prasarana jumlah dan Olahraga jenis sarana dan prasarana olahraga
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
1.19 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
1 d
No.
Diperlukan sosialisasi pemeliharaan kerukunan umat beragama dan paralegal
Diperlukan sosialisasi siskamswakar sa dan sarasehan peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dlam teknik pencegahan kejahatan
Pdiperlukan rasa aman dan tenteram
4 Diperlukan pengadaan sarana dan prasarana olahraga (68 jenis dan 1 stadion OR)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
20%
20%
26%
4,649.03
2,028.67
1,732.82
12,636.92
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 591.70
20%
20%
26%
5,047.81
2,202.68
1,881.46
13,720.88
20%
20%
13%
5,488.14
2,394.82
2,045.58
14,917.76
20%
20%
13%
5,975.12
2,607.33
2,227.09
16,241.47
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 603.52 20% 656.16 20% 714.39
118
20%
20%
13%
6,514.57
2,842.72
2,428.16
Satpol, Linmas dan Bakesbangpo l
16 Dinas Pemuda dan OR
SKPD Penanggung Jawab
100% Terlaksananya sosialisasi pemeliharaan kerukunan umat beragama dan paralegal
Bakesbangpo l
100% Bakesbangpo Terlaksananya l sosialisasi siskamswakarsa dan sarasehan peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan
Peningkatan Peran Masyarkat terhadap keamanan
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 100% 20% 778.88 terlaksananya pengadaan sarana dan prasarana olahraga (68 jenis dan 1 stadion OR) 17,707.80
1.20 OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN a Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah b Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
f
Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah Meningkatnya entitas yang diperiksa secara reguler sera menurunnya permasalahan non reguler serta Meningkatnya penanganan kasus secara
Meningkatnya Peran Masyarakat terhadap keamanan
Meningkatnya Penanggulanga n Korban Bencana Alam
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
e
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 3 Program Pendidikan Meningkatnya Politik Masyarakat kesadaran politik masyarakat
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
1 d
No.
Entitas dan permasalahan yang diperiksa baik reguler maupun non reguler dan 8 kasus hukum
Belum Optimalnya Pencegahan dan Penanggulan gan Korban Bencana Alam Diperlukan Peningkatan Peran Masyarakat terhadap keamanan
4 Diperlukan rakor dan sosialisasi pemilukada
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
20 % dan 10 kasus
20%
20%
26%
5,198.47
17,285.96
67,411.00
2,113.20
464.90
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 26% 1,648.29
20 % dan 10 kasus
20%
26%
26%
5,644.37
18,768.69
73,193.30
2,294.46
504.78
20 % dan 10 kasus
20%
13%
13%
6,136.74
20,405.90
79,578.01
2,494.61
548.81
20 % dan 10 kasus
20%
13%
13%
6,681.27
22,216.59
86,639.28
2,715.97
597.51
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 26% 1,789.68 13% 1,945.79 13% 2,118.45
119
20 % dan 10 kasus
13%
7,284.48
24,222.37
94,461.32
2,961.17
100% terlaksananya pemeriksanaan reguler dan non reguler dan penyelesaian 50 kasus hukum
Meningkatnya Peran Masyarakat terhadap keamanan
Bagian Hukum, Inspektorat
DPPKA
Satpol, Linmas
SKPD Kondisi Kinerja Tahun 2015 Penanggung pada Akhir Target Rp. Jawab Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 16 100% Bakesbangpo 13% 2,309.71 terlaksananya l rakor dan sosialisasi pemilukada Terlaksananya Satpol, Linmas 13% 651.46 Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
g
Program Peningkatan Meningkatnya 0% Kapasitas Sumberdaya wawasan Aparatur pengetahuan, ketrampilan dan profesionalism e aparatur melalui pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan Meningkatnya Belum Pelatihan Profesionalism Optimalnya
Masih diperlukan diklat pemeriksa
f
Meningkatnya jumlah pemeriksa yang terkualifikasi
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur, Pengawas
0%
0%
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
e
d
3 tuntas pada wilayah pemerintahan dibawahnya sesuai prosedur mutu
Indikator Kinerja Program (outcome)
Program Pendidikan Meningkatnya Kedinasan pengetahuan dan kemampuan serta profesionalism e PNS Program Pembinaan Meningkatnya dan Pengembangan kemampuan Aparatur teknis PNS
2
1
c
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
26%
26%
20%
20%
20%
14,834.65
42.26
380.38
4,479.98
126.79
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
26%
20%
20%
20%
20%
16,107.11
45.89
413.00
4,864.26
137.67
13%
20%
20%
20%
0%
17,512.15
49.89
449.03
5,288.57
149.68
13%
20%
20%
20%
20%
19,066.07
54.32
488.87
5,757.85
162.96
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
120
13%
20%
20%
20%
20%
20,787.41
59.22
533.01
6,277.68
177.67
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
Profesionalisme Aparatur
100% mengikutserta kan pemeriksa pada diklat teknis pemeriksaan 100% terlaksananya diklat bagi 6.325 orang
100% terlaksananya peningkatan kemampuan teknis
100% terlaksananya peningkatan kualias dan ketrampilan PNS
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Badan Diklat
BKD, Badan Diklat, Bagian Umum, bagian Perekonomia n, Bagian Hukum
Inspektorat
BKD, Inspektorat
BKD
16
SKPD Penanggung Jawab
o
n
m
l
k
j
i
h
1
No.
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
37,409 ijin
Belum Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Belum Optimalnya Pengembang an Wilayah Perbatasan Program Peningkatan Meningkatanny Meningkatann Sarana dan Prasarana a kapasitas ya kapasitas Aparatur sarana dan sarana dan prasarana prasarana aparatur aparatur
Program Peningkatan meningkatnya Pelayanan Publik pelayanan perijinan Meningkatnya Program Pemanfaatan Teknologi Optimalisasi Informasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Meningkatnya Pengembangan Pengembangan Wilayah Perbatasan Wilayah Perbatasan
3 Diklat e Aparatur
Indikator Kinerja Program (outcome)
20%
26%
26%
5,575 ijin
2,873.95
126.79
3,719.23
549.43
633.96
338.11
2,366.78
14,792.38
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
4 Diklat Kepemimpina n Peningkatan Kapasitas Peningkatan Meningkatnya 26% Lembaga Perwakilan Profesionalism Profesionalis Rakyat Daerah e Lembaga me Lembaga DPRD DPRD Program Penataan Meningkatnya Perda 11 650 buah Peraturan Perundang- penataan Perbup 26 undangan perturan Kept Bup 601 perundangundangan Program Penataan dan Belum Meningkatnya 26% Penyempurnaan Optimalnya Penataan Kebijakan Sistem dan Sistem dan Sistem dan Prosedur Pengawasan Prosedur Prosedur Pengawasan Pengawasan Program Peningkatan Meningkatnya 0% 20% Pelayanan Kedinasan kapasitas Kepala Daerah/Wakil pelayanan Kepala Daerah kedinasan
2 Kepemimpinan dalam Jabatan
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
20%
26%
26%
6,063 ijin
20%
26%
670 buah
26%
3,120.47
137.67
4,038.25
596.56
688.34
367.11
2,569.80
16,061.23
20%
13%
13%
6,367 ijin
20%
13%
700 buah
13%
3,392.67
149.68
4,390.51
648.60
748.38
399.14
2,793.96
17,462.26
20%
13%
13%
6.685 ijin
20%
13%
725 buah
13%
3,693.71
162.96
4,780.10
706.15
814.79
434.55
3,041.88
19,011.76
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
121
20%
13%
13%
7,019 ijin
20%
13%
750 buah
13%
4,027.19
177.67
5,211.66
769.90
888.35
473.79
3,316.51
20,728.19
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
100%
Wilayah Perbatasan Berkembang
Pemanfaatan Teknologi Informasi
37.409 ijin
100%
Optimalisasi Sistem dan Prosedur Pengawasan
3495 buah
Profesionalisme Lembaga DPRD
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Bagian Umum,Bagian Hukum, Inspektorat
Bagian Kerjasama
Bagian PDE, Bagian Organisasi
Bagian Umum., Bagian Tata Pemerintahan Umum, Bagian Humas UPT Perizinan
Bagian Hukum, Inspektorat, Bagian Organisasi Inspektorat, Bagian Organisasi
Sekretariat DPRD
16
SKPD Penanggung Jawab
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Program (outcome)
Program Peningkatan Meningkatnya Peran Perempuan di peran Perdesaan. perempuan dalam membangun desa 1.23 STATISTIK a Program Meningkatnya Pengembangan ketersediaan Data/Informasi/ data dan Statistik Daerah informasi kinerja
e
1 2 3 1.21 KETAHANAN PANGAN a Program Peningkatan Meningkatnya Ketahanan Pangan ketersediaan pangan masyarakat 1.22 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA a Program Peningkatan Meningkatnya Keberdayaan kapasias Masyarakat Perdesaan. /keberdayaan masyarakat pelaku PNPMMP b Program Meningkatnya Pengembangan peran para Lembaga Ekonomi pelaku lembaga Pedesaan. ekonomi dalam pemetaan kegiatan c Program Peningkatan Meningkatnya Partisipasi Masyarakat peran serta Dalam Membangun masyarakat Desa dalam membangun desa d Program Peningkatan Meningkatnya Kapasitas Aparatur kapasitas Pemerintah Desa. aparatur desa
No.
Diperlukan ketersediaan data/informas i kinerja pembanguna
20% 20%
169.06 169.06
20%
20%
464.90
20%
20%
20%
20%
183.56 183.56
90.58
520.81
550.81
416.65
1,245.43
2,824.28
20%
20%
20%
20%
20%
20%
199.57 199.57
98.48
566.25
598.85
453.00
1,354.07
3,070.64
20%
20%
20%
20%
20%
20%
217.28 217.28
107.22
616.49
651.99
493.19
1,474.22
3,343.11
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 4,522.11 4,916.58 5,352.85 20% 4,522.11 20% 4,916.58 20% 5,352.85
84.53
507.17
20%
20%
380.38
20%
Belum opimalnya peran para pelaku lembaga ekonomi Diperlukan peran serta masyarakat dalam membangun desa Diperlukan peningkatan kapasias aparatur desa Diperlukan peningkatan keberdayaan perempuan di perdesaan
1,098.86
20%
2,535.84
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 2,366.78 20% 2,366.78
Belum optimalnya kapasias masyarakat
0%
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
122
20%
20%
20%
20%
20%
20%
236.89 236.89
116.90
672.15
710.86
537.72
1,607.31
3,644.94
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 5,836.12 100% 20% 5,836.12
Bappekab
BPM
BPM
BPM
BPM
BPM
BKP3
16
SKPD Penanggung Jawab
2
1
3 pembangunan daerah
Indikator Kinerja Program (outcome)
4 n daerah
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Administrasi Sistem Administrasi Kearsipan belum Optimal b Program Peningkatan Meningkatnya Pelayanan kualitas Pelayanan kualitas Informasi Informasi Pelayanan Belum Informasi Optimal c Program Pemeliharaan Sarana dan Perlu Rutin/Berkala Sarana Prasarana keberlanjutan dan Prasarana Kearsipan Rutin/Berkala Kearsipan terpelihara Sarana dan Prasarana Kearsipan d Program Penyelamatan Meningkatnya 37409 ijin dan Pelestarian penataan, Dokumen/ Arsip penyelamatan Daerah dan pelestarian arsip perijinan 1.25 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA a Program Meningkatnya Wav Lan dan Pengembangan infrastruktur cabling 19 Komunikasi, Informasi jaringan dinas, 10 dan Media Massa. internet dan badan, 14 intranet dinas, 10 SKPD, 27 titik speedy kecamatan, 14 titik mini tower BTS, Belum memiliki infras data cent, Belum memiliki infras back
1.24 KEARSIPAN a Perbaikan Sistem Meningkatnya Administrasi Kearsipan Sistem Administrasi Kearsipan
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
42.26
464.90
26%
5.575 ijin
10 titik mini tower BTS
42.26
26%
972.07
2,282.25
676.22 126.79
26%
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
10 titik mini tower BTS, 1 sistem aplik back office, 1 sistem aplik front oficce
6.063 ijin
26%
26%
26%
1,055.45
2,478.02
442.66
42.64
49.20
663.85 129.36
10 titik mini tower BTS, 1 sistem aplik back office, 1 sistem aplik front oficce
6.367 ijin
13%
13%
13%
1,147.52
2,694.18
481.27
46.36
53.49
721.76 140.64
10 titik mini tower BTS, 1 sistem aplik back office, 1 sistem aplik front oficce
6.685 ijin
13%
13%
13%
1,249.34
2,933.24
523.98
50.47
58.24
785.81 153.12
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
123
10 titik mini tower BTS, 1 sistem aplik back office, 1 sistem aplik front oficce, 1 sistem data center
7.019 ijin
13%
13%
13%
1,362.14
3,198.06
571.28
55.03
63.49
856.75 166.95
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
UPT Perijinan
Badan Perpustakaan d, Arsip dan Dokumentasi Badan Perpustakaan d, Arsip dan Dokumentasi
Badan Perpustakaan d, Arsip dan Dokumentasi
16
SKPD Penanggung Jawab
Wav lan dan PDE cabling untuk 19 dinas, 10 badan, 14 bagian, 3 kantor, 10 SKPD, 54 titik mini tower BTS, 6 sistem aplik back office, 1 sistem data center
37.409 ijin
Sarana dan Prasarana Kearsipan bermanfaat maksimal
Optimalnya Pelayanan Informasi
Administrasi Sistem Administrasi Kearsipan Optimal
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
2
Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa
Program, Fasilitas Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
1
b
c
b
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Meningkatnya produksi pangan
Produksi padi palawijaya = 1490 ribu ton Sayur 174 ribu ton, buah 793 ribu ton
Meningkatnya Minat Baca Budaya Baca perlu dan Pembinaan ditingkatkan Perpustakaan
1000 Ha
7,93rb ton
3,49rb ton
Naik 4% 14,9 rb ton
26%
6,719.97
13,778.05 803.02
422.64 422.64
42.26
1,267.92
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
4 off, Belum memiliki infras front off Meningkatnya Belum 26% Kerjasama Optimalnya Informasi Kerjasama dengan Media Informasi Massa dengan Media Massa Meningkatnya 3 orang tek 1 orang kompetensi jaringan, jaringan, aparatur bidang 3 org 1 orang teknologi programmer, program, informasi dan 1 orang 1 orang komunikasi anima/grafis, GIS 1 orang GIS, 6 orang operator
3
Indikator Kinerja Program (outcome)
Program Peningkatan Meningkatnya Diperlukan kesejahteraan Petani pemanfaatan rehab sumberdaya jaringan alam dan irigasi 5000Ha
1.26 PERPUSTAKAAN a Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 2.01 PERTANIAN a Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
1000 Ha
7,93rb ton
3,49rb ton
Naik 4% 14,9 rb ton
26%
1 orang jaringan 1 orang program er 1 orang anima/gr af 1 orang GIS
26%
8,987.49
24,793.34 2,280.84
431.82 431.82
45.89
1,376.68
1000 Ha
7,93 rb ton
3,49 rb ton
Naik 4% 14,9 rb ton
13%
1 orang jaringan 1 orang program er 1 orang operator. 1 orang GIS
13%
9,771.48
26,956.09 2,479.80
469.48 469.48
49.89
1,496.77
1000 Ha
7,93rb ton
Naik 4% 14,9 rb ton 3,49rb ton
13%
1 orang jaringan 1 orang program er 1 orang analis 1 orang operator
13%
10,638.54
29,348.01 2,699.84
511.14 511.14
54.32
1,629.58
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
124
1000 Ha
7,93rb ton
3,49rb ton
Naik 4% 14,9 rb ton
13%
1 orang jaringan 1 orang program er 1 orang anima/gr af 1 orang analis
13%
11,599.01
31,997.63 2,943.59
557.29 557.29
59.22
1,776.70
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
Terlaksananya rehab jaringan irigasi 5000Ha
832rb ton
182rb ton
Naik = 1565rb ton
Budaya Baca meningkat
8 orang jaringan 8 orang programer 3 orang anima/graf 3 orang GIS 10 orang operator
Optimalnya Kerjasama Informasi dengan Media Massa
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
DISTANBUN, BKP3
DISTANBUN, BKP3
Badan Perpustakaan d, Arsip dan Dokumentasi
Bagian PDE
Bagian Humas, Bagian PDE
16
SKPD Penanggung Jawab
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
Program Pencegahan Menurunnya dan Penanggulangan jumlah kejadian Penyakit Ternak penyakit
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
c
d
e
f
g
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Meningkatnya produksi perternakan h meningkatnya pemanfaatan TTG bidang peternakan i Program Peningkatan Meningkatnya Pemasaran Hasil pemasaran Produksi Peternakan produk dan olahan hasil peternakan 2.02 KEHUTANAN a Program Pemanfaatan Mempertahank Potensi Sumber Daya an kontribusi Hutan hasil hutan terhadap PDRB
20%
20%
20%
20%
0%
0%
0%
20%
Naik 10% 335rb ton
700 Ha
2 unit
20%
20%
1,310.18 126.79
20%
20%
20%
Naik 10% 335rb ton
700 Ha
2 unit
1,517.16 129.80
404.20
241.48
3,618.30
2,738.25
2,333.44
3,549.11
640.23
20%
20%
20%
20%
20%
Naik 10% 335 rb ton
700 Ha
2 unit
1,649.51 141.12
439.46
262.54
3,933.93
2,977.11
2,536.99
3,858.70
696.07
20%
20%
20%
20%
20%
Naik 10% 335rb ton
700 Ha
2 unit
1,795.88 153.64
478.46
285.84
4,283.01
3,241.28
2,762.11
4,201.10
757.84
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
338.11
211.32
3,212.06
803.02
422.64
718.49
549.43
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
0%
0%
Meningkatnya Masih ada 5 jumlah lembaga unit pemasaran hasil pertanian dan perkebunan Meningkatnya Pengendalian pengendalian IPT masih organisme 1000Ha pengganggu tumbuhan (OPT) Meningkatnya 3.350 rb ton produksi pertanian/perke bunan
3 manusia
2
1
Indikator Kinerja Program (outcome)
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
125
20%
20%
20%
20%
20%
Naik 10% 335rb ton
700 Ha
2 unit
1,958.01 167.51
521.65
311.65
4,669.69
3,533.91
3,011.48
4,580.38
826.26
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
Dinas Peternakan
Dinas Peternakan
Dinas Peternakan
Dinas Peternakan
DISTANBUN
DISTANBUN
DISTANBUN, BKP3, Bagian Perekonomia n
16
SKPD Penanggung Jawab
Mempertahankan Dinas kontribusi hasil Kehutanan hutan terhadap PDRB
100%
100%
100%, terlaksananya pencegahan penyakit ternak 100%
Meningkat menjadi 5025rb ton
Pengendalian meningkat menjadi 4500Ha
Tersedia 15 unit lembaga pemasaran hasil pertanian dan perkebunan
15
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Program (outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
b
Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan
Menurunnya jumlah kerusakan lingkungan yang disebabkan penambangan liar
0% masih tingginya kerusakan lingkungan yang disebabkan pertambanga n rakyat
2 3 4 Program Rehabilitasi Mempertahank 0% Hutan dan Lahan an proporsi luasan penutupan lahan berhutan dengan menurunkan luas lahan kritis c Program Perlindungan Meningkatnya 0% dan Konservasi cakupan Sumberdaya Hutan penghijauan d Program Meningkatnya Hasil hutan Pengembangan Usaha produktifitas bukan kayu Perhutanan dan Peran lahan hutan 1.080 ton Serta Masyarakat untuk produksi hasil hutan bukan kayu e Pengembangan Sarana Meningkatnya 0% dan Prasarana kualitas Penyuluhan Kehutanan sumber daya penyuluh kehutanan 2.03 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL a Program Pembinaan Meningkatnya 0% dan Pengawasan pemahaman rendahnya Bidang Pertambangan masyarakat pemahaman terhadap terhadap peraturan peraturan pertambangan pertambanga n
1 b
No.
42.26
20%
20%
20%
295.85
20%
84.53
507.17
1,436.97
42.26
20%
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 803.02
20%
20%
20%
20%
20%
91.78
551.94
1,561.50
54.43
355.29
69.92
20%
20%
20%
20%
20%
99.78
600.09
1,697.71
59.18
386.28
76.02
20%
20%
20%
20%
20%
108.64
653.33
1,848.36
64.43
420.55
82.77
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 907.73 20% 986.91 20% 1,074.49
126
20%
20%
20%
20%
20%
118.45
712.32
2,015.23
70.25
458.52
90.24
Dinas ESDM
Dinas Kehutanan, BKP3
Dinas Kehutanan
Dinas Kehutanan
16 Dinas Kehutanan
SKPD Penanggung Jawab
100% Dinas ESDM terlaksananya pengawasan dan pembinaan kepada masyarakat penambang
100% terlaksananya sosialisasi dan pembinaan tentang peraturan pertambangan
5 demplot
6.780 ton
25 sumber air
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 Turun menjadi 20% 1,171.49 12.581 Ha
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Program (outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
c
Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut
Meningkatnya jumlah kawasan pesisir yang siap terhadap ancaman bencana alam laut
0 kawasan
2 3 4 Program Pembinaan Meningkatnya Masih ada 14 dan Pengembangan jaringan listrik dusun yang Bidang pedesaan belum Ketenagalistrikan berlistrik (1300KK) 2.04 PARIWISATA a Program 27% 6% Pengembangan Destinasi Pariwisata b Program 39% 2% Pengembangan Kemitraan c Pengembangan 36% 4,1% Pemasaran Pariwisata 2.05 KELAUTAN DAN PERIKANAN a Program Meningkatnya 329 orang Pemberdayaan jumlah Ekonomi Masyarakat pemanfaat Pesisir usaha ekonomi mikro di kawasan pesisir yang produktif b Program Peningkatan Meningkatnya 2 wilayah Kesadaran dan jumlah wilayah 916,6750 dari Penegakan Hukum pengelolaan 12 wilayah dalam Pendayagunaan perikanan pengelolaan Sumberdaya Laut bebas ilegal, perikanan unreported & unregulated (IUU) fishing
1 c
No.
126.79
295.85
4%
0,2%
42.26
126.79
1 wilayah (8,33 %)
1 kawasan 8,33%
295.85
20 orang 6,08%
3,127.53
8,554.22 8,131.58
4%
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6 20% 845.28
1 kawasan 8,33%
1 wilayah (8,33 %)
20 orang 6,08%
2,5%
9%
4%
41.59
123.08
354.31
3,494.69
356.00
153.57
11,701.51 11,191.95
1 kawasan 8,33%
1 wilayah (8,33 %)
40 orang 12,16%
6,3%
8%
6%
45.22
133.82
385.21
3,799.53
387.05
166.96
12,722.25 12,168.23
2 kawasan 16,67%
2 wilayah 16,67%
40 orang 12,16%
10%
10%
6%
49.23
145.69
419.40
4,136.68
421.40
181.78
13,851.14 13,247.96
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12 20% 917.78 20% 997.84 20% 1,086.39
127
2 kawasan 16,67%
2 wilayah 16,67%
60 orang 18,24%
17%
6%
6%
53.68
158.85
457.26
4,510.15
459.44
198.19
15,101.66 14,444.03
DISBUDPAR
DISBUDPAR
DISBUDPAR
16 Dinas ESDM
SKPD Penanggung Jawab
Jumlah wilayah bebs IUU fishing meningkat 7 wilayah (58,33%) dari 12 wilayah pengelolaan perikanan atau jumlah wilayah menjadi 9 atau 75% Jumlah kawasan pesisir yang siap terhadap ancaman bencana meningkat menjadi 8 kawasan (66,6%
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Jumlah Dinas pemanfaat Kelautan dan meningkat 180 Perikanan orang (54,72%) atau menjadi 509 orang
36%
39%
27%
Kondisi Kinerja Tahun 2015 pada Akhir Target Rp. Periode RPJMD Indikator (dlm jutaan) 13 14 15 100% 20% 1,184.47 14 dusun
Program
e
d
c
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Pengembangan dan Pengawasan Perdagangan Dalam Negeri Program Peningkatan Pengelolaan Pasar dan Pembinaan Pedagang
b
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan 2.06 PERDAGANGAN a Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
g
Program Meningkatnya Masih Pengembangan Sistem kajian sistem diperlukan Penyuluhan Perikanan penyuluhan kajian sisem perikanan penyuluhan di 33 kecamatan
f
Belum optimalnya pengawasan peredaran barang/jasa
Meningkatnya pengawasan peredaran barang/jasa
Meningkatnya
Meningkatnya pelayanan pasar
0%
0%
Meningkatnya Belum ekspor rata2 optimalnya 2% ekspor Meningkatnya 0% ketersediaan barang murah
4507,61 ton
Meningkatnya produksi ikan olahan
10148,62 ton
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
1469,27Ton
4
e
Meningkatnya produksi perikanan budidaya Meningkatnya produksi perikanan tangkap
3
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
2
1
Indikator Kinerja Program (outcome)
d
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
No.
20%
20%
20%
2%
20%
450,76 ton 10%
0%
315,72 ton 3,10%
1163,73 ton 79,20%
42.26
253.58
507.17
126.79
1,141.13 42.26
211.32
42.26
887.54
1,521.50
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
20%
20%
20%
2%
20%
450,76 ton 10%
20%
315,72 ton 3,10%
664 ton 45,19 %
54.06
291.13
573.76
165.70
1,285.43 30.08
233.59
24.65
988.98
1,728.49
20%
20%
20%
2%
20%
450,76 ton 10%
20%
315,72 ton 3,10%
659 ton 44,85 %
58.77
316.53
623.81
180.16
1,397.56 32.71
253.97
26.80
1,075.25
1,879.26
20%
20%
20%
2%
20%
450,76 ton 10%
20%
315,72 ton 3,10%
630 ton 42,88%
63.99
344.61
679.16
196.14
1,521.57 35.61
276.50
29.18
1,170.66
2,046.02
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
128
20%
20%
20%
2%
20%
450,76 ton 10%
20%
315,72 ton 3,10%
643 ton 43,76%
69.76
375.73
740.48
213.85
1,658.94 38.82
301.46
31.81
1,276.35
2,230.74
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
SKPD Penanggung Jawab
100%
100% terlaksananya peningkatan pelayanan pasar
100%
Meningkatnya ekspor rata2 2%
100% terlaksananya pengawasan peredaran barng/jasa
Prod meningkat 2253,8 ton menjadi 6761,41 ton
Produksi meningkat 2253,8 Ton menjadi 6761,41 ton 100 % terlaksananya kajian sisem penyuluhan di 33 kecamatan
Dinas Indag
Dinas Indag dan Pasar, Bagian Perekonomia n Dinas Indag dan Pasar
Dinas Indag dan Pasar
Dinas Indag dan Pasar, Bagian Perekonomia n
Dinas Kelautan dan Perikanan
BKP3
Dinas Kelautan dan Perikanan
15 16 dari 12 kawasan pesisir Prod meningkat Dinas 3759,73 ton atau Kelautan dan menjadi 5229 ton Perikanan
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Meningkatnya ketersediaan barang murah
Meningkatnya jumlah keluarga miskin yang siap untuk bertransmigrasi
Meningkatnya investasi dari IKM
Pengawasan terhadap perusahaan dan industri belum Optimal Program Peningkatan Meningkatnya Kemampuan Teknologi pertumbuhan Industri IKM Program Meningkatnya Pengembangan Pengembangan Industri Kecil dan Industri Kecil Menengah dan Menengah
Program Pengembangan SentraSentra Industri Potensial 2.08 TRANSMIGRASI a Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
d
c
b
Indikator Kinerja Program (outcome)
2 3 Pengembangan dan pelayanan Pemeliharaan Sarana terhadap dan Prasarana Pasar pedagang di 25 pasar
Urusan Pemerintahan dan Prioritas Program Pembangunan Daerah
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 2.07 PERINDUSTRIAN a Program Pembinaan Industri Rokok dan Tembakau
f
1
No.
0%
Industri Kecil dan Menengah belum berkembang Optimal 0%
Meningkatnya produktifitas dan kinerja perusahaan industri 0%
0%
4
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (akhir 2010)
20%
20%
26%
20%
20%
20%
20%
20%
464.90 464.90
26%
84.53
295.85
20%
20%
5,790.16 5,325.26
84.53
20%
471.81 471.81
117.17
316.49
104.84
6,554.40 6,015.91
170.70
20%
20%
13%
20%
20%
20%
512.97 512.97
127.39
344.09
113.98
7,126.15 6,540.68
185.59
20%
20%
13%
20%
20%
20%
558.49 558.49
138.70
374.63
124.10
7,758.48 7,121.06
202.06
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) 7 8 9 10 11 12
169.06
Tahun 2011 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 5 6
129
20%
20%
13%
20%
20%
20%
608.91 608.91
151.22
408.45
135.30
8,458.93 7,763.97
220.30
Tahun 2015 Target Rp. Indikator (dlm jutaan) 13 14
250 KK
100%
Optimalnya Perkembangan Industri Kecil dan Menengah
terlaksananya pembinaan terhadap perusahaan industri 100%
Terlaksananya pasar murah sebanyak 14 kali
15 terlaksananya peningkatan pelayanan terhadap pedagang di 25 pasar
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
Disnakertrans
Dinas Indag dan Pasar
Dinas Indag dan Pasar
Dinas Indag dan Pasar
Dinas Indag dan Pasar
Dinas Indag dan Pasar
16 dan Pasar
SKPD Penanggung Jawab
BAB IX INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan, yang meliputi aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Sedangkan apabila dilihat dari aspek misi dan tujuan maka indikator makro kinerja daerah adalah sebagai berikut:
Mewujudkan pemahaman & pengamalan nilainilai agama, adatistiadat dan budaya
Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola kepemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan demokratis
2
MISI
1
NO
Sasaran: Semakin kuatnya kelemba-gaan SKPD dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pelayanan kepada masyarakat
Tujuan: Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah.
Sasaran: Meningkatnya peran lembaga/tokoh agama, pendidikan keagamaan dan sosial budaya dalam pembinaan umat dan kemasyarakatan.
Tujuan: Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial.
TUJUAN/SASARAN
Semakin meningkatnya kepuasan masyarakat dan menurunnya kasus pengaduan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan dan menurunnya kualitas dan kuantitas bahkan tidak terjadinya kasus sara
INDIKATOR KINERJA MAKRO
1. Rasio jumlah PNS terhadap jumlah penduduk. 2. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 3. Kasus pengaduan masyarakat
2. Jumlah Konflik antar umat beragama dan kasus sara
Masih terdapat keluhan pelayanan Masih terdapat kasus pengaduan
1 : 136
Tidak terjadi konflik dan kasus sara namun perlu terus diwaspadai dan diantisipasi karena Kabupaten Malang merupakan wilayah potensi
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
KINERJA AWAL TAHUN 2010
KINERJA AKHIR TAHUN 2015
Semakin menurunnya kasus pengaduan
Menurun
1 : 120
Tidak terjadinya konflik dan kasus sara dan tetap terjaganya kondisi kondusif kerukunan masyarakat.
Semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR
1. Peran masyarakat dalam pembangunan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan
URAIAN
Tabel 9.1 INDIKATOR KINERJA DAERAH
131 100
5
4
3
NO
Tujuan: Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat.
TUJUAN/SASARAN
Sasaran: Terbangun dan terpeliharanya infrastruktur kebinamargaan,
Sasaran: Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi publik serta terlaksananya sosialisasi dan deseminasi produk hukum. Mewujudkan kondisi Tujuan: Terwujudnya lingkungan yang kondisi masyarakat yang aman, tertib, dan aman, tertib dan damai. damai Sasaran: Terciptanya sistem pengamanan swakarsa dan kerjasama pengamanan dengan aparat keamanan Mewujudkan Tujuan: Meningkatnya peningkatan ketersediaan, kuantitas ketersediaan dan maupun kualitas kualitas infrastruktur infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/permukima n serta energi untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya
Mewujudkan supremasi hukum dan HAM
MISI
Semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/permukiman
Semakin menurunnya kasus kriminal dan semakin terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat
Semakin menurunnya kasus hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia
INDIKATOR KINERJA MAKRO
132 101
Kondisi Jalan Mantap Kondisi Jembatan Mantap Panjang irigasi mantap Pelayanan Air Minum Ibukota Kecamatan 5. Pelayanan Air minum pedesaan 6. Pelayanan sanitasi 7. Persentase desa berlistrik
1. 2. 3. 4.
1. Rasio Angka Kriminalitas 2. Persentase pamswakarsa (kelompok Linmas aktif)
1. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 2. Rasio Pelanggaran Hukum/ Hak Asasi Manusia (HAM)
URAIAN
95 % 98 % 438.353 m 45 % 48 % 152 Desa 90 %
79 % 97 % 299.403 m 43 % 42 % 38 Desa 75 %
1 : 40.000 80 %
Semakin kasus hukum
Masih terdapat kasus pelanggaran hukum
1 : 30.000 60 %
1 : 1.000 menurunnya pelanggaran
KINERJA AKHIR TAHUN 2015
1 : 500
KINERJA AWAL TAHUN 2010
TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR
Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing
Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan
7
MISI
6
NO
Sasaran: Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas sebagai basis peningkatan industri, perdagangan dan jasa-jasa; serta meningkatnya pertumbuhan sektor potensi pariwisata, pertambangan dan jasa konstruksi/bangunan yang mengarusutamakan peran UMKM dan koperasi serta pengentasan kemiskinan.
Sasaran: Semakin mudahnya masyarakat mengakses layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu Tujuan: Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga perdesaan.
pengairan, keciptakaryaan/ permukiman, energi untuk mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan kemiskinan Tujuan: Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia.
TUJUAN/SASARAN
Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi (PDRB, inflasi, pendapatan perkapita) dan menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan
Semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG).
INDIKATOR KINERJA MAKRO
IPM Indeks Pendidikan Indeks Kesehatan Indeks Pembangunan Gender Indeks Pemberdayaan Gender
URAIAN
Rp. 53.168.244 Rp. 19.847.571 Rp. 20.497.097 66,6 6,7 % 5,5 – 4,9 % 6,9 % 3% 63,2 6% 6,2 – 5,8 % 13,6 % 4,1 %
72,6 76,9 74,3 70,1 % 71,4 %
KINERJA AKHIR TAHUN 2015
Rp. 31.087.994 Rp. 14.488.474 Rp. 12.144.878
70,3 74,6 72,7 65,7 % 67,4 %
KINERJA AWAL TAHUN 2010
TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR
1. PDRB-ADHB (Rp.Juta) 2. PDRB-ADHK (Rp.Juta) 3. Pendapatan Perkapita ADHB (Rp) 4. Indeks daya beli 5. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6. Inflasi (%) 7. Tingkat Kemiskinan (%) 8. Tingkat Pengangguran (%)
1. 2. 3. 4. 5.
133 102
8
NO
Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan
MISI
Sasaran: Semakin terkendalinya perencanaan dan pemanfaatan tata ruang dan pemberian ijin industri yang rentan pencemaran serta semakin meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam
Tujuan: Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam.
TUJUAN/SASARAN Semakin menurunnya kasus pelanggaran lingkungan, meningkatnya luas lahan yang dihutankan kembali dan penghijauan serta meningkatnya sumberdaya alam yang terkelola
INDIKATOR KINERJA MAKRO
134 103
1. Prosentase perusahaan yang memenuhi baku mutu lingkungan 2. Luas lahan hutan rakyat yang terkelola 3. Lahan kritis
URAIAN
3.932 ha
9.708 ha
1.268 ha 9.639 ha
75 %
KINERJA AKHIR TAHUN 2015
57 %
KINERJA AWAL TAHUN 2010
TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR
Terbangun dan terpeliharanya infrastuktur kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/permukiman, energi untuk mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan kemiskinan. Semakin mudahnya masyarakat mengakses layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu
5. Mewujudkan ketersediaan infrastruktur
peningkatan ekonomi yang pertanian dan masyarakat
8. Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.
7. Mewujudkan pertumbuhan berbasis pemberdayaan perdesaan.
6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing
Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus pelanggaran lingkungan, meningkatnya luas lahan yang dihutankan kembali dan penghijauan serta meningkatnya sumberdaya alam yang terkelola.
Terciptanya sistem pengamanan swakarsa dan kerja sama pengamanan dengan aparat keamanan.
4. Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib, dan damai
Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas sebagai basis peningkatan industri, perdagangan dan jasajasa; serta meningkatnya pertumbuhan sektor potensi lainnya seperti pariwisata, pertambangan dan jasa kontruksi/bangunan yang mengarusutamakan peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dan pengentasan kemiskinan; Semakin terkendalinya perencanaan dan pemanfaatan tata ruang dan pemberian ijin industri yang rentan pencemaran serta semakin meningkatnya pengelolaan sumber daya alam.
Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman tertib dan damai yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus kriminal dan keamanan dan ketertiban masyarakat Semakin meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/permukiman serta energi untuk menunjang kegiatan pembangunan perekonomian Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia yang ditandai dengan semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga perdesaan yang ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi (PDRB, Inflasi, Pendapatan Perkapita) dan menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan.
Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi publik, serta terlaksananya sosialisasi dan deseminasi produk hukum.
peningkatan dan kualitas
Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah yang ditandai dengan semakin meningkatnya kepuasan masyarakat.
Semakin kuatnya kelembagaan SKPD dalam penyelengaraan tugas pokok dan fungsi pelayanan kepada masyarakat.
2. Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola kepemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan demokratis 3. Mewujudkan supremasi hukum dan HAM
Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial ditandai dengan menurunnya kuantitas dan kualitas bahkan tidak terjadinya kasus SARA.
RENCANA HASIL BENEFIT (HASIL)
Meningkatnya peran lembaga/tokoh agama, pendidikan keagamaan dan sosial budaya dalam pembinaan umat dan kemasyarakatan.
OUTCOME (KELUARAN)
1. Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adatistiadat dan budaya.
MISI PEMBANGUNAN
Tabel 9.2 RENCANA HASIL RPJMD KABUPATEN MALANG TAHUN 2010 – 2015
135 104
MADEP MANTEB
Berdayasaing
Tertib
Aman
Maju
Produktif
Demokratis
Agamis
Mandiri
Kabupaten Malang Yang Semakin Sejahtera dengan karakteristik
IMPACT (DAMPAK)
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1
Pedoman Transisi 1. RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Periode 2010-2015, yang dalam penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 serta mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 dan RPJM Nasional Tahun 20102014 dengan memperhatikan segala potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. RPJMD Kabupaten Malang ini merupakan pedoman, landasan dan referensi dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kabupaten Malang, dan RKPD Kabupaten Malang tahunan. 2. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan daerah dan mengisi kekosongan rencana pembangunan daerah Tahun 2016 yang diperlukan sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 maka diperlukan penyusunan rancangan program indikatif Tahun 2016 yang mengacu pada program indikatif Tahun 2015 sebagai dasar penyusunan RKPD Tahun 2016 sebelum RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016-2020 selesai disusun, sebagai bahan dalam penyusunan rancangan APBD harus memperhatikan arahan visi-misi Kkepala Ddaerah terpilih. 3. Dalam implementasi pedoman transisi ini diperlukan komitmen dari semua unsur pemerintahan (governance) yang meliputi: pPemerintah kKabupaten, DPRD dan seluruh stakeholders pembangunan. Mengingat kebijakan ini akan dipakai sebagai dasar dan acuan pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan serta akan menjadi landasan kebijakan dan program tTahun 2015-2020. Beberapa kebijakan yang bersifat lintas waktu (multiyears) dan lintas wilayah yang perlu mendapatkan perhatian bersama terutama pada Tahun 2016 sebagai tahun transisi sebelum ditetapkannya RPJMD Tahun 2016-2020 antara lain: a. Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang-Kepanjen. b. Pembangunan Jalan Lintas Selatan dan sirip-siripnya. c. Pembangunan Kota Kepanjen termasuk jalan lingkar barat, jalan lingkar selatan dan sarana pemerintahan. d. Pengembangan Bandara Abdulrachman Saleh. e. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pondok Dadap Sendangbiru. f. Pengembangan kawasan Agropolitan Poncokusumo. g. Pengembangan kawasan Minapolitan Wajak. h. Pengembangan sarana kepariwisataan andalan. i. Pengamanan lahan pertanian berkelanjutan. j. Pengamanan ruang terbuka hijau.
10.2. Kaidah Pelaksanaan Kaidah pelaksanaan diperlukan untuk menjamin terciptanya tata pemerintahan yang baik dan tetap konsisten serta fokusnya arah
137 pembangunan 5 tahun kedepan sebagaimana yang sudah disepakati dan terutama untuk menghindari tumpang tindih (overlapping) pelaksanaan program antar SKPD. Selain itu kaidah pelaksanaan bertujuan agar didalam implementasi program menjadi lebih terukur dampaknya serta tercipta efisiensi dan efektifitas baik dalam pembiayaan maupun waktu pelaksanaan. Adapun kaidah pelaksanaan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut : 1. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, dalam rangka mewujudkan perencanaan yang partisipatif; penyusunannya dimulai dari perumusan Rancangan Awal dengan melibatkan semua stakeholders pembangunan Kabupaten Malang yang dimulai dari seminar, semiloka dan dialog bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan pakar diberbagai bidang, dan telah disosialisasikan kepada masyarakat luas melalui media masa dan dalam berbagai kesempatan. Dalam rangka penyempurnaan Rancangan Akhir telah dilaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yang diikuti stakeholders pembangunan seperti perwakilan pemerintah, DPRD, organisasi keagamaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan organisasi pengusaha/bisnis serta tokoh/pakar berbagai bidang termasuk perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/Kota bertetangga; dan telah menghasilkan kesepakatan bersama mengenai visi, misi, tujuan, agenda, strategi, arah kebijakan dan indikator kinerja pembangunan Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 dan telah pula disosialisasikan kepada masyarakat secara luas melalui media masa dan dalam berbagai kesempatan baik dikalangan pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan untuk mendapatkan tanggapan dan masukan. Selanjutnya Rancangan Akhir telah dikonsultasikan kepada Gubernur Jawa Timur dan mendapatkan rekomendasi untuk ditindaklanjuti dan diajukan ke DPRD Kabupaten Malang guna disepakati menjadi Peraturan Daerah. 2. SKPD berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) tahunan,; dan menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD dan Renja SKPD. 3. SKPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 dengan sebaik-baiknya. 4. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra SKPD dan implementasinya dalam Renja SKPD tahunan; dan SKPD berkewajiban mengevaluasi pelaksanaan program yang dilaksanakan dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan rencana kerja secara berkala kepada Bupati Malang.
138 5. RPJMD dipakai sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja 5 tahunan dan tahunan dalam kurun waktu Tahun 2010-2015. Apabila berdasarkan hasil evaluasi diperlukan adanya revisi atau penyesuaian dengan perkembangan situasi pembangunan nasional dan regional Jawa Timur akan dilakukan revisi dan penyesuaian dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku. 6. Dalam rangka mendukung pelaksanaan RPJMD diperlukan regulasi sebagai dasar pelaksanaan yang akan disusun sesuai dengan kebutuhan baik dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati atau Keputusan Bupati maupun Keputusan Kepala SKPD. Demikian RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 disepakati bersama antara Pemerintah dan DPRD Kabupaten Malang.
BUPATI MALANG, ttd. H. RENDRA KRESNA Diundangkan di Malang pada tanggal 18 Mei 2011 SEKRETARIS DAERAH ttd. ABDUL MALIK NIP. 19570830 198209 1 001 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2011 NOMOR 1/E