BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan
teknologi
adalah
bukti
berkembangnya
ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan sebagai dasar perkembangan peradaban manusia yang akan terus mengalami perubahan, sehingga akan terus mendorong terciptanya kreativitas – kreativitas baru dan persaingan antar individu dan kelompok yang semakin meningkat. Pada era globalisasi saat ini teknologi berkembang dengan pesat yang semakin menghilangkan batasan bangsa dan negara. Dapat dilihat dari berkembangnya teknologi dibidang industriyang mengalami perkembangan terutama pada industri perkapalan Indonesia, hal ini dilihat dari hadirnya perangkat – perangkat baru maupun system pengendali yang sudah digunakan pada setiap kapal baik itu kapal penjaga perbatasan maupun jenis kapal lainnya. Perkembangan dunia industry perkapalan Indonesia tidak luput dari tuntutan zaman yang semakin harinya semakin berkembang. Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki ribuan pulau yang tersebar di berbagai penjuru nusantara. Tersebarnya pulau – pulau yang ada di Indonesia menajadikan tuntutan bagi negara untuk melakukan penjagaan dan pertahanan di setiap pulau dan di belahan perbatasan negara, agar hal – hal yang melanggar peraturan internasional tentang batas – batas kelautan (Zona Ekonomi Exulisive ) dapat di hindari dan keamanan suatu negara dapat terjaga. Sehingga kebutuhan alat pertahanan negara sangat di perlukan, seperti teknologi kapal selam (submarine) yang merupakan salah satu alat pertahanan negara yang berfungsi menjaga perbatasan laut Indonesia. Kapal selam dapat melakukan pemantauan benda – benda yang ada di bawah laut sangat bermanfaat untuk menjaga kedaulatan negara. Sebuah kapal bisa mengapung karena berat air yang dipindahkan sama dengan berat kapal itu sendiri. Pemindahan air ini menciptakan sebuah gaya ke atas yang disebut gaya apung atau buoyancy force dan bekerja berlawanan dengan gaya gravitasi, yang akan menarik kapal ke bawah.Tidak seperti kapal biasa, sebuah kapal selam bisa mengatur gaya apungnya, sehingga bisa membuatnya tenggelam dan muncul ke permukaan sesuai keperluan. Untuk
1
mengatur gaya apungnya, kapal selam memiliki tangki-tangki pemberat dan tangki-tangki pelengkap atau penyeimbang yang bisa diisi dengan air maupun dengan udara. Ketika kapal selam berada di permukaan, tangki-tangki pemberat tersebut terisi dengan udara sehingga massa jenis keseluruhan kapal selam menjadi lebih kecil dari pada massa jenis air di sekelilingnya. Ketika kapal menyelam, tangki-tangki pemberat dipenuhi dengan air, sedangkan udara yang ada di dalam tangki pemberat tersebut dilepaskan keluar dari kapal selam sampai massa jenis keseluruhannya menjadi lebih besar daripada massa jenis air di sekitarnya sehingga kapal selam mulai tenggelam (gaya apung negatif). Dapat dilihat dari sistem kovensional ruang ballast pada kapal selam masih menggunakan udara bertekanan dalam mengeluarkan air yang ada pada ruang ballast, sehingga dengan sistem tersebut di perlukan banyak tabung udara dan diperlukan banyak instalasi pipa udara. Dari penjabaran di atas dapat di ambil kesimpulan betapa pentingnya teknologi maritim saat ini terlebih lagi Indonesia merupakan negara kepulauan. Sehingga pada kesempatan ini penulis mengangkat tema tugas akhir mengenai pembuatan prothotype kapal selam (submarine),pada tugas akhir ini akan di fokuskan dalam pembahasan tentang sistem otomatisasi pada ruang ballast.Sistem yang digunakan adalah sistem phenumatic. Dimana sistem phenumatik ini akan digabungkan dengan aktuator dan akan mengganti sitem kovensional pada kapal selam yang biasanya menggunakan sistem udara bertekanan untuk menggeluarkan air pada kapal selam. Sistem phenumatic berfungsi untuk mengatur kebutuhan volume air pada ruang ballast sehingga terciptanya keadaan apung dan tenggelam. Sistem ini akan dirancang secara otomatis menggunakan control arduino.
2
1.2
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana tahap perancangan dan pembuatan prothotype kapal selam dan ruang ballast di buat ? 2. Bagaimana penerapan sistem pneumatik pada ruang ballast ? 3. Bagaimana sistem pneumatik ini dapat bekerja,sehingga prothotype dapat tenggelam maupun mengapung ?
1.3
Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari tugas akhir ini adalah : 1. Prothotype kapal selam ini mememiliki dimensi130 x 23 x 23 cm. 2. Prothotype kapal selam terbuat dari bahan fiber. 3. Prinsip kerja prothotype kapal selam hanya mengapung, dan tenggelam. 4. Sistem ruang ballast menggunakan pneumetic. 5. Simulasi akan di lakukan pada kolam dan air yang tenang memiliki kedalam tertentu.
1.4
Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah : 1. Penerapan sistem pneumatic pada mekanik aktuator yang di terapkan pada ruang ballast dan keluaran pada ruang trim di prothotype kapal selam.
3
1.5
Metodelogi Adapun metodologi yang akan di lakukan dengan cara : 1. Study Literatur Study literature akan dilakukan dengan cara pendekatan secara teori tentang mengenai prinsip – prinsip kerja kapal salam 2. Perancangan Desain Kapal Selam Hal ini bertujuan untuk langkah awal dalam pembuatan kerangka atau desain kapal selam, perancangan desain kapal selam dapat menggunakan software atau desain manual. 3. Pembuatan Kapal Selam Dalam hal ini akan di lakukan tahap pembuatan kapal selam, adapun tahap – tahap yang akan di tempuh dengan cara : a. Menyiapkan bahan berupa resin bening, katalis, matt atau serat kaca dan cetakan kapal selam. b. Pertama mencampur bahan resin dengan katalis. c. Kedua mengoleskan bahan campuran pada cetakan. d. Ketiga melapisi dengan serat kaca. e. Keempat melakukan kembali tahap kedua dan ketiga sampai batas ketebalan yang di inginkan. f.
Kelima tunggu hingga mengering dan lakukan pemdempolan untuk meratakan permuakaan.
4. Pembuatan hardware Hardware yang merupakan kendali dari semua sistem udara yang akan digunakan, hardware pada kapal selam ini akan menggunakan control Arduino Uono sebagai pengendali utama. 5. Pemrograman hardware Pemrogrman akan dilakukan dengan menggunakan bahasa C++ untuk memprogram Arduno Uno. 6. Melakukan simulasi Simulasi akan dilakukan pada kolam renang, hal ini bertujuan akan terlihatnya kapal selam pada saat berada di dalam air.
4
7. Analisa hasil dari simulasi Analisa hasil dari simulasi akan berkaitan dengan tujuan dari pembuatan tugas akhir ini.
1.6
Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada tugas akhir ini BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan menguraikan secara garis besar terhadap permasalahan yang
terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TOERI Pada Bab II ini akan menjelaskan teori yang mendasari penyusunan tugas akhir ini. BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan. BAB IV IMPLEMENTASI dan PENGUJIAN Pada Bab IV ini akan membahas tentang hasil pengujian dari sistem yang dibuat, kemudian di bandingkan dengan perencanaan awal serta teori – teori penunjang yang menjadi landasan tugas akhir. BAB V PENUTUP Pada Bab V ini berisikan kesimpulan dari penyusunan tugas akhir dan saran untuk pengembangan selanjutnya.
5