BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan di daerah, dalam kerangka pelaksanaan otonomi
daerah masih merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Artinya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah yang bersifat makro harus tetap berpedoman pada kebijakan umum pembangunan nasional, sedang prioritas pembangunan di setiap daerah lebih dititik beratkan pada konsep bottom-up planning yang berpedoman pada kebutuhan daerah kota atau kabupaten. Oleh karenanya perencanaan yang matang dan terpadu serta selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat dalam pelaksanaan pembangunan di daerah mutlak diperlukan. Pada sisi lain, dalam rangka mewujudkan Good Governance khususnya pada aspek akuntabilitas dan transparansi maka setiap perencanaan yang disusun harus disertai dengan indikator-indikator keberhasilan yang bersifat terukur dan dapat diketahui oleh semua elemen dalam pembangunan termasuk masyarakat (stake holder). Berbagai indikator keberhasilan, khususnya dibidang sosial budaya sangat bermanfaat dari sisi perencanaan dalam menentukan arah pembangunan pada tahun-tahun mendatang. Hal ini terutama untuk meningkatkan penajaman kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah Daerah. Perencanaan yang matang sangat dibutuhkan dalam melakukan pembangunan karena pembangunan merupakan pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu, tenaga, tanggung jawab dan biaya. Oleh sebab itu apabila pembangunan tidak dapat dilaksanakan atau dilanjutkan sebagaimana mestinya, maka akan mendatangkan kerugian yang besar dari segi materi, tenaga, waktu, tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat sehingga berimbas terhadap kurangnya kewibawaan dan kredibilitas pemerintah daerah di mata publik. Berdasarkan hal tersebut, maka perencanaan pembangunan daerah harus diupayakan semaksimal mungkin dengan segenap daya dan upaya yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
1
Dalam rangka perencanaan, pemantauan dan penentuan sasaran serta pengukuran keberhasilan suatu tahapan pembangunan diperlukan tidak saja data ekonomi tetapi juga data sosial budaya yang diharapkan mampu menggambarkan fenomena yang terjadi. Lebih jauh lagi setiap data dapat digunakan sebagai acuan atau gambaran suatu keadaan. Masing-masing data merupakan indikator akan suatu hal tertentu ataupun beberapa hal secara bersama. Dengan demikian, untuk mengamati perkembangan atau evaluasi suatu kegiatan dapat dianalisa dari perubahan indikator yang terkait. Keterbandingan tahapan capaian pembangunan dapat pula dicerminkan oleh indikator-indikator tersebut sehingga pada gilirannya gambaran secara menyeluruh tentang capaian suatu tahapan pembangunan dapat diperoleh. Tujuan pembangunan di bidang sosial budaya adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberikan perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut telah dilaksanakan berbagai kebijakan dan program pembangunan sosial budaya yang meliputi bidang kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kebudayaan dan pariwisata, dan keagamaan. Kemunculan konsep pembangunan sosial merupakan refleksi atas evaluasi terhadap jalannya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dinilai menyisakan distorsi masalah sosial seperti kemiskinan. Era industrialisasi telah mendorong kemajuan kapitalisme yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi sehingga aspek-aspek sosial terabaikan. Seiring dengan kemajuan kapitalisme, meningkat pula tekanan masalah sosial sehingga menyadarkan pentingnya konsep pembangunan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia dari aspek fisik, tetapi juga merespon masalah pembangunan yang terdistorsi. Pembangunan terdistorsi dianggap sebagai residu pembangunan yang muncul karena paradigma yang salah tentang konsep pembangunan yang tidak lagi berorientasi pada kesejahteraan dan pemerataan. Oleh karena itu, konsep pembangunan sosial hadir untuk melengkapi proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berjalan selama ini pada kenyataannya lebih terfokus pada pembangunan fisik seperti pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
2
gedung dan sarana prasarana lainnya, sementara pemerataan hasil pembangunan dan pemeliharaan kualitas lingkungan kurang diperhatikan. Hal tersebut menyebabkan proses pembangunan justru menciptakan jarak yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin, serta mengancam keberlangsungan lingkungan. Penduduk atau masyarakat sebagai sumber daya manusia (SDM) merupakan pusat kegiatan yaitu pelaku pembangunan dan sekaligus sasaran pembangunan. Oleh karenanya, penduduk juga merupakan makhluk hidup yang saling berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungan sekitar dan keadaan tersebut dapat direkam kedalam aktivitas sosial dan budaya yang dapat mencerminkan keadaan dan situasi wilayah. Pembangunan sosial dari sudut pandang sosiologi mensyaratkan bahwa pembangunan bukan hanya meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi, tetapi meningkatkan kualitas kehidupan sosial-budaya. Bertolak dari pentingnya pembangunan sosial budaya serta indikator-indikator penting dibidang sosial budaya ini, sehingga dirasa perlu untuk menyusun sebuah publikasi berupa profil sosial budaya Kota Banjarbaru Tahun 2015. Dalam rangka mendukung penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2020, publikasi ini memuat data-data sosial budaya dalam rentang tahun 2012 - 2014 yang ada di Kota Banjarbaru. Sejalan dengan kemajuan teknologi, pencapaian dari kegiatan pembangunan di berbagai bidang termasuk pembangunan sosial budaya dapat diketahui dengan pemetaan data spasial. Pemetaan data spasial diperlukan untuk mengetahui sebaran, posisi, dan kondisi suatu profil sosial budaya secara akurat dalam suatu wilayah. Selanjutnya dapat diketahui proporsi jumlah sarana sosial budaya dengan kebutuhan yang diperlukan oleh penduduk berdasarkan indikator tertentu dalam sudut pandang kewilayahan dan tingkat kepadatan penduduk dalam suatu kawasan. 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan Secara umum tujuan pelaksanaan kegiatan penyusunan Profil Sosial Budaya Kota Banjarbaru adalah untuk memonitor hasil pembangunan yang telah dicapai pada tahun 2014 dan sebagai bahan evaluasi secara umum terhadap program kegiatan dibidang sosial budaya. Disamping itu hal ini dimaksudkan agar perencanaan dan
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
3
penyusunan program pembangunan yang dilakukan dengan tetap mengacu pada polapola yang ada dan telah terintegrasi dengan baik. Adapun secara khusus sasaran dari penyusunan Profil dan Pemetaan Sosial Budaya Kota Banjarbaru Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1.
Menyajikan gambaran keadaan sosial budaya masyarakat Kota Banjarbaru secara lebih konkrit di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, keagamaan, kesenian, kebudayaan, kependudukan dan keluarga berencana, kepemudaan dan olahraga, serta organisasi dan pemerintahan.
2.
Menyajikan profil sosial budaya dalam bentuk pemetaan data spasial digital dengan menggunakan software ArcGis untuk mengetahui sebaran, posisi, dan kondisinya secara akurat.
3. Dapat menjadi pedoman bagi perencanaan, penentuan kebijakan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi program atau kegiatan pembangunan di Kota Banjarbaru. 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup bahasan adalah kondisi sosial budaya dalam berbagai aspek antara lain kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kebudayaan dan pariwisata, serta profil keagamaan. Ruang lingkup penyusunan Profil Sosial Budaya meliputi kondisi sosial budaya yang ada di Kota Banjarbaru. 1.4 Metodologi Penyusunan profil ini mempergunakan metode kuantitatif statistik yaitu mengkaji dari berbagai aspek dengan dukungan data, informasi dan kajian yang sudah ada, dipadukan dengan data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data dan informasi yang diperoleh baik berupa hasil survei maupun hasil inventarisasi data sekunder lainnya selanjutnya akan diolah dan disajikan dalam bentuk profil sosial budaya sehingga dapat diketahui berbagai indikator dan kondisi sosial budaya yang di Kota Banjarbaru. Selain metode kuantitatif statistik, juga digunakan metode pemetaan infrastruktur yang dapat memberikan informasi mengenali letak,
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
4
posisi, dan sebaran infrastruktur sosial budaya di Kota Banjarbaru dalam bentuk system pemetaan berbasis GIS (Geographical Information System). 1.5 Sistematika Penulisan Profil dan Pemetaan Sosial Budaya Kota Banjarbaru Tahun 2015 ini disusun menjadi beberapa bagian dalam bentuk bab-bab yaitu :
BAB I :
Pendahuluan yang memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metodologi dan sistematika penyajian.
BAB II :
Gambaran umum Kota Banjarbaru baik mengenai kondisi wilayah maupun pemerintahan
BAB III :
Kependudukan dan Keluarga Berencana, yang memuat data antara lain mengenai penduduk berdasarkan kelurahan, jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio, sarana dan prasarana dan petugas KB, serta jumlah peserta KB aktif dan KB baru.
BAB IV :
Profil Pendidikan, yang antara lain menampilkan data jumlah sekolah, guru, murid serta jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta dan angka partisipasi sekolah.
BAB V :
Profil Kesehatan, yang memberikan gambaran tentang data-data seperti jumlah fasilitas kesehatan, jumlah dokter, jumlah tenaga kesehatan, sepuluh besar penyakit di RSUD Banjarbaru serta jumlah pasien.
BAB VI :
Profil Kesejahteraan Sosial meliputi tahapan keluarga sejahtera menurut BKKBN, serta jumlah rumah tangga sasaran BPS hasil pendataan.
BAB VII :
Profil kebudayaan dan pariwisata seperti organisasi kesenian, objek wisata dan tempat bersejarah.
BAB VIII :
Profil keagamaan yang memuat tempat peribadatan, calon jemaah haji, jumlah perkawinan, cerai talak, rujuk serta jenis perkara yang diterima dan diselesaikan pengadilan agama di Kota Banjarbaru.
BAB IX
:
Profil keamanan dan ketertiban lingkungan yaitu memuat banyaknya peristiwa kejahatan dan tindak kejahatan yang dilaporkan dan diselesaikan, ketertiban
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
5
masyarakat dan lingkungan yang meliputi gangguan kamtibmas yang ditangani
satpol PP, serta jumlah pos kamling di Kota Banjarbaru.
BAB X
:
Pemetaan Profil Infrastruktur Sosial Budaya Kota Banjarbaru, yaitu memetakan sebaran infrastruktur Sosial Budaya yang terdiri dari sektor Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan, dan lain-lain.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
6
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANJARBARU 2.1. Kondisi Wilayah Kota Banjarbaru Secara geografis Kota Banjarbaru merupakan wilayah yang strategis karena terletak diantara dua kabupaten/kota yaitu sebagai penghubung antara Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar (Martapura) dengan jarak 35 km dari Banjarmasin dan 2 km dari Martapura. Disamping itu Kota Banjarbaru juga memiliki akses jalan trans Kalimantan yaitu di sekitar simpang empat Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin – Hulu Sungai hingga ke Propinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, juga akses terhadap jalan lingkar selatan Liang Anggang dan Pelabuhan Laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut, dan lingkar utara yang menghubungkan Banjarbaru – Barito Kuala, serta akses Bandar Udara Syamsudin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Secara astronomi, Kota Banjarbaru terletak antara 03° 22’ 55” sampai dengan 03° 36’ 22” Lintang Selatan serta 114° 40’ 35” sampai dengan 114° 54’ 51” Bujur Timur, dengan batas administrasi sebagai berikut : • Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kec. Martapura Kabupaten Banjar;
• Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah;
• Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar;
• Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.
Sejak ditetapkan menjadi wilayah kota otonom pada tahun 1999 melalui Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kota Banjarbaru, luas wilayah Kota Banjarbaru adalah 371,3 km2 yang terdiri dari 5 (lima) kecamatan. Lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Cempaka, Kecamatan Landasan Ulin, dan Kecamatan Liang Anggang. Luas wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Banjarbaru dapat dilihat sebagaimana tersaji pada tabel 2.1 di bawah ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
7
Tabel 2.1 Luas wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Banjarbaru KOTA BANJARBARU
NO. 1.
KECAMATAN Landasan Ulin
KELURAHAN
Ha
%
Landasan Ulin Timur
1.876,00
5,05
Guntung Payung
1.525,00
4,11
Syamsuddin Noor
1.867,00
5,03
Guntung Manggis
3.974,00
10,70
9.242,00
24,89
LANDASAN ULIN 2.
LUAS
Liang Anggang
Landasan Ulin Barat
1.615,00
4,35
Landasan Ulin Selatan
2.635,00
7,10
Landasan Ulin Tengah
2.386,00
6,42
Landasan Ulin Utara
1.950,00
5,25
8.586,00
23,12
LIANG ANGGANG 3
Cempaka
Palam
1.475,00
3,97
Bangkal
2.980,00
8,02
Sungai Tiung
2.150,00
5,79
Cempaka
8.065,00
21,72
14.670,00
39,50
1.424,00
3,83
CEMPAKA 4.
Banjarbaru Utara
Loktabat Utara
Mentaos
162,00
0,44
Komet
244,00
0,66
Sungai Ulin
614,00
1,65
2.444,00
6,58
Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan
858,00
2,31
Kemuning
361,00
0,97
Guntung Paikat
247,00
0,67
Sungai Besar
730,00
1,97
BANJARBARU SELATAN
2.196,00
5,91
TOTAL KESELURUHAN
37.138,00
100,00
BANJARBARU UTARA 5.
Sumber: Bagian Tata Pemerintahan Setdako Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
8
Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0-7 m (33,49%), 7-25 m (48,46%), 25-100 m (15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m (0,35%). Klasifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah kelerengan 0-2% mencakup 59,35 persen luas wilayah, kelerengan 2-8% mencakup 25,78 persen wilayah, kelerengan 8-15% mencakup 12,08 persen wilayah. Klasifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas yaitu kedalaman <30 cm, 30-60 cm, 60-90 cm dan >90 cm. Kota Banjarbaru mempunyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm, dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Berdasarkan peta Geologi, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari Alluvium (Qha) 48,44 persen, Martapura (Qpm) 37,71 persen; Binuang (Tob) 3,64 persen; Formasi Kerawaian (Kak) 2,26 persen; Formasi Pitap 3,47 persen. Berdasarkan peta skala 1 : 50.000 yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok jenis tanah yaitu podsolik (63,82%), Lithosol (6,36%) dan Organosol (29,82%). Suhu udara di Kota Banjarbaru dan sekitarnya berkisar antara 21,6oC sampai dengan 34,0oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada pada bulan September dan Oktober (35,8oC) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0oC). Selain itu, sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 74,5% sampai dengan 94,6%. Rata-rata curah hujan di Kota Banjarbaru dan sekitarnya pada tahun 2012 tercatat 212,58 mm. Rata-rata tekanan udara di Kota Banjarbaru berkisar antara 1.010,40 mb sampai dengan 1.014,20. Rata kecepatan angin sekitar 3,9 knots.
2.2. Pemerintahan Kota Banjarbaru Pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999, Kota Banjarbaru resmi menjadi sebuah kota dalam wilayah adminstrasi Propinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan SK Gubernur KDH Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 29 Mei No 10/Pem-570-3-3 pada saat itu wilayah Banjarbaru hanya meliputi 7 (tujuh) desa. Dalam perjalanannya, wilayah Kota Banjarbaru mengalami perkembangan yaitu terdiri atas 3 kecamatan dengan 12 kelurahan. Kemudian pada tahun 2004 berdasarkan Perda No 2 Tahun 2004 tanggal 26 Pebruari 2004 terbentuklah 5 kelurahan baru dan
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
9
dengan Perda No 3 Tahun 2007 kembali dibentuk 3 kelurahan baru sehingga secara keseluruhan terdapat 20 kelurahan. Berikutnya dengan Perda No 4 Tahun 2007 wilayah Kota Banjarbaru terbagi menjadi 5 kecamatan.
a. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru dalam bentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibuat atas dasar hukum Peraturan Daerah yaitu : 1.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarbaru
2.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 11 tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2008 Nomor 11 Seri D Nomor Seri 5) sebagai mana telah diubah dalam Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru (Dalam Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2011 Nomor 20)
3.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2008 Nomor 12 Seri D Nomor Seri 6) sebagaimana telah diubah dengan dengan Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2011 Nomor 21).
4.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan dalam Wilayah Kota Banjarbaru.
5.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 5 tahun 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Kota Banjarbaru.
6.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi Tata Kerja Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kota Banjarbaru.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
10
7.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2013 Nomor 6);
Adapun daftar kelembagaan perangkat daerah Pemerintahan Kota Banjarbaru sebagaimana disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini :
Tabel 2.2 Daftar Kelembagaan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Banjarbaru Tahun 2014
I.
SEKRETARIAT DAERAH
1. 2. 3.
II. III.
Asisten Tata Pemerintahan 1.1. Bagian Pemerintahan 1.2. Bagian Hukum dan Perundang-undangan 1.3. Bagian Organisasi 1.4. Bagian Pertanahan Asisten Perekonomian dan Pembangunan 2.1. Bagian Perekonomian 2.2. Bagian Pembangunan 2.3. Bagian Kesejahteraan Rakyat Asisten Administrasi Umum 3.1. Bagian Umum 3.2. Bagian Keuangan 3.3. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol 3.4. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
SEKRETARIAT DPRD KOTA BANJARBARU 1. Bagian Umum 2. Bagian Keuangan 3. Bagian Rapat, Risalah dan Pengkajian Hukum 4. Bagian Hubungan Masyarakat LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Inspektorat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Badan Lingkungan Hidup Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
11
10. RSUD Kota Banjarbaru 11. Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat
IV. DINAS-DINAS V.
1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 4. Dinas Kependudukan dan Pencacatatan Sipil 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi 6. Dinas Pekerjaan Umum 7. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 8. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 9. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan & Energi 10. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah 11. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 13. Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan KECAMATAN 1. 2. 3. 4. 5.
Kecamatan Landasan Ulin Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Cempaka Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Banjarbaru Selatan
VI. KELURAHAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kelurahan Landasan Ulin Timur Kelurahan Guntung Payung Kelurahan Syamsudin Noor Kelurahan Guntung Manggis Kelurahan Landasan Ulin Tengah Kelurahan Landasan Ulin Utara Kelurahan Landasan Ulin Barat Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kelurahan Palam Kelurahan Bangkal Kelurahan Sungai Tiung Kelurahan Cempaka Kelurahan Loktabat Utara Kelurahan Mentaos Kelurahan Komet Kelurahan Sungai Ulin Kelurahan Loktabat Selatan Kelurahan Kemuning Kelurahan Guntung paikat Kelurahan Sungai Besar
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
12
VII. UNIT PELAYANAN TERPADU
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Puskesmas Banjarbaru Utara Puskesmas Banjarbaru Kota Puskesmas Sungai Besar Puskesmas Sungai Ulin Puskesmas Rawat Inap Cempaka Puskesmas Landasan Ulin Puskesmas Guntung Payung Puskesmas Liang Anggang
VIII UNIT PELAKSANA TEKNIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Pasar Benih Ikan Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Balai Penyuluhan Pertanian Pengelola Pasar TK/SD SBI Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pemadam Kebakaran Pengelola Pergudangan Instalasi Farmasi Pengujian Kendaraan Bermotor
Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setdako Banjarbaru
b. Visi dan Misi Kota Banjarbaru Visi merupakan gambaran ideal dan terukur mengenai arah yang akan dituju (point of arrival) di masa yang akan datang. Visi Kota Banjarbaru 2011 – 2015 sebagai berikut: “Mandiri Dan Terdepan Dalam Pelayanan” Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kota Banjarbaru yang ingin diwujudkan dalam lima tahun mendatang adalah Banjarbaru yang terdepan karena pelayanan aparatur publiknya dalam pelayanan pendidikan, pelayanan ekonomi (jasa, industri dan perdagangan), pelayanan pemukiman serta pelayanan pemerintahan. Dengan terdepannya Banjarbaru dalam pelayanan publiknya, maka akan menimbulkan multieffect bagi pembangunan daerah, terutama dari sisi ekonomi. Selain
itu, diharapkan dalam lima tahun ke depan Kota Banjarbaru menjadi pusat investasi di Kalimantan Selatan.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
13
Misi adalah suatu mandat yang diemban oleh suatu organisasi. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka misi pembangunan daerah tahun 2011-2015 adalah : ”Mewujudkan Banjarbaru yang Berdaya Saing dan Sejahtera” Berdaya Saing mengandung makna terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan pelayanan kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan yang dilakukan secara rasional dan obyektif dengan mempertimbangan aspek keterbukaan, partisipasi publik dan kesamaan sehingga menjamin adanya partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabel sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. Sejahtera mengandung makna dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk Banjarbaru yang berdampak pula pada menurunnya angka kemiskinan, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru. c. Tujuan dan Sasaran Kota Banjarbaru Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan
tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2009-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, maka tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah : 1. Meningkatkan masyarakat atau SDM yang berkualitas 2. Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah 3. Membangun Lingkungan yang sehat dan dinamis 4. Mewujudkan Pemerintahan yang baik d. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriteria yang mencakup : (a) hubungan yang rasional antara visi dan misi dengan prioritas program kepala daerah terpilih, b) hubungan yang
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
14
kuat antara analisis daerah dengan isu-isu strategis, (c) pernyataan yang umum guna memandu pengembangan program pembangunan tahunan selama lima tahun, dan (d) dikembangkan dalam suatu pemetaan strategi daerah. Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program prioritas kepala daerah. Secara umum, strategi kebijakan pembangunan Kota Banjarbaru Tahun 2011– 2015, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaaan pembangunan adalah : 1. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat; 2. Percepatan pembangunan daerah dengan mengembangkan ekonomi lokal; 3. Pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur sosial dasar, ekonomi, serta perhubungan; dan 4. Peningkatan infrastruktur administrasi kelembagaan pemerintah, hukum, dan keamanan. Adapun arah kebijakan pembangunan Kota Banjarbaru menitikberatkan pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka percepatan pembangunan diperlukan adanya strategi daerah yang kemudian akan ditetapkan menjadi arah kebijakan pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Arah Kebijakan pembangunan Kota
Banjarbaru
merupakan
derivasi
dari
arah
kebijakan
pembangunan
Provinsi Kalimantan Selatan (RPJM Provinsi) dengan mempertimbangkan potensi dan kearifan lokal masyarakat Kota Banjarbaru. Secara garis besar, arah kebijakan umum pembangunan Kota Banjarbaru periode tahun 2011-2015 adalah : 1. Peningkatkan mutu pendidikan 2. Pengentasan kemiskinan 3. Pelayanan kesehatan 4. Peningkatan kesempatan berusaha/iklim usaha 5. Peningkatan mutu infrastruktur sebagai kota jasa 6. Penataan lingkungan 7. Pelayanan publik.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
15
2.3. Lambang Daerah Kota Banjarbaru a. Arti dan Makna Lambang 1.
Bentuk bingkai seperti perisai menggambarkan sebagai alat pelindung dalam mencapai cita-cita luhur Bangsa Indonesia (Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia) dan Pembangunan Nasional ber dasarkan Pancasila dan UUD 45.
2.
Bintang bersudut lima adalah Pancasila sebagai dasar falsafah dan pandangan hidup Bangsa Indonesia.
3.
Tulisan BANJARBARU adalah nama Kota Banjarbaru.
4.
Petak/Kotak yang terdapat pada pilar kiri dan kanan masing-masing berjumlah 11 (sebelas) buah. Pilar dan petak menggambarkan tanggal dan bulan serta tahun berdirinya Kota Administratif Banjarbaru, yaitu tanggal 11 dan bulan November Sedangkan jumlah petak pada pilar kiri dan kanan adalah 22 menggambarkan tahun berdirinya Kota Administratif Banjarbaru, yaitu 1975 (1+9+7+5=22).
5.
Pilar kiri dan kanan juga menggambarkan Kota Banjarbaru sebagai jalur masuk (transportasi) ke Kalimantan Selatan. Sebagaimana terdapatnya Bandar Udara Syamsuddin Noor di Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru.
6.
Alat Linggangan adalah menggambarkan Pendulangan Intan Tradisional Cempaka yang terdapat di Kecamatan Cempaka serta merupakan obyek wisata budaya dan sejarah di Kota Banjarbaru.
7.
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat (sebagai obyek wisata, sejarah, dan budaya) yang diapit rumah menggambarkan Kota Administratif Banjarbaru sebagai Pusat Pemerintahan dan Pusat Pemukiman.
8.
Buku adalah menggambarkan Banjarbaru sebagai kota pelajar dan pusat pendidikan, dan terdapatnya prasarana dan sarana penunjang pendidikan yang memadai dari berbagai disiplin ilmu.
9.
Roda
(gir)
menggambarkan
roda
industri
dan
perdagangan,
karena
di Kota Administratif Banjarbaru sangat potensial menjadi daerah industri dan perdagangan. 10. Pita berwarna hijau yang bertuliskan motto Kota Administratif Banjarbaru sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat industri, dan pusat pemukiman, merupakan daerah/ wilayah yang indah, aman, dan nyaman untuk mencapai kesejahteraan.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
16
b. Motto Motto Gawi Sabarataan yang menjadi tulisan sarat makna pada lambang Kota Banjarbaru berarti : 1. Ditinjau dari aspek kerukunan dan persatuan, Gawi Sabarataan menggambarkan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara besama-sama (pemerintah dan masyarakat) dimana setiap unsur menyadari tugas dan tanggung jawab masing-masing. 2. Ditinjau dari aspek masa depan, Gawi Sabarataan secara operasional dapat memacu motivasi mencapai masa depan yang lebih baik. 3. Ditinjau dari etos kerja, Gawi Sabarataan menjadi inspirasi masyarakat Banjarbaru untuk bekerja/ berkarya sesuai dengan tugas pokok dan peran masing-masing. 4. Pernyataan tekad dan semangat seluruh lapisan masyarakat beserta pemerintah untuk membangun dengan potensi yang ada dalam rangka mewujudkan kehidupan adil, makmur, dan sejahtera dibawah lindungan dan ridho Tuhan Yang Maha Esa. 5. Ditinjau dari segi ajaran agama, manusia adalah pemegang amanat Tuhan sebagai penguasa yang harus memakmurkan bumi dan menjaga kelestariannya sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing. c. Warna Lambang Warna yang digunakan, terdiri dari 5 (lima) warna utama: 1. Warna kuning: menggambarkan keluhuran, dan keagungan. 2. Warna putih : menggambarkan kesucian. 3. Warna cokelat : menggambarkan keilmuan, keulamaan, keteguhan dan ketangguhan. 4. Warna hijau : menggambarkan kesuburan, kehijauan, dan kerezekian. 5. Warna hitam : menggambarkan kerohanian, keimanan, keteguhan hati.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
17
BAB III KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA 3.1 Kependudukan Dari hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010, jumlah penduduk Kota Banjarbaru adalah sebanyak 199.627 jiwa. Berdasarkan proyeksi, jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi setiap tahunnya. Perkembangan jumlah penduduk dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 berdasarkan hasil proyeksi yang telah dilakukan dapat dilihat sebagaimana pada tabel 3.1a, 3.1b, dan 3.1c di bawah ini. Tabel 3.1a Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Menurut Kecamatan Se- Kota Banjarbaru Tahun 2012 Kecamatan (1)
Landasan Ulin Liang Anggang Cempaka Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan (2)
(3)
Jumlah
Sex Ratio
(4)
(5)
28.421
26.862
55.283
19.122
18.094
37.216
15.618
14.625
30.243
23.377
22.554
45.931
23.206
22.408
45.614
105,80 105,68 106,79 103,65 103,56
109.744
104.543
214.287
104,97
Sumber : Proyeksi Penduduk BPS 2012
Tabel 3.1b Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Menurut Kecamatan Se- Kota Banjarbaru Tahun 2013 Kecamatan (1)
Landasan Ulin Liang Anggang Cempaka Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan (2)
(3)
Jumlah
Sex Ratio
(4)
(5)
29.186
27.560
56.746
19.670
18.602
38.272
16.037
14.999
31.036
24.047
23.167
47.214
23.879
23.021
46.900
105,75 106,50 104,75 101,50 104.25
112.819
107.349
220.168
104.55
Sumber : Proyeksi Penduduk BPS 2013
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
18
Tabel 3.1c Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Menurut Kecamatan Se- Kota Banjarbaru Tahun 2014 Kecamatan
Jenis kelamin
Jumlah
Sex Ratio
(3)
(4)
(5)
30.246
18.503
58.749
106
Liang Anggang
20.381
19.310
39.691
106
Cempaka
16.622
15.453
32.075
108
Banjarbaru Utara
24.833
23.831
48.664
104
Banjarbaru Selatan
24.648
23.673
48.321
105
116.730
110.770
227.500
105
Laki-laki
Perempuan
(2)
Landasan Ulin
(1)
Kota Banjarbaru Sumber : Proyeksi Penduduk BPS 2014
Sampai dengan tahun 2014, bila dilihat dari data per kecamatan maka penduduk
yang terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin yaitu sebesar 58.749 jiwa, kemudian kecamatan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan masing-masing sebanyak 48.664 jiwa dan 48.321 jiwa, disusul kemudian Kecamatan Liang Anggang sebanyak 39.691 jiwa. Sementara yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah kecamatan Cempaka yaitu sekitar 32.075 jiwa.
Sex Ratio atau yang lebih dikenal dengan rasio jenis kelamin adalah perbandingan
antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Apabila rasio jenis kelamin lebih besar dari seratus berarti jumlah laki-laki lebih besar dari jumlah perempuan, begitu sebaliknya apabila ratio jenis kelamin kurang dari seratus maka artinya jumlah penduduk perempuan lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki. Pada tahun 2014, sex ratio di Kota Banjarbaru tercatat 105 yang berarti penduduk lakilaki lebih banyak dari penduduk perempuan yang artinya setiap 100 perempuan berbanding dengan 105 penduduk laki-laki. Selain tiap Kecamatan, jumlah penduduk Kota Banjarbaru juga dapat dilihat dari jumlah pada masing-masing Kelurahan dan disamping itu juga bisa dilihat kepadatan per kilometer persegi baik penduduk maupun rumah tangga. Berikut disajikan data jumlah dan kepadatan penduduk pada tiap kelurahan selama 3 (tiga) tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 sebagaimana tabel-tabel di bawah ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
19
Tabel 3.2a Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kelurahan Tahun 2012 Kecamatan
Jumlah Penduduk
Kelurahan
(1)
(2)
01. Landasan Ulin
02. Liang Anggang
03. Cempaka
04. Banjarbaru Utara
(3)
Landasan Ulin Timur
Penduduk
Rumah Tangga
(4)
(5)
15. 217
811
218
Guntung Payung
6. 948
456
124
Syamsudin Noor
11. 685
626
170
Guntung Manggis
21. 433
539
153
9. 943
417
85
Landasan Ulin Utara
14. 330
735
202
Landasan Ulin Barat
6. 812
422
111
Landasan Ulin Selatan
6. 131
233
66
Palam
3. 311
224
60
Bangkal
4. 504
151
40
Sungai Tiung
8. 529
397
103
Cempaka
13. 899
172
44
Loktabat Utara
18. 864
1 325
378
Mentaos
10. 119
6 246
1 790
4. 313
1 768
675
12. 635
2 058
583
Loktabat Selatan
8. 985
1 047
285
Kemuning
9. 128
2 529
664
Guntung Paikat
8. 570
3 470
1 030
18. 931
2 593
873
214. 287
577
161
Landasan Ulin Tengah
Komet Sungai Ulin 05. Banjarbaru Selatan
Kepadatan / Km2
Sungai Besar KOTA BANJARBARU Sumber : Proyeksi Penduduk BPS 2012
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
20
Tabel 3.2b Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kelurahan Tahun 2013
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Kelurahan
Penduduk
Rumah Tangga
(4)
(5)
15 .734
839
228
Guntung Payung
7.096
465
125
Syamsudin Noor
12.024
644
174
Guntung Manggis
21.892
551
155
Landasan Ulin Tengah
10.225
429
85
Landasan Ulin Utara
14.737
756
209
Landasan Ulin Barat
7.005
434
113
Landasan Ulin Selatan
6 .305
239
67
Palam
3 .398
230
61
Bangkal
4.622
155
40
Sungai Tiung
8.753
407
104
Cempaka
14.263
177
46
Loktabat Utara
19.391
1.362
393
Mentaos
10.402
6.421
1.849
4.433
1.817
769
12.988
2.115
588
Loktabat Selatan
9.237
1.077
288
Kemuning
9.386
2.600
678
Guntung Paikat
8.812
3.568
1.065
19.465
2.666
910
220.168
593
166
(1)
(2)
01. Landasan Ulin
02. Liang Anggang
03. Cempaka
04. Banjarbaru Utara
(3)
Landasan Ulin Timur
Komet Sungai Ulin 05. Banjarbaru Selatan
Kepadatan / Km2
Sungai Besar KOTA BANJARBARU Sumber : BPS Kota Banjarbaru (Data Proyeksi Penduduk)
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
21
Tabel 3.2c Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kelurahan Tahun 2014
Kepadatan/Km2
Kecamatan
Kelurahan
Jumlah Penduduk
Penduduk
Rumah Tangga
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
16.171
862
234
Guntung Payung
7.383
484
130
Syamsudin Noor
12.418
665
180
Guntung Manggis
22.777
573
161
Landasan Ulin Tengah
10.605
444
88
Landasan Ulin Utara
15.282
784
217
Landasan Ulin Barat
7.265
450
117
Landasan Ulin Selatan
6.538
248
70
Palam
3.511
238
63
Bangkal
4.776
160
41
Sungai Tiung
9.045
421
107
Cempaka
14.743
183
48
Loktabat Utara
19.986
1.404
405
Mentaos
10.721
6.618
1.906
4.569
1.873
792
13.388
2.180
606
Loktabat Selatan
9.518
1.109
297
Kemuning
9.671
2.679
699
Guntung Paikat
9.078
3.675
1.098
20.054
2.747
938
227.500
613
171
01. Landasan Ulin
02. Liang Anggang
03. Cempaka
04. Banjarbaru Utara
Landasan Ulin Timur
Komet Sungai Ulin 05. Banjarbaru Selatan
Sungai Besar KOTA BANJARBARU Sumber : BPS Kota Banjarbaru (Data Proyeksi Penduduk)
Kalau dilihat pada tiap wilayah Kelurahan, jumlah penduduk terbanyak berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2014 adalah Kelurahan Guntung Manggis yaitu 22.777 jiwa sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit ada di Kelurahan Palam yaitu hanya 3.511 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk per km2 dapat dilihat dengan membandingkan jumlah penduduk di suatu wilayah dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk tertinggi ada di Kelurahan Mentaos yaitu mencapai 6.618 jiwa per km2 dan 1.906 rumah tangga per km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah di Kelurahan Bangkal yaitu 160 jiwa per km2 dengan 41 keluarga per km2.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
22
3.2 Keluarga Berencana
Laju pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu kelahiran, kematian, pindah dan datang. Salah satu upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah dengan pengaturan jumlah kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan pemerintah secara nasional dan di Kota Banjarbaru menjadi tanggung jawab Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB. Keberhasilan Keluarga Berencana tidak lepas dari sarana dan prasarana berupa klinik KB, jumlah tenaga medis maupun petugas KB itu sendiri seperti tenaga penyuluh lapangan KB baik di kecamatan maupun di kelurahan. Melalui tenaga medis dan petugas PKB/PLKB ini semua kegiatan KB dapat berjalan mulai dari pendataan, pelayanan KB, pembagian alat kontrasepsi sampai pencapaian target KB Baru dan KB Aktif dapat dilaksanakan. Dalam kurun waktu antara tahun 2012 – 2014, jumlah sarana berupa Klinik KB tidak mengalami perubahan yaitu sebanyak 18 Klinik KB, sedangkan tenaga yang mendukung program KB jumlahnya sedikit bervariasi sebagaimana dapat terlihat dari tabel 3.3a – 3.3c dibawah ini.
Tabel 3.3a Jumlah Klinik KB, Tenaga Medis dan Petugas KB Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan
Klinik KB
Tenaga Medis
PKB Plus
Tenaga PKB/PLKB
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Landasan Ulin
5
15
1
7
2. Liang Anggang
2
17
1
4
3. Cempaka
2
4
1
6
4. Banjarbaru Utara
6
31
1
5
5. Banjarbaru Selatan
3
20
1
5
18
87
5
27
Jumlah
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
23
Tabel 3.3b Jumlah Klinik KB, Tenaga Medis dan Petugas KB Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2013
Kecamatan
Klinik KB
Tenaga Medis
Pengawas PLKB
Tenaga PKB/PLKB
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Landasan Ulin
5
14
1
7
2. Liang Anggang
2
17
1
4
3. Cempaka
2
4
1
6
4. Banjarbaru Utara
6
23
1
6
5. Banjarbaru Selatan
3
13
1
5
Jumlah
18
71
5
25
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB
Tabel 3.3c Jumlah Klinik KB, Tenaga Medis dan Petugas KB Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan
Klinik KB
Tenaga Medis
Pengawas PLKB
Tenaga PKB/PLKB
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Landasan Ulin
5
7
1
7
2. Liang Anggang
2
4
1
3
3. Cempaka
2
3
1
6
4. Banjarbaru Utara
6
10
1
6
5. Banjarbaru Selatan
3
4
1
5
18
28
5
27
Jumlah
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB
Jumlah akseptor KB aktif menurut pemakaian alat kontrasepsi untuk setiap
kecamatan dalam kurun waktu tahun 2012-2014 dapat dilihat sebagaiman yang disajikan pada tabel 3.4a – 3.4c di bawah ini. Dari tabel-tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah akseptor KB aktif selalu mengalami peningkatan dari jumlah akseptor KB sebanyak 29.595 orang pada tahun 2012 meningkat menjadi sebanyak 30.596 orang pada tahun 2014.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
24
Tabel 3.4a Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Aktif Menurut Pemakaian Alat/Cara Kontrasepsi Tahun 2012 Alat/Cara Kontrasepsi (1)
Kecamatan Landasan Ulin (2)
Liang Anggang
Banjarbaru Utara
Cempaka
(3)
(4)
Banjarbaru Selatan
(5)
(6)
Jumlah
(7)
IUD
307
104
55
362
306
1.134
MOP
17
9
21
15
17
79
MOW
217
71
40
178
238
744
Implant
353
504
328
261
306
1.752
Suntikan
3.398
2.215
2.040
2.428
2.108
12.189
PIL
3.181
2.239
2.141
2.573
2.431
12.565
189
421
52
238
232
1.132
7.662
5.563
4.677
6.055
5.638
29.595
Kondom Jumlah
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB
Tabel 3.4b Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Aktif Menurut Pemakaian Alat/Cara Kontrasepsi Per Kecamatan Tahun 2013 Alat/Cara Kontrasepsi (1)
Kecamatan Landasan Ulin (2)
Liang Anggang
Banjarbaru Utara
Cempaka
(3)
(4)
Banjarbaru Selatan
(5)
(6)
Jumlah
(7)
IUD
316
87
64
368
339
1.174
MOP
15
9
19
14
22
79
MOW
219
69
40
175
242
745
Implant
399
342
390
246
345
1.722
Suntikan
3.567
2.270
2.180
2.425
2.132
12.574
PIL
3.220
2.363
1.992
2.456
2.353
12.384
189
261
86
252
240
1.040
7.937
5.401
4.771
5.936
5.673
29.718
Kondom Jumlah
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
25
Tabel 3.4c Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Aktif Menurut Pemakaian Alat/Cara Kontrasepsi Per Kecamatan Tahun 2014 Alat/Cara Kontrasepsi (1)
Kecamatan Landasan Ulin (2)
Liang Anggang
Cempaka
(3)
(4)
Banjarbaru Utara
Banjarbaru Selatan
(5)
(6)
Jumlah
(7)
IUD
330
94
54
364
354
1.196
MOP
12
9
10
15
24
70
MOW
225
70
41
153
243
732
Implant
450
396
327
273
340
1.786
Suntikan
3.784
2.433
2.364
2.547
2.183
13.311
PIL
3.324
2.471
1.772
2.471
2.387
12.425
203
311
50
264
248
1.076
8.328
5.784
4.618
6.087
5.779
30.596
Kondom Jumlah
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kota Banjarbaru
Bila dilihat jumlah akseptor berdasarkan alat kontrasepsi yang digunakan, maka
hampir disemua kecamatan yang terbanyak adalah menggunakan alat kontrasepsi suntikan, kecuali Kecamatan Landasan Ulin lebih banyak pil dari menggunakan suntikan. Kedua alat kontrasepsi ini paling banyak digunakan mungkin karena harganya yang murah dan praktis untuk digunakan.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
26
BAB IV PROFIL PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita yang berarti bahwa
setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting.
Pendidikan juga merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan suatu
bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa kunci keberhasilan pembangunan negara-negara maju adalah tersedianya penduduk yang terdidik dalam jumlah dan tingkat yang memadai. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi juga berlangsung di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan demikian pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pemerintah berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana, sedangkan masyarakat berkewajiban untuk memanfaatkan dan memeliharanya. 4.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Kota Banjarbaru dalam kurun waktu 2012-2014 baik sekolah negeri maupun swasta dapat dilihat dari Tabel 4.1a – 4.1c di bawah ini. Pada semua jenjang pendidikan, jumlah sarana dan prasarana pendidikan mengalami peningkatan sebagai berikut : jumlah TK meningkat dari 90 buah menjadi 132 buah, jumlah SD/MI meningkat dari 85 buah menjadi 87 buah, jumlah SMP/MTs meningkat dari 26 buah menjadi 33 buah, dan jumlah SMU/MA/SMK meningkat dari 31 buah menjadi 32 buah.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
27
Tabel 4.1a Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkatan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2012 TK
Kecamatan
SD/MIN
SLTP/MTs
SMU/MA
SMK
N
S
N
S
N
S
N
S
N
S
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1. Landasan Ulin
-
20
14
2
3
1
-
-
-
2
2. Liang Anggang
1
11
5
3
3
5
1
5
-
-
(1)
3. Cempaka
-
6
16
5
3
2
2
2
1
-
4. Banjarbaru Utara
1
27
17
4
3
3
1
3
1
4
5. Banjarbaru Selatan
2
22
16
3
2
1
1
2
2
4
Jumlah 4 86 68 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Catatan : N=Negeri S=Swasta
17
14
12
5
12
4
10
Tabel 4.1b Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkatan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2013 TK
Kecamatan (1) 1. Landasan Ulin
SD/MIN
SLTP/MTs
SMU/MA
SMK
N
S
N
S
N
S
N
S
N
S
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
-
17
14
1
3
1
-
-
-
1
2. Liang Anggang
12
6
1
3
7
1
5
1
-
3. Cempaka
-
9
16
5
3
3
2
2
1
-
4. Banjarbaru Utara
1
23
18
5
3
2
1
3
1
6
5. Banjarbaru Selatan
1
25
9
3
2
4
1
2
2
5
Jumlah
2
86
63
15
14
17
5
12
5
12
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Catatan : N=Negeri S=Swasta
Tabel 4.1c Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkatan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan (1)
TK
SD/MIN
SLTP/MTs
SMU/MA
SMK
N
S
N
S
N
S
N
S
N
S
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1. Landasan Ulin
1
30
15
2
3
1
-
-
-
1
2. Liang Anggang
2
18
7
4
3
7
1
5
1
-
3. Cempaka
1
12
16
5
3
3
2
2
1
-
4. Banjarbaru Utara
1
35
17
5
3
4
1
3
1
3
5. Banjarbaru Selatan
1
31
12
4
2
4
1
2
2
6
Jumlah
6
126
67
20
14
19
5
12
5
10
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Catatan : N=Negeri S=Swasta
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
28
Berdasarkan Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor : 23 Tahun 2015, nomenklatur Sekolah Dasar Negeri disesuaikan antara nama sekolah dengan nama wilayah Kelurahan dimana sekolah tersebut berada. Berikut disampaikan daftar namanama sekolah dasar yang sudah disesuaikan sebagaimana tersaji pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Nama-nama Sekolah Dasar Negeri Berdasarkan Perwali Kota Banjarbaru Nomor 23 Tahun 2015 No.
Nama Sekolah
Alamat
Kelurahan
Kecamatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
SDN 1 Bangkal
Jl. Mistar Cokrokusumo, Bangkal
Bangkal
Cempaka
2.
SDN 2 Bangkal
Jl. Mistar Cokrokusumo, Bangkal
Bangkal
Cempaka
3.
SDN 3 Bangkal
Jl. Mistar Cokrokusumo, Bangkal
Bangkal
Cempaka
4.
SDN 1 Cempaka
Jl. Mistar Cokrokusumo, Cempaka
Cempaka
Cempaka
5.
SDN 2 Cempaka
Jl. Gunung Kupang, Cempaka
Cempaka
Cempaka
6.
SDN 3 Cempaka
Jl. Mistar Cokrokusumo, Cempaka
Cempaka
Cempaka
7.
SDN 4 Cempaka
Jl. Mistar Cokrokusumo, Cempaka
Cempaka
Cempaka
8.
SDN 5 Cempaka
Jl. Batu Ampar
Cempaka
Cempaka
9.
SDN 6 Cempaka
Jl. UPT Cempaka
Cempaka
Cempaka
10.
SDN 1 Palam
Jl. Purnawirawan, Palam
Palam
Cempaka
11.
SDN 2 Palam
Jl. Purnawirawan, Palam
Palam
Cempaka
12.
SDN 3 Palam
Jl. Purnawirawan, Palam
Palam
Cempaka
13.
SDN 1 Sungai Tiung
Jl. Mistar Cokrokusumo, Sei Tiung
Sungai Tiung
Cempaka
14.
SDN 2 Sungai Tiung
Jl. Mistar Cokrokusumo, Sei Tiung
Sungai Tiung
Cempaka
15.
SDN 3 Sungai Tiung
Jl. Transpol, Sungai Tiung
Sungai Tiung
Cempaka
16.
SDN 1 Guntung Payung
Jl. Bina Putra Gt. Payung
Guntung Payung
Landasan Ulin
17.
SDN 2 Guntung Payung
Jl. Sapta Marga, Gt. Payung
Guntung Payung
Landasan Ulin
18.
SDN 3 Guntung Payung
Jl. Guntung Damar, Landasan Ulin
Guntung Payung
Landasan Ulin
19.
SDN 1 Guntung Manggis
Jl. A. Yani Km. 31 Gt. Payung
Guntung Manggis
Landasan Ulin
20.
SDN 2 Guntung Manggis
Jl. Purnawirawan, Gt. Manggis
Guntung Manggis
Landasan Ulin
21.
SDN 3 Guntung Manggis
Jl. Sungai Salak
Guntung Manggis
Landasan Ulin
22.
SDN 4 Guntung Manggis
Jl. A. Yani Km. 31 Gt. Payung
Guntung Manggis
Landasan Ulin
23.
SDN 5 Guntung Manggis
Guntung Manggis
Guntung Manggis
Landasan Ulin
24.
SLB Negeri
Guntung Manggis
Guntung Manggis
Landasan Ulin
25.
SDN 1 Sungai Ulin
Jl. A. Yani Km. 35 Banjarbaru
Sungai Ulin
Banjarbaru Selatan
26.
SDN 2 Sungai Ulin
Jl. P.M. Noor Banjarbaru
Sungai Ulin
Banjarbaru Selatan
27.
SDN 3 Sungai Ulin
Jl. P. M. Noor Banjarbaru
Sungai Ulin
Banjarbaru Selatan
28.
SDN 4 Sungai Ulin
Jl. P. M. Noor Banjarbaru
Sungai Ulin
Banjarbaru Selatan
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
29
29.
SDN 5 Sungai Ulin
Jl. P. M. Noor Banjarbaru
Sungai Ulin
Banjarbaru Selatan
30.
SDN 1 Sungai Besar
Jl. Beringin Banjarbaru
Sungai Besar
Banjarbaru Selatan
31.
SDN 2 Sungai Besar
Jl. Intan Sari Banjarbaru
Sungai Besar
Banjarbaru Selatan
32.
SDN 3 Sungai Besar
Jl. Sagitarius Banjarbaru
Sungai Besar
Banjarbaru Selatan
33.
SDN 4 Sungai Besar
Komplek Kelapa Gading Sei Besar
Sungai Besar
Banjarbaru Selatan
34.
SDN 5 Sungai Besar
Komplek Banua Permai Sei Besar
Sungai Besar
Banjarbaru Selatan
35.
SDN 1 Kemuning
Jl. Guntung Paikat Kel. Bjb
Kemuning
Banjarbaru Selatan
36.
SDN 2 Kemuning
Jl. Kartika, Gt. Lua Banjarbaru
Kemuning
Banjarbaru Selatan
37.
SDN 3 Kemuning
Jl. Kartika, Gt. Lua Banjarbaru
Kemuning
Banjarbaru Selatan
38.
SDN 1 Loktabat Selatan
Jl. Sidodadi Banjarbaru
Loktabat Selatan
Banjarbaru Selatan
39.
SDN 2 Lokatabat Selatan
Jl. R.O. Ulin Kel Loktabat Selatan
Loktabat Selatan
Banjarbaru Selatan
40.
SDN 1 Guntung Paikat
Jl. Karamunting No. 6 Banjarbaru
Guntung Paikat
Banjarbaru Selatan
41.
SDN 2 Guntung Paikat
Jl. Rambai Timur Kel. Bjb
Guntung Paikat
Banjarbaru Selatan
42.
SDN 1 Komet
Jl. Panglima Batur Kel. Banjarbaru
Komet
Banjarbaru Utara
43.
SDN 2 Komet
Jl. Mawar No. 2 Banjarbaru
Komet
Banjarbaru Utara
44.
SDN 3 Komet
Jl. Panglima Batur Kel. Banjarbaru
Komet
Banjarbaru Utara
45.
SDN 4 komet
Jl. Melati Kel. Banjarbaru
Komet
Banjarbaru Utara
46.
SDN 5 Komet
Jl. Cengkeh Kel. Banjarbaru
Komet
Banjarbaru Utara
47.
SDN 1 Mentaos
Jl. R.P. Soeprapto Kel. Banjarbaru
Mentaos
Banjarbaru Utara
48.
SDN 2 Mentaos
Jl. Pinus II Kel. Banjarbaru
Mentaos
Banjarbaru Utara
49.
SDN 1 Loktabat Utara
Jl. A. Yani Km. 32,5 Banjarbaru
Loktabat Utara
Banjarbaru Utara
50.
SDN 2 Loktabat Utara
Jl. Megaria Banjarbaru
Loktabat Utara
Banjarbaru Utara
51.
SDN 3 Loktabat Utara
Jl. Guntung Jingah Banjarbaru
Loktabat Utara
Banjarbaru Utara
52.
SDN 4 Loktabat Utara
Jl. Nilam II Komplek Amaco Bjb
Loktabat Utara
Banjarbaru Utara
53.
SDN 5 Loktabat Utara
Loktabat Utara
Loktabat Utara
Banjarbaru Utara
54.
SDN 1 Land. Ulin Timur
Jl. Peramuan Landasan Ulin
Landasan Ulin Timur
Landasan Ulin
55.
SDN 2 Land. Ulin Timur
Jl. Garuda Landasan Ulin
Landasan Ulin Timur
Landasan Ulin
56.
SDN 3 Land. Ulin Timur
Komp. Berlina Jaya, L. Ulin Timur
Landasan Ulin Timur
Landasan Ulin
57.
SDN 1 Syamsudin Noor
Jl. A. Yani Km. 24,5 Landasan Ulin
Syamsudin Noor
Landasan Ulin
58.
SDN 2 Syamsudi Noor
Jl. Angkasa Landasan Ulin
Syamsudin Noor
Landasan Ulin
59.
SDN 3 Syamsudi Noor
Jl. Golf
Syamsudin Noor
Landasan Ulin
60.
SDN 4 Syamsuddin Noor
Jl. Kasturi, Landasan Ulin
Syamsudin Noor
Landasan Ulin
61.
SDN 5 Syamsuddin Noor
Jl. Golf
Syamsudin Noor
Landasan Ulin
62.
SDN 1 Land. Ulin Barat
Jl. A. Yani Km. 21 landasan Ulin
Landasan Ulin Barat
Liang Anggang
63.
SDN 2 Land. Ulin Barat
Jl. A. Yani Km. 20 Landasan Ulin
Landasan Ulin Barat
Liang Anggang
64.
SDN 1 Land. Ulin Utara
Jl. Sukamara Landasan Ulin
Landasan Ulin Utara
Liang Anggang
65.
SDN 2 Land. Ulin Utara
Landasan Ulin Utara
Landasan Ulin Utara
Liang Anggang
66.
SDN 1 Land. Ulin Tengah
Jl. A. Yani Km. 22,5 Landasan Ulin
Landasan Ulin Tengah
Liang Anggang
67.
SDN 2 Land. Ulin Selatan
Jl. Pembataan Landasan Ulin
Landasan Ulin Selatan
Liang Anggang
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
30
Selain sarana dan prasarana sekolah yang mendukung kegiatan pendidikan, maka untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar agar berjalan dengan baik maka diperlukan guru dan murid. Seiring dengan meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pendidikan, jumlah guru yang tercatat di Kota Banjarbaru juga mengalami peningkatan dalam kurun tahun 2012-2014 sebagaimana yang terlihat dari table 4.3a – 4.3c di bawah ini. Dari semua jenjang pendidikan, jumlah guru meningkat cukup pesat dari 3.801 orang menjadi 5.267 orang. Sedangkan jumlah murid meningkat dari 49.896 orang menjadi 56.859 orang.
Tabel 4.3a Jumlah Guru dan Murid Negeri dan Swasta Dirinci Per Tingkat Pendidikan Tahun 2012
Sekolah
Tingkat Pendidikan N (1)
S
(2)
1. TK
(3)
Guru Sekolah
Murid Sekolah
N
N
S
(4)
(5)
S
(6)
(7)
4
86
50
518
284
5.747
2. SD/MIN
68
17
1.157
295
20.839
3.981
3. SLTP/MTS
14
12
532
243
6.829
3.146
4. SMU/MA
5
12
221
285
2.688
2.071
5. SMK
4
10
242
258
2.230
2.081
95
137
2.202
1.599
32.870
17.026
Jumlah
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Catatan : N=Negeri S=Swasta
Tabel 4.3b Jumlah Guru dan Murid Negeri dan Swasta Dirinci per Tingkat Pendidikan Tahun 2013
Tingkat Pendidikan (1) 1. TK
Guru Sekolah
Murid Sekolah
N
S
N
S
N
S
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2
86
41
621
247
4.693
2. SD/MIN
63
15
1.146
349
21.665
4.557
3. SLTP/MTS
14
17
486
302
7.257
3.990
4. SMU/MA
5
12
218
257
2.609
2.090
5. SMK
5
12
227
236
1.927
1.902
89
142
2.118
1.765
33.705
17.232
Jumlah
Sekolah
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Catatan : N=Negeri S=Swasta
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
31
Tabel 4.3c Jumlah Guru dan Murid Negeri dan Swasta Dirinci per Tingkat Pendidikan Tahun 2014 Tingkat Pendidikan (1)
Sekolah S
N
S
N
S
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
6
126
56
1.133
326
7.319
2. SD/MIN
67
22
1.481
363
23.344
5.124
3. SLTP/MTS
14
19
636
379
7.756
4.078
4. SMU/MA
5
12
304
252
2.948
1.855
5. SMK
5
10
363
300
2.682
1.427
97
189
2.840
2.427
37.056
19.803
Jumlah
Murid Sekolah
N
1. TK
Guru Sekolah
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Catatan : N=Negeri S=Swasta
Selain jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah di Kota Banjarbaru juga banyak terdapat Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta sebagaimana yang tersaji dalam table 4.4 di bawah ini. Jumlah perguruan tinggi negeri di Kota Banjarbaru pada tahun 2014 sebanyak 2 buah yang terdiri dari 7 fakultas dan 6 jurusan, sedangkan jumlah perguruan tinggi swasta sebanyak 9 perguruan tinggi. Tabel 4.4 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Yang Terdapat Di Kota Banjarbaru Tahun 2014
No
Status
(1) 1
Universitas/Fakultas
(2) Negeri
(3) 1
Universitas Lambung Mangkurat - Fakultas Kedokteran - Fakultas Perikanan - Fakultas Pertanian - Fakultas Kehutanan - Fakultas Teknik - FKIP ( Jurusan Olah Raga & DII PGSD) - Fakultas MIPA
2
Politeknik Kesehatan Banjarmasin - Jurusan Keperawatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru - Jurusan Analisis Kesehatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Gigi Banjarbaru - Jurusan Kebidanan - Jurusan Gizi
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
32
2
Swasta
1
Universitas Ahmad Yani (UVAYA) Banjarmasin
2
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin
3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
4
Akademi Teknik Pembangunan Nasional (ATPN) Banjarbaru
5
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
6
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Falah Banjarbaru
7
Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Cahaya Bangsa Bjm
8
Akademi Kebidanan (Akbid) Banjarbaru
9
Akbid Banua Bina Husada Banjarbaru
Sumber : BPS Kota Banjarbaru
Sarana penunjang lain dalam proses pendidikan yaitu tersedianya perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah daerah. Perpustakaan ini merupakan wahana bagi masyarakat umum maupun pelajar dan mahasiswa untuk memperoleh bahan bacaan yang bermutu. Selain itu, sebagai tempat menimba ilmu dan tambahan pengetahuan dan pelajaran diluar pendidikan formal. Pada tabel 4.5 berikut disajikan data mengenai jumlah pengunjung dan anggota perpustakaan daerah di Kota Banjarbaru setiap tahun dari tahun 2012-2014.
Tabel 4.5 Jumlah Pengunjung dan Anggota Perpustakaan Daerah Setiap Tahun, Tahun 2012 - 2014
Tahun
Pengunjung
Anggota
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
2012
26.140
1.471
27.611
2013
22.618
1.282
23.900
2014
22.258
1.631
23.889
Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru
Berdasarkan tabel diatas, jumlah pengunjung dan anggota perpusatkaan dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari 27.611 orang menjadi 23.889 orang. Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan penurunan ini, antara lain tersedianya armada perpustakaan keliling dan mudahnya mengakses perpustakaan digital pada media internet.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
33
4.2 Angka Partisipasi Sekolah Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka diharapkan tingkat partisipasi pendidikan masyarakat selalu meningkat. Salah satu indikator yang dapat mengukur tentang partisipasi sekolah adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
APS adalah menggambarkan proporsi penduduk kelompok umur sekolah yang
masih bersekolah, sementara APK merupakan perbandingan antara penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu tanpa memperhatikan usianya dengan jumlah penduduk pada usia jenjang pendidikan masing-masing. Sedangkan APM menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Perkembangan capaian APS, APK, dan APM untuk seluruh jenjang usia pendidikan dalam kurun Tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel 4.6. Perkembangan APS di Kota Banjarbaru dalam kurun tahun 2012 – 2014 khusus untuk pendidikan sekolah dasar cukup menjadikan perhatian yang serius dari semua pihak, dimana sebelumnya pada tahun 2012 dan 2013, anak usia 7-12 tahun telah bersekolah semua dengan capaian APS 100%, namun pada 2014 terjadi penurunan dimana ada anak yang tidak bersekolah dengan capaian APS 99,09%. Hal yang sama terjadi pada anak usia 13-15 tahun, dimana capaian APS turun dari 98,10% pada tahun 2012 menjadi 97,62% pada tahun 2014. Namun demikian, ada sisi yang cukup menggembirakan bahwa untuk anak usia 16-18 tahun capaian APS mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 70,32% pada tahun 2012 menjadi 85,33% pada tahun 2014. Hal ini menunjukan kesadaran yang cukup baik dari para orang tua untuk memberikan bekal pendidikan setinggi mungkin kepada anak-anak mereka.
Kalau mencermati angka APK Kota Banjarbaru dalam kurun tahun 2012-2014 untuk
anak usia SD (7-12 tahun) terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana capaian APK sebesar 102,06 pada tahun 2012 meningkat menjadi 112,81 pada tahun 2014. Angka ini diperoleh dengan mempersentasekan jumlah murid SD terhadap jumlah penduduk berumur 7-12 tahun. APK SD masih berada di atas 100 ini mengindikasikan bahwa ada anak yang berusia diluar dari usia pendidikan SD (7-12 tahun), yang masih mengenyam
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
34
pendidikan SD, yaitu anak yang berusia kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun masih bersekolah dijenjang SD. Jika dibandingkan dengan APS terlihat bahwa APK di Kota Banjarbaru pada jenjang pendidikan SD ternyata lebih tinggi dibanding APS, hal ini mengindikasikan bahwa ada penduduk luar daerah kota Banjarbaru yang bersekolah di Banjarbaru. Untuk anak usia 13-15 tahun, capaian APK mengalami penurunan dari 94,55% pada tahun 2012 turun menjadi 87,81%, demikian juga untuk capaian APK anak usia 1618 tahun yang mengalami penurunan dari 90,23% pada tahun 2012 turun menjadi 77,83 pada tahun 2014. Hal ini salah satunya menunjukkan bahwa ada anak usia SMP dan SMU yang melanjutkan pendidikannya diluar Kota Banjarbaru.
Tabel 4.6 Angka Partisipasi Sekolah (APS),Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Banjarbaru Tahun 2012-2014 TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2013
Tingkat Pendidikan
APS
APK
APM
APS
APK
APM
APS
APK
APM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
SD (7-12)
100,00 102,06
92,21
100,00 111,85 99,38
99,09 112,81 99,09
SMP (13-15)
98,10
94,55
70,67
96,81
84,79 75,62
97,62
87,81 76,93
SMU (16-18)
70,32
90,23
59,04
77,46
77,77 62,31
85,33
77,83 65,32
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru
APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian dibidang pendidikan. APM adalah mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun. Dilihat pada Tabel 4.5 diatas capaian angka APM Kota Banjarbaru tahun 2013 untuk tingkat SD mengalami peningkatan dari 92,21 pada tahun 2012 menjadi 99,09 pada tahun 2014. Demikian juga untuk tingkat SMP dan SMU, dimana capaian angka APM pada tahun 2012 sebesar 70,67 dan 59,04 meningkat menjadi 76,93 dan 65,32 pada tahun 2014.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
35
BAB V PROFIL KESEHATAN Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya dari seluruh komponen bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah. 5.1 Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Pembangunan kesehatan mutlak menjadi perhatian pemerintah utamanya berupa pemenuhan sarana dan prasarana serta akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Selain itu, tidak kalah pentingnya pembangunan SDM kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan. SDM kesehatan adalah komponen kunci untuk menggerakkan pembangunan kesehatan. SDM Kesehatan berperan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan. Dalam rentang waktu tahun 2012 – 2014 jumlah fasilitas kesehatan pada tiap Kecamatan dapat dilihat sebagaimana disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2012-2014 Kecamatan
Rumah Sakit
Puskesmas T.T
(1)
(2)
(3)
1. Landasan Ulin
2
-
2. Liang Anggang
0
-
3. Cempaka
0
1
4. Banjarbaru Utara
4
-
5. Banjarbaru Selatan
0
-
Jumlah
6
1
Puskesmas Non T.T
Puskesmas Pembantu
Polindes
Puskesdes
Posyandu
(4)
(5)
(6)
(7)
4
-
3
38
2
1
4
28
4
3
4
28
2
1
2
33
2
-
2
28
14
5
15
155
1 2 2 2 7
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
36
Dari tabel 5.1 bisa dilihat bahwa fasilitas kesehatan yang ada di Kota Banjarbaru adalah 203 buah yang terdiri dari rumah sakit, puskesmas TT, puskesmas non TT, puskesmas pembantu, polindes, puskesdes, posyandu. Di Kota Banjarbaru terdapat 6 (enam) buah rumah sakit yaitu RSUD Banjarbaru, RS TNI AU Landasan Ulin, RS TK IV TNI AD Guntung Payung, RS Mawar, RSIA Mutia, dan RSIA Lembayung Husada. Selain itu terdapat puskesmas TT dan non TT sebanyak 8 buah yang tersebar di semua kecamatan, kecuali Kecamatan Cempaka. Untuk Puskesmas Pembantu tersebar sebanyak 14 buah, Polindes sebanyak 5 buah, Puskesdes 15 buah, dan Posyandu sebanyak 155 buah. Sedangkan jumlah dokter yang ada seluruh unit kesehatan di Kota Banjarbaru dari tahun 2012 – 2014 selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah dokter sebanyak 131 orang, yang terdiri dari 46 orang dokter spesialis, 67 orang dokter umum, dan 19 orang dokter gigi. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah dokter meningkat menjadi 139 orang, yang terdiri dari 47 orang dokter spesialis, 73 orang dokter umum, dan 19 orang dokter gigi.
Tabel 5.2 Jumlah Dokter Menurut Unit Kesehatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2012-2014
TAHUN 2012 Unit Kesehatan
TAHUN 2013
TAHUN 2014
DS
DU
DG
JML
DS
DU
DG
JML
DS
DU
DG
JML
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
1. Puskes Banjarbaru Kota
0
6
2
8
0
7
1
8
0
6
2
8
2. Puskes Sei Besar
0
5
1
6
0
6
1
7
0
6
1
7
3. Puskes Cempaka
0
4
1
5
0
4
1
5
0
3
1
4
4. Puskes Landasan Ulin
0
5
2
7
0
5
2
7
0
4
2
6
5. Puskes Guntung Payung
0
5
2
7
0
5
2
7
0
5
2
7
6. Puskes Banjarbaru Utara
0
4
2
6
0
5
2
7
0
5
2
7
7. Puskes Liang Anggang
0
4
2
6
0
3
2
5
0
2
2
4
8. Puskes Sungai Ulin
0
5
2
7
0
6
0
6
0
6
2
8
9. RSUD Banjarbaru
10
24
4
38
12
22
4
38
12
22
3
37
10. RS Syamsudin Noor
1
3
1
5
3
4
2
9
1
1
1
3
11. RS Mawar
26
1
0
27
*)
*)
*)
*)
*)
*)
*)
*)
12. RS Guntung Payung
0
1
0
1
1
0
1
2
5
6
1
12
13. RB Mutia
8
0
0
8
8
0
0
8
8
0
0
8
14. RSIA Lembayung Husada
-
-
-
-
21
7
0
28
21
7
0
28
45
67
19
131
45
74
18
137
47
73
19
139
(1)
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Keterangan : DS : Dokter Spesialis; DU : Dokter Umum; DG ; Dokter Gigi ; *) : data tidak tersedia
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
37
Tenaga dokter tersebut tersebar hampir merata di setiap puskesmas, sementara
pada unit rumah sakit selain dokter, terdapat tenaga kesehatan non dokter yang tersebar di seluruh unit kesehatan yang ada di Kota Banjarbaru terutama di Puskesmas. Pada tabel 5.3a – 5.3c berikut ini disajikan data-data jumlah tenaga kesehatan non dokter pada tiap Puskesmas antara tahun 2012 – 2014. Tabel 5.3a Jumlah Tenaga Kesehatan Non Dokter Menurut Puskesmas Di Kota Banjarbaru Tahun 2012
Tenaga Kesehatan
Landasan Ulin
Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru Kota
Sungai Besar
Guntung Payung
Sungai Ulin
Puskesmas Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1. Medis
7
6
5
6
8
6
7
7
52
24
26
31
19
29
24
32
22
207
3. Farmasi
4
5
4
3
4
5
3
4
32
4. Gizi
4
2
3
3
4
3
3
3
25
5. Teknisi Medis
2
2
2
2
2
2
3
4
19
6. Sanitasi
2
2
4
3
4
1
4
2
22
7. Kesehatan Masyarakat
1
2
2
0
4
3
2
1
15
Jumlah
44
45
51
36
55
44
54
43
372
2. Perawat & Bidan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Tabel 5.3b Jumlah Tenaga Kesehatan Non Dokter Menurut Puskesmas Di Kota Banjarbaru Tahun 2013
Tenaga Kesehatan
Landasan Ulin
Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru
Sungai Besar
Guntung Payung
Sungai Ulin
Puskesmas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1. Medis
Jumlah
(10)
7
5
5
7
8
7
7
8
54
37
26
28
24
33
25
30
24
227
3. Farmasi
4
4
3
3
3
4
3
3
27
4. Gizi
3
3
3
3
3
2
3
3
23
5. Teknisi Medis
2
2
2
2
2
2
3
2
17
6. Sanitasi
2
1
4
3
4
3
4
2
23
7. Kesehatan Masyarakat
-
-
-
1
1
-
-
-
2
Jumlah
55
41
45
43
54
43
50
42
373
2. Perawat dan Bidan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
38
Tabel 5.3c Jumlah Tenaga Kesehatan Non Dokter Menurut Puskesmas Di Kota Banjarbaru Tahun 2014
Tenaga Kesehatan
Landasan Ulin
Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru
Sungai Besar
Guntung Payung
Sungai Ulin
Puskesmas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1. Medis
Jumlah
(10)
7
5
5
7
8
7
7
8
54
25
28
26
27
29
24
29
36
224
3. Farmasi
4
4
3
3
4
4
3
3
28
4. Gizi
4
1
3
1
3
2
2
3
19
5. Teknisi Medis
2
2
2
2
2
2
3
2
17
6. Sanitasi
2
1
4
3
5
4
4
2
25
1
1
3
49
55
370
2. Perawat dan Bidan
7. Kesehatan Masyarakat Jumlah
1 44
42
43
43
51
43
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Tenaga kesehatan non dokter antara lain terdiri dari tenaga medis, perawat dan bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan masyarakat yang tersebar di tiap Puskesmas di Kota Banjarbaru. Berdasarkan data tabel 5.3a – 5.3c diatas, secara umum disampaikan bahwa jumlah tenaga kesehatan non dokter ini tersebar hampir merata pada tiap Puskesmas. Jika dilihat dari jumlah keseluruhan pertahun, jumlah tenaga kesehatan non dokter dari tahun 2012-2014 relatif stabil dan hanya sedikit mengalami perubahan dari 372 orang pada tahun 2012, meningkat menjadi 373 orang pada tahun 2013, dan turun menjadi 370 orang pada tahun 2014. 5.3 Jumlah Persalinan, Kematian Bayi dan Maternal Jumlah ibu bersalin yang tercatat di Puskesmas di Kota Banjarbaru selama tahun 2012 - 2014 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal yang menggembirakan adalah bahwa prosentase antara persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dengan jumlah ibu bersalin yang tercatat di Puskesmas mengalami peningkatan yang signifikan bahkan pada tahun 2014 mencapai lebih dari 100%. Hal ini berdampak pada angka kematian bayi yang selalu turun dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2012 terjadi 40 kasus kematian bayi, pada tahun 2013 turun menjadi 34 kasus, dan pada tahun 2014 kembali
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
39
mengalami penurunan menjadi 27 kasus. Untuk mengetahui perkembangan jumlah ibu bersalin, persalinan oleh tenaga kesehatan, dan kematian bayi yang tercatat pada setiap Puskesmas Kota Banjarbaru dari tahun 2012 – 2014, dapat dilihat sebagaimana disajikan pada tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Jumlah Ibu Bersalin, Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan Kematian Bayi yang Tercatat di Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2012-2014
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Puskesmas
(1)
Ibu Bersalin
PTK
KB
Ibu Bersalin
PTK
KB
Ibu Bersalin
PTK
KB
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1. Landasan Ulin
521
524
2
570
564
1
591
569
4
2. Guntung Payung
369
256
3
346
346
3
415
330
0
3. Cempaka
594
574
5
599
579
3
307
516
3
4. Sungai Besar
472
487
4
541
541
6
537
505
6
1.080
1.076
14
1.144
1.140
7
1.221
1.211
4
6. Banjarbaru Utara
566
561
7
633
633
5
641
581
3
7. Liang Anggang
337
340
3
307
307
3
287
306
3
8. Sungai Ulin
319
331
2
388
388
6
375
364
4
4.258
4.149
40
4.528
4.498
34
4.374
4.382
27
5. Banjarbaru Selatan
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Sedangkan jumlah bayi lahir hidup yang terjadi di Kota Banjarbaru selama tahun
2012 - 2014 terus mengalami peningkatan dari 4.020 bayi lahir hidup pada tahun 2012, meningkat menjadi 4.508 bayi lahir hidup pada tahun 2013, dan meningkat menjadi 4.646 bayi lahir hidup pada tahun 2014. Sementara untuk bayi lahir mati sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2013, dimana bayi lahir mati sebanyak 19 kasus pada tahun 2012, turun manjadi 7 kasus di tahun 2013, namun bayi lahir mati kembali meningkat menjadi 9 kasus pada tahun 2014. Perkembangan jumlah bayi lahir hidup dan bayi lahir mati per Kecamatan dari tahun 2012 – 2014, dapat dilihat sebagaimana disajikan pada tabel 5.5 berikut ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
40
Tabel 5.5 Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Bayi Lahir Mati Dirinci Per Kecamatan di Kota Banjarbaru Tahun 2012-2014
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Kecamatan Bayi Lahir Hidup
Bayi Lahir Mati
Bayi Lahir Hidup
Bayi Lahir Mati
Bayi Lahir Hidup
Bayi Lahir Mati
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1) 1. Landasan Ulin
1.022
5
1.134
-
1.726
2
2. Liang Anggang
796
4
837
3
309
0
3. Cempaka
584
4
594
3
516
5
4. Banjarbaru Utara
857
2
1.024
-
1.199
1
5. Banjarbaru Selatan
761
4
919
1
896
1
4.020
19
4.508
7
4.646
9
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Untuk Kematian Maternal yang terjadi sepanjang tahun 2012-2014 dapat dilihat
sebagaimana yang tersaji pada tabel 5.6 di bawah ini. Pada tahun 2012 dari persalinan sebanyak 4.520 orang terjadi 6 kasus kematian maternal, hal yang kurang lebih sama terjadi pada tahun 2013 dimana dari 4.528 orang persalinan terjadi 6 kasus kematian maternal, sedangkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan kematian maternal dari persalinan 4.374 orang terjadi 8 kasus kematian maternal.
Tabel 5.6 Jumlah Persalinan dan Kematian Maternal Dirinci per Kecamatan di Kota Banjarbaru Tahun 2012 - 2014 Tahun 2012 Kecamatan
Tahun 2013
Tahun 2014
Persalinan
Kematian Maternal
Persalinan
Kematian Maternal
Persalinan
Kematian Maternal
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.569
3
1.457
2
1.758
1
2. Liang Anggang
678
0
307
1
287
2
3. Cempaka
588
1
599
1
307
2
4. Banjarbaru Utara
895
2
1.021
1
1.016
0
5. Banjarbaru Selatan
790
0
1.144
1
1.006
3
4.520
6
4.528
6
4.374
8
(1) 1. Landasan Ulin
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
41
5.4 Imunisasi
Pada tahun 2014, Jumlah target program imunisasi pada bayi untuk semua jenis
vaksinasi adalah 4.196 bayi dengan capaian yang berbeda-beda untuk setiap jenis vaksinasi. Pencapaian tertinggi adalah pada imunisasi jenis vaksinasi BCG yang mencapai 98,45 persen disusul kemudian vaksinasi Polio 1 yang mencapai 98,05 persen. Sedangkan untuk jenis vaksinasi yang lain rata-rata realisasinya sudah mencapai diatas 90 persen. Selengkapnya data hasil pencapaian program imunisasi pada bayi dari tahun 2012-2014 dapat di cermati pada Tabel 5.7 di bawah ini.
Tabel 5.7 Hasil Pencapaian Program Imunisasi Pada Bayi Dirinci per Jenis Vaksinasi di Kota Banjarbaru Tahun 2012
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Jenis Vaksinasi Target
Realisasi
%
Target
Realisasi
%
Target
Realisasi
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
01. BCG
3 985
3 842
96,41
3 985
3.874
97,21
4.196
4.131
98,45
02. DPT-HB1
3 985
3 777
94,78
3 985
3.812
95,66
4.156
4.029
96,94
03. DPT-HB2
3 985
3 690
92,60
3 985
3.723
93,42
4.156
3.946
94,95
04. DPT-HB3
3 985
3 623
90,92
3 985
3.699
92,82
4.156
3.861
92,90
05. Polio 1
3 985
3 867
97,04
3 985
3.892
97,66
4.196
4.114
98,05
06. Polio 2
3 985
3 791
95,13
3 985
3.887
97,54
4.156
4.047
97,38
07 . Polio 3
3 985
3 715
93,22
3 985
3.791
95,13
4.156
3.933
94,63
08. Polio 4
3 985
3 642
91,39
3 985
3.702
95,28
4.156
3.862
92,93
09. Hepatitis B
3 985
3 509
88,06
3 985
3.694
92,70
4.196
4.015
95,69
10. Campak
3 985
3 609
90,56
3 985
3.725
93,48
4.156
3.892
93,65
(1)
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
42
BAB VI KESEJAHTERAAN SOSIAL Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Atau dengan kata lain kesejahteraan sosial merupakan keadaan dimana seseorang merasa nyaman, tentram, bahagia, serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat. 6.1 Pentahapan Keluarga Sejahtera BKKBN Salah satu indikator keberhasilan pembangunan baik ekonomi maupun sosial di suatu wilayah adalah meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. BKKBN mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat melalui pentahapan keluarga sejahtera yang dilaksanakan setiap tahun melalui pendataan keluarga. Yang dimaksud keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Beberapa istilah yang digunakan dalam pentahapan keluarga sejahtera ini adalah : 1. Prasejahtera Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan, dan KB. 2. Sejahtera I Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
43
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. 3. Sejahtera II Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. 4. Sejahtera III Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. 5. Sejahtera III plus Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur serta berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Untuk mengetahui perkembangan selengkapnya mengenai data pentahapan keluarga sejahtera per Kecamatan di Kota Banjarbaru dari tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel 6.1a – 6.1c di bawah ini. Tabel 6.1a Jumlah Keluarga Menurut Pentahapan Keluarga Sejahtera Dirinci Perkecamatan di Kota Banjarbaru Tahun 2012 Kecamatan
KPS
KS I
KS II
KS III
KS III+
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Landasan Ulin
192
601
1.819
9.463
1.376
13.451
2. Liang Anggang
801
1.346
4.228
2.663
269
9.307
3. Cempaka
458
1.380
2.835
3.459
82
8.214
-
500
3.233
5.933
1.230
10.896
54
1.281
1.623
6.725
1.050
10.733
1.505
5.108
13.738
28.243
4.007
52.601
4. Banjarbaru Utara 5. Banjarbaru Selatan Jumlah
Sumber : BPMP dan KB Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
44
Tabel 6.1b Jumlah Keluarga Menurut Pentahapan Keluarga Sejahtera Dirinci Perkecamatan di Kota Banjarbaru Tahun 2013 Kecamatan
KPS
KS I
KS II
KS III
KS III+
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Landasan Ulin
192
706
2.607
9.221
1.441
14.167
2. Liang Anggang
201
627
880
3.288
288
4.884
3. Cempaka
331
1.334
1.566
4.851
257
8.339
-
504
2.926
6.229
1.350
11.009
68
1.268
1.671
6.868
1.038
10.913
792
4.439
9.650
30.457
4.374
49.312
4. Banjarbaru Utara 5. Banjarbaru Selatan Jumlah
Sumber : BPMP dan KB Kota Banjarbaru
Tabel 6.1c Jumlah Keluarga Menurut Pentahapan Keluarga Sejahtera Dirinci Perkecamatan di Kota Banjarbaru Tahun 2014 Kecamatan
KPS
KS I
KS II
KS III
KS III+
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Landasan Ulin
63
1.247
1.683
6.914
1.058
10.965
2. Liang Anggang
0
483
3.039
6.246
1.303
11.071
3. Cempaka
327
1.346
1.592
4.849
257
8.371
4. Banjarbaru Utara
183
762
2.650
9.243
1.447
14.285
5. Banjarbaru Selatan
801
1.346
4.228
2.663
269
9.307
1.374
5.184
13.192
29.915
4.334
53.999
Jumlah
Sumber : BPMP dan KB Kota Banjarbaru
6.2 Rumah Tangga Sasaran Indikator lain yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat adalah rumah tangga sasaran yang menerima bantuan sosial yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) seperti jumlah penerima Beras Miskin (Raskin), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Data ini diperoleh melalui kegiatan Pendataan Program Layanan Sosial (PPLS) baik tahun 2008 maupun tahun 2011. Jumlah rumah tangga sasaran (RTS) dapat dilihat pada Tabel 6.2 di bawah ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
45
Tabel 6.2 Jumlah Rumah Tangga Sasaran PPLS 2008, 2011, Penerima Raskin, Jamkesmas dan BLSM Dirinci Perkelurahan di Kota Banjarbaru Tahun 2014 JUMLAH RUMAH TANGGA SASARAN KECAMATAN/KELURAHAN PPLS 08
PPLS 11
RASKIN
JAM KESMAS
BLSM
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.318
2.960
1.602
1.696
1.515
1. Landasan Ulin Timur
429
992
481
505
457
2. Guntung Payung
144
427
270
279
249
3. Syamsudin Noor
260
661
340
361
323
4. Guntung Manggis
485
880
511
551
486
LIANG ANGGANG
972
1.892
1.207
1.279
1.122
1. Landasan Ulin Tengah
251
555
329
353
312
2. Landasan Ulin Utara
290
639
418
443
367
3. Landasan Ulin Barat
205
298
145
153
138
4. Landasan Ulin Selatan
226
400
315
330
305
CEMPAKA
993
2.868
2.360
2.448
2.274
1. Palam
144
359
274
289
260
2. Bangkal
146
533
476
488
462
3. Sungai Tiung
341
965
814
841
793
4. Cempaka
362
1.011
796
830
759
BANJARBARU UTARA
640
1.005
597
628
565
1. Loktabat Utara
226
478
269
282
256
2. Mentaos
208
193
125
128
119
33
44
16
18
15
4. Sungai Ulin
173
290
187
200
175
BANJARBARU SELATAN
718
1.254
742
794
710
1. Loktabat Selatan
116
215
127
136
124
2. Kemuning
184
273
153
163
145
3. Guntung Paikat
117
313
197
207
188
4. Sungai Besar
301
453
265
288
253
4.641
9.979
6.508
6.845
6.186
(1) I.
II.
III.
IV.
LANDASAN ULIN
3. Komet
V.
TOTAL Sumber : BPS dan TNP2K
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
46
Hasil PPLS tahun 2008 didapatkan sejumlah 4.461 rumah tangga sasaran. Jumlah inilah yang kemudian menjadi rumah tangga penerima bantuan Raskin, Jamkermas dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada saat itu. Namun pada PPLS 2011 BPS hanya menyiapkan database RTS dan diperoleh 9.979 rumah tangga sasaran. Data ini dikirim ke TNP2K kemudian TNP2K melakukan perangkingan sehingga didapatkan data penerima Raskin ada 6.508 rumah tangga, Jamkesmas ada 6.845 rumah tangga dan BLSM ada 6.168 rumah tangga. Seharusnya data PPLS dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali, namun pada tahun 2014 pelaksanaan PPLS ditunda pada tahun 2015.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
47
BAB VII KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan
fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atau hilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Keanekaragaman budaya merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Di samping itu, keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap eksistensinya. Hal ini perlu dicermati karena warisan budaya dan nilai-nilai tradisional tersebut mengandung banyak kearifan lokal yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini, dan seharusnya dilestarikan, diadaptasi atau bahkan dikembangkan lebih jauh. 7.1 Organisasi Kesenian Salah satu cara untuk melestarikan budaya yang diwariskan oleh pendahulu adalah melalui pembentukan dan aktifitas berbagai organisasi kesenian yang ada di daerah. Jenis kesenian yang berkembang di Kota Banjarbaru antara lain tari, teater, musik, hingga wayang kulit. Data mengenai organisasi kesenian dan jenis kesenian selengkapnya dapat dilihat Tabel 7.1 di bawah ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
48
Tabel 7.1 Organisasi Kesenian, Jenis Kesenian dan Alamatnya Yang Ada di Kota Banjarbaru Tahun 2014 No
Nama Organisasi
Jenis Kesenian
Alamat
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Repelita/Zonata
Orkes dangdut
Jl. Bina Putra Gt. Payung
2.
Sanggar Baras Kuning
Tari dan Teater
Komp Mustika Griya II No. 09
3.
Sanggar Karisma
Paduan S.&Tari
Jl.Sidorejo RT 12 No.02 Gt Payung
4.
Nan Saruna
Tari
Jl. Teratai III Guntung Payung
5.
Reog Ponorogo
Reog Ponorogo
Jl A. Yani Km 22
6.
Group Mayang Maurai
Musik Panting
Jl.Golf Landasan Ulin Utara
7.
Ruhama Group
Rebana
Jl.A.Yani Km. 19 L.U. Barat
8.
Bernuansa Islam
Haderah
Jl A Yani Km 17
9.
Nurul Iman
Rebana/ Melayu
Paramuan RT 28 LU. Tengah
10.
Omeka
Orkes Melayu
Jl A Yani Km 19,5
11.
Sgr. Kambang Rampai
Tari dan Teater
Jl Golf Liang Anggang
12.
Sri Kandi Group
Kuda Gepang
Pembataan Landasan Ulin Selatan
13.
Almu’awanah
Maulid Habsyi
Kel.Cempaka Rt. 15
14.
Aneka Group
Qasidah Modern
Jl. Mistar .Cokrokosumo 26
15.
Al Aman
Sinoman Haderah
Kel.Bangkal RT.8
16.
Nurul Hikmah
Rebana
Kel. Palam Rt. 2
17.
Arraudah
Maulid Habsyi
Kel. Cempaka
18.
Al Khairiyah
Rebana Maulid
Kel. Cempaka
19.
Asyafa’ah
Maulid Habsyi
Kel. Cempaka
20.
Sinar Muda
Rebana
Jl.Transmigrasi No.12
21.
Muhajirin
Maulid Habsyi
Kelurahan Palam RT 02
22.
Nanang Galuh Idaman
Musik Panting
Jl. P. Suriansyah
23.
Galuh Marikit
Tari
Jl. Pramuka No 16 Banjarbaru
24.
Balahindang Dance
Tari
Jl. Pramuka No 16 Banjarbaru
25.
Kesenian Sunda
Tari
Banjarbaru
26.
Sumber Indah
Keroncong
Komp. Sumber Indah No 53
27.
Ganda Perwangi
Sanggar Seni
Jl Barjad Pondok Satria Jaya No 19
28.
Olsa Musik Studio
Seni Musik
Jl Sukarelawan Permai
29.
Pelangi Entertainment
Seni Musik
Jl Balitan 3 Kendedes E/1
30.
Sgr. Rampak Banua
Tari & Panting
Jl. Panglima Batur No. 08 Bjb
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
49
31.
Sanggar Pringgodani
Panting &Tari
Jl. Al Japeri Gt. Lua
32.
Teater Banua Idaman
Mamanda
Jl. Delima No. 16
33.
Raudah
Rebana
Jl. Surabaya No 28 Loktabat
34.
Jaka Laras
Wayang Kulit
Jl. Sidodadi
35.
Mandala
Campur Sari
Komp.Beringin No.67
36.
Bodoyo Manunggal
Campur Sari
Jl Kelapa Sawit
37.
Eka Sari Putro
Kuda Lumping
Jl Intan Sari II No 20
38.
Marga Laras
Seni budaya
Sidodadi Loktabat
39.
Sanggar Baimbai
Teater, Seni, Tari
Fak.Teknik Unlam
40.
Al Ikhlas
Nasid
Jl Al Jafri
41.
Godong Kelor
Teater, Sastra
Banjarbaru
42.
Sgr. Kambang Mayang
Tari Banjar
Jl Unlam III no 68
43.
Paras Kemuning
Musik Panting
Jl. Semeru Kompl. Wirapratama 2/D
44.
Miftahul Khoiriah
Maulid Habsyi
Jl. Puskesmas Loktabat Selatan
45.
Putra Pandu
Musik Panting
Jl. Hidayah RT 02 RW 05 Gt. Paikat
46.
Maha Daruna
Musik Panting
Jl. Manggis Ujung Guntung Paikat
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
7.2 Obyek Wisata dan Peninggalan Sejarah Di Kota Banjarbaru juga terdapat beberapa tempat dan benda-benda bersejarah serta obyek wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan/peziarah lokal maupun dari daerah lain di Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis tempat wisata atau obyek bersejarah antara lain museum, monumen, makam pahlawan, taman bermain, danau wisata, tempat olah raga seperti kolam renang dan lapangan golf, serta agrowisata. Nama tempat bersejarah dan obyek wisata di Kota Banjarbaru selengkapnya dapat dilihat pada tabel 7.2.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
50
Tabel 7.2 Tempat Bersejarah, Tempat Ziarah dan Obyek Wisata Yang Ada di Kota Banjarbaru Tahun 2014 No.
Nama Tempat Bersejarah / Obyek Wisata
Alamat
(1)
(2)
(3)
1.
Museum Lambung Mangkurat
Jln. A. Yani Km 36
2.
Museum Permata
Kec. Landasan Ulin
3.
Museum Lahan Rawa
Kec. Landasan Ulin
4.
Monumen Trisakti
Kec. Cempaka
5.
Tugu Selamat Datang
Kec. Landasan Ulin
6.
Tugu Adipura
Jln. A. Yani Km 34
7.
Tugu Simpang Empat
Jln. A. Yani Km 36
8.
Makam Pahlawan Kencana
Jln. A. Yani Km 25
9.
Makam Syuhada Haji
Jln. A. Yani Km 25
10.
Makam H. Hasan Basri
Jln. A. Yani Km 25
11.
Makam Ratu Syarifah
Kec. Cempaka
12.
Pendulangan Intan Cempaka
Kec. Cempaka
13.
Pendulangan Intan Pumpung
Kec. Cempaka
14.
Taman Van der Pijl
Jln. A. Yani Km 34
15.
Taman Air Mancur
Jln. A. Yani Km 35
16.
Taman Bermain Idaman
Jln. A. Yani Km 34
17.
Taman Chandra Kirana
Kec. Landasan Ulin
18.
Taman Simpang Empat / Eks Waterfall
Jln. A. Yani Km 36
19.
Mustika Dunia Fantasi
Kec. Liang Anggang
20.
Danau Wisata Kota Citra
Kec. Liang Anggang
21.
Danau Seran
Kec. Landasan Ulin
22.
Lapangan Murjani
Jln. A. Yani Km 34
23.
Kolam Renang Idaman
Jln. A. Yani Km 34
24.
Lapangan Golf Swarga Loka
Kec. Landasan Ulin
25.
Warung Minggu Raya
Jln. A. Yani Km 36
26.
Lesehan Bina Wisata
Jln. Mentaos
27.
Parahiyangan Resto
Kec. Landasan Ulin
28.
Sirkuit Cempaka
Kec. Cempaka
29.
Sirkuit Chandra Kirana
Kec. Landasan Ulin
30.
Hutan Pinus
Jln. Mentaos
31.
Agrowisata Kebun Durian
Guntung Manggis
32.
Bundaran Simpang Empat
Jln. A. Yani Km 37
33.
Stadion Mini Gawi Sabarataan
Jln. Dr. Murjani
34.
Bekantan Park
Kec. Landasan Ulin
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata,Pemuda dan Olah Raga
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
51
Salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan adalah Museum Lambung Mangkurat, dimana ditempat ini banyak disimpan benda-benda bersejarah pada jaman dahulu. Jumlah kunjungan wisata ke Museum Lambung Mangkurat cukup banyak setiap tahunnya karena tempat ini juga merupakan ikon wisata Kalimantan Selatan yang kebetulan berada di Kota Banjarbaru. Untuk jumlah pengunjung Museum Lambung Mangkurat dalam rantang waktu tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada Tabel 7.3 berikut ini. Tabel 7.3 Jumlah Pengunjung Museum Lambung Mangkurat Setiap Tahun, Tahun 2012-2014
Tahun
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
2012
30.201
61.213
91.414
2013
27.976
38.496
66.472
2014
31.833
43.837
75.670
Sumber : Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru
Berdasarkan tabel 7.3 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung Museum Lambung Mangkurat dari tahun 2012-2014 mengalami fluktuasi yang cukup dinamis. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan yang berkunjung cukup tinggi sebanyak 91.414 orang, namun mengalami penurunan yang cukup tajam pada tahun 2013 dimana jumlah pengunjung merosot menjadi 66.472 orang, dan pada tahun 2014 jumlah pengunjung kembali meningkat mencapai 75.670 orang.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
52
BAB VIII PROFIL KEAGAMAAN Pembangunan agama sebagai bagian integral dari pembangunan nasional merupakan pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, agama menjadi landasan moral dan etika dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan pengamalan agama secara benar diharapkan dapat mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang religius, demokratis, mandiri, berkualitas sehat jasmani-rohani, serta tercukupi kebutuhan material-spiritiual. 8.1 Tempat dan Sarana Penunjang Peribadatan Pemerintah bersama-sama masyarakat secara terus menerus berupaya untuk meningkatkan
kemudahan
umat
beragama
dalam
menjalankan
ibadahnya.
Pembangunan fasilitas peribadatan terus dilakukan baik yang dibangun oleh pemerintah maupun yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Perkembangan infrastruktur keagamaan di Kota Banjarbaru dalam rangka menunjang kegiatan peribadatan di Kota Banjarbaru sampai dengan tahun 2014 telah berdiri masjid sebanyak 79 buah dan mushalla/langgar sebanyak 236 buah bagi tempat peribadatan warga beragama Islam. Sedangkan untuk tempat peribadatan agama lain telah berdiri gereja khatolik sebanyak 2 buah, gereja protestan ada 9 buah, serta pura ada 1 buah. Data selengkapnya mengenai jumlah tempat peribadatan per kecamatan di Kota Banjarbaru dapat dilihat dari Tabel 8.1 di bawah ini. Tabel 8.1 Jumlah Tempat Peribadatan Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2014
Kecamatan
Mesjid
Mushalla/ Langgar
Gereja Khatolik
Gereja Protestan
Pura
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Landasan Ulin
16
38
1
2
-
57
2. Liang Anggang
11
55
-
-
-
66
3. Cempaka
14
39
-
-
-
53
4. Banjarbaru Utara
20
37
1
3
-
61
5. Banjarbaru Selatan
18
67
-
4
1
90
79
236
2
9
1
327
Jumlah
Sumber : Kantor Kementrian Agama Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
53
Selain tempat ibadah, keberadaan ulama dan penyuluh agama menjadi penting untuk menjadi panutan atau yang mampu membimbing umat beragama agar menjadi lebih baik dalam kehidupan beragama. Disamping itu di Kota Banjarbaru juga ada terdapat mejelis talim dan TPA/TKA sebagai wadah keagamaan dan tempat pendidikan untuk anak-anak. Sampai dengan tahun 2014, Jumlah ulama di Kota Banjarbaru sebanyak 31 orang, paling banyak di Kecamatan Landasan Ulin dan di Kecamatan Cempaka masing-masing 6 orang, sedangkan di Kecamatan Liang Anggang sebanyak 2 orang. Untuk penyuluh agama, jumlah terbanyak di Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Banjarbaru Utara sebanyak 44 orang dan paling sedikit di Kecamatan Landasan Ulin sebanyak 25 orang. Sedangkan untuk TKA/TPA jumlah terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin sebanyak 38 orang dan paling sedikit di Kecamatan Cempaka sebanyak 20 orang. Selengkapnya data mengenai jumlah ulama, penyuluh agama, dan mejelis ta’lim dapat dilihat dari tabel 8.2 di bawah ini. Tabel 8.2 Jumlah Ulama, Penyuluh Agama, Majelis Ta’lim danTPA/TKA per Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan
Ulama
Peyuluh Agama
Majelis Ta’lim
TPA/TKA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Landasan Ulin
5
26
18
38
2. Liang Anggang
12
31
9
22
3. Cempaka
6
42
10
22
4. Banjarbaru Utara
3
40
24
27
5. Banjarbaru Selatan
5
28
23
29
Jumlah
31
167
84
138
Sumber : Kantor Kementrian Agama Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
54
8.2 Jemaah Haji Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, maka setiap umat Islam selalu bercita-cita untuk dapat berziarah ke tanah suci. Jumlah yang menunaikan ibadah haji selalu meningkat setiap tahunnya seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi masyarakat. Tetapi dengan adanya pembatasan kouta haji oleh pemerintah maka menyebabkan waktu tunggu yang semakin lama untuk dapat berangkat ke tanah suci. Perkembangan jumlah jemaah haji dari Kota Banjarbaru dari tahun 2012 – 2014 berdasarkan data dari Kantor Kementrian Agama Kota Banjarbaru mengalami fluktuasi yang cukup kecil. Pada tahun 2012, jemaah haji asal Kota Banjarbaru yang berangkat ketanah suci adalah sebanyak 146 orang yang terdiri dari 68 orang laki-laki dan 78 orang perempuan. Pada tahun 2013, jumlah jemaah haji sedikit mengalami penurunan dengan jumlah sebanyak 139 orang yang terdiri dari 64 orang laki-laki dan 75 orang perempuan. Sedangkan pada tahun 2014, jumlah jemaah haji sebanyak 141 orang yang terdiri dari 65 orang laki-laki dan 76 orang perempuan. Data selengkapnya mengenai jumlah jemaah haji menurut jenis kelamin tiap Kecamatan selama rentang tahun 2012-2014, dapat dilihat sebagaimana disajikan pada tabel 8.3 dibawah ini. Tabel 8.3 Jumlah Jemaah Haji dari Kota Banjarbaru Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun 2012 - 2014 Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Kecamatan L
P
Jumlah
L
P
Jumlah
L
P
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
01. Landasan Ulin
7
9
16
8
7
15
13
14
27
02. Liang Anggang
3
3
9
1
3
4
3
5
8
03. Cempaka
20
20
40
11
12
23
10
15
25
04. Banjarbaru Utara
24
29
53
20
24
44
25
28
53
05. Banjarbaru Selatan
14
17
31
24
29
53
14
14
28
68
78
146
64
75
139
65
76
141
(1)
Jumlah
Sumber : Kantor Kementrian Agama Kota Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
55
8.3 Nikah, Cerai, Talak dan Rujuk Sepanjang rentang tahun 2012-2014, Kantor Kementrian Agama Kota Banjarbaru melalui KUA tercatat bahwa jumlah pernikahan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan, dimana pada tahun 2012 terjadi 1.472 pernikahan, terjadi penurunan pada tahun 2013 sebanyak 1.455 pernikahan, dan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 1.435 pernikahan. Jika melihat data per Kecamatan, maka jumlah pernikahan yang paling banyak terjadi setiap tahun adalah di Kecamatan Landasan Ulin, diikuti Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, Cempaka, dan terakhir Kecamatan Liang Anggang. Data selengkapnya pernikahan di Kota Banjarbaru di tiap kecamatan per tahunnya dapat dilihat pada Tabel 8.4 di bawah ini.
Tabel 8.4 Jumlah Pernikahan Dirinci Menurut Tahun dan Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2012 - 2014
Tahun
Landasan Ulin
Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru Selatan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2012
362
244
276
316
274
1.472
2013
393
202
254
300
306
1.455
2014
387
223
265
285
275
1.435
Sumber : Kantor Kementrian Agama Kota Banjarbaru
Kalau melihat data yang disajikan pada tabel diatas, terlihat bahwa peningkatan jumlah pernikahan memiliki hubungan yang searah dengan pertumbuhan penduduk pada tiap Kecamatan. Kecamatan Landasan Ulin merupakan Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk dan angka pernikahan yang paling tinggi setiap tahunnya. Rata-rata angka pernikahan di Kecamatan Landasan Ulin mencapai diatas 375 pernikahan setiap tahun, dari tahun 2012 – 2014. Secara umum jumlah pernikahan di Kota Banjarbaru dari tahun 2012 – 2014 mengalami penurunan, pada tahun 2012 terjadi 1.472 pernikahan, turun menjadi 1.455 pada tahun 2013, dan semakin turun menjadi 1.435 pernikahan di tahun 2014.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
56
Selain pernikahan, tercatat juga angka perceraian maupun talak dan berdasarkan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Kota Banjarbaru selama rentang tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 terjadi peningkatan kasus perceraian pada setiap tahunnya. Pada tahun 2012, terjadi 351 kasus perceraian, kemudian tahun 2013 terdapat 296 kasus, dan pada tahun 2014 terjadi 315 kasus perceraian. Selengkapnya data mengenai jumlah cerai, talak dan rujuk menurut tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 berdasarkan data dari Pengadilan Agama Kota Banjarbaru, dapat dilihat sebagaimana yang tersaji pda tabel 8.5 di bawah ini.
Tabel 8.5 Jumlah Cerai, Talak dan Rujuk Menurut Tahun Di Kota Banjarbaru Tahun 2012-2014
Tahun
Cerai
Talak
Rujuk
(1)
(2)
(3)
(4)
2012
251
98
0
2013
296
105
0
2014
315
102
0
Sumber : Pengadilan Agama Kota Banjarbaru.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
57
BAB IX KEAMANAN DAN KETERTIBAN LINGKUNGAN Keberhasilan menciptakan suasana keamanan dan ketertiban yang kondusif akan menjadi landasan bagi keberlangsungan pembangunan. Selain itu, kondisi keamanan yang kondusif diharapkan dapat menarik menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kota Banjarbaru. Untuk menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif diperlukan aparat penegak hukum yang baik. Selain menciptakan kondusi yang kondusif, kemampuan aparat penegak hukum dalam menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan hukum merupakan salah satu tolok ukur penting bagi pemulihan citra aparat dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Terdapat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan upaya penegakan hukum dan peningkatan ketentraman dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat secara umum antara lain : Pertama, belum optimalnya kesadaran dan pemahaman aparat dan masyarakat terhadap berbagai peraturan perundangan yang berlaku, sehingga berbagai pelanggaran yang terjadi disamping mungkin didorong oleh kesenjangan, sebagian juga diakibatkan oleh lemahnya kesadaran dan pemahaman. Kedua, keterbatasan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan urusan ketentraman dan ketertiban di daerah, sehingga kapasitas aparat Satpol PP dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban juga relatif terbatas. Ketiga, terjadinya perubahan peraturan perundangan yang berjalan dengan cepat, sehingga memerlukan kecepatan dalam adaptasi atau penyesuaian-penyesuaian. Keempat, tingginya angka pengangguran dan terbatasnya kesempatan kerja yang ada membuka peluang bagi kemungkinan tingginya potensi gangguan keamanan dan ketertiban yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Kelima, belum optimalnya sistem pemeliharaan dan partisipasi gangguan keamanan dan ketertiban yang berbasis masyarakat.
9.1 Peristiwa Kejahatan dan Tindak Pidana Berkenaan dengan kondisi makin meningkatnya angka kriminalitas, maka tantangan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan keamanan dan ketertiban adalah menurunkan angka kriminalitas agar aktivitas masyarakat dan perekonomian tidak
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
58
terganggu dan dapat berjalan dengan lancar dan wajar. Peristiwa kejahatan dan pelanggaran yang terjadi di Kota Banjarbaru dapat dilihat pada tabel 9.1 berikut ini. Tabel 9.1 Banyaknya Peristiwa Kejahatan dan Pelanggaran Yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis Kejahatan Yang Terjadi Di Kota Banjarbaru Tahun 2014 No.
Jenis Kejahatan / Pelanggaran
(1)
(2)
Tahun 2014 Dilaporkan
Diselesaikan
(3)
(4)
--
--
1.
Aborsi
2.
Anirat
3
2
3.
Aniring
15
10
4.
Bawa Lari Anak Bawah Umur
--
--
5.
Bunuh diri/gantung diri
3
3
6.
Cemar nama baik
--
--
7.
Coba curi
--
--
8.
Curanmor R2
40
25
9.
Curas
6
4
10.
Curat/Coba
64
42
11.
Curbis/Coba
26
20
12.
Fidusia
--
--
13.
Gar Tibum
--
--
14.
Guna Surat Palsu
--
--
15.
Ijin Mendirikan Bangunan
--
--
16.
Ilegal Logging
1
1
17.
Karenanya lalaianya korban luka berat
--
--
18.
KDRT
1
1
19.
Kebakaran
12
9
20.
Kekerasan anak
--
--
21.
Keterangan palsu
--
--
22.
Korupsi
2
2
23.
Laka kerja
4
3
24.
Membocorkan rahasia Negara
--
--
25.
Miras
10
9
26.
Msk/tempat rumah bukan hak
--
--
27.
Narkotika
77
77
28.
Niaga BBM
2
2
29.
Pakai tanah tanpa ijin
--
--
30.
Pasang patok tanpa ijin
--
--
31.
Pemakaian tanpa ijin
--
--
32.
Pemalsuan Surat
1
1
33.
Pemalsuan tanda tangan
--
--
34.
Pembakaran rumah
--
--
35.
Pembakaran sepeda motor
--
--
36.
Pembunuhan
2
1
37.
Pemerasan
--
--
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
59
38.
Pemerkosaan
5
4
39.
Penambangan tanpa ijin
3
3
40.
Penadahan
5
5
41.
Penculikan
--
--
42.
Pencurian biasa
--
--
43.
Pengancaman
2
2
44.
Penganiayaan
--
--
45.
Pengeroyokan
4
4
46.
Penggelapan
20
14
47.
Penghinaan
--
--
48.
Pengrusakan
--
--
49.
Penipuan
8
6
50.
Perampasan
1
1
51.
Perbuatan cabul
--
--
52.
Perbuatan cabul anak di bawah umur
--
--
53.
Perbuatan tidak senang
--
--
54.
--
--
--
--
56.
Perdagangan anak Perda No 9/2002 tentang retribusi hasil Hutan bukan kayu (Gaharu) Perjudian
7
7
57.
Perkawinan tidak sah
--
--
58.
Petasan
--
--
59.
PSK/Tipiring
10
10
60.
Senjata tajam
14
14
61.
Senpi/Handak/Amnisi
2
2
62.
Serobot tanah
1
1
63.
Setubuh anak di bawah umur
--
--
64.
Siaran tanpa ijin
--
--
65.
Tambang galian C tanpa ijin
--
--
66.
Temu kerangka manusia (BTP)
--
--
67.
Temu bayi
--
--
68.
Temu mayat
15
15
69.
Temu mortar
--
--
70.
Teror bom
--
--
71.
Tipu
--
--
72.
Uang palsu
--
--
73.
Warung Sakadup
--
--
74.
Bencana Alam
1
1
75.
Dengan Sengaja Menahan Orang
1
-
76.
Mengedarkan Obat Keras/Tidak Memiliki Ijin Peredaran
20
20
77.
Penggelapan Dalam Jabatan
2
1
78.
Unjuk Rasa Aman
6
6
79.
UU Perlindungan Anak
15
10
80
Terhadap Asal Usul dan Perkawinan
1
-
412
337
55.
Jumlah Sumber : Polresta Banjarbaru
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
60
Sepanjang tahun 2014, menurut laporan kepolisian ada 412 kasus kejahatan dan pelanggaran yang terjadi di wilayah Kota Banjarbaru. Dari 412 kasus tersebut yang bisa diselesaikan baru 337 kasus. Kasus kejahatan dan pelanggaran yang terbanyak adalah narkotika yaitu sebanyak 77, kemudian yang terbanyak kedua adalah kasus curat/coba yaitu sebanyak 64 kasus dan yang ketiga adalah curanmor khusus roda dua sebanyak 40 kasus. Secara umum dapat disampaikan bahwa kasus pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di wilayah Kota Banjarbaru pada tahun 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013, dimana kasus kejahatan dan pelanggaran yang terjadi sebanyak 510 kasus. Namun hal yang berbeda terjadi pada tindak pidana yang masuk pada Kejaksaan Negeri Banjarbaru, dimana pada tahun 2013, jumlah tindak pidana yang masuk mencapai 283 kasus, sedangkan selama tahun 2014 secara keseluruhan ada sebanyak 320 kasus. Bila dilihat berdasarkan jenis tindak pidana, maka yang terbanyak adalah jenis tindak pidana umum yaitu sebanyak 141 kasus, kemudian psikotropika ada 98 kasus, lain-lain 69 kasus dan senpi/sajam sebanyak 10 kasus.
Kemudian apabila dilihat perbulan sepanjang tahun 2014, maka tindak pidana
terbanyak masuk di Kejaksaan Negeri adalah pada bulan April sebanyak 45 kasus, bulan Juli ada 35 kasus dan yang paling sedikit adalah pada bulan Pebruari dan Mei dengan tindak pidana masing-masing terjadi sebanyak 15 kasus. Data mengenai tindak pidana yang masuk pada Kejaksaan Negeri Kota Banjarbaru dapat dilihat sebagaimana yang tersaji pada Tabel 9.2 berikut ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
61
Tabel 9.2 Jumlah Tindak Pidana yang Masuk Pada Kejaksaan Negeri Banjarbaru Menurut Bulan dan Jenis Tindak Pidana Tahun 2014 Jenis Tindak Pidana Bulan
(1)
Jumlah
Umum
Ekonomi
Psiko tropika
Senpi/ Sajam
Lain-lain
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Januari
23
7
1
2
33
2. Februari
4
8
-
3
15
3. Maret
6
6
1
3
16
4. April
22
14
2
7
45
5. Mei
9
4
-
2
15
6. Juni
12
10
1
4
27
7. Juli
7
14
-
14
35
8. Agustus
10
6
1
6
23
9. September
7
9
2
7
25
10. Oktober
10
9
2
5
26
11. Nopember
16
4
1
7
28
12. Desember
15
7
1
9
32
141
98
12
69
320
Jumlah
Sumber : Kejaksaan Negeri Banjarbaru
Dari 320 kasus tindak pidana yang masuk pada Kejaksaan Negeri Kota Banjarbaru, bila dilihat berdasarkan cara penyelesaian maka seluruh kasus tindak pidana dapat diselesaikan dengan cara dilimpahkan ke Pengadilan Negeri. Data selengkapnya mengenai jumlah tindak pidana yang diselesaikan Kejaksaan Negeri Kota Banjarbaru selama tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 9.3 berikut ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
62
Tabel 9.3 Jumlah Tindak Pidana Yang Diselesaikan Kejaksaan Negeri Banjarbaru Menurut Bulan dan Cara Penyelesaian Tahun 2014 Cara Penyelesaiannya Bulan
(1)
Dibebas dari tahanan
Dilimpahkan ke PN
Dikirim ke Kejari Lain
Di vonis/ bebas
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Januari
33
33
2. Februari
15
15
3. Maret
16
16
4. April
45
45
5. Mei
15
15
6. Juni
27
27
7. Juli
35
35
8. Agustus
23
23
9. September
25
25
10. Oktober
26
26
11. Nopember
28
28
12. Desember
32
32
320
320
Jumlah Sumber : Kejaksaan Negeri Banjarbaru
9.2 Ketertiban Masyarakat dan Lingkungan Tugas pokok dari Satpol PP adalah sebagai perpanjangan tangan Kepala Daerah Kabupaten/Kota dan bagian dari Pemerintah dalam penegakan Perda, penyelenggaraan ketertiban umum, serta ketentraman masyarakat. Sepanjang tahun 2014, jumlah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang ditangani Satuan Polisi Pamong Praja terutama dalam penegakan Peraturan Daerah secara rinci dapat dilihat pada Tabel 9.4 di bawah ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
63
Tabel 9.4. Jumlah Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Yang Ditangani Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Menurut Jenis Tindakan Tahun 2014 No
Uraian
Jumlah
(1)
(2)
(3)
1.
Perda 15/2001 psl 30 (1) Pedagang Kaki Lima (PKL)
23
2.
Perda 15/2001 psl 30 (3) Gelandang Pengemis (Gepeng)
7
3.
Perda 4/2009 psl 12 (1,2) Kartu Tanda Penduduk
87
4.
Perda 5/2006 Minuman Keras (Miras)
19
5.
Perda 3/2011 Ijin Reklame
74
6.
Perda 6/2002 psl 3 (a) Pekerja Seks Komersil (PSK)
9
7.
Perda 35/2011 psl 2 (1) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
9
8.
Perwali 24/11 Disiplin Jam Kerja Pegawai
10
9.
Perda 17/2001 Pasal 7 Galian C
3
10.
Perda 1/2013 Izin Rumah Kost
48
11.
Perda 2/2013 Izin Bangunan Walet
2
12.
Perda 4/2005 Warung Sakadup
6
13.
Perda 17/2003 Izin Perhotelan
9
14.
Perda 3/2002 Izin Pelayanan Kesehatan Swasta
3
15.
Perda 33/2011 Izin Gangguan
1
16.
Perda 7/2003 Izin Rumah Makan dan Restoran
15
17.
Perwali 9/2014 Jam Operasional Karaoke
5
18.
Perda 26/2011 Pajak tempat Parkir Khusus
0
19.
Perda 5/2003 Izin Hiburan
44
20.
Perda 9/2003 Izin Peternakan Unggas dan Produknya
1
21.
Perda 3/2011 Pembayaran Pajak Restoran
9
22.
Perda 22/2011 Pembayaran Pajak Hiburan
22
23.
Perda 5/2011 Pembayaran Pajak Hotel
14
24.
Perda 4/2011 Pembayaran Pajak Parkir
15
25.
Perda 13/2011 Pembayaran Pajak Air Tanah
3
26.
Perda 6/2014 psl Perbuatan Mesum
6
27.
Perda 6/2014 psl Demonstrasi
1
28.
Perda 12/2011 Pembayaran Pajak Reklame
1
29.
Perda 7/2014 Penyalahgunaan Zat Adiktif
2
Jumlah/Total Sumber : Kantor Satpol PP Kota Banjarbaru
448
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
64
Menjaga keamanan lingkungan selain merupakan tanggung jawab pihak keamanan, juga merupakan tanggung jawab bersama sebagai warga negara yang baik. Salah satu bagian terpenting dalam pemeliharan keamanan lingkungan adalah peran serta masyarakat. Dalam hal ini bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling). Dalam rangka mengoptimalkan kegiatan siskamling ini maka diperlukan sarana dan prasarana penunjang berupa poskamling baik yang dibuat melalui swadaya masyarakat maupun dibangun oleh pemerintah daerah. Dengan adanya poskamling diharapkan kegiatan siskamling ini dapat berjalan dengan baik . Sejak tahun 2007 sampai 2014, melalui dana APBD Kota Banjarbaru sudah dibangun 29 poskamling yang tersebar di wilayah Kota Banjarbaru. Ini merupakan bagian dari kepedulian pemerintah daerah dalam rangka mengoptimalkan sistem pemeliharaan dan partisipasi gangguan keamanan dan ketertiban yang berbasis masyarakat ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
65
BAB X PEMETAAN INFRASTRUKTUR SOSIAL BUDAYA Tersedianya basis data yang berisikan informasi aktual, detail dan terkini mengenai kondisi sosial budaya sebagai modal dasar di Kota Banjarbaru yang divisualisasikan dalam bentuk peta sangat membantu dan memudahkan penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Dengan demikian arah kebijakan perencanaan pembangunan daerah semakin berkualitas sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan sesuai kebutuhan daerah dan masyarakat. Disamping itu pelayanan kepada masyarakat berjalan lebih baik serta potensi daerah dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. 10.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis/SIG (Geographical Information System) merupakan Metoda untuk menyimpan, menganalisis serta menayangkan data yang berkaitan dengan aspek keruangan (geografis/spasial) dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu. Secara umum SIG merupakan suatu sistem manajemen basisdata bermatra ruang yang diarahkan untuk memasok informasi yang dibutuhkan dalam proses pemanfaatan sumberdaya (alam, manusia dan buatan termasuk kelembagaan) untuk pemanfaatan proses pencapaian tujuan pembangunan nasional dan wilayah/daerah. Pemanfaatn SIG telah banyak digunakan di berbagai bidang dan jenis aktivitas, mulai organisasi pemerintah sampai dengan organisasi swasta, dari aktivitas perencanaan hingga pemantauan dan telah diterapkan oleh berbagai disiplin ilmu dan bidang aplikasi, seperti halnya survey pemetaan, pertanian, teknik sipil, planologi, geografi, geologi, kehutanan, navigasi, dan transportasi. SIG sebagai alat bagi perencana, peneliti dan pengambil keputusan untuk memecahkan persoalan, menentukan pilihan atau menentukan kebijakan melalui metode analisis keruangan dengan memanfaatkan aplikasi komputer. Pada penyusunan pemetaan infrastruktur Sosial Budaya Kota Banjarbaru Tahun 2014 ini menggunakan aplikasi Arc GIS versi 10.1 dengan data dukung utama berupa foto
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
66
citra satelit resolusi 0,5 meter. Penggunaan foto citra satelit merupakan acuan penentuan titik koordinat dalam memetakan infrastruktur sosial budaya yang ada. 10.2 Antara SIG dengan Peta SIG tidak sekedar merupakan komputerisasi perpetaan, tetapi menawarkan berbagai keunggulan dalam manajemen informasi spasial, yang selama ini ditayangkan dalam bentuk peta, serta mengaitkannya dengan atribut data non-spasial lainnya. Keunggulan yang ditawarkan SIG dibandingkan dengan sistem penyimpanan informasi spasial konvensional (peta), antara lain : a. Sangat efisien dalam penyimpanan berbagai peta dan atribut lainnya. b. Memiliki kemampuan untuk peremajaan dan pencarian kembali data spasial serta data atribut secara cepat. c. Ongkos pemeliharaan yang relatif rendah per unit data. d. Basisdata spasial dan basisdata atribut dapat dikaitkan satu sama lain untuk selanjutnya dianalisis secara terpadu. e. Dapat menerima input dan menghasilkan output dengan skala yang bervariasi. f. Proses analisis data dapat dilakukan relatif lebih cepat dan lebih mudah. 10.3 Pelaksanaan Pemetaan Sosial Budaya Lokasi pelaksanaan kegiatan pemetaan tersebar pada 5 Kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru, yaitu Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, Landasan Ulin, Liang Anggang dan Cempaka. Untuk pemetaan infrastruktur sosial budaya kali ini hanya difokuskan pada infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Pembatasan fokus pemetaan dikarenakan keterbatasan SDM yang mampu menguasai SIG dan waktu pelaksanaan survey lapangan yang cukup lama untuk mengumpulkan data koordinat terhadap obyek yang diamati. a. Tahap Pengumpulan Data Melakukan identifikasi informasi data yang diperlukan dan metode pengumpulannya, lalu menentukan metode penilaian yang sesuai data yang tersedia. Untuk keperluan ini data tersebut diperoleh berdasarkan kompilasi dari berbagai sumber,
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
67
terutama dari instansi sektoral terkait yang berwenang. Dengan data tersebut maka ditentukan koordinatnya berdasarkan letak obyek data di lapangan. Langkah-langkah metode pelaksanaan pengumpulan data untuk mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan adalah sebagai berikut : 1. Menginventarisasi infrastruktur sosial budaya Kota Banjarbaru dari instansi pemerintah Kota dan pihak terkait sehingga data yang diperoleh aktual, rinci dan terkini. 2. Memvalidasi data yang diperoleh dengan mengecek langsung ke lapangan untuk melihat dan mengetahui keadaan atau kondisi fisik data yang bersangkutan. 3. Memastikan posisi, lokasi dan keberadaan data secara cermat, akurat dan aktual dengan melakukan pengkoordinatan terhadap semua data yang ada di lapangan. 4. Mengecek ulang posisi, lokasi dan keberadaan data dengan membandingkan keberadaan obyek data melalui foto citra satelit untuk memastikan tidak ada kekeliruan pada data. b. Tahap Pengolahan Data Tahap Pengolahan Data meliputi tahap pra pemrosesan dan overlay data peta, dengan tahapan pekerjaan yang dilakukan untuk kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pra Pemrosesan, meliputi tahap awal pemrosesan data yang akan digunakan atau tahap restorasi yaitu koreksi geometrik. 2. Overlay Data Peta, dilakukan untuk menyatukan beberapa obyek sehingga mempermudah dalam analisis berdasarkan posisi spasial sebagai berikut: • Membuat peta dari kelompok data yang ada kedalam peta administratif pemerintah Kota Banjarbaru sehingga terlihat dengan nyata sebaran dan distribusinya di lapangan dalam kaitannya dengan kondisi daerah sebagi bahan perencanaan pembangunan. • Mengoverlay peta dari kelompok data infrastruktur lalu menganalisa dan mendeskripsikan peta dalam bentuk wacana narasi dari sebaran data yang diperoleh.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
68
c. Pemetaan Data Spasial Sosial Budaya Pemetaan data spasial disajikan dalam bentuk peta administratif Kecamatan dan Kelurahan se- Kota Banjarbaru yang memuat data infrastruktur sosial budaya yang meliputi sektor pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Berikut disajikan hasil seluruh lay out pemetaan infrastruktur sosial budaya pada masing-masing wilayah adminitratif baik di tingkat Kecamatan maupun di tingkat Kelurahan. d. Output Pemetaan Data Spasial Sosial Budaya Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemetaan data spasial bidang sosial budaya ini adalah berupa peta tematik yang berisikan data-data spasial sosial budaya yang ada pada seluruh wilayah Kelurahan dan Kecamatan se- Kota Banjarbaru. Peta tematik yang disusun telah disesuaikan dengan sistem pemetaan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru Tahun 2014-2034, sehingga proses penyusunannya sudah memenuhi kaidah pemetaan yang berlaku. Guna memberikan gambaran tentang kesesuaian dengan RTRW Kota Banjarbaru, disamping peta tematik bidang sosial budaya, disampaikan juga peta-peta tematik yang telah tersusun dalam RTRW yang erat kaitannya dengan kegiatan bidang sosial budaya. Adapun peta tematik yang dimaksud antara lain sebagai berikut : •
Peta Administrasi, yang memuat batas-batas administrasi dengan Kabupaten lain, batas administrasi Kecamatan dan Kelurahan.
•
Peta Kepadatan Penduduk, yang menggambarkan tingkat kepadatan penduduk.
•
Peta Pola Ruang, memuat rencana peruntukkan ruang, dimana salah satunya peruntukkan ruang kawasan budidaya.
•
Peta Kawasan Strategis, Memberikan gambaran beberapa kawasan strategis, salah satunya dipandang dari sudut kepentingan sosial budaya.
•
Peta Kawasan Rawan Bencana, menginformasikan daerah rawan bencana.
•
Peta Pariwisata, memetakan tempat-tempat pariwisata baik pariwisata budaya, pariwisata buatan, dan pariwisata religi.
Seluruh peta-peta tematik sebagaimana telah disebutkan diatas selengkapnya
dapat disimak pada gambar-gambar pemetaan di bawah ini.
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
69
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
70
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
71
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
72
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
73
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
74
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
75
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
76
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
77
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
78
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
79
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
80
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
81
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
82
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
83
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
84
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
85
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
86
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
87
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
88
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
89
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
90
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
91
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
92
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
93
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
94
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
95
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
96
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
97
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
98
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
99
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
100
Profil dan Pemetaan Sosial Budaya KOTA BANJARBARU 2015
101