BAB I PENDAHULUAN
Permasalahan yang terjadi pada dunia pendidikan seringkali menjadi alasan para peneliti untuk melakukan penelitian. Alasan-alasan tersebut dikemukakan padabab pendahuluan melalui subbab latar belakang. Selain itu, pada bab ini juga akan dibahas mengenai rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat yang diharapkan dari penelitian ini.
1.1. Latar Belakang Matematika merupakan pelajaran yang diwajibkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebagai pelajaran wajib, matematika dapat mengasah kemampuan beberapa aspek yaitu berpikir kreatif, berpikir kritis, berpikir logis, dan sistematis. Hal itu sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2006 mengenai Standar Isi menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika di Indonesia adalah memahami konsep, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan
masalah
mengomunikasikan
gagasan,
serta
menggunakan
matematika di kehidupan sehari-hari. Secara tersirat, permendiknas tersebut menyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah mengenai berpikir dan berkomunikasi matematis. Berpikir matematis menurut Rahman (2008) merupakan kemampuan memahami konsep, kemampuan berprosedur, kemampuan berkomunikasi secara matematis, kemampuan penalaran, serta kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut tidak datang dengan sendirinya, melainkan perlu adanya latihan agar diperoleh hasil yang maksimal. Memahami konsep yakni kemampuan mendefinisikan konsep dan menyebutkan contoh serta bukan contoh. Kemampuan berprosedur yakni kemampuan untuk mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar. Kemampuan berkomunikasi
1
yaitu kemampuan untuk menyatakan gagasan secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikannya. Kegiatan belajar mengajar membutuhkan komunikasi. Komunikasi terjadi antar siswa dan antara siswa dengan guru. Berkomunikasi dengan orang lain memerlukan bahasa sebagai alatnya. Bahasa matematika merupakan bahasa universal yang dapat digunakan pada pembicaraan matematika. Bahasa matematika diciptakan melalui kesepakatan-kesepakatan ahli matematika terdahulu. Bistari (2010) menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses berbagi makna melalui verbal dan non verbal. Komunikasi verbal terjadi saat melakukan presentasi dan kegiatan belajar kelompok. Sedangkan komunikasi non verbal dilakukan melalui kegiatan menulis. Komunikasi yang diharapkan terjadi pada pembelajaran matematika adalah komunikasi matematis. Kegiatan komunikasi matematik menurut Sumarmo (2010) adalah sebagai berikut: (1) menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata melalui bahasa, simbol, ide, atau model matematik; (2) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan ataupun tulisan; (3) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; (4) membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis; dan (5) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dengan bahasa sendiri. Menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi. Menulis juga merupakan representasi gagasan-gagasan atau ide-ide seseorang. Menurut Junaedi (2008), representasi dinyatakan secara internal maupun secara eksternal. Lebih lanjutJunaedi jugamenyatakan bahwa kesadaran lambang, seperti manipulasi simbol-simbol pernyataan aljabar berkaitan dengan kesadaran kata. Sebagai contoh π₯ + 3 dapat dijadikan suatu manipulasi aljabar. Kemampuan menulis matematis juga terkait dengan kesadaran sitaksis meliputi pengenalan mengenai well-formedness. Misalnya 4π₯ = 20 , kedua ruas dibagi dengan 4, maka akan menghasilkan π₯ = 5 termasuk kategori well-formedness, sedangkan 4π₯ = 20 = 5 masuk
kategori
tidak
well-formedness.
Kemampuan
pertimbangan tentang bagaimana struktur sintaksis
2
untuk
membuat
akan berlaku pada
pengambilan kesimpulan. Misalnya, π β π = π₯ adalah suatu statemen benar, maka secara umum π β π = π₯ tidak benar. Andriyani (2013) pada penelitiannya menyebutkan bahwa indikator menulis matematis terbagi menjadi tiga aspek kualitatif yaitu ekspresi matematika (mathematics expressions), menggambar (drawing), dan teks tertulis (written tex). Indikator dari aspek ekspresi matematika adalah menuliskan kalimat deklaratif dan menuliskan rumus maupun persamaan matematika. Indikator dari aspek menggambar adalah memberikan ilustrasi gambar dalam mengerjakan soal secara lengkap, benar, dan proporsional. Indikator teks tertulis adalah menuliskan langkah/alur dengan baik, memberikan keterangan untuk setiap langkah, dan menggunakan tata bahasa, kosa kata, dan simbol matematika dengan baik. Pengamatan ketika PPL dilaksanakan, didapatkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang kurang memuaskan. Hasil yang diperoleh ketika Ulangan Tengah Semester (UTS) semester ganjil hanya tiga siswa yang mendapatkan nilai di atas Ketentuan Kelulusan Minimal (KKM). Setelah ditinjau penyebabnya adalah kurangnya pemahaman siswa pada konsep dasar materi program linier dan matriks. Penyebab lain hasil
belajar siswa masih
rendah adalah
kurangnya pemahaman
penggabungan konsep materi pada kelas X mengenai matriks, serta kurangnya pemahaman siswa untuk mengungkapkan gagasan mereka. Gagasan siswa saat ujian tertulis dapat dilihat pada lembar jawaban. Lembar jawaban tersebut membuktikan bahwa masih ada siswa yang mengerjakan soal dengan tidak runtut sesuai alur yang diharapkan. Kesalahan jawaban siswa terjadi karena beberapa faktor yakni kurangnya pemahaman pada materi matriks yang diajarkan pada kelas X dan kesalahan pada langkah pengerjaannya. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah penulisan ekspresi dan simbol-simbol matematika. Kesalahan penulisan ekspresi matematika terjadi saat mengerjakan soal cerita pada materi program linier. Siswa tidak mampumembuat model matematika dari soal cerita yang diberikan. Siswa juga sering sering kebingungan
pada
penggunaan
simbol.
3
Latar
belakang
yang
telah
dijelaskanmemberikan
suatu masalah
penelitian dengan
judul
βAnalisis
Kemampuan Menulis Matematis Siswa Kelas XI IIS di SMAN 7 Malangβ.
1.2. Rumusan Masalah Gagasan atau ide dari siswa dapat dikemukakan dengan berbagai macam cara, misalnya melalui komunikasi lisan, bahasa isyarat, serta melalui tulisan. Menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal. Menulis dapat digunakan sebagai alat evaluasi. Latar belakang yang telah dijelaskan di atas mengutarakan bahwa menulis matematis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana penulisan ekspresi matematika siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang?
2.
Bagaimana langkah-langkah menyelesaikan soal matematika siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang?
3.
Bagaimana penulisan simbol matematika siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang?
1.3. Pembatasan Masalah Pembahasan yang telah dikemukakan pada latar belakang dan identifikasi masalah memuat permasalahan yang luas. Permasalahan tersebut mengenai kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat diukur melalui komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Namun dengan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah secara jelas. Menghindari adanya kesalahan serta memfokuskan pembahasan, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang. Subbab pembahasan pada Bab IV akan mendeskripsikan enam siswa sebagai sampel penelitian.
2.
Enam siswa sebagai sampel penelitian dipilih untuk mewakili kelompok siswa dengan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
4
3.
Penelitian ini fokus pada kemampuan menulis matematikasiswa pada hasil ulangan harian dengan materi statisika.
1.4. Tujuan Penelitian Rumusan masalah yang telah dijelaskan mengenai bagaimana kemampuan siswa menulis matematis. Beberapa indikator menulis matematis dikemukakan sebagai rumusan masalah penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kemampuan menulis matematis siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang. Tujuan penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan penulisan ekspresi matematika siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang.
2.
Mendeskripsikan langkah-langkah menyelesaikan soal matematika siswa kelas XI IIS di SMAN 7 Malang.
3.
Mendeskripsikan penulisan simbol matematika siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 7 Malang.
1.5. Manfaat Penelitian Menulis gagasan matematika secara runtut dan logis mempunyai banyak manfaat. Salah satu manfaat dari menulis matematis adalah siswa dapat lebih memahami mengenai materi yang diajarkan. Melalui penelitian ini diharapkan guru maupun praktisi di lapangan dapat menindaklanjuti temuan yang diperoleh untuk meningkatkan kemampuan siswa padapembelajaran matematika, khususnya menulis matematis. Manfaat lain pada penelitian ini adalah: 1.
Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk membuat siswa dapat memahami cara menulis matematis dengan benar.
2.
Bagi
siswa,
sebagai
evaluasi
menulis
metematis
agar
mampu
mengomunikasikan gagasan melalui tulisan matematis yang baik dan benar. 3.
Bagi peneliti, sebagai pengembangan pengetahuan dan wawasan tentang menulis matematis siswa.
5