BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya tulis yang dibutuhkan manusia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Sastra juga suatu bentuk kreatifitas imajiner, yang terkadang dilakukan secara spontan, melalui pikiran ataupun tindakan. Sastra merupakan suatu karya yang dihasilkan dengan memiliki nilai-nilai estetik yang terkandung di dalamnya seperti nilai-nilai seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai penikmat sastra itu sendiri. Untuk mendefinisikan apakah sastra itu bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 1988, halaman 786 (dalam Pradotokusumo,2005:1) disebutkan bahwa sastra mengandung pengertian sebagai berikut: 1. Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari) 2. Kesustraan, karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya, drama, epik, dan lirik 3. Kitab suci (Hindu), (Kitab) ilmu pengetahuan 4. Pustaka, kitab primbon (berisi) ramalan, hitungan dan sebagainya 5. Tulisan, huruf Menurut semi dalam Jamaluddin (2003:31), Sastra itu adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Dalam bahasa Arab istilah sastra disebut dengan al-adab yang artinya berkembang sesuai dengan perkembangan zaman seperti yang dikemukakan oleh Wahba bahwa pada zaman permulaan Islam, al-adab berarti pendidikan, pengajaran dan budi pekerti. Pada zaman bani Umayyah, kata al-adab mempunyai arti pengajaran, sementara pada
masa
baru
Abbasyah,
adab
berarti
pendidikan
sekaligus
pengajaran.
(Sutiasumarga,2002: 1).
Universitas Sumatera Utara
Kemudian makna dari al-adab berkembang menjadi sastra sejak masa bani Abbasyiah hingga sekarang, sebagaimana hal ini dinyatakan oleh Abdul Aziz dalam Muzakki (2006 : 32) sastra dalam bahasa Arab adalah:
اﻷدب ﻛﻞ ﺷﻌﺮ أو ﻧﺜﺮ ﻳﺆﺛﺮ ﰲ اﻟﻨﻔﺲ و ﻳﻬﺬب اﳋﻠﻖ وﻳﺪﻋﻮ اﱃ اﻟﻔﻀﻴﻠﺔ وﻳﺒﻌﺪ ﻋﻦ اﻟﺮذﻳﻠﺔ ﺑﺄﺳﻠﻮب ﲨﻴﻞ /Al-adabu kullu syi‘rin aw naśrin yu`àśśiru fī al-nafsi wa yuhażżibu al-khuluqa wa yad‘ū ilā al-faḍīlati wa yub‘idu ‘an al-rażĭlati bi uslūbin jamīlin/. ‘Sastra adalah setiap puisi atau prosa yang memberi pengaruh kepada kejiwaan dan mendidik budi pekerti dan mengajak kepada akhlak yang mulia serta akan menjauhi perbuatan yang tercela dengan menggunakan gaya bahasa yang indah’.
Secara umum sastra dalam bahasa Arab diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu: لشعر١ /al-syi‘ru/ ’puisi’ dan لنثر١ /al-naśru/ ’prosa’. (Al-Hamid 1994 : 16). Husein dalam (Muzakki, 2006 : 45) memberi pengertian syair sebagai berikut:
اﻟﺸﻌﺮ ﻫﻮ اﻟﻜﻼم اﻟﺬي ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻟﻔﻈﻪ ﻋﻠﻰ اﳌﻮﺳﻴﻘﻰ واﻟﻮزن ﻓﻴﺘﺄﻟﻒ ﻣﻦ أﺟﺰاء ﻳﺸﺒﻪ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻌﻀﺎ ﰱ اﻟﻄﻮل واﻟﻘﺼﺮ واﳊﺮﻛﺔ /Al- syi‘ru huwa al-kalāmu allażī ya’tamidu lafẓuhu ’alā al-mūsīqa wa al-wazni fayata׳allafu min ajzā ׳i yusybihu ba’ḍuhā ba’ḍan f ī al-ṭ ūli wa al-qașri wa alharakati/. ’Syair adalah ungkapan yang pengucapannya terikat dengan irama dan pola, karena itu syair tersusun dari beberapa bagian bunyi harakat yang satu sama lain mempunyai kesamaan bunyi, baik bunyi harakat yang satu sama lain mempunyai kesamaan bunyi harakat panjang maupun pendek’. Menurut Al-Iskandari dan Inani dalam (Muzakki, 2006 : 53) prosa adalah:
اﻟﻨﺜﺮ ﻫﻮ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻣﺮﺗﺒﻄﺎ ﺑﻮزن وﻻ ﻗﺎﻓﻴﺔ /Al- naśru huwa mā laysa murtabitan biwaznin wa lā qāfiyatin. ‘Prosa adalah ungkapan yang tidak terikat dengan wazan/pola irama, maupun dengan qafiyah/sajak’. Menurut Dhaif dalam (Muzakki, 2006 : 54) secara umum prosa ada dua macam: (1) Prosa biasa; prosa ini sering digunakan dalam bahasa komunikasi dan tidak memiliki nilai sastra, kecuali matsal dan hikmah. (2) Prosa yang dicipta oleh para sastrawan; prosa ini memiliki bahasa seni (estetik) dan mengandung unsur-unsur balaghah. Adapun jenisjenis prosa yang diciptakan para sastrawan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Pidato ()ﺧﻄﺎﺑﺔ/ ‘Khitābatun’
2. Novel ()رواﻳﺔ/ ‘Riwāyatun’ 3. Cerita (ﻗﺼﺔ ّ )/ ‘Qișșatun’
4. Hikmah ()ﺣﻜﻤﺔ/ ‘Hikmatun’
5. Matsal/ Perumpamaan ()ﻣﺜﻞ/ ‘Maśalun’ 6. Mantra para Dukun (اﻟﻜﻬﺎن
)ﺳﺠﻊ/ ‘Saj‘u al-kuhhān’
Prosa adalah peristiwa-peristiwa yang diceritakan secara bebas. Macam-macam prosa seperti pidato, novel, cerita, hikmah, matsal dan mantra para dukun merupakan karya sastra yang pengungkapannya secara mendalam, mendetail, terperinci, dan meluas, baik itu berupa unsur tokoh cerita, peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadiannya yang diungkapkan dengan rinci. Tokoh cerita diungkapkan atau diceritakan secara mendetail, bahkan sampai pada hal-hal kecil. Pengungkapan semua peristiwa secara jelas disebut prosa. Dalam penelitian ini jenis prosa yang akan penulis teliti adalah
اﻟﻘﺼﺔ ّ /al-qișșatu/
‘kisah’, yang hal ini, Jaudah (1991 : 41) menambahkan istilah lain untuk kisah dalam bahasa Arab disebut juga dengan ﺣﺪﻳﺚ/hadīśun/ ‘cerita’. Al-Qur`an memiliki dimensi sastra dan keindahan gaya bahasa dalam mengungkapkan kisah-kisah Al-Qur`an. Kata kisah berasal dari kata bahasa Arab /
اﻟﻘﺼﺔ
/ ‘al-qișșatu’ jamaknya / اﻟﻘﺼﺺ/ ‘al-qișașu’ atau ‘al-qașașu’ yang berarti cerita
atau hikayat, sedangkan menurut al-Layts dalam Khalafullah (2002:100) ‘al-qashsh (kisah) yaitu mengikuti jejek. Qashash Al-Qur`an adalah pemberitahuan Al-Qur`an mengenai hal ihwal yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwaperistiwa yang telah terjadi (Chirzin,2003:118). Al-Qur`an adalah sebuah Al-kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Rasul-Nya Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril. Mempelajari Al-Qur`an ibarat menempuh sebuah perjalanan, ada peta, ada rambu-rambu, dan ada wawasan yang
Universitas Sumatera Utara
semestinya diperhatikan agar perjalanan menuju pemahaman Al-Qur`an yang mencerdaskan dan mengarifkan tercapai. Narasi Al-Qur’an tentang kisah Isa as dimulai dari kelahiran Maryam sebagai putri dari Imran, berlanjut dengan tumbuh kembangnya dalam asuhan Zakariya, serta kelahiran Yahya, kemudian kelahiran Isa sebagai anak Maryam tanpa Ayah. Isa merupakan seorang nabi yang mendapat gelar ulul azmi (nabi yang memiliki kelebihan), Ia dipanggil dalam bahasa Arab Isa, Isa bin Maryam, atau Isa Almasih. Menurut Mutholib (1995: 151) nabi Isa lahir tahun 622 sebelum hijriah. Tahun Masehi dinisbahkan kepada namanya al-Masih, yang dalam bahasa Arabnya disebut tahun Miladiyah. Isa adalah seorang nabi yang lahir tanpa ayah. Hal ini bukanlah mustahil dalam kekuasaan Allah, karena Allah juga telah menciptakan Adam tanpa Ayah dan ibu. Jadi sangatlah mudah bagi Allah untuk mewujudkan semua yang dikehendakiNya tanpa terkecuali. Oleh karena itu, tidaklah benar jika ada yang menyatakan bahwa Isa anak Tuhan. Isa adalah anak Maryam dan Maryam adalah anak Imran dan istrinya yang bernama Hanna yang berasal dari sebuah keluarga baik-baik, mulia, terhormat, dan terpandang. Maryam hamil tanpa berhubungan dengan laki-laki, Al-Qur`an memperkenalkan sosok Maryam sebagai simbol kesucian dari berbagai perbuatan buruk. Dalam surat Ali ‘Imran ayat 47 disebutkan:
/Qālat rabbi annā yakūnu lī waladun wa lam yamsasnī basyarun qāla każāliki Allāhu yakhluku mā yasyā`u iżā qaḍā amran fainnamā yaqūlu lahu kun fayakūn/.
Universitas Sumatera Utara
‘Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin Aku mempunyai anak, padahal Aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah Hanya cukup Berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.’ Dalam Surat Ali ‘Imran ayat 42 dijelaskan juga
/Wa iż qālati al-malā`ikatu yā maryamu inna Allāha ișṭāf āki wa ṭahharaki ’alā nisā`i al-‘ ālamīna/.’ Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).’ Begitu juga dalam Al-Qur`an surat Ali Imran: 45
/Iż qālati al-malā`ikatu ya Maryamu inna Allāh yubasysyīruki bikalimatin minhu ismuhu al-masīḥu ‘īsa ibnu maryama wajīhan fī ad-dunya wa al-akhirati wa min al-muqarrabīna/.’ (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih `Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).’
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal inilah, penulis sangat tertarik untuk menganalisis kisah kelahiran nabi Isa putera Maryam dalam Al-Qur`an dengan menelaah ayat demi ayat yang menjelaskan tentang kelahiran nabi Isa sesuai dengan tahapan-tahapan yang berlaku dalam Al-Qur`an. Penulis akan mendeskripsikan kisah kelahiran nabi Isa putera Maryam dalam Al-Qur`an sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur`an. Dari sini akan diketahui benar-benar cara Al-Qur`an memformat suatu kejadian nyata yang pernah terjadi di atas permukaan bumi ini dengan cara deskripsi yang sangat memukau dan mengagumkan. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, sehingga tidak keluar dari topik sebagai berikut : 1.
Pada surat dan ayat berapa sajakah dalam Al-Qur‘an yang menjelaskan tentang kelahiran Nabi Isa putera Maryam?
2.
Pesan-pesan apakah yang terkandung dalam ayat yang menjelaskan tentang kisah kelahiran Nabi Isa putera Maryam ditinjau dari sosiologi sastra?
1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dalam penelitian ini agar tidak keluar dari pemaparan yang sudah dipaparkan adalah: 1.
Untuk mengetahui surat dan ayat yang menjelaskan tentang kisah kelahiran Nabi Isa putera Maryam.
2.
Untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam ayat yang menjelaskan tentang kelahiran Nabi Isa putera Maryam ditinjau dari sosiologi sastra.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah? 1.
Untuk menambah referensi dan wawasan para pembaca pada umumnya dan mahasiswa Sastra Arab khususnya mengenai kisah nabi Isa putera Maryam.
2.
Sebagai acuan untuk selalu mengingat keMahahebatan kekuasaan Allah.
Universitas Sumatera Utara
1.5 METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu metode dengan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, dan menginterpretasikannya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan mengambil data dari Al-Qur`an yang diperoleh melalui CD Al-Qur`an dan Al-Qur`an terjemahan keluaran Departemen Agama RI No:BD.III/TL.02.1/429/2004. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kisah kelahiran Nabi Isa putera Maryam dalam Al-Qur`an dan buku kisah para nabi karangan Ibnu Katsir. Kemudian penulis juga menggunakan Teori Muhammad A. Khalafullah dalam bukunya yang berjudul Al-Qur`an bukan kitab sejarah. Penulis menggunakan teori Khalafullah karena buku ini menjelaskan tentang kisah-kisah dalam Al-Qur`an dengan menggunakan sebuah pendekatan sastra. Adapun teori-teori lainnya yang mendukung penelitian ini adalah data-data lain yang membahas kisah Nabi Isa yang terdapat dalam buku-buku lainnya, internet atau majalah, yang dalam hal ini penulis jadikan sebagai data sekunder sehingga membantu dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, penulis memakai sistem transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB Mentri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No.0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988. Adapun tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan data-data dengan cara mencari dan memilih buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian 2. Mempelajari dan mengklasifikasikan data yang telah diperoleh dan referensi yang ada 3. Menganalisis data 4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis dalam bentuk skripsi.
Universitas Sumatera Utara