BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1
Secara umum pengelolaan sanitasi di Indonesia, yang meliputi pengelolaan sampah, air limbah domestik, dan drainase lingkungan, hingga saat ini belum dapat terselenggara dengan baik. Akibat yang ditimbulkan dari buruknya pengelolaan sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara terus menerus dan meningkatnya berbagai macam penyakit yang terkait dengan buruknya sanitasi, yang pada akhirnya akan mengancam kesehatan masyarakat. Berbagai upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sanitasi telah dilakukan. Pada bulan November Tahun 2007 telah diselenggarakan Konferensi Sanitasi Nasional yang merintis kesepakatan untuk menyiapkan langkah-langkah penting bagi pembangunan sanitasi ke depan, sejalan dengan pencapaian sasaran dalam Millenium Development Goals (MDGs). Kemudian pada tahun 2008 dalam pertemuan International Year of Sanitation, telah disepakati adanya upaya peningkatan kesadaran dan komitmen pemerintah di semua tingkat pemerintahan terhadap pembangunan sanitasi. Selanjutnya pada bulan April tahun 2009 diselenggarakan Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan sasaran pembangunan sanitasi, serta menyandingkan dan mengenalkan pendekatan strategi sanitasi kota yang lebih praktis. Dari upaya di atas, dicapai kesepakatan untuk menyelenggarakan program pendampingan sanitasi kepada provinsi dan kabupaten berupa Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), melalui pendekatan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah kabupaten dan masyarakat melalui proses bottom-up dengan kerangka kebijakan dan strategi nasional yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yang bersifat top-down, sehingga diperlukan sinkronisasi dan sinergisitas keduanya. PPSP sebagai program pembangunan sanitasi menyeluruh yang terintegrasi dari pusat dan daerah, akan melibatkan seluruh stakeholder sanitasi, baik dari pemerintah maupun swasta di seluruh tingkatan pemerintahan. Mengingat keterbatasan sumber daya yang ada serta kebutuhan pendampingan yang intens di masing-masing provinsi dan kabupaten, maka pelaksanaan PPSP diselenggarakan secara bertahap yang dilaksanakan mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 di kota megapolitan, metropolitan besar dan sedang, ibukota provinsi, serta kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang kondisi sanitasinya rawan. Dengan mempertimbangkan kondisi sanitasi yang belum terkelola dengan baik, serta adanya kecenderungan semakin menurunnya kualitas lingkungan, maka Kabupaten Kulon Progo menyampaikan surat minat untuk turut serta dalam program PPSP bersama-sama dengan sejumlah kabupaten di seluruh Indonesia. Oleh karena berbagai tahapan kegiatan telah dilalui, seperti mengikuti kampanye edukasi, advokasi,dan pendampingan baik dari pusat maupun provinsi, Serta pengembangan kelembagaan dan peraturan terkait dengan program PPSP. Pokja Sanitasi Kabupaten Kulon Progo selanjutnya melangkah pada tahapan ketiga yaitu penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Landasan Gerak Definisi dan Ruang Lingkup Sanitasi Menurut Denny W. Lukman, Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut.
1.2 1.2.1
1
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Sedangkan menurut Notoadmojo, 2003,sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat; sedangkan sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit, dengan cara meningkatkan kualitas pengelolaan perumahan, pengelolaan kotoran, dan penyediaan air bersih ke arah yang baik, sehingga terbebas dari pencemaran teradap tanah, air, dan udara sebagai lingkungan hidup manusia. Dalam penyusunan Buku Putih ini, upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan adalah sebagai tujuan akhir pembangunan sanitasi. Oleh karena itu ruang lingkup pembahasan masalah sanitasi dalam Program PPSP Kabupaten Kulon Progo meliputi pengelolaan masalah air limbah domestik (grey and black water), persampahan (municipal solid waste), drainase lingkungan, kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta promosi Hygienis. 1.2.2
Wilayah Kajian Buku Putih Sanitasi dan SSK Wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo adalah dengan menitikberatkan pada wilayah perkotaan, mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo tahun 2011 - 2031, Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Kulon Progo, serta Perda Kabupaten Kulon Progo nomor 4 tahun 1988 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota. Adapun wilayah kajian yang dimaksud adalah:kota Wates sebagai ibukota kabupaten (meliputi kecamatan Wates dan Pengasih), 10 ibukota kecamatan (IKK) yang meliputi Temon, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Nanggulan,Girimulyo, Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Serta unit permukiman Dekso sebagai bagian dari kecamatan Kalibawang yang berkembang cukup pesat dan tumbuh menjadi kota dan sudah dilengkapi dengan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK Kota Dekso).
1.2.3
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011 – 2016 yang hendak dicapai dalam tahap kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah adalah “Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman, dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa”. Untuk mencapai visi tersebut maka dirumuskan misi pembangunan sebagai berikut: 1. Mewujudkan sumber daya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, keterampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kualitas keagamaan. 2. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah yang berorientasi pada prinsip-prinsip good government dan good governance. 3. Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri, dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. 4. Meningkatkan infrastruktur wilayah. 5. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan. 6. Mewujudkan ketenteraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. 2
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Dari visi tersebut di atas, menunjukkan bahwa salah satu sasaran yang ingin dicapai untuk lima tahun ke depan adalah terwujudnya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, baik sehat jasmani, maupun rohani, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Peningkatan kualitas kesehatan aparatur dan kelembagaan pemerintah pun diharapkan akan mampu meningkatkan dalam memberikan pelayanan prima, dengan bertumpu pada prinsip transparansi, dan menunjung tinggi akuntabilitas. Sedangkan kaitannya dengan pembangunan sanitasi, misi 1, 2, dan 4 perlu kiranya menjadi pertimbangan. Arah pembangunan yang bertumpu pada upaya pencapaian pembangunan manusia (SDM), peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur, serta upaya untuk meningkatkan infrastruktur wilayah merupakan titik masuk dalam pembangunan sanitasi ke depan. Sementara ditinjau dari sisi tata ruang, tujuan penataan ruang wilayah sebagaimana tercantum dalam pasal 2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011 – 2031 adalah untuk mewujudkan daerah sebagai basis komoditas pertanian didukung pariwisata, pertambangan, serta industri bahari dengan mensinergikan wilayah bagian selatan, tengah, dan utara. Dari 10 kebijakan penataan ruang wilayah Daerah, yang mendukung program pengembangan sanitasi adalah kebijakan ke 8 yaitu pemantapan prasarana wilayah pada sistem perkotaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung. Strategi yang akan ditempuh pada kebijakan ke-8 yaitu 1) meningkatkan pelayanan transportasi; 2) mengembangkan prasarana telekomunikasi; 3) meningkatkan jaringan energi listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan; 5) meningkatkan keterpaduan sistem jaringan pengelolaan lingkungan; 6) menjaga keterkaitan pembangunan sektoral antar pusat pelayanan dalam satu kesatuan wilayah yang terpadu; 7) mengembangkan pusat pertumbuhan baru; 8) mengembangkan permukiman perkotaan yang mendukung nilai budaya lokal. Dengan demikian posisi strategi sanitasi sesuai dengan strategi ke-5 dan ke-8, yaitu meningkatkan keterpaduan sistem jaringan pengelolaan lingkungan, dan mengembangkan permukiman perkotaan yang mendukung nilai budaya lokal. Tujuan Sebagai dokumen yang menggambarkan kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Kulon Progo pada saat ini, ditinjau dari aspek teknis, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, dsb. Sebagai profil dan gambaran pemetaan karakteristik & kondisi sanitasi, serta prioritas/arah pengembangan kabupaten/kota & masyarakat. Untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), serta keperluan pemantauan dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi.
1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3
Metodologi Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan buku putih ini adalah metode studi literatur, metode pengumpulan data yang tersedia di SKPD-SKPD, metode interview untuk memperoleh data primer, metode observasi lapangan serta dokumentasi. Dalam pengumpulan data sekunder sering dijumpai 2 data yang berbeda. Untuk itu penggunaan data yang digunakan dilakukan dengan kesepakatan-kesepakatan tentang data mana yang akan dipergunakan sebagai basis hitungan atau kajian. Dari data yang diperoleh, dilakukan observasi lapangan untuk memperoleh perbandingan data sekunder dengan kondisi terkini yang ada. Selain itu, dilakukan pula studi penelitian/kajian untuk memperoleh data primer langsung di lapangan. Metode pencarian data primer dilakukan dengan Studi EHRA dan SSA. Selanjutnya melalui analisis data primer, sekunder, serta persepsi SKPD terkait sanitasi, dilakukan penetapan area beresiko sanitasi. 1.4
Dasar Hukum dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain
1.5
Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan SSK Kabupaten Kulon Progo, tidak boleh lepas dari semua dokumen perencanaan yang ada di daerah, seperti Rencana Pembangunan Janga Panjang Daerah (RPJPD), 3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maupun Rencana Strategis (Renstra) SKPD Pengampu masalah pembangunan Sanitasi. Penyusunan RPJMD Kulon Progo 2011-2016 mempunyai hubungan dan konsisten dengan dokumen perencanaan pembangunan sesuai dengan arahan pasal 5 UU No 25 tahun 2004. RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2001-2016 harus mengacu pada RPJM Nasional 2010-2014 dan RPJMD Provinsi DIY 2009-2013 yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di Kabupaten Kulon Progo. Untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan pembangunan daerah, RPJMD Kulon Progo 2011-2016 berpedoman pada RPJPD Kulon Progo 2005-2025. RPJMD Kulon Progo 2011-2016 digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kulon Progo. Sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan, Buku Putih Sanitasi dan SSK Kabupaten Kulon Progo memuat perencanaan pembangunan sanitasi untuk 5 tahun ke depan (2013-2017). Oleh karena itu Buku Putih dan SSK harus bisa mewarnai RPJMD Kulon Progo 2011-2016. Sehingga nantinya seluruh rencana pembangunan sanitasi dapat dibreak down oleh SKPD-SKPD teknis dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi, dan selanjutnya dituangkan ke dalam Rencana Kerja SKPD. Dengan demikian arah pembangunan sanitasi bersifat menyeluruh bersinergi dan terpadu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut:
4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
RPJP
pedoman
RPJM Nasional 2010-2014
pedoman
RPJMD Provinsi DIY 2009-2013
Nasional 2005-2025 RPJPD Provinsi DIY 2005-2025
RPJPD Kulon Progo
pedoman
RPJMD Kulon Progo 2011-2016
BUKU PUTIH & SSK
dijabarkan
RKPD
pedoman
Kulon Progo
RAPBD
APBD
Kulon Progo
Kulon Progo
RKA
Rincian
2005-2025 pedoman
Renstra
pedoman
Renja
pedoman
SKPD
SKPD
SKPD
APBD
Kulon Progo
Kulon rogo
Kulon Progo
Kulon Progo
Diagram 1. Posisi Buku Putih dan SSK kabupaten Kulon Progo Gambar 1.1. Diagram Hubungan Buku Putih dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan
5
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Peraturan perundangan yang diacu di dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo didasarkan pada produk hukum yang meliputi Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan dan Keputusan Menteri, Standar Nasional Indonesia, dan Peraturan Daerah di tingkat Propinsi maupun tingkat Kabupaten. Daftar peraturan-peraturan adalah sebagai berikut: Undang-undang 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. 6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 8) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai. 3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan. 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air. Keputusan Presiden Republik Indonesia 1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri 1) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. 2) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL. 3) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik. 4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). 5) Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri & Menteri Kesehatan Nomor : 34 tahun 2005, Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 Pedoman Penyelenggaraan Kab/kota sehat. 6) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 7) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air 6
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
8) 9)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Pemantauan Lingkungan Hidup Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 TAHUN 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Peraturan Daerah 1) Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 03 Tahun 1997 Tentang Pengendalian Pembuangan Limbah Cair 2) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 157a/Kpts/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 281/Kpts/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 4) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 65 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 5) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 24 Tahun 2000 Tentang Kegiatan Wajib Izin Pembuangan Limbah Cair Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 6) Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 32 Tahun 2000 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengendalian Pembuangan Limbah Cair 7) Perda Kab. Kulon Progo no. 04/1988 tentang Penetapan Batas Wilayah kota kabupaten Kulon Progo 8) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 8 tahun 1993 tentang Bangunan 9) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025. 10) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Kualitas Air 11) SK Bupati No. 691/1991 tentang Pembentukan Badan Pengelola Kebersihan Kota 12) SK Bupati No. 245/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Penunjukan Tanah Pangonan di Desa Ringinardi sebagai TPA Standar Nasional Indonesia (SNI) 1) SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah 2) SNI 19-3242-1994 tentang Sampah di Permukiman dan Tata Cara Pengelolaannya 3) SNI 19-2454-1991 tentang Sampah Perkotaan dan Tata Cara Pengolahan Teknik 4) SNI 03-2453-1991 tentang Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan dan Tata cara Perencanaan teknik 5) SNI 03-2406-1991 tentang Drainase Perkotaan dan Tata Cara Perencanaan Umum
7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KULON PROGO Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kabupaten Kulon Progo Letak, Batas, dan Luas Wilayah Kabupaten Kulon Progo secara geografis terletak antara 70 38'42" – 70 59'3" Lintang Selatan dan 1100 1'37" – 1100 16'26" Bujur Timur, merupakan bagian wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian paling barat serta dibatasi oleh : 2.1. 2.1.1.
Sebelah Barat Sebelah Timur Sebelah Utara Sebelah Selatan
: Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. : Kabupaten Sleman dan Bantul, Prov. D.I. Yogyakarta : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. : Samudera Hindia.
Secara fisiografis, di sisi timur Kabupaten Kulon Progo dibatasi oleh Sungai Progo yang memisahkan kabupaten ini dengan Kabupaten Sleman dan Bantul. Sungai Progo merupakan sungai terbesar yang melintasi Provinsi DIY dengan hulu di Gunung Sumbing Kabupaten Wonosobo dan bermuara di Samudera Hindia. Sungai ini mempunyai pengaruh besar terhadap perekonomian penduduk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama di sekitar aliran sungai yang dimanfaatkan untuk budidaya sektor pertanian. Luas area kabupaten Kulon Progo adalah 58.628,311 Ha yang meliputi 12 kecamatan dengan 87 desa, 1 kelurahan dan 917 pedukuhan. Kecamatan terluas adalah Samigaluh dan Kokap, masing-masing yaitu 12% dari total wilayah Kabupaten, sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Wates. Dari luas total kabupaten, 24,89 % berada di wilayah Selatan yang meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur, 38,16 % di wilayah tengah yang meliputi Kecamatan Lendah, Pengasih, Sentolo, Kokap, dan 36,97 % di wilayah utara yang meliputi Kecamatan Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh. Tabel 2.1. berikut ini memberikan informasi luas wilayah tiap kecamatan di Kabupaten kulon Progo. Tabel 2.1 Nama, Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Kecamatan (Ha) (%) 3.629,890 6,19 3.200,239 5,46 4.459,230 7,61 3.291,232 5,61 3.559,192 6,07
Temon Wates Panjatan Galur Lendah
Jml desa/Kelurahan 15 8 11 7 6
Sentolo
8
5.265,340
8,98
Pengasih
7
6.166,468
10,52
Kokap
5
7.379,950
12,59
Girimulyo
4
5.490,424
9,36
Nanggulan
6
3.960,670
6,76
Kalibawang
4
5.296,368
9,03
Samigaluh
7
6.929,308
11,82
Total
88
58.627,512
100,00
Kecamatan
Sumber: Kulon Progo Dalam Angka 2011 8
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar 2.1 Diagram Nama, Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan
Sumber:RTRW Kab. Kulon Progo 2011-2031
9
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Peta 2.1. Orientasi Wilayah Perencanaan RTRW TAHUN 2012-2032 10
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar. 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo di DI Yogyakarta
Peta 2.2. Administrasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2032 Gambar. 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo 11
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
2.1.2.
Kondisi air tanah (ketinggian air tanah) Kondisi geohidrologi di Kabupaten Kulon Progo bervariasi mengikuti geomorfologi dan geologinya. Pada wilayah tengah dan utara memiliki potensi air tanah yang rendah. Kemiringan lereng yang terjal menyebabkan air hujan yang diterima permukaan tanah cepat mengumpul di saluran-saluran sungai dan mengalir di daerah hilir. Pada kondisi seperti ini air hujan tidak sempat terinfiltrasi ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup. Di sisi lain, geologi di Perbukitan Kulon Progo didominasi oleh material berupa breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat, dan sisipan aliran lava andesit. Material tersebut terbentuk oleh adanya aktivitas gunung api purba pada kala tersier dan bersifat impermeable (tidak tembus air). Akibatnya, material tersebut tidak mampu menyimpan dan mengalirkan air sehingga cadangan air tanah di wilayah ini sangat minim. Keberadaan air tanah pada wilayah ini ditemukan pada perlapisan yang sangat dalam (> 25 meter) dan hanya ditemukan pada rekahan-rekahan batuan. Pemenuhan kebutuhan air penduduk Kulon Progo di wilayah perbukitan ini pada umumnya berasal dari mata air yang banyak ditemukan di tekuk-tekuk lereng. Kondisi hidrologi yang berbeda terjadi di wilayah selatan. Pada wilayah ini relatif datar dan secara geomorfologis merupakan wilayah dataran alluvial dari beberapa hilir sungai dan merupakan wilayah pesisir. Wilayah ini merupakan daerah akumulasi air permukaan maupun air tanah. Material penyusun yang bersifat relatif porus membentuk sistem akuifer penyimpan air tanah yang cukup bagus. Air tanah ditemukan pada kedalaman kurang dari 7 meter. Ketersediaan air permukaan di Kabupaten Kulon Progo banyak dipengaruhi oleh aliran sungai. Sungai Progo merupakan sungai terbesar yang memberikan suplai air permukaan. Air sungai ini terutama banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pertanian. Selain Sungai Progo, terdapat beberapa aliran sungai yang mengalir, seperti Sungai Tinalah di Kecamatan Samigaluh dan Sungai Kayangan di Kecamatan Girimulyo. Hilir Sungai Tinalah dan Sungai Kayangan berakhir masuk ke aliran sungai Progo. Menurut data Statistik BPDAS Serayu Opak Progo Tahun 2010, Kabupaten Kulon Progo masuk ke dalam tiga DAS besar dan 18 sub DAS. Adapun nama DAS dan sub DAS tersebut beserta luasannya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Nama DAS, Sub DAS dan Luasannya di Kabupaten Kulon Progo No DAS Luas DAS (ha) Sub DAS 1 Bogowonto 3.977,72 Keduren Kodil Plamping 2 Serang 29.728,04 Nagung Ngrancah Serang Hilir Serang Sekiyep Sidatan Sumitro 3 Progo 24.920,89 Diro Jenes Kedung Gong Krawang Penter Progo Hilir Sindong Salak Sudu Tinalah Sumber : Statistik dan Informasi BPDAS Serayu dan Progo tahun 2010 12
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo masuk dalam DAS Progo dan DAS Serang. Hanya sebagian kecil dari wilayah tersebut yang masuk dalam DAS Bogowonto. Sedangkan menurut Direktorat Bina Penatagunaan Sumberdaya Air, Kabupaten Kulon Progo masuk dalam Wilayah Sungai Serang-Bogowonto, dan Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang. Daerah Aliran Sungai Progo dengan sungai utama Kali Progo memiliki daerah pengaliran seluas 8.894 hektar, dengan debit maksimum 381,90 m³/detik dan debit minimum 13,00 m³/detik. Daerah Aliran Sungai Serang dengan sungai utama Kali Serang dengan anak–anak sungainya, memiliki daerah pengaliran seluas 3.635,75 hektar, dengan debit maksimum 153,6 m³/detik dan debit minimum 0.03 m³/detik. Kedua sungai tersebut telah dimanfaatkan untuk irigasi persawahan seluas 9.351 ha. Di Kabupaten Kulon Progo terdapat satu danau buatan yaitu Waduk Sermo. Lokasi Waduk Sermo ini terletak di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Luas genangan waduk ini adalah seluas 157 Ha. Waduk ini dibuat dengan membendung Kali Menguri dan anak-anak cabangnya, Kali Pantaran, Kali Kembang, Kali Papon dan sungai-sungai kecil yang bermuara di Kali Ngrancah. Waduk Sermo berfungsi sebagai suplai irigasi sawah yang berada di Kecamatan Temon, Wates dan Pengasih.
13
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
400000 mT
440000
480000 mT
9 2 7 0 00 0 m U
450 0 0 0
54 0 0 00 m T
9 2 7 0 0 00 m U
9200000 mU
36 0 0 0 0
LAUT JAWA
9200000 mU
INSET 27 0 0 00 m T
PROP. JAWA TENG AH 9 18 0000
9 1800 00
9 0 9 0 00 0 m U
S . Pr o g o
909 0000 mU
KAB. TEMANGGUNG G. Sumbing
PROP. DI. YOGYAKARTA
SAMUDERA HINDIA
27 0 0 00 m T
36 0 0 0 0
450 0 0 0
54 0 0 00 m T
SWS Progo Opak Oyo
PROPINSI JAWA TENGAH G. Merbabu
KOTA MAGELANG KAB. MAGELANG
S.
E lo
G. Merapi
9160000
9160000
PROPINSI JAWA TENGAH
PROPINSI JAWA TENGAH KAB. SLEMAN
DAS PROGO
PROPINSI D.I. YOGYAKARTA KOTA YOGYAKARTA KAB. KULON PROGO
KAB. BANTUL
S. Oyo
S.
Pr og
o
9120000 m U
9120000 mU
S. S e ra n g
O S.
DAS SERANG
k
KAB. GUNUNG KIDUL
SA MU DE RA HI ND IA
U B
pa
DAS OPAK
T
DAS OYO
S 0
5
10
15
20 KM
400000 mT
440000
480000 mT
Peta 2.3. Lokasi DAS di Kabupaten Kulon Progo
LEGENDA :
Batas Propinsi Batas Kabupaten/Kodya
DAS Opak
Batas Pantai
DAS Oyo
Batas Luar SWS Progo Opak Oyo
DAS Progo
Jalan Propinsi
BASIN WATER RESOURCES MANAGEMENT PLAN (BWRMP)
Daerah Aliran Sungai
SWS PROGO OPAK OYO
Peta No.
DAS Serang
4
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI DI SATUAN WILAYAH SUNGAI PROGO OPAK OYO
Sungai
14
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Sumber : Peta Rupabumi Indonesia Skala 1 : 25.000 Th. 1999
2.1.3.
Kondisi umum iklim dan curah hujan Iklim merupakan rata-rata kondisi cuaca dalam periode yang panjang. Suhu dan curah hujan merupakan dua unsur iklim yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Suhu rata-rata di Kabupaten Kulon Progo berkisar 25-29 0C. Berdasarkan analisis data curah hujan bulanan tahun 2006-2010, diketahui bahwa curah hujan tahunan di Kabupaten Kulon Progo mencapai di atas 1.907,4 mm pada tahun2007. Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada Bulan Desember, sedangkan terendah terjadi pada Bulan Agustus. Nilai ini mengikuti pola distribusi musim di Indonesia, yaitu bulan-bulan basah pada musim penghujan (NovemberApril) dan bulan-bulan kering pada musim kemarau (Mei-Oktober). Curah hujan dan hari hujan dari tahun 2006-2010 menurut 5 stasiun hujan di Gejagan, Singkung, Gembongan, Beji, Brosot Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut:
No
Bulan
Tabel 2.3 Curah Hujan dan Hari Hujan Tahun 2005-2010 Menurut Stasiun Hujan di Kabupaten Kulon Progo 2006 2007 2008 2009 CH
HH
2010
CH
HH
CH
HH
CH
HH
CH
HH
1 Januari
11,3
182,8
15,0
254,0
18,0
280,8
23,0
246
16
2 Pebruari
12,9
248,0
19,0
349,0
21,0
252,2
20,0
151
13
3 Maret
10,7
416,4
18,0
262,6
22,0
130,2
13,0
242
14
4 April
7,7
278,6
21,0
160,6
15,0
177,8
11,0
189
11
5 Mei
4,9
31,8
6,0
4,0
2,0
122,2
9,0
315
14
6 Juni
0,0
54,4
6,0
2,8
1,0
30,0
2,0
90
7
7 Juli
0,0
0,6
1,0
2,4
1,0
9,0
2,0
26
4
8 Agustus
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
45
4
9 September
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
4,0
257
13
10 Oktober
1,0
39,2
3,0
173,2
10,0
44,2
6,0
271
15
11 Nopember
2,3
206,8
17,0
380,4
25,0
172,6
13,0
183
13
12 Desember
11,0
448,8
27,0
190,2
16,0
147,2
12,0
331
16
2346
140
Jumlah
63,8
1.907,4 133,0 1.779,2 131,0 1.372,2 115,0
Rata-rata
5,32
158,95
11
148,27
Sumber : Kulon Progo Dalam Angka 2011
15
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
11
114,35
10 195.5 11.7
Curah Hujan dan Hari Hujan Rata-rata Kab. Kulon Progo 250 200
HARI HUJAN RATARATA CURAH HUJAN RATA-RATA
150 100 50 0 2006
2007
2008
2009
2010
Gambar. 2.2. Curah Hujan Rata-Rata dan Hari Hujan Rata-Rata 2.2.
Demografi / Kependudukan
Data jumlah penduduk kabupaten Kulon progo tahun 2009 -2010 merupakan hasil pendataan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon progo, sedangkan data tahun 2011 diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga Miskin Kabupaten Kulon progo yang dilaksanakan dengan mengacu Perbup No 39 tahun 2011, jumlah Penduduk Kabupaten Kulon Progo pada bulan Desember tahun 2011 sebanyak 473.397 jiwa. Adapun persebaran penduduk tiap kecamatan tahun 2009 -2011 seperti tecantum dalam tabel berikut: Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Bulan Desember 2009 - 2011 Kecamatan
Jml Penduduk
Jumlah KK
Pertumbuhan (%)
2009
2010
2011
2009
2010
2011
2010
2011
1
Temon
32.994
33.268
32.899
6886
6,943
7001
0.83
-1.11
2
Wates
50.186
50.597
52.717
11852
11949
12047
0.82
4.19
3
Panjatan
41.586
41.939
41.885
9224
9302
9381
0.85
-0.13
4
Galur
33.361
33.478
34.668
8378
8407
8436
0.35
3.55
5
Lendah
39.039
39.238
41.647
9887
9,937
9988
0.51
6.14
6
Sentolo
48.745
49.237
50.669
11556
11,673
11791
1.01
2.91
7
Pengasih
50.366
50.699
53.632
12218
12,299
12380
0.66
5.79
8
Kokap
42.096
42.227
39.38
8878
8,906
8934
0.31
-6.74
9
Girimulyo
29.406
29.517
27.022
6412
6,436
6460
0.38
-8.45
10
Nanggulan
35.034
35.521
31.967
7374
7,476
7580
1.39
-10.01
11
Samigaluh
34.173
34.343
31.538
7954
7,994
8034
0.50
-8.17
12
Kalibawang
31.045
31.135
35.373
7545
7,567
7589
0.29
13.61
JUMLAH
467.816
470.903
473.397
108185
108,899
109618
0.66
0.53
Sumber:Kulon Progo Dalam Angka 2010-2011 dan Pendataan Kemiskinan Kabupaten Kulon Progo 2011 16
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Dari data di atas tampak bahwa penyebaran penduduk Kulonprogo masih berkumpul di 3 Kecamatan, yaitu Pengasih sebesar 11,33 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Wates sebesar 11,14 persen, dan Kecamatan Sentolo sebesar 10,70 persen. Kecamatan Pengasih, Wates, dan Sentolo adalah 3 Kecamatan dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 53.632 orang, dan 52.717 orang, 50.669 orang. Sedangkan Kecamatan Girimulyo merupakan kecamatan yang paling sedikit penduduknya, yakni sebanyak 27.022 orang. Berdasarkan perbandingan jumlah total penduduk dengan luas wilayah kabupaten, rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kulonprogo adalah sebanyak 807 orang per kilo meter persegi atau 8,07 jiwa per hektar. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Wates yakni sebanyak 1647 orang per kilo meter persegi atau 16.47 jiwa per hektar. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Samigaluh yakni 455 orang perkilo meter persegi atau 4.55 jiwa per hektar. Sementara laju pertumbuhan penduduk Kulonprogo per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0.66 persen. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kulonprogo ada di tiga kecamatan yakni Kecamatan Temon, Wates, dan Pengasih yaitu 0.81 persen. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk yang terendah di Kecamatan Kokap sebesar -0,57 persen. Meskipun Kecamatan Sentolo menempati urutan kedua dari jumlah penduduk, namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk menempati urutan keempat sebesar 0.77 persen. Sebaliknya, Kecamatan Temon yang jumlah penduduknya menempati urutan terendah ke-4 setelahda urutan tertinggi atau sama dengan Kecamatan Wates dan Kecamatan Pengasih. Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk untuk tahun berikutnya, digunakan angka kecendurungan (tren) dari rata-rata laju pertumbuhan jumlah penduduk tiap kecamatan beberapa tahun 2000 - 2010 rumus: (N+1) = N x (100+r) : 100 Dimana : N+1 : Jumlah Penduduk proyeksi 1 tahun berikutnya N : jumlah penduduk tahun 2011 r : trend prosentase pertambahan penduduk tahun 2000-2010 Sedangkan proyeksi penduduk Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2017 disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2017 R Jumlah Penduduk Kecamatan (%) 2011 2012 2013 2014 2015 Temon 0.81 32,899 33,165 33,434 33,705 33,978 Wates 0.81 52,717 53,144 53,574 54,008 54,446 Panjatan 0.7 41,885 42,178 42,473 42,771 43,070 Galur 0.51 34,668 34,845 35,023 35,201 35,381 Lendah 0.67 41,647 41,926 42,207 42,490 42,774 Sentolo 0.77 50,669 51,059 51,452 51,848 52,248 Pengasih 0.81 53,632 54,066 54,504 54,946 55,391 Kokap -0.57 39,380 39,156 38,932 38,710 38,490 Girimulyo -0.24 27,022 26,957 26,892 26,828 26,764 Nanggulan 0.68 31,967 32,184 32,403 32,624 32,845 Kalibawang 0.1 31,538 31,570 31,601 31,633 31,664 Samigaluh 0.05 35,373 35,391 35,408 35,426 35,444
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kab. Kulon Progo
0.66
473,397
475,669
477,953
480,247
Sumber : diolah dari hasil pendataan kemiskinan dan Kabupaten Kulon Progo 2011 17
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
482,552
2016 34,253 54,887 43,372 35,561 43,061 52,650 55,840 38,270 26,699 33,069 31,696 35,462
2017 34,531 55,331 43,675 35,742 43,350 53,055 56,292 38,052 26,635 33,294 31,728 35,479
484,868
487,195
2.3.
Keuangan dan Perekonomian Daerah Salah satu indikator ekonomi dalam pencapaian tingkat kesejahteraan adalah aktifitas perputaran uang di suatu wilayah. Berdasarkan Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 Pasal 6 ayat(1), dijelaskan bahwa ada empat sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu (i) pajak daerah , (ii) retribusi daerah, (iii) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, (iv) serta lain–lain pendapatan asli daerah yang sah. Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah di Kabupaten Kulon Progo mengalami peningkatan. Namun tingkat ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat (DAU) masih sangat besar. Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN, yang terdiri dari Dana Bagi hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Serta Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan transfer dana dari Pemerintah Pusat dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Proporsi Dana Perimbangan yang sangat besar terhadap kontribusi APBD menunjukkan bahwa Kabupaten Kulon Progo masih sangat tergantung terhadap Pemerintah Pusat. Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah di APBD, terdiri dari pendapatan hibah, dana hasil bagi pajak dengan provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, Serta bantuan keuangan dari provinsi maupun pemda lainnya. Adapun gambaran mengenai APBD Kabupaten Kulon Progo 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 2.6. Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun terakhir No A 1 2 3
4 B 1 2
Anggaran Pendapatan Pendapatan asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan (Transfer) Lain2 pendapatan yg sah Jumlah Pendapatan Belanja Belanja Tak Langsung Belanja Langsung Jumlah Belanja Daerah Surplus/Defisit
2006
2007
2008
2010
35.529.885.547
38.638.670.394
42.289.208.577
39.358.629.412
48.190.801.571
394.744.066.201
441.229.946.509
478.689.715.957
495.646.284.933
485.094.125.372
17.612.254.723
39.221.131.550
57.413.584.350
61.277.110.200
99.804.252.799
448.371.802.782,26
522.937.813.610,66
581.934.155.009,44
596.428.928.201,19
633.088.918.846,16
293.463.109.280
382.928.557.914
444.766.612.124
473.959.882.627
473.959.882.627
199.239.971.014
213.388.643.751
132.970.368.976
138.942.748.540
138.942.748.540
458.909.842.111,94
492.840.107.093,71
598.059.933.717,75
577.736.996.100,47
612.902.631.166,54
(15.693.926.614,48)
21.872.969.232,15
(28.802.549.193,11)
11.228.062.279,92
15.192.900.394,82
Sumber: DPPKA Kab. Kulon Progo 2011, diolah
18
2009
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 2.7. Ringkasan anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk Tahun 2007-2011 N0. Sub Sektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011 A Air Limbah 5,220,734,950 4,533,119,699 3,061,364,942 1,275,899,500 1 DPU Pengairan
0
2
PU-Cipta Karya
2,890,950,647
2,968,010,000
2,738,521,983
1,662,326,615
2.871.586.341
3
Kantor Lingk. Hidup
2,167,675,844
1,506,229,999
1,327,800,081
2,256,553,580
913.906 .650
4
71,081,200
140,489,000
104,435,000
192,196,350
0
B
Kimtaru (permukiman Tataruang) Persampahan
320.895.000
587.237.900 (375.400.000)
Drainase
1,023,762,000 (444.612.000) 1,849,773,725
316.011.000
C
1,152,730,100 (429.351.000) 2,447,188,290
611,245,900
0
D
Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) Total Belanja Modal sanitasi (A-D) Total Belanja Modal sanitasi dr APBD murni (bukan pendamping) Total Belanja APBD
204,775,250
223,235,000
90,515,000
24,540,050
13.115.136.231
12.244.619.423
7.933.882.906
5.421.515.995
4.657.053.891
492.703.080.294 596.317.201.665 577.736.981.100
612.902.631.167
612.902.631.167
E F G H I J
Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja total Jumlah Penduduk Belanja sanitasi per penduduk (E/I)
284.323.000
0.027
0.021
0.014
0.009
0.008
374,445
374,783
467.816
470.903
473.397
35,025.53
32,671.22
16,959.41
11,513.02
9,837.52
Sumber: AMJ Bupati 2007-2011, diolah 2.3.1. Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan danadana dan kebijaksanaan yang ditempuh untuk membelanjakan dana tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiscal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara. Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan Negara atau pengeluaran Negara dan pajak yang dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiskal. Contoh kebijakan fiskal adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran. Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerintah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N). Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK/2012 tanggal 16 April 2012, indeks fiskal daerah diatur oleh menteri keuangan dengan maksud untuk perencanaan lokasi dan alokasi Dana Urusan Bersama (DUB) serta penentuan besaran penyediaan Dana daerah untuk Urusan Bersama (DDUB), seperti pelaksanaan bantuan langsung masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan Perkotaan. Dalam perhitungan pemerintah menggunakan fiskal daerah (data kemampuan daerah, data transfer ke daerah, dan data belanja pegawai negeri sipil) serta non fiskal daerah seperti jumlah penduduk, persentasi jumlah penduduk miskin, indeks kemahalan konstruksi. Besaran Indeks fiskal dan kemskinan
19
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
daerah terdiri dari Indeks Ruang Fiskal Daerah (IRFD) dan Indeks Persentasi Penduduk Miskin (IPPMD). Adapun besarnya Indeks Ruang Fiskal Daerah kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut: Tabel 2.8. Data Indeks Ruang Fiskal Kabupaten Kulon Progo 5 Tahun Terakhir Tahun
Indeks Kemampuan Fiskal / Ruang Fiskal Daerah (IRFD)
2007
0.2051
2008
0.1906
2009
0.1644
2010
0.259
2011
0.310
Sumber: www.djpk.depkeu.go.id, 21 Mei 2012 jam.13.35 2.3.2 PDRB dan Struktur Perekonomian Salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu daerah digambarkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya.Pada tahun 2010 nilai PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 3.55 triliun rupiah atau meningkat sekitar 248,113 miliar rupiah dibandingkan dengan nilai pada tahun 2009. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan, nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo tahun 2010 naik 65,934 miliar rupiah dari tahun sebelumnya atau sebesar 1,728 triliun rupiah.
Sumber : Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2011 Gambar 2.3. Nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo Tahun 2006-2010 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2010 digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2010 dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 perekonomian Kabupaten Kulon Progo mengalami peningkatan sebesar 3,97 persen. Dibandingkan tahun 2009, laju pertumbuhan tahun 2010 melambat 0,74 poin. Melambatnya laju pertumbuhan ini disebabkan karena melambatnya pertumbuhan pada sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang mempunyai kontribusi yang dominan pada total pembentukan PDRB. Sehingga melambatnya kedua sektor tersebut berpengaruh pada pertumbuhan secara keseluruhan. Secara sektoral, sembilan sektor pembentukan PDRB mengalami pertumbuhan positif. Di tahun 2010 sektor pertambangan dan penggalian mengalami laju pertumbuhan paling tinggi sebesar 8,81 persen. Pada urutan kedua sektor keuangan persewaan, dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 8,55 persen disusul oleh sektor listrik, gas, dan air bersih yang tumbuh mencapai 6,52 persen. 20
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Sumber : Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2011 Gambar 2.4. Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten Kulon Progo tahun 2009 sebesar 3,286 triliun rupiah. Dengan jumlah penduduk sebesar 374.921 jiwa, PDRB per kapitanya mencapai Rp. 8.765.255. PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi nilai tambah (PDRB) atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduknya. PDRB per kapita merupakan salah satu indikator untuk menilai kemakmuran penduduk. Dilihat dari komposisi nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010, sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kulon Progo adalah sektor pertanian sebesar 24,11 persen; diikuti sektor jasa-jasa sebesar 19,92 persen dan di posisi ketiga yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar 16,40 persen. Sedangkan sektor dengan kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan sumbangan kontribusinya sebesar 0,86 persen. Tabel 2.9 Data Perekonomian Umum Daerah Tahun 2007-2010 N0. 1 2 3
Deskripsi PDRB Harga Konstan (Rp) Pendapatan Perkapita Kab. (Rp) Upah Minimum Regional Kabupaten (Rp)
2007 1.587.630.000
2008 1.662.370.000
2009 1.728.304.000
2010 1.781.227.000
4.130.945
4.307.361
4.460.215
4.580.532
500.000
586.000
700.000
9,49 4.71
4,75 3.97
4 Inflasi (%) 8,78 5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4.12 Sumber: Bappeda Kab. Kulon Progo 2007-2010
21
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
745694 808.000 (2011) 892.660 (2012) 4,79 3.06
2.4.
Tata Ruang Wilayah
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten dan kawasan strategis kabupaten serta pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten menjadi wewenang pemerintah daerah kabupaten dalam penyelenggaraan penataan ruang. Penataan ruang dengan pendekatan nilai strategis kawasan dimaksudkan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan demi terwujudnya pemanfaatan yang berhasil guna, berdaya guna, dan berkelanjutan. Penetapan kawasan strategis pada setiap jenjang wilayah administratif didasarkan pada pengaruh yang sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Pengaruh aspek kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan lebih ditujukan bagi penetapan kawasan strategis nasional, sedangkan yang berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, yang dapat berlaku untuk penetapan kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten, diukur berdasarkan pendekatan ekternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan yang bersangkutan. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dilakukan melalui perizinan pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang wilayah diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Kulon Progo berisi tentang ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah. Konsep pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Kulon Progo dipaduserasikan dengan konsep sistem kota-kota di daerah dalam konteks wilayah serta keterkaitannya satu sama lain, baik secara spasial maupun fungsional terhadap Provinsi DIY. Berikut ini merupakan rencana pengembangan sistem perkotaan Kabupaten Kulon Progo seperti yang tertulis dalam Raperda Kabupaten Kulon Progo tentang RTRW tahun 2011-2031 : a. pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) berada di Perkotaan Wates; b. pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi: 1. Perkotaan Temon; 2. Perkotaan Brosot; 3. Perkotaan Sentolo; 4. Perkotaan Nanggulan; dan 5. Perkotaan Dekso. c. pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi: 1. Perkotaan Panjatan; 2. Perkotaan Lendah; 3. Perkotaan Kokap; 4. Perkotaan Girimulyo; 5. Perkotaan Kalibawang; dan 6. Perkotaan Samigaluh. 22
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Rencana fungsi pusat pelayanan sistem perkotaan meliputi: a. PKWp Perkotaan Wates dengan fungsi pelayanan pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan, olahraga, perdagangan, dan jasa; b. PKL Perkotaan Temon dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pertanian, pariwisata, industri, perkebunan, dan agropolitan; c. PKL Perkotaan Brosot dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pariwisata, industri, dan pertambangan; d. PKL Perkotaan Sentolo dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan industri, perkebunan, dan peternakan; e. PKL Perkotaan Nanggulan dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan perikanan, pertanian, dan agropolitan; dan f. PKL Perkotaan Dekso dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pertanian, perkebunan, dan agropolitan. Perkotaan yang akan ditetapkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) meliputi: a. perkotaan Temon; b. perkotaan Wates; c. perkotaan Panjatan; d. perkotaan Galur; e. perkotaan Lendah; f. perkotaan Sentolo; g. perkotaan Kokap; h. perkotaan Nanggulan; i. perkotaan Girimulyo; j. perkotaan Kalibawang; dan k. perkotaan Samigaluh.
23
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Peta 2.4. Rencana Pola Ruang
24
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Peta 2.5. Peta Tempat Kegiatan Kabupaten Kulon Progo 25
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
2.5. Sosial dan Budaya Kondisi dan perkembangan sosial dan budaya di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2011 dapat dipantau melalui indikator ketersediaan fasilitas pendidikan masyarakat. 2.5.1. Fasilitas Pendidikan a. Ketersediaan Sekolah Bagi Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Selama tahun 2006 hingga tahun 2010, rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pada tingkat pendidikan dasar mengalami peningkatan. Hal ini berarti, beban sebuah sekolah untuk menampung penduduk usia sekolah menjadi lebih ringan dan dapat mengindikasikan adanya perbaikan layanan pendidikan. Sedangkan rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK mengalami peningkatan, yang menunjukkan adanya perbaikan layanan pendidikan, di mana terdapat peningkatan jumlah sekolah yang ada untuk menampung penduduk usia sekolah. Tabel 2.10 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia SD dan SMP/MTs Tahun 2006-2010 Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010 SD/MI Jumlah Gedung Sekolah 392 383 382 376 376 Jumlah Penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun 36.789 35.699 36.789 35.125 33.720 Rasio 1,07 1,07 1,04 1,07 1,12 SMP/MTs Jumlah Gedung Sekolah 79 79 79 80 77 Jumlah Penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun 17.894 20.209 17.894 17.877 17.162 Rasio 0,44 0,39 0,44 0,45 0,45 SMA/SMK 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Gedung Sekolah 51 51 54 55 56 Jumlah Penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun 20.227 21.909 20.227 16.688 16.020 Rasio 0,25 0,23 0,27 0,33 0,35 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 b. Persentase Sekolah Pendidikan Dasar (SD/MI dan SMP/MTs) Kondisi Bangunan Baik Data menunjukkan adanya kerusakan baik ringan maupun berat pada bangunan sekolah SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Kulon Progo pada Tahun 2010. Kecamatan Wates merupakan kecamatan dengan jumlah kerusakan bangunan SD/MI terbanyak, yaitu 23 rusak ringan dan 23 rusak berat, dan Nanggulan merupakan kecamatan dengan jumlah kerusakan ringan terbanyak pada bangunan SMP/MTs.
26
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 2.11 Kondisi Bangunan Sekolah Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010 No SD/MI SMP/MTs Kondisi Ruang Kelas Kondisi Ruang kelas Kecamatan Jumlah Jumlah Rusak Rusak Rusak Rusak Sekolah Baik Sekolah Baik Ringan Berat Ringan Berat 1 Girimulyo 23 97 18 8 6 53 13 3 2 Kalibawang 24 116 16 3 7 42 3 3 3 Sentolo 32 114 29 3 7 52 13 1 4 Samigaluh 32 137 31 13 7 47 5 5 5 Pengasih 36 171 28 3 5 34 3 3 6 Panjatan 31 180 14 5 4 40 1 4 7 Lendah 33 160 32 15 4 28 13 4 8 Nanggulan 26 129 12 11 7 31 27 6 9 Temon 27 153 15 5 5 49 0 0 10 Wates 42 237 23 23 12 100 2 6 11 Galur 28 148 18 3 6 54 3 4 12 Kokap 42 166 41 8 6 39 8 0 Kab. Kulon Progo 376 1,808 277 100 76 569 91 39 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 c.
Persentase Pendidikan Menengah (SMA/MA/SMK) Kondisi Bangunan Baik Data menunjukkan adanya kerusakan baik ringan maupun berat pada bangunan sekolah SMA/MA/SMK di Kabupaten Kulon Progo pada Tahun 2010. Kecamatan Wates merupakan kecamatan dengan jumlah kerusakan ringan dan berat terbanyak pada bangunan SMA/SMK/MA. Namun begitu secara keseluruhan, Bangunan SMA/MA/SMK di Kabupaten Kulon Progo tidak begitu banyak mengalami kerusakan berat. Tabel 2.12 Kondisi Bangunan SMA/MA/SMK Tahun 2010 SMA/MA/SMK Kondisi Ruang Kelas No Kecamatan Jml Rusak Sekolah Baik Rusak Bera Ringan 1 Girimulyo 2 12 2 0 2 Kalibawang 4 45 1 0 3 Sentolo 4 39 0 0 4 Samigaluh 4 27 2 0 5 Pengasih 6 79 2 0 6 Panjatan 1 9 0 0 7 Lendah 3 33 3 4 8 Nanggulan 4 46 0 0 9 Temon 6 50 9 0 10 Wates 15 199 11 5 11 Galur 5 22 3 4 12 Kokap 2 12 0 0 Kab. Kulon Progo 56 573 33 13 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011
27
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
2.4.2.
Angka Kemiskinan Angka kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo yang diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga Miskin tahun 2011, terdapat 23.61%, atau 111.756 jiwa miskin, atau 34.089 KK miskon dari disajikan dalam dalam tabel berikut: Tabel 2.13 Angka Kemiskinan dan Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Kulon Progo Pendataan 2011 Prosentase Jumlah Penduduk Kecamatan Penduduk Miskin KK Penduduk Desember 2011 per Desember 2011 Miskin Miskin 1
Temon
1.296
4.168
32.899
12,67
2
Wates
1.913
6.303
52.717
11,96
3
Panjatan
2.674
8.733
41.885
20,85
4
Galur
2.132
6.307
34.668
18,19
5
Lendah
3.121
9.469
41.647
22,74
6
Sentolo
3.952
13.133
50.669
25,92
7
Pengasih
3.495
11.474
53.632
21,39
8
Kokap
4.340
14.853
39.380
37,72
9
Girimulyo
3.089
10.243
27.022
37,91
10
Nanggulan
2.446
8.239
31.967
25,77
11
Samigaluh
2.848
9.612
31.538
30,48
12
Kalibawang
2.783
9.222
35.373
26,07
JUMLAH
34.089
111.756
473,397
23,61
Sumber : Pendataan Kemiskinan Kab. Kulon Progo Desember Tahun 2011 Dari data di atas tampak bahwa angka kemiskinan tertinggi ada di Kecamatan Girimulyo (37.91%), Kokap (37.72%), dan Samigaluh (30.48%). Sedangkan angka kemiskinan yang terendah adalah di Kecamatan Wates sebesar 11.96%. Sementara itu jumlah jiwa miskin terbesar terdapat di Kecamatan Kokap (14,853 jiwa), Sentolo (13,133 jiwa), serta Pengasih (11,474 jiwa). 2.5.3
Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Laporan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Pemerintah Daerah Tahun 2009, luas kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Kulon Progo hanya seluas 5 ha atau sekitar 0,01 % dari luas wilayah Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo Tahun 20092012, permukiman kumuh di Kabupaten Kulon Progo adalah adalah permukiman dengan karakteristik ruang di dalam rumah yang terbagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, seperti kondisi sarana prasarana lingkungan yang masih rendah baik kualitasnya maupun kuantitasnya dengan kondisi sosial ekonomi penduduk yang masih relatif rendah pula. Berdasarkan LPPD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009, kinerja urusan lingkungan permukiman kumuh di Kabupaten Kulon Progo mencapai 0,01%. Angka tersebut dapat diartikan bahwa hampir tidak ada permukiman kumuh di Kabupaten Kulon Progo. Pada tabel berikut ini dapat dilihat kinerja capaian untuk urusan lingkungan permukiman kumuh 28
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 2.14 Kinerja Capaian Urusan Lingkungan Permukiman Kumuh Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009 No Kinerja Capaian Tahun 2009 1. Luas lingkungan permukiman kumuh 5 Ha 2. Luas wilayah 58.627 Ha 3. Capaian kinerja lingkungan permukiman kumuh 0,01% Sumber : LPPD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam rangka penyelenggaraan dan optimalisasi pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah, diperlukan Organisasi Perangkat Daerah yang proporsional, efisien dan efektif dengan tetap mempertimbangkan kewenangan, karakteristik, potensi dan kebutuhan Daerah; Organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah seperti diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sudah tidak sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan. Untuk menindaklanjuti amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah; Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah; Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah yang telah di tindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008 Nomor 1 Seri E), Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. Telah dibentuk a) unsur pendukung tugas Bupati yang disebut dengan Lembaga Teknis Daerah,b) unsur pelaksana tugas teknis badan yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan /atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai 1 (satu) atau beberapa wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Badan. 3)Jabatan Fungsional yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri dan untuk kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit. Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk sesuai Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2008 yaitu: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2. Badan Kepegawaian Daerah. 3. Inspektorat Daerah. 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana; 5. Kantor Penanaman Modal; 6. Kantor Lingkungan Hidup; 7. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan; 8. Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat; 9. Kantor Perpustakaan; dan 10.Kantor Arsip dan Dokumentasi. Dinas-dinas di Lingkungan Kabupaten Kulon Progo : a. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga; b. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; c. Dinas Pekerjaan Umum; d. Dinas Kesehatan; e. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Asset Daerah f. Dinas Pendidikan 29
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
g. h. i. j. k. l.
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM; Dinas Pertanian dan Kehutanan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah
Lembaga-lemabaga Teknis di Lingkungan Kabupaten Kulon Progo : a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, selanjutnya dapat disebut Bappeda; b. Badan Kepegawaian Daerah; c. Inspektorat Daerah, selanjutnya dapat disebut Inspektorat; d. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintah Daerah, Perempuan, dan Keluarga Berencana; e. Badan Penanggulangan Bencana Daerah f. Kantor Arsip dan Dokumentasi g. Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat h. Kantor Lingkungan Hidup i. Kantor Perpustakaan j. Kantor Pelayanan Terpadu k. Satuan Polisi Pamong Praja l. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan m. Kantor Penanaman Modal SKPD yang terkait dengan fungsi regulator (pengaturan dan pengarahan aturan sanitasi serta perencanaan sanitasi) dan operator sanitasi (penyediaan dan pendistribusian layanan sanitasi serta pemantauan dan evaluasi program/kegiatan pengelolaan sanitasi) adalah: a. Bappeda b. Dinas Kesehatan c. Dinas Pekerjaan Umum d. Kantor Lingkungan Hidup Peran dan fungsi SKPD terkait ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 2.15. Peran dan Fungsi SKPD Terkait Sanitasi di Kabupaten Kulon Progo No.
SKPD
1
BAPPEDA
30
Peran
Fungsi
Perumusan kebijakan teknis perencanaan, penyusunan Regulator perencanaan pembangunan Daerah, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan Daerah, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati di bidang perencanaan pembangunan Daerah. a. menyusun perencanaan pembangunan ekonomi; b. menyusun perencanaan pembangunan prasarana wilayah; c. menyusun perencanaan tata ruang dan pembangunan lingkungan hidup; d. menyusun perencanaan pemerintahan; e. menyusun perencanaan sosial budaya; f. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan statistik; g. melaksanakan perencanaan dan pengendalian pembangunan; dan h. melaksanakan kegiatan ketatausahaan.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
2
Dinas Pekerjaan Umum
3
Dinas Kesehatan
4
Kantor Lingkungan Hidup
31
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan umum di bidang pekerjaan umum; b. perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum; c. pelaksanaan pembinaan di bidang pekerjaan umum; d. pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan prasarana umum bidang pengairan, bina marga, cipta karya, perumahan, dan tata ruang; e. pengendalian teknis di bidang bina marga, cipta karya, pengairan, sarana, dan prasarana perkotaan dan perdesaan; f. pengawasan dan pembinaan jasa konstruksi; g. pengelolaan laboratorium dan alat-alat berat; h. pengelolaan kebersihan dan pertamanan; a. penyiapan bahan perumusan kebijakan umum di bidang kesehatan; b. perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; c. pelaksanaan penyuluhan, komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang kesehatan; d. pelaksanaan promosi kesehatan dan jaminan kesehatan masyarakat; e. pelaksanaan survailans, imunisasi, pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, dan penyehatan lingkungan; f. pelaksanaan upaya peningkatan derajad kesehatan masyarakat; Kantor Lingkungan Hidup mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup, pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang lingkungan hidup, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati di bidang lingkungan hidup. a. melaksanakan kegiatan pengembangan kapasitas; b. melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian; c. melaksanakan kegiatan pemantauan dan pemulihan; dan d. melaksanakan kegiatan ketatausahaan.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Regulator operator
dan
Regulator operator
dan
Regulator
Gambar 2.5. Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo
32
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN KULON PROGO Banyak penafsiran bahwa sehat itu harus memiliki peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan memadai, sehingga tetap membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah penyakit adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang disingkat PHBS. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga PHBS rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, 2) Memberi bayi ASI Eksklusif, 3) Menimbang Balita setiap bulan, 4) Menggunakan Air Bersih, 5) Mencuci tangan pakai sabun, 6)Gunakan Jamban Sehat, 7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu, 8) Makan buah dan sayur setiap hari, 9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, 10) Tidak merokok di dalam rumah PHBS alami skala rumah tangga, memang mudah dalam teori, namun dalam pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, hingga pemerintah. Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga. Seperti masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kotakota besar dan juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan PHBS. Oleh karena itu, upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat yang sehat secara kerkesinambungan. Berdasarkan Studi EHRA di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat beberapa hal keterkaitan indikator PHBS dengan kebiasaan masyarakat terutama dalam sektor sanitasi dan penyediaan air bersih sebagai berikut : a. Persampahan Pengelolaan sampah rumah tangga masih sangat memprihatinkan, terutama sampah yang dihasilkan semakin lama semakin komplek dan tidak dapat ditangani dengan sistem persampahan yang ada. Maka untuk menangani limbah sampah rumah tangga terutama skala kabupaten perlu ada peran serta masyarakat. Pengelolaan sangat penting dilakukan di tingkat rumah tangga dengan pemilahan sampah, pemanfaatan kembali atau penggunaan ulang sampah, misalnya dijadikan bahan baku kerajinan atau dijadikan kompos. Dari hasil Studi EHRA dapat diketahui kondisi Pengelolaan sampah di lingkungan menurut klaster seperti pada grafik di bawah ini :
33
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar 3.1. Diagram Prosentase Pengelolaan Sampah Menurut Klaster 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
97,5 77,5 65,0
59,2
65,8
Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar
16,314,6 15,0 12,5 14,0 11,0 8,3 7,9 5,0 4,8 4,4 4,0 3,0 ,6,8 ,4 ,5,51,0,0 ,0,0 ,0 2,5 ,01,0 ,4,4 ,82,5 ,0,0 ,0,0,0,02,5,0 ,0,4 CLUSTER 0
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
KULON PROGO
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah
Dari grafik 3.17 dapat diketahui bahwa pengelolaan sampah di Kabuapten Kulon Progo didominasi degan cara pembakaran terlihat dari cluster kabupaten sebesar 65,8% dan hal ini tersebut di cluster lain kecuali di cluster 3 yang didominasi dilubang tanah dengan angka 65%. Dari grafik diatas dapat dilihat pula jenis pengelolaan sampah di Kabupaten Kulon Progo berturut turut 1) dikumpulkan oleh kolektor formal 1,0%, 2) dikumpulkan dan dibuang ke TPS 4,4%, 3) dibunag ke dalam lubang dan ditutp dengan tanah 4,8%, 4) dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 14%, 5) dibuang ke lahan kosong/kebun 8,3% sedang untuk yang lain kurang begitu sigbnifikan dibawah 1% yaitu dibuang ke sungai, dibiarkan membusuk dan dibuang ketempat lainya. b. Air Limbah Domestik Untuk pembuangan air kotor atau limbah tinja manusia dari hasil studi EHRA diketahui bahwa masyarakat sudah buang air besar di jamban pribadi 92,9%, ke wc umum 5,2%, selain itu masih BABS. Untuk kebiasan BABS Anggota Keluarga Yang Sudah Dewasa dapat dilihat dari Grafik dibawah ini : Gambar 3.2. Diagram Tempat BAB Anggota Keluarga Yang Sudah Dewasa 97,1
95,0
92,9
91,0
Jamban pribadi MCK/WC Umum
75,0
WC helikopter Sungai/pantai/laut Kebun/pekarangan
27,5 2,5,0,0,0,0,0,0,0
,8,02,1,0,0,01,7,4
6,5 ,0,5,0,01,0,01,0
CLUSTER 0
CLUSTER 1
CLUSTER 2
34
,0,0,0,0,0,0,0 CLUSTER 3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Selokan/parit/got 5,2 ,01,2,0,0,4,8,6 KULON PROGO
Lubang galian Lainnya, idak tahu
Sedang tempat pembuangan akhir tinja dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 3.1. Tempat Pembuangan Tinja CLUSTER 0
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
Tangki septik Pipa sewer
97,5 0,0
85,0 1,7
87,5 0,5
97,5 0,0
KULON PROGO 87,9 1,0
Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu 0-12 bulan yang lalu 1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
0,0 0,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 5,1 5,1
10,4 0,4 1,7 0,4 0,0 0,4 2,9 5,4 2,0
7,5 0,5 1,5 0,0 0,5 2,0 1,7 7,4 1,7
2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 10,3 0,0
7,9 0,4 1,5 0,2 0,2 1,0 2,0 6,6 2,0
Pertanyaan
Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja?
D6. Kapan tangki septik terakhir dikosongkan
Jawaban
Lebih dari 10 tahun
5,1
0,5
1,7
0,0
1,3
Tidak pernah
82,1
86,3
77,1
17,9
76,6
Tidak tahu
2,6
2,9
10,3
71,8
11,6
Dari tabel diatas dapat dilihat sebagai berikut: tangki septic 87,9%, ke cubluk 7,9%, dan ke Sungai 1,5% dari tabel diatas juga dapat dilihat dari 87,9% tangki septic yang ada tidak pernah dikuras atau 76,6% sedang yang lainya dikuras dalam rentang waktu yang berbeda-beda. c. Drainase Lingkungan Kondisi saluran air rumah tangga merupakan indikator yang menjadi peranan penting pada Survey EHRA, karena saluran air yang tidak memadai beresiko memunculkan penyakit terutama deman berdarah dan malaria. Dalam pelaksanaan Survey EHRA masalah saluran air menjadi pengamatan tersendiri yang dilakukan oleh enumerator untuk mengamati keberadaan saluran air di sekitar rumah responden. Saluran air yang dimaksud adalah yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga. Enumerator juga mengamati dari dekat apakah air di saluran itu mengalir, apa warna airnya, dan melihat apakah terdapat tumpukan sampah di dalam saluran air itu. Sedangkan saluran air yang memadai ditandai dengan aliran air yang lancar, warna air cenderung bening atau bersih, dan tidak adanya tumpukan sampah di dalamnya. Gambar 3.3. Diagram Genangan Di Kabupaten Kulon Progo 100,0
90,8
100,0
88,5
88,8 67,5
50,0 ,0
9,2
32,5
11,5
,0
11,2 Cluster 0
Cluster 1
Cluster 2
Ya
35
Cluster 3
Tidak
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Kulon Progo
Dari grafik diatas bisa disimpulkan bahwa di Kabupaten Kulon Progo tidak terdapat genangan yang signifikan yaitu hanya 11,2% dari total Kabupaten Kulon Progo.
d. Perilaku Hygiene Kebiasaan masyarakat dalam hal mencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu survey EHRA yang bertujuan untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kebiasaan mencuci tangan yang dilakukan oleh masyarakat dalam survey EHRA sangat berhubungan erat dengan kesehatan. Kebiasaan tidak mencuci tangan pada waktu-waktu penting merupakan salah satu faktor penyebab masuknya penyakit ke dalam tubuh, misalnya diare. Balita sangat rawan terkena diare. Bila kebiasaan mencuci tangan diterapkan pada waktu penting oleh masyarakat, khususnya yang memiliki anak Balita maka resiko Balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare dapat berkurang. Waktu cuci tangan yang penting diterapkan oleh masyarakat yang memiliki anak antara lain adalah : 1) sesudah buang air besar; 2) sesudah menceboki pantat anak; 3) sebelum menyantap makanan; 4) sebelum menyuapi anak; serta 5) sebelum menyiapkan makanan. Adapun kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dapat dilihat pada grafik berikut ini : Gambar 3.4. Diagram Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun Dalam Klaster 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
CLUSTER 0 CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 Tidak
Ya
A. Sebelum ke toilet
Tidak
Ya
B. Setelah menceboki bayi/anak
Tidak
Ya
C. Setelah dari buang air besar
Tidak
Ya
D. Sebelum makan
Tidak
Ya
KULON PROGO
E. Setelah makan
e. Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga Air merupakan kebutuhan utama dari setiap individu dan masyarakat. Kecukupan air dan kualitasi air akan sangat berpengaruh terhadap individu masyarakat dan kesehatan lingkungan. Jenis-jenis sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri terutama sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air ledeng/PDAM, sumbur bor, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditanggkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Sumber-sumber air minum yang dianggap memiliki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi pathogen ke dalam tubuh manusia yaitu sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan seperti air kolam, sungai, parit ataupun irigasi.
36
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar 3.5. Diagram Pengolahan air sebelum dikonsumsi Ya 100,0
Tidak 100,0
98,8
91,2
78,5
21,5 ,0
1,3
CLUSTER 0
CLUSTER 1
,0 CLUSTER 2
CLUSTER 3
8,8
KULON PROGO
Secara umum, sumber air yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Kulon Progo berasal dari 3 (tiga) sumber air minum utama yaitu 1) sumur yang terdiri dari sumur dalam dan sumur gali, 2) air ledeng PDAM, dan 3) mata air. 3.1.2. Tatanan Sekolah Sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan formal, selain memberikan pelajaran sesuai kurikulum hendaknya juga menjadi tempat mempelajari cara berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah Sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Sekolah dapat dikatakan ber-PHBS apabila memenuhi 8 indikator berikut: 1. Mencuci tangan dengan air mengalir & sabun sebelum makan dan sesudah BAB 2. Mengkonsumsi makanan jajanan higienis di warung sekolah/ kantin sekolah 3. Menggunakan jamban dengan tangki septik/lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir 4. Berolah raga rutin paling lama 1 kali seminggu 5. Melakukan PSN (pemberangtasan sarang nyamuk) dengan 3M atau 3M Plus di sekolah paling lama setiap 1 minggu sekali 6. Tidak merokok selama berada di sekolah 7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan paling lama 6 bulan sekali dan mencatat hasilnya dalam KMS Anak Sekolah atau buku catatan 8. Senantiasa membuang sampah di tempat sampah. Berdasarkan kajian PHBS oleh Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta yang dilaksanakan pada tahun 2011, baru 32,85% sekolah dasar dinyatakan ber-PHBS atau memenuhi ke-delapan indikator tersebut. Salah satu indikator yang menjadi penyebab utama gugurnya sekolah menjadi sekolah ber-PHBS adalah perilaku siswa dalam mengkonsumsi makanan jajanan di warung sekolah atau kantin sekolah. Banyak kita jumpai di lingkungan sekitar sekolah adalah menjamurnya pedagang yang menjajakan makanan. Pangan jajanan anak sekolah (PJAS) memiliki potensi masalah seperti penambahan bahan berbahaya, bahan tambahan pangan (BTP) yang melebihi batas aman, serta kontaminan kimia dan mikroba patogen (rhodamine, metanil yellow, formalin, borax, pemanis buatan, dan cemaran mikrobia) yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Sebab lain gugurnya sebagai sekolah berPHBS adalah kurangnya siswa melakukan kebiasaan untuk mencuci tangan dengan air mengalir & sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar (BAB),sekolah tidak menyediakan jamban dengan tangki septik/lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir,serta kebiasaan siswa untuk senantiasa membuang sampah di tempatnya. 37
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.1 Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di Sekolah/ Pesantren Jumlah Siswa
Nama Sekolah
Sumber Air Bersih
Jumlah Guru
PDAM
SPT
SGL
Fas. Cuci Tangan
Persediaan Sabun
Siapa yang membersihkan toilet Siswa
Guru
Pesuruh
Siswa P
Y
T
Y
T
L
P
L
P
L
P
Jumlah Toilet/WC
Jml Tempat Kencing
Siswa P
Guru
Siswa L
L
P
L
P
S
K
T
S
K
T
S
K
T
Guru
Siswa L
SMAN 1 Wates
181
385
26
22
√
-
-
-
-
-
-
-
-
3
7
8
3
7
8
√
-
√
-
√
-
√
√
√
-
SMAN 1 Temon
115
177
13
15
-
-
-
√
-
-
-
-
-
3
1
1
3
4
4
√
-
√
-
√
√
√
√
√
√
SMAN1 Lendah
144
320
21
23
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
3
4
2
3
4
-
√
-
-
-
-
-
-
√
-
SMAN 1 Kokap
59
63
16
13
√
-
-
-
-
-
-
√
-
3
2
2
3
2
2
√
-
√
-
-
-
-
-
√
√
SDN 1 Bunder
43
35
3
6
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Pandowan
69
72
1
7
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Sungapan
84
74
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Bunder
55
49
4
5
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Pandowan
32
33
3
5
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Sungapan
33
49
2
7
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 3 Brosot
42
34
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 3 Sungapan
35
18
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Brosot
161
166
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SMAN 1 Pengasih
Kecamatan Galur :
Kecamatan Girimulyo : SDN 1 Giripurwo
40
49
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Jonggrangan
82
84
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Sokomoyo
39
32
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Giripurwo
42
46
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Jonggrangan
62
42
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN2 Sokomoyo
70
62
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Cublak
44
62
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Jatiroto
24
28
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
38
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Kecamatan Kalibawang : SDN 1 Dekso
75
77
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Dekso
63
65
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDNBanjarharjo
33
25
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDNBlumbang
47
43
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Borosuci
34
19
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Candirejo
82
59
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Kalibawang
96
84
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Karangharjo
103
80
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Kempong
50
58
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Pripih
32
22
-
-
-
-
-
-
-
√
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Sremo
39
26
-
-
-
-
-
-
-
√
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Pripih
28
22
-
-
-
-
-
-
-
√
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Sremo
38
29
-
-
-
-
-
-
-
√
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 3 Sremo
48
39
-
-
-
-
-
-
-
√
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Banjaran
42
24
-
-
-
-
-
-
-
√
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Clapar
48
43
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Gambir
62
43
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Grindang
51
39
-
-
-
-
-
-
-
√
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Lendah
51
52
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Lendah
44
45
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Banarejo
34
33
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Banasara
63
52
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Bekelan
64
63
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Bumirejo
24
25
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Butuh
48
32
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Cabean
63
41
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Carikan
30
29
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
Kecamatan Kokap :
Kec. Lendah
39
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Kec.Nanggulan : SDN 1 Lengkong
29
25
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Nanggulan
89
88
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Wonorejo
67
57
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Lengkong
50
27
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Nanggulan
62
44
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Wonorejo
50
39
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Boto
50
80
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Donomerto
37
40
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Donomulyo
70
66
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Dukuh
54
52
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Depok
71
53
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Kanoman
42
48
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Depok
34
41
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Kanoman
47
46
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Bojong
53
45
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Bojong Baru
35
31
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Bugel
61
72
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Cerme
56
39
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN Depok
46
41
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Janturan
70
65
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Kalipetir
33
36
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Karangsari
78
76
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Ngulakan
58
50
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Pengasih
61
65
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Janturan
64
66
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Kalipetir
57
40
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
Kec. Panjatan
Kec. Pengasih :
40
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
SDN 2 Karangsari
57
69
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Ngulakan
95
90
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Balong
25
18
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDNi 1 Samigaluh
59
58
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDN 2 Balong
30
13
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDN 2 Samigaluh
42
37
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDN Banjarsari
33
42
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDN Bendo
61
51
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDN Jumblangan
47
33
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDN Kalirejo
45
41
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SDN Kebonharjo
44
38
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD N 1 Sentolo
59
56
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N 2 Sentolo
80
89
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N 3 Sentolo
96
73
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N Asemcilik
88
49
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD NBanguncipto
48
52
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N Degung
28
18
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N Gembongan
73
57
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N Jetak
42
27
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N Jlaban
75
82
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SD N 1 Glagah
56
52
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD N 2 Glagah
51
40
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD N 3 Glagah
60
43
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD N Demen
53
52
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD N Jangkaran
71
41
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD N Janten
68
45
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD N Kaligintung
33
31
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
Kec. Samigaluh :
Kec. Sentolo :
Kec. Temon :
41
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
-
-
√
-
SD N Kalisari
59
66
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDNKarangwuluh
47
47
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Bendungan
46
54
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Kulwaru
31
30
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 1 Triharjo
69
59
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 2 Wates
99
116
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 4 Bendungan
96
89
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDNi 4 Wates
185
175
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 5 Bendungan
74
50
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 5 Wates
93
81
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
SDN 6 Bendungan
72
90
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
√
√
√
-
-
√
-
31
38
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
35
29
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD Muh Bendo
56
60
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD Muh Degan
16
18
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD Muh Ngentak
43
28
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD Muh Kedunggong
82
53
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
SD Muh Mutihan
210
250
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
40
22
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
14
18
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
Kec. Wates :
Sekolah Dasar Swasta SD Kanisius Pelem Dukuh SD Kanisius Promasan
SD Muh Ngestiharjo SLB Kasih Ibu Brosot
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kulonprogo, 2012 SPT = Sumur Pompa Tangan SGL = Sumur Gali
42
S = Selalu Tersedia Air
K = Kadang- kadang Tersedia Air T = Tidak Tersedia Air
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah Apakah pengetahuan Higiene dan Sanitasi diberikan
Apakah ada dana utk airbersih /sanitasi / pend. Higiene
Cara pengelolaan sampah
Tempat buang air kotor
SMA Negeri 1 Wates
Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu -
SMA Negeri 1 Temon
√
√
SMA Negeri 1 Pengasih
√
-
-
SMA Negeri 1 Lendah
√
√
-
-
√
√
-
-
-
-
Sesuai kebutuhan
Baik
SMA Negeri 1 Kokap
√
√
-
√
-
√
-
-
√
√
-
Baik
Nama Sekolah
Ya, saat mata pelajaran PenJas di kelas Tidak pernah -
Tidak pernah
Ya
Tidak
Dikum pulkan
Dipisa h
Dibuat Kompo s
Dari Toilet
dari Kamar Mandi
Kapan Tangki Septik Diskosongkan
-
√
-
√
-
-
√
√
√
-
√
√
√
√
-
Juli 2011
Baik
√
-
√
-
-
√
-
-
Sedang
2 tahun sekali
Kondisi Higiene Sekolah Baik
Kecamatan Galur : SD Negeri 1 Bunder
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
SD Negeri 1 Pandowan
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri 1 Sungapan
√
√
√
SD Negeri 2 Bunder
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 2 Pandowan
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 2 Sungapan
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 3 Brosot
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri 3 Sungapan
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Brosot Kecamatan Girimulyo :
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri 1 Giripurwo
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD N 1 Jonggrangan SD Negeri 1 Sokomoyo
√ √
√ √
√ √
SD Negeri 2 Giripurwo
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 2 Jonggrangan
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 2 Sokomoyo
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
43
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
SD Negeri Cublak
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Jatiroto Kecamatan Kalibawang :
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri 1 Dekso
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri 2 Dekso SD Negeri Banjarharjo
√ √
√ √
√ √
SD Negeri Blumbang
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Borosuci
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Candirejo
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Kalibawang
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk Buruk
SD Negeri Karangharjo
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Kempong
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Baik
Kecamatan Kokap : SD Negeri 1 Pripih SD Negeri 1 Sremo
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 2 Pripih
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 2 Sremo
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri 3 Sremo
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang Sedang
SD Negeri Banjaran
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Clapar
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Gambir
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Grindang
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri 1 Lendah
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
SD Negeri 2 Lendah
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
SD Negeri Banarejo
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Banasara
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri Bekelan
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Bumirejo
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Butuh
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
Kec. Lendah
44
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
SD Negeri Cabean
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Carikan
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik Sedang
Kec.Nanggulan : SD Negeri 1 Lengkong SD Negeri 1 Nanggulan SD Negeri 1 Wonorejo
√ √
√ √
√ √
SD Negeri 2 Lengkong
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 2 Nanggulan
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 2 Wonorejo
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Boto
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk Buruk
SD Negeri Donomerto
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Donomulyo
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Baik
Kec. Panjatan SD Negeri 1 Depok SD Negeri 1 Kanoman
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 2 Depok
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 2 Kanoman
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri Bojong
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang Sedang
SD Negeri Bojong Baru
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Bugel
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Cerme
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Depok
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri 1 Janturan
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
SD Negeri 1 Kalipetir
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
SD Negeri 1 Karangsari
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 1 Ngulakan
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri 1 Pengasih
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 2 Janturan
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 2 Kalipetir
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
Kec. Pengasih :
45
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
SD Negeri 2 Karangsari
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri 2 Ngulakan
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik Sedang
Kec. Samigaluh : SD Negeri 1 Balong SD Negeri 1 Samigaluh SD Negeri 2 Balong
√ √
√ √
√ √
SD Negeri 2 Samigaluh
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Banjarsari
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Bendo
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Jumblangan
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk Buruk
SD Negeri Kalirejo
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Kebonharjo
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Baik
Kec. Sentolo : SD Negeri 1 Sentolo SD Negeri 2 Sentolo
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 3 Sentolo
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Asemcilik
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri Banguncipto
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang Sedang
SD Negeri Degung
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Gembongan
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Jetak
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Jlaban
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri 1 Glagah
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
SD Negeri 2 Glagah
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
SD Negeri 3 Glagah
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri Demen
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik Sedang
SD Negeri Jangkaran
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Janten
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri Kaligintung
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
Kec. Temon :
46
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
SD Negeri Kalisari
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
SD Negeri Karangwuluh
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik Sedang
Kec. Wates : SD Negeri 1 Bendungan SD Negeri 1 Kulwaru SD Negeri 1 Triharjo
√ √
√ √
√ √
SD Negeri 2 Wates
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 4 Bendungan
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 4 Wates
√
√
√
√
Tidak ada data
Sedang
SD Negeri 5 Bendungan
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk Buruk
SD Negeri 5 Wates
√
√
√
√
Tidak ada data
SD Negeri 6 Bendungan
√
√
√
√
Tidak ada data
Buruk
Sekolah Dasar Swasta : SD Kanisius Pelem Dukuh
√
√
√
√
Tidak ada data
Baik
√
Tidak ada data
Baik
SD Kanisius Promasan SD Muhammadiyah Bendo SD Muhammadiyah Degan SD Muhammadiyah Ngentak SD Muhammadiyah Kedunggong SD Muhammadiyah Mutihan SD Muhammadiyah Ngestiharjo SLB Kasih Ibu Brosot
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kulonprogo, 2012
47
√
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tidak ada data
Baik
Tidak ada data
Sedang
Tidak ada data
Sedang
Tidak ada data
Sedang
Tidak ada data
Buruk
Tidak ada data
Buruk
Tidak ada data
Buruk
3.2 Pengelolaan Air Limbah Sarana sanitasi subsektor air limbah di Kabupaten Kulon Progo secara kuantitas dan kualitas belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Masih banyak sarana air limbah kurang memenuhi ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan terutama di kawasan pedesaan seperti masih menggunakan closet cemplung (cubluk), penyedotan lumpur tinja hanya terbatas di wilayah kota Wates, dan sarana pernbuangan akhir lumpur tinja (Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu/ IPLT) hanya tersedia di RSUD Wates. Dalam pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten Kulon Progo sebagian besar masyarakat masih menggunakan sistem onsite (setempat) serta sebagian kecil sudah menggunakan sistem komunal untuk pengelolaan black water. Sedangkan untuk grey water sebagian besar rumah tangga masih melakukan pembuangan ke lahan terbuka, drainase, saluran irigasi, bahkan ke sungai. UPTD Kebersihan dan Pertamanan yang ada di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo juga melayani penyedotan lumpur tinja kepada masyarakat, walaupun frekuensinya masih sangat kecil. Lumpur tinja tersebut untuk sementara masih dibuang di lokasi TPA Banyuroto dengan jalan membuat lubang galian. Sementara itu di tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memperoleh bantuan dari APBN melalui Satker PBL Daerah Istimewa Yogyakarta berupa pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT), namun hingga tahun 2012 masih perlu dilakukan penyempurnaan sehingga belum dapat dioperasikan. 3.2.1
Kelembagaan
Umumnya yang sangat berperan dalam pengelolaan air limbah adalah Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup, peran dari pihak swasta dan masyarakat masih sangat sedikit. Sedangkan sektor sanitasi merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat dimana akibat dari sanitasi yang buruk akan berdampak domino bagi masyarakat itu sendiri. Secara umum aspek legal formal yang menjadi landasan hukum bagi Pemerintah Kabupaten dan pihak terkait dalam pengelolaan air limbah belum sebanding dengan tuntutan kebutuhan di tingkat masyarakat. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakata Nomor 3 Tahun 1997 tentang Baku Mutu Air Limbah dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik bahwa air buangan limbah yang akan di buang ke badan air harus sudah memenuhi baku mutu air limbah agar tidak mencemari badan air. Sedangkan selama ini air buangan domestik tidak pernah dilakukan pemantauan dengan menganalisis air buangan secara periodik baik secara fisik, kimia, biologi maupun bakteorologi. Kondisi kajian Kelembagaan di Kabupaten Kulon progo seperti yang tercantum dalam Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 :
48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.3. Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Air Limbah Domestik FUNGSI PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah skala kab/kota, Menyusun rencana program air limbah dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Menyediakan sarana pengumpulan dan pengolah awal (tangki Septik) Membangun sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan sedot lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan Restribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
49
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta
Masyarakat
Dinas PU
-
-
Dinas PU
-
-
Dinas PU
-
-
Dinas PU, Dinas Kesehatan Dinas PU, Dinas Kesehatan Dinas PU UPTD Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU, Satker PPLP
Pengembang Perumahan Pengembang Perumahan Jasa Sedot WC -
Rumah Tangga Rumah Tangga Rumah Tangga
Satker PPLP DIY Dinas PU UPTD Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU UPTD Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU UPTD Kebersihan dan Pertamanan Kantor Pelayanan Terpadu (Dinas PU, Dinas Perhubungan, Kantor LH) Kantor Pelayanan Terpadu (Dinas PU Cipta Karya)
Jasa Sedot WC Jasa Sedot WC
KSM SLBM/ SANIMAS -
-
-
-
-
Dinas PU, Kantor LH
-
-
Dinas PU, Kantor LH, Dinas Kesehatan
-
-
Kantor LH
-
-
Dinas PU, Kantor LH
-
-
Dinas PU
-
-
Kantor LH
-
-
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.4. Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Kulon Progo Peraturan
Ketersediaan Ada Tidak (sebutkan) Ada
Target capaian pelayanan - RPJMD pengelolaan air limbah domestik - - Renstra di Kab/Kota ini - Perbup No. 78 Th 2011 (SPM Bid. Pekerj. Umum dan TR) Kewajiban dan sanksi bagi PERDA Nomor : 3 Pemerintah Kab/Kota dalam Tahun 2008 ttg penyediaan layanan pengelolaan Pembentukan air limbah domestik Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi penyedotan air limbah Perda No. 10 tahun domestik 2011 ttg Pemakaian Kekayaan Daerah sebesar 75.000,-/ kali sedot Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran 50
-
Efektif Dilaksanak an Efektif sesuai capaian pertahun
Pelaksanaan Blm Efektif/ Tdk Efektif/ Dilaksanak Dilaksanaka an n
Ket.
-
-
RPJMD/ Restra 2012 sd 2016
-
-
-
-
-
Tidak ada
-
-
-
-
Tidak ada
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada
-
-
-
-
Tidak ada
-
-
-
-
Efektif
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak ada
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar 3.6. Struktur Organisasi Pengelola Air limbah Domestik Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kulon Progo KEPALA
SEKERTARIS
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA
BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG TEKNIS TATA RUANG
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN
SEKSI GEDUNG DAN UMUM
SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JEMBATAN
SEKSI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI PENGENDALIAN TATA RUANG
UPTD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PENGAIRAN
SEKSI PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN
SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SEKSI BINA MANFAAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
51
SUB BAGIAN PERENCANAAN
Penyelenggaraan Pengelolaan Air Limbah Domestik
a. Tugas dan kewenangan bidang Ciptakarya Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum sesuai Peraturan Bupati No. 66 Tahun 2008 Tugas dan kewenangan : Menyelenggarakan melaksankan pengelolaan penertiban, pembangunan di Bidang Teknik Penyehatan Lingkungan Uraian Tugas : a. Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta serta bahan lainnya yang berkaitan dengan penyehatan lingkungan. b. Menyusun program kerja seksi. c. Menyusun pedoman perencanaan teknis, pelaksanaan dan pengendalian penyehatan lingkungan permukiman. d. Menyusun database sarana dan prasarana penyehatan lingkungan. e. Melaksanakan inventarisasi kebutuhan dan permasalahan terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan. f. Menyelenggarakan pembangunan penyehatan lingkungan permukiman. g. Menyelenggarakan pengawasan dan penertiban pembangunan penyehatan lingkungan permukiman. h. Menyelenggarakan bimbingan teknis dalam penyehatan lingkungan. i. Menyelenggarakan perencanaan pemeliharaan, pelaksanaan dan pengawasan sarana air bersih, air buangan/ limbah dan drainase lingkungan. j. Melaksanakan urusan surat menyurat, data, perpustakaan arsip dan dokumentasi Bidang k. Mengelola keuangan Bidang l. Mengelola kepegawaian Bidang. m. Mengelola barang inventaris Bidang. n. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Seksi, dan o. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang. b. Harga / tarif. Biaya penyedotan kakus yang dibebankan kepada konsumen berdasarkan Perda No. 10 tahun 2011 tentang Pemakaian Kekayaan Daerah sebesar Rp 75.000,00/ 1 kali sedot 3.2.2
Sistem dan Cakupan pelayanan
Kondisi umum penanganan limbah cair rumah tangga (limbah domestik) di Kabupaten Kulon Progo dibedakan menjadi 2 sistem, yaitu pengelolaan limbah cair dari WC (black water), Serta limbah cair sisa kegiatan mandi, mencuci dan kegiatan jenis lainnya (grey water). Untuk penanganan air limbah domestik yang berasal dari sisa metabolisme tubuh manusia (blackwater) umumnya dilakukan secara mandiri (onsite system). Adapun bentuk penanganan black water adalah sebagai berikut: 1. Jamban tuang siram pribadi (private pour-flush toilet) yang dihubungkan dengan tangki septik. Effluent dari tangki septik dialirkan ke bidang resapan dalam tanah. 2. Jamban tuang siram pribadi yang dihubungkan dengan cubluk tunggal (cemplung tertutup).Limbah cair dari WC dialirkan langsung ke bidang resapan. 3. Jamban cubluk pribadi (cemplung terbuka). Air limbah dari WC dialirkan langsung ke bidang resapan (plengsengan) Sarana sanitasi air wilayah Kabupaten Kulon Progo secara kuantitas dan kualitas belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan dan penyediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah kurang memenuhi ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan terutama di kawasan pedesaan seperti masih menggunakan closet cemplung (cubluk), Pelayanan penyedotan lumpur tinja yang dilakuka oleh swasta maupun UPTD Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Kulon Progo masih terbatas di wilayah perkotaan Wates.
52
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Sedangkan untuk greywater, sebagian besar masuk ke area tebuka, saluran drainase, irigasi bahkan ada yang langsung dibuang ke badan sungai. Tabel 3.5. Cakupan Pelayanan Prasaranan dan Sarana Sanitasi di Kabupaten Kulon Progo Kab./Kota/Kecamatan
Jml Pddk 2011
32.899 Temon 52.717 Wates 41.885 Panjatan 34.668 Galur 41.647 Lendah 50.669 Sentolo 53.632 Pengasih 39.38 Kokap 27.022 Girimulyo 31.967 Nanggulan 31.538 Kalibawang 35.373 Samigaluh 473.397 Jumlah Sumber : YUDP dan BPS Prop. DIY, 2011 Catatan: Jaga : jamban Keluarga MCK: mandi cuci Kakus (komunal) Jamak:Jamban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Pelayanan (Unit) JAGA 5.413 8.249 6.834 5.572 6.496 7.982 8.357 7.036 4.938 5.621 5.687 5.225 77.410
MCK
JAMAK 66 101 84 68 79 98 102 86 60 69 70 64 946
7 10 8 7 8 10 10 9 6 7 7 6 95
Untuk dapat mengetahui Sistem dan Cakupan Pelayanan Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Gambar 3.1, Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 :
53
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar 3.7. Diagram Sistem Pelayanan Sanitasi (On Site System) Kab. Kulon Progo
Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan dan Penampungan/ Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan / Pengaliran
(D) ( Semi/ Pengolahan akhir terpusat )
(E) Daur ulang dan atau pembuangan akhir
Black Water Tinja Urine
Badan air/ tanah
Air Pembersi
Septic tank
h
Bidang
resapan
Air Penggelo ntor Kertas Pembersi h
SLBM Komunal
Kakus/ Cubluk
Grey Water
Tanah
Cemplung
BABS Sungai /kebun
Air cucian dapur
Air untuk mandi
Badan air/ tanah
Badan air/ tanah
Badan air/ tanah Tempat cuci piring/ makanan
Air cucian
Air kamar mandi Tempat Cucian pakaian/ mobil
54
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Badan air/ tanah
Badan air/ tanah
Tabel 3.6. Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Input Black Water (Tinja, Urine,Air Bembersih, Air Penggelontor,Kertas Pembersih)
Grey Water (Air Curah dari dapur,air untuk mandi, air cucian )
55
A
B
C
SLBM Komunal
Tangki Septik
-
D Pengolahan Akhir -
User Interface
Penampungan Awal
Pengaliran
SLBM Komunal
Tangki Septik
-
-
Tanah
Air Limbah AL 2
Jumbleng/ cemplung
-
-
Tanah
Air Limbah AL 3
WC Jongkok dan WC Duduk
Tangki Septik
-
-
Tanah
Air Limbah AL 4
WC Jongkok dan WC Duduk
Tangki Septik
-
-
Sungai
Air Limbah AL 5
BABS Sungai/ Kebun
-
-
-
Tanah
Air Limbah AL 6
BABS Sungai/ Kebun
-
-
-
Sungai
Air Limbah AL 7
Tempat cuci piring/ makanan
-
-
-
Tanah
Air Limbah AL 8
Tempat cuci piring/ makanan
-
-
-
Sungai
Air Limbah AL 9
Air kamar mandi
-
-
-
Tanah
Air Limbah AL 10
Air kamar mandi
-
-
-
Sungai
Air Limbah AL 11
Tempat cucian pakaian/ mobil dsb. Tempat cucian pakaian/ mobil dsb.
-
-
-
Sungai
Air Limbah AL 12
-
-
-
Tanah
Air Limbah AL 13
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
E Pembuangan/ Daur Ulang Sungai
F Air Limbah AL 1
Kode/Nama Aliran
Tabel 3.7. Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Kulon Progo Kelompok Fungsi A User Interface User Interface User Interface User Interface User Interface
Teknologi yang digunakan B SLBM Komunal WC Jongkok dan WC Duduk Kakus/ Cubluk BABS Sungai/ Kebun Tempat cuci piring/ makanan Air kamar mandi
Jenis Data Sekunder c Jumlah KK Pemanfaat, Jumlah SLBM Komunal Jumlah WC Jongkok dan WC Duduk Jumlah rumah Jumlah ( kualitas)
(Perkiraan) Nilai Data d 450 kk, 6 unit 90.329 kk
23.369 kk
Jumlah ( kualitas)
71.095 Rumah Tdk ada data
Tempat cucian pakaian/ mobil dsb.
Jumlah ( kualitas)
Penampungan Awal
Tangki septic
Jumlah Tangki septik
90.329 kk
Jumbleng/ cemplung
Jumlah Jumbleng/ cemplung
18.695 kk
Kec. Kalibawang, Lendah
DAS Progo,
Pembuangan/ Daur Ulang
Sungai
Pembuangan/ Daur Ulang
Tanah
56
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Kec. Wates, Panjatan, Pengasih Kec. Sentolo, Kokap, Girimulyo
PU Dinkes ( Laporan tahunan Puskesmas th 2011) Dinkes ( Laporan tahunan Puskesmas th 2011)
Tdk ada data
User Interface
Penampungan Awal
Sumber Data e
DAS Serang -
Dinkes ( Laporan tahunan Puskesmas th 2011)
Dinkes Dinkes PU, Dinkes
Dinkes
Gambaran pengelolaan limbah cair di Kabupaten Kulon Progo Dapat dilihat pada Tabel 3.8, Table 3.9 dan Gambar 2.3 Tabel. 3.8. Penanganan Air Limbah di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 No 1
URAIAN Jumlah Timbulan Tinja/Black Water - Pengguna tangki septic dan Umum (Rumah) - Standar timbulanTinja/Org/Hr - Jumlah Timbulan 2 Jumlah Timbulan Grey Water - Standar timbulan Org/Hr - Jumlah Timbulan (m3) 3 Jumlah Tinja terangkut - Mobil tinja Milik Pemerintah (unit) Jumlah Mobil tinja (unit) Kapasitas tangki (m3) Jumlah Rit / 1 hari - Mobil Tinja Milik Swasta Jumlah Mobil tinja (unit) Kapasitas tangki (m3) Jumlah Rit / 1 hari 4 Kapasitas IPLT ( Belum berfungsi ) - Dibangun (tahun) - Umur Pakai (tahun) - Kapasitas terpasang (m3) - Kapasitas terpakai (m3) 5 Kapasitas IPAL - Dibangun (tahun) - Umur Pakai (tahun) - Kapasitas terpasang (m3) - Kapasitas terpakai (m3) Sumber : Dinas PU/Dinkes, diolah
57
JUMLAH/VOLUME
KETERANGAN
3 org 0.3 kg/org/hr 282.624 kg
Jml KK = 94.208
25 liter/org/hr 11.776 m3
Jml Jiwa = 471.040
1 unit 4 5 1mgg/sekali 3 2011 20 th 20 Belum berfungsi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
-
Tidak punya IPAL skala kota/ regional
Tabel. 3.9. Teknis Penanganan Air Limbah di kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 No 1
URAIAN ON SITE SYSTEM On site individual On site individual komunal - Jumlah (unit) Cubluk Septic tank perorangan Septic tank communal (mis : Sanimas/ SLBM) - Kapasitas (m3) Cubluk Septic tank perorangan Septic tank communal (mis Sanimas/SLBM) - Wilayah Layanan Cubluk Septic tank perorangan Septic tank communal (mis Sanimas/SLBM)
JUMLAH/VOLUME
23.369 Unit 90.329 Unit 6 unit
-
70.107 m3 90.329 m3
-
150 m3 Kec. Kokap Kec. Girimulyo Kec. Kalibawang Kec. samigaluh Semua kecamatan Kec. Wates Kec. Kokap
2
OFF SITE SYSTEM IPLT - Jumlah IPLT (unit) - Kapasitas (m3) - Wilayah layanan (Ha) - Wilayah layanan/wilayah kab/kota (%) - Jumlah pelanggan (SR) 3 OFF SITE SYSTEM IPAL - Jumlah Ipal (unit) - Kapasitas (m3) - Wilayah layanan (Ha) - Wilayah layanan/wilayah kab-kota (%) - Jumlah pelanggan (SR) Sumber : Dinas PU/ Dinkes, 2012
58
KETERANGAN
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
1 20 -
Belum berfungsi -
Tidak punya IPAL skala kota/ regional
Peta 3.1. Peta Pelayanan Air Limbah di Kabupaten Kulon Progo 59
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
3.2.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Peran serta masyarakat di Kabupaten Kulon Progo dalam penanganan limbah cair masih terbatas pada kesadaran untuk hidup sehat dengan membangun jamban dan tanki septik secara mandiri.Namun tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jamban rumah tangga maupun jamban umum masih rendah. Sebagian masyarakat masih membuang limbah cairnya langsung ke drainase, saluran irigasi, maupun ke sungai. Masih banyak terdapat jamban umum/mck yang kurang terawat. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah melakukan kegiatan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penanganan pembangunan instalasi pengolahan limbah cair rumah tangga melalui program - program berbasis masyarakat seperti Tabel 3.9 . Kegiatan Program Sanimas dari tahun 2007 yang berada di 7 lokasi, semua lokasi menggunakan sistem MCK Plus dengan pertimbangan : Sekitar 80% masyarakat tidak memiliki jamban /WC sendiri di rumah Pembangunan effluent air limbah dari pengolahan sangat mudah karena lokasi dekat sungai Tabel 3.10. Pengelolaan Sarana Jamban dan MCK di masyarakat
Kecamatan
Jumlah
Jumlah MCK
RT
RW
Pddk Miskin
Di kel ola RT -
Dikelol a RW
Dikelo la CBO
Dikelol a Lainya
2.64
Jamba n Keluar ga 5.772
Temon
166
401
-
-
-
Wates
127
291
3.201
10.161
-
-
14
Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Kokap Girimulyo Nanggulan Kalibawang Samigaluh
200 148 107 176 171 153 130 127 170 259
402 311 346 355 361 469 348 385 352 448
3.502 2.604 3.450 4000 4.782 4.830 3.574 2.426 3.789 3.536
8.823 6.681 8.596 7.832 9.411 8.176 5.621 5.569 7.009 6.578
-
-
-
Tahun MCK Dibangu n
Jumlah Sanimas Dikel ola RT
Dikelola RW
Dikelol a CBO
Dikelol a Lainya
-
-
-
-
-
-
2010
-
-
4
-
-
2011 -
-
-
2 -
-
Tahun Sanimas Dibangun
2007 2010 2011 2011 -
Tabel 3.11. Kondisi sarana MCK di masyarakat Kecamatan
Lokasi MCK
Jumlah pemakai MCK P
RT
RW
L
Temon
-
-
20
20
Wates
5
7
40
40
-
-
40
40
Kokap
Keterangan S = selalu tersedia
60
S
-
PDAM K T
-
-
S
SPT K T
-
T = tidak ada persediaan air
-
-
S v V V
SGL K T
-
-
Jml Toilet WC
Fas. Cuci Tangan
Persediaan sabun
Ada biaya pemakaian MCK
Tempat buangan air kotor
L
P
L
P
Y
Y
1
1
-
4
4
V
-
-
v
-
Tangki septik V
K = kadang- kadang
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
T
V V
-
T V V V
-
V V
Kapan tangki septik dikosongkan
Cubluk
-
Tiap 5 tahun Tiap 5 tahun
Tabel 3.12. Daftar program/proyek layanan yang berbasis masyarakat No
Sub Sektor
Nama Program/ Proyek/ Layanan SANIMAS MCK Kriyanan, Wates SLBM IPAL Komunal Wetan Pasar, Wates SLBM IPAL Komunal Kedungdowo, Wates SLBM MCK Menguri, Kokap SLBM IPAL Komunal Beji, Wates
1
Air limbah
2
Air limbah
3
Air limbah
4
Air limbah
5
Air limbah
6
Air limbah
MCK Plus
7
Air limbah
MCK-PNPM P2KP
Kondisi sarana saat ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi
Pelaksan a/ PJ
Tahun Mulai
DPU
2007
V
-
DPU
2010
V
DPU
2010
DPU DPU Satker PPLP DIY DPU
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
-
V
V
V
-
-
V
V
V
V
-
-
V
V
V
2011
V
-
-
V
V
V
2011
V
-
-
V
V
V
2011
V
-
-
V
V
V
2010
V
-
-
V
V
V
Keterangan PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR = Masyarakat Berpengahsailan Rendah
3.2.4
Pemetaan media
Kajian Komunikasi dan Pemetaan Media merupakan upaya pengumpulan dan analisis data primer dan sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi di antara stakeholder dan peta media terkait pengelolaan air limbah. Kajian ini diperlukan untuk menyusun Strategi Kampanye dan Komunikasi, di samping juga bermanfaat sebagai sarana advokasi pengelolaan air limbah di Kabupaten Kulonprogo untuk stakeholder kunci, yakni Pemerintah Kabupaten dan media massa. Hasil identifikasi tentang pengalaman dan kapasitas Kabupaten Kulonprogo dalam menjalankan kampanye/pemasaran pengelolaan air limbah serta sejauh mana Pemerintah Kabupaten Kulonprogo melakukan penyampaian informasi kepada masyarakat dan mengetahui peran media massa dalam mendukung pengelolaan air limbah mencakup beragam media cetak, audio-visual, luar ruang, internet seperti dalam Tabel 3.10 dan Tabel 3.11.
61
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.13. Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Kulon Progo No 1
Sosialisai Pengelolaan limbah domestik
2007
Dinas Pelaksana Dinas PU
2
Sosialisasi Pengelolaan limbah domestik
2010
Dinas PU
Penyadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga
3
Sosialisasi Pengelolaan limbah domestik
2011
Dinas PU
Penyadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga
4
Sosialisasi Pengelolaan limbah domestik
2011
Satker PPLP DIY
Penyadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga
62
Kegiatan
Tahun
Tujuan Kegiatan Penyadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga
Khalayak Sasaran Masyarakat di Dusun Kriyanan dan Kedung Dowo Masyarakat di Dusun Wetan Pasar, Wonosidi dan Kedung Dowo Masyarakat di Dusun Beji dan Warga sekitar Pasar Menguri
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Masyarakat sekitar taman pintar, Hargo Tirto, Kokab
Pesan Kunci Limbah rumah tangga harus diolah sebelum di buang ke lingkungan Limbah rumah tangga harus diolah sebelum di buang ke lingkungan Limbah rumah tangga harus diolah sebelum di buang ke lingkungan Limbah rumah tangga harus diolah sebelum di buang ke lingkungan
Pembelajaran Limbah tidak dibuang langsung ke lingkungan
Limbah tidak dibuang langsung ke lingkungan
Limbah tidak dibuang langsung ke lingkungan
Limbah tidak dibuang langsung ke lingkungan
Tabel 3.14. Media komunikasi yang ada di Kabupaten Kulon Progo No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat Mayoritas Sumur di Kulonprogo Tercemar E-coli
1
Suara Merdeka
Artikel
2
Radar Jogja
Artikel
Diare Serang 1.496 Warga
3
http://lppm.ugm.ac.id/sikibugm/rumpin_hargotirto.yk
Artikel
Sosialisasi MCK Plus
4
Jogja TV
Berita
Pengelolaan limbah medis pada pelayanan kesehatan swasta
Pesan Kunci Mayoritas sumur gali di wilayah Kabupaten Kulonprogo tercemar bakteri Escherichia coli (Ecoli) yang dapat menyebabkan penyakit diare, melabihi ambang batas dari hasil pendataan diketahui jumlah penderita diare ada sebanyak 1.496 orang. SANIMAS PLUS (Sanitasi Masyarakat Plus) dibangun bertujuan untuk sarana kebersihan bagi masyarakat baik dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maupun untuk fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) warga masyarakat Peningkatan strategi pengelolaan limbah
Pendapat Media Naratif, perlu segera mendapatkan perhatian
Keadaan KLB penyakit diare Positif
Naratif, perlu segera mendapatkan perhatian
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap fasilitas sanitasi sector air limbah dibutuhkan kerjasama dengan seluruh komponen Pemerintah Daerah, Masyarakat, LSM dan Dunia Usaha yang mempunyai kepedulian terhadap pelayanan sanitasi. Berdasar pengalaman Pemerintah Kabupaten Kulonprogo atas pengelolaan Kerjasama yang terkait sanitasi dan Mitra Potensial yang memungkinkan menyelenggarakan penyediaan fasilitas sanitasi selengkapnya pada Tabel 3.12 dan Tabel 3.14 : Tabel 3.15. Kerjasama Terkait Sanitasi No
Nama Kegiatan
1 2 3
Pembangunan SANIMAS PHBS Kampanye CTPS Penyuluhan PHBS
63
Jenis Kegiatan Sanitasi Air Limbah Air Limbah PHBS
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Mitra Kerjasama LPTP Borda, Satker PPLP LSM Persada Stikes Aisyiyah Yogyakarta
Bentuk Kerjasama MoU MoU MoU dengan Pemdes Karangsewu Galur
Tabel 3.16. Daftar Mitra Potensial No 1 2 3
Nama Mitra LSM Persada LPTP Borda Stikes Aisyiyah
3.2.5
Jenis Kegiatan Sanitasi PHBS Sanitasi Berbasis Masyarakat PHBS
Bentuk Kerjasama Penyuluhan Pelatihan, Bangunan fisik Penyuluhan
Partisipasi Dunia Usaha
Kepedulian dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik dan kegiatan kemitraan sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan pengelolaan air limbah kepada masyarakat. Hasil identifikasi terhadap penyedia layanan yang sudah dilakukan tercantum dalam Tabel 3.14 : Tabel 3.17. Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Kulon Progo No A 1
Nama Provider B Penyedia Jasa sedot WC
Tahun mulai operasi c 2003
Jenis kegiatan d Sedot WC
3.2.6
Pendanaan dan Pembiayaan Belanja investasi maupun untuk operasi dan pemeliharaan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo ( SKPD terkait ) maupun institusi lain yang berwenang dalam pengelolaan air limbah sejak lima tahun terakhir , selengkapnya pada Tabel 3.15 : Tabel 3.18. Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor air limbah domestik No A
Sub sektor/ SKPD
1
b DPU Pengairan
2
PU-Cipta Karya
3
Kantor Lingk. Hidup Kimtaru (permukiman Tataruang)
4
64
2007 ( Rp )
2008 ( Rp )
C
d
2009 ( Rp ) E
2010 ( Rp )
2011 ( Rp )
Rata-rata ( Rp )
F
g
H
5,220,734,950
4,533,119,699
3,061,364,942
1,275,899,500
0
2,890,950,647
2,968,010,000
2,738,521,983
1,662,326,615
2.871.586.341
2,167,675,844
1,506,229,999
1,327,800,081
2,256,553,580
913.906 .650
71,081,200
140,489,000
104,435,000
192,196,350
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
0
2,818,223,818.20 2,051,961,849.00 1,451,651,900.80 101,640,310.00
Pertum buhan (%) i -51 -36 -8 14
3.2.7
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak 1) Perlunya Perda Air Limbah untuk memaksimalkan pengelolaan subsektor air limbah. 2) Kelembangaan pengelola sub sektor air limbah, air minum dan drainase di bawah satu seksi Penyehatan Lingkungan. 3) SDM yang ada di Seksi Penyehatan Lingkungan belum menangani pekerjaan secara spesifik. 4) Belum tersusunnya masterplan air limbah domestik. 5) Perlunya menambah mobil sedot tinja untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. 6) Terbatasnya lahan untuk pembangunan IPAL Komunal di masyarakat. 7) Persepsi masyarakat bahwa pembangunan sarana air limbah belum merupakan kebutuhan yang mendesak. 8) Masyarakat umumnya masih membuang limbah dilingkungan sekitar rumah. 9) Sebagaian masyarakat membuang limbah cair ke badan air dan saluran drainase. 10) Saluran pembuangan air limbah dan septictank di masyarakat belum sesuai dengan persyaratan kesehatan.
3.3 Pengelolaan Persampahan 3.3.1 Kelembagaan Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 5/ 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah, Pengelolaan Kebersihan dilaksanakan oleh UPTD Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Tugas dan wewenang UPTD Kebersihan dan pertamanan a. Membersihkan sampah pd jalan protokol& selokan di kota Wates. b. Pengambilan sampah pada bin/tong kota Wates c. Pengambilan sampah TPS-TPS kota ke TPA d. Pengambilan sampah TPS-TPS Pasar dan sub terminal e. Meratakan sampah dan mengurug dg tanah&pasir di TPA f. Penyemprotan lalat di TPA g. Pengelolaan 20 lokasi taman kota Pada tahun 2012 jumlah personal UPTD Kebersihan & Pertamanan Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 43 orang PNS dan 30 orang tenaga kontrak. Undang Undang No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah PP 16/2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, yang di dalamnya mengatur masalah persampahan. Perda Kab. Kulon Progo Nomor 5/ 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas daerah. Hasil Studi/ Kajian spesifik tentang Peta Pemangku Kepentingan Pengelolaan Persampahan dan Peta regulasi yang menjadi landasan hokum untuk berpijak seperti dalam Tabel 3.16 dan Tabel 3.17
65
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar 3.8. Strukstur Organisasi Pengelola Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo
KEPALA
SEKERTARIS
SUB BAG. UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA
BID. CIPTA KARYA
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN
SEKSI GEDUNG DAN UMUM
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JEMBATAN
SEKSI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
BID.TEKNIS TATA RUANG
SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG
SEKSI PENGENDALIAN TATA RUANG
UPTD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PENGAIRAN
SEKSI PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN
SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SEKSI BINA MANFAAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
66
SUB BAGIAN PERENCANAAN
Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan
Tabel 3.19. Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
FUNGSI PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana pengolahan sampah (komposting, pembangkitan listrik dll) PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
67
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Kulon Progo Dinas PU UPTD Kebersihan Dan Pertamanan Dinas PU UPTD Kebersiahan Dan Pertamanan Dinas PU UPTD Kebersiahan Dan Pertamanan
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
-
Rumah Tangga
-
Rumah Tangga
-
Kelompok Masy. (RT/ RW)
-
-
Dinas PU UPTD Kebersiahan Dinas Pu & Kantor LH
-
-
-
-
Dinas PU Dinas PU Dinas PU
-
Kelompok masy. KSM ( TPST )
-
-
Dinas PU Dinas Pu & Kantor LH
Pengepul Sampah -
-
Kantor LH Kantor LH Dinas PU UPTD Kebersiahan Dinas PU UPTD Kebersiahan
Dinas PU Kantor Pelayanan Terpadu Dinas PU UPTD Kebersihan & Pertamanan Dinas PU & Kantor LH Kantor LH Dinas PU & Kantor LH Dinas PU
KSM -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dinas PU
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.20. Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Kulon Progo Ketersediaan Peraturan PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah di hunian rumah dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor/ unit usaha di kasasan komersial/ fasilitas social/ fasilitas umum untuk mengurangi sampah dan mumbuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA dan pengaturan waktu pengangkutan sampah ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau Kebersihan
68
Ada (sebutkan)
Tidak Ada
Efektif Dilaksana kan
RPJMD, Renstra -
-
-
Tidak Ada
Pelaksanaan Blm Efektif/ Tdk Efektif/ Dilaksana Dilaksana kan kan Belum Efektif
Ket.
-
RPJMD & Renstra Tahun 20122016
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak Ada -
-
Tidak Ada
Tidak Ada -
Perbup No. 95 Tahun 2008
Efektif -
Berita Acara Penyerahan Pengelolaan TPST Desa Pengasih Draft Perda Retribusi Persampahan
-
-
-
-
Belum Efektif -
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
-
-
Antara Satker PPLP dengan Desa Pengasih Menunggu pengesahan DPRD, berlaku efektif Juli 2012
3.3.2
Sistem dan cakupan pelayanan
Timbulan sampah di Kabupaten Kulonprogo berasal dari sampah pemukiman, pertokoan , pasar, perkantoran, penyapuan jalan serta sampah dari sarana umum lainnya. Kabupaten Kulon Progo menghasilkan sampah sebanyak 70-80 m3/hari atau sekitar 40 ton/hari, atau setara dengan 10 rit/hari. Kondisi sampah di kabupaten Kulon Progo saat ini masih bercampur menjadi satu. Adapun karakteristik sampah kabupaten Kulon Progo terdiri dari 55% organik, 15% plastik, 10% kertas, 0% metals, and 1% kayu, 1% kaca, 2% karet/kulit, 1% kain , dan 5% lain-lain. Upaya meminimalisasi kehadiran sampah sudah dilakukan, dimana 5% - 10% sampah yang dapat direcycle (didaur ulang) diambil pemulung ketika berada di transfer depo, sedangkan 90-95% diangkut menuju ke TPA. Di TPA sendiri terdapat sejumlah pemulung yang mengumpulkan sampah yang masih bernilai ekonomis, seperti kertas, plastik, gelas, maupun logam. Timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat setiap hari mestinya dapat ditangani oleh UPTD Kebersihan dan Pertamanan. Berdasarkan data, persentase penanganan sampah mengalami peningkatan dari 87,50% di tahun 2008 menjadi 93,33% di tahun 2010. Tabel 3.21. Persentase Penanganan Sampah di Kabupaten Kulon Progo Uraian 2008 2009 Penanganan sampah 87,50% Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2011
2010 87,50%
93,33%
Berdasarkan data, penanganan sampah kota Wates yang meliputi pertokoan dan pasar sudah mencapai 100%, artinya semua timbulan sampah setiap harinya sudah dapat diangkut ke TPA. Sedangkan timbulan sampah di wilayah permukiman belum semuanya terangkut, hal ini disebabkan sebagian masyarakat masih membakar sampah atau menimbun sampahnya di belakang rumah dengan cara membuat lubang di tanah. Hal ini selain dapat menyebabkan pencemaran udara, lama kelamaan juga akan mencemari tanah bahkan air tanah, yang pada akhirnya akan mengganggu kesehatan manusia. Adapun besarnya volume timbulan sampah dan yang terangkut ke TPA dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.22. Volume Timbulan dan Volume Sampah Terangkut Tahun 2007 No
Sumber Timbulan Vol Timbunan Sampah % Vol Terangkut Sampah (m3) (m3/hari) 1. Permukiman 42 100 40 2. Pertokoan 4 100 4 3. Pasar 80 100 80 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009
Tingkat Pelayanan (%) 95 100 100
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih serta memberikan pelayananan kepada masyarakat di bidang persampahan dibutuhkan sejumlah sarana dan prasarana, seperti tempat penampungan sampah sementara (kontainer, bin/tong, bak permanen), alat pengangkut (gerobak, dumptruck, becak sampah), dan sebagainya. Berikut ini sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Kulon Progo.
69
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.23. Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana Persampahan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 No
Prasarana dan Sarana
Satuan
Vol (Unit)
Pewadahan a. Tong sampah Buah 120 2. Pengumpulan a. Gerobak sampah Buah 13 b. Becak sampah Buah 1 3. TPS pasangan Lks 14 a. Transfer depo Lks 1 b. Container Buah 14 c. Mis blower Buah 1 d. Tempat tertutup Lks 13 e. Tempat terbuka Lks 26 4. Pengangkutan a. Dump truck besar Bh 3 b. Dump truck kecil Bh 2 c. Arm roll besar Bh 2 d. Arm roll kecil Bh 3 e. Mini truck (kijang) Bh 1 5. Pengolahan a. Pengomposan b. Daur ulang 6. TPA Banyuroto a. Luas area (ha) Ha 1.4 b. Peralatan Buah 1 7. Sarana penunjang a. Kantor Buah 1 b. Perbengkelan Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011
Kapasitas (m3)
Kondisi
1.
0,1
Sedang
1 1 1 s/d 2 12 6 6 6 ; 12 3-6 ; 8
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik
8 6 6 6 2
252.000
Sedang
Sedang/baik
Sudah dioperasikan Sedang
6 m2
Sistem Pewadahan sampah di Kab. Kulon Progo baik di pemukiman, pasar, perkantoran, dan perdagangan masih tercampur antara sampah basah dan kering. Berdasarkan jadwal/rute pengambilan sampah TPS dan Container yang dilayani UPTD Balai Kebersihan DPU Kab. Kulon Progo, pelayanan sampah mencakup seluruh wilayah Kota Wates, Pengasih, dan beberapa Container/TPS pasar diwilayah Kab. Kulon Progo. Adapun Jadwal/Rute Pengambilan Sampah TPS dan Container yang dilayani UPTD Balai Kebersihan DPU Kab. Kulon Progo sebagai berikut :
70
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.24. Jadwal Pengambilan Sampah TPS dan Kontainer Oleh UPTD Kebersihan dan Pertamanan No.
Nama Unit Pelayanan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55.
Transfer Depo Bin Sampah Jl. M. Dawam Bin Sampah Jl. Sutijab TPS Pasar Burung Gawok Bin Sampah Jl. Lingkar Gawok TPS Gapensi TPS Kedunggong Bin Sampah Jl. Kudori TPS Gayam Bin Sampah Jl. Brigjen Katamso Bin Sampah Jl. Sugiyono TPS Perum Giripeni Bin Sampah Jl. Diponegoro Bin Sampah Jl. Sugiman TPS IKIP (Pasar Mergosari) TPS Pasar Hewan Bin Sampah Jl. Pengasih TPS SMP Pengasih/ Pasar. Pengasih TPS Kecamatan Pengasih TPS Polres Bin Sampah Jl. Bhayangkara Bin Sampah Jl. Perwakilan Bin Sampah Lingkar Alun-alun TPS Rumah Dinas Bupati TPS Rumah Sakit Umum TPS Beji Container Teteg Barat Container Terminal Wates Container Pasar Bendungan Container Jl. Stasiun (Pasar Senggol) Container Gedung Kesenian Container Puskesmas Temon Container Pasar Wates Container Pemda Container Komplek Gereja Katolik Container Pasar Kelapa Container Gereja Jawa Container Masjid Taubat Container Timur BPN Container Pasar Sentolo TPS Pasar Jombokan TPS Pasar Pripih TPS Pasar Glaeng TPS Pasar Temon TPS Pasar Panjatan TPS Pasar Keongan TPS Pasar Sewu Galur TPS Pasar Legi TPS Pasar Brosot TPS Pasar Kranggan TPS Pasar Kenteng TPS Pasar Dekso TPS Pasar Nanggulan TPS Terminal Ngeplang TPS Asrama BRIMOB
Volume (m3) 12 0,1 0,1 2 0,1 6 6 0,1 1,5 0,1 0,1 6 0,1 0,1 6 6 0,1 1 1,5 6 0,1 0,1 2 1,5 6 6 12 12 6 12 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 6 1,5 6 6 2 2 2
Sumber: UPTD Kebersihan dan Pertamanan Kab. Kulon Progo, 2011
71
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Armada
Keterangan
AB 931 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 930 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 925 C AB 932 C AB 932 C AB 932 C AB 932 C AB 932 C AB 932 C AB 938 C AB 938 C AB 938 C AB 938 C AB 938 C AB 938 C AB 932 C AB 938 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C AB 931 C
Tiap Hari ( 08.00 WIB) Tiap Hari ( 08.00 WIB) Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari 1 Minggu Tiap Hari Tiap Hari ( 08.00) 5 hari X 1 2 hari X 1 2 hari X 1 2 hari X 1 2 hari X 1 2 hari X 1 Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari Tiap Hari ( 08.00) 2 hari X 1 2 hari X 1(legi,pon,wage) Tiap Hari Bila ada kegiatan 1 Minggu X 1 Tiap Hari ( 08.00) Tiap Hari Tiap Hari 2 Hari X 1 Tiap Hari Tiap Hari 3 Hari X 1 2 Hari X 1 1 bulan X 2 1 bulan X 1 1 bulan X 1 1 bulan X 1 1 bulan X 2 1 bulan X 1 1 bulan X 2 1 bulan X 2 1 bulan X 2 1 bulan X 2 1 bulan X 2 1 bulan X 2 1 bulan X 2 1 bulan X 2 1 bulan X 2
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) 1. TPA Ringin Ardi TPA Ringin Ardi terletak di Desa Karangsari Kecamatan Pengasih dengan luas kurang lebih 2 Ha. Penanganan sampah di TPA ini masih open dumping. Saat ini TPA Ringin Ardi sudah tidak beroperasi dan telah dipindahkan ke TPA Banyuroto. 2. TPA Banyuroto TPA Banyuroto terletak di dusun Tawang desa Banyuroto kecamatan Nanggulan dengan luas area 1,4 Ha, berada pada ketinggian 970 - 990 m di atas permukaan laut dan secara astronomis terletak pada 7o 45’ 10” dan 110o14’ BT. Jika dilihat letak kemiringannya > 40°. Kondisi lahan secara umum merupakan tegalan dan jauh dari sumber-sumber mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Kondisi topografi TPA terletak pada daerah topografi bergelombang, pada lahan perbukitan atas dan sebagian ledokan dengan beda tinggi 10 meter. Gambar 3.9. Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Kabupaten Kulon Progo DIAGRAM SISTEM SANITASI PERSAMPAHAN Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan Awal
(C) Penampungan Setempat
(D) Pengangkutan
Kompos skala RT
(E) Pengolahan Akhir Terpusat
(F) Pembuangan Akhir/Daur ulang
3R di TPST
Rumah Tangga TPA
Pasar/ Pertokoan
Sampah organik/ anorganik ganik
Sampah medis
72
Jalan Transfer Depo
Reduce/ Pemulung
Taman/ Fasum RS Swasta, Puskesmas,
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Incinerator di RSUD & 3 Puskesmas
Tabel 3.25: Sistem Sanitasi pengelolaan Persampahan Input
User Interface
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara (TPS)
Pengangkutan
A
b
C
d
E
(Semi)Pengo lahan Akhir terpusat f
Pertokoan sekitar Jl M Dawam
Tong sampah
Container
Arm roll
TPA
Pertokoan sekitar Jl. Sutijab Pasar Burung Gawok (Gapensi ) Permukiman & pertokoan Kedunggong Permukiman & pertokoan Jl Khudori Permukiman & pertokoan Gayam Permukiman & pertokoan JL Gayam Permukiman & pertokoan JL Brigjen Katamso Permukiman & pertokoan JL Sugiyono Permukiman Giripeni Permukiman & pertokoan JL Diponegoro Permukiman & pertokoan JL . Sugiman Pasar Mergosari / IKIP Pasar Hewan
Tong Tong Tong Tong Tong Tong
sampah sampah sampah sampah sampah sampah
Container Container TPS Container TPS Container
Arm roll Arm roll Dam truck Arm roll Dam truck Arm roll
TPA TPA TPA
Tong sampah
Container
Arm roll
TPA
Tong Tong Tong Tong Tong Tong
Container TPS TPS Container TPS TPS
Arm roll Arm roll Dam truck Arm roll Arm roll Dam truck
TPA TPA
Permukiman & pertokoan Desa Pengasih
Tong sampah
Sampah Organik/ smph anorganik
Perkantoran & pertokoan Sekitar Kantor POLRES Ngramang Perkantoran & Sekitar Jl Bayangkara Perkantoran & Sekitar Jl Perwakilan Perkantoran & Sekitar Rumdin Bupati RSU ( non medis) & Permukiman di sekitar PasarTeteg Barat & sekitar Terminal Wates Pasar Bendungan 73
sampah sampah sampah sampah sampah sampah
Motor Sampah
TPA TPA TPA
TPA TPA TPA TPA TPST
Tong sampah
TPS
Dam truck
TPA
Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah & Kantong Plastik Tong sampah Tong sampah Tong sampah
TPS TPS TPS
Dam truck Dam truck Dam truck
TPA TPA TPA
TPS
Dam truck
Container Container Container
Dam truck Dam truck Arm roll
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Pembuangan Akhir / Daur Ulang g
TPA TPA TPA TPA
Produksi kompos/ Pemilahan
Jl. Stasiun (Pasar Senggol) Pertokoan & perkantoran sekitar Gedung Kesenian
Tong sampah
Container
Dam truck
TPA
Tong sampah
Container
Arm roll
TPA
Container
Arm roll
TPA
Container Container Container Container Container Container
Dam truck Arm roll Arm roll Arm roll Arm roll Arm roll
TPA TPA TPA TPA TPA
Tong sampah
Container
Arm roll
TPA
Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah
Arm roll Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck
TPA TPA TPA TPA
Tong sampah
Container TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS
Rumah Tangga perorangan
Tong sampah/kantong plastik
Galian Sampah
Rumah Tangga perorangan
tong sampah/kantong plastik
Galian Sampah
Permukiman sekitar Puskesmas Temon Pasar Wates Komplek perkantoran PEMDA Komplek DPRD Komplek Gereja Katolik Pasar Kelapa Gereja Jawa dan sekitar Permukiman dan perkantoran BPN sekitarnya Pasar Sentolo Pasar Jombokan Pasar Pripih Pasar Glaeng Pasar Temon Pasar Panjatan Pasar Keongan Pasar Sewu Galur Pasar Legi Pasar Brosot Pasar Kranggan Pasar Kenteng Pasar Dekso Pasar Nanggulan Terminal Ngeplang Asrama BRIMOB Rumah Tangga perorangan Rumah Tangga perorangan
74
Tong sampah & kantong plastik Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
TPA
TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA Lobang Galian Lobang Galian
Produksi kompos Tanah
Rumah Tangga perorangan Kantin/ RM
Sampah Medis
Sampah Organik/ smph anorganik
75
RSU Wates ( medis ) Puskesmas ( medis ) PT Sampoerna Giripeni PT Sun Chang Pasir Besi Trisik RS Riski Amalia Temon RS Riski Amalia Lendah Pasir Besi Karangwuni Pondok Pesantren Giripeni
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Kantong plastik Tong sampah Tong sampah
Transfer Depo
Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah
TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS
Dam truck
TPA
Dam truck Motor Sampah Motor Sampah Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck Dam truck
TPA Incenerator Incenerator TPA TPA TPA TPA TPA TPA TPA
Sungai Produksi kompos
Tabel 3.26 Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Kulon Progo Kelompok Fungsi A
Teknologi yang digunakan b Pasar Terminal
User Interface
Pengumpulan Setempat Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Pengangkutan
Rumah Tangga perorangan Pertokoan Kantin/ RM Tong sampah Container TPS Pasangan Tertutup Terbuka Transfer depo Gerobak sampah Becak sampah Dump truck besar Dump truck kecil Arm roll besar Arm roll kecil Mini truck (kijang) TPA
(Semi)Pengolahan Akhir terpusat Incenerator Pembuangan Akhir / Daur Ulang
76
Jenis Data Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data d 20 unit 72 m3
DPU UPTD Kebersihan
1 buah 6 m3
DPU UPTD Kebersihan
Jml KK
94.208 KK
DPU UPTD Kebersihan
Jml Toko (ber-ijin)
829 Menjadi satu dg pasar/ permukiman 120 buah 14 buah 14 buah 13 buah 26 buah 1 buah 13 buah 1 buah 3 buah 2 buah 2 buah 3 buah 1 buah TPA Banyuroto 252.000 m3 80 m3/ hari 4 buah
Bappeda
C Jumlah Pasar Jumlah sampah terangkut Jumlah Terminal Jumlah sampah terangkut
Menjadi satu dg pasar/ permukiman Jml Tong sampah Jml Container Jml TPS Jml TPS Jml TPS Jml Transfer depo Jml Gerobak sampah Jml Becak sampah Jml Dump truck besar Jml Dump truck kecil Jml Arm roll besar Jml Arm roll kecil Jml Mini truck (kijang) Nama TPA Kapasitas Sampah terangkut Jml Jml sampah medis dikelola
15,5 m3/hari
Produksi kompos
Jml produksi
250 kg/ bln
Tanah Daur ulang plastik
Jml kk Volume
Sungai
Nama DAS
15 m3/ hari Progo, Serang, Bogowonto
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Sumber Data e
DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan Dinkes Dinkes DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan DPU UPTD Kebersihan
Peta 3.2. Pelayanan Persampahan di Kabupaten Kulon Progo
77
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
3.3.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Salah satu asas dalam Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengeloaan sampah adalah asas tanggung jawab. Masyarakat sebagai salah satu sumber sampah harus ikut memikul tanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat penting terutama untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya. 1) Membersihkan lingkungan rumah sendiri,pekarangan. 2) Membersihkan jalan dan lingkungan sekitarnya serta tidak membuang sampah secara sembarangan 3) Menyediakan tempat sampah. Dari Hal tersebut penangan pengelolaan sampah di Kabupaten Kulonprogo peran masyarakat masih rendah karena tingkat kesadaran masyarakat masih rendah. Namun demikian ada beberapa kelompok yang telah melaksanakan pengolahan sampah dengan 3 R walaupun belum maksimal seperti di satu kelurahan dan tiga desa. Hasilnya berupa pupuk kompos,pupuk organik cair dan hasil kerajinan dari sampah anorganik. Tabel 3.27. Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/ kecamatan Dikelola oleh masyarakat Jenis Kegiatan
Dikelola oleh Sektor Formal di tingkat Kelurahan/ Kecamatan Kel. Kec.
Dikelola Pihak Swasta
RT
RW
TPST Tobanan, Pengasih Bank Sampah Wetan Pasar, Wates Bank Sampah Wonosidi, Wates Bank Sampah Margosari, Pengasih Ringinadi Karangsari Pengsih
-
V V -
V V -
-
V
Panjatan I, Panjatan Panjatan II, Panjatan
-
-
-
-
V V
Keterangan
Pengepul sampah di TPA -
Tabel 3.28 Pengelolaan Persampahan di tingkat kabupaten Jenis Kegiatan Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengankutan sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para penyapu jalan
Dikelolaa oleh kabupaten L P 21 17 3
Dikelola oleh Masyarakat L P 6 2 5 5 -
Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat L P -
Dikelola Pihak Swasta L P -
Upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan upaya reduksi sampah di sumber penghasil sampah, yaitu di lingkungan rumah tangga. Salah satu cara melakukan reduksi sampah di lingkungan rumah tangga adalah dengan membentuk kelompok masyarakat pengolah sampah. Berikut adalah kelompok masyarakat di Kabupaten Kulon Progo yang melakukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat:
78
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.29. Daftar Program/Proyek Layanan Sanitasi Persampahan Berbasis Masyarakat
No
Sub Sektor
Tahun Mulai
Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
PM
JDR
MBR
Satker PPLP
2011
V
-
-
V
V
V
KLH
2009
V
-
-
V
V
V
KLH
2011
V
-
-
V
V
V
KLH
2010
V
-
-
V
V
V
KLH
2006
-
-
-
V
V
V
KLH
2008
-
-
-
V
V
V
KLH
2008
-
-
-
V
V
V
Persampahan
TPST Tobanan, Pengasih
2
Persampahan
3
Persampahan
4
Persampahan
5
Kelompok Pengelola sampah plastik Kelompok Pengelola sampah plastik Kelompok Pengelola sampah plastik
Bank Sampah Wetan Pasar, Wates Bank Sampah Wonosidi, Wates Bank Sampah Margosari, Pengasih Ringinadi Karangsari Pengsih Panjatan I, Panjatan
7
Aspek PMJK
Pelaksana /PJ
1
6
Kondisi Sarana Saat ini
Nama Program / Proyek / Layanan
Panjatan II, Panjatan
Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 3.3.4
Pemetaan Media
Penyebarluasan Informasi tentang pengelolaan Persampahan dilaksanakan oleh Dinas PU UPTD Kebersihan dan Pertamanan di Radio Binangun, sehingga masyarakat mempunyai pengertian dalam pengelolaan persampahan khususnya Retribusi Sampah yang diatur dalam Perda Retribusi Persampahan (Tabel 3.23 ). Dari hasil kajian di Kabupaten Kulonprogo media komunikasi yang ada di Kabupaten Kulon Progo tentang Persampahan seperti pada Tabel 3.24. Tabel 3.30. Kegiatan komunikasi Tentang Persampahan yang ada di Kabupaten Kulon Progo No 1
2
Kegiatan Konsultasi publik Perda Retribusi Persampahan (Radio Binangun) Penyuluhan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Tahun 2012
2009
Dinas pelaks. Dinas PU
KLH
Tujuan kegiatan Mensosialisasikan rencana perda retribusi persampahan
Mensosialisasikan pengelolaan sampah rumah tangga dengan benar
Sumber: DPU CK, KLH 79
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Khalayak sasaran Masyarakat
Masyarakat
Pesan kunci Partisipasi masyarakat dalam pengeloaan sampah Meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah
Pembelajaran Sampah adalah tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah serta swasta -
Tabel 3.31. Media komunikasi yang ada di Kabupaten Kulon Progo tentang Persampahan No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat
1
Radio Binangun
Taks show
Perda Retribusi Sampah Kulonprogo Kampanyekan Sampah Jadi Barang Ekonomis DPRD Kudus Belajar Sampah Di Kulon Progo Bupati cita-citakan adipura
2
Harian Jogja
Berita
3
KR Radio
Berita
4
www.kulonprogokab.go. Berita id
5
Radar Jogja
Berita
Terapkan Lelang Kepedulian, Akui Kesadaran Masyarakat Rendah
6
Tribun Jogja
Berita
Para pengusaha dari Swiss siap menanamkan modalnya di bidang pengolahan sampah di Kabupaten Kulonprogo
7
Harian Seputar Indonesia
Berita
Semakin peliknya persoalan persampahan di Bantul, sleman dan Kota Yogyakarta Sumber: Media Center Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
80
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Pesan Kunci Perda Retribusi Sampah Nilai ekonomis sampah dan Memperpanjang umur TPA Sistem pengelolaan sampah di Kulon Progo menghilangkan bakbak sampah pada akhir 2012 ini, dan pengelolaan sampah di rumahrumah warga Peran serta KSM Sampah dalam pengelolaan sampah domestik di Desa Pengasih Selama ini sampah sering menjadi permasalahan di banyak daerah. Namun, jika dikelola baik dan profesional, sampah bisa mendatangkan pemasukan cukup besar Kabupaten Kulonprogo menjadi pilot project pengelolaan sampah
Pendapat Media Positif Positif
positif
-
-
-
Tabel 3.32. Kerjasama Terkait Sanitasi Persampahan No
Nama Kegiatan
1 2
Penyediaan sarana sampah Mobil Hijau
3
Penyuluhan pengelolaan sampah rumah tangga
4
Penyuluhan pengelolaan sampah rumah tangga di Wates
5
Penyuluhan Pembuatan Briket Sampah
6
Penyuluhan pengelolaan sampah rumah tangga
7
Jenis Kegiatan Mitra Kerja Sama Sanitasi Bak sampah Bank BPD Pengelolaan sampah PKK, Darma Wanita Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Daur ulang sampah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Daur ulang sampah
Stikes Aisyiyah Yogyakarta Jejaring Pengelola sampah DI Yogyakarta Jejaring Pengelola sampah DI Yogyakarta Karang taruna seKec. Pengasih
Pembuatan Kompos & Briket PPLH Regional Bioarang Jawa Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Bentuk Kerjasama Material Pelatihan Penyuluhan MoU dengan Pemdes Karangsewu Galur Pelatihan & Penyuluhan di Wates Pelatihan & Penyuluhan di Kec. Panjatan Penyuluhan di Kec. Pengasih Pelatihan
Tabel 3.33. Daftar Mitra Potensial Sanitasi Persampahan No 1 2
Jenis Kegiatan Sanitasi Pengelolaan persampahan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3 Jejaring Pengelola sampah DI Yogyakarta Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 4 Jejaring Pengelola sampah DI Yogyakarta Pembuatan Briket Sampah Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 3.3.5
Nama Mitra Tim Penggerak PKK Kab. Kulonprogo Stikes Aisyiyah Yogyakarta
Bentuk Kerjasama Pelatihan Penyuluhan & Pelatihan Penyuluhan & Pelatihan Penyuluhan & Pelatihan
Partisipasi Dunia Usaha
Di Kabupaten Kulonprogo sudah ada Kelompok masyarakat yang melakukan pemilahan terhadap sampah dan mengolahnya menjadi kompos walaupun baru satu yaitu di Desa Pengasih. Untuk kelompok pengelola sampah plastik sudah ada di beberapa lokasi yaitu di Kecamatan Pengasih dan Kecamatan Panjatan.
81
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.34. Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Kulon Progo No A 1
Nama Provider B KSM Tobanan Pengasih
Tahun mulai operasi C 2012 2006
3
Kelompok Pengelola sampah Ringinadi Karangsari Pengasih Kelompok Pengelola sampah Panjatan I, Panjatan
4
Kelompok Pengelola sampah Panjatan II, Panjatan
2008
2
3.3.6
2008
Jenis kegiatan D Pemilahan sampah dan komposting Pengelolaan sampah plastik Pengelolaan sampah plastik Pengelolaan sampah plastik
Pendanaan dan Pembiayaan
Belanja investasi maupun untuk operasi dan pemeliharaan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo ( SKPD terkait ) maupun institusi lain yang berwenang dalam pengelolaan persampahan sejak lima tahun terakhir , selengkapnya pada Tabel 3.28 : Tabel 3.35. Ringkasan pendapatan (pendanaan) dan belanja dari subsektor pengelolaan persampahan No
Subsektor/SKPD
1
Persampahan
3.3.7
2007 ( Rp )
2008 ( Rp )
2009 ( Rp )
2010 ( Rp )
2011 ( Rp )
Rata-rata ( Rp )
Pertumbuhan (%)
1,152,730,100
1,023,762,000
316,011,000
320,895,000
587,237,900
680,127,200.00
1
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Isu Strategis Pengelolaan sampah Kabupaten Kulonprogo antara lain: 1) Masih kurangnya truk sampah. 2) Tranfer depo yang ada sudah tidak mampu menampung volume sampah kota. 3) Belum adanya perda persampahan yang memayungi pengelolaan persampahan ( Perda Pengelolaan Persampahan). 4) Pengelolaan sampah dengan sistem sanitary landfill dilaksanakan dengan controlled landfill karena terkendala besarnya biaya operasional. 5) Kekurangan tenaga operasional untuk pelayanan langsung ke masyarakat. 6) Adanya penolakan warga masyarakat dalam penempatan TPS (Tempat Penampungan Sementara). 7) Sungai dan badan air masih tercemar sampah. 8) Sampah masih dinilai sebagai barang buangan yang tidak bermanfaat secara ekonomis. 9) Masih kurangnya peran masyarakat dalam mengelola sampah.
82
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.4.1 Kelembagaan Tabel 3.36. Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan
Fungsi PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan 83
Pemangku Kepentingan Pemerintah Kab.
Swasta
Masyarakat
Dinas PU Bidang Cipta Karya Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
-
-
-
Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
-
Dinas PU Bidang Cipta Karya
Pengembang
RT/ RW/ Dusun
Dinas PU Bidang Cipta Karya Dinas PU Bidang Cipta Karya Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
RT/ RW/ Dusun RT/ RW/ Dusun RT/ RW/ Dusun
Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
RT/ RW/ Dusun
Dinas PU Bidang Cipta Karya Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
-
-
-
Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
-
Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
-
Dinas PU Bidang Cipta Karya
-
-
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Pengembang Pengembang
Tabel 3.37 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Kulonprogo Ketersediaan
Pelaksanaan
Peraturan Ada (Sebutkan) DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian -RPJMD pelayanan pengelolaan -Renstra drainase lingkungan di -Perbup No.54 Kab/Kota ini Th 2009 tentang Pedoman Penyediaan fasilitas drainase -RPJP Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
84
Blm Efektif Dilaksana kan
Tidak Efektif Dilaksana kan
Keterangan
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
-
-
Belum Efektif
-
-
Tidak Ada
-
-
-
-
Tidak Ada
-
-
-
-
Tidak Ada
-
-
-
-
Tidak Ada
-
-
-
-
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Gambar 3.10. Struktur Organisasi Pengelola Drainase Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya KEPALA
SEKERTARIS
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG BINA MARGA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
85
SUB BAGIAN PERENCANAA N
BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG TEKNIS TATA RUANG
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN
SEKSI GEDUNG DAN UMUM
SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JEMBATAN
SEKSI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PENGAIRAN
SEKSI PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN
SEKSI PENGENDALIAN TATA RUANG
SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SEKSI BINA MANFAAT
UPTD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Penyelenggaraan Pengelola Drainase
c. Tugas dan kewenangan Bidang Cipta Karya Seksi Penyehatan Lingkungan Tugas dan kewenangan bidang Ciptakarya Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum sesuai Peraturan Bupati No. 66 Tahun 2008 Tugas dan kewenangan : menyelenggarakan melaksankan pengelolaan penertiban, pembangunan di bidang teknik penyehatan lingkungan
3.4.2
Sistem dan cakupan pelayanan Secara umum permasalahan drainase adalah akibat sistem yang kurang memadai dan kurang menjangkau daerah-daerah yang rawan genangan. Selain itu sistem drainase yang ada kurang terpelihara, sehingga pada waktu musim penghujan drainase yang ada macet karena terhalang kotoran atau sampah yang ada di dalam saluran yang mengakibatkan genangan di lingkungan pemukiman. Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu : 1. Sistem Drainase Mayor, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini. 2. Sistem Drainase Mikro, Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
86
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Dalam PPSP, sistem drainase yang menjadi tangung jawab daerah (kabupaten/kota) adalah sistem Drainase Mikro. Kondisi genangan/banjir dan kondisi pengelolaan drainase di kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut : Gambar 3.11. Diagram Sistem Sanitasi Drainase Kabupaten Kulon Progo
Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan dan Penampungan/ Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan/ Pengaliran
(D) ( Semi/ Pengolahan akhir terpusat )
(E) Daur ulang dan atau pembuangan akhir
Grey Water Badan air/ tanah
Air cucian dapur
Air untuk mandi Air cucian
Atap bangunan
Tempat cuci piring/ makanan
Air kamar mandi
Sungai
Saluran Air Badan air/ tanah
Saluran Air
Badan air/ tanah Sungai
Tempat cuci baju/ mobil
Sungai
Talang Jalan /Ruang publik
Saluran Air
Sungai
Tanah Saluran Air
Sungai
Saluran Air
87
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.38. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Input
User Interface
Air Cucian dapur
Tempat cuci piring/ makanan Tempat cuci piring/ makanan Tempat cuci piring/ makanan Kamar mandi Kamar mandi
Air untuk mandi Air cucian
Penampung an Awal -
Pengaliran -
Pengolahan Akhir -
Pembuangan/ Daur Ulang Tanah
Kode/Nama Aliran D1
-
-
-
Selokan
D2
-
Drainase/ Saluran air Drainase/ Saluran air -
-
Sungai
D3
-
D4 D5
-
Tanah Selokan/ Sungai Tanah
Drainase/ Saluran air Drainase/ Saluran air Drainase/ Saluran air
-
Sungai
D7
-
Tanah Sungai
D8 D9
-
Tanah Sungai Sungai
D 10 D 11 D 12
-
Atap Bangunan
Tempat cuci baju/ mobil Tempat cuci baju/ mobil Talang Talang
Jalan /Ruang publik
-
-
-
D6
Tabel 3.39. Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Kulon Progo Kelompok Fungsi a User Interface User Interface User Interface User Interface Pengaliran Pembuangan/ Daur Ulang
Teknologi yang digunakan b Tempat cuci piring/ makanan Kamar mandi Tempat cuci baju/ mobil Talang Drainase/ Sal Air Tanah Sungai
88
Jenis Data Sekunder c
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
d
e
Jumlah
Tidak tersedia
-
Jumlah
Tidak tersedia
-
Jumlah
Tidak tersedia
-
Jumlah Luas pelayanan
Tidak tersedia 621,87 km2
Bappeda -
Nama DAS
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Bogowonto, Progo, Serang
DPU
Peta 3.3. Penanganan Drainase di Kabupaten Kulon Progo
89
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
3.4.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK Masyarakat/pihak swasta dalam perana penanganan drainase masih terbatas,terutama pada lingkungan perumahan pribadi.Sehingga diharapkan semua pihak terutama pemangku kebijakan melakukan kesepakatan/kesediaan untuk aktif dalam pembangunan organisasi pengelola/pemeliharaan saluran drainase permukiman seperti : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat/PKK
90
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.40. Kondisi Drainase saat ini dan Pemangku Kepentingan Kondisi Drainase Saat Ini Lokasi Kecamatan
Kec. Kokap Kec. Kokap; Girimulyo; Wates; Temon Kec. Kokap; Girimulyo Kec. Nanggulan; Girimulyo; Kokap Kec. Kalibawang, Girimulyo; Nanggulan; Sentolo Kec. Kalibawang, Girimulyo; Nanggulan; Sentolo Kec. Kokap; Wates; Girimulyo; Panjatan
Nama Aliran Sungai
Pengelola oleh
Luas (km²) Lancar
Tidak Ada
Rutin
Tidak Rutin
Pemerin tah Kab
Kelur ahan
Masyaraka t (RT /RW) L P -
Swa sta
21.47 249.40
√ √
-
√ √
-
√ √
-
DAS Bendung Clereng DAS Bendung Pengasih DAS Bendung Jelog
48.40
√
-
√
-
√
-
-
-
-
-
√
93.70
√
-
√
-
√
-
-
-
-
-
√
14.00
√
-
√
-
√
-
-
-
-
-
√
DAS Bendung Papah
25.60
√
-
√
-
√
-
-
-
-
-
√
DAS Bendung Pekik Jamal
169.30
√
-
√
-
√
-
-
-
-
-
√
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
-
Bangunan Di Atas Saluran Tida Ada k ada √ √
DAS Waduk Sermo DAS Sungai Serang
Sumber : RPJMD kab kulonprogo 2011-2016
91
Pembersihan Drainase
Tabel 3.41. Daftar Program Proyek Layanan Drainase Berbasis Masyarakat
Kondisi Sarana Saat ini
No
Sub Sektor
Nama Program / Proyek / Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
1
Drainase
PPIP
DPU
√
2
Drainase
PNPM P2KP
DPU
√
3
Drainase
Program Pengendalian Banjir
Drainase
PNPM PPK
Bappeda, DPU, DPUP-ESDM, BBWSSO, masyarakat Bapermas
2009, 2011, 2012 2009, 2010, 2011, 2012 2011
Tidak Fungsi -
2008, 2009
4
Sumber : DPU CK, Bapermas
92
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Fungsi
Aspek PMJK Rusak
PM
JDR
MBR
-
√
√
√
-
-
√
√
√
√
-
-
√
-
-
√
-
-
√
√
√
3.4.4
Pemetaan Media Tabel 3.42. Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Kulon Progo
No.
Kegiatan
Tahun
1
Sosialisasi rencana Pembangunan Sal Drainase
2005
Dinas Pelaksana DPU CK
2
Sosialisasi rencana Pembangunan Sal Drainase
2012
DPU CK
Tujuan Kegiatan Agar pelaksanaan menjadi lancar & bangunan terpelihara Agar pelaksanaan menjadi lancar & bangunan terpelihara
Khalayak Sasaran Masyarakat Kec. Galur
Masyarakat Kec. Wates
Pesan Kunci
Pembelajaran
Masyarakat agar mensukseskan kegiatan tsb
Pelibatan masyarakat dalam pemeliharaan
Masyarakat agar mensukseskan kegiatan tsb
Pelibatan masyarakat dalam pemeliharaan
Sumber : DPU CK
Tabel 3.43. Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Kulon Progo No.
Nama Media
1
Indosiar
Jenis Acara Berita
2
Harian Jogja
Berita
3
http://sururudin.w ordpress.com
Berita
4
KR radio
Berita
5
Majalah Trobos edisi Maret 2011
Berita
6
http://www.nawasi s.com/, Tanggal 06/26/2012, sumber SoloPos
Berita
Isu yang diangkat Korban banjir di Kulonprogo tidak di relokasi Pendangkalan di sepanjang drainase Rowo Jembangan (Srikayangan) memicu munculnya banjir Bhakti Karangtaruna bangun Drainase dan Taman Warga masyarakat pedukuhan Sengir bersama anggota Kodim 0731 Kulonprogo melakukan pembangunan corblock dan drainase ( TMMD ) Ribuan ayam mati menderita Malaria – like Disease (MLD) karena drainase yang buruk di wilayah pantai selatan Limbah Laundry Di Kulonprogo Mengkhawatirkan
Sumber : Media Center Kab Kulonprogo
93
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Pesan Kunci
Pendapat Media
Pemdes Sukoreno Desak Normalisasi Rowo Jembangan Bhakti Karangtaruna 2007 masyarakat untuk memelihara jalan yang dibangun, terutama drainase, sehingga tanah maupun lumpur di musim hujan tidak menutup corblock. Air di kawasan itu memang tidak bergerak karena dekat pantai. Sangat kondusif bagi perkembangan vektor. Belum mempunyai IPAL Komunal
Positif menggali kepedulian Positif menggali kepedulian
Positif, segera di tindaklanjuti
Tabel 3.44. Daftar Mitra Potensial No. 1
Nama Mitra Karang Taruna Kab Kulonprogo
2
Jenis Kegiatan sanitasi Pembangunan Drainase dan Taman Pembangunan Drainase dan Jalan Penyuluhan Sanitasi Lingkungan di Desa Donomulyo Kec. Nanggulan
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) STTNas Yogyakarta
3
3.4.5
Bentuk Kerjasama Fisik Fisik, menggali keswadayaan warga KKN
Partisipasi Dunia Usaha
Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas sanitasi sebagai prasarana dasar untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat diperlukan kemitraan dengan pihak luar/ swasta/ dunia usaha. Adapun bentuk kerjasama yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulonprogo adalah ( Tabel 3.39 ): Tabel 3.45 Penyedia layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten Kulon Porgo No. 1
Nama Provider Karang Taruna Kab KulonProgo
2
Tahun Mulai Operasi 2008
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) STTNas Yogyakarta
3
3.4.6
Jenis Kegiatan Pembangunan Drainase dan Taman Pembangunan Drainase dan Jalan Penyuluhan Sanitasi Lingkungan di Desa Donomulyo Kec. Nanggulan
2012 2010
Pendanaan dan Pembiayaan
Belanja investasi maupun untuk operasi dan pemeliharaan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo ( SKPD terkait ) maupun institusi lain yang berwenang dalam pengelolaan drainase cenderung mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir , selengkapnya pada Tabel 3.40 : Tabel 3.46. Ringkasan pendapatan dan Belanja dari Subsektor pengolalaan Drainase Lingkungan No.
Subsektor/S KPD
1
Drainase
94
2007 ( Rp ) 2,447,188,290
2008 ( Rp ) 1,849,773,725
2009 ( Rp ) 611,245,900
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
2010 ( Rp )
2011 ( Rp )
0
0
Rata-rata ( Rp ) 981,641,583.00
Pertumb uhan (%) -48
3.4.7
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Kondisi saluran drainase Kabupaten Kulonprogo sering menghadapi permasalahan yang di hadapi antara lain 1) Lemahnya kapasitas SDM manajemen sub sektor drainase. 2) Anggaran pengelolaan drainase yang bersumber dari APBD sangat kecil. 3) Kapasitas saluran drainase masih kurang sehingga berakibat terjadinya luapan. 4) Belum semua kawasan perkotaan memiliki saluran drainase. 5) Belum ada masterplan drainase di Kabupaten Kulon Progo. 6) Banyak terjadi pendangkalan pada saluran drainase. 7) Sudah terbangunnya sarana drainase tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum berfungsi secara optimal. 8) Lahan pembangunan drainase terkendala karena melintasi tanah milik warga. 9) Saluran drainase digunakan untuk pembuangan limbah rumah tangga. 10) Sebagian wilayah terjadi genangan pada saat musim penghujan.
3.5. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.5.1. Pengelolaan Air Bersih Air bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Sedangkan air minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Sumber air bersih dapat dibedakan atas : 1) Air Hujan; 2) Air Sungai dan Danau; 3) Mata Air; 4) Air Sumur Dangkal; dan 6) Air Sumur Dalam. Pencemaran air, udara, dan tanah masih belum tertangani secara optimal karena aktivitas pembangunan yang kurang memerhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan. Pencemaran air di Kabupaten Kulon Progo pada umumnya, adalah adanya indikasi tingginya bakteri coly, kandungan kapur, dan Fe. Pada lokasi-lokasi khusus, terindikasi adanya logam berat pada kandungan air minum pada daerah penambangan emas Kokap dan penggunaan pestisida yang kurang terkontrol pada daerah pertanian sangat menganggu keseimbangan kualitas air tanah di sekitarnya. Pada musim kemarau panjang mengalami masalah kekeringan. Selain kekurangan air untuk mengairi lahan pertanian, masyarakat pun menghadapi kekurangan suplai kebutuhan air untuk konsumsi dan kebutuhan sanitasi (MCK). Asumsi yang digunakan dalam menghitung jumlah pengguna air bersih adalah meliputi : a) jumlah pelanggan PDAM; b) jumlah pengguna air dari mata air terlindung (SPAM Des); c) jumlah pengguna air bersih dari sumur terlindung; dan d) jumlah pengguna air bersih dari Penampungan Air Hujan (PAH). Dari 114.878 rumah tangga yang ada pada tahun 2010 terdapat sejumlah 64.620 rumah tangga yang telah menggunakan air bersih sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
95
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 3.47. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Kulon Progo ( PDAM ) No
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengelola Tingkat Pelayanan Kapasitas Produksi Kapasitas Terpasang Jumlah Sambungan Rumah (total) Jumlah Kran Air Kehilangan Air (UFW) Retribusi tariff (rumah Tangga)
9
Jumlah Pelanggan per Kecamatan a) Temon b) Wates c) Panjatan d) Galur e) Lendah f) Sentolo g) Pengasih h) Kokap i) Girimulyo j) Nanggulan k) Kalibawang l) Samigaluh
Satuan 55,77 % 112,12 Lt/detik 253,5 Lt/detik 14.117 SR 28.234 Unit 23.50 % Rp 2.500 4.300/M3 756 SR 2.535 SR 1.855 SR 692 SR 1.172 SR 2.957 SR 2.268 SR 544 SR 450 SR 888 SR -
Sumber : PDAM Kab. Kulonprogo, 2012
96
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Sistem Perpipaan PDAM
Keterangan
1 SR = 2 Kran
Peta 3.4. Cakupan Pelayanan Air Bersih ( Peta Jaringan PDAM )
Sumber : PDAM Kab. Kulonprogo, 2012 97
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Peta 3.5. Peta Skema Sistem Pelayanan Air Bersih ( Peta Jaringan PDAM )
SKEMA SISTEM PELAYANAN Sistem Clereng Sistem Sermo Sistem Sentolo
Sistem Galur Sistem Banjaroyo/ Banjararum Unit Pelayanan Sistem Gravitasi Sistem Pompa Rencana Sistim Lendah
98
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
3.5.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ; 1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah. 2. Tidak mengotori permukaan tanah. 3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah. 4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain. 5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu. 6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah. 7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan. Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu dikelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya. Tabel 3.48. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Kulon Progo Jenis Industri Rumah Tangga
No 1 I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 PENGOLAHAN PANGAN Emping Garut Emping Garut Emping Melinjo Emping Melinjo Emping Melinjo Emping Melinjo Gula Kelapa Gula Kelapa Gula Kelapa Gula Kelapa Jamu Tradisionnal Jenang A lot Minyak Kelapa Minyak Kelapa Pati Aci Slondok Ketela Tahu basah
99
Lokasi (Kecamatan)
Jumlah Industri RT
Jenis Pengolahan Limbah
Kapasitas (M3/hari)
3
4
5
6
Pengasih Lendah Pengasih Wates Galur Lendah Kokap Kalibawang Lendah Sentolo Kokap Panjatan Galur Nanggulan Pengasih Kalibawang Pengasih
56 40 41 12 2 9 547 400 44 22 15 8 20 12 20 133 36
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional IPAL
29.25 14.95 37.40 2.60 0.26 1.14 1,277.80 551.90 7.40 1.73 5.25 1.05 25.86 7.76 36.47 355.35 515.10
18 19 20 21 22 23 24 25 26 II 27 28 29 30 31 III 32 33 34 35 36 37 38 IV 39 40 41 V 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Tahu basah Sentolo Tahu basah Temon Tahu basah Galur Tahu basah Lendah Tempe Kedelai Lendah Tempe Kedelai Wates Tempe Kedelai Sentolo Tempe Kedelai Panjatan Wingko Kelapa Pengasih Jumlah SANDANG DAN KULIT Batik Temon Batik Lendah Bordir Wates Konveksi Wates Tenun Nanggulan Jumlah KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN Bata Merah Lendah Bata Merah Nanggulan Genteng Kokap Genteng Lendah Genteng Kalibawang Gerabah Lendah Minyak Atsiri Samigaluh Jumlah LOGAM DAN JASA Bengkel Las Wates Kerajinan Kaleng Wates Pende Besi Wates Jumlah KERAJINAN DAN UMUM Anyamaan Bambu Nanggulan Anyamaan Bambu Kalibawang Anyamaan Bambu Girimulyo Anyamaan Bambu Lendah Anyamaan Bambu Samigaluh Anyaman Serat Sentolo Tumbuhan Anyaman Serat Nanggulan Tumbuhan Anyaman Serat Kalibawang Tumbuhan Anyaman Serat Panjatan Tumbuhan Kerajinan Lapis Perak Lendah Mebel Kayu Sentolo Mebel Kayu Girimulyo Mebel Kayu Kokap Mebel Kayu Wates
100
64 3 7 20 57 16 14 21 1 1,620
IPAL IPAL IPAL IPAL Sumur Resapan Sumur Resapan Sumur Resapan Sumur Resapan Peresapan konvensional
2,165.35 5.30 44.30 135.65 73.65 23.85 18.90 51.54 0.35 5.390
1 16 5 1 3 26
IPAL IPAL Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional
7.40 397.92 0.33 0.62 1.95 408
7 3 70 5 7 6 14 112
Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional
212.50 21.83 2,405.30 12.27 24.05 2.03 72.23 2.750
6 8 15 29
Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional
1.40 0.95 8.35 11
15 28 23 24 1 73
Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional
2.50 10.90 1.39 11.09 0.03 334.50
38
Sumur Resapan
455.70
9
Sumur Resapan
0.65
4
Sumur Resapan
4.70
Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional
0.13 0.15 0.57 0.20 0.18
3 4 18 10 6
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
56 57 58 59 60 61
Mebel Kayu Mebel Kayu Mebel Kayu Mebel Kayu Sabut Kelapa Sabut Kelapa Jumlah
Galur Lendah Pengasih Temon Pengasih Galur
9 19 9 4 16 5 318
Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Peresapan konvensional Sumur Resapan Sumur Resapan
0.19 0.61 0.58 0.05 14.30 1.58 840
Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kab. Kulonprogo, 2012 Dari tabel di atas sudah dapat di perkirakan bahwa beberapa industri Rumah Tangga sudah melakukan pengolahan limbah cair meskipun masih sederhana / konvensional, total Limbah Cair Industri Rumah tangga di Kabupaten Kulonprogo mencapai 9.399 m3/hari, sehingga total limbah yang di hasilkan oleh Industri tersebut pertahun mencapai 3.430.731 m3/tahun . 3.5.3. Pengelolaan Limbah Medis Limbah medis adalah limbah yang ditimbulkan oleh kegiatan yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Sumber timbulan limbah medis diantaranya rumah sakit, puskesmas, tempat praktik dokter, serta pelayanan kesehatan lainnya. Limbah medis umumnya berupa limbah padat (sampah medis) dan limbah cair. Di Kabupaten Kulon Progo sampah medis dari puskemas dan rumah sakit swasta dimusnahkan dengan incinerator yang ada di RSUD Wates, Puskesmas Galur II, Puskesmas Pengasih II, dan Puskesmas Kalibawang. Selain incinerator RSUD Wates pun sudah mempunyai IPAL untuk mengolah dan menangani limbah cair agar tidak mencemari lingkungan. Tabel 3.49. Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas - Fasilitas Kesehatan Nama Fasilitas Kesehatan
Lokasi Pengelolaan
Jenis Pengolahan Limbah Medis
Puskesmas Pengasih II Puskesmas Pengasih II Puskesmas Wates Puskesmas Pengasih II Puskesmas Temon I Puskesmas Pengasih II Puskesmas Temon II Puskesmas Pengasih II Puskesmas Lendah I Puskesmas Pengasih II Puskesmas Sentolo I Puskesmas Pengasih II Puskesmas Pengasih I Puskesmas Pengasih II Puskesmas Kokap I Puskesmas Pengasih II Puskesmas kokap II Puskesmas Pengasih II Puskesmas Nanggulan Puskesmas Pengasih II Puskesmas Galur I Puskesmas Galur II Puskesmas Galur II Puskesmas Galur II Puskesmas Panjatan I Puskesmas Galur II Puskesmas Panjatan II Puskesmas Galur II Puskesmas Sentolo II Puskesmas Galur II Puskesmas Lendah I Puskesmas Galur II Puskesmas Lendah II Puskesmas Galur II Puskesmas Kalibawang Puskesmas Kalibawang Puskesmas Girimulyo I Puskesmas Kalibawang Puskesmas Girimulyo II Puskesmas Kalibawang Puskesmas Samigaluh I Puskesmas Kalibawang Puskesmas Samigaluh II Puskesmas Kalibawang RSUD Wates RSUD Wates RSUD Wates RSUD Wates Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Kulonprogo, 2012
101
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) Incenerator ( Padat ) IPAL ( cair )
Kapasitas (m3/Hari) 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 10 1
Dari tabel di atas, total sampah medis mencapai 15,5 m3/hari dan untuk limbah cair 1 m3/hari, sehingga total limbah yang di hasilkan oleh fasilitas tersebut pertahun mencapai 5.657,5 m3/tahun untuk sampah medis dan 365 m3/tahun untuk limbah cair.
102
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI DAN YANG SEDANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku atau tidakan yang dipraktikan/dilakukan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga atau kelompok masyarakat yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, untuk dapat menolong diri sendiri dalam pembangunan bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya kesehatan masyarakatnya. Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan yang terbagi dalam Sasaran primer, yaitu sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan diubah perilakunya (murid dan guru) yang bermasalah baik individu maupun kelompok, sasaran sekunder, yaitu sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah (kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK; serta Sasaran tersier, yaitu sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan (Kepala Desa, Camat, Kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid). Berdasarkan hasil KUA PPAS 2013, Program/Kegiatan terkait PHBS yang akan dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian dampak/pencemaran (Pengelolaan Limbah) 2. monitoring evaluasi bantuan jambanisasi (Pendampingan cara pembuatan jamban yang benar) 3. Pelayanan Laboratorium di UPTD laboratorium Kesehatan 4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 5. Pemberdayaan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) 6. Penyehatan sanitasi lingkungan Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013
No 1 2
3 4 5 6
Nama Program/Kegiatan Pengendalian dampak/pencemaran (Pengelolaan Limbah) monitoring evaluasi bantuan jambanisasi (Pendampingan cara pembuatan jamban yang benar) Pelayanan Laboratorium di UPTD laboratorium Kesehatan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pemberdayaan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Penyehatan sanitasi lingkungan JUMLAH
103
Satuan
Volume
Indikasi Biaya (Rp)
Paket
1
10.211.000
Paket
1
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan APBD
SKPD Penanggung Jawab Dinkes
Sumber Dokumen Perencanaan APBD 2013
APBD
Dinkes
APBD 2013
10.000.000 Sampel
268
7.497.150
APBD
Dinkes
APBD 2013
Kecmtn Lokasi Desa
12 8 88
13.564.300
APBD
Dinkes
APBD 2013
58.947.500
APBD
Dinkes
APBD 2013
kec, unit sampel.
3 900 300
36.099.900
APBD
Dinkes
APBD 2013
136.319.850
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Adapun Program dan Kegiatan terkait PHBS untuk tahun 2012 yang sedang berjalan adalah: 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pengendalian dampak/pencemaran (Pengelolaan Limbah) monitoring evaluasi bantuan jambanisasi (Pendampingan cara pembuatan jamban yang benar) Pelayanan kualitas lingkungan(Pembentukan forum untuk memotivasi masyarakat dalam menjaga lingkungannya) Pelayanan Laboratorium di UPTD laboratorium Kesehatan Pengawasan Kualitas Lingkungan Pengembangan desa siaga aktif Pemberdayaan UKBM Penyuluhan PHBS
Tabel 4.2 Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2012 No
Nama Program/Kegiatan
1
Pengendalian dampak/pencemaran (Pengelolaan Limbah) monitoring evaluasi bantuan jambanisasi (Pendampingan cara pembuatan jamban yang benar) Pelayanan kualitas lingkungan(Pembentukan forum untuk memotivasi masyarakat dalam menjaga lingkungannya) Pelayanan Laboratorium di UPTD laboratorium Kesehatan Pengawasan Kualitas Lingkungan Pengembangan desa siaga aktif Pemberdayaan UKBM Penyuluhan PHBS JUMLAH
2
3
4 5 6 7 8
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Paket
1
10.211.000
APBD
KP
Dinkes
Paket
1
10.000.000
APBD
KP
Dinkes
kecamatan
12
1.277.750
APBD
KP
Dinkes
sampel
100
14.020.000
APBD
KP
Dinkes
Paket
1
14.071.000
APBD-P
KP
Dinkes
desa
88
22.140.000
APBD
KP
Dinkes
posyandu kecamatan
960 12
610.629.400 49.325.000 786.073.150
APBD APBD
KP
Dinkes Dinkes
KP
4.2 Air Limbah Domestik Program dan kegiatan terkait dengan pembangunan sanitasi subsektor air Limbah domestik di Kabupaten Kulon Progo tidak banyak. Kegiatan ini bersifat fisik dan diampu oleh Dinas Pekerjaan Umum ataupun Satuan Kerja PLP provinsi DIY. Adapun program/kegiatanyang akan dilaksanakan pada tahun 2013 adalah: 1. Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar, yang di dalamnya lebih dominan untuk pembangunan sanitasi subsektor air 2. 3. 4. 5.
limbah. Pembangunan /peningkatan infrastruktur air limbah sistem setempat /komunal(on-site)SLBM DAK Pembangunan /peningkatan infrastruktur air limbah sistem setempat/komunal (on-site)
Optimalisasi IPLT Kulon Progo. Outline Plan dan DED Air Limbah Kota Wates
104
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 4.3 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 No
Nama Program/Kegiatan Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar Pembangunan /peningkatan infrastruktur air limbah sistem setempat /komunal(on-site) Pembangunan /peningkatan infrastruktur air limbah sistem setempat /komunal(onsite)SLBM DAK
1
2
3
Optimlaisasi IPLT Kulon Progo
3
Outline Plan dan DED Air Limbah Kota Wates
3
Satuan
Volume
Indikasi Biaya (Rp)
Sumber Pendanaan/ Pembiyaan
SKPD Penanggung Jawab
kecamatan
3
1.054.980.200
APBD
Dinas PU
710.000.000
APBN/APBD prov/APBD Kab
Satker PLP, Dinas PU KP, PU ESDM prov
RPIJM Kab.KP 2013-2017
1
490.000.000
APBN/APBD prov/APBD Kab
Satker PLP, Dinas PU KP, PU ESDM prov
RPIJM Kab.KP 2013-2017
paket
1
500.000.000*)
APBN/APBD prov/APBD Kab
Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2012-2016
paket
1
750.000.000*)
APBN/APBD prov/APBD Kab
Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Desa Banyuroto
KP
1
JUMLAH
Sumber Dokumen Perencanaan KUA PPAS 2013
2.094.980.200
Adapun Program dan Kegiatan terkait Pengelolaan Subsektor Air Limbah untuk tahun 2012 yang sedang berjalan adalah: 1. Monitoring evaluasi bantuan jambanisasi 2. Pengendalian dampak/pencemaran (pengolahan limbah) 3. Pengembangan kota Wates 4. Fasilitasi DAK Sanitasi Tabel 4.4 Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2012 No
Nama Program/kegiatan
a
1 2 3
b
Monitoring evaluasi bantuan jambanisasi Pengendalian dampak/pencemaran (pengolahan limbah) Pengembangan kota Wates
4
Fasilitasi DAK Sanitasi JUMLAH
Satuan
Volume
Biaya (Rp) e
Sumber Dana f
Lokasi Kegiatan g
Pelaksana Kegiatan h
c
d
unit/ Desa
240/ 25
137.350.000
APBD
Kulon Progo
Dinkes
yankes
27
28.644.750
APBD
Kulon Progo
Dinkes
Paket
1
1.554.999.950
APBD
unit
3
1.078.334.725
APBD/ DAK
Kota Wates Kota Wates
Dinas PU Dinas PU
2.899.329.425
4.3 Persampahan Sesuai dengan hasil KUA PPAS tahun 2013, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dalam pembangunan sanitasi subsektor persampahan di Kabupaten Kulon Progo tahun 2013 adalah: 1. Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan. 105
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Pemeliharaan Kebersihan Kota Peningkatan prasarana dan sarana persampahan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Penyusunan DED Peningkatan kinerja TPA Kab. Kulon Progo Pembangunan infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)sistem 3R (Bank Sampahn & SIKIPAS) Perencanaan Teknis dan DED 3R Supervisi Pembangunan PS Terpadu 3R Pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan sampah Konsultan Teknis 3R Konsultan Pemberdayaan Masyarakat terkait pengelolaan sampah. Supervisi Optimalisasi Pembangunan TPA Kulon Progo Optimalisasi Pembangunan TPA Kulon progo
Tabel 4.5 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 No
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
1
Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Pemeliharaan Kebersihan Kota Peningkatan prasarana dan sarana persampahan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Penyusunan DED Peningkatan kinerja TPA Kab. Kulon Progo Pembangunan infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)sistem 3R (Bank Sampahn & SIKIPAS) Perencanaan Teknis dan DED 3R
Unit
9
392.872.000
Sumber Pendanaan/ Pembiyaan APBD
SKPD Penanggung Jawab Dinas PU
Sumber Dokumen Perencanaan KUA-PPAS 2013
Orang
27
192.622.000
APBD
Dinas PU
Motor sampah roda 3 Lokasi
3
75.000.000
APBD
Dinas PU
KUA-PPAS 2013 KUA-PPAS 2013
348.971.600
APBD
KLH
KUA-PPAS 2013
Dokumen
1
750.000.000*)
APBN/APBD Kab
Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Paket
1
800.000.000
APBN/APBD Kab
Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2013-2017
paket
1
56.000.000
APBN
Satker PLP
paket
1
25.000.000
APBN
Satker PLP
30.000.000
APBN
Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2013-2017
10
Supervisi Pembangunan PS Terpadu 3R Pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan sampah Konsultan Teknis 3R
RPIJM Kab.KP 2013-2017 RPIJM Kab.KP 2013-2017
paket
1
12.600.000
APBN
Satker PLP
11
Konsultan
paket
1
20.000.000
APBN
Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2013-2017 RPIJM
2 3
4
5
6
7 8
9
106
Indikasi Biaya (Rp)
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
12
12
Pemberdayaan Masyarakat terkait pengelolaan sampah Optimalisasi Pembangunan TPA Kulon Progo
Supervisi Optimalisasi Pembangunan TPA Kulon Progo
Kab.KP 2013-2017
paket
1
1.250.000.000
APBD KP, APBD Prov, APBN
KP, Prov, Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2012-2016
paket
1
50.000.000
APBN
Satker PLP
RPIJM Kab.KP 2013-2017
JUMLAH
3.253.065.600
Adapun program dan kegiatan yang sedang berjalan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1. Pengadaan kontainer sampah 2. DAK dan Pendampingan DAK (sumur resapan, gerobak sampah, komposter, biopori,tong sampah) 3. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan 4. Pemeliharaan Kebersihan kota. 5. Peningkatan Prasarana dan sarana persampahan 6. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan 7. Pembangunan instalasi Pengolahan Sampah Terpadu 3R Tabel 4.6 Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2012 No 1
2
3
4
5
6
107
Nama Program/kegiatan
Pengadaan kontainer sampah DAK dan Pendampingan DAK (sumur resapan, gerobak sampah, komposter, biopori,tong sampah) Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Pemeliharaan Kebersihan kota. Peningkatan Prasarana dan sarana persampahan Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
Satuan
unit
unit Org kuliari
Volume
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
73.500.000
APBD
KP
KLH
1.070.488.400,00
APBD/ DAK
Kulon Progo
KLH
1
507.365.000,00
APBD
TPA
Dinas PU
27
189.232.000,00 APBD
Wates
APBD
KP
APBD
KP
56 30 150 1000 30
Biaya (Rp)
39.999.900,00 buah
4
Unit truk
8
Unit
385.400.000,00
1
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
truk tinja
persampahan
Pembangunan i Pengolahan Sampah Terpadu 3R
7
paket
1
400.000.000
APBN/APBD Kab
Dinas PU&Satker PLP
KP
2.665.985.300
JUMLAH
4.4 Drainase Lingkungan Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan memotong puncak banjir yang terjadi sehingga dimensi saluran lebih ekonomis, dapat juga membantu menambah sumbersumber air baku. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan terkait subsektor drainase di Kabupaten Kulon Progo tahun 2013 hanyalah pemeliharaan terhadap saluran drainase yang sudah ada. Adapun program dan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Rehabilitasi, Pemeliharaan Saluran Drainase / Gorong-Gorong
Tabel 4.7 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2013 No a
1
Nama Program/Kegiatan
Satuan
B
Rehabilitasi, Pemeliharaan Saluran Drainase / GorongGorong
Volume
c
Km
d
60
Indikasi Biaya (Rp) e
908.500.000
Sumber Pendanaan/ Pembiyaan f
APBD
SKPD Penanggung Jawab g Dinas PU
Sumber Dokumen Perencanaan h
KUA PPAS 2013
Untuk pada tahun 2012, program dan kegiatan yang sedang berjalan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon progo yaitu: 1. Rehabilitasi, Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-Gorong Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2012 No
Nama Program/kegiatan
Satuan
Volume
Km
60
1
Rehabilitasi, Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-Gorong
org
45
JUMLAH
108
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
498.240.000,00
APBD
KP
Dinas PU
1.538.240.000
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
4.5 Komponen Terkait Sanitasi Program/Kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi diantaranya penyediaaan air bersih. Penyediaan air bersih di Kabupaten Kulon Progo selain diusahakan oleh masyarakat dengan membuat sumur gali dan mata air, juga disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Tirta Binangun). Sumber air baku bagi PDAM diperoleh dari mata air Desa Clereng, Waduk Sermo, dan Sungai Progo. Untuk tahun 2013, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan cukup banyak, diantaranya: 1. Pengelolaan Air Bersih a. Penyediaan Sarana Air Bersih (Dusun Nyemani Desa Sidoharjo Samigaluh, Dusun Kalibuko I dan Kalibuko II, Desa Kalirejo Kokap, Desa Banjaroyo) b. Fasilitasi Penguatan Kapasitas dan SDM Bidang Air Minum c. Penyusunan/Review Rencana Induk bidang Air Minum d. Pembangunan/peningkatan SPAM IKK di Kaw MBR (Sidorejo, karangwuni, Kalibawang) e. Pembangunan SPAM Desa Rawan Air (Hargorejo, Pagerharjo, Kebonharjo, Banjaroyo, Banjarsari, Jatimulyo) f. Pamsimas g. Pembangunan/peningkatan SPAM di kawasan Pelabuhan Perikanan ( TPI Karangwuni, TPI Bugel, TPI Jangkaran, TPI Trisik ) 2. Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman a. Fasilitasi Penguatan Kapasitas Bidang PLP b. Monitoring&evaluasi Reguler bidang PLP c. Monitoring & evaluasi DAK bidang PLP Tabel 4.9 Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 No
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi Biaya (Rp)
Sumber Pendanaan/ Pembiyaan
SKPD Penanggung Jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
Desa
3
1.966.050.400
APBD
Dinas PU
KUA PPAS 2013
Paket
1
50.000.000
APBN
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Dokum en
1
100.000.000
APBN
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Paket
1
1.300.000.000
APBN/APB D KP
Satker PKPAM
Paket
1
1.950.000.000
APBN/APB D KP
Satker PKPAM
Paket
1
9.652.500.000
APBN/APBD
Satker
Pengelolaan Air Bersih
1
2
3
4 5
6 109
Penyediaan Sarana Air Bersih (Dusun Nyemani Desa Sidoharjo Samigaluh, Dusun Kalibuko I dan Kalibuko II, Desa Kalirejo Kokap, Desa Banjaroyo) Fasilitasi Penguatan Kapasitas dan SDM Bidang Air Minum Penyusunan/Review Rencana induk bidang Air Minum Pembangunan/peningka tan SPAM IKK di Kaw MBR (Sidorejo) Pembangunan/peningka tan SPAM IKK di Kaw MBR (Karangwuni) Pembangunan/peningka
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
RPIJM Kab.KP 2012-2016 RPIJM Kab.KP 2012-2016 RPIJM
tan SPAM IKK Kalbawang 7
8
9
10
11
12
13
Pembangunan SPAM Desa Rawan Air Pembangunan SPAM Desa Rawan Air (Hargorejo) Pembangunan SPAM Desa Rawan Air (Pagerharjo) Pembangunan SPAM Desa Rawan Air (Kebonharjo) Pembangunan SPAM Desa Rawan Air (Banjaroyo)) Pembangunan SPAM Desa Rawan Air (Banjarasri) Pembangunan SPAM Desa Rawan Air (Jatimulyo)
Prov/APBDKP
PKPAM
Satker PKPAM
Kab.KP 2012-2016 RPIJM Kab.KP 2012-2016 RPIJM Kab.KP 2012-2016
Satker PKPAM
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Desa
7
250.000.000
APBD-Prov
Desa
1
850.000.000
APBN/APBD –KP
Desa
1
450.000.000
APBN/APBD –KP
Desa
1
450.000.000
APBN/APBD –KP
Desa
1
1.050.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Desa
1
450.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2012-2016
Desa
1
450.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2012-2016 RPIJM Kab.KP 2012-2016 RPIJM Kab.KP 2013-2017 RPIJM Kab.KP 2013-2017
14
Pembangunan SPAM Desa Rawan Air
Desa
1
550.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
15
Pembangunan SPAM Desa Rawan Air
Desa
1
550.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
16
Pamsimas
Desa
2
440.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
Paket
1
550.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2013-2017
Paket
1
550.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2013-2017
Paket
1
550.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2013-2017
Paket
2
550.000.000
APBN/APBD –KP
Satker PKPAM
RPIJM Kab.KP 2013-2017
APBN
Satker PLP
APBN
Satker PLP
APBN
Satker PLP
17
18
19
20
Pembangunan/peningka tan SPAM di kawasan Pelabuhan Perikanan ( TPI Karangwuni ) Pembangunan/peningka tan SPAM di kawasan Pelabuhan Perikanan (TPI Bugel ) Pembangunan/peningka tan SPAM di kawasan Pelabuhan Perikanan (TPI Jangkaran ) Pembangunan/peningka tan SPAM di kawasan Pelabuhan Perikanan (TPI Trisik )
Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman 21
Fasilitasi Penguatan Kapasitas Bidang PLP
Kab/ kota
5
22
Monitoring&evaluasi Reguler bidang PLP
Paket
1
23
Monitoring & evaluasi
Paket
1
110
434.379.000 37.163.000 37.163.000
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
RPIJM Kab.KP 2013-2017 RPIJM Kab.KP 2013-2017 RPIJM
DAK bidang PLP
Kab.KP 2013-2017
JUMLAH
23.217.255.400,00
Sedangkan untuk tahun 2012, program dan kegiatan terkait sanitasi yang sedang berlangsung adalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan Air Bersih a. Pelayanan Laboratorium di UPTD laboratorium Kesehatan b. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi c. Pengawasan Kualitas Air d. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar (DAK Air Minum) e. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar f. Fasilitasi Penguatan Kapasitas dan SDM Bidang Air Minum g. Penyusunan/Review Rencana induk bidang Air Minum h. Pembangunan/peningkatan SPAM Regional i. Pembangunan/peningkatan SPAM IKK di Kaw MBR j. Pembangunan SPAM Desa Rawan Air k. Pembangunan SPAM Perdesaan l. Pamsimas m. Pemantauan Kualitas Lingkungan (kualitas air) 2. Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman a. Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemda dalam Bidang PLP ( 5 Kab/ Kota ) b. Fasilitasi Penguatan Kapasitas Bidang PLP c. Monitoring&evaluasi Reguler bidang PLP d. Monitoring&evaluasi DAK bidang PLP e. Penyuluhan pengendalian polusi dan pencemaran f. Pelayanan kualitas lingkungan 3. Bidang Pengelolaan Limbah Medis a. Pengelolaan Limbah Medis Tabel 4.10 Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Tahun 2012 No
Nama Program/kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Sampel air sumur/mat a air
100
14.020.000
APBD-P
Kab. KP
Dinkes
2
24.892.700,00
APBD
Kulon Progo
Dinas Pendidika n
750
17.170.950,00
APBD
Kulon Progo
Dinkes
1
1.962.247.750,00
Pengelolaan Air Bersih 1
2 3 4
Pelayanan Laboratorium di UPTD laboratorium Kesehatan Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi Pengawasan Kualitas Air Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar (DAK Air Minum) 111
Unit Sampel
Dinas PU
lokasi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
APBD/ DAK
Kota Wates
Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar Fasilitasi Penguatan Kapasitas dan SDM Bidang Air Minum Penyusunan/Review Rencana induk bidang Air Minum Pembangunan/pening katan SPAM Regional Pembangunan/pening katan SPAM IKK di Kaw MBR Pembangunan/pening katan SPAM IKK di Kaw MBR Pembangunan/pening katan SPAM IKK di Kaw MBR
12
Dinas PU
lokasi
1
1.046.834.725
APBD/ DAK
Kota Wates
Paket
1
50.000.000
APBN
KP
Satker PKPAM
Paket
1
100.000.000
APBN
KP
Satker PKPAM
Kawasan
1
550.000.000
APBN/A PBD KP
Jatimulyo,Girimul yo
Paket
1
925.489.000
APBN/A PBD KP
IKK Clereng
Paket
1
900.000.000
APBN/A PBD KP
IKK Sidorejo
Satker PKPAM
Paket
1
387.302.000
APBN/A PBD KP
IKK Sentolo
Satker PKPAM
Pembangunan SPAM Desa Rawan Air
Desa
1
370.617.000
APBN/A PBD -KP
Banjarsari (Samigaluh)
Satker PKPAM
13
Pembangunan SPAM Desa Rawan Air
Desa
1
645.469.000
APBN/A PBD -KP
Kebonharjo (Samigaluh)
Satker PKPAM
14
Pembangunan SPAM Desa Rawan Air
Desa
1
492.945.000
APBN/A PBD -KP
Sidomulyo (Pengasih)
Satker PKPAM
15
Pembangunan SPAM Perdesaan
lokasi
2
200.000.000
APBD Prov
Sidomulyo (Pengasih)
16
Pamsimas
Desa
5
1.050.000.000
APBN/A PBD -KP
KP
Satker PKPAM
17
Pemantauan Kualitas Lingkungan (kualitas air)
Paket
1
21.794.900
APBD
KP
KLH
APBN
Kab/kota
Satker PLP
APBN
Kab/kota
Satker PLP
APBN
Kab/kota
5 6 7 8 9 10 11
Satker PKPAM Satker PKPAM
PU Prov
Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman 18
19 20 22 23 24
Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemda dalam Bidang PLP ( 5 Kab/ Kota ) Fasilitasi Penguatan Kapasitas Bidang PLP Monitoring&evaluasi Reguler bidang PLP Monitoring&evaluasi DAK bidang PLP Penyuluhan pengendalian polusi dan pencemaran Pelayanan kualitas lingkungan 112
laporan
1
Paket
1
Paket
1
Paket
1
32.316.000
APBN
Kab/kota
leaflet
1000
10.000.000
APBD
KP
KLH
kecamatan
3
APBD
Kalibawang, Kokap,
Dinkes
300.609.000 32.316.000
14.071.000
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Satker PLP Satker PLP
Samigaluh
Bidang Pengelolaan Limbah Medis 25
Pengelolaan Limbah Medis JUMLAH
113
paket
1
31.601.075 9.179.696.100
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
APBD
Puskesmas
Dinkes
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan data sekunder, data primer hasil studi EHRA, serta hasil penilaian oleh SKPD terkait sanitasi. Penentuan area berisiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai ketersediaan layanan fasilitas air bersih, sanitasi, data umum meliputi Sambungan Rumah dan Hidran Umum (PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan, jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta luas genangan. Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kota/kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi, seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum. Dinas Pendidikan, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Perindag ESDM, dan Bagian Humas TI Setda Kabupaten Kulon Progo. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penanganan air minum, buang air besar sembarangan). Proses penentuan area berisiko dimulai dengan melakukan analisis terhadap data sekunder, diikuti dengan penilaian atau persepsi SKPD SKPD, dan analisis data primer berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh anggota Pokja menentukan kesepakatan-kesepakatan berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan area resiko berdasarkan data sekunder dilaksanakan dengan metode SWOT. Adapaun hasil dari penentuan area berisiko berdasarkan tingkat/derajat risiko disajikan dalam bentuk tabel dan peta. Kabupaten Kulonprogo terbagi menjadi 3 zona tingkat resiko sanitasi yaitu : 1. Risiko Sangat Tinggi , yang meliputi Kecamatan Wates, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Panjatan , Kecamatan Galur. 2. Risiko Tinggi, yang meliputi Kecamatan Wates, Kecamatan Temon, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Pengasih, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Nanggulan, Kecamatan Lendah, Kecamatan Kokap, Kecamatan Kalibawang, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Galur. 3. Risiko Menengah meliputi Kecamatan Wates, Kecamatan Temon, Kecamatan Sentolo, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Nanggulan.
114
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Tabel 5.1 Area Berisiko Sanitasi dan Penyebab Utamanya Wilayah Prioritas Kelurahan/ Kecamatan Desa Wates Wates Bendungan Giripeni Sentolo Salamrejo 1. Risiko 4 Kanoman Panjatan Panjatan Kranggan Galur Tirtorahayu Triharjo Wates Karangwuni Kalidengen Jangkaran Sindutan Palihan Glagah Temon Kedundang Kulur Kaligintung Janten Karangwuluh Demen Sentolo Banguncipto Sentolo Tuksono Sukoreno Ngargosari Kebonharjo Purwoharjo Samigaluh Sidoharjo Pagerharjo Banjarsari 2. Risiko 3 Pengasih Karangsari Sendangsari Pengasih Margosari Kedungsari Tawangsari Sidomulyo Gotakan Tayuban Pleret Panjatan Bugel Bojong Krembangan Wijimulyo Kembang Nanggulan Banyuroto Donomulyo Tanjungharjo Jatirejo Sidorejo Lendah Wahyuharjo Bumirejo Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Gulurejo Tahun 2012 No
115
Area Berisiko *)
Penyebab utama risiko **) Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan PHBS , Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih PHBS , Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih PHBS , Persampahan, Air Limbah, Drainase Lingkungan, Air Bersih Drainase Lingkungan, PHBS ,Air Limbah, Air Bersih, Persampahan Drainase Lingkungan, PHBS ,Air Limbah, Air Bersih, Persampahan Drainase Lingkungan, PHBS ,Air Limbah, Air Bersih, Persampahan Drainase Lingkungan, PHBS ,Air Limbah, Air Bersih, Persampahan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Air Limbah, PHBS , Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan
Kokap
Kalibawang
Girimulyo
Galur
Wates
Temon
3.
Risiko 2
Sentolo Samigaluh Panjatan Nanggulan
Ket : *) Risiko 4 ; Risiko Sangat Tinggi Risiko 3 ; Risiko Tinggi **) Urutan berdasarkan prioritas
Ngentakrejo Hargorejo Hargomulyo Kalirejo Hargowilis Hargotirto Banjarharjo Banjaroyo Banjarasri Banjararum Giripurwo Jatimulyo Purwosari Pendoworejo Brosot Karangsewu Nomporejo Pandowan Banaran Ngestiharjo Sogan Kulwaru Temon wetan Temon kulon Plumbon Kebonrejo Demangrejo Srikayangan Kaliagung Gerbosari Cerme Garongan Depok Jatisarono
Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS ,
Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan
Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS , Air Limbah, PHBS ,
Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan Persampahan, Air Bersih, Drainase Lingkungan
Risiko 2 ; Risiko Sedang/ Menengah Risiko 1 ; Risiko Rendah
Dari tabel di atas tampak bahwa ada 8 desa/ kelurahan di 4 Kecamatan yang berisiko Sangat Tinggi; yaitu Desa Wates, Giripeni,dan Bendungan (Kecamatan Wates); Desa salamrejo (Kecamatan Sentolo); Desa Kanoman dan Panjatan (Kecamatan Panjatan); serta Desa Kranggan dan Tirtorahayu (Kecamatan Galur). Adapun 65 desa di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo berisiko Tinggi, serta 15 desa di 6 kecamatan berisiko sedang/menengah. Penentuan penyebab utama risiko pada masing- masing desa ditentukan melalui hasil Studi EHRA (data primer). Dari tabel di atas ada fenomena dimana untuk area beresiko sangat tinggi, PHBS menjadi issue prioritas untuk ditangani, kemudian diikuti upaya penanganan masalah persampahan. Sedangkan untuk area beresiko tinggi maupun sedang/menengah penanganan masalah air limbah menjadi issue utama penanganan dan diikuti masalah PHBS dan penanganan persampahan. Sebagai gambaran penyebaran area beresiko sanitasi disajikan dalam gambar 5.1 berikut:
116
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Peta 5.1 Area Berisiko Sanitasi 117
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Kulon Progo saat ini Pokja Sanitasi Kabupaten Kulonprogo dalam melakukan analisis terhadap issue pengelolaan sanitasi yang dilakukan dengan menggunakan Metode Analisis SWOT. Metode SWOT dipilih karena dengan metode ini dapat menentukan cara yang paling baik, realistis, dapat dilaksanakan, serta menumbuhkan semangat kebersamaan dan menyatukan kepentingan- kepentingan stakeholder dalam mencapai tujuan . Analisis issue Sanitasi Kabupaten Kulonprogo dilakukan dengan cara mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman (threat).
5.2.1 Posisi Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) terkait Sanitasi saat ini Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah PHBS diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut:
Lingkungan Mendukung (+)
BERTAHAN
Pemeliharaan Agresif
o
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan Selektif Internal Lemah (-)
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan Cepat Internal
W
( 0.45, -0.15) ⓿
S Kuat (+)
Berputar Diversifikasi Besar-besaran RASIONALISASI
Ceruk
T
Diversifikasi Terpusat
DIVERSIFIKASI
Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.1 Posisi Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) Dari gambar di atas menunjukkan bahwa Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Kulonprogo saat ini pada titik koordinat X = 0,45 dan Y = -0,15 atau pada posisi Diversifikasi besar-besaran. Hal ini menujukkan bahwa kekuatan sedikit lebih besar daripada kelemahan yang ada, sedangkan tantangan yang muncul sedikit lebih besar dari pada peluang yang ada. Oleh karena itu selain mengelola kekuatan dan peluang yang sudah ada, perlu dilakukan upaya mengubah kelemahan menjadi kekuatan, seperti upaya meningkatkan rasio jumlah toilet dengan jumlah siswa, sosialisasi aspek kesehatan dalam penyedotan tanki septik, Penyediaan tempat sampah tertutup untuk kantin sekolah, Peningkatan penyediaan air yang mencukupi untuk toilet sekolah, serta Penyediaan fasilitas 118
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
wastafel untuk cuci tangan di sekolah. Sedankan tantangan yang muncul diupayakan dapat diubah menjadi peluang, seperti upaya menghindarkan perilaku masyarakat mengkonsumsi air tanpa dimasak terlebih dahulu, Peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang air limbah domestik dan sampah rumahtangga ke badan air, drainase, atau saluran irigasi. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk menempatkan sampah dengan benar dan tidak melakukan pembakaran sampah, Peningkatan kebiasaan masyarakat untuk cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, serta peningkatan kebiasaan siswa untuk menyiram toilet setelah digunakan.
5.2.2 Posisi Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kulonprogo saat ini Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah Pengelolaan Air Limbah diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut:
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
BERTAHAN
o
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan Selektif
(0.45, 0.30) ⓿
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan Cepat
)
Internal Lemah (-)
Internal
W
S Kuat (+)
Berputar Diversifikasi Besar-besaran RASIONALISASI
Ceruk
T
Diversifikasi Terpusat
DIVERSIFIKASI
Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.2 Posisi Pengelolaan Air Limbah Posisi Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Kulonprogo saat ini pada Sumbu X = 0,45 dan Sumbu Y = 0,30 atau terletak pada kuadran I dengan posisi Pertumbuhan Cepat. Hal ini menujukkan bahwa kekuatan sedikit lebih besar daripada kelemahan yang ada, sedangkan peluang yang muncul sedikit lebih besar dari pada tantangan yang ada. Oleh karena itu untuk memberikan akselerasi bagi pengelolaan air limbah secara lebih cepat maka dilakukan upaya meminimasi kelemahan dan tantangan yang ada, seperti Penyusunan Perda Air Limbah, Peningkatan kelembagaan subsektor Air Limbah yang terintegrasi dengan Air Minum, dan Drainase di Seksi Penyehatan Lingkungan. Peningkatan Jumlah SDM pengelola Subsektor air limbah, Penyusunan Master Plan Air Limbah Domestik Kabupaten Kulon Progo, Penambahan armada mobil sedot 119
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
tinja. Peningkatan persepsi masyarakat akan perlunya kebutuhan pembangunan sarana air limbah yang sesuai dengan persyaratan kesehatan.
5.2.3
Posisi Pengelolaan Persampahan Kabupaten Kulonprogo saat ini
Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah Pengelolaan Persampahan diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut:
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
BERTAHAN
o
Lemah (-)
PERTUMBUHAN
( 0.55; 0,5 ) ⓿
Pemeliharaan Selektif Internal
Pertumbuhan Stabil
Pertumbuhan Cepat
)
Internal
W
S Kuat (+)
Berputar Diversifikasi Besar-besaran RASIONALISASI
Ceruk
T
Diversifikasi Terpusat
DIVERSIFIKASI
Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.3 Posisi Pengelolaan Persampahan Posisi Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Kulonprogo saat ini berada pada koordinat Sumbu X = 0,55 dan Sumbu Y = 0,5 atau terletak pada kuadran I dengan posisi Pertumbuhan Cepat. Hal ini menujukkan bahwa issue kekuatan sedikit lebih besar daripada issue kelemahan yang ada, sedangkan peluang yang muncul sedikit lebih besar dari pada tantangan yang ada. Oleh karena itu untuk memberikan akselerasi bagi pengelolaan persampahan secara lebih cepat maka dilakukan upaya meminimasi kelemahan dan tantangan yang ada, seperti penambahan armada truk pengangkut sampah, peningkatan kapasitas transfer depo, Penyusunan Perda pengelolaan persampahan, penyusunan masterplan dan data base persampahan, peningkatan pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), sosialisasi Perda retribusi sampah, Penambahan tenaga operasional pelayanan sampah bagi masyarakat, serta upaya mengubah tantangan yang ada menjadi peluang seperti Sosialisasi warga masyarakat dalam Penempatan TPS (Tempat Penampungan Sampah Sementara), Penggalangan dana pengoperasioan TPST dan Bank sampah kelompok masyarakat di luar APBN, Pengurangan cemaran sampah di sungai dan badan air, Peningkatan peranserta masyarakat dalam mengelola sampah, dan penyadaran masyarakat akan manfaat sampah secara ekonomis.
120
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
5.2.4 Posisi Pengelolaan Drainase Kabupaten Kulonprogo saat ini Hasil analisis SWOT terhadap issue strategis yang muncul dari masalah Pengelolaan Drainase diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada gambar ber berikut:
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
BERTAHAN
o
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan Selektif Internal Lemah (-)
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan Cepat
W
S
Internal Kuat (+)
Berputar (0,05;-0,06) ⓿ RASIONALISASI
Ceruk
T
Diversifikasi Terpusat
Diversifikasi Besar-besaran DIVERSIFIKASI
Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-) Gambar 5.4 Posisi Pengelolaan Drainase Posisi Pengelolaan Drainase di Kabupaten Kulonprogo saat ini pada Sumbu X = 0,05 dan Sumbu Y = -0,06 atau pada posisi Diversifikasi Terpusat. Hal ini menujukkan bahwa issue kekuatan sedikit lebih besar daripada kelemahan yang ada, sedangkan tantangan yang muncul sedikit lebih besar dari pada peluang yang ada. Oleh karena itu selain mengelola kekuatan dan peluang yang sudah ada, perlu dilakukan upaya mengubah kelemahan menjadi kekuatan, seperti Peningkatan fasilitas dan pemeliharaan drainase, peningkatan jumlah SDM pengelola subsektor drainase, peningkatan kapasitas SDM subsektor drainase, Peningkatan anggaran pengelolaan drainase yang bersumber dari APBD, Peningkatan kapasitas saluran drainase, peningkatan cakupan saluran drainase kawasan perkotaan, Penyusunan masterplan drainase Kabupaten Kulon Progo, Pengurangan pendangkalan saluran drainase, Peningkatan fungsi dan perwatan saluran drainase, dan penyusunan Perda drainase. Sedangkan tantangan yang ada yang bisa diubah menjadi peluang diantaranya pembangunan saluran drainase di sekitar tanah milik warga, pencegahan pembuangan limbah rumahtangga di saluran drainase, pengurangan genangan banjir pada musim penghujan, serta pencegahan penyumbatan saluran drainase oleh gulma dan eceng gondok.
121
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012