BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijabarkan mengenai latar belakang Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan.
1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah hasil hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya (Gelebet, 1986:1). Menurut Koentjaraningrat (1974:80), budaya memiliki tiga wujud yang terdiri dari ide/gagasan, sosial kemasyarakatan, dan hasil karya manusia. Kebudayaan dalam wujud ide atau gagasan menghasilkan norma atau peraturan. Kebudayaan dalam wujud sosial kemasyarakatan dapat berupa aktivitas dan organisasi kemasyarakatan. Sedangkan kebudayaan dalam wujud hasil karya dapat berupa hasil karya arsitektur dan kerajinan. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan warisan budaya yang sangat beragam, baik dalam wujud ide/gagasan, aktivitas kemasyarakatan, maupun dalam wujud hasil karya. Bahkan sudah ada beberapa warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia. Kebudayaan Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya
1
dunia antara lain: subak, wayang kulit, keris, dan batik. Selain itu, Indonesia masih memiliki berbagai warisan budaya lainnya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menyimpan beraneka ragam warisan budaya yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Bali, di samping keindahan panorama alamnya. Bali memiliki keanekaragaman budaya yang tersebar di seluruh pelosok pulau Bali, baik dalam wujud ide/gagasan, aktivitas kemasyarakatan maupun dalam wujud hasil karya manusia. Budaya inilah yang merupakan taksu dari masyarakat Bali yang harus tetap dilestarikan dan dikembangkan di tengah serbuan budaya global, mengingat Bali merupakan salah satu destinasi wisata dunia yang rentan terhadap pengaruhpengaruh budaya global. Kain tenun endek adalah salah satu warisan budaya Bali yang berwujud hasil karya atau kerajinan tenun ikat yang memiliki ciri khas beragam pada motifnya. Kain tenun endek sempat mengalami masa kejayaannya di masa lalu, namun seiring perjalanan waktu dan masuknya pengaruh budaya asing ke Bali, tenun ikat ini mengalami keterpurukan. Kota Denpasar sebagai ibukota provinsi Bali saat ini mulai gencar melakukan promosi kain tenun endek. Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar memiliki program pemilihan Duta Endek untuk mempromosikan kain tenun endek kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk para generasi muda. Selain pemilihan duta endek, Pemerintah Kota Denpasar juga menyelenggarakan pelatihan menenun bagi pengrajin endek kota Denpasar, lomba desain kain tenun endek, dan pagelaran busana berbahan endek dalam suatu acara yang bertajuk The Exotic of Wastra. Program-program ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan visi kota Denpasar, yaitu “Denpasar kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan”. Kain tenun endek memiliki potensi yang sangat besar untuk semakin dikembangkan lagi sebagai salah satu produk unggulan kota Denpasar. Seiring dengan promosi kain tenun endek yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar,
2
penggunaan kain tenun endek saat ini tidak hanya sebatas pada upacara-upacara keagamaan saja, melainkan sudah mulai digunakan dalam berbagai kesempatan. Seperti sebagai seragam kerja pegawai, seragam sekolah, maupun sebagai busana sehari- hari. Inovasi produk kain tenun endek menjadi berbagai jenis busana dan kerajinan berbahan endek merupakan salah satu upaya dalam pelestarian dan pengembangan kain tenun endek. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, masih terdapat beberapa kelompok pengrajin kain tenun endek yang belum memiliki suatu tempat khusus untuk memajang dan memasarkan hasil kerajinannya. Para pengrajin tersebut hanya memajang hasil kerajinannya di rumah, sehingga kurang diketahui keberadaannya oleh masyarakat luas. Sehingga untuk itu diperlukan suatu fasilitas berupa Galeri Kain Tenun Endek untuk memajang dan memasarkan hasil kerajinan kain tenun endek di Kota Denpasar. Galeri kain tenun endek yang dirancang ini tidak hanya sebatas sebagai tempat memajang kain tenun endek saja, namun juga terdapat berbagai fasilitas yang dapat menunjang keberadaan galeri tersebut. Salah satunya adalah fasilitas bagi para pengrajin kain tenun endek dan para perancang busana untuk menyelenggarakan suatu pagelaran busana/fashion show. Galeri ini tidak hanya menyasar
masyarakat lokal saja, namun juga menyasar wisatawan domestik
maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali, khususnya Denpasar. Sehingga diharapkan kain tenun endek tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal saja, namun juga dikenal oleh masyarakat luas termasuk dunia internasional.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat antara lain sebagai berikut: 1. Fasilitas apa saja yang diperlukan dalam Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar? 2. Bagaimana pemrograman yang digunakan dalam Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar? 3. Bagaimana konsep perancangan yang dapat digunakan pada Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar?
3
1.3 Tujuan Tujuan penulisan Laporan Seminar Tugas Akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mengetahui fasilitas yang diperlukan dalam Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar. 2. Menghasilkan pemrograman dan konsep perancangan yang dapat digunakan dalam perancangan Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar. Sehingga dapat menciptakan suatu fasilitas yang baik sebagai wadah untuk memamerkan dan memasarkan hasil kerajinan kain tenun endek di Kota Denpasar.
1.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. 1.4.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dibedakan berdasarkan jenis data yang terdiri dari dua kategori, yaitu sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari objek yang diteliti. Untuk memperoleh data primer, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Teknik Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai narasumber secara langsung. Wawancara dilakukan terutama untuk mengetahui pendapat atau opini responden secara lebih luas atau menggali berbagai kemungkinan jawaban (Haryadi, 2010:88). Wawancara
dilakukan
dengan
beberapa
narasumber
untuk
memperoleh data- data yang terkait dengan proyek Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar. Seperti kepada staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar untuk memperoleh data tentang perkembangan kain tenun endek dan data tentang pengrajin kain tenun endek di Kota Denpasar.
4
Wawancara juga dilakukan kepada pemilik Tenun Ikat Endek Sekar Jepun, pegawai dan pengrajin kain tenun endek pada Galeri Tenun Ananda Balinese, dan pegawai Galeri Tenun Ikat Lestari. Data yang diperoleh yaitu data tentang fasilitas di dalam galeri, jenis koleksi, dan cara penyajian koleksi galeri. Dalam wawancara dengan pengrajin kain tenun endek juga diperoleh data tentang proses pembuatan kain tenun endek dan alat- alat yang digunakan.
b. Teknik Observasi Prinsip dasar teknik observasi adalah usaha bagi peneliti untuk melewati dinding batas serta menghilangkan jarak antara objek yang diamati dengan subyek atau pengamat (Haryadi, 2010:76). Observasi yang dilakukan meliputi observasi pada bangunan dengan fungsi sejenis, yaitu pada Tenun Ikat Endek Sekar Jepun, Galeri Tenun Ananda Balinese, dan Galeri Tenun Ikat Lestari. Data yang diperoleh pada observasi bangunan sejenis meliputi fasilitas yang terdapat di dalam galeri, jenis koleksi, dan cara penyajian koleksi. Data ini digunakan sebagai perbandingan dalam perancangan Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar. Selain itu, observasi juga dilakukan pada pengrajin kain tenun endek untuk mengetahui proses pembuatan kain tenun endek.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung pada objek penelitian, seperti melalui buku, koran, tabloid, majalah, penelitian sebelumnya, internet maupun data dari instansi terkait. Data sekunder diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Studi Literatur Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencari data pada sumber- sumber seperti buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, internet, dan lain- lain. Data yang dikumpulkan adalah data tentang galeri dan kain tenun endek.
5
b. Studi Instansional Studi instansional merupakan teknik pengumpulan data dari instansiinstansi pemerintah terkait yang berhubungan dengan proyek yang akan dibuat. Data yang diperoleh dari studi instansional yaitu data pengrajin kain tenun endek di Kota Denpasar dan peraturan- peraturan atau kebijakan yang berpengaruh terhadap perancangan galeri kain tenun endek di Kota Denpasar.
1.4.2. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data terdiri dari tiga tahap yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kompilasi Data Kompilasi data merupakan tahap mengelompokkan data- data yang telah dikumpulkan, kemudian mencari keterkaitan antara data yang satu dengan data lainnya. 2. Analisis Data Data- data yang telah dikelompokkan, kemudian dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah sebagai berikut: a. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif adalah menganalisis data yang sebagian besar berupa kata- kata. Analisis data lebih mengarah pada kualitas yang dapat dirasakan dan tidak dapat dihitung dengan jumlah yang pasti. b. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah menganalisis data yang berupa angka- angka yang dapat dihitung dengan jumlah yang pasti.
3. Sintesis Data- data yang sudah dianalisis kemudian disintesis. Sintesis adalah mengintegrasikan seluruh data- data yang diperoleh secara menyeluruh, sehingga dihasilkan suatu kesimpulan.
6