BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada era digital, pemanfaatan komputer telah digunakan di berbagai
aktivitas kehidupan. Komputer yang dahulunya berukuran besar telah berubah menjadi perangkat kecil yang dapat dibawa dan digunakan kapan pun. Metamorfosis komputer ke dalam genggaman tangan, telah memperkecil jarak dunia nyata dan dunia virtual. Aplikasi yang membangkitkan dunia virtual telah banyak dikembangkan oleh berbagai vendor saat ini, salah satunya aplikasi augmented reality. Augmented reality merupakan synthesis perumpamaan nyata dan virtual [1]. Aplikasi augmented reality telah diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Perkembangan smartphone telah mendukung pengembangan aplikasi ini. Augmented reality juga merupakan konsep aplikasi dari menggabungkan dunia fisik (objek sesungguhnya) dengan dunia digital, tanpa mengubah bentuk objek fisik tersebut. Pengenalan objek (teks dan gambar) yang dituju menampilkan berbagai informasi mengenai objek tersebut. Augmented reality sebagai sebuah sistem kognitif, hendaknya dapat memahami secara utuh persepsi dari pengguna [2]. Pengenalan citra sering digunakan untuk memperoleh informasi dari sebuah link penanda secara eksplisit dan implisit di dalam sebuah scene ke sebuah proses pemicu, seperti pengambilan informasi dari sebuah Website [3]. Sebuah benda memiliki bentuk dan karakteristik unik yang dapat membedakan dengan benda lainnya. Pada pengolahan citra digital, bentuk dari benda terbentuk dari titik-titik yang terhubung membentuk garis. Kumpulan dari garis dan tekstur warna dari objek tersebut membentuk pola yang dapat diklasifikasikan untuk dapat diidentifikasi pola objek. Pola tersebut dapat digunakan menjadi sebuah template untuk pengklasifikasian objek. Lingkungan virtual pengguna oleh teknologi Augmented Reality diciptakan dengan terlebih dahulu melakukan pengenalan penanda AR. Penanda AR terdiri dari
1
dari marker dan markerless. Marker merupakan penanda yang dirancang khusus tanpa melibatkan objek nyata, sedangkan markerless merupakan salah satu teknik pendeteksian objek secara langsung tanpa menggunakan frame atau penanda (marker) pada aplikasi Augmented Reality [4]. Penggunaan marker sebagai tracking object telah menghabiskan efisiensi ruang dan belum memberikan presepsi yang baik kepada pengguna [5], sedangkan penggunaan markerless dengan melibatkan objek secara langsung sebagai dapat terlihat nyata, fleksibel, dan interaktif, sehingga dapat meningkatkan motivasi pengguna dalam menciptakan lingkungan alternativ pengguna [6]. Proses pengenalan penanda dapat dilakukan secara single maupun multiple. Pengenalan penanda single dilakukan dengan mengarahkan AR ke penanda satu per satu untuk mendapatkan informasi dari penanda tersebut, sedangkan pengenalan multiple dilakukan untuk mendapatkan informasi dari banyak penanda secara bersamaan. Adapun kekurangan dari pengenalan penanda single yaitu tidak cukup stabil dalam meberikan informasi [5]. Perancangan Augmented Reality dengan pengenalan penanda multiple dapat meningkatkan pemberian informasi kepada pengguna, pengguna dapat berkreasi dalam menampilkan informasi dari beberapa penanda [7]. Keunggulan dari penggunaan markerless dibandingkan marker, dan keunggulan pengenalan penanda secara multiple dibandingkan secara single, dapat dikombinasikan untuk meningkatkan presepsi dan penciptaan lingkungan virtual yang baik bagi pengguna. Pada laman web site: http://www.samsung.com/id/consumer/mobiledevices/smartphone/galaxy, Perusahaan Samsung sebagai pemegang vendor penjualan smartphone terbesar, telah memasarkan 19 seri Samsung Galaxy di Indonesia hingga tahun 2013. Masing-masing seri memiliki spesifikasi, fitur unggulan, dan harga yang berbeda-beda. Banyaknya seri smartphone Samsung Galaxy Series mengakibatkan konsumen kesulitan dalam memilih seri smartphone yang diinginkan. Perancangan multiple-markerless augmented reality dengan mengimplementasikan template matching pada pengenalan Smartphone Samsung Galaxy Series, diharapkan dapat memberikan informasi secara interaktif dan presepsi yang baik kepada pengguna, dengan akurasi pengenalan seri yang tepat.
2
1.2
Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah, yaitu.
1.
Penggunaan marker belum memberikan persepsi yang baik untuk mendapatkan informasi dibandingkan dengan markerless.
2.
Pengenalan penanda secara single belum dapat meningkatkan kreativitas dan penciptaan lingkungan alternatif pengguna dibandingkan pengenalan penanda secara multiple.
3.
Perlunya perancangan Augmented Reality dengan pengenalan markerless secara multiple.
1.3
Keaslian Penelitian Penelitian augmented reality telah banyak dilakukan sebelumnya, adapun
perbandingan dan kontribusi penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu terdapat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Penelitian-penelitian Terdahulu Penelitian Gregory Alexander Holger (2002) [5]
Baratoff, Neubeck, Regenbrecht
Akhmad Afissunani, Akuwan saleh, M. Hasbi Assidiqi (2011) [7]
Ruobing Yang (2011) [8]
Didier Stricker, Gabriele Bleser (2012) [2]
Penanda
Marker / Markerless
Metode
Implementasi Perancangan
Multiple
Marker
Tidak disebutkan
Bidang Industri
Multiple
Marker
Tidak disebutkan
Magic Book
Single
Single
Marker
Markerless
3
Template Matching (Feature Matching)
Pengenalan benda
3D Scanning, IMUs, Egocentric Cameras
Rekonstruksi objek
Tabel 1.1 Penelitian-penelitian Terdahulu (Lanjutan) Penelitian
Marker / Markerless
Penanda
Metode
Implementasi Perancangan
Tidak disebutkan
Pembelajaran anatomi
Tobias Blum, Valerie Single Kleeberger, Christoph Bichlmeier,Nassir Navab (2012) [9]
Marker
Penelitian yang dilakukan
Markerless Template Matching
Mutiple
Pengenalan Smartphone
Merujuk dari penelitian-penelitian terdahulu, maka usulan penelitian ini membahas tentang, implementasi metode template matching pada perancangan multiple-markerless augmented reality untuk memberikan informasi spesifikasi, fitur unggulan, dan harga Smartphone Samsung Galaxy Series dan mengukur tingkat visibility pengenalan multiple-markerless. Pemilihan pengenalan penanda markerless dan pengenalan penanda secara mutiple, dimaksudkan untuk menggabungkan keunggulan dari masing-masing penanda dan proses pengenalan penanda, sehingga diharapkan dapat mengembangan penelitian AR yang lebih baik. Penerapan Augmented Reality pada pengenalan smartphone, karena Smartphone Samsung Galxy Series memiliki varian yang banyak, memiliki ukuran dimensi yang kecil sehingga dapat ditangkap secara banyak oleh kamera smartphone, dan memiliki beberapa bentuk yang hampir sama tetapi berbeda seri. 1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian, yaitu.
1.
Peracang multiple-markerless augmented reality yang mengimplementasikan template matching dalam melakukan pengenalan Smartphone Samsung Galaxy Series.
2.
Mengetahui tingkat akurasi, performa, dan kebutuhan hardware pada pengenalan
multiple-markerless
Augmented
mengimplementasikan metode template matching.
4
Reality
dengan
1.5
Batasan Masalah Pada penelitian ini memiliki batasan masalah yaitu markerless yang dapat
dikenali oleh aplikasi Augmented Reality berupa dummy (model tiruan) dari Samsung Galaxy Series, atau perangkat smartphone baru (tampilan fisik tidak diberikan tambahan accessories dan tampilan display masih dalam kondisi default). 1.6
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian, yaitu.
1.
Mengembangkan penelitian Augmented Reality dengan pengenalan penanda markerless.
2.
Mengembangkan penelitian Augmented Reality dengan pengenalan penanda jamak (multiple) markerless.
3.
Mengembangkan penelitian pengenalan multiple-markerless Augmented Reality dengan mengimplementasikan template matching.
5