BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan yang terjadi
meliputi
infrastruktur
hingga
angka
pertumbuhan
penduduk.
Perkembangan ini terlihat dari semakin banyaknya kawasan industri dan perumahan di Kota Semarang. Berdasarkan data indikator perkembangan penduduk kota Semarang, jumlah penduduk pada tahun 2014 tercatat sebesar 1.584.906 dengan persentase pertumbuhan penduduknya sebesar 0,97% (Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2014). Pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan akan air bersih. Ketersediaan air di musim kemarau saat ini masih merupakan permasalahan yang belum seluruhnya dapat dipecahkan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh sumber air yang semakin langka akibat penggunaan air yang tidak terkontrol. Banyak masyarakat yang memanfaatkan airtanah untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Airtanah merupakan air yang bergerak di bawah permukaan tanah dan terdapat di dalam ruang antar butir - butir tanah yang meresap ke dalam tanah akibat gaya gravitasi. Airtanah tersimpan di dalam lapisan tanah yang disebut akuifer. Akuifer adalah suatu formasi batuan jenuh air yang tersusun atas material bersifat permeabel dan mampu melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur - sumur atau mataair (Poehls and Smith, 2009). Pemanfaatan airtanah tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat sumur gali, sumur dangkal maupun sumur dalam. Namun dalam pelaksanaannya, hasil yang didapat tidak selalu ideal dengan apa yang diharapkan, banyak masyarakat yang pada akhirnya tidak mendapatkan sumber air setelah melakukan penggalian ataupun pembuatan sumur airtanah. Hal ini
1
dikarenakan keberadaan airtanah yang tidak merata sesuai dengan kondisi geologi dan curah hujan (PP RI No.43, 2008). Keberadaan airtanah dapat diketahui melalui penyelidikan permukaan. Penyelidikan permukaan itu sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu, secara langsung dan tidak langsung. Penyelidikan permukaan secara langsung terdiri dari penyelidikan geologi, hidrogeologi, citra penginderaan jauh, geografi dan sebagainya (Suharyadi, 1984). Penyelidikan permukaan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pendugaan geofisika, yaitu metode geolistrik resistivitas atau juga dapat disebut metode tahanan jenis. Metode tahanan jenis merupakan metode yang mengacu pada nilai tahanan jenis setiap lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Nilai tahanan jenis ini ditentukan oleh material penyusunnya, massa jenis batuan, porositas, ukuran, bentuk pori, kualitas, dan kandungan air dalam batuan (Todd, 1959). Setelah diketahui karakteristik hidrogeologi melalui nilai tahanan jenisnya, barulah dapat dilakukan konstruksi sumur. Konstruksi sumur yang sesuai dengan kondisi hidrogeologi dan karakteristik airtanah setempat akan menghasilkan sumur dengan kuantitas dan kualitas air yang baik. Konstruksi sumur adalah instalasi sumur yang terpasang setelah proses pengeboran atau penggalian serta penyelesaian sumur selesai, yang terdiri atas pipa jambang, saringan, pipa naik, pipa pisometer, kerikil pembalut,
lempung penyekat, dan semen penyekat. Rancangan
konstruksi sumur beserta komponen pelengkapnya sangatlah penting dalam perencanaan pembuatan sumur. Perencanaan sumur dalam beserta perlengkapannya juga harus disesuaikan dengan biaya yang tersedia agar tidak terjadi pembengkakan biaya dan permasalahan sejenis lainnya. Oleh karena itu Rencana Anggaran Biaya (RAB) juga diperlukan dalam perencanaan konstruksi sumur dalam ini.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
2
1. Ketersediaan air bersih di Kota Semarang sebagai kota yang berkembang masih belum tercukupi 2. Keberadaan airtanah yang tidak merata menyebabkan warga yang mencoba beberapa metode pembuatan sumur airtanah tidak mendapatkan hasil yang diharapkan 3. Perencanaan konstruksi sumur yang tidak sesuai dengan kondisi hidrogeologi bawah permukaan akan menghasilkan airtanah dengan kualitas dan kuantitas yang kurang maksimal 4. Perencanaan Rencana Anggaran Biaya yang tidak sesuai dengan perencanaan
konstruksi
sumur
akan
menyebabkan
terjadinya
permasalahan seperti pembengkakan biaya dan semacamnya
1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah yang diangkat dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian dilakukan di daerah Ngadirgo RW 02, Kelurahan Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah 2. Pengambilan data dilakukan di lapangan dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas (tahanan jenis) konfigurasi Schlumberger 3. Pengolahan data lebih lanjut dilakukan untuk menentukan kondisi hidrogeologi bawah permukaan, terutama letak maupun ketebalan akuifer potensial 4. Perencanaan konstruksi sumur dilakukan mengacu pada kondisi hidrogeologi tersebut 5. Berdasarkan
perencanaan konstruksi sumur tersebut dibuatlah Rencana
Anggaran Biaya (RAB) untuk mengetahui banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi
1.4 Rumusan Masalah Dalam
penelitian
ini
dapat
dirumuskan
beberapa
permasalahan,
diantaranya:
3
1. Bagaimana kondisi hidrogeologi bawah permukaan (melingkupi litologi dan akuifer) daerah penelitian? 2. Bagaimana perencanaan konstruksi sumur yang sesuai pada daerah penelitian? 3. Bagaimana cara menghitung anggaran yang dibutuhkan berdasarkan perencanaan konstruksi sumur?
1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.5.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah: 1. Melakukan observasi geologi permukaan secara tidak langsung menggunakan metode geolistrik resistivitas (tahanan jenis) 2. Melakukan pengolahan data geolistrik dengan nilai resistivitas yang didapat di lapangan 3. Melakukan perencanaan desain konstruksi sumur 4. Melakukan perhitungan dalam perencanaan konstruksi sumur dalam 1.5.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan nilai resistivitas litologi yang terdapat di daerah penelitian 2. Menentukan ketebalan akuifer serta kedalaman sumur 3. Menentukan konstruksi sumur yang tepat sesuai dengan kondisi hidrogeologi 4. Mengetahui biaya perkiraan konstruksi sumur dalam
1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil beberapa manfaat, diantaranya adalah: 1. Mengetahui ketebalan akuifer daerah penelitian 2. Sebagai acuan dan gambaran umum dalam konstruksi sumur dalam selanjutnya pada lokasi penelitian
4
1.7 Waktu dan Lokasi Daerah Penelitian Waktu pengumpulan data dan pengolahan data untuk Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai pada akhir Februari 2016 hingga awal Mei 2016. Kegiatan pengolahan data dilaksanakan di Kantor Selimut Bumi Adhi Cipta, Semarang. Lokasi lapangan daerah penelitian terletak di Kelurahan Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 di bawah.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian Skala 1 : 10.000
1.8 Penelitian Terdahulu Hasil dari penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam memahami lebih lanjut tentang kondisi hidrogeologi daerah penelitian. Penelitian yang dilakukan juga menggunakan analisis yang berdasar pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan lokasi dan metode yang digunakan antara lain: 1. Surya W. (2015) melakukan penelitian tentang konstruksi sumur airtanah hingga uji pompa di Kota Semarang
5
2. Cempaka (2014) melakukan penelitian tentang konstruksi sumur bor airtanah dalam di Kabupaten Semarang 3. Winarti (2013) melakukan penelitian tentang metode geolistrik yang digunakan untuk mengidentifikasi akuifer airtanah di daerah Magetan, Jawa Timur 4. Widiarso, Dian A. , dkk. (2012) melakukan penelitian tentang potensi airtanah berdasarkan data geolistrik di Tembalang, Semarang 5. Destiasari, F. (2010) melakukan penelitian tentang perencanaan konstruksi sumur dalam di Kota Semarang
1.9 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan lokasi daerah penelitian, penelitian terdahulu yang telah dilakukan, serta sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang fisiografi daerah penelitian secara umum dan dasar teori mengenai sistem airtanah, serta perencanaan konstruksi sumur dalam. Materinya meliputi metode geolistrik, desain rancangan sumur dalam dan bagian – bagiannya hingga perencanaan anggaran biaya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam pengambilan data tugas akhir hingga pengolahannya, mencakup metode penelitian, tahapan penelitian, alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, hipotesis, serta diagram alir penelitian.
6
BAB IV PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pembahasan dari hasil pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian. Materi yang dibahas meliputi kondisi lapangan sekitar daerah penelitian, hasil pengukuran data geolistrik, perencanaan konstruksi sumur dan perlengkapannya, analisis harga satuan, serta Rencana Anggaran Biaya (RAB). BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran agar dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengembangan dari segi metode pengambilan data, pengolahannya, hingga kualitas akhir dari penelitian tersebut.
7