BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Environmental Health Risk Assessment atau Studi EHRA adalah survei partisipatif di Kabupaten yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitasi sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten sampai ke desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan dari Studi EHRA akan digunakan Pokja Kabupaten Siak sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih Sanitasi, penetapan area berisiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK).
Studi EHRA dipandang perlu dilakukan Kabupaten Siak karena : 1.
Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat
2.
Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda
3.
Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang;
4.
Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambilan keputusan.
5.
EHRA secara tidak langsung memberi “amunisi” bagi stakeholder dan masyarakat di desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesame masyarakat atau stakeholders kelurahan/desa.
6.
EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representative di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat
dijadikan panduan dasar ditingkat
kelurahan/desa.
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
1
Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti: A.
Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup; 1. Sumber air minum 2. Layanan pembuangan sampah, 3. Jamban 4. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga.
B.
Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM : 1.
Buang air besar,
2.
Cuci tangan pakai sabun,
3.
Pengelolaan air minum rumah tangga,
4.
Pengelolaan sampah dengan 3R,
5.
Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan).
Survei EHRA bagi Pokja Sanitasi Kabupaten Siak sangat bermanfaat sehingga pokja berusaha untuk melaksanakan kegiatan ini. Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh Pokja Kabupaten Siak dalam survei EHRA ini adalah : 1. Persiapan logistik studi, 2. Finalisasi desain studi, 3. Penyiapan dan pelatihan Supervisor,Enumerator, dan petugas entri data, 4. Pelaksanaan studi serta proses pengumpulan data, entri data dan analisa data, 5. Penyusunan laporan dan diskusi publik.
1.1
Tujuan dan Manfaat Studi EHRA memanfaatkan sumber daya setempat untuk pengumpulan data.
Petugas pengumpul data (Enumerator) adalah tenaga kader posyandu, tenaga petugas kesehatan desa. Pelaksanaan dilakukan dengan kerjasama pokja bersama Tim Dinas Kesehatan. Mengapa EHRA harus dilakukan, bukankah ada data sekunder dimasingmasing SKPD serta data primer lapangan diambil dari masyarakat pula?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka berikut tujuan pelaksanaan EHRA oleh Pokja Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
2
Sanitasi Kabupaten Siak. Adapun tujuan dan manfaat studi EHRA Kabupaten Siak adalah sebagai berikut: 1.
Tujuan Studi EHRA Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer, untuk mengetahui : 1.
Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan
2.
2.
Informasi dasar yang valid dalam penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
3.
Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi.
Manfaat Hasil studi digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Siak dan Strategi Sanitasi Kabupaten Siak 2014. Hasil studi ini diharapkan menjadi input data primer untuk Buku Putih Sanitasi Kabupaten Siak, khususnya Bab 3 dan Bab 5
3.
Waktu Kegiatan Pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Siak sesuai jadwal mulai bulan September hingga Desember 2014. Untuk lebih lengkapnya jadwal kegiatan dapat dilihat pada jadwal berikut:
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
3
Kegiatan Pelaksanaan EHRA Pokja Sanitasi Kabupaten Siak No 1 1.1
1.2
1.3
1.4 1.5
Kegiatan Pelaksanaan Studi EHRA Persiapan Studi EHRA Rapat persiapan untuk : a. Membangun kesepahaman tentang studi EHRA b. Membentuk Tim Pelaksana Studi EHRA c. Menyiapkan anggaran studi EHRA Penentuan area survei a. Penentuan strata wilayah studi EHRA b. Penentuan desa/kelurahan wilayah studi EHRA c. Penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan Pelatihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data a. Pemilihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data b. Pelatihan Studi EHRA, praktik wawancara bagi enumerator, dan pelatihan entri data Pelaksanaan survei EHRA Pengolahan, Analisis Data dan penulisan laporan a. Entri Data b. Analisis Data c. Penulisan Laporan
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
Periode September
Oktober
November
Desember
Persiapan
4
BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA 2014 EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang dipilih secara oleh Pokja Sanitasi dan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Petugas Sanitarian bertugas sebagai supervisor selama pelaksanaan Survei. Kepala UPTD Puskesmas bertugas sebagai koordinator selama pelaksanaan Studi EHRA. Sebelum turun kelapangan, para koordinator, supervisor, enumerator, petugas entry data diwajibkan mengikuti pelatihan di Kabupaten. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi perbaikan instrumen. Unit Sanitasi utama (Primary Sanitasi) adalah RT (Rukun Tetangga), Unit Sanitasi ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survei. Jumlah sampel RT per Desa minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel perdesa adalah 40 responden. Yang menjadi responden adalah Ibu atau anak perempuan yang sudah menikah, dan berumur antara 18 sd 60 tahun. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk dapat diselesaikan dalam sekitar 30-45 menit. Panduan diuji kembali dalam hari kedua pelatihan enumerator dengan praktek antara sesame petugas enumerator yang mengikuti pelatihan.Untuk mengikuti standar etika, informed concent wajib dibacakan oleh enumerator sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Pekerjaan entry data dikoordinir oleh Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Sebelum melakukan entry data, tim entry data terlebih dahulu mengikuti Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
5
pelatihan singkat data Entry EHRA oleh fasilitator dari Dinas Kesehatan Propinsi Riau . Selama pelatihan itu, tim Entry Data EHRA dikenalkan pada stuktur kuesioner dan perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi yakni program EPI info dan SPSS. Untuk quality control, tim spot check mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Tim spot check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar dilakukan dengan standar yang ditentukan. Quality control juga dilakukan di tahap data entry. Hasil Entry di re-check kembali oleh tim Pokja Sanitasi. Kegiatan Studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan tidak hanya dilaksanakan oleh Pokja Kabupaten semata. Agar efektif, Pokja Sanitasi Kabupaten diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim EHRA sebagai berikut : 1. Penanggungjawab
: Pokja Sanitasi Kabupaten
2. Koordinator Survei
: Pokja Dinas Kesehatan
3. Anggota
: BAPPEDA, BLH,Dinas Kesehatan
4. Koordinator Kecamatan
: Kepala UPTD Puskesmas
5. Supervisor
: Sanitarian Puskesmas
6. Tim Entry Data
: Bappeda, Dinas Kesehatan
7. Tim Analisis Data
: Badan Pusat Statistik, Pokja Kabupaten
8. Enumerator
: Kader Aktif, Petugas Kesehatan Desa
Dalam Pelaksanaan Kegiatan Survey EHRA Kabupaten Siak, Pokja Sanitasi Kabupaten Siak melakukan kegiatan sebagai berikut : 1.
Membangun kesepahaman tentang study EHRA untuk menumbuhkan kesepahaman tentang dan kesamaan persepsi, ketua Pokja perlu mengadakan
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
6
pertemuan yang melibatkan seluruh anggotanya. Pertemuan tersebut diagendakan untuk membahas isu-isu sebagai berikut. Latar belakang, tujuan, dan manfaat studi EHRA, Ketua Pokja atau aggota Pokja yang telah mengikuti pelatihan EHRA sebelumnya akan memaparkan bagian ini dengan menekankan pada :
Latar Belakang pelaksanaan studi EHRA sebagai studi primer yang
hasilnya akan digunakan sebagai salah satu komponen penting pembuatan peta area berisiko sanitasi di samping data sekunder dan persepsi SKPD.
Tujuan dan manfaat studi EHRA sehingga dapat menimbulkan kesepahaman akan pentingnya pelaksanaan studi EHRA
2.
Penyusunan Tim Studi EHRA dan Rencana Pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Siak 2014 Untuk kegiatan ini Pokja Sanitasi Kabupaten Siak menyusun dan menyepakati Tim Studi EHRA dan Rencana pelaksanaan survey EHRA yang berisi : Rencana pelaksanaan survey EHRA yang berisi : a.
Jadwal Kegiatan Terperinci
b.
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab (SKPD/Perorangan)
c.
Alokasi Dana untuk tiap Kegiatan
Setelah melakukan Rapat, Tim Survey EHRA Kabupaten Siak melaksanakan kegiatan dengan kerangka kerja kegiatan sebagai berikut :
2.1
1. 2.
Penentuan Target Area Survey Penentuan Jumlah Desa dan Kelurahan
3.
Penentuan Jumlah dan Besar Responden
4.
Penentuan RT dan RW area survey
Penentuan Target Area Survey Dalam menentukan area survey kegiatan ini Tim EHRA bersama Pokja
Sanitasi Kabupaten Siak menetapkan target area survey dengan metode Stratified Random Sampling . Stratifikasi Desa/Kelurahan dalam studi EHRA dimaksudkan
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
7
untuk mengklasifikasikan desa/kelurahan sesuai dengan strata/tingkatan risiko kesehatan lingkungan dari factor geografi dan demografi. Stratifikasi
Desa/Kelurahan
di
Kabupaten
Siak
akan
menghasilkan
Strata/Tingkatan Risiko Kesehatan Lingkungan dari Desa/Kelurahan. Desa/Kelurahan yang terdapat pada Strata tertentu dianggap memiliki tingkat risiko kesehatan lingkungan yang sama. Dengan demikian, Desa/Kelurahan yang menjadi Area Studi pada suatu Strata akan mewakili Desa/Kelurahan lainnya yang bukan merupakan Area Studi pada Strata yang sama. Penetapan strata dapat memberikan indikasi awal strata/tingkatan risiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga bisa dipakai sebagai sarana advokasi kepada para pemangku kepentingan di kecamatan agar lebih memperhatikan desa/kelurahan yang mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Penetapan Strata dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan Studi EHRA. Kriteria utama penetapan Strata tersebut adalah sebagai berikut : a.
b.
Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah tertentu. Pada umumnya kota-kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan kecamatan dan kelurahan. Oleh karena itu, studi EHRA di Kabupaten Siak yang kepadatan penduduk tidak merata diutamakan di Kecamatan dan desa dengan kepadatan lebih dari 25 jiwa per Ha. Angka Kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representative menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap desa kelurahan/desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut : ( ∑ Pra-KS + ∑KS – 1) Angka kemiskinan =
X 100% ∑ KK
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
8
c.
Daerah/Wilayah yang dialiri sungai/saluran drainase/saluran irigasi yang berpotensi digunakan atau telah digunakan sebagai sarana MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat.
d.
Daerah terkena banjir dan dinilai mengganggu ketentraman masyarakat
dengan
parameter
ketinggian
air,luas
daerah
banjir/genangan, dan lamanya yang bisa ditentukan oleh Pokja atau mengacu kepada SPM PU dengan ketinggian genangan lebih dari 30 cm dan lamanya genangan lebih dari 2 jam.
Metode penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Stratifikasi. Hasil stratifikasi ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah “Probability Sampling Random” dimana semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metode yang digunakan adalah Stratified “ Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Siak mengingat area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan kriteria diatas, wilayah Kabupaten Siak menghasilkan stratifikasi sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.1 Wilayah (desa/kelurahan) yang terdapat pada strata tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu strata akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada strata yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kabupaten Siak
Tabel 2 1 Stratifikasi Desa/Kelurahan berdasarkan kriteria indikasi lingkungan Beresiko
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
9
Kategori Strata
Kriteria
Strata 0 (nol)
Wilayah desa/kelurahan yang tidak terdapat kriteria utama stratifikasi Wilayah desa/kelurahan yang terdapat 1 (satu) utama stratifikasi Wilayah desa/kelurahan yang terdapat 2 (dua) utama stratifikasi Wilayah desa/kelurahan yang terdapat 3 (tiga) utama stratifikasi Wilayah desa/kelurahan yang terdapat 4 (empat) kriteria utama stratifikasi
Strata 1 (satu) Strata 2 (dua) Strata 3 (tiga) Strata 4 (empat)
(empat) kriteria kriteria kriteria
Tabel 2.2 Hasil Stratifikasi desa/kelurahan di Kabupaten Siak No
Strata 0
No
Strata 1
No
Strata 2
No
Strata 3
1 2
Dayun Banjar Seminai
1 2
1 2
Sungai Linau Dosan
1 2
Buatan I Sengkemang
3 4
Teluk Merbau Pangkalan Makmur Buana Makmur Suka Mulia Merangkai Sawit Permai Sialang Sakti Lubuk Dalam
3 4
Lubuk Tilan Berumbung Baru Sri Gading Sialang Palas
3 4
Benayah Pebadaran
3 4
Suak Lanjut Langkai
5 6 7 8 9 10
Sialang Baru Empang Baru Sungai Tengah Selat Guntung Sabak Permai Sungai Berbari
5 6 7 8 9 10
Rantau Bertuah Minas Timur Minas Jaya Teluk Rimba Rantau Panjang Kota Ringin
5 6 7 8 9 10
Rawang Kao Barat Rawang Kao Bandar Sungai Rempak Laksamana Bandar Pedada Belading Pangkalan Pisang Empang Pandan Tumang Kayu Ara Permai Simpang Belutu Telaga Sam-Sam Kandis Kota Sam-Sam Bekalar Jambai Makmur
11
Dusun Pusaka
11
Sungai Mempura
11
Rawa Mekar Jaya Lubuk Umbut Sei Selodang Muara Bungkal Maredan Barat Pinang Sebatang Barat Pinang Sebatang
12 13 14 15 16 17 18
Perincit Kuala Gasib Sri Gemilang Keranji Guguh Buatan II Tasik Seminai Buantan Besar
12 13 14 15 16 17 18
Lubuk Jering Tasik Betung Olak Teluk Lancang Rawang Air Putih Kel Kampung Rempak Merempan Hulu
12 13 14 15
Maredan Kampong Tengah Merempan Hilir Teluk Merempan
19 20 21
Mandi Angin Minas Barat Kel.Sungai Apit
19 20 21
Kampung Dalam Penyengat Tanjung Kuras
22 23 24 25 26 27
Harapan Parit I/II Sei Kayu Ara Lalang Bunsur Mengkapan
22 23 24 25 26 27
Teluk Batil Teluk Mesjid Tualang Tualang Timur Perawang Barat Pinang Sebatang Timur
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
10
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Sungai Godang Libo Jaya Kerinci Kiri Kumbara Utama Bukit Agung Buana Bhakti Simpang Perak Jaya Gabung Makmur Seminai Benteng Hulu Benteng Hilir
28 29 30 31 32 33 34
Sungai Rawa Teluk Lanus Bencah Umbai Muara Kelantan Kel.Perawang Buatan Baru Kerinci Kanan
35
Jati Mulya
36 37 38 39 40 41 42 43
Bukit Harapan Delima Jaya Belutu Kandis Pencing Bekulo Bunga Raya Jaya Pura Kemuning Muda Langsat Permai Dayang Suri Suak Merambai Paluh
44 45 46 47
28 29 30 31
Jati Baru Buantan Lestari Temusai Tuah Indrapura
Dari hasil stratifikasi wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Siak yang terdiri dari 131 desa/kelurahan menghasilkan distribusi sebagai berikut : 1.
Stratifikasi 0 sebanyak 29,01%
2.
Stratifikasi 1 sebanyak 35,88%
3.
Stratifikasi 2 sebanyak 23,66%
4.
Stratifikasi 3 sebanyak 11,45%
5.
Stratifikasi 4 sebanyak 0%
Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam stratifikasi tersebut dapat dilihat pada Grafik 1. Distribusi desa per strata untuk penetapan lokasi studi EHRA
Grafik 2.1 Distribusi desa per strata untuk penetapan lokasi studi EHRA
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
11
47
50 45
38
40 31
35
strata 0
30
Strata 1
25
Strara 2
20
15
Strata 3
15 10 5 0
Jumlah Desa/Kelurahan
2.2
Penentuan Jumlah Sampel/Responden Unit sampling utama (Primary Sampling) pada Studi EHRA adalah RT (Rukun Tetangga) dan dipilih secara random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah dipilih menjadi Target Area Studi. Dalam Studi EHRA, disyaratkan jumlah sampel total responden minimal 400 responden. Sementara jumlah sampel RT per Desa/Kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT minimal 5 responden Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan minimal 40 responden. Responden dalam studi EHRA adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun. Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan ukuran sampel minimum dalam skala kabupaten/kota dapat dilakukan dengan menggunakan banyak
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
12
cara. Dalam studi EHRA, untuk menentukan ukuran sampel minimumnya dapat digunakan ‘’Rumus Slovin’’ sebagai berikut : N n= N.d² +
1
Dimana :
n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
D adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) → Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α= 0,05, sehingga diperoleh nilai Z = 1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z = 2 Dengan jumlah populasi rumah tangga sebanyak 96.598 KK → dengan
menggunakan Rumus Slovin pada tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel minimum yang harus diambil adalah 96.598/(1 + 96598 x 0.05²) = 398 sampel. Namun demikian untuk keperluan keterwakilan desa/kelurahan berdasarkan hasil stratifikasi desa/kelurahan, Pokja Sanitasi Kabupaten Siak menetapkan jumlah Desa/Kelurahan yang akan dijadikan target area survey adalah 25% dari desa seluruhnya yaitu sebanyak 34 Desa/Kelurahan sehingga jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 34 Desa X 40 = 1360 responden. 2.3
Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Area Survei Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin di atas maka selanjutnya ditentukan lokasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak 34 desa/kelurahan secara random berdasarkan proporsional yang disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 2.3 Rekapitulasi Desa Terpilih No
Strata
1 2 3 4 5
0 1 2 3 4
Jumlah Desa 38 47 31 15 0
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
Proporsi 29% 36% 24% 11% 0
Desa Acuan Metodologi 10 12 8 4 0
Desa Terpilih 10 12 8 4 0 13
131
34
34
Tabel 2.4 Strata Desa Dalam Rangka Studi EHRA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kecamatan Dayun
UPTD Puskesmas Dayun
Jumlah Desa 2
Lubuk Dalam
Lubuk Dalam
2
Sabak Auh
Sabak Auh
2
Siak
Siak
3
Kandis
Kandis
3
Kerinci Kanan
Kerinci Kanan
2
Mempura
Mempura
3
Pusako
Pusako
2
Koto Gasib
Koto Gasib
2
Minas Tualang
Minas Perawang Tualang
1 1 2
Sungai Apit
Sungai Apit
3
Bunga Raya
Bunga Raya
3
Sungai Mandau
Sungai Mandau
2
34 TOTAL
Nama Desa
Strata
Pangkalan Makmur Sawit Permai Rawang Kao Sialang Palas Bandar Pedada Selat Guntung Tumang Rawang Air Putih Langkai Kandis Kota Sungai Godang Pencing Pekulo Bukit Agung Seminai Bukit Harapan Benteng Hilir Paluh Teluk Merempan Perincit Pebadaran Buatan II Teluk Rimba Minas Barat Kel.Perawang Tualang Maredan Sei Kayu Ara Sungai Rawa Penyengat Langsat Permai Jati Baru Tuah Indrapura Lubuk Jering
0 0 0 1 0 1 0 2 3 0 0 1 0 0 1 0 1 3 1 2 1 2 1 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2
Muara Bungkal
3
34
2.4 Penentuan RT (Rukun Tetangga) dan Responden Area Studi
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
14
Rukun Tetangga (RT) dan Rumah responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling). Hal ini bertujuan agar seluruh RT memiliki kesempatan yang sama sebagai sampel. Artinya , penentuan RT & rumah tangga responden bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun keinginan responden itu sendiri. A. Untuk menentukan RT Area Studi, adalah sebagai berikut : a.
Urutkan RT per RW per Desa/Kelurahan
b.
Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu jumlah total RT dan jumlah RT yang akan diambil. Contohnya adalah sebagai berikut : Jumlah total RT di desa/kelurahan : 58 Jumlah RT yang akan diambil : 8 Maka angka interval (AI) = jumlah total RT dibagi jumlah RT yang diambil AI = 58/8 = 7,25 → dengan pembulatan maka diperoleh AI = 7 c. Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambillah secara acak angka antara 1-7 (angka random). Sebagai contoh, angka random (RT ke-1) yang diperoleh adalah 3. Maka RT dengan nomor urut terpilih sebagai RT ke -1 sebagai lokasi area studi. d. Untuk memilih RT berikutnya adalah 3+7=10, maka RT dengan nomor urut 10 terpilih sebagai RT ke -2 sebagai lokasi area studi; demikian seterusnya sampai diperoleh sebanyak 8 RT lokasi studi
Tabel 2.5 Penentuan RW/RT dan Responden Terpilih NO
STRATA
1
3
2
2
KECAMATAN
DESA/KELURAHAN
JUMLAH RT JUMLAH TERPILIH RESPONDEN 8 40
1. Siak 2. Sungai Mandau 3. Tualang 4. Mempura
1. Langkai 2. Muara Bungkal 3. Maredan 4. Teluk Merempan
3 8 6
40 40 40
1. Pusako
1. Pebadaran
6
40
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
15
3
1
2. Koto Gasib 3. Sungai Mandau 4. Siak 5. Sungai Apit 6. Tualang 7. Bunga Raya
2. Teluk Rimba
4
40
3. Lubuk Jering 4. Rawang Air Putih 5. Tanjung Kuras 6. Tualang 7. Jati Baru 8. Tuah Indrapura
7 7 8 8 8 8
40 40 40 40 40 40
1. Lubuk Dalam 2. Sabak Auh 3. Pusako 4. Koto Gasib 5. Minas 6. Sungai Apit
1. Sialang Palas 2. Selat Guntung 3. Perincit 4. Buatan II 5. Minas Barat 6. Lalang 7. Sungai Rawa 8. Kel. Perawang 9. Bukit Harapan 10. Pencing Bekulo 11. Langsat Permai 12. Paluh
8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 8 8
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
8 8 8 8 4 8 8 8 8 8
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 1360
7. Tualang 8. Kerinci Kanan
4
0
1. Pangkalan Makmur 2. Sawit Permai 2.Lubuk Dalam 3. Rawang Kao 3. Sabak Auh 4. Bandar Pedada 4. Siak 5. Tumang 5. Kandis 6. Kandis Kota 7. Sungai Gondang 6. Kerinci Kanan 8. Delima Jaya 9. Seminai 7. Mempura 10. Benteng Hilir TOTAL 1. Dayun
BAB III HASIL STUDI EHRA KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 Pelaksanaan survey EHRA dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi kondisi eksiting sarana sanitasi yang ada ditingkat masyarakat serta perilaku masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator penentuan tingkat resiko kesehatan masyarakat didasarkan pada : 1.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
16
2. 3. 4. 5. 6.
Pembuangan Air Limbah Domestik Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir Sumber Air Perilaku Higiene dan Kasus Penyakit Diare
3.1 Informasi Responden Studi EHRA di Kabupaten Siak tahun 2014 telah dilaksanakan
dengan
mengambil sampel sebanyak 1360 responden di 14 kecamatan dan 34 Desa/Kelurahan . Dari tabel 3.1 mengenai informasi responden hasil studi EHRA terlihat bahwa responden terdiri dari berbagai kelompok umur namun yang paling banyak (25,4%) adalah pada kelompok umur >45 tahun. Kelompok umur ini juga merupakan yang terbanyak di setiap strata, kecuali pada strata 3 yang terbanyak adalah kelompok umur 31-35 tahun (20.0%). Sedangkan jumlah yang paling sedikit (0.9%) adalah pada kelompok umur < 20 tahun, yang juga merupakan kelompok umur paling sedikit di setiap strata. Status kepemilikan rumah 81.6 % dari responden memiliki rumah sendiri, sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah berbagi tempat tinggal dengan keluarga (0.4%) dan kontrak (1.3%). Dan bila dilihat menurut strata, di semua strata lebih banyak adalah rumah milik sendiri. Tingkat pendidikan terakhir responden tertinggi sebanyak 38.2% adalah lulusan SD setelah itu diikuti lulusan SMP sebanyak 23.2%, lulusan SMA 16.3%,tidak sekolah 15.8%, lulusan Universitas 4.6% dan yang paling sedikit lulusa SMK 1.8%. Bila dilihat menurut strata di semua strata tingkat pendidikan terakhir terbanyak responden adalah lulusan SD. Kepemilikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) 85.2% responden tidak memiliki SKTM, ini jg terjadi di setiap strata, sedangkan kepemilikan Kartu Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) 49.8% responden masih banyak tidak memiliki JAMKESDA 50.2% dari data diatas Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan dengan yang belum memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Daerah hampir sama banyak. Untuk variabel mempunyai anak, 92.8% responden memiliki anak dan hal yang sama di setiap strata dan hanya 6.2% yang tidak/belum memiliki anak Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
17
Tabel 3.1 INFORMASI RESPONDEN. Strata Desa/Kelurahan 0 n Kelompok Umur Responden
B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?
n
%
n
%
n
%
3
.6
3
.9
4
2.5
12
.9
21 - 25 tahun
25
6.9
37
7.1
27
8.4
14
8.8
103
7.6
26 - 30 tahun
65
18.1
79
15.2
44
13.8
31
19.4
219
16.1
31 - 35 tahun
89
24.7
87
16.7
63
19.7
32
20.0
271
19.9
36 - 40 tahun
60
16.7
84
16.2
54
16.9
22
13.8
220
16.2
41 - 45 tahun
41
11.4
73
14.0
47
14.7
28
17.5
189
13.9
> 45 tahun
78
21.7
157
30.2
82
25.6
29
18.1
346
25.4
Milik sendiri
276
76.7
413
79.4
292
91.3
129
80.6
1110
81.6
Rumah dinas
12
3.3
4
.8
1
.3
24
15.0
41
3.0
2
.6
2
.4
1
.3
0
.0
5
.4
26
7.2
30
5.8
14
4.4
2
1.3
72
5.3
7
1.9
9
1.7
1
.3
0
.0
17
1.3
34
9.4
49
9.4
10
3.1
4
2.5
97
7.1
3
.8
13
2.5
1
.3
1
.6
18
1.3
18
5.0
85
16.3
80
25.0
32
20.0
215
15.8
121
33.6
207
39.8
118
36.9
74
46.3
520
38.2
SMP
99
27.5
129
24.8
62
19.4
26
16.3
316
23.2
SMA
85
23.6
71
13.7
47
14.7
19
11.9
222
16.3
SMK
9
2.5
10
1.9
4
1.3
1
.6
24
1.8
Universitas/Aka demi
28
7.8
18
3.5
9
2.8
8
5.0
63
4.6
Ya
24
6.7
83
16.0
75
23.4
19
11.9
201
14.8
Tidak
336
93.3
437
84.0
245
76.6
141
88.1
1159
85.2
Ya
165
45.8
257
49.4
187
58.4
68
42.5
677
49.8
Tidak
195
54.2
263
50.6
133
41.6
92
57.5
683
50.2
Ya
344
95.6
476
91.5
307
95.9
149
93.1
1276
93.8
16
4.4
44
8.5
13
4.1
11
6.9
84
6.2
Milik orang tua Lainnya Tidak sekolah formal SD
B6. Apakah ibu mempunyai anak?
%
.6
Kontrak
B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)?
n
Total
3
2
Sewa
B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan?
%
2
<= 20 tahun
Berbagi dengan keluarga lain
B3. Apa pendidikan terakhir anda?
1
Tidak
Grafik 3.1 Kelompok Umur Responden
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
18
Persentase
Kelompok Umur Responden di Kabupaten Siak Tahun 2014 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 ,0
Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
<= 20 tahun
,6
,6
,9
2,5
Total ,9
21 - 25 tahun
6,9
7,1
8,4
8,8
7,6
26 - 30 tahun
18,1
15,2
13,8
19,4
16,1
31 - 35 tahun
24,7
16,7
19,7
20,0
19,9
36 - 40 tahun
16,7
16,2
16,9
13,8
16,2
41 - 45 tahun
11,4
14,0
14,7
17,5
13,9
> 45 tahun
21,7
30,2
25,6
18,1
25,4
Grafik 3.2 Status Kepemilikan Rumah
Status Kepemilikan Rumah di Kabupaten Siak Tahun 2014 Perssentase
100,0
50,0
,0 Strara 0
Strara 1 Strara 2 Strara 3 Total
Strara 0
Strara 1
Strara 2
Strara 3
Total
Lainnya
,8
2,5
,3
,6
1,3
Milik orang tua
9,4
9,4
3,1
2,5
7,1
Kontrak
1,9
1,7
,3
,0
1,3
Sewa
7,2
5,8
4,4
1,3
5,3
Berbagi dengan keluarga lain
,6
,4
,3
,0
,4
Rumah dinas
3,3
,8
,3
15,0
3,0
Milik sendiri
76,7
79,4
91,3
80,6
81,6
Grafik 3.3 Pendidikan Responden Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
19
Pendidikan Responden di Kabupaten Siak Tahun 2014 50,0 45,0 40,0
Persentase
35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 ,0
Strata 0
Starata 1
Starata 2
Starata 3
Total
Tidak sekolah formal
5,0
16,3
25,0
20,0
15,8
SD
33,6
39,8
36,9
46,3
38,2
SMP
27,5
24,8
19,4
16,3
23,2
SMA
23,6
13,7
14,7
11,9
16,3
SMK
2,5
1,9
1,3
,6
1,8
Universitas/Akademi
2,0
3,5
2,8
5,0
4,6
Grafik 3.4 Kepemilikan SKTM atau Sejenisnya Kepemilikan SKTM Atau Sejenisnya di Kabupaten Siak Tahun 2014 120,0
Persentase
100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 ,0 Strata 0
Strata 1 Starara 2 Strata 3 Total
Strata 0
Strata 1
Starara 2
Strata 3
Total
Tidak
93,3
84,4
76,6
88,1
85,2
Ya
6,7
16,0
23,4
11,9
14,8
Grafik 3.5 Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
20
Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di Kabupaten Siak Tahun 2014 58,4
54,2 49,4
45,8
57,5
50,6
49,8
Persentase
41,6
50,2
42,5
Ya Tidak
Strata 0
Strata 1 Starata 2 Strata 3 Total
Grafik 3.6 Keberadaan Anak responden Keberadaan Anak Responden 100,0 90,0
Perssentase
80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 Strata 0
Strata 1
Strata 2 Strata 3 Total
Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Total
Ya
95,6
91,5
95,9
93,1
93,8
Tidak
4,4
8,5
4,1
6,9
6,2
3.2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
21
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Dalam kaitan dengan PHBS tatanan rumah tangga, perilaku membuang sampah disembarangan tempat seperti disungai, kebun masih banyak dilakukan di Kabupaten Siak. Pada saat ini sampah merupakan masalah yang sangat memperihatinkan terutama sampah yang dihasilkan rumah tangga yang semakin hari semakin komplek permasalahannya dan tidak ditangani dengan sistem persampahan yang ada. Maka untuk menangani sampah rumah tangga terutama skala kabupaten perlu adanya peran serta masyarakat. Pengelolaan sampah sangat penting dilakukan ditingkat rumah tangga dengan pemilahan sampah dan pemanfaatan atau penggunaan ulang sampah, misalnya sampah dijadikan bahan baku kerajinan atau dijadikan kompos. Faktor resiko yang dilihat pada survey ini yang berhubungan dengan persampahan adalah : 1) cara pengelolaan sampah rumah tangga 2)
frekuensi pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima
layanan pengangkutan sampah.
Dari Grafik 3.7 kondisi sampah di lingkungan RT/RW yang terbanyak adalah banyak nyamuk 54.3% , banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan 41.3% , . Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah 30.3% , banyak tikus berserakan (26,3%) dan yang paling sedikit lainnya 7.2%. Berdasarkan strata kondisi sampah dilingkungan RT/RW yang terbanyak adalah banyak nyamuk pada strata 1 ( 64.4% ) dikuti strata 2 ( 59.7) dan yang paling sedikit pada strata 0 ( 34.7%) sedangkan kondisi banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan yang terbanyak pada strata 2 ( 51.6% ) diikuti strata 1 ( 46.9% ) , pada strata 0 ( 31.1% ), pada kondisi banyak tikus berserakan yang paling banyak pada strata 2 ( 35.9% ) , dikuti strata 1
( 27.1%) dan yang paling sedikit strata 0 ( 18.1%
) Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
22
Grafik 3.7 Kondisi Sampah dilingkungan RT/RW
Kondisi Sampah dilingkungan RT/RW di Kabupaten Siak Tahun 2014
70,0 60,0 Persentase
50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan
Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah
Banyak tikus berserakan
Banyak nyamuk
Strata 0
31,1
21,9
18,1
34,7
10,6
Strata 1
46,9
33,1
27,3
64,4
6,9
Strata 2
51,6
35,3
35,9
59,7
Strata 3
25,0
30,0
22,5
55,0
Total
41,3
30,3
26,3
54,3
Banyak kucing dan anjing Bau busuk mendatangi yang tumpukan mengganggu sampah
Menyumbat saluran drainase
Ada anak anak yang bermain di sekitarnya
6,4
8,3
21,7
7,5
8,1
8,8
6,3
11,9
13,8
3,8
12,2
14,4
2,8
8,1
,6
,6
13,8
,0
9,6
5,7
8,5
13,2
7,2
Lainnya
Secara umum pengelolaan sampah rumah tangga (Gambar 3.1) di Kabupaten Siak
yang terbanyak di lakukan responden (84.2%) dengan cara
membakar kemudian dikuti mengumpulkan sampah kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
5.4% kemudian diikuti dengan cara dibuang
kesungai/kali/laut/danau sebanyak 3.0% . Sementara cara pengelolaan sampah yang paling sedikit dilakukan responden adalah membiarkan sampah sampai membusuk 0.4% dan hanya 0.2% responden juga tidak mengetahui bagaimana sampah rumah tangganya dikelola. Berdasarkan strata pengelolaan sampah yang paling sering dilakukan responden juga dengan cara dibakar dan dikuti dikumpulkan dan dibuang ke TPS . Untuk cara dibakar paling banyak dilakukan pada strata 2 sebanyak 91,9% sedangkan dikumpulkan dan dibuang ke TPS paling banyak dilakukan responden pada strata 3 sebanyak 12.5%, sedangkan dengan cara di buang ke sungai/kali/laut/danau paling banyak dilakukan responden pada strata 3 juga yaitu Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
23
sebanyak 21.9%. Dari tabel diatas dapat disimpulkan pengelolaan sampah di kabupaten Siak masih diperlukan pelatihan pengelolaan sampah untuk semua kader-kader yang ada didesa/kelurahan di Kabupaten Siak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.8 Grafik 3.8 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Siak Tahun 2014 100,0 90,0
Persentase
80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
Dibuang ke lahan kosong/kebun/ hutan dan dibiarkan membusuk
Lain-lain
Tidak tahu
,3
,6
,3
,3
,8
5,2
,0
,0
1,3
,0
,3
,6
,0
3,8
21,9
,6
1,3
,6
1,3
3,2
3,0
,4
2,4
,3
,2
Dibuang ke Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak sungai/kali/laut /danau ditutup dengan tanah
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS
Dibakar
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah
Strata 0
2,2
90,6
,0
5,8
,0
Strata 1
6,9
84,6
,6
1,5
,4
Strata 2
3,1
91,9
,3
2,5
Strata 3
12,5
53,1
5,0
Total
5,4
84,2
,9
Dibiarkan saja sampai membusuk
Grafik 3.9 Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
24
Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga di Kabupaten Siak Tahun 2014 100% 80% 60%
87,5
75,7 91,7
40%
100
85,7
ya
20% 0%
tidak
12,5
24,3 8,3
Strata 0
Strata 1
Strata 2
,0 Strata 3
14,3 Total
Grafik 3.9 memperlihatkan secara umum responden/masyarakat Kabupaten Siak yang mengelola sampah dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke TPS tidak melakukan praktik pemilahan sampah yaitu sebanyak 85.7%. Hanya 14.3% responden yang melakukan praktik pemilahan sampah. Berdasarkan
strata,
responden pada strata 3 yang paling banyak tidak melakukan praktik pemilahan sampah yaitu sebanyak 100% diikuti strata 2 sebanyak 91.7%. Secara umum pemilahan sampah belum dilaksanakan di seluruh desa/kelurahan Kabupaten Siak untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.10 Grafik 3.10 Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
25
Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga Secara Keseluruhan
14,3 Ya Tidak
85,7
Grafik 3.11 Resiko Masalah Persampahan Resiko Masalah Persampahan 100,0
Persentase
90,0 80,0 70,0 strata 0 strata 1
strata 2
strata 3
total
strata 0
strata 1
strata 2
strata 3
total
pengelolaan sampah tidak memadai
97,8
93,1
96,9
87,5
94,6
sampah tidak diolah
81,7
87,7
93,1
90,6
87,7
Tabel 3.2 AREA BERISIKO PERSAMPAHAN BERDASARKAN HASIL STUDI EHRA Strata Desa/Kelurahan 0
3.1 Pengelolaan sampah
Tidak memadai Ya, memadai
1
Total
2
3
9
10
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
352
97.8
483
93.1
310
96.9
140
87.5
1285
94.6
8
2.2
36
6.9
10
3.1
20
12.5
74
5.4
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
26
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah Ya, diolah
294
81.7
456
87.7
298
93.1
145
90.6
1193
87.7
66
18.3
64
12.3
22
6.9
15
9.4
167
12.3
Dari tabel 3.2 berdasarkan hasil studi EHRA didapatkan area berisiko persampahan, berdasarkan pengelolaan sampah didapatkan 94,6% responden/masyarakat Kabupaten Siak pengelolaan sampahnya termasuk kategori tidak memadai merupakan angka yang sangat tinggi.Hanya 5.4% responden yang melakukan pengelolaan sampah memadai. Yang melakukan pengolahan sampah setempat masih sangat rendah sebanyak
12.3% responden dan 87.7% responden tidak
melakukan pengolahan. Berdasarkan strata pengelolaan sampah yang paling banyak tidak memadai ada pada strata
0 sebanyak 97.8%. Sedangkan strata
yang paling banyak tidak
melakukan pengolahan sampah setempat banyak dilakukan oleh responden pada strata 2 yaitu sebanyak 93.1%. {
3.3
Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Praktek buang air besar dapat menjadi salah satu faktor resiko bagi
tercemarnya lingkungan termasuk sumber air, khususnya bila praktik BAB itu dilakukan di tempat yang tidak memadai. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak memadai bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka seperti sungai/kali/kebun, tetapi bisa juga termasuk sarana jamban yang nyaman, namun bila sarana penampungan dan pengolahan tinjanya tidak memadai, misalnya karena tidak kedap air, maka resiko pencemaran pathogen akan tetap tinggi. Selain itu, kondisi jamban juga mempengaruhi resiko kejadian penyakit, semakin bersih kondisinya, tentunya semakin kecil resiko terjangkitnya penyakit. Dari Survey EHRA ditemukan masyarakat Kabupaten Siak yang sudah dewasa buang air besar dilakukan paling banyak 89.7% pada jamban pribadi diikuti sebanyak 4.8% ke sungai , kemudian pada MCK/WC umum 4.2% , diikuti kelubang galian 1,8%, lainnya 1.8% , ke kebun/pekarangan 1.5%, kemudian keselokan/parit 1.0%, responden yang tidak tahu 0.8% (Grafik 3.12). Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
27
Grafik 3.12 Persentase Tempat Buang Air Besar
Persentase Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Siak Tahun 2014 1%
1%
4%
1%
2%
Jamban Pribadi
2%
MCK/WC umum
0%
Ke WC Helikopter 4% ke Sungai Ke Kebun/pekarangan Ke selokan/parit ke lubang galian 85%
lainnya Tidak Tahu
Berdasarkan strata survey EHRA menemukan tempat BAB orang dewasa di Kabupaten Siak yang paling banyak menggunakan jamban pribadi pada strata 0 sebanyak 95.3% responden, sedangkan yang masih BAB ke sungai paling banyak pada strata 3 sebanyak 15.6% Grafik 3.13 Dari hasil survey terlihat bahwa masih ada masyarakat yang BAB di sembarangan tempat seperti sungai, kebun dan lain- lain selain itu penggunaan tanki septic secara kualitas belum semuanya aman. Artinya bahwa lingkungan di Kabupaten Siak masih rawan tercemar terutama air dan tanahnya.
Grafik 3.13 Jenis Kloset Yang Dipakai di Rumah
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
28
Jenis Kloset Yang Dipakai di Rumah di Kabupaten Siak Tahun 2014 90,0 80,0
Persentase
70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 kloset jongkok leher angsa
Strata 0
Strara 1
Strata 2
Strata 3
Total 67,0
84,7
61,0
60,0
60,6
kloset duduk leher angsa
,8
,6
2,5
1,9
1,3
plengsengan
3,1
19,8
19,7
,0
13,0
cemplung
6,4
6,9
4,7
23,8
8,2
tidak punya
5,0
11,7
13,1
13,8
10,5
Tempat penyaluran akhir tinja yang paling banyak dimiliki setiap rumah tangga di Kabupaten Siak adalah tangki septik yaitu sebanyak 63.3% diikuti yang terbanyak kedua yaitu cubluk atau lubang tanah sebanyak 19.1% tidak mengetahui ke mana saluran akhir tinja sebanyak 10.8% . Cara yang sangat tidak aman dalam pembuangan BAB adalah membuangnya kesungai/danau/pantai sebesar 2.9%, lalu membuangnya ke kolam/sawah sebesar 1.5% , selanjutnya ada yang BAB ke pipa sewer 1.5%, kemudian ada yang langsung ke drainase 0.7% dan masih ada yang BAB ke kebun/tanah lapang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.14 Berdasarkan strata survey EHRA menemukan tempat penyaluran Buangan akhir tinja di Kabupaten Siak yang paling banyak ke tanki septik pada strata 0 sebanyak 83.9% responden, sedangkan yang masih cubluk/lobang tanah paling banyak pada strata 1 sebanyak 26.5%, sedangkan ke sungai paling banyak pada strata 3 sebanyak 17.5%,untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.14
Grafik 3.14 Persentase Tempat Penyaluran Akhir Tinja Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
29
GRAFIK TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014
1,5
Tangki septik
0,1
10,8 Pipa sewer
2,9
Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/panta i Kolam/sawah
0,7
19,1
Kebun/tanah lapang
1,5
Tidak tahu
63,3
Gambar 3.15 Grafik Waktu tanki septik dibangun
Persentase
WAKTU TANKI SEPTIK DIIBANGUN DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
0-12 bulan yang lalu 1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun yang lalu Lebih dari 10 tahun Tidak tahu
Strara 0
Strara 1
Strata 2
Strata 3
Total
2,3
7,0
10,4
3,4
5,7
40,7
48,2
43,9
46,0
44,5
34,1
28,8
24,3
24,1
29,3
14,6
14,7
11,0
2,3
12,7
8,3
1,3
10,4
24,1
7,9
Berdasarkan hasil study EHRA lama tanki septik dibangun yang paling banyak adalah 1-5 tahun yang lalu sebanyak 44.5% , yang hampir ada pada seluruh strata , kemudian dikuti lebih dari 5-10 tahun yang lalu sebanyak 29.3%, kemudian lebih dari 10 tahun sebanyak 12.7% , dan masih ada responden yang tidak tahun kapan
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
30
tanki septik dibangun 7.9% dan yang paling sedikit adalah 0-12 bulan yang lalu sebanyak 5.7%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.15 Grafik 3.16 Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik
WAKTU TERAKHIR PENGURASAN TANKI SEPTIK DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0 90,0
Persentase
80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 0-12 bulan yang lalu
1-5 tahun yang lalu
Lebih dari 510 tahun yang lalu
Lebih dari 10 tahun
Tidak pernah
Tidak tahu
Strara 0
1,3
1,3
,7
,0
92,1
4,6
Strara 1
1,3
3,0
,7
,0
94,0
1,0
Strata 2
,6
,6
,6
2,3
85,5
10,4
Strata 3
,0
4,6
,0
,0
87,4
8,0
Total
1,0
2,1
,6
,5
90,9
4,9
Waktu terakhir pengurasan tangki septik yang dilakukan masyarakat Kabupaten Siak pada Grafik 3.16 didapatkan sebanyak 90.9% responden tidak pernah melakukan pengurasan tangki septik dan diikuti sebanyak 4.9% responden tidak tahu kapan terakhir kali melakukan pengurasan tangki septik. Berdasarkan strata, semua strata respondennya juga paling banyak tidak pernah melakukan pengurasan tangki septik dan yang paling banyak tidak pernah melakukannya adalah responden pada strata 1 sebanyak 94.0% dan diikuti strata 0 sebanyak 92.1%. Dari Grafik 3.17 dapat dilihat yang terbanyak adalah responden tidak tahu siapa yang mengosongkan tangki septiknya sebanyak 62.8%, diikuti layanan sedot tinja sebanyak 16.7%, kemudian membayar tukang sebanyak 10.3% dan dikosongkan sendiri sebanyak 10.3%. Begitu juga berdasarkan strata paling banyak Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
31
tidak tahu pada strata 2 sebanyak 80.0% , dilakukan oleh layanan sedot tinja pada strata 1 sebanyak 38.9% dan kluster yang paling banyak membayar tukang ini adalah strata 3 sebanyak 18.2% yang diikuti strata 0 sebanyak 16.7% sedangkan yang tangki septiknya dikosongkan sendiri paling banyak pada strata 2 sebanyak 27.8% diikuti strata 0 sebanyak 8.3%. Grafik 3.17 Praktik Pengurasan Tanki Septik Berdasarkan Strata PRAKTIK PENGURASAN TANKI SEPTIK BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0
Persentase
80,0 60,0 40,0 20,0 ,0 Strara 0
Strara 1
Strata 2
Strata 3
Total
Tidak tahu
66,7
33,3
80,0
63,6
62,8
Dikosongkan sendiri
8,3
27,8
4,0
,0
10,3
Membayar tukang
16,7
,0
8,0
18,2
10,3
Layanan sedot tinja
8,3
38,9
8,0
18,2
16,7
Grafik 3.18 Tempat Pembuangan Lumpur Tinja
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
32
TEMPAT PEMBUANGAN LUMPUR TINJA DARI TANKI SEPTIK DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 120,0
Persentase
100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 ,0
Strara 0
Strara 1
Strata 2
Strata 3
Total
Tidak tahu
83,3
72,2
84,0
63,6
78,2
Lainnya
4,2
5,6
,0
9,1
3,8
Dikubur di tanah orang lain
,0
,0
4,0
,0
1,3
Dikubur di halaman
8,3
5,6
4,0
27,3
9,0
Sungai, sungai kecil
4,2
16,7
8,0
,0
7,7
Dari Grafik 3.18 dapat dilihat yang terbanyak adalah responden tidak tahu tempat pembuangan lumpur tinja dari tanki septik sebanyak 78.2% , diikuti dikubur dihalaman sebanyak 9.0%, dan paling tidak aman membuang ke sungai, sungai kecil 7.7% , diikuti lainnya 3.8% dan paling sedikit dikubur ditanah orang lain 3.8%. Begitu juga berdasarkan strata paling banyak tidak tahu pada strata 2 sebanyak 84.4% dikuti strata 0 sebanyak 83.3%, dikubur dihalaman pada strata 3 sebanyak 27.3% dan strata yang paling membuang ke sungai, sungai kecil adalah strata 1 sebanyak 16.7% yang diikuti strata 2 sebanyak 8.0% sedangkan dikubur di tanah orang lain hanya terdapat pada strata 2 sebanyak 4.0%.
TABEL 3.3 AREA BERISIKO AIR LIMBAH DOMESTIK BERDASARKAN HASIL STUDI EHRA. Strata Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
9
10
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak aman
167
46.4
126
24.2
79
24.7
42
26.3
414
30.4
Suspek aman
193
53.6
394
75.8
241
75.3
118
73.8
946
69.6
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Tidak, aman
22
91.7
11
61.1
23
92.0
9
81.8
65
83.3
Ya, aman
2
8.3
7
38.9
2
8.0
2
18.2
13
16.7
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
33
2.3 Pencemaran karena SPAL
Tidak aman
114
31.7
347
66.7
135
42.2
100
62.5
696
51.2
Ya, aman
246
68.3
173
33.3
185
57.8
60
37.5
664
48.8
Dari tabel 3.3 berdasarkan hasil studi EHRA didapatkan area berisiko air limbah domestik, berdasarkan kategori tangki septik yang dimiliki masyarakat Kabupaten Siak sebanyak 30.4% responden. Sedangkan sebanyak 83.3% responden memiliki potensi tidak aman pada kategori pencemaran karena pembuangan isi tangki septik. Pada kategori pencemaran karena SPAL sebanyak 51.2%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.19
Grafik 3.19 Resiko Air Limbah Domestik
Persentase
RESIKO AIR LIMBAH DOMESTIK DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
strata 0
strata 1
strata 2
strata 3
total
tangki septic suspec tidak aman
46,4
24,2
24,7
26,3
30,4
pencemaran karena pembuangan isi tangki septic
91,7
61,1
92,0
81,8
83,3
pencemaran karena spal
31,7
66,7
42,2
62,5
51,2
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
34
. Berdasarkan strata, yang tertinggi tangki septik suspek tidak aman terdapat pada strata 0 sebanyak 46.4% diikuti pada strata 3 sebanyak 26.3% sedangkan yang paling rendah pada strata 1 sebanyak 24.2% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.19. Grafik 3.19 Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman GRAFIK TANKI SEPTIK SUSPEK AMAN DAN TIDAK AMAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0 80,0
53,6
75,8
75,3
73,8
69,6
60,0
Suspek aman
40,0 20,0
Tidak aman 46,4 24,2
24,7
26,3
30,4
,0 strata 0 strata 1 strata 2 strata 3 Total
Pencemaran karena Pembuangan isi tanki septik 83.3% responden memiliki risiko tidak aman, sedangkan berdasarkan strata risiko tidak aman paling banyak pada strata 2 yaitu sebanyak 92.0% diikuti strata 0 sebanyak 91.7% seperti terlihat pada Grafik 3.20 Grafik 3.20 Pencemaran Karena Pembuangan Isi Tanki Septik
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
35
GRAFIK PENCEMARAN KARENA PEMBUANGAN ISI TANKI SEPTIK KABUPATEN SIAK TAHUN 2014
Total
83,3
16,7
strata 3
81,8
18,2
92,0
strata 2
8,0
Tidak, aman Ya, aman
61,1
strata 1
38,9 91,7
strata 0 0%
20%
40%
8,3 60%
80%
100%
3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir Sebanyak 83.1% Rumah tangga yang ada di Kabupaten Siak tidak pernah mengalami banjir, 14.5% mengalami banjir sekali dalam setahun dan sebanyak 9.9% rumah tangga mengalami banjir beberapa kali setahun sebanyak 5.4% dan ada yang mengalami sekali atau beberapa dalam sebulan sebanyak 1.0%. Berdasarkan strata, strata 0 paling banyak rumah tangganya yang tidak pernah mengalami banjir yaitu sebanyak 89.2 % dan diikuti strata 2 sebanyak 81.3% rumah tangga tidak pernah mengalami banjir. Strata 2 paling banyak mengalami banjir sekali dalam setahun sebanyak 13.8% , Strata 1 paling banyak mengalami banjir beberapa kali dalam setahun sebanyak 9.6% (Grafik 3.21)
Grafik 3.21 Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
36
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI BANJIR DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014
Persentase
100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
total
Tidak pernah
89,2
79,8
82,5
81,3
83,1
Sekali dalam setahun
6,4
9,2
13,8
11,9
9,9
Beberapa kali dalam setahun
1,9
9,6
3,1
3,8
5,4
Sekali atau beberapa dalam sebulan
2,2
,8
,3
,6
1,0
Tidak tahu
,3
,6
,3
2,5
,7
Grafik 3.22 Presentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Di Kabupaten Siak Tahun 2014 banjir terjadi secara rutin
banjir tidak rutin
26,7 57,1
61,5
46,1 73,3
73,3 42,9
38,5
Strata 0
Strata 1
Strata 2
53,9 26,7 Strata 3
Total
Berdasarkan gambar 3.22 terlihat dari rumah tangga di Kabupaten Siak yang mengalami banjir sebanyak 46.1% rumah tangga rutin mengalami banjir. Sedangkan berdasarkan strata rumah tangga yang rutin terkena banjir paling banyak pada strata 1 yaitu sebanyak 73.3% yang diikuti strata 2 sebanyak 42.9%. Grafik 3.23 Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
37
Lama Air Banjir Mengering 100%
,0 16,7 ,0
90% 80% 70%
,0
,0 13,4
25,7
33,3
8,6 8,6
33,3
60%
22,2
50% 40% 30% 20%
81,8
,0
40,0
17,9
Tidak tahu
10,4 6,0
Lebih dari 1 hari Satu hari Setengah hari
50,0
34,3
Antara 1 - 3 jam
44,4
10%
,0 9,1
17,1
0%
,0 Strata 0
Strata 1
Strata 2
9,1 ,0 Strata 3
Kurang dari 1 jam 17,9
Total
Dari Grafik 3.23 terlihat lamanya air menggenang jika terjadi banjir didapatkan sebanyak 34.3% rumah tangga di Kabupaten Siak mengalami selama 1-3 jam, 17.9% rumah tanggga mengalami kurang dari satu jam sama banyak 17.9% rumah tangga mengalami banjir lebih dari satu jam. Berdasarkan strata paling banyak lama air menggenang jika terjadi banjir adalah kurang dari 1 jam dan yang paling tinggi terjadi pada strata 0 sebanyak 50.0% rumah tanggga, air menggenang antara 1-3 jam pada strata 2 sebanyak 44.4% rumah tangga. Grafik 3.24 Lokasi Genangan Air di Sekitar Rumah
Persentase
LOKASI GENANGAN AIR DI SEKITAR RUMAH DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
strata 0
strata 1
strata 2
strata 3
total
dihalaman rumah
51,9
75,4
81,4
85,3
72,2
di dekat dapur
25,3
26,3
19,8
23,5
24,0
di dekat kmar mandi
22,8
22,8
29,1
5,9
22,7
di dekat bak penampungan
21,5
21,9
16,3
20,6
20,1
lainnya
13,9
5,3
2,3
5,9
6,7
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
38
Dari Grafik 3.24 dapat dilihat genangan air di sekitar rumah paling banyak terjadi di halaman rumah yaitu sebanyak 72.2% rumah tangga, kemudian diikuti di dekat dapur sebanyak 24.0%. Grafik 3.25 Persentase Kepemilikan SPAL Persentase Kepemilikan SPAL di Kabupaten Siak 2014 19,7
Memiliki Tidak Memiliki
80,3
Rumah tangga yang ada di Kabupaten Siak yang memiliki SPAL ada sebanyak 80.3%, tetapi SPAL ini di buang ke Lingkungan/selokan seperti yang terlihat pada Grafik 3.25
Berdasarkan strata Kepemilikan Pembuangan Limbah selain Tinja yang tidak memiliki terbanyak pada strata 1 kemudian diikuti strata 2 dan yang paling sedikit pada strata 0. Untuk lebih jelasnya terlihat pada Grafik 3.26 Grafik 3.26 Kepemilikan Sarana Pembuangan Limbah Selain Tinja
Persentase
KEPEMILIKAN SARANA PEMBUANGAN LIMBAH SELAIN TINJA PADA KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
Strata 0
Strara 1
Strata 2
Strata 3
Total
Memiliki
93,1
70,9
78,9
84,4
80,3
Tidak Memiliki
6,9
29,1
21,1
15,6
19,7
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
39
Dari Grafik 3.27 dapat di lihat dari semua rumah tangga yang tidak memiliki SPAL tidak selalu mengakibatkan adanya genangan air di sekitar rumah. Sebanyak 77.0% rumah tangga di Kota Kabupaten Siak yang tidak mempunyai SPAL tidak ada genangan air di halaman rumahnya. Begitu juga disetiap strata rata-rata 78.1% rumah tangga tidak terlihat adanya genangan air. Grafik 3.27 Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga
Persentase
AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
strata 0
strata 1
strata 2
strata 3
total
ya
21,9
21,9
26,9
21,3
23,0
tidak
78,1
78,1
73,1
78,8
77,0
Berdasarkan hasil study EHRA melalui pengamatan di rumah tangga yang tidak memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah yang dapat menyebabkan terjadinya genangan tertinggi ada pada strata 2 sebanyak 26.9% sedangkan secara keseluruhan yang ada genangan sebanyak 23% sedangkan yang tidak ada genangan sebesar 77.0% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.27. Grafik 3.28 Persentase SPAL yang Berfungsi
Persentase
PERSENTASE SPAL YANG BERFUNGSI BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 ,0
strata 0
strata 1
strata 2
strata 3
total
Ya
70,0
77,5
69,1
81,9
74,0
Tidak
6,1
10,4
5,9
3,1
7,4
Tidak dapat dipakai, saluran kering
1,4
,2
1,3
1,3
,9
Tidak ada saluran
22,5
11,9
23,8
13,8
17,7
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
40
Berdasarkan strata, yang tertinggi potensi tidak aman pada kategori pencemaran karena spal ada pada strata 1 yaitu sebanyak 66.7.0% diikuti strata 3 sebanyak 62.5% seperti yang diperlihatkan pada Grafik 3.29 Grafik 3.29 Pencemaran SPAL PENCEMARAN SPAL DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0
33,3
80,0
68,3
60,0
37,5
48,8
57,8
Ya, aman
40,0
66,7
20,0
Tidak aman
62,5
51,2
42,2
31,7
,0 strata 0 strata 1 strata 2 strata 3
Total
Dari tabel 3.4 berdasarkan hasil studi EHRA didapatkan area berisiko genangan air terdapat 31.5% rumah tangga di Kabupaten Siak berisiko adanya genangan air/banjir , berdasarkan strata yang paling banyak berisiko terjadinya genangan air/banjir terjadi pada strata 2 sebanyak 36.3% yang diikuti strata 3 sebanyak 33.8%. Tabel. 3.4 Area Beresiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA 4. GENANGAN AIR. Strata Desa/Kelurahan
0
4.1 Adanya genangan air
1
n
%
Ada genangan air (banjir)
95
26.4
Tidak ada genangan air
265
73.6
n
163
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
357
Total
2
3
9
10
%
n
%
n
%
n
%
31.3
116
36.3
54
33.8
428
31.5
68.7
204
63.8
106
66.3
932
68.5
41
Berdasarkan strata yang paling banyak berisiko terjadinya genangan air/banjir terjadi pada strata 2 sebanyak 36.3% yang diikuti strata 3 sebanyak 33.8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.30
Grafik 3.30 Resiko Genangan Air
RESIKO GENANGAN AIR DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 ya ada genangan air
tidak ada genangan air
100% 80% 60%
73,6
68,7
63,8
66,3
68,5
26,4
31,3
36,3
33,8
31,5
40% 20% 0% strata 0
strata 1
strata 2
strata 3
total
3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Air merupakan kebutuhan utama dari setiap individu dan masyarakat. Kualitas air dan pencegahan kontaminasi sumber air bersih terhadap jamban sangat berpengaruh terhadap individu masyarakat dan kesehatan lingkungan. Jenis-jenis sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri terutama sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber air yang relative aman, seperti air ledeng/PAM, sumur bor, sumur gali terlindung, mata air terlindung dan air hujan ( yang di tamping, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindung). Sumbersumber air minum yang dianggap memiliki resiko yang lebih tinggi sebagai transmisi phatogen kedalam tubuh manusia yaitu sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan seperti air kolam, sungai, parit ataupun irigasi. Suplai air yang memadai merupakan salah satu faktor yang mengurangi resiko Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
42
terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare. Dari sejumlah studi yang dilakukan mengiinformasikan bahwa mereka yang memiliki suplai air yang memadai cendrung memiliki resiko terkena diare lebih rendah, hal ini karena disebabkan karena sumber air yang memadai cendrung memudahkan kegiatan higinitas secara lebih teratur, dan sebaliknya kelangkaan air dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor resiko (tidak langsung) bagi terjadinya kesakitan-kesakitan seperti gejala diare atau kesakitan yang disebabkan oleh air lainnya. Grafik 3.31 Penggunaan Sumber Air PENGGUNAAN SUMBER AIR DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 Air botol Air Isi kemasa Ulang n
Air Air Air Air kran Air Mata Air Air sumur sumur Mata Air Air Hidran umum/P sumur tdk gali gali tdk terlindu Ledeng Umum/ DAM/Pr pompa terlindu Hujan /PDAM terlindu terlindu ngi PDAM oyek tangan ngi ngi ngi
Air dari Air dari waduk/ Lainnya sungai drainase
Minum
7,9
53,7
3,0
5,0
1,6
12,6
11,8
4,9
1,0
,4
28,2
5,0
,0
3,7
Masak
1,5
14,6
0,9
5
1,8
19,9
17,5
6,5
0,2
0,4
42,8
0,6
0,2
3,8
Cuci Piring dan gelas
,1
1,0
1,7
1,0
1,0
34,2
24,6
24,6
,4
,5
8,1
7,6
,0
3,7
Mencuci Pakaian
0
0
0
0
0
2,5
1,2
5,4
0
0
7
0
0
0
0,2
1
0,7
0
1,4
31,3
22,6
21,3
0,4
0,4
11,4
7,6
1,1
3,8
Gosok Gigi
Berdasarkan Grafik 3.31 air sumur pompa tangan paling banyak digunakan untuk keperluan cuci piring dan gelas (34.2%), gosok gigi (31.3%), masak (19.9%), minum (12.6%) dan hanya 2.5% yang menggunakannya untuk mencuci pakaian (2..5%). Air isi ulang paling banyak digunakan untuk minum (53.7%) dan memasak (14.6%). Air hujan adalah sumber air yang paling banyak digunakan untuk memasak (42.8%), minum (28.2%), untuk gosok gigi (11.4%), cuci piring dan gelas (8.1%), mencuci pakaian (7.0%), Penggunaan air hidran umum dari PDAM masih sedikit digunakan untuk minum (5.0%) , masak (5.0%), cuci piring dan gelas (1.7%) dan untuk gosok gigi (0.7%).air hujan paling banyak digunakan untuk keperluan maak (42.8%)
dan mencuci pakaian (7%), air sumur pompa tangan paling banyak
digunakan untuk cuci piring dan gelas (34.2%), dan untuk keperluan gosok gigi (31.3%). Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
43
Grafik 3.32 Sumber Air Minum
Sumber Air Untuk Minum 5,0
3,7
,0
air botol kemasan air isi ulang
7,9
air ledeng dari PDAM/Proyek
28,2
air dari hydran umum air dari kran umum
,4
53,7
air dari sumur bor/pompa tangan air dari sumur gali terlindungi
1,0
air dari sumur gali tidak terlindungi
11,8
air dari mata air terlindungi
12,6
5,0
4,9
air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai air dari waduk/danau
3,0
1,6
lainnya
Dari Grafik 3.32 terlihat bahwa sumber air minum masyarakat Kabupaten Siak paling banyak dari air isi ulang sebanyak 53.7%, diikuti air sumur gali terlindungi 28.2%, dan air sumur bor/pompa tangan 12.6%. Grafik 3.33 Sumber Air untuk Masak
Sumber Air Untuk Masak air botol kemasan air isi ulang
,6 ,2 1,5 3,8
air ledeng dari PDAM/Proyek
14,6
,9
5,0
1,8
42,8 19,9
air dari hydran umum air dari kran umum air dari sumur bor/pompa tangan air dari sumur gali terlindungi air dari sumur gali tidak terlindungi air dari mata air terlindungi
6,5
,4 ,2
17,5
air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai
Dari Grafik 3.32 terlihat bahwa sumber air untuk memasak masyarakat Kabupaten Siak paling banyak dari air hujan sebanyak 42.8%, diikuti air sumur bor/pompa tangan Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
44
19.9%, dan air dari sumur gali terlindungi 17.5% dan dari air sumur gali tidak terlindungi 14.6% Grafik 3.33 Sumber Air Unuk Mencuci Piring dan Gelas Sumber Air Untuk Mencuci Piring dan Gelas 1,0 3,7
,1
,0
,5 8,1
air botol kemasan
1,7 1,0 1,0
air isi ulang air ledeng dari PDAM/Proyek air dari hydran umum air dari kran umum
7,6
air dari sumur bor/pompa tangan
34,2
,4
air dari sumur gali terlindungi air dari sumur gali tidak terlindungi
24,6
air dari mata air terlindungi air dari mata air tidak terlindungi air hujan
24,6
air sungai air dari waduk/danau lainnya
Dari Grafik 3.33 terlihat bahwa sumber air untuk mencuci piring dan gelas masyarakat Kabupaten Siak paling banyak dari air dari sumur bor/pompa tangan sebanyak 34.2%, diikuti air dari sumur gali terlindungi 24.6% dan dari air sumur gali tidak terlindungi 24.6%. Grafik 3.34 Sumber air untuk mencuci pakaian ,0
sumber air untuk mencuci pakaian
,0 ,0
,0
,0
0
air botol kemasan
,0
air isi ulang air ledeng dari PDAM/Proyek
,0
air dari hydran umum
2,5
air dari kran umum
7,0
1,2
air dari sumur bor/pompa tangan air dari sumur gali terlindungi air dari sumur gali tidak terlindungi
5,4
air dari mata air terlindungi air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai
,0 ,0
air dari waduk/danau lainnya
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
45
Dari Grafik 3.34 terlihat bahwa sumber air untuk mencuci pakaian masyarakat Kabupaten Siak paling banyak dari air hujan sebanyak 7.0%, diikuti air dari sumur gali tidak terlindungi 5.4% dan dari air sumur bor/pompa tangan 2.5%. Grafik 3.35 Sumber Air Untuk Gosok Gigi
Sumber Air Untuk Gosok Gigi 1,0 air botol kemasan
,2 1,1
,7 ,0
air isi ulang
1,4
air ledeng dari PDAM/Proyek
3,8
7,6 ,4
air dari hydran umum
11,4
31,3
air dari kran umum air dari sumur bor/pompa tangan
,4
air dari sumur gali terlindungi
21,3
air dari sumur gali tidak terlindungi air dari mata air terlindungi
22,6
air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai air dari waduk/danau lainnya
Dari Grafik 3.35 terlihat bahwa sumber air untuk mencuci pakaian masyarakat Kabupaten Siak paling banyak dari air dari sumur bor/pompa tangan sebanyak 31.3%, diikuti air dari sumur gali terlindungi 22.6% dan dari air gali tidak terlindungi 21.3%. Grafik 3.36 sehari-hari
Kepernahan dalam kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan
Persentase
KEPERNAHAN DALAM KESULITAN MENDAPATKAN AIR UNTUK KEBUTUHAN SEHARI-HARI DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Total
Tidak pernah
86,1
59,8
76,3
81,9
73,2
Beberapa jam saja
2,2
6,0
,0
,6
2,9
Satu sampai beberapa hari
,6
3,5
2,5
3,1
2,4
Seminggu
,6
3,8
,6
1,9
2,0
Lebih dari seminggu
8,9
25,8
20,3
11,3
18,3
Dari Grafik 3.35 masyarakat Kabupaten Siak tidak pernah kesulitan mendapatkan air 73.2%, lebih dari seminggu 18.3%, beberapa jam saja 2.9%, satu sampai beberapa hari 2.4% dan selama seminggu hanya 2%. Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
46
Grafik 3.36 Kepuasan Terhadap Kualitas Air Yang Digunakan KEPUASAN TERHADAP KUALITAS AIR YANG DIGUNAKAN DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100,0
10,3
80,0
24,4
35,8
29,6
60,0
63,1 89,7
40,0
tidak 75,6
64,2
20,0
ya, puas
70,4 36,9
,0 Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Total
Dari Grafik 3.35 terlihat kepuasan masyarakat Kabupaten Siak terhadap kualitas air yang digunakan sebanyak 70.4% dan secara strata yang tertinggi pada strata 0 sebanyak 89.7%, strata 2 75.6% , strata 1 sebanyak 64.2% dan yang terendah pada strata 3 sebanyak 36.9%. Tabel 3.5 Area Resiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Strata Desa/Kelurahan 0
1.1 Sumber air terlindungi
1
Total
2
3
9
10
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Tidak, sumber air berisiko tercemar
82
22.8
158
30.4
95
29.7
70
43.8
405
29.8
Ya, sumber air terlindungi
278
77.2
362
69.6
225
70.3
90
56.3
955
70.2
202
56.1
437
84.0
275
85.9
152
95.0
1066
78.4
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Tidak Aman
158
43.9
83
16.0
45
14.1
8
5.0
294
21.6
1.3 Kelangkaan air
Mengalami kelangkaan air
42
11.7
178
34.2
76
23.8
28
17.5
324
23.8
Tidak pernah mengalami
318
88.3
342
65.8
244
76.3
132
82.5
1036
76.2
Ya, Aman
Dari tabel 3.5 memperlihatkan area berisiko sumber air berdasarkan study EHRA, Sumber air terlindungi yang berisiko tercemar di Kabupaten Siak didapatkan sebanyak 29.8%. Penggunaan sumber air tidak terlindungi termasuk area berisiko tidak aman di Kabupaten Siak sebanyak 78.4%. Sedangkan area berisiko mengalami kelangkaan air di Kabupaten Siak hanya 23.8%. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.36
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
47
Grafik 3.36 Resiko Sumber Air RESIKO SUMBER AIR DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014
80,0
60,0 40,0 20,0 ,0 penggunaan sumber air TIDAK sumber air terlindungi tercemar
kelangkaan air
Persentase
Grafik 3.37 Area Berisiko Menurut Sumber Air Berdasarkan Strata AREA BERESIKO MENURUT SUMBER AIR BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN SIAK TAHUN 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 strata strata strata strata total 0 1 2 3
sumber air tercemar
22,8
30,4
29,7
43,8
29,8
penggunaan sumber air TIDAK terlindungi
56,1
84,0
85,9
95,0
78,4
kelangkaan air
11,7
34,2
23,8
17,5
23,8
Berdasarkan strata sumber air yang tercemar terdapat pada strata 3 sebanyak 43.8% , penggunaan sumber air Tidak terlindungi pada strata 3 sebanyak 95.0% , kelangkaan air tertinggi pada strata 1 sebanyak 34.2%
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
48
3.6. Perilaku Higiene dan Sanitasi Masyarakat Kabupaten Siak sebanyak 79.6% tidak melaksanakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) di lima waktu penting yaitu pada saat sebelum makan, sehabis buang besar, sebelum menyusui, sebelum menyiapkan makan serta setelah kontak dengan hewan dan hanya 20.4% yang sudah melaksanakannya. Grafik 3.38 CTPS Lima Waktu Penting CTPS DI LIMA WAKTU PENTING DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014
20.4%
tidak ya
79.6%
Dari responden yang melaksanakan CTPS , 76.8% dilakukan pada saat sebelum makan, diikuti setelah BAB sebanyak 67.2%, dan setelah makan sebanyak 66.5% (Grafik 3.39) Grafik 3. 39 Waktu Melakukan CTPS
Persentase
WAKTU MELAKUKAN CTPS DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 sebelum ke toilet
setelah menceboki setelah BAB bayi/anak
sebelum makan
setelah makan
sebelum menyuapi anak
sebelum menyiapka n masakan
setelah memegang hewan
sebelum sholat
Strata 0
5,8
58,6
78,3
76,9
68,6
48,3
51,1
71,1
43,3
Strata 1
5,0
36,5
63,7
80,6
58,3
22,9
37,5
41,7
31,0
Strata 2
6,3
41,9
72,2
83,1
81,6
38,8
49,7
52,5
50,3
Strata 3
3,1
24,4
43,8
51,3
58,1
11,9
13,1
33,1
19,4
Total
5,3
42,2
67,2
76,8
66,5
32,1
41,1
51,0
37,4
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
49
Grafik 3.40 Perilaku BABS PERILAKU BABS DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
52,5
54,7
57,3
61,6
78,1 Tidak Ya, BABS 42,7
45,3
47,5
Strata 1
Strata 2
Strata 3
38,4
21,9 Strata 0
Total
Dari gambar 3.40 dapat dilihat sebanyak 38.4% dari seluruh responden di Kabupaten Siak masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan hanya 61.6% yang tidak melakukan BABS. Begitu juga berdasarkan strata rata-rata BABS dilakukan lebih dari 20% responden paling banyak perilaku BABS terbanyak pada strata 3 yaitu sebanyak 47.5% sedangkan yang paling sedikit ada pada strata 0 yaitu sebanyak 21.9% responden. Tabel 3.6 Area Berisiko PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Strata Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
9
10
1. CTPS di lima waktu penting
Tidak
n 237
% 65.8
n 456
% 87.7
n 237
% 74.1
n 153
% 95.6
n 1083
% 79.6
Ya
123
34.2
64
12.3
83
25.9
7
4.4
277
20.4
2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
65
18.1
130
25.0
100
31.3
51
31.9
346
25.4
295
81.9
390
75.0
220
68.8
109
68.1
1014
74.6
2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
86
23.9
180
34.6
138
43.1
74
46.3
478
35.1
274
76.1
340
65.4
182
56.9
86
53.8
882
64.9
2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
48
13.3
190
36.5
120
37.5
56
35.0
414
30.4
Ya, berfungsi
312
86.7
330
63.5
200
62.5
104
65.0
946
69.6
2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
106
29.4
256
49.2
148
46.3
72
45.0
582
42.8
Ya
254
70.6
264
50.8
172
53.8
88
55.0
778
57.2
3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya, tercemar
32
8.9
76
14.6
63
19.7
18
11.3
189
13.9
Tidak tercemar
328
91.1
444
85.4
257
80.3
142
88.8
1171
86.1
4. Perilaku BABS
Ya, BABS
79
21.9
222
42.7
145
45.3
76
47.5
522
38.4
281
78.1
298
57.3
175
54.7
84
52.5
838
61.6
Ya
Ya
Tidak
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
50
Tabel 3.6 memperlihatkan terdapat 79.6% area di Kabupaten Siak masyarakatnya tidak melakukan CTPS dilima waktu penting. Sedangkan berdasarkan strata area yang berisiko terbanyak respondennya tidak melakukan CTPS ada pada strata 3 sebanyak 95.6%. Untuk lantai dan dinding jamban bebas dari tinja didapatkan hanya 25.4% area di Kabupaten Siak jamban yang dimiliki rumah tangga berisiko lantai dan dindingnya tidak terbebas dari tinja. Sedangkan berdasarkan strata, yang berisiko terdapat pada strata 3 yaitu sebanyak 31.9%. Jamban berisiko ada kecoa dan lalat di Rumah tangga yang ada di Kabupaten Siak ada sebanyak 35.1%. Sedangkan berdasarkan strata area yang paling berisiko ada pada strata 3 yaitu sebanyak 46.3%. Sementara itu penggelontor yang tidak berfungsi pada jamban area berisiko pada jamban yang dimiliki rumah tangga yang ada di Kabupaten Siak ada sebanyak 30.4% dan berdasarkan strata area berisiko banyak terjadi pada strata 2 yaitu sebanyak 37.5%. Area berisiko perilaku higene dan sanitasi mengenai terlihatnya adanya sabun di dalam atau di dekat jamban ada sebanyak 18.6% jamban yang dimiliki rumah tangga yang ada di kota Pekanbaru tidak terlihat sabun baik di dalam ataupun di dekat jamban. Sedangkan berdasarkan kluster paling banyak terjadi pada kluster 1 yaitu sebanyak 24.4%. Area berisiko pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air terjadi pada sebanyak 42.8% rumah tangga yang ada di Kabupaten Siak, berdasarkan strata paling banyak terjadi pada strata 1 yaitu sebanyak 49.2%. Area berisiko masyarakat Kabupaten Siak yang masih berperilaku BABS ada sebanyak 38.4% dan berdasarkan strata paling banyak terjadi pada strata 3 yaitu sebanyak 47.5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada dibawah ini ( Grafik 3.41) Grafik 3.41 Area Berisiko PHBS
Persentase
Resiko PHBS DI KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 ,0
Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
masih berperilaku BABS
29,4
8,9
21,9
49,2
14,6
42,7
37,5
46,3
19,7
45,3
46,3
35,0
45,0
11,3
47,5
35,1
30,4
42,8
13,9
38,4
CTPS tidak di5 Waktu penting
lantai dan dinding tidak terbebas dari tinja
jamban tidak terbebas dari kecoa dan lalat
penggelontor tidak berfungsi
tidak terlihat ada sabun di dalam atau dekat jamban
strata 0
65,8
18,1
23,9
13,3
strata 1
87,7
25,0
34,6
36,5
strata 2
74,1
31,3
43,1
strata 3
95,6
31,9
total
79,6
25,4
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
51
3.7 Kejadian Penyakit Diare Grafik 3.42 memperlihatkan sebanyak 64.6% dari seluruh responden dalam waktu dekat tidak pernah mengalami diare, sebanyak 10.1% mengalami diare lebih dari 6 bulan yang lalu dan sebanyak 5.5% mengalami diare satu bulan terakhir. Berdasarkan strata ratarata 60% responden di setiap strata tidak pernah mengalami diare dalam waktu dekat sedangkan kejadian diare paling banyak terjadi lebih dari 6 bulan yang lalu yaitu pada strata 3 sebanyak 23.8%. Grafik 3.42 Waktu Terdekat Anggota Keluarga Terkena Penyakit Diare
Persentase
WAKTU TERDEKAT ANGGOTA KELUARGA TERKENA PENYAKIT DIARE DI KABUPATEN SIAK 2014 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0 Hari ini
Kemarin
1 minggu terakhir
1 bulan terakhir
3 bulan terakhir
6 bulan yang lalu
Lebih dari 6 bulan yang lalu
Tidak pernah
Strata 0
1,1
,3
5,3
3,9
4,2
5,8
13,1
66,4
Strata 1
1,7
2,1
5,0
7,1
6,0
5,4
8,3
64,4
Strata 2
,9
,6
4,1
4,7
7,2
8,1
2,8
71,6
Strata 3
,0
,6
5,6
5,6
5,6
11,9
23,8
46,9
Total
1,2
1,1
4,9
5,5
5,7
6,9
10,1
64,6
Dari Grafik 3.43 Anggota keluarga dari seluruh responden yang mengalami diare paling sering terjadi pada anak balita sebanyak 30.7% diikuti orang dewasa perempuan sebanyak 30.5% dan pada laki-laki dewasa sebanyak 26.8%. Sedangkan berdasarkan strata, kejadian diare pada strata 1, 2 dan 0 paling banyak terjadi pada anak-anak balita masing-masing sebanyak 36.8%, 31.9% dan 27.3% sementara itu pada strata 2, diare paling banyak terjadi pada orang dewasa perempuan sebanyak 44.0%. Grafik 3.43 Anggota Keluarga Yang Terakhir Menderita Diare
Persentase
Anggota Keluarga Yang Terakhir Menderita Diare 50,0 45,0 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 ,0 Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Total
anak-anak balita
27,3
36,8
31,9
21,2
30,7
anak-anak non balita
23,1
12,4
3,3
15,3
13,9
anak remaja laki-laki
11,6
7,0
13,2
7,1
9,3
anak remaja perempuan
5,0
5,4
8,8
4,7
5,8
orang dewasa laki-laki
24,8
24,3
36,3
24,7
26,8
orang dewasa perempuan
23,1
26,5
44,0
35,3
30,5
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
52
3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Berdasarkan penilaian-penilaian dari berbagai variabel pada studi EHRA, didapatkan indeks risiko sanitasi di Kabupaten Siak (Grafik 3.44) pada strata 0,2,1 dan 3 paling besar adalah mengenai permasalahan persampahan air limbah domestik yaitu masing-masing sebesar 97.8%, 96.9,%, 93.1 dan 81.8%. Sedangkan pada strata 1 indeks risiko sanitasi terbesar mengenai permasalahan persampahan sebanyak 97.8%. Berikutnya indeks Risiko dari masing-masing strata berbeda-berbeda, pada strata 0 mengenai air limbah domestik, , permasalahan berikutnya berturut-turut sebanyak 78.1% mengenai genangan air , dan 22.8% mengenai sumber air. Pada strata 1 masalah berikutnya berturut-turut 93.1% mengenai persampahan, 87.7% mengenai PHBS
mengenai air limbah domestik 66.7%, 52.0%
genangan air dan 30.4% mengenai permasalahan sumber air. Pada strata 2 masalah berikutnya berturut-turut ada pada masalah persampahan sebanyak 96.9%, air limbah domestik sebanyak 92,0%, masalah PHBS sebanyak 62.5% dan terakhir permasalahan sumber air sebesar 29.7%. Sedangkan pada strata 3 permasalahan berikutnya berturut-turut sebanyak 95.6% pada masalah sumber air 95.0% masalah air limbah domestik, 81.8% masalah genangan air sebanyak 33.8% . TABEL INDEKS RISIKO Strata Desa/Kelurahan 0
1
2
3
% 22.8
% 30.4
% 29.7
% 43.8
Ya, sumber air terlindungi
77.2
69.6
70.3
56.3
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Ya
56.1
84.0
85.9
95.0
Tidak
43.9
16.0
14.1
5.0
1.3 Kelangkaan air
Ya
11.7
34.2
23.8
17.5
Tidak
88.3
65.8
76.3
82.5
Tidak
46.4
24.2
24.7
26.3
1.1 Sumber air terlindungi
2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak, sumber air berisiko tercemar
Ya
53.6
75.8
75.3
73.8
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Ya
91.7
61.1
92.0
81.8
8.3
38.9
8.0
18.2
2.3 Pencemaran karena SPAL
Ya
31.7
66.7
42.2
62.5
Tidak
68.3
33.3
57.8
37.5
Tidak
97.8
93.1
96.9
87.5
3.1 Pengelolaan sampah
Tidak
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
53
Ya
2.2
6.9
3.1
12.5
Tidak diolah
81.7
87.7
93.1
90.6
diolah
18.3
12.3
6.9
9.4
Ya
26.4
31.3
36.3
33.8
Tidak
73.6
68.7
63.8
66.3
Tidak
65.8
87.7
74.1
95.6
Ya
34.2
12.3
25.9
4.4
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
18.1
25.0
31.3
31.9
Ya
81.9
75.0
68.8
68.1
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
23.9
34.6
43.1
46.3
Ya
76.1
65.4
56.9
53.8
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
13.3
36.5
37.5
35.0
Ya
86.7
63.5
62.5
65.0
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
29.4
49.2
46.3
45.0
Ya
70.6
50.8
53.8
55.0
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya,Tercemar
8.9
14.6
19.7
11.3
Tidak tercemar
91.1
85.4
80.3
88.8
5.4 Perilaku BABS
Ya, BABS
21.9
42.7
45.3
47.5
Tidak
78.1
57.3
54.7
52.5
3.4 Pengolahan sampah setempat 4.1 Adanya genangan air 5.1 CTPS di lima waktu penting
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
54
0
1
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
2
3
55
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
56
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
57
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
58
KATA PENGANTAR Salam Sejahtera Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Dokumen Hasil Penialaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di Kabupaten Siak dapat diselesaikan. Buku ini diharapkan dapat member manfaat kepada kalangan pemerintahan, lembaga professional, dunia usaha dan masyarakat luas dalam upaya mendukung Program Pengelolaan Sanitasi guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Siak. Buku ini telah disusun seakurat mungkin dengan melibatkan semua pihak yang berkompeten, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak, khususnya kader kesehatan, petugas kesehatan pustu/polindes di desa, petugas sanitarian di Puskesmas dan seluruh Kepala UPTD Puskesmas pada 14 Kecamatan yang telah melakukan survey Studi EHRA pada 14 Kecamatan, anggota Pokja (Bappeda, Dinas Kesehatan,Badan Lingkungan Hidup , Badan Pusat Statistik) yang telah membantu dalam proses penyusunan, entry data, memberikan saran, pendapat dan kontribusinya sehingga buku dokumen Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kabupaten Siak dapat diselesaikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Hasil Studi ERHA masih terdapat berbagai kekurangan. Kami harap adanya masukan untuk penyempurnaan dokumen ini, sehingga nantinya mampu memenuhi kebutuhan informasi yang terkait dengan kesehatan lingkungan di Kabupaten Siak dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi oleh semua pihak secara lengkap dan akurat. Siak Sri Indrapura, Desember 2014
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
59
POKJA SANITASI KABUPATEN SIAK
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR FOTO I.
PENDAHULUAN ………………………………………………………………......... 11 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 11 1.2 Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………….. 11 1.3 Waktu dan Pelaksanaan Studi EHRA ……………………………………. 11
II.
METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA 2014 ……………….……….. 12 2.1 Penentuan Target Area Survey ……………………………………………….. 13 2.2 Penentuan Jumlah/Besar Responden ……………………..……………. 17 2.3 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Survey ………………………… 17 2.4 Penentuan RW/RT dan Responden Di Lokasi Survei ………………. 18 2.5 Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta wilayah tugasnya…. 18
III.
HASIL STUDI EHRA KABUPATEN SIAK 2014……………………………….. 20 3.1 Informasi Responden ………………………………………………………….. 21 3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ……………………………………. 22 3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja…… 22 3.4 Drainase Lingkungan / Selokan Sekitar Rumah dan Banjir…………… 23 3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga…………………………………….. 30 3.6 Perilaku Higiene ………………………………………………………………….. 31 3.7 Kejadian Penyakit Diare ………………………………………………………… 32 3.8 Indeks Risiko Sanitasi …………………………………………………………… 33 IV. PENUTUP ……………………………………………………………………………….. 43 4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………. 43 4.2 Hambatan dan Kendala ………………………………………………………. 44 4.3 Saran ……………………………………………………………………………… 45 Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
60
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pelaksanaan Studi EHRA di Kabupaten Siak dilaksanakan dalam waktu yang singkat sekitar tiga minggu dengan pendekatan kuantitatif dan menerapkan teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) disertai pengamatan (observasi). Sebelum Studi EHRA dilaksanakan bagi Koordinator , Supervisor, Enumerator dan petugas Entry Data dilaksanakan pelatihan yang mencakup materi dasar-dasar wawancara dan pengamatan, pemahaman tentang instrument EHRA, latar belakang konseptual dan praktek wawancara. Kabupaten Siak memiliki populasi penduduk sebanyak 400.000 jiwa, dengan perhitungan prosentase keterwakilan desa, sebanyak 25% , maka diambil sampel sebesar 1360 responden yang berasal dari 14 (empat belas) Kecamatan, 34 Desa yang mewakili kluster 0,1,2,3. Masing-masing desa dipilih 40 responden yang tersebar dalam pemerataan jumlah RT. Responden dalam Studi EHRA ini didefenisikan sebagai perempuan yang berusia 18-65 tahun yang telah atau pernah menikah dengan asumsi bahwa mereka lebih memahami kondisi lingkungan berkaitan dengan isi sanitasi. Prioritas ditentukan dengan status ibu yang dikaitkan dengan kepala rumah tangga. Bila dalam prioritas tertinggi ada dua atau lebih ibu maka usia menjadi batasan penentunya. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstuktur dan dirancang untuk dapat dilaksanakan dalam waktu 30-45 menit. Panduan di ujicoba langsung oleh masing-masing enumerator pada pelatihan yang dilaksanakan. Untuk mengikuti standar etika, informed concern wajib dibacakan oleh enumerator sehingga responden memahami betul hakhaknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Setiap enumerator dipantau oleh supervisor dan koordinator dimasing- masing kecamatan. Untuk Quality Control tim Spot check mendatangi rumah yang telah disurvei. Tim Spot check secara individual melakukan wawancara benar-benar dilakukan dengan standar yang ditentukan. Quality Control juga dilakukan pada tahap entry. Hasil Entry diperiksa kembali oleh Tim Pokja Sanitasi.
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
61
DAFTAR ISTILAH
Sanitasi : secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan masyarakat pada umumnya. Kata ‘ Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http: www.who.int/tropics/sanitation/en/. Diakses pada 30 November 2011)
Air Limbah : Air yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan.
Air limbah domestic : Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)
Badan air penerima : Sungai, kali,danau,saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah
Bangunan atas jamban : Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca, kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui vector pembawa penyakit
Bangunan bawah : bangunan penampung dan pengolah tinja yang di bias berupa cubluk atau tangki septic
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
62
Bangunan tengah jamban : Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban
Bidang resapan : Daerah permukaan untuk menampung air yang keluar dari suatu sistem pengolah air limbah
Rumah Tanggga
Black water : Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja
Cubluk : Sistem pembuangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation)
Intalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) : Intalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaan), Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)
Jamban : Fasilitas pembuangan tinja
Lantai jamban : Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa
Leher angsa : Komponen plat jongkok yang berisi perapat untuk menahan bau agar tidak keluar dari jamban
Pencemaran : Masuknya atau dimasukkanya mahluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Pengolahan air limbah : Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang diisyaratkan
Penyaluran resapan air atas : Salah satu alternative
sanitasi pengolahan
lanjutan untuk effluent tangki septic
Plat jongkok : Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septic
Saluran : Pipa untuk menyalurkan air limbah dari jamban ke cubluk atau tangki septic
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
63
Sistem sanitasi off site : Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta secara terpusat di Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran air limbah kota (sewer pipe)
Sistem sanitasi onsite : Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tangki septic dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010/ tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)
Tangki septic (septic tank) : Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air rumah tangga
3R : Reduce, Reuse, dan Recycle.Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbunan sampah melalui : mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah
Bangunan sarana pembuatan kompos : Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan pengomposan (berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca)
Daur ulang kertas : Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui cara-cara sederhana
Kompos : Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis
Pengelolaan sampah : Kegiatan sistematis,menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengururangan dan penanganan sampah
Sampah : Sisa kegiatan sehari – hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 tahun 2008)
Tempat Penampungan Sementara (TPS) : Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (UU No.18 tahun 2008)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) : Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, penialaian, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008)
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
64
Tempat
Pemrosesan Akhir
(TPA) :
Tempat
untuk memproses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU No. 18 Tahun 2008)
Drainase perkotaan : Drainase di wilayah pekotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
Saluran primer : Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan penerima air
Saluran sekunder : Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer
Saluran tersier : Saluran yang menerima air dari sistem drainase local dan menyalurkannya ke saluran sekunder
Sistem drainase local : Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani seluruh wilayah perkotaan
Cuci Tangan Pakai Sabun : Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir
Sanitasi total : Kondisi ketika suatu komunitas ( Pedoman STBM,2008) : Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Cuci Tangan Pakai Sabun Mengelola Air Minum dan Makanan yang aman Mengelola Sampah yang benar
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
65
Daftar Singkatan MDGs
: Millenium Development Goal’s
TTPS
: Tim Teknis Pembangunan Sanitasi
PPSP
: Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman
BAPPENAS
: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Pokja
: Kelompok Kerja
SANITASI
: Sarana Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
SSK
: Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten
TPA
: Tempat Pembuangan Akhir
TPS
: Tempat Pembuangan Sementara
PDAM
: Perusahaan Daerah Air Minum
EHRA
: Environmental Health Risk Assesment
SKPD
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
RPJM
: Rencana Program Jangka Menengah
SPA
: Sehat Pakai Air
MCK
: Mandi, Cuci, Kakus
RW
: Rukun Warga
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
66
RT
: Rukun Tetangga
BAPPEDA
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
DPU
: Departemen Pekerjaan Umum
Setda
: Sekretaris Daerah
BLH
: Badan Lingkungan Hidup
Dinkes
: Dinas Kesehatan
SDA-ESDM
: Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral
Disdikpora
: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
DPPKAD
: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Bapermades : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa BPPKB
: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Disforkomtel : Dinas Infikormasi, Komunikasi, dan Telematika TP- PKK
: Tim Penggerak Program Kesejahteraan Keluarga
SWP
: Sub Wilayah Pembangunan
PAMSIMAS
: Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
SANIMAS
: Sanitasi Masyarakat
SPM
: Standar Pelayanan Minimum
ISPA
: Infeksi Saluran Pernapasan Akut
PMK
: Pengendalian Masalah Kesehatan
CLTS
: Community Lead Total Sanitation
CTPS
: Cuci Tangan Pakai Sabun
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
67
WHO
: Word Health Organitation
ODF
: Open Defecation Organitation
BAB
: Buang Air Besar
KLB
: Kejadian Luar Biasa
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
RS/RSU/RSUD : Rumah Sakit/ Rumah Sakit Umum Daerah SPAL
: Saluran Pembuangan Air Limbah
IPLT
: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
UPTD
: Unit Pelaksanan Teknis Daerah
PAD
: Pendapatan Asli Daerah
IKK
: Ibukota Kota Kecamatan
IPAL
: Instalasi Pengolahan Air Limbah
PHBS
: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
RPJMD
: Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Rentra
: Rencana Strategis
P2P
: Penataan Lingkungan Perumahan
APBD
: Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
DED
: Detail Engineer Desain
UMK
: Upah Minimum Kabupaten
KHL
: Koefisien Hidup layak
SDM
: Sumber Daya Manusia
WC
: Water Closet
APBN
: Anggaran Pendapatan Belanja Negara
KIE
: Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
PNPM
: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
68
PKH
: Peningkatan Kualitas Hidup
LSM
: Lembaga Swadaya Masyarakat
Tupoksi
: Tugas Pokok dan Fungsi
Promkes
: Promosi Kesehatan
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Informasi Responden …………………………………………………..………………
20
Tabel 3.2 Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA………………… Tabel 3.3 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA ……..
22 25
Tabel 3.4 Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA ……………….
30
Tabel 3.5 Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA……………….….
31
Tabel 3.6 Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Studi EHRA .32 Tabel 3.7 Kejadian Diare Pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA …………….. 35
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
69
DAFTAR GRAFIK Gambar 1. Grafik Distribusi Desa Perklaster untuk penetapan lokasi Studi EHRA ….. 17 Gambar 3.1 Grafik Pengolahan Sampah………………………………………………………….. 21 Gambar 3.2 Grafik Pemilahan Sampah …………………………………………………………… 22 Gambar 3.3 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar ……………………………………... 23 Gambar 3.4 Grafik Penyaluran Akhir Tinja………………………………………………………. 24 Gambar 3.5 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik ……………………………… 25 Gambar 3.6 Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik ………………………………..………... 26 Gambar 3.7 Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman ….…………. 27 Gambar 3.8 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir ………… 28 Gambar 3.9 Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin ………… 29 Gambar 3.10 Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir ……………………………. 27 Gambar 3.11 Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah ……………………………………… 27 Gambar 3.12 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL ………………………………………..……. 27
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
70
Gambar 3.13 Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga ………………………….. 28 Gambar 3.14 Grafik Persentase SPAL yang berfungsi …………………………………………. 29 Gambar 3.15 Grafik Pencemaran SPAL …………………………………………………………… 30 Gambar 3.16 Grafik Akses Terhadap Air Bersih ………………………………………………… 31 Gambar 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak ………………………………………
32
Gambar 3.18 Grafik CTPS di Lima Waktu Penting …………………………………………….
33
Gambar 3.19 Grafik Waktu Melakukan CTPS …………………………………………………..
34
Gambar 3.20 Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS ………………………. Gambar 3.21 Grafik Indeks Resiko Sanitasi …………………………………………………….
35
36
DAFTAR FOTO Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Studi EHRA Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Survei Studi EHRA Dokumentasi Kegiatan Entry Data EHRA
Laporan EHRA Kabupaten Siak 2014
71