Lampiran E Foto Kegiatan Lapangan ............................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam perencanaan pembangunan, pendekatan wilayah merupakan alternatif lain dari pendekatan sektoral yang keduanya bisa saling melengkapi. Kelebihan pendekatan wilayah adalah menyerasikan pembangunan antar wilayah dan memadukan program dan kegiatan lintas sektor. Sebagaimana dinyatakan didalam Perda No.02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung bahwa konsep pengembangan Kota Bandung ditujukan untuk mewujudkan pemerataan pertumbuhan, pelayanan dan keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya daerah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
maka
konsep
pengembangan
Kota
Bandung
adalah
melalui
pengembangan dua pusat primer, yaitu upaya untuk mengubah struktur ruang dari satu pusat menjadi dua pusat.
Pada penelitian ini, daerah yang akan menjadi subyek penelitian adalah Kawasan Bandung Utara (KBU). Melalui berbagai citra satelit dan foto udara, Sobirin
18
memperlihatkan kerusakan yang terjadi di KBU. Hingga tahun 2003 lalu, 70% KBU mengalami kerusakan.
Maraknya pembangunan-pembangunan yang dilakukan di KBU menimbulkan beberapa kekhawatiran bagi penduduk akan menurunnya persedian sumber air bersih bagi penduduk kota Bandung dan terjadinya banjir di musim penghujan karena wilayah yang seharusnya menjadi daerah resapan tidak lagi bisa untuk menahan air. Perencanaan konseptual sistem manajemen airtanah memerlukan suatu pengelolaan yang benar, sehingga perlu dilakukan penelitian prediksi zonasi imbuhan
airtanah
bebas
berdasarkan
morfologi,
batuan/tanah,
kondisi
hidrogeologi, tutupan lahan, curah hujan, aliran permukaan, dan konduktivitas hidraulik. 1.2
Identifikasi Masalah
Seiring dengan perkembangan ekonomi, daerah KBU merupakan daerah yang berpotensi untuk kawasan pemukiman. Hal tersebut berdampak terhadap kebutuhan air untuk pemukiman. Daerah resapan menjadi berkurang sehingga masyarakat kekurangan air bersih dan adanya bahaya banjir jika musim penghujan tiba. Oleh karena itu pembangunan harus didasarkan dengan pertimbangan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada dan pembangunan yang dilakukan tidak mengganggu atau merusak daerah atau tempat-tempat yang selama ini menjadi sumber mata air atau daerah yang bisa menahan air.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian prediksi zona imbuhan airtanah bebas di daerah KBU, sebagai bahan masukan dalam perencanaan pengembangan wilayah daerah tersebut.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah: Mengetahui kondisi Hidrogeologi di daerah penelitian
19
Pendugaan imbuhan airtanah bebas dengan menggunakan metoda DRASTIC
1.4
Lingkup Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka lingkup pembahasan yang dilakukan dibatasi sebagai berikut: ●
Analisis potensi imbuhan airtanah bebas di KBU.
●
Pembuatan peta prediksi zona imbuhan airtanah bebas.
1.5
Metodologi Penelitian
Penelitian prediksi zona imbuhan airtanah bebas di KBU ini merupakan penelitian kualitatif untuk menganalisis data-data yang menunjang analisis prediksi zona imbuhan airtanah bebas. Analisis prediksi zona imbuhan airtanah bebas secara kualitatif dilakukan dengan mengacu pada metoda DRASTIC yang dikembangkan oleh Lars Rosen (1994) yang pernah diterapakan di Swedia. Metode ini pada prinsipnya dipergunakan untuk menganalisis bagaimana potensi kontaminan sampai masuk ke lapisan tanah zona jenuh.
Ada tujuh parameter yang diperlukan dalam penggunaan metoda DRASTIC, yaitu: D
:
Depth to water table
R
:
Recharge
A
:
Aquifer media
S
:
Soil media
T
:
Topography
I
:
Impact of vadose zone media
C
:
Hydraulic Conductivity of Aquifer Media
20
Ketujuh parameter yang digunakan dalam metoda DRASTIC tersebut analog dengan parameter yang menyebabkan bagaimana air hujan bisa masuk ke dalam lapisan akuifer (infiltrasi).
Infiltrasi Proses masuknya air hujan ke dalam lapisan permukaan tanah dan turun ke permukaan air tanah disebut infiltrasi. Air pertama-tama di absorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah, selebihnya akan turun ke permukaan air tanah dan mengalir kesamping. Dalam beberapa hal tertentu, infiltrasi itu berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan.
Kecepatan infiltrasi yang berubah-ubah sesuai dengan variasi intensitas curah hujan umumnya disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi maksimum yang terjadi pada suatu kondisi tertentu disebut kapasitas infiltrasi (f). Kapasitas infiltrasi berbedabeda, tergantung dari intensitas curah hujan, kondisi permukaan tanah, struktur tanah, vegetasi, suhu, kemiringan permukaan, kedalaman muka airtanah dan lainlain.
Parameter Infiltrasi
Parameter DRASTIC
Kedalaman muka airtanah
-------------
Depth to water table
Intensitas curah hujan
-------------
Net Recharge
Struktur tanah
-------------
Aquifer media
Struktur tanah
-------------
Impact of vadose zone media
Struktur tanah
-------------
Hydraulic Conductivity
Kondisi permukaan tanah
-------------
Soil media
Kemiringan permukaan
-------------
Topography
Parameter pada metoda DRASTIC tersebut apabila dianalogkan pada neraca air, maka parameter tersebut yang akan menambah nilai imbuhan airtanah (∆S) pada
21
sistem neraca air (water balance) dimana I = BF + ∆S. Jadi semakin banyak proses infiltrasi maka imbuhan airtanah (recharge) akan semakin banyak.
Dalam analisis prediksi zona imbuhan airtanah bebas secara kualitatif dilakukan dengan menghitung indeks DRASTIC dengan menggunakan rumus:
Index DRASTIC= Dw.Dr+Rw.Rr+Aw.Ar+Sw.Sr+Tw.Tr+Iw.Ir+Cw.Cr
Dimana w = bobot masing-masing parameter r = nilai karakteristik dari masing-masing parameter.
Bobot parameter DRASTIC seperti terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.1 Parameter dan Bobot Drastic
Parameter
Bobot
D
Depth to water table
5
R
Recharge
4
A
Aquifer media
3
S
Soil media
2
T
Topography
1
I
Impact of vadose zone media
5
C
Hydraulic Conductivity of Aquifer Media
3
Sumber: Lars Rosen, A Study of The DRASTIC Methodology With Emphasis on Swedish Condition, 1994.
22
Dari ketujuh parameter DRASTIC tersebut masing-masing dibuat peta, kemudian dilakukan overlay untuk semua peta. Daerah penelitian dengan nilai DRASTIC yang tinggi merupakan daerah yang paling berpotensi imbuhan airtanah bebasnya.
Tahapan penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Studi literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian Pengumpulan dan analisis data sekunder untuk prediksi zona imbuhan airtanah untuk KBU yang meliputi data: geologi, hidrogeologi, geomorfologi, klimatologi, dan sumur bor. Pengumpulan data primer yang meliputi pengukuran tinggi muka airtanah dan penentuan posisi sumur bor. Digitasi peta dasar dari peta topografi, peta geologi dan ketujuh parameter DRASTIC. Analisis data untuk measing-masing parameter, bobot dikalikan nilai untuk dibuat peta zonasi. Kemudian dilakukan overlay semua peta zonasi masing-masing parameter untuk mendapatkan indeks DRASTIC dan melakukan penilaian untuk tiap-tiap zonasi. Menyajikan hasil yang diperoleh dalam bentuk: -
Peta prediksi zonasi imbuhan airtanah bebas daerah penelitian.
23
Studi Literatur
Survey Pendahuluan : - Pengamatan Bentang Alam - Pengamatan Kondisi Umum
Data Sekunder :
Data Primer :
-
- Pemetaan Litologi - Pemetaan muka air tanah - Uji Kapasitas Infiltrasi - Pengambilan sample batuan
Peta Topografi Peta Geologi Regional Peta Hidrogeologi Regional Data Klimatologi Data Debit Sungai
Pengolahan Data -
Pengujian Konduktivitas Hidrolik di Labotarium Pengolahan data lapangan, hasil labotarium, data sekunder
Pembahasan dan Analisis Hasil Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Gambar 1. 1 Diagram Alir Penelitian BAB II KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
24