BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit umum daerah di provinsi Jawa Timur merupakan salah satu rumah sakit yang cukup besar di wilayah Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat yang menjadi pasien baru berkunjung ke Instalasi Rawat Jalan (IRJ) untuk melakukan pengobatan termasuk di dalamnya ke poliklinik spesialis. Berdasarkan kunjungan pasien ke poliklinik yang cukup banyak setiap hari-nya, unit rekam medis harus menyediakan formulir pencatatan riwayat kunjungan bagi semua pasien baru tersebut. Jika hal ini terus terjadi, maka petugas kesehatan akan kesulitan untuk menemukan berkas rekam medis apabila diperlukan untuk melihat riwayat pengobatan pasien pada kontrol selanjutnya. Poliklinik merupakan salah satu unit pelayanan masyarakat pada sebuah instalasi kesehatan. Dalam penyediaan pelayanan tersebut, poliklinik membutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan pelayanan informasi yang cepat. Oleh karena itu diperlukan sistem suatu sistem yang terkomputerisasi agar dapat membantu petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Pasal 8 [1] dicantumkan rekam medis pasien rumah sakit wajib disimpan sekurang kurangnya untuk lima tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan. Sesudah jangka waktu lima tahun terlewati, rekam medis tersebut dapat dimusnahkan. Hal ini dikarenakan tempat penyimpanan yang terbatas dan dibutuhkan perawatan khusus terhadap berkas manual tersebut. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat berpengaruh besar bagi perubahan pada semua bidang, termasuk bidang kesehatan. Salah satu penggunaan teknologi informasi (TI), salah satu bidang kesehatan yang menjadi tren dalam pelayanan kesehatan secara global adalah rekam medis elektronik atau Electronic Medical Record (EMR). Selama ini peraturan pencatatan dan penyimpanan rekam medis mengacu pada Pasal 46 dan Pasal 47 UU
No.29
Tahun
2004
tentang
Praktik
Kedokteran
dan
Permenkes
No.269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam medis sebagai pengganti dari Peraturan Menteri Kesehatan No.749a/ Menkes/PER/XII/1989. Kebutuhan terhadap riwayat pasien yang melakukan pengobatan ke poliklinik sangat penting bagi petugas kesehatan yang akan melakukan pengobatan, sehingga jika pasien melakukan kunjungan pertama dan apabila dianggap perlu untuk datang kembali melakukan kontrol pada waktu yang ditentukan, maka petugas kesehatan akan membuatkan jadwal kontrol terhadap pasien tersebut. Pada waktu yang ditentukan, petugas kesehatan dapat menghubungi pasien tersebut menggunakan data sosial pasien yang dimasukkan pada saat pasien melakukan pendaftaran pertama kali. Sistem pencatatan riwayat kunjungan pasien secara manual, menimbulkan kesulitan bagi petugas kesehatan untuk melakukan monitoring terhadap pasienpasien yang seharusnya melakukan kontrol untuk mengetahui perkembangan penyakit yang dideritanya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Jawa Timur khususnya poliklinik adalah sebagai berikut. 1. Dibutuhkan suatu sistem informasi untuk menyelesaikan masalah berkas rekam medis manual 2. Dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat melakukan pengawasan terhadap jadwal kontrol pasien. 1.3 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian sebelumnya yang membahas tentang aplikasi Electronic Medical Record (EMR) yang memiliki persamaan dengan penelitian penulis adalah sebagai berikut. 1. Shortliffe (1999) [2] membahas penggunaan EMR secara umum yaitu hanya input pemeriksaan dan riwayat terhadap terapi pasien yang melakukan kunjungan sebelumnya. Pada penelitian diatas belum dibahas bagaimana
mengembangkan aplikasi EMR yang dapat melakukan input data diagnosis sesuai dengan kriteria internasional, integrasi dengan sistem lain seperti farmasi dan laboratorium. 2. Prophet dan Delaney (2003) [3] membahas standarisasi clinical languages sebagai model pendokumentasian catatan/data pasien berbasis komputer yang menyediakan data pendukung dan contoh data-data yang dapat diakses dengan mudah sehingga lebih efisien. 3. Fuad (2005) [4] melakukan penelitian penyelenggaraan EMR di rumah sakit dengan adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas, karena salah satu keuntungan yang dapat diperoleh dengan EMR yaitu mencegah kejadian medical error melalui tiga mekanisme yaitu (1) mencegah efek samping yang buruk (adverse event), (2) memberikan respons cepat segera setelah terjadinya adverse event dan (3) melacak serta menyediakan umpan balik mengenai adverse event. 4. Harlan (2007) [5] melakukan kajian terhadap peralihan dari rekam medis kertas ke rekam medis elektronik. Dari penelitian tersebut diperoleh manfaat dari EMR yaitu dapat memberikan peringatan dan kewaspadaan klinik (clinical alerts and reminders), hubungan dengan sumber pengetahuan untuk menunjang keputusan layanan-kesehatan (health care decision support) dan analisis data. 5. Soraya (2012) [6] membahas materi penggunaan aplikasi rekam medis elektronik secara lebih detail yaitu mengenai data demografi pasien, status kesehatan
dan
perkembangan
dari
riwayat
kesehatan
pasien
yang
berkesinambungan. Sistem ini terintegrasi dari bagian front office (pendaftaran pasien), ruang dokter dan bagian farmasi. Tetapi, sistem tersebut belum terintegrasi dengan unit laboratorium sebagai pelayanan penunjang yang riwayatnya sangat dibutuhkan terhadap penanganan pasien. Selain itu, pengawasan terhadap jadwal kontrol pasien belum dibahas pada sistem tersebut. 6. Herlambang (2012) [7] melakukan penelitian dan perancangan aplikasi EMR berbasis Open Source untuk praktik dokter pribadi. Tujuan penelitian tersebut
adalah untuk merubah budaya penggunaan kertas dalam pencatatan rekam medis ke basis-data elektronik agar dapat dengan mudah melakukan pelacakan riwayat pasien jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Perbandingan penelitian dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2. Tabel 1.1 Perbandingan Topik Penelitian Peneliti
Penelitian
Shortliffe (1999) [2]
Penggunaan EMR secara umum
Prophet dan Delaney (2003) [3]
Pengembangan
standarisasi
clinical
languages Fuad (2005) [4]
Penyelenggaraan EMR di rumah sakit
Harlan (2007) [5]
Peralihan rekam medis kertas ke EMR
Soraya (2012) [6]
Aplikasi EMR dan sistem pendukungnya
Herlambang (2012) [7]
Perancangan aplikasi EMR berbasis Open Source untuk praktik dokter pribadi Tabel 1.2 Keaslian Penelitian
Peneliti Shortliffe (1999) [2]
Topik Penelitian The Evolution of Electronic
Integrasi Sistem & Jadwal Kontrol Belum ada
Medical Record Prophet dan Delaney Mengimplementasikan sistem (2003) [3]
Belum ada
informasi klinik dengan mengembangkan standardized clinical languages
Fuad (2005) [4]
Persiapan penyelenggaraan
Belum ada
EMR di rumah sakit Harlan (2007) [5]
Rekam medis kertas ke rekam medis elektronik
Belum ada
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian (lanjutan) Soraya (2012) [6]
SIM Klinik
Belum ada
Herlambang (2012) [7]
EMR berbasis Open Source
Belum ada
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya terkait sistem rekam medis elektronik, belum banyak penelitian mengenai aplikasi EMR dengan perangkat pendukung pelayanan pasien seperti pencatatan jadwal kontrol, penentuan kode diagnosis penyakit (ICD) dan riwayat pemberian obat. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu pencatatan rekam medis pasien menjadi lebih terkoordinasi, terkontrol, informatif, efektif, dan efisien dalam melakukan penanganan pencatatan rekam medis pasien. Sistem yang akan dibangun saat ini yaitu aplikasi EMR yang memiliki kelebihan pencatatan riwayat pasien yang terstruktur dan pada rancangan aplikasi ini pengguna dapat melakukan penjadwalan kontrol pasien yang didukung dengan fitur monitoring kontrol pasien, sehingga pasien yang seharusnya kontrol pada waktu tertentu dapat diketahui oleh petugas, kemudian petugas kesehatan tersebut dapat melakukan komunikasi berdasarkan data pasien yang tertera pada sistem ketika pada hari yang ditentukan pasien tersebut tidak datang. 1.4 Tujuan Penelitian Penyelenggaraan EMR di rumah sakit sejalan dengan adanya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang semakin cepat dan berkualitas. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan aplikasi EMR yaitu mencegah kejadian medical error yaitu kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan. Kejadian ini mungkin terjadi di suatu rumah sakit dikarenakan berkas riwayat resume medis yang berisi riwayat pengobatan tidak ditemukan pada saat kunjungan pasien berikutnya. Dengan adanya aplikasi EMR, diharapkan data-data tersebut dapat terekam dengan baik dan mudah untuk diakses apabila diperlukan.
Keuntungan lain dari EMR yaitu dapat memberikan peringatan dan kewaspadaan klinik (clinical alerts and reminders), hubungan dengan sumber pengetahuan untuk menunjang keputusan layanan-kesehatan (health care decision support), dan analisis data agregat (Harlan, 2007 [5]). Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membuat aplikasi agar informasi pasien dari satu fasilitas pelayanan kesehatan dapat dibagi dengan mudah ke fasilitas kesehatan yang lain. İnformasi pada aplikasi dapat didokumentasikan dan dimonitor oleh petugas kesehatan. 2. Merancang aplikasi yang terdapat fitur agar petugas rumah sakit dapat melakukan penjadwalan terhadap kontrol pasien dan mengetahui riwayat yang didapatkan sebelumnya. 1.5 Manfaat Penelitian Pada saat pasien melakukan kunjungan kembali untuk melakukan kontrol terhadap penyakit yang dideritanya, petugas kesehatan akan kesulitan dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan catatan riwayat sebelumnya apabila pencatatan masih dilakukan secara manual. Penanganan yang dilakukan saat ini adalah petugas ruangan/poliklinik menghubungi petugas penyimpanan berkas rekam medis melalui telepon kemudian meminta untuk mengantarkan berkas rekam medis pasien tersebut ke ruang pemeriksaannya. Hal tersebut akan membutuhkan waktu yang relatif lama dan tidak efisien sementara petugas kesehatan harus segera melakukan pemeriksaan. Manfaat yang hendak dicapai oleh penulis dari hasil penelitian ini dalam pencatatan rekam medis dan pengawasan terhadap kontrol pasien, dibagi menjadi dua kategori adalah sebagai berikut. 1. Medis a. monitoring dan supervisi proses input pemeriksaan pada pasien; b. pelaporan yang lebih akurat; c. potensi untuk mengotomatisasi, strukturisasi dan merampingkan alur kerja klinis sebagai standarisasi format pemeriksaan medis;
d. pengawasan penanganan medis yang berkelanjutan terhadap pasien terhadap masalah kesehatan yang akan datang; e. membentuk basis-data historis; f. pencatatan tindakan preventif standar; g. mengidentifikasi penyimpangan dari trend yang diharapkan; h. menunjang penelitian klinik. 2. Non Medis a. penghematan ATK; b. meminimalkan ruang penyimpanan data; c. alur pasien menjadi jelas dan lebih teratur.