BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Aktiva merupakan salah satu elemen yang ada di laporan keuangan khususnya
di neraca ( Balance Sheet ). Dimana Sumber – sumber ekonomi perusahaan, termasuk biaya – biaya yang telah terjadi yang dikui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Biaya – biaya yang telah dikeluarkan atau yang telah terjadi, dimasukan pada beban yang ditangguhkan ( deffered charges ), yang diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Namun, biaya tersebut tidak termasuk kategori sumber – sumber ekonomi perusahaan dalam artifisial. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16,2) bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah: “Aktiva tetap adalah aset berwujud yang: a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrasi; dan b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dalam pengelolaan aset tetap tentunya perusahaan mempunyai kebijakankebijakan dalam penggolongan aktiva tetap. Kebijakan aktiva tetap harus sesuai dengan kondisi perusahaan dan gambaran wajar mengenai hasil operasi perusahaan yang akan mempengaruhi kewajaran dalam laporan keuangan. Aktiva tetap juga akan mengalami penurunan nilai akibat pemakaian dan harus dibebankan secara tepat dengan cara penyusutan yang tepat. Perusahaan harus
1
mampu menerapkan metode penyusutan dan pengelompokan yang tepat. Pada aktiva tetap metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang berbeda. Besarnya beban penyusutan aktiva tetap mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan tinjauan terhadap metode penyusutan yang diterapkan perusahaan dalam aktiva tetapnya. Pada umumnya nilai ekonomis suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan yang disebabkan pemakain dan kerusakan, keusangan karena faktor dan teknis. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan masalah pada biaya reparasi dan pemeliharaan apakah relative konstan sepanjang umur aktiva tetap atau semakin meningkat. Indonesia adalah suatu negara yang sedang berkembang. Bangsa Indonesia harus berani bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia. Pada saat ini Indonesia sedang gencar-gencarnya memperbaiki sarana transportasi. Banyaknya perusahaan jasa yang bergerak di bidang transportasi membuat perusahaanperusahaan tersebut harus mampu bersaing dengan pasar yang semakin maju. PERUM DAMRI adalah salah satu perusahaan umum yang bergerak di bidang jasa. DAMRI adalah singkatan dari Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Maklumat Kementrian Perhubungan Republik Indonesia No.01/DAMRI/46 Tanggal 25 November 1946 dengan tugas pertama menyelenggarakan angkutan penumpang dan barang di atas jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai Perusahaan Umum (PERUM), nama DAMRI tetap diabadikan sebagai brand mark dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini yang saat ini masih tetap konsisten menjalankan tugasnya sebagai salah satu penyelenggara jasa angkutan penumpang dan barang dengan menggunakan bus dan truk. Hingga saat ini DAMRI memiliki jaringan pelayanan tersebar hampir di seluruh Republik Indonesia. PERUM DAMRI meneylenggarakan pelayanan angkutan kota, angkutan antar kota dalam provinsi,
2
angkutan kota antar provinsi, angkutan khusus Bandar udara, angkutan pariwisata, angkutan logistik, angkutan keperintisan, angkutan lintas batas Negara. Dalam melakukan tugas utamanya sebagai
penyelenggara angkutan
penumpang dan barang tentunya PERUM DAMRI mempunyai banyak aktiva tetap. PERUM DAMRI merupakan salah satu Perusahaan Jasa tertua di Indonesia yang bergerak di bidang jasa angkutan penumpang dan barang. Sebagai salah satu perusahaan tertua di Indonesia tentunya PERUM DAMRI juga memiliki banyak kendaraan tua ataupun baru yang dikelompokan pada Aset Pokok. Untuk menunjang kelayakan kendraan dan pemeliharaan aset pokok mereka, PERUM DAMRI terus memelihara aset pokok yang tersedia. Dalam hal memelihara aset pokok yang dimiliki PERUM DAMRI menggunakan mesin perbengkelan yang tidak sedikit. Mesin perbengkelan tersebut dipakai hampir setiap saat. Mesin Perbengkelan tersebut dikelompokan ke dalam Aset Penunjang. Dimana beberapa aset seperti alat bengkel juga mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan dapat disusutkan. Tidak jarang aset seperti alat bengkel mengalami kerusakan sebelum masa manfaatnya habis dikarenakan sering digunakan dalam kegiatan operasional. PERUM DAMRI memiliki banyak aset tetap yang dapat disusutkan berdasarkan nilai perolehan. Dimana nilai perolehan dihitung dari awal pembelian aset hingga aset siap untuk dipergunakan untuk kegiatan operasional. Oleh karena itu bukan hal yang tidak mungkin terdapat kesalahan dalam perhitungan nilai perolehan yang merupakan salah satu faktor untuk menentukan nilai penyusutan. PERUM DAMRI mengelompokan aset tetapnya menjadi 3 kelompok aset tetap yaitu : 1. Aset Pokok 2. Aset Penunjang 3. Aset Pelengkap
3
Aset penunjang berupa mesin perbengkelan sangat berperan dalam memelihara kelayakan aset pokok berupa bus. Banyaknya mesin perbengkelan PERUM DAMRI, dan sering digunakannya mesin perbengkelan untuk kegiatan operasional di PERUM DAMRI untuk menjaga kelayakan kendaraan bus membuat penulis tertarik untuk selanjutnya meninjau penegelolahan aset tersebut dari segi nilai perolehan hingga metode penyusutan yang dilakukan PERUM DAMRI yang selanjutnya akan di sesuaikan dengan PSAK No.16 TAHUN 2011. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan tinjauan pada Perusahaan Umum DAMRI (PERUM DAMRI) yang bergerak di bidang perhubungan jasa transportasi, dengan judul Tugas Akhir “TINJAUAN ATAS NILAI PEROLEHAN DAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK NO.16 TAHUN 2011 PADA PERUM DAMRI”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil dan apa yang telah diuraikan
dalam latar belakang, masalah yang akan menjadi pembahasan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagaimana perhitungan nilai perolehan aktiva tetap di PERUM DAMRI. 2. Bagaimana pelaksanaan perhitungan penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PERUM DAMRI. 3. Bagaimana penerapan PSAK No.16 tahun 2011 tentang penyusutan pada PERUM DAMRI.
4
1.3
Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir Maksud tinjauan ini adalah untuk memperoleh data serta peninjauan atas
pengelompokan dan penyusutan aktiva tetap berdasarkan PSAK No.16 Tahun 2011 pada PERUM DAMRI, yang dapat membantu penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir yang salah satu syarat pada Pendidikan Program Diploma III, Program Studi Akuntansi pada Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan penulis Laporan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan nilai perolehan aktiva tetap pada PERUM DAMRI. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perhitungan penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PERUM DAMRI. 3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No.16 tahun 2011 tentang penyusutan pada PERUM DAMRI.
1.4
Kegunaan Laporan Tugas Akhir Dalam melakukan tinjauan secara langsung pada PERUM DAMRI untuk
mengetahui bagaimana pengelompokan dan penyusutan menurut PSAK No.16 Tahun 2011. Dengan harapan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Bagi pihak perusahaan (PERUM DAMRI) Hasil tinjauan ini diharapkan menjadi informasi yang bermanfaat atau digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan.
5
2. Bagi penulis Penulisan ini dapat menambah wawasan penulis sendiri mengenai nilai perolehan dan penyusutan menurut PSAK No.16 Tahun 2011, dengan membandingkan teori yang di dapat dari perkuliahan dengan kondisi yang belum diterapkan di perusahaan .
3. Bagi pihak lain A. Hasil tinjauan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat juga untuk menjadi refrensi serta bahan untuk pengembangan selanjutnya. B. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Tempat penelitian dan praktek kerja dilakukan di PERUM DAMRI yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No.787 Gede Bage, Bandung 40294. Waktu Peninjauan dan praktik kerja lapangan dilakukan pada bulan Juli 2013 hingga waktu yang belum ditentukan.
6