1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan di antara perusahaan sehungga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan sumber daya dan sumber dana yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan, yaitu mundur, bertahan, atau tetap tinggal dan bahkan semakin berkembang. Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pelaku utama dalam sistem perekonomian Indonesia adalah: Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Badan Usaha Milik Swasta (BUMS); dan Koperasi. BUMN sebagai salah satu pelaku utama perekonomian nasional bertujuan untuk mendukung keuangan negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Faisal (2002 : 268) paling tidak ada lima faktor yang melatar belakangi keberadaan BUMN, yaitu bahwa BUMN diperlukan :
2
1. Sebagai pelopor atau perintis usaha, di mana swasta tidak tertarik untuk menggelutinya. 2. Sebagai pengelola bidang-bidang usaha yang strategis dan pelaksana pelayanan publik. 3. Sebagai penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar. 4. Sebagai sumber pendapatan Negara. Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2003 Pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak lain adalah sebagai berikut: 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. 2. Mengejar keuntungan. 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Keberadaan audit internal pada BUMN diatur berdasarkan Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2003 mengenai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Pasal 67 yang menyebutkan bahwa pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan internal yang merupakan aparat pengawas internal perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka manajemen dituntut untuk memberdayakan satuan audit internal agar dapat
3
memberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kinerjanya. Guna mencapai hal tersebut, diperlukan hal yang mendalam atas persyaratan pelaksanaan audit yang memadai dengan mempertimbangkan esensi pengertian audit internal itu sendiri. Peran audit internal pada BUMN sangat diperlukan dalam membantu manajemen menjalankan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Dengan adanya peran audit internal tersebut, diharapkan manajemen dapat mencurahkan perhatian pada tugas pengelolaan, sedangkan tugas pengawasan sehari-hari atas perusahaan milik Negara tersebut dapat dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi tanggungjawabnya. Audit internal sebagai suatu aktifitas penilaian independen yang dibentuk dalam rangka menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan bagi organisasi yang bertujuan untuk membantu anggota organisasi agar dapat menyelesaikan tanggung jawab secara efektif dan karena tujuan tersebut audit internal menyediakan bagi mereka analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat, jaminan, dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diperiksa. Karena tanpa adanya fungsi audit internal, pimpinan termasuk di dalamnya dewan direksi akan kesulitan untuk memperoleh informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi. Sawyer (2003) menyebutkan definisi dari audit internal yaitu: “Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to organization.”
4
Pengertian audit internal dikemukakan oleh Board of Directors IIA pada tahun 1999 yang merupakan definisi terbaru berbunyi sebagai berikut: “Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, discplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes”. Audit internal menurut pengertian di atas adalah suatu aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengelolaannya. Dalam menjalankan fungsinya, audit internal sering dihadapakan dengan berbagai persoalan yang tidak jarang mempengaruhi kinerja audit internal itu sendiri, persoalan tersebut diantaranya menyangkut independensi dan komitmen organisasi yang ada di dalamnya dimana hal tersebut akan sangat mempengaruhi dukungan dan kerjasama di dalam organisasi tersebut. Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
5
yang menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Artinya auditor seharusnya berada dalam posisi yang tidak memihak siapapun karena ia melaksanakan pekerjaanya untuk kepentingan umum. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002). Selain itu keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh profesionalisme terhadap bidang yang ditekuninnya. Profesionalisme sendiri harus ditunjang dengan komitmen seseorang terhadap organisasinya. Komitmen merupakan suatu konsistensi dari wujud keterikatan seseorang terhadap suatu hal. Adanya suatu komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik.. Hal tersebut ingin dibuktikan oleh peneliti apakah auditor yang komitmen terhadap organisasinya akan berpengaruh terhadap kinerjanya atau tidak. Suatu komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari sesorang dalam mengidentifikasikan keterlibatan dalam suatu organisasi. Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong antara satu dengan yang lain. Auditor yang komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya, auditor akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi.
6
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang independensi dan komitmen organisasi serta pengaruhnya terhadap kinerja auditor internal, sehingga mendasari peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul: “PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus pada PT LEN Industri Persero)”
1.2
Identifikasi Masalah Seperti yang sudah dijelaskan pada bab pendahuluan, maka penulis
mengidentifikasi masalah-masalah yang akan menjadi pokok pembahasan skripsi ini, yaitu: a. Bagaimana pengaruh independensi terhadap kinerja auditor internal pada PT. LEN Industri (Persero)? b. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja auditor internal pada PT. LEN Industri (Persero)?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui pengaruh independensi terhadap kinerja auditor internal pada PT. LEN Industri (Persero). b. Mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja auditor internal pada PT LEN Industri (Persero).
7
1.4
Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, penulis berharap bahwa hasil penelitian
dapat berguna dan juga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik dari aspek ilmu maupun aspek praktis. 1.4.1
Aspek Pengembangan Ilmu Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan juga pengetahuan
dalam bidang audit internal, serta arti penting penyelenggaraan fungsi audit internal dan komite audit terutama dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan ekonomis dalam suatu organisasi. 1.4.2
Pengembangan Praktis
a. Bagi Penulis 1.
Menambah
wawasan
serta
memahami
akan
pentingnya
sifat-sifat
profesionalisme, seperti integritas, kompetensi, dan independensi dalam bekerja. 2.
Memberi sarana penulis untuk melatih kemampuan tekhnis dalam membandingkan
ilmu
pengetahuan
teori
dengan
pelaksanaan
yang
sebenarnya. 3.
Melatih penulis dalam membuat karya ilmiah serta menerapkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya telah diperoleh di bangku kuliah.
8
b. Bagi Organisasi yang Diteliti Hasil dari pada penelitian ini diharapkan mampu member informasi untuk: 1) Upaya untuk melakukan pengembangan proses audit internal dalam rangka mendukung penyediaan pendidikan yang berkualitas. 2) Memberikan bukti empiris mengenai komitmen organisasi terhadap fungsi audit internal dan komite audit, yang nantinya dapat ditinjak lanjuti untuk kepentingan pengembangan organisasi. c. Bagi Peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan pembanding bagi tulisan lain yang sama-sama membahas hal sejenis, dan dapat juga berguna bagi pihak yang hanya ingin tahu, maupun bagi mereka yang berminat menelaah hasil penelitian ini.
1.5
Metodologi Penelitian Dalam menulis skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu pengumpulan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti. Penelitian yang penulis lakukan merupakan studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu objek penelitian saja. 1.5.1 Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
9
a. Data primer diperoleh dengan melakukan studi lapangan (field research), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan penyelidikan langsung pada perusahaan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu : 1. Observasi dan Pengamatan Yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap suatu hal atau kejadian, untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya. 2. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam perusahaan untuk memberikan penjelasan mengenai masalah objek penelitian yang dibahas. 3. Kuesioner Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada para responden yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. b. Data sekunder diperoleh dengan cara melakukan studi kepustakaan (library research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara penelaahan terhadap literatur-literatur baik dari buku-buku ekonomi maupun majalah-majalah ilmiah yang dimaksudkan untuk mendukung kebenaran data primer.
10
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Guna memperoleh data yang objektif sebagaimana yang diperlukan dalam
menvusun skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian pada PT. LEN Industri (Persero). Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2012.