BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan yang berkualitas menjadi suatu keharusan bagi
perusahaan di Indonesia baik itu BUMN ataupun BUMS demi terciptanya transparansi dan akuntabilitas yang nantinya akan berdampak pada perbaikan perekonomian nasional. Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN merupakan salah satu tonggak perekonomian Indonesia yang mana bidang usahanya menyangkut hajat hidup orang banyak. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Keberadaan laporan keuangan sangat diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk kemudian menjadi sebuah informasi yang dijadikan acuan dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan sebuah perusahaan dimanfaatkan oleh berbagai pihak, menurut PSAK tahun 2009 pihak – pihak yang memanfaatkan laporan keuangan antara lain investor, karyawan,pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lain, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Menurut Hanapi dan Halim (2005: 34) mengatakan suatu informasi (laporan keuangan) yang berkualitas harus memiliki ciri - ciri akurat, tepat waktu,
Ano Sartono Rahman, 2012 Hubungan Penerepan Enterprise Resource Planning (ERP) Dengan Kualitas Laporan Keuangan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2
relevan, dan lengkap. Akurat yaitu informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Tepat waktu yaitu informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak untuk beberapa jam lagi. Relevan yaitu informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh individu yang ada diberbagai tingkatan dan bagian dalam organisasi. Lengkap yaitu informasi harus disajikan secara lengkap. Salah satu ciri laporan keuangan yang berkualitas adalah dapat diandalkan yaitu laporan keuangan tersebut menyajikan informasi yang sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dengan kata lain agar laporan keuangan tersebut dapat diandalkan maka harus terbebas dari salah saji atau salah pencatatan yang sifatnya material. Kualitas laporan keuangan dapat dilihat dari opini auditnya. Laporan keuangan yang berkualitas tentu saja akan mendapat opini audit yang baik. Secara keseluruhan, opini audit BUMN sudah bagus, namun berdasarkan hasil audit BPK masih ada beberapa BUMN yang opini auditnya “tidak wajar” bahkan “tidak memberikan pendapat”. Penulis mendapatkan informasi mengenai opnini audit laporan keuangan BUMN dari ikhtisar hasil pemeriksaan semester (IHPS) BPK (http://www.bpk.go.id/web/?page_id=940: 15 Oktober 2011). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
3
Tabel 1.1 Opini Audit Laporan Keuangan BUMN yang di audit BPK TAHUN NAMA BUMN Perum PFN 2005 PT PLN (Persero) PT Sarana Karya Perjan RSCM
OPINI AUDIT BPK Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian Tidak Wajar Tidak Memberikan Pendapat
2006
PT Sang Hyang Sari PT INTI PT Indofarma PT Jasindo PT BEI Perum Bulog PT PAL PT PNRI PT Dok Perkapalan PT Taspen (persero) Perum PFN Perjan RSCM
Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Dengan Pengecualian Wajar Dengan Pengecualian Wajar Dengan Pengecualian Tidak Wajar Tidak Memberikan Pendapat Tidak Memberikan Pendapat Tidak Memberikan Pendapat
2007
PT PELNI (Persero)
Wajar Dengan Pengecualian
2008
PT PELNI (Persero) PTPN XII (Persero)
Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Dengan Pengecualian
2009
PT Taspen (Persero) PTPN XII (Persero) PI DI (Persero)
Wajar Dengan Pengecualian Tidak Memberikan Pendapat Tidak Memberikan Pendapat
Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK (Tahun 2005-2009)
Dari tabel 1.1 berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK (tahun 2005 – 2009) masih ada BUMN yang opini auditnya “Tidak Wajar” bahkan “Tidak Memberikan Pendapat”. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai temuan kesalahan pencatatan yang sifatnya material. Temuan tersebut antara lain pada laporan keuangan tahun 2005 PT Sarana Karya terdapat kesalahan dalam pencatatan dan penyajian kewajiban pajak badan sebesar Rp2 Milyar. Kemudian
4
pada laporan keuangan PT PAL tahun 2006 ditemukan tidak tercatatnya bunga dan denda keterlambatan pembayaran RDI dan kesalahan mencatat penyisihan piutang ragu – ragu sebesar Rp10,92 Milyar. Kemudian ditahun yang sama pada laporan keuangan Perjan RSCM ditemukan perbedaan saldo perusahaan dengan rekekning koran nya sebesar Rp6,79 Milyar. Kemudian di laporan keuangan Perum bulog tahun 2006 ditemukan kurang tercatatnya persediaan beras dan gabah senilai Rp30,45 Milyar dan kelebihan pembayaran bangunan gudang sebesar Rp326 Juta. Pada Laporan keuangan PT Taspen tahun 2006 ditemukan pendapatan premi PNS pusat sebesar Rp2,76 Triliun yang berasal dari pemotongan iuran wajib pegawai tidak mempunyai
data
pendukung
yang
memadai
sehingga
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan. Pada laporan keuangan Perum Peruri tahun 2007 ditemukan kelebihan pencatatan hutang pegawai senilai Rp 21,34 Milyar dan laba usaha kurang disajikan sebesar Rp23 Milyar. Kemudian pada tahun 2009 pada PT DI ditemukan kurang tertibnya pengelolaan pencatatan asset tetap termasuk tidak melakukan pemutakhiran data asset tetap. Kemudian pada laporan keuangan PTPN XII tahun 2009 ditemukan kesalahan pancatatan persediaan yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan sehingga saldo persediaan pupuk senilai Rp7,29 Milyar, beban pokok penjualan senilai Rp54 Milyar, dan aktiva tanaman senilai Rp37 Milyar tidak dapat diyakini kewajaranya. Karakteristik lain dari laporan keuangan yang berkualitas adalah tepat waktu,
namun
pada
media
vivanews
dalam
website
nya
5
(http://bisnis.vivanews.com/news/read/5056847_Laporan_BUMN : Desember 2011) memberitakan ada 47 BUMN yang terlambat menyerahkan laporan keuangan pada waktu yang ditetapkan yaitu tanggal 29 maret 2009 sehingga 47 BUMN tersebut mendapatkan surat teguran dari kementerian BUMN dan akan dikenakan sanksi. Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, sekarang
di
beberapa
perusahaan
sistem
informasi
akuntansi
sudah
terkomputerisasi dan terintegrasi dengan sistem informasi lain dalam perusahaan sehingga membentuk satu sistem informasi yang dapat mengelola semua bagian dalam perusahaan. Sistem informasi yang mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap dalam perusahaan disebut dengan ERP (Enterprise Resource Planning). Christopher P. Holland and Ben Light (2001:106-132.UK) mendefinisikan ERP sebagai sistem yang mengintegrasikan semua informasi berbagai sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam proses bisnis. Dengan diimplementasikanya ERP maka diharapkan informasi akuntansi berupa laporan keuangan menjadi lebih berkualitas karena ERP menjadikan proses pengumpulan dan pemrosesan data keuangan menjadi laporan keuangan menjadi lebih mudah. Menurut Wawan Dhewanto Falahah (2007:48) sistem informasi ERP didukung oleh paket modul yang saling terintegrasi sehingga proses pengumpulan dan pertukaran informasi dapat dilakukan lebih cepat dan mudah.
6
Sistem informasi ERP memudahkan dalam penyimpanan data sehingga memudahkan dalam penelusuran transaksi keuangan. Informasi keuangan tersaji secara realtime online sehingga kapanpun pengguna membutuhkan informasi keuangan maka informasi tersebut dapat langsung diakses sehingga laporan keuangan menjadi lebih relevan. ERP mempunyai sinkronisasi standar penyajian laporan keuangan yang disesuaikan dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipahami oleh para pengguna dan dapat diandalakan. Pada umumnya perusahaan yang mengimplementasikan ERP adalah perusahaan besar yang mempunyai cabang di berbagai wilayah dan melakukan banyak transaksi setiap harinya. Pada tahun 2012 ini hampir semua BUMN sudah mengimplementasikan ERP. Berdasarkan kesepakatan 32 BUMN dengan PT Telkom tanggal 30 maret 2010 (http://www.telkom.co.id/pojok-media/siaranpers/telkom-dan-32-bumn-tingkatkan-sinergi.html: 20 Desember 2011) yang pada intinya PT Telkom bekerjasama dengan 32 BUMN dalam hal implementasi ERP. Pada tahun 2011 hampir semua BUMN sudah menggunakan ERP, namun ada juga BUMN yang baru menggunakan ERP pada tahun 2012. Setelah diimplementasikan ERP tidak langsung semua permasalahan pencatatan dan pelaporan laporan keuangan selesai, tapi ternyata masih ditemukan beberapa permasalahan dalam hal kesalahan pencatatan dan keterlambatan pelaporan keuangan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Fery Ardianto sebagai staf keuangan di PT Askes Regional V Jawa Barat yang menyatakan bahwa setelah diimplementasikanya ERP masih terdapat kesalahan pencatatan jumlah dan kode
7
akun yang dilakukan oleh Kantor Cabang Unit (KCU) sehingga perlu diperbaiki dan menjadikan pelaporan keuangan ke kantor pusat menjadi terhambat. Selain itu masih ada pencatatan dan pelaporan keuangan yang belum terintegrasi dengan sistem informasi yang ada sehingga pencatatan masih dilakukan secara manual yang mengakibatkan sering terjadinya kesalahan dan keterlambatan. Hal serupa dikemukakan oleh Budi Permana sebagai staff akuntansi di PT PLN APJ
Jawa Barat dan Banten
yang menyatakan bahwa setelah
diimplementasikanya ERP masih terjadi kesalahan pencatatan kode akun sehingga terjadi
keterlambatan
pelaporan
keuangan.
Namun
demikian
dengan
diimplementasikanya ERP pelaporan keuangan dan pencatatan menjadi lebih baik dari sebelumnya, penelusuran transaksi menjadi lebih mudah dan pengendalian persediaan menjadi lebih baik karena setiap pelaporan dilakukan secara raeltime online. Dengan diimplementasikanya ERP tidak langsung semua permasalahan dalam pencatatan dan pelaporan menjadi teratasi, tapi masih perlu terus dilakukanya berbagai perbaikan komponen sistem informasi ERP sehingga ERP ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan. Dengan adanya ERP ini diharapkan penyajian informasi akuntansi dapat lebih berkualitas. Berdasarkan survei yang dilakukan pusat studi ERP Indonesia (www.erpweaver.com: 11 Juli 2011) kepada 27 responden pengguna sistem ERP dari berbagai perusahaan dan berbagai tingkatan manajemen menunjukan bahwa keuntungan yang paling dirasakan dalam penerapan ERP adalah dalam hal kualitas Informasi yang dihasilkan. Dalam survei tersebut terdapat 15 keuntungan
8
yang dirasakan setelah diimplementasikanya ERP. Dari 15 keuntungnan tersebut, kualitas informasi salahsatunya informasi keuangan mendapatkan skor tertinggi. Penelitian sebelumnya tentang ERP pernah dilakukan antara lain oleh Sri Restu Yulia tahun 2009 dengan judul “Pengaruh Implementasi Entreprise Resource Planning (ERP) Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi (Laporan Keuangan) pada PT PLN PERSERO Distribusi Jawa Barat dan Banten” dengan kesimpulan bahwa Implementasi ERP berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi perusahaan. Kemudian penelitian lain pernah dilakukan oleh Yenti Afrita tahun 2006 dengan judul “Pengaruh Implementasi ERP terhadap Kualitas Informasi Akuntansi pada PT Telekomunikasi Tbk” dengan kesimpulan bahwa Implementasi ERP mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi. Sama halnya dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh implementasi ERP terhadap kualitas informasi akuntansi berupa laporan keuangan. Perbedaanya terletak pada sampel perusahaan yang diambil. Pada penelitian sebelumnya hanya dilakukan pada satu perusahaan saja, sedangkan penelitian ini dilakukan pada 7 (tujuh) BUMN yang ada di kota Bandung. ERP merupakan sistem Informasi yang mencakup semua elemen dalam perusahaan yang salah satunya adalah dalam hal pengelolaan informasi akuntansi. Dengan demikian dengan diterapkanya sistem informasi ERP dengan baik maka diharapkan akan dapat mengelola dan menghasilkan informasi akuntansi yaitu laporan keuangan yang lebih berkualitas. Oleh karena itulah, berdasarkan paparan
9
diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai seberapa besar pengeruh penerapan ERP terhadap kualitas laporan keuangan. Maka, penulis megambil judul “Hubungan Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) Dengan Kualitas Laporan Keuangan (Survei Pada 7 (Tujuh) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Bandung)”
1.2
Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
menemukan fenomena mengenai kualitas laporan keuangan BUMN yang dapat dilihat dari opini audit BPK yang opini auditnya masih kurang baik. Kemudian masih ditemukanya kesalahan pencatatan dan keterlambatan pelaporan keuangan pada beberapa BUMN yang berkantor di Kota Bandung. Agar kualitas informasi akuntansi (laporan keuangan) menjadi lebih baik maka diperlukan sistem informasi yang baik pula. Dengan diimplementasikanya ERP maka diharapkan informasi akuntansi (laporan keuangan) yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas. Berdasarkan masalah dan fenomena pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung.
2.
Bagaimana kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung yang sudah mengimplementasikan ERP.
3.
Bagaimana hubungan penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) dengan kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung.
10
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini memperoleh gambaran mengenai keterkaitan
objek penelitian dengan melihat relevansi antara praktik yang sebenarnya di perusahaan dengan teori yang ada mengenai hubungan penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) dengan kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung.
2.
Untuk mengetahui kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung yang sudah mengimplementasikan ERP.
3.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) dengan kualitas laporan keuangan pada 7(tujuh) BUMN di Kota Bandung.
1.4
Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang relevan
dan bermanfaat serta memberi kegunaan bagi berbagai aspek terutama bagi: 1.4.1 Aspek Teoritis Untuk aspek teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengaplikasikan berbagai teori yang telah dipelajari dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi yaitu akuntansi, khususnya mengenai bahasan sistem informasi akuntansi dengan memberikan sumbangan bagi
11
pengembangan konsep yang sudah ada. Selain itu diharapkan pula dari hasil penelitian ini dapat memberikan suatu sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang
memerlukannya,
dan
dapat
menjadi
bahan
perbandingan
dalam
melaksanakan penelitian untuk karya tulis lainnya. 1.4.2 Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan BUMN yang ada di kota Bandung dalam rangka peningkatan kualitas informasi akuntansi berupa laporan keuangan melalui implementasi Enterprisse Resource Planning (ERP), serta sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki kelemahan yang ada.