BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih memudahkan
orang untuk melakukan hal apapun. Mulai dari kemudahan berkomunikasi hingga berbisnis bisa didapatkan melalui internet. Internet adalah tempat yang baik bagi orang untuk memulai percakapan tanpa hambatan dari tubuh atau isyarat namun memakan waktu untuk menetapkan sejauh mana orang puas dengan hubungan melalui online, dan apakah mengetik di keyboard dapat mengompensasi kurangnya interaksi manusia secara fisik.1 Oleh karena itu, para pengguna internet bisa menemukan
informasi, menambah pengetahuan, ataupun mencari teman baru sehingga bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan demikian setiap individu akan mudah mengetahui persamaan dan perbedaan pemikiran hanya dengan melalui interaksi sosial secara tidak langsung. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian sadar di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya dalam kondisi mental psikologis yang terkendali atau terkontrol, bukan dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai kemauan dari pelakunya.2
1 2
Irra Chrisyanti Dewi. Pengantar Psikologi Media. Prestasi Pustaka Raya. 2015. Jakarta. Hal 145 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Graha Ilmu. 2009. Hal 5
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa saat ini khalayak banyak menggunakan media sosial ataupun jejaring sosial untuk proses berkomunikasi satu dengan lainnya. Mereka melakukan proses itu dengan keadaan sadar dan memang sesuai dengan keinginannya atau disengaja. Menurut Thomas M. Scheidel, kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Sebelum ditemukannya internet, seseorang berkomunikasi dengan orang lain hanya secara langsung melalui tatap muka, jika berkomunikasi jarak jauh mereka menggunakan surat lalu dikirim melalui burung merpati. Dari tahun ke tahun teknologi semakin canggih, muncul alat telekomunikasi yaitu telepon, fax, dan saat ini internet.Selama tahun 1980-an, teknologi komunikasi menjadi elemen yang penting, karena memudahkan orang untuk mempertukarkan informasi pada basis “many-to-many” melalui sistem komunikasi yang berbasis komputer. Kita dapat menyebutnya sebagai “teknologi komunikasi baru” , “media baru”, atau “komunikasi interaktif”.3 Media baru yang dikembangkan saat ini merupakan produk dari konvergensi media komunikasi yang tadinya masing-masing berdiri sendiri. Kita bisa mencontohkan, tadinya saluran telepon berdiri terpisah dari komputer, komputer terpisah dari perpustakaan atau media massa. Kini semua itu dipadukan, sehingga orang menghubungkan komputernya dengan saluran telepon untuk
3
Elvinaro Ardianto.Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi,ASPIKOM. 2011. Hal 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
memasuki jaringan internet lalu mengakses berbagai sumber informasi seperti perpustakaan dan media massa. Konvergensi stasiun televisi dengan sistem telekomunikasi saja misalnya sudah membukakan peluang lahirnya sifat interaktivitas dalam dunia penyiaran. Konon lagi dengan media baru yang memang watak interaktivitasnya sudah melekat dalam dirinya. Jadinya tak mengherankan bila tuntutan berlangsungnya komunikasi dua arah pada publik yang makin kaya informasi bisa diwujudkan melalui media baru ini.4 Dengan munculnya internet, seseorang bisa dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dengan mengirimkan email. Internet memberikan lingkungan komunikasi yang sinkron, memberikan banyak kepentingan psikologis. Termasuk chat room, di mana para pengguna dapat berkomunikasi dengan ratusan orang secara bersama dan berbasis teks digunakan untuk bermain game yang mencerminkan teknologi. Tampaknya penggunaan internet lebih sosial daripada informasi. Hubungan online dibentuk dan diperkuat melalui kunjungan konstan ke situs tertentu. Beberapa individu melakukan cyber komunikasi untuk memiliki kelebihan yang berbeda atas komunikasi tatap muka. Penggunaan internet pun dapat menghasilkan konflik hubungan sosial, reflecting sifat sosial dari hubungan online.5 Pada era modernisasi saat ini, peran teknologi terutama internet menjadi kata kunci dalam perubahan-perubahan yang terjadi melalui media sosial. Teknologi internet menjadi faktor yang ‘memungkinkan’ (enabler). Sebagai media online, dari segi kenyamanan teknologi ini dapat dengan mudah diakses , 4 5
Yosal Iriantara. Media Relations.Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2008. Hal 119 Irra Chrisyanti Dewi. Pengantar Psikologi Media. Prestasi Pustaka Raya. 2015. Jakarta. Hal 143
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun. Dia memiliki konektivitas dan jangkauan secara global. Efisien dalam penggunaanya, melibatkan interaktifitas, fleksibel dan yang paling penting adalah bersifat pribadi.6 Sejak kemunculan classmates.com dan sixdegrees.com dipertengahan tahun 1990-an, maka berbagai jenis media sosial mulai bermunculan dan bahkan sudah spesifik ke bidang-bidang tertentu. Hal ini terlihat dengan adanya media semacam facebook, twitter, linkedin (mengkhususkan untuk bisnis dan professional),
devianART
(mengkhususkan
ke
digital
art),
wayn
dan
CouchSurfing (travelling), flickr (berbagi foto), dan beberapa lainnya. Dengan adanya perkembangan yang pesat ini, pengguna mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memaksimalkan tujuan berinteraksi sosial ataupun melakukan pengembangan dirinya7. Sejak munculnya Friendster dan Facebook, banyak khalayak yang membuat akun friendster dengan tujuan untuk mencari orang baru sehingga bisa membangun hubungan dari seorang kenalan menjadi teman atau sahabat. Bahkan tak sedikit yang bertujuan untuk mencari jodoh, berbagai alasan pun muncul mengapa khalayak mencari pasangan melalui situs jejaring sosial. Beberapa tahun kemudian, banyak bermunculan situs jejaring sosial yang tujuannya pun bisa untuk menambah teman ataupun mencari jodoh secara pas yang dibantu oleh sistem matchmaking. Salah satunya seperti situs perjodohan SETIPE. SETIPE didirikan Razi Thalib dan Kevin Aluwi karena mereka menyadari bahwa modernisasi di Indonesia telah membawa permasalahan tersendiri dalam 6 7
Ibid. Hal 52 Ibid. Hal 113
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
hubungan percintaan. SETIPE merupakan situs jejaring sosial yang membantu orang-orang menemukan pasangannya. Setiap pengguna SETIPE akan mengisi psikotest untuk mengetahui dating personality profile diri sendiri dan preferensi terhadap pasangan yang diinginkan. Algoritma SETIPE akan merekomendasikan sesama pengguna cocok sesuai dengan kriteria, preferensi dan kepribadian berdasarkan ilmu psikologi. Dengan sistem matching ini, maka risiko pengguna untuk bertemu orang yang salah saat kencan pertama atau pertemuan pertama akan dapat berkurang dan dapat lebih fokus ke tahap selanjutnya dalam mengenal calon pasangan. Saat ini, SETIPE telah berhasil mendapatkan 2500 pengguna dari soft launching mereka di Oktober 2014, dimana 60 persennya berjenis kelamin perempuan. Dan rata-rata usia para pengguna adalah pertengahan 20 tahun.8 Dari beberapa pengguna SETIPE, mereka telah berhasil menjadi success couple sampai ke pada tahap pernikahan karena mereka melakukan interaksi secara intens. Dari sini lah peneliti ingin mengetahui bagaimana proses interaksi antar pribadi yang terjalin antara para pasangan yang awalnya hanya melalui pesan teks online sehingga mereka bisa berhasil menemukan pasangan hidupnya melalui situs jejaring online SETIPE.
1.2
Fokus Penelitian Dari latar belakang yang dijelaskan maka fokus penelitian yang akan
dibahas adalah:
8
Penulis: Kharina Triananda/FER. Tren Cari Pasangan Lewat Online Dating Diakses pada tanggal 29 Maret 2015 pukul 23:30 dari http://www.beritasatu.com/mode/155165-tren-cari-pasanganlewat-online-dating.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Bagaimana proses interaksi antar pribadi yang terjalin antar para pengguna akun setipe sehingga mereka bisa menjalin hubungan yang lebih akrab?
1.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas, maka dapat di
identifikasi kan masalah yang terjadi dalam penelitian ini yakni proses interaksi pribadi yang terjalin antar para pengguna akun www.setipe.com dan faktor-faktor yang melatarbelakangi khalayak menggunakan situs jejaring sosial sebagai pencarian jodoh. 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses-proses komunikasi yang terjalin antara para pengguna setipe. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan hubungan dari interaksi.
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a.
Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
atau masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi dan menambah kajian ilmu komunikasi untuk mengetahui alasan khalayak memilih situs jejaring sosial untuk pencarian jodoh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
b.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat
bagi mahasiswa Universitas Mercubuana jurusan Broadcasting, khususnya Ilmu Komunikasi dan masyarakat pada umumnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/