1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara dibidang politik. Pemilu di Indonesia merupakan pesta demokrasi terbesar dalam dunia perpolitikan karena pada momen tersebut Indonesia menentukan kontestan yang akan menjadi penyambung lidah masyarakat Indonesia, demi mewujudkan kemajuan untuk bangsa Indonesia. Menurut Ramlan (1992:181), Pemilu diartikan sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai. Secara umum Pemilu adalah sebuah cara untuk memilih wakil rakyat pada lembaga DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota dan DPD serta pemilihan secara langsung Presiden dan Wakil Presiden yang akan dikukuhkan setelah pemilu legislatif dilaksanakan. Sampai
tahun
2014
bangsa
Indonesia
sudah
sebelas
kali
menyelenggarakan perhelatan akbar pemilihan umum. Pertama, 29 September 1955 untuk memilih 272 anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih 542 anggota Dewan Konstituante. Pemilu 1955 diikuti oleh lebih 30-an partai politik (parpol) dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Kemudian secara periodik pemerintahan Orde Baru yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi dan kestabilan politik
2
menyelenggarakan pemilu satu kali 5 tahun. Berturut-turut dimulai tanggal 2 Mei 1977, tanggal 4 Mei 1982, tanggal 23 April 1987, tanggal 9 Juni 1992 hingga pemilu 1997 yang diselenggarakan tanggal 29 Mei 1997. Pemilu tahun 1999 merupakan pemilu pertama di era reformasi. Pemilu tahun 1999 dilaksanakan tanggal 7 Juni 1999 yang merupakan pemilu ke 8 dan diikuti 48 parpol. Pemilu 2004 terdiri atas pemilu legislatif yang dilaksanakan tanggal 5 April 2004 diikuti 24 parpol dan calon perseorangan untuk mengisi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta untuk pertama kalinya memilih Presiden dan Wakil Presiden melalui pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (pilpres) secara langsung. Pemilu 2009 merupakan pemilu kesepuluh dalam sejarah Indonesia. Pemilu 2009 diselenggarakan tanggal 9 April 2009 diikuti 44 partai politik, termasuk partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam dan calon persorangan (DPD). Pemilu 2014 diselenggarakan pada 9 April 2014 diikuti 15 partai dan 3 partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam. (Sejarah Pemilu, 08 Mei 2015, dari http://kpujakarta.go.id) Kemegahan pesta demokrasi sangat terasa ketika banyak partai baru yang bermunculan ditengah hiruk pikuk dunia perpolitikan menjelang pemilu, dari tingkat nasional sampai tingkat daerah kabupaten. Tidak semua partai baru mampu memperoleh suara terbanyak. Banyak orang memilih partai baru dipergunakan untuk “menghakimi” partai-partai sebelumnya yang berkuasa karena rakyat sangat kecewa dengan kinerja partai tersebut yang tidak mengalami perubahan yang lebih maju. Banyak fakta yang diperlihatkan oleh para kader partainya dengan memperkaya diri mereka sendiri ditengah
3
kemiskinan sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan memilih partai baru rakyat memiliki harapan yang sangat besar untuk perubahan yang lebih baik untuk negara ini. Pada pemilu 2009, partai baru yang sangat menonjol dan banyak merebut perhatian serta antusiasisme rakyat Indonesia adalah partai Gerindra. Berdasarkan hasil perolehan suara pemilu tahun 2009, partai Gerindra memperoleh jumlah total suara sebesar 4.46% dengan konversi kursi di parlemen sebanyak 26 kursi sebagai partai baru dengan jumlah kursi terbanyak peringkat delapan. (Rekapitulasi Suara Pemilu 2009. 7 April 2015, dari http://www.partai.info/pemilu2009/index.php) Dari faktor finansialnya partai Gerindra merupakan partai yang sangat mapan. Pada kampanye 2014 partai Gerindra berhasil menduduki peringkat pertama sebagai partai yang memiliki anggaran dana partai paling besar. Partai Gerindra dalam faktor finansial sangatlah mencukupi dan masuk dalam jajaran partai politik terkaya. Berikut rincian laporan dana kampanye parpol peserta Pemilu 2014 yang diterima KPU :
4
Tabel 1.1 Dana Kampanye Pemilu 2014 Dana Yang Dikeluarkan
No
Nama Partai
Dana Masuk
No Partai
1 2 3 4
435 M 402 M 395 M 374 M
434,9 M 402 M 404,7 M 365,7 M
6 5 4 10
5 6 7 8 9 10
PARTAI GERINDRA PARTAI GOLKAR PDI-P PARTAI HANURA PARTAI DEMOKRAT PARTAI NASDEM PAN PKB PPP PKS
309 M 277,6 M 271,9 M 244 M 157 M 122 M
307 M 277,4 M 271,9 M 244 M 157 M 121 M
7 1 8 2 9 3
11
PBB
71,3
14
12
PKPI
52,9 M
Belum menyebutkan pengeluarannya Belum menyebutkan pengeluarannya
15
Total Dana Yang 3,1 Triliun Dikeluarkan Sumber : http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2014/267 Hasil laporan setiap partai yang diserahkan kepada KPU mengenai pemasukan dan pengeluaran dana yang akan dipergunakan dalam masa kampanye dan sampai pemilu berlangsung Partai Gerindra berhasil menduduki peringkat pertama dengan dana anggara terbesar dalam pemilu legislatif 2014. Peringkat kedua disusul oleh partai golkar dengan anggaran dana 402 milyar rupiah. Selanjutnya disusul oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang menduduki peringkat ketiga dengan anggaran dana 395 milyar rupiah, ada dua partai yang belum memberi laporan anggaran keuangan yaitu PBB dan PKPI. Dua partai ini memiliki anggaran dana terendah dibawah 100 milyar rupiah.
5
Partai Gerindra mempunyai harapan yang besar terhadap kontenstan yang mencalonkan diri, untuk memperebutkan peraihan suara tertinggi pada pemilu legislatif ini. Ketua umum partai Gerindra sendiri mempunyai nilai jual dan popularitas yang sangat tinggi serta sangat layak untuk dicalonkan menjadi presiden. Partai Gerindra tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan dan popularitas dari ketua umumnya saja melainkan harus ada solidaritas
dari
kader
Partai
Gerindra
tersebut
dalam
partisipasi
memperebutkan suara terbanyak. Partai Gerindra mengalami kenaikan suara hingga tiga kali lipat dari pemilu 2009 yang memperoleh 4.464.406 atau sepertiga dari hasil pemilu 2014. Perolehan Partai Gerindra ditingkat nasional menduduki posisi ketiga, dibawah
dua
partai
pesaingnya
yaitu
Partai
Demokrasi
Indonesia
Pembangunan yang menduduki posisi pertama dan disusul oleh Partai Golongan Karya yang menduduki posisi kedua. Tabel 1.2 Rekapitulasi Hasil Pemilu 2009 dan 2014 Tingkat Nasional NO
Nama Partai
Tahun 2009
Tahun 2014
1
PDI PERJUANGAN
14.600.091
23.681.471
2
PARTAI GOLKAR
15.037.757
18.432.312
3
PARTAI GERINDRA
4.464.406
14.760.371
Sumber: http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2014/267 Hal ini merupakan kesuksesan ketua umum Partai Gerindra yang berhasil mengemas dirinya tampil lebih baik dalam berbagai macam pertemuan forum, mendapatkan perhatian media massa dan masyarakat
6
umum. Faktor lainnya, Partai Gerindra memiliki manajemen publikasi yang baik. Publikasi dimiliki Partai Gerindra luas menurut pernyataan ketua umumnya yang berkarakter dalam berbagai macam kampanye, antara lain yaitu memiliki keinginan memberantas korupsi dan memperkuat institusi KPK, serta memberdayakan ekonomi desa. Partai Gerindra mengungguli kedua partai tersebut dalam Pemilu Legislatif 2014 dengan peolehan suara 29.492 suara di posisi pertama, sedangkan posisi kedua diduduki oleh PDI Perjuangan dengan perolehan suara 25.591 suara, dan disusul posisi ketiga diduduki oleh Partai Golkar dengan perolehan suara 16.249 suara. berdasarkan peta tersebut secara otomatis Partai Gerindra d Kabupaten Klungkung mendapatkan kursi sebagai Ketua DPRD Kabupaten Klungkung, sedangkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Klungkung direbut oleh partai pesaingnya yaitu PDI Perjuangan dan Partai Golkar. Perolehan suara Partai Gerindra sebelumnya 5.293 suara dengan dua kursi atau sekitar 40 persen. Pada Pemilu Legislatif 2014, Partai Gerindra memperoleh 29.492 suara atau delapan kursi sekitar 90 persen dan terjadi peningkatan dari tahun 2009. Perolehan suara tertinggi diraih oleh calon legislatif dapil Kecamatan Nusa Penida, yaitu I Wayan Baru dengan perolehan suara 6.183, atau 35 persen dari total hasil keseluruhan 29.492 dan sukses menduduki kursi Ketua DPRD Kabupaten Klungkung Periode 2014-2019. Faktor figur dalam keterpilihan anggota DPRD merupakan faktor penting untuk menentukan kandidat calon anggota DPRD yang mencalonkan dirinya. Kualitas figur merupakan
7
sebuah faktor penting dari masyarakat dalam menentukan sosok wakil rakyat yang mereka kehendaki. Figur bukan hanya mencakup popularitas calon anggota tersebut melainkan figur yang terbentuk dari perilaku sosial, integritas, pendidikan dan bisa juga dinilai karakter pribadi calon tersebut. Seorang calon legislatif harus mampu menjadi orang yang disukai oleh masyarakat luas. Kesukaan atau efek disukai merupakan bagian terpenting dari figur seorang calon legislatif. Penulis
memfokuskan
untuk
meneliti
DPRD
Kabupaten
Klungkung Fraksi Partai Gerindra sebagai instrumen kelembagaan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keterpilihan seorang anggota legislatif terpilih dari Partai Gerindra. Figur seorang calon anggota legislatif merupakan bagian terpenting dan menjadi pengaruh dari terpilihnya seorang calon legislatif yang layak menduduki kursi anggota DPRD Kabupaten Klungkung pada pemilu 2014.
1.2 Rumusan Masalah Dari paparan latar belakang diatas, isu tentang keterpilihan anggota dewan Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada pemilu 2014 menimbulkan tanda tanya besar terhadap masyarakat Kabupaten Klungkung. Sebuah keterpilihan itu ada dikarenakan adanya faktor figur, faktor ketokohan, dan faktor lainnya yang menjadi pengaruh keterpilihan dari anggota dewan yang terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Klungkung
8
2014. Penulis merumuskan permasalahan yang menjadi pertanyaan penelitian ini, yaitu: Mengapa faktor figur dapat mempengaruhi keterpilihan anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014?
1.3 Batasan Masalah Penelitian ini mengkaji tentang faktor figur dalam sebuah keterpilihan (electability) serta relasinya mengenai komunikasi politik yang terfokus dalam pencitraan politik. Peneliti memilih studi kasus tentang “Keterpilihan Anggota DPRD Partai Gerindra Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014”. Peneliti akan mengkaji lebih dalam bagaimana figur dapat mempegaruhi keterpilihan anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang berjudul Faktor Figur dalam Keterpilihan Anggota DPRD Partai Gerindra Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014 ini, yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh faktor figur mempengaruhi keterpilihan seorang calon anggota DPRD Kabupaten Klungkung dari partai Gerindra pada Pemilu 2014. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana figur seorang calon anggota DPRD dari Partai Gerindra Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014.
9
2. Untuk mengetahui sejauh mana faktor figur mempengaruhi keterpilihan seorang calon anggota DPRD dari Partai Gerindra Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014. 3. Agar masyarakat memahami bagaimana keterpilihan seorang calon anggota DPRD dari Partai Gerindra Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014 bisa terjadi karena faktor figur?
1.5 Manfaat Penelitian Adapun mafaat penelitian sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pengembangan ilmu politik, khususnya mengenai peranan figur dalam keterpilihan anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk penelitian selanjutnya. c. Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memperjelas tentang peranan figur dalam sebuah keterpilihan anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014.
10
b. Sebagai motivasi agar masyarakat mengetahui sejauh mana peranan figur menjadi bagian sebuah keterpilihan anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab diuraikan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, mafaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas penelitian-penelitian dan teori-teori yang mendukung penelitian mengenai peran figur dalam keterpilihan anggota DPRD terpilih dari Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni menggunakan analisis lapangan.
11
Bab IV Pembahasan Bab ini membahas tentang bagaimana figur dalam keterpilihan anggota DPRD terpilih dari Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014. Bab ini akan menjelaskan bagaimana calon legislatif terpilih dalam meraih perolehan suara pada pemilu 2014. Bab V Penutup Bab ini membahas tentang kesimpulan yang didapat dari penelitian figur dalam keterpilihan anggota DPRD terpilih dari Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014, serta memberikan kritik dan saran selama penelitian ini berlangsung.