BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG
1.1.1 Membaca di Perpustakaan Buku adalah jendela dunia. Pepatah itu adalah ungkapan yang sering kita dengar sejak kita pertama kali menginjakan langkah di dunia pendidikan. Digambarkan bahwa melalui buku terdapat seluruh informasi yang manusia miliki tentang dunia ini. Di era modern saat ini, buku bukanlah satu-satunya “jendela” yang bisa kita pakai untuk menengok dunia ini. Terdapat media-media lain yang bisa kita gunakan, seperti internet, audio hingga podcast. Tapi keberadaan buku mutlak dibutuhkan, baik buku konvensional dengan kertas maupun elektronik. Ilmu pengetahuan adalah kunci untuk dapat bertahan di era globalisasi saat ini dan buku adalah salah satu sumber pengetahuan. Bagi mereka yang berada dan berkutat di dunia pendidikan, baik mahasiswa maupun guru, buku adalah prioritas utama. Pendidikan tanpa buku jelas bukan sesuatu yang ideal.
Gambar 1. 1 Suasana di dalam Perpustakan Pendidikan Nasional Sumber: http://one1thousand100education.wordpress.com
Salah satu tempat untuk mendapatkan pengetahuan adalah perpustakaan. Melalui perpustakaan kita bisa mengakses sumber pengetahuan baik melalui media tertulis, media lisan maupun media dijital. Perpustakaan bertanggung jawab menjadi wadah bagi masyarakat yang mempunyai minat baca dan haus akan pengetahuan tambahan yang tidak didapat di pendidikan formal. Di masa modern saat ini dimana generasi muda dituntut untuk mengerti banyak hal, perpustakaan seharusnya mampu menjadi
1
wahana yang ramai dikunjungi. Tetapi kondisi dan perancangan perpustakaan saat ini yang masih berorientasi dengan nilai-nilai dan standar konvensional menciptakan kesan bahwa perpustakaan hanyalah kumpulan boks-boks buku yang dingin. Dengan keadaan seperti itu, perpustakaan akan kalah menarik dari “perpustakaan”1 modern yang mampu menyajikan pengetahuan dengan cara yang lebih menarik dan lebih mudah. Generasi muda saat ini lebih memilih memanfaatkan teknologi internet di café untuk mencari ilmu pengetahuan adalah contohnya. Melalui internet mereka bisa browsing pengetahuan yang mereka inginkan, berdiskusi lewat forum online, dan bersosialisasi dalam waktu bersamaan lewat media sosial online. Inilah tantangan yang harus dihadapi dalam merancang sebuah perpustakaan, dimana tidak hanya menekankan pada fungsi edukatif tetapi juga fungsi rekreatif.
1.1.2 Perpustakaan Sebagai Playscape Pada era modern saat ini, peran sebuah perpustakaan harus berubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan jaman. Membangun dan merancang perpustakaan tidak bisa hanya berdasarkan standar dan hanya sekedar memecahkan masalah teknis dari sebuah organisasi perpustakaan. Perpustakaan harus mampu menyediakan fungsi edukatif dan rekreatif di saat bersamaan. Boks-boks buku yang dingin harus ditinggalkan, organisasi sistem yang kaku harus dirubah, sehingga perpustakaan mampu menjadi wahana yang menarik bagi generasi pelajar muda.
Gambar 1. 2 Anak-anak bermain di Lion’s Park Playscape Sumber: inhabitat.com, 2013
1
“Perpustakaan” modern yang dimaksud adalah seperti mesin pencari online Google atau Yahoo! Dan ensiklopedia online Wikipedia.
2
Perkembangan teknologi saat ini mulai menggeser peranan perpustakaan di dalam masyarakat. Peran mesin pencari Google dan ensiklopedia online Wikipedia sudah menjadi “perpustakaan” baru bagi generasi muda saat ini. Sehingga peran perpustakaan yang pasif harus berubah menjadi aktif untuk menarik masyarakat memanfaatkan perpustakaan itu sendiri dan bersaing dengan “perpustakaan” modern. Saat ini sudah terlihat tren yang memanfaatkan konsep playscape atau playground sebagai konsep perancangan. Perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan Lego menerapkan konsep playscape dalam perancangan kantor mereka sebagai upaya menciptakan lingkungan kantor yang lebih kondusif. Pemikiran kantor yang dingin, kaku, membosankan dan menegangkan berubah menjadi sebuah kawasan impian yang penuh kreasi dan aktivitas. Mereka menginginkan sebuah kantor yang lebih hidup, menarik, dan inspirasional bagi para pegawai.
Gambar 1. 3 Interior kantor Lego dengan konsep playground Sumber: http://www.dezeen.com/2012/01/31/lego-pmd-by-rosan-bosch-and-rune-fjord/, 2013
Konsep playscape dalam Laporan Pra Tugas Akhir ini adalah alat konseptual dalam perancangan perpustakaan sebagai upaya untuk menciptakan perpustakaan yang memiliki fungsi rekreatif sekaligus edukatif. Playscape dalam definisinya adalah tata lanskap yang mengutamakan nilai-nilai interaksi dan hiburan bagi penggunanya. Konsep playscape dalam perpustakaan akan menawarkan kreativitas baru dalam perancangan organisasi di dalam perpustakaan yang out-of-the-box dan tata organisasi lanskap dalam kasus-kasus playscape yang sudah ada dapat menjadi preseden untuk organisasi antar fungsifungsi edukatif dan rekreatif lainnya di dalam perpustakaan.
3
1.1.3 Concept of Superimposition Superimposition atau superimposisi dalam pengertiannya hampir sama dengan overlapping, yaitu meletakan sebuah lapisan diatas sebagian lapisan lain tanpa menutup lapisan di bawahnya secara keseluruhan. Pada dasarnya dalam aplikasi superimposition terdapat lebih dari satu lapisan atau layer yang bersifat autonomous atau independen yang saling overlapping, bukan overcome (menutupi secara keseluruhan)
Gambar 1. 4 Konsep superimposition dalam Parc de la Villete Sumber: imageandnarrative.com, 2013
Aplikasi metode superimposition pada awalnya terdapat di dunia fotografi dan literatur. Metode superimposition banyak dipraktekan oleh seniman fotografi dengan menggunakan beberapa layer foto yang saling overlapping dan sebagian layer dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan tujuan sehingga lapisan foto dibawahnya tetap memiliki fungsi. Metode superimposition dianggap mampu menjembatani antara organisasi program perpustakaan dengan konsep organisasi ruang dalam tata lanskap playscape. Standar organisasi keruangan sebuah perpustakaan yang rigid, efektif, dan efisien akan saling overlapping dengan tata organisasi playscape yang berkarakter fluid dan menekankan pada nilai pergerakan, eksplorasi dan interaksi untuk menciptaka suasana edukatif dan rekreatif. Walaupun organisasi ruang dalam perpustakaan akan memiliki konsep seperi sebuah tata lanskap playscape, fungsi yang diutamakan adalah tetap fungsi edukatif sebuah perpustakaan dengan fungsi rekreatif memiliki peran sekunder.
4
1.1.4 Perpustakaan Umum di Jakarta Timur Terkucilnya lokasi Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Timur (Perpumda Jaktim), membuat perpustakaan umum ini mulai ditinggalkan masyarakat. Perpustakaan ini mengoleksi 37.000 judul buku, tapi tingkat kunjungannya hanya 130 orang/hari. Supaya perpustakaan kembali diminati masyarakat, Perpumda Jaktim menyiapkan alternatif lokasi baru yang lebih strategis2. Saat ini lokasi Perpumda Jaktim di Rawabunga, Jatinegara, sudah tidak relevan untuk menjadi lokasi perpustakaan umum tingkat Kotamadya karena lokasinya tersembunyi di belakang Gedung SMPN 62 dan akses jalan menuju ke perpustakaan tidak mendukung. Selain itu fisik bangunan, yang dibangun di tahun 1985, yang mulai kusam menjadi faktor yang megurangi tingkat ketertarikan masyarakat berkunjung. Dengan kondisi ini, Perpumda Jaktim berencana mencari lokasi yang lebih strategis. Salah satu lokasi strategis dan potensi untuk Perpumda Jaktim adalah Kawasan Sentra Primer Baru Timur (SPBT) yang terletak di Kelurahan Pulo Gebang dan Kelurahan Penggilingan. Salah satu landmark dari kawasan ini adalah Kantor Walikota Jakarta Timur. Di kawasan ini terdapat juga Masjid Al-Azhar dan Kodim 0505 Jakarta Timur. Pada tahun 2012, jalur TransJakarta, yaitu Koridor 11 (Kampung Melayu-Pulo Gebang), mulai beroperasi dan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, yang semula berada di Pulo Mas, sudah dipindahkan ke kawasan ini. SPBT merupakan salah satu kawasan strategis di Provinsi DKI Jakarta. SPBT mempunyai prospek ke depan yang cukup baik karena telah didukung dengan sarana dan prasarana kota yang terus dibangun. Menurut Peraturan Daerah nomor 6 tahun 1999 tentang RTRW Jakarta tahun 2010, kawasan SPBT adalah kawasan dalam sistem pusat kegiatan yang menurut tingkatannya termasuk dalam sistem pusat utama. Kawasan ini juga dimasukkan dalam kawasan Ekonomi Prospektif yang merupakan kawasan yang mempunyai nilai strategis bagi pengembangan ekonomi kota. Tujuan dari pembangunan SPBT adalah melakukan pembangunan dan pembenahan titik-titik potensial, termasuk pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di kawasan tersebut serta melakukan pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan akses strategis untuk menunjang kawasan SPBT. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kawasan Sentra Primer Baru Timur merupakan kawasan yang sangat potensial di wilayah Kecamatan Cakung, kota administrasi Jakarta Timur, dalam peranannya sebagai pusat jasa, perdagangan, dan pemerintahan. 2
Perpumda Jaktim Siapkan Lokasi Perpustakaan Baru, disadur dari beritajakarta.com (23 Juli 2008)
5
Kawasan SPBT didukung fasilitas kota yang memadai seperti Terminal Bus Terpadu Pulo Gebang3, kawasan industri menengah dan kecil4, dan berbagai jenis kawasan pemukiman, baik pemukiman perumahan hingga pemukiman vertikal. Rencana pembangunan jalur mass rapid transportation dan jalur waterway, dari Pantai Marunda melalui Banjir Kanal Timur, yang akan terhubung dengan Terminal Bus Terpadu Pulo Gebang menambah nilai positif untuk kawasan ini.
Gambar 1. 5 Masterplan terbaru kawasan SPBT Sumber: apartemensentratimur.com, 2013
Melihat perkembangan kawasan tersebut saat ini, dimana investasi di bidang properti rumah tinggal dan apartemen sedang ramainya5, mutlak dibutuhkan fasilitas pendidikan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan tinggal di kawasan ini. Selain institusi pendidikan formal, institusi pendidikan non-formal juga dibutuhkan, salah satunya adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum nantinya akan memenuhi kebutuhan membaca masyarakat yang akan tinggal maupun yang bekerja di kawasan SPBT. Selain itu keberadaan perpustakaan umum nantinya akan melengkapi keberadaan Kantor Walikota Jakarta Timur, Pengadilan Negeri Jakarta Timur, dan masjid Al-Azhar untuk membentuk civic centre yang bisa menjadi titik orientasi dan ruang publik ideal kawasan SPBT.
3
Terminal ini diprediksi akan berfungsi secara maksimal mulai tahun 2014 dan digadang akan menjadi terminal bus terpadu terbesar di Asia Tenggara 4
Kawasan industri Pulo Gadung, Perkampungan Industri Kecil atau dikenal dengan singkatan PIK, dan pusat meubel, Sentra Meubel Klender 5
Saat ini Perumnas dengan Bakrieland, perusahaan properti swasta, sudah mempersiapkan rencana investasi kompleks perumahan, apartemen hingga perkantoran
6
Perpustakaan setingkat perpustakaan daerah ini akan berada diantara atau menjadi penghubung kawasan perkantoran dan pemukiman. Tujuan perpustakaan nantinya tidak hanya dimanfaatkan oleh warga perumahan tetapi juga oleh pekerja kantoran yang ingin menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan.
1.2
PERMASALAHAN
1.2.1 Permasalahan Umum Merancang sebuah perpustakaan umum yang mampu mewadahi kebutuhan warga akan informasi dan menjadi penunjang atmosfir edukasi dan rekreasi di sekitar kawasan tersebut.
1.2.2 Permasalahan Khusus Bagaimana menerapkan metode superimposition antara fungsi utama sebagai perpustakaan umum dengan fungsi playscape dan tata lanskapnya sebagai upaya menciptakan konsep edukatif dan rekreatif yang harmonis.
1.3
TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN
1.3.1 Tujuan Merancang sebuah perpustakaan umum bagi warga yang tidak hanya mampu mewadahi kebutuhan akan informasi pengetahuan tetapi menjadi tempat rekreasi. Bangunan diharapkan mampu menjadi katalis aktifitas baru dan wahana wisata bagi warga sekitar.
1.3.2 Sasaran Pembahasan Menggabungkan dua organisasi program yang berbeda, yaitu organisasi program perpustakaan dengan organisasi tata lanskap playscape.
1.4
LINGKUP PENELITIAN
Penelitian melingkupi analisa tapak dalam konteks sosial dan budaya, perpustakaan umum, tata lanskap playscape dan metode superimposition dalam arsitektur.
1.5
METODE PEMBAHASAN
1.5.1 Studi Literatur Pembelajaran dari sumber-sumber baik buku maupun dari internet mengenai perpustakaan umum, tata lanskap playscape dan metode atau teori superimposition.
7
1.5.2 Observasi Lapangan Observasi untuk mendapatkan gambaran dan perbandingan antara fasilitas yang berhubungan serta data-data mengenai keadaan eksisting dari tapak terpilih.
1.5.3 Analisis
Mengelompokan dan mengolah data yang telah didapat melalui hasil studi literatur maupun observasi lapangan untuk menarik prinsip perancangan, persyaratan bangunan, standar dan kesimpulan
Menentukan batasan, aktivitas, organisasi dan program serta fungsi ruang yang akan diwadahi oleh perpustakaan dengan konsep tata lanskap playscape berdasarkan hasil tahapan pertama dan konteks lingkungan tapak
1.5.4 Sintesis Menarik kesimpulan dari tahapan analisis yang telah dilakukan untuk mendapatkan batasan dan gambaran program dan fungsi ruang dari perpustakaan dan tata lanskap playscape yang organisasi dan hubungannya akan dirancang sedemikian rupa berdasarkan metode superimposition.
1.6
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
1.6.1 Bab I Pendahuluan Penjelasan latar belakang masalah, permasalahan umum dan khusus, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup penelitian, metode penelitian, sistematikan penulisan, alur penelitian, dan keaslian penulisan.
1.6.2 Bab II Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai hasil studi literatur, baik melalui buku atau dari internet, dan observasi lapangan tentang gedung perpustakaan umum, yaitu berupa konsep dasar perancangan, standar bangunan, fasilitas pendukung dan preseden. Selain itu, pembahasan tentang tata lanskap playscape yang mampu menciptakan atmosfir rekreatif serta presedennya juga dijelaskan dalam bab ini.
1.6.3 Bab III Metode Superimposition Pemaparan tentang metode superimposition dalam arsitektur yang menjadi penekanan dalam Laporan Pra Tugas Akhir ini dan disertai dengan preseden atau contoh penerapan metode tersebut.
1.6.4 Bab IV Tinjauan Lokasi Menjelaskan dasar pertimbangan pemilihan lokasi dalam perancangan bangunan.
8
1.6.5 Bab V Pendekatan Konsep Perancangan Membahas proses pendekatan konsep perencanaan dan perancangan arsitektur berdasarkan hasil studi pustaka dan tinjauan lokasi terpilih.
1.6.6 Bab VI Konsep Perancangan Menjelaskan rumusan konsep perencanaan dan perancangan perpustakaan umum dengan konsep tata lanskap playscape dengan metode superimposition.
1.7
KEASLIAN PENULISAN
Beberapa laporan Pra Tugas Akhir dalam dua tahun terakhir yang penulis temukan memiliki kesamaan jenis dan fungsi bangunan dan terdapat perbedaan yang menjadi keunikan tersendiri dari tiap laporan. Tabel 1.0 Rekapitulasi Laporan Pra Tugas Akhir Mengenai Perpustakaan Dalam Dua Tahun Terakhir
Judul
Penulis
Tahun
Lokasi
Penekanan
Perpustakaan Umum Kota Yogyakarta Dengan Penekanan Ruang Publik Sebagai Generator Aktivitas Urban
Defri Kus Triyanto
2010
Yogyakarta
Perpustakaan sebagai ruang publik yang mampu menciptakan aktivitas urban
Perancangan Perpustakaan Umum Sebagai Akupuntur Kehidupan Urban Perkotaan
Fariz Sabar Taruna
2010
Yogyakarta
Perpustakaan yang berfungsi sebagai akupuntur kehidupan di kawasan urban
Perpustakaan Umum Daerah di Palembang Penekanan Pada Infiltrasi Contemporary Society
Muhammad Mukti Deviansyah
2011
Palembang
Infiltrasi program Contemporary Society
Perpustakaan Pelajar Kota Yogyakarta Sebagai Tujuan Rekreasi Edukatif Dengan Pendekatan Psikologi Perkembangan dan Perilaku Manusia
Meidwinna Vania M.
2011
Yogyakarta
Perpustakaan sebagai sarana rekreatif edukatif berdasarkan psikologi perkembangan dan perilaku manusia
9
1.8
KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1. 6 Kerangka pemikiran Laporan Pra Tugas Akhir
10