BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang meliputi kemampuan baca, tulis, dan hitung. Dalam standar isi kurikulum KTSP 2006 dinyatakan bahwa Standar Kompetensi matematika, pelajaran Matematika diberikan kepada peserta didik untuk membekali perserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Menurut Johnson dan Myklebust (Mulyono Abduraham, 2003:252) menyebutkan bahwa “matematika adalah bahasa simbol yang berfungsi praktiknya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya memudahkan berfikir”. Mulyono Abdurahman (2003:252) menyebutkan “matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara mengunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan mengunakan hubungan”. Pendapat ahli di atas tentang matematika dapat disimpulkan bahwa matematika belajar simbol di mana yang fungsi prakteknya untuk mengekspersikan hubungan keruangan, fungsi teoritisnya memudahkan berfikir, menemukan jawaban masalah yang dihadapkan manusia, pengetahuan tentang bentuk dan ukuran serta memikirkan dalam diri manusia melihat dan mengunakan hubungan.
1
2
Matematika merupakan pelajaran yang wajib diberikan kepada semua perserta didik mulai dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Matematika sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis, dan sistematis. Oleh sebab itu, akan sangat penting jika matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa, namun faktanya banyak orang yang tidak menguasai matematika, termasuk anak-anak yang masih duduk di bangku SD, mereka menganggap bahwa
matematika
sulit dipelajari,
serta gurunya
kebanyakan
tidak
menyenangkan, membosankan, menakutkan, angker, killer dan sebagainya. Sikap ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah. Akibat lebih lanjut lagi mereka menjadi semakin tidak suka terhadap matematika sehingga hasil belajar matematika mereka menjadi semakin merosot (Pitajeng, 2006:1). Materi matematika di SD antara lain tentang mengenal bangun datar. Pembelajaran matematika di SD harus mengacu kepada Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar, matematika tersusun secara hierarkis, yang satu dengan yang lainnya berkaitan erat. Konsep-konsep pada tingkat lebih tinggi tidak mungkin lebih dipahami, sebelum memahami konsep sebelumnya dengan baik. Ini berarti bahwa belajar matematika harus bertahan dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan kepada pengalaman belajar yang terdahulu.
3
Beberapa pemaparan tentang pembelajaran matematika di SD menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika memerlukan suatu keterkaitan antara konsep yang dipahami dengan konsep yang belum di pahami, didasarkan pada pengalaman terdahulu, bertahap, dan berurutan secara sistematis. Untuk memberikan pemahaman pada siswa pembelajaran hendaknya dimulai dari yang sudah diketahui, mudah, sederhana, real, nyata, dan dari kasus-kasus khusus kearah yang belum diketahui, sulit, rumit, abstrak. Berdasarkan hasil nilai semester I Tahun 2013/2014 yang diperoleh siswa mata pelajaran Matematika, di dapat hasil belajar siswa masih banyak yang rendah dalam mata pelajaran Matematika. 32 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 14 laki-laki yang hanya 13 siswa yang tuntas (47%) sedangkan 19 siswa belum tuntas (53%). Melihat hasil tersebut penulis berpendapat perlunya perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran melalui penelitian eksperimen. Dalam proses belajar mengajar guru bukan hanya sebagai sumber bagi siswa dan siswa mendapat informasi yang disampaikan oleh guru. Dalam faham kontruktivisme terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama, peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Di antara berbagai model pendekatan dalam pembelajaran salah satu modelnya adalah model pembelajaran Student Teams Achievenment Division (STAD). Menurut Slavin (2005:127) “memotivasi para siswa mencoba saling berinteraksi satu sama lain untuk melakukan tugas-tugas akademik, dan oleh sebab itu membuat para siswa merasa teman sekelas mereka ingin agar mereka melakukan yang terbaik dari diri mereka”. Dalam model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), kelompok dan tanggung jawab individu adalah dalam memberikan secara sungguh-sungguh kepada siswa untuk saling
4
membantu satu sama lain dan untuk saling mendorong untuk melakukan usaha yang maksimal. Model pembelajaran yang mengajar siswa untuk belajar dalam kelompok sehingga siswa terbiasa aktif bertanya dan berpendapat sehingga menumbuhkan kemandirian siswa, salah satu model pembelajarannya adalah Student Teams Achievement Division (STAD). Dari uraian di atas dapat dipandangi bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar dengan proses penerapan-penerapan dan langkahlangkah dalam pembelajarannya.
1.2
Identifikasi Masalah Identifikasi
masalah
terhadap
kekurangan-kekurangan
dalam
pembelajaran matematika. Dalam kegiatan pembelajaran matematika kelas V SD, model pembelajaran ceramah yang selalu digunakan dengan alasan waktu belajar yang selalu tidak cukup. Hal ini menyebabkan pembelajaran hanya fokus pada guru saja dan siswa bosan dalam kegiatan pembelajaran, interaksi dengan siswa, dan siswa dengan siswa masih kurang. Hal ini menyebabkan hasil belajar rendah. Guru seharusnya mengunakan model pelajaran berkelompok untuk membiasakan siswa aktif bertanya dan perpendapat, salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan berpendapat dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab dalam diri siswa adalah model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
5
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa antara sebelum dan setelah diterapkan pembelajaran model Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi bangun datar di kelas V SD Negeri Kauman Kidul Salatiga?
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Model Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Datar di Kelas V SD Negeri Kauman Kidul Salatiga. Secara khusus tujuan penelitian 1. Ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan antara sebelum dan setelah diterapkan pembelajaran model Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi bangun datar di kelas V SD Negeri Kauman Kidul Salatiga.
1.5
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi rekan mahasiswa/mahasiswi program studi untuk melakukan kegiatan penelitian.
6
2. Penelitian sangat diharapkan memberikan sumbangan ilmu yang baik dan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran Student Teams achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa.
1.5.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi siswa 1) Siswa merasa tertarik dan mudah dalam memahami materi pelajaran matematika melalui model pembelajaran Student Teams
Achievement
Division
(STAD)
dalam
proses
pembelajaran. 2) Siswa meningkatkan tanggung jawab dan rasa kebersamaan bagi setiap kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran. 2. Manfaat bagi guru 1) Menjadi salah satu alternatif bagi guru agar tujuan pelajaran tercapai dengan cara yang menyenangkan. Memudahkan guru dalam menciptakan suasana kelas yang hidup, antusias, dan menyenangkan. Mempermudah guru dalam menjelaskan materi yang dimaksud. 2) Guru dapat semakin mantap dan melibatkan siswa secara aktif dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran. 3) Menemukan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai sasaran yang diamati untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas V SD Negeri Kauman Kidul Salatiga.
7
3. Manfaat bagi sekolah 1) Dapat disumbangkan yang baik bagi sekolahan untuk motivasi guru, dalam proses pembelajaran harus mengunakan model pembelajaran supaya siswanya merasa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran Matematika.