BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Menurut PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, yang menyatakan bahwa pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan Dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Usia sekolah dasar adalah usia keemasan bagi tumbuh kembangnya seorang anak, memang perlu sekali pada usia tersebut pola pikir anak ditanamkan sebuah konsep-konsep yang tepat agar suatu saat nanti ketika anak sudah mulai tumbuh dewasa anak tidak salah pemikiran. Jadi, pengenalan terhadap benda atau keadaan yang nyata dan sesungguhnya itu sangat penting untuk dikenalkan, karena awal tumbuh kembangnya pengetahuan anak dimulai dari melihat sesuatu yang benar-benar fakta adanya bukan hanya sekedar bayangan atau bersifat abstrak. Oleh karena itu pembelajaran tematik sangat penting diterapkan pada tingakatan sekolah dasar, karena pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran
yang dapat
menghemat
dan
mengefisiensikan waktu, pembelajarannya tidak terpecah-pecah karena siswa
1
2
mendapatkan pengalaman belajar, proses dan materi yang lebih terpadu dan penguasaan materi pembelajaran akan lebih baik dan meningkat. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar (Depdiknas, 2003:2). Pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan kontekstual akan lebih bermakna kepada peserta didik, karena akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar-konsep maupun antar-mata pelajaran. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan proses belajar yang diawali dengan guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Depdiknas, 2002:5). Pengembangan
sumber
belajar
mempunyai
tujuan
yaitu
untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyusun bahan ajar, sehingga dapat memudahkan peserta didik unuk mempelajari suatu kompetensi tertentu. Adapun salah satu contoh dari sumber belajar yang berupa bahan ajar yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa secara aktif, mengembangkan konsep serta dapat memotivasi siswa. Kegiatan tersebut dapat berupa pengamatan dan pengajuan pertanyaan (Trianto, 2011: 243). Jadi, dengan adanya LKS akan dapat membantu sekaligus memfasilitasi siswa dalam
3
kegiatan belajarnya. Selain buku guru dan buku siswa LKS juga dapat digunakan sebagai bahan ajar cetak untuk mendukung pembelajaran. Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 26 januari 2016 di SD Negeri Punten 01 Kota Batu, bahwa pembelajaran tematik di kelas II-A dengan menggunakan pendekatan kontekstual masih kurang maksimal, terlihat ketika guru menyampaikan pembelajaran pada materi hidup bersih dan sehat, siswa diajak untuk membuat bangun ruang terbuat dari bahan-bahan bekas. Seperti dari sedotan, sapu lidi, kardus bekas dll. Pada saat pembelajaran guru sudah mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembuatan bangun ruang, akan tetapi respon dari siswa masih minim dan kurang tanggap. Namun, terkadang pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja dan siswa hanya memperhatikan penjelasan dari guru, hal tersebut dilakukan karena keterbatasan baik sarana prasarana maupun lingkungan tidak sesuai dengan materi yang telah digunakan pada saat itu. Kondisi saat ini di SD Negeri Punten 01 Kota Batu terutama untuk kelas II belum menggunakan LKS sebagai sumber bahan ajar yang mendukung saat proses pembelajaran, setiap satu minggu sekali atau setiap satu subtema selesai guru mempersiapkan dan membuat LK pembelajaran sendiri, kemudian LK tersebut dibagikan kepada semua siswa. Hal ini dapat menyebabkan baik waktu, tenaga, maupun pikiran semakin berkurang. Dan pada saat pembelajaran guru hanya menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai penunjang pembelajaran, guru menyiapkan materi pembelajaran dengan mencari sumber bahan ajar melalui media internet, hal ini dikarenakan minimnya buku tambahan yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung.
4
Penggunaan LK yang selama ini sudah dibuat oleh guru tersebut hasilnya kurang maksimal dan kurang menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran, karena keterbatasan isi atau materi, waktu, dana, dukungan dari pihak lain dll. Guru juga lebih sering mencari buku tambahan dan berbagai referensi, biasanya guru meminjam buku panduan ke sekolah lain yang mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
untuk
dijadikan
sebagai
referensi
pembelajaran. Karena, jika hanya mengandalkan buku guru dan buku siswa saja maka ilmu yang didapatkan oleh siswa belum cukup dan masih sangat kurang, sehingga pembelajarannya kurang berkesan dan bermakna. Jadi, berbagai cara yang telah dilakukan oleh guru agar ilmu pengetahuan dan pengalaman siswa semakin bertambah. Melihat
dari
permasalahan
yang
ada,
maka
diperlukan
adanya
pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk memotivasi siswa agar lebih rajin dan giat dalam belajarnya, karena setelah melakukan pembelajaran secara kontekstual dan nyata semua siswa diarahkan untuk menyelesaikan tugas ataupun soal evaluasi yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa tersebut secara mandiri dan percaya diri. Selain itu mengenalkan kepada siswa bahwa belajar bukanlah merupakan hal yang membosankan, akan tetapi melalui pembelajaran secara konkret dan nyata maka selama proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, bermakna dan tidak membosankan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa maka diperlukan pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual ini yang dapat digunakan sebagai alat penunjang pembelajaran luar kelas atau pengamatan secara langsung agar pembelajaran lebih
5
berkesan, tidak membosankan, lebih aktif, efektif dan menyenangkan. Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual yang membedakan dari LKS lain yaitu tulisan lebih jelas dan menyesuaikan tingkat kemampuan siswa, berwarna dan gambar cukup menarik dan bervariatif sehingga lebih inovatif dan menyenangkan. Berdasarkan temuan yang sudah dipaparkan diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berorientasi Pada Pendekatan Kontekstual untuk Menunjang Pembelajaran Tematik Kelas 2 Tema 7 Subtema 3 di SD Negeri Punten 01 Kota Batu”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yaitu sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah prosedur pengembangan lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3?
2.
Bagaimanakah efektivitas lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3?
C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan 1.
Untuk menjelaskan prosedur pengembangan lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3.
6
2.
Untuk mengetahui efektivitas lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan 1.
Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah berupa bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik kelas II Tema 7 “Merawat Hewan dan Tumbuhan” Subtema 3 “Tumbuhan di Sekitarku”, Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan bertemakan “Asiknya Mengenal Tumbuhan”. Adapun LK terbagi menjadi 3 yaitu:
2.
a.
LK 1 : Pembelajaran 1 dan 2 “Mengenal Bunga Mawar”
b.
LK 2 : Pembelajaran 3 dan 4 “Mengenal Buah-Buahan”
c.
LK 3 : Pembelajaran 5 dan 6 “Mengenal Sayur-Sayuran”
Pembelajaran tematik dengan menggunakan produk pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berorientasi pada pendekatan kontekstual dikonsep sebagai berikut: a.
Melakukan kegiatan pengamatan langsung terhadap tumbuhan.
b.
Setelah pengamatan, mengarahkan siswa untuk menjawab/menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS).
c.
Setiap 2 pembelajaran selesai dilaksanakan, siswa diarahkan untuk menjawab/menyelesaikan soal evaluasi pembelajaran.
3.
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dikembangkan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk
7
menunjang pembelajaran tematik yaitu dengan menggunakan kertas A4/HVS berukuran 80 gram sedangkan sampul berbahan kertas buffalo yang dibalut dengan plastik. Adapun bagian-bagian dari (LKS) tersebut adalah: a.
Bagian Awal, memuat : (i) sampul, (ii) judul, (iii) kata pengantar, (iv) daftar isi, (v) kompetensi inti, (vi) kompetensi dasar dan indikator pengembangan.
b.
Bagian Inti, memuat : (i) gambar tumbuhan, (ii) pendalaman materi, (iii) pengenalan tumbuhan, (iv) tabel dan kolom pengamatan, (v) latihanlatihan soal, (vi) praktik membuat kerajinan, (vii) soal evaluasi 2 Pembelajaran 1 LK.
c.
Bagian Akhir, memuat : (i) uji kompetensi, (ii) kunci jawaban (iii) biografi penulis
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Hasil penelitian pengembangan ini dikatakan penting, karena dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Bagi Siswa: Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual learning ini diharapkan agar siswa mampu menemukan suatu konsep, mengembangkan keterampilan dan memudahkan siswa ketika pengamatan/pembelajaran di luar kelas sedang berlangsung. Sehingga pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam menjawab latihan soal yang terdapat pada LKS.
2.
Bagi Guru: Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual learning ini diharapkan agar pendidik mampu mengembangkan
8
strategi pembelajaran secara efektif dan efisien namun tetap menyenangkan bagi siswa. Selain itu dapat membantu guru selama proses pembelajaran di luar kelas sehingga guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk belajar mandiri. 3.
Bagi Sekolah: Memberikan kontribusi yang baik kepada sekolah guna untuk mengembangkan bahan ajar dan strategi pembelajaran sehingga pembelajaran lebih berkualitas. Dan meningkatkan kualitas sekolah dan meningkatkan mutu lulusan siswa.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka peneliti akan mengembangkan bahan ajar yang berupa lembar kerja siswa berorientasi pada pendekatan kontekstual, yang mengacu pada beberapa asumsi, yaitu: 1.
Dengan dikembangkannya sumber bahan ajar cetak yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) ini, diharapkan siswa mampu belajar secara aktif, mandiri serta memberikan pengalaman langsung tentang kehidupan nyata sehari-hari siswa. Dan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih giat dan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
2.
Sumber bahan ajar cetak yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dapat mengetahui kekurangan/kelemahan selama kegiatan proses belajar mengajar guna untuk meningkatkan daya tarik keefektivitasannya suatu produk yang dikembangkan. Dan peneliti akan membatasi masalah yang akan dikaji. Batasan masalah
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
9
1.
Bahan ajar yang berupa Lembar Kerja Siswa berorientasi pada pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) ini hanya difokuskan pada subtema 3.
2.
Subjek penelitian ini terbatas untuk siswa kelas II-A SD Negeri Punten 01 Kota Batu. Yang mana difokuskan pada pembelajaran tematik tema 7 “merawat hewan dan tumbuhan” subtema 3 “tumbuhan di sekitarku” dengan mengembangkan indikator yang terdapat pada buku guru.
G. Definisi Operasional Istilah-istilah
yang perlu
didefinisikan
secara
operasional
dalam
pengembangan lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada kontekstual learning ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang disusun seperti buku yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, dapat meminimalkan peranan guru dan lebih mengaktifkan peran siswa, dan dalam penggunaannya guru bertanggung jawab memantau kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
2.
Pendekatan Kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang akan dipelajari dengan kehidupan nyata sehari-hari siswa.
3.
Pembelajaran Tematik adalah adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.