BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Peserta didik merupakan pewaris bangsa, artinya adalah bahwa remaja di masa depan akan menggantikan peran pemimpin yang sekarang memegang kedudukan dan meneruskan cita-cita bangsa. Keadaan peserta didik pada saat ini juga menggambarkan kehidupan bangsanya pada masa depan. Usia pelajar adalah usia yang penuh energi, dalam tahap pencarian jatidiri. Namun keadaan remaja sekarang ini dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Kebanyakan peserta didik tidak mau lagi hanya duduk di perpustakaan dengan membaca buku saja tanpa mau berhubungan dengan dunia luar. Pergaulan yang begitu luas ini membuat para peserta menjadi kurang bijak dalam memilih teman. Para peserta didik sudah mengerti banyak tentang gadgets seperti handphone, ipod, iphone, laptop, internet dll. Faktor yang menyebabkan semua ini adalah globalisasi dan derasnya arus informasi yang mengalir di sekitar. Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa.
1
2
Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan perilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya. Ada tiga komponen karakter yang baik yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling atau perasaan (pengutan emosi), dan moral action atau perbuatan moral. Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam system pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati dan mengamal nilai-nilai kebajikan (moral). Pembentukan karakter yang dilakukan dalam sekolah-sekolah kita mempunya beberapa fungsi strategi untuk menumbuhkan kesadaran diri. Memang harus diakui bahwa lingkungan keluarga adalah faktor utama penyebab timbulnya kenakalan perilaku pelajar, namun faktor-faktor lain seperti lingkungan sekolah dan masyarakat yang kurang memenuhi syarat-syarat kependidikan tak dapat dianggap sepele. Letak dan kondisi sekolah yang buruk, ketiadaan sarana dan prasarana penyaluran hobi dan bakat remaja, guru yang secara psikologis kurang bermutu dan rendahnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap kehidupan beragama, amat berpotensi mempersubur tumbuhnya penyimpangan para pelajar. Di kalangan remaja sering dijumpai adanya perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Kelompok yang paling rentan dalam proses perilaku menyimpang yaitu para remaja dalam lingkungan sekolah. Perilaku menyimpang adalah tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pelakunya, meskipun tahu bahwa yang
3
dilakukan adalah hal yang keliru. Yang juga bisa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian dari makhluk sosial. Masa remaja adalah masa-masa yang sangat mengasyikan. Rasa ingin tahu yang besar dipadukan dengan keinginan untuk mencoba hal-hal baru, sikap tidak takut mengambil resiko. Hal ini wajar terjadi tidak lain karena setiap remaja memiliki karakteristik sendiri yang unik, yaitu dalam masa-masa labil, atau sedang pada taraf pencarian identitas yang mengalami masa transisi dari masa remaja menuju status dewasa. Di SMKN 1 Tanjung Pura beberapa bentuk penyimpangan siswa antar lain terlambat masuk sekolah, cara berpakaian siswa yang tidak mengikuti aturan sekolah, rambut siswa laki-laki gondrong, bolos sekolah, maen game online pada jam pelajaran, merokok, geng motor dan tawuran. Kecenderungan untuk bertindak tanpa pertimbangan matang, mudah larut dalam arus pergaulan, dan berfikir pendek, semua itu menempatkan remaja pada posisi yang sangat rawan. Namun, jika bisa mengelolanya dengan baik, kerawanan tersebut justru bisa menjadi energi yang besar untuk mengukir sejarah dalam hidupnya, yakni dengan meraih berbagai prestasi besar yang bermanfaat bagi bagi bangsa dan dunia. Di SMKN 1 Tanjung Pura terjadi beberapa perilaku menyimpang dan memang hal ini adalah yang harus dilakukan pencegahan, dan memang remaja adalah fase peralihan antara masa kanak-kanak dan masa tumbuh dewasa, baik fisik, akal, kejiwaan, sosial, emosional. Masa remaja terentang antara usia 13 sampai 22 tahun. Masa ini sangat menentukan hari depan dan
4
kehidupan seorang remaja, sehingga seharusnya dipersiapkan dan dijalani dengan sebaik-baiknya. Masa ini memang penuh dengan ujian dan tantangan, masa yang sukar dimengerti tapi harus dipahami. Mengingat betapa pentingnya peranan remaja sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa, maka perilaku menyimpang remaja merupakan suatu masalah yang harus dicari akar permasalahan nya dan perlu dilakukan upaya cerdas untuk mencegah dan menanggulangi tingkah laku menyimpang, rasa keingintahuan yang tinggi diarahkan pada tindakan yang bersifat positif dalam menyongsong masa depan. Masalah tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap remaja khususnya dikalangan siswa/siswi SMKN 1 Tanjung Pura. Maka penulis berniat untuk meneliti mengenai “Penerapan Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Mengantisipasi Perilaku Menyimpang Pada Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pelajaran 2015/2016”. 1.2
Identifikasi Masalah Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah yang akan diteliti
menjadi
terarah
dan
jelas
tujuannya
sehingga
tidak
mungkin
terjadi
kesimpangsiuran dalam membahas dan meneliti masalah yang ada. Jika identifikasi masalah sudah jelas tentu dapat dilakukan penelitian lebih dalam lagi. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Tujuan karakter dalam membangun karakter peserta didik. 2. Peran sekolah dalam membangun karakter peserta didik.
5
3. Faktor terjadinya perilaku menyimpang dikalangan siswa. 4. Upaya pencegahan perilaku menyimpang pada siswa 1.3
Pembatasan Masalah Dalam hal menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang
mengambang, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah: 1. Penerapan karakter di sekolah dalam membangun karakterpada siswa. 2. Upaya pencegahan terjadinya perilaku menyimpang pada siswa kelas 1.4
Perumusan Masalah Berdasarkan kondisi diatas, maka rumusan masalah yang timbul adalah “
bagaimana peran sekolah dalam pembinaan karakter sebagai upaya pencegahan munculnya perilaku menyimpang di kalangan siswa SMKN 1 TG.PURA”. adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah peran sekolah dalam pembentukan karakter siswa? 2. Bagaimana upaya sekolah dalam mencegah perilaku menyimpang pada siswa? 1.5
Tujuan Penelitian Agar lebih mudah mencapai sasaran yang diharapkan, berhasil atau
tidaknya suatu penelitian yang dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan yang di tetapkan sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
6
1. Untuk Mengetahui upaya sekolah dalam pembentukan karakter siswa SMKN 1 Tanjung Pura. 2. Untuk
mengetahui
upaya
sekolah
dalam
mencegah
perilaku
menyimpang siswa. 1.6
Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka hasil penelitian diharapkan
dapat bermanfaat bagi : 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang peran sekolah dalam pembinaan karakter sebagai upaya pencegahan munculnya perilaku menyimpang di kalangan siswa SMKN 1 Tanjung Pura. 2. Untuk mendapat gambaran tentang peran sekolah dalam pembinaan karakter dan pencegahan munculnya perilaku menyimpang di kalangan siswa SMKN 1 Tanjung Pura.