LAPORAN KEGIATAN MAGANG
2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang
Institusi pendidikan khususnya perguruan tinggi adalah inkubator Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah bangsa yang diharapkan melahirkan generasi-generasi berkualitas demi kemajuan dan perkembangan bangsa secara signifikan. Seiring dengan kemajuan zaman dan peradaban, perguruan tinggi dituntut untuk terus meningkatkan kualitas output yang dihasilkan dan disesuaikan dengan arah perkembangan dan pertumbuhan demand pasar dan industri kerja.
Oleh karena itu Sekolah Komunikasi Multimedia Institut Manajemen Telkom sebagai institusi pendidikan yang berkualitas, berusaha menjawab tantangan link and match dengan pasar dan dunia industri melalui penyelenggaraan mata kuliah Magang sebagai mata kuliah wajib sejumlah 4 SKS pada mahasiswa semester akhir. Adapun tujuannya ialah agar terjadi interaksi langsung antara mahasiswa dengan dunia kerja nyata di lapangan melalui proses transfer pengetahuan praktis yang dapat secara langsung dijalani dan dicerna oleh mahasiswa, sehingga penyesuaian antara output institusi pendidikan dengan perkembangan pasar dan industri dapat tercipta.
Salah satu industri yang sedang berkembang di Era Teknologi Informasi kini ialah industri Pay TV (TV Berlangganan). Industri ini bergerak di bidang penyediaan jasa untuk mengakses beragam konten berupa tayangan hiburan, pendidikan, olahraga dan sebagainya melalui televisi di rumah.
1|PT. INDONUSA TELEMEDIA
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
2012
Bisnis televisi berbayar (Pay TV) atau TV kabel (Cable TV) hadir di Indonesia sejak 10 tahun lalu dan menambah semarak bisnis hiburan melalui media layar kaca. Sebelumnya masyarakat hanya mengenal TV free to air yang dapat dinikmati secara gratis.
Secara umum bisnis televisi berbayar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah, jika pada 2003 tercatat baru 204 ribu pelanggan, maka pada 2007 sudah melonjak menjadi 596 ribu pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan ini terutama didorong oleh masuknya pemain-pemain baru ke dalam bisnis ini.
Saat ini penetrasi pasar diperkirakan masih relatif kecil atau kurang dari 2 %. Pasar yang cukup besar ini mendorong investor untuk masuk ke dalam bisnis tv berbayar ini, menjadikan bisnis TV berbayar di Indonesia semakin semarak sebab masyarakat akan lebih memiliki alternatif hiburan pilihan lebih banyak lagi.
Indonesia memiliki jumlah total rumah tangga sebanyak 57 juta pada 2005, dengan populasi televisi sekitar 40 juta televisi. Sementara itu, pasar potensial pelanggan TV berbayar di Indonesia mencapai sekitar 12 juta, atau sekitar 30% dari populasi televisi.
Bisnis TV berbayar dikenal sebagai padat modal, itu sebabnya hanya perusahaan bermodal kuat yang berani bersaing dalam bisnis ini. Pada tahun 2008 Grup Bakrie masuk melalui B Vision yang sudah melakukan uji coba. Bisnis ini akan disinergikan dengan TV free to air yang sebelumnya sudah dimiliki yaitu ANTV dan TVOne.
Selain itu ada Aora TV milik Rini M. Soemarno (mantan Menteri Perindustrian tahun 2004) yang juga sudah melakukan uji coba. Aora TV mengudara dengan membeli hak siar Liga Premiere Inggris senilai US$ 20
2|PT. INDONUSA TELEMEDIA
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
2012
juta dari ESPN Sport pada Agustus 2008. Program ini menjadi andalan untuk menerobos pasar, sebab siaran pertandingan sepak bola Inggris ini sangat digemari masyarakat.
Jumlah
operator
TV
berbayar
di
Indonesia
mengalami
perkembangan pesat. Pada 1994 hanya ada satu operator TV berbayar yaitu Indovision sebagai operator Pay TV pertama di Indonesia yang berbasis satelit.
Kemudian pada 1996 bisnis Pay TV diramaikan dengan kehadiran Kabelvision, yang berbasis kabel. Pada tahap awal Kabelvision hanya melayani pasar Jakarta. Kabel Vision adalah anak perusahaan Lippo Group milik keluarga Mochtar Riady.
Sampai dengan 2007 hanya ada lima pemain di industri televisi berlangganan yang sudah beroperasi di beberapa kota di Indonesia, yaitu Indovision, Astro, First Media, IM2 dan TelkomVision. Namun kini jumlah perusahaan yang telah mengantongi Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) jasa televisi berbayar sudah berkembang dua kali lipat. Beberapa perusahaan baru yaitu PT. Nusantara Vision (OK Vision), PT Media Commerce Indonesia (B-Vision), PT Cipta Skynindo (I-Sky-Net), PT Global Comm Nusantara (Safuan TV), PT. Mentari Multimedia (M2TV) serta PT Karya Megah Adijaya (Aora TV sebelumnya izinnya atas nama Citra TV).
Berdasarkan laporan Asosiasi Industri Televisi Berlangganan Asia Pasifik Cable and Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA), dilihat dari tingkat pertumbuhannya, pasar Indonesia paling dinamis dan cepat berkembang. Tahun 2006 lalu, pertumbuhan rata-ratanya tercatat yang tertinggi di Asia Pasifik, yaitu sekitar 30%-40%. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang pasarnya sudah mapan. Menurut informasi, pertumbuhan pelanggan di Jepang sebesar 10%, Singapura
3|PT. INDONUSA TELEMEDIA
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
2012
sebesar 13% serta Thailand yang hanya 7%. Hal ini menunjukkan di negara-negara tersebut jumlah pelanggan TV berlangganan sudah cukup besar, sehingga pertumbuhannya melambat.
Pada
periode
2003-2007
jumlah
pelanggan
mengalami
pertumbuhan rata-rata sekitar 32,2%, yaitu dari hanya 204.000 pelanggan melonjak
menjadi
sekitar
596.075
pelanggan.
Pertumbuhan
ini
disebabkan karena bertambahnya operator dan semakin menariknya program yang ditawarkan. (Sumber:Anonim, http://www.datacon.co.id/Internet2008Ind%20TVcable.html Diakses tanggal : 15 Maret 2012).
Oleh karena perkembangan industri Pay TV yang sangat signifikan, kompetisi yang cukup sengit dan diikuti dengan potensi pelanggan yang juga cukup besar di Indonesia, maka penulis sebagai mahasiswa semester 6 Program Studi Ilmu Komunikasi, Sekolah Komunikasi Multimedia Institut Manajemen Telkom tertarik untuk melakukan kuliah magang di salah satu perusahaan yang bergerak di industri Pay TV dengan tujuan untuk mengamati dan mempelajari secara langsung dinamika industri Pay TV di Indonesia.
Penulis memilih PT. Indonusa Telemedia Regional Jawa Barat sebagai tempat menjalani kuliah magang sebab perusahaan tersebut memiliki keunggulan dari segi layanan produk dibandingkan dengan para kompetitornya di industri Pay TV, yakni layanan IPTV pertama di Indonesia yang menawarkan fitur-fitur terbaru yang tidak dimiliki oleh pemain lain di industri Pay TV Indonesia. Disamping itu, industri Pay TV adalah salah satu bentuk implementasi bisnis komunikasi, yang merupakan bidang kajian penulis dalam menjalani jenjang pendidikan formal S-1.
Pemilihan Divisi Marketing Sales sebagai unit kerja penulis selama menjalani
magang di PT. Indonusa Telemedia Regional Jawa Barat
4|PT. INDONUSA TELEMEDIA
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
2012
didasarkan karena konsentrasi penulis ialah Marketing Communication pada Prodi Ilmu Komunikasi IM Telkom, yang relevan dengan Divisi Marketing Sales yang fokus mengkaji berbagai macam strategi pemasaran dan taktik penjualan yang diselaraskan dengan value of corporate dengan orientasi utama pencapaian profit perusahaan. Selain itu, Divisi Marketing Sales adalah salah satu divisi paling vital dalam perkembangan dan pertumbuhan Telkom Vision dalam menghadapi sengitnya kompetisi di industri Pay TV Indonesia.
Oleh karena hal tersebut di atas, maka penulis sebagai mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi Multimedia, Institut Manajemen Telkom berinisiatif untuk melakukan praktek mata kuliah magang di PT. Indonusa Telemedia (Telkom Vision) Regional Jawa Barat, Divisi Marketing Sales.
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang
Adapun tujuan penulis melakukan Magang ialah: 1. Memenuhi mata kuliah Magang sebanyak empat SKS pada Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi Multimedia Institut Manajemen Telkom. 2. Menemukan, menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi di perusahaan tempat menjalani magang disesuaikan dengan kajian teori yang dipelajari di bangku perkuliahan 3. Meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan wawasan praktis mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi Multimedia Institut Manajemen Telkom, sehingga pada gilirannya akan menghasilkan kualitas lulusan yang semakin mendekati tuntutan pasar kerja. 4. Menyiapkan diri mahasiswa untuk menghadapi kompetisi di dunia kerja dengan lulusan dari berbagai perguruan tinggi lain di Indonesia,
5|PT. INDONUSA TELEMEDIA
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
2012
melalui pembelajaran langsung di lapangan dan menyesuaikan diri dengan ritme kerja dari perusahaan tempat menjalani magang. 5. Mengaplikasikan teori pembelajaran yang diperoleh di bangku perkuliahan pada dunia kerja nyata di lapangan, dan belajar menyesuaikan diri dengan berbagai dinamika yang dihadapi di perusahaan tempat menjalani magang. 6. Membangun networking positif antara mahasiswa magang sebagai representasi pribadi maupun institusi pendidikan, dengan lingkungan industri kerja yang diharapkan mampu membawa citra positif Institut Manajemen Telkom di mata industri dan masyarakat luas.
1.2.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Adapun manfaat kegiatan magang bagi institusi pendidikan ialah: 1. Bagi kepentingan pengembangan akademik, hasil kuliah magang mahasiswa diharapkan dapat dijadikan umpan balik bagi Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi Multimedia Institut Manajemen Telkom, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan wawasan pengetahuan praktis tenaga pengajar, muatan kurikulum lokal, serta variasi dan kedalaman materi perkuliahan secara keseluruhan. 2. Secara kelembagaan, pelaksanaan kuliah magang diharapkan dapat mempererat kerjasama yang saling menguntungkan antara Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Sekolah Komunikasi Multimedia Institut Manajemen Telkom dengan masyarakat luas, khususnya dengan kalangan perusahaan di bidang komunikasi maupun instansi Pemerintah.
6|PT. INDONUSA TELEMEDIA
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
2012
1.2.2 Manfaat Bagi Perusahaan
Kegiatan magang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, antara lain: 1. Kegiatan magang mahasiswa Institut Manajemen Telkom dapat memberikan kontribusi dalam bentuk ide-ide segar dan masukan yang berbeda, sehingga perusahaan berpotensi untuk berkembang kearah yang lebih baik. 2. Mahasiswa magang dapat diperbantukan untuk melengkapi dan meningkatkan jumlah sumber daya manusia produktif untuk mengerjakan tugas-tugas di divisi yang ditempati di perusahaan yang bersangkutan.
7|PT. INDONUSA TELEMEDIA