1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perdagangan saham saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Hal ini bisa terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi telah banyak membantu transaksi di pasar modal sehingga akhirnya pasar modal bisa berkembang pesat (Kurniawati, 2010). Terkait mengenai pasar modal, dunia internasional di awal abad millenium ini dikejutkan oleh skandal keuangan besar-besaran yang menimpa perusahaan-perusahaan raksasa Amerika Serikat. Terbongkarnya skandal keuangan ini membuat pasar modal Amerika meradang dan berdampak kepada kemerosotan ekonomi AS yang menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan (Muttaqin, 2008). Dari fenomena diatas, di tengah kemerosotan, skandal dan risiko yang menimpa pasar modal konvensional tersebut, kini dunia mulai melirik Islam sebagai alternatif. Pasar modal syariah merupakan jawaban konkret atas kebutuhan sektor finansial bagi masyarakat Indonesia. Langkah awal bagi perkembangan pasar modal syariah dimulai dengan terbentuknya reksa dana syariah, Jakarta Islamic Index (JII) serta obligasi syariah yang efektif mulai 30 Oktober 2002 (Muttaqin, 2008). Terdapat dua hal utama dalam pasar modal syariah yaitu indeks Islam dan pasar modal syariah itu sendiri. Indeks Islam menunjukkan pergerakan harga-harga saham dari emiten yang dikatagorikan sesuai syariah, sedangkan pasar modal syariah merupakan institusi pasar modal sebagaimana lazimnya yang diterapkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. (Muttaqin, 2008). Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pasar modal syariah, membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar mengadakan sosialisasi, salah satunya melalui sosialisasi kepada masyarakat untuk berinvestasi di syariah ini. Berinvestasi di pasar modal, tentu harus berbekal dengan pengetahuan yang cukup. Semua investasi pasti ada risikonya, baik itu yang syariah maupun konvensional. Risiko yang dimaksud, salah satunya yaitu risiko investasi.
2
Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan (Rahardjo, 2006:9 dalam Makaryanawati dan Ulum, 2009). Risiko investasi terbagi atas dua kelompok yaitu risiko sitematis dan risiko tidak sistematis. Hal-hal yang dapat mempengaruhi risiko investasi salah satunya yaitu melalui kebijakan dividen. Kebijakan dividen itu sendiri bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas, leverage, posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan dan lain-lain. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (2003) dalam Puspita (2009) terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dividen payout ratio yaitu posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, kepemilikan terhadap 148 perusahaan di Bursa Efek Jakarta periode 1991-1996 menunjukkan bahwa hanya posisi kas, dan rasio hutang dengan modal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio, sedangkan earning memiliki pengaruh yang kurang signifikan. Kemudian Syahbana (2007) dalam Puspita, (2009) menggunakan 31 perusahaan yang listed di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2003-2005 menganalisis pengaruh antara ROA, cash ratio, DTA, Growth, dan size terhadap DPR. ROA berpengaruh positif signifikan dan DTA berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR, sementara variabel cash ratio dan growth mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan dan size mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR.
Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri, maupun pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur. Bagi perusahaan, pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan sehingga dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi maupun investasi akan berkurang. Hubungan antara risiko investasi dan kebijakan dividen dapat dilihat dari tabel 1.1 dibawah ini:
3
Tabel 1.1 Rata-Rata Dividen dan Risiko Investasi pada Perusahaan-Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Index (JII) Selama Periode 2005-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rata-rata Rata-Rata Dividen Risiko (dalam persen) Investasi PT Aneka Tambang Tbk 38.83 0.16 PT Bumi Resources Tbk 18.47 0.17 PT International Nickel Indonesia Tbk 587.09 0.15 PT Indocement Tunggal Prakasa 24.05 0.15 PT Kalbe Farma Tbk 15.87 0.14 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 39.03 0.17 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 46.92 0.11 PT United Tractor 21.70 0.12 PT Unilever Indonesia Tbk 77.67 0.11 MEAN 99.00 0.14 MAX 587.09 0.17 MIN 0.11 15.87 Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2009 (data diolah) Nama Perusahaan
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa data rata-rata kebijakan dividen yang paling tinggi adalah sebesar 587.09 pada PT International Nickel Indonesia Tbk dan nilai rata-rata kebijakan dividen yang tertinggi kedua adalah sebesar 77.67 pada PT Unilever Indonesia Tbk. Jika dilakukan perbandingan antara nilai rata-rata dividen PT International Nickel Indonesia Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk, mempunyai perbedaan yang sangat signifikan sehingga untuk menganalisis hubungan rata-rata dividen dan rata-rata risiko, yang digunakan adalah data rata-rata kebijakan dividen pada PT Unilever Indonesia Tbk. Nilai rata-rata risiko investasi paling rendah juga terjadi pada PT Unilever Indonesia sebesar 0.11. Sehingga dapat diindikasikan bahwa secara
umum
dividen berhubungan dengan risiko investasi, semakin tinggi dividen maka akan semakin menurunkan tingkat risiko investasi. Selain kebijakan dividen, terdapat juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko investasi yaitu variabel-variabel makro ekonomi, seperti: tingkat nilai kurs, tingkat suku bunga, inflasi, harga minyak dan perubahan GDP. Namun dalam hal ini penulis hanya memfokuskan untuk meneliti variabel makro
4
yang berhubungan dengan kurs dan tingkat suku bunga saja. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi risiko investasi, apabila tingkat suku bunga tinggi, maka para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank, dan sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka para investor akan lebih memilih berinvestasi di saham. Sedangkan untuk nilai kurs, perubahan nilai kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat jika nilai kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Hal ini juga akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Permintaan terhadap saham menjadi turun dan risiko investasi meningkat (Sunariyah, 2006:105) Dalam beberapa penelitian-penelitian terdahulu, seperti yang sudah dilakukan oleh Tandelilin (1997) dalam Sudarwanti (2008) yang membahas tentang variabel makronya saja. Variabel yang dipakai adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan perubahan GDP, kemudian dilakukan juga penelitian oleh Widjaja (2004) dan Zubaidah (2003). Penelitian-penelitian diatas mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko suatu perusahaan terutama meneliti mengenai faktor-faktor yang termasuk variabel makronya saja atau variabel fundamental perusahannya saja. Sedangkan penelitian ini ingin menguji mengenai penggabungan peran variabel-variabel ekonomi makro dan variabel fundamental perusahaan. Oleh karena itu, dengan memperhatikan beberapa penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, suku bunga SBI dan nilai kurs terhadap risiko investasi di JII. Penelitian ini mereplikasi kembali penelitian yang pernah dilakukan oleh Makaryanawati, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dan Misbachul Ulum, Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (Maret 2009) yang melakukan penelitian pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII). Berdasarkan latar belakang yang ada, penelitian ini dilakukan dengan mengambil judul sebagai berikut:
5
“Analisis Pengaruh Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Investasi di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009”.
1.2
Perumusan Masalah Risiko investasi merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dan
berdampak pada semua perusahaan. Pemahaman terhadap risiko investasi dapat membantu perusahaan atau investor dalam pengambilan keputusan-keputusan bisnis. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko investasi biasanya merupakan faktor makro ekonomi dan faktor fundamental. Oleh sebab itu masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan faktor-faktor kebijakan dividen, tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap risiko investasi di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2005-2009. 2. Apakah investasi, profitabilitas, likuiditas dan leverage mempengaruhi kebijakan dividen di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2005-2009 baik secara simultan maupun secara parsial. 3. Apakah kebijakan dividen, tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan nilai kurs mempengaruhi risiko investasi di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2005-2009 baik secara simultan maupun secara parsial.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data,
mencari informasi serta menambah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian khususnya dalam rangka untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan dividen, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap risiko investasi pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII). Selain itu, maksud dari penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.
6
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis bagaimana perkembangan faktor-faktor kebijakan dividen, tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap risiko investasi di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009. 2. Untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap kebijakan dividen di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009 baik secara simultan maupun secara parsial. 3. Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap risiko investasi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009 baik secara simultan maupun secara parsial.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang berkepentingan, antara lain : 1. Emiten, sebagai antisipasi dampak dari perubahan-perubahan faktor makro dan fundamental terhadap risiko investasi secara keseluruhan dan diharapkan juga dapat memberikan suatu pegangan dalam mengambil kebijakan yang menyangkut kinerja perusahaan dan faktor makro ekonomi terhadap risiko investasinya dan bagi para investor. Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan proses evaluasi dalam pengambilan keputusan investasi dengan mempertimbangkan risikonya. 2. Bagi Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan pengetahuan secara teoritis yang didapat dengan praktek-praktek dalam analisis risiko investasi. 3. Pemerintah, sebagai masukan dalam membuat kebijakan-kebijakan makro karena faktor-faktor makro mempunyai sesitivitas terhadap risiko investasi. 4. Civitas Akademik, diharapkan dengan penelitian ini, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen keuangan, manajemen
7
investasi dan manajemen risiko serta menjadi bahan referensi atas penelitianpenelitian serupa yang berkaitan dengan hasil penelitian ini.
1.5
Kerangka Pemikiran Pasar modal dalam perkembangannya telah menjadi bagian instrument
perekonomian. Peranannya sangat penting dalam menghubungkan antar penyedia dana (investor) dengan pengguna dana (emiten). Bagi perusahaan, pasar modal merupakan alternatif sumber penghimpun dana, selain itu pasar modal juga memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk melakukan investasi dengan membentuk portofolio investasi. Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya harus memperhatikan dua hal, yaitu keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Hal ini berarti investasi dalam bentuk saham menjanjikan keuntungan sekaligus risiko, sehingga investor harus lebih cermat dalam mengambil
peluang
dengan
mempertimbangkan
risiko
yang
ada
(Jurnalskripsi.com, 2009). Risiko dalam
investasi terbagi atas dua kelompok; pertama, risiko
sitematis dan yang kedua, risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi
risiko
ini dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
makro
yang
dapat
mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Beberapa contoh risiko unsistematik adalah aksi mogok karyawan, tuntutan peradilan dan lain-lain. Sedangkan dalam risiko sistematik beberapa contohnya yaitu risiko pasar, risiko inflasi, risiko resesi, risiko financial, risiko krisis, risiko investasi, risiko bisnis, risiko nilai tukar mata uang dan risiko negara (Nurhasan, 2010). Dari risiko-risiko yang dijelaskan diatas, risiko yang akan penulis bahas adalah hanya mengenai risiko investasi. Keterbatasan pembahasan ini diambil atas dasar studi kasus dalam penelitian yang dilakukan adalah pada Jakarta Islamic Index (JII), dimana JII merupakan salah satu index saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang
8
memenuhi kriteria syariah. Berbicara mengenai saham maka akan sangat terkait dengan investasi. Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah perbedaan return yang diharapkan dengan return yang terelisasi dari sekuritas tersebut (Haryanto dan Riyatno 2007). Bagaimanapun investor pada umumnya sangat paham tentang risiko dalam berinvestasi di pasar modal. Jika harga saham turun investor bisa mengerti dan memaklumi bahwa itu merupakan risiko investasi yang harus mereka tanggung. Adler mengemukakan bahwa "Risiko investasi adalah risiko yang ada dalam ruang lingkup investasi. Menurutnya risiko investasi hanya mencakup risiko pergerakan harga saham, risiko kesempatan, risiko likuiditas, risiko perubahan kurs, risiko tingkat suku bunga dan risiko-risiko lainnya yang berkaitan langsung dengan posisi investasi seseorang (detikfinance.com 2009). Terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi risiko investasi, yaitu faktorfaktor mikro atau fundamental perusahaan dan faktor-faktor makro perusahaan. Faktor-faktor fundamental perusahaan bisa berupa kebijakan dividen, struktur kepemilikan dan agency conflict. Seperti yang penulis jelaskan sebelumnya bahwa dalam
kebijakan
dividen
itu
sendiri
terdapat
beberapa
faktor
yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas, leverage, posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan dan lain-lain (Puspita, 2009). Adapun untuk faktor-faktor makronya yaitu kurs, inflasi, tingkat suku bunga dan harga minyak (Makaryanawati dan Ulum, 2009). Yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah mencakup kedua variabel tersebut yaitu variabel mikro atau fundamental perusahaan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang terdiri dari keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas dan leverage dan variabel makronya yaitu tingkat suku bunga SBI dan nilai kurs.
1.5.1 Hubungan Keputusan Investasi, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang
9
lebih serius daripada manajemen perusahaan. Besar kecilnya dividen tergantung besar kecilnya laba yang diperoleh dan proporsi laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen/dividen payout ratio (Sartono, 2001: 73). Berikut ini faktor-faktor yang sesungguhnya terjadi dan harus dianalisa kaitannya dengan kebijakan dividen diantaranya kebutuhan dana, likuiditas, kemampuan meminjam, keadaan pemegang saham dan stabilitas dividen (Sartono, 2001: 293). Adapun yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas dan leverage. Pemilihan variabel ini atas dasar bahwa keempat variabel tersebut dapat menjelaskan kinerja perusahaan secara umum yang dilihat dari kegiatan
investasinya,
kemampulabaannya,
ke-liquid-annya
dan
tingkat
penggunaan sumber dananya. Damayanti dan Achyani (2006) dalam Pupita (2009) telah melakukan penelitiannya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003 menyebutkan bahwa dari variabel investasi, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak ada satu variabel pun yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Green (1993) dalam Adedeji (1998) dalam Yuniningsih (2002) yang menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout ratio. Juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Theobald (1978) yang diacu oleh Florentina (2001) dalam Yuniningsih (2002) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout ratio. Yuniningsih (2002) menyatakan bahwa dari penelitiannya ditemukan bahwa investasi berpengaruh signifikan negatif terhadap dividen payout ratio. Kurniati (2007) meneliti pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap tingkat pembayaran dividen pada perusahaan go publik. Berdasarkan pengujian hipotesisnya, hanya variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pembayaran dividen yang diterima investor, sedangkan profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity dan leverage yang diproksikan dengan debt to equity hasilnya tidak signifikan. Suharli dan Oktorina (2005) dalam Widiyanti, (2009) berupaya menguji kemampuan rasio
10
dalam memprediksi tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen. Penelitian ini, menggunakan tiga variabel yaitu profitabilitas yang diwakili oleh Return on Investment (ROI), likuiditas yang diwakili oleh Current Ratio (CR), dan hutang yang diwakili oleh Debt Equity Ratio (DER). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen dapat diprediksi melalui ketiga rasio tersebut. Tingkat profitabilitas dan likuiditas mempunyai hubungan yang searah/positif dengan kebijakan dividen, sedangkan tingkat leverage mempunyai hubungan negatif/tidak searah dengan kebijakan dividen (Widiyanti, 2009).
1.5.2 Hubungan Kebijakan Dividen dengan Risiko Investasi Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh kebijakan dividen terhadap risiko investasi pernah diteliti oleh beberapa para ahli. Penelitian yang menghubungkan dengan kebijakan dividen menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Yeye Susilowati (2003: 61) dalam Dhailami (2006), penelitiannya menyebutkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi secara negatif oleh tingkat pertumbuhan perusahaan dan dividen payout ratio juga dapat mempengaruhi risiko investasi. Sebaliknya menurut Fauzan (2002:132) dalam Dhailami (2006), penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara risiko terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen yang dibuat oleh manajemen juga di pengaruhi oleh risiko. (Dhailami, 2006).
1.5.3 Hubungan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan Risiko Investasi Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko
investasi telah dilakukan oleh Tandelilin (1997) dalam Zubaidah ((2004) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi dan variabel-variabel ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan perubahan GDP) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik ( beta saham). Menurut Iswardono (1996) dalam Zubaidah (2004), naiknya suku bunga, inflasi berjangka akibat kebijakan
11
ekonomi yang dikeluarkan pemerintah menyebabkan para pemodal mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan, sehingga memberikan batas yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham-saham perusahaan yang dijual (Zubaidah, 2004).
1.5.4 Hubungan Nilai Tukar (kurs) dengan Risiko Investasi Di dalam pasar modal bukan hanya variabel fundamental saja yang mempengaruhi risiko tetapi juga ada variabel-variabel ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs, perubahan GDP yang ikut mempengaruhi risiko suatu perusahaan. Haryanto dan Riyatno (2003) melakukan penelitian dengan judul, ”Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap risiko investasi saham perusahaan di BEJ”. Tingkat suku bunga SBI dan kurs terbukti mempengaruhi risiko investasi, namun hasilnya tidak konsisten pada dua karakteristik industri yang berbeda. Pada perusahaan manufaktur hanya kurs yang mempengaruhi risiko investasi sedangkan pada perusahaan non manufaktur suku bunga SBI yang mempengaruhi risiko investasi. Penelitian ini juga memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Persamaannya adalah penggunaan tingkat suku bunga dan nilai kurs sebagai variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap risiko investasi. Sementara itu, perbedaannya adalah penelitian ini menambahkan faktor fundamental yaitu variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (Makaryanawati dan Ulum, 2009). Untuk mendapatkan kejelasan mengenai alur pemikiran variabel-variabel dalam penelitian ini, maka dari uraian tentang variabel-variabel penelitian di atas secara lengkap dapat dibentuk suatu kerangka pemikiran sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut:
12
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Pasar Modal
Investasi
Return
Risiko
Risiko Sistematik
Aksi mogok Karyawan
Risiko Investasi
Faktor-Faktor
Keputusan Investasi
Kebijakan Dividen
Profitabilitas
Struktur Kepemilikan
Likuiditas
Leverage
Ket : .................................... ( Tidak diteliti ) ( Diteli )
Tuntutan Peradilan
Faktor-Faktor Makro
Mikro/Fundamental
Agency Conflict
Risiko Unsistematik
Kurs
Suku Bunga
Harga Minyak
13
1.6
Hipotesis Bertitik tolak dari teori-teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs berpengaruh terhadap risiko investasi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2005-2009.
1.7
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan, adalah metode explanatory survey
yaitu survei yang bersifat menjelaskan suatu fenomena yang digambarkan dan fokusnya terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel (Nazir, 2003). Bentuk atau jenis penelitian yang digunakan analisis deskriptif dan verikatif, dimana tujuannya yaitu disamping menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta tentang perusahaan juga untuk mengetahui
hubungan
variabel
independen
dan
variabel
dependen
(abdulhamid.files.wordpress.com, 2010). Adapun metode analisisis dalam penelitian ini menggunakan pooled data (pooling of cross sectional and time series observations) atau disebut juga panel data yang dapat menjelaskan dua macam informasi yaitu: informasi cross-section pada perbedaan antar subjek, dan informasi time series yang merefleksikan perubahan pada subjek waktu (Statistik 4 Life (S4L), 2009). Model regresi yang digunakan adalah metode two stage yaitu teknik statistik yang digunakan dalam analisis persamaan struktural yang merupakan perpanjangan dari metode Ordinary Least Square (OLS). Teknik ini bisa dijadikan sebagai teknik alternatif dalam pemodelan SEM (Structural Equation Model) untuk memperkirakan koefisien jalur (Kelejian & Prucha, 1998).
14
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang listing di Jakarta
Islamic Index (JII) selama periode penelitian (2005-2009) yang telah go public , dimana data diperoleh dari laporan keuangan yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory 2005-2009 di Pojok Bursa Universitas Widyatama. Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Widyatama, yang berlokasi di Jalan Cikutra No 204A Bandung 40125. Dengan waktu pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011.