BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu fasilitator dalam suatu negara karena
pasar modal mampu memenuhi kebutuhan akan permintaan dan penawaran modal bagi kalangan industri dan keseluruhan entitas. Selain itu, pasar modal juga digunakan oleh pemerintah sebagai salah satu alat dalam mengendalikan perekonomian negara. Seiring perkembangan yang pesat, kebutuhan atas informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang banyak digunakan adalah informasi akuntansi terutama yang berasal dari laporan keuangan. Pasar modal di Indonesia di akomodisir pada suatu bursa efek yang disebut dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu sektor yang ada di BEI adalah sektor pertambangan, dimana sektor ini merupakan salah satu sektor unggulan yang diminati oleh investor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imawan yang merupakan Ketua Umum Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) bahwa “pertumbuhan industri pertambangan cukup signifikan dalam dua dasawarsa terakhir. Ini dilihat dari kontribusi penerimaan negara dari industri ini”. Selain itu, ia menambahkan peran penting pertumbuhan industri pertambangan Indonesia dapat dilihat dari produksi barang tambang nasional, seperti batu bara, timah, nikel, tembaga, dan emas yang termasuk dalam 10 besar dunia, akan tetapi . Terkait produksi batu bara nasional, ia pun menyebutkan kontribusi perusahaan jasa pertambangan cukup signifikan hal ini secara tidak langsung meningkatkan secara perlahan pula nilai-nilai perusahaan pada sektor pertambangan yang sempat merosot drastis pada 2008 akibat krisis perekonomian global. Keruntuhan perekonomian dunia pada periode 2008 ditandai dengan kebangkrutan Leman Brother yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan senior yang terbesar ke 4 di Amerika Serikat. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di
Amerika transaksi bursa saham di berbagai dunia seperti Hongkong, China, Australia, dan negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan bursa saham Indonesia yang berada di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus di suspend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia panik dalam menyikapi masalah ini, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi global yang pada mulanya terjadi di Amerika dirasakan oleh negara Indonesia. Sebagai negara dengan perekonomian terbuka, meskipun Indonesia telah membangun momentum pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tidak akan terlepas dari dampak negatif perlemahan ekonomi dunia tersebut. Krisis keuangan global yang mulai berpengaruh secara signifikan dalam triwulan III tahun 2008, dan secound round effect dari krisis keuangan tersebut akan mulai dirasakan meningkat intensitasnya pada tahun 2009. Sejak pertengahan 2008 harga komoditas pertambangan mulai melemah dan jatuh secara dramatis di kuartal ke III pada 2008 ketika krisis perekonomian dunia semakin jelas. Kepercayan Investor turut anjlok yang menyebabkan penjualan besar-besaran atas saham termasuk saham emiten tambang hal tersebut menyebabkan terkikisnya kapitalisasi pasar tambang hingga 74% pada 2008. http://www.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=18&newsnr=1196 Dampak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonomian global adalah sektor keuangan dan sektor-sektor lain diluar keuangan pun turut merasakannya hal ini tergambar dari harga indeks sektor saham pertambangan yang pada 2007 memiliki nilai rata-rata 3270,09 poin turun menjadi 877,68 poin pada penutupan 2008 . Hal ini diakibatkan oleh krisis perekonomian dunia yang imbasnya yakni pada kemerosotan harga komoditi tambang yang imbasnya secara langsung menurunkan minta investor untuk membeli saham-saham sektor pertambangan akibat nilai perusahaan tambang yang merosot pula yang teramati oleh investor. http://metabinasabila-meta.blogspot.com/2012/04/tulisan-tambahan-2dampakperekonomian.html
Nilai perusahaan sendiri Menurut Mardiyanto (2009:182) : “nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari serangkaian arus kas masuk yang akan dihasilkan perusahaan pada masa yang akan datang.” Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan itu, apabila harga saham perusahaan naik maka hal itu berarti nilai dari perusahaan itu tinggi begitu pun sebaliknya. Tinggi rendahnya nilai perusahaan ini tentu tidak terlepas berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut termasuk didalamnya adalah fungsi keuangan seperti kebijakan dividen, keputusan investasi, dan ditambahkan pula dengan tingkat keuntungan atau sering disebut dengan profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Berikut ini merupakan data Nilai Perusahaan yang diamati dari Price Book Value (PBV) indeks sektor pertambangan dari tahun 2007-2011: Tabel 1.1 Data Perkembangan Nilai Perusahaan / Price Book Value (PBV) Sektor Pertambangan yang Go Public di BEI Periode 2007-2011 No
Perusahaan
Kode
2007 4,87 14,31
ANTM 1 PT. Aneka Tambang, Tbk BUMI 2 PT. Bumi Resources, Tbk 3 PT. Citatah, Tbk CTTH -18,64 4 PT. Eksploitasi Energi Indonesia, Tbk CNKO 1,37 ENRG 6,62 5 PT. Energi Mega Persada, Tbk ITMG 4,85 6 PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk 4,85 7 PT. International Nickel Indonesia, Tbk INCO MEDC 3,38 8 PT. Medco Energi International, Tbk 2,67 9 PT. Perdana Karya Persada, Tbk PKPK 10 PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk PGAS 11,45 11 PT. Tambang Bukit Asam, Tbk PTBA 10,77 TINS 5,1 12 PT. Timah, Tbk Sumber: Company Report BEI
Tahun 2008 2009 2010 2011 1,29 2,68 2,44 1,43 1,02 2,66 4,33 4,24 1,35 0,33 0,33 1,78 1,15 0,78 1,02
1,37 0,39 0,91 5,14 2,3 1,2 1,01
1,18 0,9 0,86 8,86 3,21 1,59 0,54
1,15 0,62 1,18 4,46 1,98 1,04 0,58
8,8 3,98 1,42
9,44 7,42 3,05
7,73 8,31 3,29
4,48 4,9 1,83
Hasil dari perkembangan Price Book Value pada Tabel 1.1 dapat diamati bahwa: 1. PT Aneka Tambang, Tbk pada 2008 mengalmai penurunan sebesar 73,51%, lalu pada tahun 2009 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 107,75% dan beturut-turut pad tahun 2010-2011 perusahaan mengalami penurunan sebesar 8,96% dan 41,39%. 2. PT Bumi Resources, Tbk mengalami penurunan sebesar 92,87% pada 2008 dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan pada periode 2009-2010 mengalami peningkatan sebesar 232,35% dan 2,08% 3. PT Citatah, Tbk pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 107,24% sedangkan pada tahun 2009-2011 berturut-turut mengalami penurunan sebesar., 0,74 ., 11,94% dan 2,54% 4. PT Eksploitasi Energi Indonesia, Tbk pada tahun 2008 jumlahnya menurun sebesar 75,91% dan pada tahun 2009-2010 perusahaan mengalami kenaikan sebesar 18,18% dan 130,77% sedangkan pada tahun 2011 perusahaan mengalami penurunan sebesar 26,67% 5. PT Energi Mega Persada, Tbk pada 2008 mengalami penurunan sebesar 94,02% dan pada 2009 mengalami kenaikan sebesar 127% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar74%% sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 37,21. 6. PT Indo Tambangraya Megah, Tbk tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 63,30% sedangkan pada 2009-2010 berturut-turut mengalami kenaikan sebesar 171,91% dan 83,06% sedangkan pada tahun 2011 perusahaan mengalami penurunan sebesar 37,36%. 7. PT International Nickel Indonesia, Tbk mengalami penurunan pada periode 2008 sebesar 76,29% dan pada 2009 – 2010 mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 111,30% dan 32,10% dibandingkan dengan periode sebelumnya dan pada 2011 perusahaan mengalami penurunan sebesar 38,32% 8. PT Medco Energi International, Tbk pada tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan sebesar 77,52% sedangkan pada tahun 2009-2010
perusahaan berturut-turut mengalami kenaikan sebesar 53,85% dan 32,5% sedangkan pada tahun 2011 perusahaan mengalami penurunan sebesar 34,59%. 9. PT Perdana Karya Persada, Tbk pada tahun 2008-2010 berturut-turut mengalami penurunan seebsar 62,55% ., 1% dan 45,45% sedangkan pada 2011 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 5,56%. 10. PT Perusahaan Gas Negara, Tbk pada tahun 2008 mengalami penurunaa sebesar 23,14, sedangkan pada 2009 perusahaan mengalami kenaikan sebesar 7,27% dan berturut-turut pada tahun 2010-2011 perusahaan mengalami penurunan sebesar 18,11dan 42,04 11. PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk pada tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan sebesar 63,05% sedangkan pada tahun 2009-2010 perusahaan mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 86,43% dan 11,99 sedangkan pada tahun 2011 mengalami penururnan sebesar 41,03% 12. PT Timah, Tbk pada periode 2008 mengalami penurunan sebesar 72,16% sedangkan pada periode 2009-2010 berturut-turut mengalami kenaikan sebesar 106,34% dan 12,29 sedangkan pada 2011 mengalami penurunan sebesar 44,38% Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan, kebijakan dividen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Apabila perusahaan dapat menentukan kebijakan dividen dengan tepat yaitu dapat menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh untuk dibagikan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham, maka hal tersebut akan berdampak kepada meningkatnya nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga saham. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) tidak akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2008 terkait keadaan neraca perseroan. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan, Jumat (17/4). "Kita menunggu stabilitas harga nikel. Ya, jadi itu masuk dalam laba ditahan," ujar Presiden Direktur INCO, Arif S. Siregar, usai rapat yang digelar di Graha Niaga. http://m.inilah.com/read/detail/99697/inco-tak-bagi-dividen
Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Pramastuti (2007) dalam penelitiannya mengenai pengaruh pengumuman kebijakan dividen menyimpulkan bahwa kenaikan (penurunan) dividen direspon secara positif (negatif) oleh pasar. Wirjolukito (2003) mengungkapkan bahwa pembayaran dividen dan bunga hutang akan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi manajer agar dapat diinvestasikan di dalam proyek kecil yang memiliki nilai sekarang bersih positif dan perquisites. Masalah keagenan (agency problem) juga potensial mengurangi keputusan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, sebagai prinsipal. Alasannya satu, karena pihak manajemen, sebagai agen, akan berusaha meningkatkan kesejahteraannya sendiri dulu. Namun sesungguhnya pembayaran dividen juga salah satu upaya untuk mengurangi masalah keagenan tersebut. Kebijakan dividen sendiri pula menjadi sebuah tingkat pengembalian terhadap investasi. Kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Apabila suatu perusahaan keliru dalam melakukan pemilihan investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu, hal ini dapat tergambar pula dari perkembangan investasi pada sektor pertambangan, dimana pertumbuhan belanja investasi perusahaan tambang pada 2007 dan 2008 tidak terlalu signifikan. Sebagian besar dana dibelanjakan untuk investasi pada tambang-tambang yang sudah beroperasi, bukan untuk eksplorasi tambang baru. Investasi terutama terjadi untuk pergantian pabrik dan peralatan demi memelihara kegiatan operasional yang telah berjalan. http://investasi.kontan.co.id/news/laba-perusahaan-tambang-publik-2008-anjlok33 Akibat hal tersebut tentunya akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan, karena investasi yang dilakukan perusahaan pada dasaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Myers (1977) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi dan pengeluaran di masa yang akan datang. Diharapkan dengan
melakukan investasi maka perusahaan akan dapat berkembang dan mendapatkan tingkat profitabilitas yang meningkat pula bagi kelangsungan operasional perusahaan. Krisis finansial global dan anjloknya harga berbagai komoditas telah meluruhkan profitabilitas perusahaan-perusahaan tambang. Menurut survei Price water house Coopers, laba perusahaan-perusahaan tambang publik pada tahun 2008 melorot 33% dibandingkan laba mereka tahun 2007 yang mengakibatkan penurunan profitabilitas perusahaan. http://investasi.kontan.co.id/news/laba-perusahaan-tambang-publik-2008-anjlok33 Tingkat
profitabilitas
perusahaan
berkaitan
dengan
kemampuan
perusahaan dalam menciptakan keuntungan atau laba perushaan. Profitabilitas perusahaan merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif terhadap hal tersebut dan nilai perusahaan pun akan meningkat. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat
pengembalian
ekuitas
pemilik.
Menurut
Munawir
(2004:33)
mengemukakan bahwa : “Analisis Profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.” Tingkat proftabilitas ini pun secara langsung mempengaruhi akan kebijakan perusahaan dalam menetapkan bagaimana perusahaan akan melakukan langkah-langkah pengembangan perusahaan dengan investasi yang nantinya dari kegiatan investasi yang dilakukan akan mempengaruhi pendapatan bersih bagi perusahaan apakah itu akan mengalami peningkatan apabila keputusan investasi yang dilakukan tepat yang nantinya berpengaruh pula pada penetapan pemberian
dividen kepada pemegang saham (shareholders), ataukah justru akan justru mengalami penurunan dari pendapatan perusahaan apabila investasi yang dilakukan tidak tepat. Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang pengaruh Kebijakan Dividen yang diamati melalui, Keputusan Investasi yang diamati melalui dan Tingkat Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan, sehingga penulis mengajukan judul: “Pengaruh
Kebijakan
Dividen,
Keputusan
Investasi,
dan
Tingkat
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011.”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis dapat diidentifikasikan bahwa nilai perusahaan dengan parameter Price Book Value (PBV) dipengaruhi oleh kebijakan dividen dengan parameter Dividen Payout Ratio (DPR), keputusan investasi dengan parameter Total Asset Growth (TA Growth) dan tingkat profitabilitas dengan parameter Return On Investment (ROI). Berikut ini perumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis: 1. Bagaimana perkembangan Growth),
Dividen (DPR), Keputusan Investasi (TA
Profitabilitas (ROI) dan Nilai Perusahaan (PBV) pada
perusahaan indeks Sektor pertambangan periode 2007-2011? 2. Bagaimana pengaruh perkembangan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (TA Growth),
Profitabilitas (ROI) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
secara simultan terhadap nilai perusahaan pada sektor pertambangan periode 2007-2011? 3. Bagaimana pengaruh antara Dividen (DPR), Keputusan Investasi (TA Growth), Profitabilitas (ROI) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada sektor pertambangan periode 20072011?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi
tentang bagaimana pengaruh kebijakan dividen, keputusan investasi dan tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan, yang nantinya akan penulis gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus ditujukan
untuk mendapatkan
jawaban dari permasalahan yang diidentifikasi diatas, yakni: 1. Untuk menganalisis perkembangan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (TA Growth),
Profitabilitas (ROI) dan Nilai Perusahaan (PBV) pada
perusahaan indeks sektor Pertambangan periode 2007-2011. 2. Untuk menganalisis pengaruh Dividen (DPR), Keputusan Investasi (TA Growth), Profitabilitas (ROI) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) secara simultan pada perusahaan indeks sektor Pertambangan
periode 2007-
2011. 3. Untuk menganalisis pengaruh Dividen (DPR), Keputusan Investasi (TA Growth), Profitabilitas (ROI) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) secara parsial pada perusahaan indeks sektor Pertambangan periode 2007-2011.
1.4
Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian
yang dilakukan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi referensi tambahan khususnya mengenai topik-topik seputar nilai perusahaan.
2. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi perusahaan dalam melaksanakan aktifitas perusahaannya sehingga diharapkan setiap keputusan mengenai perusahaan akan tepat. 3. Investor Penelitian ini diharapkan dapar memberikan gambaran informasi bagi investor yang berniat untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan agar investasi yang ditanamkan bermanfaat dan tepat.
1.5
Kerangka Pemikiran Laporan keuangan merupakan suatu media yang dapat menggambarkan
kondisi keuangan perusahaan. Namun dalam menginterprestasikan laporan keuangan dibutuhkan suatu tindak lanjut analisa agar laporan keuangan tersebut dapat menjadi informasi yang lebih tepat dan akurat. Analisis laporan keuangan seringkali memasuki aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis tersebut memungkinkan untuk dilakukannya identifikasi, pengkajian dan perangkuman hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan teknik yang biasa digunakan dalam hal seperti ini adalah analisis rasio keuangan. Menurut Harahap ( 2002 : 297 ) yang dimaksud rasio keuangan: “Rasio
keuangan
adalah
angka
yang
diperoleh
dari
hasil
perbandingan dari hasil satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan ( berarti )”. Sedangkan analisis laporan keuangan menurut Harahap (2002 : 190), adalah: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih mendalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Selain itu keuangan pun memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Dividen Payout Ratio merupakan faktor penentu dalam Kebijakan dividen menyangkut keputusan tentang penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham.Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan keuangan perusahaan.. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi pada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang Martono & Harjito (2007:253) menyatakan bahwa: “pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya dan pada akhirnya menurunkan nilai dari perusahaan tersebut”. Menurut Rozeff (dalam jurnal Hasnawati, 2005) menyatakan bahwa pembayaran dividen berisi informasi mengenai perusahaan di masa yang akan datang. Hasnawati (2005) menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), dalam penelitiannya dapat membuktikan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan secara positif. Pengukuran terhadap kebijakan dividen sesuai dengan penjelasan diawal menggunakan
parameter Dividen Payout Ratio (DPR),
penggunaan DPR sendiri dapat dihitung dengan rumus:
Dividend Payout Ratio
DPS 100% EPS
Menurut Mai (2008) dalam jurnalnya, peningkatan pembayaran dividen berpengaruh terhadap kenaikan nilai perusahaan. Kedua variabel tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal untuk suatu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Jones (2004 : 3) investasi didefinisikan sebagai berikut: “Investment is the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period.” Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor. Investor pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu investor individual yang terdiri dari individuindividu yang melakukan aktivitas investasi dan investor institusional yang biasanya terdiri dari perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana, lembaga dana pensiun maupun perusahaan investasi. Jadi investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi. Adanya ketidakpastian investasi dalam saham mendorong investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Dalam jurnalnya Haruman. (2008) mengatakan bahwa: “keputusan investasi mencangkup pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. variabel keputusan investasi (TA Growth) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan arah yang positif. Kenaikan investasi akan meningkatkan nilai perusahaan. Apabila tingkat investasi di sebuah perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Hasnawati (2005) menjelaskan bahwa Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan dilihat dari indikator-indikator yang dianggap penting dalam pengambilan keputusan perusahaan adalah indikator yang mencerminkan kesempatan investasi di masa yang akan datang (investment opportunity).
Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) di dalam penelitiannya menyatakan, nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Nilai perusahaan sematamata ditentukan oleh keputusan investasi. Pernyataan sesuai hasil penelitian Fama dan French (1998), yang menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen dan leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Pengukuran terhadap keputusan investasi sesuai dengan penjelasan diawal menggunakan
parameter Total Asset Growth (TA Growth), penggunaan TA
Growth sendiri dapat dihitung dengan rumus: Total Asset Growth
Total Asset x Total Asset x1 100% Total Asset x1
Kinerja keuangan yang baik dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi investor sebagai dasar analisis investasinya. Salah satunya adalah melalui analisis rasio profitabilitas yang dapat menunjukan efisiensi dan efektifitas pengelolaan investasi oleh perusahaan dan kemampuannya untuk mengahasilkan laba. Rasio Profitabilitas menurut Harahap (2004 : 304) adalah : “Rasio
rentabilitas
atau
disebut
juga
rasio
profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada.” Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2003 : 59) yaitu : “Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi.”
Dalam jurnalnya Haryanto dan Sugiharto (2003) mengatakan bahwa: “profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya.”
Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi tinggi. Karena harga saham merupakan refleksi dari nilai perusahaan yang bersangkutan, maka dengan harga saham yang naik dapat dikatakan nilai perusahaan tersebut pun tinggi. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar
kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh
perusahaan. Apabila profitabitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor
akan melihat sejauh mana
perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Gitman (2006:218) mengemukakan bahwa rasio profitabilitas diperlukan untuk mengetahui berapa tingkat keuntungan yang ditawarkan oleh setiap saham yang terdapat di bursa, serta harga saham dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain laba bersih per tahun, laba per saham dan dividen yang dibayarkan setiap tahun. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern (Purwaningsih dalam Hadianto dan Wijaya, 2010). Going concern bagi sebuah perusahaan berarti perusahaan tersebut mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak mengalami likuidasi dalam jangka pendek. Penilaian terhadap profitabilitas dengan menggunakan pendekatan parameter ROI, dengan rumus sebagai berikut: ROI
Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva
Dari hasil hipotesis yang ada maka dapat dirumuskan hipotesis hubungan antar variabel dimana terdapat Pengaruh Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Tingkat Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
diteliti
Perusahaan Pertambangan
tidak diteliti Laporan Keuangan
Analisis Rasio Keuangan
Keputusan Keuangan
Kebijakan Dividen
DPR
Keputusan Investasi
Profitabilitas
TA Growth
ROI
Nilai Perusahaan (PBV)
1.6
Uji Hipotesis Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya
hubungan yang ditimbulkan oleh variabel independent (variabel X) terdapat variabel dependen (variabel Y) baik secara langsung maupun tidak langsung, serta untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah : H1: Terdapat pengaruh signifikan dari Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan H2: Terdapat pengaruh signifikan dari Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan H3: Terdapat pengaruh signifikan dari Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan H4: Terdapat pengaruh signifikan dari Kebijakan Dividen , Keputusan Investasi dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
1.7
Metode Penelitian Penulis
menganalisis
laporan
keuangan
perusahaan
pada
Sektor
Pertambangan yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi litelatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Nazir (2003:54): ”Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”i Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Rasyad (2003 : 6) : ”Metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimasi) dan pengujian hipotesis”. Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Sugiyono (2008 : 55), sebagai berikut: “Metode verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis.” Data yang telah diperoleh selama proses penelitian kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih terperinci, serta untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Teknik analisi data yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah analisis statistik parametik. Analisis statistik parametik yang digunakan yaitu Analisis Regresi dan Korelasi Linier Berganda (Multiple Linear Regression dan Correlation Analysis). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, analisis jalur dan analisis korelasi. Kemudian metode analisis statistik yang digunakan adalah metode analisis statistik secara bersamaan (Simultan) yaitu uji
hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X1, X2, X3 secara simultan terhadap variabel Y . Sedangkan analisis statisik secara sendiri (Parsial) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik t dari masing-masing variabel. Berikut ini adalah penggambaran paradigma penelitian yang dilakukan:
Gambar 1.2 Paradigma Penelitian
Kebijakan Dividen (DPR) X1 Keputusan Investasi (TA Growth) X2
Nilai Perusahaan (PBV) Y
Profitabilitas (ROI) X3
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan Sektor Pertambangan
yang telah Go Public di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, pustakaloka Universitas Widyatama yang berlokasi di jalan Cikutra-Sekejati, Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2013 sampai dengan Mei 2013.