BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knowledge management (KM) dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif [TJA06]. Istilah ini umumnya dikenal dalam kehidupan organisasi bisnis sebagai upaya untuk meningkatkan daya kompetisi perusahaan. Dalam konsep KM dikenal model aliran pengetahuan atau General Model Knowledge, yaitu model yang menggambarkan sekumpulan proses atau aktivitas di mana data, informasi dan pengetahuan ataupun meta-pengetahuan diubah dari kondisi (state) yang satu ke yang lain [NEW99]. Berdasarkan model ini, aliran pengetahuan dibagi menjadi empat area utama, yaitu: knowledge creation (penciptaan pengetahuan), knowledge retention (penyimpanan pengetahuan), knowledge sharing (penyebaran pengetahuan), dan knowledge utilization (penggunaan pengetahuan). Dilihat dari prosesnya, aktivitas belajar tak ubahnya seperti rangkaian proses KM sebab dalam proses belajar juga terjadi aliran pengetahuan. Dalam proses belajar sendiri terlibat berbagai komponen atau elemen yang dibungkus menjadi sebuah lingkungan belajar. Dari sudut pandang pembelajar, lingkungan ini dapat dibedakan menjadi lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal mencakup pribadi pembelajar serta segala strategi yang dipikirkannya untuk belajar, sedangkan lingkungan eksternal adalah segala sesuatu di luar pribadi pembelajar yang turut berkontribusi dalam proses belajar. Salah satu bagian dari lingkungan eksternal adalah infrastruktur atau alat pendukung proses belajar, contohnya adalah digital library (DL). DL merupakan sumber daya yang dapat menyimpan koleksi suatu institusi. Saat ini DL juga banyak dimanfaatkan sebagai gerbang atau portal yang menyediakan account dan password untuk masuk ke online resource prabayar, seperti IEEE Explore, ACM, dan Proquest. Dalam proses belajar, DL berperan sebagai sistem pendukung yang menyediakan materi belajar. DL dibutuhkan khususnya pada tahap di mana pembelajar melakukan pencarian sumber belajar sebagai modal untuk membentuk pengetahuan baru. Dilihat dari aliran pengetahuannya, tahap tersebut merupakan bagian dari knowledge creation.
I-1
I-2
Namun, dengan memandang aktivitas belajar sebagai suatu proses KM, kebutuhan pembelajar terhadap alat pendukung tidak lagi sebatas penyediaan materi belajar saja. Selain knowledge creation, pembelajar juga membutuhkan fasilitas yang dapat mengakomodasi knowledge retention, knowledge sharing, dan knowledge utilization. Dengan demikian, keberadaan DL saja belum cukup untuk melayani proses belajar secara menyeluruh. Oleh sebab itu, dalam tugas akhir ini dikenalkan sebuah konsep baru yang disebut knowledge library (KL), yaitu sebuah sistem hasil perluasan fungsionalitas DL sebagai alat pendukung proses belajar yang mampu mengakomodasi aliran pengetahuan secara menyeluruh. KL sendiri masih merupakan konsep sistem yang bersifat abstrak. Untuk menunjukkan bagaimana penerapannya dalam domain permasalahan yang nyata, maka dibutuhkan usaha lebih lanjut untuk merepresentasikan KL dalam sebuah studi kasus. Oleh sebab itu, dalam tugas akhir ini, dilakukan pengembangan sistem yang merupakan instansiasi KL dengan studi kasus yang spesifik, yaitu alat pendukung proses belajar untuk kebutuhan mahasiswa tugas akhir (TA). Pengembangan sistem ini dilakukan dengan menerapkan metodologi prototyping dengan pendekatan exploratory. Adapun hasil yang diharapkan dari pengembangan sistem ini adalah alur rekayasa sistem dan prototipe yang dapat dijadikan acuan bagi pengembangan di masa mendatang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang menjadi dasar kajian dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah: 1. Bagaimana knowledge library didefinisikan sebagai alat pendukung proses belajar dan bagaimana konsep aliran pengetahuan dalam knowledge management dimanfaatkan dalam membangun definisi tersebut. 2. Bagaimana konsep knowledge library diterapkan sebagai sebuah sistem dengan studi kasus yang spesifik, yaitu alat pendukung proses belajar untuk kebutuhan mahasiswa tugas akhir.
1.3 Tujuan Tujuan pelaksanaan tugas akhir ini dapat dibagi menjadi tujuan utama dan tujuan pendukung. Tujuan utama dari tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menganalisis dan mendefinisikan konsep knowledge library sebagai alat pendukung proses belajar dengan memanfaatkan konsep aliran pengetahuan dari knowledge management.
I-3 2. Menerapkan konsep knowledge library dalam studi kasus melalui pengembangan sebuah sistem yang merupakan instansiasi dari knowledge library. Sedangkan, tujuan pendukung dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh pemahaman mengenai konsep knowledge management dan substansinya dalam mengembangkan sebuah sistem pendukung proses belajar. 2. Memperoleh pemahaman mengenai metodologi prototyping dalam pengembangan sebuah sistem.
1.4 Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam tugas akhir ini ditentukan sebagai berikut: 1. Proses belajar yang dibahas dalam sistem ini bersifat umum dan tidak dipengaruhi oleh model gaya belajar yang secara dominan dimiliki oleh pembelajar, seperti: visual, auditorial, atau kinestetik. 2. Istilah data, informasi, dan pengetahuan yang dibahas dalam tugas akhir ini ditinjau dari ruang lingkup knowledge management. Domain pembahasan dari ketiga istilah tersebut lebih mengacu pada konteks dari sisi manusia.
1.5 Metodologi Tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tugas akhir ini dapat dilihat dalam skema metodologi pelaksanaan tugas akhir yang ditunjukkan dalam Gambar I-1. 1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan terhadap sejumlah buku, paper, dan situs internet. Tinjauan pustaka dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang cukup mengenai konsep belajar dan pemanfaatan digital library serta knowledge management dalam proses belajar. Pemahaman tersebut menjadi pondasi dalam membangun konsep knowledge library. Tinjauan pustaka juga dilakukan untuk memperoleh pengetahuan mengenai metodologi prototyping dalam pengembangan sebuah sistem, pemodelan sistem dengan diagram use case, perancangan arsitektur sistem, dan perancangan skenario simulasi sistem. 2. Analisis Proses Belajar dan Konsep Knowledge Library Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap sejumlah teori mengenai proses belajar, digital library, dan knowledge management. Melalui analisis ini dihasilkan konsep knowledge library sebagai alat pendukung proses belajar.
I-4
Gambar I-1 Metodologi Pelaksanaan Tugas Akhir
3. Pengembangan Sistem dalam Studi Kasus Untuk memperlihatkan level penerapan konsep knowledge library dalam domain permasalahan yang nyata, maka dikembangkan sebuah sistem yang merupakan instansiasi dari knolwedge library. Sesuai dengan prinsip knowledge library, maka sistem yang dibangun juga ditujukan untuk mendukung proses belajar. Namun, dalam hal ini domain permasalahan sistem dibuat lebih spesifik dalam sebuah studi kasus. Metodologi pengembangan sistem ini sendiri meliputi perencanaan, analisis, perancangan, serta implementasi. a. Perencanaan Tahap perencanaan mencakup pendefinisian konteks dan tujuan pengembangan sistem, penjelasan studi kasus, pendefinisian batasan pengembangan sistem, dan penjabaran Work Breakdown Structure (WBS) selama pengembangan sistem. b. Analisis Tahap analisis meliputi proses untuk mendefinisikan spesifikasi pengguna sistem, memperoleh spesifikasi kebutuhan pengguna, merumuskan spesifikasi kebutuhan sistem, dan memodelkan spesifikasi sistem tersebut ke dalam sebuah domain model. c. Perancangan Tahap perancangan meliputi proses perancangan solusi arsitektur sistem dan perancangan skenario belajar menggunakan sistem. d. Implementasi Tahap implementasi mencakup proses pembangunan prototipe sebagai produk dari sebuah siklus pengembangan.
I-5
1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I – PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang dari masalah yang akan dikaji, rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, serta metodologi yang digunakan. 2. BAB II – TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori yang mendasari penyelesaian persoalan pada tugas akhir. Beberapa kajian teori yang dibahas dalam bab ini mencakup pemahaman mengenai data, informasi, dan pengetahuan, knowledge management, digital library, konsep belajar, metodologi prototyping, Work Breakdown Structure (WBS), dan arsitektur sistem. 3. BAB III – ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Bab ini berisi paparan mengenai hasil analisis konsep belajar. Kemudian, dilakukan analisis lebih lanjut untuk menghasilkan konsep knowledge library terkait dengan fungsinya sebagai alat pendukung proses belajar. 4. BAB IV – PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE Konsep knowledge library yang dihasilkan pada BAB III direpresentasikan ke dalam sebuah sistem yang bernama Moxie. Moxie merupakan instansiasi dari knowledge library yang ditujukan untuk membantu proses belajar bagi mahasiswa tugas akhir (TA). Terkait dengan hal tersebut, bab ini akan menguraikan proses pengembangan Moxie, khususnya pada tahap perencanaan dan analisis. Hal-hal yang dideskripsikan dalam bab ini meliputi perencanaan awal pengembangan Moxie, spesifikasi pengguna, pengumpulan spesifikasi kebutuhan pengguna, serta pemodelan spesifikasi kebutuhan sistem ke dalam domain model berupa diagram use case. 5. BAB V – PERANCANGAN MOXIE Bab ini memaparkan proses pengembangan Moxie pada tahap perancangan. Hal-hal yang dijabarkan dalam bab ini meliputi perancangan arsitektur dan skenario Moxie. 6. BAB VI – IMPLEMENTASI MOXIE Bab ini akan menjelaskan langkah dan hasil implementasi prototipe Moxie berupa simulasi proses belajar menggunakan Moxie. 7. BAB VII – PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang diperoleh selama pelaksanaan tugas akhir dan saran yang dapat menjadi masukan bagi pengembangan lebih lanjut terhadap topik yang dikaji.