BAB I PENDAHULUAN 1.1 Identifikasi Permasalahan Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu fenomena sosial yang selalu menjadi perhatian banyak kalangan, khususnya pemerintah dalam rangka mengantisipasi ekses sosial yang muncul karenanya.Hal ini terjadi karena dalam pertumbuhan masyarakat terdapat dinamika sosial yang sering kali menjadi faktor penentu terjadinya perubahan sosial. Dinamika sosial (penduduk) adalah suatuproses perubahan sosial secara terus menerus yang mempengaruhi seluruh aspek kependudukan. Dinamikapertumbuhanpenduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kelahiran, kematian, perpindahan penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat.Menurut Malthus dalam teorinya tentang masalah kependudukansebagaimanadikutip oleh Sri Handayani, penduduk di analogikan seperti bahan makanan yang dibutuhkan bagi kebutuhan manusia. 1 Dalam edisi pertamanya Essay on population (tahun 1798)Malthus menambahkan, bahwa pertambahan penduduk tidak berimbang dengan besarnya kebutuhan manusia yang dicitrakan oleh intensitas nafsu manusia yang tidak tertahan dan tidak terbatas. Dengan demikian, keseimbangan pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan faktor-faktor sosio-ekonomi menurut Malthus patut dipertimbangkan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.2Plato yang
telah menyarankan, agar pemerintahan dan pranata sosial sebaiknya direncanakan dengan pertumbuhan penduduk yang stabil, sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.3Plato (427-347) menyarankan agar pranata sosial dan pemerintahan sebaiknya direncanakan secara tepat dan terarah.4 Bagi Plato “rasio penduduk dapat dibandingkan dengan bahan makanan” sehingga pertumbuhan penduduk akan jauh lebih cepat dari pertumbuhan bahanmakanan. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu jumlah penduduk meningkat secara geografis (deret ukur) sedangkan kebutuhan hidup kian meningkat secara alat arit matika (deret hitung), akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara jumlah penduduk dan kebutuhan hidup.5 Masalah pertumbuhan penduduk sebagai masalah nasional dinyatakan sangat mengkhawatirkan. Pemerintah Indonesia telah menggalakan berbagai program dalam upaya untuk mengelola masalah pertumbuhan penduduk. Salah satunya melalui pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB). Intensifikasi gerakan KB ini diharapkan mampu memberi solusi demi menekan laju pertumbuhan penduduk secara berlebihan atau yang tidak terkendalikan tanpa mengabaikan kesehatan reproduksi masyarakat. Sterilisasi
merupakan
salah
satu
program
pilihan
keluarga
berencana.Sterilisasi sendiri adalah operasipada tubuh perempuan atau laki-laki agar steril, dan kemungkinan tidak bisa terjadi kehamilan lagi.6 Program KB akan selalu berhubungan dengan bagaimana metode yang tepat dan aman dalam
! " $
# % &'(
) &**'+ , -
- $- .-* & /* *
menekan jumlah kelahiran dalam keluarga demi kesejahteraan keluarga. Salahsatumetode yang trend digunakan oleh kaumperempuan saat ini adalah Tubektomi atau metode operasi wanita. Metode tersebut adalah suatu kontrasepsi yang dilakukan dengan cara memotong, mengikat, atau menjepit saluran telur sehingga sel telur wanita tidak dapat bertemu dengan sel telur pria ketika berhubungan sehingga tidak terjadi kehamilan. Sedangkanmetode yang dikenakan bagi kaum laki-laki antara lain adalah Vasektomi/ metode operasi pria, yaitu sebuah prosedur klinik untuk menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan penghambatan atau pemotongan saluran pengeluaran sperma sehingga pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi. 7 Vasektomi hanya cocok bagi keluarga yang telah memiliki anak dan merasa cukup denganjumlah yang mereka miliki.Vasektomi dilaksanakan bukan karena ingin melakukan seks bebas tetapi justru untuk membina keutuhan dan keharmonisan keluarga.8 Laki-laki yang melakukan vasektomi perlu memahami akibatnya dan tidak terbawa oleh pemikiran-pemikiran yang salah mengenai apakah pria yang telah di vasektomi akan kehilangan gairah seksualnya dan lainlain. Namun dapat dilihat bahwa vasektomi adalah cara yang efektif dalam berKB. Dalam pelaksanaan KB juga ada hal-hal yang dapat dikatakan ideal dan tidak ideal.Hal ini disebabkan karena adanya efek samping atau adanya dampakdampak yang terjadi dalam penggunaan KB.Oleh karena itu sebelum memakai KB, setidaknya wanita dan pria harus terlebih dahulu mengetahui tentang
#
& 0 * /4 * 5
, * *&)*
1 1
2
23
!
2
23
.
KB.Idealnya KB dan tidak idealnya KB bagi wanita dan pria adalah banyaknya kematian wanita sebenarnya dapat dikurangi dengan menghindari berbagai penyebab kematian. Misalnya setiap wanita pada usia reproduktif harus mempunyai askes untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Salah satu askes yang dilakukan adalah dengan program Keluarga Berencana. Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam programpembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Sebagai orang Kristen kita harus mengikuti dan mentaati perintah Tuhan. Kita tidak boleh ikut-ikutan bahkan seenaknya dalammengikuti program KB, dan sebagai orang Kristen juga iman kita bertumbuh dari pandangan Alkitab ; Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “beranak- cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi“. Firman Tuhan menjelaskan dalam ayat ini bahwa manusia diberi tugas oleh Allah untuk berketurunan dan memenuhi bumi guna menjaga, mengolah, merawat, mengusahakan, dan berkuasa atas bumi. Namun jika kita lihat dalam kehidupan sekarang ini, adanya kesibukan-kesibukan pekerjaan atau karena kondisi ekonomi yang kurang mencukupi sehingga banyak pasangan suami isteriyang melakukan sterilisasi KB.Apakah keputusan yang diambil pasangan suami istri (wanita dan pria) untuk melakukan sterilisasi itu benar?Mungkin dimata manusia, itu tindakan yang tepat tapi belum tentu di mata Tuhan.Disinilah kita dapat melihat perbedaan antara etika sosial dengan etika keKristenan.Etika
!
sosial menonjolkan peran manusia, yakni masyarakat dan hati nurani. Etika sosial bersifat humanistik dalam pengambilan keputusan tentang apa yang baik yang harus dilakukan oleh seseorang. Namun etika Kristen berbicara tentang kehendak Tuhan.Dimana adanya suatu ukuran untuk menilai tindakan atau tingkah laku manusia.Tindakan yang dinilai benar adalah tindakan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Berangkat dari pemahaman ini, keputusan yang diambil oleh pasangan suami istri (wanita dan pria) telah bertentangan dengan kehendak Tuhan, sebab dalam Kej 1:28 tadi telah dijelaskan bahwa salahsatutugas manusia adalah untuk berketurunan, sedangkan pasangan ini belum mau untuk berketurunan walaupun alasan yang diajukan masuk akal dan sangat manusiawi. Karena menunda kehadiran anak dalam keluarga sama juga menolak anugerah Tuhan dalamhidup manusia. Melihat dari iman Kristen, keluarga berencana ini dijalankan sesuai dengan kemauan Tuhan dan tidak menyimpang dari gagasan KB, dengan pengertian bahwa Keluarga Berencana adalah pula suatu tanggung jawab manusia terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia yaitu untuk mensejahterakan. Yang tidak diinginkan oleh Allah adalah memanfaatkan program ini untuk sengaja tidak mau berketurunan.Karena itu keluarga Kristen haruslah bersikap kritis dalam mengambil keputusan untuk ber-KB, jangan hanya mementingkan diri sendiri dan harus didasari dengan kehendak Allah. Program KB dimata Tuhan adalah suatu yang baik, tinggal bagaimana manusia memanfaatkannya demi kemuliaan nama Tuhan. Menurut data pengguna Tubektomi dan Vasektomi dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr Haulussy Ambon :
"
Pengguna Tubektomi untuk 1 tahun, terhitung dari Juni 2010-Mei 2011 berjumlah 161 orang. Tahun 2010 (bulan Juni-Desember): 84 orang dan Tahun 2011 ( bulan Januari-Mei): 78 orang. Dari data yang ada terlihat bahwa tubektomi banyak dilakukan oleh perempuan, sedangkan vasektomi untuk laki-laki sama sekali tidak ada. 1.2 Alasan Pemilihan Judul Skripsi Sebagaimana sudah disebutkan di atas, kebanyakan pengguna sterilisasi KB adalah perempuan, sedangkan laki-laki tidak ada yang melakukan sterilisasi atau vasektomi.Padahal sterilisasi KB juga bisa dilakukan oleh laki-laki, namun mereka cenderung beranggapan bahwa sterilisasi KB hanya dilakukan oleh perempuan saja. Hal tersebut dikarenakan kuatnya budaya patriakhi dalam tatanan sosial masyarakat Maluku, sehingga laki-laki menjadi orang nomor satu dan perempuan hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh suaminya. Anehnya kenyataan ini masih saja dianggap sebagai tradisi yang harus dilakukan dalam kehidupan masyarakat Maluku.Ini seolah-olah menyatakan bahwa mereka belum menyadari adanya kesetaraan jender khususnya dalam kehidupan keluarga Kristen di RSUD Ambon. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis hendak mengkaji secara ilmiah aspek-aspek yang penting dari eksistensi program KB, khususnya masalah pemanfaatan sterilisasi KB di kalangan keluarga Kristen. Dengan demikian, penulisan skripsi akan dilakukan dengan judul:
$
STERILISASI KELUARGA BERENCANA (KB) (Suatu Kajian Perspektif Jender terhadap Penggunaan Alat KB Dalam Keluarga Kristen di RSUD Ambon) 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka rumusan masalah yang akan diangkat adalah : 1. Bagaimana Sterilisasi KB dilakukan dalam keluarga Kristen di RSUD Ambon? 2. Bagaimana Sterilisasi KB dalam keluarga Kristen dimaknai dari perspektif Jender? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mendeskirpsikan Sterilisasi KB bagi keluarga Kristen. 2. Mendeskripsikan sterilisasi KB dalam keluarga Kristen ditinjau dari Perspektif Jender. 1.5 Metode dan Jenis Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. 9 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang dibangun atas dasar pemahaman intelektual dalam kemampuan
.
0&
5/ 2
5
&, 6
*
7&
&8!
!
!"
argumentasi yang didukung oleh data empirik.Karena itu penelitian kualitatif mengembangkan teori dan fakta, kejadian, amatan, pengalaman untuk mencari makna secara holistik sehingga variabel penelitian yang dipakai adalah pembahasan secara holistik sistematik dan mengungkapkan makna dibalik fakta empiris.Adapun metode penelitian yang dipakai adalah deskripsi.Metode penelitian deskripsi adalah jenis metodeyang memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada.Mendiskirpsikan sejumlah variabel yang berkenan dengan masalah dan unit yang diteliti.10 Metode ini akan kami terapkan di RSUD Ambon. 1.4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat
: Rumah Sakit Umum Daerah Dr Haulussy Ambon.
Waktu
: Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus 2011-September 2011
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara: 1. Observasi Langsung Data yang didapat melalui observasi langsung terdiri dari perincian kegiatan, perilaku, tindakan orang-orang, serta juga keseluruhan kemungkinan interaksi interpersonal,
dan proses
penataan yang
merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati di RSUD Ambon.
1+
0 '9 &/
/
: 5/ * & /
#
;
.
!8
2. Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus atau variabel penelitian yang dilakukan di RSUD Ambon dan kaitannya dengan perspektif jender. 3. Wawancara Wawancara (interview) dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Wawancara dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu wawancara terbuka dan wawancara tertutup. Pada wawancara terbuka biasanya pewawancara tidak terikat oleh bentuk pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa, melainkan ia bebas mengembangkan
wawancaranya
dengan
responden
sejauh
ada
relevansinya dengan topik penelitian. Sedangkan pada wawancara tertutup baik pewawancara maupun responden betul-betul terikat oleh sistematika yang ada. Adapun dalam hal ini wawancara akan dilakukan dengan Pendeta 1 orang, dokter 2 orang, bidan 5 orang, dan pasangan suami isteri 5 orang. 1.6 Definisi Istilah-istilah KB
: Keluarga Berencana
Sterilisasi
: Operasi terhadaptubuh perempuan dan laki-laki supaya steril
.
Tubektomi
: Metode operasi pada perempuan
Vasektomi
: Metode operasi pada laki-laki
Istibra
: Berpantangan bersetubuh
Pil KB
:Pil kontasepsi yang berisi hormon sintesis estrogen dan progesteron
Suntikan KB
:Kontasepsi dengan menggunakan hormon yang dimasukan dalam tubuh melalui suntikan
AKDR/ IUD
: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Implan
: Susuk KB
Jender
: Sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor sosial maupun budaya, sehingga lahir anggapan tentang peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan.
Seks
: Pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis
Aborsi
:Pengguguran kandungan atau tindakan untuk menghentikan kehamilan
Marginalisasi
: Menggambarkan rendahnya status dan penguasaan perempuan dalam pengambilan keputusan
Subordinasi
: Penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang
dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain Stereotipe
: Penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi
BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Masa Nifas
: Setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu
Kuldoskopi
: Suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahim oleh seorang dokter yang berpengalaman dalam bidang tersebut
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Identifikasi permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, Signifikansi penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Pendekatan Teoritis Bab ini mencakupi serangkaian data kepustakaan yang terkait dengan konsepkonsep teori tentang: Keluarga, Jender dan Ketidakadilan jender, dan Keluarga Berencana (KB sebagai keputusan Pemerintah dan KB dalam perspektif Kristen). Bab III : Hasil Penelitian dan Analisa
Bab ini memberikan gambaran umum tentang profil RSUD Ambon dan sterilisasi yang dilakukan oleh keluarga Kristen. Bagian ini juga berisikan analisa data terhadap hasil penelitian berdasarkan perspektif jender dalam keluarga Kristen di RSUD Ambon. Bab IV : Penutup Kesimpulan dan Saran