BAB I. MEYAKINI KITAB-KITAB ALLAH, MENCINTAI AL-QUR’AN
I. RENUNGAN Marilah kita renungkan, apa jadinya apabila kita menaiki kendaraan di jalan tidak memiliki tujuan yang jelas. Kita hanya naik dan tidak tahu akan ke mana. Tentu kita hanya akan menghambur-hamburkan bahan bakar dan mengganggu perjalanan pengguna jalan yang lain. Bahkan lama-kelamaan kita bisa tersesat. Demikian juga dengan kehidupan manusia di dunia ini. Jika hidup ini tidak memiliki arah yang jelas dan benar, hanya akan menghabiskan usia tanpa memiliki manfaat dan kemudian tersesat. Jadi, hidup ini harus memiliki arah atau tujuan yang jelas dan benar. Lalu siapa yang mengetahui arah atau tujuan hidup yang benar itu? Tentu yang mengetahui secara pasti adalah Allah Swt., Tuhan yang menciptakan manusia. Mahasuci Allah yang tidak menghendaki manusia hidup dalam kesesatan. Oleh karena itu, Dia memberikan arah yang jelas dengan cahaya petunjuk-Nya. Allah memberikan petunjuk mengenai tata cara mendekatkan diri kepada-Nya. Sehingga kelak di akhirat dapat bertemu dengan- Nya dalam keadaan menjadi hamba yang dikasihi-Nya. Allah menghendaki hidup kita ini saling membantu, saling membahagiakan, serta menanam berbagai amal kebaikan selama hidup di dunia. Sebaliknya, Allah tidak menghendaki manusia saling menyengsarakan dan menyakiti satu sama lain. Manusia yang dapat menjalani hidupnya dengan benar dan terarah akan merasakan kebahagiaan dalam kehidupannya. Sebaliknya, mereka yang menjalani hidup tanpa aturan dan seenaknya sendiri tentu akan lebih sering mengalami masalah, kesulitan, dan kegelisahan. Orang yang tidak pernah mengindahkan aturan juga bisa membuat orang lain di sekelilingnya merasa terganggu bahkan gelisah. Jadi, petunjuk Allah yang tertuang dalam kitab-kitab yang diturunkan-Nya merupakan panduan untuk kebahagiaan manusia di dunia sampai akhirat. Sekali lagi, kitab itu benarbenar berisi cara yang dapat membimbing kita untuk meraih kebahagiaan. Sungguh rugi manusia yang tidak pernah membaca, memahami, serta memegang teguh isi Kitab Suci itu. Sungguh rugi, sungguh rugi, dan sungguh merugi. Kalian tentu sudah pernah mendapatkan pelajaran bahwa Allah mempunyai sifat berfirman (kalam). Nah, sebagian dari firman-firman Allah itu tertuang atau tertulis dalam Kitab Suci yang bisa kita baca dan kita pelajari. Karena kita yakin bahwa Allah memiliki sifat berfirman (kalam), kita wajib meyakini keberadaan kitab-kitab yang telah diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya tersebut. Untuk lebih memahami dan meningkatkan keyakinan akan kitab Allah Swt., ikutilah pembahasan berikut!
II. BAHAN AJAR A. Pengertian Iman Kepada Kitab Allah 1. Agama Dan Kitab Suci
Kitab suci merupakan ciri khas dari keberadaan suatu agama. Agama yang tidak memiliki kitab suci tidak dapat disebut agama. Seluruh agama di dunia ini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni Agama Samawi dan Agama Ardhi. 1). Agama Samawi (agama langit), disebut juga Agama Wahyu atau Agama Semit. Sesuai dengan namanya, agama ini bersumber pada wahyu yang diturunkan Alloh SWT (dari langit) kepada para Nabi dan Rasul-Nya untuk disebarluaskan kepada umat manusia. Agama ini berpokok pada konsep Keesaan Alloh SWT, sehingga disebut juga Agama Monotheisme atau Agama Tauhid. Dalam perkembangannya, agama ini terbagi menjadi tiga agama besar. Lihat skema 2). Agama Ardhi (agama bumi), disebut juga Agama bukan wahyu atau Agama Budaya Sesuai dengan namanya, agama ini bersumber pada hasil cipta-rasa-karsa manusia, tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Alloh SWT (dari langit) dan tidak mengenal adanya Nabi dan Rasul. Agama ini mengajarkan adanya banyak tuhan (politheisme), bertuhankan kepada selain Alloh SWT seperti patung-berhala (paganisme), manusia, jin, thaghut. Perhatikan skema berikut :
AGAMA
SAMAWI/WAHYU/SEMETIK
ARDHI/BUDAYA/NON WAHYU
Sumber: Wahyu Allah
Sumber: Akal Pikiran Manusia
ISLAM
NASRANI
YAHUDI
Al-Qur’an
Injil
Taurat / Zabur
Paganisme
Ras Arya
Ras Campuran
Ras Mongolia
Agama Kafir, berhala Hindu
Jainisme
Sikh
Zoroaster
Budha
Khonghucu
Taoisme
Shinto
2. Pengertian Iman Kepada Kitab Suci Alloh SWT Secara etimologi (pengertian bahasa), kitab artinya buku. Sedangkan secara terminologi (istilah), Kitab Alloh ialah buku kumpulan wahyu yang diturunkan Alloh SWT kepada para Nabi dan Rasul melalui malaikat Jibril untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia. Pengertian Iman kepada Kitab Alloh ialah yakin dan percaya bahwa Alloh SWT menurunkan wahyu kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaraan malaikat Jibril, yang terkumpul dalam Kitab suci (Buku bacaan suci) untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia. Beriman kepada Kitab-kitab Alloh SWT merupakan rukun iman ketiga. Dalil naqlinya firman Alloh SWT :
ٌ ْ ْ ْ ْ ك ِت ِ ا كُت ُ ِب ِ ا ااكُ ّلا آ ا ِ ّ َ﵀ِا اآ ََل ِئ,آ ا ال ْ ُ ا ِ ا ُ ِ َ ا ِاَ ْ ِ ا ِآ ْ ا ِّ ِ ا ا ا ُ ِآ ُ ا َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ا...ِِلِا
ُ ُ َ
Artinya: “Rasul (Nabi Muhammad) telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rosul-rosul-Nya…” (QS AlBaqarah [2] : 285). Kaum muslimin wajib ‘ain mengimani Kitab-kitab Suci agama samawi yang diturunkan Alloh SWT dan dilarang mengimani kitab-kitab suci agama ardhi yang bersumber dari pikiran manusia. Kaum muslimin wajib beriman bahwa Kitab-kitab Alloh SWT itu bukan buatan manusia dan bukan karangan para Nabi dan Rosul, akan tetapi benar-benar wahyu yang diturunkan Alloh SWT kepada para Nabi dan Rosul. Dengan demikian, jika ada yang tidak mengimani keberadaan Kitab-kitab suci yang diturunkan Alloh SWT kepada para Nabi dan Rosul, maka ia tidak dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman), bahkan dapat dikatakan sebagai murtad (keluar dari Islam). 3. Cara Mengimani Kitab-Kitab Alloh SWT Cara mengimaninya ada dua macam : a. Cara mengimani kitab-kitab suci Allah selain Al-Qur‟an : 1). Meyakini bahwa Kitab-kitab tersebut benar-benar wahyu Allah dan bukan karangan para Nabi-Rosul. 2). Wajib mengimani kebenaran isi kandungannya secara ijmali (garis besar), dan tidak dituntut untuk mempelajari atau mengetahuinya secara tafshili (rinci, detail). 3). Tidak boleh mengamalkan ajaran syari‟atnya, karena syari‟at para nabi dahulu sudah diganti dengan syariat Islam yang terkandung didalam Al-Qur‟an. b. Cara mengimani kitab suci Al-Qur‟an : 1). Meyakini bahwa kitab suci Al-Qur‟an itu benar-benar wahyu Alloh SWT, bukan karangan Nabi Muhammad SAW. 2). Meyakini bahwa isi kandungan Al-Qur‟an dijamin keaslian dan kebenarannya. 3). Selalu membaca, mempelajari dan memahami isi kandungan Al-Qur‟an. 4). Mengamalkan ajaran Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kitab-Kitab Suci Alloh Swt 1. Pengertian Kitab dan Shuhuf Wahyu Alloh SWT yang diturunkan kepada para Nabi dan Rosul itu ada yang mereka hafal saja tetapi tidak ditulis, dan ada yang mereka hafal sekaligus mereka tulis. Wahyu Alloh SWT yang sempat mereka tulis tersebut ada yang disebut Kitab dan ada yang disebut Shuhuf. Perbedaannya : Kitab berisi tulisan wahyu dalam bentuk buku (dijilid), sedangkan Shuhuf berisi tulisan wahyu dalam bentuk brosur atau lembaran-lembaran terpisah (tak dijilid). Dan dilihat dari segi isinya, Kitab isinya lebih lengkap daripada Shuhuf.
Untuk lebih jelasnya, pada saat menerima wahyu Al-Qur‟an, Rasululloh SAW menyuruh para sahabat untuk menuliskan wahyu tersebut, ada yang diatas pelepah kurma, kulit binatang, tulang, batu dan kayu kering. Lembaran-lembaran tulisan wahyu yang berupa pelepah kurma, kulit, tulang, batu dan kayu inilah yang disebut Shuhuf. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, lembaran-lembaran tersebut ditulis kembali oleh Zaid bin Tsabit, kemudian dijilid menjadi satu dalam bentuk buku atau mush-haf. Yang terakhir inilah yang dimaksud dengan Kitab.
2. Macam-Macam Kitab Allah dan Shuhuf Keseluruhan Kitab dan Shuhuf yang pernah diturunkan Alloh SWT kepada para Nabi sangat banyak jumlahnya. Kita hanya dituntut untuk mengetahui 2 buah Shuhuf dan 4 buah Kitab Suci Allah yang namanya telah disebutkan didalam Al-Qur‟an. Keempat buah Kitab suci tersebut meliputi Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur‟an. Sedangkan dua buah shuhuf ialah shuhuf yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Alloh SWT berfirman :
ْ اهذ اافىا اصحفا ْْل ح ِفا ِ ْ ل ِه ْْيا آ ْ َسا اص ا , ا َل ِ ُ ُّ ِ َ َ َ َّ ِ ُ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ
Artinya: “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat didalam shuhuf-shuhuf yang terdahulu,(yaitu) shuhuf-shuhuf-nya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa” (QS Al-A‟la [87] : 1819) Menurut Hadis Nabi, Shuhuf yang pernah diturunkan Alloh SW ada 100 dengan rincian: a. 30 shuhuf diterima Nabi Idris b. 50 shuhuf diterima Nabi Syits (putra Nabi Adam). c. 10 shuhuf diterima Nabi Ibrahim. d. 10 shuhuf diterima Nabi Musa (selain Kitab Taurat). Secara garis besar (ijmali), isi kandungan Kitab-kitab Suci Alloh SWT adalah mengajarkan aqidah Tauhid (monotheisme) yang benar dan murni, yakni mengajarkan agar hanya menyembah Alloh SWT dan melarang menyekutukan-Nya dengan Thoghut (syetan dan apa saja yang dianggap tuhan selain Alloh SWT). Di samping itu juga berisi hukum syariat sesuai dengan kondisi umatnya.
ْ ْ ْ ات ب ْ ا ْ ا ْ ا اك ّلا آ ا َ ّ اْ َا ل ا ا ا ﵀ ا ب ا ا ا ِ ُ ُ ِ َ َ ُ َ ٍ َّ ُ ِ ُ ِ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َّ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) “Sembahlah Alloh saja dan jauhilah Thoghut” (QS. An-Nahl [16]: 36). Dengan demikian, jika ada kitab Suci agama samawi (Taurot, Zabur, Injil) yang isi kandungannya menyimpang dari aqidah Tauhid, misalnya mengakui adanya tuhan selain Alloh SWT, maka jelaslah bahwa kitab tersebut tidak asli dari wahyu Alloh SWT, akan tetapi bikinan manusia, sehingga kaum muslimin tidak boleh mengimaninya. a. Kitab Taurat Menurut pengertian bahasa (etimologi), kata Taurot berasal dari bahasa Ibrani (Hebrew) yang berarti syari‟at atau hukum. Sedangkan menurut pengertian istilah (terminologi), Taurot adalah kitab suci Alloh SWT yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., agar disampaikan kepada bani Israil.
ْ ْ ً ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ً ْ ك َلا كت با ا ل َ ه َت ْ َ اآ ْ َسا ا ِ ِ َ ذ ا ِآ اد ُ ِِنا ُ اه ىااِ َب ِيا ِ ل ِئ َلا َ ّ َ َات ّ َت ِخ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ ُ َ
Artinya : ”Dan kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain aku” (QS Al-Isra‟,[17] : 2) Isi pokok kandungan kitab Taurot ialah “Sepuluh hukum Alloh” (The ten comandement) yang diterima Nabi Musa di bukit Sinai (Thur sina). Kesepuluh perintah Alloh ini semuanya sesuai dengan ajaran Al-Qur‟an, kecuali perintah “mensucikan hari sabtu”. Selain itu, kitab Taurot juga berisi tatacara beribadah, berqurban, dan lain-lain. Kesepuluh hukum Allah tersebut adalah sebagai berikut : 1). Perintah mengakui Keesaan Alloh SWT 2). Larangan menyembah thoghut (setan, patung atau tuhan selain Alloh) 3). Larangan menyebut nama Alloh SWT dengan sia-sia 4). Perintah mensucikan hari sabtu 5). Perintah menghormati bapak-ibu 6). Larangan membunuh sesama manusia 7). Larangan berzina 8). Larangan mencuri 9). Larangan menjadi saksi palsu 10). Larangan menyambil atau menguasai isteri atau hak orang lain. Namun yang patut kita sayangkan ialah, bahwa setelah Nabi Musa wafat, sebagian besar isi kitab Taurot diubah dan dipalsu oleh para rahib (pendeta) Yahudi, sebagaimana yang disinggung Alloh didalam QS Al-Maidah,[5] : 15, Q.S. Al-An‟am [6]: 91, QS Al-Baqarah [2]: 75, QS An-Nisa‟ [4]: 46. Alloh berfirman, artinya : “Hai Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)! Sungguh telah datang kepadamu Rosul Kami (Muhammad) yang menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab (Taurot, Zabur dan injil) yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah (yakni Nabi Muhammad), dan Kitab (Al-Qur’an) yang menerangkan.” (QS Al-Maidah [5] : 15) Pertanyaannya sekarang, bagaimana sikap kita, apakah masih wajib mengimani isi kandungan Kitab Taurot yang beredar saat ini sebagaimana yang terdapat didalam Kitab Perjanjian Lama? Jawabnya: Kita cukup mengimani isi kandungannya seperti yang diberitakan Al-Qur‟an dan Hadis Nabi. Kita yakin bahwa dulu Nabi Musa pernah menerima Kitab Taurot dan sebagian isinya telah disebutkan dalam Al-Qur‟an. Adapun kitab Taurot seperti yang disebutkan didalam Bibel Perjanjian Lama yang isinya sesuai dengan Al-Qur‟an, maka itulah yang kita percayai sebagai bagian dari isi Taurot. Jika tidak sesuai, maka kita tidak boleh mengimaninya b. Kitab Zabur Kitab Zabur merupakan kumpulan wahyu Alloh SWT yang diturunkan kepada nabi Dawud a.s, agar disampaikan kepada bani Israil. Alloh SWT berfirman:
َت ْ َ اد دا َاز ْ ً ا ُ َ ُ َ َ Artinya: “… Dan Kami berikan kitab Zabur kepada Dawud.” (QS Al-Isra‟ [17] : 55) Kitab Zabur berbahasa Ibrani (Hebrew), berisi Mazmur (nyanyian pujian kepada Alloh) yang melukiskan berbagai nikmat Alloh kepada Bani Israil. Juga berisi dzikir, doa, nasehat dan kata-kata hikmah. Kitab ini sama sekali tidak berisi syari‟at, karena Nabi Dawud diperintahkan Alloh SWT untuk mengikuti syari‟at Nabi Musa.
Menurut orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang terdapat didalam Bibel Perjanjian Lama c. Kitab Injil Kata Injil semula dari bahasa Yunani “evangelion” yang berarti kabar gembira, kemudian masuk kedalam bahasa arab menjadi “injil”. Dikatakan sebagai kabar gembira, karena Nabi Isa a.s. memberitakan kabar gembira kepada kaumnya tentang akan datangnya seorang Nabi akhir zaman yang diutus Alloh SWT untuk seluruh umat manusia, yang bernama Ahmad atau Muhammad SAW Kitab Injil yang asli (sebelum dirubah dan dipalsukan orang) adalah berbahasa Aramea (Aramaic) adan berisi kumpulan wahyu yang diterima Nabi Isa. Beliau mengajarkan Injil kepada para murid (Al-Hawariyyun) dan bani Israil selama 3 tahun, sampai beliau diangkat dan diselamatkan Alloh ke langit dari kejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya, akibat pengkhianatan seorang muridnya bernama Yudas Iskariot. Kitab Injil berisi ajaran agar umatnya membersihkan jiwanya dari kotoran nafsu duniawi dengan cara berpola hidup Zuhud, yakni pola hidup yang tidak mengutamakan kesenangan duniawi. Seperti halnya kitab Zabur, kitab Injil tidak mengubah hukum dalam kitab Taurat, karena Nabi Isa diperintahkan mengikuti syari‟at Nabi Musa. Allah berfirman :
ْ ْ ْ ْ ا َت َ ها ِْل ِج َلا َ ُ ْ ُ ّ َت ِ َا
ا, ات ْ ِاا ْ ِ ا ِآ ا َ ّ َ َ ْ ً ْ ظ ااِل َ ً ىا َ َآ ِا
ْ
ً َ َ ِّ ااِ َ ا َ َا ْ ا ه َّ َ ُ َ ات َ ِاا
ىا ْ ِ اآ ْل اآص َ ُ ََ َ َ ْ ِّ ً ااِ ا َا َ ْ ِ ا ِآ َ َ َ
ْ
ْ ْ ِ ِ َ َ ّ َف َ َاا َ ا َآ ِ ِ ا ْف اه ً ىا ُ ْ ٌ ا اآص ِ ِ ُ َ ُ َ َ
Artinya: “Dan Kami iringkan mereka (para nabi Bani Israil) dengan Isa bin Maryam, yang membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurot. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurot. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS AlMaidah [5]: 46). Pada perkembangan berikutnya, Kitab Injil diubah dan dipalsukan. (Baca QS AlMaidah,[5]:15), sehingga Kitab Injil yang beredar dan menjadi pegangan orang nasrani sekarang ini tidak asli lagi. Bahkan Kitab Injil yang beredar sekarang ini merupakan karangan 4 orang, yang berisi kisah atau laporan tentang kehidupan dan ajaran Nabi Isa, serta doktrin trinitas dari Paulus. Keempat kitab Injil tersebut meliputi: 1). Injil Matius. Dikarang oleh Santo Matius, seorang Yahudi yang semula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak. 2). Injil Markus. Ditulis oleh Markus. Semula ia beragama Yahudi, lalu masuk agama Kristen. Ia mati dibunuh para penyembah berhala di Mesir pada tahun 62 M. 3). Injil Lukas. Dikarang oleh Lukas, seorang tabib asal Antiokia-Yunani. Ia adalah murid Paulus, pendiri agama Kristen. Kedua orang (Lukas dan Paulus) ini belum pernah bertemu dengan Nabi Isa. 4). Injil Yahya atau Yohanes. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil ini ditulis oleh Yahya pada tahun 100 M. Sedangkan menurut Prof. Stadlein, Injil ini ditulis oleh Yahya, seorang mahasiswa perguruan Iskandariyah Mesir pada abad kedua masehi. Pendapat yang kedua inilah yang terkuat. Isinya secara tegas mengajarkan Ketuhanan Yesus Kristus (Nabi Isa), seperti yang diajarkan oleh Kristen madzhab Iskandariyah. Keempat Injil tersebut lalu disahkan oleh sidang Synode (Muktamar gerejagereja) yang diadakan oleh Kaisar Romawi Constantinus di kota Nicea (daerah Asia Kecil, dekat Konstantinopel) pada tahun 325 M. Sedangkan puluhan Injil lainnya dianggap sebagai Injil Apocrypha (tidak sah), disebabkan tidak mengajarkan doktrin
trinitas (ajaran bahwa Tuhan terdiri dari tiga oknum/unsur, meliputi Tuhan Bapa Allah, Tuhan Putra Yesus Kristus, dan Rohul Kudus). Pertanyaannya sekarang : Bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi keempat Injil yang menjadi kitab suci agama Kristen sekarang? Jawabnya : Kita tidak boleh mempercayai keempat Injil tersebut. Kita umat Islam cukup mempercayai bahwa Alloh SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada Nabi Isa. Akan tetapi, kitab Injil yang asli ini sekarang sudah tidak ada lagi. Yang cukup menarik perhatian, terutama bagi umat Islam, bahwa diantara puluhan Injil yang dianggap tidak sah oleh Gereja (Injil Apocrypha) dan perlu dimusnahkan tersebut ialah kitab Injil Barnabas. Isi kandungan Injil Barnabas ternyata banyak kesamaannya dengan isi Al-Qur‟an, diantaranya berisi informasi tentang akan datangnya seorang Nabi Akhir Jaman yang berasal dari keturunan Nabi Ismail. Siapa lagi kalau bukan Nabi Muhammad SAW. Naskah tertua Injil Barnabas yang ditemukan Cremer Toland di Perpustakaan Kepausan pada tahun 1709 berbahasa Italia, lalu diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Spanyol dan Arab. Dari bahasa arab, lalu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Abu Bakar Basymeleh dan sekarang dicetak oleh penerbit Bina Ilmu Surabaya, dengan judul Terjemah Injil Barnabas.
C. Al-Qur’an Sebagai Kitab Suci Umat Islam 1. Pengertian
Menurut bahasa (etimologi), kata Al-Qur’an ( ) ا ُ ْلmerupakan bentuk mashdar yang berarti bacaan. Sedangkan menurut Istilah (terminologi),
ْ ْ ُ اا َ ا ا ّ َ ِبياص ّ َ ا ﵀اا َل ْ ِ ا ا ّلَما ا كت ُ ْ ب ِاِفا َ َ َ َ َُ َ ُ َ ِّ ُا ِ ِتَل َ ِت ِ ا َ
َّ َ ّ َب َ
ْ
ُ ِج ُ ا ا ْ ِت ِلا ا ُ ت َ
ْ ْ ْ ا ا ب ت ك ُ ُ ُ ُ َ ِ اه َ ا ا ْ ْ ْ ات ِ ََ ّ ِ ح ِفا ا َ ُ ِ ا
ا ُ ْل ْ ا ص َ َ
Artinya: “Al-Qur’an ialah Kitab Allah yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis di mushaf-mushaf, yang diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya dinilai sebagai ibadah.” Dari ta‟rif (definisi) diatas, maka dapat kita ketahui ciri khas dan keutamaan AlQur‟an yang membedakannya dari kitab-kitab suci lainnya, sebagai berikut: a. Al-Qur‟an adalah Kitab Allah, bukan Kitab budaya karangan Nabi Muhammad. b. Al-Qur‟an merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW c. Al-Qur‟an merupakan nama Kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad d. Setiap kali Al-Qur'an turun, Rasululloh SAW memerintahkan para sahabat penulis wahyu agar menuliskannya pada lembaran-lembaran (shahifah) berupa kulit, kayu, tulang. lempengan batu, dan pelepah kurma. Kemudian dibukukan dalam bentuk buku/Kitab pada masa Abu Bakar. Tulisan Al-Qur‟an yang dibukukan ini dapat juga disebut mush-haf. e. Periwayatan wahyu Al-Qur‟an dari Alloh adalah secara mutawatir. Maksudnya, Wahyu Al-Qur‟an diterima Nabi SAW melalui malaikat Jibril, lalu beliau bacakan kepada seluruh sahabat dan menyuruh mereka menulis dan menghafalnya, lantas disebarkan kepada kaum muslimin dari generasi ke generasi sampai kepada kita saat ini. Dengan periwatan semacam ini, maka mustahil terjadi pemalsuan, pengurangan atau penambahan pada ayat-ayat Al-Qur‟an. Hal ini berbeda dengan periwayatan kitab-kitab selain Al-Qur‟an. f. Membacanya dinilai sebagai ibadah dan mendapat pahala. Hal ini berbeda dengan membaca buku-buku bacaan atau kitab-kitab suci lainnya yang tidak dinilai sebagai ibadah.
Kitab suci Al-Qur‟an memiliki beberapa nama lain, diantaranya: a. Adz-Dzikr, artinya peringatan b. Al-Furqan, artinya pembeda antara yang hak dan yang batil. c. Al-Kitab atau Kitabullah, artinya kumpulan wahyu dari Alloh d. An-Nur, artinya cahaya e. Al-Burhan, artinya bukti kebenaran dari Alloh.
2. Sejarah Turunnya Al-Qur’an Wahyu Al-Qur‟an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril adalah ayat 1 -5 surat surat Al-„Alaq ayat 1-5, pada saat beliau bertahannuts (berkholwat, menyendiri) di Gua Hira‟ (jabal Nur) di malam hari pada tanggal 17 Ramadhan tahun 13 sebelum hijrah, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus tahun 610 M. Peristiwa turunnya Al-Qur‟an pertama kali ini lalu dikenal dengan istilah Nuzulul Qur’an. Bunyi ayat yang pertama kali turun :
ْ ْ ْ ْ ْ َّ ْ ْ ن ْ اآ ّليا ا ﴾ ﴿ۙ ا م ل ك ا ك ا ل ا ﴾ ﴿ۚ ا ق ل اا ِ ِ َ ٍ َ َ ِ َ َ ِ ُ َ َ َ ُّ َ َ َ ْ َل ْماۗا﴿﴾ ا
ْ َّ ْ اخ َل َقا ا ﴾ ﴿ا ا ق ل اخ ي ِ كا َ ِّ َ ِما َ َ َ ّل َ ْ ْ ْ اآ اَ ْما ا َ َل ِم اۙ﴿﴾ااا ّلَما ِ ن َ َ َ َ َ َ
ْ ْ ِ ِل َ ِ َا ّل َ َما
Artinya: “1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan; 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; 3. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah; 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam (pena); 5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al-„Alaq [96]: 1-5) Sedangkan ayat yang terakhir kali diturunkan ialah ayat 3 surat Al-Maidah pada waktu Rosululloh sedang melakukan Wuquf di „Arafah tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah (633 M) ketika Haji Wada‟.
ْ ْ ْ ْ ْ ما َ ْك ْل ااك ْما ِد ْ ك ْما ا َ ْت ْ اال ْ ك ْما ِ ْ ِت ْل َ ا ما كما ِ ا اا ا ي ِ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ ًا
َ
ْ
ا ْد ِ
Artinya: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu” (QS Al-Maidah : 3) Menurut pendapat yang popular, seluruh isi Al-Qur‟an terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat, yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat AnNas. Ketigapuluh juz tersebut diturunkan secara berangsur-angsur didalam dua periode selama kurang lebih 23 tahun, atau tepatnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. a. Periode Makkah, yakni ketika Nabi Muhammad SAW menetap di kota Makkah selama kurang lebih 13 tahun atau 12 tahun 5 bulan 13 hari. Yang turun sebanyak 91 surat atau 2/3 dari keseluruhan surat Al-Qur‟an. Ayat atau surat yang diturunkan di Makkah ini disebut ayat/surat Makkiyyah. Adapun ciri-cirinya ialah : 1). Ayat/suratnya pada umumnya pendek-pendek 2). Ayatnya biasanya dimulai dengan: “Yaa Ayyuhan-naasu….” (Wahai manusia ….) 3). Pada umumnya mengajarkan masalah keimanan (ajaran tauhid, janji dan ancaman, hari kiamat), akhlak dan sejarah umat jaman dahulu.
b. Periode Madinah, yakni setelah Nabi Muhammad SAW hijrah dan menetap di kota Madinah selama kurang lebih 10 tahun, atau 9 tahun 9 bulan 9 hari. Yang turun sebanyak 23 surat atau 1/3 dari keseluruhan surat Al-Qur‟an. Ayat atau surat yang turun di Madinah ini disebut ayat atau surat Madaniyyah. Adapun ciri-cirinya ialah : 1). Ayat/suratnya pada umumnya panjang-panjang. 2). Ayatnya biasanya dimulai dengan: “Yaa ayyuhalladziina aamanuu…” (Wahai orangorang yang beriman….) 3). Pada umumnya berisi ajaran tentang hukum syari‟at dan mu‟amalat (aturan kemasyarakatan) Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur antara lain : a. Agar lebih mudah dimengerti maknanya dan mudah dilaksanakan dalam kehidupan. b. Agar mudah dihafalkan. c. Di antara ayatnya ada yang bersifat nasikh (menghapus) dan ada yang mansukh (dihapus). d. Turunnya ayat selalu berkaitan dengan peristiwa/kejadian tertentu (asbabunnuzul), sehingga hal ini akan lebih berkesan dan berpengaruh pada hati manusia. e. Diantara ayat-ayatnya ada yang merupakan jawaban dari suatu pertanyaan atau penolakan suatu pendapat. Hal ini tidak akan terlaksana jika Al-Qur‟an diturunkan sekaligus. Cara Dan Kondisi Al-Qur’an Diturunkan Al-Qur‟an diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril dengan beberapa cara dan keadaan sebagai berikut : a. Malaikat Jibril meresapkan wahyu Al-Qur‟an kedalam hati Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini beliau SAW tidak melihat kehadiran Jibril, namun merasakan bahwa wahyu sudah berada didalam hatinya. b. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau SAW berupa seorang lelaki tampan, lalu menyampaikan wahyu sampai beliau hafal benar. c. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau SAW dalam bentuk aslinya, lalu menyampaikan wahyu kepadanya. d. Wahyu datang kepada beliau SAW seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini beliau rasakan sangat berat. Tidak jarang sampai kening beliau berkeringat, meski saat itu di musim dingin. 3. Isi Kandungan Dan Keistimewaan Al-Qur’an Menurut Syaikh Muhammad Abduh, seluruh isi pokok Al-Qur‟an terkandung didalam surat Al-fatihah. Karena itu sangat beralasan jika Al-Fatihah disebut sebagai Ummul Kitab (induk Kitab Al-Qur‟an). Secara garis besar, Al-Qur‟an mengandung 5 pokok ajaran dan kesemuanya tercermin pada ayat-ayat surat Al-Fatihah, sebagai berikut : a. Ketauhidan/keimanan (ayat 1-3) b. Janji dan ancaman atau hari kiamat (ayat 4) c. Ibadah : hubungan manusia dengan Allah (ayat 5) d. Hukum syariat, muamalat (hubungan kemasyarakatan) dan pedoman hidup yang lurus (ayat 6) e. Sejarah dan cerita umat jaman dahulu (ayat 7). Keistimewaan Al-Qur’an. Kitab suci Al-Qur‟an memiliki beberapa kelebihan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab suci lainnya.
a. Al-Qur‟an merupakan mu’jizat terbesar Nabi Muhammad Saw, yang menunjukkan kebenaran atas kenabiannya dan tidak dapat ditandingi atau ditiru siapapun. Alloh berfirman yang artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain” (QS AlIsra‟ ]: 88) b. Al-Qur‟an memiliki uslub (susunan dan gaya bahasa) dan balaghah (sastra) yang mengagumkan. c. Isi ajarannya ditujukan kepada seluruh umat manusia di dunia. (QS As-Saba‟ [34]: 28) d. Al-Qur‟an memuliakan akal manusia dan menjadikan akal sebagai dasar dalam memahami isi kandungannya. e. Al-Qur‟an anti rasialisme dan menghapus sistem kelas/kasta, serta memandang semua manusia sama derajatnya, selain atas dasar ketakwaan. f. Kemurnian dan keaslian Al-Qur‟an terjaga sampai hari kiamat.
ْ ْ ْ ْ ّلكلا ا ِ ّ َ َاَلااَح فِظ ُ ا ِ ّ َ ا َح ا َ ّ َ ا َ ا ِ ّ َ ُ َ ُ َ َ
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS Al-Hijr [15]: 9) g. Isi kandungannya selalu up to date, sesuai dengan situasi dan kondisi perubahan jaman. h. Ajaran Al-Qur‟an sesuai dengan fitrah dan kodrat manusia i. Al-Qur'an merupakan petunjuk dan pedoman hidup manusia yang lengkap. 4. Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup Manusia Kitab suci Al-Qur‟an merupakan pedoman, tuntunan, petunjuk dan pandangan hidup (weltanschauung) yang lurus bagi seluruh umat manusia. Allah berfirman:
ْ ْ ْ ْ ْ َّ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ اص اِح ِ ا َ ّ َ ااَ ُُها اهذ ا ا ل اَي ياالتياهيا ما بّشا ا آ ا ّل ا ل ا َ َّ َ ُ َ َ َ ِ َ ِ ِ ُ ُ ّ ِ َ ُ َ ُ َ َ َ ِ ِ َّ ِ ِ َ َ ُ َ َ َّ ِ ْ ْ اك ِبْيً ا ل ا ً َ َ
Artinya: “Sungguh, Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,” (QS Al-Isra‟ [17] : 9) Tidak dapat disangkal, bahwa di dunia ini banyak pandangan hidup hasil pemikiran manusia, seperti Pancasila (pandangan hidup bangsa Indonesia), marxisme, liberalisme, materialisme, hedonisme dan lain-lain. Namun pedoman hidup Al-Qur‟an jauh lebih unggul dan sempurna. Perhatikan perbandingan berikut ini: No 1. 2.
3. 4.
Pedoman Hidup Al-Qur’an
Pedoman Hidup Ciptaan Manusia
Wahyu Allah yang bersifat mutlak kebenarannya Agar tercapai tujuan hidup (selamat dan bahagia) di dunia dan di akhirat Sasarannya untuk seluruh umat manusia / bangsa di dunia Sesuai dengan situasi dan kondisi apa-pun dan dimanapun sampai
Ciptaan pikiran manusia yang bersifat relatif kebenarannya Agar tercapai tujuan hidup (sejahtera) di dunia saja. Hanya cocok untuk bangsa / suku tertetu Sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu saja.
5.
kiamat. Isinya lengkap dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia (kaffah, komprehensif)
Isinya tidak lengkap, hanya mencakup aspek kehidupan tertentu, misalnya bidang ekonomi (kapitalisme-marxisme) saja, atau mengejar kesenangan duniawi saja (hedonisme), atau bidang politik saja, dan sejenisnya.
5. Al-Qur’an dan Islam Di Mata Para Pemikir Barat George Bernard Shaw (1856 – 1951), seorang pemikir, filsuf, sosiolog dan penulis buku terkenal dari Inggris mengakui kebersihan Al-Qur‟an dan kebagusan Islam : “Agama Islam cukup untuk mengobati penyakit kemanusiaan, dan orang yang berkemajuan (modern) sekarang sudah mulai insaf akan hakekatnya. Berat sangkaanku untuk mengatakan, bahwa dua abad kemudian, orang-orang akan berbondong-bondong masuk Islam”. Dan katanya lagi, “Seperti Napoleon, saya pun lebih suka akan ajaran Muhammad. Saya yakin bahwa seluruh emperium Inggris akan berakhir abad ini. Pribadi Muhammad sangat agung. Saya kagumi dia dan saya menganut dia dalam pandangan hidupnya. Selain saya menjunjung agama yang dibawa Muhammad setinggitingginya, karena gaya hidup yang mengagumkan dari agama ini…” Edward Gibbon, Sejarawan Inggris, berkata: “Al-Qur‟an adalah sebuah kitab keagamaan; kitab kemajuan, kenegaraan, persaudaraan, kemahkamahan dan undangundang. Al-Qur‟an mengandung isi yang lengkap mulai dari urusan ibadat, ketauhidan, sampai urusan duniawi… Sebab itu, Al-Qur‟an sangat besar perbedaannya dengan Bibel. Bibel tidak ada keterangan tentang aturan-aturan yang berkaitan dengan keduniaan. Yang ada didalam Bibel hanya cerita dan dongeng belaka”. Benarkah ramalan Gerorge Bernard Shaw akan menjadi kenyataan?. Hasil riset tentang perkembangan agama-agama di dunia selama 50 tahun, antara tahun 1934-1984, oleh Keiyh W. Stump menunjukkan, bahwa agama-agama yang grafik perkembangannya mengalami kenaikan ialah: Protestan 57%, Budha 63%, katholik 70%, Hindu 117%, Shinto 152% dan Islam 235%. Sedangkan yang mengalami penurunan : Yahudi 4%, Kong Hu Chu 13% dan Kristen Ortodox 36%. Robert Morey menyebutkan bahwa perkembangan Islam di Eropa Barat, Amerika serikat dan Amerika utara sangat pesat: 1). Kaum muslimin di Perancis dan Jerman sudah berjuta-juta. 2). Di Inggris, jumlah kaum muslimin lebih banyak dari Kristen Injili. Banyak gereja Anglikan yag terbengkalai dibeli kaum muslimin, lalu dijadikan masjid. 3) Di Amerika Utara jumlah kaum muslimin melebihi orang yahudi. Sedang di Amerika Serikat, lebih dari 500 pusat kajian Islam didirikan dan saat ini jumlah kaum muslimin lebih banyak daripada anggota gereja Episcopal. Sehingga menempatkan Islam sebagai agama terbesar kedua di Amerika Serikat dan Kanada. Sumber : dari buku Islam Dihujat : Menjawab buku The Islamic Invasion (karya Robert Morey), Hj. Irena Handono, et al, 2004.
D. RANGKUMAN 1. Iman kepada Kitab Alloh artinya yakin dan percaya bahwa Alloh benar-benar telah menurunkan wahyu-Nya kepada para Nabi dan Rosul-Nya, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, demi meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Kitab-kitab Suci Alloh sangat banyak jumlahnya. Kesemuanya wajib diimani sebagai wahyu Allah dan bukannya sebagai karangan para Nabi dan Rosul. Namun yang wajib diketahui namanya dan para Nabi yang menerimanya ialah 2 buah shuhuf (milik Nabi Ibrahim dan Musa) dan 4 buah kitab yang meliputi : No
Nama Kitab
Nabi Penerima
Pedoman Pegangan Agama
Bahasa Ibrani /Hebrew Ibrani /Hebrew
01
Taurat
Musa a.s.
Yahudi
02
Zabur
Dawud a.s.
Yahudi
03
Injil
Isa a.s.
Nasrani
Aramea
04
Al-Qur'an
Muhammad SAW
Islam
Arab
Sasaran Umat Khusus Bani Israil Khusus Bani Israil Khusus Bani Israil Seluruh bangsa / umat manusia
3. Umat Islam dilarang mengimani kitab-kitab suci agama ardhi (budaya) dan beberapa kitab suci agama Samawi selain Al-Qur'an yang sudah dipalsukan umatnya, seperti 4 kitab Injil yang menjadi pegangan agama Nasrani sekarang. 4. Tujuan Kitab-kitab Allah diturunkan adalah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mengatasi berbagai problem hidup manusia, sehingga tercipta suatu kehidupan yang tentram, teratur dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. 5. Al-Qur‟an merupakan Kitab Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai mu‟jizat terbesarnya, yang tertulis didalam mush-haf, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya dipandang sebagai ibadah. 6. Al-Qur‟an sebagai Kitab Allah terakhir yang menjadi mu‟jizat terbesar Nabi Muhammad terjaga keasliannya sampai hari kiamat, yang memiliki banyak kelebihan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab Taurot, Zabur dan Injil. 7. Al-Qur‟an yang terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat ini diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Isi kandungannya secara garis besar terangkum didalam surat Al-Fatihah. 8. Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup yang lengkap, universal dan up todate mampu mengantarkan manusia meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.