BAB I KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’aalamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat dan hidayah kepada siapapun yang dikehendakiNya. Shalawat serta salam kerinduan dan kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW, seorang manusia biasa yang sempurna, seorang yang paling mulia dan suri tauladan seluruh manusia. Semoga kita semua termasuk dalam barisannya yang mengusung kebenaran. Tiada satupun kata yang dapat diucapkan selain perkataan Puji Syukur kehadirat Allah SWT, dimana karena berkat rahmat dan karunia ridho-NYA, maka penulis dalam kesempatan ini dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Strategi yaitu dalam rangka merangkum dan menganalisis VISI / MISI / TUJUAN / STRATEGI LEMBAGA AMAL MUJAHIDIN – Surabaya. Selama penulis melakukan kompilasi data / laporan tentang kinerja LEMBAGA AMAL MUJAHIDIN banyak merepotkan rekan-rekan kerja, maka untuk itu penulis tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan dan informasi data-datanya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bpk. ARASY ALIMUDIN, SE, MM selaku Dosen Pengajar Manajemen Strategi yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan hingga tersusunnya tugas makalah ini. Harapan dan do’a penulis semoga ilmu yang kami terima dapat bermanfaat dan menjadikan catatan amal ibadah bagi Dosen yang mengajarkannya .Amin. Dengan tersusunnya tugas makalah ini penulis telah berupaya untuk memenuhi salah satu syarat agar dapat mengikuti Ujian Akhir Semester ( UAS ) pada mata kuliah Manajemen Strategi di Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, maka dimungkinkan isi makalah ini masih jauh dari sempurna. Akhirnya perkenankan penulis berharap kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini Surabaya, 13 Juni 2012 M. Kholisul. F (NIM : 01209104) Penulis
BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi modern ini, banyaknya intensitas permasalahan persaingan bisnis khususnya di Pasar Indonesia yang semakin kompetitif apalagi ditambah bahwa iklim usaha yang khususnya di Indonesia penuh dengan ketidak pastian, dimana kondisi ini dipicu antara lain oleh stabilitas politik dan keamanan dalam negeri masih sangat berpengaruh terhadap terjadinya konflik, dan pada perubahan-perubahan di bidang ekonomi juga kurang mendukung. Dan itu pula lah, akan sangat berakibat pada perkembangan kesejahteraan sumber daya manusia yang sudah ada. Maka dari itu, LEMBAGA AMAL MUJAHIDIN selaku lembaga sosial
yang menghimpun dana zakat / infaq / shadaqah / wakaf dari umat islam secara luas yang selanjutnya didistribusikan kepada yang berhak menerima berdasarkan syariat Islam, dengan tujuan mampu meningkatkan dan mengembangkan kualitas umat dalam beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT serta memberdayakan dan mensejahterakan umat berdasarkan syariat lslam Sehubungan dengan hal tersebut di atas, LEMBAGA AMAL MUJAHIDIN memerlukan adanya rumusan Strategic Planning dalam bentuk pedoman umum sebagai arah kebijakan yang berdimensi pada upaya peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam beribadah dan pembengembangan umat dengan program pemberdayaan umat yang bertujuan terciptanya kesejahteraan umat Islam.
B. Sejarah Perusahaan
Lembaga Amal Mujahidin disingkat LAM merupakan lembaqa sosial yang menghimpun dana zakat / infaq / shadaqah / wakaf dari umat islam secara luas yang selanjutnya didistribusikan kepada yang berhak menerima berdasarkan syariat Islam, Sebagaimana seperti yang terdapat pada firman Allah SWT, antara lain sebagai berikut:
Artinya:“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu' allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkpn Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. At-Taubah 9 : 60) Lembaga Amal Mujahidin ditetapkan berdasarkan Keputusan Pengurus Yayasan Masjid Mujahidin No. 001/SK-PRS./YMM./K-lV/A-11/V/1428-2007 di Surabaya pada hari Sabtu, 17 RabiulAkhir 1428 H. Bertepatan tanggal 05 Mei 2007 M. Dan didaftarkan sesuai Akta Notaris Machmud Fauzi, SH. No. 14 tanggal 25 Mei 2007 di Surabaya. Memasuki usia yang ke-empat tahun, LAM terus mencari dukungan yang lebih luas
dari masyarakat untuk berkhidmat mensejahterakan kaum dhu'afa, meningkatkan potensi umat dalam beribadah dan turut serta memajukan bangsa.
BAB - III
VISI - MISI - TUJUAN - STRATEGI PERUSAHAAN
1. Visi Menciptakan lembaga yang mampu meningkatkan kualitas umat dalam beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT
2. Misi Memberdayakan dan mensejahterakan umat Memberdayakan dan mensejahterakan umat berdasarkan syariat Islam dan ridho Allah SWT
3. Tujuan Memiliki omzet bulanan sebesar 1 milyar Memiliki brand yang baik di kalangan masyarakat Memiliki pemasukan dana Zakat/Infaq/Shodaqoh tertinggi di Surabaya Memiliki manajemen yang terorganisir dan terkonsep 4. Strategi
MENERAPKAN MANAJEMEN PROFESSIONAL BERDASARKAN STANDARD SYSTEM MANAJEMEN MUTU SERTA KONSISTEN PADA PROGRAM CONTINUAL IMPROVEMENT.
MENERAPKAN POLA PARTNERSHIP DENGAN PARA DONATUR.
MENERAPKAN POLA RELATIONSHIP MARK DENGAN DONATUR.
FOCUS PADA EFISIENSI OPERASIONAL.
BAB - IV KONDISI PERUSAHAAN SAAT INI
Untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan analisa tentang posisi perusahaan dan analisa tentang pemetaan produk.
1. Posisi Perusahaan Untuk mengetahui posisi Perusahaan digunakan 2 (dua) analisa yaitu analisa internal guna mengidentifikasikan Kekuatan (Strenght) dan Kelemahan (Weakness) perusahaan yang dianggap strategis, dan analisa eksternal guna mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal perusahaan yang strategis dan menunjukkan indikasi adanya Kesempatan (Opportunity) dan Ancaman (Threat) bagi perusahaan. Terhadap faktor-faktor internal dan eksternal strategis yang diidentifikasikan tersebut, selanjutnya dilakukan pembobotan dan rating dengan menggunakan Analisis SWOT.
1.1 Analisis SWOT STRENGTH Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.Kekuatan yang dimiliki oleh Lembaga Amal Mujahidin ini apabila dilihat dari sisi internalnya (strength) yaitu:
SDM yang sangat professional
Kualitas produk dan pelayanan yang handal
Melakukan training bagi para karyawan secara berkala
Penggunaan teknologi yang canggih dalam setiap pelaksanaan program
Sistem manajemen yang bagus
Mengemban amanat para donatur untuk mensejahterakan masyarakat yang membutuhkan
WEAKNESS Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
Program-program kerja yang masih belum terealisasi
Sistem penarikan dana yang masih belum bagus
Kurangnya promosi yang gencar kepada seluruh warga sekitar, khususnya di kota Surabaya
Jaringan marketing yang masih belum terlalu luas
OPPORTUNITY Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.
Mempunyai hubungan yang baik dengan setiap donatur yang sudah terikat
Mengerti apa yang selalu menjadi keinginan setiap donatur
Mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sekitar
Banyak pesaing lama yang kurang improve di dalam pasar
Pengembangan jaringan dengan koneksi kepada setiap donatur
THREAT Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program.
Munculnya pesaing baru
Adanya persaingan bebas dengan pesaing baru maupun pesaing lama
Munculnya program-program promosi tiruan
Kebutuhan donatur maupun calon donatur yang semakin bervariatif, sehingga berpengaruh terhadap realisasi program. Akan memakan waktu yang cukup lama dalam pengembangan jaringan pasar
Strength
Faktor
nilai
bobot
rating
skor
Sdm handal
4
0,22
4
0,88
Kualitas pelayanan
4
0,22
4
0,88
Training
4
0,22
3
0,66
Teknologi yang canggih
3
0,17
2
0,34
Sistem manajemen
3
0,17
2
0,34
Amanat
4
0,22
4
0,88
22
1,22
3,98
Weakness
Faktor
nilai
bobot
rating
skor
4
0,31
4
1,24
Sistem penarikan dana belum baik 3
0,23
3
0,69
Kurangnya promosi
2
0,15
3
0,45
Jaringan marketing belum luas
4
0,31
4
1,24
Program kerja belum terealisasi
13
1,17
3,62
Opportunity
Faktor
nilai
bobot
rating
skor
Kesadaran masyarakat dlm beramal
4
0,25
4
1
Memprioritaskan kepuasan donatur
3
0,19
3
0,57
Peduli terhadap lingkungan sekitar
2
0,12
2
0,24
Pesaing lama kurang improve dalam pasar
4
0,25
4
1
Pengembangan jaringan dgn koneksi donatur 3
0,19
3
0,57
16
1
3,38
Threat
Faktor
nilai
bobot
rating
skor
Pesaing baru
4
0,28
4
1,12
Persaingan bebas
3
0,21
3
0,63
Program-program promosi tiruan
3
0,21
3
0,63
Kebutuhan donatur yang banyak
2
0,14
1
0,14
12
0,84
Kwadran Internal Strength – weakness = 3,98 – 3,62 = 0,36/2 = 0,18 eksternal opportunity – threat = 3,38 – 2,52 = 0,86/2 = 0,43
2,52
GRAFIK POSISI PERUSAHAAN
POSISI EKSTERNAL (+) OPPORTUNITY (Kwadran II)
(Kwadran I) 3
STABILITY
EXPANSION
Strategi Rasionalisasi
Strategi Ofensif 2
WEAKNESS (-)
(0,18),(0,43)
1 -3
POSISI INTERNAL (+)
2 -1
-2
1
3
STRENGHT
-2 (Kwadran III)
-3
(Kwadran IV)
(-) RETRENCHMENT Strategi Survival/Defensif
THREAT
COMBINATION Strategi Diversivikasi
Kwadran
Kwadran
Posisi titik
Luas Matrik
Rangking
Prioritas strategi
I (S,O)
3,98 ; 3,38
13,45
1
Growth
II (W,O)
3,62 ; 3,38
12,23
2
Stabilitas
III (W,T)
3,62; 2,52
9,12
4
Kombinasi
IV (S,T)
3,98; 2,52
10,02
3
Penciutan
Kwadran I
Strength
Opportunity
Hubungan Inisiatif
Sdm handal
Pesaing meninggalkan pasar
x
Peng. Pasar
xxx
Penetrasi pasar
Kualitas pelayanan Pesaing meninggalkan pasar
Kwadran II
Weakness
Opportunity
Hubungan Inisiatif
Program kerja
Kesadaran masyarakat dlm
belum terealisasi
beramal
Penciutan program xxx
kerja
Kwadran III
Weakness
Threats
Hubungan
Inisiatif
Pesaing baru yang Program kerja
lebih inovatif
belum terealisasi
programnya
Pengurangan program Xxx
kerja
Kwadran IV
Strength
Threats
Hubungan
Inisiatif
Sdm handal
Pesaing baru
xxx
Benchmarking
Pesaing baru
xxx
Benchmarking
Kualitas pelayanan
Strategi Generic Michael Porter Menurut Michael R Porter, jika perusahaan ingin meningkakan usaha dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memlih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi, atau produk dengan biaya rendah atau bukan keduanya. Berdasarkan ketiga hal tersebut, Porter menyatakan ada 3 prinsip Generic strategic yaitu : Differentiation (strategi diferensiasi), Cost leadership (kepemimpinan biaya) dan Focus (fokus). Straategi diferensiasi dicirikan dengan perusahaan yang membangun persepsi pasar potensial terhadap produk/jasa unggul agar tampak berbeda dibandingkan dengan pesaingnya dengan harapan bahwa pelanggan mau membeli dengan mahal karena perbedaan tersebut. Strategi kepemimpinan biaya, dimana perusahaan berkonsentrasi pada harga jual produk yang murah untuk menekan biaya produksi, promosi maupun riset. Kebanyakan digunakan oleh perusahaan pengikut pasar. Strategi fokus dicirikan dengan perusahaan yang berkonsentrasi pada pangsa pasar tertentu untuk menghindari jumlah pesaing.
Menurut Porter jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang ketat perusahaan harus memilikh prinsip bisnis, Harga yang tinggi, Produk dengan biaya yang rendah, dan bukan kedua – duanya. Berdasarkan prinsip tersebut maka Porter Menyatakan ada tiga Strategi Generik yaitu : Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter strategi perusahaan unutk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda – beda dan dalam berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu : Sepesialisasi, Identifikasi Merk,Dorongan Versus Tarikan, Seleksi Saluran, Mutu Produk, Kepeloporan Teknologis, Integrasi Vertikal, Posisi Biaya, Layanan,Kebijakan Harga, Leverage, Hubungan dengan Perusahaan Induk, Hubungan dengan Pemerintah.
Strategi yang digunakan pada LEMBAGA AMAL MUJAHIDIN adalah Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesarbesarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).
Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat kreatif, inovatif dan sulit ditiru oleh pesaing. Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen Penelitian dan Pengembangan sangatlah berperan. Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi ketika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan strategi ini, yaitu: bidang sumber daya (resources) dan bidang organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan produk (product engineering), riset pasar, reputasi perusahaan, distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif. (Umar, 1999)