1
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kelangsungan hidup manusia adalah tanah atau lahan. Pengertian tanah menurut Sumaryo (2004), tanah merupakan hasil alih rupa (transformation) dan alih tempat (translocation) bahan mineral dan organik yang terjadi di permukaan daratan di bawah faktor - faktor lingkungan selama waktu yang sangat panjang dan membentuk tubuh dengan tata rupa tertentu. Tanah memiliki banyak fungsi diantaranya adalah sebagai tempat mendirikan rumah, sebagai sumber pencaharian ekonomi, sebagai lahan pertanian dan banyak lagi manfaat lainnya. Tekanan penduduk terhadap lahan terutama di sektor pertanian merupakan masalah tekanan terhadap lingkungan yang paling kritis. Masalah yang muncul ini disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan pangan. Apabila pertumbuhan penduduk tidak dapat dikendalikan dan laju pertumbuhan ekonomi tidak dapat ditingkatkan, maka akan terjadi kekurangan persediaan pangan. Selain itu lahan pertanian juga banyak digunakan untuk pembangunan sektor non pertanian. Hal tersebut akan menjadi ancaman terhadap keberlanjutan pembangunan dan bahkan keberlangsungan hidup manusia. Masalah tekanan penduduk terhadap lahan akibat naiknya kebutuhan lahan untuk berbagai peruntukan. Di Indonesia yang mempunyai sifat agrarisnya, tekanan penduduk terhadap lahan terutama di sektor pertanian. Sekarang dapat terlihat yaitu timbulnya dampak yang bersifat primer yaitu perubahan pola penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian harus memperhatikan beberapa akibat yang ditimbulkan, khususnya
lingkungan sekitar (Soegino, 1987), bahkan karena masih sangat besarnya jumlah persentase penduduk terhadap lahan disektor lain merembet pula ke sektor pertanian. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian banyak terjadi di Kecamatan Banguntapan. Sampai saat ini di Kecamatan Banguntapan alih fungsi lahan pertanian masih dapat dikendalikan namun di beberapa wilayah yang berbatasan dengan kota memang perlu mendapat perhatian khusus. Penggunaan lahan pertanian ke non pertanian yaitu digunakan untuk pemukiman, ruko, kampus, dan kawasan industri. Dari kacamata dunia pertanian, penyusutan lahan sawah akan mengancam produksi pangan mengingat penyusutan lahan sebagian besar merupakan sawah beririgasi teknis dan setengah teknis. Produksi gabah kering (beras) di Kabupaten Bantul setiap tahunnya semakin berkurang, sehingga diperkirakan akan berdampak pada kemampuan daya dukung lingkungan tiap-tiap wilayah kecamatan, yaitu kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan beras bagi penduduk masing-masing Desa di Kecamatan Banguntapan setiap tahunnya. Sehubungan dengan hal-hal diatas akan diteliti seberapa besar perubahan penggunaan lahan pertanian ke penggunaan non pertanian di Kecamatan Banguntapan?
I.2.Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dalam sektor perubahan luas lahan pertanian didasarkan pada penggunaan lahan tahun 2007 dan tahun 2014 di kecamatan Banguntapan.
3
I.3. Perumusan Masalah
Pertanyaan pada penelitian ini adalah: a. Bagaimana hasil perubahan luas penggunaan lahan pertanian di Kecamatan Banguntapan? b. Bagaimana pemetaan daerah dari lahan pertanian ke non pertanian dari tahun 2007 sampai 2014?
I.4 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menghitung perubahan luas penggunaan lahan pertanian ke lahan non pertanian. 2. Melakukan pemetaan daerah yang dari lahan pertanian ke non pertanian dari tahun 2007 sampai 2014.
I.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah dapat mengetahui daerah mana saja di Kecamatan Banguntapan yang mengalami perubahan dari lahan pertaniaan ke lahan non-pertanian. Manfaat lain dari penelitian ini adalah untuk merencanakan suatu kebijakan bagi pengembangan wilayah untuk mendapatkan kualitas lingkungan lingkungan hidup yang optimal, misalnya : dalam hal mengontrol jumlah penduduk dan perluasan lahan pertanian dan lain-lain.
4
I.6 Landasan Teori I.6.1 Perubahan Penggunaan Lahan
Untuk perencanaan pemanfaatan sumber daya lahan harus melihat hubungan pertimbangan antara segi manfaat secara ekonomis dan pengaruh ekologis yang ditimbulkan. Sumber daya lahan berdasarkan bentuk penggunaan ada 2 yaitu lahan pertanian dan lahan non pertanian. Lahan pertanian meliputi lahan persawahan, sedangkan lahan non pertanian meliputi: perkebunan, pemukiman, padang ilalang, tegalan, pertambangan, perhubungan, industri, hutan, rawa dan, sebagainya. Areal atau sebidang lahan untuk kegiatan pertanian lahan basah atau lahan kering dan digenangi secara terus menerus atau periodik dengan vegetasi yang diusahakan berupa padi dan tanaman semusim lainnya adalah lahan persawahan. Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan alih fungsi lahan untuk fungsi lain misalnya dari lahan non pertanian ke lahan pertanian, ataupun lahan pertanian ke non pertanian dalam kurun waktu tertentu. Perubahan lahan akan berpengaruh pada perubahan luas suatu lahan. Demikian pula untuk perubahan lahan pertanian ke non pertanian akan berakibat luas lahan pertanian berkurang ataupun sebaliknya. Pada penelitian ini, pengolahan peta penggunaan lahan dan peta administrasi menggunakan software Arc GIS. Berikut penjelasan mengenal Arc GIS dan konsep peta.
I.6.2 Sistem Informasi Geografis
Pengertian Sistem Informasi Geografis didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis Komputer yang dapat mengelola, memanipulasi dan menganalisis informasiinformasi kebumian baik data spasial maupun data tekstual dan juga menampilkan hasil dengan cepat, akurat, tepat waktu. Komponen-komponen SIG, sebagai suatu sistem berbasis computer termasuk perangkat keras, perangkat lunak, data atau
5
informasi dan juga operator yang mengoperasikan serangkaian proses manipulasi. Kecanggihan teknologi SIG yang sering dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi adalah kemampuannya yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi data spasial sekaligus dengan database yang ada didalamnya (biasanya disebut query). Beberapa keuntungan yang didapat dalam menggunakan SIG : 1.
Data dapat dikelola dalam format yang kompak dan jelas.
2.
Data dapat dikelola dengan biaya yang murah bila dibanding dengan survei lapangan.
3.
Data dapat dipanggil kembali dan dapat diulang dengan cepat.
4.
Komputer dapat mengubah data secara cepat dan tepat.
5.
Data spasial dan non-spasial dapat dikelola secara bersama.
6.
Analisis data dan perubahan data dapat dilakukan secara efesien.
7.
Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan secara tiga dimensi.
8.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat.
I.6.3 Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG) Ada beberapa komponen untuk melakukan suatu proyek agar saling bekerjasama, antara lain : a. Perangkat Keras / Hardware Perangkat keras yang biasanya digunakan dalam aplikasi SIG : 1. CPU 2. Merupakan
pusat
proses
data
yang
terhubung
dengan
media
penyimpanandengan ruang yang cukup besar dengan sejumlah perangkat lainnya. 3. Disk Drive 4. Menyediakan tempat untuk membantu jalannya penginputan, membaca, proses dan penyimpanan data. 5. Digitizer
6
6. Digunakan untuk mengkonversi data dari peta ke dalam bentuk digital dan memasukannya ke dalam komputer. 7. Plotter / Printer 8. Digunakan untuk mencetak hasil dari data yang telah diolah. 9. Tape Drive 10. Digunakan untuk menyimpan data/program ke dalam pita magnetik atau untuk berkomunikasi dengan sistem lainnya. 11. VDU 12. Digunakan untuk memudahkan user untuk mengontrol komputer dan perangkat-perangkat lainnya. b. Perangkat Lunak / Software Software SIG berfungsi untuk memasukan, menganalisis dan menampilkan informasi SIG. Software SIG memiliki beberapa kemampuan utama, antara lain : 1. Memanipulasi atau menyajikan data geografis atau peta berupa layer. 2. Berfungsi untuk analisis, query, visualisasi geografis. 3. Penyimpanan data dan manajemen database (DBMS). 4. Graphical user interface (GUI).
I.6.4 Peta Tematik Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar menggunakan simbol-simbol tertentu melalui sistem proyeksi peta (Riyadi,1994). Peta juga merupakan penyajian secara grafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili (Prihandito,1989). Peta tematik adalah suatu peta yang memperlihatkan informasi kualitatif dan atau kwantitatif pada unsur tertentu.unsur-unsur tersebut ada hubungannya dengan detail topografi tertentu yang penting. Pada peta tematik, keterangan disajikan dengan gambar memakai pernyataan dan simbol-simbol yang mempunyai tema tertentu atau kumpulan dari tema-tema yang ada hubungannya antara satu dengan yang lainnya. Peta tematik dapat membantu secara umum
7
perencanaan suatu daerah, administrasi, manajemen, perusahaan-perusahaan swasta, pendidikan, perencanaan militer dan lain-lain. Selain itu pembuatan peta tematik berhubungan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang geologi, geografi, pertanahan, perkotaan, teknik sipil, pertambangan dan bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah sosial ekonomi. Untuk pengambaran data-data peta tematik, peta dasar yang terdiri dari data-data topografi itulah, data-data peta tematis dapat dipertahankan. Data-data topografi yang diambil biasanya hanya satu atau dua unsur saja. Pemilihan unsur-unsur topografi yang akan diambil tergantung dari skala, maksud atau tujuan dari peta tematik itu sendiri.Jadi penyajian data-data tersebut, bergantung dari tema peta tematik tersebut.