`BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy’ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi, pemikiran rasional muktazilah hanya bisa dicerna oleh kalangan masyarakat terdidik saja sementara kalangan masyarakat awam sulit untuk memahami ajaran tersebut.
Setelah khalifah al- mutawakkil membatalkan aliran muktazilah sebagai madzhab negara tampillah abu al-hasan ibn ismail al-asy’ari yang semula pengikut muktazilah memperkenalkan teologi baru beserta ajarannya dengan menempuh jalan antara akal dan naql dengan acuan yang bertumpu pada alqur’an dan as-sunah. Yang mana ajaran-ajaran tersebut berkembang menjadi aliran ahl as-sunah wal jama’ah dan mempunyai pengaruh dalam dunia islam sampai sekarang.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana awal munculnya Asy’ariyyah ? 2. Bagaiman pengaruh ajaran asy’ariyyah dari zaman klasik dan sekarang ?
0
BAB II PEMBAHASAN
1. Awal muncul aliran asy’ariyyah Imam abu hasan al-asy’ari seorang utusan tahkim dalam perang siffin dari pihak sayyidina ali. Dia lahir di kota basrah tahun 260H mula- mula ia berguru pada guru muktazilah yang bernama abu ali al-jubbai. Memang pada waktu itu beliau menjadi pengikut paham muktazilah yang akhirnya condong pada pendapat ahli fiqih pada usia 40 tahun. Beberapa waktu lamanya dia merenungkan dan mempertimbangkan ajaran muktazilah dengan paham ahli fiqih dan hadist. Ketika berusia 40 tahun, dia ber khalwad dirumahnya selama 15 hari untuk memikirkan hal- hal tersebut. Pada hari jum’at dia naik mimbar di masjid basroh, dan secara resmi menyatakan pendiriannya keluar dari muktazilah. Menurut Ibn Askair yang melatarbelakangi Asy’ari meninggalkan paham mu’tazilah adalah pengakuan Asy’ari yang mengaku bermimpi bertemu Rasulullah sebanyak 3 kali. 1 Adapun doktrin-doktrin teologi Asy’ari, secara esensial menampilkan sebuah upaya sintesis antara formulasi ortodoks ekstrem pada satu sisi dan mu’tazilah pada sisi yang lain. aktualisasi formulasinya jelas menampakkan sifat yang reaksionis terhadap mu’tazilah . corak pemikiran yang sintesis ini dipengaruhi teologi kullabiah (teologi sunni yang dipelopori Ibn Kullab). 2. Pengaruh ajaran Asyariyyah pada zaman klasik Di dalam buku pemikiran kalam karya Sahilun A. Nasir di jelaskan bahwa terdapat corak pemikiran Al Asy’ari yang tampaknya berbeda, tetapi sebenarnya saling melengkapi. Dia berusaha mendekati Ulama-ulama fiqih dari golongan sunniy sehingga ada yang mengatakan beliau bermadzhab Syafi’i ada pula yang mengatakan bermadazhab Hanbali dan Maliki. Dua corak pemikiran tersebut tidak bertentangan . dia mendekati madzhab-madzhab Fiqih dalam persoalan furu’. Sebagai orang yang pernah 1
Abdul Razak & Rosihun Amin. Ilmu Kalam.( Bandung: CV Pustaka Setia. 2012) hlm. 147
5
mengikuti paham Mu’tazilah Al Asy’ari tidak pernah menjauhkan diri dari pemikiran akal pikiran dan penggunaan argumentasi-argumentasinya. Akan tetapi Al- asyari menentang keras orang yang berlebihan dalam penggunaan akal pikiran, yaitu golongan mu’tazilah, seperti mereka tidak mengakui hadis-hadis Nabi sebagai dasar agama. Dengan demikian Al Asy’ari berpegang teguh kepada Al-Quran dan Hadis sebagai dasar agama, disamping menggunakan akal pikiran yang tugasnya tidak lebih daripada memperkuat dan memperjelas pemahaman nash-nash agama.2 Imam Al Asy’ari meninggal tahun 330 H. Sesudah meninggalnya, beberapa tahun pahamnya mengalami keredupan, karena adanya sementara pengikut-pengikutnya yang condong ke rasionalisme. Karena itu timbullah pihak-pihak yang menentangnya, yaitu pengikut madzhab Hambali, sehingga berdampak menurunnya terhadap kegiatan mereka. Keadaan ini membaik ketika khamlifah al Mutawakkil dari bani Abbasiyah mulai berpihak pada ajaran Al Asy’ari dan kemudian berlanjut ketika Nizham al mulk seorang menteri dari Bani Saljuk mendirikan dua buah madrasah yang terkenal, yaitu Nizhamiyah di Naisabur dan di Baghdad, yang mana hanya aliran Asy’ariyah sajalah yang boleh diajarkan. Sejak itu aliran Asy’ariyah menjadi aliran resmi negara. Paham Asy’ariyah dianut oleh umat islam yang bermadzhab Syafi’i atau Maliki. Disamping itu kemajuan Al asy’ariyyah didukung oleh ulama-ulama terkenal
antara
lain
Al-Baqillani,
Al-juwaini,
Al-Ghazali,
Al-Ghazali,
Fakhruddin Ar-razi, Asy-syahrastani, dan As-Sanusi. Abu bakar bin Tsyyib al Baqillani di Basrah. Kitab karangannya adalah At-Tahmid yang artinya pendahuluan atau persiapan. Kitab ini biasanya dipelajari sebelum sesorang mempelajari ilmu kalam. Imam Al Juwainy dengan kitab karngannya yakni: a. Qawaid Aqaid ahlusunnah waljama’ah b. Al Burhan Fi ushul Fiqih c. Al irsyad fi Qowathi’illah fi ushul fiqi d. Masail al-imam Abdul haqq ash shaqati wa ajwibatihi lil imam
2
Sahilun A. Nasir .Pemikiran Kalam (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012) hlm. 211
5
e. Nihayah Al- Mathlub Fi Dirayah al Mazhab3 C. Pengaruh Ajaran Asy’ariyyah pada zaman modern Sebagiamana kita ketahui bahwa Imam Al Asy’ari telah mencapai kedudukan yang terhormat, mempunyai banyak pengikut dan pendukung. Selanjutnya pengiktnya disebut sebagai paham Ahlusnnah waljama’ah. Sebenarnya penyebutan nama Ahlusunnah wal jama’ah sudah dipakai sejak jauh, sebelum imam Al asy’ari yaitu terhadap orang-orang yang mencari penyelasaian masalah-masalah agama yang berpegang teguh pada nash-nash Al Quran dan Hadis. Yang sudah dimulai sejak zaman sahabat dan berlanjut pada masa tabi’in. Pola pemikira Al Asy’ari memang bercorak kompromis atau moderat sebagaimana yang ditegaskan oleh syaikh Muhammad Abduh yang mengatakan bahwa “ Dia berjalan di tempat yang dikenal ditengah-tengah antara keyakinan orang-orang salaf dan keyakinan orang-orang yang menentangnya” Memperhatikan corak pemikiran kaum Muslimin dan termasuk di Indonesia yang mayoritasnya mengikuti paham Al-Asy’ari. Bahwa ajaran yang di bawa Al-asy’ari punya pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat indonesia. Hal ini bisa dilihat dari ibadah-ibadah yang dilakukan masyarakat indonesia. Mayoritas masyarakat mengaplikasikan ajaran Al-asyariyah dalam menjalankan ibadah.
3
Sahilin A. Nasir hlm. 212
5
BAB III Kesimpulan 1. Munculnya aliran Asyariyah karena reaksi terhadap paham-paham dari golongan mu’tazilah. Tokoh sentralnya adalah Abul Hasan Al-Asyari yang merupakan keturunan Abu Musa Al-Asyari. 2. Penagaruh ajaran Asy’ariyah pada zaman klasik mengalami perkembangan yang pesat, namun setelah wafatnya Al-Asyari mengalami kemunduran disebabkan pemikiran nya lebih condong pada penggunaan rasional daripada nas. 3. Pengaruh ajaran Al-Asyari pada zaman Modern sangat berkembang. Apalagi m ayoritas masyarakat Indonesia yang berpaham pada Ahlusunnah waljama’ah.
5
DAFTAR PUISTAKA Rozak, Abdul. Rosihun Anwar, Ilmu Kalam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2012 A Nasir, Sahilun. Pemikiran Kalam (Teologi Islam). Jakarta: PT Rajagrafaindo Persada
5