Bab 7 Kepribadian danPengukurannya
Kepribadian dan Pengukurannya Dalam bab ini akan dibahas beberapa materi, antara lain: A. Penduluan B. Pengertian Kepribadian C. Pembentukan Kepribadian I. Pengaruh Biologis 2. Pengalaman a. Pengalaman Umum b. Pengalaman Unik D. Teori-teori Kepribadian I. Pendekatan Tipologis dan Trait 2. Pendekatan Psikodinamika 3. Teori Social-Learning 4. Pendekatan Fenomenologis E. Konsistensi Kepribadian F. Pengukuran Kepribadian LATIHAN SOAL
A.
PENDAHULUAN
Kepribadian dari sudut pandang psikologi adalah suatu bidang studi empiris yang sangat kompleks dan terus berkembang sampai saat ini. ~n u~,!m~dari st\!djjnjad_,!lah!!!ltuk mengetahui pol;! tingkablills.!!_manusi,!,untu~etahui sejauhmal1a seseorang itu berbedll ~yang laiQ, a!au un~uk mengetahuis~jauhn!~na seti_apmanus~a ~ik. !?engan derllikian psikologi kepribadian itu merupakan s~atu bidang ilmu yangterutamamemp~ pprbedaan individu, yaitu suatu karakteristik yang membedakan satu individu dengan indivi~ yang lain.
-
-
Beberapa kesulitan yang ditemui dalam mempelajari kepribadian (Irwanto, dkk, 1996): I. tidak mudah!Denemukan hubungan sebab akibat yang jelas dan tetap antara su~tQJ)Q}a perilaku dengan faktor-faktor penyt;babnya. Dalam situasi y~mgoerbeda faktor yang sarna bisamel11mbulkan reak-siyangoerbeda. 108
2.
Perilaku tidak selalu mencerminkan keadaan dalam diri individu yang se~mya. B~erapa budaya tertentu misalnya, lI}eng&arkan'pact'! anggota-angg~ya untuk menyembuyikan perasaan-perasaan tertelliIJaZ~IhubunganSQ~ialteta.Qbarmonis. 3. _Perilak~ tidal<selalu disadarlOieh yang bersa~utaI.!.dan penyebab:Q.en.Je!?abnya tidak selalUdapat9iJ.c~l}dalika!J. --Di luar kesulitan-kesulitan tersebut, penelitian-penelitian di bidang ini telah mengalami banyak kemajuan dan metode-metode yang digunakan telah semakin berkembang. B. Pengertian Kepribadian Dalam bahasa Inggris, kepribadian disebut personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "persona", yang berarti topeng. Istilah ini lalu diadopsi oleh orang-orang Roma dan mendapatkan konotasi baru yaitu "sebagaimana seseorang nampak dihadapan orang lain". Konotasi ini seakan-akan menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut yang sebenamya. Konotasi seperti ini sudah banyak berubah. Yangjelas bahwa para psikolog dan filsuf mulai sepakat bahwa manifestasi kepribadian dapat dilihat dari: 1. kenyataan yang bersifat biologis (Umwelt) 2. kenyataan psikologis (Eigenwelt) 3. kenyataan sosial (Mitwelt). Ketiga kenyataan tersebut menggejala menjadi satu kesatuan (whole) yang disebut kepribadian. Pandangan seperti itu sarnadengan pendapat yang dikemukakan oleh Gordon W. Allport (1897-1967) yang menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistemsistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikan rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. C.
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Menurut Atkinson dkk (1993) ketika bayi lahir, ia membawa potensialitas tertentu. Karakteristik fisik, seperti wama mata dan wama rambut, bentuk tubuh, bentuk hidung seseorang pada dasamya ditentukan pada saat konsepsi (pertemuan antara sel telur dan sperma). Intelegensi dan kemampuan khusus tertentu, seperti bakat musik dan seni, dalam beberapa hal juga tergantung pada hereditas (faktor keturunan). Aria bukti buk-ti-yang sem~ ~aJ.c bahw~erbedaan !~
109 - - - -
aktif, mudah terganggu dan mau menerima objek serta orang baru; bayi yang lain mungkin pasif, tekunberkonsentrasipada suatuaktivitas,dantakutpadahal-hal yangbaru. Karakteristik temperamen awal ini cenderung bertahan dalam diri anak yang perkembangannya diikuti selama lebih dari 20 tahun. Bentuk-bentuk fisik tertentu, misalnya: gemuk-kurus, tinggi-pendek, adalah diturunkan dari orang tua. Tetapi ada juga ciri-ciri fisik yang unik yang kita bawa sejak lahir, termasuk di dalamnya ciri-ciri faali seperti kapasitas otak, kelengkapan dan kepekaan indera tertentu, dan sebagainya. Orang tua mungkin memberikan respon yang berbeda terhadap bayi yang mempunyai karakteristik berbeda.Dalam hal ini,terjadiproses timbalbalikyang memperkuatkarakteristik kepribadian yang ada sejak lahir. Misalnya seorang bayi yang berhenti menangis bila ditimang dan di dekap erat akan lebih menyenangkan untuk digendong daripada bayi yang memalingkan kepalanya dan tetap menangis. Akibatnya, bayi pertama akan lebih sering digendong daripada bayi kedua; predisposisi awallebih diperkuat oleh respon orang tua. Predisposisi biologis yang dibawa sejak lahir akan dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dalam proses perkembangan. Sebagiandari pengalaman ini bersifat umum, dialami oleh sebagian besar orang tua yang dibesarkan dalam budaya atau sub budaya tertentu; pengalaman yang lain bersifat unik bagi seseorang.
L
~engaruh Biolo~ Kenyataan bahwa perbedaan suasana hati dan tingkat keaktifan dapat diamati segera setelah kelahiran menunjukkan adanyapengaruh faktorgenetik. Penelitian tentang pewarisan karakteristik kepribadian difokuskan pada penelitian tentang anak kembar. Loehlin dan Nichols (dalam Atkinson, dkk, 1993), meneliti 139 anak kembar yang mempunyaijenis kelaminsama(berusiarata-rata55bulan)dinilaioleh ibumereka berdasarkan beberapa karakteristik kepribadian tertentu. Kembar identik dinilai jauh lebih serupa dalam hal reaktivitas emosional, tingkat aktivitas, dan kemampuan sosial, dibandingkan kembar
fraternal. Jika tes kepribadian diberikan pada orang ~~~a, biasanya kembar identik memberikan jawaban yang lebih mirip daripada ~mbar fraterna Namun, kemiripan ini mungkin disebabkan karena kembar identik sering mendapatkan perIakukan yang lebih mirip dibandingkan kembar fraternal. Menurut Wil1p.rman(dalam Atkinson, 1993) ~a-p~ene1i!.i.an-yang m~l"~andi_ngk
-
Meskipun penelitian tentang anak kembar menunjukkan bahwa beberapa karakteristik kepribadian diwariskan, tidak terdapat bukti bahwa karakteristik ini ditentukan oleh gen-gen tertentu. Mungkin kesamaan tubuh dan fisiologis pada kembar identik menyebabkan timbulnya kemiripan kepribadian.
110
2. Pengalarnan ,,Faktorlain yangbesarpengaruhnyaterhadapkepribadianadalahhasilhubungankita ~gan lingkunganata.!l-IJenzalamJ!n. Para ahlimembedakanduamacampengalamanyang mempengaruhikepribadianmanusia,yaitu:pengalamanumumdan penga!amanunik.
--
a.
Pengalarnan Urnurn (Common Experience) Semua keluarga dalam suatu budaya tertentu memiliki keyakinan, kebiasaan, dan nilai yang umum. Selama perkembangannya, anak belajaruntuk melakukan perilaku dengan cara yang diharapkan oleh budaya tersebut. Salah satu harapan itu berkaitan dengan peranan seksual. Sebagian besar budaya mengharapkan perilaku yang berbeda antara pria dan wanita. Peranan seksual bisa berbeda dari budaya yang satu ke budaya yang lain, tetapi dalam setiap budaya dianggap hal yang wajarbila anak laki-lakidan anakperempuan memiliki kepribadian yang berlainan hanya karena yang satu laki-laki dan yang lain perempuan. Tekanan budaya dan tekanan sub budaya menentukan beberapa kemiripan kerpibadian. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak aka_n~I"!lahdapat di'p!'e,piksisepenuhnya dari penget'!.huantentang keJ~mPO!<0imanaorang itu di1.:?~s~rkan! kar~na: (l).~daya terhadap indiyidu tidak ~ama,lcarenadisampaikan oleh orang tua dan orang lain yang mungkin tidakmemiliki-kesamaan.-nilaidankebiasaan; (2) indivldu mempunyai pengalaman yang bersifat_uniL Dengan demiki:m pen~!!!an yang umum adalah pengalaman yang dihayati oleh hampir s~mua anggot&m~arakat atau bahkan oleFt-semuamilllusfa.setiap masyarakat .serafiI punya nilai-nilai, prinsip-prinsip moral, cara-cara hldup yang dihayati oleh semua anggota masyarakat. Ada nilai-nilai yang bersjfat universal, misalnya: hormat pada orang tua, sehingga setiap manusia dididik untuk menJ;di manusla yarigbTsamenghormati orang filaTiyaatau orang yang lebih tua. Pengalaman umum ini menjadi bagian dari diri seseorang yang sarna dengan banyak orang lain di sekitamya. b.
Pengalarnan Unik
Setiap orang bereaksi terhadap tekanan sosial dengan caranya sendiri. Seperti yang telah kita ketahui, perbedaan perilaku individual mungkin disebabkan oleh perbedaan biologis. Perbedaan itu mungkinjuga berkembang dari ganjaran dan hukuman yang ditetapkan orang tua pada perilaku anak dan dari tipe model peranan yang diberikan orang tua. Bahkan meskipun tidak menyerupai ayah ibunya, dari lingkllnganrumahnya, anak akan dipengaruhi oleh orang tuanya itu. Di luar warisan biologis yang unik dan cara penyampaian budaya yang tertentu, individu dibentuk oleh pengalaman khusus. Penyakit yang disertai pemulihan dalam waktu lama, bisa menimbulkan kegemaranuntuk dirawatdanpenantiankesembuhan tersebut secara mendalam dapat mempengaruhi kepribadian. Kematian orang tua dapat mengganggu identifikasi peranan seksual yang lazim. Kecelakaan traumatis, kesempatan untuk mempertontonkan kepahlawanan, meninggalkan ternan karena pindah ke luar negeri - pengalaman pribadi 111
semacam ini, yang tidak terbatas jumlah danjenisnya, dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. Di samping itu, sejak lahir seorang anak sudah membawa ciri-ciri tertentu serta kecendurangan-kecenderungan tertentu, maka reaksinya terhadap lingkungan atau reaksi lingkungan terhadapnya bersifat khas. Pengalamanunik ini menentukan bagian dirinya yang bersifat khas, unik, dan tak ada duanya. Pengalaman umum dan pengalamanunik seseorang berinteraksi dengan potensi bawaan membentuk kepribadian. Bagaimana hal ini terjadi, dan bagaimana cara terbaik untuk menggambarkan kepribadian yang terbentuk, merupakan pokok bahasan dari berbagai macam teori. D. TEORI-TEORI KEPRIBADIAN Teori-teori kepribadian terdiri dari Pendekatan Tipologis dan "Trait", Pendekatan Psikodinamika, Teori Social-Learning, dan Pendekatan Fenomenologis.
--
1.
Pendekatan Tipologis dan "Trait" Pendekatan tipologis dan "trait" terhadap kepribadian berusaha memisahkan dan memberikan sifat dasar individu yang mengarahkan perilaku sehingga bisa dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu. Pendekatan ini memusatkandiri pada kepribadian umum dan lebih banyak berkaitan dengan pendeskripsian kepribadian dan meramalkan perilaku, tetapi kurang memperhatikan segi proses serta perkembangannya. Pendekatan tipologis pernah dilakukan oleh Hipocrates-(460-377 SM), seorang Bapak Ilmu~dokter~pada abad IV SM. Ia mendasarkan tipologinya pada cairan-cairan tubuh yang mempengaruhi temperamen seseorang. Ia membagi kepribad!!!nmenjadie.mpC!.ttipe menurut nama caira~!!leropen-garuhiny.a, )'atlU:.. a. melan~ipengaruhi oleh empedu hitam (murung, depresit) 6-:- sanil!ini~ dipengaruhi oleh darah (gembira, optimistik) c. khglaik-dipengaruhi oleh empedu kuning (mudah marah) d. phiegmatik dipengaruhi oleh cairan lendir (tenang, lamban, tidak mudah dirangsang). -------.-..------
-
Pada tahun 1935 seorang ahli bernama Kretchmer mengemukakan teori kepribadian yang didasarkan pada bentuk tubul1§.eseora!l~-rebyang. berberitiik tul1uhgemuk dgn bulat digolongkan seb~gai~n~!".Q~itu orang-orangyang mudah bergaul..p.eriang,dan saritai.-S"edimgkanorang:-orang..)'ang.. tinggikurus. digolongkan sebagai e.c.t.offlQrpl) yaitu orang.yanKsangat serius, St;nangmenyendiri, §.elalumenjagajarak deIl~an orang lain, dan amC!LP~a. Kemudian oraQ..&£.faIl~ yaIlg berbadan tegal:?dan atletis digolongkan sebagai Mesomorph, agak cerewet, agresif, dan sangat aktif secara fisikoPendekatan ini populer cukup lama, tetapi saat ini sudah tidak digunakan lagi.
112
Ectomorph
Endomorph
Mesomorph
Gambar VII.t. Tipologi Kepribadian Menurut Kretchmer Sumber: Irwanto dkk. (1996)
Pendekatan tipologis yang saat inil2.,!nj'~kdhrunakan adalah tipoJ
Extrovert
Gambar
Orang kebayakan
Introvert
VII.2. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Menurut Eysenk
Sumber: Jrwanto dkk. (1996)
113
berada di tengah-tengah skala itu, hanya sedikit orang yang benar-benar ekstrovert atau introvert. Eysenck juga menambahkan dua dimensi baru yaitu stability (keajegan) dan instability (ketakajegan) atau neurotisme. Jika kedua dimensi ini digabungkan maka akan terbentuk suatu salib sumou yang memlhki empat bidang. Oalam tiap-tiap bidang terdapat ciri-ciri kepribadiantertentu.KarenapendekatansepertiiniEysenckdianggapmenjalankanpendekatan tipologi dan "trait" sekaligus. INTROVERT pasif pendiam hati-hati tidak sosial penuh perhatian penuh keengganan damai pesimis terkontrol bersahaja mantap kaku temperamen stabil pencemas kalem suasana hati labi
--STABIL
TIDAK STABIL--
kepemimpinan mudah tersinggung bebas gelisah lincah agresif mudah bergaul muah ipengaruhi responsif impulsif aktif bicara optimis sosial aktif EKSTROVERT
Gambar
VII.3. Oimensi Keajegan Kepribadian Oalam Skala Ekstrovert-Introvert Sumber: Irwanto dkk. (1996)
Pendekatan yang didasarkan pada trait juga berusaha mendeskripsikan kepribadian. Suatu traitlldalahlcJlrakteristikindividu yang sifatnya secara relatif tetap dan konsisten serta berada dari orang yang..satlldengan yang lainnya. Teoritisi yang melakukan pendekatan ini salah satunya adalah Gordon W. Allport. Cattell telah melakukanberbagaipenelitianuntuk menemukanciri-ciridalamkepribadian manusia.UntukmemperolehsemuatraityangdipelajariCattellmenggunakantiga sumberdaya, yaitu: life record data (L-data); questionnaire data (Q-data), dan objective test data (OTdata) dan semua data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode statistik yang amat kompleks seperti analisis faktorial dan multivariat.
114
Semua data yang terkumpul disebutnya personality sphere )'2ng terdiri dari berbagai traitSJ3eDerapatrait hanyadimiliki oleh orang-orang tertentu. Trait seperti ini disebut source traits, membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Source traits tadi dalam perilaku sehari-hari tercermin dalam perilaku-perilaku yang nampaknya sarna dengan orang-orang lain, ini yang disebut sebagai surface traits. Pada tahun 1936,Allport dan Odbert mendaftar 17.953 kata dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk melukiskan perilaku manusia. Setelah dikurangi oleh kata-kata yang mempunyai arti tumpah tindih, tinggal171 kata. Setiap kata dalam daftar ini dianggap dapat mewakili suatu trait. Kemudian Allport berusaha mengelompokkan trait itu ke dalam tiga kategori besar, yaitu: (1). Cardinal traits Ada traits yang amat dominan sehingga hampir semua perilaku manusia dapat ditelusuri kembali ke arah traits ini. Traits yang sangat luas cakupannya tetapi sangat berpengaruh ini disebut cardinal traits dan biasanya diberi istilah mengikuti nama dari seorang tokoh sejarah, seperti Christlike; Machiavellian; Nixonian, dan sebagainya. (2). Central Traits Kategori kedua adalah central traits, suatu ciri-ciri kepribadian yang cukup menonjol tetapi tidak seluas cardinal traits. Istilah yang digunakan untuk melukiskan traits ini sarna dengan yang dipakai dalarn suatu surat rekomendasi yang baik atau yang dipakai seorang rater (orang yang dijadikan penilai) dalam menilai tingkah laku seseorang. Menurut Allport,jarang ada orang yang memiliki lebih dari 12 central traits. (3). Secondary Traits Kategori terakhir adalah secondary traits, ciri-ciri yang hanya berpengaruh pada situasisituasi yang am at terbatas, seperti: "senang coklat", "suka mobil", dan sebagainya.
Pada umumnya pendekatan tipologi trait dikritik karena secara metodologis diragukan reliabilitas pengambilan istilah-istilah yang dipakai untuk melukiskan trait. Selain itu pertanyaan filosofis muncul. Apakah kepribadian kita sarna dengan sejumlah trait yang kita miliki? Ada ahli yang mengajukan 5 traits, tetapi adajuga yang lebih dari 20. 2.
Pendekatan Psikodinarnika
Teori kepribadian yang bersifat psikodinamik berasal dari para ahli yang sangat dipengaruhi oleh Sigmund Freud (1856-1939), Bapak Psikoanalisis yang sangat terkenal. Teori psikologi Freud didasarkan atas keyakinannya bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Sebagaimana hukum konservasi energi, Freud juga beranggapan bahwa energi psikis bersifat kekal, tidak bisa dihilangkan, dan bila dihambat akan mencari saluran lain. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda, yaitu: Id, Ego, dan Super Ego. 115
ld merupakan bagian yang paling primitif dalam kepribadian. ld merupakan sumber energi utama yang memungkinkan manusia untuk bertahan hidup. Dari Id inilah nanti ego dan superego berkembang.ld terdiridari dorongan-doronganbiologisdasar sepertikebutuhan untuk makan, minum, buang air besar, menghindari rasa sakit, dan memperoleh kenikmatan seksual. Freud juga beranggapan bahwa agresivitasmerupakan suatu dorongan biologis, oleh karena itu ada dalam ld. Karena agresifitas mengancam kelangsungan hidup organisma, sedang dorongandorongan lainjustru bermaksud menjarninkelangsungan hidupnya,maka Freud beranggapan bahwa dalam ld terdapat dua jenis energi yang bertentangan yaitu insting kehidupan dan insting kematian. lnsting kehidupan ini disebut libido. Kedua macam insting ini sangat mempengaruhi kehidupan individu. Dorongan-dorongan dalam ld selalu ingin segera dipuaskan, dan dalam pemuasannya ld selalu berusaha untuk menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan. Cara pemuasan dorongan seperti ini disebut menuruti suatu prinsip kesenangan. Ada dua cara pemuasan .Pertama, pemuasan dilakukan lewat refleks-refleks yang memang sudah ada sejak anak dilahirkan (misalnya: refleks menghisap). Melalui refleks-refleks ini ketegangan yang timbul karena munculnuya dorongan atau kebutuhan dapat diturunkan (dikurangi). Kedua, dengan cara menyajikan gambaran mental tentang objek yang diinginkan. lni disebut proses primer, dan pengalaman yang dipero1eh disebut wish-fulfillment (pemenuhan harapan). Semakinanakberkembang,proseskepribadianbukanmerupakansaranayang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi tegangan. Dorongan untuk mendapat objek kebutuhan yang sebenamya makin kuat. Oleh karena itu, individu harus secara realistis berhubungan dengan lingkungan. la harus dapat membedakan objek imajiner dengan objek yang sebenamya dalam lingkungan. Kebutuhan ini menghasilkan suatu sumber energi psikis baru yang disebut ego. Ego adalah bagian "eksekutif' dari kepribadian. la berfungsi secara logis/rasional berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle) dan proses sekunder yaitu suatu proses log is untuk melihat pada kenyataan (reality testing) dalam usahanya memenuhi cara pemuasan dorongan Id secara realistis. Fungsi Ego ini berguna untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan. Pendidikan oleh orang tua maupun masyarakat atau lembaga pendidikan formal pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya membantu individu mengembangkan sumber energi yang lain, yaitu super ego. Super ego adalah gambaran intemalisasi nilai dan moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan orang lain pada anak. Pada dasamya super ego merupakan hati nurani (concience) seseorang. Superego menilai apakah suatu tindakan itu benar atau salah. Super ego mewakili nilai-nilai ideal. Oleh karena itusuperego selalu berorientasi pada kesempumaan. Cita-cita diri- nyapun diarahkan pada nilai-nilai ideal itu sehingga setiap orang memiliki suatu gambaran ten tang dirinya yang paling ideal (Ego ideal). Hadiah atau hukuman yang
116
diterima sehubungan dengan nilai-nilai ideal itu akan membentuk dalam dirinya suara hati (concience). Bersama-sama dengan ego, super ego mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia yang bermaksud memuaskan dorongan-dorongan dari Id, yaitu melalui aturan-aturan dalam masyarakat, agama, atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Selain membagi struktur kepribadian berdasarkanenergi psikisnya, Freudjuga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauhmana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul. Pertama adalah tingkat sadar atau kesadaran (consious leve!). Pada tingkat ini aktivitas mental bisa kita sadari setiap saat seperti berfikir, dan persepsi. Sebagian dari ego dan super ego kita selalu berada pada tingkatan ini. Kedua, adalah tingkat prasadar (preconsious leve!), dimana kita bisa menyadari gejalagejala psikis yang timbul hanya bila kita memperhatikannya. Gejala-gejala seperti itu adalah memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain. Sebagian besar ego dan super ego berada dalam tingkatan ini, yaitu pengetahuan yang telah kita simpan dalam memori dan norma-norma moral yang tidak kita butuhkan dalam situasi sehari-hari.
TINGKAT SADAR
---------------------
TINGKAT PRASADAR
----------------------
TINGKAT TIDAK DlSADARI
Gambar
VIlA. Struktur Kesadaran Menurut Freud Sumber: Irwanto dkk. (1996)
117
Ketiga adalah tingkat tidak disadari (unconscious level), dimana timbulnya gejala-gejala psikis sarna sekali tidak kita sadari, sulit untuk dijelaskan. Gejala-gejala seperti itu misalnya dorongan-dorongan moral, pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional,dorongan-doronganseksualyangtidaksesuaidengannorma-normamasyarakat, dan lain-lain. Kecuali dalam situasi khusus, misalnya dalam rangka suatu konseling atau psikoterapi, atau usaha-usaha yang benar-benar diarahkan untuk mencari gejala-gejala seperti itu, maka kita tidak menyadarinya. Dari tingkat inilah dorongan-dorongan Id kita bermuara. LlNGKUNGAN IR LUAR INIVIDU
t
~a~r____
GO
O r-::-\
I \__ _ ----~-SUPEREGO _ ,_
- -
L- -1
'\ / ---------------------
Gambar
_ _ _ _ ~"' _ __
~
--
Todakdisadari
VII.S. Struktur Kepribadian Menurut Freud Sumber: Irwanto dkk. (1996)
Tingkatan tak disadari ini merupakan objek studi utama psikoanalisa. Ini dikatakan oleh Freud sendiri pada tahun 1942:"Psikoanalisa bertujuan tak lebih untuk mencapai dan dapat mengungkap kehidupan mental yang tidak disadari". Freud yakin bahwa banyak perilaku manusia yang didorong oleh bagian ini. Dalam perkembangan selanjutnya, teori Freud mengalami banyak perubahan, baik oleh dirinya sendiri, maupun oleh para pengikutnya seperti Alfred Adler, Karen Homey, Eric Fromm, dan lain-lain. Perubahan penting yang dilakukannya sendiri adalah mengenai konsep libido. Pada mulanya Freud beranggapan bahwa libido ini berasal dari dorongan seksual semata. Tetapi akhimya Freud sendiri beranggapan bahwa libido merupakan dorongan kehidupan yang jauh lebih luas daripada dorongan-dorongan seksual. Para pengikut Freud seperti Karen Homey dan Erick Fromm, menekankan pentingnya pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan kepribadian individu. Hal ini tidak disinggungsecara luas oleh Freud bahkanada kesan bahwaia lebih mengandalkanpada dorongan-dorongan yang bersifat biologis. Teori psikoanalisisFreud mempunyaidampakyang luarbiasaterhadapilmupengetahuan. Meskipun demikian banyak kritik dilontarkan karena iajuga memakai metode introspeksi, yang sulit dibuktikan kebenarannya secara empiris, dan observasinya dilakukan hanya terhadap pasien-pasien yang terganggu emosinya. Oleh karena itu, teori kepribadian agak 118
diragukan. Kritik lain yang ditemukan adalah besarnya peranan libido sebagai dorongan seksual dan biologis dasar dalam menentukan perilaku. Tetapi konsep ini telah ia perbaiki. Pendekatan psikoanalisis sekarang menekankan peranan ego. Menurut pandangan ini, ego berkembang tidak tergantungdari id danmenampilkanfungsi lain disamping menemukan cara realistik untuk memuaskan impuls id. Fungsi ego ini adalah: (1) belajar bagaimana mengatasi lingkungan, dan (2) memberi makna pengalaman. Pemuasan ego mencakup eksplorasi, manipulasi, dan kompetensi penampilan. Pendekatan ini lebih mengait konsep ego pada proses kognitif. 3.
Teori "Social-Learning"
Teori kepribadian yang mendasarkan pada sosial learning menekankan besarnya pengaruh dari lingkungan atau keadaan-keadaan situasional terhadap perilaku. Tokohnya Rotter, Dollard, Miller, danBandura. Para ahliiniberpandanganbahwaperilaku merupakan hasilinteraksi yangterus menerusantaravariabel-variabelpribadidan lingkungan.Lingkungan membentuk pola-pola berperilaku melalui proses belajar; sedangkan variabel-variabel pribadi mempengaruhi pola-pola dalam lingkungan . Individu atau suatu pribadi dan situasi saling mempengaruhi. Pola perilaku individu dibentuk berdasarkan suatu proses kondisioning. Orang-orang disekitar individu membentuk perilakunya dengan ganjaran dan hukuman. Bila ini terjadi, maka individumembentukpolabertingkahlakumelaluisuatupengalamanlangsung(mendapat hadiah dan hukuman langsung). Tetapi perilaku juga bisa terbentuk melalui pengalaman tidak langsung, yaitu melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain di sekitarnya atau disebut modelling. Para teoritisi social learning beranggapan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh: (a) ciri-ciri khusus dari situasi yang dihadapi; (b) penafsiran individu terhadap situasi tersebut; dan (c) penguatan yang pernah dialami pada tingkah lakunya dalam situasi serupa. Faktor(b) mempunyaiarti pentingdalamteori ini.Penafsiranindividu sangatdipengaruhi oleh perkembangan kognitif seseorang serta pengalaman-pengalaman dimasa lalu dalam situasi yang serupa. Kedua hal ini dimasukkan dalam variabel-variabel pribadi (person variable). Para teoritisi sosial learning mempunyai keyakinan mendalam bahwa organisme adalah suatu subjek yang aktif. Oleh karena itu, ia tidak pernah membiarkan ligkungan mempengaruhi dirinya begitu saja. Ia juga merubah lingkungan itu sedemikian rupa sehingga pengaruh lingkunganyang ia terima merupakanpengalaman yang telah dipengaruhi oleh karya-karyanya. Para teoritisi menyebut lingkungan seperti itu sebagai self-generated environment. Karena teori social learning sangat menekankan pada determinan lingkungan atau kondisi-kondisi situasional dari perilaku, maka kritik yang dilontarkan adalah kepribadian sudahkehilanganpribadi(person)-nya.Bahkanteoriinimemberikesankuatbahwakepribadian 119
itu mudah berubah karena sangat ditentukan oleh sikon yang dihadapi individu. Teori ini memang punya dampak kuat dalam psikoterapi, yaitu dengan berkembangnya teknik-teknik modifikasi perilaku, tetapi gagal untuk menjelaskan ciri-ciri perilaku yang bersifat menetap. 4.
Pendekatan Fenomenologis Atkinson dkk (1983) menyatakan bahwa teori kepdbadian yang mendekati objek studinya secara fenomenologis sebenarnya terdiri dad berbagai teori yang berbeda, tetapi mereka mempunyai dasar yang sama, yaitupellgalamall subjektij, yaitu pandangan pribadi individu terhdap dunianya. Mereka juga disebut beraliran humanistik karena teori-teorinya menekankan pada kualitas-kualitas yang membedakan manusia dari binatang (kebebasan untuk memilih ataufreedom of choice dankemampuanuntuk mengarahkanperkembangannya sendiri atauself directioll). Banyakahlijuga menyebut teori mereka sebagai "selftheorities", karena teori-teori mereka memang membahas pengalaman-pengamalan batin, pribadi, yang berpengaruh terhadap proses pendewasaan did seseorang. Tokoh-tokoh utama pendekatan ini adalah C.R. Rogers dan A.H. Maslow. Seperi Freud, Rogers mengembangkanteorinyadari penelitian tentang orang-orang yang mengalamigangguanemosional(RogersdalamAtkinsondkk, 1993).Rogersterkesanpadaapa yang dilihatnya sebagaikecenderunganbawaan individuuntuk bergerak kearah pertumbuhan, kematangan, dan perubahan positip. Dalam terapi Iloll-directive atau terapi cliellt-cellterednya, Rogers berasumsi bahwa setiap individu mempunyai motivasi dan kemampuan untuk berubah dan bahwa kita adalah pakar yang paling baik untuk did kita sendiri. Peranan terapis adalahuntukmenjadi"papangema"padasaatindividumenjajagidanmenganalisismasalahnya. Pendekatan ini berbedadengan pendekatanpsikoanalisis;dimana terapismenganalisis riwayat pasien untuk menentukan masalahnya dan merancang tindakan perbaikan. Konsep yang paling penting dalam teori kepribadian Rogers adalah self. Selfterdiri dari semua gagasan, persepsi dan nilai yang menentukan karakteristik I atau me; serta mencakup kesadaran tentang "siapa saya" dan "apa yang dapat saya lakukan". Sebaliknya, self yang dihayati ini akan mempengaruhi persepsi seseorang tentang dunia maupun perilakunya. lndividu yang mempunyai konsep did kuat dan positip akan memandang dunia dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan individu yang mempunyai konsep diri lemah. Konsep diri tidak selalu mencerminkan realitas; orang yang sangat terpandang dan sukses mungkin memandang dirinya sendiri sebagai orang yang gagal. Menurut Rogers, individu mengevaluasi setiap pengalaman dalam kaitannya dengan konsep diri ini. Orang ingin melakukan perilaku dengan cara yang sesuai dengan citra dirinya; pengalaman dan perasaan yang tidak sesuai akan menimbulkan ancaman dan mungkin ditolak masuk ke kesadaran. Pada dasamya ini adalah konsep represi Freud, meskipun Rogers merasa bahwa represi semacam itu tidak perlu dan tidak permanen. Sedangkan Freud berpendapat bahwa represi itu tidak bisa dihindari dan bekerja di bawah sadar individu. Semakin luas kawasan pengalaman yang harus ditolak karena tidak sesuai dengan konsep diri, semakin besarjurang antaraselfdanrealitas,dan semakinbesarpulakemungkinan 120
timbulnya kecemasan. Orang yang citradirinyatidak sesuaidengan perasaan dan pengalaman pribadinya harus mempertahankan diri terhadap kebenaran, karena kebenaran akan menimbulkan kecemasan, Bila ketikdaksesuaian ini menjadi terlampau besar, pertahanan akan runtuh, dan menimbulkan kecemasan atau bentuk gangguan emosional lainnya. Sebaliknya, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, memeiliki konsep diri yang sesuai dengan pikiran, pengalaman, dan perilaku; self tidak kaku tetapi fleksibel dan dapat berubah ketika mengasimilasi pengalaman dan gagasan baru. Self yang lain dalam teori Rogers adalah ideal self. Kita semua mempunyai konsepsi tentang jenis orang bagaimana yang kita cita-citakan. Semakin dekat ideal self dengan diri yang sebenarnya, semakin puas dan bahagia orang itu. Kesenjangan yang besar antara ideal self dan diri yang sebenarnya akan menyebabkan orang merasa tidak bahagia dan tidak puas. Jadi ada dua jenis ketidaksesuaian yang dapat berkembang; pertama, antara self dan pengalaman realitas; kedua, antara self dan ideal self. Self berkembang dari evaluasi perilaku individu dari lingkungannya. Sejak kedl anak selalu dievaluasi perilakunya oleh orang tuanya. Apabila anak berperilaku sesuai harapan orang tua, anak akan mendapat pujian. Sebaliknya, bila ia berperilaku yang menentang atau tidak sesuai dengan kemauan orang tua, ia akan dihukum, atau dikritik. Dengan cara seperti ini anak belajar dari pengalaman mana tindakan yang dianggap pantas dan mana yang tidak. Menurut Rogers, kekuatan dasaryang memotivasi organisma manusia adalah aktualisasi diri, yaitu kecenderungan untuk memuaskan, mengatualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkanorganisma.Organismayang sedangtumbuhberusahauntukmengembangkan potensinya dalam batas-batas hereditasnya. Orang tidak selalu mengerti tindakan mana yang mengarah pada pertumbuhan dan tindakan mana yang bersifat represif. Tetapi, bila itujelas, orang akan memilih bertumbuh daripada mengalami represi. Karakteristik individu yang mampu mengaktualisasikan diri, diteliti oleh Abraham Maslow. Ia memulai penyelidikannya dengan cara yang tidak lazim. Maslow memilih beberapa fogur historis terkenal yang dianggapnya self actualizer. Kritik yang diajukan pada pendekatan fenomenologis ini adalah sulitnya memeriksa kebenaran-kebenaran teori-teori mereka secara objektif. Selain itu, memang tidak banyak penelitian oleh para ahli yang mendukung pendekatan mereka. Kritik lain yang disampaikan adalah sehubungan dengan kurang jelasnya kriteria aktualisasi diri serta kaburnya hubungan antara "aku"Jself sebagai pelaku dengan konsep diri. Kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa orang yang menganggap dirinya sebagai orang yang jujur dan berdisiplin (konsep diri), tidak selalu bertingkah laku secara konsisten seperti itu. Memang jelas konsep diri sangat mempengaruhi perilaku, tetapi situasi dan kondisi dalam lingkungan juga besar pengaruhnya. E.
KONSISTENSI KEPRIBADIAN
Penelitian longitudinal tentang individu menunjukkan konsistensi karakteristik kepribadian yang cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Block (dalam Atkinson, dkk,
121
1993) terhadap 100 subjek dalam kurun waktu 35 tahun menunjukan bahwa beberapa ciri kepribadian menunjukkan konsistensi sepanjang waktu, terutama terhadap subjek dewasa (30-50 tahun). Kalaupun ada perubahan yang cukup berarti, biasanya terjadi pada masa remaja. Akan tetapi perubahan saat ini sangat cepat dan kadang radikal, karena itu saat ini beberapa peneliti mulai skeptis akan keajegan kepribadian ini. Situasi yang dihadapi seseorang bisa saja berubah sangat drastis. Beberapa studi yang dilakukan dalam jangka pendek menunjukkan bahwa pola perilaku sangat situasional,konsistensinya keci!. Temuantemuan ini memperkuat teori kepribadian dari social learning . F.
PENGUKURAN
KEPRIBADIAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya seiringkali melakukan pengukuran terhadap kepribadian seseorang. Hanya saja kita melakukannya berdasarkan ciri-ciri stereotipe dari ciri-ciri kelompok dimana orang tersebut ikut sebagai anggotanya. Misalnya: orang kota itu individualis, orang Jawa halus, orang Medan pelit, dan sebagainya. Kita juga cenderung hanya menilai orang dari berdasarkan salah satu ciri tertentu yang kita sukai atau tidak kita sukai. Penilaian dengan cara ini sangat menyesatkan dan disebut hallo effect. Selain itu kita cenderung mengharapkan penilaian baik-buruk pada ciri-ciri pribadi tertentu. Pengukuran kepribadian dibisang psikologi tidak bermaksud untuk menerapkan label nilai-nilai moral (value label), tetapi untuk mendeskripsikan perilaku seperti apa adanya. Ada tiga metode pengukuran kepribadian, yaitu:
a.
b.
Metode Observasi Seorang pengamat yang sudah terlatih dapat melakukan observasi terhadap perilaku yang terjadi dalam keadaan normal/wajar, situasi eksperimen, maupun dalam konteks suatu interview. Informasi yang diperoleh melalui metode ini bisa dicatat pada suatu bagan yang sudah dibakukan, seperti pada rating scale (skala rating). Menggunakan skala rating ini, penilaian pengamat terhadap suatu perilaku dapat dicatat secara sistematis. Selain itu, bila dilakukan suatu interview (wawancara) terstruktur, alat pencatat seperti tape recorder atau peralatan pembantu lain sudah sangat membantu. Metode Inventori Metode ini mengandalkan pada hasil observasi subjek terhadap dirinya sendiri. Suatu inventori (personality inventory) merupakan pertanyaan-pertanyaan atau pemyataanpemyataan yang harns diisi atau dipilih oleh subjek berdasarkan ciri-ciri yang ia anggap adadalam dirinyasendiri.Alat-alatsemacamitu,misalnya:MMPI (MinesotaMultiphasic Personality Inventory) yang terdiri dari 550 pertanyaan. Selain itu ada CPI (California Psychological Inventory), Guilford-Zimmerman Temperament Survey, Sixteen Personality Questionnaire (16 PF) yang dikembangkan oleh Catell, dan lain-lain.
122
EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan contoh inventori yang banyak digunakan di Indonesia. c.
Teknik Proyektif Cara lain yang banyak digunakan untuk mengukur kepribadian adalah dengan teknik proyektif. Asumsi dasarnya adalah bahwa untuk memperoleh gambaran yang bulat tentang seseorang diperlukan kebebasan untuk mengekspresikan diri. Tes proyektif yang digunakan dalam metode ini biasanya berupa suatu rangsang (berbentuk gambar) yang sifatnya sangat ambigu, tidakjelas. Bila dihadapkan dengan situasi semacam ini, individu akan mencoba menerapkan persepsinya yang sudah dipengaruhi oleh berbagai pengalamannya di masa lampau. Ekspresinya didalam mengungkapkan apa yang dilihat bisacukup bebas karena gambar itu bisa ditafsirkan sesuka hati individu. Tes Rorschach (Tes Ro) mempunyai rangsang dengan taraf ambiguitas yang cukup tinggi. Rangsangrangsang dalam tes Ro adalah berupa bercak-bercak tinta. Tes Ro ini cukup populer di Indonesia.
TAT (Thematic Apperseption Test) yang dikembangkan oleh H. Murray di Universitas Harvard pada tahun 1930-an juga mempunyai rangsang yang ambigu. Tetapi rangsangrangsang di TAT lebih terstruktur karena menggunakan gambar-gambar yang cukup jelas tentang seseorang dalam situasi tertentu. Selain itu, terdapat dua tes yang disebut Draw A Man (DAM) dan Wartegg, yang meminta subjek untuk menggambar sesuatu. Kemudian kualitas gambar diteliti mengenai bentuk garisnya dan tanda-tanda tertentu yang dianggap mempunyai petunjuk psikologis. LA TIHAN SOAL
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jelaskan mengapa kepribadian itu suIit dipelajari ! Manifestasi kepribadian dapat dilihat dalam gejala apa saja ? Jelaskan ! Jelaskan proses terbentuknya kepribadian ! Bagaimana pengaruh biologis pada kepribadian itu ? Jelaskan ! Bagaimana pengaruh faktor pengalaman pada kepribadian itu? Jelaskan ! Ada pendapat yang menyatakan bahwa cairan tubuh itu mempengaruhi tipe kepribadian seseorang. Jelaskan pendapat tersebut !
7. Bagaimana pendekatan tipologis ekstrovert -introvert menerangkan mengenai kepribadian itu, jelaskan ! 8. Allport mengelompokkan trait menjadi 3 kelompok besar. Jelaskan ! 9. Bandura dkk. menekankan "teori sosial learning" dalam menerangkan mengenm kepribadian. Jelaskan ! 10. Jelaskan pendapat Carl Rogers tentnag kepribadian ! II. Ada 3 met ode dalam melakukan pengukuran kepribadian. Jelaskan !
123 --
-