PT PERTAMINA EP -PPGM
Bab-
6
EVALUASI DAMPAK PENTING
Pada uraian Bab V Prakiraan Dampak Penting, telah dijelaskan dampak-dampak yang mungkin terjadi akibat adanya pengembangan lapangan PPGM, baik bagian hulu maupun bagian hilir di wilayah Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Masing-masing dampak dimungkinkan terjadi pada ke-4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi terhadap komponen lingkungan geofisikkimia, biologi, sosial dan kesehatan masyarakat.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-1
PT PERTAMINA EP -PPGM
Di dalam KA-ANDAL telah disampaikan cara pengambilan keputusan suatu dampak lingkungan mana yang dikelola dan yang tidak dikelola melalui evaluasi dampak penting. Penetapan pengambilan keputusan tersebut menggunakan parameter besaran dampak dan tingkat kepentingan dampak hasil prakiraan dampak penting sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 1999. Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk menetapkan suatu dampak harus dikelola atau tidak dikelola disajikan berikut ini. Keputusan tentang jenis dampak hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak yang termasuk kategori dampak penting yang dikelola (PK) atau tidak dikelola (TPK) ditetapkan berdasarkan tiga kriteria sederhana berikut: a) Pada parameter lingkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan tertentu: apabila tingkat kepentingan dampaknya (∑P) ≥ 3 dan dampak negatif yang diprakirakan akan menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu akan melebihi baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya termasuk kategori dampak penting yang dikelola (PK). b) Pada parameter lingkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan: apabila (∑P) 3 dan besaran angka prakiraan dampak ≥ (+/-) 2, maka kesimpulan dampaknya masuk kategori dampak penting yang dikelola (PK). c) Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak penting dan tidak dikelola (TPK). Berdasarkan pada kriteria tersebut, Tabel 6.1 menyajikan rekapitulasi besaran dampak dan tingkat kepentingan dampak, serta keputusan dampak-dampak apa saja yang dikelola dan yang tidak dikelola. Dampak-dampak lingkungan yang dikelola ditandai dengan singkatan PK (Penting dan Dikelola), sedangkan yang tidak dikelola dibri kode TPK (Dampak Tidak Penting dan Tidak Dikelola). Berikut ini disajikan dampak penting dari berbagai kegiatan baik yang ada di bagian hulu maupun di bagian hilir. 6.1.
DAMPAK KEGIATAN DI BAGIAN HULU
Rekapitulasi Derajat Besaran dan Tingkat Sifat Kepentingan Dampak Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah disajikan pada Tabel 6.1.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-2
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Rekapitulasi Derajat Besaran dan Tingkat Sifat Kepentingan Dampak Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Tahap Kegiatan
PRA SOSIAL KONSTRUKSI Perubahan pola kepemilikan lahan Gangguan proses sosial Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
Tingkat Kepentingan Dampak
Besaran Dampak (+/–)
Jumlah P
% Bobot
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
–2
4
66,67
PK
1. 2. 1. 2.
–2 –1 –2 –1
4 2 4 2
66,67 33,33 66,67 33,33
PK TPK PK TPK
–2
3
50,00
PK
–1 –2 –1 –1 –1 –1
1 2 3 2 2 2
16,67 33,33 50,00 33,33 33,33 33,33
TPK PK TPK TPK TPK TPK
–1 –2 –1 –1 –1 –2 –2
1 4 3 1 2 4 3
16,67 66,67 50,00 16,67 33,33 66,67 50,00
TPK PK TPK TPK TPK PK PK
Jenis Dampak Hipotetik
Sumber Dampak
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Penerimaan tenaga kerja setempat Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Penerimaan tenaga kerja setempat
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
KONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIA 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja 2. Pembukaan dan pematangan lahan Penurunan kualitas udara ambien 3. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF 4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) 5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) 6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja 2. Pembukaan dan pematangan lahan 3. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF Terjadi kebisingan 4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) 5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) 6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) Terjadi erosi tanah Pembukaan dan pematangan lahan Gangguan sistem irigasi dan Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas drainase
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-3
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan Tahap Kegiatan KONSTRUKSI
Jenis Dampak Hipotetik Penurunan kualitas air permukaan Penurunan kualitas air laut Transportasi darat (gangguan kelancaran lalulintas) Transportasi darat (gangguan keselamatan berlalulintas) Kerusakan jalan BIOLOGI Penurunan kelimpahan dan keanekaragaman vegetasi
Jumlah P
% Bobot
Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF
–2
3
50,00
PK
1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF 2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) 1. Pemasangan pipa penyalur gas
–1 –2 –2
2 3 2
33,33 50,00 33,33
TPK PK PK
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja 2. Pemasangan pipa penyalur gas Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja
–2
4
66,67
PK
–3 –2
3 6
50,00 100,00
PK PK
Pembukaan dan pematangan lahan
–3
3
50,00
PK
–2 –1 –2 –2 –3 –1 –1 –1
4 2 3 3 5 3 3 4
66,67 33,33 50,00 50,00 83,33 50,00 50,00 66,67
PK TPK PK PK PK PK PK PK
Sumber Dampak
1. Pembukaan dan pematangan lahan 2. Konstruksi fasilitas produksi gas Gangguan satwa 3. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) 4. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) 5. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) Penurunan keanekaragaman dan 1. Konstruksi Block Station (BS) dan GPF kelimpahan biota air tawar 2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Penurunan keanekaragaman dan Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) kelimpahan biota air laut
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Tingkat Kepentingan Dampak
Besaran Dampak (+/–)
VI-4
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan Tahap Kegiatan
Jenis Dampak Hipotetik
KONSTRUKSI SOSIAL Peningkatan pendapatan masyarakat
Adanya kesempatan berusaha
Gangguan proses sosial
Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
Sumber Dampak
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
Pembukaan dan pematangan lahan Kegiatan konstruksi BS dan GPF Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Pembukaan dan pematangan lahan Kegiatan konstruksi BS dan GPF Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas
1. 2. 3. 4. 1.
Kegiatan konstruksi BS dan GPF Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja Konstruksi BS dan GPF Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) Penglepasan tenaga kerja
2. 3. 4. 5. 6. KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan sanitasi lingkungan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
(alt -1) (alt -2) (alt -3)
(alt-1) (alt-2) (alt-3)
1. Konstruksi fasilitas produksi gas (BS dan GPF) 2. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1 dan alt-2) 3. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3)
Tingkat Kepentingan Dampak
Besaran Dampak (+/–)
Jumlah P
% Bobot
+1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1
1 1 0 1 1 2 2 2 3 3
16,67 33,33 16,67 16,67 16,67 33,33 33,33 33,33 50,00 50,00
TPK TPK TKP TKP TKP TPK TPK TPK TPK TPK
–2 –2 –2 –2 –2
4 4 4 4 3
66,67 66,67 66,67 66,67 50,00
PK PK PK PK PK
–2 –1 –1 –1
4 0 0 0 2
66,67 00,00 00,00 00,00 33,33
PK TPK TPK TPK TPK
–2 –2 –1
3 3 0
50,00 50,00 00,00
PK PK TPK
VI-5
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan Tahap Kegiatan OPERASI
Jenis Dampak Hipotetik GEOFISIK KIMIA Penurunan kualitas udara ambien (debu dan gas) Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas air permukaan Penurunan kualitas air laut Gangguan keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan dan jembatan
Sumber Dampak
1. Pemboran sumur pengembangan 2. Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) 1. Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) 1. Pemboran sumur pengembangan 2. Operasional produksi di GPF 1. Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF 2. Pemboran sumur pengembangan Pengangkutan kondensat dan sulfur dengan transportasi darat Penyaluran kondensat dan sulfur dengan transportasi darat
BIOLOGI Penurunan keanekaragaman dan 1. Pemboran sumur pengembangan kelimpahan biota air tawar 2. Kegiatan operasi fasilitas produksi (BS dan GPF) SOSIAL Perubahan kependudukan Penerimaan tenaga kerja PeningkatanpPendapatan 1. Penerimaan tenaga kerja masyarakat 2. Pemboran sumur pengembangan 3. Operasi produksi gas di GPF Adanya kesempatan berusaha 1. Pemboran sumur pengembangan 2. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (GPF) Gangguan proses sosial 1. Penerimaan tenaga kerja 2. Kegiatan operasi produksi gas di GPF Munculnya pelapisan sosial Operasi produksi di GPF Perubahan sikap dan persepsi 1. Penerimaan tenaga kerja masyarakat 2. Kegiatan operasi produksi gas di GPF 3. Penyaluran gas melalui pipa
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Tingkat Kepentingan Dampak
Besaran Dampak (+/–)
Jumlah P
% Bobot
–2 –2 –1 –2 –2 –1 –1 –2
1 3 1 3 4 1 1 4
16,67 50,00 16,67 50,00 66,67 16,67 16,67 66,67
TKP PK TPK PK PK TPK TPK PK
–2
6
100,00
PK
–1 –1
4 4
66,67 66,67
PK PK
–1 +1 +1 +1 +2 +2 –2 –2 –2 –2 –2 –1
1 2 2 2 5 5 4 4 4 4 4 2
16,67 33,33 33,33 33,33 83,33 83,33 66,67 66,67 66,67 66,67 66,67 33,33
TPK TPK TPK TPK PK PK PK PK PK PK PK TPK
VI-6
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.1. Lanjutan Tahap Kegiatan
Penurunan tingkat kesehatan masyarakat PASCA OPERASI
Jumlah P
% Bobot
Operasional fasilitas produksi gas di GPF
–1
1
16,67
TPK
1. Pemboran sumur pengembangan
–2
4
66,67
PK
2. Kegiatan operasi produksi gas BS dan GPF
–2
4
66,67
PK
Penghentian operasi produksi (BS dan GPF)
+1
1
16,67
TPK
Penghentian operasi produksi (BS dan GPF) Penghentian operasi produksi (BS dan GPF) Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
+2 +1 +2
2 2 3
33,33 33,33 50,00
TPK TPK PK
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
5
83,33
PK
Revegetasi
–2 –2 +2
4
66,67
PK
Revegetasi
+2
4
66,67
PK
Penglepasan tenaga kerja
–1
2
33,33
TPK
Penghentian operasi produksi gas di GPF 1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan 2. Penglepasan tenaga kerja
–1 –1 –2
1 1 3
16,67 16,67 50,00
TPK TPK PK
Jenis Dampak Hipotetik KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan sanitasi lingkungan
Tingkat Kepentingan Dampak
Besaran Dampak (+/–)
Sumber Dampak
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
GEOFISIK KIMIA Peningkatan kualitas udara ambien Penurunan tingkat kebisingan Peningkatan kualitas air laut Gangguan keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan BIOLOGI Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Peningkatan keanekaragaman dan kemelimpahan satwa SOSIAL Penurunan pendapatan masyarakat Hilangnya kesempatan usaha Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-7
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.1.1. Telaahan Terhadap Dampak Penting Pada dasarnya setiap tahap kegiatan atau rencana kegiatan pengembangan proyek pengembangan lapangan gas, baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi maupun pasca operasi akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan, baik bersifat negatif maupun positif. Rencana kegiatan yang merupakan sumber dampak dan banyak menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan yaitu: 1. Tahap Prakonstruksi adalah pembebasan lahan dan tanam tumbuh; 2. Tahap Konstruksi adalah mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja, pembukaan dan pematangan lahan, konstruksi BS dan GPF dan pemasangan pipa penyalur gas; 3. Tahap Operasi adalah penerimaan tenaga kerja, pemboran sumur pengembangan, operasi produksi di GPF, pengangkutan kondensat dan sulfur melalui transportasi darat; 4. Tahap Pasca Operasi adalah pembongkaran dan demobilisasi peralatan, revegetasi dan penglepasan tenaga kerja.
Komponen lingkungan yang terkena dampak penting yaitu: 1. Komponen Geo-Fisik-Kimia adalah kualitas udara ambien, kebisingan, kualitas air permukaan, kualitas air laut, erosi tanah, sistem irigasi dan drainase, transportasi darat; 2. Komponen Biologi adalah vegetasi, fauna darat dan biota air tawar; 3. Komponen Sosial, yaitu kepemilikan lahan, kesempatan berusaha, proses sosial, pelapisan sosial dan sikap dan persepsi masyarakat 4. Komponen Kesehatan Masyarakat, yaitu sanitasi lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat.
6.1.1.1. Tahap Prakonstruksi Pada kegiatan prakonstruksi, dampak penting yang muncul adalah perubahan pola kepemilikan lahan akibat adanya kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Disamping pola kepemilikan lahan yang berubah, nantinya status kepemilikan dan pemanfaatan lahan juga berubah dari penggunaan semula, sehingga akan berpengaruh pula pada revisi terhadap tata ruang yang telah ada.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-8
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.1.1.2. Tahap Konstruksi Kegiatan penyiapan/pembukaan lahan untuk pemboran sumur pengembangan, pemasangan pipa, konstruksi BS dan GPF, akan berdampak negatif terhadap pola aliran permukaan, erosi, penurunan vegetasi dan komunitas satwa. Kegiatan penyiapan lahan untuk pemasangan pipa akan mengganggu alur-alur sungai, walaupun akan dipasang gorong-gorong tetapi bila ukurannya tidak mempertimbangkan kapasitas alur-alur sungai akan menyebabkan timbulnya dampak penting berupa penggenangan di jalan karena aliran yang tidak tertampung oleh gorong-gorong. Di samping terjadinya penggenangan, aliran yang deras tidak tertampung gorong-gorong sehingga mengikis tanah yang menimbun gorong-gorong yang mengakibatkan kerusakan jalan (jalan terputus aliran). Pembuatan jalan kerja tanpa adanya saluran drainase di tepi jalan akan mengakibatkan aliran terkonsentrasi pada badan jalan. Aliran permukan yang terkonsentrasi tersebut menuju alur sungai akan mempercepat proses erosi di badan jalan dan semakin banyak air yang tidak tertampung oleh gorong-gorong. Curah hujan yang cukup tinggi akan meningkatkan resiko penggenangan dan dapat luber, sehingga mengakibatkan kerusakan jalan dan terganggunya aksesibilitas lokasi sekitarnya. Bila kegiatan penyiapan lahan dilakukan pada musim penghujan akan meningkatkan intensitas maupun variasi tipe erosi yaitu tipe erosi alur (rill erosion) dan erosi parit (gulley erosion). Erosi yang terjadi pada jalur-jalur pipa yang baru maupun pada tepitepi jalan akan menyebabkan peningkatan sedimentasi di sungai-sungai sekitarnya. Kegiatan penyiapan lahan untuk keperluan pemasangan pipa di beberapa lokasi akan memotong tebing sehingga menyebabkan terjadinya ketidakstabilan lereng sehingga meningkatkan resiko terjadinya longsoran tanah. Namun daerah yang terpengaruh longsoran relatif kecil dan material yang mengalami longsoran pada dasarnya berupa tanah, material batuan lapuk, maupun campuran antara tanah dan material batuan lapuk. Longsoran tanah ini terutama akan menyebabkan gangguan aksesibilitas jalan. Kegiatan pembersihan lahan, konsolidasi lahan, pembangunan jalan kerja untuk konstruksi pemasangan pipa dari sumur-sumur ke BS (di lapangan Donggi, Sukamaju dan MatindokMaleoraja) dan konstruksi BS dan jalur trunkline BS Donggi-LNG Plant akan menyebabkan dampak negatif penting berupa penurunan populasi dan jenis tumbuhan. Pemasangan pipa itu sebagian besar melewati lahan perkebunan (karet dan kelapa sawit). Pada segmen yang melalui SM Bakiriang, pemasangan pipa direncanakan menggunakan 3 alternatif. Rencana jalur
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-9
PT PERTAMINA EP -PPGM
alternatif-1 melewati SM Bakiriang yang kondisi faktual saat ini telah digarap masyarakat untuk kebun campuran dan kelapa sawit, dan sebagian kecil lainnya merupakan hutan sekunder yang ditumbuhi sisa-sisa pohon alam. Lahan hutan SM Bakiriang ini dipertahankan sebagai habitat burung Maleo, namun kondisinya makin memprihatinkan karena jenis pepohonan alam yang menjadi sumber makanan burung Maleo semakin berkurang karena oleh masyarakat digantikan dengan jenis pepohonan budidaya untuk perkebunan seperti karet, kakao dan bahkan untuk perkebunan sawit oleh perusahaan swasta. Jadi kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2 secara emperik tidak akan mengurangi komunitas vegetasi alam secara signifikan dan pemasangan pipa dalam tanah juga tidak akan mempengaruhi jalur migrasi burung Maleo ke pantai untuk bertelur, karena migrasinya dilakukan dengan terbang dari dalam kawasan hutan di bagian utara menuju pantai yang berada di bagian selatan. Walaupun demikian beberapa jenis hewan dilindungi di SM Bakiriang yang masih dijumpai antara lain babi rusa dan burung rangkong, maka keberadaannya di sekitar lokasi proyek perlu mendapat perhatian. Beberapa jenis satwa sensitif dan bersifat shy, sehingga menjauhi keramaian misalnya lalulalang kendaraan untuk konstruksi, sedangkan jenis-jenis toleran akan bertahan di sekitar proyek. Jalan inspeksi untuk pemeriksaan sarana pipa sering digunakan oleh masyarakat (walaupun ilegal) untuk jalan dan lebih-lebih di lokasi pengembangan lapangan dan konstruksi BS Sukamaju yang berbatasan langsung dengan SM Bakiriang akan memicu kegiatan penduduk di sekitar hutan atau bahkan masuk dalam hutan dan pemburu juga menggunakan jalan itu untuk memasuki hutan yang dapat mempercepat pengurangan satwa di SM Bakiriang. Sementara itu pemasangan pipa jalur alternatif 3 yang dilakukan melalui pantai akan mempengaruhi keberadaan dan kelestarian burung Maleo. Jenis burung yang dilindungi ini melakukan migrasi dari SM Bakiriang ke pantai untuk bertelur, sehingga kegiatan ini dapat mengganggu kehidupan burung Maleo. Pemasangan jalur pipa alternatif-3 ini juga akan menyebabkan kerusakan terumbu karang di perairan tersebut.
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material sebagian besar bebannya dirasakan bagi lingkungan di sekitar lokasi pengembangan. Kegiatan mobilisasi material dan pekerja dari pelabuhan atau lokasi tempat hunian sementara pekerja ke lokasi kerja sebagian besar akan menggunakan ruas jalan Provinsi dan di pola konsentrasi pemukiman di Kabupaten Banggai memanjang di kanan kiri jalan raya itu, akan menganggu lalulintas warga dan juga menyebabkan penurunan kualitas udara akibat meningkatnya konsentrasi debu. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap PPGM, karena kenyamanan mereka terganggu.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-10
PT PERTAMINA EP -PPGM
Di sisi lain, kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat karena terbukanya kesempatan kerja/berusaha, sehingga akan terjadi peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang dapat secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam kegiatan tersebut. Namun demikian, tingkat pengangguran yang tinggi dan latar pendidikan yang kurang sesuai menyebabkan tidak semua angkatan kerja dapat tertampung dalam kegiatan tahap konstruksi sehingga menimbulkan kekecewaan bagi mereka yang berharap dapat terlibat namun tidak tertampung. Kekecewaan ini akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif terhadap PPGM. Kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi ini akan mempengaruhi semua aspek lingkungan. Beberapa parameter lingkungan berpotensi akan melebihi baku mutu seperti kadar debu di lokasi-lokasi pemasangan pipa dan sarana produksi. Bila kegiatan ini berlangsung pada musim hujan tentu hasil itu tidak akan terjadi, namun sebaliknya tingkat erosinya dan sedimentasi meningkat. Sementara ini kegiatan land clearing, khususnya untuk BS di Sukamaju dan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2 terjadi pada lahan yang terbatas, namun bila tidak ditangani dengan baik dampaknya justru terjadi pada tahap selanjutnya karena akan memicu kegiatan masyarakat untuk berusaha atau memanfaatkannya sehingga burung Maleo akan menjadi terganggu dan akan menempati habitat lebih masuk ke dalam hutan. Pemasangan pipa jalur alternatif-3 yaitu mengikuti jalur pantai SM Bakiriang menuju laut justru akan menganggu ekosistem terumbu karang yang ada, dan pada kegiatan konstruksi disamping mengakibatkan turunnya kualitas air laut, juga akan mengganggu lingkungan pantai yang menjadi habitat bertelur burung Maleo. Apabila dibandingkan dengan jalur alternatif lain, jalur pipa melalui pantai justru berdampak pada lingkungan biotik relatif lebih besar. Tahap konstruksi ini tidak akan berpengaruh secara signifikan pada penurunan fungsi ekologis lingkungan, karena area dampak yang terjadi relatif kecil dan lokasi kegiatan yang terpencarpencar. Sementara itu kemungkinan adanya sebagian kecil masyarakat yang berharap terlalu tinggi akan terlibat dan mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan-kegiatan tahap konstruksi namun tidak terealisasi akan kecewa dan persepsinya menjadi negatif terhadap keberadaan PPGM, apabila dampak tidak ditangani dengan baik dampaknya akan berlanjut dan mempengaruhi tahapan selanjutnya yaitu kegiatan-kegiatan pada tahap operasi.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-11
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.1.1.3. Tahap Operasi Kegiatan pemboran sumur pengembangan akan berdampak positif pada munculnya kesempatan berusaha bagi penduduk sekitar atau sepanjang jalan menuju ke lokasi pemboran (multiplier
effects) sehingga dapat membantu dalam peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Namun pada sisi yang lain kegiatan pemboran sumur akan menimbulkan dampak negatif akibat kemungkinan adanya lumpur pemboran yang tercecer dan masuk ke perairan bebas sehingga akan berdampak terhadap menurunnya kemelimpahan biota air tawar. Kegiatan proses produksi di BS di Donggi, Sukamaju dan Matindok akan menyebabkan penurunan udara disebabkan oleh flare stack , emisi buang dari kompresor dan genset, serta kendaraan bermotor. Pengelolaan buang dengan flare stack masih diperlukan untuk mengantisipasi
yang harus dibuang. Jenis polutan
yang mungkin dikeluarkan dari kegiatan
tersebut adalah HC, CO 2, CO, NOx , dan SO2. Adanya pipa yang dialiri gas melintasi lahan-lahan milik penduduk akan menyebabkan timbulnya kekhawatiran penduduk, karena penduduk takut terjadi kebocoran atau sesuatu yang tidak diharapkan akan mungkin terjadi seperti kasus Lapindo. Walaupun alasan ini tidak akurat, namun pemahaman masyarakat yang beragam, menyebabkan persepsi yang negatif bagi sebagian masyarakat terhadap PPGM. Kegiatan produksi dan kegiatan pemeliharaannya menghasilkan limbah cair. Prosedur penanganan terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran terus diperbaiki dalam upaya untuk mengurangi kasus-kasus pencemaran air yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air permukaan. Bila upaya pengendalian mutu limbah cair tidak berhasil maka akan berdampak penting selanjutnya berupa penurunan densitas biota air. Kualitas air yang menurun berdampak langsung pada plankton dan benthos yang selanjutnya melalui rantai makanan akan berpengaruh pada keanekaragaman ikan. Sebagian kecil masyarakat di dalam wilayah studi mengambil ikan-ikan di dalam lokasi proyek untuk konsumsi keluarga maupun dijual. Oleh karena itu, resiko terjadinya penurunan kualitas air misalnya akibat adanya kebocoran harus dihindari. Kegiatan operasi sangat didambakan oleh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Toili Barat, Toili, Batui dan Kintom atau bahkan Kabupatan Banggai secara umum karena mereka berharap
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-12
PT PERTAMINA EP -PPGM
mendapat kesempatan untuk bekerja/ atau mendapatkan kesempatan untuk berusaha. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada tahap operasi lebih dari 430 karyawan dan masa operasi yang panjang yaitu lebih dari 20 tahun akan menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat terserap langsung (menjadi karyawan) atau melalui beberapa kontraktor yang menjadi rekanan kerja atau mereka yang menangkap peluang usaha akibat keberadaan PPGM. Dampak langsung akan dirasakan penduduk sekitar proyek yang mempunyai akses sebagai buruh atau tenaga kerja tidak terampil pada setiap kegiatan proyek, sedangkan secara tidak langsung adalah terciptanya sektor-sektor informal untuk penyediaan kebutuhan karyawan perusahaan. Bila pendapatan karyawan mencukupi maka timbullah kegiatan ekonomi dan pembangunan lain seperti untuk perumahan sehingga diperlukan berbagai material seperti pasir, batukali, semen, tanah dan lainnya, disamping itu juga akan tumbuh kesempatan kerja bagi sebagian masyarakat lainnya. Keterlibatan penduduk lokal dalam peluang usaha diduga mampu meningkatkan
pendapatan
rumah
tangga
penduduk
lokal,
serta
dapat
memberikan
kesejahteraan pendapatan bagi penduduk. Namun pertumbuhan ekonomi lokal tidak akan mungkin merata karena warga yang mempunyai lahan luas, pendidikan yang baik dan modal besar akan lebih mampu menangkap peluang yang ada. Kenyataan ini akan dapat menyebabkan terjadinya gesekan sosial dan munculnya stratifikasi atau kelas-kelas sosial yang baru dalam masyarakat, yang pada akhirnya akan memunculkan sikap dan persepsi negatgif masyarakat. Kegiatan-kegiatan pada tahap operasi ini akan mempengaruhi semua aspek lingkungan. Beberapa parameter lingkungan berpotensi akan melebihi baku mutu bila tidak ditangani atau dikelola dengan baik, seperti beberapa parameter kimia udara dan kimia air di lokasi-lokasi operasi produksi di Donggi, Sukamaju, Matindok. Kegiatan operasional ini berlangsung relatif lama sekitar 20 tahun. Limbah cair ini perlu dikelola dengan baik karena akan menyebabkan dampak turunan berupa penurunan komunitas biota air tawar dan biota air laut. Selain itu komponen lain yang akan terkena dampak adalah masyarakat, apabila badan air digunakan untuk aktivitas
masyarakat
dan beresiko terhadap
penurunan
kesehatan masyarakat
penggunanya. Sementara itu kemungkinan adanya sebagian kecil masyarakat yang berharap terlalu tinggi akan dapat terlibat dan mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan-kegiatan tahap operasi namun ternyata tidak terealisasi akan kecewa dan persepsinya menjadi negatif terhadap keberadaan PPGM, sehingga dampak terhadap komponen fisik (udara dan air) perlu ditangani dengan baik agar persepsi negatif masyarakat yang mungkin akan berkembang dapat dicegah.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-13
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.1.1.4. Tahap Pasca Operasi Kegiatan penutupan sumur dan berhentinya operasi produksi akan memberikan dampak positif pada komponen udara, air dan vegetasi serta satwa liar sebagai akiba tidak adanya lagi sumber pencemaran air dan udara. Sementara itu dengan terbengkelainya sarana dan prasarana produksi serta tidak adanya kegiatan pemeliharaan akan menyebabkan vegetasi liar tumbuh dengan cepat sehingga lingkungan hijau bertambah. Namun demikian perubahan ini akan terjadi secara alami, sehingga tidak dapat dicegah atau dikembangkan. Sebaliknya akan terjadi dampak negatif terhadap kesempatan kerja dan berusaha, sehingga akan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Masyarakat, terutama para eks pekerja, tentu akan gelisah karena walaupun mereka tahu akan ada proses penghentian kontrak kerja, namun belum tentu semua orang siap untuk menghadapinya atau menyesuaikan diri terhadap pola pengeluaran rumah tangganya dengan mudah. Tahap pasca operasi ini mulai terjadi bila gas dan gas cair tidak ekonomis diproduksi. Untuk dapat melihat secara holistik keterkaitan semua kegiatan yang telah diuraikan dengan dampak-dampak penting yang akan dikelola, secara lebih rinci hal tersebut dituangkan secara skematis masing-masing keterkaitan antara kegiatan dengan dampak lingkungan (primer, sekunder, tersier dan kuarter) yang akan dikelola seperti pada Gambar 6.1. Berdasarkan telaahan tersebut diperoleh jenis-jenis dampak penting yang perlu mendapatkan prioritas untuk dikelola, seperti disajikan pada Tabel 6.2.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-14
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 6.1.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-15
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.2. Jenis-Jenis Dampak Penting Yang Mendapat Prioritas Untuk Dikelola di Bagian Hulu Tahap Kegiatan PRA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Jenis Dampak Hipotetik
Sumber Dampak
Keputusan/ Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
SOSIAL Perubahan pola kepemilikan lahan Gangguan proses sosial Perubahan sikap dan persepsi masyarakat GEOFISIK-KIMIA
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
PK PK
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
PK
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja 2. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS Peningkatan kebisingan dan GPF Terjadi erosi tanah Pembukaan dan pematangan lahan Gangguan sistem irigasi dan drainase Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Penurunan kualitas air permukaan Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF Penurunan kualitas air laut Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui laut (alt-3) Transportasi darat (gangguan Pemasangan pipa penyalur gas kelancaran lalulintas) 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, Transportasi darat (gangguan material dan tenaga kerja keselamatan berlalulintas) 2. Pemasangan pipa penyalur gas Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, Kerusakan jalan material dan tenaga kerja BIOLOGI Penurunan kelimpahan dan Pembukaan dan pematangan lahan keanekaragaman vegetasi 1. Pembukaan dan pematangan lahan 2. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) Gangguan satwa 3. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) 4. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) 1. Konstruksi Block Station (BS) dan GPF Gangguan biota air tawar 2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Gangguan Biota air laut (plankton, Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) benthos, terumbu karang, ikan) SOSIAL 1. Kegiatan konstruksi fasilitas produksi BS dan GPF Gangguan proses sosial 2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-1) 3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-2) 4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (alt-3) Penurunan kualitas udara ambien
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK
PK PK PK PK PK PK PK PK
PK PK PK PK
VI-16
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.2. Lanjutan Tahap Kegiatan KONSTRUKSI
OPERASI
Jenis Dampak Hipotetik Perubahan sikap dan persepsi masyarakat KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan sanitasi lingkungan
GEOFISIK KIMIA Kualitas udara ambien (debu dan gas) Penurunan kualitas air permukaan Gangguan keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan dan jembatan
Sumber Dampak Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja 1. Konstruksi fasilitas produksi gas BS dan GPF 2. Pemasangan pipa penyalur gas (alt-1 dan 2)
Keputusan/ Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK) PK PK PK
Operasi fasilitas produksi (BS dan GPF)
PK
1. Pemboran sumur pengembangan 2. Operasi produksi di GPF Pengangkutan kondensat dan sulfur dengan transportasi darat Pengangkutan kondensat dan sulfur dengan transportasi darat
PK PK
1. Pemboran sumur pengembangan 2. Kegiatan operasi fasilitas produksi (BS dan GPF)
PK
1. Pemboran sumur pengembangan 2. Operasi produksi di GPF 1. Penerimaan tenaga kerja 2. Operasi produksi di GPF Operasi produksi di GPF 1. Penerimaan tenaga kerja 2. Operasi produksi di GPF
PK PK PK PK PK PK PK
1. Pemboran sumur pengembangan 2. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas BS dan GPF
PK
PK PK
BIOLOGI Gangguan biota air tawar SOSIAL Adanya kesempatan berusaha Gangguan proses sosial Adanya pelapisan sosial Perubahan sikap dan persepsi masyarakat KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan tingkat kesehatan masyarakat PASCA OPERASI GEOFISIK KIMIA Gangguan keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan BIOLOGI Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Peningkatan keanekaragaman dan kemelimpahan satwa SOS EKONOMI BUDAYA Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
PK
PK
PK PK
Revegetasi
PK
Revegetasi
PK
Penglepasan tenaga kerja
PK
VI-17
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.1.2. Telaahan dan Arahan Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan hasil telahaan secara holistik diatas maka dihasilkan jenis-jenis dampak yang mendapatkan prioritas untuk dikelola. Dalam Tabel 6.3 disajikan arahan pengelolaan setiap jenis dampak yang mendapat prioritas untuk dikelola pada setiap tahap kegiatan.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-18
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Ringkasan Arahan Pengelolan Lingkungan Kegiatan Proyek PPGM Bagian Hulu Tahap Kegiatan
Komponen Kegiatan Penyebab Dampak
PRAPembebasan lahan dan tanam KONSTRUKSI tumbuh
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Pola kepemilikan lahan
Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat KONSTRUKSI Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja Konstruksi fasilitas produksi
Kualitas udara
Kualitas udara
Kebisingan Kualitas air permukaan Kegiatan mobilisasi peralatan
dan demobilisasi peralatan, material, dan tenaga kerja
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Kelancaran lalulintas
Arahan Pengelolaan Lingkungan Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Koordinasi dengan instansi terkait Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuh Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Koordinasi dengan instansi terkait Melibatkan Tim 9 dan BPN dalam proses pembebasan lahan Mesin diesel generator dan lain-lain dilengkapi pengendali emisi standar Melakukan penyiraman di sepanjang jalur yang dilalui kendaraan mobilisasi, khususnya yang berdekatan dengan permukiman pada musim kemarau Penggunaan pengendali emisi standar pada mesin diesel generator dan BBM berkadar sulfur rendah Penggunaan dust suspresion control Melengkapi pekerja dengan saerana K3 (mis, masker) Aktivitas pembangunan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Penggunaan earplug atau earmuff Melakukan pengelolaan terhadap semua buangan air uji hidrostatik sebelum dibuang ke lingkungan Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang Penyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selama mengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasan perkotaan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat).
VI-19
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Lanjutan Komponen Kegiatan Penyebab Dampak KONSTRUKSI Kegiatan pembangunan fasilitas produksi Tahap Kegiatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintas
kendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer.
Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Pemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasan
Kegiatan pemasangan pipa
penyalur gas yang memotong jalan umum
Arahan Pengelolaan Lingkungan
Keselamatan berlalulintas
proyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah.
Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasan Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang memotong jalan umum. Pemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kegiatan
proyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah
Kerusakan jalan dan jembatan Pembukaan dan pematangan lahan
Erosi tanah
Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di tempat pemasangan pipa Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengan
cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir.
Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui Pada jalur pemasangan pipa, sesegera mungkin ditanami rumput pioner (leguminose) Pada lokasii BS, GPF dibuatkan saluran sederhana dan sumur resapan untuk menampung aliran
permukaan yang terjadi akibat bangunan tersebut tidak mengalir keluar lokasi BS, GPF
Pada lokasi sumur gas, dibuatkan saluran drainase sederhana untuk menampung air prmukaan
Vegetasi Satwa Pemasangan pipa penyalur gas
Sistem irigasi dan drainase
Pemasangan pipa penyalur gas (alt-3)
Kaulitas air laut
Kegiatan konstruksi BS dan GPF Kegiatan pemasangan pipa Biota air tawar
penyalur gas
Satwa Biota air laut
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
dan hasil erosi (material tanah) di sekeliling lokasi sumur. Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi Mempertahankan habitat satwa darat diantaranya dengan meminimalkan pembukaan lahan terbatas pada lokasi yang digunakan untuk fasilitas produksi, jalur pipa, lokasi BS dan GPF Dipersiapkan terlebih dahulu sambungan pipa yang akan ditanam memotong saluran drainase atau alur sungai. Pada setiap perpotongan jalur pemasangan pipa dengan alur sungai, hendaknya sesegera mungkin pemasangan pipa penyalur gas dilakukan. Menempatkan pengawas lingkungan yang bertugas mengawasi jika terjadi tumpahan/ceceran minyak dari peralatan yang digunakan untuk segera dilakukan penanganan/pengelolaan Membatasi bidang/area lokasi pekerjaan konstruksi agar kekeruhan dapat diminimalkan Air sisa uji hidrostatik dari kegiatan konstruksi BS dan GPF serta pemasangan pipa sebelum dibuang ke sungai diolah terlebih dahulu apabila tidak memenuhi baku mutu lingkungan Pemasangan pipa konstruksi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemasangan pipa JOB Fasilitas untuk konstruksi jangan menggunakan pantai Bakiriang untuk pelayanan konstruksi pipa Air sisa uji hidrostatik kegiatan pemasangan pipa sebelum dibuang ke laut, diolah terlebih dahulu Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan
VI-20
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Lanjutan Komponen Kegiatan Penyebab Dampak KONSTRUKSI Kegiatan konstruksi fasilitas produksi gas (BS dan GPF) Tahap Kegiatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Proses sosial
Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga masyarakat Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti temu warga dan kegiatan
sosial atau keagamaan lain
Kegiatan mobilisasi dan
TAHAP OPERASI
Arahan Pengelolaan Lingkungan
Sikap dan persepsi demobilisasi peralatan, material masyarakat dan tenaga kerja Konstruksi BS dan BF Kegiatan konstruksi BS dan GPF Sanitasi lingkungan Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Operasi produksi di GPF Kualitas udara ambien
Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan Melakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyarakat
Pemboran sumur
Kualitas air permukaan
pengembangan Operasi produksi di GPF Kegiatan pengangkutan kondensat lewat transportasi darat
Mengelola air buangan dari kegiatan operasi dengan waste water treatment atau effluent treatment sebelum dibuang ke lingkungan
Keselamatan berlalulintas
Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang Penyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selama
Kerusakan jalan dan jembatan Pemboran sumur
Biota air tawar
Menyediakan tempat khusus penampung limbah domestik dan konstruksi Disediakan fasilitas MCK yang memadai Sosialisasi Pengoperasian AGRU dan SRU Memasang CEM Melengkapi pekerja dengan sarana K3
mengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasan perkotaan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat). Tata cara pengangkutan kondensat mengikuti Kep. Dirjen Hub Darat No SK 725/AJ.302/DRJD/2004 Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Perbaikan ringan bila terjadi kerusakan jalan segera mungkin dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan jembatan Pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air
pengembangan Kegiatan operasi produksi di GPF
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-21
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Lanjutan Tahap Kegiatan TAHAP OPERASI
Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Pemboran sumur pengembangan Operasi produksi di GPF
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Kesempatan berusaha
Proses sosial
Operasi produksi di GPF
Pelapisan sosial
Kegiatan penerimaan tenaga
Sikap dan persepsi kerja masyarakat Kegiatan operasi produksi di GPF
pengembangan Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (GPF)
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatan
operasional pengembangan gas Matindok
Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasi
Penerimaan tenaga kerja Operasi produksi di GPF
Pemboran sumur
Arahan Pengelolaan Lingkungan
Tingkat kesehatan masyarakat
dalam peluang usaha yang ada, misalnya dengan memberikan bantuan modal bergulir melalui Koperasi Pertamina Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional. Beberapa fasilitas untuk karyawan dapat diakses oleh penduduk lokal Memfasilitasi berbagai kegiatan bersama, seperti social, keagamaan, olah raga dan sebagainya dengan penduduk lokal a. Dampak positif Meningkatkan peran aktif pengusaha atau penduduk lokal dalam berbagai kegiatan operasional pengembangan gas Matindok, antara lain dengan menginformasikan berbagai kegiatan proyek secara rutin kepada masyarakat Memberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan membuka atau mengembangkan usaha, antara lain dengan memberikan bantuan modal bergulir melalui Koperasi Pertamina b. Dampak negatif Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan Melakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyaraka Mengelola sumber dampak adanya debu, emisi gas, bising dan atau mengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkungan Sosialisasi/penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi karyawan dan masyarakat di sekitarnya
VI-22
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.3. Lanjutan Tahap Kegiatan PASCA OPERASI
Komponen Komponen Lingkungan Kegiatan Penyebab Arahan Pengelolaan Lingkungan yang Terkena Dampak Dampak Kegiatan demobilisasi peralatan Keselamatan berlalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang menggunakan alat berat Penyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selama mengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasan perkotaan (Kintom, Batui, Toili dan Toili Barat). Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute pengangkutan yang menggunakan truk berukuran besar/trailer. Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu maksimum 40 km/jam Kerusakan jalan dan Perbaikan ringan bila terjadi kerusakan jalan dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian jembatan dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui Kegiatan revegetasi Vegetasi Restorasi atau pemulihan ke kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai dengan luas lahan yang digunakan Satwa Restorasi atau pemulihan ke kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai dengan luas lahan yang digunakan Kegiatan penglepasan tenaga Sikap dan persepsi Penguatan jaringan komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenaga kerja masyarakat kerja Membantu masyarakat meningkatkan ketrampilan melalui pelatihan kewirausahaan atau ketrampilan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-23
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.2.
DAMPAK KEGIATAN DI BAGIAN HILIR
Rekapitulasi besaran dan tingkat kepentingan dampak kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah disajikan pada Tabel 6.4.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-24
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Rekapitulasi Derajat Besaran dan Tingkat Kepentingan Dampak Bagian Hilir Tahap Kegiatan PRA KONSTRUKSI
Jenis Dampak Hipotetik
Besaran Dampak (+/–)
Sumber Dampak
Tingkat Kepentingan Dampak Jumlah P % Bobot
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
SOSIAL Perubahan pola kepemilikan lahan Gangguan proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh
–2
4
66,67
PK
1. 2. 1. 2.
–2 –2 –2 –2
4 3 4 3
66,67 50,00 66,67 50,00
PK PK PK PK
Pelabuhan
–2
4
66,67
PK
Pelabuhan
–2
66,67
PK
Pelabuhan
–2
4
66,67
PK
Pelabuhan
–2
4
66,67
PK
Pelabuhan
–2
4
66,67
PK
Pelabuhan
–2
4
66,67
PK
Pelabuhan
–2
3
50,00
PK
Pelabuhan
–2
3
50,00
PK
Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Penerimaan tenaga kerja Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Penerimaan tenaga kerja
KONSTRUKSI GEOFISIK-KIMIA Penurunan kualitas udara ambien
Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air laut
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Padang 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Uso 1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Padang 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Uso 1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Padang 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Uso 1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Padang 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Khusus di Uso
VI-25
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Lanjutan Tahap Kegiatan KONSTRUKSI
Jenis Dampak Hipotetik Transportasi darat (gangguan kelancaran lalulintas) Transportasi darat (gangguan keselamatan berlalulintas) Kerusakan jalan dan jembatan
Sumber Dampak Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang dan Uso 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang dan Uso Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja
BIOLOGI Penurunan keanekaragaman dan Pembukaan dan pematangan lahan kerapatan vegetasi Gangguan satwa Pembukaan dan pematangan lahan Penurunan keanekaragaman dan 1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan kelimpahan biota air laut Khusus di Padang 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso SOSIAL Peningkatan pendapatan 1. Pembukaan dan pematangan lahan masyarakat 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Penurunan pendapatan Penglepasan tenaga kerja masyarakat Terbukanya kesempatan 1. Pembukaan dan pematangan lahan berusaha 2. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Gangguan proses sosial Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Sikap dan persepsi negatif 1. Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan masyarakat Khusus 2. Penglepasan tenaga kerja
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Besaran Dampak (+/–) –2
Tingkat Kepentingan Dampak Jumlah P % Bobot 4 66,67
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK) PK
–2
4
66,67
PK
–2
3
50,00
PK
–2
6
100,00
PK
–3
3
50,00
PK
–2 –1
3 3
50,00 50,00
PK PK
–1
3
50,00
PK
+1 +2
1 4
16,67 66,67
TPK PK
–1
2
33,33
TPK
+1 +2
2 5
33,33 83,33
TPK PK
–2
4
66,67
PK
–2
4
66,67
PK
–1
2
33,33
TPK
VI-26
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Lanjutan Tahap Kegiatan KONSTRUKSI
Jenis Dampak Hipotetik
Besaran Dampak (+/–)
Tingkat Kepentingan Dampak Jumlah P % Bobot
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK)
KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan sanitasi lingkungan
OPERASI
Sumber Dampak
GEO-FISIK-KIMIA Penurunan kualitas udara Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas air laut Transportasi laut (gangguan keselamatan pelayaran) BIOLOGI Penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut SOSIAL Kependudukan: peningkatan kepadatan penduduk Peningkatan kesempatan berusaha Peningkatan pendapatan masyarakat Gangguan proses sosial
Munculnya pelapisan sosial
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
1. Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya di Padang 2. Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya di Uso
–2
4
50,00
PK
–2
4
50,00
PK
Operasional kilang LNG, fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, fasilitas pendukungnya
Pelabuhan Khusus dan
–2
3
50,00
PK
Pelabuhan Khusus dan
–2
3
50,00
PK
Pelabuhan Khusus dan
–2
3
50,00
PK
Pelabuhan Khusus dan
–2
3
50,00
PK
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
–1
4
66,67
PK
Penerimaan tenaga kerja
–1
1
16,67
TPK
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya 1. Penerimaan tenaga kerja 2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
+2
5
83,33
PK
+2
5
83,33
PK
–2 –2
4 3
66,67 50,00
PK PK
–2
4
66,67
PK
VI-27
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.4. Lanjutan Tahap Kegiatan OPERASI
PASCA OPERASI
Jenis Dampak Hipotetik Sikap dan persepsi negatif masyarakat KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan tingkat kesehatan masyarakat GEO-FISIK-KIMIA Peningkatan kualitas udara Penurunan kebisingan Peningkatan kualitas air permukaan Peningkatan kualitas air laut Gangguan keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan dan jembatan BIOLOGI Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan satwa SOSIAL Penurunan kesempatan berusaha Penurunan pendapatan masyarakat Sikap dan persepsi negatif masyarakat KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan sanitasi lingkungan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Sumber Dampak 1. Penerimaan tenaga kerja 2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Besaran Dampak (+/–) –2 –2
Tingkat Kepentingan Dampak Jumlah P % Bobot 4 66,67 4 66,67
Keputusan/Kesimpulan Hasil Evaluasi (PK/TPK) PK PK
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
–2
4
66,67
PK
Penghentian operasi kilang LNG Penghentian operasi kilang LNG Penghentian operasi kilang LNG
+1 +1 +1
2 2 2
33,33 33,33 33,33
TPK TPK TPK
Penghentian operasi kilang LNG Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
+2 –2
2 3
33,33 50,00
TPK PK
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
–2
5
83,33
PK
Revegetasi
+1
3
50,00
PK
Revegetasi
+2
4
66,67
PK
Penghentian operasi kilang LNG Penglepasan tenaga kerja
–1 –1
1 2
16,67 33,33
TPK TPK
1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan 2. Penglepasan tenaga kerja
–1 –2
1 3
16,67 50,00
TPK PK
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
–2
3
50,00
PK
VI-28
PT PERTAMINA EP -PPGM
Seperti halnya pada Bagian Hulu, berbagai jenis kegiatan baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi maupun pasca operasi akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan, baik bersifat negatif maupun positif. Rencana kegiatan yang merupakan sumber dampak dan banyak menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan yaitu: 1. Tahap Prakonstruksi adalah pembebasan lahan dan tanam tumbuh serta penerimaan tenaga kerja. 2. Tahap Konstruksi adalah mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja, pembukaan dan pematangan lahan, konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus; 3. Tahap Operasi adalah penerimaan tenaga kerja, operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya. 4. Tahap Pasca Operasi adalah pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus), revegetasi dan penglepasan tenaga kerja. Komponen lingkungan yang terkena dampak penting yaitu: 1. Komponen Geo-Fisik-Kimia adalah kualitas udara, kebisingan, kualitas air permukaan, kualitas air laut, transportasi darat yang meliputi gangguan kelancaran lalulintas, gangguan keselamatan berlalulintas dan kerusakan jalan dan jembatan, transportasi laut; 2. Komponen Biologi adalah vegetasi, satwa dan biota air laut; 3. Komponen Sosial yaitu: pola kepemilikan lahan, pendapatan masyarakat, kesempatan berusaha, proses sosial, pelapisan sosial, sikap dan persepsi masyarakat; 4. Komponen Kesehatan Masyarakat
yaitu sanitasi lingkungan dan tingkat kesehatan
masyarakat. Adapun telaahan dampak positif maupun negatif dari berbagai kegiatan di bagian hilir adalah sebagai berikut. 6.2.1. Telahaan Dampak Penting 6.2.1.1. Tahap Prakonstruksi Pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi pembangunan kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya akan berdampak terhadap terjadinya perubahan pola kepemilikan lahan yang semula dimiliki masyarakat menjadi milik pemrakarsa. Dalam hal ini berarti pula nantinya akan terjadi perubahan fungsi dan pemanfaatan lahan. Kegiatan penerimaan tenaga kerja disamping berdampak positif terhadap kesempatan kerja/berusaha dan pendapatan masyarakat, diprakirakan juga akan menyebabkan terjadinya gangguan proses
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-29
PT PERTAMINA EP -PPGM
sosial dalam masyarakat. Hal ini antara lain dipicu dengan adanya tenaga kerja dari luar daerah yang cukup banyak direkrut di sini. Tenaga kerja luar daerah yang umumnya merupakan tenaga kerja dengan keahlian khusus (skill) dan mempunyai tingkat penghasilan lebih tinggi serta pola/gaya hidup berbeda akan menyebabkan terjadinya kecemburuan penduduk lokal sehingga proses hubungan sosial menjadi terganggu dan pada akhirnya memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat. Kegiatan-kegiatan pada tahap prakonstruksi ini akan sangat berpengaruh pada komponen lingkungan sosial-ekonomi dan budaya, khususnya pada aspek ekonomi-sosial. Walapun kegiatan ini berlangsung relatif singkat namun apabila dampak tidak ditangani dengan baik dampaknya akan berlanjut dan mempengaruhi tahapan selanjutnya yaitu kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi dan operasi. 6.2.1.2. Tahap Konstruksi Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja yang diantaranya menggunakan jalur darat akan menggunakan kendaraan dengan tonase besar dan intensitas kegiatannya cukup tinggi. Hal ini akan berdampak terhadap terjadinya gangguan keselamatan berlalulintas dan kerusakan jalan dan jembatan. Pada kegiatan pembangunan kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang skala kegiatannya cukup besar akan menyebabkan penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, penurunan kualitas air laut dan rawan terhadap terjadinya gangguan kelancaran dan keselamatan berlalulintas akibat tingginya frekuensi kendaraan mobilisasi yang keluar-masuk area tapak proyek. Kondisi lingkungan yang buruk akibat adanya tumpukan material, peralatan dan pola pengelolaan limbah para pekerja konstruksi, akan berdampak terhadap turunnya sanitasi lingkungan di tapak proyek dan sekitarnya. Parameter komponen biologi yang terpengaruh adanya kegiatan pembukaan dan pematangan lahan adalah vegetasi karena pada kegiatan ini akan dilakukan penebangan terhadap pohonpohon di lokasi rencana pembangunan berbagai kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Berkurangnya populasi pepohonan akan menyebabkan terganggunya satwa yang menjadikan lokasi tersebut sebagai habitat hidupnya. Konstruksi kompleks kilang dan Pelabuhan Khusus yang berlokasi di tepi pantai (alternatif 1 dan 2) potensial menyebabkan penurunan kualitas air laut yang pada gilirannya akan menyebabkan turunnya keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-30
PT PERTAMINA EP -PPGM
Selain dampak-dampak tersebut, juga terdapat dampak terhadap komponen lingkungan sosial yakni adanya gesekan sosial khususnya antara tenaga kerja lokal yang terekrut proyek dengan penduduk lokal yang tidak terekrut proyek dan antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja luar daerah. Hal ini terjadi akibat adanya rasa iri dan cemburu para pencari kerja serta adanya ketidakpuasan dalam proses penerimaan tenaga kerja, sementara kecemburuan terhadap tenaga kerja luar daerah lebih disebabkan karena adanya perbedaan tingkat pendidikan dan ketrampilan serta penghasilan yang jauh berbeda dengan penduduk lokal. Namun pada sisi lain, kegiatan konstruksi yang melibatkan cukup banyak tenaga kerja yakni sekitar 3000 orang memberikan peluang kepada penduduk lokal untuk dapat membuka atau mengembangkan usaha guna memenuhi keperluan barang dan jasa baik proyek maupun para tenaga kerja. Peluang ini akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar tapak kegiatan. 6.2.1.3. Tahap Operasi Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya yang direncanakan akan berlangsung minimal hingga 20 tahun akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air laut yang selanjutnya akan berdampak terhadap turunnya keanekaragaman dan kelimpahan biota laut. Perairan Banggai relatif cukup ramai dengan adanya lalulintas barang dan manusia antar pulau di sekitarnya, sehingga dengan beroperasinya Pelabuhan Khusus khusus untuk mengangkut LNG ini dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi keselamatan pelayaran di perairan tersebut. Kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ini sangat didambakan oleh sebagian besar masyarakat di kecamatan-kecamatan wilayah studi atau bahkan Kabupatan Banggai secara
umum
karena
mereka
berharap
mendapat
kesempatan
untuk
bekerja/
atau
mendapatkan kesempatan untuk berusaha. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada masa operasi cukup besar yakni sekitar 600-an karyawan dan masa operasi yang panjang yaitu lebih dari 20 tahun akan menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat terserap langsung (menjadi karyawan) atau melalui beberapa kontraktor yang menjadi rekanan kerja atau mereka yang menangkap peluang usaha akibat keberadaan PPGM. Dampak langsung akan dirasakan penduduk sekitar proyek
yang mempunyai akses sebagai
buruh atau tenaga kerja tidak terampil pada setiap kegiatan proyek, sedangkan secara tidak langsung adalah terciptanya sektor-sektor informal untuk penyediaan kebutuhan karyawan perusahaan. Bila pendapatan karyawan mencukupi maka timbullah kegiatan ekonomi dan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-31
PT PERTAMINA EP -PPGM
pembangunan lain seperti untuk perumahan sehingga diperlukan berbagai material seperti pasir, batukali, semen, tanah dan lainnya, disamping itu juga akan tumbuh kesempatan kerja bagi sebagian masyarakat lainnya. Keterlibatan penduduk lokal dalam peluang usaha diduga mampu meningkatkan
pendapatan
rumah
tangga
penduduk
lokal,
serta
dapat
memberikan
kesejahteraan pendapatan bagi penduduk. Namun pertumbuhan ekonomi lokal tidak akan mungkin merata karena warga yang mempunyai lahan luas, pendidikan yang baik dan modal besar akan mampu menangkap peluang lebih baik. Sementara itu kemungkinan adanya sebagian warga masyarakat yang berharap terlalu tinggi akan terlibat dan mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan-kegiatan tahap operasi namun tidak terealisasi akan kecewa dan persepsinya menjadi negatif terhadap keberadaan PPGM. Dampak negatif lain yang muncul adalah terdapatnya struktur atau kelas-kelas sosial yang baru dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena penduduk lokal yang umumnya petani dengan tingkat penghasilan relatif rendah rata-rata mempunyai kelas sosial yang sama sehingga dengan masuknya para pendatang yang mempunyai tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan serta gaya hidup yang jauh berbeda dengan penduduk lokal, telah menempatkan para pendatang ke dalam struktur/kelas sosial yang lebih tinggi. Dampak-dampak sosial ini perlu ditangani dengan baik agar persepsi negatif masyarakat yang mungkin akan berkembang dapat dicegah.
6.2.1.4. Tahap Pasca Operasi Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan kilang dan Pelabuhan Khusus akan berdampak terhadap munculnya gangguan keselamatan berlalulintas (kecelakaan) dan kerusakan jalan. Pembongkaran terhadap berbagai fasilitas operasional ini juga berdampak terhadap munculnya kekumuhan dan kotornya lokasi bekas pembongkaran sehingga akan menurunkan kondisi sanitasi lingkungan di sekitarnya. Setelah kegiatan pembongkaran akan dilakukan revegetasi pada lokasi-lokasi bekas kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas lainnya. Diprakirakan dengan kembali ditumbuhinya kawasan tersebut dengan vegetasi akan terjadi peningkatan keanekaragaman vegetasi dan kelimpahan satwa, yang dalam hal ini juga akan berpengaruh terhadap membaiknya kualitas udara ambien.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-32
PT PERTAMINA EP -PPGM
Berhentinya operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan menyebabkan terjadinya penglepasan tenaga kerja sehingga muncul dampak negatif terhadap kesempatan kerja dan berusaha yang akan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Meskipun para tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan pengembangan gas ini sejak awal telah diikat dengan kontrak kerja dan mengetahui akan adanya penghentian kontrak kerja, namun belum tentu semua orang siap untuk menghadapinya atau menyesuaikan diri pola pengeluaran rumah tangganya dengan mudah. Sehingga kegiatan-kegiatan pada tahap ini, khususnya kegiatan penglepasan tenaga kerja akan memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat. Untuk dapat melihat secara holistik keterkaitan semua kegiatan dengan dampak-dampak penting yang akan dikelola baik berupa dampak primer, sekunder, tersier maupun kuarter, selengkapnya hal tersebut dituangkan secara skematis seperti pada Gambar 6.2. Berdasarkan telaahan tersebut diperoleh jenis-jenis dampak penting yang perlu mendapatkan prioritas untuk dikelola, seperti disajikan pada Tabel 6.5.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-33
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 6.2.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-34
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.5. Jenis-Jenis Dampak Penting Yang Mendapat Prioritas Untuk Dikelola Di Bagian Hilir Tahap Kegiatan PRA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Jenis Dampak Hipotetik
Sumber Dampak
Keputusan/ Kesimpulan Hasil Evaluasi
SOSIAL Perubahan pola kepemilikan lahan Pembebasan lahan dan tanam tumbuh 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Gangguan proses sosial 2. Penerimaan tenaga kerja Perubahan sikap dan persepsi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh masyarakat 2. Penerimaan tenaga kerja GEOFISIK-KIMIA Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Penurunan kualitas udara Khusus dan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Peningkatan kebisingan Khusus dan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Penurunan kualitas air permukaan Khusus dan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Penurunan kualitas air laut Khusus dan fasilitas pendukungnya Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Transportasi darat (gangguan Khusus dan fasilitas pendukungnya di Padang kelancaran lalulintas) dan Uso Transportasi darat (gangguan 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, keselamatan berlalulintas) material dan tenaga kerja 2. Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya di Padang dan Uso Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, Kerusakan jalan dan jembatan material dan tenaga kerja BIOLOGI Penurunan keanekaragaman dan Pembukaan dan pematangan lahan kerapatan vegetasi Gangguan satwa Pembukaan dan pematangan lahan Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Penurunan keanekaragaman dan Khusus dan fasilitas pendukungnya di Padang kelimpahan biota air laut atau Uso SOSIAL Peningkatan pendapatan Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan masyarakat Khusus dan fasilitas pendukungnya Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Terbukanya kesempatan berusaha Khusus dan fasilitas pendukungnya Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Gangguan proses sosial Khusus dan fasilitas pendukungnya Sikap dan persepsi negatif Konstruksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan masyarakat Khusus dan fasilitas pendukungnya KESEHATAN MASYARAKAT Konstruksi kompleks kilang LNG dan Penurunan sanitasi lingkungan Pelabuhan Khusus di Padang atau Uso
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK
PK PK PK PK PK
VI-35
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.5. Lanjutan Tahap Kegiatan
Jenis Dampak Hipotetik
Keputusan/ Kesimpulan Hasil Evaluasi
Sumber Dampak
GEO-FISIK-KIMIA Penurunan kualitas udara Peningkatan kebisingan OPERASI
Penurunan kualitas air laut Transportasi laut (gangguan keselamatan pelayaran) BIOLOGI Penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut SOSIAL Terbukanya kesempatan berusaha Gangguan proses sosial Munculnya pelapisan sosial Sikap dan persepsi negatif masyarakat
PASCA OPERASI
KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan tingkat kesehatan masyarakat GEO-FISIK-KIMIA Gangguan keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan dan jembatan BIOLOGI Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan satwa SOSIAL Sikap dan persepsi negatif masyarakat KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan sanitasi lingkungan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas pendukungnya
Khusus Khusus Khusus Khusus
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya 1. Penerimaan tenaga kerja 2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya 1. Penerimaan tenaga kerja 2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
PK PK PK PK
PK
PK PK PK PK PK PK
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
PK
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
PK
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
PK
Revegetasi
PK
Revegetasi
PK
Penglepasan tenaga kerja
PK
Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
PK
VI-36
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.2.2. Telaahan Dan Arahan Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan hasiltelahaan secara holistik di atas maka dihasilkan jenis-jenis dampak yang mendapatkan prioritas untuk dikelola. Dalam Tabel 6.6 disajikan arahan pengelolaan setiap jenis dampak yang mendapat prioritas untuk dikelola pada setiap tahap kegiatan.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-37
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Ringkasan Arahan Pengelolan Lingkungan Kegiatan Proyek PPGM di Bagian Hilir Tahap Kegiatan
Komponen Kegiatan Penyebab Dampak
PRAPembebasan lahan dan tanam KONSTRUKSI tumbuh Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Penerimaan tenaga kerja
KONSTRUKSI Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Pola kepemilikan lahan
Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat
Kualitas udara
Kebisingan Kualitas air laut
Kualitas air permukaan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Arahan Pengelolaan Lingkungan Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Koordinasi dengan instansi terkait a. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembebasan lahan dan tanam tumbuh Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Koordinasi dengan instansi terkait Melibatkan Tim 9 dan BPN dalam proses pembebasan lahan b. Penerimaan tenaga kerja Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan, meliputi jumlah tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan serta proses seleksinya Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum, dan untuk yang skill melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional/nasional Mesin diesel generator dilengkapi pengendali emisi standar dan menggunakan BBM berkadar sulfur rendah Menggunakan dust supression control Melengkapi pekerja dengan sarana K3 Aktivitas pembangunan yang menimbulkan kebisingan dilakukan siang hari Penggunaan earplug atau earmuff Penggunaan oilboom atau oil dispersant untuk mencegah ceceran oli dan minyak dari peralatan konstruksi Pengerukan dilakukan secara hati-hati untuk meminimalkan peningkatan kekeruhan Perawatan kebersihan dari kamar mesin, alat pengeruk dan kapak pengangkut material dan alat konstruksi dari ceceran minyak dan oli Pengefektifan effluent treatment unit atau waste water management atau IPAL
VI-38
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan Komponen Komponen Lingkungan Kegiatan Penyebab Arahan Pengelolaan Lingkungan yang Terkena Dampak Dampak KONSTRUKSI Mobilisasi dan demobilisasi Keselamatan berlalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang peralatan, material Penyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selama Konstruksi kompleks kilang LNG, mengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasan Pelabuhan Khusus dan fasilitas perkotaan (Kintom, Batui). pendukungnya Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintas kendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Pemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasan proyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah Besar huruf pada rambu dapat terbaca jelas pada jarak 25 meter. Memberi perlindungan kepada pekerja dengan lalulintas kendaraan bermotor (diberi traffic cone atau kerucut lalulintas sebagai pembatas yang diberi tali) Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasan Konstruksi kompleks kilang LNG, Kelancaran lalulintas Adanya petugas yang mengatur arus lalulintas menerus selama jalan tersebut belum dipindahkan Pelabuhan Khusus dan fasilitas Membuat jalur baru terlebih dahulu yang setara dengan kualifikasi jalan lama pendukungnya Mobilisasi dan demobilisasi Kerusakan jalan dan Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengan peralatan, material jembatan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui Perbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil Kabupaten Banggai Pembukaan dan pematangan Vegetasi Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi lahan Satwa Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi Mempertahankan habitat satwa darat diantaranya dengan meminimalkan pembukaan lahan terbatas pada lokasi yang digunakan untuk kompleks kilang LNG. Konstruksi kompleks kilang LNG, Biota air laut Mengaktifkan effluent treatment unit atau waste water management agar tidak menimbulkan Pelabuhan Khusus dan fasilitas dampak terhadap lingkungan pendukungnya Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan Tahap Kegiatan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-39
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan Komponen Kegiatan Penyebab Dampak KONSTRUKSI Konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Tahap Kegiatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Kesempatan berusaha
Pendapatan masyarakat
Proses sosial
Sikap dan persepsi masyarakat
Sanitasi lingkungan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Arahan Pengelolaan Lingkungan Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai aktivitas pengembangan gas Matindok Memberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan memanfaatkan kesempatan berusaha Membantu memberikan pelatihan ketrampilan dan atau pengembangan usaha Mengutamakan/memprioritaskan kesempatan kerja bagi penduduk lokal sesuai kualifikasi dan kebutuhan Memberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi masyarakat lokal yang akan membuka atau mengembangkan usaha Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga masyarakat Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti temu warga dan kegiatan sosial atau kegiatan keagamaan lainnya a. Dampak positif Meningkatkan peran aktif pengusaha atau penduduk lokal dalam berbagai kegiatan operasional pengembangan gas Matindok, antara lain dengan menginformasikan berbagai kegiatan proyek secara rutin kepada masyarakat Memberikan kemudahan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan membuka atau mengembangkan usaha, antara lain dengan memberikan bantuan modal bergulir melalui Koperasi Pertamina b. Dampak negatif Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan Melakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyarakat Disediakan tempat penampung limbah konstruksi dan domestik padat maupun cair Disediakan fasilitas MCK yang memadahi Himbauan atau sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
VI-40
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan Tahap Kegiatan OPERASI
Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Kualitas udara Kebisingan Kualitas air laut
Arahan Pengelolaan Lingkungan Pengefektifan fasilitas Acid Gas Removal Unit (AGRU), Sulfur Recovery Unit (SRU) dan MRU Melengkapi pekerja dengan sarana K3 Penggunaan peredam suara atau lapisan disain akustik khusus Penggunaan earplug atau earmuff Mengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkungan Menggunakan oil boom untuk mencegah persebaran ceceran oli/minyak dari kendaraan/peralatan
operasional Keselamatan pelayaran Kelancaran lalulintas Biota air laut Kesempatan berusaha
Pemasangan rambu-rambu navigasi dan keselamatan pelayaran Pemasangan lampu penerangan pada batas tapak kegiatan dan kapal LNG Adanya petugas yang mengatur arus lalulintas menerus selama jalan tersebut belum dipindahkan Membuat jalur baru terlebih dahulu yang setara dengan kualifikasi jalan lama Limbah cair diolah sesuai ketentuan yang berlaku Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatan
operasional pengembangan gas Matindok Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasi
dalam peluang usaha yang ada Pendapatan masyarakat
Mengutamakan/memprioritaskan kesempatan kerja bagi penduduk lokal sesuai kualifikasi dan
kebutuhan Memberikan kemudahan/bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan membuka/mengem-
bangkan usaha
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-41
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan Tahap Kegiatan OPERASI
Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Penerimaan tenaga kerja Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Proses sosial
Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus d an fasilitas pendukungnya
Pelapisan sosial
Kegiatan penerimaan tenaga
Sikap dan persepsi masyarakat
kerja Kegiatan operasional Kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Kegiatan operasional Kilang LNG, Tingkat kesehatan Pelabuhan Khusus dan fasilitas masyarakat pendukungnya
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Arahan Pengelolaan Lingkungan a. Penerimaan tenaga kerja: Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional/nasional. b. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga masyarakat Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti temu warga dan kegiatan sosial atau keagamaan lain Berbagai fasilitas untuk karyawan (pendidikan, kesehatan, olah raga, ibadah) hendaknya juga dapat dimanfaatkan oleh penduduk di sekitarnya Memfasilitasi berbagai kegiatan bersama: temu warga, perayaan hari besar nasional/agama, bakti sosial, dan kegiatan sosial/keagamaan lainnya Penerimaan tenaga kerja Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan, meliputi jumlah tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan serta proses seleksinya Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum, dan untuk yang skill melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional/nasional Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan Melakukan sosialisasi setiap rencana kegiatan kepada masyarakat Mengelola sumber dampak adanya debu, emisi gas, bising, dan atau mengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkungan Sosialisasi/penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi karyawan dan masyarakat di sekitarnya.
VI-42
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.6. Lanjutan Tahap Kegiatan PASCA OPERASI
Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Keselamatan berlalulintas
Kerusakan jalan dan jembatan
Penglepasan tenaga kerja Pembongkaran dan demobilisasi peralatan
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
Sikap dan persepsi masyarakat Sanitasi lingkungan
Arahan Pengelolaan Lingkungan Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang Penyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selama
mengemudikan angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasan perkotaan (Kintom, Batui). Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintas kendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Pemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasan proyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah Besar huruf pada rambu dapat terbaca jelas pada jarak 25 meter. Memberi perlindungan kepada pekerja dengan lalulintas kendaraan bermotor (diberi traffic cone atau kerucut lalulintas sebagai pembatas yang diberi tali) Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasan Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui Perbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil Kabupaten Banggai Penguatan jaringan komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenaga kerja Pembersihan bekas bongkaran Perataan kembali lubang-lubang pada lahan bekas bangunan
VI-43
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.3.
REKOMENDASI PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN RENCANA PROYEK PENGEMBANGAN GAS MATINDOK
6.3.1. Penilaian Kelayakan Lingkungan Ditinjau dari Dampak Lingkungan 6.3.1.1. Bagian Hulu Berdasarkan hasil evaluasi dampak yang dilakukan secara holistik dengan menggabungkan antara prakiraan besaran dampak dengan sifat kepentingan dampak yang ditimbulkan untuk masing-masing komponen lingkungan hidup terhadap komponen kegiatan diketahui bahwa rencana Proyek Pengembangan Gas Matindok potensial menimbulkan dampak penting, baik positif maupun negatif. Dampak positif penting diprakirakan akan muncul pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi.
Dampak positif penting yang muncul tersebut adalah: peningkatan kesempatan
berusaha, peningkatan persentase penutupan lahan oleh flora darat dan peningkatan komunitas fauna darat. Dengan terbukanya kesempatan kerja dan berusaha sekecil apapun akan memberikan harapan bagi penduduk sekitar lokasi untuk dapat meningkatkan pendapatan sehingga sikap dan persepsi masyakat menjadi positif. Sementara itu dampak negatif penting yang diprakirakan muncul adalah : a. Komponen geo-fisik-kimia: kualitas
udara (debu dan gas), kebisingan,
terjadinya erosi
tanah, gangguan sistem irigasi dan drainasse, penurunan kualitas air permukaan dan gangguan transportasi darat. b. Komponen biologi: penurunan penutupan lahan oleh flora darat, penurunan komunitas fauna darat dan gangguan terhadap biota air. c.
Komponen sosial: perubahan pola kepemilikan lahan, gangguan proses sosial, timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat.
d. Komponen kesehatan masyarakat: menurunnya kualitas sanitasi lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat. Namun beberapa dampak negatif penting yang diprakirakan muncul tersebut pada dasarnya dapat dikelola melalui beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan yang diusulkan. Dengan adanya pengelolaan lingkungan diharapkan dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi, ditanggulangi dan bahkan dicegah. Untuk dampak positif semaksimal mungkin dapat
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-44
PT PERTAMINA EP -PPGM
dikembangkan lagi, sehingga dengan demikian kegiatan pengembangan pengeboran dan penambahan fasilitas yang tujuan utamanya untuk mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat dapat terus berlangsung tanpa mengabaikan kualitas lingkungan hidup. Mendasarkan pada hal tersebut maka rencana kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok masih dinyatakan layak lingkungan serta daya dukung kawasan sekitar pengeboran sumur ini masih memadai, walaupun tetap harus melakukan beberapa upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. 6.3.1.2. Bagian Hilir Berdasarkan hasil evaluasi dampak yang dilakukan secara holistik dengan menggabungkan antara prakiraan besaran dampak dengan sifat kepentingan dampak yang ditimbulkan untuk masing-masing komponen lingkungan hidup terhadap komponen kegiatan diketahui bahwa kegiatan pengembangan gas Matindok potensial menimbulkan dampak penting, baik positif maupun negatif.
Dampak positif penting diprakirakan akan muncul pada tahap kontruksi, operasi dan pasca operasi. Dampak positif penting yang muncul tersebut adalah: peningkatan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan persentase penutupan lahan oleh vegetasi dan peningkatan komunitas satwa. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha meskipun kecil akan memberikan harapan bagi penduduk sekitar lokasi kegiatan untuk dapat meningkatkan pendapatan sehingga sikap dan persepsi masyakat menjadi positif. Sementara itu dampak negatif penting yang diprakirakan muncul adalah : 1. Komponen geo-fisik-kimia: kualitas udara (debu dan gas), kebisingan,
penurunan kualitas
air permukaan dan air laut, tranportasi darat dan transportasi laut. 2. Komponen biologi: vegetasi, satwa, biota air laut. 3. Komponen sosial: perubahan pola kepemilikan lahan, munculnya pelapisan sosial, gangguan proses sosial, sikap dan persepsi negatif masyarakat. 4. Komponen kesehatan masyarakat: penurunan sanitasi lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-45
PT PERTAMINA EP -PPGM
Namun beberapa dampak negatif penting yang diprakirakan muncul tersebut pada dasarnya dapat dikelola melalui beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan yang diusulkan. Dengan adanya pengelolaan lingkungan diharapkan dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi, ditanggulangi dan bahkan dicegah. Untuk dampak positif semaksimal mungkin dapat dikembangkan lagi, sehingga dengan demikian kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok yang tujuan utamanya untuk mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat dapat terus berlangsung tanpa mengabaikan kualitas lingkungan hidup.
Mendasarkan pada hal tersebut maka rencana kegiatan PPGM masih dinyatakan layak lingkungan dengan daya dukung kawasan di sekitarnya masih memadai, walaupun tetap harus melakukan beberapa upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. 6.3.2. Kelayakan Lingkungan Berdasarkan Hasil Kajian Alternatif 6.3.2.1. Alternatif pemasangan pipa penyalur gas Pemasangan pipa gas yang melalui SM Bakiriang direncanakan menggunakan 3 alternatif yaitu: a) Rencana jalur alternatif-1 sejajar jalan kabupaten dengan pemasangan secara normal drilling. b) Rencana jalur alternatif-2 sejajar jalan kabupaten dengan pemasangan secara Horizontal Directional Drilling (HDD) atau pemboran horisontal di bawah tanah. c) Rencana jalur alternatif-3 melalui dasar laut dangkal Pantai Bakiriang. Kondisi faktual SM Bakiriang saat ini terutama yang berdekatan dengan jalan raya menuju Batui, sebagian besar telah digarap masyarakat untuk kebun campuran dan kelapa sawit, dan sebagian kecil lainnya merupakan hutan sekunder yang ditumbuhi sisa-sisa pohon alam. Lahan hutan SM Bakiriang ini dipertahankan sebagai habitat burung Maleo, namun kondisinya makin memprihatinkan karena jenis pepohonan alam yang menjadi sumber makanan burung Maleo semakin berkurang karena oleh masyarakat digantikan dengan jenis pepohonan budidaya untuk perkebunan seperti: karet, cokelat/kakao dan bahkan untuk perkebunan sawit oleh perusahaan swasta. Beberapa jenis hewan dilindungi yang ada SM Bakiriang yang masih dijumpai antara lain babi rusa dan burung rangkong, maka keberadaannya di sekitar lokasi proyek perlu mendapat
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-46
PT PERTAMINA EP -PPGM
perhatian. Beberapa jenis satwa ada yang sensitif dan bersifat shy, sehingga menjauhi keramaian akibat suara dari lalulalang kendaraan untuk konstruksi, sedangkan jenis-jenis hewan yang toleran akan bertahan di sekitar proyek. Jalan provinsi sudah ada sebelum ditetapkannya SM Bakiriang (1998), jalan tersebut merupakan jalur perekonomian yang strategis dan tidak mungkin dilakukan pemindahan jalur ke lokasi lain karena akan mematikan aktivitas perekonomian masyarakat. Dalam hal ini mestinya aspek hukum tentang SM Bakiriang sebagai kawasan konservasi tidak dapat diterapkan terhadap keberadaan jalan tersebut. Namun dalam usaha PT Pertamina EP untuk memanfaatkan row jalan tersebut terbentur pada permasalahan hukum yang dikenakan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia, karena kawasan SM Bakiriang yang berada di kedua sisi jalan tersebut. Jalur pemasangan pipa alternatif 1 dan 2 akan mengikuti jalan provinsi tersebut dan tidak akan membuka jalur di lokasi lain dengan harapan kerusakan terhadap lingkungan dapat diminimalisir. Kajian lingkungan terhadap ketiga alternatif jalur pipa penyalur gas pada masingmasing parameter lingkungan terkena dampak disajikan pada tabel berikut. Tabel 6.7. Kajian Kelayakan Lingkungan terhadap Alternatif Jalur Pipa Penyalur Gas
No.
Parameter Lingkungan yang Terkena Dampak
1. Kualitas udara
Jalur Pipa Melewati Kawasan SM Bakiriang Alternatif-2 Alternatif-1 Alternatif-3 (Horizontal (Normal) (Laut) Drilling) (–1) (–1) (–1)
2. Kebisingan 3. Kualitas air laut
(–1)
(–1)
(–1) (–1)
4. Vegetasi 5. Satwa liar
(–3) (–2)
(–2)
(–3)
6. Biota air laut 7. Pendapatan masyarakat
(+1)
(+1)
(–1) (+1)
8. Kesempatan berusaha 9. Proses sosial
(+1) (–2)
(+1) (–2)
(+1) (–2)
(–1) (–2)
(–1) (–2)
(–1)
10. Sikap dan persepsi masyarakat 11. Sanitasi lingkungan Keterangan: –/+ = dampak negatif/positif
Angka-angka menunjukkan besaran dampak: 1 = dampak kecil 2 = dampak sedang 3 = dampak besar
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-47
PT PERTAMINA EP -PPGM
Dari tabel tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa dampak tersebut bersifat sementara yakni pada saat tahap pemasangan pipa penyalur gas. Memang pada alternatif-3 (laut) terjadi penurunan kualitas air laut dan biota air luat. Tetapi sifat dampak adalah bersifat sementara, apabila selesai pemasangan pipa penyalur gas dilaksanakan, maka kualitas air laut dan biota air laut akan pulih kembali seperti pada rona awalnya dikarenakan terjadinya purifikasi yang dipercepat oleh adanya gelombang dan arus laut yang selalu dinamis. Kerusakan terumbu karang akan terjadi sepanjang jalur pemasangan pipa yang dipasang di laut, kerusakan ini hanya bersifat sementara. Teknis pemasangan pipa mengacu pada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No 300.K/38/M.PE/1997 tertanggal 28 April 1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi. Pada saat konstruksi pemasangan pipa yang melintas di laut, tidak menggunakan Pantai Bakiriang sebagai lokasi pemasangan, namun menggunakan akses pantai di luar area SM Bakiriang, termasuk akses mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja. Berdasarkan kajian lingkungan, ternyata dampak lingkungan yang akan terjadi pada jalur alternatif-3 paling besar. Resiko dampak pada komponen geo-fisik-kimia dan sosial-ekonomibudaya relatif sama untuk ketiga jalur alternatif. Sementara itu, dampak lingkungan pada komponen botik sangat bervariasi. Dampak pada parameter vegetasi hanya terjadi pada jalur alternatif 1, sementara jalur alternatif-2 dengan horizontal drilling pembukaan lahan relatif kecil dan tidak terjadi pembukaan lahan pada jalur alternatif-3. Sebaliknya, dampak pada satwa liar yang paling beresiko adalah jalur alternatif-3, karena pada waktu pemasangan di lepas pantai tentu akan mengganggu pantai yang menjadi tempat bertelur burung Maleo, burung yang dilindungi dan menjadi alasan mengapa kawasan Bakiriang ditetapkan sebagai suaka margasatwa. Jalur alternatif-3 juga akan berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting pada biota ar laut, terutama terumbu karang. Sebaliknya, pada aspek kesehatan masyarakat, jalur alternatif-3 tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap sanitasi lingkungan karena relatif jauh dari pemukiman penduduk. Berdasarkan hal tersebut di atas jelaslah bahwa ditinjau dari kajian kelayakan lingkungan maka jalur alternatif-3 akan berpontensi menimbulkan dampak relatif terbesar bila dibandingkan dengan kedua jalur alternatif lain. Dalam pengambilan keputusan jalur alternatif, pemrakarsa tidak hanya mempertimbangkan kelayakan lingkungan, namun juga kajian kelayakan yang lain yaitu kelayakan ekonomi, teknis dan hukum. Di bawah ini adalah ringkasan hasil kelayakan secara umum.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-48
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 6.8. Ringkasan Kajian Kelayakan Alternatif Jalur Pipa Penyalur Gas No.
Kajian Kelayakan/ Kendala
Pemasangan Jalur Pipa yang Melewati Kawasan SM Bakiriang Jalur Jalur Jalur Alternatif-1 Alternatif-2 Alternatif-3 rendah rendah tinggi
1.
Kendala lingkungan
2.
Kendala ekonomi
rendah
tinggi
sangat tinggi
3.
Kendala teknis
rendah
tinggi
sedang
4.
Kendala peraturan
tinggi
tinggi
tidak ada
5.
Kondisi eksisting
jalan provinsi
jalan provinsi
pantai/laut
Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa dari segi lingkungan, ekonomi dan teknis maka alternatif-1 adalah yang paling rendah kendalanya di antara kedua alternatif lainnya. Alternatif-2 adalah pada aspek teknis dan ekonomi yang menggambarkan tingkat kesulitan pelaksanaan dan biaya. Tetapi alternatif-3 adalah alternatif yang paling tinggi kendalanya di antara kedua alternatif lainnya dalam aspek lingkungan, ekonomi dan teknis. Akan tetapi meskipun dalam kajian kelayakan proyek yang dipertimbangkan adalah kelayakan lingkungan, ekonomi dan teknis, ada satu aspek di luar ketiga aspek tersebut adalah aspek hukum/legal. Kawasan SM Bakiriang di sebelah tenggara memotong jalan provinsi sampai mencapai pantai dan dalam mengimplementasikan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 398/KPTS-II/1998 tanggal 12 April 1998 tentang Penetapan Bakiriang sebagai Suaka Margasatwa, termasuk sempadan jalan di kiri kanan jalan propinsi tersebut. Dengan demikian hal tersebut menjadi kendala hukum yang tinggi terhadap pemanfaatan sempadan jalan propinsi tersebut dalam hal ini bagi alternatif-1 dan alternatif-2 pemasangan pipa penyalur gas. Bagi alternatif-3 karena sudah diluar kawasan SM Bakiriang dan kepatuhan PT Pertamina EP terhadap SK MenHut tersebut di atas, maka pelaksanaan proyek pengembangan gas ini khususnya untuk pemasangan pipa penyalur gas ditetapkan alternatif-3 karena tidak ada lagi kendala hukum. Akan tetapi, apabila di kemudian hari terjadi
perubahan atas status jalan propinsi yang
melintasi SM Bakiriang oleh Departemen Kehutanan yang memungkinkan untuk memanfaatkan sempadan jalan sebagai jalur pipa, maka PT Pertamina EP akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kemungkinan menetapkan alternatif-1 sebagai jalur pemasangan pipa penyalur gas dengan memenuhi semua persyaratan menurut peraturan perundangan yang berlaku.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-49
PT PERTAMINA EP -PPGM
6.3.2.2. Alternatif Lokasi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Alternatif calon lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ditetapkan di 2 lokasi yaitu di Desa Uso, Kecamatan Batui dan di Desa Padang, Kecamatan Kintom; keduanya terletak secara berdampingan. Secara umum kondisi lingkungan di kedua lokasi tersebut relatif hampir sama, baik ditinjau dari aspek gao-fisik-kimia, biologi, sosial dan kesehatan masyarakat. Kajian kelayakan lingkungan terhadap kedua calon lokasi kilang dan Pelabuhan Khusus adalah sebagai berikut. Tabel 6.9. Kajian Kelayakan Lingkungan terhadap Alternatif Lokasi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
No.
Parameter Lingkungan Terkena Dampak
Lokasi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Alternatif-1 Alternatif-2 (Uso, Batui) (Padang, Kintom) (–2) (–2)
1.
Kualitas udara
2.
Kebisingan
(–2)
(–2)
3.
Kualitas air laut
(–2)
(–2)
4.
Transportasi laut
(–2)
(–2)
5.
Vegetasi
(–3)
(–3)
6.
Satwa liar
(–2)
(–2)
7.
Biota air laut
(–1)
(–1)
8.
Kesempatan berusaha
(+2)
(+2)
9.
Pendapatan masyarakat
(+2)
(+2)
10.
Proses sosial
(–2)
(–2)
11.
Pelapisan social
(–2)
(–2)
12.
Sikap dan persepsi masyarakat
(–2)
(–2)
13.
Sanitasi lingkungan
(–2)
(–2)
14
Tingkat kesehatan masyarakat
(–2)
(–2)
Keterangan: –/+ = dampak negatif/positif Angka-angka menunjukkan besaran dampak: 1 = dampak kecil 2 = dampak sedang 3 = dampak besar
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-50
PT PERTAMINA EP -PPGM
Dari hasil kajian secara holistik terhadap berbagai dampak penting yang ditimbulkan dari berbagai kegiatan pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi maupun pasca operasi menunjukkan bahwa dari 2 alternatif calon lokasi tersebut tidak menunjukkan adanya beda nyata dari dampak yang muncul, baik besaran dampak maupun sifat penting dampak. Oleh karena itu penetapan calon lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di kedua lokasi mempunyai kelayakan lingkungan yang relatif sama. Selain itu ditinjau dari aspek ekonomi dan teknologi juga mempunyai kelayakan yang sama sehingga penetapan calon lokasi kilang LNG pada akhirnya lebih didasarkan pada aspek kestrategisan dan aksesibilitas calon lokasi yang dikaitkan dengan berbagai kemudahan dalam proses konstruksi maupun operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus.
ANDAL Proyek Pengembangan Matindok
VI-51