METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK)
AMDAL YANG BAIK antara lain harus :
a. komprehensif; b. fleksibel pemakaiannya ; c. Dapat menunjukkan dampak-dampak yang akan terjadi d. Obyektif
e. Dapat diterima ilmuwan & masyarakat f. Dapat menggambarkan besaran dari dampak
Cukup banyak metode dalam penyusunan AMDAL yang dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dalam analisis dampak lingkungan, yaitu : Fungsi identifikasi Fungsi prakiraan & pendugaan
Fungsi evaluasi
Setiap metode umumnya memiliki keistimewaan dalam salah satu fungsi tersebut tetapi kurang baik dalam fungsi yang lain.
Fungsi identifikasi dari metode ialah fungsi metode dalam membantu menentukan atau mengidentifikasi :
aktivitas-2 proyek yg dapat menimbulkan dampak komponen-2 lingkungan yang akan terkena dampak aliran dari dampak di antara komponen lingkungan
Fungsi pendugaan
dari metode adalah fungsi
metoda dalam menentukan perubahan kuantitatif yang meliputi dimensi waktu dan ruang yang akan terjadi. Fungsi evaluasi dari metode yaitu fungsi metode dalam membantu melakukan :
evaluasi secara terpadu dari kelompok-2 komponen dan secara keseluruhan dampak Dapat menunjukkan biaya dan keuntungan dari setiap dampak dan besarnya masyarakat yg akan terkenda dampak
Menurut Rau (1980), Warner & Bromley (1974) berdasarkan caranya dampak ditetapkan, metode AMDAL diklasifikasikan menjadi : a. Ad Hoc b. Penampalan (a.l Mc Harg) c. Daftar uji (checklist) - dengan uraian
- berskala - berskala dengan bobot (metode Battelle) d. Matriks - Leopold, Fisher & Davies, EQAM, Moore e. Bagan alir (network)
METODE ANDAL YANG TERKENAL Yang paling umum digunakan adalah metode yang dapat
menunjukkan/menggambarkan
fungsi
identifikasi, pendugaan dan evaluasi pada satu tampilan seperti pada metode Matriks. Pada
metode matriks, ditetapkan
interaksi
aktivitas proyek dengan komponen lingkungan
antara atau
dapat diketahui sebab-sebab yang terjadi dalam dampak Kelemahan
tidak dapat menunjukkan aliran dampak
atau hubungan antara komponen dengan komponen lingkungan
Di Indonesia umum digunakan metode Matriks yang telah dimodefikasi & kombinasi
Fungsi evaluasi dampak pada matriks
Menentukan dampak besar dan penting
Dampak komulatif
DIARTIKAN SEBAGAI METODE EVALUASI DAMPAK DISINI ADALAH BAGAIMANA MENENTUKAN APAKAH PERUBAHAN KUALITAS LINGKUNGAN DAMPAK KUANTITATIF) AKIBAT ADANYA
SUATU KEGIATAN TERSEBUT MERUPAKAN DAMPAK BESAR DAN PENTING
Bab. VII. Evaluasi dan Besar dan penting (PP 27 th 1999) a. Telaahan secara holistik atas beberapa komponen lingkungan hidup yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar b. Diartikan dengan bersifat holistik adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan hidup c. Beragam komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting ditelaah sebagai suatu kesatuan yang
saling
mempengaruhi
terkait
dan
saling
pengaruh
Metode Matriks
a. Metode matriks Leopold (1971) b. Matriks Fisher dan Davies (1973) c. Matriks Dampak dari Moore (1973)
Metode yang baik : metode yang memudahkan siapa saja untuk dengan cepat mengetahui dampak apa saja yang akan terjadi dan usaha apa yang harus dilakukan untuk mengatasi dampak itu Metode untuk menentukan BESARNYA perubahan kualitas lingkungan :
metode Matriks LEOPOLD
metode Matriks FISHER & DAVIES
PENENTUAN BESAR & PENTINGNYA DAMPAK Perubahan kualitas lingkungan
BUKAN DAMPAK BESAR DAN PENTING
DITINJAU DAMPAK SETIAP KOMPONEN KEGIATAN PADA SETIAP KOMPONEN LINGKUNGAN
LANSUNG DARI 6 KRITERIA BERDASARKAN PP 27/1999
Dengan Metode Fisher & Davies
DAMPAK BESAR DAN PENTING
Pada pasal 5 ayat (1) , PP No.27 th 1999 Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup antara lain : a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak b. Luas wilayah persebaran dampak; c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung d. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak e. Sifat kumulatif dampak; f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
Misal : untuk kegiatan “A” >> Modefikasi Metode Fisher & Davies Komp. Ling kungan
a
Jlh manusia
BP
Luas wila yah TBP
Intens. Banyak Dan nya Lamanya komp BP
TBP
Sifat Berbalik kumula & tif tidaknya TBP
TBP
b
c
Kesimpulan : ada SATU kriteria yang BP (besar dan penting) maka kesimpulan akhir untuk komponen lingkungan a tsb adalah besar dan penting (BP)
ATAU DI EVALUASI TERPISAH ANTARA BESAR DAN PENTINGNYA DAMPAK (metode Leopold)
BESARNYA DAMPAK
PENTINGNYA DAMPAK
BESAR DAN KECIL
PENTING TIDAK PENTING (ATAU SKALA 1 S/D 5)
(ATAU SKALA 1 S/D 5) (positip & negatip)
Dari data besarnya kualitas lingkungan
dari prakiraan dampak Ditentukan besarnya perubahan kualitas lingkungan Atau BESARNYA dampak HARUS DITENTUKAN TERLEBIH DAHULU DEFINISI DAMPAK BESAR PADA SETIAP KRITERIA
Dari data besarnya dampak
Ditentukan pentingnya dampak berdasarkan 6 kriteria dampak besar dan penting
HARUS DITENTUKAN TERLEBIH DAHULU DEFINISI DAMPAK PENTING PADA SETIAP KRITERIA
Menentukan besarnya perubahan kualitas lingkungan
Evaluasi : Dapat dilakukan untuk : - komulatif dari semua kegiatan untuk satu komponen lingkungan - Ditinjau per komponen komponen lingkungan
kegiatan
per
- Ditinjau dari satu komponen kegiatan untuk seluruh komponen lingkungan
METODE LEOPOLD
1. Membuat matriks antara aktivitas atau komponen kegiatan dan komponen lingkungan. 2. Data diperoleh dari tahap indentifikasi & pelingkupan
MATRIKS DASAR ATAU MATRIKS IDENTIFIKASI DARI LEOPOLD
Rona awal
Komponen kegiatan
Komponen Lingkungan Kuali Nilai Nilai %
skala
A
B
C
6
7
8
9
a
v
v
b
v
tas 1
2
D
Nilai
maks 3
4
5
10
11
Nilai % maks 12
Skala
13
v v
v
--
N
Disebut juga sebagai matriks dasar atau matriks identifikasi dampak dari Leopold
14
2. Setiap kotak dimana ada hubungan antara kegiatan dengan komponen lingkungan dibuat tanda diagonal
Rona awal
Komponen kegiatan
Komponen Lingkung Kuali Nilai Nilai % tas 1
2
a b --
N
skala
A
B
C
6
7
8
9
D
Nilai
maks 3
4
5
10
11
Nilai % maks 12
13
Skala 14
3. Langkah ketiga adalah memasukan
data
besar
perubahan
kualitas
lingkungan atau Magnitute, M pada sisi atas dan tingkat kepentingan atau Importance, I pada sisi bawah
Magnitute
M I
Importance
Skala pentingnya komponen lingkungan atau Importance, I : ditentukan lebih subyektif. Juga dibagi dalam 5 skala Skala 1 : tidak penting Skala 2 : kurang penting Skala 3 : penting
Skala 4 : lebih penting Skala 5 : sangat penting
Data magnitute atau perubahan kualitas lingkungan diperoleh pada tahap prakiraan dampak (metode formal) yang dikonversikan ke bentuk skala.
Sebagai dasar konversi dapat digunakan literatur, seperti pada Chafid Fandeli “ Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan Pemapanannya Dalam Pembangunan” Tabel 7.13 Skala M dan I : dimasukan ke data pada matriks
Standar skala kualitas lingkungan dapat digunakan 5 skala, yaitu : 1 = Sangat jelek 2 = Jelek 3 = Sedang 4 = Baik 5 = Sangat baik Contoh : Kadar debu di udara mg/M3
SKALA
1 > 0,26
2
3
0,2 – 0,25
4
5
0,13–0,19 0,06-0,12 < 0,05
dari literatur
Perubahan kualitas lingkungan = sesudah ada proyek – kualitas awal (dalam % atau skala) Konversi % ke skala 0
- 20 %
=
skala 1
21 - 40 %
=
skala 2
41 - 60 %
=
skala 3
61 - 80 %
=
skala 4
81 - 100 %
=
skala 5
Misal : pada kelompok komponen kegiatan : Komp. Lingkungan
Komponen kegiatan
1
a
b
A
B
C
D
7
8
9
10
1
1 4
3 4
2
4 3
5 E
A,B,C,D
: komponen kegiatan
a,b
: komponen lingkungan
3 5
5
Besarnya dampak dari berbgai kegiatan pada satu komponen lingkungan. Misal : kita
tinjau
dampak dari
seluruh
kegiatan terhadap komponen lingkungan a dengan kegiatan A,B,C dan D
Kondisi kualitas lingkungan setelah ada kegiatan : Nilai ( M x I ) = (1 x 4 ) + ( 1 x 4 ) + (3 x 4 ) = 20 (kolom 11) Jumlah skala maksimum, dimana baik M maupun I mempunyai skala maksimum = 5 Nilai maks (M x I ) mak = (5 x 5) + (5 x 5) + (5 x 5 ) = 75 (kolom 12) Prosen kondisi lingkungan = ( 20/75 ) x 100 % = 26,7 % ( kolom 13) Dalam skala = 26,7 % = skala 2
(kolom 14)
Atau Komp Lingkungan
Nilai
1
a
M I
b
M I
Nilai maksimum
%
Skala
11
12
13
14
20
75
27
2
53,4
3
40
75
Kolom 11 = (1x4) + (1x4) + (3x4) = 20
20/75 =
27 % Skala : 21 – 40 % skala 2 jadi pd kolom 14 = skala 2 Kolom 12 = (5x5) + (5x5) + (5x5) = 75
Begitu juga untuk menentukan skala rona lingkungan awal Misal : Komp Rona Lingkungan Lingkungan 1
a b
2
4
4 4 5
Nilai
Nilai maksimum
%
3
4
5
6
16
25
64
4
20
25
80
4
Skala
Skala perubahan kualitas lingkungan : kolom 14 -
kolom 6
komponen lingkungan a : 2 - 4 = - 2 komponen lingkungan b : 3 - 4 = - 1
Tabel 3. Contoh matriks Leopold (modefikasi) Komponen Lingkunga n
Rona Lingkungan
1
2
4 a b
4 4
N ilai
Nilai maksimum
Komponen Kegiatan %
Keadaan lingkungan setelah operasional Jlh Maks % Skala
Skala A
3
4
5
6
16
25
64
4
20
25
80
4
B 7
C 8
1
9
10
1 4
3 4
2
4 3
5
5
D
3 5
11
12
13
14
15
20
75
27
2
-2
40
75
3
-1
54
5
c d
Kolom (3) = M x I pd kolom (2)
;
Kolom (4) = nilai maks 5 x nilai maks 5
Kolom (5) = kolom (3) / (kolom (4) x 100 % ; Kolom (6) = pembagian skala dari % ke skala 1 s/d 5 Kolom (11) = jlh kolom (7) + (8) + (9) + (10) Kolom (15) = Kolom (14) – kolom (6)
Eva luasi
Tabel 4. Contoh matriks Leopold Komponen Lingkungan
Rona Lingkungan
1
a b
2
4 4 4
N ilai
Nilai maksimum
Komponen Kegiatan %
Keadaan lingkungan setelah operasional Jlh Maks % Skala
Skala A
3
4
5
6
16
25
64
4
20
25
80
4
B 7
C 8
1
9
10
1 4
11
3 4
2
4 3
5
5
D
3 5
12
Eva luasi
13
14
15
20
75
27
2
-2
40
75
54
3
-1
5
c d
Jlh nilai
Jlh maks
%
Skala
Selisih
36
14
50
50
72
4
25
15
25
27
50
60
150
40 4
2 -2 - 32 %
Komponen lingkungan (a) menerima dampak kegiatan dengan besar dampak skala - 2
Dievaluasi lagi untuk menentukan pentingnya dampak dari 6 kriteria sesuai PP No. 27 tahun 1999
Kesimpulan : komponen lingkungan a menerima dampak besar & penting misal dengan skala - 2 DIBAHAS SECARA HOLISTIK
ATAU : Besar dampak perubahan kualitas lingkungan ditinjau per kegiatan per komponen lingkungan
Misal : Kegiatan A dan komponen lingkungan a Perubahan kualitas lingkungan : Skala dari : { (M x I ) dari kegiatan A } - { ( M x I ) lingkungan awal }
Misal : pada kelompok komponen kegiatan : Komp. Lingkungan
Komponen kegiatan
1
a
b
A
B
C
D
7
8
9
10
1
1 4
3 4
4
2
3 5
E
Rona awal lingkungan a
3 5
5
16/25 64 %
4 4
SKALA = 4
Perubahan kualitas lingkungan dari - Komponen Lingkungan a sebagai akibat kegiatan A
1 4 Dalam skala
:
Skala maksimum :
1 x 4 =4
16 %
5 x 5 = 25
Skala = 1
Jadi perubahan kualitas lingkungan komponen lingkungan a akibat kegiatan A : Skala kini - skala rona ; 1 – 4 = - 3
Misal : pada kelompok komponen kegiatan : Komp. Lingkungan
Komponen kegiatan A
B
C
D
1
7
8
9
10
a
-3
-3
-1
b
E Ditinjau lagi untuk menentukan dampak besar dan penting dari 6 keriteria sesuai PP 27/1999
Kesimpulan : dampak besar & penting dengan skala besar dampak - 3
b. Metode FISHER & DAVIES Dengan cara yag hampir sama dengan Leopold, tetapi kolom tidak dibagi menjadi M dan I.
Kolom hanya diisi kualitas lingkungan (M) yang
datanya
diperoleh
dari
prakiraan
dampak (metode Formal & Non-formal)
1
Kualitas udara
2
100
A
B
C
D
E
3
4
5
6
7
8
3
-
4
3
-
10
9
% 10
Skala
Komponen kegiatan
Jumlah
Komp. Rona Lingkung Lingk an
Total maks
Matriks FISHER & DAVIES (modefikasi)
11
15 66,7 -2
Kolom 8 = kolom 3 + 5 + 6 = 3 + 4 + 3 = 10 Kolom 9 = Jumlah nilai maksimum tiap kolom di atas 5+5+5 = 15 Kolom 10 = % kualitas lingkungan atau (10/15) x 100 % = 66,7 % Kolom 11 = Perubahan kualitas lingkungan (kolom 10 – kolom 2) 66,7 % – 100 % = - 33,7 % atau dalam skala – 2
Saat dikenalkan pada tahun 1973, metode Fisher & Davies dengan karakteristik yang khas, yaitu terdiri dari tiga (3) matriks, yaitu : 1. Tahap pertama matriks evaluasi lingkungan ( Environmental baseline ) 2. Tahap kedua matriks dampak lingkungan ( Environmental compatibility matriks )
3. Tahap ketiga matriks keputusan ( Decision matriks )
Tabel 7. Matriks evaluasi dasar lingkungan Evaluasi Komp. Lingkungan
Biota 1. 2. Fiskim 1 2 Sosekbud 1 2
Skala kepentingan 1
2
3
Skala kepekaan terhadap pengelolaan
Skala keadaan sekarang 4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Biota 1 2
Fiskim 1 2
Sosekbud 1 2
DLL nya
Konstruksi
Perdagangan
Transportasi
Energi
Pertanian
Komponen Lingkungan
Proyek
Pabrik
Evaluasi
Pemukiman
Tabel 8. Matriks dampak lingkungan
Tabel 8. Matriks keputusan Alternatif Komp Lingkungan
Biota 1. 2. Fiskim 1. 2. Sosekbud 1. 2.
TANPA PROYEK
DENGAN PROYEK
Menentukan kriteria pentingnya dampak Dari PP No.27 th 1999 1. Jumlah manusia yg terkena dampak adalah : < 10 % = tidak penting dengan skala 1 11 – 20 % = cukup penting dengan skala 2 21 – 30 % = penting dengan skala 3 32 – 50 % = lebih penting dengan skala 4 > 50 %
= sangat penting dengan skala 5
2. Begitu juga untuk kriteria yang lain (halaman 10 & 11)
Skala tiap kriteria dimasukan, seperti : 1. Jlh manusia terkena dampak : sedang (3) 2. Lama dan itensitas
: singkat & ringan (2)
3. Luas sebaran dampak: sempit (2) 4. Sifat berbalik & tidaknya dampak : berbalik (2) 5. Komponen ling. lainnya : ada 2 komp. (3) 6. Sifat kumulatif dampak : tidak komulatif (1) Disini untuk menentukan apakah skala tsb termasuk dampak penting (P) atau tidak penting (TP), misal ditentukan : skala
3 : tidak penting (TP)
skala
3 : penting (P)
Atau kriteria yang diperoleh dalam bentuk kriteria P
dan TP :
1.
Jlh manusia terkena dampak (P)
2.
Lama dan intensitas dampak (TP)
3.
Luas sebaran dampak (P)
4.
Sifat berbalik & tidaknya dampak (TP)
5.
Komponen lingk lainnya (P)
6. Komulatip dampak ( TP) Kriteria P dan TP dapat dipindah ke bentuk matriks antara
6
lingkungan
kriteria
dengan
setiap
komponen
Komponen Lingkungam
Komponen Kegiatan
1
A
B
C
D
E
1
3
4
5
6
7
a
P
P
P
P
b c
TP
P
P
TP
P
TP
d
P
: penting,
TP : tidak penting
Evaluasi besar dan pentingnya dampak : (1). Dengan menyandingkan data dari 6 kriteria dengan data skala perubahan kualitas lingkungan setiap komponen
kegiatan pada
komponen lingkungan tertentu Bila matriks mengikuti model Leopold
Misal : Untuk komponen lingkungan a dan komponen kegiatan A. Dari matriks Fisher & Davies : kualitas lingkungan = 3 Kualitas lingkungan rona
: 100 % atau skala 5
Perubahan kualitas lingkungan = 3 – 5 = - 2 Skala penting dampak diketahui = 3 (P)
Jadi pada kolom a – A : -2 3 (P)
Dan seterusnya untuk komponen kegiatan lainnya
Tabel : Matriks evaluasi dampak Komponen kegiatan
Komponen
Lingkungan 1
A
B
C
D
E
2
3
4
5
6
-3/4
-3/5
Kualitas udara
-2 /3
-1/3
Kualitas air
- 3/5
-2/4
Flora
-1/3
-2 / 3
-1/3
dst
Pada kolom (2) mempunyai dampak besar & penting pada komponen lingkungan shg harus dikelola & dipantau
Tabel : Matriks evaluasi dampak Komponen kegiatan
Komponen
Lingkungan 1
A
B
C
D
E
2
3
4
5
6
Kualitas udara
-2 /P
-1/P
Kualitas air
- 3/P
-2/P
Flora
-1/P
-2 /P
-3/P
-3/P
-1/P
dst
Misal : Pada kolom (2) mempunyai dampak besar & penting pada komponen lingkungan shg harus dikelola & dipantau
2). Dievaluasi dari data Fisher & Davies atau dari Leopold dan dilihat dari jumlah skala P dan TP dari 6 kriteria dampak. Bila P 1 dan skala perubahan kualitas ling. = - 1
Besar dan penting (salah satu komponen lingkungan jumlah manusia yg terkena dampak) Bila P 1 dan skala perubahan kualitas ling. - 2
Besar dan penting Bila P 3 dan skala perubahan kualitas ling. = - 1
Besar dan penting Diluar ketentuan ini bukan dampak besar dan penting
Komponen lingkungan yang mendapat dampak besar dan penting merupakan komponen lingkungan yg perlu dikelola Di uraikan dalam bentuk narasi keterkaitan satu komponen lingkungan dengan komponen lingkungan lainnya Akan lebih baik bila dilampiri suatu bagan alir kegiatan dan komponen lingkungan yang diisi dengan data + atau – serta dampak P atau TP
Atau : menentukan skala besarnya perubahan kualitas lingkungan ( positip atau negatip) Menentukan pentingnya & tidak pentingnya dampak (P dan TP) Disatukan pada matrik model Leopold
Air Imbibisi
TEBU St. Giling
Ampas Tebu Ca(OH)2
NIRA MENTAH
SO2 TIMBANGAN NIRA
St Pemurnian
Pemanas I
Pemanas II Defakator
Blotong
Sulfitator
Pemanas III
Pengendap
Nira Kotor
Nira Tapis Nira Kental
St Penguapan
Masakan A
Masakan C
Penguapan
Sulfitator Masakan D
St Masakan
Tetes Pendingin
St Puteran
Puteran A1
Puteran C
Puteran D1
Puteran D2 Mixer
Puteran AII
Mixer
Gula
AIR
Leburan D
Prakiraan dampak : a. Kualitas udara ambien - masuknya partikel (jelaga) ke lingkungan udara ambien - kebisingan b. Kualitas air permukaan - air limbah cucian, dll
- air jatuhan (non-polutan) c. Limbah padat - blotong - abu ketel dan kertas saring dari laboratorium
d. Kecemburuan sosial - rekruitment tenaga kerja e Peningkatan pendapatan - tenaga kerja - peluang kerja f
Kesehatan masyarakat - kualitas udara ambien & air
g Keresahan & persepsi masyarakat - dampak fisik – kimia - dampak sosekbud - hubungan PG dengan masyarakat
Skala kualitas fisik-kimia udara ambient
Baku Mutu Udara Ambient Pb 0.06 mg/m3 SO2 0.10 ppm NO2 0.05 ppm CO 20.0 ppm Partikel 0,26 mg/m3
Evaluasi skala
Sebelah barat (1)
Sebelah timur (2)
Sebelah selatan (3)
Kadar
Skala
Kadar
Skala
Kadar
Skala
0 0.005 0.004 < 0.1 0.179
5 5 5 5 3
<0.0001 <0.004 0.003 < 0.10 0.407
5 5 5 5 1
0.0017 0.0278 0.4320 0.1791
5 3 5 3
3
1
3
Dengan kualitas rona awal = sangat baik (skala 5) , maka perubahan kualitas udara ambient di : Titik (1) = - 2 Titik (2) = - 4 Titik (3) = - 2
Kegiatan ketel uap membawa perubahan kualitas lingkungan (besar dampak) = - 4
Contoh : Skala pentingnya dampak pada kualitas udara ambient o Jumlah manusia yang terkena dampak. Masyarakat sekitar PG Semboro yang terkena dampak 21 – 30 % dari masyarakat sekitar PG atau skala pentingnya dampak 3 ( P) o Luas penyebaran dampak gas buang dari cerobong sangat dipengaruhi antara lain oleh kecepatan angin sehingga luas penyebaran dampak cukup luas ( > 1 km ) atau skala pentingnya dampak 4 (P) o Intensitas dan lamanya kegiatan di stasiun ketel uap / turbin berlangsung selama PG Semboro beroperasi sehingga tergolong sangat panjang dan berat atau skala 5 ( P ) o Sifat kumulatif dampak. Parameter partikel bersifat kumulatif di lingkungan dan terjadi dengan cepat / singkat atau skala pentingnya dampak 4 ( P ) o Berbalik dan tidak berbaliknya dampak. Dampak gas buang dari ketel uap akan berhenti apabila proses operasi berhenti atau dampak gas buang cepat berbalik ke keadaan semula. Skala pentingnya dampak dapat diklasifikasikan berbalik cepat (skala 2 ,TP) o
Banyaknya komponen lain yang terkena dampak . Dampak gas buang bukan hanya menurunkan kualitas udara ambien di sekitar PG tetapi akan berlanjut pada kesehatan masyarakat maupun kenyamanan lingkungan atau dampak yang terjadi lebih dari 2 komponen lingkungan, Skala pentingnya dampak gas buang dari stasiun ketel uap dengan kriteria sedang skala 3 (P)
Dengan demikian dampak gas buang dari cerobong ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai – 4 / 5 P atau dampak negatip besar dan penting
TEBU
P A
Udara ambient
Angkutan
Kes. masyarakat St.Gilingan
St ketel
Water scrubber
B R I
IPAL Nira mentah
Air permukaan & air tanah Biota air
TPA
Kesejahteraan masy St Pemurnian
Keamanan di TPA
K St Penguapan
Keresahan Persepsi masy
Kondensor Pond
G
St Putaran
U
St Penyelesaian
L A
Tetes
Kes. Masy GULA Pendapatan masy
Tenaga kerja Laboratorium Pemeliharaan
Kertas saring Pelumas bekas
Bahan B3 Bahan B3
Ling. Air & tanah
Terima kasih dan mudahan ada manfaatnya bagi kita semua