PT PERTAMINA EP -PPGM
5
BabPRAKIRAAN DAMPAK PENTING 5.1.
PRAKIRAAN DAMPAK PADA KEGIATAN HULU
5.1.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia 5.1.1.1. Kualitas Udara A. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material diprakirakan negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) = 4 dan pada saat ada kegiatan mobilisasi peralatan dan material, kualitas lingkungan udara = 2. Angka kualitas lingkungan udara = 2 diperoleh berdasarkan : Kegiatan mobilisasi peralatan dan material meliputi pengangkutan peralatan dan bahan bangunan. Peralatan berat yang akan digunakan untuk pembangunan bangunan utama dan penunjang antara lain backhoe , traktor, truk, trailer , bis, dan lain-lain. Kualitas udara ambien akan menurun antara lain karena meningkatnya kandungan beberapa parameter udara seperti SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon (berasal dari emisi gas buang beberapa kendaraan berat yang beroperasi) serta peningkatan kadar debu
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-1
PT PERTAMINA EP -PPGM
akibat mondar-mandirnya kendaraan pada jalan maupun lahan terbuka. Kegiatan ini akan berlangsung sementara dengan frekuensi mobilitas sedang, sehingga dampak diklasifikasikan sebagai dampak negatif sedang (-2). Angka ini diperoleh berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dari Kep.Ka. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 diprakirakan antara 200 – 299, yang berarti apabila salah satu dari parameter kualitas udara ambien tersebut masuk pada indeks 200 – 299, berarti kualitas lingkungan = 2 (jelek). Tabel 5.1. Konversi ISPU Menjadi Skala Kualitas Lingkungan ISPU
Kategori
Skala Kualitas Lingkungan 5
Kategori
< 50
Baik
Sangat baik
51 – 100
Sedang
4
Baik
101 – 199
Tidak sehat
3
Sedang
200 – 299
Sangat tidak sehat
2
Jelek
>300
berbahaya
1
Sangat jelek
Derajat kepentingan dampak kualitas udara diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Mobilitas peralatan dan material akan mempunyai dampak negatif pada manusia, khususnya bagi penduduk di sepanjang jalur mobilisasi. Rata-rata permukiman penduduk berada di sepanjang jalur mobilisasi sehingga diprakirakan cukup banyak warga masyarakat yang terkena dampak kegiatan ini. Oleh karena itu kriteria ini penting (P). b) Luas wilayah penyebaran dampak Kegiatan pengangkutan alat dan bahan serta tenaga kerja untuk pengembangan lapangan akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke lokasi rencana kegiatan pemipaan dan fasilitas produksi gas serta LNG. Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat dan material yang sangat banyak yang diangkut dengan kendaraan berbadan besar dengan wilayah yang akan terkena dampak cukup luas. Oleh karena wilayah penyebaran dampak luas, maka kriteria ini penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-2
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Jumlah kendaraan yang akan mondar mandir dan mobilitas kendaraan serta alat berat cukup banyak namun bersifat sementara. Oleh karena itu, kriteria dampak ini menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah penduduk sekitar jalur mobilisasi, flora dan fauna darat serta laut. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara
tidak
akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan selesai, kondisi akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
2. Pembukaan dan pematangan lahan Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pematangan lahan diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) = 4 dan pada saat ada kegiatan pematangan lahan, kualitas lingkungan udara diprakirakan = 3. Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh berdasarkan : Kegiatan pematangan lahan meliputi pengurugan dengan batuan keras dan tanah di beberapa tempat yang perlu diurug sebagai tempat pondasi bangunan gedung. Peralatan yang akan digunakan untuk pengurugan, antara lain backhoe, traktor, truk,
bull dozer, dump truck, dan lain-lain, sehingga sangat potensial munculnya peningkatan kadar debu. Kualitas udara ambien akan menurun antara lain karena meningkatnya kandungan PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara sebagai akibat pengurugan). Kegiatan ini akan berlangsung sementara dan dampak terlokalisir di dalam lokasi proyek, sehingga kualitas udara diklasifikasikan dalam kondisi sedang. Indeks Standar Pencemar Udara saat ada kegiatan ini berdasarkan perhitungan diprakirakan antara 101 – 199 yang berarti kondisi lingkungan sedang (skala 3). (berdasarkan perhitungan ISPU Kep.Ka. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997). Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-3
PT PERTAMINA EP -PPGM
Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pembukaan dan pematangan lahan menyebabkan penurunan kualitas udara terutama meningkatnya kandungan debu dan PM10 karena debu akan terbawa angin di sekitar lokasi kegiatan. Jumlah manusia yang akan terkena dampak kecil hanya yang berada di lokasi kegiatan karena lokasinya telah terlokalisir, maka kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas namun lokasi telah terlokalisir. Kriteria ini termasuk tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya relatif kecil. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna darat di areal pematangan lahan yang cukup luas tersebut. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak bersifat kumulatif, karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tergolong tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
3. Konstruksi BS dan GPF Kegiatan konstruksi BS dan GPF meliputi pembangunan fondasi struktur dan perlengkapan fasilitas produksi dan persiapan pemboran serta pendirian bangunanbangunan dan pemasangan perlengkapannya. Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan konstruksi BS dan GPF adalah negatif sedang (-2). Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal baik (skala 4)
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-4
PT PERTAMINA EP -PPGM
dengan prakiraan kondisi kualitas udara saat kegiatan berlangsung adalah skala 2. Dasar pertimbangan skala lingkungan skala 2 diuraikan sebagai berikut :
Luasan kegiatan konstruksi BS (3 lokasi) cukup luas, yaitu 45 Ha. Kualitas udara ambien diprakirakan akan mengalami penurunan antara lain karena meningkatnya kandungan seperti: PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara ambien), SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon karena emisi gas buang beberapa kendaraan berat).
Diprakirakan ISPU dengan adanya kegiatan ini berkisar antara 200 – 299, yang berarti kondisi lingkungan jelek (skala 2) Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi BS dan GPF ini dampak tidak mengenai manusia dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan konstruksi 3 BS menempati areal yang luas sekitar 45 Ha, tetapi telah terlokalisir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan konstruksi kompleks BS dan GPF akan dirasakan oleh manusia dan makhluk
hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi.
Oleh
karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-5
PT PERTAMINA EP -PPGM
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara normal Kegiatan pemasangan pipa diprakirakan akan menurunkan kualitas udara. Dampak yang terjadi pada kegiatan ini adalah negatif kecil (-1). Angka ini merupakan silisih antara rona awal 4 dengan kondisi udara saat kegiatan berlangsung. Dasar pertimbangannya adalah:
Kualitas udara ambien akan berkurang antara lain karena meningkatnya kandungan beberapa parameter, terutama PM10 (bertambahnya kandungan debu di udara karena proses galian dan penimbunan tanah di sekitar galian). Selain itu juga disebabkan meningkatnya kandungan SO 2, CO, NO2 , dan hidrokarbon yang disebabkan karena emisi gas buang kendaraan berat yang digunakan untuk aktivitas penggalian dan pemasangan pipa.
Indeks Standar Pencemara Udara pada saat kegiatan berdasarkan perhitungan diprakirakan antara 101 – 199, yang berarti skala kualitas lingkungan = 3 (sedang). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan awal yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. Berikut diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif sekitar 35 km c)
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna
di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-6
PT PERTAMINA EP -PPGM
5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara
Horisontal Directional Drilling Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Horisontal Directional Drilling diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas, kualitas lingkungan udara menjadi sedang (skala 3). Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh karena meningkatnya kadar debu akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkan penurunan kualitas udara secara lokal.Indeks standar pencemar udara saat ada kegiatan ini berdasar perhitungan diprakirakan antara 100 – 199 (berdasar perhitungan ISPU, Kep. Ka.BAPEDAL No. 107 Tahun 1997). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif sekitar 35 km c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna
di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-7
PT PERTAMINA EP -PPGM
6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar Pantai SM Bakiriang Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar pantai SM Bakiriang diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas, kualitas lingkungan udara menjadi sedang (skala 3). Angka kualitas lingkungan udara = 3 diperoleh karena meningkatnya kadar debu akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Gas buang dari Mesin Diesel
dan
generator pembangkit listrik menyebabkan penurunan kualitas udara secara lokal. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada saat kegiatan diprakirakan antara 101-199 yang berarti kondisi lingkungan adalah sedang (skala 3). Dengan demikian kondisi lingkungan yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan mengalami penurunan menjadi kondisi lingkungan sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas nelayan di pantai namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena lebar lahan yang dikenai jalur pipa sekitar 8 m dengan panjang kumulatif lebih dari 35 km c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna
di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-8
PT PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi 1. Pemboran sumur pengembangan Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan pengoperasian pembangkit utama dan pelengkapnya adalah negatif sedang
(-2).
Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal (skala 4) dengan skala kualitas udara saat kegiatan berlangsung (2). Kualitas udara ambien diprakirakan akan mengalami penurunan antara lain karena meningkatnya kandungan seperti: SO2 , CO dan NO2 . Diprakirakan saat ada kegiatan ini ISPU berkisar antara 200-299 yang berarti kondisi kualitas lingkungan jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi kondisi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 (sesuai Tabel 5.1). Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan pemboran sumur pengembangan ini dampak tidak mengenai manusia dalam jumlah yang banyak, hal ini dikarenakan lokasi sumur berada di dalam hutan yang jauh dari pemukiman. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan pemboran sumur pengembangan berlangsung di lokasi pemboran yang sudah terlokalisir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan selama operasi pemboran berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak hanya fauna di sekitar lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pemboran sumur pengembangan selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-9
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Operasional fasilitas produksi gas (BS dan GPF) Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan operasional produksi di GPF diprakirakan negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan operasional produksi di GPF, kualitas lingkungan udara menjadi jelek (skala 2). Angka 2 diperoleh berdasarkan : Limbah yang mengandung gas dari emisi penggerak turbin, penggerak mesin dan
flare stack akan menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitarnya. Emisi dapat meningkat secara signifikan selama operasi tidak normal, namun jangka waktunya pendek. Indeks Standar Pencemar Udara pada saat kegiatan berlangsung diprakirakan antara 200 – 299 yang berarti skala kualitas jelek (2). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan udara awal yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan turun menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 (sesuai Tabel 5.1). Berdasarkan hasil pemodelan dengan tinggi stack 20 m konsentrasi maksimum penyebaran emisi terjadi pada jarak 1665 m dengan konsentrasi SO2 = 3
3
3
0,00929 gr/m , NOx = 2,66gr/m , dan CO = 0,3755 gr/m . Dari hasil pemodelan kondisi konsentrasi tersebut jauh berada di bawah baku mutu. Selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-faktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap operasional produksi di GPF dihasilkan limbah yang mengandung gas dari emisi limbah dari penggerak turbin, penggerak mesin dan flare stack akan menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitarnya dan berdampak terhadap manusia baik pekerja di GPF maupun penduduk sekitar operasional GPF.
Oleh
karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena dampak kegiatan operasioanal produksi di GPF dapat tersebar pada areal yang cukup luas dengan radius ± 2 km. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan oleh selama operasioanal produksi di GPF berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-10
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah hanyalah flora dan fauna disekitar lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kualitas udara. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan jelek (skala 2) akan mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199 (sesuai Tabel 5.1), sehingga besaran dampak menjadi positif kecil (+1). Berikut ini dijelaskan tentng derajat kepentingan dampk lingkungan kualitas udar akibat penghentian operasi gas. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi gas akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di pabrik. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas tetapi sudah terlokalisir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan kualitas udara akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna di sekitar lokasi operasi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-11
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
5.1.1.2. Kebisingan A. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki atau bunyi pada tempat dan waktu yang salah (Canter dan Hill, 1979). Ada tiga jenis kebisingan, yaitu (1) sesaat pada suatu waktu, (2) sering pada beberapa tempat dan (3) terus menerus pada beberapa tempat. Skala kualitas lingkungan kebisingan menurut Canter dan Hill, 1979 adalah sebagai berikut. Tabel 5.2. Skala Kualitas Lingkungan Kebisingan Skala Kualitas Lingkungan Sangat baik (5)
(1) < 60
Tingkat Kebisingan dB(A) (2) (3) < 55 < 52
Baik (4)
60 – 70
55 – 63
52 – 59
Sedang (3)
70 – 80
63 – 71
59 – 64
Jelek (2)
80 – 90
71 – 82
64 – 77
> 90
> 82
> 77
Sangat jelek (1) Keterangan :
(1) sesaat pada suatu waktu (2) sering pada beberapa tempat (3) terus menerus pada beberapa tempat
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material meliputi pemindahan peralatan ke dan dari lokasi proyek, pengangkutan bahan bangunan, dll. Peningkatan lalu lintas kendaraan berat berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek, dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material diprakirakan negatif kecil (-1).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-12
PT PERTAMINA EP -PPGM
Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan yaitu sedang (skala 3) dengan jenis kebisingan sering pada beberapa tempat. Prakiraan 3 berdasarkan : Kegiatan
ini
meliputi
pengangkutan
pemindahan
peralatan
ke
lokasi
proyek,
pengangkutan bahan bangunan. Prakiraan kebisingan ini adalah 90 dB(A), namun pemukiman terletak ± 25 meter dari jalan sehingga kebisingan yang diterima adalah 67 dB(A), nilai tersebut adalah berada di skala kualitas lingkungan 3. (perhitungan ada pada Lampiran 12). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 db(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan 67 dB(A). (sesuai Tabel 5.2) Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Mobilitas peralatan dan material mempunyai dampak meningkatkan kebisingan. Tingkat kebisingan pada jalur mobilisasi alat berat sekitar 80 – 100 dB(A). Menurut Owen (1995) kebisingan dump truck 100 dB(A). Apabila digunakan perhitungan line
source noise,
tingkat kebisingan akan turun secara logaritmis.
Oleh karena itu
kriteria ini tidak penting (TP). b) Luas wilayah penyebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas meliputi desa-desa yang dilalui oleh mobilitas peralatan berat dan material ini. Oleh karena wilayah penyebaran dampak luas, maka kriteria ini penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Jumlah kendaraan yang akan mondar mandir dan mobilitas kendaraan serta alat berat cukup banyak namun bersifat sementara. Oleh karena itu, kriteria dampak ini menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak selain manusia adalah fauna darat. Oleh karena itu kriteria ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan terakumulasi karena tidak ada faktor yang menyebabkan terjadinya biomagnifikasi. Oleh karena itu kategori dampak tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan selesai, kondisi akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-13
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Pembukaan dan pematangan lahan Kegiatan pemukaan pematangan lahan meliputi pekerjaan penggalian, penimbunan, perataan lahan untuk lokasi BS dan jalur pipa. Karena lokasi BS berada sekitar ± 25 m dari permukiman, maka tidak akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan. Dampak yang terjadi adalah dari pemukaan dan pematangan lahan untuk lokasi pipa (trunkline pipe) yang berjarak 60 km dengan lebar 20 m atau seluas 120 ha dan akan melewati pemukiman dengan jarak terdekat ± 25 m.
Kondisi lingkungan
diprakirakan akan menurun dari kondisi baik (skala 4) menjadi sedang (skala 3), sehingga besaran dampak yang ditimbulkan adalah negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari prakiraan kebisingan yang ditimbulkan sekitar 85 db(A) dan dampak yang diterima di pemukiman terdekat sekitar 62 dB(A), angka ini berada di skala 3 (sedang) (hasil perhitungan terlampir). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan turun menjadi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan sebesar 62 dB(A) (sesuai Tabel 5.2). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Pembukaan dan pematangan lahan akan menyebabkan peningkatan kebisingan di sekitar lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan akan melewati beberapa area pemukiman sehingga dampak yang ditimbulkan adalah kriteria penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak hanya di sekitar sepanjang jalur pipa
(trunkline). Dengan demikian kriteria ini termasuk tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan intensitasnya kecil dan dampak akan berlangsung sementara.
Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting
(TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak hanya fauna darat di areal pemukaan lahan tersebut. Oleh karena itu kriteria dampak ini tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tingkat kebisingan tidak akan menyebabkan syaraf manusia terkena dampak (tingkat kebisingan di area pematangan lahan tapak proyek sekitar 50 – 60 dB(A) tetapi tidak terus menerus. Akan terakumulasi apabila > 85 dB(A) terus menerus selama 8 jam. Maka tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-14
PT PERTAMINA EP -PPGM
f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
3. Kegiatan konstruksi BS dan GPF Kegiatan konstruksi BS dan GPF akan berlangsung sementara, diprakirakan akan meningkatkan kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya. Tingkat kebisingan yang diprakirakan timbul berkisar 61 dB(A). Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 61 dB(A). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi GPF dan BS ini, jumlah manusia yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi, penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan konstruksi GPF dan BS menempati areal yang luas. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kebisingan kegiatan konstruksi GPF dan BS akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi.
Oleh
karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna serta biota di areal konstruksi GPF dan BS. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-15
PT PERTAMINA EP -PPGM
4. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara normal Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Normal Drilling berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas kebisingan sesaat akan menjadi sekitar 70 dB(A). Angka tersebut termasuk skala kualitas lingkungan 3. Hasil perhitungan terlampir. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) akan mengalami penurunan kondisi menjadi sedang (skala 3) yang peningkatan kebisingan menjadi 70 dB(A). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena cukup luas sekitar 60 km. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna
di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-16
PT PERTAMINA EP -PPGM
5. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara
Horisontal Directional Drilling Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara Horizontal
Directional Drilling berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur. Perkiraan peningkatan kebisingan adalah sekitar 70 dB(A), angka tersebut berada di skala kualitas lingkugnan 3. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) mengalami penurunan menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 70 dB(A). Hasil perhitungan terlampir. Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di sekitar SM Bakiriang namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), pipa menggunakan
Horisontal Directional Drilling sehingga luas persebaran dampak kecil. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna
di
sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-17
PT PERTAMINA EP -PPGM
6. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar Pantai SM Bakiriang Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar SM Bakiriang secara sejajar pantai SM Bakiriang berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar daerah proyek akibat aktivitas penggelaran, penurunan dan penanaman pipa. Dampak ini berlangsung sementara, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan ini diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan pemasangan pipa penyalur gas = 3. Peningkatan kebisingan diprakirakan sekitar 70 dB(A), angka tersebut berada pada skala kualitas lingkungan 3. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) mengalami penurunan menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 70 dB(A). Hasil perhitungan terlampir. Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas nelayan di pantai namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena cukup luas sekitar 137 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna terutama terumbu karang di sepanjang jalur pemasangan pipa penyalur gas. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisigan yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-18
PT PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi 1. Operasi produksi di GPF Kegiatan operasi produksi di GPF menggunakan peralatan utama, seperti kompresor, genset dan pompa-pompa menggunakan mesin berbahan bakar gas berpotensi meningkatkan kebisingan ke sekitar area produksi, dampak ini
berlangsung selama
operasi produksi, sehingga besaran dampak pada kebisingan akibat kegiatan operasi produksi di GPF diprakirakan negatif kecil (-1). Angka ini berasal dari pengurangan skala kualitas lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) terhadap prakiraan skala kualitas lingkungan pada saat ada kegiatan operasi produksi GPF = 3. Peningkatan kebisingan diprakirakan sekitar 65,04 dB(A), angka ini berada pada skala kualitas lingkungan 3. Dengan demikian peningkatan kebisingan yang semula 55 dB(A) yang berarti kondisi baik (skala 4) menjadi kondisi sedang (skala 3) dengan peningkatan kebisingan menjadi 65,04 dB(A). Hasil perhitungan terlampir. Kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Kebisingan pada tahap operasional produksi di GPF dari peralatan utama, seperti kompresor, genset dan pompa-pompa menggunakan mesin berbahan bakar gas, dan lain-lain terhadap hanya berdampak pada pekerja di GPF. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan operasioanal produksi di GPF berlangsung di lokasi yang sudah terlokalisir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan akan dirasakan oleh selama operasioanal produksi di GPF berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah hanyalah flora dan fauna di sekitar lokasi operasional GPF. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-19
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kebisingan. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan sedang (skala 3) akan mengalami perubahan kembali menjadi baik (skala 4), sehingga besaran dampak positif sedang (+1). Angka ini berasal dari kondisi saat operasi adalah 65,04 dB(A) kondisi sedang (skala 3), menjadi seperti kondisi semula 55 dB(A) yaitu baik (skala 4). Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Kegiatan penghentian operasi gas akan berdampak positif terhadap pemukiman sekitar. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan tingkat kebisingan akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi operasi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-20
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.1.3. Erosi Tanah A. Tahap Konstruksi 1. Pembukaan dan pematangan lahan Kegiatan Pembukaan Lahan dan Penyiapan lahan diprakriakan akan berdampak pada peningkatan erosi permukaan. Erosi akan terjadi karena vegetasi penutup lahan hilang dan pengelupasan tanah oleh kegiatan pembukaan lahan dan penyiapan lahan untuk pemboran sumur, pembangunan fasilitas produksi gas dan gas cair serta dan untuk jalur pipa. Kemudian di lokasi yang sama kegiatan pembangunan fasilitas produksi gas dan gas cair serta kegiatan pemasangan akan menambah resiko terjadinya erosi. Tingkat erosinya sendiri dipengaruhi oleh lima faktor penyebab erosi antara lain kepekaan tanah dan hujan. Tetesan hujan menghantam (impact) dan melepaskan agregat tanah sehingga
terjadi peningkatan aliran permukaan dan proses erosi. Kondisi seperti ini
akan berlangsung terus selama permukaan lahan yang terbuka tersebut kembali tertutup dengan bangunan-bangunan atau vegetasi. Hasil perhitungan erosi saat rona awal masing-masing daerah dengan berbeda penutup lahan telah dijelaskan pada Bab III. Dengan melihat kondisi erosi di tempat-tempat yang penggunaan lahannya untuk perladangan seperti di Sukamaju mempunyai tingkat erosi sangat tinggi (10.074,17 ton/ha/tahun) dengan skala kualitas lingkungan jelek (skala 2). Daerah semak seperti di daerah Minahaki dengan besarnya tanah yang tererosi sekitar 3.872, 18 ton/ha/tahun) dengan skala kualitas lingkungan sedang (skala 3) dan pada daerah dengan penggunaan lahan hutan seperti di wilayah Maleorejo mempunyai tingkat erosi yang kecil yakni sekitar 11,47 ton/ha/tahun, dengan skala kualitas lingkungan sedang (skala 3). Untuk kepentingan pengelolaan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan pengembangan gas matindok maka yang harus diperhatikan oleh pemrakarsa adalah ladang-ladang gas yang berada di wilayah dengan erosi yang sangat rendah, karena harus bnar-benar mengelola setempat mungkin agar supaya tidak terjadi peningkatan erosi seperti di kedua daerah lainnya tersebut. Oleh karena itu apabila terjadi pembukaan dan pematangan lahan maka faktor C (crop) akan berubah total menjadi lahan terbuka tanpa penutup lahan (bare land) dengn nilai C mendekat 0,9. Dengan demikian diperkkarakan besarnya erosi akan menjadi sekitar 9 kali lebih besar di daerah hutan, atau tiga kali lebih besar didaerah semak, sehingga kualitas lingkungannya menjadi sangat buruk (skala 1). Dengan demikian besaran dampak yang terjadi adalah negatif sedang (-2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-21
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak erosi akibat pembukaan lahan tersebut baik terhadap proyek, dampak lokal dan regional, maka mendasarkan pada 6 (enam) kriteria penentu tingkat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak akibat adanya erosi tanah diprakirakan adalah cukup banyak, mengingat rencana pemboran untuk setiap lokasi pemboran 2
membutuhkan lahan sekitar 100 x 100 m . dengan jumlah pemilik atau penggarap kurang lebih 5-10 orang per lokasi. Sebagian besar lahan berupa lahan lahan berbukit hingga topografi berombak dan
bergelombang dengan penutup lahan
hutan, semak dan ladang. Ditempat lokasi pemboran akan diratakan dan dipadatkan, sehingga meskipun terjadi erosi hanya pada lahan rencana lokasi pemboran seluas 17 ha (17 sumur pengembangan) tersebut. Lokasi-lokasi sumur tersebut pada kenyataan jauh dari permukiman penduduk, sehingga cukup banyak dari aspek manusia terkena dampak akibat erosi. Dengen petimbangan tersebut maka sifat tingkat kepentingan dampak ditinjau dari manusia terkena dampak adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Dilihat dari luas wilayah persebaran dampak, dampak akibat kegiatan ini bersifat 2
penting (P) karena dampak terjadi dalam luasan 100 x 100 m per sumur. Jumlah sumur pengembangan sebanyak 18 buah di 5 lapangan gas yaitu Donggi, Maleo Raja, Matindok,Minahaki dan Sukamaju. Rencana pengembangan pemboran yang akan dilakukan wilayah operasional lapangan gas tersebut sebanyak 18 buah, dengan luas lahan sekitar 18 ha secara kumulatif luas wilayah persebaran dampaknya cukup luas dan masuk katergori penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dengan dilakukannya pemadatan tanah pada rencana lokasi pemboran
yang
memenuhi standard untuk pemasangan alat-alat pemboran kejadian erosi ini akan kurang intensif dan kemungkinan akan terhenti akibat operaional produksi gas nanti. Dengan demikian, bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Dengan terjadinya erosi ini tanah tidak dapat berfungsi dalam waktu yang lama sebagai lahan sawah tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan. Akan terdapat banyak komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya erosi tanah, seperti hidrologi, komponen biologi (vegetasi dan zat renik tanah), kesuburan tanah, dan sosial ekonomi masyarakat, sehingga bobot dampaknya adalah penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-22
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari kegiatan ini terhadap erosi tanah, tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian, bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan terhadap erosi tanah pada dasarnya dapat diperbaiki untuk mencegah terjadinya erosi lebih lanjut atau tanah dapat berbalik ke keadaan semula. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka bobot dampak adalah tidak penting (TP).
5.1.1.4. Sistem Drainase dan Irigasi A. Tahap Konstruksi 1. Pemasangan pipa dan penyaluran gas Lebih dari 7 (tujuh) sungai besar yang bermuara diperairan laut Selat Peleng di kabupaten bangai yang nantinya akan terpotong oleh kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (transmision line) dari Donggi ke Kintom. Sungai tersebut bermata air di daerah pegunungan/perbukitan yang berada diseblah timur Kabupaten Bvanggai dan mengalir dengan pola aliran secara general parlel dan masing-masing sungai mempunyai pola dendritik. Perubahan dari daerah pegunungan/perbukitan ada yang agak halus, tetapi ada juga yang tegas dari miring kedatar. Di daearh hilir sebagian besar air sungai dipergunakan sebagai air irigasi pada kawasan Toili Hilir, atui Hilir, dan Luwuk. Sungai-sungai beserta debitnya cukup besar, seperti misalnya S. Singkoyo (64 m3 /detik), S. Mantahang (41 m 3/detik), S. Toili (40 m3/detik), S. Batui (85,2 m 3 /detik), 3
3
3
S. Simorang (24 m /detik), S. Mendono (60 m /detik) dan S. Tangkiang (60 m /detik) dan sawah irigasi 8.895,36 Ha (BAPPEDA Kab. Banggai, 2006). Kondisi saluran baik alur sungai maupun irigasi saat ini cukup baik, sehingga ditinjau dari segi fungsi irigasi adalah baik (skala 4). Dengan adanya kegiatan pemasangan pipa gas maka fungsi irigasi dan drainase untuk sementara berkurang sehinga kuantitasnya akan berkurang akibat tidak lancarnya debit aliran karena terganggu pemasangan pipa dan diperkirakan 3
menjadi sekitar 10-15 m /detik, dan skala kualitas lingkungannya menjadi buruk (skala 2). Dengan demikian besaran dampak yang terjadi adalah sedang dengan skala -2 (negatif 2). Derajat kepentingan dampak gangguan sistem drainase dan irigasi akibat pemasnagan pembukaan lahan tersebutbaik terhadap proyek, dampak lokal dan regional, maka mendasarkan pada 6 (enam) kriteria penentu tingkat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-23
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah para petani pengguna air (P3A) dataran rendah
dataran aluvial dataran pantai Kabupaten Bangai unutk airigasi sawah
mereka, sehinga jum lah manusia terkena dampak akibat pemasangan pipa penyalur gas ini banyak. Dengan demikian ditinjau dari faktor manusia terkena dampak maka gangguan sistem drainase dan irigasi ini dikatagorikan kedalam katagori penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat teganggunya sistem drainase dan irigasi ini cukup lua hampir seluruh lahan persawahan didataran rendah aluvial dan dataran pantai di Kabupaten Banggai. Dengan demikian maka dampaknya dikatagorikan kedalam dampak penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa penyalur gas ini tidak lama dengan intensitas hanya sekali saja selama proyek pengembangan gas Matindoks. Oleh karena itu dampak terganggunya drainase dan irgasi ditinjau dari segi lama dan intensitasnya dampa adalah tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya pemasangan pipa penyalur gas ini tampak banyak komponen lain yang terkena dampak seperti misalnya lalulintas (kemacetan, kecelakaan lalulintas), kemungkinan terjadi genangan air (hidrologi), persepsi masyarakat dan lainnya. Dengan demikian dampa terganggunya drainas dan irigasi akibat kegitan pemasangan pipa penyalur gas ini dikatagorikan kedalam dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kegiatan pemasangan piapa gas ini hanya sesaat dan tidak akan terjadi kumulatif dampak trhadp gangguan drainase dn irigasi. Dengan demikian ditinjau dari sifat kumulatif dampak maka dampak ini dikatagorikan kedalam dampak tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak terhadap gangguan drainase dan irigasi ini segera pulih kembali normal sepeti sebelumnya setelah pemasangan pipa penyalur gas selesai.Oleh karena itu ditinjau dari berbalik dan tidak berbaliknya dampak maka dampak yang terjadi dikatagorikan kedalam dampak tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-24
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.1.5. Kualitas Air Permukaan A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi BS dan fasilitas produksi Gas (GPF) Kegiatan konstruksi BS dan GPF yang akan berlangsung sementara, diprakirakan akan menurunkan kualitas air sungai akibat tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar dan limbah air hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai. Hal ini akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan. Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan konstruksi BS dan GPF = – 2. Angka ini berasal dari kualitas lingkungan air permukaan awal (RLA) = 4 dan pada saat ada kegiatan konstruksi BS dan GPF, kualitas air permukaan = 2. Angka ini berasal dari peningkatan nilai kekeruhan serta minyak dan lemak pada saat kegiatan. Besarnya nilai kekeruhan sekitar 45-90 NTU yang berarti kondisi lingkungan air permukaan adalah jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi yang semula baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2). Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi BS dan GPF ini, jumlah manusia yang akan terkena dampak ini relatif banyak, yaitu penduduk yang berada di sekitar aliran sungai. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena sungai akan melewati beberapa desa. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara sehingga dampak bersifat tidak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak selain manusia adalah flora dan fauna yang hidup di sungai. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak
tidak
akan
mengalami
kumulatif
karena
tidak
akan
mengalami
bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air permukaan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-25
PT PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi 1. Pemboran sumur pengembangan Material sand blasting (grit) cuttings yang dicuci dan dibuang ke sungai selama pengeboran, air bekas hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dibuang di sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai (air permukaan). Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan ini dilakukan = – 2. Angka ini berasal dari tingkat rona lingkungan awal (RLA) = 4 dan pada saat ada kegiatan pemboran sumur pengembangan, RLA diperkirakan = 2. Angka ini berasal dari salah satu parameter yang menyebabkan penurunan kualitas air permukaan yaitu kekeruhan pada saat uji hidrotest. Nilai penurunan kekeruhan menjadi 45-90 NTU yang berarti kondisi kualitas air permukaan adalah jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan semula baik (skala 4) akan turun menjadi jelek (skala 2). Tingkat kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Material sand blasting (grit) cuttings yang dicuci dan dibuang ke sungai selama pengeboran, air bekas hydrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dibuang di sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai dan berdampak terhadap manusia yang menggunakan sungai tersebut. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena aliran sungai akan terbawa sampai hilir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan selama operasi pemboran berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota air disekitar lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pemboran sumur pengembangan selesai, kualitas air akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-26
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Kegiatan operasi produksi di GPF Limbah cair dari bekas air formasi setelah diolah untuk membuang minyak bebasnya dan kemudian dibuang ke sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air permukaan/ irigasi. Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan dilakukan adalah negatif sedang (–2) dengan kandungan minyak dan lemak sekitar 11-15 ppm. Angka ini berasal dari tingkat rona lingkungan awal (RLA) baik (skala 4) yang mempunyai kandungan minyak dan lemak sekitar 1-5 ppm dan pada saat ada kegiatan operasi produksi di GPF, kondisi lingkunagn diprakirakan menjadi jelek (skala 2). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap operasional produksi di GPF dihasilkan limbah cair dari bekas air formasi setelah diolah untuk membuang minyak bebasnya dan kemudian dibuang ke sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air permukaan dan berdampak terhadap penduduk yang menggunakan sungai tersebut. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena aliran sungai akan mengalir sampai hilir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan operasi produksi di GPF akan dirasakan oleh selama operasioanal produksi di GPF berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota air di sungai sekitar lokasi GPF. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi di GPF selesai, kualitas air akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-27
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kualitas air permukaan/sungai. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan
akan
mempunyai
besaran
dampak
yang
semula
skala
kualitas
lingkungannya sedang (skala 3) dimana kandungan minyak dan lemak pada air permukaan ± 6-10 ppm akan mengalami perubahan kembali menjadi baik (skala 4) dengan kadar minyak dan lemak sekitar 1-5 ppm,
sehingga besaran dampak positif
kecil (+1). Tingkat kepentingan dampak adalah sebagai berikut : a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi gas akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di area operasional gas. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup terlokalisir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan kualitas air permukaan akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi operasional gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air permukaan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi gas selesai, kualitas air permukaan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-28
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.1.6. Kualitas Air Laut A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi BS dan GPF Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas air laut akibat kegiatan konstruksi BS dan GPF adalah negatif kecil (-1). Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan air laut awal baik (skala 4) dengan skala kualitas saat kegiatan berlangsung kondisi menurun menjadi sedang (skala 3). Dasar pertimbangan skala lingkungan 3 diuraikan sebagai berikut : c uttings selama pengeboran, air bekas hydrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan dan oleh karena air sungai ini bermuara di laut maka akan menyebabkan penurunan kualitas air laut dan mempengaruhi kehidupan biota laut. Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Lumpur Pengeboran yang water-based dan tidak beracun untuk kedalaman bagian atas pengembangan sumur, cuttings selama pengeboran, air bekas hydrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan dan oleh karena air sungai ini bermuara di laut maka akan menyebabkan penurunan kualitas air laut, sehingga manusia yang terkena dampak banyak. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), air laut yang luas merupakan pengencer polutan yang cukup efektif c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara selama kegiatan konstruksi GPF dan BS. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak biota laut sekitar area konstruksi GPF dan BS. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-29
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui laut (alternatif-3) Pada saat kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui laut diprakirakan akan terjadi penurunan kualitas air laut akibat peningkatan kekeruhan. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melewati laut (alternatif-3) sehingga pada kegiatan konstruksi seperti penggalian dasar laut untuk pemasangan pipa akan menimbulkan penurunan kualitas air laut terutama karena peningkatan kekeruhan. Prakiraan dampak dari kegiatan tersebut terhadap penurunan kualitas air laut adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kondisi rona lingkungan awal baik (skala 4) akan mengalami penurunan menjadi kondisi jelek (skala 2) yang diakibatkan peningkatan kekeruhan menjadi sekitar 45-90 NTU (skala kualitas lingkungan 2). Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk di tepi pantai yang umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kekeruhan yang terjadi akibat kegiatan pemasangan pipa penyalur gas sejajar pantai cukup luas. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara dan intensitasnya cukup kecil. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah biota laut perairan yang dipasang jalur pemasangan pipa penyalur gas.
di sepanjang
Oleh karena itu
kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-30
PT PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi 1. Pemboran sumur pengembangan Prakiraan
dampak
pada
kualitas
air
laut
ketika
kegiatan
pemboran
sumur
pengembangan ini dilakukan adalah negatif kecil (- 1). Angka ini berasal dari RLA baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pemboran sumur pengembangan, diperkirakan menurun menjadi sedang (skala 3). Dasar pertimbangan skala lingkungan = 3 yaitu apabila semua sumur telah diselesaikan, maka water-based mud tersebut akan dibuang ke laut/sungai.
Kira-kira 2000 sampai 2500 bbl water-based mud diperkirakan akan
dibuang dari masing-masing sumur, atau total kira-kira 7.500 bbl. Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Lumpur Pengeboran yang water-based dan tidak beracun untuk kedalaman atas pengembangan sumur setelah diteliti dibuang ke laut, namun tidak berdampak terhadap manusia dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan pemboran sumur pengembangan berlangsung di lokasi pemboran yang sudah terlokalisir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan pemboran sumur pengembangan akan dirasakan oleh selama operasi pemboran berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota air disekitar lokasi pemboran. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pemboran sumur pengembangan selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-31
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kualitas air laut. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungannya sedang (skala 3) akan mengalami perubahan kembali seperti semula menjadi baik (skala 4), sehingga besaran dampak positif sedang (+ 1).
Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi gas akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di area produksi gas. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup terlokalisir c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi gas akan dirasakan selamanya dan kualitas air laut akan kembali seperti sedia kala. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut di perairan sekitar lokasi area produksi gas yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional produksi gas selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-32
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.1.7. Transportasi Darat A. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja (1) Kelancaran lalulintas Bangkitan arus lalulintas selama tahap konstruksi yang diakibatkan oleh lalulintas angkutan material (kendaraan pengangkut pipa baja) akan menciptakan tundaan lalulintas, khususnya di ruas jalan yang menghubungkan Kintom-Batui-Toili. Diperkirakan lalulintas angkutan tersebut yang melintas maksimum sebesar 10 kendaraan/jam atau 100 kendaraan/hari, maka kinerja ruas jalan adalah sebagai berikut. Tabel 5.3. Kinerja Ruas Jalan Ada Kegiatan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Jam sibuk
RLA Ada kegiatan konst V C DS Skala V C DS (smp/j) (smp/j) (V/C) (smp/j) (smp/j) (V/C)
Ruas Kintom-Batui 108 2.620 Pagi
0,060
5
Siang
96
2620
0,036
5
Sore
54
2620
0,020
5
Skala
128
2.406
0,048
5
116
2.552
0.044
5
74
2574
0.028
5
Ruas Batui-Toili Pagi
92
2.620
0,035
5
112
2.406
0,047
5
Siang
76
2620
0,029
5
96
2.552
0,038
5
Sore
44
2620
0,016
5
64
2574
0,025
5
Ruas Toili-Toili Barat Pagi
74
2.620
0,0282
5
94
2.406
0,039
5
Siang
52
2620
0,0198
5
74
2.552
0,029
5
Sore
36
2620
0,0137
5
56
2574
0,022
5
Sumber: Pengolahan Data Lapangan dengan MKJI, Tahun 2007
Berdasarkan hasil hitungan dengan metoda MKJI dapat diperkirakan bahwa adanya tambahan lalulintas kendaraan pengangkut material tidak mengubah skala kualitas lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-33
PT PERTAMINA EP -PPGM
(2) Keselamatan berlalulintas Kondisi rona awal lingkungan untuk parameter keselamatan pengguna jalan dapat diinformasikan bahwa sudah cukup rawan terjadi kecelakaan {(skala 3 atau Tingkat Kerawanan Lalulintas (TKRi) = 3,3)}, sehingga adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut material dan peralatan konstruksi diperkirakan akan meningkatkan jumlah kejadian kecelakaan menjadi 2 kali selama tahap konstruksi per tahun.
6 2 x 10 TKR 5,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan ) i 929 x 365 Dengan demikian skala kualitas lingkungan yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Hal ini disebabkan oleh faktor sebagai berikut:
lebar perkerasan minimal untuk lalulintas hanya 4,5 meter (kurang dari 5,5 meter),
banyaknya hewan ternak yang dibiarkan di pinggir jalan banyaknya pejalan kaki yang berjalan di badan jalan kecepatan laju kendaraan rata-rata di jalan lurus berkisar 60-70 km/jam adanya penyempitan jalan akibat penggunaan parkir di badan jalan (kawasan perkotaan/perdagangan)
penyempitan lebar jalan di jembatan Keselamatan pengguna jalan perlu diperhatikan, khususnya pada saat ada kendaraan pengangkut yang berukuran besar melewati kawasan pemukiman dan perkotaan. Manuver
kendaraan pengangkut tersebut dapat membahayakan
pengguna jalan lain yang diakibatkan oleh sempitnya ruas jalan dan jembatan, pejalan kaki di badan jalan maupun adanya hewan ternak yang berkeliaran di perkerasan jalan. Bila pengguna jalan kurang waspada dapat terjadi kecelakaan. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan pengangkut peralatan dan material adalah pengguna jalan propinsi mulai dari
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-34
PT PERTAMINA EP -PPGM
Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan mobilisasi peralatan dan material adalah seluruh jalan yang dijadikan rute angkutan material, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya mobilisasi peralatan selama tahap konstruksi, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya mobilisasi peralatan menuju ke lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kegiatan
transportasi
akibat
mobilisasi
kendaraan
pengangkut
hanya
berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan oleh adanya intensitas kegiatan angkutan material yang melakukan manuver di jalan raya hanya bersifat sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak dianggap penting (TP).
(3) Kerusakan jalan dan jembatan Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempattempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim penghujan.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-35
PT PERTAMINA EP -PPGM
Jenis kerusakan jalan yang ada di wilayah studi dapat dibedakan sebagai berikut: Jalan bergelombang, akibat lemahnya daya dukung tanah dasar (akibat tergenang air/banjir) atau saluran drainase jalan yang kurang berfungsi serta adanya lalulintas angkutan barang, seperti truk pengangkut CPO berukuran besar serta angkutan barang untuk mengangkut hasil bumi. Erosi pada badan jalan akibat gerusan ombak Runtuhnya pangkal jembatan ( Abutment),akibat erosi sungai. Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut material/bahan konstruksi dengan MST > 8 ton dan pembebanan yang berulang, akan mempercepat tingkat kerusakan jalan dan jembatan. Dasar penentuan skala kualitas lingkungan untuk parameter kerusakan jalan adalah dari selisih nilai ITP (Indeks Tebal Perkerasan ) sebelum ada kegiatan dibandingkan dengan setelah ada kegiatan. Untuk menentukan ITP masing-masing lokasi ruas jalan di dasarkan asumsi sebagai berikut. CBR tanah dasar = 5 % Curah hujan 900 mm/tahun Kelandaian: < 6% Adanya angkutan material dengan menggunakan Dump Truck (DT) selama masa pelaksanaan pekerjaan. Kerusakan terjadi bila: ITP1 < ITP2 Prakiraan dampak kerusakan untuk ruas jalan di masing-masing ruas jalan disajikan pada tabel berikut. Tabel 5.4. Lintas Ekivalen Rencana Kegiatan di Tiap Lokasi Kondisi rona awal
Ruas Jalan
Kondisi Mobilisasi Kendaraan Material
BB
BS
TB
TS
MP
DT
LEP
BB
BS
TB
TS
MP
DT
LEA
Kintom-Batui
0
0
0
9
14
0
2,70
0
0
50
11
18
50
60,90
Batui-Toili
0
0
0
18
46
0
5,40
0
0
50
23
59
50
64,35
Toili-Toili Barat
0
0
0
16
52
0
4,83
0
0
50
20
66
50
63,62
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-36
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.5. Indeks Tebal Perkerasan di Tiap Lokasi Ruas Jalan
ITP1
LEP
LEA
LET
LER
ITP2
Ket
Kintom-Batui
5,45
2,70
60,90
31,80
15,90
5,80
ITP1 < ITP2
Batui-Toili
5,30
5,40
64,35
34,88
17,44
5,50
ITP1 < ITP3
Toili-Toili Barat
5,30
4,83
63,62
34,22
17,11
5,60
ITP1 < ITP4
Keterangan:
KR : Kendaraan Ringan TK : Truk Kecil TS : Truk Sedang TB : Truk Berat BB : Bus Besar LEP : Lintas Ekivalen Permulaan
LET : Lintas Ekivalen Tengah LEA : Lintas Ekivalen Akhir LER : Lintas Ekivalen Rencana LHR : Lalulintas Harian Rata-rata ITP1: Indeks Tebal Perkerasan sebelum ada kegiatan ITP2: Indeks Tebal Perkerasan setelah ada kegiatan
Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala 3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Rute angkutan material akan melalui jalan lingkungan yang hanya merupakan jalan tanah diperkeras batu (Makadam), sehingga diprakirakan akan mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan perkerasan jalan tidak mampu mendukung beban kendaraan yang tinggi (MST > 10 Ton). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan mobilisasi peralatan, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan. Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting ( P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Mobilisasi ini dilakukan selama kegiatan konstruksi,
sehingga dampak yang
terjadi dianggap penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-37
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya mobilitas kendaraan pengangkut yang keluar masuk lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah besar/bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas (1) Gangguan kelancaran lalulintas Gangguan kelancaran terhadap lalulintas diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa yang memotong ruas jalan. Meskipun lalulintas yang ada berdasarkan hasil pengamatan kondisi rona awal masih sangat baik, namun bila pemasangan pipa tersebut memotong jalur utama akan sangat mengganggu kelancaran (terjadi tundaan lalulintas bila tidak diatur khususnya hak berjalan pada masing-masing arah). Kondisi tingkat kelancaran lalulintas yang ada saat ini masih sangat lancar, yaitu ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai DS (Degree of Saturation) yang masih < 0,20 (atau skala 5) untuk semua ruas jalan di wilayah studi. Namun dengan adanya pemasangan pipa yang memtong jalan, maka jumlah lajur yang digunakan hanya satu (separuh jalan), sehingga DS pada salah satu arah yang terhenti menjadi DS=1,0. Bila dirata-rata untuk kedua arah, yaitu: DS = (0,035 + 1,0)/2 = 0,502 (skala 3/sedang) Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter kelancaran lalulintas yang semula 5 (sangat baik) turun menjadi skala 3 (sedang), sehingga besaran dampaknya adalah -2 (negatif 2). Pemasangan pipa penyalur pipa gas yang meotong ruas jalan, akan mengakibatkan gangguan kelancaran lalulintas. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak, dapat diuraikan sebagai berikut:
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-38
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dapat adalah pengguna jalan yang kebetulan melintasi jalan yang terpotong oleh pemasangan pipa gas. Namun mengingat kondisi lalulintas yang ada belum padat dan masih banyak jalur alternatif serta tidak harus menutup ruas jalan, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap tidak penting (TP). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pemasangan pipa gas dapat dirasakan oleh seluruh jalan yang melintas di ruas jalan tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa hanya dalam waktu singkat, maka dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya pemasangan pipa gas berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Dampak gangguan kelancaran lalulintas hanya berdampak sesaat saja, karena pekerjaan pemasangan hanya dalam waktu singkat. Dengan demikian dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan terhadap parameter kelancaran lalulintas hanya bersifat sementara dan bila dilakukan pengaturan terhadap arus lalulintas, maka kelancaran arus lalulintas pada ruas jalan kembali normal. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).
(2) Gangguan keselamatan lalulintas Pemasangan pipa yang memotong ruas jalan berpotensi pada munculnya kerawanan lalulintas. Adanya penggalian sehingga minimbulkan lubang dan timbunan di badan jalan. Lubang dan timbunan tersebut sangat membahayakan pengemudi maupun pejalan kaki di waktu malam hari, sehingga memerlukan alat penerangan di lokasi kegiatan Diperkirakan dengan adanya aktivitas pemasangan pipa yang memotong ruas jalan, akan terjadi peningkatan jumlah kecelakaan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-39
PT PERTAMINA EP -PPGM
sebesar 3 kali , sehingga didapatkan kriteria kondisi tingkat keselamatan pengguna jalan sebagai berikut:
3 x 10 6 TKR 9,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan ) i 829 x 365 Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas yang semula 3 (cukup) turun menjadi 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya -2 (negatif 2). Rawan kecelakaan dapat terjadi sewaktu pelaksanaan pemasangan pipa, karena adanya galian dan penimbunan di badan jalan. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah semua pengguna jalan yang melintasi jalan yang terpotong oleh kegiatan pemasangan pipa. Dampak yang diakibatkan bisa fatal, bila tidak dikelola dengan baik, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pemasangan pipa tersebut dapat meluas karena pengguna jalan bisa berasal dari wilayah lain, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pemasangan pipa penyalur gas adalah selama tahap pemasangan di tempat tersebut, maka dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Dampak yang ditimbulkan bisa berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Dampak terhadap hanya parameter keselamatan berlalulintas sifatnya sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang terjadi dapat terbalikkan bila dilakukan pengelolaan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-40
PT PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi 1. Penyaluran kondesat dan sulfur dengan transportasi darat (1) Gangguan kelancaran lalulintas Bangkitan arus lalulintas selama tahap operasii yang diakibatkan oleh lalulintas angkutan kondensat akan menyebabkan tundaan lalulintas, khususnya di ruas jalan yang menghubungkan Kintom-Batui-Toili. Diperkirakan lalulintas angkutan tersebut yang melintas maksimum sebesar 20 kendaraan/jam atau 200 kendaraan/hari, maka kinerja ruas jalan adalah sebagai berikut: Tabel 5.6. Kinerja Ruas Jalan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat Jam sibuk
RLA DS1
Pagi Siang Sore
0,060 0,036 0,020
Pagi Siang Sore
0,035 0,029 0,016
Pagi Siang Sore
0,0282 0,0198 0,0137
Ada Kegiatan Penyaluran Kondesat dan Sulfur dengan transportasi darat Selisih DS V C DS2 (smp/j) (smp/j) (V/C) Ruas Kintom-Batui 148 2406 0,14 0,080 136 2552 0,12 0,840 84 2574 0,07 0,050 Ruas Batui-Toili 132 2406 0,055 0,020 116 2552 0,045 0,016 84 2574 0,033 0,017 Ruas Toili-Toili Barat 114 2406 0,047 0,0118 92 2552 0,036 0,0162 76 2574 0,030 0,0163
Sumber: Pengolahan data lapangan dengan MKJI,tahun 2007
Dari hasil hitungan di atas dapat diperkirakan bahwa adanya tambahan lalulintas kendaraan pengangkut kondensat mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap perubahan kinerja ruas jalan atau tidak mengubah skala kualitas lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol). (2) Gangguan keselamatan berlalulintas Dengan adanya pengangkutan kondesat lewat jalan darat, Diperkirakan akan ada penambahan jumlah kendaraan
menjadi 1029 kendaraan/hari dan peningkatan
jumlah kejadian kecelakaan bila tidak dikelola dengan baik sebesar 3 (tiga) kejadian/tahun yang merupakan akumulasi dari berbagai kegiatan selama tahap konstruksi.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-41
PT PERTAMINA EP -PPGM
3 x 10 6 TKR 7,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan ) i 1029 x 365 Berdasarkan hasil hitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa skala kualitas lingkungan untuk parameter keselamatan pengguna jalan setelah ada bangkitan kendaraan pengangkut kondesat akan menurunkan skala kualitas lingkungan parameter keselamatan pengguna jalan yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehinga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Hal ini disebabkan oleh faktor sebagai berikut:
Pertumbuhan lalulintas yang akan datang dan adanya kegiatan industri lainnya yang tercampur dalam arus lalulintas di ruas jalan yang sama.
Peningkatan aktivitas di sekitar jalan sesuai dengan perkembangan wilayah dan kegiatan berusahan.
Pertumbuhan penduduk yang beraktivitas dan bermukim di sekitar jalan yang dilalui oleh angkutan kondensat, sehingga rawan konflik dengan pejalan kaki. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan pengangkut kondensat
adalah pengguna jalan yang dilalui oleh angkutan
tersebut. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi menjadi penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pengangkutan kondensat adalah seluruh jalan sepanjang lebih dari 30 km, sehingga dampak yang terjadi menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pengangkutan kondensat selama tahap konstruksi, maka dampak yang ditimbulkan penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-42
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya mobilisasi peralatan menuju ke lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kegiatan transportasi akibat mobilisasi kendaraan pengangkut kondensat hanya berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan oleh adanya intensitas kegiatan angkutan kondensat yang melakukan manuver di jalan raya hanya bersifat sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).
(3) Kerusakan jalan dan jembatan Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempattempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim penghujan. Pengangkutan kondensat lewat jalan darat akan melalui jembatan dan jalan kabupaten maupun provinsi (klas IIIa dan III b) dengan kekuatan maksimum 8 ton. Diprakirakan jembatan lama dan jalan tersebut akan mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan perkerasan jalan tidak mampu mendukung beban kendaraan yang tinggi (MST > 10 ton). Muatan sumbu terberat kendaraan yang melampui daya dukung perkerasan jalan, dapat mengakibatkan jalan menjadi bergelombang (Skala 1/sangat jelek). Hal ini didasarkan kenyataan di lapangan, yaitu pada umumnya badan jalan sangat labil akibat muka air tanah yang tinggi. Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala 3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan pengangkutan kondensat lewat jalan darat, dapat diuraikan sebagai berikut:
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-43
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan kondensat. Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom dan Batui sehingga bila terjadi kerusakan jembatan dan jalan akan memutuskan/ mengganggu jalur transportasi di ruas tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Pengangkutan kondensat ini dilakukan selama kegiatan operasional, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya mobilitas kendaraan pengangkut kondensat yang keluar masuk lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah besar/bersifat akumulatif, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
C. Tahap Pasca Operasi 1. Pembongkaran dan Demobilisasi peralatan (1) Gangguan kelancaran lalulintas Proses demobilisasi peralatan pada tahap pasca operasi dilakukan secara bertahap, sehingga kegiatan tersebut tidak menimbulkan bangkitan arus lalulintas yang besar. Hal ini ditunjukkan dari hasil hitungan nilai derajat kejenuhan yang merupakan perbandingan antara volume lalulintas dengan kapasitas ruas jalan sebagai berikut:
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-44
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.7. Kinerja Ruas Jalan Kintom-Batui Ada Demobilisasi Peralatan RLA Jam sibuk DS 1
Ada Kegiatan Penyaluran Kondesat dan
Sulfur dengan transportasi darat V C (smp/j) (smp/j) Ruas Kintom-Batui
Pagi Siang Sore
0,060 0,036 0,020
313 281 169
Pagi Siang Sore
0,035 0,029 0,016
Pagi Siang Sore
0,0282 0,0198 0,0137
DS2 (V/C)
Selisih DS
2.406 2.552 2.574
0,13 0,11 0,06
0,070 0,840 0,040
297 261 159
2.406 2.552 2.574
0,123 0,102 0,062
0,098 0,0712 0,046
289 237 151
2.406 2.552 2.574
0,120 0,093 0,059
0,0918 0,0722 0,0413
Ruas Batui-Toili
Ruas Toili-Toili Barat
Sumber: Pengolahan data lapangan dengan MKJI,tahun 2007
Dari hasil hitungan di atas dapat diperkirakan bahwa adanya tambahan lalulintas kendaraan pada saat demobilisasi peralatan mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap perubahan kinerja ruas jalan atau tidak mengubah skala kualitas lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol). (2) Gangguan keselamatan berlalulintas Kondisi tingkat keselamatan di ruas jalan didasarkan pada jumlah kejadian kecelakaan dan volume lalulintas haruian rata-rata. Jumlah kejadian kecelakaan di wilayah studi, yaitu diperkirakan rata-rata 2 kali per tahun dan jumlah LHR (Lalu lintas harian rata-rata) sebesar 691 kendaraan/hari, maka didapatkan kriteria kondisi tingkat keselamatan pengguna jalan sebagai berikut:
6 2 x 10 TKR 7,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan ) i 691 x 365 Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehinga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-45
PT PERTAMINA EP -PPGM
Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan pengangkut peralatan adalah pengguna jalan provinsi mulai dari Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan demobilisasi peralatan adalah seluruh jalan yang dijadikan rute pengangkutan,
sehingga
dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya demobilisasi peralatan berlangsung singkat, maka dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kegiatan transportasi akibat demobilisasi kendaraan pengangkut peralatan hanya berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan oleh adanya demobilisasi peralatan hanya bersifat sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).
(3) Kerusakan jalan dan jembatan Demobilisasi peralatan, akan memunculkan lalulintas kendaraan berat yang mengangkut peralatan konstruksi, sehingga muatan sumbu terberat kendaraan pengangkut, MST > 10 ton.
Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut
peralatan konstruksi dengan MST > 10 ton dan pembebanan yang berulang, akan menyebabkan jalan menjadi bergelombang. Dengan demikian skala kualitas tingkat
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-46
PT PERTAMINA EP -PPGM
kerusakan jalan yang semula skala 3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Demobilisasi peralatan akan melintasi ruas jalan utama dan jembatan dengan kondisi yang bervariasi. Bila dilintasi oleh kendaraan yang memiliki MST > 10 ton, maka dikhawatirkan akan terjadi kerusakan jalan dan jembatan. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan demobilisasi peralatan, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute demobilisasi peralatan. Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Demobilisasi ini dilakukan hanya dalam waktu singkat, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Kegiatan demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah besar/ bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-47
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.2. Komponen Biologi 5.1.2.1. Vegetasi A. Tahap Konstruksi 1. Pembukaan dan pematangan lahan Penutupan lahan oleh vegetasi akan menurun karena kegiatan pembukaan dan pematangan lahan. Pembukaan lahan ini terjadi di lokasi-lokasi sumur, fasilitas produksi gas, dan jalur pipa seluas lebih dari 130 ha. Sebagian besar areal bervegetasi yang akan dibuka merupakan areal budidaya (persawahan dan kebun) dan semak, namun demikian lokasi sumur bor ternyata ada yang terletak dekat dengan hutan. Di areal hutan kemelimpahan pohon adalah 230 pohon/ha (skala 4), dan di areal perkebunan kemelimpahan pohon sekitar 106 pohon/ha, sementara di areal persawahan tidak dijumpai pepohonan. Sehingga prakiraan dampak pada vegetasi pepohonan pada areal persawahan, hutan dan kebun campur dapat dihitung melalui pendekatan N= k.l. (N: kelimpahan komunitas pohon yang hilang; k : kehilangan pohon/ha ; l : luas lahan (ha) untuk
pengembangan
proyek).
Adanya
pembukaan
lahan
untuk
kegiatan
ini
menyebabkan pengurangan pohon sebesar = (0 pohon x 30) + (230 pohon x 40) + (106 pohon x 5) = 19.700 pohon di seluruh areal kegiatan PPGM. Dibandingkan dengan kemelimpahan pepohonan keseluruhan di areal studi, jumlah pepohonan yang dibuka di dalam hutan memang relatif kecil, namun akses jalan yang dibangun untuk pemasangan pipa (ROW) di SM Bakiriang terutama dengan pemasangan pipa jalur alternatif-1 yaitu sejajar jalan Provinsi yang telah ada tetap dapat berpotensi untuk terjadinya illegal logging, sehingga vegetasi hutan di sekitar lokasi kegiatan akan mengalami resiko kerusakan (skala 1). Secara hipotetik, dampak pada vegetasi ini akan menjadi dampak penting pada tahap konstruksi dan besaran dampak yang ditimbulkan menjadi negatif besar (-3).
Penurunan keanekaragaman flora darat di hutan akan terjadi karena selain hilangnya pepohonan, pepohonan yang nantinya akan tumbuh di areal yang terbuka tidak beranekaragam. Bila kemudian areal hutan yang dibuka (dengan ID 1,327) kemudian dijadikan areal kebun, maka kalau dianalogikan dengan kondisi yang sudah ada akan menurun menjadi 0,61.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-48
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampaknya sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Adanya kegiatan pematangan lahan, tumbuhan yang ada dalam tapak proyek akan habis dibersihkan. Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada karena lahan tersebut milik pemrakarsa dan tidak ada yang memanfaatkan lahan ini sebelumnya sehingga sifat dampak dikategorikan menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak hanya kecil sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena wilayah penyebaran dampak tidak luas, maka kriteria ini menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitasnya kecil namun dampak berlangsung lama sehingga kriteria dampak menjadi tidak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen yang terkena dampak, akibat pembersihan lahan dari penutupan vegetasi adalah hilangnya habitat fauna yang menempati area tersebut. Hilangnya habitat fauna di lokasi
kegiatan akan mempengaruhi
konsumen atasnya.
Terputusnya rantai makanan menyebabkan ketidakstabilan ekosistem di habitat tersebut sehingga kategori dampak menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat kumulatif, akan saling mempengaruhi oleh karena itu kriteria ini tergolong penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pematangan lahan selesai, akan dilakukan penanaman pohon sebagai peneduh/penghijauan. Oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-49
PT PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora darat pada tahap pasca operasi adalah kegiatan revegetasi. Dengan berakhirnya masa produksi, maka areal bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar dibersihkan dan lahan terbuka di restorasi (pemulihan ke kondisi semula) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan revegetasi ini akan menyebabkan tumbuhnya semak belukar sehingga penutupan lahan oleh vegetasi meningkat. Kegiatan revegetasi diprakirakan akan menimbulkan dampak positif sedang (+2) pada flora darat. Skala kualitas lingkungan saat pasca operasi produksi akan meningkat dari skala 1 (kondisi akibat pembukaan lahan yaitu pengurangan sebesar 19.700 pohon) menjadi skala 3 ( mendekati kondisi semula). Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, karena masyarakat sekitar dapat memanfaatkan vegetasi
penutup pada lahan yang semula terbuka, untuk
berbagai keperluan antara lain tempat mencari rumput/herba untuk makanan ternak
mereka.
Selain
itu
adanya
revegetasi
lahan
dengan
penghijauan
menyebabkan terjadinya perubahan iklim setempat yang akan banyak dinikmati masyarat sekitar proyek. Dampak yang terjadi dikategorikan menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak positif yang terjadi hanya sebatas pada area yang
di
revegetasi, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain misalnya suhu harian menjadi menurun sehingga akan meningkatkan kualitas habitat yang potensial dapat mendukung kehidupan banyak jenis fauna. Oleh karena itu bobot dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka kembali, sehingga dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-50
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.2.2. Satwa Liar A. Tahap Konstruksi 1. Pembukaan dan pematangan lahan Satwa liar, terutama yang hidup di SM Bakiriang, akan terganggu oleh kebisingan, getaran dan kehadiran para pekerja pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan/material/pekerja
dan
kegiatan
pembukaan
dan
pematangan
lahan.
Pembukaan lahan untuk pemasangan jalur pipa alternatif-1 yang dipasang sejajar Jalan Provinsi yang sudah ada di SM Bakiriang dan untuk konstruksi BS dan sumur pengembangan di Sukamaju yang berbatasan dengan hutan SM Bakiriang juga akan menurunkan kualitas dan luasan habitat satwa liar. Habitat burung maleo akan berkurang, karena pepohonan tertentu yang menjadi pakan alami Maleo akan berkurang. Jadi Burung Maleo yang saat ini masih sering dijumpai dekat sumur Sukamaju-1, setelah adanya pemboran sumur pengembangan Sukamaju-2 dan pembangunan fasilitas produksi gas (BS) akan menjadi bergesar masuk ke dalam hutan SM Bakiriang. Satwa liar di SM Bakiriang juga akan mengalami resiko gangguan, bila ROW rencana pemasangan jalur pipa alternatif-1 yang dipasang sejajar jalan provinsi yang sudah ada di SM Bakiriang digunakan oleh para pemburu untuk masuk hutan dan ROW sendiri yang terbuka berarti juga memperluas lahan terbuka. Dampak pada satwa liar merupakan dampak turunan dari pembukaan lahan yang bervegetasi yang menjadi habitatnya. Jadi kegiatan pada tahap konstruksi ini akan menyebabkan penurunan keanekaragaman satwa liar. Keanekaragaman jenis satwa di areal kegiatan kondisinya baik (skala 4), dengan keanekaragaman jenis yang ada sebanyak 30 dan terdapat 4 jenis
dilindungi.
Kegiatan
persiapan
lahan
diprakirakan
akan
menyebabkan
berkurangnya keanekaragaman dan kelimpahan fauna akibat hilangnya vegetasi penutup lahan yang merupakan habitatnya (termasuk persediaan pakan, tempat istirahat, mencari pakan, dan tempat berkembang biak). Anggota populasi sebagian jenis yang hidup di areal kegiatan akan mati karena tidak sempat pindah karena kemampuan mobilitasnya yang rendah dan waktu pelaksanaan persiapan lahan yang cepat. Sebagian lainnya, terutama yang memiliki mobilitas tinggi misalnya kelompok burung, masih mampu menyelamatkan diri dengan pindah ke tempat sekitar areal kegiatan. Di tempat pengungsiannya kehadiran populasi baru ini akan mempengaruhi keseimbangan populasi yang sudah ada sebelumnya, sehingga akan terjadi suatu keseimbangan populasi yang baru. Adanya kegiatan diperkirakan akan terjadi migrasi fauna penting di area tapak proyek sehingga kelimpahan dan keanekaragaman satwa liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya menjadi turun menjadi 26 jenis fauna dan tidak ada lagi jenis dilindungi (skala 2) dan dampak negatif yang muncul sedang (-2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-51
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna akibat kebisingan maupun hilangnya habitat dari kegiatan pembukaan lahan relatif kecil. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dan lamanya dampak berlangsung cukup lama, oleh karena itu kategori dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori dampak menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat kumulatif. Kategori dampak menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik,sehingga kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).
2. Konstruksi fasilitas BS dan GPF Kegiatan konstruksi block station dan fasilitas produksi gas diprakirakan akan meningkatkan kebisingan, debu dan emisi gas buang ke lingkungan sekitarnya. Kebisingan merupakan salah satu jenis pengganggu utama bagi fauna. Fauna yang terpengaruh adalah burung, mammalia, dan reptilia. Burung mempunyai kepekaan yang cukup tinggi terhadap kebisingan, sehingga selama kegiatan tersebut fauna akan bermigrasi pindah menjauhi sumber kebisingan mencari tempat yang baru. Terdapat 30 jenis fauna di area kegiatan dan diantaranya ada 4 jenis fauna dilindungi (skala 4), namun apabila kebisingan hilang fauna akan segera kembali ke habitat asalnya sehingga besaran dampak yang terjadi adalah kecil (-1).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-52
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna akibat kebisingan yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan bangunan utama dan penunjang sangat kecil. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak ringan sehingga daya toleransi yang terkena dampak (densitas dan diversitas fauna) masih relatif tinggi. Lamanya dampak berlangsung hanya sebentar, yakni fauna akan melakukan migrasi selama kegiatan yang menimbulkan kebisingan berlangsung. Oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori dampak menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak bersifat kumulatif, karena intensitasnya relatif kecil dan sementara. Kategori dampak tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, setelah kebisingan hilang fauna akan kembali pada habitat asalnya. Oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).
3. Pemasangan pipa penyalur gas Kegiatan pemasangan pipa secara umum tidak akan mengurangi komunitas vegetasi alam sebagai habitat fauna. Namun mengingat bahwa pada segmen tertentu pemasangan jalur pipa akan melalui SM Bakiriang yang merupakan area konservasi satwa dilindungi maka kajian yang lebih detail terhadap pemasangan jalur pipa yang akan melewati SM Bakiriang dilakukan dengan cara 3 alternatif.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-53
PT PERTAMINA EP -PPGM
Kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 (pemasangan secara normal/digali) dan alternatif-2 (pemasangan dengan dibor/HDD) secara emperik tidak akan mengurangi komunitas vegetasi alam secara significant dan pemasangan pipa dalam tanah juga tidak akan mempengaruhi jalur migrasi burung Maleo ke pantai untuk bertelur, karena migrasinya dilakukan dengan terbang dari dalam kawasan hutan di bagian utara menuju pantai yang berada di bagian selatan. Walaupun demikian beberapa jenis hewan dilindungi SM Bakiriang yang masih dijumpai antara lain babi rusa dan burung rangkong, maka keberadaannya di sekitar lokasi proyek perlu mendapat perhatian. Beberapa jenis satwa sensitif dan bersifat shy, sehingga menjauhi keramaian misalnya lalulalang kendaraan untuk konstruksi, sedangkan jenis-jenis toleran akan bertahan di sekitar proyek. Dari kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2, dampak yang ditimbulkan terhadap satwa liar negatif sedang (-2) dan hanya terjadi selama kegiatan pemasangan pipa berlangsung. Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna yang ditimbulkan dari kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2 secara langsung tidak ada. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak ringan sehingga daya toleransi yang terkena dampak (densitas dan diversitas fauna) masih relatif tinggi. Lamanya dampak berlangsung hanya sebentar, yakni fauna akan melakukan migrasi selama kegiatan berlangsung. Oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori dampak menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-54
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat kumulatif, sehingga kategori dampak penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).
Sementara itu kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-3 akan dilakukan melalui jalur pantai SM Bakiriang dan laut. Pada lokasi SM Bakiriang terdapat beberapa jenis satwa yang dilindungi. Salah satu diantaranya adalah burung Maleo. Jenis burung ini akan melakukan migrasi di daerah pantai untuk bertelur. Dengan adanya kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-3 yang melalui jalur pantai dan laut, maka akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelestarian satwa ini (-3). Kondisi satwa liar yang semula mempunyai kualitas lingkungan skala 4 (terdapat jenis satwa dilindungi antara lain : burung maleo, raja udang, elang, tarsius) turun menjadi skala 1 (hilangnya satwa dilindungi dari lokasi kegiatan).
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak akibat kepunahan satwa liar (burung Maleo) yang ditimbulkan dari kegiatan pemasangan pipa alternatif-3 secara langsung tidak ada. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dan dampak yang terjadi lama, sehingga dikategorikan dampak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Kepunahan satwa dilindungi (burung Maleo) akan mempengaruhi banyaknya komponen lain yang terkena dampak, sehingga dikategorikan dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-55
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat kumulatif, karena intensitasnya besar dan permanen. Kategori dampak menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak tidak berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi penting (P).
B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada satwa pada tahap pasca operasi adalah kegiatan revegetasi. Areal bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar dan dibersihkan akan direvegetasi dan diprakirakan akan memulihkan keanekaragaman dan kelimpahan satwa. Kondisi yang semula ada 26 jenis fauna (skala 2) diperkirakan menjadi mendekati semula
yaitu terdapat 30 jenis dan kembalinya beberapa jenis
fauna dilindungi (skala 4). Hal ini karena kegiatan revegetasi menyebabkan area yang semula tidak berpenutup hijauan seperti lahan bekas sumur gas, area sekitar pipa penyalur gas, daerah sekitar BS dan GPF serta fasilitas pendukung lainnya akan menjadi hijau
kembali.
Habitat
satwa
yang
semula
terpotong-potong
akan
menjadi
bersambungan lagi menjadi habitat luas. Jadi kegiatan penanaman kembali secara tidak langsung akan berdampak positif sedang (+2) pada satwa. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Kegiatan revegetasi dapat menaikkan
keanekaragaman satwa sehingga pada
akhirnya akan menguntungkan masyarakat banyak. Oleh karena itu dampak menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas
pesebaran dampak
positif
yang
terjadi
relatif tidak luas,
sehingga
dikategorikan dampak tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain yaitu habitat satwa yang semula terpotong-potong akan bersambungan lagi menjadi
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-56
PT PERTAMINA EP -PPGM
habitat luas. Proses suksesi akan semakin meningkatkan stabilitas ekosistem di wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan dampak positif lain misalnya menekan populasi species hama dan meningkatkan nilai estetika wilayah tersebut. Oleh karena itu bobot dampak menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka kembali, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).
5.1.2.3. Biota Air Tawar A. Tahap Konstruksi 1. Konstruksi Block Station (BS) Kegiatan konstruksi Block Station (BS) diprakirakan berdampak pada biota air tawar. Dari kegiatan ini akan dilakukan uji hidrostatik. Sebelum pra commisioning fasilitas, akan digunakan air tawar untuk hydrotest bejana tekan dan pipa penyalur. Setelah beberapa kali hydrotest, maka air yang kurang lebih 20.000 meter kubik akan dialirkan ke sungai yang akan mengalir ke laut bebas. Pembuangan air sisa uji hidrostatik ini diprakirakan dampak menimbulkan dampak pada kualitas air sungai dan pada akhirnya mengganggu kehidupan biota sungai. Indeks keanekaragaman yang rona awal sebesar 1,23 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak yang ditimbulkan terhadap plankton dan benthos merupakan dampak negatif kecil (-1 ). Derajat kepentingan dampak a) Jumlah manusia yang terkena dampak Adanya pembuangan air sisa uji hydrotest ke sungai menyebabkan, kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Akibatnya akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-57
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar namun berlangsung sesaat, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat tidak kumulatif karena hanya berlangsung sesaat, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, karena hanya berlangsung sesaat sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
2. Pemasangan pipa penyalur gas Kegiatan pemasangan pipa diprakirakan berdampak pada biota air tawar. Dari kegiatan ini akan dilakukan uji hidrostatik. Sebelum pra commisioning fasilitas, akan digunakan air tawar untuk hydrotest pipa penyalur. Setelah beberapa kali hydrotest, maka air yang kurang lebih 20.000 meter kubik akan dialirkan ke sungai yang akan mengalir ke laut bebas. Disamping itu kegiatan pemasangan pipa yang melewati sungai juga akan menimbulkan kekeruhan. Pembuangan air sisa uji hidrostatik dan kekeruhan ini diprakirakan dampak menimbulkan dampak pada kualitas air sungai dan pada akhirnya mengganggu kehidupan biota sungai. Indeks keanekaragaman yang semula/kondisi rona awal sebesar 1,23 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak yang ditimbulkan terhadap plankton dan benthos merupakan dampak negatif kecil (-1 ).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-58
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Adanya pembuangan air sisa uji hydrotest ke sungai menyebabkan, kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Akibatnya akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar namun berlangsung sesaat, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat tidak kumulatif karena hanya berlangsung sesaat, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, karena hanya berlangsung sesaat sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
B. Tahap Operasi 1. Pemboran sumur pengembangan Water-based mud yang digunakan untuk pemboran sumur direncanakan sebelum dibuang ke sungai dan laut akan di cek dulu kualitasnya. Apabila ada unsur-unsur yang melebihi baku mutu maka akan diolah dahulu, demikian pula limbah cair dari kegiatan pemboran ini (buangan air uji coba hydrostatik). Apabila pengolahannya berjalan kurang sempurna maka kegiatan ini diprakirakan akan berdampak langsung pada biota
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-59
PT PERTAMINA EP -PPGM
sungai/air tawar. Indeks keanekaragaman yang semula sebesar 1,23 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pemboran sumur pengembangan terhadap biota air tawar adalah negatif kecil (-1). Derajat kepentingan dampak a) Jumlah manusia yang terkena dampak Limbah cair dari kegiatan pemboran sumur pengembangan yang dibuang ke sungai menyebabkan, kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Akibatnya akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-60
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (BS dan GPF) Dampak pada biota air tawar merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air akibat operasi produksi gas dan gas cair. Perubahan kualitas, seperti peningkatan TSS
(total suspensi suspended) , kekeruhan, dan film minyak akan mempengaruhi biota air khususnya plankton dan benthos yang selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan ikan yang mungkin menjadi sumber ekonomi masyarakat. Limbah cair ini sebelum dialirkan ke sungai akan diolah dahulu, sehingga kualitasnya memenuhi baku mutu. Namun demikian kualitas air yang dibuang tetap akan lebih buruk dibandingkan dengan keadaan awal. Menurunnya kualitas air permukaan akan memberikan dampak turunan terhadap kehidupan biota sungai. Kondisi populasi plankton, benthos di perairan sungai sekitar lokasi kegiatan yang semula indeks keanekaragamannya sebesar 1,23 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan operasi fasilitas produksi gas, terhadap biota air tawar adalah negatif kecil (-1). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Limbah cair bekas air formasi dari kegiatan pengoperasian fasilitas produksi gas, yang dibuang ke sungai, menyebabkan kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Akibatnya akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Ikan merupakan konsumen pada produsen (plankton, benthos) di ekosistem perairan dan akan dikonsumsi oleh organisme pada tingkat tropik di atasnya. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-61
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul merupakan dampak terbalikkan, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
5.1.2.4. Biota Air Laut A. Tahap Konstruksi 1. Pemasangan pipa Pemasangan pipa jalur alternatif-3 melalui laut diprakirakan akan menyebabkan kekeruhan dan terjadi penurunan persentase penutupan terumbu karang hidup. Persentase kerusakan yang ditimbulkan relatif kecil yaitu sekitar kurang dari 5% (skala 1) dari penutupan yang ada. Namun demikian keberadaan terumbu karang ini sangat penting bagi habitat biota laut lainnya, seperti ikan yang bernilai ekonomi tinggi. Demikian halnya kekeruhan yang diakibatkan oleh kegiatan ini akan berpengaruh terhadap kehidupan plankton, benthos sehingga akan terjadi penurunan kelimpahan dan keanekaragaman plankton, benthos dari skala 3 dengan indeks keanekaragaman 1,13 - 1,28 menjadi < 1 (skala 2) sehingga dampaknya relatif kecil (-1). Tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia yang terkena dampak Akibat adanya gangguan biota laut termasuk terjadinya penurunan persentase penutupan karang hidup maka akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini menjadi tidak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang tidak luas, sehingga dampak menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung sesaat selama pemasangan pipa, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-62
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Terumbu karang merupakan habitat ikan dan organisme perairan lain (benthos) yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul merupakan dampak tidak terbalikkan, karena menyebabkan mati/rusaknya terumbu karang sebagai habitat biota air laut. Dengan matinya terumbu kemelimpahan ikan pada suatu perairan menjadi berkurang bahkan hilang. Dampak tersebut merupakan dampak penting (P).
5.1.3. Komponen Sosial 5.1.3.1. Kependudukan A. Tahap Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi meliputi: untuk pemboran masing-masing sumur pengembangan sebanyak 118 orang, operasional 2 BS-GPF sebanyak 52 orang, dan untuk pengangkutan kondensat dan sulfur sebanyak 28 orang. Dari total kebutuhan tenaga kerja tersebut sekitar 23,23% merupakan tenaga unskill yang dapat diisi oleh penduduk lokal, dan 76,77% lainnya merupakan tenaga skill dengan keahlian tertentu yang akan didatangkan dari luar daerah. Kondisi ini akan menyebabkan meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah studi dan diprakirakan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya berbagai aktivitas operasional pengembangan gas ini. Kondisi kepadatan penduduk di wilayah studi saat ini adalah 27 jiwa/km
2
yang
termasuk dalam kriteria sangat baik (skala 5). Kedatangan para pekerja luar daerah tersebut tidak akan begitu berpengaruh terhadap kepadatan penduduk yang ada. Diprakirakan kenaikan kepadatan penduduk maksimal hanya akan menjadi sekitar 31 jiwa/km
2
atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1). Dengan demikian tingkat
kepadatan penduduk akan turun menjadi baik atau mempunyai skala 4. Derajat kepentingan dampak:
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-63
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Dari sekitar 198 orang yang akan terlibat sebagai tenaga kerja pada tahap operasi, sekitar 152 orang diantaranya merupakan tenaga skill dan umumnya akan diisi oleh pendatang dari luar daerah. Jumlah ini tidak akan begitu berpengaruh terhadap kondisi kependudukan. Dilihat dari jumlah manusia yang terkena dampak, kriteria ini termasuk dalam kategori tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Para pendatang umumnya akan terkonsentrasi di suatu lokasi berdekatan dengan lokasi fasilitas operasi. Luas persebaran dampaknya menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Meskipun para pekerja akan dipekerjakan selama operasional pengembangan gas ini, namun mengingat bahwa jumlah pekerja yang terlibat tidak banyak, maka intensitas dampak yang terjadi relatif kecil. Dengan demikian kriteria ini menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hdup lain yang terkena dampak adalah kesempatan usaha dan pendapatan masyarakat. Bobot dampaknya termasuk penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak penerimaan tenaga kerja ini terhadap komposisi kependudukan tidak bersifat kumulatif. Bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Sifat dampak komposisi kependudukan dapat terbalikkan ketika masa kerja berakhir dan tidak diperpanjang lagi. Bobot dampaknya tidak penting (TP).
5.1.3.2. Pola Kepemilikan Lahan A. Tahap Prakonstruksi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Luas lahan yang akan dibebaskan untuk berbagai fasilitas di bagian hulu adalah sekitar 295 Ha yang meliputi: untuk lokasi 17 sumur pengembangan seluas 68 Ha, Manifold Station (MS) seluas 3 Ha, Block Station (BS) dan GPF seluas 30 Ha, jalur pipa “flow line” 14 Ha, jalur pipa “trunk line” 120 Ha dan pembuatan jalan baru atau peningkatan jalan yang sudah ada sekitar 60 Ha. Lahan yang akan dibebaskan umumnya berupa lahan sawah dan tegal atau kebun. Total luas lahan sawah, ladang/huma, tegal/kebun dan perkebunan yang ada di wilayah studi adalah sekitar 48.193,15 Ha; dengan perincian luas lahan sawah sekitar 14.528,05 Ha, ladang/huma 2.338 Ha, tegal/kebun 14.903,25 Ha dan perkebunan seluas 16.423,85 Ha. Rata-rata penguasaan atau
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-64
PT PERTAMINA EP -PPGM
kepemilikan lahan sawah oleh masyarakat adalah antara 2.501 – 25.000 m
2
dan
kepemilikan ladang serta kebun rata-rata adalah antara 5.001 – 50.000 Ha. Bila ratarata kepemilikan sawah oleh penduduk adalah 1 Ha dan untuk ladang/kebun sekitar 3 Ha, diprakirakan luasan sawah yang ada di wilayah studi dimiliki oleh sekitar 14.528 orang dan untuk ladang/kebun sekitar 5.747 orang. Sementara itu responden yang memiliki lahan sawah dengan status milik sendiri adalah sekitar 39,17% atau sekitar 0,65% dari total pemilik lahan;
dan responden yang memiliki ladang/kebun adalah
73,75% atau sekitar 3,08% dari total pemilik lahan. Jika luas lahan yang akan dibebaskan untuk kegiatan di hulu adalah 295 Ha, dan bila diasumsikan 25% diantaranya merupakan lahan sawah dan 75% lainnya berupa lahan kebun, maka akan terdapat sekitar 74 orang pemilik sawah atau 0,51% dari total pemilik lahan sawah dan 74 orang pemilik lahan kebun atau sekitar 1,28% dari total pemilik lahan kebun yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan. Dilihat dari persentasenya, jumlah penduduk yang akan kehilangan lahan memang relatif sangat kecil, namun mengingat bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian penduduk yang utama, maka meskipun persentase penduduk yang akan kehilangan lahannya kurang lebih hanya 1,79% dampaknya dikategorikan negatif sedang
(-2). Dengan demikian pola
kepemilikan lahan di wilayah studi yang semula kondisinya sedang (3) karena kepemilikan sawah dan ladang atau kebun oleh masyarakat sekitar 56,46% akan turun menjadi sangat buruk atau berskala 1. Derajat kepentingan dampak pembebasan lahan dan tanam tumbuh terhadap pola kepemilikan lahan adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi sumur pengembangan, MS, BS-GPF, jalur pipa, dan peningkatan atau pembuatan jalan baru akan berdampak terhadap pola kepemilikan lahan di sekitar tapak proyek. Lahan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sekitar 295
Ha, jika
rata-rata kepemilikan lahan
sawah dan ladang/kebun di sekitar tapak proyek masing-masing sekitar 1 Ha dan 3 Ha setiap petani, maka terdapat sekitar 74 orang petani padi sawah atau sekitar 0,51% dari total pemilik lahan sawah dan 74 orang pemilik ladang/kebun atau sekitar 1,28% terhadap total pemilik ladang/kebun yang akan kehilangan status kepemilikan lahannya. Perubahan kepemilikan lahan yang ada relatif kecil, namun mengingat bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian penduduk yang utama, maka perubahan yang ada akan sangat dirasakan oleh penduduk yang kehilangan lahannya. Oleh karena itu dampaknya dikategorikan sebagai dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-65
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena meliputi 3 kecamatan di wilayah studi. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Mengingat lahan merupakan sumber utama penghasilan penduduk, maka dilihat dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bobot dampak perubahan kepemilikan lahan dikategorikan penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat pengadaan lahan diantaranya adalah perubahan penggunaan lahan, hilangnya mata pencaharian dan turunnya pendapatan para petani dan buruh tani. Dampak yang timbul dapat dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak berupa perubahan status kepemilikan lahan tidak dapat berbalik, atau tidak dapat dipulihkan. Namun mengingat dalam perubahan kepemilikan lahan disertai dengan
adanya
penggantian
atau
kompensasi
sesuai
kesepakatan,
maka
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP). 5.1.3.3. Pendapatan Masyarakat A. Tahap Konstruksi 1. Pembukaan dan pematangan lahan Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan ini untuk bagian hulu khususnya adalah tenaga unskill sebanyak 157 orang yang potensial dapat diisi oleh tenaga kerja lokal. Tingkat pendapatan rata-rata keluarga responden dan masyarakat yang selama ini umumnya menekuni bidang pertanian berkisar hingga Rp. 750.000,00. Tingkat pendapatan sebesar ini termasuk dalam kriteria buruk atau mempunyai skala kualitas lingkungan 2. Kegiatan ini akan berdampak positif terhadap tingkat pendapatan warga masyarakat khususnya yang secara langsung terlibat dalam berbagai kegiatan konstruksi. Diprakirakan tingkat pendapatan mereka akan lebih besar dari UMK (Upah Minimum Kabupaten) yang berlaku. Tingkat penghasilan mereka bisa mencapai sekitar Rp. 1.000.000,00 per bulan. Kenaikan pendapatan secara langsung ini dapat dinikmati oleh tenaga kerja yang dapat terekrut oleh proyek yakni sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja atau sekitar 0,28% dari total penduduk usia produktif di wilayah hulu yang meliputi Toili, Toili Barat dan Batui.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-66
PT PERTAMINA EP -PPGM
Kenaikan pendapatan secara tidak langsung juga akan dapat dinikmati oleh penduduk lokal yang membuka usaha untuk memenuhi keperluan tenaga kerja. Jika diasumkan setiap jenis usaha yang dibuka oleh penduduk lokal dapat melayani kebutuhan sektiar 15 – 20 orang, maka dengan adanya tenaga kerja sebanyak 157 orang diprakirakan akan terdapat sekitar 10 orang penduduk yang akan membuka usaha. Jika rata-rata penghasilan mereka dari membuka usaha sekitar Rp. 500.000,00/bulan setiap orangnya, maka diprakirakan di wilayah studi setiap bulannya akan terjadi peningkatan pendapatan secara langsung maupun tidak langsung sebesar: tenaga kerja (unskill)
= 127 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 127.000.000,00
penduduk yang membuka usaha = 10 x Rp. 500.000,00
= Rp.
5.000.000,00 +
Rp. 132.000.000,00 Bila kenaikan pendapatan tersebut dirata-ratakan terhadap jumlah total penduduk di wilayah hulu yang sebanyak 89.002 jiwa, maka setiap bulannya setiap penduduk akan menerima manfaat dari adanya proyek sebesar Rp. 1.483,11 atau sekitar Rp. 7.415,56 untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Dengan demikian kenaikan pendapatan ini sebenarnya relatif hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil penduduk saja dan tidak begitu signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan warga masyarakat di bagian hulu pada umumnya. Besaran dampak yang ditimbulkan adalah positif kecil (+1) karena kenaikan pendapatan hanya sekitar Rp 7.415,56 per keluarga per bulan, sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat atau dampak positif dari kegiatan ini relatif sangat sedikit, yakni sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja dan sekitar 0,28% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak yaitu adanya kesempatan kerja khususnya bagi tenaga unskill relatif hanya dapat dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak tidak begitu besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif pendek atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-67
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi semula yang rata-rata buruk, manakala kegiatan proyek telah berakhir.
2. Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas (GPF) Jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam konstruksi BS dan GPF sebanyak 112 orang yang meliputi tenaga skill 39 orang dan unskill 73 orang. Tenaga unskill umumnya akan dapat dipenuhi dari penduduk lokal yang berarti nantinya akan memperoleh manfaat secara langsung dari proyek. Namun bila dibandingkan terhadap jumlah total pencari kerja dan jumlah total penduduk usia produktif, persentase penduduk yang memperoleh manfaat langsung dari proyek masing-masing hanya sekitar 0,57% dan 0,13%. Tingkat penghasilan dan atau pendapatan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini dipastikan mempunyai standar yang lebih tinggi, paling tidak melebihi standar Upah Minimum Kabupaten yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Banggai, yakni sekitar Rp. 750.000,00/orang/bulan. Bila diasumsikan tingkat pendapatan untuk tenaga
unskill yang terlibat langsung dalam proyek sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, sementara untuk tenaga skill bila dirata-ratakan sebesar Rp.3.000.000,00; maka dalam 1 bulan di wilayah studi akan beredar uang sebanyak: dari tenaga unskill
= 73 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 73.000.000,00
dari tenaga skill
= 39 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 117.000.000,00 + Rp. 190.000.000,00
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-68
PT PERTAMINA EP -PPGM
Adanya peningkatan pendapatan akan berakibat terhadap naiknya permintaan terhadap barang dan jasa yang berarti pula ikut menggerakkan roda perekonomian di wilayah tersebut. Namun diprakirakan uang yang akan beredar di wilayah studi pada umumnya yang berasal dari tenaga unskill , sedangkan pendapatan dari tenaga skill akan lebih banyak dibelanjakan di luar daerah. Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada. Namun mengingat tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini hanya sekitar 112 orang, maka penduduk yang akan membuka usaha juga relatif sedikit. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang warga masyarakat yang akan membuka usaha dengan tingkat pendapatan rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan, maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00. Dengan demikian di wilayah studi setiap bulannya akan terdapat kenaikan pendapatan khususnya dari penduduk lokal sebesar Rp. 78.000.000,00 yang bila dibagi rata terhadap total penduduk, setiap penduduk untuk setiap bulannya hanya akan menikmati kenaikan pendapatan sekitar Rp. 876,38 atau sebesar Rp. 4.381,92 untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Dengan demikian kenaikan pendapatan ini sebenarnya relatif hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil penduduk saja dan tidak begitu signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan warga masyarakat di bagian hulu pada umumnya mengingat tingginya harga berbagai bahan kebutuhan pokok. Besaran dampak yang ditimbulkan adalah positif kecil (+1) karena kenaikan pendapatan hanya sekitar Rp 4.381,92 per keluarga per bulan, sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) karena hanya sekitar Rp. 500.000,00 setiap bulan akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat atau dampak positif dari kegiatan ini secara langsung yakni melalui kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 0,57% terhadap jumlah total pencari kerja dan sekitar 0,13% terhadap jumlah total penduduk usia produktif. Mengingat tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini sedikit, maka jumlah penduduk yang akan membuka usaha juga relatif sangat sedikit yakni sekitar 10 orang. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-69
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak tidak begitu besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif pendek atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi semula yang rata-rata buruk, manakala kegiatan proyek telah berakhir.
3. Pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang (1) Secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi (alternatif-1) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang dilakukan secara normal drilling dan sejajar dengan jalan provinsi ketika melalui SM Bakiriang, akan melibatkan sekitar 156 orang yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84 orang. Kenaikan pendapatan yang secara langsung dapat dinikmati warga masyarakat setempat adalah dari tenaga unskill yang terlibat. Jika tingkat pendapatan untuk tenaga unskill sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, maka kenaikan pendapatan yang ada adalah = 84 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 84.000.000,00. Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang memanfaatkan kesempatan usaha sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kerja konstruksi. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang warga masyarakat sekitar tapak proyek yang akan terlibat dalam berbagai kesempatan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-70
PT PERTAMINA EP -PPGM
usaha yang ada dengan tingkat pendapatan rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan, maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00. Dengan demikian total kenaikan pendapatan yang dapat dinikmati warga masyarakat lokal sekitar tapak proyek adalah sekitar Rp. 89.000.000,00 setiap bulan. Kenaikan pendapatan ini merupakan dampak positif, namun bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah hulu, maka rata-rata kenaikan pendapatan yang dapat dinikmati setiap penduduk adalah sekitar Rp 999,98/bulan atau sekitar Rp 4. 999,89/bulan untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Jumlah ini relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian besaran dampak yang ada yaitu kurang lebih Rp 4.999,89 per keluarga per bulan adalah positif kecil (+1) sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula kondisinya buruk (skala 2) hanya akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3.
Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang menikmati langsung manfaat atau dampak positif dari kegiatan ini sekitar 84 orang atau sekitar 0,65% dari total pencari kerja dan sekitar 0,15% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak tidak begitu besar dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif pendek atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk.
Dengan demikian sifat
dampaknya adalah tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-71
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Peningkatan pendapatan yang ada relatif sangat kecil, sehingga ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai tidak penting (TP).
Ketika kegiatan proyek berakhir, tingkat penurunan
pendapatan yang ada tidak akan begitu dirasakan oleh oleh warga masyarakat. (2) Secara Horizontal Directional Drilling (alternatif –2) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang dilakukan dengan pemboran secara horizontal ketika melalui SM Bakiriang, akan melibatkan sekitar 156 orang yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84 orang. Kenaikan pendapatan yang secara langsung dapat dinikmati warga masyarakat setempat adalah dari tenaga unskill yang terlibat.
Jika tingkat pendapatan untuk tenaga
unskill sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, maka kenaikan pendapatan yang ada adalah = 84 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 84.000.000,00. Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang memanfaatkan kesempatan usaha sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kerja konstruksi. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang warga masyarakat sekitar tapak proyek yang akan terlibat dalam berbagai kesempatan usaha yang ada dengan tingkat pendapatan rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan, maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00. Dengan demikian total kenaikan pendapatan yang dapat dinikmati warga masyarakat lokal sekitar tapak proyek adalah sekitar Rp. 89.000.000,00 setiap bulan. Kenaikan pendapatan ini merupakan dampak positif, namun bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah hulu, maka rata-rata kenaikan pendapatan yang dapat dinikmati setiap penduduk adalah sekitar Rp. 999,98/bulan atau sekitar Rp. 4. 999,89/bulan untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Jumlah ini relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan kenaikan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-72
PT PERTAMINA EP -PPGM
harga berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian besaran dampak yang ada yaitu Rp 4.999,89 per keluarga per bulan adalah positif kecil (+1) sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula kondisinya buruk (skala 2) hanya akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang menikmati langsung manfaat atau dampak positif dari kegiatan ini sekitar 84 orang atau sekitar 0,65% dari total pencari kerja dan sekitar 0,15% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang karena pemasangan pipa dengan pemboran secara horizontal ini cukup rumit. Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Peningkatan pendapatan yang ada relatif sangat kecil, sehingga ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai tidak penting (TP). Ketika kegiatan proyek berakhir, tingkat penurunan pendapatan yang ada tidak akan begitu dirasakan oleh oleh warga masyarakat.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-73
PT PERTAMINA EP -PPGM
(3) Pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut (alternatif–3) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut akan melibatkan sekitar 156 orang yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84 orang. Kenaikan pendapatan yang secara langsung dapat dinikmati warga masyarakat setempat adalah dari tenaga unskill yang terlibat. Jika tingkat pendapatan untuk tenaga unskill sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, maka kenaikan pendapatan yang ada adalah = 84 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 84.000.000,00. Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang memanfaatkan kesempatan usaha sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kerja konstruksi. Jika diasumsikan akan terdapat sekitar 10 orang warga masyarakat sekitar tapak proyek yang akan terlibat dalam berbagai kesempatan usaha yang ada dengan tingkat pendapatan rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan, maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha yang ada dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,00. Dengan demikian total kenaikan pendapatan yang dapat dinikmati secara langsung warga masyarakat sekitar tapak proyek adalah sekitar Rp. 89.000.000,00 setiap bulan. Kenaikan pendapatan ini merupakan dampak positif, namun bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada maka rata-rata kenaikan pendapatan yang dapat dinikmati setiap penduduk adalah sekitar Rp. 3.587,00/bulan. Jumlah ini relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian besaran dampak yang ada yaitu sekitar Rp 17.935,00 per keluarga per bulan termasuk positif kecil (+1) sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula kondisinya buruk
(skala 2) hanya akan
meningkat menjadi sedang atau berskala 3. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang menikmati langsung manfaat atau dampak positif dari kegiatan ini sekitar 84 orang atau sekitar 0,34%. Angka ini relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah total penduduk yang ada. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-74
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung dalam waktu relatif lama karena pemasangan pipa di pantai lebih rumit dan jalurnya menjadi lebih panjang. Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk.
Dengan demikian sifat
dampaknya adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Peningkatan pendapatan yang ada relatif sangat kecil, sehingga ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai tidak penting (TP).
Ketika kegiatan proyek berakhir, tingkat penurunan
pendapatan yang ada tidak akan begitu dirasakan oleh warga masyarakat. 4. Penglepasan tenaga kerja Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat. Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas konstruksi. Penurunan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini membuka usaha untuk memenuhi keperluan hidup para tenaga kerja proyek. Namun mengingat bahwa sejak awal telah disepakati melalui kontrak kerja bahwa keterlibatan tenaga kerja yang terekrut proyek bersifat sementara yakni selama masa konstruksi, maka para tenaga kerja relatif telah siap menghadapi kegiatan penglepasan tenaga kerja. Dampak yang ditimbulkan kegiatan ini adalah negatif kecil (-1) karena penduduk yang akan mengalami penurunan pendapatan yakni yang terlibat dalam proyek hanya sektiar 0,35%, sehingga tingkat pendapatan masyarakat akan kembali menjadi buruk (2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-75
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan penglepasan tenaga kerja relatif sedikit, yakni sekitar 0,35% dari jumlah penduduk. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena meskipun kecil tetapi dampak tidak hanya dialami oleh penduduk yang tersentral di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya yang selama ini terlibat dalam proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan
pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
C. Tahap Operasi 1. Pemboran sumur pengembangan Kegiatan pemboran untuk setiap sumur pengembangan akan melibatkan sekitar 118 orang yang meliputi 108 orang tenaga skill dan unskill hanya 10 orang. Jika diasumsikan akan terjadi 3 pemboran sumur secara bersamaan, maka akan terdapat tenaga kerja
skill yang terlibat sebanyak 324 orang dan tenaga unskill sebanyak 30 orang yang
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-76
PT PERTAMINA EP -PPGM
umumnya akan diisi oleh penduduk lokal.
Kenaikan pendapatan secara langsung ini
dapat dinikmati oleh tenaga kerja yang dapat terekrut oleh proyek yakni sekitar 0,23% terhadap total pencari kerja atau sekitar 0,005% dari total penduduk usia produktif di wilayah hulu yang meliputi Toili, Toili Barat dan Batui. Meskipun tingkat pendapatan rata-rata tenaga kerja yang terlibat dalam operasional pengembangan gas ini dipastikan lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja di luar kegiatan ini, namun mengingat bahwa tenaga kerja lokal yang dapat terlibat dalam kegiatan ini relatif terbatas, maka peningkatan pendapatan yang ada dianggap tidak signifikan bagi masyarakat di wilayah studi. Termasuk adanya kesempatan berusaha yang dapat dibuka pada kegiatan ini juga tidak akan banyak memberikan peningkatan
pendapatan bagi
penduduk lokal. Para
tenaga
skill
diprakirakan umumnya tidak akan bertempat tinggal dan atau membelanjakan penghasilannya di
sekitar tapak proyek. Namun karena aktivitas pemboran cukup
intensif, maka diprakirakan akan terdapat sekitar 50-100 orang yang akan membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kerja, khususnya unskill. Besaran dampak yang ada adalah positif
kecil (+1) karena kenaikan pendapatan hanya
dinikmati oleh sekitar 0,005% penduduk yang terekrut proyek dan 0,11% penduduk yang berpeluang membuka usaha. Namun bagaimanapun hal ini tetap memberikan kontribusi positif sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang dapat menikmati manfaat atau dampak positif dari kegiatan pemboran sumur pengembangan relatif sangat sedikit, karena aktivitas ini banyak membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Meskipun terdapat juga penduduk lain yang memperoleh manfaat dari jasa penyedia berbagai kebutuhan para tenaga kerja seperti penginapan/pondokan, usaha warung makan, dan lain sebagainya, namun diprakirakan jumlahnya tetap sedikit, yakni hanya sekitar 10 orang saja. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-77
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Meskipun dampak akan berlangsung dalam
kurun waktu yang relatif cukup
panjang, namun intensitasnya kecil. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari peningkatan pendapatan adalah peningkatan kualitas atau kesejahteraan penduduk, termasuk kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi semula yang rata-rata buruk, manakala operasional pengembangan gas telah berakhir.
2. Operasi produksi di GPF Fasilitas produksi gas BS-GPF yang akan dioperasionalkan sebanyak 2 unit dan akan melibatkan sekitar 52 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 24 orang (46,15%) dan unskill sebanyak 28 orang atau 53,85%. Meskipun tingkat pendapatan rata-rata tenaga kerja yang terlibat dalam operasional pengembangan gas ini dipastikan lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja di luar kegiatan ini, namun mengingat bahwa tenaga kerja lokal yang dapat terlibat dalam kegiatan ini sangat terbatas, maka peningkatan pendapatan yang ada dianggap tidak signifikan bagi masyarakat di wilayah studi. Termasuk adanya kesempatan berusaha yang dapat dibuka pada kegiatan ini juga tidak akan banyak memberikan peningkatan pendapatan bagi penduduk lokal. Para tenaga skill diprakirakan tidak akan bertempat tinggal dan atau membelanjakan penghasilannya di sekitar tapak proyek. Oleh karena itu diprakirakan hanya beberapa orang saja
yang akan membuka usaha sekedar untuk memenuhi
kebutuhan para tenaga unskill disamping mengingat skala kegiatan ini juga tidak begitu besar. Mengingat bahwa kenaikan pendapatan hanya akan dinikmati oleh sekitar 0,05% yang direkrut proyek dan 0,009% penduduk yang membuka usaha, maka besaran dampak yang ada adalah positif
kecil (+1). Tingkat pendapatan masyarakat yang
semula buruk (2) akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-78
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang dapat menikmati manfaat atau dampak positif dari kegiatan pengoperasian fasilitas produksi gas BS-GPF relatif sangat sedikit, karena aktivitas ini banyak membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Meskipun terdapat juga penduduk lain yang memperoleh manfaat dari jasa penyedia berbagai kebutuhan para tenaga kerja seperti penginapan/pondokan, usaha warung makan, dan lain sebagainya, namun diprakirakan jumlahnya sangat sedikit. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Meskipun dampak akan berlangsung dalam kurun waktu yang relatif cukup panjang, namun intensitasnya kecil. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari peningkatan pendapatan adalah peningkatan kualitas atau kesejahteraan penduduk, termasuk kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi semula yang rata-rata buruk, manakala operasional pengembangan gas telah berakhir.
D. Tahap Pasca Operasi 1. Penglepasan tenaga kerja Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat. Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas pengembangan gas ini. Penurunan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini terlibat secara tidak
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-79
PT PERTAMINA EP -PPGM
langsung dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal yang ada. Tenaga kerja lokal yang dapat terlibat langsung dalam proyek adalah sekitar 0,10% dan yang membuka usaha diprakirakan sekitar 0,01% sehingga dampak penurunan pendapatan termasuk negatif kecil (-1). Tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) yakni sekitar Rp 500.000,00 per bulan akan menjadi sangat buruk (1) yakni kurang dari Rp 500.000,00 per bulan. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan penglepasan tenaga kerja diprakirakan tidak cukup banyak, yakni tenaga kerja yang selama
ini
terlibat
langsung
maupun
tidak
langsung
dengan
operasional
pengembangan gas yaitu sekitar 0,11% dari total usia produktif. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Meskipun dampaknya kecil tetapi ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak tidak hanya dialami oleh penduduk yang tersentral di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya yang selama ini terlibat dalam proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan
pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-80
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.3.4. Kesempatan Berusaha A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan Kegiatan ini akan lebih banyak menggunakan tenaga unskill dan diprakirakan akan terdapat sekitar 157 orang yang terlibat di dalamnya. Sudah tentu hal ini merupakan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan. Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para pekerja proyek diantaranya untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja, warung-warung makan, dan lain sebagainya. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu banyak, maka diprakirakan hanya akan terdapat
sekitar 10 orang saja yang akan
memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Sebagian masyarakat yang terlibat dalam aktivitas informal ini ada yang menjadikannya sebagai sumber penghasilan utama maupun sampingan. Diharapkan dari setiap warga masyarakat yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga di sekitarnya sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat. Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha mengingat di sekitarnya merupakan lahan sawah dan ladang atau kebun. Pada suatu kawasan permukiman selama ini rata-rata kurang dari 10 orang yang membuka usaha. Dengan demikian kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2) karena jumlahnya relatif masih terbatas dan jenis usaha yang ada umumnya masih terkait dengan alam. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya sekitar 10 – 11 unit usaha yang melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Junlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan pembukaan dan pematangan lahan relatif sedikit yakni hanya sekitar 10 orang. Hal ini terjadi mengingat tenaga kerja konstruksi yang terlibat di sini umumnya adalah tenaga unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-81
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP)
mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
2. Konstruksi BS dan GPF Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 112 orang yang merupakan tenaga skill sebanyak 39 orang dan unskill sebanyak 73 orang. Sudah tentu hal ini merupakan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan. Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para pekerja proyek diantaranya
untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja,
penginapan atau pondokan, jasa cuci pakaian/laundry, warung-warung makan, dan lain sebagainya. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu banyak dan tenaga skill yang rata-rata tingkat penghasilannya tinggi akan lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada di perkotaan, maka diprakirakan hanya akan terdapat sekitar 10 orang saja yang akan memanfaatkan kesempatan usaha yang ada, inipun akan lebih banyak dimanfaatkan oleh tenaga kerja lokal. Sebagian masyarakat yang terlibat dalam aktivitas informal ini ada yang menjadikannya sebagai sumber
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-82
PT PERTAMINA EP -PPGM
penghasilan utama maupun sampingan. Diharapkan dari setiap warga masyarakat yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga di sekitarnya sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat. Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha mengingat di sekitarnya merupakan lahan sawah dan ladang atau kebun. Di setiap wilayah permukiman rata-rata kurang dari 10 orang yang membuka usaha. Dengan demikian kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2) karena jenis usaha yang ada umumnya masih terkait dengan alam dengan jumlah yang juga relatif terbatas. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya 4 – 5 unit usaha yang melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan pembangunan BS dan GPF relatif sedikit yakni hanya sekitar 10 orang. Hal ini terjadi mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa dari kesempatan usaha yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah tenaga kerja unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP)
mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-83
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang (1) Secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas secara total akan melibatkan sekitar 156 orang yang merupakan tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84 orang. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu banyak dan tenaga skill yang rata-rata tingkat penghasilannya tinggi akan lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada di perkotaan, maka diprakirakan hanya akan terdapat
maksimal 10 orang saja yang akan memanfaatkan
kesempatan usaha yang ada, inipun akan lebih banyak dimanfaatkan oleh tenaga kerja lokal. Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha mengingat di sekitarnya merupakan lahan sawah dan ladang atau kebun. Di setiap wilayah permukiman rata-rata kurang dari 10 orang yang membuka usaha. Dengan demikian kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2) karena jenis usaha yang ada umumnya masih terkait dengan alam dengan jumlah yang juga relatif terbatas. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya sekitar 4 – 5 orang usaha yang melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan pemasangan pipa ini relatif sedikit yakni maksimal hanya sekitar 10 orang. Hal ini terjadi mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa dari kesempatan usaha yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah tenaga kerja unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-84
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barangbarang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
(2) Secara Horizontal Directional Drilling (HDD) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas secara horizontall drilling akan melibatkan sekitar 156 orang tena kerja yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga
unskill sekitar 84 orang. Diprakirakan tenaga kerja skill yang terlibat dalam kegiatan ini rata-rata tingkat penghasilannya tinggi dan akan lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada di perkotaan. Dengan demikian kesempatan usaha yang dibuka penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan akan lebih banyak dimanfaatkan oleh tenaga kerja lokal. Jika diasumsikan setiap jenis usaha yang dibuka akan dapat melayani 15 – 20 orang, maka akan terdapat sekitar 5 – 6 orang penduduk lokal yang
akan
memanfaatkan
kesempatanusaha
yang
ada.
Dengan
demikian
kesempatan berusaha oleh masyarakat yang selama ini kualitasnya buruk (2) karena di setiap wilayah permukiman jenis usaha yang berkembang umumnya masik terkait dengan alam dan jumlahnya relatif sangat terbatas, akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya berbagai usaha yang melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-85
PT PERTAMINA EP -PPGM
Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan pemasangan pipa ini relatif sedikit yakni maksimal hanya sekitar 10 orang. Hal ini terjadi mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa dari kesempatan usaha yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah tenaga kerja unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif cukup besar dan dampak dapat berlangsung cukup lama karena pemasangan pipa dengan teknik ini relatif lebih rumit. Dengan demikian bobot dampaknya adalah penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barangbarang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
(3) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut Kegiatan pemasangan pipa penyalur melalui jalur laut akan melibatkan sekitar 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sekitar 72 orang dan tenaga unskill sekitar 84 orang. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu banyak dan tenaga skill yang rata-rata tingkat penghasilannya tinggi akan lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada di
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-86
PT PERTAMINA EP -PPGM
perkotaan, maka diprakirakan hanya akan terdapat sekitar 5 – 6 orang saja yang akan memanfaatkan kesempatan usaha yang ada, inipun akan lebih banyak dimanfaatkan oleh tenaga kerja lokal. Kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2) karena rata-rata paling banyak hanya terdapat 10 orang yang membuka usaha di suatu wilayah permukiman. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada akan dapat meningkat menjadi sedang (3). Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Meskipun kesempatan usaha yang ada relatif sedikit, diharapkan akan dapat melibatkan warga di sekitarnya sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat. Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan pemasangan pipa ini relatif sedikit yakni maksimal hanya sekitar 10 orang. Hal ini terjadi mengingat para konsumen yang akan memanfaatkan jasa dari kesempatan usaha yang dibuka oleh penduduk lokal umumnya adalah tenaga kerja unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP) mengingat kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif cukup besar dan dampak dapat berlangsung cukup lama karena pemasangan pipa dengan teknik ini relatif lebih rumit dan jalur pipa menjadi lebih panjang. Dengan demikian bobot dampaknya adalah penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barangbarang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-87
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
B. Tahap Operasi 1. Pemboran sumur pengembangan Pada kegiatan pemboran sumur pengembangan, kesempatan berusaha juga muncul diantaranya akibat adanya tenaga kerja yang terlibat di dalamnya. Untuk setiap sumur pengembangan diprakirakan akan terdapat sekitar 118 orang yang terlibat sebagai tenaga kerja, yang meliputi tenaga skill sebanyak 108 orang dan unskill 10 orang. Jika secara paralel akan terdapat 3 sumur yang dibor, maka jumlah tenaga kerja skill yang terlibat adalah 324 orang dan tenaga unskill sebanyak 30 orang. Disamping para tenaga kerja tersebut, diprakirakan akan cukup banyak pula para pendatang lainnya yang berupaya mencari nafkah dari wilayah yang semakin berkembang ini.
Kondisi ini
merupakan peluang usaha yang cukup baik bagi penduduk lokal. Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka oleh penduduk lokal adalah upaya pemenuhan berbagai barang dan jasa yang secara langsung terkait dengan proyek maupun tidak langsung untuk dapat memenuhi kebutuhan para pekerja proyek dan para pendatang lainnya, diantaranya adalah penyediaan kebutuhan barang dan jasa, penginapan/ pondokan, usaha cuci pakaian/laundry, warung-warung makan, dan lain sebagainya. Mengingat kegiatan ini sangat tinggi intensitasnya dan berlangsung terus menerus, maka diprakirakan akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif sedang (+2) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kesempatan berusaha oleh masyarakat yang semula kualitasnya buruk (2) karena hanya ada sekitar 10 orang yang membuka usaha di setiap wilayah, akan meningkat menjadi baik atau mempunyai skala 4. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Kegiatan pemboran sumur pengembangan akan lebih banyak melibatkan tenaga kerja dengan spesifikasi khusus, sehingga jumlah tenaga kerja lokal yang dapat
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-88
PT PERTAMINA EP -PPGM
terlibat relatif sangat terbatas. Namun mengingat kegiatan pemboran sumur berjalan secara paralel, maka akan terdapat lebih banyak tenaga kerja lokal yang dapat terlibat. Disamping itu akan terdapat pula cukup banyak pendatang lainnya yang berupaya mencari nafkah di daerah yang semakin berkembang ini. Hal ini merupakan kesempatan usaha yang cukup baik bagi penduduk lokal. Diprakirakan akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan usaha ini. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), mengingat kesempatan berusaha ini dapat lebih berkembang ke daerah-daerah lain di sekitarnya. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena total tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini cukup banyak, disamping adanya para pendatang yang lain. Dampak juga dapat berlangsung lama mengingat jumlah sumur yang dibor sebanyak 17 buah. Bobot dampaknya menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, peningkatan mobilitas penduduk maupun barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali ketika kegiatan ini berhenti. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
3. Kegiatan operasi produksi di GPF Pada kegiatan operasi fasilitas produksi gas di GPF akan dioperasionalkan sebanyak 2 unit fasilitas dan melibatkan sekitar 52 orang karyawan yang meliputi 28 orang tenaga
skill dan 24 orang tenaga unskill. Disamping para tenaga kerja tersebut, diprakirakan akan cukup banyak pula para pendatang lainnya yang berupaya mencari nafkah dari wilayah yang semakin berkembang ini.
Kondisi ini merupakan peluang usaha yang
cukup baik bagi penduduk lokal.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-89
PT PERTAMINA EP -PPGM
Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka oleh penduduk lokal adalah upaya pemenuhan berbagai barang dan jasa yang secara langsung terkait dengan proyek maupun tidak langsung untuk dapat memenuhi kebutuhan para pekerja proyek dan para pendatang lainnya, diantaranya adalah penyediaan kebutuhan barang dan jasa, penginapan/ pondokan, usaha cuci pakaian/laundry, warung-warung makan, dan lain sebagainya. Mengingat jangka waktu operasi produksi di GPF relatif panjang, yakni minimal hingga 20 tahun, maka diprakirakan wilayah ini akan cukup ramai dengan banyaknya para pendatang sehingga kesempatan usaha yang ada juga menjadi semakin besar. Diprakirakan akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif sedang (+2) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kesempatan berusaha oleh masyarakat yang semula kualitasnya buruk (2) akan meningkat menjadi baik atau mempunyai skala 4. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Diprakirakan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan usaha yang ada di wilayah studi sebagai akibat adanya tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam kegiatan ini, maupun secara tidak langsung melalui kontraktor-kontraktor lokal serta cukup banyaknya pendatang lain yang berupaya mencari nafkah di wilayah ini. Oleh karena itu
dampaknya dapat dikategorikan
sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), mengingat kesempatan berusaha ini dapat lebih berkembang ke daerah-daerah lain di sekitarnya. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama sejalan dengan operasional fasilitas produksi. Bobot dampaknya menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, peningkatan mobilitas penduduk maupun barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-90
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali ketika kegiatan ini berhenti. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Kegiatan-kegiatan pada tahap pasca operasi akan berdampak terhadap kesempatan usaha yang selama ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Namun diprakirakan tidak semua kesempatan usaha yang selama ini telah dirintis dan dikembangkan warga masyarakat secara otomatis akan tutup dengan dihentikannya operasi produksi gas dan dilepaskannya tenaga kerja. Masih akan terdapat jenis-jenis usaha yang tetap buka, khususnya yang telah berkembang baik, meskipun tenaga kerja operasi produksi gas diberhentikan. Diprakirakan hanya sekitar 10% khususnya jenis-jenis usaha yang selama ini menyediakan makan-minum yang akan tutup. Dampak yang ditimbulkan kegiatan ini adalah negatif kecil (-1), sehingga kesempatan berusaha masyarakat yang semula buruk (2) karena di setiap wilayah rata-rata hanya terdapat sekitar 10-25 orang yang membuka usaha, akan menjadi sangat buruk (1). Derajat kepentingan dampak a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan berusaha akibat berhentinya operasi produksi gas relatif sedikit yakni sekitar 10%. Beberapa jenis usaha yang relatif telah mapan diprakirakan tidak akan terpengaruh dengan kondisi ini. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek yang selama ini memanfaatkan kesempatan usaha yang ada. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak berlangsung dalam
kurun waktu
tertentu saja (bersifat sementara) hingga penduduk lokal mendapatkan kembali kesempatan berusaha. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-91
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan
kesempatan
berusaha adalah turunnya pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari penurunan kesempatan berusaha tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
5.1.3.5. Proses Sosial A. Tahap Prakonstruksi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bila tidak disertai dengan adanya kejelasan tentang proses pelaksanaannya dan nilai ganti lahannya akan menimbulkan berbagai interpretasi di kalangan warga masyarakat. Dimungkinkan satu kelompok masyarakat akan berbeda pendapat dengan kelompok masyarakat yang lain, bahkan antara masyarakat dengan pemrakarsa. Bila kondisi ini dibiarkan terus berkembang, tidak mustahil akan dapat menyebabkan hubungan sosial antar warga masyarakat dan antara warga masyarakat dengan pemrakarsa menjadi terganggu. Diprakirakan akan terdapat sekitar 114 orang yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan dan hal ini berpotensi menimbulkan keresahan atau konflik dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena lahan adalah sumber nafkah utama mayoritas penduduk yang dalam pengolahannya sering melibatkan pihak lain di luar anggota keluarga sehingga keresahan akan dialami oleh lebih banyak warga masyarakat dan tidak terbatas hanya pada pemilik lahan. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang resah terkait proses pembebasan lahan atau besaran dampak yang ditimbulkan adalah negatif sedang (-2). Proses sosial dalam warga yang semula kondisinya baik (4) karena hubungan harmonis dirasakan lebih dari 75% penduduk akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-92
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi tapak proyek ini bila tidak dilaksanakan sebaik mungkin, akan berdampak terhadap proses sosial, khususnya keresahan atau konflik baik antara warga masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemrakarsa. Diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan mengalami keresahan bahkan konflik terkait kegiatan pembebasan lahan. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan akan terjadi di 3 kecamatan wilayah studi. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak terhadap proses sosial (keresahan atau konflik sosial) akibat proses pembebasan lahan yang tidak transparan akan dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama dengan intensitas cukup besar, maka bobot dampaknya dikategorikan penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya gangguan proses sosial adalah munculnya kerawanan sosial yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Gangguan proses sosial tidak bersifat kumulatif mengingat warga masyarakat umumnya bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi. Dampak yang ada dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial dapat berbalik atau dipulihkan karena terhadap lahan yang dibebaskan untuk proyek akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan akan mencari lahan pengganti untuk lahan yang telah dilepaskan. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
2. Penerimaan tenaga kerja setempat Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Selama ini terdapat sekitar 12.848 orang penduduk lokal yang masih menganggur atau mencari pekerjaan. Berbagai kegiatan konstruksi pada bagian hulu ini memberikan kesempatan kerja untuk 268 orang yang
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-93
PT PERTAMINA EP -PPGM
meliputi 111 orang tenaga skill dan 157 orang lainnya sebagai tenaga unskill .
Warga
masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja pada proyek akan merasa cemburu dan tidak puas terhadap penduduk yang dapat diterima bekerja, baik yang berasal dari daerah setempat maupun dari luar daerah. Jika diasumsikan bahwa seluruh tenaga skill yang tertampung proyek berasal dari luar daerah, maka persentase penduduk lokal yang dapat diterima bekerja pada proyek sebagai tenaga unskill adalah sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja. Sementara itu rasa tidak puas dan kecemburuan juga muncul dari penduduk lokal yang diterima bekerja pada proyek terhadap para tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Pekerja lokal akan merasa diperlakukan tidak adil karena jumlah tenaga skill cukup banyak (41,42%) dengan tingkat penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja lokal. Mereka umumnya masih akan beranggapan bahwa merekalah yang lebih berhak menikmati semua ini dibandingkan para pendatang. Kondisi ini pada akhirnya akan memicu terjadinya ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik dalam masyarakat. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis, baik itu antara warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja dengan warga masyarakat yang dapat diterima bekerja, maupun antara para pekerja pendatang dengan pekerja lokal. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya ketidakharmonisan hubungan sosial dalam masyarakat. Namun mengingat bahwa jumlah total tenaga kerja konstruksi ini memang relatif sedikit dan relatif proporsional antara tenaga kerja pendatang dengan tenaga kerja lokal, diprakirakan gangguan proses sosial yang ada relatif kecil yakni kurang dari 20% atau dengan besaran dampak -1, sehingga kondisi proses sosial dalam masyarakat yang selama ini baik (4) akan berubah menjadi sedang (3). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk berbagai aktivitas konstruksi di bagian hulu adalah 268 orang, yang meliputi tenaga skill 41,42%, dan unskill 58,58%. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Namun mengingat proporsi tenaga kerja lokal yang diterima lebih besar dibandingkan dengan tenaga pendatang, maka diprakirakan gangguan proses sosial yang ada relatif kecil. Bobot dampaknya tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-94
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya tidak penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak tidak akan berlangsung lama, karena umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka terhadap pendatang sehingga gangguan proses sosial yang ada mudah dipulihkan. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya ketidakharmonisan hubungan sosial dalam masyarakat akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan ganguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif, baik diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal maupun antara penduduk lokal yang terekrut sebagai tenaga kerja dengan penduduk lain yang tidak terekrut. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja ini bila dlihat dari sifat berbalik atau tidak berbalik dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.
B. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi BS dan GPF Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 112 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga
skill sebanyak 39 orang dan unskill sebanyak 73 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 34,82% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-95
PT PERTAMINA EP -PPGM
didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill
dengan tingkat
penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini cukup besar (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga
unskill dan itupun hanya sekitar 0,57% dari total pencari kerja di wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-96
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang (1) Secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat.
Perubahan pola interaksi sosial ini negatif sedang (-2),
sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga unskill dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di wilayah
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-97
PT PERTAMINA EP -PPGM
studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Mengingat
masyarakat
lokal
pada
dasarnya
bersifat
terbuka
terhadap
pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
(2) Secara Horizontal Directional Drilling (HDD) Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga
skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-98
PT PERTAMINA EP -PPGM
tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat lebih dari 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Besaran dampak terhadap pola interaksi sosial adalah negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami oleh lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga unskill
dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di
wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-99
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Mengingat
masyarakat
lokal
pada
dasarnya
bersifat
terbuka
terhadap
pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
(3) Melalui jalur laut Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat lebih dari 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-100
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga unskill
dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di
wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Mengingat
masyarakat
lokal
pada
dasarnya
bersifat
terbuka
terhadap
pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-101
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Tahap Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk berbagai aktivitas operasional akan melibatkan sebanyak 198 orang yang meliputi tenaga skill sebanyak 152 orang (76,77%) dan tenaga unskill sebanyak 46 orang atau sekitar 23,23%. Diprakirakan penduduk lokal hanya akan dapat mengisi kesempatan kerja sebagai tenaga unskill dan inipun hanya dapat diraih oleh 0,36% pencari kerja yang ada di wilayah hulu. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga lebih banyak dibandingkan dengan tenaga unskill, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Dengan demikian kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah tenaga kerja yang diterima untuk berbagai aktivitas operasional adalah 198 orang, yang pada umumnya (76,77%) merupakan tenaga skill. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang dirasakan cukup banyak (sekitar 40%) oleh warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-102
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga bobot dampaknya termasuk kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja ini dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.
2. Kegiatan operasi produksi di GPF Kegiatan operasional 2 fasilitas produksi gas di GPF potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan adanya kesempatan kerja untuk 52 orang namun umumnya (54%) didominasi oleh tenaga kerja dengan keahlian tertentu. Warga masyarakat yang umumnya tidak memiliki keahlian atau ketrampilan di bidang pengembangan gas diprakirakan akan merasa cemburu terhadap para pendatang yang justru dapat mengisi kesempatan kerja yang ada di wilayah mereka. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini terjalin baik (skala 4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk akan dapat berubah menjadi kurang harmonis khususnya antara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat di sini relatif sangat kecil, maka diprakirakan gangguan proses sosial akan dialami kurang dari 20% warga masyarakat atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1) sehingga kondisi proses sosial akan berubah menjadi sedang (3).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-103
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Dalam kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan direkrut sebanyak 52 orang tenaga kerja yang umumnya mempunyai keahlian tertentu. Dipastikan bahwa para tenaga kerja ini umumnya berasal dari luar daerah. Kondisi ini akan menimbulkan kecemburuan bagi warga masyarakat lokal yang tidak direkrut dalam tahap operasi ini yang pada akhirnya akan memunculkan gangguan proses sosial dalam masyarakat. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat relatif sangat kecil yakni hanya sekitar 0,22% maka gangguan proses sosial yang muncul juga relatif kecil yakni kurang dari 20%. Bobot dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Dalam kegiatan ini dampak relatif hanya dirasakan oleh warga masyarakat yang terkonsentrasi di tapak kegiatan. Bobot dampaknya tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dan lamanya dampak ini akan berlangsung lama, namun mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang maka dalam perjalanannya mereka akan dapat bergaul dengan pendatang. Bobot dampaknya termasuk kategori tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas khususnya di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak proses sosial dalam masyarakat akibat kegiatan ini dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.
3.1.3.6. Pelapisan Sosial A. Tahap Operasi 1. Kegiatan operasi produksi di GPF Operasional fasilitas produksi di GPF membutuhkan tenaga kerja yang meliputi tenaga
skill dan unskill. Dipastikan hampir semua tenaga skill tersebut akan berasal dari luar
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-104
PT PERTAMINA EP -PPGM
daerah dan mempunyai tingkat pendidikan/ketrampilan yang tinggi, tingkat penghasilan yang besar dan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya pelapisan atau strata sosial di wilayah studi. Kondisi ini dapat diperparah bila kebetulan para pendatang merasa bahwa mereka memang mempunyai status sosial yang lebih tinggi sehingga tidak mau berbagaul dan membaur dengan masyarakat lokal. Pada tahap operasi ini diprakirakan akan terdapat sekitar 352 orang tenaga kerja skill dan 54 orang tenaga
unskill. Dilihat dari persentasenya jelas bahwa tenaga kerja skill yang sebanyak 86,69% mendominasi
berbagai
aktivitas
proyek
dan
dalam
perjalanannya
akan
pula
berpengaruh terhadap kondisi sosial kemasyarakatan. Diprakirakan perubahan pelapisan sosial yang ada cukup mencolok dari kondisi sosial masyarakat yang semula umumnya bermatapencaharian dalam bidang pertanian dengan tingkat penghasilan rendah. Setidaknya akan terjadi perubahan kelas-kelas sosial yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan ekonomi masyarakat dengan persentase sekitar 60% atau besaran dampaknya negatif sedang (-2). Dengan demikian pelapisan sosial dalam masyarakat yang pada awalnya kualitasnya baik (4), karena hanya sekitar 12% penduduk menyatakan bahwa sebenarnya ada yang secara ekonomi penduduk cukup kuat dan berpengaruh terhadap terbentuknya pelapisan sosial dalam masyarakat, akan turun menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Adanya pelapisan sosial ini dirasakan oleh hampir semua warga masyarakat di wilayah studi. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga bobot dampaknya termasuk kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya pelapisan sosial adalah kecemburuan warga lokal terhadap pendatang, gangguan proses sosial, kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-105
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak dari adanya pelapisan sosial dalam masyarakat akibat ini dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.
5.1.3.7. Sikap dan Persepsi Masyarakat A. Tahap Prakonstruksi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Pembebasan lahan dan tanam tumbuh merupakan salah satu kegiatan penyebab timbulnya persepsi masyarakat. Persepsi negatif terhadap perusahaan atau pemrakarsa akan muncul bila proses pembebasan lahan tidak dilakukan melalui musyawarah dan mufakat dan tidak ada kesepakatan dalam hal nilai ganti rugi. Selama ini masyarakat relatif bersikap biasa-biasa saja terhadap proyek-proyek yang telah berjalan, namun untuk kegiatan ini sekitar 78,33% masyarakat menyetujui meskipun dengan beberapa saran dan harapan; sehingga kualitas awal lingkungan ditinjau dari sikap dan persepsi masyarakat adalah baik (4). Adanya pembebasan lahan yang tanpa disertai nilai penggantian lahan secara jelas pada akhirnya akan memunculkan berbagai pandangan seperti hilangnya matapencaharian atau bidang usaha yang selama ini mereka tekuni di kegiatan
pertanian, turunnya pendapatan masyarakat dan sulitnya mendapat lahan
pengganti di luar daerah karena keterbatasan akses dan dana. Jumlah penduduk yang lahannya akan dibeli untuk proyek 1,38%, namun mengingat bahwa lahan merupakan sandaran hidup sebagian besar penduduk, dan dalam pengusahaannya melibatkan cukup banyak tenaga kerja, maka diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk yang mengkhawatirkan munculnya masalah dalam kegiatan pembebasan lahan atau besaran dampaknya termasuk dalam kriteria negatif sedang (-2). Dengan demikian kualitas lingkungan yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk mengkhawatirkan munculnya masalah dalam pembebasan lahan akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk yang akan kehilangan lahannya untuk proyek diprakirakan sekitar 1,38% terhadap total penduduk yang memiliki lahan di wilayah studi. Mengingat
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-106
PT PERTAMINA EP -PPGM
lahan pertanian umumnya merupakan sumber pokok penghasilan penduduk, maka kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh yang tidak dilakukan dengan transparan akan berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak
penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan akan dilakukan di 3 kecamatan dalam wilayah studi. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama dengan intensitas cukup besar. Bobot dampaknya dikategorikan sebagai penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak akibat sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap proses pembebasan lahan diantaranya adalah munculnya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dapat dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif, mengingat warga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan cenderung bersifat terbuka dan mudah diajak berkomunikasi sehingga berbagai permasalahan yang muncul dapat segera diselesaikan. Bobot dampak dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul dari kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bersifat berbalik atau dapat dipulihkan karena penduduk yang lahannya dibebaskan akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan akan mencari lahan pengganti terhadap lahan yang telah dilepaskan. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
2. Penerimaan tenaga kerja setempat Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap sikap dan persepsi yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan adanya kesempatan kerja untuk pembangunan berbagai fasilitas di wilayah hulu yang
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-107
PT PERTAMINA EP -PPGM
membutuhkan sekitar 268 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 111 orang (41,42%) dan unskill sekitar 157 orang (58,58%). Tenaga unskill dipastikan akan banyak diisi oleh penduduk lokal dan tenaga skill lebih banyak berasal dari luar daerah. Jadi tidak banyak penduduk lokal yang dapat terlibat dalam proyek. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Pada gilirannya hal ini akan memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat. Namun mengingat bahwa jumlah tenaga kerja lokal yang terekrut proyek lebih banyak jika dibandingkan dengan tenaga kerja luar daerah, maka masyarakat yang akan berpersepsi negatif terhadap proyek juga relatif sedikit yakni hanya sekitar 20% atau mempunyai besaran dampak negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi warga masyarakat terhadap proyek yang sebelumnya berkualitas baik (4) karena sekitar 21% penduduk yang diprakirakan merasa tidak puas dengan proyek, akan turun menjadi sedang (3). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan penerimaan tenaga kerja selain tenaga kerja lokal juga dari luar daerah, yakni sebanyak 268 orang. Tenaga kerja skill yang direkrut umumnya berasal dari luar daerah dan tenaga unskill akan banyak berasal dari penduduk lokal. Namun mengingat bahwa jumlah diantara keduanya relatif berimbang, bahkan lebih banyak yang berasal dari penduduk lokal, maka sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap pemrakarsa hanya ditunjukkan oleh sekitar 20% warga masyarakat. Dengan demikian kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi penduduk baik di sekitar tapak proyek maupun di luarnya yang meliputi 3 kecamatan di wilayah studi. Kriteria dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak tidak akan berlangsung lama, karena umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi sehingga sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul relatif dapat segera diatasi. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-108
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial yang dapat mengarah pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan bersifat kumulatif selama berbagai upaya pengelolaan terus dilakukan. Selain itu warga masyarakat sekitar proyek bersifat terbuka dan mudah diajak berdialog
sehingga
berbagai
permasalahan yang
ada
relatif
dapat
diselesaikan dengan mudah dan cepat. Bobot dampak tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik menjadi positif manakala upaya pengelolaan dampak terus dilakukan. Dengan demikian kriteria ini menjadi tidak penting (TP).
B. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja Kegiatan ini diprakirakan berdampak negatif pada sikap dan persepsi masyarakat karena lalulintas kendaraan proyek di jalan sekitar menuju lokasi proyek meningkat. Dampak ikutannya adalah masalah kebisingan, debu, dan potensi adanya kemacetan dan kecelakaan lalulintas. Sikap dan persepsi negatif juga muncul terkait adanya mobilisasi tenaga kerja yang melibatkan sekitar 268 orang, sementara itu masih banyak penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Pada sisi yang lain dari total tenaga kerja yang direkrut 41,42% diantaranya merupakan tenaga skill yang dipastikan akan lebih banyak diisi tenaga kerja dari luar daerah dan tingkat penghasilannya pun jauh lebih tinggi. Kondisi ini akan memunculkan kecemburuan, kesenjangan sosial dan ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Besaran dampak negatif ini adalah sedang (-2) karena sekitar 80% penduduk mengkhawatirkan kemunculan hal-hal yang tidak diharapkan tersebut. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) akan turun menjadi buruk (2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-109
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja cukup banyak, yaitu penduduk yang berada di sepanjang jalur mobilisasi dan demobilisasi, dan penduduk lokal lainnya yang tidak tertampung proyek. Dengan demikian kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi beberapa wilayah di sepanjang jalur mobilisasi dan demobilisasi yang tercakup dalam 3 kecamatan di wilayah studi, bahkan di luarnya. Kriteria dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak dari kegiatan ini bersifat sementara yakni selama kegiatan mobilisasi dan demobilisasi berlangsung. Bobot dampaknya masuk dalam kategori tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Dengan demikian sifat dampak menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif
sehingga kiterianya tidak penting
(TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat dapat berbalik manakala upaya pengelolaan dampak terus dilakukan. Bobot dampak menjadi tidak penting (TP).
2. Konstruksi BS dan GPF Kegiatan ini berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat sebagai akibat turunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan, turunnya kualitas air permukaan, terganggunya biota air tawar dan gangguan proses sosial khususnya kecemburuan penduduk lokal terhadap para tenaga kerja pendatang. Sikap dan persepsi negatif terhadap proyek dirasakan lebih dari 23% warga masyarakat, sehingga kondisi sikap dan persepsi masyarakat terhadap proyek yang semula baik (4) akan turun menjadi buruk (2), sehingga besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-110
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Manusia yang terkena dampak kegiatan ini cukup banyak, diprakirakan lebih dari 23% penduduk di sekitar tapak proyek. Dampak termasuk kategori penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya di sekitar tapak proyek saja tetapi juga di daerah-daerah lain sekitarnya yang meliputi 3 kecamatan dalam wilayah studi. Bobot dampaknya menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena kegiatan ini cukup kompleks dan intensif dengan jangka waktu cukup lama. Bobot dampaknya termasuk penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan terganggunya keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan pada saat konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat akan dapat berbalik atau diperbaiki manakala berbagai upaya pengelolaan terus dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
3. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang (1) Pemasangan pipa secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang meliputi penggalian tanah dan penimbunan kembali lubang galian akan menimbulkan debu dan kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan warga masyarakat yang ada di sekitarnya, penurunan kualitas air permukaan dan gangguan terhadap satwa liar. Pada beberapa lokasi pemasangan pipa akan terdapat lubang galian pipa dan penimbunan material galian yang dapat mengganggu kelancaran lalulintas dan dapat menimbulkan kemacetan. Dengan terlibatnya tenaga skill sebanyak 46,15%
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-111
PT PERTAMINA EP -PPGM
yang dipastikan berasal dari luar daerah dan tingkat penghasilannya jauh lebih tinggi, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kecemburuan khususnya dari tenaga kerja lokal sehingga mengganggu proses sosial dalam masyarakat. Berbagai dampak negatif yang muncul tersebut menyebabkan sekitar 20% penduduk mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau besaran dampaknya negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat yang sebelum proyek berlangsung mempunyai kualitas baik (4) akan turun menjadi sedang (3). Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini relatif sedikit yakni kurang dari 20% total pencari kerja. Dampak relatif hanya dirasakan para tenaga lokal yang merasa iri dan cemburu terhadap para tenaga kerja pendatang. Kategori dampak termasuk tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak kegiatan pemasangan pipa penyalur gas terutama terkonsentrasi di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak berlangsung relatif sementara yaitu selama kegiatan pemasangan pipa dengan
intensitas yang tidak begitu beasr. Bobot dampak termasuk dalam
kategori tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Mengingat dampak hanya dialami oleh sebagian kecil saja warga masyarakat, maka kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas relatif kecil. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan saat konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Persepsi masyarakat akan berbalik menjadi positif saat upaya pengelolaan juga dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-112
PT PERTAMINA EP -PPGM
(2) Pemasangan pipa penyalur gas secara Horizontal Directional Drilling (HDD) Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang meliputi penggalian tanah dan penimbunan kembali lubang galian akan menimbulkan debu dan kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan warga masyarakat yang ada di sekitarnya, penurunan kualitas air permukaan dan gangguan terhadap satwa liar. Pada beberapa lokasi pemasangan pipa akan terdapat lubang galian pipa dan penimbunan material galian yang dapat mengganggu kelancaran lalulintas dan dapat menimbulkan kemacetan. Dengan terlibatnya tenaga skill sebanyak 46,15% yang dipastikan berasal dari luar daerah dan tingkat penghasilannya jauh lebih tinggi, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kecemburuan khususnya dari tenaga kerja lokal sehingga mengganggu proses sosial dalam masyarakat. Berbagai dampak negatif tersebut pada akhirnya akan menyebabkan sekitar 20% penduduk mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau besaran dampaknya negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat yang sebelum proyek berlangsung mempunyai kualitas baik (4) akan turun menjadi sedang (3). Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini relatif sedikit yakni kurang dari 20% total pencari kerja di wilayah studi. Dampak relatif hanya dirasakan para tenaga lokal yang merasa iri dan cemburu terhadap para tenaga kerja pendatang. Kategori dampak termasuk tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak kegiatan pemasangan pipa penyalur gas terutama terkonsentrasi di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak berlangsung relatif sementara yaitu selama kegiatan pemasangan pipa dengan
intensitas yang tidak begitu beasr. Bobot dampak termasuk dalam
kategori tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Mengingat dampak hanya dialami oleh sebagian kecil saja warga masyarakat, maka kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas relatif kecil. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-113
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan saat konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Persepsi masyarakat akan berbalik menjadi positif saat upaya pengelolaan juga dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
(3) Pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui jalur laut yang diantaranya akan meletakkan pipa di bawah dasar laut akan berdampak terhadap rusaknya pantai yang merupakan tempat bertelur burung maleo, rusaknya karang, turunnya kualitas air laut dan terganggunya biota air laut. Pada kegiatan ini akan terlibat tenaga skill sebanyak 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan. Tenaga skill ini dipastikan berasal dari luar daerah dan mempunyai tingkat penghasilan jauh lebih tinggi sehingga kondisi ini akan dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan khususnya dari tenaga kerja lokal yang akhirnya akan mengganggu proses sosial dalam masyarakat. Berbagai dampak negatif tersebut pada akhirnya akan menyebabkan sekitar 20% penduduk mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau besaran dampaknya negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat yang sebelum proyek berlangsung mempunyai kualitas baik (4) akan turun menjadi sedang (3). Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini relatif sedikit yakni kurang dari 20% total pencari kerja di wilayah studi. Dampak relatif hanya dirasakan para tenaga lokal yang merasa iri dan cemburu terhadap para tenaga kerja pendatang. Kategori dampak termasuk tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak kegiatan pemasangan pipa penyalur gas terutama terkonsentrasi di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak berlangsung relatif sementara yaitu selama kegiatan pemasangan pipa dengan
intensitas yang tidak begitu beasr. Bobot dampak termasuk dalam
kategori tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-114
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Mengingat dampak hanya dialami oleh sebagian kecil saja warga masyarakat, maka kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas relatif kecil. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan saat konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Persepsi masyarakat akan berbalik menjadi positif saat upaya pengelolaan juga dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
4. Penglepasan tenaga kerja Sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja para tenaga kerja konstruksi, hal ini akan memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan muncul adalah pengangguran baik pada tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung dengan proyek maupun penduduk lokal yang selama berlangsungnya kegiatan konstruksi membuka usaha untuk memenuhi keperluan para tenaga kerja. Namun kegiatan penglepasan tenaga kerja ini tidak begitu berpengaruh terhadap para tenaga kerja proyek mengingat sudah adanya kesepakatan masa kerja yang tertuang dalam kontrak kerja. Namun mengingat bahwa tidak semua tenaga kerja siap menghadapi kegiatan ini maka diprakirakan akan terdapat sektiar 1,22% tenaga kerja yang kemudian berpersepsi negatif terhadap proyek atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) karena hanya sekitar 20% pencari kerja yang mengkhawatirkan munculnya dampak negatif, akan tutun menjadi sedang (3). Derajat kepentingan dampaknya adalah: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat adanya kegiatan penglepasan tenaga tidak banyak, yakni sekitar 268 orang atau sekitar 1,22% dari para pencari kerja. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif tidak hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-115
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya akan berlangsung sementara hingga penduduk lokal mendapatkan kembali kesempatan kerja dan atau usahanya pada tahap operasi. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penglepasan tenaga kerja adalah penurunan pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari hilangnya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
C. Tahap Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Sikap dan persepsi negatif akan muncul terkait adanya penerimaan tenaga kerja yang melibatkan sekitar 198 orang, sementara itu masih sangat banyak penduduk lokal, khususnya para pencari kerja (lebih dari 96%) yang tidak tertampung proyek. Pada sisi yang lain dari total tenaga kerja yang direkrut 76,77% diantaranya merupakan tenaga
skill yang dipastikan akan lebih banyak diisi tenaga kerja dari luar daerah dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi. Kondisi ini akan memunculkan kecemburuan, kesenjangan sosial dan ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Besaran dampak negatif ini adalah sedang (-2) karena sekitar 40% penduduk mengkhawatirkan kemunculan hal-hal yang tidak diharapkan tersebut. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) akan turun menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang akan terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait kegiatan penerimaan tenaga kerja cukup banyak, yaitu sekitar 40% penduduk lokal. Dengan demikian kriteria dampaknya penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-116
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi 3 kecamatan di wilayah studi, bahkan di luarnya. Kriteria dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak dari kegiatan ini berlangsung lama sejalan dengan beroperasinya pengembangan gas Matindok. Bobot dampaknya masuk dalam kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak bersifat penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak mengalami akumulasi sehingga kiterianya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik positif, yaitu saat berbagai dampak yang ada ditangani, sehingga kriteria ini menjadi tidak penting (TP).
2. Operasi produksi di GPF Tenaga kerja untuk operasi produksi di GPF meliputi tenaga skill dan tenaga unskill. menimbulkan dampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Selain adanya kekhawatiran-kekhawatiran terkait operasional fasilitas produksi gas (GPF), juga terdapat kecemburuan para warga masyarakat terhadap pekerja pendatang yang jumlahnya sekitar 46,15% dan dipastikan akan memiliki tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih besar dibandingkan penduduk lokal. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya pelapisan atau strata sosial di wilayah studi yang dapat diperparah bila kebetulan para pendatang merasa bahwa mereka memang mempunyai status sosial yang lebih tinggi sehingga tidak mau berbagaul dan membaur dengan masyarakat lokal. Semua hal tersebut pada akhirnya akan dapat menyebabkan timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat. Besaran dampak yang ada adalah negatif sedang (-2) karena sekitar 40% penduduk mengkhawatirkan kemunculan halhal yang tidak diharapkan tersebut, sehingga sikap dan persepsi masyarakat yang pada awalnya adalah baik (4) akan turun menjadi buruk (2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-117
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Sebagian besar warga masyarakat (kurang lebih 40%) memberikan sikap dan persepsi negatif sehubungan munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek saja. Bobot dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama sepanjang masa operasi, sehingga kategori dampaknya termasuk penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah gangguan proses sosial, kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif manakala dilakukan proses komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat ini dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.
3. Penyaluran gas melalui pipa Kegiatan penyaluran gas melalui pipa memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat sebagai akibat adanya kekhawatiran-kekhawatiran masyarakat seperti kebocoran pipa, meledaknya pipa dan terganggunya kesehatan masyarakat di sekitarnya. Namun mengingat bahwa sebelum kegiatan ini berlangsung telah dilakukan sosialisasi kepada warga masyarakat perihal kegiatan tersebut dan kemungkinankemungkinan dampak yang ditimbulkannya, diharapkan hal ini akan dapat mengurangi kekhawatiran-kekhawatiran yang ada.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Diprakirakan terdapat sekitar 14% penduduk
V-118
PT PERTAMINA EP -PPGM
yang khawatir dengan kegiatan ini atau besaran dampak yang muncul adalah negatif kecil (-1). Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan yang selama ini baik kualitasnya (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang mengkhawatirkan adanya dampak-dampak negatif dari proyek, akan turun menjadi sedang atau mempunyai skala 3. Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang akan mempunyai persepsi negatif terhadap kegiatan ini tidak begitu banyak (kurang lebih 14%) diantaranya sebagai akibat dilaksanakannya sosialisasi sebelum kegiatan berlangsung. Sosialisasi diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait hal ini sehingga dapat mengurangi kekhawatiran-kekhawatiran masyarakat. Dengan demikian kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Pipa akan ditanam sejajar dengan lokasi jalan raya, namun hanya terdapat beberapa permukiman saja yang berada di sepanjang jalan raya tersebut sehingga persebaran dampaknya tidak luas. Kriteria dampaknya tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan akan berlangsung lama sejalan dengan beroperasinya pengembangan gas Matindok. Bobot dampaknya masuk dalam kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas di wilayah studi, sehingga dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak mengalami akumulasi sehingga kiterianya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik menjadi positif, yaitu saat upaya pengelolaan dampak senantiasa dilakukan. Dampak termasuk kriteria tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-119
PT PERTAMINA EP -PPGM
D. Tahap Pasca Operasi 1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan sehubungan dengan berakhirnya proses operasi produksi gas akan dilakukan melalui jalur transportasi yang ada. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat sebagai akibat meningkatnya kadar debu di udara, kebisingan, adanya kerusakan jalan, gangguan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Namun mengingat aktivitas pembongkaran dan demobilisasi peralatan dilakukan tidak secara serentak dan intensitasnya kecil, maka diprakirakan hanya terdapat sekitar 8% warga masyarakat yang mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau mempunyai besaran negatif kecil (-1). Dengan demikian sikap dan persepsi negatif masyarakat yang selama ini kualitasnya baik (4) karena respon negatif hanya ditunjukkan oleh sekitar 20% warga masyarakat, akan turun menjadi sedang dengan skala 3. Derajat kepentingan dampak a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan terkena dampak kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan diprakirakan tidak banyak yakni kurang lebih 8% karena aktivitas demobilisasi akan dilakukan melalui jalur transportasi yang selama ini relatif jarang terdapat permukiman di kanan-kirinya.
Oleh karena itu bobot
dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena sentra permukiman yang berada di sepanjang jalur demobilisasi relatif sangat sedikit. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam kurun waktu tertentu atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan adanya konflik dan renggangnya hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-120
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan akan terdapat berbagai upaya pengelolaan dampak. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bilamana berbagai upaya pengelolaan dapat dilaksanakan sehingga dapat mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat yang ada. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
2. Penglepasan tenaga kerja Sehubungan
dengan
berakhirnya
kontrak
kerja
para
karyawan
proyek
akan
memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan muncul adalah pengangguran baik pada karyawan yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal ataupun berbagai jasa yang selama ini mendapat peluang berusaha, seperti warung makan, toko kelontong, cleaning service, dan lain sebagainya. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang mengkhawatirkan adanya dampak negatif proyek, akan turun menjadi buruk (2) dengan meningkatnya persentase kekhawatiran menjadi sekitar 74% saat penglepasan tenaga kerja diterapkan. Dengan demikian perubahan dampak yang ditimbulkan adalah sekitar 53% atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat adanya kegiatan penglepasan tenaga kerja cukup banyak, yakni sekitar 53% yang meliputi para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proyek melalui kontraktor-kontraktor yang ada. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif tidak hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak bersifat sementara atau berlangsung dalam
kurun waktu tertentu saja sampai penduduk lokal mendapatkan kembali
kesempatan kerja. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-121
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dengan adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
5.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 5.1.4.1. Sanitasi Lingkungan A. Tahap Konstruksi 1. Konstruksi BS dan GPF Selama masa konstruksi kemungkinan berpotensi menurunkan kualitas sanitasi lingkungan yang disebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan air bersih, MCK, dan adanya sampah padat maupun cair yang bertebaran di tempat-tempat tertentu. Sehingga kondisi sanitasi lingkungan akan memburuk dan mejadikan tempat tersebut menjadi kumuh, sehingga terjadi penurunan kualitas sanitasi menjadi buruk (1) dari kondisi semula yang kualitasnya sedang (3) karena masih sekitar 16,20% penduduk yang melakukan BAB di lingkungan dan umumnya penduduk belum mempunyai saluran pembuangan air limbah (SPAL). Dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2).
Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Manusia yang terkena dampak pembangunan BS dan GPF disamping penduduk setempat juga terhadap tenaga kerja yang ada. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-122
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak negatif ini terbatas pada lokasi tapak proyek dan penduduk di sekitarnya. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Walaupun kegiatan ini dilakukan secara intensip setiap hari, namun keberlangsungan kegiatan konstruksi bersifat sementara, sehingga bobot dampaknya masuk dalam kategori tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lain yang terkena dampak dari kegiatan ini adalah kependudukan, sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Bobot dampaknya dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan pada saat konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kondisi sanitasi lingkungan tidak akan dapat berbalik seperti sedia kala setelah kegiatan konstruksi pembangunan fasilitas produksi gas selesai. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk penting (P).
2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Proses pemasangan pipa penyalur gas di darat melalui SM Bakiriang dan dengan cara normal drilling dan HDD (alternatif-1 dan alternatif-2), langkah awal yang dipersiapkan adalah lubang untuk menanam pipa penyalur gas. Untuk membuat lubang tersebut dikerjakan dengan peralatan berat seperti “ Back hoe”. Pipa yang akan dipasang pada lubang yang sudah dipersiapkan, diangkut dengan peralatan berat, sehingga terjadi proses keluar masuknya kedaraan berat atau kendaraan disertai dengan gerakan
(manuver) yang dapat merusak tanah permukaan, sehingga timbul lubang-lubang berair yang berpotensi sebagai tempat berkembangnya vektor penyakit. Sampah atau limbah padat konstruksi dan domestik serta limbah cair domestik juga akan berserakan di semua bagian lokasi kegiatan. Selain itu untuk pengurugan kembali lubang penanaman pipa sering dijumpai ketidaksempurnaan dalam proses pengurugan tersebut sehingga proses pemasangan pipa penyalur gas pada alternatif 1 dan alternatif-2 diprakirakan dapat menurunkan kualitas sanitasi lingkungan. Kondisi rona lingkungan awal sanitasi lingkungan mempunyai kualitas sedang atau skala 3 karena masih sekitar 16,20%
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-123
PT PERTAMINA EP -PPGM
penduduk yang melakukan BAB di lingkungan dan umumnya penduduk belum mempunyai SPAL. Adanya kegiatan tersebut diprakirakan akan menurunkan kualitas sanitasi lingkungan menjadi sangat buruk (1) dengan persentase penggunaan fasilitas sanitasi kurang dari 25%. Persentase perubahan kualitas sanitasi adalah sekitar 42% atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Sedangkan pemasangan pipa melalui laut tidak memberikan dampak terhadap sanitasi lingkungan.
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak akibat adanya kegiatan pemasangan pipa penyalur gas adalah penduduk lokal di sekitar atau sepanjang jalur pipa. Kondisi sanitasi menjadi turun akibat adanya debu, asap dan lingkungan sekitar permukiman menjadi kotor sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Dampak penurunan sanitasi lingkungan dapat menyebar ke areal yang lebih luas yakni di sepanjang jalur pipa. Bobot dampaknya dapat dikategorikan penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup tinggi karena volume dan tingkat kesulitan pekerjaan ini relatif tinggi. Dampak juga akan berlangsung cukup lama sehingga bobot dampak adalah penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat dari turunnya kualitas sanitasi lingkungan adalah sosial ekonomi dan sosial. Dengan demikian bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari turunnya sanitasi lingkungan tidak bersifat kumulatif sehingga bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak dari kegiatan ini adalah turunnya sanitasi lingkungan akan dapat dipulihkan atau berbalik. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-124
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.1.4.2. Tingkat Kesehatan Masyarakat A. Tahap Operasi 1. Kegiatan pemboran sumur pengembangan Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak adanya gas/debu dan limbah yang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, baik para pekerja maupun warga masyarakat di sekitar. Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini lebih didominasi oleh tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Diduga akan banyak tenaga kerja yang terpisah jauh dari keluarganya sehingga kondisi ini akan dapat memicu tumbuhnya atau berkembangnya jenis-jenis penyakit yang terkait dengan penyakit menular seksualitas (PMS). Hal ini dapat terjadi karena di sekitar lokasi kegiatan terdapat adanya tempat-tempat hiburan yang dipastikan aktivitasnya meningkat
untuk melayani
para pekerja/karyawan dan warga masyarakat lainnya
selama masa operasi yang cukup panjang yakni ± 20 tahun. Selama ini kualitas kesehatan masyarakat termasuk dalam kualitas sedang (3) mengingat kondisi sanitasi lingkungan masih kurang baik, belum semua lapisan masyarakat mampu menjangkau fasilitas kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan sehat. Dengan adanya kegiatan ini diprakirakan kondisi tingkat kesehatan masyarakat akan turun menjadi sangat buruk (1) karena intensitas kegiatan ini cukup tinggi dan akan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini selain para pekerja adalah penduduk sekitar lokasi kegiatan dan juga kemungkinan warga masyarakat lainnya. Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah dampak penurunan kesehatan masyarakat disamping di sekitar lokasi kegiatan juga akan dapat menyebar ke wilayah lain mengingat adanya pola interaksi yang sekarang relatif terbuka antar wilayah. Bobot dampaknya dapat dikategorikan penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak dari kegiatan ini berlangsung dalam waktu yang cukup panjang yaitu ± 20 tahun dengan intensitas yang tinggi, sehingga bobot dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-125
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat turunnya kesehatan masyarakat adalah kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian dampaknya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak penurunan tingkat kesehatan masyarakat tidak akan bersifat kumulatif, manakala upaya pengelolaan selalu dilaksanakan. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Penurunan tingkat kesehatan masyarakat bersifat berbalik atau dapat diperbaiki dengan berbagai upaya pengelolaan. Dengan demikian bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
2. Kegiatan operasi produksi di GPF Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak adanya gas/debu dan limbah yang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, baik para pekerja maupun warga masyarakat di sekitar. Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini lebih didominasi oleh tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Diduga akan banyak tenaga kerja yang terpisah jauh dari keluarganya sehingga kondisi ini akan dapat memicu tumbuhnya atau berkembangnya jenis-jenis penyakit yang terkait dengan penyakit menular seksualitas (PMS). Hal ini dapat terjadi karena di sekitar lokasi kegiatan terdapat adanya tempat-tempat hiburan yang dipastikan aktivitasnya meningkat
untuk melayani
para pekerja/karyawan dan warga masyarakat lainnya
selama masa operasi yang cukup panjang yakni ± 20 tahun. Selama ini kualitas kesehatan masyarakat termasuk dalam kualitas sedang (3) mengingat kondisi sanitasi lingkungan masih kurang baik, belum semua lapisan masyarakat mampu menjangkau fasilitas kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan sehat. Dengan adanya kegiatan ini diprakirakan kondisi tingkat kesehatan masyarakat akan turun menjadi sangat buruk (1) karena intensitas kegiatan ini cukup tinggi dan akan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-126
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini selain para pekerja adalah penduduk sekitar lokasi kegiatan dan juga kemungkinan warga masyarakat lainnya. Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah dampak penurunan kesehatan masyarakat disamping di sekitar lokasi kegiatan juga akan dapat menyebar ke wilayah lain mengingat adanya pola interaksi yang sekarang relatif terbuka antar wilayah. Bobot dampaknya dapat dikategorikan penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak dari kegiatan ini berlangsung dalam waktu yang cukup panjang yaitu ± 20 tahun dengan intensitas yang tinggi, sehingga bobot dampak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat turunnya kesehatan masyarakat adalah kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian dampaknya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak penurunan tingkat kesehatan masyarakat tidak akan bersifat kumulatif, manakala upaya pengelolaan selalu dilaksanakan. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Penurunan tingkat kesehatan masyarakat bersifat berbalik atau dapat diperbaiki dengan berbagai upaya pengelolaan. Dengan demikian bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
Hasil rekapitulasi Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah disajikan pada tabel berikut.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-127
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.8. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hulu di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
1
2
3
4
5
6
Pola kepemilikan lahan Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat
P P P
P P P
P P P
P P P
TP TP TP
TP TP TP
Jumlah Kriteria Penting (P) 4P 4P 4P
Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat
TP TP
P P
TP TP
P P
TP TP
TP TP
2P 2P
B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demo- Kualitas udara bilisasi peralatan Kebisingan Keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan dan jembatan Sikap dan persepsi masyarakat
P TP P P P
P P P P P
TP TP P P TP
P P P P P
TP TP TP P TP
TP TP TP P TP
3P 2P 4P 6P 3P
TP P P TP TP TP TP
TP TP P TP P TP TP
TP TP TP P P TP TP
P TP P P P TP P
TP TP TP P P TP TP
TP TP P TP TP P P
1P 1P 4P 3P 4P 1P 2P
3. Konstruksi BS & GPF Kualitas udara Kebisingan Kualitas air permukaan Kualitas air laut Satwa liar Biota air tawar Pendapatan masyarakat Kesempatan berusaha Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat Sanitasi lingkungan
TP P P P TP P TP TP P P P
TP P P TP P P TP TP P P P
P P TP TP TP TP TP TP P P P
P P P P P P TP P P P TP
TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
TP TP TP TP TP TP P P TP TP TP
2P 4P 3P 2P 2P 3P 1P 2P 4P 4P 3P
4. Pemasangan pipa penyalur gas
P TP TP P TP TP P P TP P TP TP TP
P P P P TP P P P P P P P P
TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P
P P P P P P P P P P P P P
TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P P P
TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P
3P 2P 2P 3P 1P 2P 3P 3P 2P 3P 3P 3P 5P
Tahap Rencana Kegiatan
Kriteria Dampak Rencana Kegiatan
Parameter Lingkungan
A. Pra 1. Pembebasan lahan Konstruksi dan tanam tumbuh
2. Penerimaan tenaga kerja
2. Pembukaan dan pematangan lahan
Kualitas udara Kebisingan Terjadinya erosi tanah Vegetasi Satwa liar Pendapatan masyarakat Kesempatan berusaha
Kualitas udara (alt- 1) (alt- 2) (alt- 3) Kebisingan (alt- 1) (alt- 2) (alt- 3) Kualitas air laut (alt- 3) Gangguan sistem irigasi & drainase Kelancaran lalulintas Keselamatan berlalulintas Satwa liar (alt-1) (alt-2) (alt-3)
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-128
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.8. Lanjutan Tahap Rencana Kegiatan
1
2
3
4
5
6
Biota air tawar Biota air laut Pendapatan masyarakat (alt-1) (alt-2) (alt-3) Kesempatan berusaha (alt-1) (alt-2) (alt-3) Proses sosial (alt-1) (alt-2) (al t-3) Sikap dan persepsi masyarakat (alt-1) (alt-2) (alt-3) Sanitasi lingkungan (alt-1) (alt-2) (alt-3) 5. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat kerja Sikap dan persepsi masyarakat
P P TP TP TP TP TP TP P P P TP TP TP P P TP TP TP
P TP TP TP TP TP TP TP P P P TP TP TP P P TP P P
TP TP TP P P TP P P P P P TP TP TP P P TP TP TP
P P TP TP TP P P P P P P TP TP TP TP TP TP P P
TP P TP TP TPT TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
TP P TP TP TP P P P TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Jumlah Kriteria Penting (P) 3P 4P 0 1P 1P 2P 3P 3P 4P 4P 4P 0 0 0 3P 3P 0 2P 2P
1. Penerimaan tenaga kerja
Kependudukan Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat
TP P P
TP P P
TP P P
P P P
TP TP TP
TP TP TP
1P 4P 4P
2. Pemboran sumur pengembangan
Kualitas udara Kualitas air permukaan Kualitas air laut Biota air tawar Pendapatan masyarakat Kesempatan berusaha Pelapisan sosial Sikap dan persepsi masyarakat Tingkat kesehatan masyarakat
TP P TP P TP P P P P
TP P TP P TP P P P P
P TP TP P TP P P P P
TP P P P P P P P TP
TP TP TP TP TP TP TP TP TP
TP TP TP TP P P TP TP P
1P 3P 1P 4P 2P 5P 4P 4P 4P
3. Operasi produksi di GPF
Kualitas udara Kebisingan Kualitas air permukaan Biota air tawar Pendapatan masyarakat Kesempatan berusaha Proses sosial Tingkat kesehatan Masyarakat
P TP P P TP P TP P
P TP P P TP P TP TP
P P TP P TP P TP P
TP TP P P P P P P
TP TP P TP TP TP TP P
TP TP TP TP P P TP TP
3P 1P 4P 4P 2P 5P 1P 4P
4. Penyaluran gas melalui pipa 5. Pengangkutan kondensat dan sulfur dengan transport darat
Sikap dan persepsi masyarakat
TP
TP
P
P
TP
TP
2P
Keselamatan berlalulintas Kerusakan jalan dan jembatan
P P
P P
P P
P P
TP P
TP P
4P 6P
Kriteria Dampak Rencana Kegiatan
Parameter Lingkungan
B. Konstruksi 4. Pemasangan pipa penyalur gas
C. Operasi
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-129
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.8. Lanjutan Kriteria Dampak
Tahap Rencana Kegiatan
Rencana Kegiatan
D. Pasca Operasi
1. Penghentian operasi produksi gas
Parameter Lingkungan
Jumlah Kriteria Penting (P)
1
2
3
4
5
6
TP TP TP TP TP
TP P TP TP TP
TP TP P P TP
P P P P P
TP TP TP TP TP
TP TP TP TP TP
1P 2P 2P 2P 1P
2. Pembongkaran dan Keselamatan berlalulintas Demobilisasi peralatan Kerusakan jalan Sikap dan persepsi masyarakat
P P TP
P P TP
TP TP TP
P P P
TP P TP
TP P TP
3P 5P 1P
3. Revegetasi
P P
TP TP
P P
P P
P P
TP TP
4P 4P
TP P
P P
TP TP
P P
TP TP
TP TP
2P 3P
Kualitas udara Kebisingan Kualitas air permukaan Kualitas air laut Kesempatan berusaha
Vegetasi Satwa liar
4. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat kerja Sikap dan persepsi masyarakat
Keterangan: Angka (1), (2), dan (3) menunjukkan alternatif kegiatan.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-130
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.2.
PRAKIRAAN DAMPAK PADA KEGIATAN HILIR
5.2.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia 5.2.1.1. Kualitas Udara Ambien A. Tahap Konstruksi 1. Konstruksi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di USO Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus kualitas lingkungan udara akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2). Angka kualitas lingkungan udara 2 diperoleh berdasarkan : Kualitas udara ambien akan berkurang antara lain karena meningkatnya kandungan beberapa parameter seperti: PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara ambien), SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon (karena emisi gas buang beberapa kendaraan berat yang digunakan untuk aktivitas pembangunan Pelabuhan Khusus). Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada saat kegiatan berlangsung diprakirakan antara 200-299 yang berarti kondisi skala kualitas lingkungan udara jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU antara 200-299 (sesuai Tabel 5.1). Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso ini dampak mengenai manusia jumlahnya cukup banyak. Hal ini dikarenakan mobilitas kendaraan akan melewati permukiman penduduk. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso menempati area sekitar 200 Ha, dan mobilitas kendaraan pengangkut material ada yang melewati permukiman. c)
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung lama ± 40 tahun, oleh karena kriteria dampak adalah penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak selain manusia juga fauna, maka kriteria dampaknya adalah penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-131
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
2. Konstruksi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang adalah negatif sedang (-2).
Angka ini
berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus kualitas lingkungan udara turun menjadi jelek (skala 2). Angka kualitas lingkungan udara = 2 diperoleh berdasarkan : Kualitas udara ambien akan berkurang antara lain karena meningkatnya kandungan beberapa parameter seperti: PM10 (karena bertambahnya kandungan debu di udara ambien), SO 2, CO, NO 2, hidrokarbon (karena emisi gas buang beberapa kendaraan berat yang digunakan untuk aktivitas pembangunan Pelabuhan Khusus). Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada saat kegiatan berlangsung diprakirakan antara 200-299 yang berarti kondisi skala kualitas lingkungan udara jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi kualitas udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU antara 200-299 (sesuai Tabel 5.1). Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktorfaktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang ini dampak yang mengenai manusia jumlahnya banyak, yaitu penduduk yang bermukim di sepanjang jalan yang dilalui kendaraan pengangkut alat. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang menempati area sekitar 200 Ha. Sedang mobilitas kendaraan pengangkut material sebagian akan melewati pemukiman penduduk.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-132
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Kegiatan pembangunan akan berlangsung lama sehingga kriteria dampaknya adalah penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak selain manusia adalah fauna. Dengan demikian kriteria dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan konstruksi kilang dan Pelabuhan Khusus selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
B. Tahap Operasi 1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya adalah negatif sedang (2). Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan udara awal baik (skala 4) dengan kondisi skala kualitas udara saat kegiatan berlangsung menjadi jelek (skala 2). Dasar pertimbangan skala lingkungan (2) diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil pemodelan dengan tinggi stack 20 m, konsentrasi maksimum penyebaran emisi gas terjadi pada jarak 1665 m dengan konsentrasi SO2 = 0,00929 gr/m3 , NOx = 2,66gr/m3 , dan CO = 0,3755 gr/m 3. Dari hasil pemodelan kondisi kualitas udara masih di bawah baku mutu. Hasil pemodelan emisi gas disajikan pada Lampiran 15. Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-faktor penentu tingkat kepentingan dampak. Dengan demikian kondisi kualitas lingkungan udara yang semula baik (skala 4) dengan ISPU 51-100 akan mengalami penurunan menjadi jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 (sesuai Tabel 5.1). Berikut ini diuraikan derajat tingkat kepentingan dampak lingkungan terhadap faktor-faktor penentu tingkat kepentingan dampak. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-133
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas sekitar 300 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Operasional kilang akan berlangsung lama dengan intensitas tinggi, sehingga kriteria dampaknya adalah penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak selain manusia adalah fauna di sekitar lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi Kilang LNG Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kualitas udara. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungannya jelek (skala 2) dengan ISPU 200-299 akan mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199, sehingga besaran dampak positif kecil (+1).
Berikut ini dijelaskan tentng derajat kepentingan dampk lingkungan kualitas udara akibat penghentian operasi kilang LNG. a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-134
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas sekitar 200 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan kualitas udara akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna di sekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas udara yang tersebar tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, kualitas udara akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
2. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus) Kondisi rona awal kualitas udara mempunyai skala = 4. Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas udara akibat kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus) adalah negatif kecil (-1). Angka ini merupkan selisih antara kualitas lingkungan udara awal baik (skala 4) yang mempunyai nilai ISPU 51-100 dengan skala kualitas udara saat kegiatan berlangsung kondisinya turun menjadi sedang (skala 3) dengan ISPU 101-199. Dasar pertimbangan skala 3 adalah sebagai berikut. Kualitas udara ambien diprakirakan mengalami penurunan antara lain karena peningkatan kandungan beberapa parameter seperti PM10 dan emisi gas buang dari mobilisasi peralatan berat yang digunakan, seperti SO2, CO, NO2 dan hidrokarbon Diprakirakan ISPU adanya kegiatan ini berkisar antara 101 – 199. Kisaran ini memiliki skala kualitas lingkungan sedang (3).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-135
PT PERTAMINA EP -PPGM
Berikut tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak relatif banyak, dan alat berat yang digunakan relatif banyak. Lokasi kilang dan Pelabuhan Khusus berbatasan langsung dengan pemukiman sehingga kriteria dampak adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak relatif luas karena melewati pemukiman penduduk dengan jangkauan jarak cukup jauh. Sehingga kriteria dampak penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung sebentar, sehingga kriteria dampak adalah tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah sikap dan persepsi masyarakat, sehingga kriteria dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Penurunan kualitas udara karena peningkatan PM10 tidak akan menyebabkan akumulasi, sehingga dampak ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik setelah selesai kegiatan ini dan kualitas udara akan kembali baik. Oleh karena itu kriteria dampak tidak penting (TP).
5.2.1.2. Kebisingan A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang akan berlangsung, diprakirakan akan meningkatkan kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya. Tingkat kebisingan yang diprakirakan timbul 70 dB(A). Sesuai skala kualitas lingkungan kisaran tingkat kebisingan ini memiliki skala kualitas lingkungan jelek (skala 2). Berdasarkan pertimbangan di atas, dampak yang ditimbulkan merupakan dampak negatif sedang (-2). Skala kualitas lingkungan awal kebisingan akan mengalami penurunan dari kondisi baik skala 4) menjadi jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi lingkungan awal yang semula baik (skala 4) dengan nilai kebisingan 55 dB(A) mengalami peningkatan menjadi 70 dB(A), yang berarti kondisi lingkungan jelek (skala 2). Hasil perhitungan terlampir.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-136
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ini, jumlah manusia yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi, penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG menempati areal yang luas ± 200 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kebisingan kegiatan konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna serta biota di areal konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi, sehingga kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
B. Tahap Operasi 1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Prakiraan dampak pada kebisingan ketika kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan awal baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan operasional, kualitas lingkungan diprakirakan menjadi jelek (skala 2). Jumlah kompresor yang ditempatkan di area Kilang LNG sebanyak 3 unit dengan kapasitas 150 MMSCFD berpotensi menimbulkan kebisingan. Satu unit kompresor mempunyai kebisingan sekitar 80 dB(A), sehingga apabila digunakan 3 unit kompresor maka kebisingan yang ditimbulkannya 84,77 dB(A) dan diprakirakan terhadap pemukiman sekitar 64-77 dB(A) (skala 2). Berdasarkan hal tersebut, maka nilai tersebut termasuk dalam skala kualitas lingkungan jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi lingkungan awal yang semula baik (skala 4)
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-137
PT PERTAMINA EP -PPGM
dengan nilai kebisingan 55 dB(A) akan mengalami peningkatan kebisingan saat kegiatan operasional kilang dan Pelabuhan Khusus yaitu sebesar 64,81 dB(A) dengan kondisi lingkungan jelek (skala 2) sehingga kondisi kualitas lingkungan mengalami penurunan dari baik (skala 4) menjadi jelek (skala 2). Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya kebisingan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas sekitar 200 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan oleh selama operasioanal kilang LNG dan Pelabuhan Khusus berlangsung.
Oleh
karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus selesai, kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi Kilang LNG Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kebisingan. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungannya jelek (skala 2) dengan tingkat kebisingan sekitar 64-77 dB(A) akan mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) dengan tingkat kebisingan sekitar 63-71 dB(A), sehingga besaran dampak positif kecil (+1).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-138
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas sekitar 300 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan tingkat kebisingan akan menjadi lebih baik.
Oleh karena itu maka kriteria ini tidak
penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
5.2.1.3. Kualitas Air Permukaan A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang akan berlangsung sementara, diprakirakan akan menurunkan kualitas air sungai akibat tumpahan tidak sengaja jenis material dan bahan bakar dan limbah air hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan. Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan konstruksi BS dan GPF adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-139
PT PERTAMINA EP -PPGM
kualitas lingkungan air permukaan/sungai awal baik (skala 4) dimana kekeruhan 6-20 NTU, pada saat ada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus, kualitas air permukaan turun menjadi jelek (skala 2) yang diakibatkan dari peningkatan kekeruhan dengan nilai sekitar 45-90 NTU. Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ini, jumlah manusia yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi, penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus menempati areal yang luas sekitar 200 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna yang hidup di sungai serta biota laut sekitar area konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air permukaan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
B. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian kilang LNG Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kualitas air permukaan. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungan jelek (skala 2) dengan nilai kekeruhan sekitar 45-90 NTU akan mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) yang mempunyai kekeruhan 20-45 NTU, sehingga besaran dampak positif kecil (+1).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-140
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tingkat kepentingan dampak adalah sebagai berikut : a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas sekitar 200 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan kualitas air permukaan akan menjadi lebih baik.
Oleh karena itu maka kriteria ini tidak
penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
5.2.1.4. Kualitas Air Laut A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus Prakiraan besaran dampak yang terjadi pada kualitas air laut akibat kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus adalah negatif sedang (-2). Angka ini merupakan selisih antara kualitas lingkungan air laut awal yang semula baik (skala 4) dengan nilai kekeruhansekitar 6-20 NTU dan skala kualitas saat kegiatan berlangsung (skala 2). Dasar pertimbangan skala kualitas lingkungan 2 karena kegiatan konstruksi
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-141
PT PERTAMINA EP -PPGM
terutama konstruksi Pelabuhan Khusus akan menyebabkan penurunan kualitas air laut terutama peningkatan kekeruhan akibat dari pengerukan. Peningkatan kekeruhan diprakirakan sebesar 45-90 NTU sedangkan angka ini berada pada skala 2. Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Kekeruhan yang diakibatkan konstruksi kilang dan Pelabuhan Khusus akan mengganggu aktivitas penduduk sekitar yang umumnya bermatapencaharian seabgai nelayan. Oleh karena itu kriteria dampaknya adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (TP), karena dampak akan tersebar cukup luas. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung sementara selama kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak biota laut sekitar area konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak
tidak
akan
mengalami
kumulatif
karena
tidak
akan
mengalami
bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
B. Tahap Operasi 1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Limbah cair berasal dari limbah campur minyak, air berasal dari operasi yang berhubungan dengan pengolahan, air bekas cucian peralatan, setelah dilakukan pengolahan di IPAL akan dibuang ke laut. Sedangkan di lokasi Pelabuhan Khusus kemungkinan ada ceceran minyak dari kapal pengangkut produk. Kegiatan tersebut akan menurunkan kualitas air laut terutama parameter minyak dan lemak.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-142
PT PERTAMINA EP -PPGM
Prakiraan dampak pada kualitas air laut ketika kegiatan operasional kilang LNG ini dilakukan adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kondisi rona lingkungan awal baik (skala 4) dengan kandungan minyak dan lemak sekitar 1-5 ppm dan pada saat ada kegiatan operasional kilang LNG diprakirakan turun menjadi kondisi jelek (skala 2). Angka skala 2 berasal dari prakiraan kondisi saat kegiatan, kandungan minyak dan lemak menjadi sekitar 11-15 ppm. Sedangkan kriteria tersebut berada pada skala kualitas lingkungan 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Limbah cair dari operasional kilang LNG setelah diolah di IPAL akan dialirkan ke laut dan
kemungkinan
ceceran
minyak
dari
kapal
pengangkut
produk
akan
menyebabkan penurunan kualitas air laut. Oleh karena itu dampaknya tidak penting (TP). Jumlah manusia yang terkena dampak terutama nelayan relatif sedikit karena penyebarannya hanya sekitar 2 km. b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini berlangsung hanya di area sekitar 2 km dari Pelabuhan Khusus. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan oleh selama operasioanal kilang LNG berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-143
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi Kilang LNG Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kualitas air laut. Diprakirakan kondisi lingkungan yang semula jelek (skala 2) dengan kandungan minyak dan lemak sekitar 11-15 ppm akan mengalami perubahan kondisinya menjadi sedang (skala 3) yang mempunyai kandungan minyak dan lemak sekitar 6-10 ppm, sehingga besaran dampak positif kecil (+ 1).
Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak bersifat tidak penting (TP), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas tapi terlokasir. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan kualitas air laut akan kembali seperti sedia kala. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah biota laut di perairan sekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kualitas air laut tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, kualitas air laut akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-144
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.2.1.5. Transportasi Darat A. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja (1) Kelancaran lalulintas Kondisi lalulintas sebelum ada kegiatan masih sangat lancar. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan di lokasi dan hasil perhitungan nilai derajat kejenuhan (DS =
degree of saturation) yang merupakan perbandingan antara volume dengan kapasitas (V/C), yaitu DS terletak pada interval 0,0-2,0. Pada tahap konstruksi akan ada bangkitan arus lalulintas yang diakibatkan oleh lalulintas angkutan material (kendaraan pengangkut pipa baja) yang dikhawatirkan akan menciptakan tundaan lalulintas, khususnya di ruas jalan yang menghubungkan Kintom-Batui-Toili. Bila diperkirakan lalulintas angkutan tersebut yang melintas maksimum sebesar 10 kendaraan/jam atau 100 kendaraan/hari, maka kinerja ruas jalan adalah sebagai berikut. Tabel 5.9. Kinerja Ruas Jalan Ada Kegiatan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan RLA Ada kegiatan konst Jam Skala V C DS V C DS sibuk (smp/j) (smp/j) (V/C) (smp/j) (smp/j) (V/C) Ruas Kintom-Batui 108 2.620 Pagi
0,060
5
Siang
96
2620
0,036
5
Sore
54
2620
0,020
5
Skala
128
2.406
0,048
5
116
2.552
0.044
5
74
2574
0.028
5
Sumber: Pengolahan Data Lapangan dengan MKJI, Tahun 2007
Berdasarkan hasil hitungan dengan metoda MKJI dapat diperkirakan bahwa adanya tambahan lalulintas kendaraan pengangkut material tidak mengubah skala kualitas lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol). (2) Keselamatan pengguna jalan Berdasarkan hasil pendataan di lapangan dapat diinformasikan bahwa kondisi rona awal lingkungan sudah cukup rawan terjadi kecelakaan {(skala 3 atau Tingkat Kerawanan Lalulintas (TKRi) = 3,3), sehingga adanya bangkitan lalulintas kendaraan berat (diperkirakan sebanyak 100 kendaraan/hari) diperkirakan akan meningkatkan jumlah kejadian kecelakaan menjadi 2 kali selama tahap konstruksi per tahun.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-145
PT PERTAMINA EP -PPGM
2 x 10 6 TKR 5,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan ) i 929 x 365 Dengan demikian skala kualitas lingkungan yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Hal ini disebabkan oleh faktor sebagai berikut: lebar perkerasan minimal untuk lalulintas hanya 4,5 meter (kurang dari 5,5 meter), banyaknya hewan ternak yang dibiarkan di pinggir jalan banyaknya pejalan kaki yang berjalan di badan jalan kecepatan laju kendaraan rata-rata di jalan lurus berkisar 60-70 km/jam adanya penyempitan jalan akibat penggunaan parkir di badan jalan (kawasan perkotaan/perdagangan) penyempitan lebar jalan di jembatan Keselamatan pengguna jalan perlu diperhatikan, khususnya pada saat ada kendaraan pengangkut yang berukuran besar melewati kawasan pemukiman dan perkotaan. Manuver
kendaraan pengangkut tersebut dapat membahayakan
pengguna jalan lain yang diakibatkan oleh sempitnya ruas jalan dan jembatan, pejalan kaki di badan jalan maupun adanya hewan ternak yang berkeliaran di perkerasan jalan. Bila pengguna jalan kurang waspada dapat terjadi kecelakaan. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan pengangkut peralatan dan material adalah pengguna jalan propinsi mulai dari Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan mobilisasi peralatan dan material adalah seluruh jalan yang dijadikan rute angkutan material, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-146
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya mobilisasi peralatan selama tahap konstruksi, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya mobilisasi peralatan menuju ke lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kegiatan
transportasi
akibat
mobilisasi
kendaraan
pengangkut
hanya
berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan oleh adanya intensitas kegiatan angkutan material yang melakukan manuver di jalan raya hanya bersifat sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak dianggap penting (TP).
(3) Kerusakan jalan dan jembatan Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempattempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim penghujan. Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut material/bahan konstruksi dengan MST > 8 ton dan pembebanan yang berulang, akan mempercepat tingkat kerusakan jalan dan jembatan. Penyebab kerusakan jalan untuk kegiatan ini adalah adanya penggunaan dump
truck (DT) berkapasitas > 8 m 3 dari lokasi quarry ke lokasi proyek.
Dasar
penentuan skala kualitas lingkungan untuk parameter kerusakan jalan adalah dari selisih nilai ITP (Indeks Tebal Perkerasan) sebelum ada kegiatan dibandingkan dengan setelah ada kegiatan. Untuk menentukan ITP masing-masing lokasi ruas jalan di dasarkan asumsi sebagai berikut. CBR tanah dasar = 5 % Curah hujan 900 mm/tahun Kelandaian: < 6%
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-147
PT PERTAMINA EP -PPGM
Adanya angkutan material dengan menggunakan Dump Truck (DT) selama masa pelaksanaan pekerjaan. Kerusakan terjadi bila: ITP1 < ITP2 Prakiraan dampak kerusakan untuk ruas jalan di masing-masing ruas jalan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 5.10. Lintas Ekivalen Rencana Kegiatan di Tiap Lokasi Ruas Jalan Kintom-Batui
Kondisi rona awal BB 0
BS TB 0
0
Kondisi Mobilisasi kend. Material
TS
MP
DT
LEP
BB
BS
TB
TS
MP
DT
LEA
9
14
0
2,70
0
0
50
11
18
50
60,90
Tabel 5.11. Indeks Tebal Perkerasan di Tiap Lokasi Ruas Jalan Kintom-Batui
ITP1
LEP
LEA
LET
LER
ITP2
Ket
5,45
2,70
60,90
31,80
15,90
5,80
ITP1 < ITP2
Keterangan: KR : Kendaraan Ringan TK : Truk Kecil TS : Truk Sedang TB : Truk Berat BB : Bus Besar LEP: Lintas Ekivalen Permulaan
LET : Lintas Ekivalen Tengah LEA : Lintas Ekivalen Akhir LER : Lintas Ekivalen Rencana LHR : Lalulintas Harian Rata-rata ITP1: Indeks Tebal Perkerasan sebelum ada kegiatan ITP2: Indeks Tebal Perkerasan setelah ada kegiatan
Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala 3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Rute angkutan material akan melalui jalan lingkungan yang hanya merupakan jalan tanah diperkeras batu (Makadam), sehingga diprakirakan akan mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan perkerasan jalan tidak mampu mendukung beban kendaraan yang tinggi (MST > 10 Ton). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan mobilisasi peralatan, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan. Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-148
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting ( P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Mobilisasi ini dilakukan selama kegiatan konstruksi,
sehingga dampak yang
terjadi dianggap penting (P). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya mobilitas kendaraan pengangkut yang keluar masuk lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah besar/bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
2. Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (1) Gangguan kelancaran lalulintas Kegiatan konstruksi kompleks kilang minyak LNG dan Pelabuhan Khusus berada pada jalur utama Kintom-Batui, sehingga kegiatan tersebut akan berpengaruh pada kelancaran lalulintas. Gangguan kelancaran diakibatkan adanya aktivitas yang memanfaatkan jalan utama tersebut. Kondisi ruas jalan antara Kintom-Batui sebelum ada kegiatan konstruksi berdasarkan pengamatan dan evaluasi kinerja ruas jalan, dapat diinformasikan masih sangat lancar (nilai DS : 002-0,06 atau skala 5). Penurunan tingkat pelayanan ruas jalan diakibatkan oleh gangguan samping akibat aktivitas konstruksi yang menyebabkan pengurangan lebar jalan/kapasitas jalan. Jalur lalulintas yang dimanfaatkan untuk arus menerus akan berkurang menjadi 1 (satu) lajur atau selebar 3 meter, sehingga pengaturan hak berjalan menjadi satu arah/bergantian. Kondisi yang demikian dapat diartikan bahwa DS (degree of
saturation menjadi 1
pada salah satu arah). Bila dirata-rata untuk kedua arah,
yaitu: DS = (0,06 + 1,0)/2 = 0,503 (skala 3/sedang)
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-149
PT PERTAMINA EP -PPGM
Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter kelancaran lalulintas yang semula 5 (sangat baik/sangat lancar) turun menjadi skala 3 (sedang), sehingga besaran dampaknya adalah -2 (negatif 2). Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang menempati lahan di wilayah Kintom dan berada pada jalur jalan provinsi, berdampak pada kelancaran lalulintas di jalur tersebut. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dapat adalah
pengguna jalan yang
kebetulan melintasi jalan utama Batui-Kintom. Mengingat jalur jalan tersebut merupakan jalan utama menuju ke Luwuk, maka gangguan transportasi akan berdampak besar pada seluruh pengguna/masyarakat di wilayah tersebut. Dengan dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Akibat adanya kegiatan konstruksi fasilitas produksi dan kompleks kilang LNG, maka akan berdampak pada seluruh wilayah Batui, Toili dan Toili Barat, sehingga, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan pembangunan fasilitas produksi tersebut akan terjadi selama tahap konstruksi, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Dampak yang diakibatkan oleh adanya kegiatan pembangunan fasilitas produksi berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Dampak terhadap kemacetan sifatnya sementara, setelah jam sibuk dan dengan pengaturan lalulintas akan kembali normal. Dengan demikian dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kemacetan yang terjadi dapat terbalikkan dengan dilakukan pengaturan lalulintas, sehingga dampak yang terjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-150
PT PERTAMINA EP -PPGM
(2) Gangguan keselamatan berlalulintas Aktivitas pembangunan konstruksi pada tahap ini yang berada di sekitar jalan raya, dapat membahayakan pengguna jalan. Rawan kecelakaan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: adanya pekerja bangunan yang melintas jalan, penempatan peralatan konstruksi di badan jalan yang menyebabkan penyempitan lebar jalan, kurangnya penerangan di malam hari. Diperkirakan akan ada penambahan jumlah kendaraan
menjadi
929
kendaraan/hari
dan
peningkatan
jumlah
kejadian
kecelakaan bila tidak dikelola dengan baik sebesar 2 (dua) kejadian/tahun
yang
merupakan akumulasi dari berbagai kegiatan selama tahap konstruksi.
6 2 x 10 TKR 5,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan ) i 929 x 365 Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas yang semula 3 (cukup) turun menjadi 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya -2 (negatif 2). Rawan terhadap kecelakaan dapat terjadi pada saat banyak aktivitas pembangunan yang berdekatan dengan ruas jalan, khususnya pekerja proyek yang melintas jalan konflik dengan arus lalulintas menerus. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan pengangkut peralatan dan material adalah pengguna jalan propinsi mulai dari Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan fasilitas produksi dan kompleks kilang LNG akan dirasakan oleh seluruh warga/pengguna jalan yang bertujuan ke Batui dan sekitarnya, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya fasilitas produksi dan kompleks kilang LNG adalah selama tahap konstruksi, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-151
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya kegiatan konstruksi fasilitas produksi dan kompleks kilang LNG berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Dampak yang diakibatkan kegiatan tersebut terhadap keselamatan berlalulintas tidak bersifat akumulatif, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan akan berbalik bila dilakukan pengelolaan dan memenuhi standar kerja yang mengikuti SOP. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).
B. Tahap Pasca Operasi 1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan (1) Gangguan kelancaran lalulintas Proses demobilisasi peralatan pada tahap pasca operasi dilakukan secara bertahap, sehingga kegiatan tersebut tidak menimbulkan bangkitan arus lalulintas yang besar. Secara umum pertumbuhan arus lalulintas yang akan datang sangat kecil, sehingga kondisi kinerja ruas jalan masih relatif sama, yaitu pada skala 5 (nilai DS : 0,060,13) atau sangat baik/sangat lancar. Perubahan tingkat kelancaran setelah adanya demobilisasi peralatan sangat kecil, yaitu antara 0,040-0,075 seperti terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.12. Kinerja Ruas Jalan Kintom-Batui Ada Demobilisasi Peralatan Jam sibuk
RLA DS 1
Ada Demobilisasi Peralatan V C DS2 (smp/j) (smp/j) (V/C)
Selisih DS
Pagi
0,060
313
2.406
0,13
0,070
Siang
0,036
281
2.552
0,11
0,075
Sore
0,020
169
2.574
0,06
0,040
Sumber: Pengolahan data lapangan dengan MKJI,tahun 2007
Dari hasil perhitungan prakiraan kinerja ruas jalan yang akan datang setelah ada kegiatan demobilisasi peralatan, skala kualitas lingkungan masih tetap, yaitu skala 5 (sangat baik), sehingga besaran dampaknya adalah nihil (nol).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-152
PT PERTAMINA EP -PPGM
(2) Gangguan keselamatan berlalulintas Diperkirakan ruas jalan yang akan dilalui oleh kendaraan proyek pada saat dilakukan demobilisasi peralatan masih cukup rawan terhadap kecelakaan seiring dengan pertumbuhan arus lalulintas yang akan datang. Adanya penambahan lalulintas kendaraan berat ke dalam arus lalulintas akan semakin menambah tingkat kerawanan dalam berlalulintas. Bila diasumsikan pertumbuhan lalulintas sebesar 2% pertahun dan ada peningkatan jumlah kecelakaan lalulintas menjadi 4 kali pertahun (bila tidak dikelola dengan baik), maka tingkat kerawanan lalulintas yang akan datang sebagai berikut: LHR (tahun 2007) : 828 smp/hari LHR (tahun 2027) : 1231 smp/hari
6 x 106 TKR 8,9 (skala 1/sangat rawan kecelakaan ) i 1231 x 365 Dengan demikian skala kualitas lingkungan parameter keselamatan berlalulintas yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehinga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan pengangkut peralatan adalah pengguna jalan provinsi mulai dari Luwuk sampai Toili Barat. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan demobilisasi peralatan adalah seluruh jalan yang dijadikan rute pengangkutan,
sehingga
dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya demobilisasi peralatan berlangsung singkat, maka dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-153
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Adanya demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kegiatan transportasi akibat demobilisasi kendaraan pengangkut peralatan hanya berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan oleh adanya demobilisasi peralatan hanya bersifat sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).
(3) Kerusakan jalan dan jembatan Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempattempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim penghujan. Adanya bangkitan lalulintas kendaraan pengangkut peralatan konstruksi dengan MST > 10 ton, namun jalan yang akan dilalui memiliki klas jalan sebagai klas III-A dengan beban maksimum 8 ton, sehingga akan mempercepat tingkat kerusakan jalan dan jembatan. Permukaan menjadi bergelombang pada hampir sepanjang jalan yang dilalui kendaraan pengangkut peralatan berat dan penurunan pier (penyangga jembatan) khususnya pada jembatan lama. Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala 3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2). Demobilisasi peralatan akan melintasi ruas jalan utama dan jembatan dengan kondisi yang bervariasi. Bila dilintasi oleh kendaraan yang memiliki MST > 10 ton, maka dikhawatirkan akan terjadi kerusakan jalan dan jembatan. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan demobilisasi peralatan, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute demobilisasi peralatan. Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-154
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah sebaran dampak Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom, sehingga bila terjadi kerusakan jembatan akan memutuskan jalur transportasi di ruas tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Demobilisasi ini dilakukan hanya dalam waktu singkat, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Kegiatan demobilisasi peralatan berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif yang timbul menjadi penting (P) e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah besar/bersifat akumulatf, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).
5.2.1.6. Transportasi Laut A. Tahap Operasi 1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya (2) Gangguan keselamatan pelayaran Pengoperasian Pelabuhan Khusus akan menimbulkan konflik lalulintas, khususnya antara lalulintas nelayan dengan kapal pengangkut LNG, sehingga akan menambah kerawanan kecelakaan pada alur pelayaran. Kondisi tingkat keselamatan pelayaran saat ini masih cukup baik (lalulintas belum padat), yaitu hanya lalulintas perahuperahu nelayan yang menyusuri pantai atau berlayar ke laut. Aktivitas perahu nelayan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh musim terkait dengan tinggi gelombang, sehingga skala kualitas lingkungan parameter keselamatan pelayaran dapat dikategorikan pada skala 3 (sedang). Dengan adanya bangkitan lalulintas kapal pengangkut LNG yang diperkirakan memiliki intensitas 1 kapal tiap dua hari, dikhawatirkan terjadi
konflik dengan perahu nelayan. Besaran dampaknya
diperkirakan sebagai berikut: Kualitas lingkungan keselamatan pelayaran pada rona awal = skala 3 Pada tahap operasi (operasional Pelabuhan Khusus) = skala 1 Besaran dampak negatif kecil (-2)
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-155
PT PERTAMINA EP -PPGM
Keselamatan pelayaran perlu diperhatikan, khususnya pada saat operasional pelabuhan (Pelabuhan Khusus/jetty). Aktivitas di pelabuhan ini rawan terhadap keselamatan pelayaran, khususnya bagi para nelayan yang beraktivitas di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan
tingkat
kepentingan
dampak
dari
kegiatan
pada
kegiatan
pengoperasian pelabuhan terhadap parameter transportasi air (keselamatan pelayaran) dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Manusia yang akan terkena dampak adalah seluruh nelayan yang beraktivitas di sekitar lokasi kegiatan. Dengan demikian dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P). b) Luas wilayah sebaran dampak Luas wilayah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan operasional pelabuhan terbatas pada area kegiatan sehingga dampak yang terjadi berdasarkan luas wilayah sebaran dampak dianggap tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Gangguan yang diakibatkan oleh adanya operasional Pelabuhan Khusus adalah selama pelabuhan dioperasikan, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P). d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak Komponen lain yang terkena dampak dari aktivitas ini adalah komponen sosial (sikap dan persepsi), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P). e) Sifat kumulatif dampak lingkungan Kegiatan transportasi akibat operasional pelabuhan hanya berdampak sesaat saja, karena hanya pada saat melintasi area kegiatan saja. Dengan demikian dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang ditimbulkan oleh adanya operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya hanya bersifat sementara, yaitu pada saat melintasi
lokasi tapak proyek. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak
dianggap penting (TP). Berdasarkan uraian di atas dengan P = 3, maka operasional operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya berdampak penting terhadap parameter keselamatan pelayaran (transportasi air).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-156
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.2.2. Komponen Biologi 5.2.2.1. Vegetasi A. Tahap Konstruksi 1. Pembukaan dan pematangan lahan Pembukaan lahan di daerah hilir dilakukan di lokasi untuk kilang LNG dan areal Pelabuhan Khusus seluas 300 ha. Areal bervegetasi yang akan dibuka merupakan areal budidaya (kebun) dan semak. Rona kelimpahan jenis vegetasi di areal rencana kegiatan 230 pohon/ha (skala 4). Adanya kegiatan ini tumbuhan yang ada dalam tapak kegiatan akan habis dibersihkan sehingga secara langsung akan mengurangi kelimpahan dan keanekaragaman flora di areal tersebut. Prakiraan besaran dampak pada vegetasi pepohonan di tapak proyek dapat dihitung melalui pendekatan N = k.l (N: kelimpahan komunitas pohon yang hilang; k : kehilangan pohon/ha; l : luas lahan (ha) untuk pengembangan proyek). Adanya pembukaan lahan untuk kegiatan ini menyebabkan pengurangan pohon sebesar 230 pohon x 300 ha = 69.000 pohon, sehingga kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan akan berdampak negatif besar (-3) pada kelimpahan dan keanekaragaman vegetasi di wilayah itu. Derajat kepentingan dampaknya sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Adanya kegiatan pematangan lahan, tumbuhan yang ada dalam tapak proyek akan habis dibersihkan. Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada karena lahan tersebut milik pemrakarsa dan tidak ada yang memanfaatkan lahan ini sebelumnya sehingga sifat dampak dikategorikan menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak hanya kecil sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena wilayah penyebaran dampak tidak luas, maka kriteria ini menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitasnya kecil namun dampak berlangsung lama sehingga kriteria dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen yang terkena dampak, akibat pembersihan lahan dari penutupan vegetasi adalah hilangnya habitat fauna yang menempati area tersebut. Hilangnya habitat fauna di lokasi
kegiatan akan mempengaruhi
konsumen atasnya.
Terputusnya rantai makanan menyebabkan ketidakstabilan ekosistem di habitat tersebut sehingga kategori dampak menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-157
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat kumulatif, akan saling mempengaruhi oleh karena itu kriteria ini tergolong penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).
B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora darat pada tahap pasca operasi di bagian hilir adalah kegiatan revegetasi. Dengan berakhirnya masa produksi, maka areal bekas lokasi kilang LNG yang semula merupakan ladang milik penduduk dengan tanaman budidayanya, akan direvegetasi kembali. Kegiatan revegetasi diprakirakan akan menimbulkan dampak positif sedang (+2) pada flora darat. Skala kualitas lingkungan saat pasca operasi akan meningkat dari skala 1 (kondisi akibat pembukaan lahan yaitu terjadi pengurangan pohon sebesar 69.000 pohon) menjadi skala 3 (mendekati kondisi semula). Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak tidak banyak. Revegetasi menyebabkan terjadinya perubahan iklim mikro, namun tidak begitu banyak berpengaruh besar terhadap wilayah studi. Dampak yang terjadi dikategorikan menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak positif yang terjadi hanya sebatas pada area yang
di
revegetasi, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak positif kecil namun berlangsung lama sehingga dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain misalnya suhu harian menjadi menurun sehingga akan meningkatkan kualitas habitat yang potensial dapat mendukung kehidupan banyak jenis fauna. Oleh karena itu bobot dampak adalah penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-158
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka kembali, sehingga dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP).
5.2.2.2. Satwa Liar A. Tahap Konstruksi 1. Pembukaan dan pematangan lahan Keanekaragaman jenis satwa di areal kegiatan ada 10 jenis namun terdapat 3 jenis yang dilindungi antara lain raja udang, kipasan dan burung trinil (skala 4). Kegiatan persiapan lahan diprakirakan akan menyebabkan berkurangnya keanekaragaman dan kelimpahan fauna akibat hilangnya vegetasi penutup lahan yang merupakan habitatnya (termasuk persediaan pakan, tempat istirahat, mencari pakan, dan tempat berkembang biak). Anggota populasi sebagian jenis yang hidup di areal kegiatan akan mati karena tidak sempat pindah karena kemampuan mobilitasnya yang rendah dan waktu pelaksanaan persiapan lahan yang cepat. Sebagian lainnya, terutama yang memiliki mobilitas tinggi misalnya kelompok burung, masih mampu menyelamatkan diri dengan pindah ke tempat sekitar areal kegiatan. Di tempat pengungsiannya kehadiran populasi baru ini akan mempengaruhi keseimbangan populasi yang sudah ada sebelumnya, sehingga akan terjadi suatu keseimbangan populasi yang baru. Kelimpahan dan keanekaragaman satwa liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya menjadi turun dengan migrasinya jenis fauna yang dilindungi (skala 2) dan dampak negatif yang muncul sedang (-2). Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna akibat pembukaan lahan sangat kecil. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-159
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak kecil namun berlangsung lama, sehingga kategori dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori dampak menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak bersifat kumulatif, karena intensitasnya relatif kecil. Kategori dampak tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).
B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada satwa pada tahap pasca di bagian hilir adalah kegiatan revegetasi. Areal bekas lokasi kilang LNG akan direstorasi dengan melakukan revegetasi. Kegiatan ini diprakirakan akan memulihkan kelimpahan satwa yang ada sebelumnya. Kondisi yang semula terdapat 10 jenis fauna diprakirakan akan menjadi lebih banyak lagi fauna yang berdatangan dan kembalinya beberapa jenis fauna dilindungi (skala 4). Hal ini karena kegiatan revegetasi menyebabkan area yang semula tidak berpenutup hijauan akan menjadi hijau kembali. Habitat satwa yang semula terpotong-potong akan menjadi bersambungan lagi menjadi habitat luas. Jadi kegiatan penanaman kembali secara tidak langsung akan berdampak positif sedang (+2) pada satwa. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Kegiatan revegetasi dapat menaikkan
keanekaragaman satwa sehingga pada
akhirnya akan menguntungkan masyarakat banyak. Oleh karena itu dampak menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-160
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Luas
pesebaran dampak
positif
yang
terjadi
relatif tidak luas,
sehingga
dikategorikan dampak tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain yaitu habitat satwa yang semula terpotong-potong akan bersambungan lagi menjadi habitat luas. Proses suksesi akan semakin meningkatkan stabilitas ekosistem di wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan dampak positif lain misalnya menekan populasi species hama dan meningkatkan nilai estetika wilayah tersebut. Oleh karena itu bobot dampak menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka kembali, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).
5.2.2.3. Biota Air Laut A. Tahap Konstruksi 1. Konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso (Alternatif 1) Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Uso diprakirakan akan menimbulkan kekeruhan yang akan berdampak langsung pada biota laut. Kondisi populasi plankton, benthos yang semula mempunyai indeks keanekaragaman sebesar 1,13 (skala 3) diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Contoh perhitungan dalam Lampiran 15. Demikian halnya dampak turunan kualitas air terhadap ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan kondisi terumbu karang yang saat ini mempunyai persentase penutupan karang hidup sebesar 10% (skala 2) diprakirakan akan turun menjadi skala 1 yaitu terjadi penurunan < 5% dari penutupan yang ada. Kategori dampak negatif kecil (-1).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-161
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Kekeruhan dari kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang dibuang ke laut menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak turunan pada biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Berkurang kelimpahan plankton, benthos dan penurunan persentase penutupan karang hidup, akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif tidak luas, sehingga dampak menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung selama
konstruksi, sehingga
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Terumbu karang merupakan habitat ikan dan organisme perairan lain (benthos) yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Sifat dampak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
2. Konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang (Alternatif 2) Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang diprakirakan akan menimbulkan kekeruhan yang akan berdampak langsung pada biota laut. Kondisi populasi plankton, benthos yang semula skala 3 dengan indeks keanekaragaman sebesar 1,28 diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-162
PT PERTAMINA EP -PPGM
keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Demikian halnya dampak turunan kualitas air terhadap ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan di lokasi ini tidak terdapat terumbu karang karena substrat dasar adalah berupa pasir yang tidak memungkinkan karang dapat tumbuh. Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Kekeruhan dari kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang dibuang ke laut menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak turunan pada biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Berkurang kelimpahan plankton, benthos dan penurunan akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif tidak luas, sehingga dampak menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan berlangsung selama
konstruksi, sehingga
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Plankton merupakan produsen bagi tingkat konsumen (benthos,ikan). Penurunan produksi makanan akan mempengaruhi tingkat atasnya yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Sifat dampak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi penting (P). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-163
PT PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi 1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas lainnya di Uso (Alternatif 1) Kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya di Uso diprakirakan akan berdampak pada biota air laut. Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG, sebelum dialirkan ke laut akan diolah dahulu, sehingga kualitasnya memenuhi baku mutu. Namun demikian kualitas air yang dibuang tetap akan lebih buruk dibandingkan dengan keadaan awal. Kondisi populasi plankton, benthos yang semula skala 3 dengan indeks keanekaragaman sebesar 1,13 diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan operasi kilang LNG, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Demikian halnya dampak turunan kualitas air terhadap ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan kondisi terumbu karang yang semula mempunyai persentase penutupan karang sebesar 10% (skala 2) diprakirakan akan turun menjadi skala 1 yaitu terjadi penurunan < 5% dari penutupan yang ada. Kategori dampak negatif kecil. Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya yang dibuang ke laut bebas menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak turunan pada biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang. Berkurang kelimpahan plankton, benthos dan penurunan persentase penutupan karang hidup ,akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Terumbu karang merupakan habitat ikan dan organisme perairan lain (benthos) yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-164
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Sifat dampak tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas lainnya di Padang (Alternatif 2) Kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya di Padang diprakirakan akan berdampak pada biota air laut. Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG, sebelum dialirkan ke laut akan diolah dahulu, sehingga kualitasnya memenuhi baku mutu. Namun demikian kualitas air yang dibuang tetap akan lebih buruk dibandingkan dengan keadaan awal. Kondisi populasi plankton, benthos yang semula skala 3 dengan indeks keanekaragaman sebesar 1,28 diprakirakan akan turun menjadi skala 2 dengan indeks keanekaragaman < 1. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan operasi kilang LNG, terhadap biota air laut adalah negatif kecil (-1). Demikian halnya dampak turunan kualitas air terhadap ikan juga relatif kecil (-1), sedangkan di lokasi ini tidak terdapat terumbu karang karena substrat dasar adalah berupa pasir yang tidak memungkinkan karang dapat tumbuh. Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Limbah cair dari kegiatan operasional kilang LNG dan fasilitas pendukungnya yang dibuang ke laut bebas menyebabkan dampak pada kualitas air laut dan berdampak turunan pada biota laut. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton sebagai produsen utama maupun benthos akan berkurang, sehingga akan mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman ikan, sehingga akan berdampak langsung pada masyarakat yang biasa mencari ikan di perairan sekitar kegiatan. Oleh karena itu kategori dampak dari kegiatan ini menjadi penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Persebaran dampak terjadi pada wilayah yang relatif luas, sehingga dampak menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-165
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil namun berlangsung lama selama operasional, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak Plankton merupakan produsen bagi tingkat konsumen (benthos,ikan). Penurunan produksi makanan akan mempengaruhi tingkat atasnya yang merupakan satu mata rantai makanan. Dengan demikian dampak kegiatan pada komponen lingkungan lain cukup banyak, dan oleh karenanya dampak ini sifatnya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Sifat dampak tidak kumulatif, sehingga dampak yang ditimbulkan sifatnya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak yang timbul berbalik, sehingga kategori dampak menjadi tidak penting (TP).
5.2.3. Komponen Sosial 5.2.3.1. Kependudukan A. Tahap Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Pada tahap operasi khususnya pada kegiatan penerimaan tenaga kerja akan dipekerjakan sebanyak 300 orang tenaga kerja dengan perincian: 265 orang atau sekitar 88,33% merupakan tenaga unskill yang dapat diisi oleh penduduk lokal, dan 35 orang lainnya atau 11,67% merupakan tenaga skill dengan keahlian tertentu yang akan didatangkan dari luar daerah. Kondisi ini akan menyebabkan meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah studi dan diprakirakan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya berbagai aktivitas operasional pengembangan gas ini. Kondisi kepadatan penduduk di wilayah studi saat ini adalah 27 jiwa/km2 yang termasuk dalam kriteria sangat baik (skala 5). Kedatangan para pekerja luar daerah tersebut tidak akan begitu berpengaruh terhadap kepadatan penduduk yang ada karena jumlahnya memang tidak banyak. Diprakirakan 2
akan menjadi sekitar 30 jiwa/km
kenaikan kepadatan penduduk maksimal hanya
atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1).
Dengan demikian tingkat kepadatan penduduk akan turun menjadi baik atau mempunyai skala 4.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-166
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Dari sekitar 300 orang yang akan terlibat sebagai tenaga kerja pada tahap operasi, sekitar 35 orang diantaranya merupakan tenaga skill dan umumnya akan diisi oleh pendatang dari luar daerah. Jumlah ini tidak akan begitu berpengaruh terhadap kondisi kependudukan. Dilihat dari jumlah manusia yang terkena dampak, kriteria ini termasuk dalam kategori tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Para pendatang umumnya akan terkonsentrasi di suatu lokasi berdekatan dengan lokasi fasilitas operasi. Luas persebaran dampaknya menjadi tidak penting (TP). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Meskipun para pekerja akan dipekerjakan selama operasional pengembangan gas ini, namun mengingat bahwa jumlah pekerja yang terlibat tidak banyak, maka intensitas dampak yang terjadi relatif kecil. Dengan demikian kriteria ini menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hdup lain yang terkena dampak adalah kesempatan usaha dan pendapatan masyarakat. Bobot dampaknya termasuk penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak penerimaan tenaga kerja ini terhadap komposisi kependudukan tidak bersifat kumulatif. Bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Sifat dampak komposisi kependudukan dapat terbalikkan ketika masa kerja berakhir dan tidak diperpanjang lagi. Bobot dampaknya tidak penting (TP).
5.2.3.2. Pola Kepemilikan Lahan (Alternatif-1 dan 2) A. Tahap Prakonstruksi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh Luas lahan yang akan dibebaskan untuk berbagai fasilitas di bagian hilir adalah sekitar 300 Ha yang meliputi untuk lokasi kilang LNG, pelabuhan atau Pelabuhan Khusus serta fasilitas pendukungnya. Lahan yang akan dibebaskan berupa lahan kebun dan umumnya diusahakan dengan tanaman kelapa. Total luas lahan sawah, ladang/huma, tegal/kebun dan perkebunan yang ada di wilayah studi adalah sekitar 48.193,15 Ha; dengan perincian luas lahan sawah sekitar 14.528,05 Ha, ladang/ huma 2.338 Ha,
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-167
PT PERTAMINA EP -PPGM
tegal/kebun 14.903,25 Ha dan perkebunan seluas 16.423,85 Ha. Rata-rata penguasaan atau kepemilikan lahan sawah oleh masyarakat adalah antara 2.501 – 25.000 m2 dan kepemilikan ladang serta kebun rata-rata adalah antara 5.001 – 50.000 Ha. Rata-rata kepemilikan sawah oleh penduduk adalah 1 Ha dan untuk ladang/kebun sekitar 3 Ha, sementara itu responden yang memiliki lahan sawah dengan status milik sendiri adalah sekitar 39,17% atau sekitar 0,65% dari total pemilik lahan;
dan responden yang
memiliki ladang/kebun adalah 73,75% atau sekitar 3,08% dari total pemilik lahan. Jika luas lahan yang akan dibebaskan untuk kegiatan di hilir adalah 300 Ha, maka akan terdapat sekitar 100 orang pemilik lahan kebun atau sekitar 0,57% dari total pemilik lahan kebun yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan. Mengingat bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian penduduk yang utama, dan dalam pengusahaannya umumnya melibatkan cukup banyak anggota keluarga, maka perubahan kepemilikan lahan sebesar 0,57% dikategorikan negatif sedang (-2). Dengan demikian pola kepemilikan lahan di wilayah studi yang semula kondisinya sedang (3) karena kepemilikan lahan oleh warga masyarakat sekitar 56,46%, akan turun menjadi sangat buruk atau berskala 1. Derajat kepentingan dampak pembebasan lahan dan tanam tumbuh terhadap pola kepemilikan lahan adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi kilang LNG dan pelabuhan/Pelabuhan Khusus besera fasilitas pendukungnya berdampak terhadap pola kepemilikan lahan di sekitar tapak proyek. Lahan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sekitar 300
Ha, jika
rata-rata kepemilikan lahan ladang/kebun di
sekitar tapak proyek sekitar 3 Ha setiap petani, maka terdapat sekitar 100 orang petani kebun atau sekitar 0,57% dari total pemilik lahan kebun yang akan kehilangan status kepemilikan lahannya. Perubahan kepemilikan lahan yang ada relatif kecil, namun mengingat bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian penduduk yang utama, maka perubahan yang ada akan sangat dirasakan oleh penduduk yang kehilangan lahannya. Oleh karena itu
dampaknya dikategorikan
sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena meliputi 2 kecamatan di wilayah studi.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-168
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Mengingat lahan merupakan sumber utama penghasilan penduduk, maka dilihat dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bobot dampak perubahan kepemilikan lahan dikategorikan penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat pengadaan lahan diantaranya adalah perubahan penggunaan lahan, hilangnya mata pencaharian dan turunnya pendapatan para petani dan buruh tani. Dampak yang timbul dapat dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak berupa perubahan status kepemilikan lahan tidak dapat berbalik, atau tidak dapat dipulihkan. Namun mengingat dalam perubahan kepemilikan lahan disertai dengan
adanya
penggantian
atau
kompensasi
sesuai
kesepakatan,
maka
dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
5.2.3.3. Pendapatan Masyarakat A. Tahap Konstruksi 1. Pembukaan dan pematangan lahan (alternatif-1 dan 2) Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan ini untuk bagian hilir khususnya adalah tenaga unskill sebanyak sekitar 157 orang yang potensial dapat diisi oleh tenaga kerja lokal. Kegiatan ini akan berdampak positif terhadap tingkat pendapatan warga masyarakat khususnya yang secara langsung terlibat dalam berbagai kegiatan konstruksi. Diprakirakan tingkat pendapatan mereka akan lebih besar dari UMK (Upah Minimum Kabupaten) yang berlaku. Tingkat penghasilan mereka bisa mencapai sekitar Rp. 1.000.000,00 per bulan. Kenaikan pendapatan secara langsung ini dapat dinikmati oleh tenaga kerja yang dapat terekrut oleh proyek yakni sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja atau sekitar 0,42% dari total penduduk usia produktif di wilayah hilir yang meliputi Kintom dan Batui. Kenaikan pendapatan secara tidak langsung juga akan dapat dinikmati oleh penduduk lokal yang membuka usaha untuk memenuhi keperluan tenaga kerja. Jika diasumsikan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-169
PT PERTAMINA EP -PPGM
setiap jenis usaha yang dibuka oleh penduduk lokal dapat melayani kebutuhan sekitar 15 – 20 orang maka dengan adanya tenaga kerja sebanyak 157 orang diprakirakan akan terdapat sekitar 10 orang yang akan membuka usaha. Jika rata-rata penghasilan mereka dari membuka usaha sekitar Rp. 500.000,00/bulan setiap orangnya, maka diprakirakan di wilayah studi setiap bulannya akan terjadi peningkatan pendapatan secara langsung maupun tidak langsung sebesar: tenaga kerja (unskill)
= 127 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 127.000.000,00
penduduk yang membuka usaha = 10 x Rp. 500.000,00
= Rp. 5.000.000,00 + Rp. 132.000.000,00
Bila kenaikan pendapatan tersebut dirata-ratakan terhadap jumlah total penduduk di wilayah hilir yang sebanyak 37.282 jiwa, maka setiap bulannya setiap penduduk akan menerima manfaat dari adanya proyek sebesar Rp. 3.541,58 atau sekitar Rp. 17.703,91 untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Dengan demikian kenaikan pendapatan ini sebenarnya relatif hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil penduduk saja dan tidak begitu signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan warga masyarakat di bagian hilir pada umumnya. Besaran dampak yang ditimbulkan adalah positif kecil (+1), sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) yakni dengan kisaran hingga Rp 750.000,00 per bulan per keluarga akan meningkat menjadi sedang atau berskala 3. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat atau dampak positif dari kegiatan ini relatif sangat sedikit, yakni sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja dan sekitar 0,42% terhadap total penduduk usia produktif. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak yaitu adanya kesempatan kerja khususnya bagi tenaga unskill relatif hanya dapat dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak tidak begitu besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif pendek atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-170
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Kenaikan pendapatan yang ada relatif kecil sehingga tidak akan berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk dapat berbalik ke kondisi semula yang rata-rata buruk, manakala kegiatan proyek telah berakhir.
2. Konstruksi Komplek Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2) Jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam konstruksi komplek kilang LNG dan Pelabuhan Khusus sebanyak 3000 orang yang meliputi tenaga skill 1.015 orang dan
unskill 1.950 orang. Tenaga unskill umumnya akan dapat dipenuhi dari penduduk lokal yang berarti nantinya akan memperoleh manfaat secara langsung dari proyek. Dibandingkan terhadap jumlah total pencari kerja dan jumlah total penduduk usia produktif, persentase penduduk yang memperoleh manfaat langsung dari proyek masing-masing hanya sekitar 15,18% dan 7,66%. Bila diasumsikan tingkat pendapatan untuk tenaga unskill yang terlibat langsung dalam proyek sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, sementara untuk tenaga skill bila dirataratakan sebesar Rp.3.000.000,00; maka dalam 1 bulan di wilayah studi akan beredar uang sebanyak: dari tenaga unskill = 1.950 x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 1.950.000.000,00 dari tenaga skill
= 1.015 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 3.045.000.000,00 + Rp. 4.995.000.000,00
Adanya peningkatan pendapatan akan berakibat terhadap naiknya permintaan terhadap barang dan jasa yang berarti pula ikut menggerakkan roda perekonomian di wilayah tersebut. Namun diprakirakan uang yang akan beredar di wilayah studi pada umumnya yang berasal dari tenaga unskill, sedangkan pendapatan dari tenaga skill maksimal hanya akan dibelanjakan di wilayah studi sekitar 25%, dan yang lainnya akan lebih banyak dibelanjakan di luar daerah.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-171
PT PERTAMINA EP -PPGM
Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat sekitar yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada. Mengingat tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan cukup besar yaitu sekitar 3000 orang dan jika setiap 15 – 20 orang tenaga kerja dapat dilayani oleh setiap penduduk yang akan membuka usaha maka diprakirakan akan terdapat lebih dari 100 orang penduduk yang akan membuka usaha. Jika diasumsikan tingkat pendapatan mereka rata-rata sekitar Rp. 500.000,00/bulan, maka jumlah total penghasilan warga masyarakat tersebut dari kesempatan usaha yang ada dalam sebulan adalah Rp. 50.000.000,00. Dengan demikian di wilayah studi setiap bulannya akan terjadi peredaran uang dari: tenaga lokal Rp. 1.950.000.000,00 + kesempatan usaha Rp. 50.000.000,00. + tenaga kerja luar daerah Rp. 761.250.000,00 = Rp. 2.761.250.000,00. Bila jumlah tersebut dibagi rata terhadap total penduduk, setiap penduduk untuk setiap bulannya akan menikmati kenaikan pendapatan sekitar Rp. 74.063,89 atau sebesar Rp. 370.319,46 untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Kenaikan pendapatan sebesar ini cukup signifikan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi kebutuhan pokok sehari-hari. Besaran dampak yang ditimbulkan adalah positif sedang (+2), sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) yakni dengan kisaran hingga Rp 750.000,00 per keluarga per bulan akan meningkat menjadi baik atau berskala 4. Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Manusia yang terkena dampak atau menikmati manfaat dari kegiatan ini secara langsung cukup besar yaitu 15,18% terhadap jumlah total pencari kerja dan 7,66% terhadap jumlah total penduduk usia produktif. Sementara itu jumlah penduduk yang akan membuka usaha juga cukup banyak, diprakirakan sekitar 100 orang. orang. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif dapat dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek dan lingkungan lain di sekitarnya. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat cukup banyak dan dampak akan berlangsung dalam waktu panjang selama masa operasi. Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-172
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Kenaikan pendapatan yang ada akan berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk, seperti kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena tingkat pendapatan penduduk
dapat berbalik ke kondisi semula yang rata-rata buruk, manakala
kegiatan proyek telah berakhir. 3. Penglepasan tenaga kerja Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat. Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas konstruksi. Penurunan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini membuka usaha untuk memenuhi keperluan hidup para tenaga kerja proyek. Namun mengingat bahwa sejak awal telah disepakati melalui kontrak kerja bahwa keterlibatan tenaga kerja yang terekrut proyek bersifat sementara yakni selama masa konstruksi, maka para tenaga kerja relatif telah siap menghadapi kegiatan penglepasan tenaga kerja. Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan secara langsung adalah 7,66% terhadap total penduduk usia produktif dengan besaran dampak negatif kecil (-1), sehingga tingkat pendapatan masyarakat akan kembali menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan penglepasan tenaga kerja sekitar 7,66% terhadap total penduduk usia produktif, yakni tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan konstruksi. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak khususnya bagi tenaga unskill relatif hanya dialami oleh penduduk yang tersentral di sekitar tapak proyek saja.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-173
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan
pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
C. Tahap Operasi 1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya akan melibatkan sekitar 300 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 35 orang (11,67%) dan unskill sebanyak 265 orang atau 88,33%.
Tingkat pendapatan rata-rata tenaga
kerja yang terlibat dalam operasional pengembangan gas ini dipastikan lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja di luar kegiatan ini. Mengingat bahwa jangka waktu operasional cukup panjang yakni sekitar 20 tahun, maka diprakirakan akan terdapat banyak kesempatan usaha yang dapat diraih penduduk lokal, baik yang secara langsung terlibat dengan proyek maupun secara tidak langsung dengan berbagai jenis usaha untuk memenuhi keperluan hidup para tenaga kerja yang terlibat proyek. Dengan berkembangnya wilayah, dipastikan bahwa di wilayah studi dan sekitarnya akan menjadi tempat tujuan para pendatang untuk mengadu nasib. Jika setiap tahun terjadi migrasi masuk sekitar 1000 orang yang meliputi tenaga kerja operasional kilang LNG dan kegiatan lain di sekitarnya, maka diprakirakan setidaknya akan terdapat sekitar 100 orang penduduk lokal yang akan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-174
PT PERTAMINA EP -PPGM
membuka usaha. Jika pendapatan tenaga unskill rata-rata Rp. 2.000.000,00/orang/ bulan dan tenaga skill rata-rata Rp. 7.500.000,00/orang/bulan serta dari kesempatan usaha yang ada dapat dihasilkan sekitar Rp. 1.000.000,00/orang/bulan, maka dalam 1 bulan akan terjadi peredaran uang sebanyak: Tenaga unskill
: 265 x Rp. 2.000.000,00 =
Rp. 330.000.000,00
Tenaga skill
: 35 x Rp. 7.500.000,00 =
Rp. 262.500.000,00
Pengusaha lokal : 100 x Rp. 1.000.000,00 =
Rp. 100.000.000,00
+
Rp. 692.500.000,00 Jika uang yang beredar di wilayah studi tersebut dibagi merata dengan jumlah penduduk wilayah studi, maka setiap orang akan mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp. 28.575,00 atau sekitar Rp. 142.875,00 untuk setiap kepala keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Kenaikan pendapatan ini relatif cukup dapat menutupi kebutuhan harian warga masyarakat. Mengingat bahwa operasional kilang LNG akan berjalan dalam kurun waktu yang panjang diprakirakan berbagai aktivitas ekonomi lainnya akan terus bertambah sehingga tingkat pendapatan masyarakat akan dapat terus meningkat pula. Besaran dampak yang ada adalah positif sedang (+2) sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) akan meningkat menjadi baik atau berskala 4. Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang dapat menikmati manfaat atau dampak positif secara langsung dari kegiatan pengoperasian kilang LNG dan Pelabuhan Khusus adalah sekitar 265 orang. Selain itu terdapat juga penduduk lain yang memperoleh manfaat dari
jasa
penyedia
berbagai
kebutuhan
para
tenaga
kerja
seperti
penginapan/pondokan, usaha warung makan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak tidak hanya dinikmati oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja tetapi oleh warga masyarakat lainnya. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang dengan intensitas sedang. Oleh karena itu sifat dampak menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-175
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya kenaikan pendapatan
adalah
kesejahteraan
masyarakat,
pendidikan
dan
kesehatan
masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada diprakirakan tidak bersifat kumulatif sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Ditinjau dari kriteria berbalik tidak berbaliknya dampak, dampak kegiatan ini dapat dinilai penting (P), karena kenaikan pendapatan yang dapat turun kembali ketika masa operasi kegiatan ini berakhir.
D. Tahap Pasca Operasi 1. Penglepasan tenaga kerja Penglepasan tenaga kerja akan berdampak terhadap turunnya pendapatan masyarakat. Turunnya pendapatan terutama akan sangat dirasakan oleh para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung dalam berbagai aktivitas pengembangan gas ini. Penurunan pendapatan juga dirasakan oleh warga masyarakat yang selama ini terlibat secara tidak langsung dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal yang ada. Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan adalah sekitar 265 orang atau 0,47% terhadap total penduduk usia produktif, sehingga besaran dampaknya termasuk dalam kriteria negatif kecil (-1), sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang semula buruk (2) akan akan menjadi sangat buruk (1). Derajat kepentingan dampak a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan mengalami penurunan pendapatan dari kegiatan penglepasan tenaga kerja sekitar 265 orang, yakni tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dengan operasional pengembangan gas. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak umumnya akan dialami oleh penduduk yang tersentral di sekitar tapak proyek saja.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-176
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak diprakirakan bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan
pendapatan
adalah turunnya kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari penurunan pendapatan masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
5.2.3.4. Kesempatan Berusaha A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan (alternatif-1 dan 2) Kegiatan ini akan lebih banyak menggunakan tenaga unskill dan diprakirakan akan terdapat sekitar 157 orang yang terlibat di dalamnya. Sudah tentu hal ini merupakan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan. Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para pekerja proyek diantaranya untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja, warung-warung makan, dan lain sebagainya. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini tidak begitu banyak, maka diprakirakan hanya akan terdapat
sekitar 10 orang saja yang akan
memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Diharapkan dari setiap warga masyarakat yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga di sekitarnya sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-177
PT PERTAMINA EP -PPGM
Selama ini relatif sangat jarang adanya warga masyarakat yang membuka usaha mengingat di sekitarnya merupakan ladang atau kebun. Kesempatan berusaha oleh masyarakat selama ini kualitasnya buruk (2) karena jenis usaha yang ada umumnya masih terkait dengan alam dengan jumlah yang juga relatif terbatas yakni rata-rata kurang dari 10 orang yang membuka usaha pada suatu kawasan permukiman. Dengan adanya kegiatan ini maka kesempatan usaha yang ada akan dapat meningkat menjadi sedang (3) dengan tumbuhnya berbagai usaha yaitu sekitar 10 – 11 unit yang melayani aktivitas konstruksi pengembangan gas ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif kecil (+1) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Junlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan pembukaan dan pematangan lahan relatif sedikit yakni hanya sekitar 10 orang. Hal ini terjadi mengingat tenaga kerja konstruksi yang terlibat di sini umumnya adalah tenaga unskill yang berasal dari sekitar tapak proyek. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai tidak penting (TP)
mengingat
kesempatan berusaha ini relatif hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya bersifat sementara. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang kebutuhan sehari-hari dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-178
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Konstruksi Komplek Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2) Kegiatan ini akan lebih banyak menggunakan tenaga unskill dan diprakirakan akan terdapat sekitar 1.950 orang yang terlibat di dalamnya. Sudah tentu hal ini merupakan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk lokal di sekitar lokasi kegiatan. Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai kebutuhan para pekerja proyek diantaranya untuk penyediaan kebutuhan bahan pokok para pekerja, warung-warung makan, dan lain sebagainya. Bila dari setiap unit usaha yang dibuka penduduk dapat melayani sekitar 15-20 orang tenaga kerja, maka diprakirakan hampir sekitar 100 orang penduduk yang dapat memanfaatkan kesempatan usaha ini. Kesempatan usaha yang selama ini kualitasnya buruk (2) karena rata-rata di suatu kawasan permukiman maksimal hanya terdapat sekitar 10 orang yang membuka usaha akan dapat meningkat menjadi baik (4) dengan tumbuhnya berbagai usaha yang melayani aktivitas konstruksi ini. Dengan demikian kegiatan ini berdampak positif sedang (+2) terhadap kesempatan usaha masyarakat. Kepentingan dampak : a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah manusia yang akan membuka usaha sehubungan dengan adanya kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus relatif cukup banyak yakni sekitar 100 orang. Hal ini terjadi mengingat tenaga kerja konstruksi yang terlibat di sini umumnya adalah tenaga unskill yang umumnya kebutuhan konsumsi sehari-hari dapat dipenuhi dari usaha yang dibuka penduduk lokal. Oleh karena itu dampaknya dikategorikan sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P) mengingat kesempatan berusaha ini dapat dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar tapak proyek dan lingkungan sekitarnya di 2 wilayah kecamatan. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif besar dan dapat berlangsung cukup lama sejalan dengan masa konstruksi kilang dan Pelabuhan Khusus. Dengan demikian bobot dampaknya adalah penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan mobilitas barang-barang
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-179
PT PERTAMINA EP -PPGM
kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
C. Tahap Operasi 1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Pada kegiatan ini, kesempatan berusaha juga muncul diantaranya akibat adanya tenaga kerja yang terlibat di dalamnya, semakin banyaknya pendatang dan semakin maju dan berkembangnya lokasi kilang LNG dan sekitarnya. Jenis-jenis usaha yang dapat dibuka adalah upaya pemenuhan berbagai barang dan jasa yang secara langsung terkait dengan proyek maupun secara tidak langsung yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan para pekerja proyek, khususnya tenaga kerja lokal, karena para tenaga skill akan lebih banyak memanfaatkan fasilitas untuk pemenuhan berbagai keperluan hidupnya di daerah perkotaan. Mengingat jangka waktu operasional pengembangan gas ini cukup panjang yakni sekitar 20 tahun, maka diprakirakan dalam perjalanannya akan terdapat banyak pendatang yang masuk ke wilayah ini untuk dapat bekerja. Jika setiap tahun akan terdapat ± 1000 orang yang masuk ke wilayah ini, maka akan terdapat lebih dari 50 orang yang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha. Diharapkan dari setiap warga masyarakat yang memanfaatkan kesempatan usaha yang ada dapat melibatkan warga di sekitarnya sebagai rekanan bisnis maupun tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan usaha yang ada dapat dinikmati oleh lebih banyak warga masyarakat. Bobot dampak kegiatan ini adalah positif sedang (+2), sehingga kesempatan berusaha oleh masyarakat yang semula kualitasnya buruk (2) karena rata-rata di setiap wilayah permukiman maksimal hanya terdapat 10 orang yang membuka usaha, akan meningkat menjadi baik atau mempunyai skala 4.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-180
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Diprakirakan jumlah penduduk lokal yang akan membuka usaha lebih dari 50 orang mengingat skala kegiatan ini cukup besar dan didukung adanya perkembangan wilayah yang cukup pesat. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas
wilayah
persebaran
dampak
dinilai
penting
(P),
karena
dengan
berkembangnya wilayah kegiatan ini menjadikan banyak penduduk dari luar wilayah kegiatan yang tertarik untuk membuka usaha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang sejalan dengan berlangsungnya masa operasional pengembangan gas. Bobot dampaknya menjadi penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Akan terdapat beberapa dampak yang menyertai hal ini seperti peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, peningkatan mobilitas penduduk maupun barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Dengan demikian dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif sehingga dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan berusaha menjadi berkurang kembali ketika kegiatan ini berhenti. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
D. Tahap Pasca Operasi 1. Penghentian operasi produksi gas Kegiatan-kegiatan pada tahap pasca operasi akan berdampak terhadap kesempatan usaha yang selama ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Namun diprakirakan tidak semua kesempatan usaha yang selama ini telah dirintis dan dikembangkan warga masyarakat secara otomatis akan tutup dengan dihentikannya operasi produksi gas dan dilepaskannya tenaga kerja. Masih akan terdapat jenis-jenis usaha yang tetap buka,
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-181
PT PERTAMINA EP -PPGM
khususnya yang telah berkembang baik, meskipun tenaga kerja selama operasi produksi gas diberhentikan. Diprakirakan hanya sekitar 10% jenis usaha khususnya yang selama ini menyediakan makan minum karyawan yang akan tutup. Dampak yang ditimbulkan kegiatan ini adalah negatif kecil (-1), sehingga kesempatan berusaha masyarakat yang semula buruk (2) karena di setiap wilayah rata-rata hanya terdapat sekitar 10-15 orang yang membuka usaha, akan menjadi sangat buruk (1). Derajat kepentingan dampak a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan berusaha akibat berhentinya operasi produksi gas relatif sedikit yakni sekitar 10%. Beberapa jenis usaha yang relatif telah mapan diprakirakan tidak akan terpengaruh dengan kondisi ini. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek yang selama ini memanfaatkan kesempatan usaha yang ada. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak berlangsung dalam
kurun waktu
tertentu saja (bersifat sementara) hingga penduduk lokal mendapatkan kembali kesempatan berusaha. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penurunan
kesempatan
berusaha adalah turunnya pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari penurunan kesempatan berusaha tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja dan atau berusaha kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-182
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.2.3.5. Proses Sosial A. Tahap Prakonstruksi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh (alternatif-1 dan 2) Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bila tidak disertai dengan adanya kejelasan tentang proses pelaksanaannya dan nilai ganti lahannya akan menimbulkan berbagai interpretasi di kalangan warga masyarakat. Dimungkinkan satu kelompok masyarakat akan berbeda pendapat dengan kelompok masyarakat yang lain, bahkan antara masyarakat dengan pemrakarsa. Bila kondisi ini dibiarkan terus berkembang, tidak mustahil akan dapat menyebabkan hubungan sosial antar warga masyarakat dan antara warga masyarakat dengan pemrakarsa menjadi terganggu. Diprakirakan akan terdapat sekitar 70 orang yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan dan hal ini berpotensi menimbulkan keresahan atau konflik dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena lahan adalah sumber nafkah utama mayoritas penduduk yang dalam pengelolaannya sering melibatkan pihak lain di luar anggota keluarganya sehingga keresahan akan dialami oleh lebih banyak warga masyarakat dan tidak terbatas hanya pada pemilik lahan. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang resah terkait dengan proses pembebasan lahan atau besaran dampak yang ditimbulkan adalah negatif sedang (-2). Proses sosial dalam warga yang semula kondisinya baik (4) karena hubungan harmonis dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi tapak proyek ini bila tidak dilaksanakan sebaik mungkin, akan berdampak terhadap proses sosial, khususnya keresahan atau konflik baik antara warga masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemrakarsa. Diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan mengalami keresahan bahkan konflik terkait kegiatan pembebasan lahan. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan akan terjadi di 2 kecamatan wilayah studi. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak terhadap proses sosial (keresahan atau konflik sosial) akibat proses pembebasan lahan yang tidak transparan akan dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama dengan intensitas cukup besar, maka bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-183
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya gangguan proses sosial adalah munculnya kerawanan sosial yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Gangguan proses sosial tidak bersifat kumulatif mengingat warga masyarakat umumnya bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi. Dampak yang ada dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial dapat berbalik atau dipulihkan karena terhadap lahan yang dibebaskan untuk proyek akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan akan mencari lahan pengganti untuk lahan yang telah dilepaskan. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
2. Penerimaan tenaga kerja setempat Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Selama ini terdapat sekitar 12.848 orang penduduk lokal yang masih menganggur atau mencari pekerjaan. Berbagai kegiatan konstruksi pada bagian hilir ini memberikan kesempatan kerja untuk sekitar 3.000 orang yang meliputi 1.015 orang tenaga skill
atau sekitar 33,83% dan 1.950 orang atau
66,17% lainnya sebagai tenaga unskill.
Warga masyarakat yang tidak dapat diterima
bekerja pada proyek akan merasa cemburu dan tidak puas terhadap penduduk yang dapat diterima bekerja, baik yang berasal dari daerah setempat maupun dari luar daerah. Jika diasumsikan bahwa seluruh tenaga skill yang tertampung proyek berasal dari luar daerah, maka persentase penduduk lokal yang dapat diterima bekerja pada proyek sebagai tenaga unskill adalah sekitar 15,18% terhadap total pencari kerja. Sementara itu rasa tidak puas dan kecemburuan juga muncul dari penduduk lokal yang diterima bekerja pada proyek terhadap para tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Pekerja lokal akan merasa diperlakukan tidak adil karena jumlah tenaga skill cukup banyak (33,83%) dengan tingkat penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja lokal. Mereka umumnya masih akan beranggapan bahwa merekalah yang lebih berhak menikmati semua ini dibandingkan para pendatang.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-184
PT PERTAMINA EP -PPGM
Kondisi ini pada akhirnya akan memicu terjadinya ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik dalam masyarakat. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis, baik itu antara warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja dengan warga masyarakat yang dapat diterima bekerja, maupun antara para pekerja pendatang dengan pekerja lokal. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan mengalami ketidakharmonisan dalam berinteraksi atau besaran dampaknya negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial akan berubah menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk berbagai aktivitas konstruksi di bagian hilir adalah sekitar 3000 orang, yang meliputi tenaga skill 33,83%, dan unskill 66,17%. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Diprakirakan gangguan proses sosial yang ada besarannya sedang, bbot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya tidak penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan akan berlangsung lama, namun karena umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka terhadap pendatang maka gangguan proses sosial yang ada mudah dipulihkan. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya ketidakharmonisan hubungan sosial dalam masyarakat akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan ganguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif, baik diantara para pekerja pendatang
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-185
PT PERTAMINA EP -PPGM
dengan penduduk lokal maupun antara penduduk lokal yang terekrut sebagai tenaga kerja dengan penduduk lain yang tidak terekrut. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja ini bila dlihat dari sifat berbalik atau tidak berbalik dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.
B. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi komplek kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2) Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 3000 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga kerja unskill sebanyak 1.950 orang atau sekitar 66,17%
dan tenaga skill sebanyak
1.015 orang atau 33,83%. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur yakni sekitar 84,82% dari total pencari kerja dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill
dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan
mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adalah ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antarwarga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini termasuk dalam kriteria negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga
unskill
dengan jumlah sekitar 15,18% dari total pencari kerja di wilayah studi.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-186
PT PERTAMINA EP -PPGM
Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
C. Tahap Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk berbagai aktivitas operasional di bagian hilir akan melibatkan sebanyak 300 orang yang meliputi tenaga skill sebanyak 35 orang (11,67%) dan tenaga unskill sebanyak 265 orang atau sekitar 88,33%. Diprakirakan penduduk lokal hanya akan dapat mengisi kesempatan kerja sebagai tenaga unskill dan inipun hanya dapat diraih oleh 2,06% pencari kerja yang ada di wilayah hilir. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-187
PT PERTAMINA EP -PPGM
Sementara itu tenaga skill akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang tinggi diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya rasa tidak puas, rasa iri atau kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan hanya akan terdapat sekitar 26,95% penduduk yang merasakan adanya keharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini termasuk negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah tenaga kerja yang diterima untuk berbagai aktivitas operasional adalah 300 orang, yang pada umumnya (88,33%) merupakan tenaga unskill yang dapat diisi oleh penduduk lokal. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang dirasakan cukup banyak (sekitar 73,05%) oleh warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga bobot dampaknya termasuk kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-188
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja ini dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.
2. Kegiatan
operasional
kilang
LNG,
Pelabuhan
Khusus
dan
fasilitas
pendukungnya Kegiatan operasional 2 train kilang LNG dan Pelabuhan Khusus potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Kegiatan ini membutuhkan sekitar 300 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga unskill 265 orang (88,33%) dan tenaga skill sebanyak 35 orang (11,67%). Warga masyarakat, khususnya para pencari kerja yang tidak tertampung dalam kegiatan ini menjadi iri, cemburu dan merasa tidak puas terhadap penduduk yang dapat terlibat dalam kegiatan ini. Sementara itu hal yang sama juga dirasakan oleh penduduk lokal yang terekrut proyek terhadap para tenaga skill yang mempunyai keahlian, ketrampilan dan tingkat penghasilan jauh lebih tinggi. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis khususnya antara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya para pencari kerja yang merasakan adanya ketidakharmonisan hubungan antarwarga masyarakat. Besaran gangguan proses sosial adalah negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial akan berubah menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Dalam kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan direkrut sebanyak 300 orang tenaga kerja yang umumnya mempunyai keahlian tertentu. Dipastikan bahwa para tenaga kerja ini umumnya berasal dari luar daerah. Kondisi ini akan menimbulkan kecemburuan bagi warga masyarakat lokal yang tidak direkrut dalam tahap operasi ini yang pada akhirnya akan memunculkan gangguan proses sosial dalam masyarakat. Gangguan proses sosial diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-189
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Dampak gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh warga masyarakat yang berada di tapak kegiatan saja, tetapi juga di lingkungan sekitarnya yang meliputi 2 wilayah kecamatan. Bobot dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dan lamanya dampak ini akan berlangsung lama, namun mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang maka dalam perjalanannya mereka akan dapat menerima dan bergaul dengan pendatang. Bobot dampaknya termasuk kategori tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas khususnya di sekitar tapak proyek. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak proses sosial dalam masyarakat akibat kegiatan ini dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.
5.2.3.6. Pelapisan Sosial A. Tahap Operasi 1. Kegiatan
operasional
kilang
LNG,
Pelabuhan
Khusus
dan
fasilitas
pendukungnya Kegiatan operasional 2 train kilang LNG dan Pelabuhan Khusus potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Kegiatan ini membutuhkan sekitar 300 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga unskill 265 orang (88,33%) dan tenaga skill sebanyak 35 orang (11,67%). Dipastikan hampir semua tenaga skill tersebut akan berasal dari luar daerah dan mempunyai tingkat pendidikan/ketrampilan yang tinggi, tingkat penghasilan yang besar dan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya pelapisan atau strata sosial di wilayah studi. Kondisi ini dapat diperparah bila kebetulan para pendatang merasa bahwa mereka memang mempunyai status sosial yang lebih tinggi sehingga tidak mau bergaul dan membaur dengan masyarakat lokal.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-190
PT PERTAMINA EP -PPGM
Diprakirakan perubahan pelapisan sosial yang ada cukup mencolok dari kondisi sosial masyarakat yang semula umumnya bermatapencaharian dalam bidang pertanian dengan tingkat penghasilan rendah. Setidaknya akan terjadi perubahan kelas-kelas sosial yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan ekonomi masyarakat dengan persentase sekitar 60% atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Pelapisan sosial dalam masyarakat pada awalnya hampir tidak ada atau kualitasnya baik (4), karena hanya sekitar 12% penduduk yang menyatakan bahwa sebenarnya ada penduduk dengan tingkat ekonomi kuat dan berpengaruh terhadap terbentuknya pelapisan sosial dalam masyarakat, pertanian dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang relatif sama, akan turun menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Adanya pelapisan sosial ini dirasakan oleh hampir semua warga masyarakat di wilayah studi. Bobot dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga bobot dampaknya termasuk kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya pelapisan sosial adalah kecemburuan warga lokal terhadap pendatang, gangguan proses sosial, kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini terhadap pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak dari adanya pelapisan sosial dalam masyarakat akibat ini dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-191
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.2.3.7. Sikap dan Persepsi Masyarakat A. Tahap Prakonstruksi 1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh (alternatif-1 dan 2) Pembebasan lahan dan tanam tumbuh merupakan salah satu kegiatan penyebab timbulnya persepsi masyarakat. Persepsi negatif terhadap perusahaan atau pemrakarsa akan muncul bila proses pembebasan lahan tidak dilakukan melalui musyawarah dan mufakat dan tidak ada kesepakatan dalam hal nilai ganti rugi. Selama ini masyarakat relatif bersikap biasa-biasa saja terhadap proyek-proyek yang telah berjalan, namun untuk kegiatan PPGM ini sekitar 78,33% masyarakat menyetujui meskipun dengan beberapa saran dan harapan; sehingga kualitas awal lingkungan ditinjau dari sikap dan persepsi masyarakat adalah baik (skala 4). Adanya pembebasan lahan yang tanpa disertai nilai penggantian lahan secara jelas pada akhirnya akan memunculkan berbagai pandangan seperti hilangnya matapencaharian atau bidang usaha yang selama ini mereka tekuni di kegiatan pertanian, turunnya pendapatan masyarakat dan sulitnya mendapat lahan pengganti di luar daerah karena keterbatasan akses dan dana. Jumlah penduduk yang lahannya akan dibeli untuk proyek adalah sekitar 100 orang atau hanya 0,47% dari total pemilik lahan kebun. Namun mengingat bahwa lahan merupakan sandaran hidup sebagian besar penduduk, dan dalam pengusahaannya melibatkan cukup banyak tenaga kerja, maka diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk yang merisaukan masalah pembebasan lahan atau besaran dampaknya termasuk dalam kriteria negatif sedang (-2). Dengan demikian kualitas lingkungan yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk mengkhawatirkan munculnya masalah dalam pembebasan lahan akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk yang akan kehilangan lahannya untuk proyek diprakirakan sekitar 0,47% terhadap total penduduk yang memiliki lahan di wilayah studi. Mengingat lahan pertanian umumnya merupakan sumber pokok penghasilan penduduk, maka kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh yang tidak dilakukan dengan transparan akan berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu
dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak
penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan akan dilakukan di 2 kecamatan dalam wilayah studi.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-192
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama dengan intensitas cukup besar. Bobot dampaknya dikategorikan sebagai penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak akibat sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap proses pembebasan lahan diantaranya adalah munculnya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dapat dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif, mengingat warga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan cenderung bersifat terbuka dan mudah diajak berkomunikasi sehingga berbagai permasalahan yang muncul dapat segera diselesaikan. Bobot dampak dinilai tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul dari kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bersifat berbalik atau dapat dipulihkan karena penduduk yang lahannya dibebaskan akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan akan mencari lahan pengganti terhadap lahan yang telah dilepaskan. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).
2. Penerimaan tenaga kerja setempat Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap sikap dan persepsi yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan adanya kesempatan kerja untuk pembangunan berbagai fasilitas di wilayah hilir yang membutuhkan sekitar 3000 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 1.015 orang (33,83%) dan unskill
sekitar 1.950 orang (66,17%). Tenaga unskill
dipastikan akan banyak diisi oleh penduduk lokal dan tenaga skill lebih banyak berasal dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-193
PT PERTAMINA EP -PPGM
bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Pada gilirannya hal ini akan memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat. Tenaga kerja lokal yang terekrut proyek baru sekitar 15,18% dari total pencari kerja di wilayah studi, dengan demikian rasa iri, cemburu dan ketidakpuasan dalam proses penerimaan tenaga kerja akan dirasakan oleh banyak pencari kerja yang tidak terekrut proyek. Diprakirakan akan terdapat 40% warga masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan ini atau besaran dampaknya negatif sedang (-2). Sikap dan persepsi warga masyarakat terhadap proyek yang sebelumnya berkualitas baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang diprakirakan merasa tidak puas dengan proyek, akan turun menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan penerimaan tenaga kerja selain tenaga kerja lokal juga dari luar daerah, yakni sebanyak 3000 orang. Tenaga kerja skill yang direkrut umumnya berasal dari luar daerah dan tenaga unskill akan banyak berasal dari penduduk lokal. Namun mengingat bahwa jumlah pencari kerja di wilayah studi cukup banyak dan baru sekitar 15,18% yang tertampung proyek, diprakirakan sikap dan persepsi negatif ditunjukkan tidak kurang dari 40% warga masyarakat khususnya dari tenaga lokal yang tidak tertampung proyek. Dengan demikian kriteria dampaknya adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi penduduk baik di sekitar tapak proyek maupun di luarnya yang meliputi 2 kecamatan di wilayah studi. Kriteria dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif besar dan dampak dapat berlangsung lama, namun karena umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi maka sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul relatif dapat segera diatasi. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial yang dapat mengarah pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-194
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak akan bersifat kumulatif selama berbagai upaya pengelolaan terus dilakukan. Selain itu warga masyarakat sekitar proyek bersifat terbuka dan mudah diajak berdialog
sehingga
berbagai
permasalahan yang
ada
relatif
dapat
diselesaikan dengan mudah dan cepat. Bobot dampak tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik menjadi positif manakala upaya pengelolaan dampak terus dilakukan. Dengan demikian kriteria ini menjadi tidak penting (TP).
B. Tahap Konstruksi 1. Konstruksi komplek kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2) Kegiatan ini berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat sebagai akibat turunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan, turunnya kualitas air laut, terganggunya biota air laut dan gangguan proses sosial khususnya rasa iri dan cemburu penduduk lokal terhadap para tenaga kerja pendatang. Sikap dan persepsi negatif terhadap proyek dirasakan oleh sekitar 50% warga masyarakat, khususnya para pencari kerja, sehingga kondisi sikap dan persepsi masyarakat terhadap proyek yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang merasa khawatir adanya dampak negatif proyek akan turun menjadi buruk (2). Besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Manusia yang terkena dampak kegiatan ini cukup banyak, diprakirakan lebih dari 50% penduduk di sekitar tapak proyek. Dampak termasuk kategori penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya di sekitar tapak proyek saja tetapi juga di daerah-daerah lain sekitarnya yang meliputi 2 kecamatan dalam wilayah studi. Bobot dampaknya menjadi penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar karena kegiatan ini cukup kompleks dan intensif dengan jangka waktu cukup lama. Bobot dampaknya termasuk penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan terganggunya keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya dikategorikan penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-195
PT PERTAMINA EP -PPGM
e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan pada saat konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat akan dapat berbalik atau diperbaiki manakala berbagai upaya pengelolaan terus dilakukan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
2. Penglepasan tenaga kerja Sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja para tenaga kerja konstruksi, hal ini akan memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan muncul adalah pengangguran baik pada tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung dengan proyek maupun penduduk lokal yang selama berlangsungnya kegiatan konstruksi membuka usaha untuk memenuhi keperluan para tenaga kerja. Namun kegiatan penglepasan tenaga kerja ini tidak begitu berpengaruh terhadap para tenaga kerja proyek mengingat sudah adanya kesepakatan masa kerja yang tertuang dalam kontrak kerja. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% warga masyarakat yang mengkhawatirkan adanya dampak negatif proyek, kualitasnya akan turun menjadi sedang (3) dengan tingkat kekhawatiran sekitar 41%, dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif kecil atau -1. Derajat kepentingan dampaknya adalah: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat adanya kegiatan penglepasan tenaga cukup banyak, yakni sekitar 1.950 orang atau sekitar 15,18% dari para pencari kerja. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak relatif hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja dan mereka mempunyai harapan untuk dapat ditampung kembali pada tahap operasi. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak hanya akan berlangsung sementara hingga penduduk lokal mendapatkan kembali kesempatan kerja dan atau usahanya pada tahap operasi. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-196
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari penglepasan tenaga kerja adalah penurunan pendapatan dan kualitas atau kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari hilangnya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
C. Tahap Operasi 1. Penerimaan tenaga kerja Sikap dan persepsi negatif akan muncul terkait adanya penerimaan tenaga kerja yang melibatkan sekitar 300 orang, sementara itu masih sangat banyak penduduk lokal, khususnya para pencari kerja (lebih dari 97%) yang tidak tertampung proyek. Pada sisi yang lain dari total tenaga kerja yang direkrut sekitar 11,67% diantaranya merupakan tenaga skill yang dipastikan akan lebih banyak diisi tenaga kerja dari luar daerah dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi. Kondisi ini akan memunculkan kecemburuan, kesenjangan sosial dan ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Besaran dampak negatif ini adalah negatif sedang (-2) karena sekitar 40% penduduk mengkhawatirkan kemunculan hal-hal yang tidak diharapkan tersebut. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) akan turun menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang akan terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait kegiatan penerimaan tenaga kerja cukup banyak, yaitu lebih dari 80% penduduk lokal. Dengan demikian kriteria dampaknya penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-197
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi 2 kecamatan di wilayah studi, bahkan di luarnya. Kriteria dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak dari kegiatan ini berlangsung lama sejalan dengan beroperasinya pengembangan gas Matindok. Bobot dampaknya masuk dalam kategori penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak bersifat penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak tidak mengalami akumulasi sehingga kiterianya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik positif, yaitu saat berbagai dampak yang ada ditangani, sehingga kriteria ini menjadi tidak penting (TP).
2. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya Kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan ini adalah 300 orang yang meliputi tenaga skill sebanyak 35 orang atau 11,67% dan tenaga unskill sebanyak 265 orang atau sekitar 88,33%. Dipastikan hampir semua tenaga skill tersebut akan berasal dari luar daerah dan mempunyai tingkat pendidikan/ketrampilan yang tinggi, tingkat penghasilan yang besar dan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya pelapisan atau strata sosial di wilayah studi yang dapat diperparah bila kebetulan para pendatang merasa bahwa mereka memang mempunyai status sosial yang lebih tinggi sehingga tidak mau bergaul dan membaur dengan masyarakat lokal. Semua hal tersebut pada akhirnya akan dapat menyebabkan timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat. Besaran dampak yang ada adalah negatif sedang (-2) karena sekitar 40% penduduk mengkhaawatirkan kemunculan hal-hal yang tidak diharapkan tersebut, sehingga sikap dan persepsi masyarakat yang pada awalnya adalah baik (4) akan turun menjadi buruk (2).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-198
PT PERTAMINA EP -PPGM
Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Sebagian besar warga masyarakat umumnya memberikan sikap dan persepsi negatif sehubungan munculnya
pelapisan sosial
dalam
masyarakat. Bobot
dampaknya penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak cukup luas, tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek saja. Bobot dampaknya penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama sepanjang masa operasi, sehingga kategori dampaknya termasuk penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah gangguan proses sosial, kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif manakala dilakukan proses komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal dan disertai adanya berbagai kegiatan bersama. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Sikap dan persepsi negatif masyarakat ini dikategorikan tidak penting (TP) karena dampak yang terjadi dapat dipulihkan atau diperbaiki.
D. Tahap Pasca Operasi 1. Demobilisasi peralatan Kegiatan demobilisasi peralatan sehubungan dengan berakhirnya proses operasi produksi gas akan dilakukan melalui jalur transportasi yang ada. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat sebagai akibat meningkatnya kadar debu di udara, kebisingan, adanya kerusakan jalan, gangguan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Namun mengingat aktivitas demobilisasi peralatan dilakukan tidak secara serentak, maka diprakirakan hanya terdapat sekitar 8% warga masyarakat yang mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau mempunyai besaran negatif kecil (-1). Dengan demikian sikap dan persepsi negatif masyarakat yang selama ini kualitasnya baik (4) karena respon negatif hanya
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-199
PT PERTAMINA EP -PPGM
ditunjukkan oleh sekitar 21% warga masyarakat akan turun menjadi sedang dengan skala 3. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan terkena dampak kegiatan demobilisasi peralatan diprakirakan tidak banyak yakni kurang lebih 8% karena aktivitas demobilisasi akan dilakukan melalui jalur transportasi yang selama ini relatif jarang terdapat permukiman di kanan-kirinya.
Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak
penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena sentra permukiman yang berada di sepanjang jalur demobilisasi relatif sangat sedikit. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam kurun waktu tertentu atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan adanya konflik dan renggangnya hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan akan terdapat berbagai upaya pengelolaan dampak. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bilamana berbagai upaya pengelolaan dapat dilaksanakan sehingga dapat mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat yang ada. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
2. Penglepasan tenaga kerja Sehubungan
dengan
berakhirnya
kontrak
kerja
para
karyawan
proyek
akan
memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan muncul adalah pengangguran baik pada karyawan yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langusng dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal ataupun
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-200
PT PERTAMINA EP -PPGM
berbagai jasa yang selama ini mendapat peluang berusaha, seperti warung makan, toko kelontong, cleaning service, dan lain sebagainya. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang mengkhawatirkan adanya dampak negatif proyek, akan turun menjadi buruk (2) dengan meningkatnya persentase kekhawatiran menjadi sekitar 74% saat penglepasan tenaga kerja diterapkan. Dengan demikian perubahan dampak yang ditimbulkan adalah sekitar 53% atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat adanya kegiatan penglepasan tenaga kerja cukup banyak, yakni sekitar 53% yang meliputi para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proyek melalui kontraktor-kontraktor yang ada. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif tidak hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak relatif kecil dan dampak bersifat sementara atau berlangsung dalam
kurun waktu tertentu saja sampai penduduk lokal mendapatkan kembali
kesempatan kerja. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dengan adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP). f)
Berbalik tidak berbaliknya dampak Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-201
PT PERTAMINA EP -PPGM
5.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 5.2.4.1. Sanitasi Lingkungan A. Tahap Konstruksi 1. Kegiatan konstruksi kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2) Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 3.000 orang baik tenaga kerja lokal maupun luar daerah meliputi tenaga skill sebanyak 1.015 orang dan unskill sebanyak 1.950 orang. Kegiatan tersebut akan berdampak terhadap kualitas sanitasi lingkungan di darat maupun perairan sebagai tempat lokasi pembangunan kilang atau Pelabuhan Khusus. Diprakirakan akan terjadi permasalahan tentang sampah atau limbah akibat terbatasnya fasilitas pengelolaan sampah/limbah. Dampaknya adalah sampah/limbah konstruksi, sampah padat dan cair domestik para pekerja tampak menumpuk/berserakan di lokasi proyek. Sanitasi lingkungan yang kualitasnya sedang (3) karena sekitar 16,20% penduduknya masih melakukan BAB di lingkungan dan umumnya penduduk belum mempunyai saluran pembuang air limbah (SPAL), dengan adanya kegiatan ini kondisi sanitasi lingkungan akan turun menjadi sangat buruk (1) dengan persentase penggunaan fasilitas sanitasi lingkungan kurang dari 25%. Persentase perubahan kualitas sanitasi adalah sekitar 42% atau besaran dampaknya negatif sedang (-2). Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak yakni para pekerja konstruksi, penduduk lokal di sekitar tapak proyek dan warga masyarakat lainnya. Bobot dampaknya adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Gangguan sanitasi lingkungan akan dapat dirasakan oleh masyarakat yang berada di luar kawasan proyek atau menyebar di luar wilayah kecamatan lain.
Luas
persebaran dampak kegiatan ini termasuk kategori penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Intensitas dampak termasuk besar karena sifat pekerjaan ini cukup kompleks. Dampak juga akan berlangsung lama sepanjang periode konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-202
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari turunnya sanitasi lingkungan adalah aspek sosial ekonomi dan sosial budaya. Bobot dampak termasuk kategori penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak turunnya sanitasi lingkungan tidak bersifat kumulatif. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk kategori tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak turunnya sanitasi lingkungan di wilayah tersebut dapat berbalik atau dikembalikan seperti semula apabila dikelola dengan baik, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).
B. Tahap Pasca Operasi 1. Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus) Bekas
bongkaran kilang,
Pelabuhan Khusus, pipa dan fasilitas
lainnya
akan
meninggalkan bekas lubang-lubang yang nantinya akan terjadi genangan air sehingga dimungkinkan sebagai tempat berkembangnya vektor penyakit seperti nyamuk. Selain itu tempat bekas bangunan tersebut akan kelihatan kumuh dan kotor karena adanya sampah atau limbah bongkaran. Kondisi sanitasi lingkungan yang pada awalnya sedang (3), dengan adanya kegiatan pembongkaran dan demobilisasi yang memunculkan kekumuhan, sampah dan limbah ini akan turun menjadi sangat buruk (1) dengan persentase penggunaan fasilitas sanitasi kurang dari 25%. Persentase perubahan kualitas sanitasi adalah sekitar 42% atau besaran dampaknya negatif sedang (-2). Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak Manusia yang terkena dampak penurunan sanitasi lingkungan karena kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan (kilang dan Pelabuhan Khusus) cukup banyak yaitu meliputi karyawan, penduduk sekitar lokasi kegiatan dan warga masyarakat lainnya. Bobot dampak termasuk kategori penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Wilayah persebaran dampak bisa meluas ke daerah lain di sekitarnya di sepanjang jalur demobilisasi, sehingga bobot dampaknya menjadi penting (P).
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-203
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan akan berlangsung sesaat yaitu selama diadakan pembongakran, maka bobot dampaknya termasuk dalam kategori tidak penting (TP). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Komponen lain yang terkena dampak dari penurunan sanitasi lingkungan adalah komponen sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, sehingga bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Dampak penurunan kualitas sanitasi lingkungan setelah selesai pembongkaran bersifat berbalik atau dapat dipulihkan. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).
5.2.4.2. Tingkat kesehatan masyarakat A. Tahap Operasi 1. Kegiatan
operasional
kilang
LNG,
Pelabuhan
Khusus
dan
Fasilitas
Pendukungnya Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak adanya gas/debu dan limbah yang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, baik para pekerja maupun warga masyarakat di sekitar. Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini lebih didominasi oleh tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Diduga akan banyak tenaga kerja yang terpisah jauh dari keluarganya sehingga kondisi ini akan dapat memicu tumbuhnya atau berkembangnya jenis-jenis penyakit yang terkait dengan penyakit menular seksualitas (PMS). Hal ini dapat terjadi karena di sekitar lokasi kegiatan terdapat adanya tempat-tempat hiburan yang dipastikan aktivitasnya meningkat
untuk melayani
para pekerja/karyawan dan warga masyarakat lainnya
selama masa operasi yang cukup panjang yakni ± 20 tahun. Selama ini kualitas kesehatan masyarakat termasuk dalam kualitas sedang (3) mengingat kondisi sanitasi lingkungan masih kurang baik, belum semua lapisan masyarakat mampu menjangkau fasilitas kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-204
PT PERTAMINA EP -PPGM
sehat. Dengan adanya kegiatan ini diprakirakan kondisi tingkat kesehatan masyarakat akan turun menjadi sangat buruk (1) karena intensitas kegiatan ini cukup tinggi dan akan berlangsung dalam jangka waktu panjang sehingga diprakirakan lebih dari 20% penduduk yang menderita jenis-jenis penyakit baru. Dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia yang terkena dampak Jumlah manusia yang terkena dampak kegiatan ini selain para pekerja adalah penduduk sekitar lokasi kegiatan dan juga kemungkinan warga masyarakat lainnya. Dengan demikian maka bobot dampaknya adalah penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak Luas wilayah dampak penurunan kesehatan masyarakat disamping di sekitar lokasi kegiatan juga akan dapat menyebar ke wilayah lain mengingat adanya pola interaksi yang sekarang relatif terbuka antar wilayah. Bobot dampaknya dapat dikategorikan penting (P). c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Dampak dari kegiatan ini berlangsung dalam waktu yang cukup panjang yaitu ± 20 tahun dengan intensitas yang tinggi, sehingga bobot dampak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat turunnya kesehatan masyarakat adalah kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dengan demikian dampaknya menjadi penting (P). e) Sifat kumulatif dampak Dampak penurunan tingkat kesehatan masyarakat tidak akan bersifat kumulatif, manakala upaya pengelolaan selalu dilaksanakan. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP). f)
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Penurunan tingkat kesehatan masyarakat bersifat berbalik atau dapat diperbaiki dengan berbagai upaya pengelolaan. Dengan demikian bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).
Hasil rekapitulasi Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah disajikan pada tabel berikut.
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-205
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.13. Matriks Sifat Penting Dampak Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok Bagian Hilir di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Tahap Rencana Kegiatan
1
2
3
4
5
6
Pola kepemilikan lahan (alt-1 & 2) Proses sosial (alt-1 & 2) Sikap dan persepsi masyarakat (alt-1 & 2)
P P P
P P P
P P P
P P P
TP TP TP
TP TP TP
Jumlah Kriteria Penting (P) 4P 4P 4P
Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat
P P
P P
TP TP
P P
TP TP
TP TP
3P 3P
P P TP
P P TP
P P TP
P P TP
TP P TP
TP P P
4P 6P 1P
TP TP TP
TP P TP
P P TP
P P P
P TP TP
TP TP P
3P 3P 2P
P P P P P P P TP P P P P
P P P P P TP P P P P P P
P P P P TP TP P P P P P P
P P P P P P P P P TP P P
TP TP TP TP TP P TP TP TP TP TP TP
TP TP TP TP TP TP TP TP P P TP TP
4P 4P 3P 4P 3P 3P 4P 3P 5P 4P 4P 4P
P P P
P P TP
P TP TP
P TP P
TP TP TP
TP TP TP
4P 2P 2P
Kriteria Dampak Rencana Kegiatan
A. Pra 1. Pembebasan lahan Konstruksi dan tanam tumbuh
2. Penerimaan tenaga kerja
Parameter Lingkungan
B. Konstruksi 1. Mobilisasi dan demo- Keselamatan berlalulintas bilisasi peralatan Kerusakan jalan dan jembatan Pendapatan masyarakat 2. Pembukaan dan pematangan lahan
Vegetasi Satwa liar Kesempatan berusaha (alt-1 & 2)
3. Konstruksi kompleks Kualitas udara – 1 (Uso) kilang LNG dan Kualitas udara – 2 (Padang) Pelabuhan Khusus Kebisingan (alt-1 & 2) Kualitas air permukaan (alt-1 & 2) Kualitas air laut Biota air laut (alt-1 & 2) Kelancaran lalulintas Keselamatan berlalulintas Kesempatan berusaha (alt-1 & 2) Pendapatan masyarakat (alt-1 & 2) Proses sosial (alt -1 & 2) Sikap dan persepsi masyar akat (alt-1 & 2) Sanitasi lingkungan (alt-1 & 2) 4. Penglepasan tenaga Pendapatan masyarakat kerja Sikap dan persepsi masyarakat
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-206
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 5.13. Lanjutan Tahap Rencana Kegiatan C. Operasi
D. Pasca Operasi
1
2
3
4
5
6
Kependudukan Proses sosial Sikap dan persepsi masyarakat
TP P P
TP P P
TP P P
P P P
TP TP TP
TP TP TP
Jumlah Kriteria Penting (P) 1P 4P 4P
2. Operasional kilang Kualitas udara LNG, Pelabuhan Kebisingan Khusus dan fasilitas pendukung- Kualitas air laut nya Biota air laut (alt-1 & 2) Keselamatan pelayaran Kependudukan Kesempatan berusaha Pendapatan masyarakat Proses sosial Pelapisan sosial Sikap dan persepsi masyarakat Tingkat kesehatan masyarakat
TP TP
P P
P P
P P
TP TP
TP TP
3P 3P
TP P P TP P P P P P P
TP P TP TP P P P P P P
P P P TP P P TP P P P
P P P P P P P P P P
TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
TP TP TP TP P P TP TP TP TP
2P 4P 3P 1P 5P 5P 3P 4P 4P 4P
1. Penghentian operasi Kualitas udara Kilang LNG Kebisingan Kualitas air permukaan Kualitas air laut Kesempatan berusaha
TP TP TP TP TP
P P P TP TP
TP TP TP P TP
P P P P P
TP TP TP TP TP
TP TP TP TP TP
2P 2P 2P 2P 1P
2. Pembongkaran dan Kualitas udara demobilisasi peralatan Keselamatan berlalulintas (kilang dan Pelabuhan Kerusakan jalan dan jembatan Khusus) Sikap dan persepsi masyarakat Sanitasi lingkungan
P P P
P P P
TP TP TP
P P P
TP TP P
TP TP P
3P 3P 5P
TP P
TP P
TP P
P TP
TP TP
TP tP
1P 3P
Vegetasi Satwa liar
TP P
TP TP
P P
P P
P P
TP TP
3P 4P
4. Penglepasan tenaga Penurunan pendapatan masyarakat kerja Sikap dan persepsi masyarakat
P P
TP P
TP TP
P P
TP TP
TP TP
2P 3P
Kriteria Dampak Rencana Kegiatan
Parameter Lingkungan
1. Penerimaan tenaga kerja
3. Revegetasi
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok
V-207