Handout MBS, Yusdin M.Ed 54
BAB 5 PERENCANAAN PENINGKATAN KINERJA SEKOLAH Standar Kompetensi Setelah perkualiahan ini mahasiswa diharapan dapat menganalisis rencana peningkatan kinerja sekolah. Kompetensi Dasar Setelah pembahasan dalam modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menganalisis rencana peningkatan kinerja sekolah yang meliputi :.
Rekayasa Ulang Manajemen Sekolah
Keterlibatan Komunitas Sekolah dalam perencanaan
Tahap-tahap Perencanaan dan program Kompetitif
Pembahasan
A. Rekayasa Ulang Manajemen Sekolah MBS berbasis kepada kepada kemampuan internal sekolah dan potensi masyarakat local, yaitu orang tua murid, anggota masyarakat memiliki kemampuan social, ekonomi, cultural serta yang peduli terhadap sekolah. Keyakian bahwa bahwa stratgi baru ini dapat menjadi instrument peningkatan kinarja sekolah (improved school performance). Aplikasi MBS bukan sekedar berbagi wewenang antara dinas-dinas dan sekolah, melainkan upaya memberi kesempatan kepada sekolah untuk memberdayakan diri dan masyarakat sekitar secara optimal, ini berarti rekayasa ulang prakter manajemen sekolah dimana dinas-dinas yang selama ini memberi komando akan berfungsi sebagai fasilitator sekolah , dengan demikian sekolah diberi kesempatan untuk mengemas ulang proram menurut kemampuan sendiri.
Handout MBS, Yusdin M.Ed 55
Rekayasa ulang (restrukturisasi) berarti membongkar suatu tatanan menjadi tatanan yang berbeda dengan sebelumnya, dalam dunia pendidikan ada tiga substansi utama yang mendasari praksis rekayasa ulang, yaitu: a) kebutuhan konsumen jasa pendidikan sangat intens dan berkelanjutan, titik tekannya adalah optimalisasi utilitas lulusan (educational outcomes). b) Kompetensi itu terjadi pada sektor pembiayaan pendidikan, kemudahan fasilitas, layanan dan kualitas. c) Dunia pendidikan memerlukan teknologi utuk melanjutkan perubahan. Proses rekayasa ulang manajemen sekolah menurut Tilwar (Danim : 104) dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu: mendefinisikan visi, perumusan rencana, analisis bisnis, desain ulang bisnis, implementasi dan mengukuran, Sedangkan menurut Bennis dan Mische (Danim : 104) mengemukankan bahwa rekayasa itu dilakukan dengan menempuh lima langkah, yaitu: menciptakan visi dan menetapkan tujuan, patok – duga dan mendefinisikan keberhasilan, menginovasi proses, mentransformasikan organisasi serta memantau proses rekayasan ulang. Kegiatan menciptakan visi dan tujuan terdiri atas: a) mengidentifikasi perluang, b) mengkomunikasikan visi, c) menbangun inftra struktur, Kegiatan patok-duga praktek bisnis terdiri atas: 1) mengidentifikasi, 2) mencontoh, meningkatkan praktek terbaik, 3) menilai teknologi informasi dan 4) menetapkan sasaran kinerja, Kegiatan menginovasi proses, meliputi: a) mengkonseptualisasikan proses, b) memetakan proses, c) merekayasa ulang teknologi informasi,dan d) mensubtansi proses lama dengan proses baru, Kegiatan mentranformasikan organisasi meliputi:
Handout MBS, Yusdin M.Ed 56
1) mentranformasikan operasi, m 2) mentranformasikan struktur organisasi, dan 3) mentranformasikan proses yang direkayasa ulang, Kegitan memamntau proses rekayasa ulan, meliputi: a) menyempurnakan proses, b) pengelolaan untuk perbaikan, c) mentranfer pembelajaran yang didapat. Rekayasa ulang perilaku pendidikan erat kaitannya dengan prakarsa untuk melembagakan strategi bersaing generik pada lembaga pendidikan, Dalam dunia usaha merupakan basis fundamental untuk keunggulan bersaing yaitu biaya rendah dan diferensiasi dan fokus. Strategi generik keunggulan biaya, sumber keunggulan biaya bergantung struktur sekolah, seperti kepemilikan teknologi dan akses mendapatkan yang bermutu. Penggunaan CD-ROM adalah hemat biaya dn proses cepat. Strategi generik diferensiasi, artinya sekolah bersifat unit dari segi penggunan jasa layanan, sekolah berusaha menjadi unikdalam proses dan produk layanan, misalnya menu tawaran yang diprogramkan, pelayanan, ketersediaan buku perpustakaan, komputer dan layanan pasca lulus. Perilaku kependidikan harus berusaha menjadi unik, misalnya dalam akurasi dan seleksi, layanan administrasi dan akademik, ketersediaan fasilitas, mutu lulusan, komunikasi dengan lulusan dll. Strategi fokus, menekankan usaha mencapai keunggulan bersaing dalam segmen sasaran. Gagasan reformasi secara teknologi dalam kerangkan administrasi dan manajemen erat hubungnnya dengan fokus biaya, menyentuh tata perilaku kependidikan, seperti dalam pengembangan guru, fokus kepada program latihan, menguji kemampuan praktis, pendekatan kolegialitas, partisipasi dalam proses pembuatan keputusan mengenai isu-isu esensial di lingkungan sekolah dan membantu guru yang lemah dalam aspek tertentu. B. Keterlibatan Komunitas Sekolah dalam Perencanaan MBS berjalan sukses ditentukan kemampuan kelompok professional mengelola sekolah berdasarkan tingkat dan kualitas perencanaan tertentu dapat diprediksi. Perencanaan akan berhasil bila disusun berdasarkan pengalaman dari perubahan yang telah berlangsung
Handout MBS, Yusdin M.Ed 57
dengan sukses untuk kemudian mengencangkan produktivitas terbaik seperti yang dikehendaki. Menurut Michael Cohen (dlm Danim: 108) ada lima hal yang target utama restrukturisasi sekolah, yaitu: a) membangun jembatan antara sekolah dengan pelayanan yang lain, b) rekonstruksi kurikulum, c) memperluas kewenangan pembuatan keputusan berbasiskan sekolah, d) pertimbangan kembali peran tradisional guru dan administrator, e) membuat sistem yang dapat dipertanggung jawabkan dan lebih feksibel. Upaya Kepala sekolah dan guru mempelajari substansi dan strategi restrukturisasi dengan cara mengikuti pelatihan yang relevan. Kerja keras komunitas sekolah yang diperlukan pada tingkat organisasi antara lain menyusun perencanaan yang benar-benar efektif, persoalannya banyak yang tidak menyadari dan memahami makna perencanaan sekolah dan pemecahan masalah adalah bagian dari perannya. Mereka telah terkondisi bahwa kerja mereka adalah mengajar di kelas dan kegiatan ekstrakurikuler. Dalam MBS perlu kepala sekolah menyakinkan bahwa guru memiliki kewajiban, kesempatan, dan tantangan untuk terlibat dalam aneka bentuk perencanaan dan pemecahan masalah bukan tugas administrator saja. Beberapa strategi yang efektif yang diterapkan oleh warga sekolah untuk terlibat dalam pemecahan masalah secara sinergis, (Damin: 109) yaitu: 1)
mencari dan menentukan komunitas sekolah guru yang menyediakan waktu dan energi untuk menbahasa masalah mereka terutama dan masalah lingkungan sekolah,
2)
mencari guru-guru yang yang tidak pernah pesimis dan tidak pula menyerah saja pada keadaan,
3)
mencari guru dan staf yang dapat dimotivasi dengan satu pandangan pencapaian bersama dan saling pengertian,
4)
Kepala sekolah membangun kesadaran internal bahwa program-program pada masa lampau tidak membuahkan hasil yang baik dan karenanya perlu perumusan perencanaan ulang,
Handout MBS, Yusdin M.Ed 58
5)
Mencari siapa saja yang memahami bahwa sekolah adalah sistem yang kompleks dan norma dalam kelompok kerja adalah kunci produktifitas dan perubahan,
6)
Mencari siapa saja yang percaya bahwa pasti ada cara yang lebih baik untuk mengatasi kesulitan yang adan dan akan berhasil melampauinya,
7)
Mencari siapa saja yang mengetahui bahwa perkembangan sekolah akan membutuhkan energi ekstra dan bahwa perubahan akan membutuhkan keterampilan yang mereka tidak miliki tetapi dapat dipelajari. Perencanaan dalam MBS integral dengan kemanusiaan dan pemanusiaan. Karena
perencanaan sistem pendidikan membantu membuat pendidikan berperikemanusiaan dan menolong perubahan institusi yang mampu memperkaya cara baru, ide baru dan metode baru serta membantu sekolah dalam melihat gambaran secara holistis. Perencanaan harus memenuhi pandangan global, harus jelas serial kegiatan, seperti identifikasi, pembatasan, seleksi dan prioritas kebutuhan (analisa kebutuhan) Untuk itu diperlukan enam langkah (Kauman: 1988) pemecahan masalah, yaitu: a) identifikasi masalah, b) menentukan kebutuhan dan solusi alternatif, c) menyeleksi solusi dari beberapa pilihan, d) menerapkan solusi yang diplih, e) menentukan efisiensi dan efektifitas pekerjaan, f) memikirkan lebih lanjut pada langkah apa pun dari sebuah proses. C. Tahap-tahap Perencanaan dan program Kompetitif Setiap sekolah harus punya rencana pengembangan sebagai gambaran masa depan. Rencana pengembangan sekolah merupakan rencana komprehenshif untuk mengoptimal pemenfaatan sumber daya yang ada dan yang diperoleh guna mencapai tujuan yang diinginkan di masa datang. Perencanaan peningkatan sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah kerja peningkatan mutu sekolah (dalam tabel): Tahap 1.
Kegiatan Deskripsi Me-review arah a. perluasan dan pemerataan kesempatan mendapatkan strategis kebijakan pendidikan yang bermutu, pendidikan dan b. peningkatan kemempuan akademik dan profesional
Handout MBS, Yusdin M.Ed 59
Tahap
2.
3.
Kegiatan Deskripsi agenda perbaikan tenaga kependidikan, pendidikan pada c. peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan, umumnya d. peningkatan anggaran pendidikan dengan pengelolaan yang efisien e. melalukan pembaharuan sistem pendidikan dan sistem manajemen sekolah, f. melakukan reformasi dan diversifikasi kurikulum. g. mendorong partisipasi masyarakat dalam pembanguan pendidikan, h. meningkatkan mutu penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan, i. merangsang pertumbuhan dan peningkatan mutu pendidikan sekolah j. dll Menelaah dan 1. Contoh rumusan visi: Beretos kerja tinggi untuk menyempurnakan keunggulan akademik dan vokasional. kembali statement 2. Misi merupakan rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tentang visi, misi, aktivitas riil jangka panjang untuk mewujudkan visi. tujuan dan sasaran Contoh misi: a) menumbuhkan semanagt kerja dan sekolah berdisiplin tinggi pada kalangan kepala sekolah, guru, staf TU, laboran dan siswa. b) menumbuhkan semangat keunggulan akademik bagi seluruh warga sekolah, c) menumbuhkan semangat keunggulan vokasional bagi warga sekolah, d) menerapkan manajemen partisipatif pada seluruh warga sekolah. 3. Tujuan sekolah mencerminkan apa yang ingin dicapai dalam jangka menengah (lima tahun). Contoh: rumusan tujuan sekolah: 1) pada tahun 2012 angka kehadiran guru kurang dari 0,005%. Pada tahun 2012 angka ketidakhadiran siswa kurang dari 0,005%. 3) pada tahun 2012 terjadi peningkatan rerata skor minimal +2,50. 4) pada tahun 2012, menjadi lomba keterampilan di tingkat provinsi. 4. Sasaran sekolah merupakan cerminan aoa yang ingin dicapai pada sekala jangka pendek. (satu tahun) Contoh: rumusan sasaran tahun 2012 adalah: a) rerata penurunan angka membolos pada kalangan guru dan siswa sebesar 0.07%, b) rerata meningkatan skor hasil belajar +0,50. c) memiliki kelompok minimal berketerampilan yang mampu menjadi juara di tingkat provinsi. Melakukan evaluasi Analisa internal terfokus kepada: diri (self- a. keunggulan yang ingin dibangun dan dipelihara assessment) dan b. sumber keunggulan analisa SWOT b. karakteristik sumber daya manusia
Handout MBS, Yusdin M.Ed 60
Tahap
Kegiatan untuk untuk menentukan posisi sekolah
4.
Mengidentifikasi kebutuhan dan /atau peluang pemingkatan
5.
Perumusan strategi dan tindakan yang akan
dilakukan
untuk
mencapai
tujuan dan sasaran tersebut
6.
Melakukan kegiatan
monitor
dan evaluasi untuk mengukur perkembangan secara periodik dari implementasi
Deskripsi c. program dan pelayanan yang menduduki posisi tuntutan tinggi d. kualitas SDM, guru dan staf tata usaha, e. tradisi akademik sekolah. f. Kualitas dan kekuatan kepemimpinan dan struktur pengelolaan sekolah. Analisis eksternal terfokus pada: 1) Kecenderungan orientasi politik, 2) Kapasitas negara dalam menyediakan anggaran, 3) Kemajuan teknologi dan teknologi informasi, 4) Akselarasi kemajuan pesaing atau sekolah lain, 5) Perkembangan pasar tenaga kerja. 1. Prestasi belajar siswa 2. Perbaikan iklim belajar 3. Disiplin guru dan siswa 4. Keterlibatan keluarga dalam proses belajar siswa 5. Peningkatan partisipasi dan kepercayaan masyarakat kepada siswa 6. Tingkat kehdairan guru dan staf 7. Tingkat kehadiran siswa 8. Standar kurikulum dan lulusan 9. Keefektifan kegiatan pembelajaran 10. Iklim dan dukungan ke arah pertumbuhan profesional a. Merumusakan dan meninjau kembali aturan dan disiplin kerja kepala sekolah dan guru serta disiplin siswa belajar b. Merancang program belajar tambahan, c. Mengaktifkan kelompok diskusi guru se bidang, d. Mengidentifikasi dan mengelompokan siswa berdasarkan potensi vokasionalnya e. Pengadaan buru, peralatan sekolah dan alat bantu pembelajaran, f. Dll. 1. Indikator aspek-aspek yang akan dimonitor dan dievaluasi tersebut dikembangkan dari fokus monitoring dan evaluasi itu, misalnya: indikator disipilin kerja guru, disiplin belajar siswa, proses pembelajaran yang bermutu,daya dukung pembelajaran, hasil belajar dll. 2. Kegiatan monitor dan evaluasi dapat dilakukan melalui: 1) angket, 2) studi dokumentasi, 3) observasi dan observasi partisipatif, 4) wawancara, 5) pemotretan dll.
Handout MBS, Yusdin M.Ed 61
Tahap
Kegiatan program
Deskripsi
7.
Melakukan analisa data, mengumumkan dan menyampaikan laporan
kemajuan
itu
kepada
masyarakat
dan
pihak-pihak
yang
lain
yang
berkepentingan
a. Analisa data untuk mengetahui apakah: 1) visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah telah sesuai dengan kondisi dan lingkungannya, 2) tujuan dan sasaran yang diajukan benar-benar realitis, 3) proses kerja dan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dapat tercapai, b. Penyusunan laporan harus memuat: a) deskripsi umum sekolah b) program-program sekolah, c) deskripsi data, peningkatan kinerja manajemen sekolah, prestasi akademik dan vokasional sebelum sesudah MBS, pertanggung jawaban keuangan, d) simpulan dan rekomendasi. c. Laporan hasil monitor dan evaluasi disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti komite sekolah, dinas-dinas, kemendinas, dsb.
Manajemen keterlibatan tingkat tinggi (high-involvement management) membuka peluang bagi sekolah untuk membuat perubahan dalam cara bagaimana mereka memerikan layanan untuk berkreasi kinerja tingkat tinggi. Pihak sekolah memberi peluang untuk memberi keputusan dalam hal: 1. perencanaan kelembagaan secara menyeluruh, 2. perencanaan dan pengembangan program akademik 3. perencanaan program pelibatan masyarakat dalam pendidikan, 4. pentataan struktur organisasi, 5. penataan staf 6. perencanaan anggran pendapatan belanja sekolah 7. perencanaan program di dibidang ”pendekatan prestasi” dll. Harus pula ditetapkan pendekatana menyeluruh untuk melibatkan partisipasi dalam manajemen sekolah. Terutama berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut: a. kewenangan pembuatan keputusan dalam rangka pengembangan profesional ketenagaan yang ada. b. Penyiapan partisipasi untuk perluasan peran dalam proses penyelenggaraan dan operasi organisasi sekolah.
Handout MBS, Yusdin M.Ed 62
c. Informasi, pengetahuan, kepetrampilan dan ganjaran yang diperlukan oleh aktor tingkat sekolah dalam mengahadapi perubahan baru, d. Model-model pelibatan partisipasi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. e. Akses informasi yang berkaitan dengan kebutuhan manajemen sekolah. Akses informasi yang berkaitan dengan kinerja kepala sekolah, guru, staf dan anak didik.
F. Soal / Tugas Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Bagaimana rekayasa ulang manajemen sekolah dalam rangka MBS? 2. Apakah hambatan keterlibatan komunitas sekolah dalam praktek unuk perencanaan manajemen MBS? 3. Bagaimana tahap-tahap perencanaan dan program kompotitif dapat dilaksanakan dalam MBS?
Daftar Pustaka: Bafadal, I. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Bumu Aksara. Balitbang, Depdiknas. 2004. Informasi Awal pelaksanaan Dewan pendidikan dan Komite Sekolah: Kasus di beberapa Propinsi pada tahun 2003. David, Jane L. Synthesis of Research on School-based Management. . Educational Leadership. Volume 46. Number 8. May 1989. Endri. 2007. Konsep ”Corporate Social Responsibility dan Prakteknya di Indonesia. (dlm) Jurnal Ilmu dan Budaya. Vol. 28 No. 8. Oktober. Jakarta. Unas. Ghazali, Abbas. Dr. 2000. Sistem pendidikan di Jepang. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 027, th-6-Nov. Hadiyanto dan Subijanto. 2003. Pengembalian kebebasan Guru untuk Mengkreasi Kelas dalam Manajemen berbasis Sekolah (MBS). (dlm) Jurnal pendidikan dan Kebudayaan. No. 40. th. 9. Januari. Http://www.ed.gov/databases/Eric Digestes/ed336845.html Handoko, Hani. 2000. Manajemen. Jokyakarta. BP-FE. Husin, Zulkifli dan Rahmat Nur Sasongko. 2003. Manata Manajemen Pendidikan, antara Perbaikan Kualitas dan Gaji Guru di Era Otonomi Daerah. (dlm) Jurnal pendidikan dan Kebudayaan. No. 43. th. 9 . Juli. Jones, Jeff. 2005. Management Skills in Schools. London. A SAGA Publications Company.
Handout MBS, Yusdin M.Ed 63
Kurhami, S. Karim A. 2002. Mengubah Wawasan dan Peran Guru Dalam Era Kesejagatan. (dlm) Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 035. Th. 8. Maret. Mariati. 2007. Menyoal Profil sekolah Bertaraf Internasional. (dlm) Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 67 – 13. Juli Miller, Mary Susan, Ph.D. 2006. Save Our School: 57 langkah menyelamatkan sekolah. Jokyakarta. Kanisius. Mulyasa, E. Dr., M.Ed. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung. Rosda. Sagala, Syaiful, Dr. M.Pd. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung. Penerbit Alfabeta. Schwarz, S. Marc & Carroll Archiv B. 2003. Corporate Social Responsibility : A three domain approach (in) Business Ethics Quarterly. Vo. 13. Issu 4. pp : 503-530 SMK Kian Manarik Perhatian. 2008. Jakarta. Republika. 4 Juni. Slamet PH. 2000. Manajemen Berbasis sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 027, tahun ke-6. November 2000. Soetjipto dan Kosasi, R. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta. Renika Cipta. Suyatno, Thomas. 2004 Beberapa Faktor yang Menentukan Kualitas SMA. (dlm) Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 46. Th. 10. Januari. Takakura, Sho and Murata, Yokuo. 1997. Education in Jepan: Present System and Tasks/Curriculum and Instruction. Tokyo: Institute of Education, University of Tsukuba. Tilaar, HAR. 2006. Standar Pendidikan Nasional. Jakarta. Renika Cipta. Yazid, Abdullah. 2007. Halusinasi Mutu Pendidikan. Suara Karya. Jakarta. 18 May. Yuniarsih, Tjutju. 2004. Reformasi kepemimpinan Pendidikan. (dlm) Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 47 . th. 10. Maret.