BAB 5 LARYNX DAN PHARYNX
PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT: Bab ini membicarakan perbedaan larynx dan pharynx. Pada pembahasan larynx dibicarakan tentang cartilago-cartilago yang terdapat di situ, articulatio, otot-otot, vaskularisasi dan inervasinya. Sedangkan pada pharynx dibicarakan tentang pembagian pharynx berdasarkan bangunan disekitarnya yang berhubungan, lapisan-lapisan dinding pharynx, inervasi dan vaskularisasinya.
MANFAAT DAN RELEVANSINYA: Mahasiswa dapat memahami perbedaan susunan larynx dan pharynx serta memahami vaskularisasi dan inervasinya. Hal ini berguna untuk bekal pemahaman dalam semester selanjutnya terutama dalam mata kuliah bedah mulut.
TIK : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan secara rinci anatomi dan fungsi larynx dan pharynx kaitannya dengan fungsi pernafasan, mastikasi dan kegiatan di dalam mulut
Universitas Gadjah Mada
1
Larynx dan Pharynx DR. drg. Munakhir, MS.
A. Larynx (LX) Kalau pharynx (PX) bagian dan saluran pencernaan makanan, maka LX merupakan bagian dan saluran pernapasan. Organ ini yang menghubungkan bagian distal dan pharynx dengan trachea, memfasilitasi seperti katup untuk memandu aliran udara, terutama pada saat menelân, bernapas serta pada viaktu vocalisasi. Panjang LX lebih kurang 5 cm, terletak setinggi VC-3-B; pada vianita lebih kecil dibandingkan lelaki. Sevaktu balita berumur lebih kurang satu tahun, letak LX setinggi atlas kemudian menurun setelah dewasa, sepanjang Iebih kurang dua corpus vertrebalis. Terdapat banyak cartilago pada LX, yakni: 1. Cartilago thyroidea, pertemuan pada linea mediana di sebelah anterior disebut prominentia laryngis. 2. Cartilago cricotdea, untuk perekatan berbagai musculi antara Iain: mm. Cricoart ytenoideus posterior: mm. Cricoartytenoidei lateralis, dan ligamentum 3. Epiglottis: bentuknya seperti daun, ujung carnial melebar, ujung bawahnya disebut petiolus. Letaknya di belakang radix linguae, dan corpus ossis hyoidei. 4. Cartilago arytenodea (sepasang): letaknya di belakang LX, di tepi cranial dan lamina cartilago cricoidea bentuknya seperti piramid. Cartilago ini dibagi menjadi tiga permukaan yakni: posterior, anterotateral (terdapat proc. Vocalis), dan mediaI. 5. Cartilago corniculata (sepasang): berbentuk seperti kerucut kecil. 6. Cartilago cuneiformis (sepasang): bentuknya seperti batang, terletak di dalam plica aryepiglottica. Articlatlo pada LX Dua articulatio pada LX yakni artic. cricoidea dengan rotasi dan cartilago thyroidea terhadap sumbu horizontal. Articulatio cnicoaytenoidea gerakannya rotasi dan meluncurnya cartilago tersebut terhadap cartilago cricoidea. Berbagai ligamenta pada LX yakni: ligamenta intrinsik, ligamenta ekstrensik, ligamentum cricotrohealis ligamentum ventricularis, dan Iigamentum vocale. Suatu pintu yang menghubungkan pars laryngis pharingis dengan rongga LX disebut aditus laryngis. Penutupan piritu ini mencegah masuknya bahan makanan dan benda asing ke dalam LX. Kadang-kadang terjadi kasus kecelakaan alat kedokteran seperti jarum reamer, patahan gigi masuk ke paru.
Universitas Gadjah Mada
2
Rongga LX dimulai dari aditus laryngis sampai tepi caudal cartilago cricoldea, dan dibagi menjadi tiga bagian yakni vestibulum, ventriculus, dan cavitas infraglottidis. Musculi pada Larynx a. Otot ekstrinsik dibagi menjadi kelompok depresor dan elevator. Otot depresor terdiri dari : mm. omohyoideus, sternohyoideus, dan sternothyroideus. Di pihak lain otot elevator adalah: mm. ttyrohyideus, stylohyoideus, mytohyoideus, digastricus, stylopharyngeus, dan palato pharyngeus. b. Otot intrinsik terdiri dari beberapa buah yakni: mm. cricothyroideus, cricoaritenoideus (posterior, lateralis), arytenoideus (transversus, obliqus), thyroarytenoideus, dan vocalis. Gerakan otot pada LX
Otot-otot pada LX diklasifikasikan menurut fungsinya sebagai berikut: a. External adductor dan tensor: cricothyroideus b. Internal adductor atau sphincters: cricoarytenoideus lateralis, arytenoideus transversus, thyroarytenoid, vocalis, dan arythenoideus obliqus. c. Internal adductor atau dilatator: cricoarytenoideus posterior Vascularisasi, inervasi, dan abran limfe Arteria laryngea superior yang bercabang menjadi rr. laryngei merupakan arteria utama untuk LX. Selanjutnya vena thyroidea superior yang selanjutnya ke v. jugularis interna. Selain itu pembuluh limfe terbagi menjadi bagian inferior dan superior. Kelenjar limfe menuju di depan trachea, dan yang lain menuju ke nodi lymphatici cervicales. Syaraf ke LX berasal dari rr. externus dan internus n. laryngeus superior yang berasal dari n. necurrens. r. internus n. laryngeus superior bersifat sensibel. B. Pharynx (PX) Pharynx (PX) adalah bagian dari saluran pencernaan makanan,dimulai dari belakang rongga hidung. Rongga mulut dan larynx (LX). PX dibagi dalam : pars nasalis (nasopharynx),pars oralis (oropharinx),dan pars laryngis (laryngophaarynx). Saluran ini seperti kerucut dengan alas terletak di cradial,dimulai fari basis crania berbatasan dengan corpusossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis occipatalis sampai lebih kurang VC 6 sepanjang kurang 12,5 cm, kemudian bersambung dengan esophagus.
Universitas Gadjah Mada
3
PX di sebelah anterior berhubungan dengan rongga hidung,dan rongga LX. Di sebelah distal dengan eshopagus, sedang di sebelah belakang dengan fascia serta otot-otot prevertebral. Di samping itu berhubungan juga dengan rongga telinga melalui tuba auditiva. Dinding PX terdapat empat lapisan yakni : 1.
Membrana mukosa yang terdapat kelenjar mukosa.
2. Tunica fibrosa yang berhubungan dengan berbagai perlekatan dengan rongga yang berhubungan dengan PX. 3. Tunica muskularis, yang terdiri dari dua lapisan. 4. Lapisan fascia, yang disebut sebagai fascia buccopharyngea. Nasopharynx (NX) NX atau pars nasalis pharyngis terletak di belakang rongga hidung, dimulai dri basis cranili sampai isthmus pharyngeum. Saluran ini sebagai saluran udara pernapasan, oleh karena itu selalu terbuka.
Rongga PX : a. dengan rongga hidung dihubungkan melalui choanae. b. dengan pars oralis pharyngis dihubungkan melalui isthmus posterior yang dibatasi dengan palatum mofle, arc. palatopharyngeus, dan dinding posterior. PX. Pada saat menelan isthmus pharynget akan menutup. Atap dan dinding posterior: membentuk semacam lereng yang dimulai dari bawah corpus ossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis occipitalis ke dinding posterior PX. Di bawah mukosa dinding posterior yang berhadapan dengan choanae terdapat masa jaringan Iimfoid yang dinamal tonsila pharyngea. Bila terjadi infeksi dan kemudian terjadi pembesaran jaringan ini dapat menyebabkan sumbatan nafas. Lokasi ini dekat dengan pertumbuhan M3 bawah, yakni sebelah latero anterior. Dinding lateral terdapat muara tuba auditiva yang dibatasi oleh suatu peninggian yang disebut torus tubarjus. Tuba auditiva merupakan saluran dengan panjang lebih kurang 3-5 cm yang menghubungkan rongga PX dengan telinga, berfungsi sebagai drainase lendir telinga serta penyeimbang tekanan udara di antara kedua organ tersebut. Oropharynx (ORX) ORX (pars oralis pharyngis) dimulai dari palatum molle sampai batas tepi cranial epiglottis. ORX di bagian anterior berhubungan dengan mulut melalui isthmus faucium dengan batas palatum molle, arcus. palatoglossus, dan lidah. Regio ini terdapat jaringan limfoid yakni tonsila pharyngea, patina,dan lingualis. Universitas Gadjah Mada
4
Laryngopharynx (LRX) LRX (pars laryngis pharynx) terletak di belakang LX mulai dan tepi atas epiglottis sampai tepi bawah cartilago crocidea. Pars ini berhubungan dengan LX melalui lubang yang disebut auditus laryngis. Banyak otot pada PX antara lain : 1. m. constrictor pharyngis inferior: insertio pada raphe pharingis dan origo pada cartilago cricoidea 2. m.constrictor pharyngis medius: insertio pada raphe pharyngealis dan origonya pada tepi cranial cornu mayus, dan cornu minus ossis hyoidei. 3. m.constrictor pharyngis superior: insertio pada raphe pharyngealis dan origo pada lamina medialis proc. Pterygoideus. 4. m. stylopharyngeus: berorigo pada proc. styloideus. 5. m. salpingopharingeus: origo pada bagian bawah tuba auditiva 6. m. patatopharyngeus: terletak pada palatum molle.
Inervasi, vascularisasi, serta sitem limfe: lihat pada atlas Spalteholz Perlu diperhatikan suatu proses menelan. PosIsi dengan kepala lebih extensi akan memudahkan alat tersebut tertelan. Posisi ini juga, mempermudah alat masuk ke paru pasien. Dalam hal ini pekerjaan yang mempergunakan alat-alat kedokteran gigi yang kecil, dapat terjadi kemungkinan tertelannya alat tersebut ke dalam saluran pencernaan.
Universitas Gadjah Mada
5
TES FORMATIF: 1. Jelaskan perbedaan larynx dan pharynx! 2. Sebutkan cartilago dan articulatlo apa saja yang terdapat di larynx! 3. Sebutkan musculus apa saja yang terdapat di larynx dan gerakan apa saja yang bisa dilakukan! 4. Sebutkan nervus yang menginervasi larynx dan arteri yang memvaskularisasi larynx! 5. Sebutkan 4 lapisan dinding pharynx! 6. Pharynx dibagi menjadi 3 bagian, apa saja dan ceritakanlah sedikit! PENILAIAN DAN UMPAN BALIK: Apabila anda dapat menjawab semua soal di atas maka anda dapat melanjutkan ke bab selanjutnya. Apabila anda hanya dapat menjawab 4 soal dan 6 soal yang ada, maka anda dapat mengulangi membaca bab mi. TINDAK LANJUT: Apabila anda masih kurang jelas, maka anda dapat membaca buku pedoman yang tercantum pada daftar pustaka.
Universitas Gadjah Mada
6