BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Menurut hasil analisa yang terdapat pada bab sebelumnya, didapatkan hasil bahwa bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow orangtua dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi memfollow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow teman dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow saudara dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow pasangan dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preferensi pemilihan orang yang di-follow di media sosial Twitter dengan motivasi penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Dan juga didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow orangtua dalam media sosial Twitter dengan motivasi
ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow teman dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow saudara dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow pasangan dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara preferensi mem-follow sahabat dalam media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter pada remaja Jakarta. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hanya preferensi mem-follow saudara yang memiliki hubungan dengan motivasi penggunaan pada remaja Jakarta. Dari hasil analisa, beberapa hal yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara preferensi pemilihan teman dengan motivasi penggunaan Twitter pada remaja Jakarta adalah jumlah subjek yang tidak merepresentasikan jumlah remaja di Jakarta, hasil penelitian yang tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh remaja Jakarta, dan kemungkinan terdapat indikator motivasi lain yang tidak tercakup dalam teori.
5.2 Diskusi Penelitian
ini
merupakan
penelitian
payung
mengenai
perilaku
dalam
menggunakan media sosial Twitter. Salah satu metode yang digunakan adalah observasi kepada subjek sebanyak 30 orang remaja selama 30 hari untuk melihat keaktifannya dalam menggunakan Twitter yaitu perilaku tweet, reply, retweet, share. Data yang telah didapat kemudian digabungkan menjadi satu dengan data-data peneliti lain dalam penelitian payung ini. Penelitian ini berfokus untuk melihat hubungan antara preferensi pemilihan teman di media sosial Twitter dengan motivasi ekstrinsik penggunaan pada remaja Jakarta, dan hubungan antara preferensi pemilihan teman di media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik penggunaan pada remaja Jakarta. Beberapa hal yang bisa dijadikan bahan diskusi dari penelitian adalah: 1. Penelitian dengan menggunakan metode observasi selama 30 hari sebanyak 30 subjek bukan merupakan hal yang mudah karena cukup memakan waktu untuk melakukan turus pada kegiatan tweet, reply, retweet, share dalam Twitter. Dengan penggabungan data dari semua peneliti dalam penelitian payung ini didapatkan subjek sebanyak 60 orang. Jumlah subjek tersebut adalah jumlah orang yang diobservasi dan mau mengisi kuesioner. Hal ini menyebabkan jumlah subjek tidak merata untuk seluruh wilayah Jakarta. Oleh karena ketidakterwakilan itu, maka hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh remaja Jakarta. 2. Pembagian motivasi dalam penelitian Kim, Shim, dan Ahn (2011) yang dijadikan dasar dalam penelitian ini hanya melibatkan dua indikator untuk
motivasi intrinsik dan dua indikator untuk motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan dorongan dalam diri manusia yang didasarkan pada kepuasan yang melekat dari perilaku seseorang seperti menghilangkan stres dan recording personal history. Sedangkan motivasi ekstrinsik didefinisikan sebagai dorongan kegiatan yang dilakukan bukan karena alasan yang melekat di dalamnya, tapi untuk alasan di luar dirinya seperti manfaat yang diperoleh saat menggunakan media sosial seperti komunikasi dan berbagi informasi kepada sesama pengguna (Kim, Shim, & Ahn, 2011). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ada kemungkinan terdapat indikator motivasi lain yang tidak tercakup dalam teori diatas, yang hanya menjelaskan 4 indikator dari 2 dimensi motivasi. 3. Dari hasil analisis data kontrol subjek pada bab sebelumnya, diperoleh bahwa remaja terlebih dahulu memprioritaskan sahabat dalam pertemanan di media sosial Twitter. Hal ini sesuai dengan teori bahwa hubungan remaja di luar keluarganya semakin meningkat dalam masa perkembangan remaja (Giordano, 2003). Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebayanya dan lebih sedikit menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya (Offer & Church, dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003). Meskipun remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya, namun mereka masih mencari orang tua sebagai perlindungan (Laursen, dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2003). 4. Dalam penelitian Kim, Shim dan Ahn, (2011) disebutkan bahwa motivasi terbagi menjadi 2 dimensi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Indikator dalam motivasi intrinsik terbagi menjadi dua yaitu networking dan mengumpulkan informasi. Dalam indikator networking, seseorang terdorong menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman. Media sosial akan lebih memudahkan untuk menghubungi teman dengan waktu yang tak terbatas diseluruh belahan dunia. Dalam indikator mengumpulkan informasi, seseorang menggunakan media sosial terdorong untuk membaca dengan teliti mini homepage atau blog orang lain dengan tujuan mengumpulkan informasi. Motivasi ekstrinsik juga terbagi menjadi dua indikator yaitu menghilangkan stres dan recording personal history. Pada indikator menghilangkan stress, seseorang terdorong menggunakan media sosial untuk mengunjungi mini homepage teman mereka dan ikut berpartisipasi dengan melihat-lihat foto terbaru yang dipasang atau written content untuk menghilangkan bosan dan stres. Sedangkan seseorang yang menggunakan media sosial untuk mencatat kegiatan harian mereka seperti private online diary, berbagi foto, dan menulis wallpost sehari-hari di mini homepage termasuk dalam indikator recording personal history. Jika ditelaah lebih lanjut, ketika seorang remaja memprioritaskan orang lain dalam pemilihan teman di media sosial Twitter, dalam penggunaannya mereka akan memiliki dorongan untuk menghilangkan stress pada motivasi intrinsik, atau menjalin networking pada motivasi ekstrinsik.
Pada
indikator
menghilangkan
stres,
remaja
akan
memprioritaskan seseorang yang akan di follow dalam Twitter karena mereka akan memprioritaskan homepage siapa saya yang ingin mereka
kunjungi. Begitu pula pada indikator networking, remaja memprioritaskan seseorang yang akan di follow dalam Twitter karena mereka juga akan memprioritaskan kepada siapa saja mereka akan berinteraksi di Twitter. 5. Tidak adanya hubungan antara preferensi mem-follow orangtua dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter adalah karena dapat diasumsikan bahwa
dalam
perkembangan
remaja
yang
walaupun
lebih
sedikit
menghabiskan waktu dengan orangtuanya, namun mereka masih mencari perlindungan kepada orangtua dalam kehidupan nyata, dan informasi yang didapatkan dari orangtua tidak lagi relevan oleh karena itu remaja tidak termotivasi menggunakan media sosial untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi dari orangtua. Tidak adanya hubungan antara preferensi mem-follow sahabat dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter adalah karena dapat diasumsikan bahwa remaja banyak menghabiskan waktu dengan teman dan sahabatnya dalam perkembangannya, oleh karena itu, menjalin hubungan interaksi dan mengumpulkan informasi sudah didapatkan remaja dalam pertemuan sehari-hari Tidak adanya hubungan antara preferensi mem-follow teman dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter karena dapat diasumsikan bahwa dalam perkembangannya remaja yang membutuhkan support, dukungan, informasi dari temannya telah terpenuhi dalam komunikasi pertemuan seharihari.
Adanya hubungan antara preferensi mem-follow saudara dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter dalam indikator mengumpulkan informasi
adalah
karena
dapat
diasumsikan
bahwa
remaja
dalam
perkembangannya akan meneladani saudaranya, dan media sosial menjadi perantara bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan untuk meneladani saudaranya. Tidak adanya hubungan antara preferensi mem-follow pasangan dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter karena dapat diasumsikan bahwa remaja dalam perkembangannya membutuhkan dukungan dan menjalin keintiman dengan pasangannya, namun hal ini dapat saja terpenuhi dalam pertemuan sehari-hari atau menjalin komunikasi melalui media lain seperti telepon. Oleh karena itu, remaja tidak termotivasi untuk menajlin komunikasi dan mendapatkan informasi dari pasangannya melalui Twitter. Tidak adanya hubungan antara preferensi mem-follow figur publik dengan motivasi ekstrinsik penggunaan Twitter karena dapat diasumsikan bahwa dalam perkembangan remaja mereka akan membentuk secondary attachment kepada figur publik, namun pemenuhan itu dapat diperoleh dari alat teknologi lain seperti televisi sehingga dapat memenuhi kebutuhan mengumpulkan informasi dari artis favorit mereka. Oleh karena itu, mereka tidak termotivasi secara ekstrinsik saat mem-follow figur publik. 6. Seseorang yang termotivasi secara intrinsik dalam indikator recording personal
history,
menggunakan
media
sosial
untuk
mencatat
dan
membagikan catatan kegiatan sehari-hari melalui posting foto, dan tulisan.
Hal ini tidak berhubungan dengan preferensi pemilihan orang yang di follow karena recording personal history berhubungan dengan diri seseorang itu sendiri Tidak adanya hubungan antara orang yang di-follow di media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik
indikator mengurangi stres dalam
penggunaan Twitter karena dapat diasumsikan bahwa remaja tidak mendapatkan kepuasaan ketika mereka membaca timeline orangtua, sahabat, teman, saudara, pasangan dan figur publik diasumsikan karena hal itu tidak dapat membantu dalam mengurangi stress remaja. 7. Remaja sebenarnya memiliki motivasi ektrinsik
dan intrinsik
dalam
penggunaan media sosial, tetapi pemenuhan motivasi itu bukan dari siapa yang diprioritaskan pertama kali untuk di follow di media sosial Twitter.
5.3 Saran Beberapa saran dari peneliti mengenai hal yang dapat diperbaiki untuk penelitian selanjutnya adalah 1.
Menambahkan subjek dalam penelitian ini yaitu remaja yang bertempat tinggal di Jakarta yang memiliki akun pada media sosial Twitter. Penambahan subjek dapat disamaratakan
jumlahnya pada masing-masing wilayah di
Jakarta yaitu Jakarta utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan sehingga mewakili keseluruhan wilayah Jakarta.
2. Mencari teori tambahan mengenai motivasi penggunaan media sosial dan hubungan antara remaja dengan orang lain sehingga dapat memperkuat penelitian. 3. Tidak hanya melihat preferensi pemilihan orang yang di follow dalam media sosial Twitter, namun juga diliat interaksinya didalam Twitter