BAB 4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1.
Implementasi
Setelah melakukan perancangan sistem dan antarmuka, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah penginstalasian server-server yang akan digunakan dalam sistem IPTV dan juga pengintegrasian sistem tersebut untuk membentuk sistem IPTV yang secara handal dapat menangani aliran video ataupun data administrasi.
Implementasi ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: 1. Instalasi dan penggunaan PC sebagai Encoder a. Instalasi Windows Media Encoder pada PC yang akan digunakan sebagai live encoder. b. Pengaturan pada encoder agar dapat digunakan untuk mengubah secara real time siaran channel dari sinyal analog antena menjadi suatu aliran video digital. 2. Instalasi dan penggunaan suatu server sebagai streaming server a. Instalasi Windows Server 2003 pada server yang digunakan sebagai streaming server. b. Pengaturan media services untuk dapat mengambil aliran video dari encoder dan mengatur permintaan aliran video dari Set-Top Box pada pelanggan. 3. Instalasi database pada server 4. Pembentukkan IPTV Set-Top Box dan embedded system a. Perancangan Set-Top Box. b. Instalasi Windows XP Embedded sebagai sistem operasi 140
141 c. Pembuatan images dengan Windows XP Embedded d. Cara penggunaan aplikasi front end sebagai antarmuka dalam sistem IPTV sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan 5. Pembuatan sistem untuk administrasi (aplikasi back end) dan penggunaan suatu PC untuk kegiatan administrasi tersebut.
4.1.1. Instalasi dan Penggunaan PC sebagai Encoder Untuk membuat PC menjadi real-time encoder, dibutuhkan sarana pendukung, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras minimal yang disarankan: Processor 1,5 GHz, Memory 256MB, Network Card, dan Video Capture Card. Sedangkan untuk perangkat lunak digunakan Windows Media Encoder. Berikut adalah cara instalasi dan pengaturan pada encoder-nya.
4.1.1.1. Instalasi Microsoft Windows Media Encoder 9 Langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi Microsoft Windows Media Encoder 9 dapat dijabarkan sebagai berikut: − Pilih next
142
Gambar 4.1 Instalasi Microsoft Media Encoder 9 – Tampilan Awal
− Pilih I accept the terms in the License Agreement, lalu pilih next
Gambar 4.2 Instalasi Microsoft Media Encoder 9 – License Agreement
− Tentukan letak Windows Media Encoder 9 akan diinstall, lalu pilih next
143
Gambar 4.3 Instalasi Microsoft Media Encoder 9 –Folder instalasi
− Pilih install
Gambar 4.4 Instalasi Microsoft Media Encoder 9 – Ready to Install
4.1.1.2. Pengaturan Real-Time Encoder pada Windows Media Encoder − Pada Start menu, arahkan pada Program lalu Windows Media, dan kemudian klik Windows Media Encoder.
144
Gambar 4.5 Windows Media Encoder – Menjalankan Windows Media Encoder
− Jika ada dialog New Session, klik Cancel
Gambar 4.6 Windows Media Encoder – New Session
145
− Klik Session Properties
Gambar 4.7 Windows Media Encoder – Pilih Session Properties
− Pada tab Source, pilih Source, lalu pilih media (pilih TV-capture yang terpasang pada komputer).
146
Gambar 4.8 Windows Media Encoder – Pilih Source
− Pada tab Output, pilih Pull from encoder (centang kotak disampingnya), dan masukan nomor port yang akan digunakan server untuk mengambil streaming.
Gambar 4.9 Windows Media Encoder – Pilih Pull from Encoder
147
− Pada Compression tab, pilih Windows media server (streaming) pada Destination, dan pilih 340 Kbps 29.97fps 320x240
Gambar 4.10 Windows Media Encoder – Pilih Compression
− Pada dialog Session Properties, klik Apply.
148
Gambar 4.11 Windows Media Encoder – Pilih Apply pada Session Properties
− Untuk menyimpan hasil settingan, pada menu File, klik Save As, dan masukan nama untuk profile ini.
Gambar 4.12 Windows Media Encoder – Simpan Session
149
− Klik tombol Start Encoding
Gambar 4.13 Windows Media Encoder – Pilih Start Encoding
4.1.2. Instalasi dan Penggunaan Server sebagai Streaming Server 4.1.2.1. Instalasi Microsoft Windows Media Services Langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi Microsoft Windows Media Services dapat dijabarkan sebagai berikut: − Pada Windows 2003 Server, install Windows Media Services terlebih dahulu. Buka Start Æ Control Panel Æ Add or Remove Program. Lalu pilih Add / Remove Windows Components.
150
Gambar 4.14 Instalasi Microsoft Windows Media Server – Add or Remove Program
− Pilih bagian Windows Media Services, lalu pilih Next. Windows Media Services akan diinstall.
Gambar 4.15 Instalasi Microsoft Windows Media Server – Add or Remove Windows Component
− Buka Start Æ Manage Your Server
151
Gambar 4.16 Instalasi Microsoft Windows Media Server – Manage Your Server
− Pada bagian Streaming Media Server, pilih Manage this streaming media server
Gambar 4.17 Instalasi Microsoft Windows Media Server – Manage this streaming media server
− Berikut adalah tampilan dari daftar publishing point yang sudah ada pada media server
152
Gambar 4.18 Instalasi Microsoft Windows Media Server – Publishing Points
4.1.2.2. Pengaturan Windows Media Services Berikut akan dijelaskan cara penambahan dan manajemen dari streaming server pada Windows Media Server. − Untuk menambah sebuah publishing point, klik kanan pada Publishing Points, lalu pilih Add Publishing Point (Advanced)
153
Gambar 4.19 Tutorial Streaming Server – Windows Media Services
− Untuk menambahkan sebuah publishing point berupa channel, pada publishing point type, pilih Broadcast. Lalu isikan Publishing point name dan pilih Location of content.
Gambar 4.20 Tutorial Streaming Server – Add Publishing Point (Broadcast)
154 − Untuk menambahkan sebuah publishing point berupa video, pada publishing point type, pilih On-demand. Lalu isikan Publishing point name dan pilih Location of content.
Gambar 4.21 Tutorial Streaming Server – Add Publishing Point (On-demand)
− Untuk setiap publishing point yang bertipe broadcast, pilih Start Publishing Point pada tab Monitor untuk mengaktifkan channel.
155
Gambar 4.22 Tutorial Streaming Server – Start Publishing Point
− Untuk setiap publishing point yang bertipe broadcast, pilih Allow New Unicast Connection pada tab Monitor.
Gambar 4.23 Tutorial Streaming Server – Allow New Unicast Connection
− Untuk setiap publishing point, pilih tab Source. Apabila pada saat pembuatan publishing point, Location of content diisi dengan sebuah folder atau sebuah file
156 playlist, maka akan muncul playlist di layar ini. Pilih Loop untuk memainkan playlist ini secara berulang-ulang.
Gambar 4.24 Tutorial Streaming Server – Loop Playlist
− Untuk setiap publishing point, pilih tab Properties. Pada daftar kategori, pilih Networking, lalu double-click pada Enable Buffering.
Gambar 4.25 Tutorial Streaming Server – Enable Buffering
− Pastikan pilihan Buffer Content (reduces startup latency for clients) dipilih
157
Gambar 4.26 Tutorial Streaming Server – Enable Buffering Properties
− Publishing point dapat diakses dari jaringan dengan menggunakan protokol MMS. Alamat MMS yang dapat digunakan untuk mengakses publishing point tersebut terdapat pada tab Announce.
Gambar 4.27 Tutorial Streaming Server – Tab Announce (Broadcast)
158
Gambar 4.28 Tutorial Streaming Server – Tab Announce (On-demand)
4.1.3. Instalasi Microsoft SQL Server 2000 Langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi Microsoft SQL Server 2000 dapat dijabarkan sebagai berikut: − Pilih SQL Server 2000 Components
Gambar 4.29 Instalasi Microsoft SQL Server 2000 – Tampilan Awal
159
− Pilih Install Database Server
Gambar 4.30 Instalasi Microsoft SQL Server 2000 – Instal Database Server
− Pilih Next
Gambar 4.31 Instalasi Microsoft SQL Server 2000 – Instal New Instance
− Pilih Local Computer
160
Gambar 4.32 Instalasi Microsoft SQL Server 2000 – Computer Name
− Pilih Create a new instance of SQL Server
Gambar 4.33 Instalasi Microsoft SQL Server 2000 – Create a New Instance
− Pilih Yes Pada Software License Agreement
161
Gambar 4.34 Instalasi Microsoft SQL Server 2000 – Software License Agreement
− Pilih Server and Client Tools − Masukkan password untuk sa (system administrator) − Re-boot komputer − Bila ada, perlu diinstal Service Pack 3 dari SQL Server 2000
4.1.4. Pembentukkan Set-Top Box dan Embedded System Berikut akan dibahas cara pembuatan Set-Top Box dan embedded system yang digunakan dalam Set-Top Box. 4.1.4.1. Perancangan Set-Top Box Hardware yang direkomendasikan untuk perancangan IPTV Set-Top Box ini adalah: 1. Motherboard Mini ITX VIA EPIA ML 8000 (dengan prosessor)
162
Gambar 4.35 Motherboard Mini ITX VIA EPIA ML 8000
Dengan spesifikasi sebagai berikut : Model Name
• VIA EPIA ML8000G
Processor
• VIA C3 800MHz
Chipset
• VIA CLE266 North Bridge • VIA VT8235M South Bridge
System Memory
• 1 DDR266 DIMM socket • up to 1GB memory size
VGA
• Integrated VIA UniChrome™ AGP Graphics with MPEG-2 Accelerator
Expansion Slots
• 1 PCI
Onboard IDE
• 2 X UltraDMA 133/100/66 Connectors
Onboard LAN
• VIA VT6103 10/100 Base-T Ethernet PHY
Onboard Audio
• VIA VT1616 6 channel AC' 97 codec
Onboard TV Out
• VIA VT1622M TV out
Back Panel I/O
• 1 PS2 mouse port • 1 PS2 keyboard port • 1 Parallel port • 1 RJ-45 LAN port • 1 Serial port • 2 USB 2.0 ports • 1 VGA port • 3 Audio jacks: line-out, line-in and mic-in (Smart 5.1 Support)
BIOS
• Award BIOS • 2Mbit flash memory
System Monitoring &
• CPU voltage monitoring
163 Management
• Wake-on-LAN, Keyboard Power-on, Timer Power-on • System power management • AC power failure recovery
Operating Temperature
• 0~50°C
Operating Humidity
• 0% ~ 93% (relative humidity; non-condensing)
Form Factor
• Mini-ITX (4 layers) • 17 cm x 17 cm
Alasan memilih motherboard ini adalah karena selain desainnya yang cukup kecil (17 cm x 17 cm) dengan banyak periperial multimedia mendukung seperti audio 6 channel dan adanya TV out, dan kinerja prosessor built-in (Via Eden 800 Mhz) yang dimilikinya sudah cukup untuk membentuk Set-Top Box.
2. Memory 256MB PC3200 DDR400 DIMM
Gambar 4.36 Memory 256MB DDR400 DIMM
Penggunaan memori DDR yang direkomendasikan minimal sebesar 256MB, untuk dapat menjalankan embedded system yang ada pada IPTV dengan baik.
3. Harddisk 2.5” 40GB
164
Gambar 4.37 Harddisk 2.5” 40GB
Harddisk ini diperlukan untuk menyimpan embedded system yaitu Windows XP Embedded dan aplikasi front end, juga sebagai media penyimpanan ketika melakukan recording / perekaman. Alasan pemilihan 2.5” harddisk adalah kesesuaiannya dengan casing yang akan dipilih.
4. ATI Wonder Wireless Remote
Gambar 4.38 ATI Wonder Wireless Remote
Remote Control ini digunakan untuk memilih menu-menu yang ada pada aplikasi front end IPTV, yang fungsinya menambah kenyamanan dari pelanggan. Receiver dari remote ini dipasang pada USB port dan menggunakan radio frekuensi dalam penggunaannya (bukan lagi menggunakan teknologi lama seperti InfraRed).
5. Voom PC Case
165
Gambar 4.39 Voom PC Case
Alasan dipilihnya casing ini adalah sifat simplicity yang dimilikinya dan kesesuaiannya dengan motherboard yang telah dipilih (VIA EPIA ML 8000) dan juga bentuknya relatif kecil yaitu 210 x 254 x56mm (WxLxH).
4.1.4.2. Instalasi Microsoft Windows XP Embedded Dalam pembuatan embedded system pada IPTV Set-Top Box ini, akan digunakan software Windows XP Embedded untuk sistem operasi. Windows XP Embedded merupakan suatu software handal yang digunakan untuk membentuk sistem operasi pada sistem-sistem peralatan elektronik yang ada sekarang seperti ATM, slot machines, cash registers, arcade games, industrial robotics, thin clients, Set-Top Boxes, network attached storage (NAS), time clocks, navigation devices, dll. Sistem operasi yang dibentuk dengan Windows XP embedded ini akan berfokus pada suatu tujuan tertentu sehingga ukurannya kecil tidak terlalu membebani target dimana sistem operasi ini akan digunakan. Selain itu beberapa keuntungan lain digunakan sistem operasi ini antara lain lisensinya yang relatif lebih murah dari pada penggunaan Windows XP versi lainnya, dukungan hardware yang banyak dan juga kemudahan dalam pembuatan pemrograman karena dapat menggunakan segala versi dari Common Language Runtime (CLR).
166
Tahapan yang ada dalam pembentukkan sistem operasi dengan XP Embedded:
In Developper Site
To Target System (Set Top Box)
Gambar 4.40 Tahapan pembentukan Sistem Operasi XP Embedded
Tahap pertama dalam pembentukkan sistem operasi adalah target analyzer. Target analyzer merupakan tahap dalam membangun sistem operasi berbasis Windows XP embedded. Dalam tahap ini dilakukan analisa untuk menentukan komponen sistem operasi dan komponen hardware secara spesifik yang cocok untuk digunakan pada target (IPTV Set-Top Box.). Custom component digunakan untuk menentukan komponen-komponen lain yang diperlukan dalam pembentukkan embedded system pada IPTV Set-Top Box. Selanjutnya, tahap component designer dari analisa target yang sudah dilakukan. Component designer berfungsi untuk melakukan konfigurasi dan memperluas kemampuan sistem operasi, sesuai dengan fungsi Set-Top Box. Lalu dibuatlah component database designer, yang menyediakan fungsi–fungsi untuk mengatur component database dan tempat penyimpanan (repositories).
167 Target Designer lalu membuat image dari sistem operasi akan dirancang. Sampai tahap ini, paket sistem operasi Set-Top Box sudah siap untuk di-deploy pada target.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi Microsoft Windows XP Embedded dapat dijabarkan sebagai berikut: − Untuk melakukan instalasi Component Designer, Target Designer, Component Database Manager, Help dan Supporting Utilities, klik pada Tools Setup
Gambar 4.41 Instalasi Windows XP Embedded bagian Tools Setup
− Pilih Next
168
Gambar 4.42 Instalasi Windows XP Embedded – Tampilan Awal
− Pilih I agree the terms in the license agreement, lalu pilih Next
Gambar 4.43 Instalasi Windows XP Embedded – License Agreement
− Isikan Username, Organization, dan Product Key, lalu pilih Next
169
Gambar 4.44 Instalasi Windows XP Embedded – Customer Information
− Pilih Typical, lalu pilih Next
Gambar 4.45 Instalasi Windows XP Embedded – Setup Type
− Pilih This Computer, lalu pilih Next
170
Gambar 4.46 Instalasi Windows XP Embedded – Server Location
− Pilih Install
Gambar 4.47 Instalasi Windows XP Embedded – Ready to Install
− Proses Instalasi Component Designer, Target Designer, Component Database Manager, Help dan Supporting Utilities sudah selesai − Untuk melakukan instalasi Microsoft SQL Desktop Engine (MSDE), pilih Database Engine Setup
171
Gambar 4.48 Instalasi Windows XP Embedded bagian Database Engine Setup
− Proses instalasi Microsoft SQL Desktop Engine (MSDE) akan segera berjalan, dan akan selesai ketika jendela instalasi menutup dengan sendirinya. − Untuk melakukan instalasi Component Database dan Repositories, pilih Database Setup
Gambar 4.49 Instalasi Windows XP Embedded bagian Database Setup
172 − Pilih Next
Gambar 4.50 Instalasi Windows XP Embedded – Tampilan Awal
− Pilih I accept the terms in the license agreement, lalu pilih Next
Gambar 4.51 Instalasi Windows XP Embedded – License Agreement
− Isikan Username, Organization, dan Product Key, lalu pilih Next
173
Gambar 4.52 Instalasi Windows XP Embedded – License Agreement
− Pilih Typical, lalu pilih Next
Gambar 4.53 Instalasi Windows XP Embedded – Setup Type
− Pilih Install
174
Gambar 4.54 Instalasi Windows XP Embedded – Ready to Install
− Apabila terdapat pesan peringatan seperti dibawah ini, pilih Yes
Gambar 4.55 Instalasi Windows XP Embedded – File Sharing Confirmation
− Proses Instalasi Component Database dan Repositories sudah selesai
4.1.4.3. Pembuatan Images Windows XP Embedded − Pada mesin target, jalankan file tap.exe (Target Analyzer Probe) untuk menganalisis komponen hardware yang terpasang pada mesin target.
175
Gambar 4.56 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Analisis Komponen Hardware
− Lalu akan muncul file devices.pmq, yaitu file berformat XML yang berisikan data mengenai komponen hardware yang terpasang pada mesin target.
Gambar 4.57 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Data komponen hardware
− Pada mesin developer, jalankan Component Designer, lalu pilih menu File Æ Import.
176
Gambar 4.58 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Component Design
− Pilih file devices.pmq yang baru saja dibuat, lalu pilih Import.
Gambar 4.59 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Import Data komponen hardware
− Pilih Start untuk mulai mengimport komponen.
177
Gambar 4.60 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Mulai import komponen
− Pilih menu File Æ Save As. Lalu berikan nama file komponen.
Gambar 4.61 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Simpan komponen
− Beberapa langkah pada Component Designer di atas dapat diulangi untuk membuat komponen yang lainnya. − Jalankan Component Database Manager. Pilih Import.
178
Gambar 4.62 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Component Database Manager
− Pilih file SLD yang dibuat melalui Component Designer sebelumnya, lalu pilih Import.
Gambar 4.63 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Import komponen
− Jalankan Target Designer, lalu pilih New, dan beri nama untuk konfigurasi yang akan dibuat.
179
Gambar 4.64 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Membuat konfigurasi baru
− Pilih Setting, lalu di bagian kanan terdapat Target Device Setting. Isikan Windows Folder, Program Files Folder, Documents and Settings Folder dan partisi sesuai dengan letak Windows XP Embedded akan diinstall.
Gambar 4.65 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Target Device Setting
180 − Dari daftar komponen di sebelah kiri, double-click komponen yang ingin dimasukkan ke dalam konfigurasi.
Gambar 4.66 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Input komponen
− Setelah selesai memasukkan komponen, pilih menu Configuration Æ Check Dependencies
Gambar 4.67 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Memeriksa dependensi
181
− Apabila terdapat dependencies error, akan muncul Tasks di bagian bawah yang harus diselesaikan sebelum konfigurasi dibuat.
Gambar 4.68 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Task
− Double-click pada setiap task untuk menyelesaikan masalah dependency. Pilih komponen yang akan dimasukkan, lalu pilih Add
Gambar 4.69 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Penyelesaian masalah
182
− Untuk melakukan kostumisasi pada setiap komponen, terdapat pilihan setting di bawah setiap komponen. Lalu di sebelah kanan terdapat berbagai pilihan untuk mengatur komponen tersebut.
Gambar 4.70 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Kostumisasi komponen
− Apabila telah selesai, sekali lagi, lakukan check dependencies. Apabila tidak terjadi dependencies error, maka akan tertulis No errors or warnings.
183
Gambar 4.71 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Memeriksa dependensi
− Pilih menu Configuration Æ Build Target Image
Gambar 4.72 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Menu pembuatan Image
− Pilih Build untuk membuat konfigurasi yang baru saja dibuat menjadi sebuah image yang dapat digunakan pada mesin target.
184
Gambar 4.73 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Pembuatan Image
− Copy-kan file image yang sudah dibuild ke dalam mesin target
Gambar 4.74 Pembuatan Images Windows XP Embedded – Copy ke Mesin Target
185 4.1.4.4. Cara Penggunaan Front End Sistem IPTV Berikut adalah tampilan dari sistem IPTV yang langsung berhubungan dengan pengguna. Front end sistem ini dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna selayaknya menonton televisi, sehingga kontrol yang digunakan disesuaikan dengan tombol-tombol yang tersedia pada remote. Tombol-tombol yang digunakan pada remote antara lain tombol-tombol navigasi (up, down, left, right), tombol penerima (accept), tombol kembali (back), tombol pengaturan volume ((+), (–)), tombol mute, tombol pause, tombol fast forward, tombol fast backward dan tombol rekam (Record). Tombol-tombol ini akan disesuaikan terhadap layar dalam front end sistem IPTV ini. Pada subbab ini akan dijelaskan cara menggunakan front end sistem IPTV ini. Dimulai dengan layar menu utama, dimana pengguna dapat memilih layar lainnya.
186 1. Layar Menu
Gambar 4.75 Menu Utama Front End Sistem IPTV
Layar ini merupakan tampilan awal dari front end Sistem IPTV. Disini pengguna dapat memilih menu-menu yang tersedia, dengan menekan tombol up atau down. Dan dapat mengaktifkan menu tersebut dengan menekan tombol accept.
187 2. Layar Channel List
Gambar 4.76 Menu Channel List Ketika Tidak Ada Channel yang Dipesan
Layar ini menampilkan channel-channel yang telah dipesan oleh pelanggan. Namun, jika pelanggan belum mendapat atau memesan channel apapun, maka tampilannya akan seperti tertampil pada gambar 4-18. Untuk pemesanan akan dijelaskan lebih lanjut pada layar request. Dan untuk kontrol yang digunakan akan dijelaskan pada layar video list mengingat keduanya memiliki bentuk yang serupa.
188 3. Layar Video List
Gambar 4.77 Menu Video
Layar ini menampilkan video yang telah di request oleh pelanggan. Pada bagian kiri atas akan tampil nomor video yang sedang dijalankan, sedangkan pada bagian bawahnya akan tampil nama video yang sedang dijalankan. Nomor dan nama video yang tampil ini akan hilang secara otomatis setelah tiga detik. Pengguna dapat memilih video (atau channel pada layar channel list) yang telah dipesan dengan menekan tombol up untuk memilih video (atau channel) sebelumnya, atau tombol down untuk memilih video (atau channel) berikutnya. Tombol left digunakan untuk memilih lima video sebelumnya (jika tersedia). Jika tidak tersedia lima video sebelumnya, maka pilihan akan dijatuhkan kepada video
189 pertama (video nomor 1). Begitu juga dengan tombol right, yang digunakan untuk memilih lima video berikutnya (jika tersedia). Jika tidak tersedia lima video berikutnya, maka pilihan akan dijatuhkan kepada video terakhir yang tersedia. Pengguna dapat menekan tombol (+) untuk memperbesar volume suara, atau tombol (–) untuk mengecilkan volume suara. Atau pun dengan tombol mute, untuk menonaktifkan suara ketika suara aktif, atau sebaliknya (mengaktifkan suara ketika suara tidak aktif). Tombol pause digunakan untuk menghentikan posisi video. Digunakan ketika pengguna harus melakukan sesuatu yang lain sehingga tidak dapat menyaksikan video dalam sementara waktu. Untuk menjalankan kembali video yang dihentikan, pengguna dapat menekan kembali tombol pause. Tombol fast forward dan fast backward digunakan untuk mempercepat ataupun memundurkan suatu tayangan video. Tombol record dapat digunakan untuk merekam video sesuai dengan keinginan pengguna. Pengguna juga dapat mengakhiri modus perekaman dengan menekan kembali tombol record tersebut. Setelah selesai dari modus perekaman, pengguna dapat menyaksikan kembali hasil dari rekamannya pada menu media (akan dibahas pada layar menu media). Tombol accept memiliki fungsi untuk mengaktifkan modus fullscreen (gambar 4.77). Dalam modus ini, pengguna masih dapat menekan tombol-tombol lainnya. Dan untuk keluar dari modus fullscreen ini, pengguna dapat menekan kembali tombol accept. Sedangkan tombol back digunakan untuk kembali ke menu utama. Semua tombol diatas memiliki fungsi yang sama pada layar channel list, kecuali pada tombol pause yang memiliki sedikit perbedaan yang dikarenakan jenis medianya. Pada layar channel list, tombol pause digunakan untuk menghentikan
190 tampilan channel yang sedang berjalan, tetapi untuk proses pelanjutannya tidak dilanjutkan dari posisi waktu dimana channel dihentikan, melainkan dilanjutkan dari posisi dimana channel sebenarnya sedang berjalan.
Gambar 4.78 Video dalam Modus Fullscreen
191 4. Layar Channel Schedule
Gambar 4.79 Menu Channel Schedule
Layar ini menampilkan jadwal-jadwal channel yang tersedia pada semua channel yang tersedia. Tombol up dan down digunakan untuk menempatkan kursor pada posisi jam tertentu. Tombol left digunakan untuk melihat jadwal channel pada hari sebelumnya, dan tombol right digunakan untuk melihat jadwal channel pada hari berikutnya. Sedangkan tombol back digunakan untuk kembali ke menu utama.
192 5. Layar Request
Gambar 4.80 Menu Request Channel (Multiselection)
Pada layar ini pelanggan dapat me-request channel/video untuk kemudian dapat disaksikan pada menu channel list dan video list. Awalnya pengguna akan diberikan pilihan untuk memilih request channel/video. Pengguna dapat memilih dengan menekan tombol up atau down. Tombol back digunakan untuk kembali ke menu utama. Sedikit yang membedakan layar untuk me-request channel dan layar untuk merequest video adalah pada menu request channel tidak disediakan pemilihan kategori seperti yang disediakan pada menu request video. Jadi ketika pengguna memilih menu request channel. Pengguna akan langsung dapat memilih channel-channel yang ingin dipesannya.
193
Gambar 4.81 Menu Request Video (Tanggal Aktif)
Ketika pengguna menekan tombol accept pada pilihan video, maka pengguna lagi ditawarkan pilihan kategori video. Pengguna dapat memilihnya dengan menekan tombol left atau right untuk memilih jenis kategori yang diinginkan. Tombol back digunakan untuk kembali ke pemilihan request channel/video, dan bukan kembali ke menu utama. Tombol accept digunakan untuk memilih jenis kategori dan kemudian pengguna dapat memilih video-video yang diinginkan dari daftar video yang ditampilkan sesuai jenis kategorinya. Pengguna dapat memilih channel/video yang diinginkan dengan menekan tombol up atau down lagi. Dan tombol accept untuk memilih channel/video, atau membatalkan channel/video yang dipilih. Seperti pada gambar 4.80, dimana channel nomor dua, sepuluh dan sebelas merupakan channel-channel yang diipilih untuk
194 kemudian di-request pada saat itu. Dapat dilihat bahwa proses request ini juga mendukung pilihan lebih dari satu, jadi pengguna dapat langsung melakukan proses request sekaligus untuk channel/video (tetapi tidak dapat sekaligus untuk channel dan video dalam waktu yang bersamaan). Jika pada daftar sudah ada channel/video yang telah di-request sebelumnya, maka akan ditampilkan sampai dengan tanggal berapa video tersebut aktif. Pada gambar 4.81 dapat dilihat pada nomor dua dan lima, dimana video untuk BiNus dan XP Intro telah di-request dan aktif sampai dengan tanggal 15 Februari 2008. Berikut contoh untuk request video:
Gambar 4.82 Menu Request Video (Konfirmasi)
Setelah pengguna memesan channel-channel yang diinginkan, pengguna harus menekan tombol back untuk melanjutkan proses request. Ketika pengguna
195 menekan tombol back, maka akan muncul kotak konfirmasi seperti gambar 4.82. Jika pengguna menekan tombol OK, maka pengguna akan diminta untuk memasukkan password dengan benar (gambar 4.83). Pengguna dapat membatalkan proses request dengan memilih cancel.
Gambar 4.83 Menu Request Video (Input password)
196 6. Layar Media
Gambar 4.84 Layar Menu Media
Pada layar ini, pelanggan dapat menonton channel/video yang telah direkam sebelumnya menggunakan modus perekaman pada menu channel list atau video list. Pada bagian bawah ditampilkan spesifikasi dari kapasitas media yang dapat direkam. Diantaranya ukuran (size) channel/video yang telah direkam, waktu perekaman, sisa ukuran (size) yang masih dapat digunakan, dan total dari keseluruhan ukuran (size) yang tersedia untuk proses perekaman. Kontrol yang digunakan untuk layar ini sama dengan kontrol pada layar video, kecuali untuk tombol record. Tombol record untuk layar menu media ini memiliki
197 fungsi untuk menghapus video yang sedang dipilih, sehingga ukuran (size) yang masih dapat digunakan menjadi bertambah. Ketika pengguna salah merekam channel/video tertentu, maka akan memperkecil ukuran (size) penyimpanan. Mengingat kapasitas penyimpanan yang terbatas, maka pengguna dapat menghapus media yang sudah tidak diinginkan dengan menekan tombol ini.
7. Layar Administration
Gambar 4.85 Menu Administration
Layar ini menampilkan daftar channel dan video yang di-request pelanggan pada bulan tersebut, dan total harga yang harus dibayarkan. Layar ini ditujukan untuk
198 menginformasikan kepada pengguna atas biaya yang harus dibayar pada bulan yang sedang aktif sekarang. Pengguna dapat menekan tombol accept untuk memperkecil, atau memperbesar ukuran laporan pembayaran tersebut. Dan pengguna dapat kembali ke menu utama dengan menekan tombol back.
8. Layar Configuration
Gambar 4.86 Menu Configuration (Langkah pertama)
Layar configuration merupakan layar dimana pengguna dapat mengganti passwordnya. Dalam layar ini terdapat tiga langkah. Pada langkah pertama, pengguna harus memasukkan password-nya yang sekarang (password berupa angka dari angka nol sampai angka sembilan) dan kemudian menekan tombol accept untuk lanjut ke langkah berikutnya (tentu saja jika password yang dimasukan benar).
199
Gambar 4.87 Menu Configuration (Langkah kedua)
Langkah berikutnya adalah pengguna diminta untuk memasukkan password baru yang diinginkan (gambar 4.87) dan menekan kembali tombol accept untuk melanjutkan ke langkah ketiga (langkah terakhir). Langkah yang terakhir adalah pengguna harus memasukkan kembali password barunya sebagai konfirmasi password yang baru dimasukkan adalah benar dan tanpa kesalahan dalam pemilihannya (prosedur standar untuk mengganti password), dan menekan tombol accept lagi. Jika password baru dan konfirmasinya sama, maka proses selesai dan akan muncul kotak pesan yang menandakan bahwa proses berhasil (gambar 4.88). Perlu diingat bahwa pengguna tidak dapat menghapus password yang salah diketik, maka
200 jika terjadi kesalahan dalam pemilihan password baru, pengguna dapat menekan tombol back kapan saja untuk segera keluar dari menu ini.
Gambar 4.88 Menu Configuration (Langkah ketiga)
201 9. Layar About
Gambar 4.89 Menu About
Layar ini menampilkan pembuat dari aplikasi ini dan merupakan bukti aplikasi ini dibuat sendiri. Selain itu, layar ini juga menampilkan berita atau hal-hal yang ingin disampaikan kepada para pengguna Set-Top Box. Berita atau hal-hal tersebut ditampilkan secara bergantian dibagian bawah. Berita atau hal-hal tersebut akan tergulir dari bawah ke atas dan kemudian berganti berita satu dengan yang lainnya. Agar pengguna tidak bosan untuk melihat berita yang ditampilkan, maka disediakan tampilan suatu media tertentu. Tombol berfungsi pada layar ini antara lain tombol mute, tombol pengaturan volume suara ((+), (–)), tombol accept, dan tombol back. Tombol-tombol tersebut memiliki fungsi yang sama seperti pada layar video, channel, ataupun media.
202 4.1.5. Cara Penggunaan Back End Sistem IPTV Struktur menu pada aplikasi back end IPTV ini dibuat berdasarkan struktur menu yang telah dibuat sebelumnya. Namun untuk tombol-tombol yang digunakan, telah diganti dengan menggunakan simbol-simbol untuk membuat tampilan menjadi lebih menarik. Perlu diingat bahwa semua submenu dalam menu setting, hanya dapat diakses oleh staff yang memiliki hak administrator.
1. Layar Login
Gambar 4.90 Back End – Layar Login
Layar login merupakan layar yang pertama kali muncul ketika aplikasi back end IPTV dijalankan. Layar ini ditujukan untuk autentikasi staff yang menggunakan program ini. StaffID bersifat case sensitive, yang artinya membedakan huruf besar dan kecil.
203 2. Menu Utama
Gambar 4.91 Back End – Menu Utama
Menu utamanya merupakan MDI form. Jadi semua submenu lainnya akan dipanggil dari menu utama ini untuk melakukan tugasnya masing-masing. Masing-masing submenu hanya dapat dibuka dalam satu window. Contoh, jika form pada submenu staff change password sudah terbuka, maka ketika staff memilih submenu yang sama lagi untuk memunculkan form pada submenu staff change password, yang terjadi adalah form pada submenu staff change password yang telah terbuka tadi menjadi terpilih, dan bukan membuka form baru yang sama. Form-form dalam aplikasi ini bersifat saling terhubung yang artinya jika terjadi perubahan data di satu form, dan form lain yang sedang terbuka juga menggunakan data yang sama, maka data pada form yang menggunakan data tersebut juga akan ter-update.
204
3. Submenu Staff Change Password
Gambar 4.92 Back End – Submenu Staff Change Password
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.92, staff dapat memilih submenu change password pada menu staff. Submenu ini hanya dikhususkan untuk mengganti password staff yang sedang login, dan tidak dapat mengganti password staff lainnya. Pada bagian bawah, terlihat ada dua buah tombol, yaitu save (di sebelah kiri yang berbentuk disket biru) dan tombol close (di sebelah kanan yang berbentuk pintu dan bertanda panah hijau). Tombol save digunakan untuk menyimpan perubahan yang terjadi, dan tombol close digunakan untuk menutup window tersebut (menutup submenu tersebut).
205 4. Submenu Customer Management
Gambar 4.93 Back End – Submenu Customer Management
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.93, staff dapat memilih submenu customer management pada submenu customer information yang terletak dalam menu administration. Submenu ini digunakan untuk mengatur data-data dari pelanggan. Submenu ini menampilkan rincian dari pelanggan yang telah mendaftar. Jika ada pelanggan baru yang ingin mendaftar, maka dapat menekan tombol new (tombol paling kiri di bagian bawah yang berbentuk kertas putih). Dan akan muncul form dialog seperti berikut:
206
Gambar 4.94 Back End – Layar Customer Detail
Di bagian kanan dari gambar 4.94 adalah form untuk pengisian data pelanggan baru, dimana pelanggan harus mengisi rinciannya. Pelanggan dapat mengisi ID yang diinginkan beserta password-nya, yang kemudian dapat digunakan pada proses request channel/video. Namun, jika pelanggan ingin mengganti rincian dari yang telah disimpan sebelumnya, maka pada submenu customer management dapat menekan tombol edit (di sebelah kanan tombol new, berbentuk kertas yang ditulis pensil). Akan muncul form seperti ketika tombol new ditekan, tetapi rinciannya berisi rincian yang pernah diisikan sebelumnya, ID nya tidak dapat diganti, dan pelanggan harus mengisi password lamanya sebagai konfirmasi bahwa penggantian data ini merupakan keinginan pelanggan. Jika pelanggan sudah tidak ingin berlangganan kembali, maka data dari pelanggan dapat dihapuskan dengan menekan tombol delete (tombol bergambar X berwarna merah).
207
5. Submenu Customer Change Password
Gambar 4.95 Back End – Submenu Customer Change Password
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.95, staff dapat memilih submenu change password
pada
submenu
customer
information
yang
terletak
dalam
menu
administration. Submenu ini digunakan ketika pelanggan ingin mengganti password. Pada submenu customer management, pelanggan hanya dapat mengganti rincian data pribadinya, dan untuk penggantian password, harus digunakan submenu ini. Pelanggan harus mengisi ID-nya, password lamanya, dan password baru yang diinginkannya beserta konfirmasi dari password baru tersebut.
208 6. Submenu Request Channel
Gambar 4.96 Back End – Submenu Request Channel
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.96, staff dapat memilih submenu request channel pada menu administration. Submenu ini digunakan jika ada pelanggan yang ingin me-request channel, tetapi tidak menggunakan Set-Top Box. Staff harus memasukkan ID dari pelanggan, atau menggunakan tombol browse (tombol di sebelah textbox ID pelanggan).
209 Pelanggan dapat memilih channel-channel yang diinginkan sekaligus yang berada dalam daftar channel. Total harga dari channel-channel yang akan di-request akan ditampilkan dibagian kiri bawah. Setelah selesai melakukan pemilihan, maka staff akan menekan tombol request (tombol paling kiri dari tiga tombol di bagian kanan bawah).
Gambar 4.97 Back End – Submenu Request Channel Validation
210 Ketika tombol request ditekan, maka akan muncul konfirmasi dan pelanggan harus memasukkan password-nya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemesanan channel adalah atas keinginan pelanggan itu sendiri.
7. Submenu Request Video
Gambar 4.98 Back End – Submenu Request Video
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.98, staff dapat memilih submenu request video pada menu administration. Submenu request video, mirip dengan submenu
211 request channel. Namun yang membedakan adalah adanya pilihan kategori di sebelah atas daftar video. Daftar video akan menampilkan video-video yang sesuai dengan kategorinya. Pada gambar 4.98 kategori yang dipilih adalah All, yang artinya menunjukkan semua video tanpa memperhatikan jenis kategorinya. Jika ada video yang pernah di request, maka video tersebut tidak lagi ditampilkan pada daftar video, melainkan ditampilkan di daftar requested (bagian kanan atas).
8. Submenu Pay Billing
Gambar 4.99 Back End – Submenu Pay Billing
212 Untuk menampilkan form seperti gambar 4.99, staff dapat memilih submenu pay billing pada menu administration. Submenu pay billing digunakan untuk mendatakan pembayaran yang dilakukan pelanggan atas channel/video yang telah di-request dalam bulan-bulan tertentu. Pembayaran harus dilakukan sekaligus, dan tidak dapat diangsur. Ketika staff menekan tombol pay (tombol bertuliskan Rp), maka proses pembayaran akan dilakukan dan akan menghasilkan laporan seperti pada gambar 4.100.
Gambar 4.100 Back End – Laporan Tagihan
Laporannya berisi daftar channel dan video yang dipesan oleh pelanggan dalam periode tertentu. Laporan tersebut juga memuat daftar harga ketika channel/video direquest. Dan pada bagian paling bawah akan dicantumkan nama staff yang menerima proses pembayaran. Gambar 4.101 akan menunjukkan keadaan form pada menu pay billing ketika proses pembayaran selesai dilakukan.
213
Gambar 4.101 Back End – Submenu Pay Billing Setelah Pembayaran
214 9. Submenu Billing information
Gambar 4.102 Back End – Submenu Billing Information
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.102, staff dapat memilih submenu billing information pada menu administration. Submenu ini ditujukan agar staff dapat melihat daftar pelanggan yang telah melakukan pembayaran dan yang belum melakukan pembayaran pada bulan tertentu. Ada enam kolom yang ditampilkan, yaitu kolom ID pelanggan, kolom total harga channel yang di-request pelanggan, kolom total harga video yang di-request pelanggan, kolom total yang harus dibayar oleh pelanggan, kolom total pembayaran yang telah dilakukan oleh pelanggan, dan kolom ID staff yang menerima pembayaran. Jika pelanggan belum melakukan pembayaran, maka kolom kedua dari yang terakhir akan bernilai nol, dan kolom terakhir akan kosong.
215 10. Submenu Channel Schedule
Gambar 4.103 Back End – Submenu Channel Schedule
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.103, staff dapat memilih submenu channel schedule pada menu maintenance. Submenu ini digunakan untuk mengisi daftar nama program pada setiap channel yang ada pada sistem IPTV. Pada bagian kiri bawah ditampilkan tanggal jadwal program diadakan. Tombol berbentuk panah kiri ganda, digunakan untuk menuju pada tanggal seminggu sebelumnya. Tombol berbentuk panah kanan ganda, digunakan untuk menuju pada tanggal seminggu setelahnya. Tombol berbentuk panah kiri, digunakan untuk menuju pada hari sebelumnya. Dan tombol berbentuk panah kanan, digunakan untuk menuju keesokan harinya.
216 Nama program dapat langsung dituliskan pada sel-sel yang ada, dengan penyesuaian terhadap jam tayang, dan channel dimana program tersebut diadakan. Contohnya “Doraemon The Movie” yang diadakan pada channel HBO mulai jam 8. Ketika sudah selesai memasukkan nama-nama program, staff dapat menekan tombol save untuk menyimpan data tersebut kedalam database. Jika terjadi kesalahan yang mayor, maka staff dapat menekan tombol cancel (tombol bergambarkan lingkaran merah tercoret) untuk mengembalikan nilai pada sel-sel ke nilai awalnya.
11. Submenu News and Events
Gambar 4.104 Back End – Submenu News and Events
217 Untuk menampilkan form seperti gambar 4.104, staff dapat memilih submenu news and events pada menu maintenance. Submenu ini digunakan untuk memasukkan beritaberita yang kemudian ditampilkan pada aplikasi front end IPTV. Untuk menambah berita atau mengganti berita, staff dapat menekan tombol new atau edit yang kemudian akan memunculkan form dialog untuk mengisi berita atau mengganti berita yang ada. Staff juga dapat menghapus berita yang tidak lagi digunakan.
12. Submenu Channel Management
Gambar 4.105 Back End – Submenu Channel Management
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.105, staff dapat memilih submenu channel pada menu setting. Submenu ini digunakan untuk mengatur channel-channel yang ada. Form di bagian kanan merupakan form dialog yang muncul ketika staff menekan tombol new.
218 Field name akan diisikan nama dari channel. Field description akan diisikan penjelasan singkat dari channel tersebut. Field link digunakan untuk menyimpan alamat dari channel tersebut untuk kemudian dilakukan streaming dari streaming server ke SetTop Box. Field price berisi harga channel tersebut dapat dipesan.
13. Submenu Video Management
Gambar 4.106 Back End – Layar Video Detail
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.106, staff dapat memilih submenu video on demand pada menu setting. Submenu ini mirip dengan submenu channel management, tetapi dengan tambahan kategori pada daftar video dan pada rinciannya.
219 14. Submenu Staff Management
Gambar 4.107 Back End – Submenu Staff Management
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.107, staff dapat memilih submenu staff management pada menu setting. Submenu ini digunakan untuk pengaturan staff. Penambahan staff baru, atau penggantian rincian data staff yang ada, atau menghapus data staff yang sudah tidak aktif. Submenu ini mirip dengan submenu customer management, tetapi dengan tambahan privilege yang menentukan hak dari staff. Mengingat menu setting hanya dapat diakses oleh staff yang memiliki hak administrator, maka hanya administratorlah yang dapat melakukan pengaturan hak atas staff yang bukan administrator. Staff yang sudah memiliki hak administrator, tidak dapat dicabut hak administratornya. Staff yang memiliki hak untuk insert, dapat melakukan penambahan data saja. Sedangkan staff yang memiliki hak untuk update, dapat melakukan
220 penggantian data saja. Dan staff yang memiliki hak untuk delete, hanya dapat melakukan penghapusan data. Namun perlu diingat, ketiga hak ini dapat dikombinasikan.
15. Submenu Category
Gambar 4.108 Back End – Submenu Category
Untuk menampilkan form seperti gambar 4.108, staff dapat memilih submenu category pada submenu list table yang ada dalam menu setting. Submenu ini digunakan untuk menambah jenis kategori video yang ada. Cara penggunaannya berbeda dengan manajemen yang lain. Untuk penambahan data, staff harus menekan tombol new, dan kemudian memasukkan nama kategori yang baru, kemudian menekan tombol save. Untuk melakukan penggantian data, staff harus menekan tombol edit, mengganti nama kategori, dan menekan tombol save.
221 Jika setelah menekan tombol new atau edit, proses penambahan atau penggantian ingin dibatalkan, maka staff dapat menekan tombol cancel. Untuk proses penghapusan dapat langsung dengan menekan tombol delete.
16. Submenu About
Gambar 4.109 Back End – Submenu About
Submenu about terdapat dalam menu help. Submenu ini digunakan untuk memastikan bahwa aplikasi back end IPTV ini merupakan buatan sendiri, dan bukan merupakan sistem yang sudah ada sebelumnya.
4.2.
Evaluasi
Berikut akan dibahas evaluasi dari segi sistem dan kuesioner.
4.2.1. Evaluasi Sistem Skripsi yang dilakukan di IT Directorate selama beberapa bulan telah menghasilkan sebuah sistem IPTV yang baru beserta aplikasi program yang mendukung sistem
222 tersebut. Sistem baru yang dibuat merupakan rancangan sistem yang dapat dibilang masih baru di Indonesia. Dengan dibuatnya sistem IPTV ini, diharapkan dapat membantu para pecinta siaran televisi internasional maupun nasional untuk dapat menikmati siaran televisi favorit mereka tanpa dibatasi oleh waktu. Untuk melihat hasil dari sistem IPTV, telah dibuat simulasi pada IT Directorate dengan menggunakan sebuah PC sebagai streaming server, sebuah PC sebagai database server, sebuah PC sebagai media storage dan 10 PC lain sebagai client yang telah diinstall aplikasi IPTV front-end di dalamnya.
Gambar 4.110 Spesifikasi Hardware Streaming Server
Seperti yang dapat kita lihat pada gambar 4.110, bahwa streaming server yang digunakan dalam pen-simulasian sistem IPTV ini telah menggunakan 17% dari proses
223 CPU untuk sepuluh orang pengguna. Namun angka ini dapat dikurangi dengan meningkatkan spesifikasi perangkat kerasnya. Dapat dilihat bahwa spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk menjadi streaming server ini adalah prosesor Intel Pentium IV 2GHz, dan memori 512MB. Penggunaan CPU sebesar 17% tersebut dihasilkan oleh sepuluh orang pengguna yang secara konstan menerima hasil streaming dari server.
Gambar 4.111 Monitor Performa Streaming Server
Pada gambar 4.111, dapat dilihat grafik yang menunjukkan kinerja CPU ketika sepuluh pengguna sedang menjalankan sistem IPTV. Maksimum penggunaan CPU proses pada simulasi ini adalah 48,438%, sedangkan minimum penggunaan CPU proses
224 adalah 7,813%, dan persentase rata-rata sebesar 22,664%. Simulasi yang tertampil pada gambar 4.111 tersebut diambil selama 100 detik dengan interval satu detik. CPU proses mencapai angka yang diatas rata-rata dikarenakan adanya buffering yang dilakukan pada PC client, agar dapat menghasilkan gambar yang optimal dan tidak patah-patah. Simulasi yang dilakukan diatas sudah dilakukan dengan keadaan database dan media storage yang terpisah dari streaming server, yang artinya telah menggunakan jaringan sebagai medium penyalur streaming channel ataupun video. Jaringan yang digunakan disini merupakan jaringan LAN dengan kecepatan 100Mbps. Sehingga beban yang diperoleh server akan menyerupai angka yang akan didapat pada kenyataannya. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa sistem berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya. Sistem IPTV juga telah lulus uji coba dan siap untuk dipasarkan. Sistem IPTV memiliki beberapa keuntungan pada beberapa aspek dibandingkan dengan sistem TV lama Tabel 4.1 Perbandingan Sistem TV Lama dengan IPTV
Aspek Efisiensi
Sistem TV yang lama
Sistem IPTV
Pengguna menikmati paket
Pengguna menikmati hanya
channel yang ditawarkan
channel yang disukai
(beberapa channel tidak disukai) Waktu
Pengguna tidak dapat
Pengguna dapat melakukan
menyaksikan tayangan yang
playback terhadap video /
terlewat
channel yang dipesan melalui fasilitas Video on Demand, pengguna tidak lagi terikat oleh
225 waktu. Biaya
Pengguna membayar paket
Pengguna membayar hanya
channel yang ditawarkan
channel yang disukai
(beberapa channel tidak disukai)
4.2.2. Evaluasi Kuesioner Berikut ini adalah hasil kuesioner secara detil terhadap 10 orang di IT Directorate BiNus yang telah menguji coba IPTV sistem ini : 1. Evaluasi Tampilan Front End Tabel 4.2 Evaluasi Tampilan Front End
Bagaimana menurut Anda mengenai tampilan
Hasil
Persentase
Sesuai
9
90%
Cukup Sesuai
1
10%
Kurang Sesuai
0
0%
Tidak Sesuai
0
0%
Jumlah
10
100%
Hasil
Persentase
7
70%
sistem?
2. Evaluasi Kemudahan Penggunaan Sistem Tabel 4.3 Evaluasi Kemudahan Penggunaan Sistem
Apakah sistem ini cukup mudah untuk digunakan / dioperasikan? Sangat Mudah
226 Mudah
3
30%
Sulit
0
0%
Sangat Sulit
0
0%
Jumlah
10
100%
3. Evaluasi Kualitas Gambar yang Ditampilkan Tabel 4.4 Evaluasi Kualitas Gambar yang Ditampilkan
Apakah kualitas gambar yang ditampilkan sistem
Hasil
Persentase
Sangat Baik
9
90%
Baik
1
10%
Tidak Baik
0
0%
Sangat Tidak Baik
0
0%
Jumlah
10
100%
Hasil
Persentase
Sangat Lengkap
8
80%
Lengkap
2
20%
Tidak Lengkap
0
0%
Sangat Tidak Lengkap
0
0%
Jumlah
10
100%
sudah baik?
4. Evaluasi Fasilitas yang Diberikan Tabel 4.5 Evaluasi Fasilitas yang Diberikan
Apakah fasilitas yang diberikan sudah lengkap?
227 5. Evaluasi Hiburan yang Diberikan Tabel 4.6 Evaluasi Hiburan yang Diberikan
Apakah IPTV memberikan hiburan disela
Hasil
Persentase
Sangat Setuju
7
70%
Setuju
3
30%
Tidak Setuju
0
0%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
10
100%
Hasil
Persentase
Sangat Yakin
9
90%
Yakin
1
10%
Ragu-ragu
0
0%
Tidak Yakin
0
0%
Jumlah
10
100%
kesibukan Anda yang padat?
6. Evaluasi Sistem Secara Keseluruhan Tabel 4.7 Evaluasi Sistem Secara Keseluruhan
Apakah Anda yakin sistem IPTV ini dapat diimplementasikan pada rumah kos-kosan disekitar BiNus?
228 7. Evaluasi Pengembangan Lanjut Tabel 4.8 Evaluasi Pengembangan Lanjut
Apakah Anda optimis sistem ini dapat
Hasil
Persentase
Sangat Optimis
7
70%
Optimis
2
20%
Ragu-ragu
1
10%
Tidak
0
0%
Jumlah
10
100%
dikembangkan lebih lanjut?
Berdasarkan hasil kuesioner dengan 10 orang tersebut, diperoleh hasil 90% yang menyatakan bahwa tampilan sistem sesuai, 70% menyatakan bahwa sistem IPTV ini sangat mudah digunakan, 90% menyatakan bahwa kualitas gambar yang ditampilkan sudah sangat baik, 80% menyatakan bahwa fasilitas yang diberikan sudah sangat lengkap, 70% menyatakan bahwa IPTV memberikan hiburan disela kesibukan yang padat, 90% menyatakan bahwa keseluruhan sistem IPTV ini siap diimplementasikan, dan 70% menyatakan sangat optimis sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut.