BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Latar Belakang Perusahaan 4.1.1 Struktur Organisasi Chief Executive Officer: Anton Wirjono. Director Back Office: Eldalia Dana Joeriemerst. Director Retail: Cynthia K. W. Wirjono. Director Kafe: Christoper John K. Back Office Human Resource: Sari Ardianti. Accounting: Willy Sukamto. Buyer: Pratidina Ratnanggani. Visual Merchandiser: Tubagus Ardan Hanafi. Graphic Designer: Dimas Rezki. Kafe Restaurant Manager: Calvin Peter Lee.
66
67
Executive Chef: Erlene Susanto.
Gambar 9 Struktur Organisasi The Goods Diner (The Goods Diner, 2013) Setelah penjelasan mengenai struktur organisasi The Goods Diner diatas,berikutnya akan diberikan penjelasan mengenai kinerja The Goods Diner yaitu: 1. Vice President: Bertugas untuk mengontrol keseluruhan operasional pekerjaan dan memberi arahan di outlet The Goods Diner Pacific Place dan The Goods Diner Pondok Indah Mall. 2. Restaurant Manager: Sebagai penyampai pesan dari direktur utama dengan lebih jelas dan deskriptif.
68
3. Public Relations: Unit komunikasi utama kafe untuk berhubungan dengan publik internal maupun eksternal yang mencakup pula fungsi pemasaran. 4. Executive Chef: Bertanggung jawab atas semua menu makanan maupun minuman di The Goods Diner. 5. Assistant Manager: Membawahi seluruh supervisor di outlet The Goods Diner untuk meneruskan perintah dari operational manager lebih spesifik. Termasuk mengatur jadwal pekerjaan seluruh karyawan kafe. 6. SPV Bar: Bertanggung jawab dan memberi kontrol pekerjaan kepada staff bar. 7. SPV Floor: Bertanggung jawab pada semua karyawan yang bertugas sebagai server atau waiter/waitress. 8. SPV Cashier: Bertanggung jawab atas staff kasir. 9. SPV Host: Bertanggung jawab kepada semua staff host, yaitu fungsi pekerjaan untuk menyambut tamu di pintu utama kafe. 10. Bar Captain: Menerima perintah dari SPV Bar untuk ia kerjakan sendiri serta bekerja sama dengan bartender lebih baik. 11. Floor Captain: Berfungsi seperti SPV, tetapi ia bekerja bersama dengan floor staff lainnya dan mengontrol langsung untuk meneruskan perintah dari SPV Floor. 12. Host Captain: Bertanggung jawab secara langsung pada host staffyang bertugas. 13. Bartender: Unit karyawan yang bertugas untuk membuat segala menu minuman di kafe. 14. Server: Karyawan yang bertugas untuk melayani setiap tamu.
69
15. Host: Karyawan yang bertugas untuk mengantar tamu dari pintu utama ke meja masing-masing sesuai jumlah tamu. 4.1.2 Sejarah Perusahaan The Goods Diner bermula dari konsep terdahulu yang diusung oleh pendiri The Goods Dept (berdiri pada tahun 2010) yaitu Eldalia Wirjono, Anton Wirjono, Leo Theosubrata, dan jajaran direksi lainnya, yaitu The Goods Café pada akhir tahun 2012. Kemudian konsep kafe tersebut diteruskan menjadi outlet tersendiri dengan ukuran yang lebih besar dan memisah dari area The Goods Dept. Pada Januari 2012, The Goods Diner pertama di bangun di gedung Fairgrounds. The Goods Diner sendiri adalah kafe yang membawa rasa baru kepada pilihan menu makanan yang semakin variatif. Chef Erlene Susanto menyuguhkan nuansa Amerika klasik dan sedikit pengaruh makanan Asia pada setiap menu makanannya yang terbukti dari banyaknya pemakaian bahan segar, rempah khas Amerika, daun kering seperti basil atau oregano, dan rasa pedas atau asam yang kuat. Sebagai kafe yang ingin menyuguhkan suasana berbeda, The Goods Diner terkenal pula dengan acara-acara musik yang diadakan bertepatan dengan peringatan tertentu atau tema spesifik seperti Horror Picture Show party (Halloween party), The Trip: A new year eve’s party, Easter Brunch, Aloha Christmas, maupun Brightspot After Party.
70
4.1.3 Visi Perusahaan Menjadikan perusahaan retail dengan konsep yang berbeda dari perusahaan retail lainnya dengan menggabungkan toko retail dengan kafe dan dipadu dengan desain interior yang menarik. 4.1.4 Misi Perusahaan Sebagai pelopor atas terbentuknya tren baru antara toko, kafe dan tempat event yang menyajikan gabungan produk lokal dan produk import. 4.1.5 Profil Perusahaan Nama perusahaan: The Goods Diner Tahun berdiri: 2012 Alamat: Gedung Fairgrounds Jakarta Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Kawasan SCBD, Jakarta Telepon: (021) 515 – 2969 Website:thegoodsdept.com/blog/kafe-and-diner/1-kafe-diner.html Twitter: @TheGoodsDiner
71
4.1.6 Logo Perusahaan
Gambar 10 Logo The Goods Diner (The Goods Diner, 2013) Arti logo: Keseluruhan desain yang menampilkan kesan santai menyesuaikan dengan suasana kafe yang menawarkan kehangatan antara sesama pelanggan maupun servis yang diberikan oleh pihak kafe. Kotak hitam di tulisan GOODS menggambarkan bahwa banyak hal baik (dalam hal ini menu makanan kafe) yang tersedia di The Goods Diner.
4.2
Sistem Menentukan Key Person/Informan Key Person dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan sistem probability
sampling dengan metode penarikan sampel yaitu random sampling. Setelah menyebar kuesioner, didapatkan data sebaran dari total 83 responden penelitian yang dibagi kedalam 4 kategori yaitu usia, pendapatan, jenis kelamin, dan pekerjaan adalah sebagai berikut:
72
4.2.1 Usia 19-25 tahun: 38 orang 26-32 tahun: 19 orang 32-38 tahun: 18 orang >38 tahun: 8 orang
Gambar11 Persentase usia responden 4.2.2 Pendapatan < Rp 1.500.000 : 12 orang Rp 1.500.000-Rp. 5.000.000: 38 orang >Rp 5.000.000: 33 orang
73
Ganbar 12 Persentase pendapatan responden
4.2.3 Jenis Kelamin Perempuan: 57 orang Laki-laki: 26
orang Gambar 13 Persentase jenis kelamin responden
74
4.2.4 Pekerjaan Pegawai: 49 orang Wiraswasta: 19 orang Pelajar: 12 orang Ibu Rumah Tangga: 3 orang
Gambar 14 Presentase pekerjaan responden
4.3
Hasil Analisa 4.3.1 Uji Validitas Berikut adalah tabel hasil penghitungan uji validitas butir soal 1-7 untuk variabel X1 yang menggunakan program SPSS 19:
75
X1 Strategi Promosi Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Y1 Loyalitas Pelanggan Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15
Perhitungan Nilai r
Hasil
0.582 > 0.216 0.491>0.216 0.488>0.216 0.524>0.216 0.462>0.216 0.590>0.216 0.238>0.216
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Perhitungan Nilai r
Hasil
0.409>0.216 0.403>0.216 0.424>0.216 0.492>0.216 0.450>0.216 0.370>0.216 0.306>0.216 0.567>0.216
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Tabel 7 Hasil Validitas item soal X1 dan Y1 Pengambilan keputusan: Dan dibawah ini adalah tabel hasil perhitungan tiap item soal dan pembuktian validitasnya dengan kriteria pengujian: a. Jika r hitung > r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). b. Jika r hitung < r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
76
Dengan melihat r tabel yang dicari pada nilai signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (N) = 83, maka r tabel sebesar 0,216 yang tertera pada lampiran tabel nilai r tabel di buku “Buku Saku SPSS: Analisis Statistik Data oleh Duwi Priyatno” halaman 358. Seluruh pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner ini telah menjadi indikator yang tepat untuk mengukur pengaruh strategi promosi Sunday Brunch terhadap loyalitas pelanggan The Goods Diner karena bahasan dalam setiap butir merujuk pada bahasan yang menjadi fokus penelitian. 4.3.2 Uji Reliabilitas Setelah dilakukan uji reliabilitas menggunakan program SPSS 19, maka didapatkan nilai alpha dari item soal variabel X1 adalah 0,44 dimana lebih besar dari 0,3 (0,44>0,3) maka dinyatakan reliabel. Dan nilai alpha dari item soal variabel Y adalah 0,370 dimana lebih besar dari 0,3 (0,370>0,3) maka dinyatakan reliabel. Nilai signifikansi yang kecil tersebut merupakan pengaruh dari variabel penelitian yang menyesuaikan dengan perkembangan waktu, karena uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan acuan untuk penelitian di masa mendatang. Karateristik penelitian juga dapat dimodifikasi sesuai fokus yang diinginkan, karena variabel strategi promosi adalah faktor yang memiliki cakupan luas jika ditinjau pada suatu perusahaan. Dan total butir pertanyaan untuk setiap variabel memiliki jumlah kurang dari 10 yang menurut teori corrected item correlation untuk mencari realibilitas instrument yang skornya berbentuk skala dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total
77
item dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya). Parameter yang akan digunakan adalah 0,3 sebagai nilai corrected-item correlation dimana semua item menunjukkan instrument pengukuran untuk satu faktor yang sama (DeVellis, 2011, p. 107).
4.3.3 Uji Normalitas Kriteria pengambilan keputusan: a. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data tidak berdistribusi secara normal. b. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berdistribusi secara normal. Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan program SPSS 19, maka didapatkan hasil sebagai berikut: a. Nilai signifikansi untuk variabel X1 yaitu strategi promosi sebesar 0,256 yang lebih besar dari 0,05 (0,256>0,05) maka dinyatakan data berdistribusi secara normal. b. Nilai signifikansi untuk variabel Y yaitu loyalitas pelanggan sebesar 0,264 yang lebih besar dari 0,05 (0,264>0,05) maka dinyatakan data berdistribusi secara normal. c. Sebaran 83 sampel telah mewakili 501 populasi yang merupakan pelanggan
The
Goods
Diner
selama
Sunday
Brunch
yang
78
dilangsungkan dalam periode 3 Februari sampai 17 Maret 2013. Kuesioner yang diisi oleh 83 sampel telah didistribusikan dengan orang yang tepat dan dianggap membantu penelitian melalui responnya terhadap strategi promosi The Goods Diner, yaitu Sunday Brunch dan tingkat loyalitasnya terhadap The Goods Diner. 4.3.4 Korelasi Pearson Setelah dilakukan uji Korelasi Pearson menggunakan program SPSS 19, maka didapatkan nilai Korelasi Pearson antara variabel strategi promosi dengan loyalitas pelanggan sebesar 0,369. Menurut tabel interpretasi nilai r dibawah ini:
r
Interpretasi
0
Tidak berkorelasi
0,01-0,20
Sangat Rendah
0,21 – 0,40
Rendah
0,41 – 0,60
Agak Rendah
0,61 – 0,80
Cukup
0,81 – 0,99
Tinggi
1
Sangat Tinggi
Tabel 8 Interpretasi Nilai r (Wijayanto, 2008:1) Berdasarkan tabel diatas, nilai 0,369 menunjukkan hubungan yang rendah, ini berarti walaupun faktor Sunday Brunch memiliki hubungan signifikan tetapi tidak memberi kontribusi yang besar dalam membangun loyalitas pelanggan The Goods Diner.
79
Tanda bintang berjumlah dua artinya korelasi signifikan pada level 0,01. Secara umum angka signifikansi yang digunakan sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%. Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sampel) yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran sampel akan semakin kecil. Untuk memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sampel yang besar. Sebaliknya jika ukuran sampel semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin besar. 4.3.5 Regresi Linier Sederhana Setelah dilakukan uji regresi linier sederhana menggunakan program SPSS 19, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Persamaan regresi linier sederhana Y= a+bX Y= 18.344+0,417X Dari persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan: a. Konstanta sebesar 18.344 artinya jika strategi promosi nilainya 0 maka loyalitas pelanggan nilainya negatif sebesar 18.344
80
b. Koefisien regresi variabel strategi promosi sebesar 0,417 artinya jika strategi promosi mengalami kenaikan satu satuan, maka loyalitas pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 0,417 satuan. Koefisien bernilai positif, artinya semakin tinggi faktor strategi promosi maka semakin meningkatkan loyalitas pelanggan. Pengujian hipotesis: Uji t (Uji koefisien regresi sederhana) Nilai signifikansi: 0,05 t hitung: 3,576 t tabel α= 5%: 2 = 2,5% (uji dua sisi) Derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 83-1-1 = 81; dengan pengujian 2 sisi diperoleh hasil ttabel dalam lampiran di “Buku Saku SPSS: Analisis Statistik Data oleh Duwi Priyatno” maka nilai t tabel adalah 1,990. Kriteria Pengujian: Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (Priyatno, 2011) Pengambilan Keputusan: Nilai t hitung > t tabel (3,576 > 1,990) maka Ho ditolak
81
Karena nilai t hitung > t tabel (3,576 > 1,990) artinya program Sunday Brunch sebagai strategi promosi The Goods Diner berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Nilai t hitung positif, artinya pengaruh yang terjadi adalah positif, artinya semakin tinggi faktor strategi promosi maka semakin meningkatkan loyalitas pelanggan pada The Goods Diner. Berdasarkan output diketahui bahwa nilai R square sebesar 0,136 atau 13,6% yang berarti presentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu strategi promosi Sunday Brunch terhadap loyalitas pelanggan sebesar 13,6%. Sedangkan sisanya sebesar 86,4% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.4
Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melakukan beberapa tes statistika menggunakan program SPSS 19,
maka hasil dari penelitian ini dapat diringkas sebagai berikut: HUBUNGAN PENGARUH VARIABEL
X
Y
PERSAMAAN
DISTRIBUSI
REGRESI
DATA
Y= 18.344+0,417X
Normal
KORELASI
0,369 13,6% (Rendah)
Tabel 9 Ringkasan Hasil Pengolahan Data (Penulis, 2013) Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel X yang berupa strategi promosi Sunday Brunch memiliki pola linier terhadap loyalitas pelanggan The Goods Diner dan memiliki pengaruh sebesar 13,6%, dan 86,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Korelasi
82
antar variabel signifikan dan sebesar 0,369 yang menunjukkan tingkat kontribusi variabel X terhadap Y masih rendah. Tingkat yang masih rendah tersebut diakibatkan Sunday Brunch masih kurang di maksimalkan oleh The Goods Diner. Kelemahan ini menjadi sesuatu yang potensial karena di masa mendatang strategi promosi ini dapat menjadi hal yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan loyalitas pelanggannya. Kreatifitas untuk meningkatkan daya jual dari Sunday Brunch ini masih cukup variatif. Yang telah dilakukan saat ini tampaknya belum menjadi pembeda yang signifikan pada The Goods Diner saat Sunday Brunch. Kesimpulan itu berarti Sunday Brunch masih harus ditingkatkan lagi untuk menghasilkan hubungan dengan loyalitas pelanggan yang lebih baik. Distribusi data normal berarti profil dari sampel yang ditentukan telah mewakili profil dari populasi penelitian. Keseluruhan dari hasil penelitian ini menghasilkan satu kesimpulan bahwa strategi promosi Sunday Brunch berpotensi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan karena antar variabel adalah hubungan yang signifikan. Hal tersebut didukung oleh butir pertanyaan nomor 5, 8, 10, 11, dan 15 yang menunjukkan total skor lebih kecil diantara butir pertanyaan lain. Butir pertanyaan nomor 5 sendiri adalah ‘Pemasangan balon dan dekorasi khusus saat Sunday Brunch cukup kreatif yang berarti perlunya peningkatan di bagian interior kafe pada saat Sunday Brunch. Nomor 8 yang memuat pertanyaan ‘Saya pernah beberapa kali mengunjungi The Goods Diner saat program Sunday Brunch’, butir 10 ‘Program Sunday Brunch tidak mempengaruhi pilihan saya terhadap promo restoran lain’, butir 11 ‘Saya seringkali mendengar teman/keluarga saya membicarakan Sunday Brunch’ dan 15 ‘Saya memiliki beberapa barang yang saya beli di The Goods Dept’ merupakan pertanyaan mewakili variabel Y yaitu loyalitas pelanggan. Untuk butir-butir pertanyaan 8, 10, dan 11 loyalitas pelanggan
83
masih relatif masih rendah karena proses komunikasi antara perusahaan dan pelanggan belum sempurna. Faktor ini sangat mungkin diperbaiki melalui peningkatan kegiatan publikasi, dilihat dari presentase responden yang di dominasi oleh pekerja berumur 19-25 tahun dengan penghasilan diatas Rp 5.000.000 menjadi indikasi bahwa mereka adalah sebagian dari kaum urban yang mengakses teknologi secara penuh. Pemanfaatan tersebut dapat ditingkatkan secara nyata melalui jejaring sosial sebagai media untuk mempengaruhi target pelanggan dengan strategi yang familiar dengan kegiatan sehari-hari mereka. Sementara untuk butir 15, proses komunikasi pemasaran tersebut dapat memanfaatkan layanan jual yang beragam dari The Goods karena pada jaringan perusahaan ini tidak hanya menawarkan kafe yang menjadi sarana berkumpul dan aktualisasi diri tetapi juga department store yang menunjang kebutuhan sandang pelanggan dengan gaya hidup yang sesuai dengan mereka.