BAB 3 PRESIPITASI (HUJAN) REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PRESIPITASI (HUJAN) Bila udara lembab bergerak keatas kemudian menjadi dingin sampai melalui titik embun, maka uap air didalamnya mengkondensir sampai membentuk butir-butir air. Bila proses pendinginan ini terjadi secara besar-besaran maka butir-butir air akan jatuh sebagai Hujan (Presipitasi). Derasnya hujan tergantung dari banyaknya uap air dalam udara. Pada umumnya semakin deras, hujannya semakin pendek waktunya, oleh karena itu setelah sebagian uap air mengkondensir udara semakin menjadi kering, maka derasnya hujan berubah dengan waktu.
2
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
TIPE HUJAN Hujan Siklonik/Frontal : yaitu berasal dari naiknya udara yang dipusatkan didaerah dengan tekanan rendah.
Hujan Konvektif : yaitu berasal dari naiknya udara ketempat yang lebih dingin.
Hujan Orografik : yaitu berasal dari naiknya udara karena adanya rintangan berupa pegunungan.
3
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
TIPE HUJAN
4
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
DATA HUJAN Curah Hujan : adalah tinggi hujan dalam satu hari, bulan atau tahun dinyatakan dalam mm, cm atau inchi. misal: 124 mm perhari; 462 mm perbulan; 2158 mm pertahun. Waktu Hujan : adalah lama terjadinya satu kali hujan (duration of one rainstorm) misal: 12 menit; 42 menit; 2 jam pada satu kejadian hujan 5
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
DATA HUJAN Intensitas Hujan : adalah banyaknya hujan yang jatuh dalam periode tertentu. Misal: 48mm/jam dalam 15 menit; 72 mm/jam dalam 30 menit. Frekuensi Hujan : adalah kemungkinan terjadinya atau dilampauinya suatu tinggi hujan tertentu. Misal: curah hujan 2500 mm pertahun akan terjadi atau dilampaui dalam sepuluh tahun. 6
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
JARINGAN STASIUN HUJAN LUAS (Km2)
JUMLAH STASIUN PENAKAR HUJAN
26 260 1300 2600 5200 7800
2 6 12 15 20 40
Sumber: Wilson (1974:17)
7
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
JARINGAN STASIUN HUJAN DI INDONESIA Daerah
Juml stasiun
Km2/sta
Indonesia Jawa Sumatra Kalimantan Sulawesi
+/- 4339 +/- 3000 +/- 600 +/- 120 +/- 250
+/- 440 +/- 44 +/- 790 +/- 4500 +/- 760
Sumber: Murni D., Sri (1976:6)
8
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
ALAT PENAKAR HUJAN Tipe Manual
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording),bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60cm di cat alumunium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm.
Prinsip kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang tertampung juga dihitung.
9
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
ALAT PENAKAR HUJAN Tipe Otomatis Alat penakar hujan otomatis atau Automatic Rain Gauge adalah alat yang dapat mencatat hasil pengukuran hujan secara otomatis dalam setiap kejadian hujan. 1. Weighing Bucket Rain Gauge
10
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
ALAT PENAKAR HUJAN 2. Tipping Bucket Rain Gauge
11
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
ALAT PENAKAR HUJAN 3. Syphon Automatic Rainfall Recorder
12
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENYAJIAN DATA HUJAN Bentuk Tabel
13
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENYAJIAN DATA HUJAN Bentuk Diagram (Hyetograph) R (mm)
15 10 5 10
14
11
12
13
14
15
16
t (jam)
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENYAJIAN DATA HUJAN Bentuk Grafik (Kurva) R (mm) 150 100 50 0
t (bulan) J P M A M J J A S O N D
15
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
JUMLAH PENAKAR HUJAN
16
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
JUMLAH PENAKAR HUJAN
17
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
CONTOH SOAL Dalam suatu daerah aliran terdapat empat stasiun penakar hujan dengan data hujan normal tahunan adalah 800, 520, 440 dan 400 mm. Hitung jumlah stasiun penakar hujan yang harus ditambahkan dengan batas kesalahan untuk hujan rata-rata daerah aliran adalah 12 %. Penyelesaian : Rtot = 800 + 520 + 440 + 400 = 2160 mm Rm = ¼ x 2160 = 540 mm Rs = (800)2 + (520)2 + (440)2 + (400)2 = 126000 18
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
CONTOH SOAL
19
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
MELENGKAPI DATA YANG TIDAK KONTINYU Cara Rata-rata Aritmatik : Cara ini dapat digunakan bila selisih hujan rata-rata tahunannya untuk stasiun yang datanya hilang dengan stasiun yang datanya komplit (stasiun index) kurang dari 10 %. Misalnya X adalah stasiun yang datanya hilang, dan A, B, C adalah stasiun index. Maka besarnya data yang harus diisikan untuk melengkapi data pada stasiun X adalah :1
R
20
x
3
(R
A
RB RC )
Rx = tinggi hujan yang diisikan untuk melengkapi data stasiun X. RA, RB, RC = tinggi hujan pada stasiun A, B, dan C. REKAYASA HIDROLOGI
Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
MELENGKAPI DATA YANG TIDAK KONTINYU Cara Rasio Normal
Bila selisih hujan rata-rata tahunannya untuk stasiun yang datanya hilang dengan stasiun index lebih dari 10 %, maka besarnya data yang harus diisikan untuk melengkapi data pada stasiun X adalah :
R
x
1 N ( 3 N
x A
R
A
N N
x B
RB
N N
x
RC )
C
dimana : Nx = tinggi hujan rata-rata tahunan stasiun X NA, NB, NC = tinggi hujan rata-rata tahunan stasiun A, B dan C.
21
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
MELENGKAPI DATA YANG TIDAK KONTINYU Cara Korelasi: Cara ini hanya dipakai untuk analisa hujan tahunan dengan menggambarkan korelasi tinggi hujan yang bersama waktunya (tahun) dari stasiun indeks dengan stasiun yang datanya hilang.
22
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
DATA HUJAN TERHADAP PERUBAHAN-PERUBAHAN Bila sudah tidak ada data hujan yang hilang dari periode pengamatan yang ditentukan, maka harus dicek akan kemungkinan stasiun dipindah tempatnya, penakar hujan diganti typenya atau lain-lain hal yang akan berpengaruh terhadap hasil pencatatannya. Cara yang dipakai untuk mengecek data hujan akan perubahanperubahan adalah “Analisa Double Mass Curve”. Analisa tersebut dilakukan dengan menggambarkan korelasi antara akumulasi tinggi hujan tahunan dari stasiun yang dicek dengan stasiun index, dan menarik garis melalui titik-titik tersebut yang disebut garis korelasi massa hujan. Perubahan kemiringan dari garis korelasi memberikan indikasi adanya suatu perubahan.
23
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
DATA HUJAN TERHADAP PERUBAHAN-PERUBAHAN
24
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
DATA HUJAN TERHADAP PERUBAHAN-PERUBAHAN
R
A
RO
IO IA
dimana : RA = hujan yang didapat penyesuaiannya. RO = hujan yang harus disesuaikan. IA = kemiringan lengkung massa dari data sesudah 1978. IO = kemiringan lengkung massa dari data sebelum 1978.
25
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
VARIASI HUJAN
26
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
HUJAN RATA-RATA DAERAH ALIRAN Cara Arithmatic Mean Dipakai pd daerah yg datar Banyak stasiun penakar hujan Curah hujan bersifat uniform
1 R ( R 1 R 2 R 3 ..... R n ) n dimana: R = tinggi hujan rata2 daerah aliran (area atau 1 R n 27
n
i 1
Ri
rainfall) R1,R2,R3,…,Rn = tinggi hujan masing2 stasiun (point rainfall) n = banyaknya stasiun hujan
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
CARA ARITHMATIC MEAN
28
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
HUJAN RATA-RATA DAERAH ALIRAN Cara Thiessen Poligon
Tdp faktor pembobot (weighing factor)/koefisien Thiessen Besar faktor pembobot tgt luas daerah yg diwakili sta yg dibatasi oleh polygon2 yg memotong tegak lurus pd tengah2 grs penghubung
A3 An A1 A2 R ( R1 R2 R3 ..... Rn ) A A A A
dimana: A = luas daerah aliran Ai = luas daerah pengaruh stasiun i Ri = tinggi hujan pd stasiun i
29
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
CARA THIESSEN POLIGON
30
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
HUJAN RATA-RATA DAERAH ALIRAN Cara Isohyet
Isohyet: grs yg menunjukkan tinggi hujan yg sama Isohyet diperoleh dgn cara interpolasi harga2 tinggi hujan local (point rain fall) Besar hujan antara 2 isohyet: R1,2 = ½(I1 + I2) Hujan rata2 daerah aliran:
R(
A1,2 A
R1,2
A2,3 A
R2,3
A3,4 A
R3,4 .....
dimana: Ai,i+1 = luas antara isohyet I1 dan I1+1 Ri,i+1 = tinggi hujan rata2 antara isohyet I1 dan I1+1
31
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
An,n1 A
Rn,n1)
CARA ISOHYET
32
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN TINGGI HUJAN Data hujan harian, harian maksiimum, biasanya dipublikasikan tidak dalam pola intensitasnya, tetapi hanya dalam bentuk tabel. Pola intensitas suatu hujan dapat dianalisa dari kemiringan lengkung massa hujan atau lengkung yang didapatkan dalam pengukuran hujan otomatis. Kalau hujan dibagi dalam interval waktu, maka intensitas tiap-tiap interval dapat dibaca dari kemiringan masing-masing interval. 33
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN TINGGI HUJAN
34
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN TINGGI HUJAN
35
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN TINGGI HUJAN
R I t dimana : I = intensitas hujan dalam (mm/jam) R = hujan selama interval (mm) t = interval watktu (jam) 36
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN WAKTU HUJAN Hujan dengan intensitas besar umumnya terjadi dalam waktu yang pendek. Hubungan intensitas dan waktu hujan banyak dirumuskan yang pada umumnya tergantung dari parameter kondisi setempat. Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda dan disebabkan oleh waktu curah hujan dan frekwensi kejadiannya. Beberapa rumus intensitas hujan yang berhubungan dengan hal ini disusun sebagai rumusrumus empiris yang dapat dituliskan sebagai berikut :
37
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN WAKTU HUJAN a) Untuk hujan dengan waktu kurang dari dua jam Prof. Talbot (1881) menuliskan perumusan :
a I t b dimana : I = intensitas hujan (mm/jam), t = waktu hujan (jam), a, b = konstanta yang tergantung keadaan setempat.
38
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN WAKTU HUJAN b) Untuk hujan dengan waktu lebih dari dua jam Prof. Sherman (1905) menuliskan perumusan :
c I n t dimana : I = intensitas hujan (mm/jam), t = waktu hujan (jam), c, n = konstanta yang tergantung keadaan setempat.
39
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN WAKTU HUJAN Perkembangan perumusan ini dikemukakan pula oleh Dr. Ishigoro (1953) yang ditulis sebagai berikut :
a I t b
dimana : I = intensitas hujan (mm/jam), t = waktu hujan (jam), a, b = konstanta yang tergantung keadaan setempat.
40
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INTENSITAS DAN WAKTU HUJAN d) Mononobe menuliskan perumusan Intensitas untuk hujan harian sebagai berikut:
R24 24 m I ( ) 24 t
dimana : I = intensitas hujan (mm/jam), R24= tinggi hujan maksimum dalam 24 jam (mm) t = waktu hujan (jam), m = konstanta (=2/3).
41
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
TINGGI HUJAN DAN WAKTU Tinggi Hujan untuk hujan 1 -10 hari
Haspers telah menyusun suatu rumus yang menggambarkan hubungan antara tinggi dan waktu hujan untuk hujan 1 hari sampai 10 hari sebagai berikut:
100 R 362 logt 6 206 R24 dimana : t = banyaknya hari hujan R = tinggi hujan (mm) R24 = tinggi hujan dalam 24 jam (mm) 100 R = dalam prosen R24
42
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
TINGGI HUJAN DAN WAKTU Tinggi Hujan untuk hujan 1 -24 jam 2
100 R 11300t t 3,12 R24 dimana : t = dalam jam R = tinggi hujan (mm) R24 = tinggi hujan dalam 24 jam (mm) 100 R = dalam prosen R 24
43
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
TINGGI HUJAN DAN WAKTU Tinggi Hujan untuk hujan 1 -24 jam Perumusan lain sering juga dipakai di Indonesia, adalah untuk menentukan distribusi hujan tiap jamnya (metode rasional) dari data hujan harian. 2 3 R 5 24 1. Perhitungan rata-rata hujan sampai jam ke t R t
2.
Perhitungan tinggi hujan pada jam ke t
t
R t ' t . R t ( t 1 ) R t 1
dimana : Rt = rata-rata hujan sampai jam ke t (mm) R24 = tinggi hujan dalam 24 jam (mm) R’t = tinggi hujan pada jam ke t (mm) t = banyaknya hari hujan
44
5
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
TINGGI HUJAN DAN WAKTU Tinggi Hujan untuk hujan 0 - 1 jam a R24 R R24 b dimana : R; R24 = dalam (mm) a; b = konstanta yang untuk hujan dengan waktu tertentu besarnya seperti pada tabel.
45
t menit
a
b
t menit
a
b
1
5,85
21,6
35
774
1781
5
29,1
116
40
1159
2544
10
73,8
254
45
1811
3816
15
138
424
50
3131
6360
20
228
636
55
7119
13990
25
351
909
59
39083
75048
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
FREKUENSI HUJAN Frekwensi hujan adalah kemungkinan terjadi atau dilampainya suatu tinggi hujan tertentu dalam massa tertentu pula, yang juga disebut sebagai massa ulang (return periode). Hujan dengan tinggi tertentu disamai atau dilampaui 5 kali dalam pengamatan data selama 50 tahun, ini berarti tinggi hujan tersebut rata-rata mempunyai frekwensi atau periode ulang sekali dalam 10 tahun. Bukan berarti setiap 10 tahun sekali (interval 10 tahun) akan terjadi tinggi hujan yang sama atau dilampaui, tetapi rata-rata dalam 50 tahun terjadi 5 kali peristiwa disamai atau dilampaui. Frekwensi hujan ini dapat berupa harga-harga tinggi hujan maksimum atau tinggi hujan minimum.
46
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
TINGGI HUJAN RENCANA Dalam merencanakan suatu bangunan air atau merancang proyek-proyek Pengembangan Sumber-sumber Air (PSA) dipakai suatu tinggi hujan tertentu sebagai dasar untuk menentukan dimensi suatu bangunan. Hal ini dilakukan karena hujan akan menyebabkan aliran permukaan yang nantinya lewat bangunan yang direncanakan, misalnya gorong-gorong pada jalan raya, weir pada daerah irigasi, spillway pada dam reservoir air dan lain sebagainya. 47
REKAYASA HIDROLOGI Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.