BAB 3 METODE PENELITIAN
3. 1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3. 1. 1. •
Variabel Penelitian & Definisi Operasional Self-Control : kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya yang dilihat dari kedisiplinannya dalam melakukan sesuatu, melakukan sesuatu secara disengaja atau tidak, kebiasaan-kebiasaan sehat, regulasi diri dalam pelayanan suatu etika kerja, dan kehandalan seseorang dalam melakukan tugas.
•
Need for Smoking : kebutuhan remaja akan produk-produk tembakau yang dilihat dari kebutuhannya untuk bersosialisasi, meredakan emosi yang tidak diinginkan, kebutuhan tubuh fisik berhubungan dengan nikotin, dan persepsi sensorik dari rokok.
3. 1. 2. •
Hipotesis Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan antara self-control dengan need for smoking pada remaja.
•
Hipotesis Null (H0) : Tidak ada hubungan antara self-control dengan need for smoking pada remaja.
3. 2. Subjek Penelitian &Teknik Sampling 3. 2. 1.
Karakteristik Subjek Penelitian Partisipan pada penelitian ini berusia 15 sampai 18 tahun, pelajar
SMA di Jakarta, dan seorang perokok. Peneliti memilih partisipan pelajar SMA untuk mempermudah dalam pengambilan data. 3. 2. 2.
Teknik Sampling Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Non-probability,
yaitu Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana peneliti menganggap bahwa orang tersebut memiliki informasi yang diperlukan untuk penelitiannya (Nasution, 2003).
3. 3. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara survey. Metode ini menggunakan kuesioner untuk mendapatkan gambaran kelompok individu tertentu (Gravetter & Forzano, 2012). Serta, menggunakan analisa korelasional, untuk melihat hubungan antar variabel.
3. 4. Alat Ukur Penelitian 3. 4. 1.
Alat Ukur
3. 4. 1. 1.
Self-Control Scale
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur self-control adalah Self-Control Scale yang diadaptasi dari Tangney, Baumeister, & Boone (2004). Self-Control Scale digunakan untuk mengukur kemampuan
seseorang untuk menolak atau merubah respon diri dan untuk menyela perilaku yang tidak diinginkan agar dapat menahan diri untuk tidak melakukannya. Pada Full Self-Control Scale terdiri dari 36 item dan Brief Self-Control Scale terdiri dari 13 item. Terdapat 24 reverse item pada SelfControl Scale (lihat lampiran 2). Instrumen ini menggunakan Skala Likert dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Total skor pada skala penuh mencapai 180, dan minimum skor mencapai 36. Semakin tinggi skor yang didapatkan, menunjukkan bahwa self-control orang tersebut baik. Berikut merupakan lima dimensi Self-Control Scale. 1. Kedisiplinan Diri (Self-Discipline). Dimensi ini menilai kedisiplinan seseorang dalam melakukan sesuatu. Terdapat sembilan item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Saya kesulitan berkata tidak”. 2. Aksi yang Tidak Impulsif (Deliberate / Non-impulsive). Dimensi ini menilai kecenderungan terhadap tindakan yang disengaja atau nonimpulsif. Terdapat 10 item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Saya mengeluarkan apapun yang ada dipikiran saya”. 3. Kebiasaan-Kebiasaan Sehat (Healthy Habits). Dimensi ini menilai beragam kebiasaan sehat seseorang. Terdapat tujuh item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Saya sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang menyehatkan”. 4. Etika Kerja (Work Ethic). Dimensi ini menilai regulasi diri pada pelayanan suatu etika kerja. Terdapat lima item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Saya malas”.
5. Reliability. Dimensi ini menilai kehandalan seseorang dalam menangani sebuah tugas. Terdapat lima item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Saya dapat diandalkan”. Tabel 3. 1 Pengelompokan Item Self-Control Scale Dimensi
Nomor Item
Kedisiplinan Diri (Self-Discipline)
1, 2, 9, 10, 17, 19, 24, 29, 31
Aksi yang Tidak Impulsif (Deliberate / Nonimpulsive) Kebiasaan-Kebiasaan Sehat (Healthy Habits)
4, 5, 11, 12, 20, 21, 25, 32, 33, 34 6, 13, 14, 22, 26, 27, 35
Etika Kerja (Work Ethic)
3, 8, 16, 23, 28
Reliability
7, 15, 18, 30, 36
3. 4. 1. 2.
Adolescents’ Need for Smoking Scale
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tobacco dependence pada remaja diadaptasi dari Adolescents’ Need for Smoking Scale, yang dulunya dikenal sebagai Dimension of Tobacco Dependence Scale (Johnson, et al., 2003; Johnson, et al., 2005; Richarson, et al., 2007; Richardson, Memetovic, Ratner, & Johnson, 2011). Adolescents’ Need for Smoking Scale digunakan untuk menilai ketergantungan emosi dan fisik yang erat kaitannya dengan kecanduan nikotin, serta dimensi yang mencerminkan sikap sosial dan persepsi sensorik yang para remaja identifikasi sebagai penentu yang bermakna dari kebiasaan merokok mereka.Instrumen ini terdiri dari 35 item dan menggunakan Skala Likert dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju). Total skor maksimum
mencapai 140, dan minimum skor mencapai 35. Semakin tinggi skor yang didapatkan,
menunjukkan
bahwa
tobacco
dependence
semakin
tinggi.Berikut merupakan empat dimensi Adolescents’ Need for Smoking Scale: 1. Social Dependence. Dimensi ini digunakan untuk mengukur ketergantungan yang terkait dengan situasi sosial. Terdapat enam item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Merokok membantu saya untuk berbaur di sekolah”. 2. Emotional Dependence. Dimensi ini digunakan untuk mengukur ketergantungan yang terkait dengan meredakan emosi yang tidak diinginkan.Terdapat lima item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Saya perlu merokok ketika saya sedang sedih atau depresi”. 3. Physical Dependence. Dimensi ini digunakan untuk mengukur ketergantungan yang menggambarkan aspek fisik. Terdapat 19 item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Diri saya dapat berfungsi dengan baik setelah rokok pertama saya untuk setiap harinya”. 4. Sensory Dependence. Dimensi ini digunakan untuk mengukur ketergantungan yang terkait dengan aspek-aspek yang membuat merokok itu menyenangkan.Terdapat lima item pada dimensi ini. Salah satu itemnya adalah “Merokok membuat hal-hal seperti minuman bersoda dan kopi menjadi lebih nikmat”.
Tabel 3. 2 Pengelompokan Item Adolescents’ Need for Smoking Scale
3. 4. 2.
Dimensi
Nomor Item
Social Dependence
1–6
Emotional Dependence
7 – 11
Physical Dependence
12 – 30
Sensory Dependence
31 – 35
Validitas & Reliabilitas Alat ukur
3. 4. 2. 1. Self-Control Scale Dalam
studinya,
Tangney,
Baumeister,
&
Boone
(2004)
membuktikan skala ini memiliki reliabilitas yang baik (Cronbach’s α = 0,89) dan juga test-retest reliabilitas yang baik (r = 0,89 setelah 3 minggu). Dalam skala penuh terdapat 36 item, kemudian dikembangkanlah skala singkat yang terdiri dari 13 item yang memiliki korelasi yang kuat (r = 0,93) dengan skala penuh dan properti psikometri yang baik. Nilai reliabilitas untuk Self-Control Scale dari data yang telah dianalisa oleh peneliti, Cronbach’s α = 0,84. Content validity Self-Control Scale yang diadaptasi dari penelitian Tangney, Baumeister, & Boone (2004) sudah diakui berdasarkan penelitian Carver & Johnson (2010); Gailliot, Schmeichel, & Baumeister (2006); dan Maloney, Grawitch, & Barber (2012), yaitu untuk mengukur tingkat selfcontrol. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas dengan melihat Corrected Item-Total Correlation dengan bantuan program SPSS
versi 21.0. Hasil dari uji validitas ini menunjukkan bahwa item-item SelfControl Scale memiliki validitas yang baik.
3. 4. 2. 2. Adolescents’ Need for Smoking Scale Dalam studinya, Richardson, et al. (2007) membuktikan bahwa skala ini memiliki reliabilitas yang baik di setiap dimensinya. Dimensi social dependence (Cronbach’s α = 0,91), emotional dependence (Cronbach’s α = 0,92), physical dependence (Cronbach’s α = 0,97), dan sensory dependence (Cronbach’s α = 0,80). Adolescents’ Need for Smoking Scale memiliki construct validity yang baik (Richardson, et al., 2007). Nilai reliabilitas keseluruhan Adolescents’ Need for Smoking Scale dari data yang telah dianalisa oleh peneliti (Cronbach’s α = 0,91). Nilai reliabilitas setiap dimensi dari data yang telah dianalisa oleh peneliti termasuk baik, dimensi social dependence (Cronbach’s α = 0,79), emotional dependence (Cronbach’s α = 0,81), physical dependence (Cronbach’s α = 0,84), dan sensory dependence (Cronbach’s α = 0,65).
3. 5. Prosedur 3. 5. 1.
Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pembuatan proposal. Setelah
proposal diterima dilanjutkan dengan pencarian instrumen yang sesuai. Peneliti mendapatkan instrumen self-control dan need for smoking langsung dari pihak yang mengembangkan instrumen tersebut melalui e-mail.
Kemudian kedua instrumen tersebut diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Proses adaptasi dilakukan oleh dua orang yang berkompetensi dalam Bahasa Inggris. Awalnya kedua instrumen ditranslasi kedalam Bahasa Indonesia oleh pihak pertama. Lalu pihak kedua melakukan back translation kedalam Bahasa Inggris. Hal ini bertujuan untuk melihat kesesuaian makna dari alat ukur yang asli dengan alat ukur yang sudah ditranslasi. Kemudian, kedua instrumen yang telah ditranslasi tersebut dirundingkan kembali dengan dosen pembimbing. Setelah kedua instrumen selesai disiapkan, peneliti mempersiapkan informed consent untuk mendapatkan persetujuan dari partisipan sebelum pengambilan data dan penyebaran kuesioner. 3. 5. 2.
Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 127 buah pada
remaja di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Penyebaran kuesioner ini dilakukan dari tanggal 15 Juli sampai 23 Juli 2013. Partisipan yang diberikan kuesioner memiliki kriteria usia 15 sampai 18 tahun, seorang pelajar SMA di Jakarta, sudah menjadi seorang perokok minimal selama 1 bulan, dan merokok minimal 1 kali seminggu. Peneliti mendatangi partisipan secara personal
dan
mendatangi
kelompok-kelompok
kecil
yang
sedang
menghabiskan waktu bersama teman-temannya. 3. 5. 3.
Teknik Pengolahan Data Peneliti menggunakan program Statistical Product and Service
Solutions (SPSS) versi 21.0 dan teknik pengolahan data Pearson’s Correlation. Pearson’s Correlation digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara dua variabel.