BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Sejarah Perusahaan Awal mula berdirinya PT. Telekomunikasi dimulai pada tahun 1884, dimana pada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan telegraf oleh pemerintahan kolonial Belanda dengan Staatblad no. 52. Kemudian pada tahun 1906, Pemerintahan kolonial Belanda mengubahnya menjadi “POST, TELEGRAAF, EN TELEFOON DIENST” (PTT) dengan Staatblad no. 395 dan semenjak itu disebut PPT-Dienst. Pada tahun 1931 ditetapkan sebagai perusahaan negara berdasarkan I.B.W. Selanjutnya pada tahun 1960 pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang – undang no.19 th 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara (PN) dengan PERPU no.240 th 1961 berubah menjadi PN POS dan TELEKOMUNIKASI. Ternyata lapangan usaha PN POS dan TELEKOMUNIKASI berkembang pesat, maka pada tahum 1965 pemerintah mengadakan penijauan kembali. Hasilnya berdasarkan PP no.29 dan 30 tahun 1965 terjadi pemecahan menjadi : PN Pos dan Giro dan PN TELEKOMUNIKASI. Tanggal 28 April 1970 berdasarkan S.K. Mentri Perhubungan no. 129/U/1970 PN
TELEKOMUNIKASI
berubah
menjadi
PERUSAHAAN
UMUM
TELEKOMUNIKASI (PERUMTEL). Keberadaan PERUMTEL dikukuhkan dengan peraturan pemerintah no. 36 tahun 1974 yang menetapkan sebagai pengelola telekomunikasi untuk nasional dan internasional.
43
44 Pada akhir tahun 1980, pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan membeli seluruh saham PT. INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang kemudian diubah statusnya menjadi BUMN berbentuk PERSERO, dan dituangkan dalam PP no 52 tahun 1980. Untuk meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum, maka dengan PP no 53 tahun 1980 diadakan perubahan atas peraturan pemerintah no.22 tahun 1974. yakni dengan menetapkan PERUMTEL sebagai badan usaha yang berwenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi nasional dan PT. INDOSAT sebagai badan usaha yang berwewenang menyelenggarakan telekomunikasi internasional. Sehubungan diundangkannya PP no.3 1983 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan PERJAN, PERUM, dan PERSERO, diterbitkan PP no.21 1984 tentang PERUMTEL. Satu hal yang menggembirakan adalah ditetapkannya UU no.3 1989 tentang telekomunikasi, yang memberikan angin segar dalam pengembangan dan pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia. Tanggal 1 Mei 1991, pemerintah melalui PP no 25 1991 menetapkan pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi menjadi PERSERO, ditandai dengan
penandatanganan
akte
pendirian
perusahaan
perseroan
(PERSERO)
PT. Telekomunikasi Indonesia oleh Notaris Imas fatimah, S.H. bersama – sama dengan Menparpostel Soesilo Sudarman yang bertindak selaku kuasa dari Mentri Keuangan sebagai pemegang saham, hari Selasa, 24 September 1991 jam 09.30 WIB di Depparpostel. Penawaran
umum perdana
saham TELKOM
dilakukan
pada
tanggal
14 November 1995. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE)
45 dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Tokyo Stock Exchange. 3.1.1 Sasaran Usaha Sasaran umum Divisi Regional 2 adalah terjaganya kesinambungan usaha dan peningkatan pertumbuhan usaha. Beberapa tujuan usaha utama yang perlu dimonitor pencapaiannya secara kontinyu adalah : Program Sukses Pemasaran, melalui kegiatan operasi pemasaran dan layanan kearah performance excellence, effective marketing serta inovasi bisnis. Program Sukses Performansi Layanan, seperti penyelesaian proses PSB, kecepatan penanganan gangguan, pencapaian ASR dan lain – lain. Program Sukses Performansi Keuangan, dengan senantiasa memonitor performansi pendapatan, beban, laba / EBITDA. OR, ROI / ROA, dan lain – lain.
3.1.2 Nilai Norma perilaku dan harapan tentang pola berpikir dan bertindak yang dianggap benar. Basic beliefs DIVRE 2 sebagai guiding principles ( Budaya Kerja ) adalah Customer First guna mencapai sukses loyalitas pelanggan dan sukses bisnis dalam menunjang pertumbuhan perusahaan yang didasari dengan semangat kerja saling menghargai dan semangat saling mempercayai antar sesama karyawan serta tekad mempunyai komitmen tinggi dan tekad bekerja sama ( teamwork ), yang di DIVRE 2 lebih dikenal sebagai CF-222 sst.
46 Pembentukan karakteristik budaya kuat akan tercermin dengan adanya komunikasi yang lebih baik, kegiatan kerja menjadi lebih fokus, motivasi, kebanggaan terhadap pekerjaan menjadi suatu identitas dan perilaku kerja yang terintegritas. 3.1.3 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu DIVRE 2 VISI : ” Menjadi Divisi bernilai tinggi sebagai Market Leader dan Mitra dalam bisnis Informasi dan Komunikasi ( Infokom ) ” Penjelasan : ” Bernilai Tinggi ” bermakna mampu menciptakan nilai–nilai kreasi baru yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan harga saham perusahaan, menciptakan pertumbuhan bisnis secara signifikan serta memberikan kontribusi maksimum terhadap pendapatan nasional perusahaan. ” Market leader ” bermakna menguasai pangsa pasar mayoritas, sehingga unggul dalam iklim kompetisi usaha yang semakin ketat serta mampu mengendalikan bisnis telekomunikasi, sekaligus menjadi pemimpin bagi komunitas bisnis pertelekomunikasian di tingkat regional. ” Mitra ” bermakna mampu menjalin kerjasama dan menciptakan sinergi dengan pelanggan, vendor maupun operator bisnis telekomunikasi lainnya serta mampu berperan sebagai integrator dari berbagai pihak berkepentingan dalam penyelengaraan bisnis telekomunikasi.
yang
47 MISI : 1. Menyediakan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan, melalui pengelolaan sumber daya secara optimal. 2. Menerapkan pemasaran efektif, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan secara profesional. 3. Mengembangkan inovasi bisnis infokom, dalam memberikan total solusi kepada pelanggan. 4. Menciptakan interdependensi mutualistik antara perusahaan, mitra, dan pelanggan. 5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan memaksimalkan hasil pemegang saham, melalui pelayanan terbaik kepada pelanggan. Penjelasan : Dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang ada, DIVRE 2 berupaya memberikan kemudahan, kecepatan, kepastian, ketersediaan, dan kehandalan yang tinggi bagi layanan jasa telekomunikasi dengan lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan dibanding berorientasi kepada produk. Sistem informasi yang terintegrasi dalam menyediakan informasi yang akurat dan up-to-date, ditujukan untuk mendukung sistem pelayanan, pengembangan bisnis dan proses pengambilan keputusan oleh para manajemen DIVRE 2. Dalam menyediakan layanan jasa telekomunikasi DIVRE 2 secara Regional dan nasional menjalin kerjasama dengan operator telekomunikasi lainnya dengan memanfaatkan teknologi secara tepat guna, terintegrasi dan
48 efisien dengan prinsip win-win-solution. Dalam pengembangan sumber daya manusia yang dapat memiliki budaya ”entrepreneur’ dimana mampu mengambil keputusan-keputusan secara cepat, tepat, dan benar serta responsif terhadap setiap perubahan lingkungan, pembentukan kompetensi dan karakter sumber daya manusia kearah profesionalisme disertai dengan sistem pengorganisasiannya yang fleksibel. DIVRE 2 benar-benar memperhatikan kepentingan setiap pelanggan dan selalu berusaha membangun hubungan baik dengan pelanggan melalui pemahaman dan pengantisipasian kebutuhah pelanggan serta pemberian pelayanan berkualitas kepada pelanggan secara lebih baik dibanding sebelumnya. Kebijakan Mutu ” Seluruh aspek kegiatan memberikan performansi prima serta secara berkesinambungan melakukan perubahan dan pembaharuan agar tercapai pelayanan yang lebih sempurna”. Karenanya, Prinsip-Prinsip DIVRE 2, adalah : 1. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan ( Customer First ) 2. Penerapan
inovasi
dan
pemupukan
profesionalisme
melalui
pembelajaran. 3. Setiap kegiatan kerja merupakan bagian dari suatu proses 4. Tindakan pencegahan dilakukan secara terencana. 5. Perbaikan mutu dilakukan secara terus – menerus 6. Kerjasama dengan setiap supplier dan operator telekomunikasi lainnya terintegrasi melalui pola kemitraan.
49 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan 3.2.1 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia
50 3.2.2 STRUKTUR ORGANISASI SISFO DIVRE 2 JKT
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Divisi USISFO DIVRE 2
51 3.3 Struktur Organisasi DIVRE 2 Dalam menjalankan tugas pelayanan di DIVRE 2, pembagian peran dan wewenang organisasi diatur sesuai keputusan Direksi Nomor KD.34/PS.150/SDM-10/2006 tanggal 27 September 2006 tentang Organisasi Divisi Regional 2 Jakarta, dimana : Kantor DIVRE 2 yang dipimpin oleh : 1. KADIVRE 2 Bertanggung jawab terhadap Direksi PT. TELKOM dalam : 1. Pengelolaan
dan
pengalokasian
sumber
daya
strategis
dalam
penyelenggaraan bisnis infokom secara efisien, efektif, dan sinergis dalam
mewujudkan
pelayanan,
peningkatan
profitabilitas
serta
pengembangan iklim kerja yang produktif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan usaha dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran kinerja DIVRE 2. 2. Memberikan hasil dan citra terbaik kepada para stakeholder perusahaan dan mampu menjadi market leader, membangun, meningkatkan, dan mempertahankan SDM yang profesional. 3. Menjabarkan Visi dan Misi perusahaan ke dalam Visi dan Misi serta strategi DIVRE 2. 4. Mengkomunikasikan kepada seluruh jajaran DIVRE 2 tentang pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan serta pemenuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. 5. Menetapkan serta membangun nilai – nilai bisnis DIVRE 2 yang kompetitif. 6. Menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur di lingkungan DIVRE 2.
52 7. Membangun dan menciptakan peluang – peluang bisnis potensial di DIVRE 2. 8. Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu DIVRE 2. 9. Melaksanakan tinjauan manajemen untuk memastikan kesinambungan
efektifitas
implementasi
T-QMS
dan menjamin serta
perbaikan
berkelanjutan mengarah kepada tercapainya efisiensi. 10. Menjamin pemenuhan sumber daya yang diperlukan bagi implementasi T-QMS DIVRE 2 11. Menunjuk seorang Management representative (MR) yang bertanggung jawab dalam keberhasilan implementasi T-QMS DIVRE 2. 2. DEPUTI KADIVRE 2 Bertanggung jawab terhadap KADIVRE 2 dalam : 1. Mengarah dan mengendalikan unit – unit operasional DIVRE 2 melalui optimalisasi seluruh sumberdaya secara efisien, efektif, dan sinergis. 2. Peningkatan kwalitas pelayanan. 3. Peningkatan profitabilitas. 4. Pengembangan iklim kerja yang produktif sehingga dapat mencapai performansi yang optimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. 5. Peningkatan pendapatan serta pertumbuhan usaha DIVRE 2. 6. Mengkomunikasikan kepada seluruh jajaran DIVRE 2 tentang pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan serta pemenuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. 7. Membangun nilai – nilai bisnis DIVRE 2 yang kompetitif.
53 8. Melaksanakan tinjauan manajemen untuk memastikan dan menjamin kesinambungan
efektifitas
implementasi
T-QMS
serta
perbaikan
berkelanjutan mengarah kepada tercapainya efisiensi Dibantu oleh 6 Senior Manager (SM), yaitu : 1. SM NIAGA Bertanggung
jawab
terhadap
proses
marketing
jasa
dengan
key indicator-nya product & Marketing Growth, Customer Satisfaction. 2. SM PENGEMBANGAN Bertanggung jawab terhadap proses perencanaan dan pengembangan dengan Key indicator – nya. Efektifitas pengembangan bisnis. 3. SM KEUANGAN Bertanggung jawab terhadap proses manajemen keuangan dengan key indicator-nya control FVA Maximal. 4. SM SUMBER DAYA MANUSIA Bertanggung jawab terhadap proses manajemen Sumber Daya Manusia ( SDM ) dengan key indicator-nya kompetensi dan produktivitas SDM. 5. SM PERFORMANSI Bertanggung
jawab
terhadap
key indicator-nya Answered
proses
operasi
network
dengan
Seizure Ratio ( ASR ) dan availibility
network dan proses performansi product dengan key indicator-nya akurasi analisis. 6. SM UMUM Bertanggung jawab terhadap proses manajemen logistik dengan key indicator-nya time interval akurasi.
54 Sedangkan di tingkat operasional top manajemen DIVRE 2 di bantu 13 General Manager (GM), yang terdiri dari : 1. GM KANDATEL Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan network Akses dengan key indicator-nya. Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth, customer satisfaction, dan proses operasi network access dengan key indicator-nya realiability, Mean Time To Repair ( MTTR ). 2. GM Unit Corporate Customer. Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan corporate customer dengan key indicator-nya Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth, customer satisfaction. 3. GM Unit Interkoneksi dan Kemitraan. Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan interkoneksi dan kemitraaan dengan key indicator-nya. Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth, customer satisfaction. 4. GM Unit Call Center Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan call centre dengan key indicator-nya Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth, customer satisfaction. 5. GM Unit SISFO Bertanggung jawab terhadap proses manajemen informasi teknologi dengan key indicator –nya. Availability, time delivery, dan proses billing dengan key indicator-nya. Akurasi data billing.
55 6. GM Unit Network Regional Bertanggung jawab terhadap proses operasi network HAS dengan key indicator-nya availability, loss network. 7. GM Unit Security dan Safety. Bertanggung jawab terhadap proses manajemen security and safety dengan key indicator-nya minimalisasi gangguan asset perusahaan. Untuk mengantisipasi perkembangan bisnis INFOKOM di masa mendatang, manajemen DIVRE 2 telah mengakomodir kebutuhan pendekatan management by product dimana dibentuk unit – unit bisnis seperti Unit Bisnis Calling Card, VoIP dan lain sebagai-nya. Fungsi- fungsi Unit Kerja Operasional Divisi Regional 2, adalah : A. Selaku Front Room DIVRE 2 : •
KANDATEL atau KANCATEL
•
Unit Call Centre
•
Unit Corporate Customer
•
Unit Interkoneksi dan Kemitraan.
B. Selaku Back Room DIVRE 2 : •
Unit Network Regional
•
Unit Sistem Informasi ( Unit SISFO )
56 3.4 JOB DESKRIPSI DINAS NETWORK SISFO DIVRE 2 JKT
Tabel 3.1 Job Deskripsi Dinas Network SISFO DIVRE 2 JKT
57 3.4.1
Tujuan Berdirinya SISFO Sistem Informasi sangat berperan penting dalam kelancaran perusahaan terutama bagi PT. Telkom yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. Dibawah ini beberapa tujuan berdirinya SISFO di PT.Telkom : •
Memberikan dukungan sistem informasi yang handal kepada Divre 2 Jakarta dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan.
•
Memberikan dukungan yang komprehensif dan handal kepada manajemen Divre 2 Jakarta untuk mengetahui kebutuhan bisnis ( Business Intelligent ), mengelola bisnis ( Business Management ) dan mengoperasikan bisnis ( Business Operational ).
•
Menyiapkan sistem - sistem dan teknologi informasi sebagai tulang punggung operasional dan tulang punggung bisnis sekaligus alat strategis bagi Divre 2 Jakarta.
•
Menyiapkan Unit SISFO Divre 2 Jakarta sebagai suatu unit kerja unggulan dan andalan Divre 2 Jakarta.
•
Memberikan solusi
pada bidang teknologi dan Sistem Informasi
kepada manajemen Divre 2 Jakarta untuk setiap aspek bisnis perusahaan. •
Menyediakan dan menyiapkan segala kemampuan Divre 2 Jakarta untuk
dapat
merespon,
mengantisipasi
perubahan
telekomunikasi, perkembangan sistem dan teknologi informasi.
bisnis
58 •
Meningkatkan profesionalis dalam hal manajemen dan SDM Divre 2 Jakarta yang bertujuan untuk pengelolaan kegiatan - kegiatan operasional perusahaan dengan kinerja operator Kelas Dunia ( World Class Operator ).
3.5
Keterkaitan Kerja Unit SISFO Divre 2 dan DIVSISFO SISFO memiliki keterkaitan dalam melakukan pekerjaan dengan DIVSISFO.
Keterkaitan kerja yang jelas antara Unit SISFO DIVRE 2 dengan DIVSISFO meliputi : 3.5.1 Sinergi antara Unit SISFO Divre 2 dengan DIVSISFO. Berikut ini adalah benang merah yang membatasi ruang lingkup kerja dan sinerginya (Scope of Work). • DIVSISFO
adalah
partner
bagi
Unit
SISFO
Divre
2
dalam
pengembangan Sistem Informasi di lingkungan Divre 2 Jakarta. • Unit SISFO Divre 2 melakukan pengembangan atau pembangunan Sistem Informasi dengan kebutuhan operasional Divre 2 dengan tetap mengacu pada master plan pengembangan sistem informasi. • DIVSISFO melakukan pengembangan sistem informasi di lingkungan Divre 2 Jakarta atas kebijakan corporate dengan tetap melibatkan Unit SISFO Divre 2 Jakarta dalam setiap tahap pengembangan sistem. Sedangkan yang menjadi batasan ruang lingkup tanggung jawabnya adalah: • Unit SISFO Divre 2 Jakarta bertanggung jawab sepenuhnya atas implementasi dan maintenance sistem informasi yang dikembangkan oleh Unit SISFO Divre 2 itu sendiri.
59 • DIVSISFO bertanggung jawab terhadap sistem informasi PT. Telkom (Corporate Wide), sedangkan Unit SISFO bertanggung jawab terhadap sistem informasi di lingkungan Divre 2 Jakarta (Regional Wide). 3.6 Analisa sistem yang sedang berjalan 3.6.1 Sistem Jaringan Komputer Yang Sedang Berjalan Berikut ini adalah gambaran secara umum dari jaringan komputer yang sedang berjalan pada PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta.
Gambar 3.3 Jaringan Komputer PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta. Sistem jaringan komputer LAN pada PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta, terdiri dari beberapa segmen di mana masing – masing segmen hubungkan oleh beberapa cisco switch catalsyt 4900 utama ( core switch ), yaitu switch utama yang digunakan sebagai backbone ( tulang punggung ) jaringan komputer PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta. Switch utama
60 pada jaringan komputer PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta, menghubungkan jaringan-jaringan lokal. Jaringan lokal ke internet server – server publik, dan jaringan lokal ke WAN ( Wide Area Network ).
Gambar 3.4 Jaringan Lokal Komputer Unit sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk.
Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOMUNIKASI INDONESIA,
Tbk.
Memiliki
tiga
jaringan
lokal
komputer,
yang
masing-masing jaringan loka komputerl tersebut adalah Jaringan lokal segmen 3 yang berada di lantai 3 dan jaringan lokal segmen 4 yang berada di lantai 4, dan jaringan lokal komputer pada lantai 2. Pada masing-masing jaringan terdapat konektivitas antar Personal Computer (PC) dengan server lokal yang tidak dapat di akses dari luar jaringan tersebut. Server lokal dalam jaringan ini bertugas sebagai penyedia data bagi para pengguna internal yang
61 membutuhkan. Jenis jaringan lokal komputer di Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. Adalah Client-Server di mana terdapat sebuah server yang bertugas menyediakan layanan kepada setiap client yang menggunakan layanan tersebut. Dimana server yang berada di jaringan lokal komputer Unit SISFO lantai 3 dan 4 menggunakan komputer main frame dengan sistem operasi Windows 2000 server. Sedangkan masing-masing terminal menggunakan sistem operasi XP. Topologi jaringan komputer yang digunakan di PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta adalah gabungan antara 2 topologi yaitu Topologi Star dan Ring. Adapun definisi dari Topologi Star yaitu sejumlah terminal dalam jaringan dihubungkan ke suatu titik pusat atau switch sehingga semua transfer data harus melalui cisco switch catalyst 4900 tersebut. Operasi jaringan secara total tergantung pada operasi cisco switch catalysts 4900, sehingga ketika terjadi fault pada cisco switch catalyst 4900 seluruh jaringan akan terpengaruh. Topologi ini memiliki keunggulan dalam hal minimalnya lintas data sepanjang kabel sehingga dapat dicapai kinerja yang optimal. Dan definisi dari Topologi Ring yaitu setiap node dihubungkan dengan model hubungan berbentuk cincin. Semua data yang akan dikirimkan harus dilengkapi alamat tujuan, karena data – data ini akan diputar pada cincin sampai terminal tujuan dikenali dan pesan diterima oleh terminal tujuan. Apabila salah satu node tidak bekerja maka hubungan komunikasi dengan terminal lain dapat tetap berlangsung, karena node yang tidak bekerja tersebut dapat dihindari.
62 Ada 3 jenis media transmisi yang digunakan di PT. TELKOM Divre 2 Jakarta yaitu : 1. Twisted Pair, yaitu kabel UTP kategori 5 yang memiliki 8 urat dan jack RJ45, twisted pair digunakan untuk menghubungkan switch atau hub di setiap lantai menuju cisco switch catalyst 4900 ( core switch ) sebagai backbone di lantai 3 serta menghubungkan antara PC server dengan cisco switch catalyst 4900. 2.
Fiber Optic, digunakan untuk menghubungkan setiap cisco switch catalyst 4900 ( core switch ) sebagai backbone ke router yang ada di Lantai 3.
Gambar 3.5 Konfigurasi LAN Divre 2 Jakarta
63 Dari perangkat
yang digunakan oleh LAN Telkom GCC dengan gambar
konfigurasi jaringan yang ada terpasang router 1924, 2948G, 3550, 6006, 6509 . dapat disampaikan bahwa saat ini LAN Telkom GCC memiliki 2 ( dua ) tipe yaitu tipe standar dan enhanced. Perbedaan dari kedua tipe itu terletak pada modul IOS ( Internetworking Operating System ) yang terpasang didalamnya. Untuk tipe standar maka modul IOS yang terpasang didalamnya. seperti Router Cat 1924 yang terpasang adalah yang mendukung sampai layer 2 (data link layer ) dalam komunikasi data. Pada tipe standar ini tidak mungkin dilakukan upgrade baik secara hardware maupun software. Sedangkan pada tipe enhanced mendukung konektifitas sampai layer 3 ( Network layer ) sehingga router dapat berfungsi sebagai routing walaupun mendukung routing protokol yang terbatas. Masing-masing tipe dipakai atau digunakan sesuai dengan kebutuhan yang tentunya berbeda untuk tiap lokasi. Dari sisi kecepatan transfer data memiliki kemampuan yang terdiri dari 3 ( tiga ) kecepatan yaitu : 10 Mbps, 100 Mbps, 1000 Mbps. biasanya kecepatan 10 Mbps dipakai untuk client PC sedangkan untuk 100 Mbps dan 1000 Mbps dipakai untuk jaringan backbone dan server. Dari gambar tersebut diatas untuk router 6006 memiliki kemampuan akses 100 Mbps dan dijadikan router akses/ backbone untuk cisco switch catalyst 4900 yang tentunya dari segi kecepatan memadai sebagai router akses. Dari semua router 6006 yang terpasang di gedung GCC semua port yang ada tidak langsung tersambung ke PC namun langsung tersambung ke cisco switch catalyst 4900, lalu dari cisco switch catalyst 4900 di sambungkan ke hub – hub yang memiliki kapasitas 4,8,16 dan ke beberapa komputer server. Dari kondisi tersebut tentunya sangat terlihat bahan sangat pentingnya peran dari suatu cisco switch catalyst 4900 ( core
64 switch
)
sebagai
suatu
switch
utama
yang
digunakan
sebagai
( tulang punggung ) jaringan lokal komputer PT. TELKOM DIVRE 2. Aplikasi yang dikelola SISFO Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM adalah : 1. CCBS – SISKA Dengan lebih dari 3000 user dengan 3 model utama : •
Technical
•
Commercial
•
Financial
2. BSS – SIMTEL( Simpatik HTML ) •
SIMAK ( accounting )
•
SIMKES (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan)
•
HRMIS (Human Resource Management Information System)
•
PAYROLL ( EO’s salaries )
•
SIMLOG/SIMBAR ( Logic Records Online ) for Inventory
•
SIMAWAR ( wartel korporasi )
3. Web Base Application’s •
ANIDA ( Associazione Nazionale Imprese Difesa Ambiente )
•
PORTAL ( Web Portal Divre 2 )
•
SISKA on WEB ( Sistem Informasi Kastamer on WEB )
•
ABON ( support for AM )
•
DATA Ware House
•
Helpdesk ( requirement and complaint handling )
4. Aplikasi Skala Kecil ( PC ba se )
backbone
65 3.6.2
Analisis Permasalahan Dari analisa yang dilakukan terhadap jaringan lokal komputer Unit Sistem Infomasi (USI) Regional 2, PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. Yang sedang berjalan, terdapat beberapa masalah yang harus diatasi agar tercapai optimasi jaringan yang akan memperlancar kinerja perusahaan. Besarnya jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dengan baik oleh karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM, langsung atau tidak langsung, telah menambah beban pada kemampuan jaringan komputer lokal. Bandwidth yang tersedia hampir selalu tidak pernah cukup untuk menunjang aktivitas kerja karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM karena network traffic padat. Hal ini menyebabkan collision, walaupun arsitektur jaringan telah dirancang dengan aturan maksimal 2 stack switch di bawah cisco switch catalyst 4900. Selain itu, traffic yang penuh ternyata menimbulkan suatu port pada cisco switch catalyst 4900, mati dengan sendirinya. Matinya port pada cisco switch catalyst 4900 ini bisa diperbaiki dengan me-restart cisco switch catalyst 4900, namun dengan resiko, semua aktivitas jaringan yang melalui cisco switch catalyst 4900 itu akan terputus hingga cisco switch catalyst 4900 kembali hidup. Namun, jika setelah cisco switch catalyst 4900 direstart, port pada cisco switch catalyst 4900 tidak hidup kembali, berarti port pada cisco switch catalyst 4900 dinyatakan rusak secara fisik.
66 Besarnya pengurangan efektifitas kerja karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM akibat penggunaan port pada cisco switch catalyst 4900 yang tidak terkontrol, menyebabkan perlunya sebuah sistem network monitoring untuk memonitor keadaan port pada cisco switch catalyst 4900, dimana diperlukan juga fasilitas untuk memonitor keadaan traffic dan mencatat history-nya sebagai dokumentasi dan pembanding, dan juga fasilitas report status port yang memberikan kemudahan bagi administrator dan operator jaringan komputer untuk mengantisipasi dan dengan cepat mencari solusi masalah yang mungkin atau telah muncul. Efektifitas penggunaan jaringan lokal komputer di Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM, khususnya keadaan suatu port pada cisco switch catalyst 4900, ternyata berhubungan erat dengan efektifitas kerja karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,
PT.
TELKOM
di
perusahaan
PT.
TELEKOMUNIKASI
INDONESIA, Tbk Divisi Regional 2 secara umum, karena setiap karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM yang bekerja sudah terintegrasi dengan komputer yang saling berhubungan pada jaringan lokal komputer. Jika salah satu komputer mengalami masalah networking, maka kinerja perusahaan hari itu sedikit banyak mengalami hambatan, karena adanya komputer yang tidak dapat digunakan disebabkan tidak dapat terhubung dengan LAN Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM, dan administrator ataupun operator jaringan harus diturunkan untuk menangani hal ini hanya ketika karyawan Unit Sistem
67 Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM yang mengalami masalah ini melaporkan masalah yang terjadi. Masalah inilah yang menjadi masalah paling mendasar pada jaringan komputer Local Area Network (LAN) di Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT.TELKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk, di lantai 2, 3, dan 4 dimana administrator ataupun operator jaringan komputer tidak dapat memonitor konektifitas LAN secara baik. Selain itu, dengan keadaan konektifitas LAN yang tidak termonitor, menyebabkan kinerja karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM terhambat dalam menyelesaikan tugasnya. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah yang dialami karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM, yaitu hanya dengan cara melaporkan permasalahan yang terjadi pada komputer karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM. Sementara, keberadaan administrator dan operator jaringan komputer yang tidak selalu ditempat, tidak dapat menyelesaikan masalah ini. Hingga administrator atau operator mengetahui permasalahan dan ada di tempat perangkat cisco switch catalyst 4900 tersebut bearada.
3.6.3 Analisa Sistem Solusi Untuk memecahkan masalah tersebut yang telah dijabarkan sebelumnya, maka diputuskan untuk membuat satu sistem aplikasi catalyst port monitoring system berbasis web (PHP) dengan hak akses administrator dan operator yang berfungsi untuk memonitor status port pada cisco switch
68 catalyst 4900 dengan fasilitas traffic monitoring dan report status port yang terintegrasi untuk dapat memberikan informasi kepada administrator dan operator jaringan komputer Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM. Dengan tersedianya informasi semacam ini, maka memungkinkan administrator dan operator jaringan komputer untuk mengambil keputusan dalam penerapan pengaturan pemakaian port pada cisco switch catalyst 4900 di jaringan lokal komputer Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM dapat lebih di optimalkan Sistem aplikasi catalyst port monitoring system yang dimplementasikan juga diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi administrator maupun operator jaringan komputer dalam mengakses serta menganalisa informasi tersebut. Aplikasi catalyst port monitoring system berbasis web tersebut memungkinkan
administrator
untuk
melakukan
konfigurasi
serta
mengendalikan sistem aplikasi catalyst port monitoring system, lewat web browser, yang dilengkapi dengan graphical user interface yang memberi kemudahan kepada administrator dan operator jaringan komputer dalam menggunakan dan mengambil manfaat dari sistem aplikasi catalyst port monitoring system. 3.6.4 Perancangan Sistem Solusi Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, maka dirancanglah suatu sistem aplikasi catalyst port monitoring system berbasis web sebagai solusi untuk membantu administrator dan operator jaringan komputer Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakrta, PT. TELKOM. Berikut ini adalah
69 gambar skema sistem catalyst port monitoring system yang menerangkan cara kerja sistem catalyst port monitoring system secara keseluruhan.
Gambar 3.6 Skema Sistem Catalyst Port Monitoring System Pada gambar di atas menjelaskan bahwa sistem catalyst port monitoring system yang akan dibuat akan diintegrasikan pada komputer server yang berfungsi sebagai web server, yang akan menerima sejumlah informasi berupa paket data dari jaringan komputer lokal Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM. Dimana paket data tersebut berisi sejumlah informasi yang dibutuhkan oleh sistem catalyst port monitoring system untuk mengetahui keadaan lalu lintas paket data yang dikirimkan dalam jaringan komputer lokal
70 Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM., setiap komputer client yang terhubung ke dalam jaringan komputer lokal Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM. Dapat mengakses program catalyst port monitoring system
tersebut melaluai web browser apabila
user tersebut
memiliki hak seorang administrator ataupun operator. Hal ini tentu saja meningkatkan mobilitas seorang administrator atau operator jaringan komputer di Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM., sehingga memudahkan seorang administrator atau operator jaringan komputer untuk memantau aktivitas keadaan atau status suatu port pada cisco switch catalyst 4900 melalui komputer mana saja yang terhubung ke dalam jaringan komputer lokal Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM. Setiap sistem catalyst port monitoring system melakukan Logging status port maka akan di simpan ke dalam MySQL Database.
71 Berikut bagan alur algoritma Sistem Aplikasi Catalyst Port Monitoring System :
Gambar 3.7 Bagan alur algoritma sistem aplikasi Catalyst Port Monitoring System Ketika sistem catalyst port monitoring system pertama kali dijalankan, maka sistem catalyst port monitoring system akan menganggap tidak ada masalah, karena belum ada log yang dapat dijadikan acuan untuk membandingkan status port. Jika status port hidup, maka akan dibuat log baru dan dilanjutkan dengan traffic monitoring. Jika status port mati, dan telah ada log status port sebelumnya, maka akan dibandingkan keadaan terakhir port. Jika port dalam keadaan mati, maka status port memang mati, mungkin karena belum adanya koneksi atau ada masalah yang belum terselesaikan.
72 Jika status port sebelumnya dalam keadaan hidup, perlu diberikannya report status suatu port pada cisco switch catalyst 4900 ke administrator atau operator jaringan komputer Local Area Network (LAN) Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA 2, Tbk. Untuk melihat masalah ini. Karena satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan me-restart cisco switch catalyst 4900, maka jika setelah cisco switch catalyst 4900 di-restart dan keadaan port tidak berubah, maka port dinyatakan mati karena rusak fisik. Setelah proses pengecekan status port dijalankan, maka selanjutnya dijalankan proses monitoring traffic. Proses ini diperlukan agar kemungkinan terjadinya masalah matinya port akibat traffic yang padat dan tidak diketahui oleh administrator atau operator jaringan komputer dapat diminimalisir dengan cara memberikan suatu pesan singkat berupa report status port pada cisco switch catalyst 4900. Jika traffic tidak padat, tidak ada yang dilakukan, kecuali logging traffic monitoring. Jika traffic padat, maka administrator atau operator jaringan komputer diberikan peringatan kemungkinan terjadinya port pada cisco switch catalyst 4900 yang mati. Keputusan selanjutnya untuk memanajemen konektivitas diserahkan kepada administrator atau operator jaringa komputer. Kemudian dilakukan logging traffic monitoring.
73 3.7 Perancangan Fitur Sistem Solusi 3.7.1 Struktur Menu Menu-menu yang digunakan dalam sistem Catalyst Port Monitoring System berbasis web ini dapat dilihat dalam bentuk struktur sebagai berikut:
Gambar 3.8 Struktur Menu Program sistem catalyst port monitoring system secara keseluruhan terbagi menjadi 6 menu, yaitu menu User, menu Controller, menu Configuration, menu Status port, menu History, menu Help dan menu Log out. Pada menu User, menu Controller, menu Configuration, menu Status Port, dan menu History. Masing – masing menu tersebut terdapat submenu-submenu yang berisi informasi menu utama yang bersangkutan.
Berikut penjelasan dari perancangan masing – masing menu tersebut : ♦
User : Menu ini digunakan oleh pengguna untuk mengelolah siapa saja yang berhak menggunakan Program ini yang disertai oleh password. Adapun sub menu yang dirancang adalah : Add, Edit, dan Delete.
74 ♦ Menu Add akan digunakan untuk menambah pengguna yang berhak menggunakan Program ini. ♦ Menu Edit akan digunakan untuk mengadakan perubahan nama user maupun password. ♦ Menu Delete akan digunakan untuk menghapus pengguna yang sudah tidak digunakan. ♦
Controller
: menu ini akan digunakan oleh pengguna untuk mengendalikan jalannya aplikasi sistem Catalyst Port Monitoring System. ♦ Menu Start akan digunakan untuk menjalankan sistem aplikasi Catalyst Port Monitoring System ini. ♦ Menu Stop akan digunakan untuk menghentikan jalannya sistem aplikasi Catalyst Port Monitoring System ini.
♦ Configuration : menu ini digunakan oleh pengguna untuk mengadakan perubahan terhadap konfigurasi aplikasi sistem Catalyst Port Monitoring System. Adapun parameter – parameter yang dapat diedit adalah : ♦ Menu Add akan digunakan untuk menambah cisco switch catalyst 4900 kedalam konfigurasi ♦ Menu Edit akan digunakan untuk mengadakan perubahan address, dan jumlah port pada cisco switch catalyst 4900. ♦ Menu delete akan digunakan untuk menghapus cisco switch catalyst 4900 yang sudah tidak digunakan.
75 ♦ Status port : menu ini digunakan untuk menampilkan laporan status port pada cisco switch catalyst 4900. ♦ Histrory :
menu ini akan digunakan untuk menampilkan laporan dari status port pada waktu – waktu sebelumnya.
♦ Help
:
menu ini akan digunakan untuk memberikan informasi bagi pengguna agar dapat menggunakan program aplikasi sistem catalyst port monitoring system dengan baik.
♦ Log out :
menu ini akan digunakan oleh pengguna untuk keluar dari program aplikasi sistem catalyst port monitoring system.
76 3.8 Perancangan State Transition Diagram Gambaran garis besar aplikasi sistem catalyst port monitoring system dapat dilihat melalui diagram transisi sebagai berikut : 1. Diagram Transisi Menu Utama
Gambar 3.9 Diagram Transisi Menu Utama Pada gambar 3.9 menunjukan bahwa sebelum masuk kelayar utama, terdapat state autentikasi, apabila autentikasi berhasil dilewati maka proses akan berlanjut ke state layar utama sedangkan apabila autentikasi masih gagal, maka state autentikasi akan terus diulangi ada 6 state yang dapat dituju dari layar utama, yaitu : user, controller, configuration, status port, history dan log out. Masing – masing state dapat kembali kelayar utama.
77 2. Diagram Transisi Menu User
Gambar 3.10 Diagram Transisi Menu User Pada gambar 3.10 dari state layar utama, pengguna dapat menuju ke state user. Dari state user ini, pengguna dapat menuju ketiga state lainnya yaitu , add user, edit user, delete user. Masing – masing state tersebut akan kembali ke state user setelah proses selesai.
78 3. Diagram Transisi Menu Controller
Gambar 3.11 Diagram Transisi Menu Controller Pada gambar 3.11 dari state layar utama pengguna dapat menuju ke state controller. Dari state controller ini pengguna dapat mengendalikan jalannya aplikasi sistem catalyst port monitoring system pengguna dapat memilih tombol start untuk menuju jalannya sistem catalyst port monitoring system dan stop untuk menghentikan jalannya sistem catalyst port monitoring system.
79 4. Diagram Transisi Menu Configuration
Gambar 3.12 Diagram Transisi Menu Configuration Pada gambar 3.12, dari state layar utama, pengguna dapat menuju ke state configuration. Dari state configuration ini, pengguna dapat menuju ke tiga state lainnya, yaitu Add Configuration, Edit Configuration, dan Delete. Masing – masing state tersebut akan kembali ke state configuration setelah proses selesai. Terdapat beberapa Configuration yang dapat di tambahkan, diubah maupun dihapus oleh pengguna.
80
5. Diagram Transisi Menu Add User
Gambar 3.13 Diagram Transisi Menu Add User Pada Gambar 3.13, dari state layar user, pengguna dapat menuju ke Layar Add user, dengan memilih Menu Add . Dari Layar Add user ini, pengguna dapat mengetik nama, password, Re-password, dan memilih status. Pada layar Add User terdapat tombol cancel, OK, dan reset, dimana tombol cancel untuk kembali ke layar user, tombol Add untuk menyimpan identitas user ke dalam database, dan tombol reset untuk membersihkan layar Add User.