BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Depdiknas Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, tugas pokok Ditjen Mandikdasmen adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang manajemen. Berdasarkan Permen Diknas nomor 14 tahun 2005, fungsi Ditjen Mandikdasmen adalah: 1.
Penyiapan
perumusan
kebijakan
departemen
di
bidang
manajemen pendidikan dasar dan menengah. 2.
Pelaksanaan kebijakan di bidang manajemen pendidikan dasar dan menengah.
3.
Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang manajemen pendidikan dasar dan menengah.
4.
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang manajemen pendidikan dasar dan menengah.
5.
Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal. Sasaran pembangunan pendidikan dasar dan menengah sampai
dengan tahun 2009 adalah seluruh objek perubahan yang ingin dicapai baik kulitas maupun kuantitas yang menyangkut aspek-aspek perluasan dan
peningkatan akses, peningkatan mutu dan relevansi, dan peningkatan tata kelola dan akuntabilitas pendidikan dasar dan menengah serta pecintraan diri. Sasaran tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan proyeksi arus keluar-masuk murid dan perkembangan jumlah penduduk usia sekolah sebagai berikut. Sasaran pembangunan pendidikan dasar dan menengah sampai dengan tahun 2009 untuk semua jenjang pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Taman Kanak - Kanak Meningkatnya
APK
TK
menjadi
45,0%,
tumbuh
dan
berkembangnya peserta didik pendidikan TK sesuai dengan tahap-tahap perkembangan diri dan usia mereka, dan meningkatnya kesiapan peserta didik TK untuk memasuki jenjang pendidikan dasar. Meningkatkan kualitas
pendidikan,
dengan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
pendidikan TK untuk menyiapkan peserta didik agar mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar keluarga, berkembang sesuai dengan tahaptahap perkembangan diri dan usia mereka, serta siap mengikuti proses belajar mengajar pada jenjang sekolah dasar. Meningkatnya proporsi TK baik
negeri
maupun
swasta
yang
terakreditasi
dengan
baik,
meningkatnya efektivitas kecakakapan hidup, meningkatnya efiktivitas pelaksanaan MBS, dan meningkatnya pendidikan TK yang berbasis masyarakat. 2. Pendidikan Dasar a. Sekolah Dasar
Meningkatnya APK menjadi 101,68% dan APM menjadi 93,53%, dan APS kelompok usia 7-12 tahun menjadi 94,80 %, meningkatnya angka melanjutkan lulusan jenjang sekolah dasar ke
jenjang
sekolah
menengah
pertama
menjadi
75%,
meningkatnya angka penyelesaian sekolah, menurunnya angka putus sekolah menjadi 3 persen dan menurunnya angka mengulang kelas menjadi 2,30 persen, meningkatnya tingkat uji kompetensi peserta didik. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan meningkatkan proporsi SD baik negeri maupun swasta yang terakreditasi dengan baik. Meningkatnya manajemen pendidikan berbasis masyarakat, dipertahankannya kinerja pendidikan yang telah dicapai terutama berkurangnya angka putus sekolah dan angka mengulang kelas, tersediannya tambahan layanan pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama,
meningkatnya
efektivitas
kecakapan
hidup,
meningkatnya efektivitas pelaksanaan MBS.
b. Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Meningkatnya APK menjadi 95,0%, yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan SMP, meningkatnya APS kelompok usia 13-15 tahun menjadi 75,46 persen, meningkatnya angka melanjutkan lulusan jenjang SMP ke jenjang SMA menjadi 81%, atau bentuk lain
yang sederajat, meningkatnya angka penyelesaian sekolah, menurunnya angka putus sekolah menjadi 3,0%, menurunnya angka mengulang kelas menjadi 0,32%, dan meningkatnya tingkat kelulusan
menjadi
97%,
pendidikan,
meningkatnya
meningkatnya
penyediaan
mutu
tambahan
layanan
pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan
menengah,
meningkatnya
efektivitas
kecakapan hidup dan efektivitas pelaksanaan MBS, dan dipertahankannya kinerja pendidikan yang telah dicapai.
3.
Pendidikan Luar Biasa Meningkatnya APK SDLB menjadi 0,16%, SMP LB menjadi 0,10%, yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi anak yang belum mendapatkan layanan Pendidikan Luar Biasa, meningkatnya angka melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bentuk lain yang sederajat, meningkatnya angka penyelesaian sekolah, menurunnya angka putus sekolah dan mengulang kelas, dan meningkatnya tingkat kelulusan ujian nasional dan tingkat uji kompetensi
peserta
didik,
meningkatnya
kualitas
pendidikan,
meningkatnya penyediaan tambahan layanan pendidikan bagi anakanak yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dipertahankannya kinerja pendidikan yang telah dicapai.
3.1.2
Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
Sesuai dengan penjelasan UU No. 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan juga telah dikutip dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009, visi dan misi pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut: Visi : Visi
nasional
pendidikan
adalah
terwujudnya
masyarakat
Indonesia yang damai, demokratis, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin. Misi: Untuk mewujudkan visi pendidikan nasional tersebut ditetapkan misi pendidikan nasional berikut: 1. mengupayakan pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; 2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; 3. meningkatkan kesiapan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; 4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat
pembudayaan
dan
pengetahuan,
keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan 5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan
Gambar 3.1. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan 3.1.4 Struktur Organisasi Sekolah
Gambar 3.2. Susunan Organisasi Sekolah
Tugas dan Tanggung Jawab a. Kepala Sekolah Tugas dan tanggung jawab internal : 1. Membuat rencana kerja harian, mingguan, bulanan semester, tahunan, 4 tahun, dan 8 tahun. 2. Membina tercapainya situasi PBM yang baik. 3. Membina upacara – upacara di sekolah. 4. Membina pelaksanaan 7K. 5. Membina dan membimbing semua personil dalam pelaksanaan tugas.
6. Membina dan membimbing administrasi keuangan dan administrasi perkantoran. 7. Mengadakan penilaian pelaksanaan pekerjaan untuk tenaga edukatif dan kepala urusan, serta mengusulkan promosi, kenaikan pangkat / tingkat seluruh personil sesuai dengan peraturan yang berlaku. 8. Memimpin rapat-rapat dinas. 9. Mengusahakan perlengkapan kerja guru dan karyawan. 10. Membuat kebijakan internal sekolah.
Tugas dan Tanggung Jawab Eksternal : 1. Melaksanakan hubungan dengan instansi vertikan dan horizontal. 2. Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa dan BP3. 3. Mengadakan hubungan dengan lingkungan masyarakat sekitar sekolah. 4. Mengadakan hubungan dengan instansi setempat pemerintah ataupun swasta. 5. Mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya dalam usaha pembinaan di sekolah.
b. Wakil Kepala Sekolah 1. Menyiapkan perencanaan program kerja akademik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 2. Membantu kepala sekolah dalam menyusun rencana dan melaksanakan evaluasi ulangan umum dan ujian akhir nasional (UAN).
3. Membantu kepala sekolah dalam penentuan jurusan, kenaikan kelas, ketamatan melalui sidang pleno guru, berdasarkan ketentuan yang ada. 4. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. 5. Menyiapkan perencanaan kebutuhan dan kelengkapan ruang kelas ( ruang pembelajaran ). 6. Menyiapkan
perencanaan
pengembangan
kebutuhan
ruang
dan
kelengkapan yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan.
c. Guru Kelas 1. Mengenal setiap siswa di kelasnya. 2. Mengusahakan dan memelihara inventaris kelas. 3. Membuat peta kelas. 4. Membuat jadwal khusus kegiatan kelas. 5. Berperan sebagai orang tua siswa di sekolah. 6. Membentuk regu kerja kelas dan tugasnya. 7. Membuat data identitas siswa. 8. Mencatat kehadiran siswa di kelasnya. 9. Membuat laporan periodik mengenai keadaan kelas tiap akhir bulan. 10. Mencatat hasil belajar siswa dan memindahkannya ke buku laporan hasil belajar (Rapor). d. Guru Mata Pelajaran 1. Membuat program alokasi waktu, rencana pelajaran sebelum mengajar. 2. Membuat program semester / tahunan mata pelajarannya.
3. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum mata pelajaran. 4. Memberikan bimbingan perbaikan dan pengayaan mata pelajaran kepada siswa. 5. Memberikan
latihan-latihan
yang
berhubungan
dengan
mata
pelajarannya, misal : PR, karya tulis, kliping dan sebagainya.
e. Guru Pembimbing Khusus 1. Mengadakan konsultasi dengan siswa untuk pemecahan masalah. 2. Mengumpulkan data siswa. 3. Memberikan layanan informasi.
f. Tata Usaha 1. Menyusun program ketatausahaan. 2. Mengelola keuangan sekolah. 3. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala. 4. Mengawasi dan memeriksa daftar hadir pegawai tata usaha. 5. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah. 6. Penyusunan dan penyajian data / statistik sekolah.
3.2
Analisa Kebutuhan Sistem 3.2.1
Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses-proses dan pelaku proses dalam sistem yang kini sedang
dijalankan di Dinas Pendidikan Jakarta Barat atau disdik terutama proses pengelolaan penentuan lokasi pembangunan sekolah baru. Analisis sistem berjalan diperlukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan sehingga pengembang sistem dapat menentukan kebutuhan sistem yang akan dirancang.
a. Tahapan Prosedur Sistem yang Sedang Berjalan 1. Badan Pusat Statistik memberikan data hasil sensus penduduk berdasarkan umur wajib sekolah kepada diknas. 2. Dinas Pendidikan menerima data sensus penduduk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut berisikan data sensus penduduk berdasarkan umur wajib sekolah. 3. Diknas menghitung dan membandingan jumlah sekolah, daya tampung sekolah dengan jumlah penduduk berdasarkan umur wajib sekolah. 4. Setelah menghitung dan membandingkan data tersebut, ditemukan hasil bahwa harus ada perluasan atau pembangunan sekolah baru. 5. Pihak Dinas Pendidikan harus menentukan lokasi strategis pembangunan sekolah yang akan di bangun, yaitu menentukan daerah mana yang harus ditambahkan sekolahnya, menentukan lokasi jauh tidaknya dengan pemukiman penduduk. 6. Setelah ditentukan dimana letak lokasi sekolah yang akan dibangun, maka pihak Dinas Pendidikan menyerahan dokumen
dan surat penyetujuan pembangunan sekolah baru kepada walikota. 7. Setelah Walikota menyetujui pembangunan sekolah baru tersebut dan anggaran APBD keluar pihak Dinas Pendidikan mengurus perizinan pembangunan sekolah baru kepada dinas tata kota.
b. Gambaran Prosedur Sistem yang Sedang Berjalan Berikut ini adalah diagram DFD yang sedang berjalan menggambarkan proses sistem informasi dinas pendidikan Jakarta Barat :
Gambar 3.3. Diagram Konteks Sistem Berjalan
Gambar 3.4. Diagram Nol Sistem Berjalan
3.2.2
Gambaran Permasalahan Setelah melihat sistem yang berjalan dan masukan dari wawancara
yang
telah
dilakukan,
maka
didapatkan
beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut : 1. Data mengenai kependudukan Jakarta Barat tidak tersedia dalam bentuk basis data. 2. Saat ini belum ada peta persebaran sekolah yang terkomputerisasi sehingga pihak Dinas Pendidikan belum dapat melakukan analisa data spasial dan non spasial. 3. Dinas Pendidikan masih kekurangan alat bantu dalam melakukan analisa kebutuhan sekolah sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menentukan lokasi pembangunan sekolah baru.
3.3
Kebutuhan Sistem Melihat sistem yang sedang berjalan saat ini, diperlukan suatu sistem informasi geografis yang dapat meningkatkan kinerja sistem dalam hal penentuan lokasi ideal sekolah sehingga dinas pendidikan dapat memaksimalkan analisa kebutuhan sekolah dalam pembangunan sekolah baru, antara lain : 1. Adanya suatu Sistem Informasi Geografis yang memiliki data spasial berupa peta persebaran sekolah, peta tingkat kepadatan penduduk di tiap kecamatan dan peta pemukiman penduduk. 2. Adanya suatu Sistem Informasi Geografis yang dapat menampilkan peta sebaran sekolah sebagai alat bantu dalam melakukan analisa data spasial dan non spasial untuk penentuan lokasi pembangunan baru. 3. Adanya database yang menyimpan data dari tiap sekolah SD sampai SMP dan data penduduk usia sekolah di tiap kecamatan. 4. Adanya informasi data koordinat lokasi – lokasi sekolah sehingga akan mempermudah dalam pencarian persebaran sekolah.
3.4
Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dihadapi Diknas Jakarta Barat saat ini, maka pemecahan masalahnya adalah merancang suatu Sistem Informasi Geografi yang menyediakan fasilitas sebagai berikut : 1. Memberikan informasi mengenai persebaran pembangunan sekolah baru berdasarkan analisa kebutuhan penduduk usia sekolah dan jumlah daya tampung. 2. Membuat basis data kependudukan wilayah Jakarta Barat.
3. Dengan adanya Sistem Informasi Geografis, Dinas Pendidikan dapat melihat persebaran sekolah dalam peta digital, didukung dengan ketersediaan data spasial dan data non spasial yang mendukung sistem agar dapat melakukan analisa pembangunan sekolah baru.
3.5 Perancangan Sistem 3.5.1 Flowchart
Gambar 3.5. Flowchart
3.5.2
Diagram Konteks Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukan dan keluaran sistem. Terdiri dari suatu proses yang tidak memiliki data store.
Gambar 3.6. Diagram Konteks
3.5.3
Diagram Nol
Gambar 3.7. Diagram Nol
3.6 Perancangan Database 3.6.1
Spesifikasi Tabel 1. Tabel Sekolah Nama Tabel
: Sekolah
Deskripsi
: Berisi informasi tentang sekolah
Primary Key : Kd_Sekolah
Tabel 3.1. Tabel Sekolah
Nama Field
Tipe
Panjang
Keterangan
Kd_Sekolah
VARCHAR
5
Kode sekolah
Nama
VARCHAR
50
Nama Sekolah
Alamat
VARCHAR
100
Alamat Sekolah
Px
DOUBLE
15
Nilai posisi horizontal pada peta
Py
DOUBLE
15
Nilai posisi vertical pada peta
Kd.Kecamatan VARCHAR
5
Kode kecamatan
Kd.Peta
VARCHAR
5
Kode peta
Kd.Kelurahan
VARCHAR
5
Kode kelurahan
2. Nama Table : Kecamatan Nama Table
: Kecamatan
Deskripsi
: Berisi informasi tentang kecamatan
Primary Key : Kd_kecamatan
Tabel 3.2. Tabel Kecamatan Nama Field
Tipe
Panjang
Keterangan
Kd_Kecamatan VARCHAR
5
Kode kecamatan
Nama kecamatan
50
Nama kecamatan
VARCHAR
3. Tabel Kelurahan Nama Tabel
: Kelurahan
Deskripsi
: Berisi informasi tentang kelurahan
Primary Key : Kd_kelurahan
Tabel 3.3. Tabel Kelurahan Nama Field
Tipe
Panjang
Keterangan
Kd_kelurahan VARCHAR
5
Kode kelurahan
Nama kelurahan
50
Nama kelurahan
VARCHAR
4. Tabel Data Kependudukan Nama Tabel
: Data Kependudukan
Deskripsi
: Berisi tentang informasi data kependudukan
Primary Key : Kd_data_kependudukan
Tabel 3.4. Tabel Data Kependudukan Nama Field
Tipe
Panjang
Keterangan
Kd_data_kependudukan VARCHAR 5
Kode data kependudukan
Jumlah penduduk berdasarkan umur
INT
10
Jumlah penduduk berdasarkan umur
Jumlah kepadatan
INT
10
Jumlah kepadatan
Kd.kelurahan
VARCHAR 5
Kode kelurahan
5. Tabel Data Pemetaan Penduduk Nama Tabel
: Data pemetaan penduduk
Deskripsi
: Berisi tentang informasi data pemetaan penduduk
Primary Key : Kd_data_pemetaan_penduduk
Tabel 3.5. Tabel Data Pemetaan Penduduk Nama Field
Tipe
Panjang
Kd_Data_pemetaan_Penduduk VARCHAR 5 6 Luas area
. Ta bel Peta
Kd_kelurahan
INT
10
VARCHAR 5
Keterangan Kode Data pemetaan penduduk Luas area Kode kelurahan
Nama Tabel : Peta Deskripsi
: Berisi tentang informasi data pemetaan penduduk
Primary key : Kd_peta
Tabel 3.6. Tabel Peta Nama Field
3.6.2
Tipe
Panjang
Keterangan
Kd_peta VARCHAR
5
Kode peta
Jenis peta
VARCHAR
10
Jenis peta
Nama peta
VARCHAR
10
Nama peta
Wilayah VARCHAR
20
Wilayah peta
Entity Relationship Diagram
Gambar 3.9. Entity Relationship Diagram
3.7 Perancangan Menu
3.7.1 Menu Utama
FILE
EXIT
ON / OFF
MAIN MENU
BUFFERING
SET BUFFER
LEGEND
Gambar 3.10. Menu Utama
3.7.2 ToolBox Utama PANEL INFORMASI
TOOL ZOOM IN
TOOL ZOOM OUT
TOOL PAN
MAIN TOOLBOX
TOOL ZOOM EXTENT
TOOL PAN
TOOL IDENTIFY
TOOL POINT
TOOL LAYER JALAN
TOOL LAYER GEDUNG
Gambar 3.11. Toolbox Utama
3.7.3
Panel Informasi
TAB DATA WILAYAH
PANEL INFORMASI
TAB DATA SEKOLAH
SD
TAB DATA ANALISA
SMP
Gambar 3.12. Panel Informasi
3.8 Perancangan Layar 3.8.1 Layar Halaman Utama
FILE
BUFFERING
LEGEND
KOORDINAT
INFORMASI
TAB INFORMASI
ZOOM IN
ZOOM OUT
ZOOM EXTEN OBJEK MAP / PETA PAN
INFORMASI MASING – MASING TAB
IDENTITY
POINT
JALAN
GEDUNG
Gambar 3.13. Layar Halaman Utama
Pada layar halaman utama ini menampilkan beberapa menu di antaranya menu file, buffering dan legend yang terdiri dari SD, SMP dan identified dimana dari submenu ini akan berisi menu-menu yang lainnya. Pada layar halaman utama ini juga sudah menampilkan peta wilayah Jakarta Barat beserta layernya. 3.8.2 Layar ToolBox Utama
FILE
PANEL INFORMASI
BUFFERING
LEGEND
TOOL ZOOM IN
TOOL ZOOM OUT
TOOL PAN
TOOL ZOOM EXTENT
TOOL PAN
TOOL IDENTIFY
TOOL POINT
TOOL LAYER JALAN
TOOL LAYER GEDUNG
Gambar 3.14. Layar Toolbox Utama Pada ToolBox utama ini terdapat beberapa tools yang berfungsi disamping untuk memudahkan dalam melihat peta yaitu zoom in, zoom out, zoom extent, pan, juga dapat melihat informasi titik-titik sekolah pada panel informasi yaitu identify, point, layer jalan, layer gedung.
3.8.3
Menu Buffering
FILE
BUFFERING
LEGEND
ON / OFF SET BUFFER
OBJEK MAP / PETA
Gambar 3.15. Menu Buffering Pada menu buffering ini menampilkan menu ON / OFF yang berguna untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fitur buffering. Menu set buffer berfungsi untuk memasukkan nilai jarak untuk buffer sekolah dalam satuan meter.
3.8.4 Layar Panel Informasi
FILE
BUFFERING
LEGEND
TAB DATA WILAYAH
TAB DATA SEKOLAH
TAB ANALISA
Gambar 3.16. Layar Panel Informasi
Panel Informasi menampilkan tiga tab yang masing-masing berisi data-data yang dapat ditambah, diupdate dan dihapus, antara lain: 1. Tab Data Wilayah berisi data-data wiayah yang hanya bisa diupdate, rincian data-data tersebut adalah data kecamatan, kelurahan, luas wilayah jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan jumlah penduduk usia sekolah SD dan SMP. ComboBox kecamatan selain dapat memilih kecamatan dan filter kelurahan juga dapat melakukan Zoom In pada peta kecamatan yang terpilih, begitu juga ComboBox kelurahan, selain dapat
menampilkan data wilayah pada kelurahan terpilihan juga dapat melakukan Zoom In pada peta kelurahan yang terpilih. 2. Tab Data Sekolah berisi data-data sekolah yang berada di wilayah Jakarta Barat, data-data ini dapat ditambah, diupdate dan dihapus. Data-data tersebut adalah nama sekolah, kecamatan, alamat sekolah, jumlah siswa, daya tampung siswa, informasi letak geografis longitude dan latitude 3. Tab Analisa berisi hasil analisa yang diperoleh dari proses pengolahan data wilayah dan data sekolah
3.9 State Transition Diagram ( STD )
Menampilkan Layar Menu Utama
PROSES EXIT
Keluar dari program Memilih File Menampilkan Sub Menu
EXIT
Menunggu Pilihan Menu
Memilih Buffering Menampilkan Sub Menu
Full Extent
Point
Memilih Tool Box Utama Menampilkan ToolBox
Panel Informasi
Menampilkan Panel Informasi
Zoom In
Zoom Out
Pan
Identify
Layer Jalan
PROSES BUFFER OFF
Layer Gedung Mematikan Tampilan Buffer pada Peta
OFF
Tab Data Wilayah
Tab Data Sekolah
PROSES BUFFER ON
Tab Analisa
Menampilkan Analisa Sekolah
Menampilkan Data Wilayah
Menghidupkan Tampilan Buffer pada Peta
Pilih Kecamatan
SD Pilih Kecamatan
Pilih Kelurahan
Update
SMP Menampilkan Data Sekolah
Kursor Data Kiri
Kursor Data Kanan
Cari Data
Tambah
Update
Hapus
Gambar 3.17. State Transition Diagram ( STD )
3.10
Spefisikasi Tipe Data Spesifikasi File Data Menu Utama Memasuki Menu Utama Tampilkan Form Menu Utama Tampilkan Peta Lakukan Pilihan Pilih Tampilkan Toolbox Menampilkan Toolbox Utama Melakukan pilihan
ON
Pilih Menu "Informasi" Menampilkan Panel Informasi Melakukan pilihan Pilih Tab "Data Wilayah" Menunggu input user Klik tombol “Update Data” Mengubah data Pilih Tab “Data Sekolah” Menunggu input user Klik tombol “Panah Kiri” Kursor data menuju ke data sebelumnya Klik tombol “Panah Kanan” Kursor data menuju ke data setelahnya Klik Tombol “Cari” Mencari data Klik Tombol “Tambah Data” Menambah data Klik Tombol “Update Data” Mengubah data Klik Tombol “Hapus Data” Menghapus data Pilih Tab “Analisa” Menunggu input user Pilihan Analisa Untuk SD
Melakukan Analisa berdasarkan data usia sekolah SD dan data Daya Tampung sekolah SD Pilihan Analisa Untuk SMP Melakukan Analisa berdasarkan data usia sekolah SMP dan data Daya Tampung sekolah SMP Pilihan Menu Zoom In Mengendalikan jarak pandang Peta menjadi lebih dekat Pilihan Menu Zoom In Mengendalikan jarak pandang Peta menjadi lebih jauh Pilihan Menu Zoom Extent (Full Extent) Mengembalikan jarak pandang Peta menjadi satu layar Peta penuh Pilihan Menu Identify Mencari wilayah Kecamatan/Kelurahan yang dipilih di Peta dan kemudian menampilkan informasinya di Panel Informasi Pilihan Menu Point Menambah data Point untuk posisi Longitude dan Latitude sekolah Pilihan Menu Layer Jalan Menampilkan layer jalan (street.shp) Pilihan Menu Gedung Menampilkan layer jalan (building.shp) Pilih Menu “File” Menunggu pilihan Pilih Menu “Exit”
Keluar Program Akhiri Program Pilih Menu “Buffering” Menunggu pilihan Pilih Menu “On/Off” Mengaktifkan fungsi buffering Menonaktifkan fungsi buffering Pilih Menu “Set Buffer” Mengatur jarak/radius buffering