BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dimana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003). 2.1.2. Tingkat pengetahuan ada 6 tingkatan yaitu 1. Tahu ( Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu spesifik terhadap seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, mengatakan dan sebagainya (Notoadmojo, 2003). 2. Memahami ( Camprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi secara benar orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan dan sebaginya terhadap objek yang
5 Universitas Sumatera Utara
6
dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus memakan makanan yang bergizi. 1. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan bahwa penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus
statistik
dalam
perhitungan-perhitungan
hasil
penelitian,
dapat
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 2. Analisis (Analysis) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kat-kata kerja dapat menggambarkan dan sebaginya (Notoadmojo, 2003). 3. Sintesis (Syintesis) Sintesis menunjukkan
suatu kemampuan untuk meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada sebelumnya. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
7
4. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek penelitian-penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan ketentuanketentuan yang sudah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak- anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu tidak mau ikut Keluarga Berencana dan sebagainya (Notoadmojo, 2003). 2.1.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Soekidjo Notoadmojo (2003) faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : 1. Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan epidemiplogi angka kesakitan maupun kematian hampir semua menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur, personal yang dihadapi apakah yang disampaikan dan dilaporkan tepat, apakah panjang intervalnya dalam pengalompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian dan apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian lain. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Universitas Sumatera Utara
8
Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan melakukan demi suksesnya upaya menyasuaikan diri menuju usi tua. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan hidup dimana semakin tua semakin bijaksana semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan dan tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum (Erfandi, 2009). Untuk mendapatkan laporan umur yang tepat pada masyarakat pedesaan yang kebanyakan masih buta huruf hendaknya mendapatkan informasi seperti catatan petugas agama, guru, lurah dan sebagainya. Dalam hal ini tentunya tidak menjadi soal bagi peneliti untuk keperluan perbandingan, maka WHO mengajukan pembagian umur sebagai berikut : Menurut tingkat kedewasaan 0 – 14 tahun
: Bayi dan anak- anak
15 – 19 tahun
: Orang muda dan dewasa
50 tahun keatas
: Orang tua
Universitas Sumatera Utara
9
2. Jenis Kelamin Angka dari luar negri menunjukkan angka kesakitan lebih tinggi dikalangan wanita dibandingkan dengan pria, sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut perbedaan angka kematian ini dapat disebabkan oleh faktorfaktor intrinsik. 3. Pendidikan Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa intaraksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal proses kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang klain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Namun
Universitas Sumatera Utara
10
perlu ditekankan bahwa seseorang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mendukung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut (Erfandi, 2009). 4. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun barang. Macam – macam jenis pekerjaan a. Buruh, Petani, Nelayam dan lain- lain b. Wiraswasta c. Pegawai swasta, d. TNI, POLRI e. Pegawai Negri Sipil Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
Universitas Sumatera Utara
11
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik (Ratna wati, 2009). 5. Sumber Informasi Sumber informasi adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti sebagai sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu keputusan mendatang Rudi Bertz dalam bukunya ”toxonomi of comunication” media menyatakan secara gamblang bahwa informasi adalah apa yang dipahami, sebagai contoh jika kita melihat dan mencium asap, kita memperoleh informasi bahwa sesuatu sedang terbakar. Media yang digunakan sebagai sumber informasi adalah sebagai berikut : 1. Media Cetak 2. Media Elektronik 3. Petugas kesehatan Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan semua orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru
Universitas Sumatera Utara
12
mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut (Erfandi, 2009). 2.1.4. Kategori pengetahuan Menurut (Arikunto, 2006) mengemukan bahwa untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi 3 tingkatan yaitu : 1. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100 % 2. Tingkat pengetahuan cukup bika skor atau nilai 60-75% 3. Tingkat pengetahuan buruk bila skor atau nilai < 60 % 2.2. Defenisi Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat- zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dan organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, dkk, 2002). Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester I, II dan trimester III harus cukup jumlah dan mutunya dari makanan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah (Bloker Pos Gizi ibu hamil, 2008).
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.1. Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi wanita hamil meliputi evaluasi terhadap faktor resiko diet, pengukuran, antropometrik dan biokimiawi. Faktor resiko diet dibagi dalam dua kelompok : a. Resiko selama kehamilan Faktor resiko diet selama kehamilan sangat dipengaruhi oleh Usia hamil dibawah 18 tahun, Keluarga prasejahtera, Food fadism (Kegilaan terhadap pola makanan tertentu yang terkesan aneh), Perokok berat, pecandu Berat badan ibu hamil dibawah 80 % atau diatas 8x dengan selang waktu dibawah 1 Tahun, Riwayat obstetrik ibu, Tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik. b. Resiko selama perawatan (Antenatal) Resiko selama perawatan antenatal ini sangat dipengaruhi oleh Pertambahan berat tidak adekuat dimana dibawah 1 kg/ bulan, Pertambahan berat berlebihan diatas 1 kg/ minggu, HB dibawah 11 g terendah 9,5 g, Ht dibawah 33 terendah 30 g. Resiko lain yang tidak langsung berkaitan dengan gizi diantaranya Tinggi badan dibawah 150 cm, Tungkai terkena folio,Hemoglobin dibawah 8,5 mg%, Tekanan darah diatas 140/90 mmHg, Edema dan albuminuria diatas 2, Presentasi bokong dan janin kembar, Pendarahan vagina dan malaria endemik (Arisman, 2007).
Universitas Sumatera Utara
14
2.2.2. Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan status gizi ibu waktu melahirkan dan status gizi ibu waktu konsepsi. Status gizi waktu konsepsi dipengaruhi oleh Keadaan sosial ekonomi ibu selama hamil, Keadan kesehatan dan gizi ibu, Jarak kelahiran, Paritas dan kehamilan pertama. Sedangkan status gizi waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan sosial ekonomi sewaktu hamil, pekerjaan fisik dan asupan pangan, pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi. Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis kemiskinan (keluarga prasejahtera) berguna untuk memastikan apakah ibu berkemampuan membeli atau memilih makanan yang bernilai gizi tinggi. Manfaat riwayat obstetri adalah membantu besaran kebutuhan akan zat gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh (Arisman,2007). Faktor lain yang mempengaruhi gizi ibu hamil a. Umur Lebih muda umur seorang wanita yang hamil, lebih banyak energi yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
15
b. Berat badan Berat badan yang lebih ataupun kurang daripada berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilan berjalan lancer. c. Suhu lingkungan Suhu tubuh dipertahankan pada 36,50 C-370C untuk metabolisme yang optimum. Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolism tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula energi yang dimasukkan. d. Aktivitas Setiap aktivitas memelurkan energy makin banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh. e. Status kesehatan Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi seperti hati, bayam dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
16
f. Pengetahuan Zat gizi dalam makanan Didalam perencanaan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa sangat berperan penting. banyak faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi. g. Status ekonomi Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makanannya (Path,dkk, 2004). h. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan Pada umumnya wanita lebih memperhatian khusus kepada kepala keluarga dan anak-anaknya. Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kaori setiap hari, ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan paling sedikit 4 kali selama kehamilannya (Path, dkk, 2004).
Universitas Sumatera Utara
17
i. Faktor yang terkait dengan status gizi wanita hamil dan hasil konsepsi
Status sosek ibu sebelum hamil
Status gizi ibu dan kesehatan ibu
Jarak kelahira n
Paritas
Usia hamil pertama
Status gizi ibu ketika konsepsi
Status sosek ibu ketika hamil
Pekerjaan fisik
Makanan
Penyakit infeksi
Status gizi ketika melahirkan Status kesehatan
GEN
Status gizi janin Berat janin
Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah Cukup kalori, protein, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, serta plasenta, pada makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak, cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan selama hamil, perencanaan perawatan zat gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk mempertahankan status gizi yang optimal dan juga dapat mengurangi reaksi yang tidak diinginkan seperti : mual dan muntah (Arisman, 2007).
Universitas Sumatera Utara
18
Kebutuhan zat gizi wanita hamil dihitung berdasarkan persentase peningkatan asupan zat gizi diatas kebutuhan wanita tidak hamil. Zat Gizi
%
Zat Gizi
%
Kalori
14%
Folate
122%
Protein
68%
VitaminB12
10%
Vitamin D
100%
Kalsium
50%
Vitamin E
25%
Fosfor
50%
Vitamin K
8%
Magnesium
14%
Vitamin C
17%
Besi
100%
Thiamin
36%
Seng
25%
Riboflavin
23%
Yodium
17 %
Niacin
13%
Selenium
18%
Vitamin B6
27%
(Arisman, 2007) 2.2.3. Nutrisi penting untuk ibu hamil a. Karbohidrat Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia yang harganya relativ murah. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada semester I, dan 350 kkal selama semester II, III. Di Indonesia pada saat ini konsumsi karbohidrat di batasi sekitar 50-60% dari kebutuha energi (kalori) Perhari. Sedangkan konsumsi lemak dan
Universitas Sumatera Utara
19
minyak dalam makanan sehari-hari dianjurkan tidak melebihi 25% dari kebutuhan energi. Apabila ibu hamil kurang mengkonsumsi karbohidrat akibatnya proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan dalam tubuh akan bisa terganggu (Musbikin, 2005). Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepungtepungan, selai, sirup akan tetapi di Indonesia sumber utama karbohidrat adalah makanan pokok seperti beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu (Almatsier, 2003). b. Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus didatangkan dari makanan. Selama kehamilan ibu hamil sangat membutuhkan banyak vitamin seperti vitamin A, B1, B2 dan niasin untuk menghasilkan energi. Disamping itu ibu hamil juga membutuhkan vitamin tambahan vitamin B6, B12, Vitamin C, Vitamin D serta asam folat untuk pembentukan sel-sel darah dan sel-sel lain (Musbikin, 2005). Dibawah ini akan duraikan vitamin yang dbutuhkan semasa kehamilan: 1. Vitamin A Vitamin A merupakan vitamin yang larut lemak dan vitamin A essensial untuk pemeliharaan kesehatan, kekebalan tubuh dan kelangsungan hidup. Kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
20
vitamin A harus terpenuhi selama kehamilan yang berkisar 8000 µg sedangkan sebelum hamil kebutuhan akan vitamin A 800 µg. Pada seorang ibu hamil yang mengalami deferensiasi sel dimana hal ini dapat terjadi dalam tiap tahap perkembangan seperti pada pembentukan sperma dan telur, pembentukan organ tubuh. Vitamin A berperan aktif dalam penentuan faktor keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein, selain itu vitamin A juga dibutuhkan untuk perkembangan tulang. Kebutuhan vitamin A selama kehamilan meningkat untuk kebutuhan janin, persiapan ibu untuk menyusui, pembentukan sel darah merah yang kemungkinan melalui interaksi dengan zat besi. Selama trimester ketiga dalam kehamilan sebanyak 1,3 mg retinol dialihkan dari ibu ke fetus. Makanan yang banyak mengandung vitamin A yaitu: Hati sapi, kuning telur, ayam, ginjal, ikan sarden, minyak ikan, seperti kangkung, bayam. tomat, jagung kuning, papaya, nangka masak, jeruk, wortel, daun papaya, daun singkong, mentega, minyak ikan, daging sapi dan minyak kelapa sawit. 2. Vitamin D Vitamin D sangat berguna untuk menyembuhkan riketsia yaitu penyakit dimana tulang tidak mampu melakukan fungsi. Vitamin D dapat dibentuk oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh tidak dapat cukup sinar matahari dapat dipenuhi melalui makanan. Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan tulang dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C. Berdasakan widya karya pangan dan gizi, angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil akan vitamin D 10 µg.
Universitas Sumatera Utara
21
Makanan yang merupakan sumber vitamin D : susu sapi, ASI, tepung susu, krim, keju, yogurt, kuning telur, hasil laut dan mentega. Selain itu fungsi vitamin D untuk meningkatkan absorbsi kalsium dari saluran gastrointestinal dan penting untuk pembentukan tulang. Sebelum hamil kebutuhan akan vitamin D 400 IU dalam setiap hari, kekurangan vitamin D akan menyababkan rekitsea atau kelainan bentuk tulang dan ukuran tulang (Nurachmah, 2001). 3. Vitamin E Vitamin E sangat berguna semasa kehamilan diantaranya fungsi vitamin E sebagai fungsi struktural dalam memelihara integritas membran, sintesis DNA, antioksidan, mencegah hemolisis sel darah merah, mencegah penyakit jantung koroner, Mencegah keguguran dan sterilisasi dan mencegah gangguan menstruasi. Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan pada ibu hamil yaitu 10 mg/ hari. Sumber vitamin E yang ada pada makanan : Jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kelapa, zaitun, sayuran dan buah-buahan (Almatsier, 2003). 4. Vitamin B1 Vitamin B1 sangat berperan esensial dalam transportasi energi dan konduksi membran selain itu vitamin B1 juga berfungsi menghasilkan energi. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan widya karya pangan nasional pada seorang ibu hamil memerlukan 0,2 mg vitamin B1/hari. Sumber vitamin B1 yang terdapat pada makanan : kacang kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, kuning telur, gandum, jagung kuning, unggas dan ikan (Almatsier, 2003).
Universitas Sumatera Utara
22
Kebutuhan vitamin B1 sebelum hamil setiap hari 1,5 mg zat ini perlu untuk metabolisme karbohidrat dan asam amino dan kekurangan vitamin ini mengakibatkan sindroma klinik atau beri-beri (Nurachmah, 2001). 5. Vitamin B2 Vitamin B2 dibutuhkan selama kehamilan sebanyak 0,2 mg/hari. Vitamin B2 ini banyak diperoleh dari : susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau selain itu vitamin B2 juga bisa didapatkan dari es krim, keju puting, kacang kedelai, dan udang (sunita almatsier, 2003). Vitamin ini diperlkan untuk proses oksidasi didalam sel dan jaringan normal dan memeliharanya. Sewaktu tidak hamil kebutuhan vitamin B2 sebanyak 1,8 mg/ hari (Nurachmah, 2001). 6. Vitamin B6 Angka kecukupan gizi pada ibu hamil akan vitamin B6 yaitu 2,2, mg/ hari yang berfungsi mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Makanan yang banyak mengandung vitamin B6 dapat diperoleh dari : daging sapi, hati sapi, hati ayam, jantung sapi, ikan tuna dan kuning telur (Almatsier, 2003). Fungsi vitamin ini berperan dalam metabolisme protein terutama dalam pembentukan beberapa asam amino dan mempengaruhi kerja membran sel. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan kejang, dermatitis, nausea (mual) dan muntah (Nurachmah, 2001). 7. Vitamin B12 Vitamin B12 sangat berfungsi untuk sintesis DNA dan kekurangan vitamin B12 ini dapat menimbulkan sindrom, selain itu,apabila sintesis DNA mengalami
Universitas Sumatera Utara
23
gangguan akan menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan sel darah merah pada sum-sum tulang belakang dan akhirnya akan menyebabkan anemia pada ibu hamil. Untuk ibu hamil dianjurkan oleh widya karya pangan dan gizi harus mengkonsumsi vitamin B12 sebanyak 0,3 µg/hari. Makanan yang banyak mengandung vitamin B12 yaitu : Hati sapi, hati ayam, ginjal, jantung, daging sapi, ayam, kuning telur, keju, sarden, dan ikan (Almatsier, 2003). 8. Vitamin C Vitamin C adalah Kristal putih yang larut dalam air. Vitamin C berfungsi membantu absorpsi kalsium dengan menjaga kalsium berada dalam bentuk larutan, permbakan protein seperti asam amino, pembentukan jaringan kolagen, pembentukan jaringan ikat, dan mempengaruhi absorpsi ginjal. selain itu vitamin C juga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Untuk ibu hamil dianjurkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu : 10 mg/ hari. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin C yaitu : daun singkong, jeruk, buah melon, stroberry, sayur paprika, rambutan, papaya, bayam, tomat dan kangkung (Almatsier, 2003). c. Protein Setiap manusia tentu membutuhkan protein agar dapat tetap hidup dan berkembang. Protein adalah pondasi sel pada manusia, pembangun jaringan tubuh seperti otot, kelenjar, organ-organ dalam, otak, syaraf, kulit, rabut, sebagai metabolisme, dan memperbaiki jaringan (Nurachmah, 2001).
Universitas Sumatera Utara
24
Kebutuhhan wanita hamil akan protein masih membubung sampai 68 % dan jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta untuk bayi nantinya. Jika dianggap 70% maka rata- rata pertambahan protein ialah 8,5 gr / hari dan Natinal academy of sciences mematok angka sekitar 30 gr. Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janin. Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester II. Trimester terakhir sewaktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gr/ hari. Menurut WHO tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gr/kg berat badan. Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3 nya merupakan bahan pangan yang bernilai biologi tinggi seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya, protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah cukup 1/3 bagian (Arisman, 2002). d. Lemak Lemak merupakan cadangan energi selain itu mempertahankan fungsi struktur jaringan tubuh khususnya jaringan syaraf. WHO mwnganjurkan konsumsi lemak berkisar 15-30 % dari total kebutuhan energi. Jumlah tersebut dianggap memenuhi kebutuhan asam lemak esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Lemak sangat berfungsi sebagai hasil sumber energy dalam setiap gramnya lemak menghasilka 9 kkal, sebagai pelarut vitamin juga membantu transportasi juga absorpsi vitamin A, D, E, K, lemak juga bermanfaat sebagai penghemat penggunaan protein untuk sintesa protein dan juga membantu sekresi asam
Universitas Sumatera Utara
25
lambung dan pengosongan lambung. Lemak dapat diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, margarine, mentega, lemak daging hewan dan ayam (FKM, UI, 2008). e. Zat Besi Kebutuhan wanita hamil akan Fe akan meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300 %. Perkiraan zat besi yang perlu ditimbun
selama
kehamilan
adalah
1040
mg
yang
perharinya
harus
mengkonsumsi 30 mg, dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan, 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 200 mg besi ditransfer kejanin dengan rincian 50-70 mg, untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menumbuhkan jumlah sel darah merah dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Zat besi diperlukan selain pembentukan sel darah merah pada saat hamil keperluan zat besi sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan bayi selama laktasi (6 bulan sesudah dilahirkan) persediaan ini diperlukan karena air susu ibu tidak mengandung garam besi. Selama kehamilan pasokan zat besi untuk janin nantinya disimpan dalam hati selama 5-6 bulan. Makanan yang mengandung zat besi yaitu daging khususnya ampela hati dan organ dalam lainnya, ayam semua jenis burung dan unggas, belalang, ikan, kerang dan cumi-cumi, semua jenis telur, buncis, kacang polong, sayuran berdaun hijau gelap, bunga matahari, labu dan ketela, ubi rambat, brokoli, tahu, roti dan seral juga sukun (Saminem, 2008). f. Asam Folat
Universitas Sumatera Utara
26
Asam folat merupakan vitamin yang dibutuhkan selama hamil berlipat dua. Asam folat berfungsi selama kehamilan untuk peningatan pembentukan sel darah merah. Kekurangan asam folat menyebabkan anemia pada ibu, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan cacat pada bayi yang dilahirkan . Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1993) menganjurkan dosisi sebesar 5 µg /kg /hari 200 µg tanpa membatasi pernah tidaknya melahirkan bayi cacat (Arisman, 2002). Makan-makanan yang mengandung asam folat seperti sayuran yang daunnya berwarna hijau gelap, daging, polong- polongan dan buncis, bunga matahari, labu dan ketela, seluruh jenis padi-padian seperti beras merah gandum, ikan, telur, jamur-jamuran (Fiona thompson, 2009). g. Kalsium Pada ibu hamil asupan kalsium dianjurkan kira-kira 200 mg/ hari bagi wanita hamil yang berusia diatas 25. Untuk mereka yang brusia lebih muda cukup 800 mg dan diperkirakan kebutuhan kalsium selama kehamilan 1200 mg. (Arisman, 2002) Kebutuhan kalsium selama kehamilan ini berfungsi untuk pembekuan darah, kontraksi otot dan pemeliharaan detak jantung. Sumber utama kalsium adalah susu dan olahannya seperti yogurt, keju, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, sayuran berdaun kuning (ketela ubi rambat) dan sayuran berdaun hijau (Fiona thompson, 2009). h. Fosfor Kebutuhan akan fosfor selama kehamilan berjumlah 1200 mg sedangkan sebelum hamil 800 mg. Fosfor selama kehamilan diperlukan untuk tulang,
Universitas Sumatera Utara
27
pertumbuhan gigi dan pertumbuhan sel. Sumber nutrisi fosfor dapat diperoleh dari sumber makanan seperti susu, keju, yogurt, daging, biji-bijian dan kacangkacangan (Arlene, 2000). i. Energi Selama hamil ibu harus menyimpan + 300 ini dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, plasenta, jaringan ibu dan untuk sintsis jaringan. Energy dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak (Arlene, 2000). j. Seng Kebutuhan seng sebelum hamil berkisar 12 mg, sedangkan semasa kehamilan 15 mg. Seng ini sangat dibutuhkan selama kehamilan untuk sintesis DNA dan RNA juga penting untuk pertumbuhan janin. Sumber penghasil seng yang banyak pada makanan sehari-hari seperti prodak hewani, ginjal, ikan dan kacangkacangan (Arlene, 2000). k. Yodium Kebutuhan yodium selama kehamilan 175 µg sedangkan sewaktu tidak hamil 150 µg. Yodium selama kehamilan diperlukan untuk metabolisme selama kehamilan dan yodium bisa didapatkan dari garam beryodium, seafood atau makanan yg bersumber dari laut, susu, dan roti (Arlene, 2000). l. Magnesium Magnesium sangat dibutuhkan semasa kehamilan untuk penghasil energi dan protein dan metabolisme pertumbuhan jaringan ikat. Selama hamil magnesium dibutuhkan 320 mg sedangkan sebelum hamil 280 mg. Penghasil magnesium yaitu kacang-kacangan, kelapa, daging dan biji-bijian (Arlene, 2000).
Universitas Sumatera Utara
28
m. Selenium Sebagai antioksidan dan proteksi membrane sel dari kerusakan selama kehamilan dibutuhkan selenium. Selama hamil selenium dibutuhkan 65 µg dan sebelum hamil 55 µg. Makanan yang banyak mengandung selenium yaitu daging bagian dalam dan seafood atau makanan yg bersumber dari laut (Arlene, 2000). n. Natrium Selama hamil natrium begitu dibutuhkan akan tetapi tidak ada penetapan berapa yang harus dipenuhi selama hamil. Natrium diperlukan selama kehamilan karena volume cairan mengalami peningkatan serta persyaratan untuk janin yang dikandung. Natrium dapat diperoleh dari garam beryodium, keju, potato, saos dan acar (Arlene, 2000). o. Niacin Dalam masa kehamilan untuk metabolisme energi perlu peranan niacin. Sebelum hamil niacin yang harus dikonsumsi berkisar 15 mg dan selama hamil kebutuhan akan niacin 17 mg. sumber penghasil niasin yaitu daging, ikan, daging unggas, kacang dan biji-bijian (Arlene, 2000).
Universitas Sumatera Utara