BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengetahuan Pengetahuan adalah, kata dasarnya ‘tahu’, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan an. Imbuhan ‘pe-an’ berarti menunjukkan adanya proses. Jadi menurut susunan perkataannya, pengetahuan berarti proses mengetahui, dan menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan. Sebagai salah satu bidang filsafat, masalah ini dipersoalkan secara khusus di pengetahuan dan bagaimana cara mengetahuinya. (Suhartono, 2008). Pengetahuan itu adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia. Keberadaannya diawali dari kecendrungan psikis manusia sebagai bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan. Sedangkan kehendak adalah salah satu unsur kekuatan kejiwaan. Adapun unsur lainnya adalah akal pikiran (ratio) dan perasaan (emotion). Ketiganya berada dalam satu kesatuan, dan secara terbuka bekerja saling pengaruh mempengaruhi menurut situasi dan keadaan. Artinya, dalam keadaan tertentu yang berbeda-beda, pikiran atau perasaan atau keinginan biasa lebih dominan. Konsekuensinya, ada pengetahuan akal (logika), pengetahuan perasaan (estetika) dan pengetahuan pengalaman (etika). Idealnya, pengetahuan seharusnya mengadung kebenaran sesuai dengan prinsip akal, perasaan dan keinginan. Dengan kata lain, pengetahuan yang benar haruslah dapat diterima dengan akal, sekaligus dapat diterima oleh perasaan dan layak dapat dikerjakan dalam praktik perilaku (Suhartono, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya oleh faktor internal yaitu umur, dengan bertambahnya umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Makin tua umur seseorang akan makin konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi. Pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah mencerna informasi sehingga semakin banyak juga pengetahuan yang
dimiliki,
sebaliknya
pendidikan
yang
kurang
akan
menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam,2001). Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, sehingga pengahayatan pengalaman akan lebih lama membekas. Informasi merupakan fungsi yang penting sebelum dilakukan sesuatu tindakan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan kesempatan untuk bertanya lebih lanjut. (Notoatmodjo,2007). Pengetahuan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor eksternal yaitu lingkungan,sosial budaya, dan status sosial ekonomi yang dimiliki seseorang dalam memperoleh informasi ataupun pengetahuan yang berada disekitarnya. (Notoatmodjo,2007). Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,
Universitas Sumatera Utara
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2009). Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a). Cara Tradisional atau Non ilmiah : 1.Coba-salah (Trial and Error). 2. Secara kebetulan. 3. Cara kekuasaan atau otoritas. 4. Berdasarkan pengalaman pribadi. 5. Melalui jalan fikiran manusia. b).Cara modern yaitu cara memperoleh pengetahuan yang lebih sistematis, logis dan lebih ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, Atau lebih popular disebut dengan metode penelitian (Research Methodology). (Notoatmodjo, 2010). 2.2.Air susu ibu (ASI). Makanan bayi yang paling utama adalah ASI. Semua gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi telah terkandung didalamnya. Pemberian ASI (MP-ASI) diberikan kepada bayi hingga bayi mencapai usia 6 bulan. Menyusui MP-ASI adalah memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum (Depkes RI, 2005). Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning di banding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel,dengan kasiat kolostrum sebagai berikut: 1). Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan. 2). Mengandung kadar protein
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi. 3). Mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan. ASI masa transisi adalah ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh. ASI mature adalah ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya. ( Kristiyanasari, 2009). 2.3.Makanan pendamping ASI (MP-ASI). Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, Khususnya pada umur dibawah 2 tahun (baduta). Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Oleh karena itu sejak bayi usia 6 bulan, selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MPASI). 2.3.1. Pengertian makanan pendamping ASI (MP-ASI). Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6-24 bulan. Peranan makanan tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan untuk melengkapi ASI, Jadi, Makanan
Universitas Sumatera Utara
pendaming ASI harus tetap diberikan kepada anak, paling tidak sampai usia 24 bulan (yesrina, 2000). 2.3.2. Waktu yang tepat memberikan MP-ASI. Setelah bayi berumur 6 bulan, pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang beraktivitasnya sudah cukup banyak. Pada umur 6 bulan, berat badan bayi yang normal sudah mencapai 2-3 kali berat badan saat lahir. Pesatnya pertumbuhan bayi perlu dibarengi dengan pemberian kalori dan gizi yang cukup. Oleh karena itu, selain ASI, bayi pada umur 6 bulan juga perlu diberi makanan tambahan-disesuaikan dengan kemampuan lambung bayi untuk mencerna makanan. Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) plus ASI hingga bayi berumur 2 tahun sangatlah penting bagi bayi. (Prabantini, 2010). 2.3.3. Tujuan memberikan MP-ASI. Sesuai dengan namanya, makanan pendamping ASI diberikan sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhan kalori anak. MP-ASI diberikan pada waktu transisi dari pemberian ASI ekslusif ke bentuk makanan keluarga. Berikan MP-ASI pada saat yang tepat, yaitu sekitar 6 bulan, saat pemberian ASI saja sudah mulai tidak mencukupi kebutuhan bayi sehingga bayi harus mendapatkan sumber energi lain di samping ASI untuk pertumbuhan dan perkembangannya. (Rini dan Bernie, 2011). Bayi yang siap menerima makanan padat akan memberikan sinyal kepada orang tuanya, memberitahukan bahwa dia sudah siap menambah variasi dari sekedar susu. Secara umum, bayi menunjukkan kesiapan
Universitas Sumatera Utara
menerima makanan pendamping jika menunjukkan tanda-tanda berikut : 1). Bayi mulai memasukkan
tangan ke mulut dan mengunyahnya. 2). Berat
badan sudah mencapai dua kali lipat berat lahir. 3). Bayi merespon dan membuka mulutnya saat disuapi makanan. 4). Hilangnya reflex menjulurkan lidah. 5). Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika disodori puting susu. 6). Bayi rewel atau gelisah, padahal sudah diberi ASI atau susu formula sebanyak 4-5 kali sehari. 7). Bayi sudah dapat duduk sembari disangga dan dapat mengontrol kepalanya pada posisi tegak dengan baik. 8). Keingin tahuannya terhadap makanan yang dimakan oleh orang lain semakin besar. Bayi memperhatikan dengan seksamam saat orang lain makan. (Biasanya mulut mereka ikut mengecap). (Dwi, 2010). Setelah umur 6 bulan, bayi mulai membutuhkan makanan padat dengan beberapa nutrisi, seperti zat besi, vitamin C, protein, karbohidrat, seng, air, dan kalori. Oleh karena itu penting juga untuk tidak menunda hingga bayi berumur lebih dari 6 bulan karena, manunda dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. (Prabantini, 2010). 2.3.4. Cara pengolahan MP-ASI. Cara mempersiapkan masakan dalam pengolahan makanan sebaiknya perhatikan keamanan dan kebersihan selama proses persiapan, penyimpanan, dan pemberian makanan pada si kecil: 1). Mempersiapkan peralatan : pastikan bahwa peralatan yang anda gunakan, seperti; panic, talenan, dan blender / food processor telah dibersihkan dengan baik. 2). Persiapan untuk memasak : buah dan sayur, daging. Cara memasaknya: mengukus, merebus dan tim,
Universitas Sumatera Utara
memanggang,
memasak
dengan
microwave,
menggoreng,
dibakar.
(Prabantini, 2010). Cara mengolah MP-ASI ialah sama menu anak menu orang dewasa hanya saja tidak pedas dan konsistensi agak lunak, dengan memperhatikan menu seimbang, yaitu: nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan bila ada, ditambah susu dan ASI sebaiknya tetap diberikan. (Ellya, 2010). 2.3.5. Jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI). Apakah urutan pemberian jenis makanan pendamping ASI harus mengikuti aturan tertentu? Ternyata tidak. Meskipun buah dan bubur susu dipercaya sebagai jenis makanan yang harus diberikan pertama kali pada bayi, tetapi menurut WHO (2004), sebaiknya bayi mengonsumsi aneka sumber makanan setiap hari sebagai makanan pendamping ASI dan tidak hanya bergantung pada sumber makanan nabati, walaupun untuk mengenalnya perlu dilakukan secara bertahap. Pemberian bahan makanan tunggal pada awal pengenalan membantu bayi mengenal rasa sehingga diharapkan ia dapat menyukai aneka bahan makanan di kemudian hari. (Handy, 2010, hal 34). Jenis makanan pendamping ASI yang dapat diberikan diantaranya adalah sebagai berikut : 1). Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah, misalnya : pisang ambon, papaya, jeruk manis, tomat dan lainya. 2). Makanan lunak dan lembek. Seperti: Bubur susu, nasi tim. ( Marimbi, hal: 60-64, 2010).
Universitas Sumatera Utara
2.4. Anak 2.4.1. Definisi anak. Seseorang anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Seperti yang diberitakan, bahwa usia anak-anak tersebut masih berusia 10 sampai dengan 16 tahun. Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. (Junaidi, 2009). 2.4.2
Usia 6-24 bulan. Anak di usia ini disebut juga bayi,dan termasuk kelompok usia yang
masih rentan terhadap penyakit infeksi karena daya tahan tubuhnya yang relative masih lemah. Oleh karena itu, ibu harus mengenal tanda-tanda bayi sakit. Merupakan fase sensitive perkembangan makan bayi. Bayi sudah mencapai
tahap
perkembangan
kemampuan
makan
sehingga
perlu
diperkenalkan bentuk makanan pendamping ASI untuk melatih organ pencernaan bayi. Makanan yang diberikan harus aman dan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, ibu juga berperan dalam mengenal respons bayi saat pengenalan makan serta menggunakan proses makan sebagai stimulasi. (Bernie, 2011, 76-78).
Universitas Sumatera Utara